i
THE ANALYSIS OF USING IN INFORMATION AND COMUNICATION TECHNOLOGY LEVEL AT SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) IN
YOGYAKARTA CITY
Oleh:
FEMI KURNIA 20120410366
FAKULTAS EKONOMI
i
THE ANALYSIS OF USING IN INFORMATION AND COMUNICATION TECHNOLOGY LEVEL AT SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) IN
YOGYAKARTA CITY
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Menejemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
FEMI KURNIA 20120410366
FAKULTAS EKONOMI
ii Dengan ini saya,
Nama : Femi Kurnia
Nomo rmahasiswa : 20120510366
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS TINGKAT PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI YOGYAKARTA” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 05 Agustus 2016
iii
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya
kepada Tuhanmulah engkau berharap.”
(QS. Al-Insyirah,6-8)
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha
mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
“Orang yang menuntut ilmu bearti menuntut rahmat ; orang yang menuntut ilmu bearti menjalankan rukun Islam dan Pahala yang diberikan kepada sama
iv Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, terima kasih untuk Allah SWT dan Nabi besar kita Muhammad SAW
yang telah memberikan segala petunjuk kepada saya sehingga skripsi ini telah selesai
pada waktunya. Skripsi ini akan saya persembahkan untuk-Nya dan Nabi Muhammad
SAW.
Untuk kedua orang tuaku, To’at dan Sri Hastuti yang amat sangat saya cintai dan saya
sayangi, terima kasih selalu ku ucapkan untuk kedua orang tuaku yang telah banyak
memberikan dukungan dan semangatnya sepanjang hidupnya. Terima kasih banyak
Ibuk Bapak .
Untuk kakak ku tersayang, Sutoto dan Toti hardinah serta Nyamiatik dan keponakan
ku Vania Calista Kelly, Clianta Kelly dan Ito Elby Rizkya Fara terima kasih yang
telah menghibur aku, terima kasih untuk segala keceriaannya. Terimakasih juga untuk
keluarga Pak Bayu yang memberi kesempatan untuk mendapatkan penghasilan
tambahan terutama Kakek dan Uti yang memberikan petuah-petuah untuk selalu
semangat dan tidak menyerah.
Untuk Ibu Fauziyah selaku dosen pembimbing skripsi saya. Terima kasih untuk
bersedia membimbing saya hingga skripsi saya ini telah selesai dan saya minta maaf
v
sehingga saya dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Terima kasih
telah sabar dalam menyikapi segala tingkah laku saya. Terima kasih juga karena
selalu ada di saat saya suka maupun duka.
Untuk Mbak Fitri, Choirul Chafidhoh, Istiana Dewi yang telah memberikan semangat
juga, kita sama – sama berjuang untuk mendapatkan gelar Sarjana ini. Terima kasih
untuk selalu menemaniku, menghiburku dan membuatku tersenyum.
Untuk teman dan sahabat seperjuangan (Rizki K Dewi, Tata Riana E.D, Guniarti
Indah, Naulia Ningsih Nasution, Digna, Sukesih, Isna, Wawan, Fian, Rudi, Biko,
Badru, Rizki, Alvin, Farid, Syabu, Mahmud Yunus, Fandi, Nugraheni Pangestuti,
Cynthia, Sunaini Rofi’ah, Firgianti Fadhillah, Titin, Teteh, Yuyun, Yesika, Amran
dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu). Terima kasih untuk kebersamaan kita
selama ini dan sukses untuk kita semua.
Untuk dosen-dosen di Manajemen yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima
vi
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAAN ... iv
INTISARI ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B Rumusan Masalah Penelitian ... 5
C Tujuan Penelitian ... 6
D Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. LANDASAN TEORI ... 8
1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 8
2. Mengenal Peralatan TIK ... 9
3. Pengertian dan Karakteristik UMKM ... 11
4. Adopsi TI Oleh UMKM ... 17
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 18
C. Kerangka Penelitian ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
A. Objek Penelitian ... 22
vii
E. Definisi Operasional Variabel ... 24
F. Populasi dan Sampling ... 26
G. Teknik Analisis Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 29
B. Hasil Penelitian ... 36
C. Pembahasan ... 62
BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 76
A. Simpulan ... 76
B. Saran ... 78
C. Keterbatasan Penelitian ... 79 DAFTAR PUSTAKA
viii
3. 1 Populasi penelitian ... 27
4.1 Luas Wilayah Kecmatan Ibu Kota Yogyakarta ... 30
4.2 Jumlah Penduduk Kota Yogyakarta ... 31
4.3 Jumlah Responden pada Hasil Penelitian ... 33
4.4 Jenis Usaha pada UMKM. ... 34
4.5 Umur UMKM ... 35
4.6 Jumlah Karyawan pada UMKM ... 35
4.7 Penggunaan Komponen TIK ... 36
4.8 Penggunaan E-mail pada UMKM ... 37
4.9 Penggunaan jejaring Sosial ... 38
4.10 Penggunaan Media Sosial ... 39
4.11 Jumlah UMKM yang memiliki karyawan dapat mengoperasikan komputer ... ... 39
4.12 Jumlah Karyawanyang Mengoperasikan Komputer ... 40
4.13 Pemanfaatan Komputer pada UMKMl ... 42
4.14 pemanfaatan Internet pada UMKM ... 43
4.15 Tingkat Adopsi TIK ... 44
4.16 Alasan Responden Tidak Menggunakan Komputer dan Internet... 45
4.17 Alasan Lain Responden Tidak Menggunakan Komputer dan Internet ... 46
4.18 TIK Faktor Penting pada UMKM ... 47
4.19 TIK Faktor yang Diperlukan pada UMKM ... 47
4.20 TIK Faktor yang Dibutuhkan pada UMKM ... 48
4.21 TIK Faktor Pendukung pada UMKM ... 49
4.22 TIK Faktor Meningkatkan Kinerja pada UMKM ... 50
4.23 UMKM yang Mengikuti Pelatihan/Workshop ... 51
4.24 Pihak yang Mengadakan Pelatihan ... 52
ix
4.28 Alasan UMKM Tidak Memiliki Website ... 55
4.29 Alasan Lain UMKM Tidak Memiliki Website ... 56
4.30 Jumlah UMKM yang Berminat Membuat Website ... 57
4.31 Jumlah UMKM yang Mengembangkan dan Memperluas Website ... 58
x
4.1 Penggunaan Komponen TIK ... 36
4.2 Penggunaan E-mail pada UMKM ... 37
4.3 Penggunaan Jejaring Sosial ... 38
4.4 Penggunaan Media Sosial ... 39
4.5 Jumlah UMKM yang Memiliki Karyawan dapat Mengoperasikan Komputer ... 40
4.6 Jumlah Karyawan yang mengoperasikan Komputer ... 41
4.7 Pemanfaatan Komuter pada UMKM ... 42
4.8 Pemanfaatan Internet pada UMKM ... 44
4.9 Alasan UMKM Tidak Menggunakan Komputer dan Internet ... 45
4.10 Alasan Lain Tidak Mengggunakan Internet dan Komputer ... 46
4.11 TIK Faktor Penting pada UMKM ... 47
4.12 TIK Faktor yang Diperlukan pada UMKM ... 48
4.13 TIK Faktor yang Dibutuhkan pada UMKM ... 49
4.14 TIK Faktor Pendukung pada UMKM ... 50
4.15 TIK Faktor Meningkatkan Kinerja pada UMKM ... 51
4.16 Pihak yang Mengadakan Pelatihan ... 52
4.17 Pihak Lain yang mengadakan Pelatihan ... 53
4.18 Materi yang Didapat dari Pelatihan ... 54
4.19 Kepemilikan Website ... 55
4.20 Alasan UMKM Tidak memiliki Website ... 56
4.21 Alasan Lain UMKM Tidak memiliki Wbsite ... 57
4.22 Jumlah UMKM yang Berminat Membuat Website ... 58
4.23 Jumlah UMKM yang Mengembangkan dan Memperluas Website ... 59
THE ANALYSIS OF USING IN INFORMATION AND COMUNICATION TECHNOLOGY LEVEL AT SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) IN
YOGYAKARTA CITY
Diajukan Oleh FEMI KURNIA
20120410366
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Menejemen Fakultas Ekonomi
Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Tangal 25 Agustus 2016
Yang terdiri dari
Dra. RetnoWidowati, PA., M.Si., Ph.D Ketua Tim Penguji
Ika Nurul Qamari, SE., M.SI Fauziyah, SE., M.SI
Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
i
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan faktor penting dalam kehidupan terutama pada bisnis. Tingkat penggunaan TIK pada UMKM sangat berpengaruh terhadap bisnis yang dijalankannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kepemilikan fasilitas, pemanfaatan, penggunaan TIK di setiap UMKM, menganalisis sejauh mana tingkat adopsi TIK, menganalisis dari setiap UMKM dalam mengikuti pelatihan pemanfaatan TIK serta menganalisis rencana penggunaan TIK di masa depan. Obyek pada penelitian ini yaitu 50 UMKM yang berada di Kota Yogyakarta.
