• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis berita pertanian koran kampus IPB dari perspektif agenda setting theory (kasus mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis berita pertanian koran kampus IPB dari perspektif agenda setting theory (kasus mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008)"

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BERITA PERTANIAN KORAN KAMPUS IPB

DARI PERSPEKTIF AGENDA SETTING THEORY

(Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008)

Oleh AGUS SANDRA

I34080103

Dosen

Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS

DEPARTEMEN SAINS

KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRACT

Agenda setting indicate a relationship between the media and the public in terms

of determining whether a message is important or not. But, there are not real if the media haven’t strong influences. Analysis of agricultural news in IPB Campus Newspapers prove that the media hasn’t influenced IPB students to pay attention about the agricultural issue. The results of this study found the media assess the

agriculture news is not important. That caused by the quantity was low compared

to the other news, although their was put the agricultural news on front pages.

The survey showed that the agricultural information was reported by IPB Campus

Newspapers causses important by the public. That was known by asking the

public to assess the level of news interest, rate the agricultural news, and also

choose the agricultural news than the other news. This studi also showed that

there was’nt real differences of students from two disciplines in assessing the public agenda of agricultural news in Campus Newspapers IPB, which inferential

statistical analysis showed the results of T2Hotelling of 1,0782 (p>0,05).

(3)

RINGKASAN

AGUS SANDRA. ANALISIS BERITA PERTANIAN KORAN KAMPUS IPB DARI PERSPEKTIF AGENDA SETTING THEORY (Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008). Di bawah bimbingan AMIRUDDIN SALEH.

Teori agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara perhatian media dan perhatian khalayak pada suatu peristiwa. Untuk mengaplikasikan teori agenda setting, dilakukan pengukuran agenda media dan

agenda publik. Agenda media diukur dengan teknik analisis isi, yaitu analisa terhadap materi atau berita berdasarkan jumlah rubrik, jumlah judul berita, proporsi berita, dan penempatan berita. Para ahli komunikasi massa menawarkan berbagai metode untuk mengukur agenda publik dan penelitian ini mengkombinasikan beberapa metode tersebut, dimana publik diminta memberikan penilaian berdasarkan kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita.

Unit analisis penelitian ini menggunakan judul-judul berita pertanian yang telah dimuat di Koran Kampus IPB tahun 2011, yakni edisi 38, 39, 40, dan edisi 41. Hasil analisis isi terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB

menunjukkan bahwa berita pertanian dinilai tidak penting oleh pihak media, sedangkan publik menilai berita pertanian penting untuk dimuat. Keadaan ini menunjukkan tidak adanya kesesuaian agenda yang berarti tidak berjalannya fungsi agenda setting bagi media tersebut.

Berita pertanian oleh pihak media tidak pernah diberikan rubrik khusus, akibatnya berita pertanian yang jumlahnya hanya delapan judul ditempatkan di rubrik lain di Koran Kampus IPB. Meskipun proporsi berita pertanian hanya mencapai 1,81 persen, namun berita pertanian ditempatkan di halaman depan Koran Kampus sehingga timbul kesan berita pertanian dianggap penting saat dimunculkan.

(4)

di antara pilihan sangat penting, penting, tidak penting, atau sangat tidak penting. Berita-berita pertanian diberikan peringkat tiga atau empat apabila diberikan urutan satu hingga delapan. Selain itu, apabila dilakukan lima kali percobaan membandingkan maka publik memilih berita pertanian sebanyak tiga kali.

Beberapa indikator yang menunjukkan berita pertanian penting bagi publik yaitu, (1) kepentingan berita, dimana 34,20 persen responden menilai berita pertanian penting dan 44,70 persen menilai sangat penting; (2) peringkat berita, dimana 23,70 persen responden menilai berita pertanian penting dan 39,50 persen

menilai sangat penting; (3) untuk indikator pilihan berita, masing-masing berita dinilai penting oleh responden sebanyak 21,05 persen dan 36,84 persen menilai sangat penting.

Agenda media dan agenda publik menunjukkan hubungan nyata negatif antara proporsi berita dan penempatan berita dengan peringkat berita. dimana koefisien rank Spearman p>0,05. Selain itu, dilihat pula konsep gatekeeper

dimana agenda media dipengaruhi oleh beberapa orang yang diposisikan sebagai pimpinan. Gatekeeper tersebut mengatur mekanisme pemberitaan dari awal

hingga akhir.

(5)

ANALISIS BERITA PERTANIAN KORAN KAMPUS IPB

DARI PERSPEKTIF AGENDA SETTING THEORY

(Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008)

Oleh :

AGUS SANDRA

I34080103

Skripsi

Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS

KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(6)

DEPARTEMEN SAINS

KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh:

Nama : Agus Sandra

Nomor pokok : I34080103

Judul : Analisis Berita Pertanian Koran Kampus IPB dari Perspektif Agenda Setting Theory (Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008)

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr.Ir. H. Amiruddin Saleh, MS NIP. 19611113 198811 1 001

Mengetahui,

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Ketua

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1003

(7)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS BERITA PERTANIAN KORAN KAMPUS IPB DARI

PERSPEKTIF AGENDA SETTING THEORY BELUM PERNAH

DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Januari 2012

(8)

RIWAYAT HIDUP

Agus Sandra dilahirkan pada 18 Agustus 1990 di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan. Penulis merupakan anak kelima dari lima bersaudara pasangan Amirul Mukminin dan Mistiza Nirbaiti. Jenjang pendidikannya dimulai dengan TK muslim Aisyiah Bustanul Affal. Kemudian, tahun 1996 penulis sekolah di SD N 4 Lubuklinggau dan pindah ke SD N 11 Lubuklinggau pada tahun 2001. Pada tahun 2002-2004, penulis menjalankan studi reguler di SLTP N 1 Lubuklinggau. Pada tahun 2005, penulis duduk di SMA Xaverius Lubuklinggau. Sejak 11 Agustus 2008, penulis menyandang status mahasiswa Sain Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB setelah diterima melalui

jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama studinya, penulis menjadi Juara II Olimpiade MIPA bidang studi Matematika siswa SMP se-Kota Lubuklinggau. Saat SMA penulis menjadi anggota tim workshop jurnalistik tingkat Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi juara empat saat membuat koran dinding. Di IPB, penulis terlibat aktif dalam organisasi kemahasiswaan, sepereti BEM KM IPB Gemilang (2009), Koran Kampus IPB (2008-2011), Komunitas Writerpreneurship Bogor (Majalah Khalifah, 2010), dan Majalah Komunitas FEMA IPB (2011). Oleh karena itu, penulis telah menjadi narasumber atau pembicara dalam beberapa kegiatan jurnalistik di Bogor. Penulis juga mahasiswa program akselerasi SKPM FEMA IPB yang menyelesaikan gelar sarjana dalam tujuh semester, dan merupakan

(9)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Hasil

penelitian yang berjudul “Analisis Berita Pertanian Koran Kampus IPB dari Perspektif Agenda Setting Theory” ini membahas fungsi agenda setting untuk berita pertanian pada media cetak koran satu-satunya di Institut Pertanian Bogor.

Penelitian yang ditulis dalam skripsi ini bertujuan untuk: (1) menganalisis agenda media Koran Kampus IPB dalam menyajikan berita-berita pertanian, (2) menganalisis agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian, (3) menganalisis kesesuaian agenda bagi berita pertanian di Koran Kampus IPB, dan (4) menganalisis hubungan program studi mahasiswa dengan agenda publik. Semoga skripsi ini menjadi tulisan ilmiah yang bermanfaat bagi banyak pihak.

Bogor, Januari 2012

(10)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyadari skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Pertama kali penulis bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kasih sayang-Nya yang berlimpah, atas segala kemudahan, kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dan memperoleh gelar S1 di SKPM FEMA IPB. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayah dan Ibuku yang kasih sayangnya telah

menyatu dengan darah dan daging penulis. Terima kasih atas motivasi, dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis dengan tulus ikhlas. Terima kasih atas untaian doanya yang tidak pernah putus.

2. Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS sebagai dosen pembimbing, atas segala

bimbingan, motivasi, saran, dan pemikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga atas bimbingannya di sejumlah

kegiatan penulis lainnya selama menjadi mahasiswa.

3. Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS dan Martua Sihaloho, SP, M.Si sebagai dosen

penguji yang telah memberikan saran-saran yang sangat bermanfaat.

4. Sahabat penulis yang namanya telah terukir di dalam hati penulis atas

dukungannya.

5. Saudara-saudaraku: Ka Piar, Yuk Wiwik, Yuk Yuni, Ka Ledi, Yuk Vera,

Bang Rizal, Yuk Lia. Terima kasih untuk segala yang diberikan untuk adikmu. 6. Segenap rekan kerja Koran Kampus IPB, Majalah Komunitas, Jurnalistik

Himasiera, BEM KM IPB atas kerja samanya selama berorganisasi.

7. Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008 yang menjadi responden penelitian. 8. Penghuni kuil cinta yang selalu menjadi teman bermain, belajar, berbagi suka

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Kegunaan Penelitian... 3

BAB II PENDEKATAN TEORITIS... 5

2.1 Tinjauan Pustaka... 5

2.1.1 Koran sebagai Komunikator Komunikasi Massa... 5

2.1.2 Definisi Berita Pertanian... 6

2.1.3 Agenda Setting Theory... 7

2.1.3.1 Konsep Agenda Setting... 7

2.1.3.2 Macam-Macam Agenda... ... 8

2.1.3.3 Teknik Pengukuran Agenda... 9

2.1.3.4 Konsep Penjaga Gawang (Gatekeeper)... 10

2.2 Kerangka Pemikiran... 11

2.3 Hipotesis Penelitian... 12

2.4 Definisi Operasional... 13

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN... 17

3.1 Metode Penelitian... 17

3.2 Teknik Penarikan Sampel... 17

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian... 19

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 20

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 20

BAB IV DESKRIPSI MEDIA, AGENDA MEDIA, AGENDA PUBLIK, DAN AGENDA SETTING... 23

4.1 Deskripsi Koran Kampus IPB... 23

4.1.1 Sejarah Singkat Koran Kampus IPB... 23

4.1.2 Struktur Organisasi Koran Kampus IPB... 24

4.1.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Koran Kampus IPB... 25

(12)

4.2 Agenda Media... 31

4.2.1 Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB... 31

4.2.2 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 38... 33

4.2.3 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 39... 34

4.2.4 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 40... 34

4.2.5 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 41... 35

4.2.6 Peran Gatekeeper terhadap Agenda Media Koran Kampus IPB... 36

4.3 Ageda Publik... 39

4.3.1 Penilaian Responden terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB ... 39

4.3.2 Hasil Pengukuran Indikator Kepentingan Berita... 41

4.3.3 Hasil Pengukuran Indikator Peringkat Berita... 43

4.3.4 Hasil Pengukuran Indikator Pilihan Berita... 44

4.4 Agenda Setting... 47

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PERBEDAAN AGENDA PUBLIK... 49

5.1 Karakteristik Responden... 49

5.2 Perbedaan Agenda Publik Berdasarkan Program Studi... 51

BAB VI PENUTUPAN... 56

6.1 Kesimpulan……... 56

6.2 Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA... 58

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1. Judul Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39,

40, 41 yang Dianalisis dalam Penelitian... 18 Tabel 2. Jumlah Populasi dan Responden untuk Penelitian

Agenda Setting Berita Pertanian di Koran Kampus IPB

Tahun 2011... 19 Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011-2012... 19

Tabel 4. Isi Materi per Halaman Koran Kampus Edisi 38, 39, 40, 41... 29

Tabel 5. Skor Agenda Media untuk Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 31 Tabel 6. Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus

IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 32 Tabel 7. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus

Edisi 38... 33 Tabel 8. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus

Edisi 39... 34 Tabel 9. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus

Edisi 40... 35 Tabel 10. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus

Edisi 41... 35 Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda

Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 39 Tabel 12. Skor Agenda Publik Mahasiswa IPB untuk Berita Pertanian

di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 40 Tabel 13. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda

Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38,39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Tingkat Kepentingan Berita... 41 Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian

Kepentingan Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi

38, 39, 40, 41... 42 Tabel 15. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda

Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB

(14)

Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian Peringkat Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi

38, 39, 40, 41... 44 Tabel 17. Judul Berita Pembanding untuk Pengukuran Indikator Pilihan

Berita di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 45 Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda

Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB

Edisi 38,39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Pilihan Berita... 46 Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian

Pilihan Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi

38, 39, 40, 41... 46 Tabel 20. Uji Korelasi rank Spearmanuntuk Hubungan Agenda Media dan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran

Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 48 Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Program

Studi di IPB Tahun 2011... 49 Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penggunaan

Koran untuk Memperoleh Informasi Pertanian di IPB

Tahun 2011 ... 49 Tabel 23. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Alasan Tidak

Membaca Koran dalam Mencari Informasi Pertanian di IPB Tahun 2011... 50 Tabel 24. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penggunaan

Media Cetak Alternatif untuk Memperoleh Informasi

Pertanian di IPB Tahun 2011... 51 Tabel 25. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Aktivitas

di Bidang Pertanian di IPB Tahun 2011... 52 Tabel 26. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat

Ketertarikan terhadap Rubrik Pertanian di Koran Kampus

IPB Tahun 2011... 52

Tabel 27. Skor Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 menurut Program Studi

di IPB Tahun 2011... 53 Tabel 28. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Program

Studi dan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di

Koran Kampus IPBEdisi 38, 39, 40, 41... 54 Tabel 29. Uji Beda T2 Hotelling untuk Mengukur Perbedaan Mahasiswa

SKPM 2009 dan mahasiswa AGH 2008 dalam Pembentukan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Berita Pertanian

Koran Kampus IPB dari Perspektif agenda Setting Theory.... 12 Gambar 2. Struktur Organisasi Koran Kampus IPB Tahun 2011... 25

Gambar 3. Mekanisme Penerbitan Berita di Koran Kampus IPB

Tahun 2011... 36 Gambar 4. Kesesuaian Agenda Setting Berita Pertanian di Koran

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian... 61

Lampiran 2. Kerangka Sampling Penarikan Sampel... 69

Lampiran 3. Kliping Berita Pertanian... 71

Lampiran 4. Dokumentasi Proses Pengumpulan Data... 72

Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data (rank Spearman)... 73

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koran merupakan media massa yang cukup tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Koran merupakan salah satu media komunikasi massa dalam bentuk cetak. Sebagai media cetak, koran memiliki sifat-sifat yang menguntungkan. Misalnya, sifat permanen dari pesan-pesan yang telah dicetak, keleluasaan pembaca untuk mengontrol keterdedahannya (exposure), serta mudah disimpan dan diambil kembali. Seiring pesatnya perkembangan teknologi dan pengetahuan, jenis koran pun semakin bervariasi. Salah satunya ditandai dengan kemunculan Koran Kampus yang dikelola oleh pers mahasiswa.

Koran Kampus IPB adalah salah satu jenis koran yang fokus dengan satu jenis pemberitaan, yakni terkait dunia pendidikan dan kemahasiswaan. Eksistensinya di kampus IPB masih terjaga sejak 2004 hingga saat ini. Di samping itu, Koran Kampus IPB merupakan satu-satunya koran lokal (kampus) yang dapat dikonsumsi oleh sivitas akademik IPB. Oleh karena sifat monopoli yang dimiliki Koran Kampus IPB itu, mereka sangat berpotensi membentuk pikiran, persepsi, dan mempengaruhi aspek emosional mahasiswa melalui pemberitaannya. Akan tetapi, setelah 7 tahun lamanya Koran Kampus IPB menerbitkan produknya, belum pernah dilakukan suatu penelitian yang menilai pemberitaan di dalamnya.

