• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TINGKAT PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI YOGYAKARTA"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

i

THE ANALYSIS OF USING IN INFORMATION AND COMUNICATION TECHNOLOGY LEVEL AT SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) IN

YOGYAKARTA CITY

Oleh:

FEMI KURNIA 20120410366

FAKULTAS EKONOMI

(2)

i

THE ANALYSIS OF USING IN INFORMATION AND COMUNICATION TECHNOLOGY LEVEL AT SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) IN

YOGYAKARTA CITY

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Menejemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

FEMI KURNIA 20120410366

FAKULTAS EKONOMI

(3)

ii Dengan ini saya,

Nama : Femi Kurnia

Nomo rmahasiswa : 20120510366

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS TINGKAT PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI YOGYAKARTA” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 05 Agustus 2016

(4)

iii

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya

kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

(QS. Al-Insyirah,6-8)

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha

mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

“Orang yang menuntut ilmu bearti menuntut rahmat ; orang yang menuntut ilmu bearti menjalankan rukun Islam dan Pahala yang diberikan kepada sama

(5)

iv Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, terima kasih untuk Allah SWT dan Nabi besar kita Muhammad SAW

yang telah memberikan segala petunjuk kepada saya sehingga skripsi ini telah selesai

pada waktunya. Skripsi ini akan saya persembahkan untuk-Nya dan Nabi Muhammad

SAW.

Untuk kedua orang tuaku, To’at dan Sri Hastuti yang amat sangat saya cintai dan saya

sayangi, terima kasih selalu ku ucapkan untuk kedua orang tuaku yang telah banyak

memberikan dukungan dan semangatnya sepanjang hidupnya. Terima kasih banyak

Ibuk Bapak .

Untuk kakak ku tersayang, Sutoto dan Toti hardinah serta Nyamiatik dan keponakan

ku Vania Calista Kelly, Clianta Kelly dan Ito Elby Rizkya Fara terima kasih yang

telah menghibur aku, terima kasih untuk segala keceriaannya. Terimakasih juga untuk

keluarga Pak Bayu yang memberi kesempatan untuk mendapatkan penghasilan

tambahan terutama Kakek dan Uti yang memberikan petuah-petuah untuk selalu

semangat dan tidak menyerah.

Untuk Ibu Fauziyah selaku dosen pembimbing skripsi saya. Terima kasih untuk

bersedia membimbing saya hingga skripsi saya ini telah selesai dan saya minta maaf

(6)

v

sehingga saya dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Terima kasih

telah sabar dalam menyikapi segala tingkah laku saya. Terima kasih juga karena

selalu ada di saat saya suka maupun duka.

Untuk Mbak Fitri, Choirul Chafidhoh, Istiana Dewi yang telah memberikan semangat

juga, kita sama – sama berjuang untuk mendapatkan gelar Sarjana ini. Terima kasih

untuk selalu menemaniku, menghiburku dan membuatku tersenyum.

Untuk teman dan sahabat seperjuangan (Rizki K Dewi, Tata Riana E.D, Guniarti

Indah, Naulia Ningsih Nasution, Digna, Sukesih, Isna, Wawan, Fian, Rudi, Biko,

Badru, Rizki, Alvin, Farid, Syabu, Mahmud Yunus, Fandi, Nugraheni Pangestuti,

Cynthia, Sunaini Rofi’ah, Firgianti Fadhillah, Titin, Teteh, Yuyun, Yesika, Amran

dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu). Terima kasih untuk kebersamaan kita

selama ini dan sukses untuk kita semua.

Untuk dosen-dosen di Manajemen yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima

(7)

vi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAAN ... iv

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C Tujuan Penelitian ... 6

D Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. LANDASAN TEORI ... 8

1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 8

2. Mengenal Peralatan TIK ... 9

3. Pengertian dan Karakteristik UMKM ... 11

4. Adopsi TI Oleh UMKM ... 17

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 18

C. Kerangka Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Objek Penelitian ... 22

(8)

vii

E. Definisi Operasional Variabel ... 24

F. Populasi dan Sampling ... 26

G. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 29

B. Hasil Penelitian ... 36

C. Pembahasan ... 62

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 76

A. Simpulan ... 76

B. Saran ... 78

C. Keterbatasan Penelitian ... 79 DAFTAR PUSTAKA

(9)

viii

3. 1 Populasi penelitian ... 27

4.1 Luas Wilayah Kecmatan Ibu Kota Yogyakarta ... 30

4.2 Jumlah Penduduk Kota Yogyakarta ... 31

4.3 Jumlah Responden pada Hasil Penelitian ... 33

4.4 Jenis Usaha pada UMKM. ... 34

4.5 Umur UMKM ... 35

4.6 Jumlah Karyawan pada UMKM ... 35

4.7 Penggunaan Komponen TIK ... 36

4.8 Penggunaan E-mail pada UMKM ... 37

4.9 Penggunaan jejaring Sosial ... 38

4.10 Penggunaan Media Sosial ... 39

4.11 Jumlah UMKM yang memiliki karyawan dapat mengoperasikan komputer ... ... 39

4.12 Jumlah Karyawanyang Mengoperasikan Komputer ... 40

4.13 Pemanfaatan Komputer pada UMKMl ... 42

4.14 pemanfaatan Internet pada UMKM ... 43

4.15 Tingkat Adopsi TIK ... 44

4.16 Alasan Responden Tidak Menggunakan Komputer dan Internet... 45

4.17 Alasan Lain Responden Tidak Menggunakan Komputer dan Internet ... 46

4.18 TIK Faktor Penting pada UMKM ... 47

4.19 TIK Faktor yang Diperlukan pada UMKM ... 47

4.20 TIK Faktor yang Dibutuhkan pada UMKM ... 48

4.21 TIK Faktor Pendukung pada UMKM ... 49

4.22 TIK Faktor Meningkatkan Kinerja pada UMKM ... 50

4.23 UMKM yang Mengikuti Pelatihan/Workshop ... 51

4.24 Pihak yang Mengadakan Pelatihan ... 52

(10)

ix

4.28 Alasan UMKM Tidak Memiliki Website ... 55

4.29 Alasan Lain UMKM Tidak Memiliki Website ... 56

4.30 Jumlah UMKM yang Berminat Membuat Website ... 57

4.31 Jumlah UMKM yang Mengembangkan dan Memperluas Website ... 58

(11)

x

4.1 Penggunaan Komponen TIK ... 36

4.2 Penggunaan E-mail pada UMKM ... 37

4.3 Penggunaan Jejaring Sosial ... 38

4.4 Penggunaan Media Sosial ... 39

4.5 Jumlah UMKM yang Memiliki Karyawan dapat Mengoperasikan Komputer ... 40

4.6 Jumlah Karyawan yang mengoperasikan Komputer ... 41

4.7 Pemanfaatan Komuter pada UMKM ... 42

4.8 Pemanfaatan Internet pada UMKM ... 44

4.9 Alasan UMKM Tidak Menggunakan Komputer dan Internet ... 45

4.10 Alasan Lain Tidak Mengggunakan Internet dan Komputer ... 46

4.11 TIK Faktor Penting pada UMKM ... 47

4.12 TIK Faktor yang Diperlukan pada UMKM ... 48

4.13 TIK Faktor yang Dibutuhkan pada UMKM ... 49

4.14 TIK Faktor Pendukung pada UMKM ... 50

4.15 TIK Faktor Meningkatkan Kinerja pada UMKM ... 51

4.16 Pihak yang Mengadakan Pelatihan ... 52

4.17 Pihak Lain yang mengadakan Pelatihan ... 53

4.18 Materi yang Didapat dari Pelatihan ... 54

4.19 Kepemilikan Website ... 55

4.20 Alasan UMKM Tidak memiliki Website ... 56

4.21 Alasan Lain UMKM Tidak memiliki Wbsite ... 57

4.22 Jumlah UMKM yang Berminat Membuat Website ... 58

4.23 Jumlah UMKM yang Mengembangkan dan Memperluas Website ... 59

(12)
(13)

THE ANALYSIS OF USING IN INFORMATION AND COMUNICATION TECHNOLOGY LEVEL AT SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) IN

YOGYAKARTA CITY

Diajukan Oleh FEMI KURNIA

20120410366

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Menejemen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Tangal 25 Agustus 2016

Yang terdiri dari

Dra. RetnoWidowati, PA., M.Si., Ph.D Ketua Tim Penguji

Ika Nurul Qamari, SE., M.SI Fauziyah, SE., M.SI

Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(14)

i

Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan faktor penting dalam kehidupan terutama pada bisnis. Tingkat penggunaan TIK pada UMKM sangat berpengaruh terhadap bisnis yang dijalankannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kepemilikan fasilitas, pemanfaatan, penggunaan TIK di setiap UMKM, menganalisis sejauh mana tingkat adopsi TIK, menganalisis dari setiap UMKM dalam mengikuti pelatihan pemanfaatan TIK serta menganalisis rencana penggunaan TIK di masa depan. Obyek pada penelitian ini yaitu 50 UMKM yang berada di Kota Yogyakarta.

Teknis analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif yang digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian utama serta data identitas umum/karakteristik demografi responden. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 40 responden mengatakan bahwa pentingnya mengadopsi TIK tapi hanya 30 yang menggunakan komputer dan 28 menggunakan internet serta hanya 25 responden yang mengikuti pelatihan.

(15)

ii

Information and Communication Technology (ICT) is an important factor in this life, especially in business sector. The level of using ICT at SME is giving influent toward the business owner. The aim of this research is to analysis the owner of the facilities and the using of ICT in every SME. The researcher analyzed how far the level in adopting ICT, analyzed every SME in following the ICT training, and also analyzed the planning of using ICT in the future. The Subject of this research is 50 UMKM that stay in Yogyakarta.

The researcher used descriptive statistic in analyzing the data to give the information about the characteristic of the research variable, and gave the general characteristic of the respondents. The result of this research shown that more than 40 respondents said the important of adopting ICT, but only 30 who used computer, 28 used internet, and 25 respondents who followed the training.

(16)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) saat ini

sangat cepat diterima oleh masyarakat. Teknologi ini melingkupi semua

bidang, yaitu bidang pendidikan, perekonomian, pertanian, peternakan,

pertambangan dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas

dengan gaya hidup yang berhubungan dengan teknologi dan menjadi

kebutuhan pokok bagi sebagian masyarakat, terutama pelajar, mahasiswa,

karyawan, wiraswasta, hingga ibu rumah tangga pun menggunakannya.

Manfaat yang dirasakan akan hadirnya teknologi ini sangat membantu

dalam kegiatan yang mereka lakukan. Seperti mencari informasi, bertukar

pikiran, bahkan untuk belanja.

Manfaat dari perkembangan teknologi yang dapat dirasakan saat

ini seperti pemenuhan kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, papan

dapat diperoleh dengan mudah tanpa harus ketempat yang dituju. Misalnya

sedang membutuhkan produk dan informasi harganya langsung saja

mencari pada toko online dengan smartphone yang tersambung dengan internet.

Pemanfaatan teknologi di bidang bisnis saat ini tidak hanya pada

usaha-usaha besar ataupun perusahaan-perusahaan yang berkembang pesat

namun pada UMKM sekarang memanfaatkannya untuk menaikkan jumlah

pelanggan, mencapai target omset, mencari informasi pada pesaing dan

(17)

Adeosun, et al (2009) berpendapat bahwa penggunaan TI

memberikan nilai positif bagi strategi manajemen yang terkait dengan

aspek komunikasi, akses informasi, pengambilan keputusan, manajemen

data dan knowledge management pada sebuah organisasi.

Berbagai lahan usaha saat ini telah dimasuki oleh UMKM. Bukan

hanya di sisi retail, namun juga di sektor-sektor bisnis besar. Sayangnya,

dari jumlah tersebut, lebih dari 90 persen masih bermain di ranah offline. Tentu, itu bukan jumlah yang sedikit, jika kita lihat dari kacamata dunia

digital. Sejatinya, sebaik-baiknya bisnis, para pemain UMKM itu juga

dapat memanfaatkan dunia digital dalam sektor bisnis yang sama.

Menurut data Facebook pada 2014, hanya sekitar 6,6 persen dari

jumlah UMKM di Indonesia yang baru memanfaatkan dunia digital,

terutama beriklan dengan menggunakan laman Facebook (Kompas.com

:2015).

Keterangan diatas menjelaskan bahwa UMKM berperan penting

dalam perekonomian suatu negara dan menyerap cukup banyak serta

mengurangi pengangguran, dengan ini maka UMKM berkontribusi pada

investor nasional dan berikut ini bentuk kontribusi yang telah dilakukan

oleh UMKM.

Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data – Biro

Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UMKM Republik

Indonesia, UMKM memberi berbagai jenis kontribusi, antara lain sebagai

berikut: Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional;

(18)

a. Tahun 2007, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 461,10

triliun atau 52,99% dari total investasi nasional sebesar Rp

870,17 triliun.

b. Tahun 2008, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar

Rp 179,27 triliun atau sebesar 38,88% menjadi Rp 640,38

triliun.

2. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.

PDB Nasional menurut harga berlaku:

a. Tahun 2007, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut

harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.105,14 triliun atau sebesar

56,23%.

b. Tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut

harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.609,36 triliun atau sebesar

55,56%.

3. Kontribusi UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional; pada

tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar

90.896.207 orang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja,

jumlah ini meningkat sebesar 2,43%.

4. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Devisa Nasional; pada tahun

2008 kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui

ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 40,75 triliun

(19)

Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan

kembali menjadi penyelamat perekonomian Indonesia seperti ketika RI

mengalami krisis moneter pada 1998 silam.

Menurut Direktur Eksekutif INDEF bahwa pemerintah perlu

memberdayakan pelaku usaha UMKM di tengah perlambatan ekonomi dan

turunnya nilai tukar mata uang rupiah beberapa waktu belakangan ini.

Nilai tukar rupiah yang rendah dapat menjadi peluang untuk meningkatkan

daya saing dalam negeri. Potensi daya saing yang paling besar ada di

sektor UMKM, seperti pada tahun 1998 terjadinya krisis moneter UMKM

sebagai penyelamat negara diharapkan akan terulang kembali, lantaran

98% pelaku ekonomi Republik Indonesia ada di sektor ini (Kompas.com

:2015).

Terutama di Yogyakarta yang merupakan kota pariwisata dan kota

pelajar tentunya UMKM pusat oleh-oleh maupun batik khas Yogyakarta

berdiri dengan bantuan pemerintah maupun berdiri sendiri. Wisatawan

bisa dengan mudah memperoleh buah tangan dai hasil UMKM yang

dipasarkan.

Sekarang banyak berdiri UMKM yang memanfatkan adanya TIK

untuk mengembangkan usahanya dan memasarkan produknya untuk bisa

lebih maju. Tapi tidak semua UMKM sudah memanfaatkan TIK dengan

baik, banyak juga yang belum tahu bagaimana cara memanfaatkannya dan

dampak posiif dari adanya TIK tersebut.

Menurut Prabandari & Azzuhri (2011) solusi pemanfaatan

(20)

dunia internet istilah “bisnis online” sudah tidak asing. Dalam penelitian

tersebut menunjukkan hasil bahwa hanya 22 UKM yang telah

menggunakan commerce dan sisanya 19 UKM belum memanfaatkan

e-commerce. Kendala UKM untuk menggunakan e-commerce antara lain

yaitu, kurang memahami teknis teknologi informasi, biaya akses internet

masih mahal, hanya sebagian orang yang bisa mengakses, komplain dari

pembeli karena barang tidak sesuai aslinya dan beberapa kendala lain.

Penggunaan media sosial dan black-berry sudah menjadi hal yang biasa

dalam berbisnis.

Dalam Utami & Triyono (2012) pemanfaatan blackberry untuk

bisnis salah satunya adalah untuk mendorong bisnis batik. Ditunjang batik

semakin populer ketika United Nations Educational, Scientific, and

Culture Organization (UNESCO) memberikan pengakuan dan

mengesahkan secara resmi Batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia

(World Heritage) pada tanggal 2 Oktober 2009. Blackberry merupakan

salah satu sarana akses informasi bisnis dan didukung dengan browser

yang cukup mumpuni, sehingga para pelaku bisnis dapat dengan mudah

mengakses informasi terbaru.

Pada (Tribunjogja.com:2016) Sektor usaha mikro, kecil, dan

menengah (UMKM) di DIY dipandang masih memerlukan jejaring

pemasaran produk yang lebih luas. Hal ini menjadi alasan bagi Pusat

Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM (PLUT KUMKM) di

bawah Dinas Koperasi dan UMKM DIY untuk menggandeng situs

(21)

Kepala Seksi PLUT KUMKM Dinkop UMKM DIY, Sudarso

mengatakan, kerjasama ini dilakukan dalam rangka memperluas jaringan

pasar pelaku UMKM di Yogyakarta. Marketplace dinilai bisa membantu UMKM dalam membangun jaringan pemasaran dan penjualan produk

yang lebih baik. Terdapat 137.000 UMKM di DIY masih banyak pelaku

usaha kecil yang belum mengetahui manfaat teknologi (gagap teknologi).

Bahkan, media komunikasi yang digunakan juga masih terbatas

konvensional. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

Penjelasan di atas menggambarkan keadaan perkembangan UMKM

yang berada di Yogyakarta dengan ini maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Penggunaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi pada Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota

Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah

penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah dari setiap UMKM memiliki fasilitas TIK (komputer, printer,

fax, e-mail, HP, internet, dan akun jejaring sosial) yang mendukung

dalam usaha yang dijalankannya?

2. Apakah manfaat yang diperoleh oleh UMKM dari adanya fasilitas TIK

tersebut?

3. Bagaimana penggunaan khususnya internet dalam mendukung

(22)

4. Sejauh mana tingkat adopsi TIK oleh UMKM yang dijalankan?

5. Apakah dari setiap UMKM pernah mengikuti pelatihan penggunaan

atau pemanfaatan TIK?

6. Apakah ada rencana penggunaan fasilitas TIK di masa mendatang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sesuai uraian di atas adalah:

1. Menganalisis kepemilikan fasilitas TIK di setiap UMKM yang

mendukung kegiatan usahanya.

2. Menganalisis pemanfaatan fasilitas TIK pada UMKM.

3. Menganalisis penggunaan TIK khususnya internet dalam mendukung

perkembangan UMKM.

4. Menganalisis sejauh mana tingkat adopsi TIK oleh UMKM.

5. Menganalisis dari setiap UMKM dalam mengikuti pelatihan

penggunaan atau pemanfaatan TIK.

6. Menganalisis rencana penggunaan TIK di masa depan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai penjelasan dan dukungan dari penelitian yang dilaksanakan

mengenai tingkat penggunaan TIK pada UMKM di Yogyakarta.

b. Diharapkan dapat berguna untuk menjadi rujukan aktual bagi para

peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian tingkat

(23)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengusaha

UMKM dan bagi siapa saja yang akan mendirikan usaha dapat menjadi

modal dalam penerapan TIK dalam usaha yang akan dirintisnya

(24)

8

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi

a. Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Information Technology Association of America (ITAA), teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,

implementasi, dukungan, atau manajemen sistem informasi berbasis

komputer. TI memanfaatkan komputer elektronik dan perangkat lunak

komputer untuk mengubah, menyimpan, melindungi, memproses,

mentransmisikan, dan memperoleh informasi secara aman (Sutarman,

2009).

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memuat semua

teknologi yang berhubungan dengan penanganan informasi.

Penanganan ini meliputi pengambilan, pengumpulan, pengolahan,

penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Jadi, TIK adalah

teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan,

pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.

Ditinjau dari susunan katanya, teknologi informasi dan

komunikasi tersusun dari 3 (tiga) kata yang masing-masing memiliki

arti sendiri. Kata pertama, teknologi, berarti pengembangan dan aplikasi

dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia

(25)

penemuan alat-alat baru yang menggunakan prinsip dan proses

penemuan saintifik.

Kata kedua dan ketiga, yakni informasi dan komunikasi, erat

kaitannya dengan data. Informasi berarti hasil pemrosesan, manipulasi

dan pengorganisasian sekelompok data yang memberi nilai

pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak

kepada pihak lain agar terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara

keduanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi dan

komunikasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses

penyampaian informasi dan proses penyampaian pesan (ide, gagasan)

dari satu pihak kepada pihak lain sehingga lebih cepat, lebih luas

sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.

2. Mengenal Peralatan TIK

Kata informasi memiliki arti tersendiri dan dalam penerapannya

membutuhkan alat atau hardware yang spesifik. Begitu juga dengan

kata komunikasi. Sekarang kita mengenal begitu banyak alat

komunikasi yang membuat jarak tidak lagi menjadi masalah selama alat

komunikasi tersebut tersedia. Informasi dapat ditayangkan atau

disampaikan ke suatu tujuan yang jauh menggunakan

peralatan-peralatan di bawah ini.

a. Komputer, yaitu alat yang berguna untuk mengolah data menjadi

(26)

b. Proyektor LCD (Liquid Crystal Display), yaitu alat untuk menayangkan informasi yang berasal dari komputer atau media

informasi lain seperti DVD Player.

c. OHP (Over Head Projector), yaitu alat untuk menayangkan informasi statis yang tertulis pada plastik transparansi.

d. Radio, yaitu alat penerima informasi yang berasal dari stasiun

pemancar berupa gelombang elektromagnet yang membawa

informasi suara.

e. Televisi, yaitu alat penerima informasi yang berupa gambar dan

suara. Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision

(tampak/visual).

f. Internet, yaitu hubungan antar komputer dalam suatu jaringan global

yang memungkinkan setiap komputer saling bertukar informasi.

g. GPS (Global Positioning System), yaitu alat informasi berfungsi menentukan letak, arah atau kecepatan benda yang berada di

permukaan bumi.

h. Faximile, yaitu alat untuk mengirim dan menerima dokumen melalui jalur telepon. Dokumen yang dikirim dengan faximile sama persis

dengan dokumen asli.

i. Satelit komunikasi, yaitu benda buatan manusia yang diletakkan di

ruang angkasa untuk keperluan telekomunikasi.

j. Telepon, yaitu alat komunikasi berguna untuk mengirim data suara

(27)

k. Handphone atau telepon seluler, yaitu alat komunikasi bergerak untuk mengirim data suara. Telepon seluler menggunakan

gelombang elektromagnet sebagai media penghantar.

l. Modem, yaitu perangkat keras yang berfungsi mengubah sinyal

digital menjadi sinyal listrik yang dapat merambat melalui telepon,

dan sebaliknya. Modem merupakan perangkat penting untuk

mengakses Internet.

Sistem Informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung

operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. “Sistem Informasi” dapat berupa

gabungan dari beberapa elemen teknologi berbasis komputer yang

saling berinteraksi dan bekerja sama berdasarkan suatu prosedur kerja

(aturan kerja) yang telah ditetapkan, dimana memproses dan mengolah

data menjadi suatu bentuk informasi yang dapat digunakan dalam

mendukung keputusan (Mukhyi dan Mujiyana, 2008).

Banyak literatur istilah penguasaan teknologi (technological acquisition) didefinisikan sebagai kemampuan dalam menghasilkan dan mengelola proses perubahan teknologi. Proses penguasaan ini melalui

tahapan memilih, mendapatkan, menerapkan, mengelola, mengadopsi,

mengimitasi, mengakuisisi, meng-up grade dan menguasai teknologi

dari luar yang sudah lebih maju secara efektif dan efisien (Mukhyi dan

(28)

3. Pengertian dan karakteristik UMKM

Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah

menurut undang-undang no. 20 tahun 2008, adalah:

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro,

yakni:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha.

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000

(tiga ratus juta rupiah).

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang

memenuhi kriteria usaha kecil, yakni:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

(29)

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha

kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan yang memenuhi kriteria usaha menengah, yakni:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar

rupiah).

UKM perlu memanfaatkan TIK untuk meningkatkan daya saing

perusahaan, mengingat di era globalisasi ini arena persaingan menjadi

sangat kompetitif, dan bersifat global/mendunia, usaha kecil dan

menengah (UKM) harus mampu bersaing di tengah persaingan ini,

untuk itu diperlukan strategi untuk meningkatkan daya saing

perusahaan. Dewasa ini TIK menjanjikan solusi bagi banyak

permasalahan di dunia usaha.

a. Faktor penghambat UKM mengadopsi TIK

Kondisi teknologi informasi di Indonesia sendiri relatif tertinggal

(30)

bisa dilihat dari ketersediaan infrastruktur teknologi informasi, jumlah

komputer yang dimiliki perusahaan, atau akses internet. Berdasarkan

data dari International Telecommunication Union (ITU), jumlah pengguna internet di Indonesia untuk tahun 2004 tercatat sekitar 14,5

juta atau hanya 652 per 10.000 penduduk (Hermana, 2008).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penggunaan

TIK adalah:

1) Keterlibatan pemimpin di dalam implementasi TIK

2) Keterlibatan karyawan di dalam pengembangan TIK

3) Pelatihan kepada para pengguna

4) Pemilihan aplikasi-aplikasi komputerisasi

5) Penggunaan metodologi perencanaan dalam aplikasi

pemilihan TIK.

Informasi eksternal dalam pengambilan keputusan. Sebagai

contoh Kasus di Nigeria, yang baru-baru ini mengalami pergantian

Hambatan utama yang dihadapi usaha kecil dalam mengembangkan

TIK di negara berkembang adalah kurangnya akses informasi, terutama

informasi yang digunakan di dalam pengambilan keputusan, ketiadaan

sumber daya dan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.

Menurut catatan dari Deperindag permasalahan dalam penerapan/

pengembangan iptek di UKM dapat dikelompokkan dalam dua

kategori, yakni masalah-masalah internal (yang dapat dipengaruhi oleh

pengusaha) dan masalah-masalah eksternal bagi pengusaha.

(31)

a) Kesadaran dan kemauan pengusaha untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi tepat guna di perusahaan masih sangat

terbatas.

b) Keterbatasan modal untuk melakukan perbaikan/peningkatan

teknologi.

c) Kurangnya kemampuan pengusaha untuk memanfaatkan peluang

usaha.

d) Lemahnya akses dan terbatasnya informasi tentang sumber

teknologi dan pengetahuan tertentu.

Sedangkan masalah-masalah eksternal adalah sebagai berikut:

a) Sebagian besar hasil litbang yang ada hingga saat ini bukan yang

diperlukan oleh UKM.

b) Proses alih teknologi kepada UKM belum optimal, antara lain

keterbatasan tenaga pendamping di lapangan.

c) Publikasi hasil-hasil litbang masih terbatas dan penyebarannya

belum menjangkau UKM di seluruh wilayah.

d) Skim pembiayaan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi termasuk pembelian mesin-mesin baru untuk UKM

masih terbatas misalnya sistem leasing dan sewa beli

mesin/peralatan di satu pihak masih terbatas, dan di pihak lain

belum banyak dimanfaatkan oleh UKM karena tidak kompetitif.

Salah satu penyebab kinerja UKM di Indonesia jauh lebih rendah

(32)

rendahnya pengembangan atau penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi oleh UKM di Indonesia. Padahal di era perdagangan bebas dan

globalisasi perekonomian dunia, iptek bersama dengan SDM merupakan

dua faktor dominan dalam menentukan tingkat daya saing dari suatu

produk atau perusahaan. UKM yang bisa survive baik di pasar domestik

dan global adalah UKM yang efisien dan menghasilkan produk-produk

berkualitas tinggi tersebut (Mohamad Jafar, 2004 dalam

http://www.smecda.com).

SDM dan Iptek merupakan dua komponen yang tidak bisa

dipisahkan, dimana SDM sangat dibutuhkan untuk pengembangan

pengetahuan atau penyerapan teknologi artinya agar UKM bisa

mengembangkan teknologi sendiri dalam hal harus ada keterampilan dan

kemampuan tenaga kerja dan pengusaha UKM untuk menyerap

pengetahuan dan teknologi.

Berbagai kebijakan memang sudah sering kita dengar mengenai

pemberdayaan usaha kecil di Indonesia, misalnya program kemitraan

dengan pengusaha besar atau bantuan permodalan dari BUMN, atau

penyaluran kredit perbankan khusus untuk usaha kecil. Tetapi aspek lain

yang belum digarap secara optimal adalah penerapan TIK di kalangan

pengusaha kecil. Pemberdayaan usaha kecil melalui penerapan TIK

mempunyai peluang sangat besar untuk meningkatkan kontribusi usaha

kecil terhadap perekonomian Indonesia. Walaupun relatif klise dan

teoritis, alasannya sederhana saja yaitu penggunaan TIK bisa

(33)

antar pelaku usaha kecil maupun dengan pembeli potensial.

Pertimbangan geografis penyebaran unit usaha dan trend penggunaan

internet oleh mitra dagang juga bisa menjadi faktor pendorong terhadap

pemanfaatan internet untuk kepentingan usaha kecil di Indonesia (Adi,

2008).

4. Adopsi TI Oleh UKM

Adeosun, et al (2009) berpendapat bahwa penggunaan TI

memberikan nilai positif bagi strategi manajemen yang terkait dengan

aspek komunikasi, akses informasi, pengambilan keputusan, manajemen

data dan knowledge management pada sebuah organisasi. TI dapat menjadi kekuatan strategi dan alat bagi organisasi yang memberikan

keuntungan pada aspek promosi dan kekuatan daya saing (Buhalis,

2003). Hengst dan Sol (2001) berpendapat bahwa TI memberikan

keuntungan bagi organisasi bisnis untuk mengurangi biaya dan

meningkatkan kemampuan organisasi bisnis dalam melakukan koordinasi

dengan pihak luar. Namun, beberapa peneliti dengan penelitian yang

telah dilakukan mengungkapkan fakta bahwa adopsi TI di UKM masih

sangat rendah dari yang diharapkan (Pavic, et al., 2007; Yu, 2006). Di

era knowledge-based economy saat ini adalah penting bagi UKM untuk melakukan adopsi TI. Karena adopsi TI memberikan kemampuan bagi

UKM untuk memberikan layanan yang semakin baik dan daya saing

(Apulu & Latham, 2011). TI juga terbukti mempunyai dampak positif

pada kinerja organisasi (Maldeni & Jayasena, 2009). Organisasi bisnis

(34)

dapat memberi dampak yang kurang baik terhadap daya tahan dan

pertumbuhan ekonomi secara umum (Berisha-Namani, 2009). Penelitian

yang dilakukan oleh Lefebvre, et al., (1999), terdapat empat faktor yang

menetukan adopsi teknologi baru oleh UKM, yaitu: (1) karakteristik

UKM, (2) strategi dan manajemen kompetisi UKM, (3) pengaruh pihak

internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan adopsi, dan

(4) karakteristik teknologi baru yang akan diadopsi.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Mohamad Rifqy Roosdhani, Purwo Adi Wibowo, dan

Anna Widiastuti (2012) dengan judul “Analisis Tingkat Penggunaan

Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Usaha Kecil Menengah di Kab. Jepara”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tingkat

penggunaan TIK pada UKM di lima sentra industri di Kab. Jepara.

Konstruk tingkat pengguna TIK diturunkan menjadi beberapa variabel,

yaitu tingkat ketersediaan/kepemilikan fasilitas/infrastruktur TIK,

pemanfaatan TIK, kemanfaatan TIK dan rencana penggunaan TIK

dimasa depan. Dari 2039 anggota populasi diambil sampel sebanyak 94

pengusaha UKM dengan metode stratified random sampling. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil dari

penelitiannya yaitu menunjukkan bahwa tingkat penggunaan TIK pada

UKM di Jepara pada tingkat sedang, cenderung rendah. Hal ini

ditunjukkan dari rendahnya kepemilikan peralatan TIK. Sedangkan

(35)

pengusaha UKM memiliki minat besar dalam memanfaatkan TIK untuk

mendukung bisnis yang dijalankannya.

Penelitian lainnya ada dari Desak Nyoman Sri Werastuti (2014) dengan judul penelitiannya “Analisis Penggunaan Teknologi Informasi

(TI) Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran UMKM di Kabupaten Buleleng”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis tingkat

penggunaan TI pada UMKM di Kabupaten Buleleng yang mana UMKM

dapat menyerap tenaga kerja yang besar dan potensial di tengah krisis

ekonomi. Tersedianya teknologi informasi bisa menjadi solusi dari

masalah-masalah yang di hadapi UMKM. Seperti pada penggunaan

teknologi informasi diperlukan untuk mendukung aktivitas UMKM

dalam memenangkan kompetisis pada pasar bebas, terutama dengan

memperhatikan pada manajemen pemasaran. Oleh karena itu dibutuhkan

penelitian tingkat penggunaan TI pada UMKM di Kabupaten Buleleng.

Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat

indepedensi tingkat penggunaan TI pada UMKM dioperasioalkan dalam

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mengenai tingkat

penggunaan TI. Pertanyaan-pertanyaan tersebut meliputi:

1. Kepemilikan fasilitas TI (komputer, laptop/notebook, printer, fax, HP, telpon, internet, e-mail, akun-akun jejaring sosial),

2. Penggunaan fasilitas TI untuk apa saja,

3. Keikutsertaan UKM pada pelatihan/workshop tentang pemanfaatan

TIK,

(36)

Populasi penelitian adalah UMKM yang berada di kabupaten

Buleleng, yang meliputi: sektor perdagangan, sektor jasa, sektor

industri, sektor pertanian yang totalnya sebanyak 2637. Untuk

menentukan sampel yang akan dianalisis dalam penelitian, teknik

sampling yang digunakan stratified random sampling. Dari sekian jumlah populasi diambil sebanyak 98 UMKM sebagai sampel. Teknik

pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, dan

dokumentasi. Beberapa kesimpulan dari deskripsi tigkat penggunaan

TI oleh UMKM di kabupaten Buleleng adalah:

1. Tingkat kepemilikan fasilitas dan infrastruktur TI oleh

UMKM cenderung rendah.

2. Pemanfaatan TI masih pada hal-hal yang berifat umum

belum secara sinergi untuk meningkatkan kinerja atau

untuk mendukung pengelolaan usaha secara efisien.

3. Persepsi responden terhadap kemanfaatan TI pada bisnis

tinggi.

4. Pengusaha UMKM memiliki minat yang besar dalam

(37)

C. Kerangka Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Lemahnya Pemanfaatan TIK Pada UMKM

Identifikasi Penggunaan TIK Pada UMKM

Fasilitas TIK

Manfaat TIK bagi

UMKM

Keikutsertaan pelatihan/ workshop

Rencana peggunaan

TIK

Gambaran Nyata Pemanfaatan TIK oleh UMKM

Rekomendasi Kebijakan

Pihak Terkait Lainnya UMKM

Pemerintah

(38)

22 A. Obyek Penelitian

Obyek pada penelitian ini yaitu UKM yang berada di Kota

Yogyakarta dan peneliti mengambil sampel dari beberapa

Kecamatan yang berada di Kota Yogyakarta diantaranya

Kecamatan Danurejan, Gedung Tengen, Gondokusuman,

Gondomanan, Jetis, Kotagede, Kraton, Mantrijeron, Mergangsan,

Ngampilan, Tegal Rejo, Umbul Harjo, dan Wirobrajan.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data Primer: yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

responden penelitian yang merupakan pemilik dari usaha

tersebut.

2. Data Sekunder: yaitu data yang diperoleh dari Dinas

Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, yang berupa diagram

(39)

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner: merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden.

2. Wawancara: yaitu pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

3. Dokumentasi yaitu pencatatan data yang diperlukan dari

sumber-sumber yang telah ditentukan.

D. Tahap – Tahap Penelitian

Tahap-tahap untuk menganalisis data adalah sebagai berikut

(Moleong, 2011).

1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber

Penelaahan yang dilakukan yaitu dengan: wawancara,

pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,

dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan

sebagainya.

2. Reduksi data adalah satu upaya untuk membuat abstraksi.

Abstraksi adalah usaha membuat rangkuman inti, proses dan

pernyataan tetap sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah

dilakukan reduksi data-data tersebut disusun dalam satuan.

3. Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain

adalah salah satu salah satu tumpukan yang disusun atas dasar

(40)

melakukan wawancara dan observasi, penulis mulai memberi

kategori pada data-data yang sudah didapat kemudian

disesuaikan dengan pokok penelitian.

4. Pemeriksaan keabsahan data. menguji keabsahaan

menggunakan teknik triangulasi, adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar

data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak

digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

5. Penafsiran data adalah untuk menjawab rumusan masalah yang

dilakukan dengan deskripsi analitik, yaitu rancangan

dikembangkan dari kategori–kategori yang telah ditemukan dan

mencari hubungan yang disarankan atau yang muncul dari data.

E. Definisi Operasional Variabel

1. TIK ( Teknologi Informasi dan Komunikasi)

Teknologi informasi dan komunikasi adalah hasil rekayasa

manusia terhadap proses penyampaian informasi dan proses

penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak

lain sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama

penyimpanannya.

2. Tingkat Penggunaan TIK / ICT Use

Tingkat penggunaan TIK merupakan adopsi teknologi

informasi dan komunikasi pada obyek penelitian, yaitu

(41)

komunikasi pada bisnis dan kegiatannya sehari-hari dengan

menerima dan menerapkan adanya teknologi yang membawa

kemajuan.

3. UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan perorangan yang memenuhi kriteria usaha

mikro, yakni:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000

(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp

300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).

4. Adopsi TI

Adopsi TI adalah proses penerimaan, perubahan perilaku dari

adanya teknologi dan informasi yang berupa pengetahuan,

sikap, maupun ketrampilah. Adopsi teknologi tidak hanya

mengetahui dari datangnya teknologi dan informasi tapi

melaksanakan, menerapkannya dalam bisnis maupun kegiatan

sehari-hari.

F. Populasi dan Sampling

Populasi penelitian adalah UMKM yang berada di beberapa

kecamatan yang berada di Kota Yogyakarta, yang meliputi: Kec.

Kotagede, Kec. Kraton, Kec. Mantrijeron, Kec. Mergangsan, Kec.

(42)

UMKM di Kota Yogyakarta yaitu 2082. Untuk menentukan sampel menurut Rosce dalam buku “Research Methods For Bussiness

(1982:253) pada bukunya Sugiyono “Metode Penelitian Bisnis”

(2014) ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30

sampai dengan 500, maka peneliti mengambil sampel 50 UMKM

yang ada di Kota Yogyakarta.

Teknik sampling yang digunakan yaitu sampling kuota

yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang

diinginkan. Dengan demikian proporsi masing-masing Kecamatan

(43)

TABEL 3.1

Sumber: data sekunder diolah

Berdasarkan tabel di atas terdapat jumlah sampel yang diambil

pada masing-masing kecamatan. Sesuai dengan persentase jumlah

UMKM yang paling banyak terdapat pada kecamatan Danurejan dan

Kotagede, sehingga jumlah sampel yang diambil masing-masing 7

responden. Sedangkan ada 4 kecamatan dengan jumlah responden

(44)

Wirobrajan dengan 2 reponden dan ada satu kecamatan yang tidak

termasuk dalam pengambilan sampel, karena dalam persentasenya

sangat kecil maka kecamatan Pakualaman tidak dijadikan sampel

responden.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis kualitatif atau analisis deskriptif dalam penelitian

ini pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam

bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.

Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan dan penyusunan data

dalam tabel numerik.

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi

mengenai karakteristik variabel penelitian utama serta data identitas

umum/karakteristik demografi responden. Ukuran yang digunakan

dalam deskripsi adalah distribusi frekuensi (frekuensi data dinyatakan

dalam ukuran absolut dan proporsi, yang disajikan dalam bentuk tabel

numerik), Sedangkan untuk memperjelas dan pembahasan deskripsi

(45)

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perkembangan UMKM di Kota Yogyakarta

Menurut (Edy & Y.Susilo:2011). Berdasarkan hasil survei

mayoritas UMKM di Provinsi DIY ber- diri sebelum tahun 1990 yaitu

sebanyak 36 persen, sedangkan UMKM yang berdiri sejak tahun 2001

sampai dengan tahun 2000 seba- nyak 33 persen sedangkan sisanya berdiri

ta- hun 2001-2010 sebanyak 31 persen. Melihat kondisi objektif tersebut

maka UMKM di Provinsi DIY berkembang sejak sebelum tahun 1990

(Gambar 2). Pada periode satu dasawarsa terakhir, perkembangan UMKM

juga meng- gembirakan. Hal ini terbukti pada periode tersebut cukup

banyak UMKM yang memulai usahanya.

Bidang Usaha Utama Perusahaan Deksripsi UMKM menurut

lapangan usahanya, sesuai dengan klasifikasi yang dikeluarkan oleh

Disperindagkop dan UKM Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada

tahun 2009 dapat dibagi dalam kelompok industri pertanian, industri

nonpertanian, kerajinan, dan aneka usaha. Dari berbagai kelompok

tersebut, maka UMKM di Yogyakarta terbanyak beroperasi pada bidang

usaha industri pada komoditas yang berkaitan dengan produk pertanian.

Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu

ketersediaan bahan baku, ketersediaan SDM yang sesuai serta skala usaha

(46)

kota pendidikan dan tujuan pariwisata memiliki peran besar bagi berkem-

bangnya UMKM yang bergerak pada bidang kerajinan.

Selanjutnya komposisi menurut bidang usaha, industri

pertanian/makanan mencakup industri tempe, tahu, bakpia, geplak,

kerupuk, nata de coco, serta aneka roti dan kue. Untuk industri

non-pertanian/non-makanan menca- kup industri genteng, gamelan, mebel

kayu, mebel bambu, dan industri konveksi. Kemu- dian yang tergolong

kerajinan di antaranya ke- rajinan kulit, batik, perak, gerabah dan keramik.

Cakupan aneka usaha meliputi industri cindera mata (ornamen batu,

topeng kayu, serabut kelapa, bambu, hiasan dinding, lukisan batik, dan

lukisan kulit). Nilai Total Penjualan Produk Tahun 2007- 2009. Nilai Total

penjualan produk rata-rata dari tahun ke tahun mengalami kenaikan mes-

kipun relatif kecil. Pada tahun 2006 nilai penjualan sebesar Rp172,6

milyar dan meningkat menjadi Rp173,1 milyar pada tahun 2008.

Selanjutnya pada tahun 2009, nilai penjualan produk UMKM yang

menjadi responden mencapai Rp174,6 milyar (Gambar 4). Penghasilan

Lain di Luar Usaha. Sebagian pelaku UMKM di Provinsi DIY juga

mempu- nyai penghasilan di luar usaha yang utama. Sebanyak 30 persen

responden mengaku mem- punyai penghasilan di luar dari usahanya yang

pokok. Sisanya sebanyak 70 persen responden tidak mempunyai

penghasilan selain dari usa- hanya yang pokok. Dengan demikian sebagian

besar pelaku UMKM mengandalkan penghasil- an atau pendapatan dari

(47)

Pada (Harianjogja.com:2016), Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) di daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) senantiasa mengalami

pertumbuhan hingga 10% per tahun. Hingga akhir desember 2015

kemarin, Dinas Koperasi dan UKM DIY mencatat total jumlah UMKM

sebanyak 137.267.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) UKM, Sultoni Nurifai,

mengatakan bahwa posisi pasar terbesar dipegang UMKM perdagangan

pangan yang memakan porsi 30% dari total UMKM DIY. Selanjutnya

diikuti perdagangan non-pangan dan sektor lainnya seperti pertanian dan

perkebunan.

Dalam rangka mendukung perkembangan UMKM, dinas terus

memberikan pendampingan kepada para pelaku usaha. Namun

pendampingan lebih diprioritaskan pada kegiatan perdagangan pangan

karena mengandung kegiatan produksi.

1. Karakteristik Responden a. Jumlah Responden

Penelitian ini menggunakan data primer dengan memberikan

kuesioner kepada responden dimana responden yang dituju adalah

pemilik UMKM yang berada di kota Yogyakarta yang tersebar di 14

kecamatan, tapi salah satu kecamatan tidak termasuk dalam

penelitian karena dalam perhitungan untuk pengambilan sampel

tidak sesuai dengan kapasitas jumlahnya. Kecamatan yang menjadi

responden dalam penelitian ini yaitu Kecamatan Danurejan, Gedung

(48)

Mantrijeron, Mergangsan, Ngampilan, Tegal Rejo, Umbul Harjo,

dan Wirobrajan. Berikut merupakan jumlah responden dari hasil

penelitian.

TABEL 4.1

Jumlah Responden Pada Hasil Penelitian No. Kecamatan Jumlah Sampel per

Kategori

Persentase

1 Danurejan 7 14%

2 Gedung Tengen 4 8%

3 Gondokusuman 3 6%

4 Gondomanan 2 4%

5 Jetis 5 10%

6 Kotagede 7 14%

7 Kraton 2 4%

8 Mantrijeron 2 4%

9 Mergangsan 3 6,%

10 Ngampilan 3 6%

11 Tegalrejo 4 8%

12 Umbulharjo 6 12%

13 Wirobrajan 2 4%

Jumlah 50 100%

(49)

b. Jenis Usaha

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa jenis usaha dari responden. Dari 50 UMKM jenis usaha yang paling yaitu pangan, dan yang paling rendah terdapat jenis usaha seluler dan percetakan yaitu ada 1 responden. Berikut merupakan jenis usaha dan jumlah respoden.

TABEL 4.2

Jenis Usaha Pada UMKM

No. Jenis Usaha Jumlah UMKM Persentase (%)

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

c. Umur UMKM

Lamanya usaha bisnis pada setiap UMKM berbeda-beda. Pada penelitian kali ini UMKM dengan umur usaha yang paling banyak antara 5 hingga 10 tahun dengan jumlah responden 31 dan responden dengan umur usaha paling sedikit antara 16 hingga lebih dari 20 tahun yaitu ada 2 responden.

TABEL 4.3

(50)

d. Jumlah Karyawan Pada UMKM

Jumlah karyawan pada UMKM cukup beragam, terdapat 25 responden yang jumlah karyawannya antara 3-6 dengan persentase tertinggi yaitu 50%, setengah dari jumlah responden. Sedangkan terdapat 1 responden dengan persentasenya yang terkecil yaitu 2% dengan jumlah karyawan antara 11-13 orang.

