• Tidak ada hasil yang ditemukan

STERILISATOR UV BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA 16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STERILISATOR UV BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA 16"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Oleh :

ANDREA DEA SAPUTRA

NIM. 20133010026

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTROMEDIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

i

TUGAS AKHIR

Ditunjukan Kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)

Program Studi Teknik Elektromedik

Oleh

ANDREA DEA SAPUTRA

NIM. 20133010026

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTROMEDIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(5)

ii

Penulis menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh derajat profesi ahli madya atau gelar

kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis tidak

terdapat pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini serta disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Oktober 2016 Yang menyatakan,

(6)

v

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

sehingga penulis dapat merampungkan tugas akhir dengan judul :

STERILISATOR UV BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA 16”. Ini untuk

memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh

gelar D3 Teknik Elektromedik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam penyusunan modul ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr.Sukamta, S.T., M.T selaku Direktur Vokasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Tatiya Padang Tunggal, S.T. selaku Ketua Prodi Teknik Elektromedik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan merangkap sebagai dosen

pembimbing saya.

3. Bapak Djoko Sukwono, S.T. selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak/Ibu Dosen Teknik Elektromedik Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta yang telah memberikan kritik, saran serta masukan agar penulis

(7)

vi Allah SWT.

6. Tak lupa pula penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada

pihak-pihak terkait lainnya yang telah banyak membantu baik dalam proses

pembuatan alat maupun modul ini.

7. Seluruh keluarga besar Prodi Teknik Elektromedik Fakultas Vokasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

8. Teman-teman Teknik Elektromedik angkatan 2013 yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

9. Terimakasih kepada kawan yaitu Deni, Danang, Tantoni, Nasrudin, Sheila,

Fauzi dan Mas Latif yang telah membantu penulis dalam proses pengerjaan

modul ini.

Akhir kata, semoga dalam proses pembuatan tugas akhir ini dapat

memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, Oktober 2016

(8)

vii

Maka tidak ada yang tak berpotensi sukses,

(9)

viii

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya tugas akhir ini dapat

dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa

bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:

Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas izin dan karunianyalah maka

tugas akhir ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak

terhingga pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a saya.

Bapak dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang terucap

dari orang tua. Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup untuk membalas

kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembaha bakti dan cinta ku untuk

kalian bapak ibuku.

Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini

telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan

saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya

menjadi lebih baik. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan

(10)

ix kalian.

Sahabat dan teman tersayang, tanpa semangat, dukungan dan bantuan

kalian semua tak kan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda tawa,

tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan

manis yang telah mengukir selama ini. Dengan perjuangan dan kebersamaan kita

pasti bisa! Semangat!!

Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya

persembahkan tugas akhir ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi.

Dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu

(11)

x

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

MOTTO ... vii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Batasan Masalah ... 2

1.4.Tujuan... 3

1.4.1.Tujuan Umum ... 3

1.4.2.Tujuan Khusus ... 3

1.5.Manfaat... 3

1.5.1.Teoritis ... 3

1.5.2.Praktis ... 4

(12)

xi

2.3.UV Lamp ... 7

1. Klasifikasi sianar UV ... 8

2. Efek fisiologisyang ditimbulkan oleh sinar UV ... 8

3. Beberapa efek lainyang di sebabkan sinar UV ... 8

2.4. Penentuan Lama Waktu Penyinaran ... 9

2.5.LCD Karakter ... 11

2.6.Trafo Ballast ... 13

2.7.Hourmeter ... 14

2.8.IC Mikrokontroller ATMega 16 ... 15

2.9.Solid State Relay... 22

2.10. Buzzer ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sterilisator UV ... 25

3.2. Diagram Alir Sterilisator UV ... 26

3.3. Diagram Mekanis Sterilisator UV ... 27

3.4. Perakitan Rangkaian Power Supply ... 29

1. Alat ... 29

2. Bahan ... 29

3. Langakah Perakitan ... 29

3.5.Perakitan Rangkaian Minimum Sistem ... 33

1. Alat ... 33

2. Komponen ... 33

3. Langkah Perakitan ... 33

3.6.Perakitan Rangkaian Skematik Keseluruhan ... 36

3.7. Pembuatan Program Timer ... 37

3.8. Perencanaan Pengujian ... 45

(13)

xii

3.11. Definisi Operasional ... 47

3.12. Sistematika Pengukuran ... 47

1. Rata-rata ... 47

2. Simpangan Error % ... 48

3. Presentase Error (%) ... 48

4. Standart deviasi (SD) ... 48

5. Ketidakpastian (Ua) ... 49

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1.Spesifikasi Alat ... 50

4.2.Gambar Alat ... 50

4.3.Cara Kerja Alat ... 51

4.4.Pengujian Alat ... 50

Pengukuran Timer ... 50

4.5.Analisa Perhitungan ... 53

1. Analisa Perhitungan 1 jam 30 kali percobaan ... 53

2. Analisa Perhitungan 3 jam 10 kali percobaan ... 55

3. Analisa Perhitungan 6 jam 10 kali percobaan ... 57

4.6.Uraian Data Hasil Pengukuran ... 60

BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan... 61

5.2.Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(14)

xiii

Gambar 2.3 LCD Karakter 16X2 12

Gambar 2.4 Trafo Ballast 14

Gambar 2.5 Hourmeter 15

Gambar 2.6 Pin-pin ATMega 16 kemasan 40-pin 17

Gambar 2.7 Solid State Relay 22

Gambar 2.8 Buzzer 24

Gambar 3.1 Diagram Blok Sterilisator UV 25

Gambar 3.2 Diagram Alir Sterilisator UV 26

Gambar 3.3 Diagram Mekanis Sterilisator UV 27

Gambar 3.4 Skematik Power Supply 30

Gambar 3.5 Resultant Output Waveform 30

Gambar 3.6 Layout Power Supply 31

Gambar 3.7 PowerSupply 32

Gambar 3.8 Skematik Minimum Sistem 34

Gambar 3.9 Layout Minimum Sistem 34

Gambar 3.10 Minimum Sistem 35

Gambar 3.11 Skematik Rangkaian Keseluruhan 36

Gambar 3.12 Screenshot Program Timer 38

(15)

xiv

Tabel 2.2 Pin Kaki LCD karakter 16X2 12

Tabel 2.3 Pin Port B 20

Tabel 2.4 Pin Port D 21

Tabel 4.1 Pengukuran timer menggunakanpembanding stopwatch dengan setting

1 jam 30 kali pengukuran 52

Tabel 4.2 Pengukuran timer menggunakanpembanding stopwatch dengan setting

3 jam 10 kali pengukuran 55

Tabel 4.3 Pengukuran timer menggunakanpembanding stopwatch dengan setting

(16)
(17)
(18)

xv

Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Email: Cenkuxbarker@gmail.com

ABSTRAK

Rumah sakit sebagai instalasi pelayanan medis tidak mungkin lepas dari keberadaan sejumlah mikroba patogen. Keberadaan mikroba patogen tersebut dapat minimbulkan infeksi nosokomial. Di Indonesia data mengenai kejadian infeksi nosokomial masih langka, tetapi diperkirakan cukup tinggi mengingat keadaan rumah sakitdan kesehatan umum relativ belum begitu baik.

