• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELEMAHAN LIGA ARAB SEBAGAI ORGANISASI REGIONAL DALAM MENANGANI KONFLIK-KONFLIK DI TIMUR TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KELEMAHAN LIGA ARAB SEBAGAI ORGANISASI REGIONAL DALAM MENANGANI KONFLIK-KONFLIK DI TIMUR TENGAH"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

KELEMAHAN LIGA ARAB SEBAGAI ORGANISASI REGIONAL DALAM MENANGANI KONFLIK-KONFLIK DI TIMUR TENGAH

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh:

Wisnu Ario Windra Pratama 08260017

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Wisnu Ario Windra Pratama NIM : 08260017

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Judul Skripsi :

KELEMAHAN LIGA ARAB SEBAGAI ORGANISASI REGIONAL DALAM MENANGANI KONFLIK-KONFLIK DI TIMUR TENGAH

Disetujui oleh, DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Ruli Inayah Ramadhoan,M.Si Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc

Mengetahui,

Dekan, Ketua Jurusan, FISIP UMM Hubungan Internasional

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Wisnu Ario Windra Pratama NIM : 08260017

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Judul Skripsi :

KELEMAHAN LIGA ARAB SEBAGAI ORGANISASI REGIONAL DALAM MENANGANI KONFLIK-KONFLIK DI TIMUR TENGAH

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada:Selasa Tanggal:22Januari 2013

Tempat: LaboratoriumHubunganInternasional UMM

Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji:

1. Tony Dian Effendi, S.Sos, M.Si ( )

2. Gonda Yumitro, MA ( )

3. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si ( )

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wisnu Ario Windra Pratama NIM : 08260017

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul:

KELEMAHAN LIGA ARAB SEBAGAI ORGANISASI REGIONAL DALAM MENANGANI KONFLIK-KONFLIK DI TIMUR TENGAH

adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 30Januari2013 Yang menyatakan,

(5)

BERITA ACARA

1. Nama : Wisnu Ario Windra Pratama

2. NIM : 08260017

3. Jurusan : Hubungan Internasional 4. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 5. Judul Skripsi :

KELEMAHAN LIGA ARAB SEBAGAI ORGANISASI REGIONAL DALAM MENANGANI KONFLIK-KONFLIK DI TIMUR TENGAH

6. Pembimbing : Ruli I. Ramadhoan, M.Si

Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc. 7. Kronologi Bimbingan :

Tanggal Paraf Pembimbing

I

Tanggal Paraf Pembimbing

II

Keterangan

11 Oktober 2011 11 Oktober 2011 Pengajuan Judul Skripsi

12 April 2012 12 April 2012 ACC BAB I

5 Juli 2012 5 Juli 2012 ACC BAB II

8 Oktober 2012 8 Oktober 2012 ACC BAB III

10 Januari 2013 11 Januari2013 ACC BAB

IV 10 Januari 2013 11 Januari 2013 ACC Ujian

(6)

ABSTRAK

Wisnu Ario Windra Pratama, 2013, 08260017, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Hubungan Internasional. KELEMAHAN LIGA ARAB SEBAGAI ORGANISASI REGIONAL DALAM MENANGANI KONFLIK-KONFLIK DI TIMUR TENGAH. Pembimbing I: Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si. Pembimbing II: Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc.

Liga Arab adalah organisasi regional di wilayah Timur Tengah. Wilayah ini memiliki intensitas konflik yang sangat sering terjadi, terlebih sejak tahun 1967 hingga tahun 2011. Konflik yang terjadi di wilayah ini bukan hanya melibatkan aktor di dalam kawasan Timur Tengah saja, tetapi melibatkan pihak luar kawasan atau intrusive system di dalamnya. Dengan intensitas konflik yang sering terjadi di kawasan Timur Tengah ini, mengindikasikan bahwa peran Liga Arab sebagai organisasi regional di kawasan ini lemah. Kelemahan Liga Arab ini tentu saja disebabkan oleh faktor-faktor tertentu.

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan konsep regionalisme, konsep organisasi internasional, dan konsep intrusive system.

Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang melemahkan Liga Arab berasal dari factor internal dan eksternal organisasi ini. Faktor internal yang melemahkan Liga Arab berasal dari aspek institutional, aspek konstitusional, dan aspek kelemahan politik Liga Arab sendiri. Sedangkan factor eksternal yang melemahkan Liga Arab berasal dari berbagai permasalahan dan perbedaan yang ada di kawasan Timur Tengah, seperti konflik etnis, budaya, sosial, ideologi keagamaan, ideologi politik, sumber daya alam, permasalahan perbatasan, permasalahan perlombaan senjata, serta terbentuknya organsiasi-organisasi lain yang serupa dengan Liga Arab. Selain itu, masuknya intrusive system kedalam dinamika politik Liga Arab, semakin menambah lemahnya Liga Arab dalam perannya sebagai organisasi regional wilayah Timur Tengah.

Kata kunci: Organisasi Regional, Kelemahan, Timur Tengah, Intrusive System. Malang, 11 Januari 2013 Peneliti,

Wisnu Ario Windra .P. Pembimbing I Pembimbing II

(7)

ABSTRACT

Wisnu Ario Windra Pratama, 2013, 08260017, University of Muhammadiyah Malang, Social and Politic Department, International Relationship. THE WEAKNESS OF ARAB LEAGUEAS REGIONAL ORGANIZATIONIN

HANDLING THE CONFLICTSAT MIDDLE EAST. Advisor I: Ruli Inayah

Ramadhoan, M.Si. Advisor II: Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc.

Arab League is a regional organization in Middle East region. This region has conflicts intensity that often happened, especially since 1967 until 2011. The conflicts that happen in this region not only involved an actor in the Middle East area, but also involved outside of area or intrusive system inside. By conflicts intensity that often happened in Middle East area, indicated that the role of Arab League as regional organization in this area is weak. The weakness of Arab League caused from certainly factors.

The research method used by the researcher in this study was descriptive by using regionalism concept, international organization concept, and intrusive system concept.

The result of the study was concluding the factors that made of Arab League weak caused from internal factors and external factors this organization. Internal factors that made of Arab League weak caused from institutional aspects, constitutional aspects, and the political weakness aspects of Arab League. While external factors that made of Arab League caused from any problems and the differences in a Middle East area such as ethnic conflict, culture, social, religion ideology, politics ideology, natural power source, division problems, problem of gun competition, and also the formed of another organization that similar with Arab League. Besides, intrusive system that coming in the politics dynamics of Arab League, made of Arab League more weak in their role as regional organization in Middle East area.

Key words: Regional Organization, Weakness, Middle East, Intrusive System Malang, 11 Januari 2013 Researcher,

Wisnu Ario Windra .P.

Advisor I Advisor II

(8)

MOTTO

“ Seseorang yang berani tampil BEDA, memperlihatkan bahwa ia memiliki PRINSIP, KEYAKINAN, dan TANGGUNG JAWAB yang kuat terhadap jalan yang ia ambil ”

 “ Bermimpilah setinggi langit... Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang” (SOEKARNO)

UNGKAPAN PERSEMBAHAN

Sebagai rasa syukur penulis atas terselesaikannya skripsi ini, maka penulis persembahkan ungkapan terima kasih kepada:

 Allah SWT selaku pemilik kehidupan ini, atas Rahmat dan Karunia-Nya yang senantiasa diberikan, dan nikmat kesehatan serta kesabaran yang selama ini saya rasakan.

