, : r i
SELEKSI
BOBOT SAPIH PADA
SAPI DAGING
DI, LADANG
TERNAK
DISERTASI
Oleh :
S U M A D I
PROGRAM
PASCASARJANA INSTITUT I'ERTANIAN BOGORRINGKASAN
SUMADI, S e l e k s i Bobot Sapih Pada S a p i D a g i ~ g
D i
LadafigTernak, (dibawah bimbingatl HARIIdUIlT.1 MARTWO, sebagai
ketua,
R.
EDDIE m A b I ,H,
ANSORI MA!LTJIK, H.MOELJAEWO D J O J O W N O dafi BEDJO
SOEWARDI
sebagai anggota) ,Program pemuliaan untuk peningkatan p m d u k t i v i t a s
a t a u pengembangan prdduksi induk
-
an&
s a p i daging d i ladang t e r n a k ( r a n c h ) h a r u s ditekanlran pada s i f a t produksidan reproduksi yang mempunyai -ti ekonomi, y a i t u panen
p e d e t , bobot s a p i h , bobot s e t a h u n m d m bobot potong,
Disamping i t u s e l e k s i d m a t a u pengaturan s i s t e m per-
kawinan padh s a p i daging, didalam pelaksanaannya memerlu-
kan waktu yang lama d m b i a y a yang cukup t i n g g i - Oleh
karena i t u jawaban a t a u pemecahan masalah d i a t a s dilakukan
melalui pendekatan t e o r i t i s d i bidang pemuliaan t e r n a k
dengan menggunakan d a t a h a s i l pencatatan dan pengamatan
lapang, kemudian dilakdsan s u u l a s i dengm komputer,
P e n e l i t i a n b e r t u j u a n untuk
menilai
kemungkinapeningkatan mutu g e n e t i k dan bobat pada b b o t s a p i h s e c e r a
langaung dan peningkatan hutu g e n e t i k dan bobot pada
bobot setahunan d m bobot potong secapa t i d a k langsung
sebagai alribat s e l e k s i bobot s a p i h pada usaha ladang
t e r n a k d i B i l a River Ranch, Pare-Pare, Sulawesi S e l a t a n
mengetahui proyeksi pengembangan populasi, apabila diasum-
si ada perbaikan pada koefisien teknis selama lima tahun.
Dalam proyeksi pengembagan populasi ini dapat diketahui
peningkatan total populasi d m jumlah sapi yang dapat
dijual setiap akhir tahun.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna, (1)
untuk menentukan langkah-langkah yang seharusnya ditempuh
dalam melaksanakan program pemuliaan ternak, terutama
m t u k peningkatan dan pengembangan produktivitas atau
produksi induk
-
anak sapi daging, (2) untuk mefiilaipotensi genetik dan merupakan petwjuk yang mantap kearah
mana perencanaan pemulim sapi daging diarahkan serta
bagaimana cara melaksana-lrannya.
Penelitian ini menggmakan data sapi Brahman Cross
(Bx)
di Bila River Ranch(BRR),
PT.
Berdikari UnitedLivestock, Pare-Pare, Sulawesi Selatan dan pada usaha
penggemukan
PT.
Kariyana Gita Utama (Feedlot), Cicurug,Sukabumi. Data yang digmakan berupa catatan produksi dan
reproduksi d m silsilah dari tahun 1989 sampai 1991-
Parameter genetik yang digurlakan pada awal aimulasi
populasi, adalah fiilai heritabilitas m t u k bobot sapih,
bobat s e t a h m m dan bobot pbtofig sebesar 0,34; 0,48; dan
0,58. Nilai korelasi genetik antara bobot sapih dengan
bobot pdtong sebesar 0.52. Nilai ripitabilitas untuk bobot
sapih adalah 0,42, Selanjutnya pada tahun ke tujuh dilaku-
proses simulasi pada tahun ke 8 s a m p a i 12, baik pada
populasi kontrol maupun h a s i l s e l e k s i ,
D i
s w i n g i t u padatahun ke 12 baik pada populasi k o n t r o l maupun s e l e k s i
dilakukan penghituhgan p e a m e t e r genetik yang selanjutnya
digunakan untuk proses simulasi pada kedua populasi t e r s e -
but d a r i tahun ke 13 sampai 17,
Ebbot sapih yang diperoleh dari
data
laDana
adalah102,61 f 17,91 kg m t u k jantan, 100,74 f 16,89 kg untuk
b e t i n a dan rataannya 101,68
+
17,45 kg. Bobot setahman309,08
+
25,77 kg untuk jantan, 269,84+
8,56 kg untukb e t i n a dan rataannya 289,46 f 17,17 kg, Bobot potong
436,12 f 36,66 untuk j m t a n dan 404,O f 24,42 kg untuk
b e t i n a d m eataannya 420,06 f 30,54 kg.
S
i
s
t
e
m
-
Sapi yang dikawinkan padasemua generasi jumlahnya t e t a p , y a i t u 400 ekor b e t i n a dan
20 ekor jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok a t a u pedok
I , 11, I11 dan I V dengan 100 ekor b e t i n a dan 5 ekor jantan
s e t i a p pedok, Perkawinan pada s e t i a p pedok dilabuban
s e c a r a acak dengan asumsi 1 ekor jantan mengawini 20 ekor
betina. Jantan maupun b e t i n a digunakan dalam perkawinan
mulai umur 18
-
24 bulan, d m j a n t m &an d i g a n t i s e t i a p tahun dengan penggafiti b e r a s a l d a r i kelompok l a i m y a ,sedangkan betifla d i g a n t i sebanyak 20 X per tahun dan peng-
gantinya b e r a s a l d a r i pedok yang sama, Berdasarkan siatem
perkawinan i n i diasumsi t i d a h ada inbreeding, Disamping
l e p a s s a p i h 1 %, nisbah j a n t a n dan b e t i n a d i b u a t s e c a r a acak, kematian b u l l dan itldub adalah 1 % dan 2 X .
GeneraL_dasas~u.jaWa,
Populasi d a s a r t e t u a d i b u a tuntuk menciptakan t e t u a , b a i k j a n t a n m a u p u t l b e t i n a rang
menghasilkan anak yang akan d i s e l e k s i . Tetua t e r d i r i atas
empat kelompok dan s e t i a p kelompok t e r d i r i atas 5 p e j a n t a n dan 100 ilnduk,
(amkl.
N i l a i g e n e t i k t e t u a j a n t a ndan b e t i n a digunakm m t u k n k n g h a s i l k m keturunan a t a u
an&, Jumlah anak yang d i h a s i l k a n s e t i a p g e n e r a s i tergan-
tung k o e f i s i e n teknis, d m afmk
jmtan
maupun b e t i n a yangd i p i l i h sebagai pengganti juga tergantung kebutuhan,
Selelrsi.
S e l e k s i y m g dilakukan a d a l a h s e l e k s i rhaaaa t a u individu. Tetua j a n t m s e t i a p tahun d i g a t l t i semua,
dan induk disifigkirkan sebmyak 20 X dengan k r i t e r i a daya
produksinya rendah, K r i t e r i a s e l e k s i an& sebagai penggan-
ti adalah n i l a i pemuliaah bobot s a p i h yang t i n g g i , dan
s e l e k s i pada bobot s a p i h juga digunakail u l t u k s e l e k s i
t i d a k langsung terhadap bobot setahunan dan bobot potong.