Ketika alat on maka power supply akan memberikan tegangan ke setiap blok rangkaian yang ada pada modul ini. Pada modul ini port B diatur sebagai keluaran LCD 16x2. Keluaran pada port C untuk menyalakan lampu UV melalui rangkaian driver SSR. Tegangan keluaran pada port D sebagai tombol push

button. Setelah waktu tercapai maka lampu UV akan mati secara bersama-sama

buzzer bunyi dan hourmeter akan berhenti mencatat life time lampu UV.

Sesuai dengan data yang di dapat untuk pengambilan data waktu 1 jam 30 kali percobaan rata-rata waktu selama 3553 detik, penyimpangan 47 detik, error

1,30%, standard deviasi 1,24 detik. Untuk pengukuran kedua 3 jam 10 kali percobaan rata-rata waktu selama 10675 detik, penyimpan 125 detik, error 1.15%,

standard deviasi 0,84 detik. Untuk pengukuran ketiga 6 jam 10 kali rata-rata

waktu selama 21315 detik, penyimpangan 285 detik, error 1,31%, standard

deviasi 2,88 detik.

(19)

xvi

Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Email: Cenkuxbarker@gmail.com

ABSTRACT

Hospital as installation of medical services can not be separated from the

existence of a number of pathogenic microbes. The presence of microbial

pathogens may cause nosocomial infections are still scarce, but predicted quite

high given the state of hospitals and public health is not so good relative

When the device is on, then power supply will provide voltage to each series block contained in the module. In this module port B is set as output 16x2 LCD. Port C to turn on the UV lamp through SSR driver circuit. The output voltage on port D as a push button. After the time is up, then the UV lamp will die together buzzer sounds and hour meter will stop record UV lamp life time.

According to the data obtained for data retrieval time of 1 hour and 30 times the average experiment over 3553 seconds, 47 seconds storage, error of 1,30%, a standard deviation of 1,24 seconds. For the second measurement 3 hours and 10 times the average experiment for 10675 seconds, 125 seconds deviation, error 1,15%, standard deviation of 0,84 seconds. For the third measurement 6 hours 10 times the average time for 21315 seconds, 285 seconds deviation, error 1,31%, standard deviation of 2,88 seconds.

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Rumah sakit sebagai instalasi pelayanan medis tidak mungkin lepas

dari keberadaan sejumlah mikroba patogen. Keberadaan mikroba patogen

tersebut dapat minimbulkan infeksi nosokomial. Di Indonesia data mengenai

kejadian infeksi nosokomial masih langka, tetapi diperkirakan cukup tinggi

mengingat keadaan rumah sakitdan kesehatan umum relatif belum begitu

baik.

Pengertian sterilisator menurut kemenkes 1204/Menkes/SK/X/2004

tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit adalah supaya untuk

menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara ultraviolet dan

kimiawi. Salah satu upaya untuk menekan angka kuman atau

mikroorganisme di udara dalam ruangan dengan cara sterilisator ruangan.

Sterilisator yang aman dan mudah untuk dilakukan adalah menggunakan

sinar ultraviolet. Sterilisator menggunakan sinar ultra violet ini sering

dilakukan di seluruh rumah sakit. Waktu yang digunakan untuk penyinaran

di hitung dari luas ruangan tersebut. Proses tersebut diaplikasikan pada

rumah sakit berskala besar maupun rumah sakit di daerah. Proses

sterilisator tersebut menggunakan lampu ultraviolet.

Sterilisator UV yang biasa digunakan sekarang ini masih manual

masih menggunakan timer manual sebagai lama waktu penyinaran. Oleh

karena itu alat tersebut memiliki kekurangan yaitu masih menggunakan

(21)

timer manual sebagai lama waktu penyinaran. Alat penseterilisasi ruangan

menggunakan lampu ultraviolet, karena ultraviolet mempunyai radiasi yang

sangat besar. Pengoperasian alat sterilisator sekarang ini masih manual.

Manual disini diartikan bahwa pengguna mengoperasikan alat masih berada

di dalam ruangan, pengguna akan keluar ruangan setelah keadaan lampu

benar-benar sudah menyala. Pengoperasian lampu sterilisator yang sudah

ada belum bisa mengetahui berapa lama lampu sterilisator menyala, karena

cuma menggunakan timer manual sebagai lama waktu penyinaran.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis akan membuat alat

dengan cara menggunakan microcontroller sebagai timer dan penampilan

waktunya yang di tampilkan ke LCD 16x2 supaya petugas mudah dalam

penggunaanya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis ingin membuat

alat UV sterilisator dengan standar yang sudah ada dengan menambahkan

pemilihan timer secara otomatis dengan tujuan supaya ruang operasi tetap

steril.

1.3. Batasan Masalah

Agar dalam pembahasan alat ini tidak terjadi pelebaran masalah

dalam penyajiannya, penulis membatasi pokok-pokok batasan yang akan

dibahas yaitu :

1. Lampu UV 4 buah dengan masing-masing watt 30 watt setiap lampunya.

(22)

3. Durasi waktu penyinaran 1 jam, 3 jam dan 6 jam.

4. Menggunakan hourmeter analog.

5. Microcontroller yang digunakan adalah ATMega 16.

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari pembuatan tugas akhir ini adalah membuat

dan membangun UV sterilisator ruangan dilengkapi microcontroller

ATMega 16.

1.4.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pembuatan tugas akhir yang berjudul

sterilisasi UV berbasis microcontroller ATMega 16 ini adalah :

a. Merancang rangkaian driver lampu

b. Merancang rangkaian display LCD

c. Merancang rangkaian buzzer.

d. Merancang rangkaian timer.

e. Merancang rangkaian microcontroller ATMega 16 dan programnya

1.5. Manfaat

1.5.1. Teoritis

a. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang alat-alat

kesehatan, terutama alat UV sterilisator ruangan.

(23)

1.5.2. Praktis

Dengan adanya alat ini diharapkan dapat memudahkan

pengguna dalam melakukan pekerjaanya dan dapat menyelesaikan

tugas fungsionalnya dengan cepat, efisien dan akurat.

1.6. Metodelogi penelitian

Dalam penyusunan karya tulis ini, metode yang dipergunakan adalah

sebagai berikut :

1. Studi literatur, mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau

permasalahan yang ditemukan. Referensi ini dapat dicari dari buku,

jurnal artikel laporan penelitian, dan situs-situs internet.

2. Studi lapangan perencanaan pembuatan alat dengan bantuan informasi

yang didapat pada studi literatur dan studi lapangan.

3. Membuat modul sterilisator UV berbasis microcontroller ATMega 16.

4. Uji fungsi dan juga pendataan.

5. Analisa data, membandingkan antara hasil yang diperoleh dari uji coba

modul dengan perhitungan secara teori.

6. Penyusunan laporan, membuat Tugas Akhir yang merupakan hasil studi

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

Auliah Hapsari Ayu N (2013) telah membuat modifikasi sterilisator

ruangan dilengkapi dengan timer otomatis dan hourmeter. Prinsip kerjanya

menggunakan potensio selektor sebagai pengendali waktunya dan

menggunakan sevent segment sebagai penampil waktunya. Kelebihan alat

pilihan waktu penyinaran yang banyak. Kekurangan alat penampil waktu

masih menggunakan sevent segment dan mengatur waktunya masih

menggunakan potensio selektor.

Linda Parwati (2014) telah membuat sebuah alat UV sterilisator

berbasis microcontroller ATMega 8535. Prisip kerja dari alat tersebut

lampu UV di tempatkan di kotak menggunakan 2 buah lampu dan dengan

sistem udara ruangan di blower menggunakan kipas sebagai blowernya.

Kelebihan alat bisa dilakukan walaupun banyak orang. Kekurangan alat

kurang efektif dalam membunuh kuman atau bakteri.

Sterilisasi UV yang ada di pasaran type GEA masih menggunakan

timer manual dan hourmeter. karena ultraviolet mempunyai radiasi yang

sangat besar. Kelebihan alat bisa di atur waktunya walaupun hitungan menit

soalnya menggunakan timer manual. Kekurangan alat pengoprasian alat

sterilisasi masih manual. Manual disini diartikan bahwa petugas

mengoperasikan alat masih berada di dalam ruangan, petugas akan keluar

ruangan setelah keadaan lampu benar-benar sudah menyala. Pengoperasian

(25)

lampu sterilisasi yang sudah ada belum bisa mengetahui berapa lama lampu

sterilisasi menyala, karena cuma menggunakan timer manual sebagai lama

waktu penyinaran.

2.2. Prinsip Dasar

UVsterilisasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mensterilisasi

ruangan, terutama ruang operasi. Untuk menunjang kegiatan di ruang

operasi, sangat diperlukan keadaan yang steril. Oleh sebab itu maka, setelah

selesai proses operasi ruangan harus disterilisasi kembali agar ruangan

tersebut tetap dalam keadan steril. UV sterilisasi biasanya terdiri atas 2-4

lampu sesuai dengan kebutuhan.

Untuk mencegah terjadinya infeksi perlu dilakukan sterilisasi

ruangan dengan menggunakan sinar ultraviolet. Sinar UV banyak digunakan

sebagai media sterilisasi, karena kemampuan radiasi sinarnya mampu

membunuh bakteri dan mikroorganisme terutama sinar UV C dengan

panjang gelombang 253,7 nm. Mempunyai daya bunuh yang sangat efektif

dibandingkan dengan sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang

lebih panjang atau lebih pendek. Sinar UV dapat merusak DNA, dengan

membuat ikatan kovalen antar basa, sehingga menggagalkan proses replikasi

dan transkripsi. Sinar UV dapat diserap oleh banyak molekul. Oleh karena

itu sinar UV hanya efektif pada sasaran tanpa pelindung atau yang berada di

permukaan sinar UV membunuh bakteri berdasarkan luas ruangan yang

(26)

Prinsip kerja sterilisasi UV C adalah Uap marcuri dikontakan

dengan listrik maka menghasilkan energi untuk mematikan virus, bakteri

dan fungsi dengan panjang gelombang 253,7 nm. (Iswanto, I.,

Wahyunggoro, O. & Cahyadi, A.I., 2016).

2.3. UV Lamp

UV lamp adalah cahaya yang tidak boleh dilihat oleh mata dan

merupakan radiasi elektromagnetik yang berada pada kisaran panjang

gelombang 1 – 4000 A. Karakteristik dari cahaya ultraviolet memberikan

dampak pada kerusakan kulit dan mampu membunuh mikroorganisme di

dalam sehingga perkembangannya terlambat. Cahaya UV ini ditemukan

sejak tahun 1677, dan pertama kali dimanfaatkan oleh Niels Ryberg Finsen

seorang peneliti Denmark untuk membunuh organisme patogen.

Selain itu UV lamp merupakan lampu gelombang ultraviolet yang

memancarkan gelombang cahaya yang mempunyai panjang gelombang

paling pendek dari cahaya tampak yaitu antara 100-390 nm. Sinar yang

bersifat membunuh mikroorgnisme (germisida) dari lampu kabut marcuri

dipancarkan secara eksklusif pada panjang gelombang 2537 satuan

Amstrong (253,7 milimikron). Ketika sinar UV melewati bahan, energi

dibebaskan ke orbital elektron dalam atom konstituen. Energi yang terserap

ini menyebabkan meningginya keadaan energi atom-atom dan mengubah

reaktifitasnya (Chamim, A.N.N. & Iswanto, 2011). Gambar lampu UV dapat

(27)

Gambar 2.1 Lampu UV

1. Klasifikasi sinar UV :

a. UV type C = 100 – 280 nm b. UV type B = 280 – 315 nm c. UV type A = 315 – 390 nm

2. Efek fisiologis yang ditimbulkan oleh sinar UV :

a. Panjang gelombang 2400-3300 A diserap oleh lapisan superflcial

epidermis.

b. Panjang gelombang 1949-2900 A diserap oleh lapisan dermis.

c. Panjang gelombang 3300-3900 A diserap oleh kapiler darah dan

lapisan dermis bagian atas.

3. Beberapa efek lain yang di sebabkan sinar UV :

Reaksi erytema yaitu terjadinya bercak-bercak kemerahan pada

kulit yang meliputi :

a. Vasolidatasi kapiler yang disebabkan oleh pengaruh hiatamin secara

(28)

b. Vasolidatasi arteriola yang disebabkan adanya axon-axon reflek, yaitu

reseptor dan afektor pada arteriola.

c. Exedute (cairan nanah) lokal atau Oedema (bengkak) lokal yang

disebabkan oleh kenaikan permeabilitas dinding kapiler.

d. Penebalan epidermis yaitu terjadinya penebalan pada kulit terluar dari

tubuh.

e. Pengelupasan kulit (Desquamation).

f. Pigmentasi dan pembunuh bakteri.

g. Pembentukan vitamin D.

h. General ton IC efek yaitu peregangan pada otot.

2.4. Penentuan Lama Waktu Penyinaran

Gambar kurva penyinaran lampu UV dapat dilihat pada Gambar 2.2

di bawah ini.

(29)

Intensitas sinar ultraviolet juga di pengaruhi oleh jarak

jangkauannya. Semakin jauh jarak suatu obyek dengan lampu ultraviolet

maka intensitas sinar ultraviolet yang diterima pun semakin kecil.

Intensitas dan jarak lampu digambarkan dalam kurva diatas. Dari kurva

tersebut dibaca kekuatan lampu UV pada jarak 90 cm adalah 180 watt/cm2.

Pada jarak 180 cm adalah 83 watt/cm2 dan pada jarak 270 cm adalah 30

watt/cm2. Sebelum melakukan desinfeksi ruangan dengan sinar ultraviolet

perlu diperhitungkan adalah sebagai berikut :

a. Luas ruangan yang akan disterilkan adalah : 6x6 m persegi.

b. Lampu UV di letakan ditengah ruangan yaitu pada posisi 3m x 3m. c. Kekuatan sinar UV sesuai kurva adalah kurang lebih 20 watt/cm2

sampai 30 nwatt/cm2.

Bakteri akan dimatikan sampai pada mycobacterium tuberculosis.

(30)
[image:30.595.148.502.136.418.2]

Tabel 2.1 Daya bunuh sinar ultraviolet terhadap jenis bakteri

Jenis bakteri UV Ray (W/menit/cm2)

untuk membunuh bakteri

Gram negative bacterium

-Geneus proteus -Shigella dysenteriae -Shigella flexneri -Salmonela typhi -Genus esehorecha

63 bakteri 71 bakteri 72 bakteri 74 bakteri 90 bakteri

Gram positive bacterium

-Streptococcus hemolyticus (A)

-Staph.albus -staph.aureus

-Streptococcus hemolyticus (B)

-Enterococci

-Bacillus mescentericus

-Bacillus mescentericus (spore)

-Bacillus subtilis

-Bacillus subtilis (spore)

-Mycobacterium tuberculosis

124 bakteri 151 bakteri 155 bakteri 176 bakteri 248 bakteri 299 bakteri 468 bakteri 360 bakteri 554 bakteri 250 bakteri

2.5. LCD Karakter

LCD karakter adalah sebuah display dot matriks yang difungsikan

untuk menampilkan tampilan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang

diinginkan (sesuai dengan program yang digunakan untuk mengontrolnya).

Modul LCD karakter dapat dengan mudah dihubungkan dengan

mikrokontroller seperti ATmega 16. LCD yang akan digunakan ini

mempunyai tampilan 2 baris 16 kolom atau biasa disebut sebagai LCD

karakter 16x2, dengan 16 pin konektor. Gambar LCD karakter 16x2 dan

(31)
[image:31.595.137.507.370.702.2]

Gambar 2.3 LCD Karakter 16x2

Tabel 2.2 Pin Kaki LCD 16x2

PIN NAMA FUNGSI

1 VSS Ground Voltage

2 Vcc +5V

3 VEE Contrast Voltage

4 RS

Register Select 0 = intructian regist Er

1 = data Register

5 R/W

Read/Write 0 = Write Mode

1 = read Mode

6 E

Enable

Start to lacht data to LCD character 1 = disable

7 DB0 LSB

8 DB1 -

9 DB2 -

10 DB3 -

11 DB4 -

12 DB5 -

13 DB6 -

14 DB7 MSB

15 BPL Back Plane Light

(32)

Jalur EN dinamakan enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu

LCD sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD,

maka melalui program EN harus dibuat logika low (0) dan diatur pada dua

jalur kontrol yang lain RS dan RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap

mengirim EN dengan logika (1) dan tunggu untuk sejumlah waktu tertentu

(sesuai dengan datasheet dari LCD tersebut) dan berikutnya mengatur EN ke

logika low (0) lagi.

Jalur RS adalah jalur register select. Ketika RS berlogika low (0),

data akan dianggap sebagai sebuah perintah atau intruksi khusu (seperti

clean screen, posisi cursor dll). Ketika RS berlogika high (1), data yang

dikirim adalah data teks yang akan ditampilkan pada tampilan LCD. Sebagai contoh untuk menampilkan huruf “I” pada layar LCD maka RS di beri

logika high (1) (Chamim, A.N.N., Ahmadi, D. & Iswanto, 2016).

2.6. Trafo Ballast

Ballast yang digunakan dalam lampu fluorescent dari indikator yang

dihubungkan seri dengan salah satu elektroda. Ballast berfungsi membatasi

arus apabila lampu menyala normal. Kontruksi ballast harus efisien,

sederhana, tidak membawa dampak terhadap umur lampu. Beberapa

kelebihan dari ballast elektronik ini antara lain adalah :

a. Meningkatkan efisiensi dari rangkaian sehingga dapat mengurangi

(33)

b. Mengurangi berat total pada lampu sehingga lampu lebih

ekonomis.

c. Menghilangkan fenomena lampu berkedip.

d. Mengurangi harmonisasi pada arus.

e. Mempu mengontrol tegangan dan arus dengan akurat.

Gambar 2.4 Trafo Ballast

2.7. Hourmeter

Hourmeter adalah satu penghitung waktu yang menggunakan

tegangan 220 volt AC sebagai supply kerja. Dalam komponen ini terdapat

satuan hitung yang menghitung 16 sampai 99999,99 jam. Hourmeter

digunakan untuk menunjukan jumlah lama pemakaian lampu terapi (life

(34)
[image:34.595.270.428.121.308.2]

Gambar 2.5 Hourmeter

2.8. ICMicrocontroller ATMega 16 Arsitektur ATMega 16 :

1. Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan

Port D

2. ADC 10 bit sebanyak 8 Channel

3. Tiga buah timer / counter

4. 32 register

5. Watchdog Timer dengan oscilator internal

6. SRAM sebanyak 512 byte

7. Memori Flash sebesar 8 kb

8. Sumber Interrupt internal dan eksternal

9. Port SPI (Serial Pheriperal Interface)

10.EEPROM on board sebanyak 512 byte

(35)

12. Port USART (Universal Shynchronous Ashynchronous Receiver

Transmitter)

Fitur ATMega 16 :

1. Sistem processor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16

MHz.

2. Ukuran memory flash 8KB, SRAM sebesar 512 byte, EEPROM sebesar

512 byte.

3. ADC internal dengan resolusi 10 bit sebanyak 8 channel

4. Port komunikasi serial USART dengan kecepatan maksimal 2.5 Mbps

5. Mode Sleep untuk penghematan penggunaan daya listrik.

Penjelasan ATMega 16 :

1. Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan

program hasil buatan manusia yang harus dijalankan oleh

microcontroller.

2. RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang membantu CPU

untuk penyimpanan data sementara dan pengolahan data ketika program

sedang running.

3. EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory)

adalah memori untuk penyimpanan data secara permanen oleh program

(36)

4. Port I/O adalah kaki untuk jalur keluar atau masuk sinyal sebagai hasil

keluaran ataupun masukan bagi program Timer adalah modul dalam

hardware yang bekerja untuk menghitung waktu/pulsa.

5. UART (Universal Asynchronous Receive Transmit) adalah jalur

komunikasi data khusus secara serial asynchronous.

6. PWM (Pulse Width Modulation) adalah fasilitas untuk membuat

modulasi pulsa.

7. ADC (Analog to Digital Converter) adalah fasilitas untuk dapat

menerima sinyal analog dalam range tertentu untuk kemudian dikonversi

menjadi suatu nilai digital dalam range tertentu.

8. SPI (Serial Peripheral Interface) adalah jalur komunikasi data khusus

secara serial secara serial synchronous.

9. ISP (In System Programming) adalah kemampuan khusus

microcontroller untuk dapat diprogram langsung dalam sistem

rangkaiannya dengan membutuhkan jumlah pin yang minimal.

(37)

10.Pin-pin pada ATMega16 dengan kemasan 40-pin DIP (dual in-line

package) ditunjukkan oleh Gambar 2.6. Guna memaksimalkan performa,

AVR menggunakan arsitektur Harvard ( dengan memori dan bus terpisah

untuk program dan data ).

Konfigurasi Pin ATMega 16

1. VCC merupakan Pin yang berfungsi sebagai pin masukan catudaya.

2. GND merupakan PinGround.

3. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC.

4. Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi

khusus yaitu Timer/Counter, komparator Analog dan SPI

5. Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi

khusus, yaitu komparator analog dan Timer Oscillator.

6. Port D (PD0...PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu

komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mengatur ulang

microcontroller.

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock external.

9. AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC.

(38)

Keterangan PIN ATMega16

1. Port A

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat

menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer

Port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LCD

secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus diatur

terlebih dahulu sebelum Port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika

ingin memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau

diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan pin port A juga

digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D converter.

2. Port B

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pin dapat

menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output

buffer Port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan

display diatur LCD secara langsung. Data Direction Register port B

(DDRB) harus diatur terlebih dahulu sebelum Port B digunakan. Bit-bit

DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian

sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga

memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat

(39)

Tabel 2.3 Pin Port B

Port Pin Fungsi Khusus

PB0 T0 = timer/counter 0 external counter input

PB1 T1 = timer/counter 0 external counter input

PB2 AIN0 = analog comparator positive input

PB3 AIN1 = analog comparator negative input

PB4 SS = SPI slave select input

PB5 MOSI = SPI bus master output / slave input

PB6 MISO = SPI bus master input / slave output

PB7 SCK = SPI bus serial clock

3. Port C

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat

menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output

buffer Port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan

display diatur LCD secara langsung. Data Direction Register port C

(DDRC) harus diatur terlebih dahulu sebelum Port C digunakan. Bit-bit

DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian

sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C

(PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscillator untuk

(40)

4. Port D

Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat

menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer

Port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan displayLED

secara langsung. DataDirection Register port D (DDRD) harus disetting

terlebih dahulu sebelum Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika

ingin memfungsikan pin-pinport D yang bersesuaian sebagai input, atau

diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pinport D juga memiliki untuk

fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.4.

(Iswanto & Raharja, N.M., 2015. Mikrokontroller)

Tabel 2.4 Pin Port D

Port Pin Fungsi Khusus

PD0 RDX (UART input line)

PD1 TDX (UART output line)

PD2 INT0 ( external interrupt 0 input )

PD3 INT1 ( external interrupt 1 input )

PD4 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output)

PD5 OC1A (Timer/Counter1 output compareA match output)

PD6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)

(41)

2.9. Solid State Relay

Fungsi solid state relay sebenarnya sama saja dengan relay

elektromekanik yaitu sebagai saklar elektronik yang biasa digunakan atau

diaplikasikan di industri-industri sebagai device pengendali. Namun relay

elektromekanik memiliki banyak keterbatasan bila dibandingkan dengan

solid state relay, salah satunya seperti siklus hidup kontak yang terbatas,

mengambil banyak ruang, dan besarnya daya kontaktor relay.

Perangkat solid state relay dengan semikonduktor modern yang

menggunakan SCR, TRIAC, atau output transistor sebagai pengganti saklar

kontak mekanik. Output device (SCR, TRIAC, atau transistor) adalah optikal

yang digabungkan sumber cahaya LED yang berada dalam relay. Relay

akan dihidupkan dengan energi LED ini, biasanya dengan tegangan power

DC yang rendah. Isolasi optik antara input dan output inilah yang menjadi

kelebihan yang ditawarkan oleh solid state relay bila dibanding relay

[image:41.595.223.421.573.715.2]

elektromekanik. Gambar solid state relay dapat dilihat pada Gambar 2.7.

(42)

Solid state relay itu juga berarti relay yang tidak mempunyai bagian

yang bergerak sehingga tidak terjadi aus. Solid state relay juga mampu

menghidupkan dan mematikan dengan waktu yang jauh lebih cepat bila

dibandingkan dengan relay elektromekanik. Juga tidak ada pemicu

percikanapi antar kontak sehingga tidak ada masalah korosi kontak.

Salah satu keuntungan atau kelebihan yang signifikan dari solid state

relay SCR dan TRIAC adalah kecenderungan secara alami untuk membuka

sirkuit AC hanya pada titik nol arus beban. Karena SCR dan TRIAC adalah

thyristor, dengan sifat hysteresisnya mereka mempertahankan kontinuitas

sirkuit setelah LED de-energized sampai saat AC turun dibawah nilai

ambang batas (holding current), artinya adalah rangkaian tidak akan pernah

terputus ditengah-tengah puncak gelombang sinus. Waktu pemutusan

seperti yang ada dalam rangkaian yang mengandung induktansi besar

biasanya akan menghasilkan lonjakan tegangan besar karena runtuhnya

medan magnet secara tiba-tiba di sekitar induktansi. Hal seperti ini tidak

akan terjadi saat pemutusan dilakukan oleh sebuah SCR atau TRIAC.

Kelebihan fitur ini disebut zero-crossover (switching. Iswanto, I. &

Setiawan, R.D., 2013.)

2.10. Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk

megubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja

buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari

(43)

dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tersebut akan

tertarik ke dalam atau ke luar, tergantung dari arah arus dan polaritas

magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan

kumparan. Akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga

membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Frekuensi suara

yang dikeluarkan oleh buzzer yaitu antara 1.5 KHz. Gambar buzzer dapat

[image:43.595.243.425.332.457.2]

dilihat pada Gambar 2.8.

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Diagram Blok Sterilisator UV

1,3,6 jam

[image:44.595.149.510.221.459.2]

Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

Tombol ON/OFF digunakan untuk menghidupkan atau mematikan.

Timer ditentukan menggunakan tombol timer dengan pilihan waktu

sterilisator selama 1 jam, 3 jam dan 6 jam. Timer persiapan waktu sudah

ditentukan oleh microcontroller selama 5 menit. Timer ditampilkan dengan

LCD 16x2. Kemudian tekan tombol START untuk memulai sterilisator.

Microcontroller akan mengirimkan data untuk mengaktifkan driver agar

menyalakan lampu UV dan hourmeter. Timer akan menghitung counter

25

Microco ntroller

ATMeg a 16

Program

LCD

RESET STAR

Driver Buzzer

Buzzer Driver

Lampu Lampu On

(45)

down dan hourmeter menghitung counter up saat waktu habis lampu UV

mati, hourmeter juga berhenti berjalan dan buzzer akan bunyi.

[image:45.595.146.450.207.721.2]

3.2. Blok Diagram AlirSterilisator UV

Gambar 3.2. Diagram Alir sterilisator UV Start

Inisialisasi LCD

Setting Timer

Lampu On

Hourmeter On

Waktu Tercapai

Buzzer On

NO

Lampu Off

Hourmeter Off

End

YES YES

Ulangi Penyinaran

(46)

Pertama tekan STAR proses inisialisasi dilakukan pembacaan.

Setelah itu lakukan pemilihan setting timer untuk lama sterilisator dengan

menekan tombol 1 jam, 3 jam dan 6 jam. Persiapan waktu berjalan selama 5

menit. Lalu lampu akan menyala bersamaan dengan timer akan bekerja

mengcounter down dan hourmeter akan bekerja mengcounter up jika waktu

masih berjalan belum tercapai kembali lagi lampu tetap on hourmeter on

NO. Jika timer waktu sudah habis maka waktu tercapai YES buzzer akan

bunyi lampu off hourmeter off. Jika akan dilakukan penyinaran lagi maka

kembali ke pengaturan timer NO, jika tidak proses selesai. Untuk diagram

alir sterilisator UV berbasis microcontroller ATMega 16.

[image:46.595.140.518.438.709.2]

3.3. Diagram Mekanis

Gambar 3.3 Diagram Mekanis sterilisator UV

Tombol

SWITCH

Tombol

1 Tombol

3

Tombol 6

Tombol star

LCD 16x2 Lampu indikator

Hour meter

Lampu UV

(47)

1. Tombol kotak merah di sebelah kiri adalah tombol SWITCH

2. Lampu merah adalah lampu indikator

3. Tombol kotak kecil ada 5 warna adalah :

 Biru 1 = tombol 1 jam

 Biru 2 = tombol 3 jam

 Biru 3 = tombol 6 jam

 Putih tombol star

 Hitam tombol reset

4. Kotak persegi panjang warna hijau adalah LCD display

5. Kotak besar adalah hourmeter

Alat sterilisator UV mempunyai 4 lampu dan dilengkapi dengan

timer, delay timer dan hourmeter. Setting timer terdiri atas 1 jam, 3 jam dan

6 jam. Delay timer nya selama 5 menit. Selain itu pada modul terdapat sklar

tegangan PLN menuju catu daya, saat On ditekan (alat dalam keadaan

terbuka) maka tegangan PLN akan masuk ke catu daya, kemudian masuk ke

seluruh rangkaian dan driver sedangkan saat Off ditekan maka catu daya

tidak akan mendapat tegangan. Dan display sebagai penampil lamanya

(48)

3.4. Perakitan Rangkaian Power supply 1. Alat

a. Papan PCB

b. Solder

c. Timah / tinol

d. Penyedot timah

e. Bor PCB

f. Pelarut PCB

2. Bahan

a. Travo 2 A CT

b. Kapasitor 470 µf (2)

c. Kapasitor non polar 104 (2)

d. IC regulator 7805

e. Dioda 1N5392 (2)

f. Pin sisir

g. T-blok

3. Langkah Perakitan

a. Rangkai skematik rangkaian power supply dengan mengunakan

aplikasi pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul

ini adalah proteus. Untuk gambar skematik rangkaian power supply

(49)
[image:49.595.185.512.112.307.2]

Gambar 3.4 Skematik Rangkaian Power Supply

Power suplly yang saya gunakan menggunakan dua dioda.

Kedua dioda yang masing-masing berfungsi sebagai penyearah

gelombang penuh dapat bekerja secara bergantian. Satu dioda

menyearahkan siklus positif dari lilitan atas dan satu dioda lagi

kemudian gentian menyearahkan siklus positif dari lilitan bawah dari

transformator TC. (Prasetya, D.B., Iswanto & Sadad, R.T.A., 2010).

(50)

Output yang dihasilkan dari kedua dioda merupakan sinyal

gelombang penuh yang lebih rapat dari pada setengah gelombang

menyebabkan riak (ripple) yang ada pada output tegangan DC

menjadi lebih kecil. Yang dihasilkan dari output penyearan

gelombang penuh menjadi lebih halusdan lebih stabil dari pada

penyearah setengah gelombang.

b. Setelah skematik rangkaian jadi, tahap selanjutnya membuat lay out

nya dan disablon ke papan pcb. Untuk gambar lay out power supply

pada papan pcb dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Lay out Power Supply

c. Rakit komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan solder.

d. Gambar Power supply untuk gambar power supply dapat dilihat pada

(51)

Gambar3.7 Power supply

Rangkaian power supply pada modul ini berfungsi sebagai

supply tegangan ke semua rangkain yang menggunakan tegangan DC.

Prinsip kerja power supply adalah mengubah tegangan AC menjadi

tegangan DC dengan menggunakan transformator sebagai penurun

tegangan dan dioda sebagai komponen yang berfungsi sebagai

penyearah tegangan. Pada modul ini power supply akan mengubah

tagangan AC menjadi DC sebesar 5 VDC dengan mengunakan IC

regulator 7805. Adapun tegangan 5 VDC digunakan untuk untuk

[image:51.595.200.482.110.360.2]
(52)

1.5. Perakitan Rangkaian Minimum Sistem

1. Alat

a. Papan PCB

b. Solder

c. Timah / tinol

d. Penyedot timah

e. Bor PCB

f. Pelarut PCB

2. Komponen

a. IC ATMega 16 + soket

b. Crystal 1 MHZ

c. Resistor variable

d. Resistor 10 k

e. Kapasitor 22 Pf

f. Kapasitor 100 nF

g. Push button

h. Transistor BC547

i. IC regulator 7805

3. Langkah perakitan

a. Rangkai skematik rangkaian minimum sistem dengan mengunakan

aplikasi pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul

ini adalah proteus. Untuk Gambar skematik rangkaian minimum

(53)

Gambar 3.8Skematik Minimum Sistem

b. Setelah skematik rangkaian jadi, tahap selanjutnya membuat lay out

nya dan disablon ke papan PCB. Untuk gambar lay out minimum

[image:53.595.178.509.111.344.2]

sistem pada papan PCB dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Layout Rangkaian Minimum Sistem

(54)

d. Gambar Minimum Sistem untuk Gambar minimum sistem dapat

[image:54.595.188.486.167.376.2]

dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10Minimum Sistem

Rangkaian minimum sistem pada modul ini berfungsi sebgai

kontrol kerja modul secara keseluruhan. Cara kerja rangkaian

minimum sistem ini dengan memanfaatkan kapasitas penyimpanan

yang dimiliki oleh IC ATMega 16. Pada IC ATMega 16 ini diberi

program yang akan mengontrol sistem kerja modul secara

keseluruhan. Adapun program yang digunakan pada modul ini adalah

ADC sebagai pembaca tegangan dari program timer sebagai

(55)

1.6. Perakitan Rangkaian Skematik Keseluruhan

Untuk rangkaian skematik keseluruhan bisa dilihat pada Gambar

[image:55.595.142.531.204.697.2]

3.11 dibawah ini.

(56)

Prinsip kerja rangkaian skematik keseluruhan pada modul ini adalah

dari power supply memberikan tegangan 5 VDC ke rangkaian minimum

sistem. Rangkaian minimum sistem dengan memanfaatkan kapasitas

penyimpanan yang dimiliki oleh IC ATMega 16. Pada IC ATMega 16 ini

diberi program yang akan mengontrol sistem kerja modul secara

keseluruhan. Port B digunakan untuk keluaran LCD 16X2 yang berfungsi

untuk menampilkan karakter maupun huruf. Port C pada pada rangkaian

skematik keseluruhan pada modul ini digunakan untuk keluaran buzzer dan

driver SSR (solid state relay) pada kaki 0 untuk keluaran buzzer sedangkan

kaki 1 untuk keluaran driver SSR (solid state relay) Port D pada pada

rangkaian skematik keseluruhan pada modul ini digunakan untuk tombol

push button dari kaki 0 sampai kaki 3. Kaki 0 adalah tombol 1 jam, kaki 1

adalah tombol 3 jam, kaki 2 tombol 3 jam sedangkan kaki 3 sebagai tombol

enter/star. Dan reset digunakan untuk mengulang program pada modul ini.

(Iswanto, I., Wahyunggoro, O. & Cahyadi, A.I., 2016)

3.7. Pembuatan Program Timer

Untuk pembuatan program pada modul ini menggunakan aplikasi

AVR dengan bahasa C. Program yang digunakan ialah program timer

sebagai kontrol waktu untuk lama penyinaran. Berikut adalah Gambar 3.12

(57)
[image:57.595.145.500.112.619.2]
(58)

Gambar 3.12 Screenshot Program Timer (lanjutan).

[image:58.595.146.519.110.409.2] [image:58.595.148.508.465.718.2]
(59)
[image:59.595.148.509.111.699.2]
(60)
(61)
[image:61.595.168.512.111.356.2]

Gambar 3.12 Screenshot Program Timer (lanjutan).

(62)
[image:62.595.176.506.115.389.2] [image:62.595.175.503.407.700.2]

Gambar 3.12 Screenshot Program Timer (lanjutan).

(63)
[image:63.595.176.513.110.404.2] [image:63.595.169.520.445.722.2]

Gambar 3.12 Screenshot Program Timer (lanjutan).

(64)

Gambar 3.12 Screenshot Program Timer (lanjutan).

3.8. Perancangan Pengujian

Pada analisa rancangan ada parameter yang akan diujikan yaitu timer

apakah rancangan sudah sesuai dengan kondisi yang diinginkan atau belum.

Pengujian direncanakan akan dilakukan pengambilan data setiap 1 jam

dengan 30 kali pengujian, 3 jam 10 kali pengujian dan 6 jam 10 pengujian.

Pada modul ini terdapat parameter yang akan diuji yaitu lama waktu

penyinaran.

Timer/counter adalah fasilitas dari ATMega16 yang digunakan

untuk perhitungan pewaktuan. Pengujian timer ini bertujuan untuk

memastikan bahwa timer sudah berfungsi dengan baik. Fungsi dari timer

[image:64.595.172.515.112.394.2]
(65)

dalam proses penyinaran. Pengujian timer dilakukan dengan cara melakukan

perbandingan dengan stopwatch. Setiap 1 jam, 3 jam dan 6 jam dilihat data

jam dan menit apakah sama dengan stopwatch. Pengujian timer dilakukan

sebanyak masing-masing 1 jam 30 kali pengujian sedangkan 3 jam dan 6

jam masing-masing 10 kali pengujian.

3.9. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian

eksperimental, artinya meneliti, mencari, menjelaskan, dan membuat suatu

instrument dimana instrument ini dapat langsung dipergunakan oleh

pengguna. Variabel yang diteliti dan diamati pada alat bantu sterilisator UV

berbasis microcontroller ATMega 16 ini adalah lama waktu penyinaran

pada lampu UV.

3.10. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Sebagai variabel bebas adalah objek (ruangan) dengan udara

yang di sterilkan dari bakter atau kuman.

2. Variabel Tergantung

Sebagai variabel tergantung pada alat ini adalah lama waktu

(66)

3. Variabel Terkendali

Sebagai variabel terkendali yaitu lama waktu penyinaran pada

lampu UV.

3.11. Definisi Oprasional

Dalam kegiatan operasionalnya, varaiabel-variabel yang digunakan

dalam perencanaan pembuatan modul, baik variabel terkendali, tergantung

dan bebas memiliki fungsi-fungsi antara lain :

 Lampu UV digunakan sebagai sterilisasi.

3.12. Sistematika Pengukuran

1. Rata-rata

Rata–rata adalah nilai atau hasil pembagian dari jumlah data yang

diambil atau diukur dengan banyaknya pengambilan data atau banyaknya

pengukuran.

... (3.1)

Dengan :

∑ : Jumlah X sebanyak i n : Banyak data

̅ : Rata-rata

(67)

2. Simpangan Error %

Simpangan adalah selisih dari rata–rata nilai harga yang

dikehendaki dengan nilai yang diukur. Berikut rumus dari simpangan:

... (3.2)

Dengan :

X : Data x

̅ : Rata-rata 3. Presentase Error (%)

Error (kesalahan) adalah selisih antara mean terhadap

masing-masing data. Rumus error adalah :

... (3.3)

Dengan :

Error : Besaran simpangan / nilai error dalam%

X : Data x

̅ : Rata-rata 4. Standart deviasi (SD)

Standart deviasi adalah suatu nilai yang menunujukan tingkat

(derajat) variasi kelompok data atau ukuran standart penyimpangan dari

meannya. Rumus standart deviasi (SD) adalah :

Simpangan = x-

(68)

... (3.4)

Dengan :

SD : Standart devisiasi

X : Data x

̅ : Rata-rata n : Banyak data

5. Ketidakpastian (Ua)

Ketidakpastian adalah kesangsian yang muncul pada tiap hasil.

Atau pengukuran biasa disebut, sebagai kepresisian data satu dengan data

yang lain.Rumus dari ketidakpastian adalah sebagai berikut :

... (3.5)

Dengan :

Ua : Ketidakpastian

SD : Standar Devisiasi

n : banyak data

Ua =��

(69)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Spesifikasi Alat

Nama Alat : Sterilisator UV berbasis microcontroller ATMega16

Tegangan : 220 V

Daya Setiap Lampu : 30 watt x 4 lampu

Daya Total : 120 Watt

4.2. Gambar Alat

Untuk Gambar alat dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini:

Gambar 4.1 Modul Alat Tugas Akhir

(70)

4.3. Cara Kerja Alat

Ketika alat on maka power supply akan memberikan tegangan ke

setiap blok rangkaian yang ada pada modul ini. Rangkaian minimum sistem

mendapat supply tegangan 5 VDC yang masuk ke ADC akan diproses untuk

dikeluarkan pada port yang telah ditentukan. Pada modul ini port B diatur

sebagai keluaran dari rangkaian minimum sistem ke LCD 16X2. Keluaran

pada port C akan digunakan sebagai triger untuk menyalakan lampu UV

melalui rangkaian driver SSR (solid state relay) dan buzzer. Tegangan

keluaran pada port D yang digunakan sebagai tombol push button untuk

menentukan waktu selama 1 jam, 3 jam dan 6 jam oleh microcontroller.

Setelah waktu tercapai maka lampu UV akan mati secara bersama-sama

buzzer berbunyi dan hourmeter akan berhenti mencatat life time lampu UV.

4.4. Pengujian Alat

Pengukuran Timer

Pengukuran timer menggunakan pembanding stopwatch, sebanyak 1

jam 30 kali percobaan, 3 jam 10 kali percobaan dan 6 jam 10 kali

(71)

Tabel 4.1 Pengukuran timer menggunakan pembanding stopwatch dengan

setting waktu1 jam.

No stopwatch /detik Timer Alat/detik Selisih/detik

[image:71.595.148.505.153.710.2]
(72)

1.5. Analisis Perhitungan

1. Analisis Perhitungan 1 jam 30 kali pecobaan A.Rata-Rata (X)

Sesuai dengan rumus (3-1) malihat dari Tabel di atas di

peroleh rata-rata sebagai berikut :

X =

n n X

( )

̅

X = 3553 detik

B.Simpangan Error %

Dirumuskan sebagai berikut:

Simpangan = XnX

Simpangan = 3600-3553

Simpangan = 47 detik

C.Presentase Error (%)

(73)

% Error = x100%

Xn X

Xn

% Error =

100

%

3600

3553

3600

x

% Error = 1,30%

D.Standart Deviasi (SD)

Rumus standart deviasi (SD) adalah :

 

1

1 2

n

X

X

SD

n i i Dengan:

SD = standart Deviasi

= nilai yang dikehendaki

n = banyak data

(74)

SD = 1,24 detik

E. Ketidakpastian (Ua)

Dirumuskan sebagai berikut :Ua =

n SD

Ua =

30 24 , 1

Ua = 0,22%

Nilai ketidakpastian yang didapat adalah sebesar 0,22%

Tabel 4.2 Pengukuran timer menggunakan pembanding stopwatch dengan

setting waktu3 jam.

No stopwatch /detik Timer Alat/detik Selisih/detik

1 10800 detik 10677 detik 123 detik 2 10800 detik 10673 detik 126 detik 3 10800 detik 10677 detik 123 detik 4 10800 detik 10675detik 125 detik 5 10800 detik 10677 detik 123 detik 6 10800 detik 10676 detik 124 detik 7 10800 detik 10674 detik 126 detik 8 10800 detik 10677 detik 123 detik 9 10800 detik 10674 detik 126 detik 10 10800 detik 10676 detik 124 detik

2. Analisis Perhitungan 3 jam 10 kali pecobaan A.Rata-Rata (X)

Sesuai dengan rumus (3-1) malihat dari Tabel diatas di peroleh

rata-rata sebagai berikut :

X =

n n X

[image:74.595.147.514.351.566.2]
(75)

̅

X = 10675 detik

B. Simpangan Error %

Dirumuskan sebagai berikut :

Simpangan = XnX

Simpangan = 10800-10675

Simpangan = 125 detik

C.Presentase Error (%)

Dirumuskan sebagai berikut :

% Error = x100%

Xn X

Xn

% Error =

100

%

10800

10675

10800

x

% Error = 1,15%

D.Standart Deviasi (SD)

Rumus standart deviasi (SD) adalah:

 

1

1

2

n

X

X

SD

n

i i

Dengan:

SD = standart Deviasi

= nilai yang dikehendaki

(76)

n = banyak data

SD = 2,66 detik

E. Ketidakpastian (Ua)

Dirumuskan sebagai berikut :

Ua =

n SD

Ua =

10 66 , 2

Ua = 0,84%

Nilai ketidakpastian yang didapat adalah sebesar 0,84%

Tabel 4.3 Pengukuran timer menggunakan pembanding stopwatch dengan

setting waktu6 jam.

No stopwatch /detik Timer Alat Selisih/detik

1 21600 detik 21320 detik 280 detik

2 21600 detik 21314 detik 286 detik 3 21600 detik 21316 detik 284 detik 4 21600 detik 21318 detik 282 detik 5 21600 detik 21315 detik 285 detik 6 21600 detik 21314 detik 286 detik 7 21600 detik 21312 detik 288 detik 8 21600 detik 21314 detik 286 detik 9 21600 detik 21320 detik 280 detik 10 21600 detik 21313 detik 287 detik

[image:76.595.150.512.493.727.2]
(77)

3. Analisis Perhitungan 6 jam 10 kali pecobaan

A.Rata-Rata (X)

Sesuai dengan rumus (3-1) malihat dari Tabel di atas di

peroleh rata-rata sebagai berikut :

X =

n n X

( )

̅

X = 21315 detik

B.Simpangan Error %

Dirumuskan sebagai berikut :

Simpangan = XnX

Simpangan = 21600-21315

Simpangan = 285 detik

C.Presentase Error (%)

Dirumuskan sebagai berikut :

% Error = x100%

Xn X

Xn

% Error =

100

%

00

.

216

15

.

213

00

.

216

x

% Error = 1,31%

(78)

Rumus standart deviasi (SD) adalah:

 

1

1

2

n

X

X

SD

n

i i

Dengan:

SD = standart Deviasi

= nilai yang dikehendaki

n = banyak data

SD = 8,44 detik

E. Ketidakpastian (Ua)

Dirumuskan sebagai berikut :

Ua =

n SD

Ua =

10 44 , 8

Ua = 2,67%

Nilai ketidakpastian yang didapat adalah sebesar 2,67%.

(79)

4.6. Uraian Data Hasil Pengukuran

Berdasarkan pengambilan data yang telah dilakukan pengukuran

waktu menggunakan pembanding stopwatch pada sterilisator UV yang saya

buatdidapatkan beberapa hasil pengukuran. Untuk pengambilan data waktu

1 jam selama 30 kali percobaan diperoleh rata-rata waktu selama 3553 detik

sehingga terdapat penyimpangan 47 detik dan error 1,30% sedangkan

standarddeviasi yang dihasilkan yaitu sebesar 1,24 detik dan ketidakpastian

0.22%. Sedangkan untuk pengukuran 3 jam dengan menggunakan

pembanding stopwatch selama 10 kali percobaan diperoleh rata-rata waktu

selama 10675 detik sehingga terdapat penyimpangan 125 detik dan error

1,15% sedangkan standard deviasi yang dihasilkan yaitu sebesar 2,66 detik

dan etidakpastian 0,84%. Sedangkan untuk pengukuran 6 jam dengan

menggunakan pembanding stopwatch selama 10 kali percobaan diperoleh

rata-rata waktu selama 21315 detik sehingga terdapat penyimpangan 285

detik dan error 1.31% sedangkan standard deviasi yang dihasilkan yaitu

(80)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan proses pembuatan, percobaan, pengujian alat dan

pendataan, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Sterilisator UV berbasis microcontroller ATMega 16 ini dapat

memberikan kemudahan pada pengguna karena menggunakan sistem

otomatis sebagai kontrolnya.

2. Sesuai dengan data yang di dapat dari hasil perbandingan timer dengan

stopwatch untuk pengambilan data waktu 1 jam selama 30 kali percobaan

diperoleh rata-rata waktu selama 3553 detik sehingga terdapat

penyimpangan 47 detik dan error 1,30% sedangkan standard deviasi

yang dihasilkan yaitu sebesar 1,24 detik dan ketidakpastian 0.22%.

3. Untuk pengukuran kedua 3 jam dengan menggunakan pembanding

stopwatch selama 10 kali percobaan diperoleh rata-rata waktu selama

10675 detik sehingga terdapat penyimpangan 125 detik dan error 1,15%

sedangkan standard deviasi yang dihasilkan yaitu sebesar 2,66 detik dan

etidakpastian 0,84%.

4. Untuk pengukuran ketiga 6 jam dengan menggunakan pembanding

stopwatch selama 10 kali percobaan diperoleh rata-rata waktu selama

21315 detik sehingga terdapat penyimpangan 285 detik dan error 1.31%

(81)

sedangkan standard deviasi yang dihasilkan yaitu sebesar 8,44 detik dan

ketidakpastian 2,67%.

5.2. Saran

Setelah melakukan proses pembuatan, percobaan, penguji

Gambar

Tabel 2.1 Daya bunuh sinar ultraviolet terhadap jenis bakteri
Gambar 2.3 LCD Karakter 16x2
Gambar 2.5 Hourmeter
Gambar 2.7 Solid State Relay
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar A : Menunjukkan foto Panglima Bambang Sugeng Selaku Panglima Divisi III/Gubernur Militer III Jawa Tengah dan Yogyakarta. Gambar B : Menunjukkan foto Monumen Panglima

Seperti sumber-sumber polusi lainnya, unsur logam berat dapat ditransfer dalam jangkauan yang cukup jauh di lingkungan dan berpotensi menggangu kehidupan biota lingkungan yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) kontribusi pemanfaatan perpustakaaan terhadap hasil belajar auditing,2) kontribusi intensitas belajar terhadap

z Digunakan untuk menyajikan data   dalam bentuk kolom dan baris,   tujuannya agar   informasi. dapat ditampilkan secara lebih terstruktur

Dari paparan data di atas temuan penelitiannya tentang strategi pembelajaran reflektif digunakan di MTS Syekh Subakir Nglegok Blitar yang dilakukan dengan jalan:

Sedangkan dalam proses menampilkan hasil pencarian, setelah data dalam tabel (baik data yang dicari ditemukan atau tidak), maka proses ini akan berjalan untuk menampilkan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keaktifan belajar materi suhu dan perubahannya pada peserta didik kelas VII H semester ganjil

Berpijak dari hal-hal tersebut, maka diperlukan proses-proses perencanaan pembangunan di tingkat desa yang melibatkan partisipasi langsung warga masyarakat.RPJM Desa