PEMBENTUKAN DISIPLIN DIRI PADA SISWA YANG
BERPERILAKUINDISIPLINER DI SMP MUHAMMADIYAH 3 BANYUWANGI
Oleh: NURUL HANDAYANI ( 99810207 )Psychology
Dibuat: 2007-04-17 , dengan 3 file(s).
Keywords: Pembentukan Disiplin, Siswa, Perilaku Indisipliner
Disiplin diri merupakan aspek utama dan esensial pada pendidikan dalam keluarga yang di emban oleh orang tua karena mereka bertanggung jawab secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasar dan fondasinya kepada anak-anak. Upaya orang tua atau pendidik akan tercapai jika anak telah mampu mengontrol perilakunya sendiri dengan acuan dari nilai-nilai moral yang
terinternalisasi. Upaya ini, secara esensial adalah penataan situasi dan kondisi yang dapat mengundang anak secara sukarela untuk menjeburkan diri kedalam lautan nilai-nilai moral sehingga dapat dijadikan dasar untuk berperilaku yang berdisiplin diri. Jika anak mampu berdisiplin diri maka secara maknawi ia memiliki kemampuan untuk mengantisipasi, mengakomodasi, dan mewarnai arus global (tidak hanyut dan larut dalam arus global). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah empat siswa laki-laki yang berperilaku indisipliner. Penelitian dilakukan di SMP
Muhammadiyah 3 Banyuwangi selama satu bulan, sejak tanggal 14 Februari – 19 maret 2005. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode wawancara. Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yaitu dengan memberikan data kedalam bentuk yang mudah di baca dan di interpretasikan.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa keempat subjek menunjukkan perilaku indisipliner yaitu sering tidak patuh dan melanggar tata tertib yang ada di sekolah maupun di rumah. Penyebab perilaku indisipliner tersebut terbentuk karena pengalaman dan pembelajaran yang salah dari lingkungan keluarga maupun sekolah, kurangnya perhatian dari oran tua, adanya larangan-larangan yang membuat sang anak merasa tertekan, kemarahan dan penolakan dari orang tua ataupun pendidik terhadap sikap dan perilaku yang ditimbulkan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa subjek hanya membutuhkan perhatian, pengertian, dukungan, dan kasih sayang, karena mereka ingin di mengerti dengan begitu subjek dapat dengan mudah di beri suatu pengarahan. Adanya pendekatan yang baik antara peneliti dengan subjek yang bermasalah semua mengalami perubahan-perubahan yang sangat berarti, misalnya subjek sudah mulai bisa menata sikap dan tingkah laku yang di harapkan selama ini bahkan subjek bisa mendapat prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.
Abstract
themselves in a meaningful then he has the ability to anticipate, accommodate, and coloring of global flows (not washed and dissolved in global currents).
This research is a descriptive qualitative research. Subjects in this study were four male students who behave indiscipline. Research carried out in SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi for a month, since February 14 - 19 March 2005. The data collection in this research is a method of interview. Data analysis in this research using descriptive analysis is to provide data into a form that is easy to read and
interpreted.
Research results revealed that the four subjects showed behavior that is often non-adherent indiscipline
and violating the existing rules at school and at home. Causes of indiscipline behavior is formed by experience and learning that one of the family and school environment, lack of attention from old Oran, the prohibitions that make the child feel depressed, anger and rejection from parents or educators on the attitudes and behavior caused.
Results of the study showed that subjects only requires attention, understanding, support, and affection, because they want to be understood so the subject can easily be given a briefing. The existence of good