Selanjutnya pada s e t i a p gefierasi h a s i l s e l e k s i s e l a l u
diduga respon s e l e k s i n y a ,
Prasessimulasi, Proses i n i dimulai dengan menyusun
s u a t u program dalam bahasa P a s c a l untuk membangkitkan
populasi d a s a r t e t u a dan populasi anak sampai tahun be 17,
b a i k populasi k o n t r o l maupun h a s i l aelesksi, Selanjutnya
potong pada populasi kontrol maupun hasil seleksi.
Kemudian dibuat grafik bobot sapih, bobot setahunan dan
bobot potong pada kedua populasi tersebut secara manual.
s w n seleksi. Respon seleksi per tahun dihitung
secara manual pada bobot sapih, bobot setahunan dan bobot
potong dan selanjutnya dibuat grafiknya.
n trob-. Hal ini dibuat w t u k
melihat perkembangan populasi dan produksi selama 5 tahun.
Koefisien teknis yang digunakan pada populasi awal adalah
kelahiran 63 %, kematian mak 5 %, sapihan 60 %, mati
lepas sapih 1 %, lama induk d m bull digunakan 5 dan 1
tahun, mati induk d m bull 2 dan 1 X , nisbah bull (pejan-
tan) dan induk 1 : 20, nisbah anak jantan dab betina aebe-
sar 1 : 1, dan daya tampung 1 =/ha-
Selanjutnya sampai tahun ke lima ada beberapa koe-
fisien teknis yang dikembangkan, yaitu kelahirarl 70 X ,
kematian
anak
4% dan induk mati 1 % dan koefisieh laimyatetap.
Populasi t a h m pertama terdiri atas, ihduk 400 ekor,
anak (0
-
7 bulah) 240 ekor, heifer umur 7-
20 bulansebmyak 80 ekor, jantan umur > 7-20 bultill sebanyak 25
ekor, bull umur > 26 bulan sebanyak 22 ekor dan total
populaei
683
ekor(567
) Setiap akhir tahm pengem-bangan dihitung total populasi d m jumlah ternak yang
Validasi model yang digunakan adalah dengan cara
membandingkan rataan antapa data lapang sebagai maaukkan
dengan data hasil simulasi, Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji t, antara data bobot sapih tahun 1989,
1990 dan 1991 dengan bobot sapih hasil simulasi tahun he
1; 2 dan 3, menunjukkarl perbedaan yang sangat nyata
(P~6,01) pada r a t a m bobot sapih tahun 1989 dengan hasil
simulasi tahun ke satu. Hal ifii disebabkan pada tahun 1989
masih menggunakan manajemen lama dan t a h m 1990 sampai
sekararig meliggunakan manajemen baru pada semua aspek usaha
ladang ternak, terutama tatalaksana penyapihan pedet.
Selanjutnya rataan bobot sapih tahun 1990 dengan hasil
simulasi tahun ke dua dafi bobot sapih tahun 1990 dengan
.bobot sapih hasil simulasi tahun ke tiga, menunjukm
perbedaan yang tidak nyata.
Disamping itu bbbot sapih, bobot setahunen dan bobot
potong hasil seleksi dihitung selang kepercayaahnya (Steel
dan Torrie, 1984), batas atas dan batas bawah, kemudian
dibuat grafiknya. Grafik Pataan bbbot sapih, bobbt seta-
h m a n dan bobot potong dengafi batas stag d m batas bawah
ternyata polmya sama d m dekat sekali.
Oleh karena itu model simulasi yang digunakan dalam
penelitian ini dikatak- valid sehingga dapat dipercaya
untuk digunakah didalarh analisis-
Hasil simulasi seleksi pada bobot aapih, bobot seta-
Rataan perubahan g e n e t i k yang diduga dengan respon
s e l e k s i pada bobot s a p i h , bobot setahunan dan bobot potong
d a r i semva pedok dan tahun, t e r n y a t a n i l a i n y a b e r v a r i a s i
dan semuanya p o s i t i f - Rataan perubahan g e n e t i k bobot s a p i h
d a r i s e l u r u h tahun pada pedok I , 11, I11 dan I V adalah O,59; O,57; O,57 dan O,60 dengan r a t a a n s e l u r u h pedok
adalah 0,58 kg.
Rataap perubahan g e n e t i k bobot setahunan a k i b a t
s e l e k s i pada bobot s a p i h , pada pedok I , 11, I11 dan I V
adalah 0,39; Q,39; 0.36; dan 0,39 dengan r a t a a n 0,38 kg.
Rataan perubahan genetik bobot potong a k i b a t s e l e k s i
pada bobat s a p i h , pada pedok I , 11, I11 dan I V adalah 0,58; 0,60; 0 , 7 1 dan 0,60 dengan r a t a a n 0,62 kg.
Bobot s a p i h s e t e l a h d i s e l e k s i selama 10 tahun, t e r -
nyata t e r j a d i peningkatan bobot s a p i h dengan r a t a a n 1.63
kg pada t e t u a dan 2,28 kg pada anak- D i samping i t u juga
mengakibatkan peningkatan bobot setahunan dengan r a t a a n
0 , 7 3 kg pada t e t u a dan 1,18 kg pada anak, dan peningkatan
bobot potong dengan r a t a a n 0,63 kg pada t e t u a d& 1,14 kg
pada anak.
Rataan kenaikan bobot s a p i h per tahun pada semua
pedok s e b e s a r 1 , 0 1 % untuk t e t u a dan 1 , 7 4 % untuk a n d , r a t a a n kenaikan bobot setahunan pertahun pada semua pedok
s e b e s a r 0,20 % untuk t e t u a dan 0,32 % untuk anak dan r a t a a n kenaikan bobot potong pada semua pedok s e b e s a r 0,16
Perbedaan bobot s a p i h , bobot setahunan dan bobot
potong h a a i l s e l e k s i dengan populasi k o n t r o l pada tahun ke
17 b e r t u r u t - t u r u t adalah sebesar 14,41%; 1,98 X dan 1,51%.
RI w~ulaai- Selama lima tahun pengembangan- t e r j a d i penambahan populasi s e b e s a r 2,82 X
dengan r a t a a n 0 , 7 1 X pertahun. Populasi s a p i d a r i tahun ke
s a t u sampai ke lima, sebesar 567; 569; 574; 578; dan 583
Satuan Ternak.
Jumlah s a p i yang dapat d i j u a l pada tahun pertama t e r d i r i a t a s induk a f k i r 31,44 %, dara (20 b l ) 17,03 X ,
jantan (20 b l ) 41,05 % dan b u l l 10,48 X , sedangkan pada
tahun ke lima masiilg-masing s e b e s a r 29,80 X , 19,61 X ,
41,18 % dan 9 , 4 1 %. Selanjutnya selama lima tahun pengem- bangan t e r n y a t a jumlah penjualan induk dan b u l l a f k i r menurun masing-masing sebesar
-
1,64 X d m-
1,07 %,sedangkan h e i f e r a t a u dara d m jantan (20 bulan) semakin
naik masing-masing sebesar 2,58 X d m 0,13 %.
