ANALISIS BERITA PERTANIAN KORAN KAMPUS IPB DARI PERSPEKTIF AGENDA SETTING THEORY
(Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008)
Oleh AGUS SANDRA
I34080103
Dosen
Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS
DEPARTEMEN SAINS
KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
ABSTRACT
Agenda setting indicate a relationship between the media and the public in terms of determining whether a message is important or not. But, there are not real if the media haven’t strong influences. Analysis of agricultural news in IPB Campus Newspapers prove that the media hasn’t influenced IPB students to pay attention about the agricultural issue. The results of this study found the media assess the agriculture news is not important. That caused by the quantity was low compared to the other news, although their was put the agricultural news on front pages.
The survey showed that the agricultural information was reported by IPB Campus Newspapers causses important by the public. That was known by asking the public to assess the level of news interest, rate the agricultural news, and also choose the agricultural news than the other news. This studi also showed that there was’nt real differences of students from two disciplines in assessing the public agenda of agricultural news in Campus Newspapers IPB, which inferential statistical analysis showed the results of T2Hotelling of 1,0782 (p>0,05).
Keywords: media agenda, public agenda, agenda setting
RINGKASAN
AGUS SANDRA. ANALISIS BERITA PERTANIAN KORAN KAMPUS IPB DARI PERSPEKTIF AGENDA SETTING THEORY (Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008). Di bawah bimbingan AMIRUDDIN SALEH.
Teori agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara perhatian media dan perhatian khalayak pada suatu peristiwa. Untuk mengaplikasikan teori agenda setting, dilakukan pengukuran agenda media dan agenda publik. Agenda media diukur dengan teknik analisis isi, yaitu analisa terhadap materi atau berita berdasarkan jumlah rubrik, jumlah judul berita, proporsi berita, dan penempatan berita. Para ahli komunikasi massa menawarkan berbagai metode untuk mengukur agenda publik dan penelitian ini mengkombinasikan beberapa metode tersebut, dimana publik diminta memberikan penilaian berdasarkan kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita.
Unit analisis penelitian ini menggunakan judul-judul berita pertanian yang telah dimuat di Koran Kampus IPB tahun 2011, yakni edisi 38, 39, 40, dan edisi 41. Hasil analisis isi terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB menunjukkan bahwa berita pertanian dinilai tidak penting oleh pihak media, sedangkan publik menilai berita pertanian penting untuk dimuat. Keadaan ini menunjukkan tidak adanya kesesuaian agenda yang berarti tidak berjalannya fungsi agenda setting bagi media tersebut.
Berita pertanian oleh pihak media tidak pernah diberikan rubrik khusus, akibatnya berita pertanian yang jumlahnya hanya delapan judul ditempatkan di rubrik lain di Koran Kampus IPB. Meskipun proporsi berita pertanian hanya mencapai 1,81 persen, namun berita pertanian ditempatkan di halaman depan Koran Kampus sehingga timbul kesan berita pertanian dianggap penting saat dimunculkan.
Agenda publik menunjukkan hasil penilaian yang berbeda dengan pihak media, dimana publik menganggap berita pertanian penting untuk dimuat di Koran Kampus IPB. Publik menilai berita pertanian masuk pada kategori penting
di antara pilihan sangat penting, penting, tidak penting, atau sangat tidak penting.
Berita-berita pertanian diberikan peringkat tiga atau empat apabila diberikan urutan satu hingga delapan. Selain itu, apabila dilakukan lima kali percobaan membandingkan maka publik memilih berita pertanian sebanyak tiga kali.
Beberapa indikator yang menunjukkan berita pertanian penting bagi publik yaitu, (1) kepentingan berita, dimana 34,20 persen responden menilai berita pertanian penting dan 44,70 persen menilai sangat penting; (2) peringkat berita, dimana 23,70 persen responden menilai berita pertanian penting dan 39,50 persen menilai sangat penting; (3) untuk indikator pilihan berita, masing-masing berita dinilai penting oleh responden sebanyak 21,05 persen dan 36,84 persen menilai sangat penting.
Agenda media dan agenda publik menunjukkan hubungan nyata negatif antara proporsi berita dan penempatan berita dengan peringkat berita. dimana koefisien rank Spearman p>0,05. Selain itu, dilihat pula konsep gatekeeper dimana agenda media dipengaruhi oleh beberapa orang yang diposisikan sebagai pimpinan. Gatekeeper tersebut mengatur mekanisme pemberitaan dari awal hingga akhir.
Pengukuran hubungan program studi responden dengan agenda publik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, dimana didapatkan koefisien uji beda T2 Hotelling sebesar 0,10782 (p>0,05). Artinya, agenda publik mahasiswa SKPM 2009 dan mahasiswa AGH 2008 tidak berbeda secara signifikan, baik menurut indikator kepentingan berita, peringkat berita, maupun pilihan berita. Dengan demikian, dalam penelitian ini H0: X1 = X2 diterima dan H1: X1 ≠ X2 ditolak. Dari hasil penelitian ini, diperoleh skor agenda bagi media dan publik masing-masing 2,25 dan 2,96. Oleh karena itu, pihak media perlu menampilkan rubrik pertanian dan menambah proporsi berita pertanian dalam setiap penerbitannya.
ANALISIS BERITA PERTANIAN KORAN KAMPUS IPB DARI PERSPEKTIF AGENDA SETTING THEORY
(Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008)
Oleh : AGUS SANDRA
I34080103
Skripsi
Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SAINS
KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
DEPARTEMEN SAINS
KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh:
Nama : Agus Sandra Nomor pokok : I34080103
Judul : Analisis Berita Pertanian Koran Kampus IPB dari Perspektif Agenda Setting Theory (Kasus Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008)
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr.Ir. H. Amiruddin Saleh, MS NIP. 19611113 198811 1 001
Mengetahui,
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Ketua
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1003
Tanggal lulus ujian : 1 Februari 2012
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“ANALISIS BERITA PERTANIAN KORAN KAMPUS IPB DARI PERSPEKTIF AGENDA SETTING THEORY” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR- BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2012
Agus Sandra NIM. I34080103
RIWAYAT HIDUP
Agus Sandra dilahirkan pada 18 Agustus 1990 di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan. Penulis merupakan anak kelima dari lima bersaudara pasangan Amirul Mukminin dan Mistiza Nirbaiti. Jenjang pendidikannya dimulai dengan TK muslim Aisyiah Bustanul Affal. Kemudian, tahun 1996 penulis sekolah di SD N 4 Lubuklinggau dan pindah ke SD N 11 Lubuklinggau pada tahun 2001. Pada tahun 2002-2004, penulis menjalankan studi reguler di SLTP N 1 Lubuklinggau. Pada tahun 2005, penulis duduk di SMA Xaverius Lubuklinggau. Sejak 11 Agustus 2008, penulis menyandang status mahasiswa Sain Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB setelah diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama studinya, penulis menjadi Juara II Olimpiade MIPA bidang studi Matematika siswa SMP se-Kota Lubuklinggau. Saat SMA penulis menjadi anggota tim workshop jurnalistik tingkat Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi juara empat saat membuat koran dinding. Di IPB, penulis terlibat aktif dalam organisasi kemahasiswaan, sepereti BEM KM IPB Gemilang (2009), Koran Kampus IPB (2008-2011), Komunitas Writerpreneurship Bogor (Majalah Khalifah, 2010), dan Majalah Komunitas FEMA IPB (2011). Oleh karena itu, penulis telah menjadi narasumber atau pembicara dalam beberapa kegiatan jurnalistik di Bogor. Penulis juga mahasiswa program akselerasi SKPM FEMA IPB yang menyelesaikan gelar sarjana dalam tujuh semester, dan merupakan finalis Duta FEMA IPB 2011.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Hasil penelitian yang berjudul “Analisis Berita Pertanian Koran Kampus IPB dari Perspektif Agenda Setting Theory” ini membahas fungsi agenda setting untuk berita pertanian pada media cetak koran satu-satunya di Institut Pertanian Bogor.