Teknis analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif yang digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian utama serta data identitas umum/karakteristik demografi responden. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 40 responden mengatakan bahwa pentingnya mengadopsi TIK tapi hanya 30 yang menggunakan komputer dan 28 menggunakan internet serta hanya 25 responden yang mengikuti pelatihan.
ii
Information and Communication Technology (ICT) is an important factor in this life, especially in business sector. The level of using ICT at SME is giving influent toward the business owner. The aim of this research is to analysis the owner of the facilities and the using of ICT in every SME. The researcher analyzed how far the level in adopting ICT, analyzed every SME in following the ICT training, and also analyzed the planning of using ICT in the future. The Subject of this research is 50 UMKM that stay in Yogyakarta.
The researcher used descriptive statistic in analyzing the data to give the information about the characteristic of the research variable, and gave the general characteristic of the respondents. The result of this research shown that more than 40 respondents said the important of adopting ICT, but only 30 who used computer, 28 used internet, and 25 respondents who followed the training.
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) saat ini
sangat cepat diterima oleh masyarakat. Teknologi ini melingkupi semua
bidang, yaitu bidang pendidikan, perekonomian, pertanian, peternakan,
pertambangan dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas
dengan gaya hidup yang berhubungan dengan teknologi dan menjadi
kebutuhan pokok bagi sebagian masyarakat, terutama pelajar, mahasiswa,
karyawan, wiraswasta, hingga ibu rumah tangga pun menggunakannya.
Manfaat yang dirasakan akan hadirnya teknologi ini sangat membantu
dalam kegiatan yang mereka lakukan. Seperti mencari informasi, bertukar
pikiran, bahkan untuk belanja.
Manfaat dari perkembangan teknologi yang dapat dirasakan saat
ini seperti pemenuhan kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, papan
dapat diperoleh dengan mudah tanpa harus ketempat yang dituju. Misalnya
sedang membutuhkan produk dan informasi harganya langsung saja
mencari pada toko online dengan smartphone yang tersambung dengan internet.
Pemanfaatan teknologi di bidang bisnis saat ini tidak hanya pada
usaha-usaha besar ataupun perusahaan-perusahaan yang berkembang pesat
namun pada UMKM sekarang memanfaatkannya untuk menaikkan jumlah
pelanggan, mencapai target omset, mencari informasi pada pesaing dan
Adeosun, et al (2009) berpendapat bahwa penggunaan TI
memberikan nilai positif bagi strategi manajemen yang terkait dengan
aspek komunikasi, akses informasi, pengambilan keputusan, manajemen
data dan knowledge management pada sebuah organisasi.
Berbagai lahan usaha saat ini telah dimasuki oleh UMKM. Bukan
hanya di sisi retail, namun juga di sektor-sektor bisnis besar. Sayangnya,
dari jumlah tersebut, lebih dari 90 persen masih bermain di ranah offline. Tentu, itu bukan jumlah yang sedikit, jika kita lihat dari kacamata dunia
digital. Sejatinya, sebaik-baiknya bisnis, para pemain UMKM itu juga
dapat memanfaatkan dunia digital dalam sektor bisnis yang sama.
Menurut data Facebook pada 2014, hanya sekitar 6,6 persen dari
jumlah UMKM di Indonesia yang baru memanfaatkan dunia digital,
terutama beriklan dengan menggunakan laman Facebook (Kompas.com
:2015).
Keterangan diatas menjelaskan bahwa UMKM berperan penting
dalam perekonomian suatu negara dan menyerap cukup banyak serta
mengurangi pengangguran, dengan ini maka UMKM berkontribusi pada
investor nasional dan berikut ini bentuk kontribusi yang telah dilakukan
oleh UMKM.
Berdasarkan informasi dari kementrian Bagian Data – Biro
Perencanaan kementrian Negara Koperasi dan UMKM Republik
Indonesia, UMKM memberi berbagai jenis kontribusi, antara lain sebagai
berikut: Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional;
a. Tahun 2007, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 461,10
triliun atau 52,99% dari total investasi nasional sebesar Rp
870,17 triliun.
b. Tahun 2008, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar
Rp 179,27 triliun atau sebesar 38,88% menjadi Rp 640,38
triliun.
2. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.
PDB Nasional menurut harga berlaku:
a. Tahun 2007, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut
harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.105,14 triliun atau sebesar
56,23%.
b. Tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut
harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.609,36 triliun atau sebesar
55,56%.
3. Kontribusi UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional; pada
tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar
90.896.207 orang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja,
jumlah ini meningkat sebesar 2,43%.
4. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Devisa Nasional; pada tahun
2008 kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui
ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 40,75 triliun
Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan
kembali menjadi penyelamat perekonomian Indonesia seperti ketika RI
mengalami krisis moneter pada 1998 silam.
Menurut Direktur Eksekutif INDEF bahwa pemerintah perlu
memberdayakan pelaku usaha UMKM di tengah perlambatan ekonomi dan
turunnya nilai tukar mata uang rupiah beberapa waktu belakangan ini.
Nilai tukar rupiah yang rendah dapat menjadi peluang untuk meningkatkan
daya saing dalam negeri. Potensi daya saing yang paling besar ada di
sektor UMKM, seperti pada tahun 1998 terjadinya krisis moneter UMKM
sebagai penyelamat negara diharapkan akan terulang kembali, lantaran
98% pelaku ekonomi Republik Indonesia ada di sektor ini (Kompas.com
:2015).
Terutama di Yogyakarta yang merupakan kota pariwisata dan kota
pelajar tentunya UMKM pusat oleh-oleh maupun batik khas Yogyakarta
berdiri dengan bantuan pemerintah maupun berdiri sendiri. Wisatawan
bisa dengan mudah memperoleh buah tangan dai hasil UMKM yang
dipasarkan.
Sekarang banyak berdiri UMKM yang memanfatkan adanya TIK
untuk mengembangkan usahanya dan memasarkan produknya untuk bisa
lebih maju. Tapi tidak semua UMKM sudah memanfaatkan TIK dengan
baik, banyak juga yang belum tahu bagaimana cara memanfaatkannya dan
dampak posiif dari adanya TIK tersebut.
Menurut Prabandari & Azzuhri (2011) solusi pemanfaatan
dunia internet istilah “bisnis online” sudah tidak asing. Dalam penelitian
tersebut menunjukkan hasil bahwa hanya 22 UKM yang telah
menggunakan commerce dan sisanya 19 UKM belum memanfaatkan
e-commerce. Kendala UKM untuk menggunakan e-commerce antara lain
yaitu, kurang memahami teknis teknologi informasi, biaya akses internet
masih mahal, hanya sebagian orang yang bisa mengakses, komplain dari
pembeli karena barang tidak sesuai aslinya dan beberapa kendala lain.
Penggunaan media sosial dan black-berry sudah menjadi hal yang biasa
dalam berbisnis.
Dalam Utami & Triyono (2012) pemanfaatan blackberry untuk
bisnis salah satunya adalah untuk mendorong bisnis batik. Ditunjang batik
semakin populer ketika United Nations Educational, Scientific, and
Culture Organization (UNESCO) memberikan pengakuan dan
mengesahkan secara resmi Batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia
(World Heritage) pada tanggal 2 Oktober 2009. Blackberry merupakan
salah satu sarana akses informasi bisnis dan didukung dengan browser
yang cukup mumpuni, sehingga para pelaku bisnis dapat dengan mudah
mengakses informasi terbaru.
Pada (Tribunjogja.com:2016) Sektor usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) di DIY dipandang masih memerlukan jejaring
pemasaran produk yang lebih luas. Hal ini menjadi alasan bagi Pusat
Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM (PLUT KUMKM) di
bawah Dinas Koperasi dan UMKM DIY untuk menggandeng situs
Kepala Seksi PLUT KUMKM Dinkop UMKM DIY, Sudarso
mengatakan, kerjasama ini dilakukan dalam rangka memperluas jaringan
pasar pelaku UMKM di Yogyakarta. Marketplace dinilai bisa membantu UMKM dalam membangun jaringan pemasaran dan penjualan produk
yang lebih baik. Terdapat 137.000 UMKM di DIY masih banyak pelaku
usaha kecil yang belum mengetahui manfaat teknologi (gagap teknologi).
Bahkan, media komunikasi yang digunakan juga masih terbatas
konvensional. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.
Penjelasan di atas menggambarkan keadaan perkembangan UMKM
yang berada di Yogyakarta dengan ini maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Penggunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi pada Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah dari setiap UMKM memiliki fasilitas TIK (komputer, printer,
fax, e-mail, HP, internet, dan akun jejaring sosial) yang mendukung
dalam usaha yang dijalankannya?
2. Apakah manfaat yang diperoleh oleh UMKM dari adanya fasilitas TIK
tersebut?
3. Bagaimana penggunaan khususnya internet dalam mendukung
4. Sejauh mana tingkat adopsi TIK oleh UMKM yang dijalankan?
5. Apakah dari setiap UMKM pernah mengikuti pelatihan penggunaan
atau pemanfaatan TIK?
6. Apakah ada rencana penggunaan fasilitas TIK di masa mendatang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini sesuai uraian di atas adalah:
1. Menganalisis kepemilikan fasilitas TIK di setiap UMKM yang
mendukung kegiatan usahanya.
2. Menganalisis pemanfaatan fasilitas TIK pada UMKM.
3. Menganalisis penggunaan TIK khususnya internet dalam mendukung
perkembangan UMKM.
4. Menganalisis sejauh mana tingkat adopsi TIK oleh UMKM.
5. Menganalisis dari setiap UMKM dalam mengikuti pelatihan
penggunaan atau pemanfaatan TIK.
6. Menganalisis rencana penggunaan TIK di masa depan.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai penjelasan dan dukungan dari penelitian yang dilaksanakan
mengenai tingkat penggunaan TIK pada UMKM di Yogyakarta.
b. Diharapkan dapat berguna untuk menjadi rujukan aktual bagi para
peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian tingkat
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengusaha
UMKM dan bagi siapa saja yang akan mendirikan usaha dapat menjadi
modal dalam penerapan TIK dalam usaha yang akan dirintisnya
8
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
a. Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Information Technology Association of America (ITAA), teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,
implementasi, dukungan, atau manajemen sistem informasi berbasis
komputer. TI memanfaatkan komputer elektronik dan perangkat lunak
komputer untuk mengubah, menyimpan, melindungi, memproses,
mentransmisikan, dan memperoleh informasi secara aman (Sutarman,
2009).
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memuat semua
teknologi yang berhubungan dengan penanganan informasi.
Penanganan ini meliputi pengambilan, pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Jadi, TIK adalah
teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.
Ditinjau dari susunan katanya, teknologi informasi dan
komunikasi tersusun dari 3 (tiga) kata yang masing-masing memiliki
arti sendiri. Kata pertama, teknologi, berarti pengembangan dan aplikasi
dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia
penemuan alat-alat baru yang menggunakan prinsip dan proses
penemuan saintifik.
Kata kedua dan ketiga, yakni informasi dan komunikasi, erat
kaitannya dengan data. Informasi berarti hasil pemrosesan, manipulasi
dan pengorganisasian sekelompok data yang memberi nilai
pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain agar terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara
keduanya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi dan
komunikasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses
penyampaian informasi dan proses penyampaian pesan (ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain sehingga lebih cepat, lebih luas
sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.
2. Mengenal Peralatan TIK
Kata informasi memiliki arti tersendiri dan dalam penerapannya
membutuhkan alat atau hardware yang spesifik. Begitu juga dengan
kata komunikasi. Sekarang kita mengenal begitu banyak alat
komunikasi yang membuat jarak tidak lagi menjadi masalah selama alat
komunikasi tersebut tersedia. Informasi dapat ditayangkan atau
disampaikan ke suatu tujuan yang jauh menggunakan
peralatan-peralatan di bawah ini.
a. Komputer, yaitu alat yang berguna untuk mengolah data menjadi
b. Proyektor LCD (Liquid Crystal Display), yaitu alat untuk menayangkan informasi yang berasal dari komputer atau media
informasi lain seperti DVD Player.
c. OHP (Over Head Projector), yaitu alat untuk menayangkan informasi statis yang tertulis pada plastik transparansi.
d. Radio, yaitu alat penerima informasi yang berasal dari stasiun
pemancar berupa gelombang elektromagnet yang membawa
informasi suara.
e. Televisi, yaitu alat penerima informasi yang berupa gambar dan
suara. Televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision
(tampak/visual).
f. Internet, yaitu hubungan antar komputer dalam suatu jaringan global
yang memungkinkan setiap komputer saling bertukar informasi.
g. GPS (Global Positioning System), yaitu alat informasi berfungsi menentukan letak, arah atau kecepatan benda yang berada di
permukaan bumi.
h. Faximile, yaitu alat untuk mengirim dan menerima dokumen melalui jalur telepon. Dokumen yang dikirim dengan faximile sama persis
dengan dokumen asli.
i. Satelit komunikasi, yaitu benda buatan manusia yang diletakkan di
ruang angkasa untuk keperluan telekomunikasi.
j. Telepon, yaitu alat komunikasi berguna untuk mengirim data suara
k. Handphone atau telepon seluler, yaitu alat komunikasi bergerak untuk mengirim data suara. Telepon seluler menggunakan
gelombang elektromagnet sebagai media penghantar.
l. Modem, yaitu perangkat keras yang berfungsi mengubah sinyal
digital menjadi sinyal listrik yang dapat merambat melalui telepon,
dan sebaliknya. Modem merupakan perangkat penting untuk
mengakses Internet.
Sistem Informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung
operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. “Sistem Informasi” dapat berupa
gabungan dari beberapa elemen teknologi berbasis komputer yang
saling berinteraksi dan bekerja sama berdasarkan suatu prosedur kerja
(aturan kerja) yang telah ditetapkan, dimana memproses dan mengolah
data menjadi suatu bentuk informasi yang dapat digunakan dalam
mendukung keputusan (Mukhyi dan Mujiyana, 2008).
Banyak literatur istilah penguasaan teknologi (technological acquisition) didefinisikan sebagai kemampuan dalam menghasilkan dan mengelola proses perubahan teknologi. Proses penguasaan ini melalui
tahapan memilih, mendapatkan, menerapkan, mengelola, mengadopsi,
mengimitasi, mengakuisisi, meng-up grade dan menguasai teknologi
dari luar yang sudah lebih maju secara efektif dan efisien (Mukhyi dan
3. Pengertian dan karakteristik UMKM
Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah
menurut undang-undang no. 20 tahun 2008, adalah:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro,
yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah).
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil, yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha
kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan yang memenuhi kriteria usaha menengah, yakni:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah).
UKM perlu memanfaatkan TIK untuk meningkatkan daya saing
perusahaan, mengingat di era globalisasi ini arena persaingan menjadi
sangat kompetitif, dan bersifat global/mendunia, usaha kecil dan
menengah (UKM) harus mampu bersaing di tengah persaingan ini,
untuk itu diperlukan strategi untuk meningkatkan daya saing
perusahaan. Dewasa ini TIK menjanjikan solusi bagi banyak
permasalahan di dunia usaha.
a. Faktor penghambat UKM mengadopsi TIK
Kondisi teknologi informasi di Indonesia sendiri relatif tertinggal
bisa dilihat dari ketersediaan infrastruktur teknologi informasi, jumlah
komputer yang dimiliki perusahaan, atau akses internet. Berdasarkan
data dari International Telecommunication Union (ITU), jumlah pengguna internet di Indonesia untuk tahun 2004 tercatat sekitar 14,5
juta atau hanya 652 per 10.000 penduduk (Hermana, 2008).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penggunaan
TIK adalah:
1) Keterlibatan pemimpin di dalam implementasi TIK
2) Keterlibatan karyawan di dalam pengembangan TIK
3) Pelatihan kepada para pengguna
4) Pemilihan aplikasi-aplikasi komputerisasi
5) Penggunaan metodologi perencanaan dalam aplikasi
pemilihan TIK.
Informasi eksternal dalam pengambilan keputusan. Sebagai
contoh Kasus di Nigeria, yang baru-baru ini mengalami pergantian
Hambatan utama yang dihadapi usaha kecil dalam mengembangkan
TIK di negara berkembang adalah kurangnya akses informasi, terutama
informasi yang digunakan di dalam pengambilan keputusan, ketiadaan
sumber daya dan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
Menurut catatan dari Deperindag permasalahan dalam penerapan/
pengembangan iptek di UKM dapat dikelompokkan dalam dua
kategori, yakni masalah-masalah internal (yang dapat dipengaruhi oleh
pengusaha) dan masalah-masalah eksternal bagi pengusaha.
a) Kesadaran dan kemauan pengusaha untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna di perusahaan masih sangat
terbatas.
b) Keterbatasan modal untuk melakukan perbaikan/peningkatan
teknologi.
c) Kurangnya kemampuan pengusaha untuk memanfaatkan peluang
usaha.
d) Lemahnya akses dan terbatasnya informasi tentang sumber
teknologi dan pengetahuan tertentu.
Sedangkan masalah-masalah eksternal adalah sebagai berikut:
a) Sebagian besar hasil litbang yang ada hingga saat ini bukan yang
diperlukan oleh UKM.
b) Proses alih teknologi kepada UKM belum optimal, antara lain
keterbatasan tenaga pendamping di lapangan.
c) Publikasi hasil-hasil litbang masih terbatas dan penyebarannya
belum menjangkau UKM di seluruh wilayah.
d) Skim pembiayaan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi termasuk pembelian mesin-mesin baru untuk UKM
masih terbatas misalnya sistem leasing dan sewa beli
mesin/peralatan di satu pihak masih terbatas, dan di pihak lain
belum banyak dimanfaatkan oleh UKM karena tidak kompetitif.
Salah satu penyebab kinerja UKM di Indonesia jauh lebih rendah
rendahnya pengembangan atau penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi oleh UKM di Indonesia. Padahal di era perdagangan bebas dan
globalisasi perekonomian dunia, iptek bersama dengan SDM merupakan
dua faktor dominan dalam menentukan tingkat daya saing dari suatu
produk atau perusahaan. UKM yang bisa survive baik di pasar domestik
dan global adalah UKM yang efisien dan menghasilkan produk-produk
berkualitas tinggi tersebut (Mohamad Jafar, 2004 dalam
http://www.smecda.com).
SDM dan Iptek merupakan dua komponen yang tidak bisa
dipisahkan, dimana SDM sangat dibutuhkan untuk pengembangan
pengetahuan atau penyerapan teknologi artinya agar UKM bisa
mengembangkan teknologi sendiri dalam hal harus ada keterampilan dan
kemampuan tenaga kerja dan pengusaha UKM untuk menyerap
pengetahuan dan teknologi.
Berbagai kebijakan memang sudah sering kita dengar mengenai
pemberdayaan usaha kecil di Indonesia, misalnya program kemitraan
dengan pengusaha besar atau bantuan permodalan dari BUMN, atau
penyaluran kredit perbankan khusus untuk usaha kecil. Tetapi aspek lain
yang belum digarap secara optimal adalah penerapan TIK di kalangan
pengusaha kecil. Pemberdayaan usaha kecil melalui penerapan TIK
mempunyai peluang sangat besar untuk meningkatkan kontribusi usaha
kecil terhadap perekonomian Indonesia. Walaupun relatif klise dan
teoritis, alasannya sederhana saja yaitu penggunaan TIK bisa
antar pelaku usaha kecil maupun dengan pembeli potensial.
Pertimbangan geografis penyebaran unit usaha dan trend penggunaan
internet oleh mitra dagang juga bisa menjadi faktor pendorong terhadap
pemanfaatan internet untuk kepentingan usaha kecil di Indonesia (Adi,
2008).
4. Adopsi TI Oleh UKM
Adeosun, et al (2009) berpendapat bahwa penggunaan TI
memberikan nilai positif bagi strategi manajemen yang terkait dengan
aspek komunikasi, akses informasi, pengambilan keputusan, manajemen
data dan knowledge management pada sebuah organisasi. TI dapat menjadi kekuatan strategi dan alat bagi organisasi yang memberikan
keuntungan pada aspek promosi dan kekuatan daya saing (Buhalis,
2003). Hengst dan Sol (2001) berpendapat bahwa TI memberikan
keuntungan bagi organisasi bisnis untuk mengurangi biaya dan
meningkatkan kemampuan organisasi bisnis dalam melakukan koordinasi
dengan pihak luar. Namun, beberapa peneliti dengan penelitian yang
telah dilakukan mengungkapkan fakta bahwa adopsi TI di UKM masih
sangat rendah dari yang diharapkan (Pavic, et al., 2007; Yu, 2006). Di
era knowledge-based economy saat ini adalah penting bagi UKM untuk melakukan adopsi TI. Karena adopsi TI memberikan kemampuan bagi
UKM untuk memberikan layanan yang semakin baik dan daya saing
(Apulu & Latham, 2011). TI juga terbukti mempunyai dampak positif
pada kinerja organisasi (Maldeni & Jayasena, 2009). Organisasi bisnis
dapat memberi dampak yang kurang baik terhadap daya tahan dan
pertumbuhan ekonomi secara umum (Berisha-Namani, 2009). Penelitian
yang dilakukan oleh Lefebvre, et al., (1999), terdapat empat faktor yang
menetukan adopsi teknologi baru oleh UKM, yaitu: (1) karakteristik
UKM, (2) strategi dan manajemen kompetisi UKM, (3) pengaruh pihak
internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan adopsi, dan
(4) karakteristik teknologi baru yang akan diadopsi.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti Mohamad Rifqy Roosdhani, Purwo Adi Wibowo, dan
Anna Widiastuti (2012) dengan judul “Analisis Tingkat Penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Usaha Kecil Menengah di Kab. Jepara”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tingkat
penggunaan TIK pada UKM di lima sentra industri di Kab. Jepara.