(18)

membaca bagian yang penting dan disukai saja karena dipengaruhi oleh ketersediaan waktu atau kesibukan. Di samping faktor waktu tersebut, pembaca juga beralasan bahwa mereka ingin membaca hanya untuk tujuan tertentu, seperti menghilangkan kejenuhan, mendapat informasi, dan sebagainya.

Pemilihan berita yang dianggap penting oleh Koran Kampus IPB belum tentu dianggap penting oleh khalayak pembaca. Isi berita dari suatu koran dikatakan efektif apabila isi koran tersebut dibutuhkan, dibaca, dan dimengerti khalayak, begitu juga dengan pemberitaan di Koran Kampus IPB. Oleh karena itu,

tim redaksi dari koran harus menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan dipublikasikannya melalui proses yang selektif. Dalam hal ini, dilakukanlah penelitian yang menggunakan pendekatan agenda setting, yakni suatu teori yang digunakan untuk melihat kesesuaian antara agenda media dengan agenda publik.

Koran Kampus IPB mempunyai ciri yang sangat khas dibandingkan media cetak di kampus lainnya, hal itu terletak pada segmentasi pembaca mereka yang sebagian besar adalah mahasiswa pertanian. Artinya, teknik pengukuran agenda setting dapat digunakan pada unit analisis berita-berita pertanian. Pada terbitan

tahun 2010, Koran Kampus IPB menerbitkan lima edisi, yakni edisi 33, 34, 35, 36, dan edisi 37. Di tahun 2010, pengelola Koran Kampus IPB tidak begitu memberikan perhatian terhadap berita pertanian. Meskipun berita pertanian selalu

menjadi bagian dalam pemberitaan di setiap edisi, namun komposisi berita pertanian jauh lebih sedikit dibandingkan berita-berita lainnya, seperti berita politik dan kemahasiswaan.

Untuk melihat perkembangan Koran Kampus IPB, perlu dilakukan penelitian berupa analisis isi berita pertanian yang hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi. Pengukuran dapat dilakukan pada Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41 yang telah diterbitkan pada tahun 2011. Untuk mengukur agenda media Koran Kampus IPB ini, setiap kejadian atau isu diberi

bobot tertentu dengan frekuensi rubrik pertanian, jumlah berita, proporsi berita, dan penempatan berita dalam media tersebut. Untuk memperjelas konsep Agenda

(19)

1.2 Perumusan Masalah

Dari serangkaian fakta yang melatarbelakangi penelitian ini, muncul sejumlah pertanyaan besar mengenai konsep agenda setting. Oleh karena itu, rumusan masalah yang penting untuk diteliti secara spesifik diwakili oleh pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana agenda media Koran Kampus IPB dalam menyajikan berita

pertanian?

2. Bagaimana agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian di Koran

Kampus IPB?

3. Apakah terdapat kesesuaian antara agenda media (Koran Kampus IPB) dengan

agenda publik (mahasiswa IPB) terhadap berita pertanian?

4. Apakah terdapat perbedaan agenda publik bagi mahasiswa yang memiliki

perbedaan program studi?

1.3 Tujuan Penelitian

Perumusan masalah yang telah diidentifikasikan tersebut dijadikan rujukan

bagi ketercapaian tujuan penelitian ini. Sesuai konsep agenda setting, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis agenda media Koran Kampus IPB dalam menyajikan

berita-berita pertanian.

2. Menganalisis agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian.

3. Mengukur kesesuaian antara agenda media Koran Kampus IPB dengan agenda

publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian.

4. Mengukur perbedaan agenda publik bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan

program studi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yakni:

1. Bagi akademisi, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan

(20)

agenda setting. Teori ini dibuktikan dengan perspektif berita pertanian bagi media maupun mahasiswa pertanian dan nonpertanian untuk menguji atau membuktikan teori agenda setting dan gatekeeper.

2. Bagi masyarakat, dapat membuka wawasan mereka mengenai pentingnya

penilaian dari pembaca dalam menentukan kesesuaian agenda setting suatu media.

3. Bagi pihak media, dapat memberikan bukti nyata terkait tingkat kepentingan

(21)

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Koran sebagai Komunikator Komunikasi Massa

Menurut Nurudin (2009) komunikasi massa sangat banyak dibahas oleh para ahli komunikasi, diantaranya adalah Alexis S. Tan yang mengulas teori komunikasi dari perspektif fungsi komunikasi massa. Ia mengajukan sejumlah konsep mengenai fungsi tersebut, yaitu: to information, to education, to persuade,

dan to entertain. Sementara itu, Hofmann (1999) mengulas fungsi komunikasi massa dengan memperkenalkan teori lima fungsi, yaitu: fungsi informasi dan pengawasan, linkage (pertalian), transmission of value, hiburan, dan interpretasi.

West dan Turner (2008) membedakan komunikasi massa dengan media massa. Komunikasi massa adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan menggunakan media massa, sedangkan media massa merupakan saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. Komunikasi massa tidak lepas dari pengaruh media yang menjadi alat penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Winarso (2005) menyatakan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi secara institusional dan teknologis dari sebagian aliran pesan yang dimiliki bersama secara berkelanjutan dalam masyarakat-masyarakat industrial. Komunikator dalam komunikasi massa ini seringkali berupa sebuah media massa, koran/koran, stasiun televisi, majalah, atau penerbit buku.

(22)

2.1.2 Definisi Berita Pertanian

Wonohito (1977) menguraikan bahwa istilah berita dalam jargon koran berbeda dengan berita yang biasanya kita pakai. Berita juga tidak sama dengan kabar atau warta, karena berita adalah laporan yang hangat, padat, cermat mengenai suatu kejadian, bukan kejadiannya itu sendiri. Menurut Wonohito berita merupakan suatu proses yang bertahap-tahap, yaitu: dari fakta, nilai berita, dan patut untuk dicetak. Artinya, perkembangan suatu peristiwa hingga menjadi berita tentu harus melalui proses teknik jurnalistik.

Effendy (2003) dan Rousydiy (1985) merumuskan konsep berita secara harfiah, yakni berita sebagai definisi dari news, yang merupakan singkatan dari

North (utara), East (timur), West (barat), dan South (selatan). Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat arah angin tersebut, artinya berita merupakan laporan yang berasal dari manapun di berbagai penjuru dunia. Mereka juga mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal-hal yang penting, menarik minat, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk.

Effendy (2003) dan Rousydiy (1985) juga menjelaskan bahwa Frank Lutter Mott melalui bukunya New Survei of Journalism menyebutkan paling sedikit

terdapat tujuh konsep yang mendukung definisi berita, yaitu: berita sebagai laporan tercepat, fakta obyektif, interpretasi, sensasi, minat insani, ramalan, dan gambar. Berita dikenal sebagai serangkaian kalimat yang mengandung informasi

what,who, where, when, why, dan how. Keenam informasi ini menurut Rousydiy (1985) dianggap sebagai syarat atau rukun berita.

Definisi berita pertanian merujuk pada Soekartawi (1988) yang mengutarakan arti komunikasi pertanian, yakni suatu pernyataan antarmanusia yang berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian, baik secara per orangan

maupun per kelompok, yang sifatnya umum dan menggunakan lambang-lambang tertentu. Oleh karena itu, berita pertanian merupakan salah satu wujud dari fungsi

komunikasi pertanian. Menurut Morissan, (2005) untuk menyampaikan berita tersebut, pihak media dapat menyajikan dalam bentuk hardnews atau softnews.

(23)

harus segera disampaikan karena sifatnya aktual dan faktual, biasanya disebut sebagai strightnews. Sementara itu softnews (berita lunak) merupakan segala informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak harus segera disampaikan kepada khalayak.

2.1.3 Agenda Setting Theory 2.1.3.1 Konsep Agenda setting

Nurudin (2009) menjelaskan bahwa Mc.Combs dan Donald L. Shaw memperkenalkan teori agenda setting pada tahun 1973 lewat publikasi yang

berjudul “The agenda setting function of the mass media”. Secara singkat teori ini

menekankan bahwa media tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikirkan, tetapi media benar-benar berhasil memberitahu kita agar berpikir tentang apa. Selain itu, media memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya sedangkan masyarakat akan mengikutinya.