 Kedua orang tua saya, Bapak H.Slamet Winaryo, S.Pd, M.Si dan Ibu Dra. Hj.Riyani Winaryo. Yang selalu memberikan semangat dan do’a restunya, serta tetap memberikan kepercayaan dan segala yang terbaik bagi saya. Kedua Adik saya, Danar Ariangga Windra Gautama dan Ayu Fitri Rahmadina, yang selalu memberikan semangat dan do’anya. Do’a, semangat, dan restu kalianlah yang membuat saya selalu kuat dan mampu menyelesaikan skripsi ini.

(9)

 Serta saya haturkan ungkapan terima kasih pula kepada kedua penguji saya, Bapak Tony Dian Effendi, S.Sos, M.Si., selaku ketua jurusan Hubungan Internasional UMM, dan Bapak Gonda Yumitro, MA., atas bantuan dan masukannya yang sangat membangun di dalam skripsi ini. Dan atas suasana ujian sidang yang sangat humoris sekali, membuat saya tidak akan lupa akan momen yang awalnya saya pikir akan sangat menakutkan itu. Xiexie Bapak, Syukron Bapak.

 Kepada segenap dosen Hubungan Internasional UMM, baik yang masih aktif mengajar maupun yang telah tidak aktif mengajar, Ibu Dyah, Pak Victor, Pak Qobid, Mas Safrin, Mba’ Mya, Mas Eri, Mas Dyon, terima kasih atas bantuan dan bimbingannya selama ini.

(10)

selalu membangun dan membuat tertawa). Semoga kita menjadi orang yang sukses di masa mendatang, terima kasih atas bantuannya selama ini.

 Kepada keluarga Om Bag dan Om Harun di Malang, terimakasih atas do’a dan bantuannya selama di Malang. Kepada keluarga besar saya kost-kostan Pak Padi FC, kepada Pak Padi selaku bapak kost, Ibu kost, Mba’ Ika dan Mas Agus, Mas Braham, Rima, dan Mbah, terima kasih atas tempat tinggal dan bimbingan Bapak kost sekeluarga selama ini. Kepada anak-anak kost: Mas Dedi, Mas Catur, Mas Aris, Mas Joko a.k.a Jay, Bagus, Surya, Randie, Aji a.k.a Jibon, dan Sofyan, terima kasih atas bantuan dan semangatnya selama saya ngekost disini, kalian semua sudah saya anggap sebagai saudara.

 Terimakasih juga saya ucapkan kepada keluarga besar vespa Pak Cipto di Mergan Lori : Mas Cipto, Mba’ Ning a.k.a Tante Cipto, Nanda kecil, Mas Dedik, Mas Hani, Reza a.k.a Tehe a.k.a Kopok, yang telah menjadi keluarga saya selama ini. Bantuan, semangat, dan do’a kalian merupakan salah satu faktor penting dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: KELEMAHAN LIGA ARAB SEBAGAI ORGANISASI REGIONAL DALAM MENANGANI KONFLIK-KONFLIK DI TIMUR TENGAH

Skripsi ini penulis susun dengan latar belakang wilayah Timur Tengah dan organisasi Liga Arab, dimana wilayah Timur Tengah merupakan sebuah wilayah yang sejak dahulu hingga saat ini sering kali dilanda konflik berkepanjangan dan Liga Arab yang merupakan organisasi regional kawasan tersebut tidak mampu mengatasi konflik berkepanjangan tersebut. Hal ini kemudian penulis analisis menggunakan konsep regionalisme, organisasi internasional, dan intrusive system untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab kelemahan Liga Arab dalam menangani konflik-konflik di wilayah Timur Tengah.

Dalam tulisan ini tentu saja masih terdapat kekurangan yang perlu untuk diperbaiki dan disempurnakan, sehingga penulis mengharapkan masukan yang membangun dari pembaca pada khususnya untuk menjadikan tulisan ini menjadi lebih baik. Untuk lebih dan kurangnya pembahasan yang telah penulis susun dan tulis dalam penelitian ini, penulis sampaikan permohonan maaf.

Dengan selesainya tulisan ini maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang selalu membimbing penulis dalam setiap langkah untuk menyelesaikan penelitian ini, semoga Allah SWT selalu memberikan berkah-Nya dalam tulisan ini.

(12)

3. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

4. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Bapak Tony Dian Effendi, S.Sos, M.Si., selaku ketua Jurusan Hubungan Internasional yang juga merangkap sebagai dosen wali.

6. Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bantuan ide, motivasi, dan bimbingan. Serta, berkenan meluangkan waktu untuk membaca secara detail penelitian ini dan memberikan pengarahan kepada penulis, terutama dalam hal penulisan ilmiah. 7. Ibu Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc., selaku Dosen Pembimbing II yang

telah berkenan meluangkan waktunya untuk membaca penelitian ini dengan sangat detail dan memberikan bantuan ide, motivasi, serta bimbingannya. 8. Segenap dosen Jurusan Hubungan Internasional dan segenap dosen FISIP

Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan banyak ilmu dan bantuan kepada penulis selama penulis menjalani masa-masa studi.

9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.

Terimakasih atas segala dukungannya, semoga skripsi ini bermanfaat dan mohon maaf bila ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Malang, 30 Januari 2013

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL...i

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

LEMBAR PENGESAHAN ...iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ...iv

BERITA ACARA ...v

ABSTRAK ...vi

ABSTRACT ...vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...viii

KATA PENGANTAR ...xi

DAFTAR ISI...xiii

DAFTAR TABEL...xvii

BAB I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Rumusan Masalah ... 7

I.3. Tujuan Penelitian ... 7

I.4. Manfaat Penelitian ... 8

I.5. Penelitian Terdahulu ... 8

I.6. Landasan Teori dan Konsep ...13

I.6.1.Konsep Regionalisme ...13

I.6.2. Konsep Organisasi Internasional ...16

I.6.3. Konsep Intrusive System ...19

I.7. Metodologi Penelitian ...21

I.7.1. Batasan Waktu Penelitian ...21

I.7.2. Batasan Materi ...21

I.7.3. Teknik Pengumpulan Data ...21

I.7.4. Teknik Analisis Data ...22

(14)

I.7.6. Jenis Penelitian...22

I.8. Asumsi Dasar ...22

I.9. Sistematika Penulisan ...24

I.10. Alur Pemikiran ...25

BAB II. Liga Arab; Profil Dan Sejarah Konflik Di Timur Tengah II.1. Profil Liga Arab dan Integrasi Timur Tengah ...26

II.1.1. Sejarah Terbentuknya Liga Arab...26

II.1.2. Mekanisme Organisasi ...30

II.1.3. Upaya Liga Arab Dalam Menciptakan Integrasi di Timur Tengah...36

II.1.3.1. Upaya di Bidang Non Politik...36

II.1.3.2. Upaya di Bidang Politik ...37

II.2. Sejarah Konflik-Konflik Penting Yang Terjadi di Timur Tengah Sejak Tahun 1967 Sampai 2011 ...38

II.2.1. Perang Arab Israel ...39

II.2.1.1. Perang Enam Hari (1967) ...39

II.2.1.2. Perang Atrisi 1969-1970 ...41

II.2.1.3. Perang Yom Kippur dan Perjanjian Camp David ...43

II.2.1.4. Gerakan Intifadha Pertama 9 Desember 1987 dan Perang Gaza (2008-2009) ...47

II.2.1.5. Perang Libanon...52

II.2.2. Perang Antar Bangsa Arab ...58

II.2.2.1. Perang Iran-Irak Tahun 1980-1988 ...58

II.2.2.2. Perang Libya-Mesir Tahun 1977 ...62

II.2.2.3. Konflik Syiah dan Pemberontakan Etnis Kurdi di Irak....64

II.2.3. Perang di Timur Tengah Yang Melibatkan Negara Barat ...71

II.2.3.1. Perang Teluk Kedua (1990-1991) ...71

II.2.3.2. Perang Teluk Ketiga (2003) ...74

II.2.3.3. Perang Libya 2011 ...77

(15)