Penelitian yang ditulis dalam skripsi ini bertujuan untuk: (1) menganalisis agenda media Koran Kampus IPB dalam menyajikan berita-berita pertanian, (2) menganalisis agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian, (3) menganalisis kesesuaian agenda bagi berita pertanian di Koran Kampus IPB, dan (4) menganalisis hubungan program studi mahasiswa dengan agenda publik.
Semoga skripsi ini menjadi tulisan ilmiah yang bermanfaat bagi banyak pihak.
Bogor, Januari 2012
Agus Sandra NIM. I34080103
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menyadari skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Pertama kali penulis bersyukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kasih sayang-Nya yang berlimpah, atas segala kemudahan, kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dan memperoleh gelar S1 di SKPM FEMA IPB. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayah dan Ibuku yang kasih sayangnya telah menyatu dengan darah dan daging penulis. Terima kasih atas motivasi, dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis dengan tulus ikhlas.
Terima kasih atas untaian doanya yang tidak pernah putus.
2. Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS sebagai dosen pembimbing, atas segala bimbingan, motivasi, saran, dan pemikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga atas bimbingannya di sejumlah kegiatan penulis lainnya selama menjadi mahasiswa.
3. Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS dan Martua Sihaloho, SP, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran-saran yang sangat bermanfaat.
4. Sahabat penulis yang namanya telah terukir di dalam hati penulis atas dukungannya.
5. Saudara-saudaraku: Ka Piar, Yuk Wiwik, Yuk Yuni, Ka Ledi, Yuk Vera, Bang Rizal, Yuk Lia. Terima kasih untuk segala yang diberikan untuk adikmu.
6. Segenap rekan kerja Koran Kampus IPB, Majalah Komunitas, Jurnalistik Himasiera, BEM KM IPB atas kerja samanya selama berorganisasi.
7. Mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008 yang menjadi responden penelitian.
8. Penghuni kuil cinta yang selalu menjadi teman bermain, belajar, berbagi suka dan duka. Teman-teman program akselerasi SKPM 45 dan juga keluarga besar SKPM 45 yang telah mengisi hari-hari penulis.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 3
1.3 Tujuan Penelitian... 3
1.4 Kegunaan Penelitian... 3
BAB II PENDEKATAN TEORITIS... 5
2.1 Tinjauan Pustaka... 5
2.1.1 Koran sebagai Komunikator Komunikasi Massa... 5
2.1.2 Definisi Berita Pertanian... 6
2.1.3 Agenda Setting Theory... 7
2.1.3.1 Konsep Agenda Setting... 7
2.1.3.2 Macam-Macam Agenda... ... 8
2.1.3.3 Teknik Pengukuran Agenda... 9
2.1.3.4 Konsep Penjaga Gawang (Gatekeeper)... 10
2.2 Kerangka Pemikiran... 11
2.3 Hipotesis Penelitian... 12
2.4 Definisi Operasional... 13
BAB III PENDEKATAN LAPANGAN... 17
3.1 Metode Penelitian... 17
3.2 Teknik Penarikan Sampel... 17
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian... 19
3.4 Teknik Pengumpulan Data... 20
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 20
BAB IV DESKRIPSI MEDIA, AGENDA MEDIA, AGENDA PUBLIK, DAN AGENDA SETTING... 23
4.1 Deskripsi Koran Kampus IPB... 23
4.1.1 Sejarah Singkat Koran Kampus IPB... 23
4.1.2 Struktur Organisasi Koran Kampus IPB... 24
4.1.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Koran Kampus IPB... 25
4.1.4 Deskripsi Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, dan 41... 28
4.2 Agenda Media... 31
4.2.1 Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB... 31
4.2.2 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 38... 33
4.2.3 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 39... 34
4.2.4 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 40... 34
4.2.5 Hasil Analisis Isi terhadap Koran Kampus IPB Edisi 41... 35
4.2.6 Peran Gatekeeper terhadap Agenda Media Koran Kampus IPB... 36
4.3 Ageda Publik... 39
4.3.1 Penilaian Responden terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB ... 39
4.3.2 Hasil Pengukuran Indikator Kepentingan Berita... 41
4.3.3 Hasil Pengukuran Indikator Peringkat Berita... 43
4.3.4 Hasil Pengukuran Indikator Pilihan Berita... 44
4.4 Agenda Setting... 47
BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PERBEDAAN AGENDA PUBLIK... 49
5.1 Karakteristik Responden... 49
5.2 Perbedaan Agenda Publik Berdasarkan Program Studi... 51
BAB VI PENUTUPAN... 56
6.1 Kesimpulan……... 56
6.2 Saran... 56
DAFTAR PUSTAKA... 58
LAMPIRAN... 60
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 1. Judul Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39,
40, 41 yang Dianalisis dalam Penelitian... 18 Tabel 2. Jumlah Populasi dan Responden untuk Penelitian
Agenda Setting Berita Pertanian di Koran Kampus IPB
Tahun 2011... 19 Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011-2012... 19 Tabel 4. Isi Materi per Halaman Koran Kampus Edisi 38, 39, 40, 41... 29 Tabel 5. Skor Agenda Media untuk Berita Pertanian di Koran Kampus
IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 31 Tabel 6. Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus
IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 32 Tabel 7. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus
Edisi 38... 33 Tabel 8. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus
Edisi 39... 34 Tabel 9. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus
Edisi 40... 35 Tabel 10. Penempatan dan Proporsi Berita Pertanian di Koran Kampus
Edisi 41... 35 Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda
Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 39 Tabel 12. Skor Agenda Publik Mahasiswa IPB untuk Berita Pertanian
di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 40 Tabel 13. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda
Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38,39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Tingkat Kepentingan Berita... 41 Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian
Kepentingan Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi
38, 39, 40, 41... 42 Tabel 15. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda
Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB
Edisi 8,39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Peringkat Berita... 43
Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian Peringkat Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi
38, 39, 40, 41... 44 Tabel 17. Judul Berita Pembanding untuk Pengukuran Indikator Pilihan
Berita di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 45 Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Agenda
Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB
Edisi 38,39, 40, 41 Hasil dari Penilaian Pilihan Berita... 46 Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penilaian
Pilihan Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi
38, 39, 40, 41... 46 Tabel 20. Uji Korelasi rank Spearman untuk Hubungan Agenda Media dan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran
Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 48 Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Program
Studi di IPB Tahun 2011... 49 Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penggunaan
Koran untuk Memperoleh Informasi Pertanian di IPB
Tahun 2011 ... 49 Tabel 23. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Alasan Tidak
Membaca Koran dalam Mencari Informasi Pertanian di IPB Tahun 2011... 50 Tabel 24. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Penggunaan
Media Cetak Alternatif untuk Memperoleh Informasi
Pertanian di IPB Tahun 2011... 51 Tabel 25. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Aktivitas
di Bidang Pertanian di IPB Tahun 2011... 52 Tabel 26. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat
Ketertarikan terhadap Rubrik Pertanian di Koran Kampus
IPB Tahun 2011... 52 Tabel 27. Skor Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran
Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 menurut Program Studi
di IPB Tahun 2011... 53 Tabel 28. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Program
Studi dan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di
Koran Kampus IPBEdisi 38, 39, 40, 41... 54 Tabel 29. Uji Beda T2 Hotelling untuk Mengukur Perbedaan Mahasiswa
SKPM 2009 dan mahasiswa AGH 2008 dalam Pembentukan Agenda Publik terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus
IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 54
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Berita Pertanian
Koran Kampus IPB dari Perspektif agenda Setting Theory.... 12 Gambar 2. Struktur Organisasi Koran Kampus IPB Tahun 2011... 25 Gambar 3. Mekanisme Penerbitan Berita di Koran Kampus IPB
Tahun 2011... 36 Gambar 4. Kesesuaian Agenda Setting Berita Pertanian di Koran
Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian... 61
Lampiran 2. Kerangka Sampling Penarikan Sampel... 69
Lampiran 3. Kliping Berita Pertanian... 71
Lampiran 4. Dokumentasi Proses Pengumpulan Data... 72
Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data (rank Spearman)... 73
Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data (T2 Hotelling)... 74
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koran merupakan media massa yang cukup tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Koran merupakan salah satu media komunikasi massa dalam bentuk cetak. Sebagai media cetak, koran memiliki sifat-sifat yang menguntungkan. Misalnya, sifat permanen dari pesan-pesan yang telah dicetak, keleluasaan pembaca untuk mengontrol keterdedahannya (exposure), serta mudah disimpan dan diambil kembali. Seiring pesatnya perkembangan teknologi dan pengetahuan, jenis koran pun semakin bervariasi. Salah satunya ditandai dengan kemunculan Koran Kampus yang dikelola oleh pers mahasiswa.