Mengutip pernyataan Cragen dan Shield (2002) bahwa dalam teori agenda setting media tidak mempengaruhi sikap khalayak, tetapi media berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan khalayak. Dengan kata lain, media mempengaruhi persepsi khalayak tentang hal yang dianggap penting. Hal ini diperkuat oleh Rakhmat (2002) yang menunjukkan bahwa kenyataannya media yang memilih informasi kemudian khalayak akan membentuk persepsi tentang peristiwa. Artinya, teori agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara perhatian media dan perhatian khalayak pada suatu peristiwa.

(24)

Nurudin (2009) mengartikan bahwa agenda media juga bisa dimunculkan secara sengaja dan bertujuan untuk membentuk agenda publik. Misalnya, kasus

Century bertahun-tahun menjadi topik pembicaraan karena media seringi membuat berita tersebut pasang surut. Kemudian contoh lainnya seperti berita KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang melibatkan mantan pejabat Orde Baru. Khalayak mungkin saja sudah melupakan kejadian tersebut, akan tetapi media dapat mengingatkan masyarakat tentang kasus tersebut dengan kemasan berita yang agak berbeda. Dengan demikian, Winarso (2005) menerjemahkan bahwa agenda setting dibangun dengan beberapa kombinasi dari pemrograman internal, editorial, keputusan manajerial, dan pengaruh-pengaruh luar dari sumber nonmedia, seperti kelompok sosial, pejabat pemerintah, sponsor dan iklan, dan lain-lain.

2.1.3.2 Macam-Macam Agenda

McQuail dan Wimdahl (1995), Severin dan Tankard (1992) mengemukakan bahwa teori agenda setting berkaitan dengan tiga dimensi agenda, yaitu:

1. Agenda media

Agenda media yaitu prioritas media dalam meliput suatu berita kejadian, terdiri

dari: a) Visibility (visibilitas) yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita, b)

Audience salience (tingkat menonjol bagi khalayak) yakni relevansi isi berita

dengan kebutuhan khalayak, c) Valence (valensi) yakni menyenangkan atau tidaknya cara pemberitaan tersebut bagi suatu peristiwa.

2. Agenda Publik

Agenda publik yaitu tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini publik dan pengetahuan mereka, terdiri dari: a) Familiarity (keakraban) yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu, b) Personal salience (penonjolan pribadi) yakni relevansi kepentingan individu dengan ciri pribadi, c) Favorability

(kesenangan) yakni pertimbangan senang atau tidak terhadap topik berita.

3. Agenda kebijakan

(25)

kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita, b) Likelihood of action

(kemungkinan kegiatan) yakni kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkannya, c) Freedom of action (kebebasan bertindak) yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan oleh pemerintah.

2.1.3.3 Teknik Pengukuran Agenda

Menurut Descartes (2004) teknik dalam penelitian ini menghubungkan dua agenda, yakni agenda media dan agenda publik. Untuk melihat hubungan

keduanya, penelitian melibatkan dua macam pengukuran. Pengukuran pertama dilakukan dengan analisis isi terhadap agenda media, sedangkan yang kedua diperoleh melalui metode survei untuk data mengenai agenda publik.

Manhein dalam Descartes (2004) mengungkapkan bahwa agenda media adalah daftar berita-berita dan peristiwa-peristiwa pada suatu waktu yang disusun berdasarkan urutan kepentingannya. Agenda media terdiri dari pokok persoalan, peristiwa, anggapan, dan pandangan yang memanfaatkan waktu dan ruang dalam publikasi yang tersedia untuk disampaikan kepada publik. Kemudian, Kerlinger

(2006) menambahkan bahwa untuk mengukur agenda media digunakan teknik analisis isi, yaitu teknik penelitian untuk uraian yang obyektif, sistematis, dan kuantitatif. Pertama teknik analisis isi bersifat obyektif kerena dicapai dengan

pembuatan kategori yang jelas dan bebas dari bias peneliti. Kemudian analisis isi bersifat sitematis karena ada seperangkat prosedur yang seragam terhadap semua isi pesan komunikasi yang diteliti. Sementara sifat kuantitatif dari analisis isi menunjukkan adanya pengukuran terhadap isi media dengan indikator, seperti: frekuensi pemberitaan, panjang berita per centimeter kolom, pemberlakuan berita dan penempatan berita.

Wimmer dan Dominick (2003) menawarkan beberapa metode pengukuran agenda publik, yaitu: (1) Pada metode pertama, responden ditanya terbuka

mengenai: berita yang menurut responden paling penting untuk dirinya (intrapersonal) dan berita apa yang paling penting dalam komunitas responden

(26)

daftar topik yang dipilih oleh peneliti dan responden diminta memberikan peringkat berdasarkan kepentingan yang dimiliki responden, (4) Metode keempat dilakukan dengan menggunakan perbandingan berganda (paired comparisson methods). Dalam hal ini, setiap berita yang sudah diseleksi dipasangkan dengan berita yang lain dan responden diminta mempertimbangkan setiap pasangan berita untuk mengidentifikasi berita mana yang lebih penting. Ketika semua responden telah ditabulasi, berita diurutkan dari yang paling penting ke berita yang kurang penting.

Sulistiawan (2005) mengukur agenda publik ini dari segi apa yang dipikirkan orang (intrapersonal), apa yang dibicarakan orang itu dengan orang lain (interpersonal), dan apa yang mereka anggap sedang menjadi pembicaraan orang ramai (community salience). Apabila diukur dari segi efek pemberitaan, efek tersebut terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan (subsequent effect). Efek langsung berkaitan dengan isu, yakni: (1) pengenalan, apakah isu itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak, (2) penonjolan, dari semua isu yang berkembang, manakah yang dianggap paling penting menurut khalayak, (3) bagaimana isu itu diperingkatkan (prioritas) oleh responden dan apakah peringkatnya itu sesuai dengan peringkat media. Efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu) atau tindakan (memilih kontestan pemilu atau melakukan aksi protes).

2.1.3.4 Konsep Penjaga Gawang (Gatekeeper)

Nurudin (2009) menyatakan istilah gatekeeper pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1947 lewat bukunya yang berjudul Human Relation.

(27)

Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi massa. Dengan demikian, mereka yang disebut sebagai gatekeeper antara lain reporter, editor berita, atau orang-orang lainnya yang ikut menentukan arus informasi yang disebarkan. Secara umum, peran gatekeeper ini sering dihubungkan dengan berita, khususnya koran. Fungsi gatekeeper dimainkan editor yang seolah menjadi mata audiens sebagaimana mereka menyortir melalui peristiwa sehari-hari sebelum dibaca oleh pembaca.

Berbagai informasi harus melewati berbagai tahapan seleksi terlebih dahulu sebelum dipublikasikan menjadi sebuah berita. Pada akhirnya, ada informasi yang lolos dari tahap seleksi kemudian diangkat menajdi berita, dan ada informasi yang tidak lolos. Tubbs dan Moss (2001) mengartikan proses ini sebagai jaringan atau rantai penjagaan gawang. Keputusan gatekeeper tersebut dipengaruhi oleh beberapa peubah, yaitu: (a) ekonomi, untuk kepentingan komersialisasi, (b) pembatasan legal, untuk kepentingan kebijakan dan aturan, (c) deadline, untuk kepentingan ketersediaan waktu, (d) etika, terkait kesadaran dan kepercayaan diri penjaga gawang, (e) kompetisi, untuk kepentingan persaingan pasar, (f) nilai berita, untuk kepentingan kualitas pemberitaan, dan (g) feedback, terkait kemungkinan respons gugatan dari pembaca.

2.2 Kerangka Pemikiran

(28)

publik juga dipengaruhi oleh beberapa karakteristik individu seperti kebutuhan, pengalaman, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam penelitian ini perbedaan agenda publik diukur berdasarkan perbedaan program studi mahasiswa IPB (Gambar 1).

Keterangan:

: diukur dengan : mempengaruhi

: hubungan yang tidak diteliti

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Berita Pertanian Koran Kampus IPB dari Perspektif Agenda Setting Theory

2.3 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini mengukur kesesuaian agenda setting dan perbedaan agenda publik bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan program studi, maka dari itu diberikan hipotesis penelitian seperti di bawah ini:

1. Terdapat hubungan nyata antara agenda media dan agenda publik mahasiswa

IPB terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB.

2. Terdapat perbedaan nyata agenda publik mahasiswa program studi SKPM

2009 dengan mahasiswa program studi AGH 2008 terhadap berita pertanian.

PROGRAM STUDI Berita Pertanian

di Koran Kampus IPB

A

- Alternatif kegiatan - Kebebasan bertindak

(29)

2.4 Definisi Operasional

No Peubah Definisi

Operasional Indikator Pengukuran 1 Frekuensi penilaian satu berita pertanian per edisi, yaitu:

(30)

atau lebih Skor1= hal 19-24 atau tidak dimuat penting atau tidaknya suatu berita pertanian.

Sangat tidak penting= ratan skor 1,00-1,75 Tidak penting= rataan 1,76-2,50

(31)

berita lainnya. kuesioner. Skor Minimal 4 6 Pilihan berita Tingkat

kepentingan

(32)
(33)

3.1Metode Penelitian

Penelitian ini memadukan metode content analysis research dan survei deskriptif korelasional. Analisis isi untuk mengukur agenda media sedangkan survei khalayak untuk mengukur agenda publik. Teknik analisis isi didasari oleh beberapa indikator, yaitu: frekuensi rubrik, proporsi berita, dan penempatan berita (Kerlinger, 2006) dan (Descartes, 2004). Sementara itu, teknik survei untuk memperoleh opini publik mengenai berita pertanian di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41. Dalam hal ini, responden diminta melakukan penilaian dari tiga indikator, yaitu: tingkat kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita (Sulistiawan, 2005) dan (Wimmer dan Dominick, 2003).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dikategorikan sebagai survei karena mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei ini digunakan untuk memberikan penjelasan (explanatory research) karena terdapat data yang sama dalam menjelaskan hubungan korelasional antara peubah-peubah melalui pengujian hipotesa (Singarimbun dan Effendi, 2007). Dalam hal ini, penelitian mengukur perbedaan agenda publik bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan program studi, yakni SKPM 2009 dan AGH 2008. Selain itu, agenda media dengan agenda publik juga dijelaskan hubungannya secara deskriptif korelasional.

3.2 Teknik Penarikan Sampel

(34)

Tabel 1. Judul Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 yang Dianalisis dalam Penelitian

No Edisi ke- Judul Berita

1 38 One Day No Rice untuk Diversifikasi Pangan.

2 39 IPB Enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian.

3 40 Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami

4 41 Supply Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor

Sumber: Koran Kampus IPB, 20111

Khalayak yang menjadi sampel (responden) dalam pengukuran agenda publik adalah mereka yang membaca media cetak yang dianalisis. Selain itu khalayak tersebut juga mengenal berita yang menjadi unit analisis. Oleh karena itu, populasi penelitian ini adalah mahasiswa program studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) 2009 dan mahasiswa program studi Agronomi dan Hortikultura (AGH) 2008 yang membaca Koran Kampus IPB edisi

38, 39, 40, dan 41. Pemilihan program studi secara sengaja (purposive) untuk menganalisis perbedaan penilaian mahasiswa pertanian dan mahasiswa

nonpertanian.

Proses pengklasifikasian dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan, dimana tujuannya untuk menyaring mahasiswa yang membaca Koran kampus IPB dari seluruh mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008. Dalam hal ini, seluruh mahasiswa tersebut diminta mengisi kuesioner sebagai instrumen awal penelitian. Dari pengklasifikasian tersebut diketahui bahwa mahasiswa yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41 sebanyak 74 orang, yaitu 32 mahasiswa SKPM 2009 dan 42 mahsiswa AGH 2008.

Penarikan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Mahasiswa yang dijadikan sebagai responden penelitian ini sebanyak 38 orang, yaitu 19 mahasiswa SKPM 2009 dan 19 mahasiswa AGH 2008. Artinya, dalam penelitian ini terdapat dua populasi sampling dan dua kerangka sampling. Teknik

simple random sampling ini menggunakan tabel angka acak untuk mengambil sampel. Dalam hal ini, 32 mahasiswa SKPM 2009 dikode berurutan menurut abjad, sedangkan 42 mahasiswa AGH 2008 dikode berurutan berdasarkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM).

1

(35)

Tabel 2. Jumlah Populasi dan Responden untuk Penelitian Agenda Setting

Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Tahun 2011

No. Program Studi Populasi (orang) Responden (orang)

1 SKPM 2009 32 19

2 AGH 2008 42 19

Total 74 38

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Penelitian dilaksanakan selama 9 bulan, yakni Juni-Desember 2011 dan Januari-Februari 2012 (Tabel 3).

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011-2012

No Kegiatan Tahun 2011

Tahun 2012

Juni Juli Agustus September Okt Nov Des

Jan Feb

3 4 5 1 2 2 3 4 5 2 3 4 5 2 3 2 3 1 2 2 I Proposal & kolokium

1 Penyusunan draft

2 Konsultasi 3 Kolokium 4 Revisi

II Studi Lapang 1 Pengumpulan

data

2 Analisis data 3 Konsultasi

data

III Penulisan laporan 1 Analisis

lanjutan 2 Penyusunan

draft revisi 3 Konsultasi

laporan IV Ujian Skripsi 1 Ujian

(36)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengukuran agenda media dilakukan dengan analisis isi, yakni melaui proses pendataan sistematis pada Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41, antara lain: (1) mendata rubrik di Koran Kampus IPB, (2) memilih judul berita pertanian yang dianalisis, (3) mengukur luas halaman yang memuat judul berita pertanian, (4) membandingkan luas berita tersebut dengan luas total Koran Kampus IPB, (5) mencatat nomor halaman yang memuat berita pertanian, dan (6) memasukkan data-data ke dalam Microsoft Excel 2003-2007 untuk dilakukan

perhitungan.

Pengukuran agenda publik diperoleh dari hasil survei khalayak dengan instrumen kuesioner. Oleh karena itu, proses pengumpulan data publik antara lain: (1) studi literatur untuk mendapatkan informasi mengenai konsep agenda setting, (2) membuat kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada sampel penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai penilaian publik terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB, (3) melakukan pendataan awal untuk mengetahui mahasiswa yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan

41, dan (4) survei khalayak untuk mengumpulkan data publik dengan instrumen kuesioner.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penilaian agenda media didapatkan dari hasil analisis isi. Analisis tersebut dilakukan dengan indikator frekuensi rubrik pertanian, proporsi berita, dan juga penempatan berita. Masing-masing indikator memberikan informasi agenda media terhadap berita pertanian. Skor agenda media diperoleh dari hasil rataan skor untuk berita pertanian di Koran Kampus edisi 38, 39, 40, dan 41. Informasi mengenai agenda media tersebut diketahui dari interval skor, yakni skor 1 hingga skor 4 dengan kategori sangat tidak penting, tidak penting, penting, sangat

penting.

(37)

dari hasil perhitungan rataan skor. Informasi mengenai agenda publik diketahui dari interval skor, yakni skor 1 hingga skor 4 dengan kategori sangat tidak penting, tidak penting, penting, dan sangat penting.