II.2.4.1. Revolusi Islam Iran Tahun 1979 ...79

II.2.4.2. Revolusi Mesir 2011 ...83

II.2.4.3. Revolusi Libya 2011 ...86

II.2.4.4. Revolusi Suriah 2011 ...88

BAB III. Peran Liga Arab Dan Faktor-Faktor Yang Melemahkannya Dalam Menangani Konflik-Konflik Di Timur Tengah III.1. Pemetaan Peran dan Posisi Liga Arab, Serta Mekanisme Politiknya Dalam Menangani Konflik-Konflik Di Timur Tengah...96

III.1.1. Pemetaan Peran Liga Arab Dan Posisinya, Serta Mekanisme Politiknya Di Dalam Konflik Arab-Israel ...96

III.1.2. Pemetaan Peran Liga Arab Dan Posisinya, Serta Mekanisme Politiknya Di Dalam Konflik Antar Bangsa Arab ... 103

III.1.3. Pemetaan Peran Liga Arab Dan Posisinya, Serta Mekanisme Politiknya Di Dalam Konflik Timur Tengah Yang Melibatkan Negara Barat ... 108

III.1.4. Pemetaan Peran Liga Arab Dan Posisinya, Serta Mekanisme Politiknya Di Dalam Revolusi Timur Tengah ... 111

III.2. Kompleksitas Permasalahan di Internal Liga Arab dan Wilayah Timur Tengah, Serta Pengaruhnya Terhadap Organisasi Liga Arab ... 118

III.2.1. Permasalahan Di Internal Liga Arab Dan Pengaruhnya Terhadap Organisasi Liga Arab ... 118

III.2.2. Permasalahan Di Wilayah Timur Tengah Dan Pengaruhnya Terhadap Organisasi Liga Arab ... 127

III.2.2.1. Permasalahan Etnis, Budaya, Dan Sosial ... 128

III.2.2.2. Permasalahan Ideologi Keagamaan Dan Ideologi Politik...135

III.2.2.3. Permasalahan Sumber Daya Alam ... 141

III.2.2.4. Permasalahan Perbatasan ... 144

(16)

III.2.2.6. Terbentuknya Organisasi-Organisasi Lain Yang Serupa Dengan Liga Arab ... 149 III.3. Intrusive System Di Wilayah Timur Tengah Dan Pengaruhnya

Terhadap Organisasi Liga Arab ... 152

BAB IV. Kesimpulan Dan Saran

IV.1. Kesimpulan ... 159 IV.2. Saran... 160

DAFTAR PUSTAKA ... 162

LAMPIRAN

(17)

DAFTAR TABEL

I.1. Posisi Penelitian Terdahulu ...11 II.1. Negara-Negara Anggota Liga Arab dan Negara-Negara Pengamat

Liga Arab ...28 II.2. Nama-Nama Pejabat Yang Pernah Menjabat Sekretaris Jenderal Liga

Arab ...32 II.3. Organisasi Khusus Liga Arab ...33 II.4. Hasil Akhir Perang Atau Konflik Yang Terjadi Di Timur Tengah ....90 III.1. Kelemahan Liga Arab Dalam Menangani Konflik-Konflik Di Timur

(18)

Daftar Pustaka

Buku:

Sihbudi, Riza. 2007. Menyandera Timur Tengah. Jakarta: PT. Mizan Publika Perwita, Anak Agung Banyu, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Hubungan

Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rudy, T. May. 2005. Administrasi Dan Organisasi Internasional. Bandung: PT Refika Aditama

S, Nuraeni, dkk. 2010. Regionalisme Dalam Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Buzan, Barry, dkk. 2003. Regions and Power : The Structure of International Security. New York: Cambridge University Press.

Buzan, Barry.1991. People, states, and Fear. London: Harvester Wheatsheaf. Bandoro, Bantarto. 1995. Struktur Keamanan Kooperatif di Kawasan Timur

Tengah. Dalam kumpulan jurnal Analisis CSIS “Timur tengah Mencari Orientasi?”. Edisi Mei-Juni 1995. CSIS

Sihbudi, Riza. 1992. Masalah Perdamaian Dan Keamanan Teluk. Yogyakarta: Pusat Pengkajian dan Penelitian Masalah-Masalah Timur Tengah Fisipol UGM.

Mas’oed, Mohtar.1990. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin Dan Metodologi, Jakarta: P.T. Pustaka LP3ES.

Hady, Samsul. 2010. Politik Islam Nasserisme Dalam Pergulatan Politik Timur Tengah. Malang: UIN-Maliki Press

Q.C.LL.D, D.W. Bowett.1992. Hukum Organisasi internasional, Organisasi-Organisasi Global dan Regional. Jakarta: Sinar Grafika

Surwandono, dkk. 2011. Resolusi Konflik Di Dunia Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nasr, Vali. 2007. Kebangkitan Syiah, Islam, Konflik, dan Masa depan. Jakarta: Diwan Publishing.

(19)

Materi Perkuliahan:

Materi Perkuliahan Mesir dan Pan-Arabisme pada mata kuliah Pemerintahan dan Politik Iran, Saudi Arabia, Mesir. Dosen Muhammad Qobidl `Ainul Arif, S.IP, M.A. Pertemuan ke 11. Tanggal 3 januari 2011

Materi Perkuliahan Timur Tengah dan Sistem Internasional pada mata kuliah Studi HI di Timur Tengah. Dosen Muhammad Qobidl `Ainul Arif, S.IP, M.A. Pertemuan ke 2. Tanggal 25 Maret 2011

Internet:

Arab League, di: http://www.internationaldemocracywatch.org/index.php/arab-league-, diakses tanggal 7 Juni 2012

Arab League Secretary General, di:

Paul Findley, “Diplomasi Munafik Ala Yahudi, Mengungkap Fakta Hubungan As-Israel”, di: http://media.isnet.org/antar/Munafik/1967.html, diakses tanggal 4 Juli 2012

Jewish Virtual Library, “The Six Day War”, di:

http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/History/67_War.html, diakses tanggal 5 Juli 2012

Paul Findley, “Diplomasi Munafik Ala Yahudi, Mengungkap Fakta Hubungan As-Israel”, di: http://media.isnet.org/antar/Munafik/Atrisi.html, diakses tanggal 4 Juli 2012

Mitchell Bard, “The Yom Kippur War”, di:

http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/History/73_War.html, diakses tanggal 5 Juli 2012

(20)

Camp David Accords, di:

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/91061/Camp-David-Accords, diakses tanggal 5 juli 2012

Camp David Accords, di:

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/91061/Camp-David-Accords/284489/A-framework-for-peace, diakses 5 Juli 2012

Paul Findley, “Diplomasi Munafik Ala Yahudi, Mengungkap Fakta Hubungan As-Israel”, di: http://media.isnet.org/antar/Munafik/Intifadah.html, diakses tanggal 24 Juli 2012

Lee. R, “The History Guy: The Gaza War (2008-2009)”, di: http://www.historyguy.com/gaza_war.htm , diakses tanggal 4 Juli 2012 Lee. R, “The History Guy: Wars And Conflict Of Lebanon”, di:

http://www.historyguy.com/wars_of_lebanon.htm, diakses tanggal 4 Juli 2012

Lee. R, “The History Guy: The Israel-Lebanon Conflict (1978-Present)”, di:

http://www.historyguy.com/israel-lebanon_conflict_2006.html, diakses tanggal 4 Juli 2012

Lee. R, “The History Guy: The Israel-Lebanon/Hezbollah War (July-August 2006)”, di: http://www.historyguy.com/israel-lebanon_war_2006.html, diakses tanggal 4 Juli 2012

Globalsecurity.org, “Iraq-Iran War (1980-1988)”, di:

http://www.globalsecurity.org/military/world/war/iran-iraq.htm, diakses tanggal 5 Juli 2012

Lee. R, “The History Guy: Egyptian-Libyan War Of 1977”, di: http://www.historyguy.com/egypt_libya_war_1977.htm, diakses tanggal 4 Juli 2012

Political Economy Research Institute, University Of Massachusetts Amherst, “Modern Conflicts: Conflict Profile, Iraq (Shia) (1979-1998)”, di:

http://www.peri.umass.edu/fileadmin/pdf/Iraq4.pdf, diakses tanggal 24 Juli 2012

Lawrence E. Cline, The Journal Of Conflict Studies, The GREGG CENTRE For Study Of War And Society, Volume XX Number 1 Fall 2000, “The Prospects Of The Shia Insurgency Movement In Iraq”, di:

(21)

BBC News, “Flasback: The 1991 Iraqi Revolt”, di:

http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/2888989.stm, diakses tanggal 31 Juli 2012

Satenik Harutyunyan, Prospect: Journal Of Internaional Affairs At UCSD, “Nation Within A Nation: Kurdistan In Iraq”, di:

http://prospectjournal.ucsd.edu/index.php/2010/11/nation-within-a-nation-kurdistan-in-iraq/, diakses tanggal 29 Juli 2012

Lee. R, “The History Guy: The Persian Gulf War (1990-1991)”, di:

http://www.historyguy.com/GulfWar.html, diakses tanggal 4 Juli 2012 Lee. R, “The History Guy: The 3rd Persian Gulf War (The Iraq War)”, di:

http://www.historyguy.com/GulfWar2.html, diakses tanggal 18 september 2012

Lee. R, “The History Guy: The Wars Of Iraq”, di:

http://www.historyguy.com/wars_of_iraq.html, diakses tanggal 4 juli 2012 Lee. R, “The History Guy: The Libyan War”, di:

http://www.historyguy.com/libyan_war_2011.htm, diakses 21 September 2012

Iran Chamber Society, “History Of Iran: Islamic Revolution Of 1979”, di:

http://www.iranchamber.com/history/islamic_revolution/islamic_revolutio n.php/, diakses 5 Juli 2012

1979 Iranian Revolution, di:

http://novaonline.nvcc.edu/eli/evans/his135/Events/Iran79.htm, diakses 5 Juli 2012

Rafael.M.B, “Kompasiana: Revolusi Mesir, Harga Mati Perjuangan 18 Hari”, di: http://sejarah.kompasiana.com/2011/05/24/revolusi-mesir-harga-mati-perjuangan-18-hari/, diakses 29 Juli 2012

Lee. R, “The History Guy: Political Unrest In Egypt Timeline (January, 2011)”, di: http://www.historyguy.com/egypt_unrest_timeline_2011.htm, diakses tanggal 24 Juli 2012

Viva News, “Jejaring Sosial Berperan Dalam Revolusi Mesir”, di:

http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/251769-jejaring-sosial-berperan-dalam-revolusi-mesir, diakses 29 Juli 2012

(22)

Hafid Almaary, “Revolusi Suriah; Rintangan dan Masa Depan”, di:

http://www.dakwatuna.com/2012/02/19034/revolusi-suriah-rintangan-dan-masa-depan/, diakses 7 Januari 2013

Gale Encyclopedia Of The Mideast And North Africa, “Arab League Summits”, di: http://www.answers.com/topic/arab-league-summits, diakses 23 September 2012

Council On Foreign Relations, “Khartoum Resolution”,di:

http://www.cfr.org/international-peace-and-security/khartoum-resolution/p14841, diakses 23 September 2012

League Of Arab States, “A Reading Of The Arab Summit Chronicles”,di:

http://www.tenc.net/docs/alsummit64.htm, diakses 23 September 2012 Gale Encyclopedia Of The Mideast And North Africa, “Fahd Plan (1981)”, di:

http://www.answers.com/topic/fahd-plan, diakses 23 September 2012

Timelines, “Arab League, Page 1”, di:

http://www.timelinesdb.com/listevents.php?subjid=424&title=Arab%20Le ague, diakses 23 September 2012

Tempo Interaktif, “Liga Arab Tolak Invasi As”, dalam

http://www.tempo.co.id/harian/fokus/2006/2,1,43,id.html, 6 januari 2013 Antaranews.com, “Liga Arab Tolak intervensi Libya”, dalam

http://www.antaranews.com/berita/248316/liga-arab-tolak-intervensi-libya, 7 Januari 2013

BBC News, “Timeline: Arab League”, dalam

http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/country_profiles/1550977.stm, 23 September 2012

Antaranews.com, “Liga Arab Harapkan Solusi Politik Soal Libya”, dalam

http://www.antaranews.com/berita/251794/liga-arab-harapkan-solusi-politik-soal-libya, 7 Januari 2013

Hafid Almaary, “Revolusi Suriah; Rintangan dan Masa Depan”, dalam

http://www.dakwatuna.com/2012/02/19034/revolusi-suriah-rintangan-dan-masa-depan/, 7 Januari 2013

(23)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Negara-negara yang secara geografis berdekatan atau bertetangga letaknya, umumnya sering bersepakat untuk membentuk suatu kerjasama yang saling mendukung dan membantu demi memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi dirinya sendiri. Kerjasama ini biasanya dilakukan untuk bersama-sama saling bahu-membahu membangun sektor-sektor penting masing-masing negara anggota, seperti sektor ekonomi, keamanan, budaya, dan pendidikan. Kerjasama kawasan pada masa sebelum berakhirnya Perang Dunia ke-2, didominasi oleh isu keamanan, dimana negara-negara sekawasan berusaha saling membantu untuk menjaga keamanan masing-masing negara. Salah satu kerjasama serupa yang terbentuk di wilayah Timur Tengah ialah Liga Arab.

Liga Arab ialah organisasi atau asosiasi negara-negara Timur Tengah yang terbentuk pada tanggal 22 Maret 1945 berdasarkan proposal Raja Faruk dari Mesir.1 Timur Tengah sendiri merupakan istilah yang digunakan oleh bangsa Amerika dan Inggris pada Perang Dunia Ke II untuk menunjukan wilayah-wilayah yang berada pada Asia Barat Daya dan Afrika Timur Laut. Wilayah ini umumnya merupakan wilayah yang membatasi Eropa, Asia, dan Afrika, dan penduduknya mayoritas bangsa Arab. Wilayah Timur Tengah sejak jaman Perang Dunia I sampai Perang Dingin menjadi wilayah yang paling sering diperebutkan

1

(24)

oleh para super power yang saling berperang. Alasan perebutan wilayah di Timur Tengah ini sangat kompleks sekali, mulai penyebaran ideologi politik, penguasaan sumber daya alam, sampai perebutan wilayah kekuasaan, khususnya pasca Perang Dunia II menjadi hegemoni militer Amerika Serikat dan Inggris.2 Timur Tengah walaupun sebagian besar wilayahnya adalah gurun pasir, tetapi kaya akan minyak bumi yang sangat diperlukan oleh negera-negara di dunia ini, terutama oleh negara maju untuk menjalankan industrinya.

Sedangkan ide pembentukan Liga negara-negara Arab ini telah muncul pada tahun 1940-an sejak Emir Faisal II pemimpin Irak dari Dinasti Hashimiyah mengusulkan pembentukan Liga Arab yang terdiri dari Suriah, Lebanon, Palestina, Yordania, dan Irak, tetapi gagasan ini ditolak oleh Mesir, Arab Saudi, dan Suriah. Barulah pada tahun 1943-1944 diadakan pertemuan dari perwakilan negara-negara Irak, Transyordania, Arab Saudi, Suriah, Lebanon, Yaman, dan Mesir atas gagasan Raja Faruk I, serta pada september 1944 tersusunlah Pakta Liga Negara-Negara Arab untuk menjadi dasar pembentukan Liga Arab pada tahun 1945.3 Dan yang menjadi negara-negara anggota awalnya adalah Mesir, Irak, Transyordania, Lebanon, Arab Saudi, Suriah, dan Yaman (utara), serta ikut pula bergabung Libya (1953), Sudan (1956), Tunisia dan Maroko (1958), Kuwait (1961), Alzazair (1962), Yaman Selatan (1967), Bahrain, Qatar, Oman, UEA (1971), Mauritania (1973), Somalia (1974), Palestina (1976), Djibaouti (1977),

2

Ibid. hal. 306 3

(25)

Comoros (1993), serta bergabungnya kembali Mesir pada 1989 setelah dikeluarkan karena melakukan perjanjian damai dengan Israel.4

Jika dilihat dari negara-negara anggota awal terbentuknya organisasi ini, bisa dilihat bahwa Liga Arab adalah organisasi yang identik berisikan negara-negara yang berbahasa Arab. Negara-negara-negara ini tergabung dalam Liga Arab karena banyak dipengaruhi oleh paham Pan Arabisme. Paham Pan Arabisme merupakan paham yang mengajak penyatuan bangsa-bangsa Arab yang berada dari Samudera Atlantik sampai Laut Arab, paham ini mulai mendapat perhatian dunia sejak digunakan oleh Gamal Abdul Nasser sebagai landasan politik pemerintahan Mesir.5 Pembentukan Liga Arab ini selain sebagai upaya untuk penyatuan bangsa-bangsa Arab karena kedekatan sosial, budaya, dan rasa ingin memajukan bersama Timur Tengah, juga sebagai upaya untuk membebaskan dunia Arab dari dominasi asing yang terus saja melakukan hegemoni, dan penguasaan wilayah atas warga Arab. Hal ini dikarenakan sampai abad ke-20 negara-negara arab masih berada dibawah kekuasaan Dinasti Ottoman, Inggris, dan Perancis.6

Pada masa awal pembentukan Liga Arab ini, awal kerjasama mereka selain memajukan sosial, budaya, dan ekonomi masing-masing negara anggota adalah untuk pembebasan tanah Arab dari penjajahan bangsa asing, apalagi setelah berdirinya negara Israel ditanah Palestina membuat negara-negara Arab semakin bersatu untuk memperkuat keamanan, guna melawan dan mengusir Israel

4

Ibid. hal. 111 5

Materi Perkuliahan Mesir dan Pan-Arabisme pada mata kuliah Pemerintahan dan Politik Iran, Saudi Arabia, Mesir. Dosen Muhammad Qobidl `Ainul Arif, S.IP, M.A. Pertemuan ke 11. Tanggal 3 januari 2011

6

(26)

dari tanah Palestina. Semenjak itu Liga Arab terbagi menjadi dua dalam penanganan masalah Israel, yaitu kubu radikal dan kubu konservatif.7 Berbagai usaha dilakukan oleh Liga ini untuk melakukan perlawanan terhadap dominasi Israel di tanah Palestina, dimana Israel juga mendapat dukungan dari Amerika dan sekutunya. Ada 2 perang yang sangat besar dan menjadi puncak yang perubahan di Liga Arab ini, yang pertama ketika terjadi perang 6 hari pada tahun 1967, ketika itu Israel menyerang Mesir dan negara-negara Arab lainnya, hingga kekalahanlah yang diterima oleh negara-negara Liga Arab ini. Kemudian pada tahun 1973, ketika Mesir bersama negara-negara Arab lainnya menyerang Israel pada hari raya Yom Kippur, dan dikenal sebagai perang Yom Kippur. Pada perang ini Mesir dan negara-negara Arab yang tergabung pada Liga Arab ini hampir mendapat kemenangan, dimana Mesir dan negara-negara Arab lainnya dibantu oleh Uni Soviet, tetapi Israel mendapat bantuan dari Amerika Serikat sehingga tentara Mesir serta koalisi negara-negara Arab dapat dipukul mundur. Semenjak dua perang terakhir antara Israel dan negara-negara Arab itulah, terjadi perubahan di tubuh Liga Arab.

Pada tanggal 26 Maret 1979, Mesir melakukan perjanjian damai dengan Israel dan mengakui kedaulatan Israel menjadi negara yang merdeka, akibat dari sikap Mesir yang demikian, Liga Arab mengeluarkan Mesir dari keanggotaan dan memindahkan kantor pusat Liga Arab dari Kairo ke Tunis yang merupakan ibukota dari Tunisia.8 Sikap mesir yang demikian dikarenakan Mesir mengalami krisis ekonomi yang disebabkan oleh perang 6 hari pada tahun 1967, akibatnya

7

Nuraeni S, dkk. Op.Cit. hal. 307 8

(27)

mesir mencopot penasehat ekonominya yang berasal dari Uni Soviet. Selain itu, akibat dari Loby Kissinger yang meyakinkan Mesir untuk menuju perundingan Camp David, maka dimulailah dominasi barat di Timur Tengah.9 Akan tetapi, pada tahun 1989 Liga Arab menerima Mesir masuk kembali pada organisasi ini, dan kantor pusat Liga Arab dikembalikan ke Kairo pada tahun 1990.10

Semenjak tahun 1979 terlihat perpecahan di Liga Arab ini, dan peran Liga Arab menjadi kurang jelas disebabkan karena setelah Liga Arab mengeluarkan Mesir dari keanggotaannya, akan tetapi Mesir kembali diterima menjadi anggotanya. Padahal, persoalan Mesir dikeluarkan dari Liga Arab adalah pengakuan Mesir atas Israel dan keikut sertaan Mesir di Camp David, dan ketika Mesir masuk kembali ke Liga Arab, mesir tetap menjalin kerjasama dengan Israel dan Amerika. Selain itu permasalahan perang atau konflik di Timur Tengah juga menjadi permasalahan yang membuat posisi Liga Arab semakin lemah dimata internasional.

Contoh nyata yang paling mencolok dalam memecah belah Liga Arab adalah ketika terjadi Perang Iran-Irak dan Perang Teluk I yang memecah belah anggota Liga Arab menjadi 2 kubu yang besar, yang beranggotakan anggota Liga Arab sendiri. Pada perang antara Iran dan Irak pada tahun 1980-1988, yang menjadi pemicu utama adalah masalah perbatasan dan kekhawatiran Saddam Husein atas gerakan kaum Syiah dalam revolusi Iran. Pada peperangan ini anggota-anggota Liga Arab terbagi menjadi 2 kubu, yang mendukung Irak dan

9

Materi Perkuliahan Timur Tengah dan Sistem Internasional pada mata kuliah Studi HI di Timur Tengah. Dosen Muhammad Qobidl `Ainul Arif, S.IP, M.A. Pertemuan ke 2. Tanggal 25 Maret 2011

10

(28)

yang mendukung Iran (non-Arab). Suriah, Libya, Alzajair, dan Yaman Selatan mendukung Iran yang non-Arab, sedangkan Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, UEA, Mesir, Yordania, dan Yaman Utara berada pada pihak Irak.11

Sedangkan pada Perang Teluk I yang terjadi pada tahun 1990-1991 ketika Irak menyerang Kuwait, mayoritas negara arab mendukung Kuwait, hanya beberapa saja yang mendukung Irak. Terlebih lagi ketika terjadi perang yang melibatkan anggota Liga Arab dengan Israel, perang yang terjadi dalam negeri negara-negara anggota Liga Arab, dan serangan negara-negara barat terhadap negara-negara Arab yang tidak mampu dicegah dan diselesaikan oleh Liga Arab sendiri, seperti : Perang Lebanon Selatan tahun 1978, Perang Lebanon tahun 1982, Konflik Lebanon tahun 2007, Perang Lebanon tahun 2006, Konflik Palestina-Israel, Agresi Amerika Serikat dan Koalisi pada tahun 2003, Revolusi negara-negara di Timur Tengah tahun 2011, Agresi Amerika Serikat dan Koalisi ke Libya tahun 2011.

Semenjak terjadinya perang 6 hari dan perang Yom Kippur, telah terjadi perubahan pada sikap negara-negara Liga Arab dalam menjalankan tujuan utama pembentukan organisasi ini. Sejak waktu itu sampai saat ini, banyak sekali terjadi konflik di Timur Tengah yang melibatkan negara-negara Liga Arab, dan peran Liga Arab dirasakan sangat lemah sekali untuk mencegah dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan konflik itu. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahas dan meneliti lebih lanjut tentang sebab kelemahan Liga Arab

11

(29)

sebagai sebuah organisasi regional di kawasan Timur Tengah dalam menangani konflik-konflik yang terjadi di kawasan itu.

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini beradasarkan latar belakang yang telah dibahas adalah Bagaimana faktor-faktor yang menyebabkan kelemahan Liga Arab sebagai organisasi regional di kawasan Timur Tengah, dalam menangani

konflik-konflik yang terjadi di kawasan tersebut?

I.3 Tujuan Penelitian

(30)

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat praktis dan manfaat akademis. Manfaat praktis yang diharapkan adalah dengan penelitian ini maka dapat diketahui secara khusus faktor-faktor yang melemahkan Liga Arab dan membuat organisasi ini tidak mampu menangani konflik-konflik yang terjadi dikawasan tersebut. Sedangkan manfaat akademisnya adalah penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi tentang kajian Timur Tengah di UMM khususnya program studi Hubungan Internasional.

I.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pertama adalah Struktur Keamanan Kooperatif di Kawasan Timur Tengah.12 Penelitian ini menjelaskan tentang struktur keamanan yang dapat dibangun secara bersama-sama antara negara-negara Arab dan Israel. Peran Liga Arab oleh Bantarto dianggap tidak bisa sebagai wadah untuk menyambungkan aspirasi perdamaian kedua kubu yang berkonflik, dikarenakan Liga Arab hanyalah sebatas organisasi regional antar bangsa Arab saja, sedangkan Israel bukan merupakan negara Arab. Maka oleh karena itu, diperlukan suatu komunitas regional yang bisa menanggung atau memfasilitasi antar 2 kubu yang bertikai ini, baik itu bangsa Arab dan bangsa Israel. Menurutnya, ada beberapa syarat khusus yang harus dilakukan oleh komunitas regional ini dalam bersikap bila komunitas ini terwujud, antara lain: (1) Menolak perang sebagai alat politik luar negeri, (2) Mengambil sikap netral jika terjadi

12

(31)

perselisihan antar anggota komunitas, (3) Mengahpuskan aliansi militer atau pengaturan itu di masa depan, (4) melarang pembangunan basis militer di wilayah anggota. Pengecualian diberikan kepada pasukan internasional yang berfungsi menjaga perdamaian, (5) Menahan diri dari keterlibatan dalam konflik-konflik intern negara anggota lainnya, kecuali untuk tujuan menjaga perdamaian dengan persetujuan timbal balik.13

Dengan demikian dapat dilihat bahwa, komunitas yang ditawarkan Bantarto ini adalah komunitas regional yang dapat menjembatani dua budaya yang berbeda dan saling bertikai, tanpa berpihak pada satu kubu saja, serta membuat campur tangan eksternal dari pihak luar dapat dikurangi dan dicegah. Penelitian ini memfokuskan pada lemahnya Liga Arab dalam menjembatani perdamaian dari konflik bangsa Arab dan Israel, serta perlunya struktur komunitas keamanan regional yang baru dan bisa menjembatani dua kubu yang berbeda budaya tersebut, dan fokus penelitian ini sama dengan fokus penelitian penulis yaitu tentang lemahnya Liga Arab dalam menangani permasalahan Timur Tengah, walaupun penulis tidak meneliti tentang penawaran pembentukan struktur komunitas kemanan regional baru bagi Timur Tengah, seperti yang ditawarkan Bantarto Bandoro.

Penelitian terdahulu yang kedua adalah Masalah Perdamaian Dan Keamanan Teluk Parsi.14 Penelitian kedua ini menjelaskan kondisi kemanan di Teluk Parsi atau yang biasa dikenal dengan wilayah Teluk di Timur Tengah,

13

Efraim Karsch. “Neutralization: The Key Concept to an Arab-Israeli Peace”. Bulletin of Peace Proposal 22/1 (Maret 1991):hal 11-23. Dalam Ibid. hal. 207

14

(32)

ketegangan di Teluk Parsi ini melibatkan negara-negara Arab dan pihak eksternal. Menurut Riza Sihbudi, ketegangan di wilayah ini tidak terlepas dari dua faktor utama, yaitu Perang Teluk kedua antara sekutu dan Irak, dan bangkitnya Iran sebagai negara Syiah yang memiliki kekuatan besar yang dapat mempengaruhi wilayah ini. Selain dua faktor utama itu, banyak sekali faktor lain yang membuat wilayah ini mengalami konflik yang berkepanjangan dan silih berganti.

(33)

Dengan demikian dapat dilihat bahwa penelitian Riza Sihbudi ini menyoroti tentang akar permasalahan konflik di wilayah Teluk Parsi yang masih berkaitan erat dengan keadaan Timur Tengah secara keseluruhan. Fokus utama penelitian Riza Sihbudi ini adalah betapa rumitnya alur konflik yang terjadi di wilayah Timur Tengah dan faktor-faktor penyebabnya, dan fokus penelitian ini sama dengan fokus penulis yang mencari tahu akar konflik di wilayah Timur Tengah yang tidak bisa terselesaikan sampai saat ini, walaupun penelitian Riza Sihbudi tidak membahas hubungannya dengan peran Liga Arab seperti yang penulis sedang teliti, akan tetapi penelitian Riza Sihbudi ini dapat menjadi sumber dalam melakukan penelitian penulis.

(34)
(35)

faktor eksternal organisasi ini, berasal dari permasalahan dan perbedaan yang ada dikawasan Timur Tengah itu sendiri, seperti konflik etnis, budaya, sosial, ideologi keagamaan, ideologi politik, SDA, perbatasan negara, perlombaan senjata, terbentuknya organisasi-organisasi lain diluar Liga Arab di wilayah Timur Tengah, serta intrusive system yang masuk ke wilayah Timur Tengah.

I.6 Landasan Teori dan Konsep I.6.1 Konsep Regionalisme

(36)

yang saling menguntungkan antar negara-negara sekawasan tersebut, serta tergabung dalam suatu organisasi internasional.15 Definisi region atau kawasan menurut Coulumbis dan Wolfe memiliki definisi yang lebih terperinci dan dapat dibagi menjadi empat kriteria, tergantung dari sudut pandang mana seseorang melihatnya, empat kriteria itu adalah kriteria geografis, militer atau politik, ekonomi, dan transaksional atau perdagangan.16 Kemudian menurut Bruce Russet, region atau kawasan itu memiliki beberapa kriteria yaitu adanya kemiripan sosiokultural, kemiripan perilaku politik atau kebijakan eksternal yang diambil negara-negara itu, keanggotaan yang sama dalam badan-badan organisasi supranasional atau antar pemerintah, interdependensi ekonomi atau saling ketergantungan dalam permasalahan ekonomi pada kawasan yang sama, serta kedekatan geografik.17

Selain itu, ada pula pemikir sosial politik seperti Louis Cantori dan Steven Spiegel yang mengatakan bahwa region atau kawasan merupakan interaksi dua atau lebih negara yang memiliki kedekatan geografis, kesamaan etnis, budaya, bahasa, keterkaitan sosial dan sejarah, serta perasaan identitas bersama yang seringkali muncul akibat adanya gangguan atau aktifitas di luar kawasan yang menyebabkan munculnya hal itu.18 Selanjutnya oleh kedua pemikir tersebut, subordinat sistem dalam region itu dibagi menjadi tiga, yaitu sektor inti (core sector), peripheral sector, dan intrusive system. Selain itu, munculnya pemahaman yang menyatakan regionalisme harus memiliki syarat bahwa suatu kawasan harus

15

Raymond F.Hopkins dan Richard W.Mansbach: 1973, dalam Nuraeni S, dkk. Op.Cit. hal. 1 16

Ibid. hal. 2 17

Ibid. hal. 2 18

(37)

memiliki setidaknya tiga anggota negara, memiliki batas geografis yang membatasinya dari pihak luar, mendapat pengakuan dari aktor lain sebagai suatu kawasan, memiliki karakteristik khusus, dan memiliki sifat inferior terhadap negara-negara besar.19

Para ahli juga menjelaskan beberapa elemen penting sebagai pembentuk regionalisme, menurut R. Stubbs dan G. Underhill menjelaskan regionalisme memiliki tiga elemen penting sebagai pembentuknya, tiga elemen itu adalah elemen pertama, pengalaman sejarah yang sama dan dialami oleh negara-negara pada sebuah lingkungan geografis, pengalaman ini dapat berupa kolonialisasi ataupun permasalahn-permasalahan lain yang menyebabkan negara-negara ini saling berinteraksi, semakin tinggi tingkat sejarah yang dialami, semakin tinggi pula tingkat interaksinya. Elemen yang kedua, adanya keterkaitan antar beberapa negara yang sangat erat, elemen ini menyebabkan regionalisme semakin beragam dalam pengartiannya, hal ini disebabkan macam-macam keterkaitan yang menyebabkan negara-negara saling berkaitan semakin berkembang mengikuti perkembangan sosial politik dunia internasional. Elemen ketiga adalah dibutuhkannya suatu media yang dapat mewadahi negara-negara sekawasan dengan kesamaan-kesamaan dan saling keterkaitan itu untuk saling bekerjasama dan memiliki aturan yang jelas dalam pelaksanaannya sehingga tidak aka nada konflik di kawasan itu, oleh karenanya dibutuhkan organisasi internasional untuk mewadahi dan memfasilitasinya.20

19

Ibid. hal. 105 20

(38)

Dari penjelasan para ahli sosial politik itu dapat dilihat bahwa, pengertian region atau kawasan memiliki definisi yang beragam dan terus berkembang, seperti yang diungkapkan Joseph S. Jr. Nye yang mengatakan bahwa konsep regionalisme bersifat ambiguous21, yang memiliki pengertian atau definisi yang selalu berkembang setiap waktunya, sesuai dari sudut pandang mana melihatnya. Sesuai dengan perkembangan dunia yang semakin cepat dan berubah

I.6.2 Konsep Organisasi Internasional

Sehubungan dengan judul yang penulis pilih, yaitu tentang Liga Arab yang merupakan salah satu organisasi internasional yang berada disuatu regional atau kawasan tertentu. Maka perlu diketahui tentang arti atau pengertian dari organisasi internasional tersebut. Organisasi internasional terbentuk karena tuntutan dari masyarakat atau aktor-aktor internasional agar tersedianya wadah bagi ataktor-aktor atau negara-negara tersebut untuk melaksanakan kerjasama internasional yang terkoordinasi secara tetap dan saling menuju tujuan yang sama secara bersama-sama.

Organisasi internasional sendiri merupakan suatu kerjasama yang pada awalnya hanya antar state atau negara saja, yang umumnya atas dasar persetujuan bersama karena kepentingan bersama pula, yang memiliki struktur organisasi tetap, dan rutin melakukan pertemuan secara berkala. Akan tetapi, semenjak semakin berkembangnya politik dunia, maka organisasi internasional mengalami perkembangan pula, aktor-aktor yang melakukan kegiatan hubungan

21

(39)

internasionalnya berkembang meliputi non-government actor atau aktor non-pemerintah. Maka secara sederhana dapat dijelaskan bahwa, organisasi internasional adalah pola kerjasama yang melintasi batas-batas negara, dengan didasari atau dilengkapi oleh struktur yang lengkap, dan melakukan pertemuan secara berkala atau teratur guna tercapainya tujuan bersama, baik antar negara ke negara atau sesama aktor non-pemerintah pada negara yang berbeda.22

Sebagai suatu bentuk kerjasama antar negara ataupun antar aktor non-pemerintah yang bersifat tetap, maka diperlukan syarat-syarat atau unsur-unsur agar kerjasama ini dapat dikatakan sebagai organisasi internasional. Adapun unsur-unsur organisasi internasional itu adalah : A.) Kerjasama yang ruang lingkupnya melintasi batas-batas negara. B.) Mencapai tujuan-tujuan yang disepakati bersama. C.) Kerjasama ini terjadi baik antar negara maupun non-negara. D.) Struktur organisasi ini bersifat jelas dan lengkap. E.) Serta melaksanakan fungsi dan pertemuan secara berkesinambungan atau berkala.23

Organisasi internasional ini terbentuk karena alasan diperlukannya wadah atau tempat yang memfasilitasi bagi negara-negara atau non-government actor untuk saling bekerja sama. Sedangkan alasan negara-negara atau non-government actor itu bekerjasama dapat dibagi menjadi tiga daya pembentukan organisasi internasional, yaitu : A.) Daya Paksa (Coercive Power). B.) Daya Kegunaan (Utilitarian Power). C.) Daya Pengenalan Diri (Identitive Power).24 Tiga daya itu dapat dijelaskan sebagai berikut : Daya paksa (Coercive Power) merupakan

22

T. May Rudy. 2005. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung: PT. Refika Aditama. hal. 3

23

Ibid. hal. 4 24

(40)

proses terbentuknya organisasi internasional yang terjadi akibat dari kebutuhan negara-negara untuk bersama-sama bersatu dalam melindungi keamanan negaranya secara kolektif (Collective security), contohnya : NATO, Pakta WARSAWA, SEATO, CENTO, ANZUS. Daya Kegunaan (Utilitarian Power) adalah kerjasama internasional yang terstruktur dan terbentuk akibat diperlukannya sebuah organisasi internasional yang dapat memfasilitasi dan membantu negara-negara anggotanya, dalam menangani dan mengatasi permasalahan-permasalahan negara-negara anggota tersebut, contohnya: PBB, ASEAN, SAARC, dll. Sedangkan, Daya Pengenalan Diri (Identitive Power) adalah kerjasama internasional yang terstruktur dan terkoordinasi dalam bentuk organisasi internasional, yang terbentuk akibat upaya negara-negara yang saling bekerjasama guna menunjukan existence negara-negara anggotanya di dunia internasional, umumnya daya terbentuknya organisasi internasional ini beranggotakan negara-negara dunia ketiga yang berupaya melepaskan diri dari hegemoni negara super power.

(41)

ekonomi, lingkungan hidup, kesehatan, pertambangan, komoditi, dan bea-cukai), tujuan dan luas kegiatan organisasi (organisasi internasional umum, organisasi internasional khusus), ruang lingkup wilayah dan bidang kegiatan (organisasi internasional: global-umum, organisasi internasional: global-khusus, organisasi internasional: regional-umum, organisiasi internasional: regional-khusus), menurut taraf kewenangan (organisasi supra-nasional, organisasi kerjasama), bentuk dan pola kerjasama (kerjasama pertahanan-keamanan, kerjasama fungsional), menurut fungsi organisasi (organisasi poitikal, organisasi administratif, organisasi peradilan).25

I.6.3 Konsep Intrusive System

Konsep lain yang penulis gunakan untuk menganalisis permasalahan Liga Arab di wilayah Timur Tengah adalah menggunakan intrusive system. Intrusive system merupakan pembagian divisi dalam teori sub-ordinat yang membahas peran-peran aktor politik dalam sebuah kerjasama kawasan. Teori sub-ordinat adalah total kerjasama atau interaksi hubungan dalam suatu kawasan.26 Dalam teori sub-ordinat ini dibagi menjadi tiga divisi, yaitu Core (Sektor Inti), Periferi (Sektor Sekitar Inti), dan Intrusive system (Intervensi eksternal / Intervensi dari luar). Dan penulis akan menggunakan konsep intrusive system untuk menjelaskan tentang fenomena yang terjadi pada regionalisme di timur tengah.

Intrusive system atau biasa disebut sebagai intrusive sector merupakan sektor yang terdiri dari pihak-pihak yang signifikan secara politis dalam hal power

25

Ibid. hal. 9 26

(42)

diluar sistem sub-ordinat namun ikut serta dalam perpolitikan sistem sub-ordinat dan hubungan internasional.27 Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa intrusive system ini menjelaskan tentang aktor atau pihak-pihak lain diluar suatu kawasan regional, akan tetapi aktor atau pihak-pihak luar kawasan itu dapat ikut serta dan berpengaruh dalam kegiatan politik serta hubungan internasional di kawasan regional tersebut.

Intrusive system ini mulai berkembang pesat ketika digunakan untuk menganalisa kegiatan politik dua negara super power pasca perang dunia ke-2. Ketika itu, Amerika Serikat dan Uni Soviet saling bersaing dalam segala hal, seperti : militer, ekonomi, dan penyebaran ideologi masing-masing negara, yang pada saat itu dikenal sebagai Cold War atau Perang Dingin. Pada saat runtuhnya Uni Soviet tahun 1991, Amerika Serikat menjadi negara satu-satunya yang memiliki power paling besar di dunia internasional, dan menjadi intrusif sistem paling kuat di dunia internasional. Hal ini disebabkan, sebuah negara atau aktor politik dapat menjadi intrusif sistem bila memenuhi salah satu kategori berikut ini: 1.) Super Powers, 2.)Major Powers, 3.) Middle Powers, 4.) Regional Powers. Intrusive system ini merupakan suatu cara “perpanjangan tangan” politik dalam negeri negara super power atau negara yang memiliki power lebih besar dari negara lainnya, untuk mengontrol dan ikut serta dalam politik suatu kawasan regional negara-negara lain dibawahnya, hal ini dilakukan agar kerjasama regional tersebut tidak mengganggu stabilitas ekonomi, politik, militer dalam negeri negara yang menjadi intrusive system tersebut.

27

(43)

I.7 Metode Penelitian

I.7.1 Batasan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan penulis batasi sejak tahun 1967 sampai 2011. Hal ini dikarenakan sejak perang 6 hari yang melibatkan bangsa Arab terhadap Israel tahun 1967, penulis anggap sebagai salah satu perang penting yang membuat perubahan arah tujuan negara-negara Liga Arab. Dan sampai pada tahun 2011 dimana terjadi revolusi Mesir diikuti negara-negara Timur Tengah lainnya serta serangan tentara koalisis AS dan sekutu terhadap Libya.

I.7.2 Batasan Materi

Batasan materi ini akan difokuskan pada apakah penyebab kelemahan Liga Arab dalam menangani konflik-konflik Timur Tengah. Materi ini juga akan dibatasi oleh Locus (siapa yang diteliti?) yaitu Liga Arab, dan fokus (pada hal apa akan diteliti?) yaitu penanganan konflik Timur Tengah.

I.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang baik dan benar adalah teknik pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pada penelitian ini penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan cara studi pustaka (Library Research). Yang artinya mengumpulkan data dari buku-buku, jurnal, surat kabar,

(44)

I.7.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah teknik analisis data kualitatif, dimana teknik ini melakukan penelitian dengan cara analisa data yang disesuaikan dengan tema atau judul penelitian, kemudian ditarik kesimpulan untuk hasil akhirnya.

I.7.5 Level Analisa

Menurut disiplin dan metodologi ilmu hubungan internasional, penelitian penulis ini mempunyai level analisa jenis korelasionis.28 Dimana letak unit eksplanasinya yaitu sistem regional dan global (konflik-konflik Timur Tengah) berada pada tingkat yang sejajar atau sama dengan unit analisanya yaitu sistem regional dan global (Liga Arab).

I.7.6 Jenis Penelitian

Jenis penelitian tulisan ini adalah deskriptif. Deskriptif adalah upaya untuk menjawab pertanyaan siapa, apa, dimana, kapan atau berapa.29 Jadi dapat dijelaskan deskriptif adalah upaya yang digunakan untuk menggambarkan, dan menjelaskan fenomena yang terjadi.

I.8 Asumsi Dasar

Jawaban sementara atau asumsi dasar saya tentang penelitian yang berjudul Kelemahan Liga Arab Sebagai Organisasi Regional Dalam

28

Mohtar Mas’oed.1994. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin Dan Metodologi, Jakarta: P.T. Pustaka LP3ES. hal. 39

29

(45)
(46)

I.9 Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan. Berisi : Latar belakang, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penelitian Terdahulu, Landasan Konsep, Metode Penelitian, Asumsi Dasar, Sistematika Penulisan, dan Alur Pemikiran.

Bab II : Liga Arab ; profil dan sejarah konflik di Timur Tengah, bab ini berisikan tentang:

II.1 Profil Liga Arab dan integrasi Timur Tengah

II.2 Sejarah konflik-konflik penting yang terjadi di Timur Tengah sejak tahun 1967 sampai 2011

Bab III : Peran Liga Arab dan faktor-faktor yang melemahkannya dalam menangani konflik-konflik di Timur Tengah, berisikan tentang:

III.1 Pemetaan peran dan posisi Liga Arab, serta mekanisme politiknya dalam menangani konflik-konflik di Timur Tengah

III.2 Kompleksitas permasalahan di internal Liga Arab dan Wilayah Timur Tengah, serta pengaruhnya terhadap organisasi Liga Arab

III.3 Intrusive system di wilayah Timur Tengah dan pengaruhnya pada organisasi Liga Arab

(47)

I.10 Alur Pemikiran

Penyebab Kelemahan Liga Arab sebagai organisasi kawasan

Penyebab Kelemahan Liga Arab, disebabkan faktor-faktor:

Gambar

Tabel I.1. Posisi Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait