• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendugaan Jarak Genetik pada Itik Cihateup, Cirebon dan Mojosari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendugaan Jarak Genetik pada Itik Cihateup, Cirebon dan Mojosari"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

M.dir P.t

h!k!..

O.scnb.r 20{5, hlm lo9.l16 T.Ekrcdinsi SK Ditli No 26IDIKTI/K.D/2005

Pendugaan

Jarak

Genetik pada

Itik

Cihateup'

Cirebon dan

Mojosari

A.

Muz4ni',

B.

BrrhdaDtiyoP,

C.

Sumrntii'

&

A.

Trpyrdl

.Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Petemakan, Fakultas Petemakan IPB Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga, Fskultas Petemakan, tPB Bogor 16680

bBalai Penelitian Ternak, PO BOX 221, Bogor 16002

(Diterima

I 4-03-2005:

disetujui

24-ll-2005)

ABSTRACT

A

study on morphological body conformation

ofcilEteup,

Cirebon and Mojosari ducks

was

caried

out to determine the genetic distanc€ atrd discriminant variables. The res€alch

\I?s

done at PT Dwi Mitra Daq, Gunung Sindu4 Bogo!, using 30 Cihateup, 30 Cirebon ard 30 Mojosari

ducks, from september to November 2004. Length

ofnecb

wing, circumfet€nce ofchest, deep ches! body w€ight, circumfercnce ofta$ometatarsus, lengft

ofches!

tlird

digit

ta$ometata$us,

tibia,

femur and

maxilla

were measued to observe their body sizes to determine the genetic

distance and discriminaqtr"dables. Dataobtained werc analyzed by

usingCLM

(C€nenl Linesr Model) and simple discriminant analysis

with

SAS package program version 6.12 6nd program

MEGA2

to make the constructron oftree fenograms. Cihateup ducks had larger body size (i.e. length

ofneck,

wing, circumference

ofchest

deep chest, length

ofthid

digit

and femur) than Cirebon and Moj osari

duck,

but \lere smaller on length ofla$omeiatarsus lhan Mojosari

duck

Results ftom canonical analysis showed that t]rc most discriminant variables were obtained

ftom

the length ofthird digit tarsometatarsus, tibia and femur. Cihateup ducks \r€Ie mixed wilh Cirebon ducks (36,67%), Cirebon ducks were mixed with Cihaleup ducks (43,33olo) and Mojosari ducks (3,3 3%), Mojosa.ri ducks werc mixed with Cihaieup ducks (3,337o) and

Cinbon

ducks (l 3,33%) Mahalanobis genetic distance showed that Cihateup and Circbon ducks had a genetic distance

of

0,880, Cihat€up and Mojosari, and, Cirebon and Mojosari had 1,786.

Key v)otds : duck,

morphologlcal,

Senetic distonce, body

conformation

PENDAHULUAI\

ltik

merupalGn salah sahrjenis rmggas

yarg

mempunyai peranan cukup penting

sebagai

penghasil telur dan daging. Pengembangan itik harus

diikuti

dengan perbaikan ma$ajemen, pemberian patan, serta pernuliaaa yang baik. Jenis-j€nis

itik

yang berkembang d i lndonesia diberi nama sesuai

dengan tempat asalny4 seperti itik Tegal dari Tegal (Jawa Tengah),

itik Circbon

dari Cirebon (Jawa

Barat),

itik

Mojosari dari Mojosari (Ja$a Tlmur).

Itik

lokal

tersebut

memiliki ciri-ciri

dan

karatleristik yang dapal dijadikan dasar informasi

hubungan kekerabatan dari

itik-itik

te.s€but guna pengembangan perbibitan

itik.

Kamkteristik

itik

Moiosari menumt Prasetyo

etol

(1998)

memiliki

(2)

MUZANI ET AL

bentuk

tubuh

seperti

botol

dan

be{alan

tegak, wana bulu

ititjarfan

maupun betina tidak

befteda

yaitu berwarna kemerah-meralBn dengan variasi

colJa! hitam dan putih.

ltiljantan

dan betina dapal dibedakan dari bulu

ekor

yaitu selembar atau dua Iembar bulu ekor yang melengkung keatas pada

jantan Wantaparuh dan kaki itikjantan lebih hitarn daripada

itik

betina.