Koran Kampus IPB adalah salah satu jenis koran yang fokus dengan satu jenis pemberitaan, yakni terkait dunia pendidikan dan kemahasiswaan.
Eksistensinya di kampus IPB masih terjaga sejak 2004 hingga saat ini. Di samping itu, Koran Kampus IPB merupakan satu-satunya koran lokal (kampus) yang dapat dikonsumsi oleh sivitas akademik IPB. Oleh karena sifat monopoli yang dimiliki Koran Kampus IPB itu, mereka sangat berpotensi membentuk pikiran, persepsi, dan mempengaruhi aspek emosional mahasiswa melalui pemberitaannya. Akan tetapi, setelah 7 tahun lamanya Koran Kampus IPB menerbitkan produknya, belum pernah dilakukan suatu penelitian yang menilai pemberitaan di dalamnya.
Koran Kampus IPB menyajikan ragam berita yang menarik dan berbobot sesuai segmentasi pembacanya. Di dalam Koran Kampus ini tentu berita-berita yang bersifat akademis diberikan porsi tersendiri. Akan tetapi, pembaca (mahasiswa) belum tentu memiliki persepsi yang sama tentang keutamaan berita bagi pengelola Koran Kampus IPB. Dengan kata lain, meskipun sejumlah pembaca sangat bergantung dengan informasi dalam sebuah media, bukan berarti mereka akan membaca semua isi pemberitaan di dalamnya. Hasil penelitian dari Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya (P2NB) Provinsi Sumatera Barat (1996) menunjukkan bahwa meskipun pembaca telah berlangganan koran atau majalah, bukan berarti mereka membaca semua isi media tersebut. Mereka hanya
membaca bagian yang penting dan disukai saja karena dipengaruhi oleh ketersediaan waktu atau kesibukan. Di samping faktor waktu tersebut, pembaca juga beralasan bahwa mereka ingin membaca hanya untuk tujuan tertentu, seperti menghilangkan kejenuhan, mendapat informasi, dan sebagainya.
Pemilihan berita yang dianggap penting oleh Koran Kampus IPB belum tentu dianggap penting oleh khalayak pembaca. Isi berita dari suatu koran dikatakan efektif apabila isi koran tersebut dibutuhkan, dibaca, dan dimengerti khalayak, begitu juga dengan pemberitaan di Koran Kampus IPB. Oleh karena itu, tim redaksi dari koran harus menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan dipublikasikannya melalui proses yang selektif. Dalam hal ini, dilakukanlah penelitian yang menggunakan pendekatan agenda setting, yakni suatu teori yang digunakan untuk melihat kesesuaian antara agenda media dengan agenda publik.
Koran Kampus IPB mempunyai ciri yang sangat khas dibandingkan media cetak di kampus lainnya, hal itu terletak pada segmentasi pembaca mereka yang sebagian besar adalah mahasiswa pertanian. Artinya, teknik pengukuran agenda setting dapat digunakan pada unit analisis berita-berita pertanian. Pada terbitan tahun 2010, Koran Kampus IPB menerbitkan lima edisi, yakni edisi 33, 34, 35, 36, dan edisi 37. Di tahun 2010, pengelola Koran Kampus IPB tidak begitu memberikan perhatian terhadap berita pertanian. Meskipun berita pertanian selalu menjadi bagian dalam pemberitaan di setiap edisi, namun komposisi berita pertanian jauh lebih sedikit dibandingkan berita-berita lainnya, seperti berita politik dan kemahasiswaan.
Untuk melihat perkembangan Koran Kampus IPB, perlu dilakukan penelitian berupa analisis isi berita pertanian yang hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi. Pengukuran dapat dilakukan pada Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41 yang telah diterbitkan pada tahun 2011. Untuk mengukur agenda media Koran Kampus IPB ini, setiap kejadian atau isu diberi bobot tertentu dengan frekuensi rubrik pertanian, jumlah berita, proporsi berita, dan penempatan berita dalam media tersebut. Untuk memperjelas konsep Agenda Setting dilakukan pula survei khalayak untuk mengetahui agenda publik terhadap penting atau tidaknya berita pertanian untuk dimuat di Koran Kampus IPB.
1.2 Perumusan Masalah
Dari serangkaian fakta yang melatarbelakangi penelitian ini, muncul sejumlah pertanyaan besar mengenai konsep agenda setting. Oleh karena itu, rumusan masalah yang penting untuk diteliti secara spesifik diwakili oleh pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimana agenda media Koran Kampus IPB dalam menyajikan berita pertanian?
2. Bagaimana agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB?
3. Apakah terdapat kesesuaian antara agenda media (Koran Kampus IPB) dengan agenda publik (mahasiswa IPB) terhadap berita pertanian?
4. Apakah terdapat perbedaan agenda publik bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan program studi?
1.3 Tujuan Penelitian
Perumusan masalah yang telah diidentifikasikan tersebut dijadikan rujukan bagi ketercapaian tujuan penelitian ini. Sesuai konsep agenda setting, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis agenda media Koran Kampus IPB dalam menyajikan berita- berita pertanian.
2. Menganalisis agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian.
3. Mengukur kesesuaian antara agenda media Koran Kampus IPB dengan agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian.
4. Mengukur perbedaan agenda publik bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan program studi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yakni:
1. Bagi akademisi, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memperkaya hasil penelitian ilmu komunkiasi massa, khususnya konsep
agenda setting. Teori ini dibuktikan dengan perspektif berita pertanian bagi media maupun mahasiswa pertanian dan nonpertanian untuk menguji atau membuktikan teori agenda setting dan gatekeeper.
2. Bagi masyarakat, dapat membuka wawasan mereka mengenai pentingnya penilaian dari pembaca dalam menentukan kesesuaian agenda setting suatu media.
3. Bagi pihak media, dapat memberikan bukti nyata terkait tingkat kepentingan berita pertanian untuk dimuat di Koran Kampus IPB, hasil penelitian ini juga dijadikan bahan evaluasi bagi pemberitaan di Koran Kampus IPB.
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Koran sebagai Komunikator Komunikasi Massa
Menurut Nurudin (2009) komunikasi massa sangat banyak dibahas oleh para ahli komunikasi, diantaranya adalah Alexis S. Tan yang mengulas teori komunikasi dari perspektif fungsi komunikasi massa. Ia mengajukan sejumlah konsep mengenai fungsi tersebut, yaitu: to information, to education, to persuade, dan to entertain. Sementara itu, Hofmann (1999) mengulas fungsi komunikasi massa dengan memperkenalkan teori lima fungsi, yaitu: fungsi informasi dan pengawasan, linkage (pertalian), transmission of value, hiburan, dan interpretasi.
West dan Turner (2008) membedakan komunikasi massa dengan media massa. Komunikasi massa adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan menggunakan media massa, sedangkan media massa merupakan saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. Komunikasi massa tidak lepas dari pengaruh media yang menjadi alat penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Winarso (2005) menyatakan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi secara institusional dan teknologis dari sebagian aliran pesan yang dimiliki bersama secara berkelanjutan dalam masyarakat-masyarakat industrial. Komunikator dalam komunikasi massa ini seringkali berupa sebuah media massa, koran/koran, stasiun televisi, majalah, atau penerbit buku.
Selain itu, Nurudin (2009) menjelaskan bahwa komunikasi massa merupakan produk kelompok bukan produk seseorang sehingga komunikator dalam komunikasi massa adalah suatu lembaga karena elemen utamanya adalah media massa. Oleh karena itu, komunikator dalam komunikasi massa setidaknya mempunyai ciri sebagai berikut: (1) kumpulan individu, (2) dalam berkomunikasi, peran individu-individu tersebut dibatasi oleh sistem dalam media massa, (3) pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, (4) materi yang disampaikan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau laba secara ekonomis.
2.1.2 Definisi Berita Pertanian
Wonohito (1977) menguraikan bahwa istilah berita dalam jargon koran berbeda dengan berita yang biasanya kita pakai. Berita juga tidak sama dengan kabar atau warta, karena berita adalah laporan yang hangat, padat, cermat mengenai suatu kejadian, bukan kejadiannya itu sendiri. Menurut Wonohito berita merupakan suatu proses yang bertahap-tahap, yaitu: dari fakta, nilai berita, dan patut untuk dicetak. Artinya, perkembangan suatu peristiwa hingga menjadi berita tentu harus melalui proses teknik jurnalistik.
Effendy (2003) dan Rousydiy (1985) merumuskan konsep berita secara harfiah, yakni berita sebagai definisi dari news, yang merupakan singkatan dari North (utara), East (timur), West (barat), dan South (selatan). Mereka mengartikan berita sebagai laporan dari keempat arah angin tersebut, artinya berita merupakan laporan yang berasal dari manapun di berbagai penjuru dunia. Mereka juga mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang mengandung hal-hal yang penting, menarik minat, atau kedua-duanya, bagi sejumlah besar penduduk.
Effendy (2003) dan Rousydiy (1985) juga menjelaskan bahwa Frank Lutter Mott melalui bukunya New Survei of Journalism menyebutkan paling sedikit terdapat tujuh konsep yang mendukung definisi berita, yaitu: berita sebagai laporan tercepat, fakta obyektif, interpretasi, sensasi, minat insani, ramalan, dan gambar. Berita dikenal sebagai serangkaian kalimat yang mengandung informasi what,who, where, when, why, dan how. Keenam informasi ini menurut Rousydiy (1985) dianggap sebagai syarat atau rukun berita.
Definisi berita pertanian merujuk pada Soekartawi (1988) yang mengutarakan arti komunikasi pertanian, yakni suatu pernyataan antarmanusia yang berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian, baik secara per orangan maupun per kelompok, yang sifatnya umum dan menggunakan lambang-lambang tertentu. Oleh karena itu, berita pertanian merupakan salah satu wujud dari fungsi komunikasi pertanian. Menurut Morissan, (2005) untuk menyampaikan berita tersebut, pihak media dapat menyajikan dalam bentuk hardnews atau softnews.
Hardnews atau berita keras adalah segala informasi penting dan menarik yang
harus segera disampaikan karena sifatnya aktual dan faktual, biasanya disebut sebagai strightnews. Sementara itu softnews (berita lunak) merupakan segala informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak harus segera disampaikan kepada khalayak.
2.1.3 Agenda Setting Theory 2.1.3.1 Konsep Agenda setting
Nurudin (2009) menjelaskan bahwa Mc.Combs dan Donald L. Shaw memperkenalkan teori agenda setting pada tahun 1973 lewat publikasi yang berjudul “The agenda setting function of the mass media”. Secara singkat teori ini menekankan bahwa media tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikirkan, tetapi media benar-benar berhasil memberitahu kita agar berpikir tentang apa. Selain itu, media memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya sedangkan masyarakat akan mengikutinya.
Mengutip pernyataan Cragen dan Shield (2002) bahwa dalam teori agenda setting media tidak mempengaruhi sikap khalayak, tetapi media berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan khalayak. Dengan kata lain, media mempengaruhi persepsi khalayak tentang hal yang dianggap penting. Hal ini diperkuat oleh Rakhmat (2002) yang menunjukkan bahwa kenyataannya media yang memilih informasi kemudian khalayak akan membentuk persepsi tentang peristiwa.
Artinya, teori agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara perhatian media dan perhatian khalayak pada suatu peristiwa.
Fiske (2004) dalam Sulistiawan (2005) mengemukakan bahwa agenda setting adalah kemampuan media untuk menentukan informasi apa yang dianggap penting. Selain itu, agenda setting menurut Sulistiawan (2005) diartikan sebagai teori yang menyajikan topik diskusi dan kepentingan bagi publik. Sementara DeFleur dan Denis dalam Descartes (2004) mengartikan agenda merupakan seleksi terhadap berita yang terdapat indikasi bahwa kadar suatu berita tersebut menjadi lebih penting dibandingkan dengan berita yang lain. Oleh karena itu, terjadinya agenda setting menurut Winarso (2005) dikarenakan pers harus selektif dalam melaporkan berita.
Nurudin (2009) mengartikan bahwa agenda media juga bisa dimunculkan secara sengaja dan bertujuan untuk membentuk agenda publik. Misalnya, kasus Century bertahun-tahun menjadi topik pembicaraan karena media seringi membuat berita tersebut pasang surut. Kemudian contoh lainnya seperti berita KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang melibatkan mantan pejabat Orde Baru. Khalayak mungkin saja sudah melupakan kejadian tersebut, akan tetapi media dapat mengingatkan masyarakat tentang kasus tersebut dengan kemasan berita yang agak berbeda. Dengan demikian, Winarso (2005) menerjemahkan bahwa agenda setting dibangun dengan beberapa kombinasi dari pemrograman internal, editorial, keputusan manajerial, dan pengaruh-pengaruh luar dari sumber nonmedia, seperti kelompok sosial, pejabat pemerintah, sponsor dan iklan, dan lain-lain.
2.1.3.2 Macam-Macam Agenda
McQuail dan Wimdahl (1995), Severin dan Tankard (1992) mengemukakan bahwa teori agenda setting berkaitan dengan tiga dimensi agenda, yaitu:
1. Agenda media
Agenda media yaitu prioritas media dalam meliput suatu berita kejadian, terdiri dari: a) Visibility (visibilitas) yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita, b) Audience salience (tingkat menonjol bagi khalayak) yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak, c) Valence (valensi) yakni menyenangkan atau tidaknya cara pemberitaan tersebut bagi suatu peristiwa.
2. Agenda Publik
Agenda publik yaitu tingkat perbedaan penonjolan suatu berita menurut opini publik dan pengetahuan mereka, terdiri dari: a) Familiarity (keakraban) yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu, b) Personal salience (penonjolan pribadi) yakni relevansi kepentingan individu dengan ciri pribadi, c) Favorability (kesenangan) yakni pertimbangan senang atau tidak terhadap topik berita.
3. Agenda kebijakan
Agenda kebijakan menggambarkan berita dan kebijakan yang dikemukakan oleh politikus. Dimensi agenda kebijakan antara lain: a) Support (dukungan) yakni
kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita, b) Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) yakni kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkannya, c) Freedom of action (kebebasan bertindak) yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan oleh pemerintah.
2.1.3.3 Teknik Pengukuran Agenda
Menurut Descartes (2004) teknik dalam penelitian ini menghubungkan dua agenda, yakni agenda media dan agenda publik. Untuk melihat hubungan keduanya, penelitian melibatkan dua macam pengukuran. Pengukuran pertama dilakukan dengan analisis isi terhadap agenda media, sedangkan yang kedua diperoleh melalui metode survei untuk data mengenai agenda publik.
Manhein dalam Descartes (2004) mengungkapkan bahwa agenda media adalah daftar berita-berita dan peristiwa-peristiwa pada suatu waktu yang disusun berdasarkan urutan kepentingannya. Agenda media terdiri dari pokok persoalan, peristiwa, anggapan, dan pandangan yang memanfaatkan waktu dan ruang dalam publikasi yang tersedia untuk disampaikan kepada publik. Kemudian, Kerlinger (2006) menambahkan bahwa untuk mengukur agenda media digunakan teknik analisis isi, yaitu teknik penelitian untuk uraian yang obyektif, sistematis, dan kuantitatif. Pertama teknik analisis isi bersifat obyektif kerena dicapai dengan pembuatan kategori yang jelas dan bebas dari bias peneliti. Kemudian analisis isi bersifat sitematis karena ada seperangkat prosedur yang seragam terhadap semua isi pesan komunikasi yang diteliti. Sementara sifat kuantitatif dari analisis isi menunjukkan adanya pengukuran terhadap isi media dengan indikator, seperti:
frekuensi pemberitaan, panjang berita per centimeter kolom, pemberlakuan berita dan penempatan berita.
Wimmer dan Dominick (2003) menawarkan beberapa metode pengukuran agenda publik, yaitu: (1) Pada metode pertama, responden ditanya terbuka mengenai: berita yang menurut responden paling penting untuk dirinya (intrapersonal) dan berita apa yang paling penting dalam komunitas responden saat ini (interpersonal), (2) Metode kedua dilakukan dengan meminta responden untuk memberikan penilaian terhadap berita yang disusun oleh peneliti, (3) Metode ketiga adalah variasi pendekatan kedua, dimana responden diberikan
daftar topik yang dipilih oleh peneliti dan responden diminta memberikan peringkat berdasarkan kepentingan yang dimiliki responden, (4) Metode keempat dilakukan dengan menggunakan perbandingan berganda (paired comparisson methods). Dalam hal ini, setiap berita yang sudah diseleksi dipasangkan dengan berita yang lain dan responden diminta mempertimbangkan setiap pasangan berita untuk mengidentifikasi berita mana yang lebih penting. Ketika semua responden telah ditabulasi, berita diurutkan dari yang paling penting ke berita yang kurang penting.
Sulistiawan (2005) mengukur agenda publik ini dari segi apa yang dipikirkan orang (intrapersonal), apa yang dibicarakan orang itu dengan orang lain (interpersonal), dan apa yang mereka anggap sedang menjadi pembicaraan orang ramai (community salience). Apabila diukur dari segi efek pemberitaan, efek tersebut terdiri dari efek langsung dan efek lanjutan (subsequent effect). Efek langsung berkaitan dengan isu, yakni: (1) pengenalan, apakah isu itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak, (2) penonjolan, dari semua isu yang berkembang, manakah yang dianggap paling penting menurut khalayak, (3) bagaimana isu itu diperingkatkan (prioritas) oleh responden dan apakah peringkatnya itu sesuai dengan peringkat media. Efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu) atau tindakan (memilih kontestan pemilu atau melakukan aksi protes).
2.1.3.4 Konsep Penjaga Gawang (Gatekeeper)
Nurudin (2009) menyatakan istilah gatekeeper pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1947 lewat bukunya yang berjudul Human Relation.
Gatekeeper sering diartikan sebagai penapis informasi atau palang pintu, atau penjaga gawang, yaitu orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Mereka adalah orang yang berfungsi sebagai orang yang mengurangi, menambah, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, dan semua bagian yang memengaruhi materi berita. Semakin kompleks sistem media yang dimiliki maka semakin banyak pula gatekeeping yang dilakukan.
Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi massa. Dengan demikian, mereka yang disebut sebagai gatekeeper antara lain reporter, editor berita, atau orang-orang lainnya yang ikut menentukan arus informasi yang disebarkan. Secara umum, peran gatekeeper ini sering dihubungkan dengan berita, khususnya koran. Fungsi gatekeeper dimainkan editor yang seolah menjadi mata audiens sebagaimana mereka menyortir melalui peristiwa sehari-hari sebelum dibaca oleh pembaca.
Berbagai informasi harus melewati berbagai tahapan seleksi terlebih dahulu sebelum dipublikasikan menjadi sebuah berita. Pada akhirnya, ada informasi yang lolos dari tahap seleksi kemudian diangkat menajdi berita, dan ada informasi yang tidak lolos. Tubbs dan Moss (2001) mengartikan proses ini sebagai jaringan atau rantai penjagaan gawang. Keputusan gatekeeper tersebut dipengaruhi oleh beberapa peubah, yaitu: (a) ekonomi, untuk kepentingan komersialisasi, (b) pembatasan legal, untuk kepentingan kebijakan dan aturan, (c) deadline, untuk kepentingan ketersediaan waktu, (d) etika, terkait kesadaran dan kepercayaan diri penjaga gawang, (e) kompetisi, untuk kepentingan persaingan pasar, (f) nilai berita, untuk kepentingan kualitas pemberitaan, dan (g) feedback, terkait kemungkinan respons gugatan dari pembaca.
2.2 Kerangka Pemikiran
Konsep agenda setting mengasumsikan bahwa media mempunyai pengaruh yang kuat untuk membentuk pikiran publik tentang suatu isu. Apabila media menganggap penting suatu berita maka publik juga memikirkan hal tersebut. Oleh karena itu, agenda media mempunyai hubungan positif dengan agenda publik.
Dalam penelitian ini, konsep agenda setting diuji pada unit analisis berita pertanian di Koran Kampus IPB. Apabila merujuk pada konsep tersebut, pihak media (Koran Kampus IPB) dapat memberikan penonjolan bagi berita pertanian sehingga publik (mahasiswa IPB) juga memikirkan informasi yang diberitakan.
Agenda media diukur dari beberapa indikator seperti frekuensi rubrik, proporsi berita, dan penempatan berita. Agenda publik diukur berdasarkan indikator tingkat kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita. Selain itu, agenda
publik juga dipengaruhi oleh beberapa karakteristik individu seperti kebutuhan, pengalaman, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam penelitian ini perbedaan agenda publik diukur berdasarkan perbedaan program studi mahasiswa IPB (Gambar 1).
Keterangan:
: diukur dengan : mempengaruhi
: hubungan yang tidak diteliti
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Berita Pertanian Koran Kampus IPB dari Perspektif Agenda Setting Theory
2.3 Hipotesis Penelitian
Penelitian ini mengukur kesesuaian agenda setting dan perbedaan agenda publik bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan program studi, maka dari itu diberikan hipotesis penelitian seperti di bawah ini:
1. Terdapat hubungan nyata antara agenda media dan agenda publik mahasiswa IPB terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB.
2. Terdapat perbedaan nyata agenda publik mahasiswa program studi SKPM 2009 dengan mahasiswa program studi AGH 2008 terhadap berita pertanian.
PROGRAM STUDI Berita Pertanian
di Koran Kampus IPB
A G E N D A
S E T T I N G
- Frekuensi rubrik - Proporsi
- Penempatan berita Analisis isi/agenda media
- Dukungan
- Alternatif kegiatan - Kebebasan bertindak
Agenda Kebijakan - Tingkat kepentingan
berita
- Peringkat berita - Pilihan berita
Survei khalayak/agenda publik
2.4 Definisi Operasional
No Peubah Definisi
Operasional Indikator Pengukuran 1 Frekuensi
rubrik
Tingkat kepentingan berita pertanian bagi media berdasarkan jumlah pemunculan rubrik pertanian
di Koran
Kampus IPB.
Ada atau tidaknya rubrik
pertanian di Koran
Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41.
Analisis isi Koran Kampus IPB edisi 38- 41. Diukur berdasar skor penilaian, yaitu:
Skor 3= ada rubrik pertanian
Skor 2= tidak ada rubrik pertanian Skor Maksimal 12 Skor Minimal 8 Kategori:
Tidak Penting=rataan skor 8,00-10,00 Penting= rataan skor 10,01-12,00.
2 Proporsi berita
Tingkat kepentingan berita pertanian bagi media berdasarkan Persentase space untuk berita pertanian dari total space yang ada di Koran Kampus IPB.
Banyaknya tempat yang digunakan untuk berita pertanian di Koran
Kampus IPB tahun 2011.
Analisis isi Koran Kampus IPB edisi 38- 41. Diukur secara matematis per halaman koran per edisi.
Skor 4= 3,1-4 hal Skor 3= 2,1-3 hal Skor 2= 1,1-2 hal Skor 1= 0-1 hal Skor Maksimal 16 Skor Minimal 4 Kategori:
sangat tidak penting=
rataan 1,00-1,75 tidak penting= rataan 1,76-2,50=
penting = rataan 2,51- 3,25
sangat penting=
rataan 3,26-4,00.
3 Penempatan berita
Tingkat kepentingan berita pertanian bagi media berdasarkan lokasi berita pertanian di Koran Kampus IPB.
No halaman Koran
Kampus IPB yang berisi berita
pertanian, di edisi 38, 39, 40, dan 41.
Jika ada dua
Analisis isi Koran Kampus IPB edisi 38-
41. Diukur
berdasarkan skor penilaian satu berita pertanian per edisi, yaitu:
Skor4= hal 1-4 Skor3= hal 5-12
atau lebih berita
pertanian dalam satu edisi, maka dipilih berita dengan nomor halaman yang terdepan.
Skor2= hal13-18 Skor1= hal 19-24 atau tidak dimuat
Skor Maksimal 16 Skor Minimal 4 Kategori:
sangat tidak penting=
rataan 1,00-1,75 tidak penting= rataan 1,76-2,50=
penting = rataan 2,51- 3,25
sangat penting=
rataan 3,26-4,00.
4 Kepentingan berita
Tingkat kepentingan suatu berita pertanian yang dimuat Koran Kampus IPB bagi responden.
Penting atau tidaknya suatu berita pertanian bagi responden saat mengisi kuesioner.
Pernyataan responden
saat mengisi
kuesioner mengenai penting atau tidaknya suatu berita pertanian.
Diukur berdasarkan skor penilaian, yaitu:
Skor 4= 4 Skor 3= 3 Skor 2= 2 Skor 1= 0-1 Skor Maksimal 16 Skor Minimal 4 Kategori:
Sangat tidak penting=
ratan skor 1,00-1,75 Tidak penting= rataan 1,76-2,50
Penting= rataan 2,51- 3,25
Sangat penting=
rataan 3,26-4,00.
5 Peringkat berita
Tingkat kepentingan berita pertanian berdasarkan penilaian responden dalam
mengurutkan berita pertanian
di Koran
Kampus IPB dibandingkan
Peringkat yang diberikan oleh responden untuk setiap berita
pertanian yang diajukan peneliti dalam
Pernyataan responden
saat mengisi
kuesioner mengenai peringkat berita pertanian. Diukur berdasarkan skor penilaian, yaitu:
Skor 4= peringkat 1-2 Skor 3= peringkat 3-4 Skor 2= peringkat 5-6 Skor 1= peringkat 7-8 Skor Maksimal 16
berita lainnya. kuesioner. Skor Minimal 4 Kategori:
sangat tidak penting=
rataan 1,00-1,75 tidak penting= rataan 1,76-2,50
penting= rataan 2,51- 3,25
sangat penting=
rataan 3,26-4,00.
6 Pilihan berita Tingkat kepentingan berita pertanian berdasarkan kecenderungan responden dalam memilih satu berita pertanian
dibandingkan berita yang lain.
Fakta yang diberikan responden saat memilih satu berita pertanian yang
dibandingkan berita lain.
Masing-masing judul berita tersebut disandingkan dengan
berita lain
(nonpertanian)
sebagai pembanding sebanyak 5 kali.
Diukur dengan skor, yaitu:
Skor 4= terpilih 4-5 Skor 3= terpilih 3 Skor 2= terpilih 2 Skor 1= terpilih 1 atau tidak terpilih sama-sekali
Skor Maksimal 16 Skor Minimal 4 Kategori:
sangat tidak penting=
rataan 1,00-1,75 tidak penting= rataan 1,76-2,50=
penting = rataan 2,51- 3,25
sangat penting=
rataan 3,26-4,00.
7 Agenda Media
Tingkat prioritas Koran Kampus IPB terhadap berita pertanian.
Banyaknya pemberitaan tentang pertanian di Koran
Kampus IPB selama tahun 2011.
Diukur berdasarkan skor rataan dari indikator jumlah rubrik, jumlah berita, proporsi berita, dan penempatan:
Kategori:
sangat tidak penting=
rataan 1,00-1,75 tidak penting= rataan 1,76-2,50=
penting = rataan 2,51-
3,25
sangat penting=
rataan 3,26-4,00.
8 Agenda Publik
Tingkat kepentingan responden terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB.
Banyaknya penilaian responden yang mendukung pentingnya berita
pertanian di Koran
Kampus IPB saat mengisi kuesioner.
Diukur berdasarkan skor rataan dari indikator kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita.
Kategori:
sangat tidak penting=
rataan 1,00-1,75 tidak penting= rataan 1,76-2,50=
penting = rataan 2,51- 3,25
sangat penting=
rataan 3,26-4,00.
9 Program Studi
Identitas responden berdasarkan departemen pengampu di
IPB yang
tercatat dalam Kartu Tanda Mahasiswa.
Program studi responden saat
diwawancara.
Bukti yang
ditunjukkan oleh responden saat diwawancara.
Dikategorikan
menjadi dua, yaitu:
mahasiswa program studi SKPM 2009 dan mahasiswa program studi AGH 2008.
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini memadukan metode content analysis research dan survei deskriptif korelasional. Analisis isi untuk mengukur agenda media sedangkan survei khalayak untuk mengukur agenda publik. Teknik analisis isi didasari oleh beberapa indikator, yaitu: frekuensi rubrik, proporsi berita, dan penempatan berita (Kerlinger, 2006) dan (Descartes, 2004). Sementara itu, teknik survei untuk memperoleh opini publik mengenai berita pertanian di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41. Dalam hal ini, responden diminta melakukan penilaian dari tiga indikator, yaitu: tingkat kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita (Sulistiawan, 2005) dan (Wimmer dan Dominick, 2003).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dikategorikan sebagai survei karena mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei ini digunakan untuk memberikan penjelasan (explanatory research) karena terdapat data yang sama dalam menjelaskan hubungan korelasional antara peubah-peubah melalui pengujian hipotesa (Singarimbun dan Effendi, 2007). Dalam hal ini, penelitian mengukur perbedaan agenda publik bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan program studi, yakni SKPM 2009 dan AGH 2008. Selain itu, agenda media dengan agenda publik juga dijelaskan hubungannya secara deskriptif korelasional.
3.2 Teknik Penarikan Sampel
Sampel penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu berita pertanian dan mahasiswa IPB. Sampel berita pertanian merupakan melakukan analisis isi (agenda media), sedangkan sampel mahasiswa IPB untuk survei khalayak (agenda publik. Berita pertanian dipilih secara purposive (sengaja) menurut judul berita di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41. Setiap edisi Koran Kampus IPB hanya dipilih satu judul berita pertanian sehingga terdapat empat judul berita pertanian yang dianalisis untuk mengukur agenda media.
Tabel 1. Judul Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 yang Dianalisis dalam Penelitian
No Edisi ke- Judul Berita
1 38 One Day No Rice untuk Diversifikasi Pangan.
2 39 IPB Enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian.
3 40 Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami 4 41 Supply Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor Sumber: Koran Kampus IPB, 20111
Khalayak yang menjadi sampel (responden) dalam pengukuran agenda publik adalah mereka yang membaca media cetak yang dianalisis. Selain itu khalayak tersebut juga mengenal berita yang menjadi unit analisis. Oleh karena itu, populasi penelitian ini adalah mahasiswa program studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) 2009 dan mahasiswa program studi Agronomi dan Hortikultura (AGH) 2008 yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41. Pemilihan program studi secara sengaja (purposive) untuk menganalisis perbedaan penilaian mahasiswa pertanian dan mahasiswa nonpertanian.
Proses pengklasifikasian dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan, dimana tujuannya untuk menyaring mahasiswa yang membaca Koran kampus IPB dari seluruh mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008. Dalam hal ini, seluruh mahasiswa tersebut diminta mengisi kuesioner sebagai instrumen awal penelitian.
Dari pengklasifikasian tersebut diketahui bahwa mahasiswa yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41 sebanyak 74 orang, yaitu 32 mahasiswa SKPM 2009 dan 42 mahsiswa AGH 2008.
Penarikan sampel menggunakan teknik simple random sampling.
Mahasiswa yang dijadikan sebagai responden penelitian ini sebanyak 38 orang, yaitu 19 mahasiswa SKPM 2009 dan 19 mahasiswa AGH 2008. Artinya, dalam penelitian ini terdapat dua populasi sampling dan dua kerangka sampling. Teknik simple random sampling ini menggunakan tabel angka acak untuk mengambil sampel. Dalam hal ini, 32 mahasiswa SKPM 2009 dikode berurutan menurut abjad, sedangkan 42 mahasiswa AGH 2008 dikode berurutan berdasarkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM).
1 Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, dan 41
Tabel 2. Jumlah Populasi dan Responden untuk Penelitian Agenda Setting Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Tahun 2011
No. Program Studi Populasi (orang) Responden (orang)
1 SKPM 2009 32 19
2 AGH 2008 42 19
Total 74 38
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Penelitian dilaksanakan selama 9 bulan, yakni Juni-Desember 2011 dan Januari-Februari 2012 (Tabel 3).
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011-2012
No Kegiatan Tahun 2011 Tahun
2012
Juni Juli Agustus September Okt Nov Des
Jan Feb
3 4 5 1 2 2 3 4 5 2 3 4 5 2 3 2 3 1 2 2 I Proposal & kolokium
1 Penyusunan draft
2 Konsultasi 3 Kolokium 4 Revisi
II Studi Lapang 1 Pengumpulan
data
2 Analisis data 3 Konsultasi
data
III Penulisan laporan 1 Analisis
lanjutan 2 Penyusunan
draft revisi 3 Konsultasi
laporan IV Ujian Skripsi 1 Ujian
2 Perbaikan &
penggandaan skripsi
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengukuran agenda media dilakukan dengan analisis isi, yakni melaui proses pendataan sistematis pada Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41, antara lain: (1) mendata rubrik di Koran Kampus IPB, (2) memilih judul berita pertanian yang dianalisis, (3) mengukur luas halaman yang memuat judul berita pertanian, (4) membandingkan luas berita tersebut dengan luas total Koran Kampus IPB, (5) mencatat nomor halaman yang memuat berita pertanian, dan (6) memasukkan data-data ke dalam Microsoft Excel 2003-2007 untuk dilakukan perhitungan.
Pengukuran agenda publik diperoleh dari hasil survei khalayak dengan instrumen kuesioner. Oleh karena itu, proses pengumpulan data publik antara lain:
(1) studi literatur untuk mendapatkan informasi mengenai konsep agenda setting, (2) membuat kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada sampel penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai penilaian publik terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB, (3) melakukan pendataan awal untuk mengetahui mahasiswa yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41, dan (4) survei khalayak untuk mengumpulkan data publik dengan instrumen kuesioner.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Penilaian agenda media didapatkan dari hasil analisis isi. Analisis tersebut dilakukan dengan indikator frekuensi rubrik pertanian, proporsi berita, dan juga penempatan berita. Masing-masing indikator memberikan informasi agenda media terhadap berita pertanian. Skor agenda media diperoleh dari hasil rataan skor untuk berita pertanian di Koran Kampus edisi 38, 39, 40, dan 41. Informasi mengenai agenda media tersebut diketahui dari interval skor, yakni skor 1 hingga skor 4 dengan kategori sangat tidak penting, tidak penting, penting, sangat penting.
Agenda publik ditentukan dari hasil pengukuran tiga indikator, yaitu:
tingkat kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita. Skor individu untuk masing-masing indikator diakumulasikan sehingga diperoleh agenda publik
dari hasil perhitungan rataan skor. Informasi mengenai agenda publik diketahui dari interval skor, yakni skor 1 hingga skor 4 dengan kategori sangat tidak penting, tidak penting, penting, dan sangat penting.
Pengolahan data menggunakan buku kode yang diinput pada software Microsoft Excel 2003-2007. Data kuantitatif yang telah diperoleh dikaji dengan menggunakan tabel frekuensi untuk mengukur agenda media maupun agenda publik terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41. Data juga diolah dengan software SPSS versi 15.0 for windows agar diperoleh output berupa crosstab (tabulasi silang) untuk membantu analisis distribusi sampel dalam menilai berita pertanian. Kemudian, dilakukan uji korelasi rank Spearman (rs) untuk menguji hipotesis penelitian pertama (H1: Xmedia = Xpublik).
r
s =Keterangan:
Rs = Koefisien rank Spearman
di = beda antara dua peubah berpasangan n = sampel
1 dan 6 = bilangan koefisien
Sementara itu, pengujian hipotesis penelitian kedua menggunakan metode analisis statistik inferensial berdasarkan rumus uji beda T2 Hotelling, dengan rumus sebagai berikut:
T2 =
Keterangan:
T2 = Koefisien T Hotelling
n1= ukuran sampel pada kelompok 1 n2= ukuran sampel pada kelompok 2 S-1 = invers matriks koragam
X1= vektor rataan kelompok 1 X2= vektor rataan kelompok 2
Menurut Johnson dan Wichern (2002) koefisien hitung T2 Hotelling digunakan untuk menentukan terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak di
antara dua kelompok. Dalam perhitungan ini H0: X1 = X2; H2: X1 ≠ X2; dimana untuk mengetahui dua kelompok memiliki perbedaan atau tidak, hasil T2 Hotelling dibandingkan tingkat signifikansi (α = 0,05). Apabila diperoleh koefisien hitung yang lebih besar daripada α maka H0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok. Sebaliknya, jika T2 Hotelling lebih kecil daripada α maka H0 ditolak dan H2 diterima, artinya terdapat perbedaan di antara kedua kelompok.
AGENDA PUBLIK DAN AGENDA SETTING
4.1 Deskripsi Koran Kampus IPB
4.1.1 Sejarah Singkat Koran Kampus IPB
Koran Kampus IPB didirikan di Bogor pada tanggal 18 Februari 2004. Pada saat itu Koran Kampus merupakan salah satu media jurnalistik cetak yang dibentuk oleh mahasiswa IPB tahun ajaran 2004 (angkatan 41), yakni Gunanto, Yhanuar Ismail, Fetri Zulbetri, dan Widhi Kurniawan. Koran Kampus IPB diawali oleh kesadaran mereka tentang tingginya kebutuhan mahasiswa terhadap berita- berita penting seputar kampus. Mahasiswa mempunyai keinginan yang besar untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang apapun yang terjadi di kampus IPB Dramaga. Informasi-informasi tersebut dikemas dalam satu wadah yang mudah dibaca dan dimengerti, serta mudah diperoleh oleh mahasiswa. Oleh karena itu, empat orang mahasiswa itu berinisiatif untuk menerbitkan koran di kampus IPB hingga akhirnya dikenallah Koran Kampus IPB dengan sebutan Korpus.
Sejak dicetak untuk pertama kalinya, Koran Kampus IPB masih sangat erat kerjasamanya dengan BEM KM IPB (Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) sehingga berita-berita pun sangat kental dengan informasi mengenai kegiatan BEM KM. Selain itu, anggota pengurusnya pun masih terbatas dan mereka merupakan pengurus BEM KM. Pada saat itu, Koran Kampus IPB belum dianggap sebagai koran yang ternama, karena mahasiswa lebih mengenal buletin bernama Gema Almamater sebagai media cetak yang terpercaya. Geliat Gema Almamater tidak hanya sebatas kampus IPB, tetapi juga dikenal dan dibaca oleh khalayak non IPB karena banyak gebrakan yang diusung oleh pelaku pers Gema Almamater sejak dulu.
Barulah mulai periode 2008/2009 pengurus Koran Kampus ini menjadikan Koran Kampus IPB sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang posisinya setara dengan BEM KM, namun ruang lingkupnya sebagai wadah penyaluran minta dan bakat mahasiswa IPB. Koran Kampus IPB berhasil melalui tahap demi
tahap proses verifikasi UKM yang dilaksanakan setiap dua tahun oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB (MPM KM IPB). Proses verifikasi ini diikuti pula oleh Gema Almamater yang kualifikasinya sama dengan Koran Kampus, yakni bidang jurnalistik. Akan tetapi, terdapat ketentuan bahwa hanya ada satu UKM yang bergerak dalam satu bidang khusus. Ternyata, keputusan verifikasi UKM periode itu meloloskan Koran Kampus IPB sebagai satu-satunya UKM yang bergerak di bidang jurnalistik. Masa transisi ini perlahan- lahan turut menenggelamkan nama Gema Almamater. Pada periode itu, kepemimpinan Koran Kampus berada di bawah Farhad Idris sebagai pimpinan umum. Dia adalah mahasiswa Ilmu Komputer IPB tahun ajaran 2006.
Koran Kampus IPB perlahan-lahan memperbaiki kinerja dan kualitas produk mereka. Sebelumnya pengurus Koran Kampus IPB tidak memiliki struktur organisasi yang jelas karena pengurusnya yang masih sedikit. Akan tetapi, dengan statusnya sebagai UKM maka Koran Kampus memperoleh hak dan kewajiban untuk melakukan perekrutan pengurus baru. Selain itu, jumlah halaman Koran Kampus IPB juga bertambah dari 16 halaman menjadi 24 halaman.
4.1.2 Struktur Organisasi Koran Kampus IPB
Koran Kampus IPB awalnya dibentuk sebagai Lembaga Semi Otonom (LSO) yang masih berada di bawah tanggung jawab Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM), tepatnya divisi Komunikasi dan Informasi (Kominfo). Dalam perjalanannya, Koran Kampus terus berkoordinasi dengan pihak BEM KM. Sebelum dibentuknya struktur organisasi UKM, pembagian kerja masih belum rapih dan tidak sistematis. Keempat pendiri Koran Kampus IPB hingga pengurus periode 2007-2008 masih terlibat aktif dalam semua tahap penerbitan secara bersama-sama, baik tahap pencarian berita, penulisan, pengeditan, desain, proses cetak, pencarian dana, pengembangan soft skill, hingga tahap distribusi. Beberapa orang masih mempunyai dua atau tiga tanggung jawab yang berbeda. Artinya, masih belum ada spesifikasi kerja untuk masing-masing orang. Akan tetapi, setelah diresmikannya Koran Kampus IPB sebagai UKM maka dibentuklah struktur organisasi yang baru dan lebih lengkap seperti yang disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur Organisasi Koran Kampus IPB Tahun 2011
(Sumber: Koran Kampus IPB, 2011)
Berdasarkan struktur ini, kinerja para pengurus Koran Kampus IPB juga menjadi lebih jelas dan terarah. Pembagian tiga pemimpin menyebabkan adanya tiga kewenangan yang dikoordinasikan oleh seorang pemimpin umum. Pemimpin redaksi, pemimpin perusahaan, dan pemimpin HRD bertanggung jawab penuh kepada pemimpin umum UKM. Sementara itu, masing-masing pemimpin tidak berhak mengatur bagian yang bukan menjadi tanggungannya.
4.1.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Koran Kampus IPB 4.1.3.1 Badan Pengurus Harian (BPH)
Sejak dibentuk dan disahkannya struktur organisasi Koran Kampus ke dalam SOP UKM, sistem kerja pengurus Koran Kampus IPB (kru) menjadi jauh lebih efektif dan lebih jelas. Setidaknya, kejadian double job semakin berkurang.
Artinya, kru yang menjadi pengurus UKM Koran Kampus IPB telah mempunyai profesi sesuai dengan apa yang mereka lamar saat proses perekrutan anggota baru.
Menurut Standar Opersional Prosedur UKM (2011), pemimpin umum: (1) bertanggungjawab terhadap Koran Kampus secara umum, (2) memimpin rapat
Pemimpin Perusahaan
Man. Iklan internal
Man. Iklan eksternal
Man. Pemasaran
Man. Kerja sama
Pemimpin HRD
Man. Kesejahteraan
Man. Pengembangan SDM internal
Man. Pengembangan SDM eksternal Pemimpin Redaksi
Redaktur Pelaksana I
Redaktur Artistik Redaktur Pelaksana II
Redaktur Buletin
Reporter Fotografer Layouter Kartrunis Pemimpin Umum
Bendahara Umum Sekretaris Umum