Konstruk tingkat pengguna TIK diturunkan menjadi beberapa variabel,
yaitu tingkat ketersediaan/kepemilikan fasilitas/infrastruktur TIK,
pemanfaatan TIK, kemanfaatan TIK dan rencana penggunaan TIK
dimasa depan. Dari 2039 anggota populasi diambil sampel sebanyak 94
pengusaha UKM dengan metode stratified random sampling. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil dari
penelitiannya yaitu menunjukkan bahwa tingkat penggunaan TIK pada
UKM di Jepara pada tingkat sedang, cenderung rendah. Hal ini
ditunjukkan dari rendahnya kepemilikan peralatan TIK. Sedangkan
pengusaha UKM memiliki minat besar dalam memanfaatkan TIK untuk
mendukung bisnis yang dijalankannya.
Penelitian lainnya ada dari Desak Nyoman Sri Werastuti (2014) dengan judul penelitiannya “Analisis Penggunaan Teknologi Informasi
(TI) Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran UMKM di Kabupaten Buleleng”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis tingkat
penggunaan TI pada UMKM di Kabupaten Buleleng yang mana UMKM
dapat menyerap tenaga kerja yang besar dan potensial di tengah krisis
ekonomi. Tersedianya teknologi informasi bisa menjadi solusi dari
masalah-masalah yang di hadapi UMKM. Seperti pada penggunaan
teknologi informasi diperlukan untuk mendukung aktivitas UMKM
dalam memenangkan kompetisis pada pasar bebas, terutama dengan
memperhatikan pada manajemen pemasaran. Oleh karena itu dibutuhkan
penelitian tingkat penggunaan TI pada UMKM di Kabupaten Buleleng.
Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat
indepedensi tingkat penggunaan TI pada UMKM dioperasioalkan dalam
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mengenai tingkat
penggunaan TI. Pertanyaan-pertanyaan tersebut meliputi:
1. Kepemilikan fasilitas TI (komputer, laptop/notebook, printer, fax, HP, telpon, internet, e-mail, akun-akun jejaring sosial),
2. Penggunaan fasilitas TI untuk apa saja,
3. Keikutsertaan UKM pada pelatihan/workshop tentang pemanfaatan
TIK,
Populasi penelitian adalah UMKM yang berada di kabupaten
Buleleng, yang meliputi: sektor perdagangan, sektor jasa, sektor
industri, sektor pertanian yang totalnya sebanyak 2637. Untuk
menentukan sampel yang akan dianalisis dalam penelitian, teknik
sampling yang digunakan stratified random sampling. Dari sekian jumlah populasi diambil sebanyak 98 UMKM sebagai sampel. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, dan
dokumentasi. Beberapa kesimpulan dari deskripsi tigkat penggunaan
TI oleh UMKM di kabupaten Buleleng adalah:
1. Tingkat kepemilikan fasilitas dan infrastruktur TI oleh
UMKM cenderung rendah.
2. Pemanfaatan TI masih pada hal-hal yang berifat umum
belum secara sinergi untuk meningkatkan kinerja atau
untuk mendukung pengelolaan usaha secara efisien.
3. Persepsi responden terhadap kemanfaatan TI pada bisnis
tinggi.
4. Pengusaha UMKM memiliki minat yang besar dalam
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Lemahnya Pemanfaatan TIK Pada UMKM
Identifikasi Penggunaan TIK Pada UMKM
Fasilitas TIK
Manfaat TIK bagi
UMKM
Keikutsertaan pelatihan/ workshop
Rencana peggunaan
TIK
Gambaran Nyata Pemanfaatan TIK oleh UMKM
Rekomendasi Kebijakan
Pihak Terkait Lainnya UMKM
Pemerintah
22 A. Obyek Penelitian
Obyek pada penelitian ini yaitu UKM yang berada di Kota
Yogyakarta dan peneliti mengambil sampel dari beberapa
Kecamatan yang berada di Kota Yogyakarta diantaranya
Kecamatan Danurejan, Gedung Tengen, Gondokusuman,
Gondomanan, Jetis, Kotagede, Kraton, Mantrijeron, Mergangsan,
Ngampilan, Tegal Rejo, Umbul Harjo, dan Wirobrajan.
B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data Primer: yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
responden penelitian yang merupakan pemilik dari usaha
tersebut.
2. Data Sekunder: yaitu data yang diperoleh dari Dinas
Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, yang berupa diagram
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner: merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden.
2. Wawancara: yaitu pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
3. Dokumentasi yaitu pencatatan data yang diperlukan dari
sumber-sumber yang telah ditentukan.
D. Tahap – Tahap Penelitian
Tahap-tahap untuk menganalisis data adalah sebagai berikut
(Moleong, 2011).
1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber
Penelaahan yang dilakukan yaitu dengan: wawancara,
pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,
dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan
sebagainya.
2. Reduksi data adalah satu upaya untuk membuat abstraksi.
Abstraksi adalah usaha membuat rangkuman inti, proses dan
pernyataan tetap sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah
dilakukan reduksi data-data tersebut disusun dalam satuan.
3. Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain
adalah salah satu salah satu tumpukan yang disusun atas dasar
melakukan wawancara dan observasi, penulis mulai memberi
kategori pada data-data yang sudah didapat kemudian
disesuaikan dengan pokok penelitian.
4. Pemeriksaan keabsahan data. menguji keabsahaan
menggunakan teknik triangulasi, adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak
digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
5. Penafsiran data adalah untuk menjawab rumusan masalah yang
dilakukan dengan deskripsi analitik, yaitu rancangan
dikembangkan dari kategori–kategori yang telah ditemukan dan
mencari hubungan yang disarankan atau yang muncul dari data.
E. Definisi Operasional Variabel
1. TIK ( Teknologi Informasi dan Komunikasi)
Teknologi informasi dan komunikasi adalah hasil rekayasa
manusia terhadap proses penyampaian informasi dan proses
penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak
lain sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama
penyimpanannya.
2. Tingkat Penggunaan TIK / ICT Use
Tingkat penggunaan TIK merupakan adopsi teknologi
informasi dan komunikasi pada obyek penelitian, yaitu
komunikasi pada bisnis dan kegiatannya sehari-hari dengan
menerima dan menerapkan adanya teknologi yang membawa
kemajuan.
3. UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan perorangan yang memenuhi kriteria usaha
mikro, yakni:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).
4. Adopsi TI
Adopsi TI adalah proses penerimaan, perubahan perilaku dari
adanya teknologi dan informasi yang berupa pengetahuan,
sikap, maupun ketrampilah. Adopsi teknologi tidak hanya
mengetahui dari datangnya teknologi dan informasi tapi
melaksanakan, menerapkannya dalam bisnis maupun kegiatan
sehari-hari.
F. Populasi dan Sampling
Populasi penelitian adalah UMKM yang berada di beberapa
kecamatan yang berada di Kota Yogyakarta, yang meliputi: Kec.
Kotagede, Kec. Kraton, Kec. Mantrijeron, Kec. Mergangsan, Kec.
UMKM di Kota Yogyakarta yaitu 2082. Untuk menentukan sampel menurut Rosce dalam buku “Research Methods For Bussiness”
(1982:253) pada bukunya Sugiyono “Metode Penelitian Bisnis”
(2014) ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30
sampai dengan 500, maka peneliti mengambil sampel 50 UMKM
yang ada di Kota Yogyakarta.
Teknik sampling yang digunakan yaitu sampling kuota
yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Dengan demikian proporsi masing-masing Kecamatan
TABEL 3.1
Sumber: data sekunder diolah
Berdasarkan tabel di atas terdapat jumlah sampel yang diambil
pada masing-masing kecamatan. Sesuai dengan persentase jumlah
UMKM yang paling banyak terdapat pada kecamatan Danurejan dan
Kotagede, sehingga jumlah sampel yang diambil masing-masing 7
responden. Sedangkan ada 4 kecamatan dengan jumlah responden
Wirobrajan dengan 2 reponden dan ada satu kecamatan yang tidak
termasuk dalam pengambilan sampel, karena dalam persentasenya
sangat kecil maka kecamatan Pakualaman tidak dijadikan sampel
responden.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis kualitatif atau analisis deskriptif dalam penelitian
ini pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam
bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.
Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan dan penyusunan data
dalam tabel numerik.
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian utama serta data identitas
umum/karakteristik demografi responden. Ukuran yang digunakan
dalam deskripsi adalah distribusi frekuensi (frekuensi data dinyatakan
dalam ukuran absolut dan proporsi, yang disajikan dalam bentuk tabel
numerik), Sedangkan untuk memperjelas dan pembahasan deskripsi
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Perkembangan UMKM di Kota Yogyakarta
Menurut (Edy & Y.Susilo:2011). Berdasarkan hasil survei
mayoritas UMKM di Provinsi DIY ber- diri sebelum tahun 1990 yaitu
sebanyak 36 persen, sedangkan UMKM yang berdiri sejak tahun 2001
sampai dengan tahun 2000 seba- nyak 33 persen sedangkan sisanya berdiri
ta- hun 2001-2010 sebanyak 31 persen. Melihat kondisi objektif tersebut
maka UMKM di Provinsi DIY berkembang sejak sebelum tahun 1990
(Gambar 2). Pada periode satu dasawarsa terakhir, perkembangan UMKM
juga meng- gembirakan. Hal ini terbukti pada periode tersebut cukup
banyak UMKM yang memulai usahanya.
Bidang Usaha Utama Perusahaan Deksripsi UMKM menurut
lapangan usahanya, sesuai dengan klasifikasi yang dikeluarkan oleh
Disperindagkop dan UKM Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada
tahun 2009 dapat dibagi dalam kelompok industri pertanian, industri
nonpertanian, kerajinan, dan aneka usaha. Dari berbagai kelompok
tersebut, maka UMKM di Yogyakarta terbanyak beroperasi pada bidang
usaha industri pada komoditas yang berkaitan dengan produk pertanian.
Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu
ketersediaan bahan baku, ketersediaan SDM yang sesuai serta skala usaha
kota pendidikan dan tujuan pariwisata memiliki peran besar bagi berkem-
bangnya UMKM yang bergerak pada bidang kerajinan.
Selanjutnya komposisi menurut bidang usaha, industri
pertanian/makanan mencakup industri tempe, tahu, bakpia, geplak,
kerupuk, nata de coco, serta aneka roti dan kue. Untuk industri
non-pertanian/non-makanan menca- kup industri genteng, gamelan, mebel
kayu, mebel bambu, dan industri konveksi. Kemu- dian yang tergolong
kerajinan di antaranya ke- rajinan kulit, batik, perak, gerabah dan keramik.
Cakupan aneka usaha meliputi industri cindera mata (ornamen batu,
topeng kayu, serabut kelapa, bambu, hiasan dinding, lukisan batik, dan
lukisan kulit). Nilai Total Penjualan Produk Tahun 2007- 2009. Nilai Total
penjualan produk rata-rata dari tahun ke tahun mengalami kenaikan mes-
kipun relatif kecil. Pada tahun 2006 nilai penjualan sebesar Rp172,6
milyar dan meningkat menjadi Rp173,1 milyar pada tahun 2008.
Selanjutnya pada tahun 2009, nilai penjualan produk UMKM yang
menjadi responden mencapai Rp174,6 milyar (Gambar 4). Penghasilan
Lain di Luar Usaha. Sebagian pelaku UMKM di Provinsi DIY juga
mempu- nyai penghasilan di luar usaha yang utama. Sebanyak 30 persen
responden mengaku mem- punyai penghasilan di luar dari usahanya yang
pokok. Sisanya sebanyak 70 persen responden tidak mempunyai
penghasilan selain dari usa- hanya yang pokok. Dengan demikian sebagian
besar pelaku UMKM mengandalkan penghasil- an atau pendapatan dari
Pada (Harianjogja.com:2016), Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) di daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) senantiasa mengalami
pertumbuhan hingga 10% per tahun. Hingga akhir desember 2015
kemarin, Dinas Koperasi dan UKM DIY mencatat total jumlah UMKM
sebanyak 137.267.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) UKM, Sultoni Nurifai,
mengatakan bahwa posisi pasar terbesar dipegang UMKM perdagangan
pangan yang memakan porsi 30% dari total UMKM DIY. Selanjutnya
diikuti perdagangan non-pangan dan sektor lainnya seperti pertanian dan
perkebunan.
Dalam rangka mendukung perkembangan UMKM, dinas terus
memberikan pendampingan kepada para pelaku usaha. Namun
pendampingan lebih diprioritaskan pada kegiatan perdagangan pangan
karena mengandung kegiatan produksi.
1. Karakteristik Responden a. Jumlah Responden
Penelitian ini menggunakan data primer dengan memberikan
kuesioner kepada responden dimana responden yang dituju adalah
pemilik UMKM yang berada di kota Yogyakarta yang tersebar di 14
kecamatan, tapi salah satu kecamatan tidak termasuk dalam
penelitian karena dalam perhitungan untuk pengambilan sampel
tidak sesuai dengan kapasitas jumlahnya. Kecamatan yang menjadi
responden dalam penelitian ini yaitu Kecamatan Danurejan, Gedung
Mantrijeron, Mergangsan, Ngampilan, Tegal Rejo, Umbul Harjo,
dan Wirobrajan. Berikut merupakan jumlah responden dari hasil
penelitian.
TABEL 4.1
Jumlah Responden Pada Hasil Penelitian No. Kecamatan Jumlah Sampel per
Kategori
Persentase
1 Danurejan 7 14%
2 Gedung Tengen 4 8%
3 Gondokusuman 3 6%
4 Gondomanan 2 4%
5 Jetis 5 10%
6 Kotagede 7 14%
7 Kraton 2 4%
8 Mantrijeron 2 4%
9 Mergangsan 3 6,%
10 Ngampilan 3 6%
11 Tegalrejo 4 8%
12 Umbulharjo 6 12%
13 Wirobrajan 2 4%
Jumlah 50 100%
b. Jenis Usaha
Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa jenis usaha dari responden. Dari 50 UMKM jenis usaha yang paling yaitu pangan, dan yang paling rendah terdapat jenis usaha seluler dan percetakan yaitu ada 1 responden. Berikut merupakan jenis usaha dan jumlah respoden.
TABEL 4.2
Jenis Usaha Pada UMKM
No. Jenis Usaha Jumlah UMKM Persentase (%)
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
c. Umur UMKM
Lamanya usaha bisnis pada setiap UMKM berbeda-beda. Pada penelitian kali ini UMKM dengan umur usaha yang paling banyak antara 5 hingga 10 tahun dengan jumlah responden 31 dan responden dengan umur usaha paling sedikit antara 16 hingga lebih dari 20 tahun yaitu ada 2 responden.
TABEL 4.3
d. Jumlah Karyawan Pada UMKM
Jumlah karyawan pada UMKM cukup beragam, terdapat 25 responden yang jumlah karyawannya antara 3-6 dengan persentase tertinggi yaitu 50%, setengah dari jumlah responden. Sedangkan terdapat 1 responden dengan persentasenya yang terkecil yaitu 2% dengan jumlah karyawan antara 11-13 orang.
TABEL 4.4
Jumlah Karyawan pada UMKM
No. Jumlah
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
B. Hasil Penelitian
1.
Tingkat Ketersediaan Fasilitas atau Infrastruktur TIK (Teknologi Informasi Dan Komunikasi)a. Jenis komponen TIK yang digunakan untuk mendukung usaha
yang dijalankan. Dari setiap komponen, responden boleh memilih
lebih dari satu artinya setiap responden bisa menggunakan lebih
dari satu komponen TIK bahkan semuanya. Responden juga bisa
menambahkan jawaban lain apabila tidak ada di kuesioner, tapi
jawaban dari responden tidak ada yang menambahkan komponen
TABEL 4.5
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
GAMBAR 4.1 Penggunaan Komponen TIK
Dari 50 responden terdapat UMKM yang menggunakan komputer
ada 31 UMKM atau 62% dari seluruh responden. Komponen TIK yang
lain seperti Printer hanya sedikit yang menggunakannya yaitu hanya
15 responden atau 30% dari semua responden. Pada penggunaan
Handphone semua UMKM memanfaatkannya. Penggunaan internet pada UMKM yaitu ada 28 responden atau 56%.
b. Penggunaan E-mail dalam Bisnis
Dari 50 responden Jumlah UMKM yang sudah memiliki e-mail
TABEL 4.6
Penggunaan E-mail pada UMKM
No. Keterangan Jumlah UMKM Persentase (%)
1 Ya 33 56
2 Tidak 16 44
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
GAMBAR 4.2
Penggunaan E-mail pada Responden
Jumlah UMKM yang memiliki e-mail yaitu ada 33 responden dan
responden yang tidak menggunakan e-mail ada 16 dari 50 responden.
Lebih dari setengah UMKM menggunakan e-mail untuk pengaktifan
sosial media maupun sebagai surat elektronik.
c. Penggunaan akun jejaring sosial untuk pemasaran dan
berkomunikasi dengan konsumen.
Lebih dari setengah responden sudah memiliki akun
jejaring sosial untuk pemasaran dan berkomunikasi. Berikut ini
jumlah dari responden yang memiliki e-mail. 33
16
54% 44%
0 10 20 30 40
Ya Tidak
TABEL 4.7
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
GAMBAR 4.3 Penggunaan Jejaring Sosial
Penggunaan sosial media oleh UMKM cukup tinggi yaitu 30
responden atau 60% dari jumlah responden dan yang belum
menggunakan sosial media ada 20 responden. UMKM yang
memanfaatkan media sosial cukup tinggi sehingga bisa di katakan
dapat mengikuti perkembangan TIK di daerah Kota Yogyakarta.
Terdapat responden yang menjawab (Ya) maka pada penggunaan
jejaring sosial ada 30 responden, tapi responden yang menyebutkan
apa saja media sosial yang digunakan hanya 19 responden. Responden
bisa menyebutkan media sosial yang digunakannya lebih dari satu.
Beberapa media sosial yang digunakannya seperti instagram,
Facebook, Line, dan lain-lain. Berikut ini adalah jumlah dan persentase
TABEL 4.8
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
GAMBAR 4.4 Penggunaan Media Sosial
Dari seluruh sosial media yang disebutkan diatas, yang paling
banyak digunakan yaitu Facebook ada 13 responden atau 68% dari 19
responden. Karena dari 30 responden yang menggunakan sosial media
hanya 19 responden yang menyebutkan apa saja yang digunakannya.
Setelah Facebook ada instagram yang paling banyak penggunaannya
yaitu 11 atau 58% dari 19 responden selanjutnya ada line, whatshap,
twitter, buka lapak/olx. 11
Instagram Fabebook Line Twitter Whatshap Buka lapak/olx
d. Jumlah karyawan yang dapat mengoperasikan computer
Dari 50 responden, berikut merupakan jumlah UMKM yang
meiliki karyawan yang dapat mngoperasikan komputer dan tidak.
TABEL 4.9
Jumlah UMKM yang memiliki Karyawan yang dapat Mengoperasikan Komputer
No. Keterangan Jumlah UMKM Persentase (%)
1 Ya 24 48
2 Tidak 26 52
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
GAMBAR 4.5
Jumlah UMKM yang memiliki Karyawan yang dapat Mengoperasikan Komputer
Dari 50 UMKM yang memiliki karyawan yang dapat
mengoperasikan komputer yaitu ada 24 responden. Responden yang
tidak memiliki karayawan yang belum bisa mengoperasikan komputer
ada 26 UMKM. Sebagian pemilik usaha mengatakan bahwa mereka
masih bisa berkembang tanpa adanya bantuan karyawan untuk
Dari 24 responden yang memiliki karyawan yang dapat
mengoperasikan komputer, ada sebagian yang tidak menyebutkan
berapa banyak karyawan yang dapat mengoperasikan komputer.
Jumlah karyawannya adalah sebagai berikut:
TABEL 4.10
Jumlah Karyawan yang Mengoperasikan Komputer
No. Jumlah karyawan Jumlah Persentase (%)
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
GAMBAR 4.6
Jumlah Karyawan yang Mengoperasikan Komputer
Dari 24 responden yang memiliki karyawan yang dapat
mengoperasikan komputer dikategorisakan menjadi 4 kelompok, yang
pertama yaitu dengan jumlah karyawan kurang dari 3 ada 6 UMKM,
yang kedua ada jumlah karyawan antara 3 – 5 ada 3 UMKM,
selanjutnya jumlah karyawan yang lebih dari 5 tidak ada, dan yang
2.
Pemanfaatan TIKa. Pemanfaatan komputer pada bisnis
Sebagai informasi dari 50 responden hanya 31 responden yang
memanfaatkan komputer. Responden boleh memilih lebih dari satu
keterangan yang ada di kuesioner artinya pada setiap responden ada
yang memilih semua jawaban atau sebagian. Peneliti merumuskan
pemanfaatan komputer dapat digunakan sebagai berikut:
TABEL 4.11
Pemanfaatan Komputer pada UMKM
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
GAMBAR 4.7
Pemanfaatan Komputer pada UMKM
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa pemanfaatan komputer
yang menggunakan komputer untuk mengetik surat ada 10 atau 32% dari
31 responden. Kedua untuk pembukuan/laporan keuangan jumlah
UMKM yang menggunakannya ada 18 responden tau 58%. Ketiga untuk
presentasi dengan power point yaitu ada 4 responden atau 13% dari 31
UMKM yang memanfaatkan komputer. Keempat ada sistem informasi,
responden yang menggunakan komputer sebagai sistem informasi ada 5
atau 16 %. Selanjutnya untuk mengolah data seperti perhitungan dan
pencatatan gaji karyawan contohnya menggunakan Ms. Excel UMKM
yang menggunakannya ada 16 responden atau 52%. Selanjutnya juga
untuk mendesain produk, UMKM yang menggunakannya cukup banyak
yaitu 65% atau 20 responden dari 31 jumlah responden yang
menggunakan komputer. Terakhir untuk mengakses internet, pada
komponen ini paling banyak penggunaannya oleh responden yaitu 23
UMKM atau 74%.
b. Pemanfaatan Internet dalam Mendukung Bisnis
Dari 28 responden yang menggunakan internet maka ada beberapa
yang memanfaatkannya untuk Mencari Informasi Pasar, Mencari
informasi desain, Memasarkan produk, Komunikasi dengan mitra
usaha, Komunikasi dengan konsumen, Memfasilitasi pemesanan
online, Komunikasi dengan pemasok, Transaksi online, dan lain-lain.
Responden boleh memilih lebih dari satu keterangan yang ada di
kuesioner artinya pada setiap responden ada yang memilih semua
jawaban atau sebagian dan responden juga boleh menambahkan
internet ini ada 2 responden yang menjawab keterangan yang tidak
ada di kuesioner jawabannya yaitu fasilitas konsumen dengan
persentase 7%.
TABEL 4.12
Pemanfaatan Internet pada UMKM
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
6 memfasilitasi pemesanan online 15 54
7 komunikasi dengan pemasok 10 36
8 Transaksi Online 14 50
9 Lainnya (sebutkan) 2 7
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
GAMBAR 4.8
Pemanfaatan Internet pada UMKM
Pemanfaatan internet pada UMKM yaitu untuk mencari informasi pasar,
jumlah responden yang mencari informasi pasar ada 25 atau 89% dari 28 UMKM
yang memanfaatkan internet. Jumlah UMKM yang memanfaatkan internet untuk
memanfaatkan internet. Selanjutnya untuk memasarkan produk, UMKM yang
memanfaatkannya ada 26 responden atau 93%. Pemanfaatan internet untuk
komunikasi dengan mitra usaha cukup banyak yaitu 16 responden atau 57%.
Pemanfaatan internet untuk komunikasi dengan konsumen ada 21 responden atau
75%. Selanjutnya untuk memfasilitasi pemesanan online ada 15 responden atau
54%. Pemanfaatan internet untuk komunikasi dengan pemasok yaitu ada 10
resonden atau 36%. Pemanfaatan untuk transaksi online yaitu ada 14 responden
atau 50%, dan ada lainnya itu ada 2 responden yang menyebutkan keterangan
selan yang peneliti sebutkan.
c. Tingkat Adopsi TIK pada UMKM di Kota Yogyakarta
TABEL 4.13 Tingkat Adopsi TIK
Tingkat Keterangan Jumlah Persentase (%)
0 Tidak/belum menggunakan TI 13 26
1 Integrasi fungsional yang
berorientasi internal
22 44
2 Integrasi multifungsional yang berorientasi eksternal
10 20
3 Integrasi proses yang berorientasi eksternal
2 4
5 Perancangan ulang proses bisnis
(business process redesign)
2 4
6 Redefinisi lingkup bisnis dengan bantuan TI
1 2
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
tingkat (2) yang artinya integrasi multifungsional yang berorientasi eksternal ada 10 responden atau 20% dari 50 responden. Pada tingkat (3) yang artinya integrasi proses yang berorientasi eksternal ada 2 responden atau 4% dari 50 responden. Pada tingkat (3) yang artinya integrasi proses yang berorientasi eksternal ada 2 responden atau 4% dari 50 responden. Pada tingkat (4) yang artinya perancangan ulang proses bisnis ada 2 responden atau 4% dari 50 responden. Pada tingkat (5) yang artinya redefinisi lingkup bisnis dengan bantuan TI ada 1 responden atau 2% dari 50 responden.
d. Alasan tidak menggunakan internet dan komputer
Berikut merupakan alasan-alasan responden tidak menggunakan
komputer dan internet.
TABEL 4.14
Alasan Responden Tidak Menggunakan Komputer dan Internet
No Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 biaya mahal 6 32
2 kesulitan dalam pengoperasian 13 68
3 tidak ada fasilitas yang tersedia 9 47
4 tidak ada anggaran yang
tersedia 5 26
5 Lainnya (sebutkan) 2 11
GAMBAR 4.9
Alasan Responden Tidak Menggunakan Komputer dan Internet
Ada beberapa alasan kenapa ada sebagian UMKM yang belum
mengggunakan TIK secara maksimal. Pertama karna biaya mahal ada
6 responden, responden yang kesulitan dalam pengoperasian ada 13
responden, responden yang tidak ada fasilitas yang tersedia ada 9
responden, responden yang tidak ada anggaran yang tersedia ada 5
responden, dan keterangan yang tidak ada yang disebutkan oleh
peneliti ada 2 responden.
Pada keterangan lainnya (sebutkan) maka responden akan
menyebutkan keterangan selain yang tertera pada kuesioner. Berikut
merupakan jawaban respondennya:
TABEL 4.15
Alasan Lainnya Tidak Menggunakan Internet dan Komputer pada UMKM
No Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Tidak membutuhkan internet 1 5
2 Tidak membutuhkan TIK 1 5
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
GAMBAR 4.10
Alasan Lainnya Tidak Menggunakan Internet dan Komputer pada UMKM
Keterangan lain yang disebutkan oleh responden yang pertama tidak membutuhkan internet dengan persentase 5%, dan kedua tidak membutuhkan TIK.
3.
Manfaat TI Untuk Usahaa. Berikut Jawaban dari 50 responden mengenai TIK merupakan faktor
penting dalam bisnis.
TABEL 4.16
TIK Faktor Penting Pada UMKM
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Penting 43 86
2 Tidak penting 5 10
3 Tidak tahu 2 4
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
1 1
5% 5%
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Tidak membutuhkan internet Tidak membutuhkan TIK
GAMBAR 4.11
TIK Faktor Penting Pada UMKM
Responden yang mengatakan bahwa TIK merupakan faktor
penting dalam bisnis yaitu ada 43 dari 50 responden. Sisanya
mengatakan tidak penting dan tidak tahu.
b. Jawaban responden mengenai TIK merupakan faktor yang
diperlukan dalam bisnis.
TABEL 4.17
TIK Faktor yang Diperlukan Pada UMKM
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Diperlukan 43 86
2 Tidak diperlukan 5 10
3 Tidak tahu 2 4
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
43
5
2
86% 10% 4%
0 10 20 30 40 50
Penting Tidak penting Tidak tahu
GAMBAR 4.12
TIK Faktor yang Diperlukan Pada UMKM
Dari 50 responden yang mengatakan bahwa TIK diperlukan untuk
pengembangn bisnis yaitu ada 43 atau 86% dari seluruh responden.
Sisanya nengatakan tidak diperlukan dan tidak tahu.
c. Jawaban responden mengenai TIK merupakan faktor yang
dibutuhkan dalam bisnis.
TABEL 4.18
TIK Faktor yang Dibutuhkan Pada UMKM No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Butuh 44 88
2 Tidak butuh 4 8
3 Tidak tahu 2 4
Jumlah 50 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
43
Diperlukan Tidak diperlukan Tidak tahu