Wahid (2003) menyatakan bahwa

itik

CirEbon

mfifliki

ciri-ciri yang harnpn sana dengdr

itik Cihateup. Itik Cirebon memiliki

ciri-ci4 rarna

bulu merah kecoklatan,

memiliki

sayap melekat

rapat pada badam)" dengan uj ungn5 a tersrsun mpi

dan p€da bagian dalam lercelip bulu-bulu halus yang

berwarna

hitam,

badan tegak seperti botol,

langsing, Iincah dengan bobot badan 1,6 kg

rntuk

itik

betina, dan 2 kg untuk

itikjantan

dan

wama

telunlahijallkebiru-binwl

Walaupunharnpirsana

itik

Cihateup dan

itik

Circbon

berMa

dari

bent*

mat4 kaki, dan qrarria bulu. Mata

itit

Cir€bon lebih

kecil dan tidak bulal seperti mah itik Cihateup, kaki

itik

Cihateup lebih panja.ng dari

itik

Cirebon darr

wanu

bulu

itik

Cirebon lebih kusam dari pada

itik

Cihateup.

Penelitian

mengenai

genetik

untuk

mengetalui

ukuran dapat dilakukan lebih

akuat

dengan

rnenguhr

tulang. Pada unggas hidup dapat

dilakukan pengukuran tulang

unR*

mengetahui

uLlran h$uh

(Hutt, I 949). Selanjutnya dikatakan

bahwa perbedaan konformasi tubuh lebih akumt

j ika d; lakuLan dengan mengukur rulang dan sebagai pdunjuk mengemi hubungan dlara 0.

ang)rngsdr

dan yang lain. WiDter

& Funl

( 1960) menyatakan bahwa perbedaan masing-masing bangsa unggas lerutama pada bentrfi dan ukumn

tubuh

Nishida

et

a/.

(1982) menyatakan bahwa

panjang

sayap!

libia

dan

femur

sangat

mempengaruhi

konformasi tubuh

ayam hutan,

s€dangUan

paijn1Jfe

nw,

I i b ia,

lar

s o m e t at

a'fut,

lingkat

tafsometatarsus,

panjang

jari

ketiga,

s6yap,

ruB

il la,

&n

nngdjengger dlpat di gunakan

tmtuk melihatkonfonnasi tubuh.

M.di! p.r.naks

Jarak genetik merupakan tingkat peftedaan

gen (pe6€daan genom) diantara suatu populasi atau spesies

(Nei,

I 987). Penelitian t€ntang

kankter

genetik lelah ba.n)"k di lakukan dalam memahami prcses evolusi genetik suatu bangsa ternah dengan

pendekatan analisis

molekuler

sepeni analisis polimorfi$ne protein darai

(cuna\lan,

l9S8). Hol

ini disebabkan sifat s€leksi pada tingkat molekuler

hanya terjadi s€cam alami, bukan hasil rekayasa rnanusia (Hard, I 988). Selanj

uhya

ditarnbahkan bahwametode pengukuanjarak goretiklang lebih murah dan sederhana dapat

dilakukan

dengan penerfuanpolaperbedaansifrf

fenotipik,"ngdapat

ditemui dalan s€tiap individu tenuk (Bnhrnantiyo

et aL.,2003).

Penelitian ini bertujuan untuk

meneitukan

jarak

genetik pada

itik

Cihateup,

Cirebon

dan Mojo6ari

bedasa*anukuantubuhoasing-riasing

itik

sehingga hubungan kekerabatan dari masing-masing

itik

lersebul dapar dikerahui. Hasil dari

penetitiar ini dihanpkan dapd dijadikan infonnasi

dasar bagi penentua[ kebijakan pengernbangan

itik

Cilateup, Cirebon

dar

Mojosari.

MATERI

DAN

METODE

Penelitian dilaksanakan di PT. DWI

MITRA

DAQ,

Gunung Sindur,

Bogor, dari

September

sampai November 2004. Temak

png

digunakaa

dalam penelitian ini adalah itik Cihaleup,

Ci€bon,

dal

Mojosari yang masing-rnasing

berjumlal

30 ekor Itik yang digrurakan adalah itik betina delvasa dengan umur lima bulan. Data yang dikumpulkaa

meliputi

panj

anglenrr,

I i b i a, t a

r

s o me tot ar slt s.

linglar

tarsometatorsus,

panjang

jari

ketiga, F€njar$ sayap,

mafil

la,leher, badan, dada,

dalan

dada lingkar dada.