Pengolahan data menggunakan buku kode yang diinput pada software Microsoft Excel 2003-2007. Data kuantitatif yang telah diperoleh dikaji dengan menggunakan tabel frekuensi untuk mengukur agenda media maupun agenda publik terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41. Data juga diolah dengan software SPSS versi 15.0 for windows agar diperoleh

output berupa crosstab (tabulasi silang) untuk membantu analisis distribusi sampel dalam menilai berita pertanian. Kemudian, dilakukan uji korelasi rank Spearman (rs) untuk menguji hipotesis penelitian pertama (H1: Xmedia = Xpublik).

r

s =

Keterangan:

Rs = Koefisien rank Spearman

di = beda antara dua peubah berpasangan n = sampel

1 dan 6 = bilangan koefisien

Sementara itu, pengujian hipotesis penelitian kedua menggunakan metode analisis statistik inferensial berdasarkan rumus uji beda T2 Hotelling, dengan rumus sebagai berikut:

T2 =

Keterangan:

T2 = Koefisien T Hotelling

n1= ukuran sampel pada kelompok 1 n2= ukuran sampel pada kelompok 2 S-1 = invers matriks koragam

X1= vektor rataan kelompok 1 X2= vektor rataan kelompok 2

(38)

antara dua kelompok. Dalam perhitungan ini H0: X1 = X2; H2: X1 ≠ X2; dimana untuk mengetahui dua kelompok memiliki perbedaan atau tidak, hasil T2

Hotelling dibandingkan tingkat signifikansi (α = 0,05). Apabila diperoleh

koefisien hitung yang lebih besar daripada α maka H0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok. Sebaliknya, jika T2 Hotelling lebih kecil

(39)

AGENDA PUBLIK DAN AGENDA SETTING

4.1Deskripsi Koran Kampus IPB

4.1.1 Sejarah Singkat Koran Kampus IPB

Koran Kampus IPB didirikan di Bogor pada tanggal 18 Februari 2004. Pada saat itu Koran Kampus merupakan salah satu media jurnalistik cetak yang dibentuk oleh mahasiswa IPB tahun ajaran 2004 (angkatan 41), yakni Gunanto, Yhanuar Ismail, Fetri Zulbetri, dan Widhi Kurniawan. Koran Kampus IPB diawali oleh kesadaran mereka tentang tingginya kebutuhan mahasiswa terhadap berita-berita penting seputar kampus. Mahasiswa mempunyai keinginan yang besar untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang apapun yang terjadi di kampus IPB Dramaga. Informasi-informasi tersebut dikemas dalam satu wadah yang mudah dibaca dan dimengerti, serta mudah diperoleh oleh mahasiswa. Oleh karena itu, empat orang mahasiswa itu berinisiatif untuk menerbitkan koran di kampus IPB hingga akhirnya dikenallah Koran Kampus IPB dengan sebutan Korpus.

Sejak dicetak untuk pertama kalinya, Koran Kampus IPB masih sangat erat kerjasamanya dengan BEM KM IPB (Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) sehingga berita-berita pun sangat kental dengan informasi mengenai kegiatan BEM KM. Selain itu, anggota pengurusnya pun masih terbatas dan mereka merupakan pengurus BEM KM. Pada saat itu, Koran Kampus IPB belum dianggap sebagai koran yang ternama, karena mahasiswa lebih mengenal buletin bernama Gema Almamater sebagai media cetak yang terpercaya. Geliat Gema Almamater tidak hanya sebatas kampus IPB, tetapi juga dikenal dan dibaca oleh khalayak non IPB karena banyak gebrakan yang diusung oleh pelaku pers Gema Almamater sejak dulu.

(40)

tahap proses verifikasi UKM yang dilaksanakan setiap dua tahun oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB (MPM KM IPB). Proses verifikasi ini diikuti pula oleh Gema Almamater yang kualifikasinya sama dengan Koran Kampus, yakni bidang jurnalistik. Akan tetapi, terdapat ketentuan bahwa hanya ada satu UKM yang bergerak dalam satu bidang khusus. Ternyata, keputusan verifikasi UKM periode itu meloloskan Koran Kampus IPB sebagai satu-satunya UKM yang bergerak di bidang jurnalistik. Masa transisi ini perlahan-lahan turut menenggelamkan nama Gema Almamater. Pada periode itu, kepemimpinan Koran Kampus berada di bawah Farhad Idris sebagai pimpinan umum. Dia adalah mahasiswa Ilmu Komputer IPB tahun ajaran 2006.

Koran Kampus IPB perlahan-lahan memperbaiki kinerja dan kualitas produk mereka. Sebelumnya pengurus Koran Kampus IPB tidak memiliki struktur organisasi yang jelas karena pengurusnya yang masih sedikit. Akan tetapi, dengan statusnya sebagai UKM maka Koran Kampus memperoleh hak dan kewajiban untuk melakukan perekrutan pengurus baru. Selain itu, jumlah halaman Koran Kampus IPB juga bertambah dari 16 halaman menjadi 24 halaman.

4.1.2 Struktur Organisasi Koran Kampus IPB

Koran Kampus IPB awalnya dibentuk sebagai Lembaga Semi Otonom

(41)

Gambar 2. Struktur Organisasi Koran Kampus IPB Tahun 2011

(Sumber: Koran Kampus IPB, 2011)

Berdasarkan struktur ini, kinerja para pengurus Koran Kampus IPB juga menjadi lebih jelas dan terarah. Pembagian tiga pemimpin menyebabkan adanya tiga kewenangan yang dikoordinasikan oleh seorang pemimpin umum. Pemimpin redaksi, pemimpin perusahaan, dan pemimpin HRD bertanggung jawab penuh kepada pemimpin umum UKM. Sementara itu, masing-masing pemimpin tidak berhak mengatur bagian yang bukan menjadi tanggungannya.

4.1.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Koran Kampus IPB 4.1.3.1Badan Pengurus Harian (BPH)

Sejak dibentuk dan disahkannya struktur organisasi Koran Kampus ke dalam SOP UKM, sistem kerja pengurus Koran Kampus IPB (kru) menjadi jauh lebih efektif dan lebih jelas. Setidaknya, kejadian double job semakin berkurang. Artinya, kru yang menjadi pengurus UKM Koran Kampus IPB telah mempunyai profesi sesuai dengan apa yang mereka lamar saat proses perekrutan anggota baru. Menurut Standar Opersional Prosedur UKM (2011), pemimpin umum: (1) bertanggungjawab terhadap Koran Kampus secara umum, (2) memimpin rapat

Pemimpin Perusahaan

Man. Iklan internal

Man. Iklan eksternal

Man. Pemasaran

Man. Kerja sama

Pemimpin HRD

Man. Kesejahteraan

Man. Pengembangan SDM internal

Man. Pengembangan SDM eksternal

Pemimpin Redaksi

Redaktur Pelaksana I

Redaktur Artistik Redaktur Pelaksana II

Redaktur Buletin

Reporter Fotografer Layouter Kartrunis

Pemimpin Umum

(42)

dewan direksi, (3) mengamati, memantau dan mengawasi kinerja perangkat Koran Kampus, (4) mengatur strategi umum keredaksian bersama pimpinan redaksi, (5) mengatur strategi umum perusahaan bersama pimpinan perusahaan, (6) menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat, dan (7) mengevaluasi kegiatan kepengurusan secara berkala.

Sekretaris umum dan bendahara umum bertanggung jawab kepada pemimpin umum sebagaimana standar kerja sekretaris dan bendahara. Akan tetapi, bendahara di UKM Koran Kampus IPB bekerja sama dan terintegrasi kuat

dengan kinerja bagian perusahaan, dimana perusahaan merupakan bagian yang mengatur strategi keluar dan masuknya uang perusahaan Koran Kampus IPB, termasuk juga teknisnya. Oleh karena itu, sebelum menjangkau pemimpin umum, seorang pemimpin perusahaan haruslah berkoordinasi dengan bendahara umum di setiap perkembangan kerja mereka. Sementara itu, sekretaris umum bekerja sama dengan bagian Human Resource Development (HRD) untuk menyusun berbagai agenda kegiatan UKM, baik jadwal penerbitan koran, pelatihan, studi banding,

fieldtrip, dan sebagainya.