TABEL 4.4

Jumlah Karyawan pada UMKM

No. Jumlah

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

B. Hasil Penelitian

1.

Tingkat Ketersediaan Fasilitas atau Infrastruktur TIK (Teknologi Informasi Dan Komunikasi)

a. Jenis komponen TIK yang digunakan untuk mendukung usaha

yang dijalankan. Dari setiap komponen, responden boleh memilih

lebih dari satu artinya setiap responden bisa menggunakan lebih

dari satu komponen TIK bahkan semuanya. Responden juga bisa

menambahkan jawaban lain apabila tidak ada di kuesioner, tapi

jawaban dari responden tidak ada yang menambahkan komponen

(51)

TABEL 4.5

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

GAMBAR 4.1 Penggunaan Komponen TIK

Dari 50 responden terdapat UMKM yang menggunakan komputer

ada 31 UMKM atau 62% dari seluruh responden. Komponen TIK yang

lain seperti Printer hanya sedikit yang menggunakannya yaitu hanya

15 responden atau 30% dari semua responden. Pada penggunaan

Handphone semua UMKM memanfaatkannya. Penggunaan internet pada UMKM yaitu ada 28 responden atau 56%.

b. Penggunaan E-mail dalam Bisnis

Dari 50 responden Jumlah UMKM yang sudah memiliki e-mail

(52)

TABEL 4.6

Penggunaan E-mail pada UMKM

No. Keterangan Jumlah UMKM Persentase (%)

1 Ya 33 56

2 Tidak 16 44

Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

GAMBAR 4.2

Penggunaan E-mail pada Responden

Jumlah UMKM yang memiliki e-mail yaitu ada 33 responden dan

responden yang tidak menggunakan e-mail ada 16 dari 50 responden.

Lebih dari setengah UMKM menggunakan e-mail untuk pengaktifan

sosial media maupun sebagai surat elektronik.

c. Penggunaan akun jejaring sosial untuk pemasaran dan

berkomunikasi dengan konsumen.

Lebih dari setengah responden sudah memiliki akun

jejaring sosial untuk pemasaran dan berkomunikasi. Berikut ini

jumlah dari responden yang memiliki e-mail. 33

16

54% 44%

0 10 20 30 40

Ya Tidak

(53)

TABEL 4.7

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

GAMBAR 4.3 Penggunaan Jejaring Sosial

Penggunaan sosial media oleh UMKM cukup tinggi yaitu 30

responden atau 60% dari jumlah responden dan yang belum

menggunakan sosial media ada 20 responden. UMKM yang

memanfaatkan media sosial cukup tinggi sehingga bisa di katakan

dapat mengikuti perkembangan TIK di daerah Kota Yogyakarta.

Terdapat responden yang menjawab (Ya) maka pada penggunaan

jejaring sosial ada 30 responden, tapi responden yang menyebutkan

apa saja media sosial yang digunakan hanya 19 responden. Responden

bisa menyebutkan media sosial yang digunakannya lebih dari satu.

Beberapa media sosial yang digunakannya seperti instagram,

Facebook, Line, dan lain-lain. Berikut ini adalah jumlah dan persentase

(54)

TABEL 4.8

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

GAMBAR 4.4 Penggunaan Media Sosial

Dari seluruh sosial media yang disebutkan diatas, yang paling

banyak digunakan yaitu Facebook ada 13 responden atau 68% dari 19

responden. Karena dari 30 responden yang menggunakan sosial media

hanya 19 responden yang menyebutkan apa saja yang digunakannya.

Setelah Facebook ada instagram yang paling banyak penggunaannya

yaitu 11 atau 58% dari 19 responden selanjutnya ada line, whatshap,

twitter, buka lapak/olx. 11

Instagram Fabebook Line Twitter Whatshap Buka lapak/olx

(55)

d. Jumlah karyawan yang dapat mengoperasikan computer

Dari 50 responden, berikut merupakan jumlah UMKM yang

meiliki karyawan yang dapat mngoperasikan komputer dan tidak.

TABEL 4.9

Jumlah UMKM yang memiliki Karyawan yang dapat Mengoperasikan Komputer

No. Keterangan Jumlah UMKM Persentase (%)

1 Ya 24 48

2 Tidak 26 52

Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

GAMBAR 4.5

Jumlah UMKM yang memiliki Karyawan yang dapat Mengoperasikan Komputer

Dari 50 UMKM yang memiliki karyawan yang dapat

mengoperasikan komputer yaitu ada 24 responden. Responden yang

tidak memiliki karayawan yang belum bisa mengoperasikan komputer

ada 26 UMKM. Sebagian pemilik usaha mengatakan bahwa mereka

masih bisa berkembang tanpa adanya bantuan karyawan untuk

(56)

Dari 24 responden yang memiliki karyawan yang dapat

mengoperasikan komputer, ada sebagian yang tidak menyebutkan

berapa banyak karyawan yang dapat mengoperasikan komputer.

Jumlah karyawannya adalah sebagai berikut:

TABEL 4.10

Jumlah Karyawan yang Mengoperasikan Komputer

No. Jumlah karyawan Jumlah Persentase (%)

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

GAMBAR 4.6

Jumlah Karyawan yang Mengoperasikan Komputer

Dari 24 responden yang memiliki karyawan yang dapat

mengoperasikan komputer dikategorisakan menjadi 4 kelompok, yang

pertama yaitu dengan jumlah karyawan kurang dari 3 ada 6 UMKM,

yang kedua ada jumlah karyawan antara 3 – 5 ada 3 UMKM,

selanjutnya jumlah karyawan yang lebih dari 5 tidak ada, dan yang

(57)

2.

Pemanfaatan TIK

a. Pemanfaatan komputer pada bisnis

Sebagai informasi dari 50 responden hanya 31 responden yang

memanfaatkan komputer. Responden boleh memilih lebih dari satu

keterangan yang ada di kuesioner artinya pada setiap responden ada

yang memilih semua jawaban atau sebagian. Peneliti merumuskan

pemanfaatan komputer dapat digunakan sebagai berikut:

TABEL 4.11

Pemanfaatan Komputer pada UMKM

No. Keterangan Jumlah Persentase (%)

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

GAMBAR 4.7

Pemanfaatan Komputer pada UMKM

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa pemanfaatan komputer

(58)

yang menggunakan komputer untuk mengetik surat ada 10 atau 32% dari

31 responden. Kedua untuk pembukuan/laporan keuangan jumlah

UMKM yang menggunakannya ada 18 responden tau 58%. Ketiga untuk

presentasi dengan power point yaitu ada 4 responden atau 13% dari 31

UMKM yang memanfaatkan komputer. Keempat ada sistem informasi,

responden yang menggunakan komputer sebagai sistem informasi ada 5

atau 16 %. Selanjutnya untuk mengolah data seperti perhitungan dan

pencatatan gaji karyawan contohnya menggunakan Ms. Excel UMKM

yang menggunakannya ada 16 responden atau 52%. Selanjutnya juga

untuk mendesain produk, UMKM yang menggunakannya cukup banyak

yaitu 65% atau 20 responden dari 31 jumlah responden yang

menggunakan komputer. Terakhir untuk mengakses internet, pada

komponen ini paling banyak penggunaannya oleh responden yaitu 23

UMKM atau 74%.

b. Pemanfaatan Internet dalam Mendukung Bisnis

Dari 28 responden yang menggunakan internet maka ada beberapa

yang memanfaatkannya untuk Mencari Informasi Pasar, Mencari

informasi desain, Memasarkan produk, Komunikasi dengan mitra

usaha, Komunikasi dengan konsumen, Memfasilitasi pemesanan

online, Komunikasi dengan pemasok, Transaksi online, dan lain-lain.

Responden boleh memilih lebih dari satu keterangan yang ada di

kuesioner artinya pada setiap responden ada yang memilih semua

jawaban atau sebagian dan responden juga boleh menambahkan

(59)

internet ini ada 2 responden yang menjawab keterangan yang tidak

ada di kuesioner jawabannya yaitu fasilitas konsumen dengan

persentase 7%.

TABEL 4.12

Pemanfaatan Internet pada UMKM

No. Keterangan Jumlah Persentase (%)

6 memfasilitasi pemesanan online 15 54

7 komunikasi dengan pemasok 10 36

8 Transaksi Online 14 50

9 Lainnya (sebutkan) 2 7

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

GAMBAR 4.8

Pemanfaatan Internet pada UMKM

Pemanfaatan internet pada UMKM yaitu untuk mencari informasi pasar,

jumlah responden yang mencari informasi pasar ada 25 atau 89% dari 28 UMKM

yang memanfaatkan internet. Jumlah UMKM yang memanfaatkan internet untuk

(60)

memanfaatkan internet. Selanjutnya untuk memasarkan produk, UMKM yang

memanfaatkannya ada 26 responden atau 93%. Pemanfaatan internet untuk

komunikasi dengan mitra usaha cukup banyak yaitu 16 responden atau 57%.

Pemanfaatan internet untuk komunikasi dengan konsumen ada 21 responden atau

75%. Selanjutnya untuk memfasilitasi pemesanan online ada 15 responden atau

54%. Pemanfaatan internet untuk komunikasi dengan pemasok yaitu ada 10

resonden atau 36%. Pemanfaatan untuk transaksi online yaitu ada 14 responden

atau 50%, dan ada lainnya itu ada 2 responden yang menyebutkan keterangan

selan yang peneliti sebutkan.

c. Tingkat Adopsi TIK pada UMKM di Kota Yogyakarta

TABEL 4.13 Tingkat Adopsi TIK

Tingkat Keterangan Jumlah Persentase (%)

0 Tidak/belum menggunakan TI 13 26

1 Integrasi fungsional yang

berorientasi internal

22 44

2 Integrasi multifungsional yang berorientasi eksternal

10 20

3 Integrasi proses yang berorientasi eksternal

2 4

5 Perancangan ulang proses bisnis

(business process redesign)

2 4

6 Redefinisi lingkup bisnis dengan bantuan TI

1 2

Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

(61)

tingkat (2) yang artinya integrasi multifungsional yang berorientasi eksternal ada 10 responden atau 20% dari 50 responden. Pada tingkat (3) yang artinya integrasi proses yang berorientasi eksternal ada 2 responden atau 4% dari 50 responden. Pada tingkat (3) yang artinya integrasi proses yang berorientasi eksternal ada 2 responden atau 4% dari 50 responden. Pada tingkat (4) yang artinya perancangan ulang proses bisnis ada 2 responden atau 4% dari 50 responden. Pada tingkat (5) yang artinya redefinisi lingkup bisnis dengan bantuan TI ada 1 responden atau 2% dari 50 responden.

d. Alasan tidak menggunakan internet dan komputer

Berikut merupakan alasan-alasan responden tidak menggunakan

komputer dan internet.

TABEL 4.14

Alasan Responden Tidak Menggunakan Komputer dan Internet

No Keterangan Jumlah Persentase (%)

1 biaya mahal 6 32

2 kesulitan dalam pengoperasian 13 68

3 tidak ada fasilitas yang tersedia 9 47

4 tidak ada anggaran yang

tersedia 5 26

5 Lainnya (sebutkan) 2 11

(62)

GAMBAR 4.9

Alasan Responden Tidak Menggunakan Komputer dan Internet

Ada beberapa alasan kenapa ada sebagian UMKM yang belum

mengggunakan TIK secara maksimal. Pertama karna biaya mahal ada

6 responden, responden yang kesulitan dalam pengoperasian ada 13

responden, responden yang tidak ada fasilitas yang tersedia ada 9

responden, responden yang tidak ada anggaran yang tersedia ada 5

responden, dan keterangan yang tidak ada yang disebutkan oleh

peneliti ada 2 responden.

Pada keterangan lainnya (sebutkan) maka responden akan

menyebutkan keterangan selain yang tertera pada kuesioner. Berikut

merupakan jawaban respondennya:

TABEL 4.15

Alasan Lainnya Tidak Menggunakan Internet dan Komputer pada UMKM

No Keterangan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak membutuhkan internet 1 5

2 Tidak membutuhkan TIK 1 5

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

(63)

GAMBAR 4.10

Alasan Lainnya Tidak Menggunakan Internet dan Komputer pada UMKM

Keterangan lain yang disebutkan oleh responden yang pertama tidak membutuhkan internet dengan persentase 5%, dan kedua tidak membutuhkan TIK.

3.

Manfaat TI Untuk Usaha

a. Berikut Jawaban dari 50 responden mengenai TIK merupakan faktor

penting dalam bisnis.

TABEL 4.16

TIK Faktor Penting Pada UMKM

No. Keterangan Jumlah Persentase (%)

1 Penting 43 86

2 Tidak penting 5 10

3 Tidak tahu 2 4

Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

1 1

5% 5%

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

Tidak membutuhkan internet Tidak membutuhkan TIK

(64)

GAMBAR 4.11

TIK Faktor Penting Pada UMKM

Responden yang mengatakan bahwa TIK merupakan faktor

penting dalam bisnis yaitu ada 43 dari 50 responden. Sisanya

mengatakan tidak penting dan tidak tahu.

b. Jawaban responden mengenai TIK merupakan faktor yang

diperlukan dalam bisnis.

TABEL 4.17

TIK Faktor yang Diperlukan Pada UMKM

No. Keterangan Jumlah Persentase (%)

1 Diperlukan 43 86

2 Tidak diperlukan 5 10

3 Tidak tahu 2 4

Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

43

5

2

86% 10% 4%

0 10 20 30 40 50

Penting Tidak penting Tidak tahu

(65)

GAMBAR 4.12

TIK Faktor yang Diperlukan Pada UMKM

Dari 50 responden yang mengatakan bahwa TIK diperlukan untuk

pengembangn bisnis yaitu ada 43 atau 86% dari seluruh responden.

Sisanya nengatakan tidak diperlukan dan tidak tahu.

c. Jawaban responden mengenai TIK merupakan faktor yang

dibutuhkan dalam bisnis.

TABEL 4.18

TIK Faktor yang Dibutuhkan Pada UMKM No. Keterangan Jumlah Persentase (%)

1 Butuh 44 88

2 Tidak butuh 4 8

3 Tidak tahu 2 4

Jumlah 50 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2016

43

Diperlukan Tidak diperlukan Tidak tahu

Gambar

Gambar 2.1
TABEL 3.1 Populasi Penelitian
TABEL 4.1
TABEL 4.3 Umur UMKM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan implementasi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk karakter sopan santun siswa kelas IV SDN Singopadu 2

dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memilih teman lainnya, dan (10) setelah semua siap, guru mempersilakan peserta didik untuk mulai

Melihat pentingnya komitmen dalam suatu orga- nisasi dan mencermati latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalah pa- da penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

Ide dasar dari pengembangan model pada penelitian ini adalah menempatkan sejumlah elemen kerja ( task ) ke dalam beberapa stasiun kerja ( work station ) tanpa melanggar

Di Perpustakaan Nasional Penulis menemukan tesis yang berjudul Modernisasi Priyayi, sementara di Arsip Nasional peneliti menemukan beberapa arsip mengenai kehidupan tokoh

Produk pemikiran hukum Islam yang berupa peraturan perundang- undangan di negara-negara Islam bersifat mengikat; bahkan daya ikatnya lebih luas dalam masyarakat. Orang yang

Hasil kajian yang dilakukan yaitu Rata-rata berkurangnya kehilangan hasil akibat PBK pada intensitas serangan sedang sampai berat sebesar 73,04%, Rata-rata produksi

Namun, jika dilakukan perbandingan dengan hasil penelitian Tarmudji (2004) yang menggunakan tanaman pare ( Momordica charantia ) dapat diduga bahwa senyawa yang