Perbedaan

ukuran tubuh yang diamati

dianalisismarggunakan gareral liniermodel

(GL\4)

dengan

prosedur least

squares means

(LSM)

menurut stalistics anal)'tical system (SAS, 1985).

Fungsi

diskriminan yang digunakan melajui

(3)

pendekala'l Mahalonobis dengan mahiks ragam peBgam antara peubah dari masing-masing bmgsa

yang diamati

digabmg

(pooled) menj adi sebuah

mahiks (Nei, 1987). Mahiks hasil p€nggabungan dapat dijelaskan kedalam bentuk:

PENDUGAAN JARAK GENETIK

X

=

vekor

nilai ralaan pengamatan dari galur

itikj

pada masing-masing peub€h.

Analisis

statistik

Maralonobis

deng n

nEnggunakan p€ket progam SAS yer. 6.12 (SAS, 1985) prosedur

PROC CANDISC

dan PROC

DISCRIM. Hasil

perhitungar

jarak

kuadrat

teN€butkemudiandilahrkarpengakannte

radap hasiljarak genetik yang didapar. Hasil pengakaran terhadap

jarak

genetik dianalisis menggunakan

program

MEGA2

sep€rti petunjuk Kurnar e/

dl

(2001 ) untuk memperoleh pohon fenogram.

HASIL

DAITI

PEMBAIIASAN

Hasil perhinugan

uji LSM

(Least Squares Meanr) pada itik Cihateup. Cirebon dan Mojosari

disajikan padaTabel I . Secam umwn itik Cihat€up

memiliki

ukuran

tubuh

yang

lebih

besar

dibandingkan

itik

Cirebon dan Mojosari. Ukuran

tubuh

itik

Cihaieup terbesar pada panjang leher, panjang sayap, lingkar dad4 dalam dad4 panjang

j ari ketiga, panjang/em

ur

dan

mailla.

Ukwan

tubuh

dari

besar

ke kecil

berturut-turut

itik

Cihateup, Cirebon dan

Mojosari.

c=

c;l

t'l

I

c'"l

lc,,

c,,

lcz,

c,,

I

lce,

Cpu

Jarak kuadrat genetik

minimum

didapatkan

dan

rurnus yang sesuai dengan petunj uk Nei ( 1987),

sebagai berikut:

D1(4)

= (X,-X,)',C

'

(X,-I)

deiganl

0,,,-

nrlaisalisik

Mahalonobrisebagai ukuran

'

iara.k kuadmt genetik antar dua bangsa

(arhm

jenis i

terhadapjenisj),

Ct

=

kebalikan

matriks

gabungan mgam

peragam anor

peuba\

X,

:

vekor

nilai rataan penganutan dari galur

itil

i pada masing-masing peubah, dan

Tabel

l-

Rataan ukuran masing-masing peubah

yang dianati

pada

itik

Cihateup, Cirebon dan

Mojosari

Peubah Cihaieup Mojosari

Panjang leher Panjang sayap Lingkar dada Dalam dada Panjang badan

LilEk

tarcometatarsus

Panjang dada Panjang

jari

k€ tiga

P anjang t a rs o me ta ta r s u s

Panjang

tibia

P^njang

femur

Paniang

ati

a

21,83a{,2q

29,16a{,36' 2A,84!4,20' 14,65a{,1?" 22,97gJ,22" 4,34n,O7 10,374,09

7J8{,08'

4,89a{,08'

ll,17a0,16'

7,45i0,11'

5,82t0,05

20,694,2*

28,02a036b 28,24ll.,20b 13,71!0,I?b

4,41$,07

r0,4r{,09

7,55{,08b

5,18{,08b

lry'g{,16',

7,05a0,11' 5,68i0,05 I7,84jo.,29', 25,49!4,36'

27,5M'2C

12,57!4,1'7' 22,2a4,22b 4,19!0,0?

10,r4d,09

6,624,08"

5,14ao,08b 10,11+O,l6b

5,92i{,11"

5,5610,05

KeErangan: superskip berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

[image:3.595.94.527.501.672.2]
(4)

MUZANI

..,{'

Hasil analisis total struktur cdnohical Vrdla

Tabel 2, peubah fenotipik itik yatlg diamati, maka

panjang leher, panjang salap, lingkar daa., dalam

dad4

panjang badan,

lingkat tarsometawsur,

panjang dada,

p?JJjang

tatsometatarsus dan

p4uiiang

nax

il I a. |K.nang dapar digunakm sebogai

peubah pembeda

jeois

itik.

Dugaan

tersebut didasa*an pada angka hasil aralisis terhadap iotal

struktur

carorr:cal

dengan angka

yang

relatif

rerdah, yaitu, panjang sayap

{,058824, lingkar

dada

0,1697 57

dalam

dada

4,270763

dart

pan:6ng

maailla

0,194267

p

da canonical

kedu4

sedang panjang badan 0,3 1521 9,

lingkar

tarsometatarsus 0,229080, panjang

dada

0,180048 dan

pan)a/rg

tarsometotarsus

,

0,189363 pada canonicalkesatu. Terutama

untrk

dalam dad4 panjang tarsozretatorsus dznpanja

g

zanTla

yang

memiliki

aagka

negtifyaag relatif

tinggi. Sernakin rendah angkayangdip€roleh dari

hasil analisistotal strullur canonical,s€rr,a]rerndak

dapatdigurnkar sebagai peubohpembedajenisitit.

Panjang leher,

panjangjari ketig4

panjang

tibia danpa

jTrgfemw

membe.ikan

pelgaruh

yang kuat terhadap pembedaanjenis

itik

dengan

ni lai

tolal

struktur

carorrcdl

yang relati f ti-oggi. Faktor p€ubah pemb€da itik Cihateup, itik Ctu€bon

dan

itik

Mojosari

adalah panjang leher sebesar

Tahel2. Total stFJ'ktut canonical

M.iii! p.lcrn.lan

0,837970 panjang

jari

ketiga sebesar

0.87442l

dan panjang

femur

sebesar 0,851225

pada

canonical

kesata, serta

paljang tiDia

sebesar 0,5 I 0 4 5 4 pada c an oni c al kedlJa.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secam

modologis

tampak adanya garis pemisah antara

ketigajenis

itih

seperti yang tedihatpada

cambar

I . Kelompok itik Mojosad

b€rkmpul

pada daeEh s€belah kiri axis

Y

menyebar pada daerah atas dan ba$eh axis X. Kelompok

itik

Cibateup t€rpusat

di

sebelah kanan axis

Y

dan

denyebar

sampai ke daerah atas

axis

X,

sedangkatr

itik

Cirebon

menyebor di sebelah kiri dan kanan axis

y

sampai [image:4.595.81.516.510.694.2]

di daerah ba*'ah axis

X.

Gambar

I

mencerminkan

bahwa

karakEristil

idk Cihareup. Cirebon dan Mojosari

ukuran fenotipiknya berbeda satu sama lain.

Itik

Cihateup dan

Cirebon

dengan

Mojosari

tidak

b6n,€k berhimpitan, sedangkan untuk

itit

Cihateup dan Cirebon ada himpitan. Hal

ini

berarti secara

morfologis

bahwa hubungan genetik anlara

itik

Cihateup dan CLebon

terhadap

ilik

Moiosari

bedauhan, s€dangkan untuk

itik

Cirebon dengan

itik

Cihateup secara

morfologis

hubungan

genetikrya cukup

dekal

Hasil analisis

diskiminan

yang

diperoleh

dapat

digunakan

untul

menduga adanya

nilai

kesamaan antar kelompok, dengan kemungkinan

ukuran rnorfometrik

Canonkal2

Panjang leher Panjarg sayap

Lingkar dada Dalam dada Panians badan

Lind(ar t a ts o ne t atars us Panjang dada

Panjansjari k€tisa

P anj ang tar s

o,w.aktr

s u s

Paniang

tibia

Panjanq

femut

Panja g

narilla

0,83?970 0,718396 0,502148 0,161744 0,315219 0.229080

0,239t26

0,8744',t

I

-0,189363 0,567311

0,a5t225

0,317317

-o,0258't2 -0,058824

-o,t69't57

-o,210763 0,338597 0,253895

0, r80048 0,114549 o,422t6',1 0,510454 0,0043 16

4,t94261

(5)

3

-64-2021

[image:5.595.124.480.110.445.2]

Ket€rangaD

M=Moj6d

c

=ci€bm

H =Cihateup

Gambar L Penyebaranjenis itik menurut ukuran fenotipik

besamya

nilai

proporsi

nilai

campuran

yang

pengaruh genetik dan

lingkungan,

serta adanya mempengaruhi kesamaan satujenis

denganjenis

mutasi akibatsel€ksi olehpetemakmaupunmutasi

lainnya yang didasarkan atas persamaan

ukuran

yang tedadi secara alamiah. (Brahmantiyo

eral,

tubuh.Pefiarnaanfenotipikul':urantubuhberbagai

2003).

jenis

itik

merupakan

cerminan dari

besamya

Tabel 3 memperlihatkan

nilai

kesamaan

campuran

kelompok antarjenis

tenebut

kar€na

ukuran tubuh dari rendah ke tinggi

berturuFtuut

Tabel3. Pe6entasenilai kesamaan dan campuran itik Cihateup, Cirebon dan Mojosad

Jenis

Itik

Cihateup Cirebon Mojosari

Total

PENDUGAAN IARAX GENFTIII

/;

"t,.

iar

i" "

r\-!i

ir

M

;

,j

1.J

)qi,,r.,!,,

i

l.l

"j

i"

-

...^----'

'1

:

'i

"t

Cihateup Circbon

Mojosari

63,33

36,6',7 0,00

100,00

43,13

51,33

3,13

100,00

3,33

13,33 83,33

100,m
(6)

MUZANI ET,II.

Tabel 4. Matriks jarak genetik

Jenis

Itik

Cihateup Cirebon Mojosari

Cihateup Cirebon

Mojosari

t,7592

4,0339

l;t592

3.1096

4,0339 3,1096

adalah

itik

Cirebon (53,33%),

itik

Cihateup

(63,33%) dan

itik

Mojosari (83,33%). Ukuran

fenotipik

itik

Cirebon dipengaruhi oleh adanya carnpuran

itik

Cihateup sebesar 43,33% dan

itik

Mojosari sebesar 3,33%. Kontribusi itik Cihaieup

terhadap itik Cirebonmemberik n nilai campuran

fenotipikrang

terb€sar.

Itik

Cihateup

memiliki

campuran dari

itik

Cirebon

sebesar

36,67% dar tidak

memiliki

campuran dengan

itik

Mojosari. hal ini

mungkin

disebabkan letak geogafis yang berdekatan antam rlrerahCirebonderganTasikmalala. Kernungkinan

itik

Cihateup yang dianalisis merupa.kan itik yang

diambil

dari padang penggembalaan, sehingga

diduga

terdapat

perkawinan silang

antara

itik

Cirebon dan

itik

Cihateup.

Itik Mojosad merniliki nilai campumn

lang

cukup rendah

dali

itik

Cirebon sebesar I 3,3 3olo dan

itik

Cihateup sebesar 3,33%.

Tingginyanilai

kesamaan pada itik Mojosari diduga akibat daerah

pertembangbialff

dan perneliharaan itik Mojossri

di

daerah Jawa

Timur

yarlg terisolasi, sehingga tingkat kons€ntrasi genetik itik Mojosari ini cukup

ingg.

Iiasil analisis nilai

matrikjank

genetik antara masing-masing

jenis

itik

dis4,ikanpadaTabel4.

Berdasarkan

nilai

matriks

jarak

genetiknya

itik

CirebondanCihat€uprsnilildnilaii"ngkecilldtr

1,7592; kemudian

itik

Mojosari

d€ngan

itik

Circbon

s€besar 3,1096 dan

nilai

matriks

jarak

genetik yang terb€sar adalah antara

itik

Cihaieup

dengan

Mojosad yaitu

4,0339.

Hasil ini

dapat

mendukung peta penyebaranjenis itik s€perti pada Gambar 1. Petapenyebaran itik Cih*eup, Cirebon

dan Mojosari

padaca$ar

I

mulmjukkan

bahwa

itik

Moj osari berada di daerah paling

kid

axis Y,

diikuti

itik

Cirebon, kemudian

itik

Cihateup

di

s€t'€lah kan

naxisY

0,880

Cihaleup

Cirebon

Mojosari

0,5

Gambar2. Pohon fenogram itik C ihateup, Cirebon dan Mojosari

[image:6.595.83.507.132.201.2]
(7)

Konstruksi pohon fenogram

menlnjukkan

balwa

itik

Cihateup dan

itik

Cirebon

memiliki

ukuranjamk genetik

png cuklp

dekat yaitu 0,880; sedangkanjarak gsletik

afrra

itik Cihateup dengan

itik Mojosad dan itik Clebon dengan itik

Mojoeti

sebesar I ,786. Hasil

pe[elitian

Gunawan ( 1988)

menyebu&an bahwa

itik

lokal Jawa Bamt sama dengan

itik

Jawa Tengah, tetapi berbeda dengan

itik

Jawa Timur,

Bali

dan Lombok. Lebih

lanjut

cunawan (l 988)

menFtalan

bahwa

itik

Cirebon

memilikijarak genetikyangrclatifdekat

dengan

itikTasikrnalay4tetapi memiliki jarak genetikyang jauh dengan irik Mojosari. Menurul Brahmantiyo

€t

al

(2003), nilai ukuranjarak genaik

yangkecil

antamjenis

itih

bila ada persilangan ant€rjeris

itik

teN€buttidakakanmendapa @nkemajuanukuran morfologislangmengesankanlanpadisertaid€ngan

seleksi

yang ketal. Hal

ini

disebabkan karena kecilnya peluaag terjadinya hetercsis pada

hasil

persilangalutla

KESIMPULAN

Berdasarkan struktur cdnonical

peubah fenotipik itik

penHajenis

itikadalah ponjang letFr'

panjang

jari

ketiga,

panjang

/i6ia

dan panjang

frar.

Itik Cirebon

memilfi

hubungan kekeraberan yang dekat dengan

itik

Cihateup

dibandingkan

dengan

itik

Mojosari. Begitupunjarak g€netik

itik

Cirebon lebih dekat dengan itik Cihateup (0,880) dibandingkan itik Mojosari ( 1,786)

Berdasarkan jarak genetikny4 persilangan dapat dilakukan terhadap itik Mojosari dengan

itik

Cirebon atau

itik

Cihateup dengan

hampan diperoleh kemajuan

ukural

yang mengesankan

akibat adanya heterosis. Namun seleksi di dalam

jenis

itik

sangat

dianjukan

untuk dilakukan

menglngal kemgaman anlar individu

dalamjenis

itik )€ng tinggi.

PENDUCAAN'ARAK GENETIK

UCAPAI{

TERIMAKASIH

Terima kasih yang sebesar-b€samya kepada

h

Agus Prabowo,

h

Arias

Sugandhi, Kang

Komar,

wardi,

Sono, Idris yang t€lah membantu

dalam koleksi data, Jakaria S.Pt,

M.Si,

Prof. Dr.

Ir

wiranda G'Pilliang M.Si.

dan Ir. Sri

Darwati

M.Si. atas koreksi dan bimbingan p€nulisan hasil penelitian ini, serra pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan

satu-peNatu-DAFTARPUSTAKA

Brrhmstrtiyo,

B.

L. H. Pr$etyo, A.

R, S€tioko

& R

H. Mulyono.

2003. Pendugaan jarak

genetik dan faktor peuhah parnb€da galui

itik

(Alabio, Bali, Khaki Campbell, Mojosari dan Pegagan) melalui analisis morfometrik. Jumal

Ilmu Temak dan Veleriner Badan Penelilian dan Pengembangan P€rtanian, Depanemen Pertanian. 8

(l)r

l-7

curowrn,

B.

1988. Teknologi pqnuliabiakan

itik

petelur lndonesia. Prosiding.

Seminar Nasional Petemakan dan Forum Petemak

"Unggas dan Aneka Ternak"

II.

Balitnak, Puslitbangnak, Badan LitbanS Pertanian, Deptan, Bogor.

Hrrtl,

D.L

1988. APrimer ofPopulation C€netic.

2'd Ed. Sinauer Associates, Inc. Publisher, Sunderland, Massachussets.

Hutt,

F,

B.

1949. Gen€tics

ofthe

Fowl.

Mccmw-Hill

Book Company, Inc., New York.

Kun.r,

Sudhir, K. Tamura'

I.

B.

Jecobscn

&

M,

Nei,

2001.

MEGA2:

Molecular

Evolutionary Genetics Analysis Software.

Arizona State Univ€rcity, Tempe, Arizons, USA.

Nei,

M.

1987. Molecular Evolutionary Genetic. Columbia Univelsity Press, NewYork, USA.

Nishida,

T.,

Y.

Hayrshi, T. Hrsiguchi

&

S.S.

MNnsroer. 1982b.

Distribution

and identification ofjungle fowl in Indonesia. 1, :
(8)

MUZANI

'I,4'.

Pras€tyo,

L.

H. Y

C.

naharjo,

T. Sussnti-& W.

IC

Sejsti

1998. Persilangan timbal-balik antar

itik

Tegal dan

Mojosari

II:

Produksi dan

lualilaslelur. Kumpulan Halil-hasil Penelilian

Peternakan.

Buku

lll:

Penelitian

Ternak

Unggas. Balai Penelitian Temak, Bogor Hal:

210-2t4.

Statistics

Analytical

S$.€m.

1985. SAS Usor's

Guide. SAS lnst. Inc. Cary North Carolina

Medii l,cr.nnkon

Ste€|, R,

G

D

&

J. H. Torrie.

1995. Prinsip dan Prosedur Statistik. Terjemahan: B. Sumantri. PT. Gramadir Puslaka Utama, Jakarta.

wahid, A.

2003.

Itik

sebagai Unggas Piaraan

Tedua. Prosiding. Kelompok Tani Temak

ltik

"Tigan Mekar". Karang Anyar

-

Panguragan,

Winter,A.R. & f,.M.

Fuok- 1960. PoultryScience

Gambar

Tabel l- Rataan ukuran masing-masing peubah yang dianati pada itik Cihateup, Cirebon danMojosari
Gambar I genetikrya itik bedauhan, s€dangkan Cihateup dan CLebon morfologis dan karakEristil b6n,€k berhimpitan, Cihateup dan ukuran Cirebon Cihateup mencerminkan bahwaidk Cihareup
Gambar L Penyebaranjenis itik menurut ukuran fenotipik
Tabel 4. Matriks jarak genetik

Referensi

Dokumen terkait

ASPEK GENETIK KELENTURAN FENOTIPIK BOBOT BADAN ITIK TEGAL DAN MOJOSARl SEBAGAI RESPON TERHADAP PERUBAHAN AFLATOKSIN DALAM RANSUM. I

ASPEK GENETIK KELENTURAN FENOTIPIK BOBOT BADAN ITIK TEGAL DAN MOJOSARl SEBAGAI RESPON TERHADAP PERUBAHAN AFLATOKSIN DALAM RANSUM. I

Bobot badan hasil persilangan entok jantan dengan itik betina atau itik Mandalung relatif besar yaitu 2,2 kg pada umur 10 minggu dengan karkas yang dihasilkan

Untuk meningkatkan potensi itik Serati, maka perlu induk betina yang memiliki bobot tinggi yaitu Itik PA (Peking x Alabio) atau PM (Pekín x Mojosari) yang nantinya dikawinkan dengan

5 Hal ini terjadi dimungkinkan karena pada pencampuran jantan dan betina selama 6 jam per hari, itik betina memiliki waktu istirahat yang lebih lama dan tidak

Warna bulu leher pada itik betina Kerinci dominan berwarna putih – cokelat muda (64.29%) dan warna putih (35.71%), warna bulu leher yang berbeda antara ternak. itik jantan Kerinci

Oleh sebab itu, dianjurkan bahwa itik Serati sebaiknya diperoleh dari hasil persilangan antara entog jantan dan itik betina, karena selain perbedaan bobot badan, juga karena

Dari nilai-nilai dugaan heritabilitas yang diperoleh tampaknya bahwa hanya bobot hidup umur 6 minggu yang masih bisa dijadikan sebagai kriteria seleksi jika ingin meningkatkan