4.1.3.2Keredaksian

Tim redaksi merupakan bagian yang paling sering berinteraksi dengan banyak orang. Redaksi ini terdiri dari reporter, layouter, fotografer, dan kartunis. Kinerja keempat profesi ini biasanya dikenal banyak orang dan bersifat sangat teknis dalam setiap tahap penerbitan koran. Oleh karena itu, secara tidak langsung tim redaksi inilah yang paling banyak dilamar mahasiswa IPB saat perekrutan karena banyak sekali pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan proses peliputan berita. Koran Kampus IPB memiliki sekitar 51 kru redaksi, yaitu: 38 reporter, lima fotografer, tiga layouter, dan lima kartunis.

Jumlah kru redaksi yang mencapai 51 orang dikoordinasikan oleh tim inti redaksi yang terdiri dari pemimpin redaksi, redaktur pelaksana I, redaktur pelaksana II, redaktur pelaksana buletin, dan redaktur artistik. Spesialisasi keempat redaktur ini bertujuan untuk membagi kerja para direksi agar tidak terjadi

(43)

berita, dan sebagainya. Tugas ini dilakukan olehnya bersama-sama dengan pemimpin redaksi. Sementara itu, redaktur pelaksana II lebih cenderung bekerja sama dengan redaktur buletin untuk menerbitkan buletin pada waktu-waktu tertentu. Redaktur artistik adalah orang yang membantu pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana I dalam melengkapi berita, yakni melalui gambar ataupun foto. Selain itu, redaktur artistik juga membawahi layouter yang bertugas mendesain penempatan berita. Akan tetapi, pada proses ini redaktur artistik tetap bekerja sama dengan pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana I.

4.1.3.3Perusahaan

Koran Kampus IPB juga memisahkan sumberdaya manusia yang bekerja mencari dana dengan sumberdaya manusia yang mencari berita. Sebagai modal utama Koran Kampus tentunya harus memiliki dana yang cukup untuk naik ke percetakan. Pemimpin perusahaan dalam hal ini memiliki peran yang sangat krusial karena keputusan naik cetak atau tidak tergantung dari informasi yang diberikan olehnya. Pemimpin perusahaan membagi empat job description, yaitu: (1) Internal advertising, bertugas menyebarkan proposal periklanan Koran

Kampus untuk pengiklan di sekitar kampus, (2) External advertising, bertugas menyebarkan proposal tersebut kepada perusahaan-perusahaan besar di luar kampus IPB Dramaga, (3) Media Partner, yakni bagian yang berhubungan

dengan lembaga lainnya yang suatu waktu melaksanakan event dan meminta kerja sama dengan Koran Kampus IPB, dan (4) Marketing, bertugas mengkoordinasikan seluruh pengurus Koran Kampus IPB untuk menjual Koran Kampus IPB sesuai pemetaan distribusi yang telah ditentukan.

4.1.3.4Human Resource Development (HRD)

(44)

Kampus IPB. Kegiatan tersebut dilaksanakan di awal pengurusan dalam rangka menciptakan suasana kekeluargaan UKM sekaligus ajang penyambutan kru baru di awal tahun. Selain itu, manajer pengembangan internal juga mengonsep pelaksanaan kegiatan-kegiatan pelatihan jurnalistik untuk kru Koran Kampus IPB. Sementara itu, manajer pengembangan eksternal bertugas melaksanakan fieldtrip

dan studi banding. Kegiatan tersebut berupa agenda kunjungan ke media-media cetak nasional ataupun lembaga pers mahasiswa di Jabodetabek. Manajer finansial adalah biro fundrising Koran Kampus IPB yang juga menyediakan inventaris identitas Koran Kampus IPB, seperti kartu pers dan baju lapang.

4.1.4 Deskripsi Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, dan 41

Koran Kampus IPB adalah media cetak yang memiliki tagline “Dengan Pena, Menjerat Berita, Mengguncang Dunia.” Bagian kiri atas halaman muka

Koran Kampus IPB tersajikan informasi edisi ke- dan bulan-tahun terbit. Sementara itu, bagian kanan atas halaman muka Koran Kampus terdapat informasi tentang situs sosial networking dan call centter. Headline berita ditempatkan tepat di bawah logo dan tagline Koran Kampus IPB. Selain itu, di halaman muka juga disajikan daftar isi mengenai judul-judul berita yang dimuat di edisi tersebut.

Koran Kampus IPB memiliki panjang horizontal 29 cm dan panjang vertikal 35,5 cm, atau sebanding dengan ukuran Harian Tempo. Jumlah halaman Koran Kampus IPB sebanyak 24 halaman dengan klasifikasi warna terletak di halaman satu, delapan, sembilan, dan 16. Penomoran halaman diletakkan di sebelah kanan atas di setiap halamannya. Selain itu, di bagian kanan atas juga terdapat templete

(45)

Tabel 4. Isi Materi per Halaman Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41

Hal Isi Materi per Halaman Koran Kampus IPB

(46)

Hal Isi Materi per Halaman Koran kampus IPB

1 iklan fullpages

(47)

4.2 Agenda Media

4.2.1 Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Koran Kampus IPB yang diterbitkan pada tahun 2011 tidak menonjolkan berita pertanian dalam pemberitaannya di setiap edisi. Rendahnya prioritas tersebut dapat dilihat dari hasil analisis isi Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41. Menurut Kerlinger (2006) teknik analisis isi merupakan teknik penelitian untuk uraian yang obyektif, sistematis, dan kuantitatif. Hasil analisis isi terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB tersebut disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Skor Agenda Media untuk Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41

Indikator Koran Kampus Edisi Ke- Rataan

Skor*

38 39 40 41

Frekuensi Rubrik 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

Proporsi Berita 2,00 1,00 1,00 2,00 1,50

Penempatan Berita 4,00 3,00 2,00 4,00 3,25

Rataan Skor 2,67 2,00 1,67 2,67 2,25

Keterangan: *interval skor: 1,00-1,75=sangat tidak penting; 1,76-2,50=tidak penting; 2,51-3,25= penting; 3,26-4,00= sangat penting

Tabel 5 menginformasikan bahwa berita pertanian dinilai tidak penting oleh pihak Koran Kampus IPB. Berita pertanian di setiap edisi dinilai tidak penting. Selain itu, dari setiap indikator menunjukkan bahwa Koran Kampus IPB tidak memprioritaskan berita pertanian dalam penerbitannya. Dari frekuensi rubrik, berita pertanian dianggap tidak penting karena tidak pernah ada rubrik khusus berjudul pertanian di setiap edisi Koran Kampus IPB. Jumlah berita yang pernah dimunculkan sangat sedikit, yakni dua berita per edisinya. Proporsi berita pertanian yang dimuat juga hanya mencapai satu hingga dua halaman di setiap edisinya. Berdasarkan indikator jumlah berita dan proporsi berita, pihak Koran Kampus IPB menilai berita pertanian sangat tidak penting. Akan tetapi, Koran Kampus menilai berita pertanian penting untuk dimuat apabila dilihat dari segi

penempatan berita, dimana berita pertanian penempatan rata-rata berada di halaman lima hingga 12. Tabel 6 menyajikan data terperinci hasil pengukuran

(48)

Tabel 6. Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41

Indikator Edisi Jumlah

38 39 40 41

Frekuensi Rubrik 0 0 0 0 0

Proporsi Berita 0,24 0,34 0,47 0,69 1,74

Penempatan Berita 4 6 14 1 -

Koran Kampus IPB adalah media cetak dengan 24 halaman dimana sejumlah rubrik yang mengisinya bersifat fleksibel. Artinya, suatu rubrik tidak

selalu muncul, tetapi disesuaikan dengan berita-berita yang mencuat saat koran akan diterbitkan. Dari keempat edisi Koran Kampus IPB, rubrik bertajuk pertanian tidak pernah dimunculkan sehingga berita pertanian ditempatkan di rubrik-rubrik lain, seperti seputar kampus, kemahasiswaan, opini, atau rubrik lainnya. Di samping itu, berita pertanian hanya memiliki proporsi total sebanyak 1,74 halaman.