Berdasarkan h a s i l p e n e l i t i a n i n i dapat diambil keaim- pulan bahwa s e l e k s i pada bobot s a p i h aelama 10 tahun,
dapat meningkatkan kemajuan genetik s e c a r a langsung pada bobot sapih d m s e e m a t i d a k langsung pada bobot setahunan
dan bobot potong dengan r a t a a n masing-masing sebesar 0.58;
0,38 d m
0,62
kg.Selanjutnya s e l e k s i pada bobot sapih s a p i daging
s e b e s a r 2,28; 1,18 dan 1,14 kg, Oleh karena i t u bobot
s a p i h sangat t e p a t dan ekonomis untuk digunakan sebagai
s a l a h s a t u b i t e r i a s e l e k s i , dalam mengembangkan dan
meningkatkan produksi induk
-
anak s a p i daging a t a u Brah-m a n Cross
(Bx)
d i ladang t e r n a k ( r a n c h ) .D i
samping i t u pada usaha ladang t e r n a k ( r a n c h ) ,a p a b i l a dilalnrkan peninglratan k e l h i r a n 7 X , penurunan
kematian an& 1 % d m induk 1 % pada s a p i Brahtnan Cross
(Bx), maka dapat meningkatan panen pedet a t a u sapihan
s e b e s a r 7 %, populasi a k h i r 2,82 % dan jumlah s a p i yang dapat d i j u a l sebesar 2 , 7 5 %.
Program s i m u l a s i dan komputer dapat digunakan sebagai
a l a t m t u k membantu percobaan dan a n a l i s i s s e l e k s i bobot
s a p i h pada s a p i Brahmm Cross
(Bx)
pada usaha ladangt e r n a k , dan juga dapat untub meramalkan dan a t a u menggam-
barkan kemajuan g e h e t i k dan feilotipe s e c a r a c e p a t d m
murah, Selanjutnya h a s i l t e r s e b u t dapat digunakan sebagai
bahan masukan untuk pengambilan keputusan o l e h manajemen
usaha peternakan,
Selanjutnya disarankan aebaiknya para a h l i pemuliaan
t e r n a k bekerjasama dengan para programer untuk membuat
program s i m u l a s i yang dapat digunakan pada percobaan,
a n a l i s i s , meramalkan dan a t a u menggambarkan kemajuan
Usaha ladang ternak sapi daging disamping harms
meningkatkan produktivitas melalui kuantitas d m h a l i t a s
sapi, sebaiknya juga integrasi dengan usaha penggemukan,
usaha rumah potong hewan, prosesing hasil ternak serta
usaha pemasaran ternak dan haail ternak sehingga mendapat-
SELEICSI
BOBOT
SAPIH PADA SAP1 DAGING
DI
LADANG TERNAIC
D i s e r t n s i scbagai salah s a t u s y a r a t u n t u k mcmperolch g e l n r
D o k t o r
pada
Program P a s c a s a r j a n a , I n s t i t u t P e r t a n i a n Bogor
PI~OCIZAhI
PtlSCtlStlIU
A N ASELEKSI BOBOT SAPIH PADA S A P 1 DAGING
D I W A N G TrSRNAK
Oleh
S U M A ' D I
PTK 85508
Menyetujui
1, K o m i s i P e m b i m b i n g
( P
-
o ~ a r i m u r t y Martojo)K e t u a
.
-
I
( P r o f - D r .
H-
E d d i e G u r n a d i ) ( b d l 3 . Moel j arno ~ j p d o P a r t o n o ! ~ ~ ~ ) A n g g o t a A n g g o t an
( D r . H . A , A , M a t t j i k ) ( D r . Bedjo S o e w a r d i , MSc )
2. Ketua P r o g r a m S t u d i
Ilmu T e r n a k ertanian B o g o r
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gorang-Gareng, Magetan, Jawa
Timur pada tanggal 19 Maret 1952, putra tunggal dari ayah
Saiman Hardjo Prajitno dan ibu Soekarmi.
Lulus Sekolah Ralsyat Negepi tahun 1965, Sekolah
Menengah Pertama Negeri tah- 1968 d m Sekolah Menengah
Atas Negeri tahun 1971 di Magetan, Jawa Timur.
Pada t a h m 1973 menjadi mahasiswa Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada, Sejak tahun 1976, penulis telah
mulai bekerja sebagai tenaga asisten tidak tetap pada
Laboratorium Pemuliaan Ternak Fakultas Peternakan Univer-
sitas Gadjah Mada dibawah bimbingan Bapak Drh. Wartomo,
MSA. Pekerjaan inilah y m g selanjutnya ditekuni penulis
setelah meriyelesaikan kesarjanamya pada tahun 1978 dan
1980 diangkat sebagai dosen tetap pada Fakultas Peternaka
Universitas Gadjah Mada.
Tahun 1983 sampai t a h m 1985 mengikuti pendidikan
Magister Sains di Institut Pertanian Bogor dan memperoleh
gelar Magistep Saias pada tahun 1985. Selmjutnya sejak
bulan September 1985 terdaftar sebagai mahaaiswa S3 Pro-
gram Pascasarjana Institut Pert-iatl Bogor, pada Program
Studi Ilmu Ternak.
Menikah dengan Marcella Rienhartati pada tahun 1985
dan dikaruniai dua orang putra, yaitu Rendi Hadiwijoyo dan
Dengan memanjatkan pugi syukur kehadirat Allah Subha-
nahu Wata'ala, penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada berbagai pihak, baik perorangan atau
instansi yang telah memberikan bantuan pikiran dan atau
finansial sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
Tulisan ini adalah laporah lengkap hasil penelitiah Selek-
si Bobot Sapih Pada Sapi Daging di Ladang Ternak, Bila
River Ranch
PT.
Berdikari United Livestock Pare-Pare,Sulawesi Selatan dan
PT.
Kariyana Gita Utama, Cicurug,Sukabumi, Jawa Barat,
Sulit rasanya bagi penulis mtuk mengungkapkan satu
persatu. Oleh karena itu, tanpa mengurangi arti bantuan
yang diberikan oleh yang lain, penulis menyampaikan terima
kasih sebesar-besamya secapa khuaus kepada :
1. Bapalr Pr0f.D~- B a r h w t i Maictojo, sebagai ketua komisi
penasehat yang telah barkyak memberikan petunjds,
pengarahan dan bimbingan sejak direncarlakan, dilaksa-
nakan hingga akhir penelitia ini.
2, Bapak Praf.Dr.
R.
Eddie Gurnadi, Lk,H - A-A.
nattjik,Dr.
H.
Moelyarno Djojomartono, HSA danDr.
BedjoSoewardi, sebagai anggota komisi penasehat yang telah
banyak memberikan petunjuk dan nasehat sehingga
3. Koordifiatar Lembaga Pendidikan h k t o r , Depdikbud yang
telah menjadi penyandang dana utama bagi penulis
selama mengikuti pendidikan doktor di Institut Perta-
nian Bogor.
4 . Bapak Ketua Yayasafi Super Semar, yang membantu seba-
gian biaya pendidikm, penulis sampaikan banyak terima
kasih
.
5. Bapak Ir. Nurendro Trikesowo, direktur Utama
PT.
Kariyana Gita Utama beserta staf, yang telah memberi-
kan izin penelitian dan bantuan moril dan materiel
sampai selesainya laporan ini.
6 , Bapak Maman
P,
Kosim, Direktur UtamaPT,
BerdikariUnited Livestock beserta staf, yang telah memberikan
izin dan tempat penelitian serta bantuan moril dan
materiel.
7. Bapak Rektor Universitas Gadjah Mada yang memberi
kesempatan kepada peilulis m t u k mengikuti pendidikan
latljutan,
8 , Bapak b k a n Pakultas Peternakan Universitas Gadjah
Mada yang medberikan kesempatan kepada penulis untuk
mexigikuti pendidikm lanjutan.
9. Bapak Pimpinan Institut Pe~tanian Ebgor, yang rnenerima
penulis sebagai mahasiswa Program Doktor di Program
10. Bapak Ir. K u ~ d i Ishak, IP. Bambang Hartoyo, Sumardjo,
SE, Ir. Bambang Wijanarko, Drh. Rudy Bawolje, Ir. Luk-
man Massiara, Ir.
R,
Wijoyo, Ir.A.
Ridwan, Ir. AsrulNaaution, Ir. Nono Ngadiyono, MS., Ir. Suharto, MS.,
dan bapak Ir. Sujadi Rekso Hadiprajo yang telah banyak
memberi motivasi pada penulis sampai selesainya lapor-
an ini.
11. Bapak Drh. Wartoao,
MU.,
Dr. Dukut Sularsasa, MSc.,Ir. Supiyoho,
MS.,
Ir, Wasyim Mulyadi, MS., dan ibuI
3 , Maria Astuti, MSc., staf dari LaboratoriumPemulian Ternak, Fakultas Peterflakan, Universitas
Gadjah Mada yafig telah banyak memberi bantuan dan
saran-saran sampai selesainya laporan ini,
12. Bapak Ir. Hadi Sumwno, MS. dari jurusan Hatematika,
FMIPA, IPB, yang telah banyak membe~i bantuan dan
saran sampai selesainya laporan ini.
13. Kepada teman-teman sejawat d m sebidang keahlian atas
pephatian dafi bantuan mereka, terutama dalam berdis-
kusi dan atas bitik-kritik yang dikemdsakan, penulis
banyak mengucapkan terima kasih.
14. Ayahmda dan Ibunda yang dengan segala kasih sayang
memelihara, membeswkan dan memberi motivasi untuk
belaja* d m belajar terus, hingga akhirnya penulis
sampai pada k e a d a a sepepti m a t ini.
15. Kakakku Dra. Lamiran dan Sumardi sekeluarga, yang
terms hingga akhirnya plenulis sampai pada keadaan
seperti saat ini.
16, Kepada isteriku Atik dari anak-anak tersayang, Rendi
dan Aji, penulis menyampaikan terima kasih yang amat
mendalam atas segala pengertian, pengorbanan dan
ketabahan yang dipeplihatkan selama penulis tidak
berada di tengah-tengah mereka,
DAF11AR
TABEL
...---..---...----.-.---
DAFTAR GAMBAR
. . - . - - . . . - - . - . - - . - . - - - . - . - - - . - - - -
PENDAHUWAN . - - - . - - - . - - -
L a t a r Belakang
. . - - - . . . . - - - - . - . . . - - - . . -
T u j u a n P e n e l i t i a n
. - . - - . - - . - - - . . - - . - - - . - - . . . .
Kegunaan P e n e l i t i a n
. . .
TINJAUAN PUSTAX. , . , . . . - - - . - - . . . - - . - - - . . - - -
Panefi P e d e t
. . , . , . . . . - - - - . . - . - - - . - - -
B o b a t Sapih
, , . - , - - - . - - - - . - . - - -
P e r t a m b a h a n B o b o t B a d m
. . , , - . . - . - . - - - .
P a r a m e t e r G e f i e t i k- - . . . - - - . . . . - . - - - . -
S e l e k s i - - - . . - - a -
MATSRI
DAN MI?I!ODA...
Materi P e n e l i t i a n
--..-...--..-.-....--..---.
Metoda P e f i e l i t i a n - - - . . - - - . .
1. para mete^ yang digmakan pada simulasi po-
pulasi
- - - - . - - - . - - - . . - . - - - . - - - . - . - - -
2. S i s t e m simulasi p e r k a w i n g l r
3. G e n e r a s i dasar tetua
- . - - . - . - .
4, G e n e r a s i k e t u r u n a n ( a n a k )
- - -
- - -
- - - - .
5 , Metocia a e l e k s i
- - - . - - -
6 . P r o s e s s k l a s i. . . - . - - - . . - - - . - - -
i i i
7. Rataan bobot sapih, bobot setahunan dan
bobot potong
...
8, Respon seleksi
, . , , , , , - , - - - . - - - . - - -
9, Proyeksi pengembangan populasi
,..,,..,..,
HASIL
DAN
PEMBAHASAN...
Validasi Model Simlasi
,---..,---....-.-
. - - -
Perubahan Genetik B b o t Sapih, Bobot Seta-
hunan dan Bobot Potong
.-...-...-.-
Perubahan Bobot Sapih, Bobot setahunan dan
Bobot Potong
...
Proyeksi Pengembangan Populasi Sapi Brahman
Cross
(Bx)
...
KESIMPULAN
DAN SARAN
...
DAETAR PUSTAKA
...
Halaman Nomor
1, Koefisien Telrtlis Pefigembangan Sapi Brahman
Cross ( E k ) Dalam Lima Tahun
- - - - . . - - - . - . -
262, Respofi Selekai (Ry) Pertahun Pada Bobot
Sapih (kg) - - - . . - - - , - - . - - - - . - - - 50
3, Respon S e l e k s i Pertahun Pada Bobot Setahman
(kg) , , , , , , , , , , , , . - - - , - - - . - - . - , . . . - - -
-
524. Respon S e l e k s i Pertahun Pada Bobot Potong
(kg) , , , , , , , , - - - 60
5, Parameter Genetik
Y
w
bigtmakan DalamSimulasi
- - - . . - - - . - - -
606, Rataaii Bobot Sapih Sa$i Kantrol (kg)
- - -
617. Rataan Bobot Setahunan Sapi Kontrol (kg)
.,..
618 , Rataan Bobot Potong Sapi Kantral (kg)
- . - - -
629 - Rataan Bobot Sapih, Bobot Setahunan dan Bobot
Potong Tetua Kontrol dan Anak Kontrol (kg) - , 62
10, Rataan Bobot Sapih Hasil S e l e k s i (kg)
- - - , - - .
6511. Rataan Bsbot Setahman Hasil S e l e k s i (kg)
.,.-
6512, Rataaxi Bobot Potong Hasil S e l e k s i (kg) - - , - - - 66
13. Rataan Bobot Sapih, Setahunan dan Potong Tetua
d m Anak Hasil S e l e k s i (kg)
,,,,,,.,,..,----,
66.14, Rataan Kenaikan ( X ) Bobot Sapih, Bo'oot Seta-
hunan dan Bobot Potong H a s i l S e l e k s i Pertahun
, . - . - - . - . . - - - . - - . - - - . - - , , - . - . . - - -
6615- Kefiaikan Populasi halam Lima Tahun
(X)
,,,,,.
7016, Jumlah Sapi Yang Dijual Pertahun (ST)
- - , - - - .
73Nomor
Rataan Bobot Sapih, Setahunan dan Bobot Po- tong Sapi Brahman Cross
(Bx)
,.,,,,,,,,,,.,,,
N i l a i H e r i t a b i l i t a o , R i p i t a b i l i t a s dan KO-
r e l a s i Genetik Pada Bobot Sapih, k b o t Seta-
...
hunan dan Potolng Pada Sapi Daging
Bobot sapih pada populasi k o n t r o l pada
pedok 1
...
Bobot sapih pada populasi k o n t r o l pada
pedok 2
...
Bobot sapih pada pbpulasi k o n t r o l pada
pedok 3
...
Bobot s a p i h pada populasi kontrol pada
pedok 4
...
Bobot setahunan pada populasi k o n t r o l pada pedok 1
...
Bobot setahunan pada W p u l a s i k o n t r o l pada pedok 2
...
Bobot s e t a h m a n pada populasi kontrol pada pedok 3
...
Bobot setahunan pada populasi k o n t r o l pada pedok 4
...
Bobot potoxig pada populasi k o n t r o l pada
pedok 1
...
Bobot potong pada populasi k o n t r o l pada
pedok 2
...
Bobot *tong pada populasi k o n t r o l pada
pedok 3
...
Ebbot pdtong pada populasi kontrol pada
pedok 4
...
16. Bobot sapih pada populasi hasil seleksi pada
pedok
2
...
9617. Bobot sapih pada populasi hasil seleksi pada
pedok 3
. , , , . , , - . - - - - . . - - . - - - . - - -
18. Bobot sapih pada populasi hasil seleksi pada
pedok 4
, , . , . . , , . , - - - . - - . - - . - - - . - - -
19. Bobot setahunan pada populasi hasil seleksi
pada pedok 1
. , - . - . - - -
20. Bobot setahmaxi pada populasi hasil seleksi
...
pada pedok 2
21. Bobot setahuna pada populasi hasil seleksi
pada pedok 3
- - - . - - - . - . - - - . - - -
22. Bobot setahman pada populasi hasil seleksi
pada pedok 4
,,,,,,,.,,,,~,,,,~---
23. Bobot potong pada populasi hasil seleksi N d a
pedok 1
,,.,.,,,,.,,..---.---
24. Bobot pbtox'u~ pad& populasi hasil seleksi pada
...
pedok
2
25. Bobot potong pada populasi hasil seleksi pada
pedok 3
...
10126. Bobot potong pada populasi hasil seleksi pada
pedok 4
,,,,,,..,.,,-.--..--.---.-.---.-
10127. Hasil Uji Statistik Ebbot Sapih dari data lapang tahun 1989/1991 dengan hasil simulasi
tahun ke 1
-
3
(u3i t, Steel d m Torrie, 1984)28. Proyeksi Pengembangan Produksi Iriduk
-
AnakSapi Dagilig di L a d m Te~fiak
...
10329.
Contoh Hasil Keluaratl Komputer pada PopulasiKofitrol pada Pedok I tahun ke 17
...
10430.
Contoh EIasil Keluaran KomputeP pada PopulasiHasil Seleksi pada Pedok 1 tahuan ke 17
,.,,.
10531. Rataan Bobot Sapih, Bobot Setahunan dan Bo- bot Potolng Hasil Seleksi pada Semua Pedok
32. Rataan Bobot Sapih dan Selang Kepercayaan d a r i Populasi Hasil Seleksi pada Semua
Pedok
...
106 33. Rataan Bobot S e t a h m a dan Selang Keperca-yaan d a r i Populasi Hasil S e l e k s i pada
Semua Pedok
...
107 34. Rataan Bobot Potong dan Selang Kepercayaand a r i Populasi Hasil Seleksi pada Semua
Pedok
...
10735. Grafik Rataan b b o t Sapih pada Populasi Kon-
t r o l , Hasil Seleksi dan Selang Kepercayaan
-
10836. Grafik Rataan Bobot Setahman pada Populasi Kontrol, Hasil Seleksi dan Selang
Kepercayaan
...
10937, Grafik Rataari Bobot Botong pada Populasi Kontrol, Hasil Seleksi dan S e l m g
-
Populasi d m produktivitas sapi daging di Ihdonesia perlu terms ditingkatkan, untuk memenuhi permintaafi dagixlgsapi di dalarn negeri yang terus menifigkat- Hal ini dise-
babkan a d m y a pehingkatan konsumsi daging sapi dan beper-
luaan sapi untuk tenaga kerja pertanian, Untuh mengatasi
masalah ini, telah diusahakm oleh pemerintah bersama
pelaku ekonomi lainnya dengan cara ~heningkatkan produkti-
vitas sapi daging teputama dalam ha1 psningkatan produksi
induk
-
anak melalui petani peternak dan usaha ladangternak atau
m.
Usaha l a d m g terfiak pada umumnya memerlukan modal dan
aanajemen yahg cukbp tinggi, sehingga kebmyakari diusaha-
kan oleh peternak dengan tipologi usaha komersial dan
industri peternakan (Saehad j i
,
1991)-
Disampillg itu usahaladang ternak di Indonesia memelihara berbagai bangsa sapi
balk lokal maupun
bhmr.
Namun demiki- produktivitas sapidaging tersebut, terutama produksi induk
-
anak masihpelatif rendah dan perlu terus ditingkatkan. Produktivitas
sapi daging sebenarnya merupekan gabungan daci eifat-sifat
produksi d m ~ e p p b d u k ~ i (Lasley, 1972). Sifat-sifat terse-
but pada sapi daging sangat penting, terutama untuk meren-
pengembangan produktivitasnya. Selanjutnya program pew-
liaan harus ditekankatl pada penigkatm sifat produksi dan
reproduksi yar'ig m e m w y a i arti ekonomi, yaitu panen pedet,
bobot sapih, bobot setahunan, bobot potong dan pertambahan
bobot badan setelah disapih y w berdasarkan catatan
individu sapi. Sifat-sifat tersebut akan dipengaruhi oleh
beberapa f aktor
,
aritara laid bangsa sapi, keadaan tanah,kondisi padang rumput, penyakit dan manajemen (Vercoe dan
Friesch, 1986).
Bobot sapih pada sapi daging merupakan salah satu
sifat yahg mempunyai arti ekonomi yang sangat penting,
karena merupakan sifat yang paling awal dan murah yang
dapat digmalsan sebagai salah satu kriteria seleksi dan
dapat berpengaruh positif terhadap sifat-sifat kehidupan
selarqjutnya (Taylor, 1984).
Selanjutnya dinyatakan pula bahwa bobot sapih yang
tifiggi berapti menceminkah produksi induk, sifat keibuan
induk dan pertumbuhail pedet sebelum disapih yang baik,
serta bobot sapih sangat r e s w n terhadap seleksi k w e n a
mempunyai nilai heritabilitas yang cukup tinggi (Taylor,
1984). Nilai he~itabilitas yahg cukup tinggi pada bobot
sapih, beparti menunjukah bahwa korelasi ragam fenotipe
dan r a g a genetik juga tinggi sehingga seleksi berdasarkan
Produkt ivitas sapi daging terutama produksi bobot
sapih dapat ditingkatkan baik melalui modifikasi ling-
kungan atau meng'ubah mutu penetiknya dan dalam prakteknya
adalah kombifiasi antara kedua alternatif diatas diterapkan
(Vercoe dan Friesch, 1980). Produktivitas dapat diukur
dari performans reproduksi dan praduksinya, sehingga
peningkatan bobot sapih melalui perbaikan mutu genetik
dapat dilakuka secara seleksi d m atau pengaturan sistem
perkawinan,
Perbaikan mutu genetik ternak di daerah peternakan
murni lebih ditekankan melalui cara seleksi dah untuk
melaksanakarinya diperlukan infomasi data produktivitas
dasar yang dicatat di lapang secara berulang (Martojo,
1977). Hal ini pada sapi daging yang dipelihara dengan
sistem ladang t e ~ n a k sudah dilakukan, yaitu pencatatan
beberapa sifat produksi dan reproduksi induk
-
anak setiaptahun. Catatan tersebut digunakan untuk evaluasi hasil
produksi pada akhir tahun dab untuk membuat rencana pe-
ningkatan dan pengembangan produksi tahun be~ikutnya,
Namun demikian, peningkatan dan pefigembangan produktivitas
pada usaha ladang ternak melalui seleksi dan atau penga-
turan sistem perkawinan belum diterapkaxh secara utuh dan
benar, sehingga pr6duksi induk
-
anak masih relatif rendahyaitu panen pedet sebesar 51,31 % dan pertambahan bobot
Berdaaarkan uraian tersebut di atas, maka perlu usaha
seleksi untuk peningkatan dan pengembangan produktivitas
sapi daging di ladang ternak, yang meliputi bobot sapih,
bobot setahman dan bobot potong y a g semumya itu dipan-
dang sebagai sifat-sifat yang mempunyai arti ekonomi
tinggi
.
Di samping itu berdasarkan kendala waktu, fasilitas
dan dana yang tersedia maka usaha seleksi bobot sapih pada
sapi daging dilakukan melalui pendekata teoritis di
bidang pemuliaan ternak, yaitu dengan menggunakan data
dari hasil lapang kemdian dilakukan simulasi dengan
komputer ,
P W
Peflelitian bertujuafi, (1) untuk menilai kemungkinan
peningkatan mutu genetik bobot sapih, bobot setahunan dafi
bobot potong pada sapi Brahmari Cross
(Ex),
melalui estima-si Fespon seleksi sebagai akibat seleksi bobot sapih pada
usaha ladang ternak di Bila River Ranch, Pare-Pare, Su-
lawesi Selatatl; (2) dieamping itu juga untuk menilai
kemungkinan penifigkatan bobot sapih, bobot setahunan dan
bobot potong pada sapi Brahman Cross
(Rx)
sebagai akibatseleksi bobot sapih pada usaha ladang ternak di Bila River
Ranch, Pare-Pare Sulawesi Selatan; (3) dan selanjutnya
Brahman Cross
(Bx)
d i B i l a River Ranch, Pare-Pare, Sulawe-si S e l a t a n , s e b a g a i a k i b a t peningkatan dan perlgembangan
k o e f i s i e n t e k n i s selama l i m a tahuri,
-
H a s i l penelitiaxh diharapkan berguna untuk menentukan langkah-1angka.h y m g seharushya ditempuh dalam melaksana-kan program pemuliaan t e r n a k , terutama untuk peningkatan
dan pengembangan p r o d u k t i v i t a s s a p i daging-
D i
samping i t uh a s i l p e n e l i t i a h sangat berguna untuk m e n i l a i p o t e n s i
g e n e t i k d m merupakan petutlJuk yang mantap kearah aana
perencanaafi pemuliaair s a p i daging a t a u s a p i Brahman Cross
TINJAUAN PUSTAKA
E k m m l d &
Produktivitas sapi dagihg terdiri atas komponen-
komponen seperti fertilitas, daya tahan hidup, laju per-
tumbuhan daA kompdsisi karkas (Vercoe dan Friesch, 1980).
Selaqjutnya dinyatdkan pula bahwa produktivitas sapi
daging sebenenya merupakan hasil nyata dari pengaruh
genetik dan 1ingkuAgan terhadap komponen produktivitas
tersebut, Pefigelolaan sapi daging yang pehting adalah
kemajuan reproduksihya yang diukur dengem rataan fertili-
tas (Cunha af;
d.,
1967). Fertilitas atau kernburan darisekelompok induk dapat dinyatakan dengan persentase panen
pedet, yaitu 1) jumlah mak yang disapih dan bobot anak
yang disapih perkelompok ifiduk yang dikawinkan atau 2)
jumlah pedet yang disapih pertahun perkelompok indulr
dibagi ihduk y&g dikawinkan ( m a af;
al.,
1967 danPayne, 1970).
Menurut P a m e (1970), bahwa jumlah anak y-g disapih
per unit teriralc tergantung pada rataan reproduksi, jumlah
anak yang hidup, umur d d pertumbuhan pedet. Disamping itu
panen pedet juga merupakan aalah satu komponen produktivi-
tas yang dipengaruhi bleh beberapa ha1 antara lain bangsa,
keadaan tanah, kondisi padang m p u t , iklim, penyakit d m
genetik terhadap panen piedet adalah disebabkan oleh kelom-
pok bangsa pejantan maupun induk dan sebagian besar varia-
si panen pedet disebabkan oleh lingkungan (Cunha g&
al,
,
1967; Payne, 1976; Johanssofi dan Rendel, 1968 dan Lasley,
.1972). Payne (1970) meriyatakan bahwa nilai heritabilitas
dari panen pedet adalah 0.145 yang diduga efek variasi gen
aditif adalah kecil dan sebagian besar disebabkan efek
variasi gen non aditif dan linghmgan- Keadaan tersebut
ditunjukan dengaxi hasil pereilangan, yaitu perseritase
panen pedet ilaik sebeear 11 %. Dieamping itu barmadja
(1980), menyatakm bahwa sapi di Ihdonesia mempunyai
feptilitas yang c u h p tinggi dan diduga erat kaitannya
dengan panjailgnya waktu birahi, Pada mamalia yang mem-
punyai waktu birahi m a n g &all lebih fertil dari pada
waktu birahinya pendek,
Selanjuthya sebagai gambaraii dari reproduksi sapi
Brahall di Indonesia, seperti diiiyatakan Sutan (1988),
bahwa sifat reproduksi sapi Brahman di Bat-ta Sumatera
Selatan adalah I) jarak birahi 17
-
24 hari, 2) angkaperkawinan (s/c) 2,73, 3) persentase kebuntingan 35.78 %
dan lama buntifig 296,58 hari, 4) jar& beranak 531,ll h a ~ i
d m 5) panen pedet atau calf crop 33,4 %. Disamping itu
sifat produksinya adalah 1) bobot lahir 26,26 kg, 2) bobot
u m u ~ 180 hari adalah 100,01 kg, 3)
ADG
d e i lahir sampaidisapih 0,41 kg, 4) kehlatiarh anak sampai disapih 5,41 X
B&au%ml
Lasley (1972), meyatakan bahwa persentase panen pedet
dan bobot sapih merupakaxi kombinasi dua faktar yang
pentiilg dalam produksi sapi daging. Bobot sapih mempakan
faktor penting, sebab menyatakan bobot (kg) produksi
perinduk pe~tahun dan untuk evaluasi pe~bedaan daya induk
dan perbedaah rataan pertumbuhm pedet (Lasley, 1972;
M i m i s dan Fox, 1979 dah honymous, 1972)- SelanJutnya
Humes I&
d.,
(1984), menyatakaxi b a h w a produktivitas indukdi dalam kelompok dapat dihitung dengan mengalikan antara
produksi panen pedet atau sapihatl dengan rataan bobot
sapih pedet.
Leighton
al.
,
( 1982), menyatakan bahwa keragamanbobot sapih dipengaruhi oleh umur pedet saat disapih,
jenis kelmin, umtu' induk, t a h m kelahiran, muaim kelahi-
ran, tatalaksana sebelum disapih, lokasi dan kemungkinan
interaksi antara faktor-faktor tersebut. Selanjutnya
Preston dan Willis (1974). menyatakan bahwa bobot sapih
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bangsa, jenis
kelamin, umur pedet, umur Ban besar ifiduk, bobot lahir dan
efek hormon, Di samping.itu dinyatakan pula bahwa pengaruh
barigsa pcejantd lebih pentihg pada semua perbedaan bangsa
aebab akar'i mefiwukan ~ r b e d a a n genetik untuk tumbuh dan
bukan disebabkm oleh produksi susu. h b o t sapih mempunyai
antara i n d i v i d u dalam bangsa dan berbeda a n t a r a bangsa
( Payne
,
1970 ).
K o r e l a s i g e n e t i k afitara bobot s a p i h dengan bobot
l a h i r , pertambahan bobot badan pephari sebelum d i s a p i h ,
bobot badan umur s a t u tahun (setahunan) dan bobot a k h i r ,
masing-masifig s e b e s a r 0,54; 0,90; 0,63; dan 0,75 ( P r e s t o n
dan W i l l i s , 1974)- Lasley (1972), menyatakan bahwa r a t a a n
n i l a i h e r i t a b i l i t a s bobot aapih s e b e s a r 25 X dan r i p i t a b i -
l i t a s s e b e s a r 46 %, k e c i l n y a n i l a i t e r s e b u t disebabkan
o l e h v a r i a s i geh a d i t i f yang r e l a t i f k e c i l dan v a r i a s i
lingkungan y m g b e s a r , sehingga ada i n d i k a s i pengaruh
induk adalah pehting sebagai sumber v a r i a s i . Selanjutnya
dinyatakan p u l a bahwa lingkungan yang mempehgaruhinya
adalah keadaaan sebelum d m sesudah k e l a h i r a n . b i samping
i t u kmena banyak f a k t o r non g e n e t i k yang mempengaruhi
bobot s a p i h , maka p e r l u beberapa f a k t o r k o r e k s i , Paktor
k o r e k s i t e r s e b u t a n t a r a l a i n terhadap umur ihduk, umur
pedet dan j e n i s kelamin pedet,
Bobot s a p i h s a p i Brahman pada umur 180 h a r i d i
Batumarta, Sumatera S e l a t a n
,
s e b e s a r 100,Ol kg (Sutan, 1988) dan d i B i l a River Ranch, Pare-Pare, Sulawesi S e l a t a npada umur 7
-
10 b u l m bobot badan 141,46 kg u n t d s jantan dan 138.3 kg m t u k b e t i n a (Sumadi, 1985)- Berdasarkan d a t ad i a t a s t e r n y a t a bobot s a p i h sapi Brahman Cross dipenga- xkAi o l e h umur penyapihari, j e n i s kelamin, l o k a s i dan
bot
Radan
Performan setelah disapih merupakan parameter yang
sangat penting karena performan yang dicapai oleh ternak
merupakan kemampuan ilidividu ternak itu sendiri
.
k b o tsetahunan mempunyai hubungzm genetik yang tinggi dengan
efisiensi pertambahan bobot d m produksi karkas, sehingga
dapat digunakan sebagai petunjuk yallg baik dalam mengbkur
laju pertmbuhan pedet (Warwick d m Legates, 1979). Laju
pertumbuhan paling cepat dicapai pada periode lepas sapih
sampai mencapai pubertas dan rataan pertambhan bobot
badannya dapat digunakan sebagai salah satu kriteria untuk
pemuliaan sapi daging atau sebagai petunjuk performan
dalam kondisi padang rumput (Bowker &
al-,
1978). Selan-jutnya Pane (1986), menyatakan bahwa mulai umur pubertas
pertumbuhannya mulai menurun dan &an terus menurun hingga
umur dewasa, Hal ini berarti umur dan bobot potong bukan-
lah sembarang, tetapi tergantung laju pertumbuhan sap:
tersebut dan jika diperhitungkan secara ekonomis pemeliha-
raan lebih lanjut sudah tidak menguritungkan lagi karena
laju pertumbuhannya relatif semakin kecil.
Pertambahan bobot badan perhari sampai dengan bobot
potong mempunyai nilai heritabilitas sebesar 0,4 dan bobot
badan umur satu tahun mempunyai nilai heritabilitas 0,5
serta korelasi genetik antara bobot sapih dengan pertam-
(Johanason dan Rendel, 1968). Di samping itu Warwick &
al.,
(1983) menyatakan bahwa heritabilitas pada bobotsapih sebesar 0,25
-
0,35; bobot umur 12 bulan sebesar0,35
-
0,45; laju pertumbuhan setelah disapih dalam feed-lot sebesar 0,4
-
0,5 d d berat dewasa sebesar 0,4-
0,7-Lamboupne (1972), menyatakan bahwa rataali pertambahan
bobot badan akan mempengaruhi produkt ivitas sapi dagibg
,
ha1 ini pada kondisi normal saat pubertas dicapai pada
bobot bad& 250 sampai 300 kg sehingga pada umur 2,5 tahun
sampai tiga tahun sudah beranak pertama dan apabila laju
pertumbuhmya lambat, maka pada umur ernpat tahun atau
lebih barn beranak pertama sehingga produktivitas selama
digunakan untuk breeding menjadi rendah, Disamping itu
Lasley (1972), menyatakafi bahwa bobot s e t a m a n mempunyai
hubungan dengan fertilitas dan produksi air sum pada masa
produksi beeihtnya.
Pertambahan bobot badan perhari sampai bobot jual
mempuilyai nilai heritabilitas sebesar 0,48, ha1 ifii
penting sebab mempunyai korelasi yang tinggi denpan efiai-
ensi pertamballan bobat badan sehingga efisiensi produksi
juga tinggi (Ensmifiger, 1961)- Pe~tambahan bobot badan
juga digunakm untuk membandingkan sapi tipe besar d m
kecil yang disebabkah oleh perbedaan bangsa y m g dinyata-
kan dalam pe*sentase, yaitu pertambahan bobot badan per
hari dibagi bobot awal kemudian dikalikan 100 X (Bowker
a%
rumput, i k l i m , manajemen dan t i p e perkawinan mempengaruhi
pertambahan bobot badan (Koger &
al-
,
1973; P r e s t o n danW i l l i s , 1974; James dan P a t t i e , 1 9 7 6 ) - T e s s &
al.,
( 1 9 8 4 ) , menyatakatl bahwa l a j u pertumbuhan pada sapi Here-
f o r d dipengaruhi s e c a r a n y a t a o l e h f a k t o r t a h u n , l o k a s i ,
i n t e r a k s i a n t a r a tahun dan l o k a s i , rnalranan, i n t e r a k s i
makanan dan tahun, i n t e r a k s i m t a r a makanan dan l o k a s i
s e r t a f a k t o r p e j a n t a n .
Sapi Brahman Cross mempunyai ADG l e p a s s a p i h s e b e s a r
0,29 kg yang d i p e l i h a r a d i ladang t e r n a k B i l a River Ranch
(Sumadi, 1985). Disamping
Brahman
Cross yang d i p e l i h a r adengan c a r a i n t e n s i f ( F e e d l o t ) pada umur 2 - 5 - 3 tahun
dengan bobot awal 365,9 kg, lama p i a r a 115 h a r i , babot
potong 470,55 kg mempunyai
ADG
asebesar 0 , 9 1 kg (Sumadi,1991). S e l a n j u t n y a s a p i Brahman yang berada d i Batumarta
Sumatera S e l a t a n , mempunyai ADG d a r i l a h i r sampai d i s a p i h
pada umur 180 h a r i sebesalt. 0 , 4 1 kg ( S u t a n , 1988). Berda-
sarkan hal-ha1 t e r s e b u t d i a t a s t e r n y a t a pertambahan bobot
badan s a p i Brahman dan Brahman c r o s s , s a n g a t dipengaruhi
o l e h umur, l o k a s i , p o l a pakan, bobot badan dan manajemen.
Laeley ( 1 9 7 2 ) , menyatakan bahwa f e n o t i p e t e r n a k
dipengaruhi o l e h f a k t o r g e n e t i k , lingkungan d m i n t e r a k s i
a n t a r a keduanya dan hanya f a k t o r g e n e t i k yang diturunkan
seleksi didasarkan atas fenotipe meskipun tujuan sebenar-
nya ialah seleksi untuk genetiknya (Winter, 1963). Genetik
ini ditentukan sewaktu terjadi pembuahan dan akatl tetap
demikian selama hidupnya apabila tidak terjadi mutasi
(Lasley
,
1972), sehingga untuk tujuan pemuliaan perludiperhatikan m t u genetik ternak-ternaknya.
Heritabilitas adalah pepbandingan antara ragam gene-
tik dengan ragam fenotipe (Nichols, 1957). Ragam fenotipe
2
merupakan jumlah dari ragam genetik (a G) d m ragam ling-
kungan ($*) (Falconer, 1967). Selanjutnya Grossman
(1975), menyatakm bahwa ragam genetik merupakan jumlah
dari ragam aditif regam dominan (oZD) dan ragam
epistesi (oZ1). Variasi yang disebabkan oleh dominan dan
epistasi sebenarnya merupakan bagian variasi dari hasil
interaksi antara gen-gen diantara lokus-lokus secara
berturut-turut d m menurut Nichols (1957), variasi ini
tidak ditwunkan dari tetua kepada anaknya. Lebih l w j u t
Grossman (1975), menyatakan bahwa keuntungah dari kombina-
si-kombinasi gen yang beraaal dari dominan d m epistasi
&an hilang pada waktu meiosie, (pembelahan reduksi dari
sel) pada tiap gefierasi karena tepjadi pemisahan kromosom.
Pembentukan sel pada &ak (keturunan) tidak selalu memben-
tuk kombinasi yang sama seperti tetuanya, sehingga keun-
tungan yang diperoleh akibat dominasi dan epistasi tidak
komponen-komponen ragam yanhf penting dalam etimasi herita-
bilitae adalah dan oZp, apabila terjadi perubahan pada
faktor-faktor tersebut d a &an mempehgaruhi nilai heri-
tabilitas (Falconeic, 1967).
Heritabilitas yang diestimasikan berdasarkan ragam
aditif dan ragam fenotipe didefihisikm aebagai heritabi-
litas dalam arti aempit, sedafigkan yang berdasarkan per-
baxidingan antara seluruh ragam genetik dengan selumrh
ragam fenotipe didefiniaikah sebagai heritabilitas dalam
#ti luaa (Lasley, 1972 dah Warwick al.,1983). Lebih
lanjut heritabilitas dalam arti aempit secara singkat
dirmmuskan sebagai beriht :
h2
=
heritabilitas=
ragam aditif=
ragam dominanc?,
=
ragam epistasio2*
=
ragam lifi-ganMenurut Grbsemm (1975), heritabilitas dalam arti sempit
adalah mermpakan parametel? yang pfenting dan pendapat ini
diperkuat oleh DuAbar
al.,
(1953) rang mefiyatakan bahwaestimasi heicitabilitas dibutuhkan untuk rencana pemuliaan
yang paling efektif. Oleh karena itu Lasley (1972), menya-
karakter tertentu menunjukan bahwa korelasi antara ragam
fenotipe dan ragam genetik juga tinggi sehingga seleksi
yang berdasarkan fenotipe individu-individu adalah yang
paling efektif, sedangkan apabila nilai heritabilitas
rendah sebaiknya seleksi berdasarkan kelompok atau keturu-
nannya
.
Lush (1949), menyatakah bahwa estimasi heritabilitas
lebih didasarkan ataa tingkat keserupaan dari ternak-
ternak yang dekat hubungm keluargmya dan menurut
Grossman (1975), hubungah keluarga yang serifig digunakan
d a l m mengestimasikan heritabilitas yaitu half-sibs
(saudara tipi). Hal ini disebabkm pada peternakatl sapi
data dari tetua-mak dafl saudara tiri mudah diperoleh d e i
pada saudara kandung. bi saaping itu estimasi heritabili-
tas yang bepdasarkan analisa half-sibs adalah mempunyai
nilai yang mendekati kebenaran, ha1 i r ~ i disebabkail tidak
rnengandung ragam dorninan, sedikit mefigandung ragam epista-
si dan tidak laengatiduilg pengaruh induk (Falcafier, 1972 dan
Warwick &
d.,
1983).Minis dah Fox (1939), menyatakan bahwa nilai hepi-
tabilitas bobot sapih dan bobot setahmarh masing-masing
sebesaz? 6,40 d a 0,60 d m menwut Waucwick
~Lal.,
(1983),adalah 6,25 aampai 0,35 uhtuk bobot sapih, 0,35
-
0,45untuk bobot umur 12 bulah. James datl Pattie (1976). mefiya-
takan bahwa nilai heritabilitas untuk bobot setahunan
Lasley (1972), menyatakan bahwa ripitabilitas merupa-
kan pnampilan sifat yang sama pada waktu yang berbeda
dari individu yang sama selama hidupnya, dan digunakan
untuk menduga sifat yang sama dari individu yang sama pada
masa yang akan datang. Lebih lanjut dinyatakan pula bahwa
semakin besar nilai ripitabilitas dari m a t u aifat,
berarti pengafkiratl dapat dilakuhan lebih awal. Hal ini
dise