Luas keseluruhan halaman Koran Kampus IPB per edisi adalah 18.836,64 cm2, sedangkan luas per halamannya 784,86 cm2. Hasil analisis isi menunjukkan setiap berita pertanian menggunakan space yang berbeda-beda. Berita pertanian di edisi 38 diwakili oleh tiga judul berita, dimana ketiga berita tersebut menggunakan total 191,18 cm2 atau 0,24 halaman. Edisi 39 menggunakan 263,5 cm2 atau 0,34 halaman. Edisi 40 menggunakan tempat sebanyak 367,84 cm2 atau 0,47 halaman. Edisi 41 menggunakan 542,34 cm2 atau sebanyak 0,69 halaman. Dengan kata lain, berita pertanian di masing-masing edisi memiliki persentase sebesar 1,01 persen, 1,40 persen, 1,95 persen, dan 2,88 persen. Dari indikator proporsi berita ini diketahui bahwa total space yang digunakan untuk empat edisi Koran Kampus IPB adalah 1,74 halaman. Artinya, selama penerbitan Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41, berita pertanian hanya memiliki persentase sebesar 1,81 persen.

(49)

Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41, berita pertanian dianggap penting saat dimunculkan. Setiap judul berita memperoleh tempat yang berbeda-beda di setiap edisinya. Di edisi 38, berita pertanian ditempatkan di halaman empat. Di edisi 39 dan edisi 40 berita pertanian ditempatkan di halaman enam dan halaman 14. Sementara itu, berita pertanian di edisi 41 menjadi headline koran dengan judul

berita “Suplai Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor.” Berita ini dianggap penting saat itu sehingga diletakkan di halaman muka koran dan bahkan berita dibuat bersambung ke halaman 14.

Setiap edisi Koran Kampus IPB terdapat perbedaan prioritas terhadap berita pertanian, jika diukur dari segi proporsi berita dan penempatan berita, tetapi tidak dari segi frekuensi rubrik karena sama-sama tidak dimunculkan setiap edisinya. Penilaian per edisi tersebut menentukan pembentukan agenda media Koran Kampus IPB terhadap berita pertanian. Oleh karena itu, penjelasan mengenai komposisi berita pertanian per edisi perlu diulas secara lebih terperinci.

4.2.2 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 38

Setiap berita pertanian di Koran Kampus IPB memiliki persentase yang berbeda- beda di setiap edisinya. Masing-masing berita pertanian pun memiliki kadar kepentingan yang berbeda, misalnya adanya perbedaan jumlah kata dalam

satu berita, pembuatan judul untuk menonjolkan kepentingan berita, penempatan berita, komposisi berita dan gambar, dan lain-lain. Koran Kampus IPB edisi 38 memperoleh skor 2,5 untuk indikator rubrik, judul berita, proporsi berita, dan penempatan berita (Tabel 7).

Tabel 7. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38

Rubrik Judul Berita

Penempatan dan Proporsi

Hal Porsi

halaman

Luas (cm2)

Presentase (%)

Kemahasiswaan

One Day No Rice untuk Diversifikasi Pangan

(50)

Berdasarkan Tabel 7, berita pertanian di edisi 38 hanya mencapai tiga judul berita. Selain itu, tidak ada rubrik pertanian yang mampu menarik perhatian pembaca terhadap berita pertanian. Proporsi berita juga hanya mencapai 1,16 halaman atau 4,83 persen. Dengan demikian, media menilai berita pertanian tidak penting di edisi 38.

4.2.3 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 39

Analisis isi terhadap Koran Kampus IPB edisi 39 juga dilakukan

berdasarkan beberapa aspek, yaitu: rubrik, judul berita, proporsi berita, dan penempatan berita, dimana masing-masing indikator tersebut memberikan skor 1,75 untuk edisi 39. Untuk melihat hasil analisisnya perhatikan data Tabel 8.

Tabel 8. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 39

Rubrik Judul Berita

Penempatan dan Proporsi

Hal Porsi

halaman

Luas (cm2)

Presentase (%)

Kemahasiswaan

IPB enterpreneurship’s

Days, Menebar

Semangat Usaha Kreatif Pertanian

6 0,34 263,5 1,4

Tabel 8 menginformasikan bahwa berita pertanian dengan judul “IPB

Entrepreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian” merupakan satu-satunya berita pertanian yang dimuat pada Koran Kampus IPB edisi 39. Berita ini hanya menggunakan tempat seluas 263,5 cm2, artinya hanya 0,34 halaman atau 1,4 persen. Meskipun demikian berita ini ditempatkan di halaman enam sehingga diberikan skor empat. Dari perolehan skor dari seluruh indikator pengukuran ini, berita pertanian di edisi 39 dinilai tidak penting oleh media.

4.2.4 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 40

(51)

dan penempatan berita, berita pertanian edisi 40 memperoleh skor 1,5, dimana hasil analisisnya seperti yang disajikan oleh Tabel 9.

Tabel 9. Penempatan Berita dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 40

Rubrik Judul Berita

Penempatan dan Proporsi

Berdasarkan Tabel 9, edisi 40 juga hanya menyajikan satu berita pertanian,

yakni pada halaman 14 dengan judul “Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai

Alternatif Pewarna Alami.” Berita tersebut berisi tentang hasil penelitian sejumlah mahasiswa berupa terdapat zat warna carotenoid di dalam limbah serat kelapa sawit dan tergolong sebagai karya ilmiah populer. Berita ditempatkan di halaman 14 dengan menggunakan space seluas 367,84 cm2 atau setara dengan 0,47 halaman. Apabila dipersentasekan berita pertanian di edisi ini hanya mencapai 1,95 persen dari total pemberitaan Koran Kampus IPB. Meskipun demikian, dari skor keempat indikator tersebut diketahui bahwa berita pertanian di edisi 40 dinilai tidak penting oleh media.

4.2.5 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 41

Analisis isi terhadap Koran Kampus IPB edisi 40 juga dilakukan berdasarkan beberapa aspek, yaitu: rubrik, judul berita, proporsi berita, dan penempatan berita. Masing-masing indikator tersebut memberikan skor 2,5 untuk edisi 41, dimana hasil analisisnya ditampilkan pada Tabel 10.

(52)

Edisi 41 merupakan satu-satunya edisi yang menjadikan berita pertanian sebagai headline pemberitaan Koran Kampus IPB. Berita ini diletakkan di halaman pertama dengan luasan mencapai 224,84 cm2, kemudian bersambung ke halaman 14 dengan menggunakan tempat seluas 317,5 cm2. Berita pertanian terdiri dari tiga judul dan menggunakan space total mencapai 542,34 cm2. Secara keseluruhan, proporsi ketiga berita ini mencapai 1,95 halaman Koran Kampus IPB atau setara dengan 8,14 persen. Meskipun demikian, berita pertanian masih dinilai tidak penting oleh Koran Kampus IPB.

4.2.6 Peran Gatekeeper terhadap Agenda Media Koran Kampus IPB

Tubbs dan Moss (2001) menyatakan bahwa gatekeeper adalah orang-orang yang menyeleksi, mengubah, dan membatalkan pesan yang kemudian dapat mempengaruhi aliran pesan kepada penerima. Oleh karena itu, peran gatekeeper

sangat mempengaruhi pemberitaan yang dimunculkan dalam suatu media, termasuk pada proses penerbitan Koran Kampus IPB. Apabila melihat struktur organisasi UKM Koran Kampus IPB pada Gambar 2, peran gatekeeper dimainkan oleh lima orang tim inti redaksi yaitu pemimpin redaksi, redaktur pelaksana I, redaktur pelaksana II, redaktur buletin, dan redaktur artistik. Sebelumnya perhatikan alur pemberitaan pada Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Mekanisme Penerbitan Berita di Koran Kampus IPB Tahun 2011 1.PROYEKSI

2. PENUGASAN

3. HUNTING 4. PENULISAN

6. PENYEMPURNAAN 5. EDITING

7. PENYELEKSIAN

8. EVALUASI 9. LAYOUT

Proses penerbitan berita di Koran

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Berita Pertanian
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Berita Pertanian Koran
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011-2012
Gambar 2.  Struktur Organisasi Koran Kampus IPB Tahun 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait