BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.4 Definisi Operasional
No Peubah Definisi
Operasional Indikator Pengukuran 1 Frekuensi penilaian satu berita pertanian per edisi, yaitu:
Skor4= hal 1-4 Skor3= hal 5-12
atau lebih Skor1= hal 19-24 atau tidak dimuat penting atau tidaknya suatu berita pertanian.
Sangat tidak penting=
ratan skor 1,00-1,75 Tidak penting= rataan 1,76-2,50
Penting= rataan 2,51-3,25
Skor 4= peringkat 1-2 Skor 3= peringkat 3-4 Skor 2= peringkat 5-6 Skor 1= peringkat 7-8 Skor Maksimal 16
berita lainnya. kuesioner. Skor Minimal 4
6 Pilihan berita Tingkat kepentingan
Skor 4= terpilih 4-5 Skor 3= terpilih 3 rubrik, jumlah berita, proporsi berita, dan
2,51-3,25 studi SKPM 2009 dan mahasiswa program studi AGH 2008.
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini memadukan metode content analysis research dan survei deskriptif korelasional. Analisis isi untuk mengukur agenda media sedangkan survei khalayak untuk mengukur agenda publik. Teknik analisis isi didasari oleh beberapa indikator, yaitu: frekuensi rubrik, proporsi berita, dan penempatan berita (Kerlinger, 2006) dan (Descartes, 2004). Sementara itu, teknik survei untuk memperoleh opini publik mengenai berita pertanian di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41. Dalam hal ini, responden diminta melakukan penilaian dari tiga indikator, yaitu: tingkat kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita (Sulistiawan, 2005) dan (Wimmer dan Dominick, 2003).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dikategorikan sebagai survei karena mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei ini digunakan untuk memberikan penjelasan (explanatory research) karena terdapat data yang sama dalam menjelaskan hubungan korelasional antara peubah-peubah melalui pengujian hipotesa (Singarimbun dan Effendi, 2007). Dalam hal ini, penelitian mengukur perbedaan agenda publik bagi mahasiswa yang memiliki perbedaan program studi, yakni SKPM 2009 dan AGH 2008. Selain itu, agenda media dengan agenda publik juga dijelaskan hubungannya secara deskriptif korelasional.
3.2 Teknik Penarikan Sampel
Sampel penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu berita pertanian dan mahasiswa IPB. Sampel berita pertanian merupakan melakukan analisis isi (agenda media), sedangkan sampel mahasiswa IPB untuk survei khalayak (agenda publik. Berita pertanian dipilih secara purposive (sengaja) menurut judul berita di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41. Setiap edisi Koran Kampus IPB hanya dipilih satu judul berita pertanian sehingga terdapat empat judul berita pertanian yang dianalisis untuk mengukur agenda media.
Tabel 1. Judul Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 yang Dianalisis dalam Penelitian
No Edisi ke- Judul Berita
1 38 One Day No Rice untuk Diversifikasi Pangan.
2 39 IPB Enterpreneurship’s Days, Menebar Semangat Usaha Kreatif Pertanian.
3 40 Limbah Serat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Pewarna Alami 4 41 Supply Pangan, Polemik Ancaman Ketergantungan Impor Sumber: Koran Kampus IPB, 20111
Khalayak yang menjadi sampel (responden) dalam pengukuran agenda publik adalah mereka yang membaca media cetak yang dianalisis. Selain itu khalayak tersebut juga mengenal berita yang menjadi unit analisis. Oleh karena itu, populasi penelitian ini adalah mahasiswa program studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) 2009 dan mahasiswa program studi Agronomi dan Hortikultura (AGH) 2008 yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41. Pemilihan program studi secara sengaja (purposive) untuk menganalisis perbedaan penilaian mahasiswa pertanian dan mahasiswa nonpertanian.
Proses pengklasifikasian dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan, dimana tujuannya untuk menyaring mahasiswa yang membaca Koran kampus IPB dari seluruh mahasiswa SKPM 2009 dan AGH 2008. Dalam hal ini, seluruh mahasiswa tersebut diminta mengisi kuesioner sebagai instrumen awal penelitian.
Dari pengklasifikasian tersebut diketahui bahwa mahasiswa yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41 sebanyak 74 orang, yaitu 32 mahasiswa SKPM 2009 dan 42 mahsiswa AGH 2008.
Penarikan sampel menggunakan teknik simple random sampling.
Mahasiswa yang dijadikan sebagai responden penelitian ini sebanyak 38 orang, yaitu 19 mahasiswa SKPM 2009 dan 19 mahasiswa AGH 2008. Artinya, dalam penelitian ini terdapat dua populasi sampling dan dua kerangka sampling. Teknik simple random sampling ini menggunakan tabel angka acak untuk mengambil sampel. Dalam hal ini, 32 mahasiswa SKPM 2009 dikode berurutan menurut abjad, sedangkan 42 mahasiswa AGH 2008 dikode berurutan berdasarkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM).
1 Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, dan 41
Tabel 2. Jumlah Populasi dan Responden untuk Penelitian Agenda Setting Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Tahun 2011
No. Program Studi Populasi (orang) Responden (orang)
1 SKPM 2009 32 19
2 AGH 2008 42 19
Total 74 38
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Penelitian dilaksanakan selama 9 bulan, yakni Juni-Desember 2011 dan Januari-Februari 2012 (Tabel 3).
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2011-2012
No Kegiatan Tahun 2011 Tahun
2012
Juni Juli Agustus September Okt Nov Des
Jan Feb
3 4 5 1 2 2 3 4 5 2 3 4 5 2 3 2 3 1 2 2 I Proposal & kolokium
1 Penyusunan draft
2 Konsultasi 3 Kolokium 4 Revisi
II Studi Lapang 1 Pengumpulan
data
2 Analisis data 3 Konsultasi
data
III Penulisan laporan 1 Analisis
lanjutan 2 Penyusunan
draft revisi 3 Konsultasi
laporan IV Ujian Skripsi 1 Ujian
2 Perbaikan &
penggandaan skripsi
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengukuran agenda media dilakukan dengan analisis isi, yakni melaui proses pendataan sistematis pada Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41, antara lain: (1) mendata rubrik di Koran Kampus IPB, (2) memilih judul berita pertanian yang dianalisis, (3) mengukur luas halaman yang memuat judul berita pertanian, (4) membandingkan luas berita tersebut dengan luas total Koran Kampus IPB, (5) mencatat nomor halaman yang memuat berita pertanian, dan (6) memasukkan data-data ke dalam Microsoft Excel 2003-2007 untuk dilakukan perhitungan.
Pengukuran agenda publik diperoleh dari hasil survei khalayak dengan instrumen kuesioner. Oleh karena itu, proses pengumpulan data publik antara lain:
(1) studi literatur untuk mendapatkan informasi mengenai konsep agenda setting, (2) membuat kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada sampel penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai penilaian publik terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB, (3) melakukan pendataan awal untuk mengetahui mahasiswa yang membaca Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan 41, dan (4) survei khalayak untuk mengumpulkan data publik dengan instrumen kuesioner.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Penilaian agenda media didapatkan dari hasil analisis isi. Analisis tersebut dilakukan dengan indikator frekuensi rubrik pertanian, proporsi berita, dan juga penempatan berita. Masing-masing indikator memberikan informasi agenda media terhadap berita pertanian. Skor agenda media diperoleh dari hasil rataan skor untuk berita pertanian di Koran Kampus edisi 38, 39, 40, dan 41. Informasi mengenai agenda media tersebut diketahui dari interval skor, yakni skor 1 hingga skor 4 dengan kategori sangat tidak penting, tidak penting, penting, sangat penting.
Agenda publik ditentukan dari hasil pengukuran tiga indikator, yaitu:
tingkat kepentingan berita, peringkat berita, dan pilihan berita. Skor individu untuk masing-masing indikator diakumulasikan sehingga diperoleh agenda publik
dari hasil perhitungan rataan skor. Informasi mengenai agenda publik diketahui dari interval skor, yakni skor 1 hingga skor 4 dengan kategori sangat tidak penting, tidak penting, penting, dan sangat penting.
Pengolahan data menggunakan buku kode yang diinput pada software Microsoft Excel 2003-2007. Data kuantitatif yang telah diperoleh dikaji dengan menggunakan tabel frekuensi untuk mengukur agenda media maupun agenda publik terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41. Data juga diolah dengan software SPSS versi 15.0 for windows agar diperoleh output berupa crosstab (tabulasi silang) untuk membantu analisis distribusi sampel dalam menilai berita pertanian. Kemudian, dilakukan uji korelasi rank Spearman (rs) untuk menguji hipotesis penelitian pertama (H1: Xmedia = Xpublik).
r
s =Keterangan:
Rs = Koefisien rank Spearman
di = beda antara dua peubah berpasangan n = sampel
1 dan 6 = bilangan koefisien
Sementara itu, pengujian hipotesis penelitian kedua menggunakan metode analisis statistik inferensial berdasarkan rumus uji beda T2 Hotelling, dengan rumus sebagai berikut:
T2 =
Keterangan:
T2 = Koefisien T Hotelling
n1= ukuran sampel pada kelompok 1 n2= ukuran sampel pada kelompok 2 S-1 = invers matriks koragam
X1= vektor rataan kelompok 1 X2= vektor rataan kelompok 2
Menurut Johnson dan Wichern (2002) koefisien hitung T2 Hotelling digunakan untuk menentukan terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak di
antara dua kelompok. Dalam perhitungan ini H0: X1 = X2; H2: X1 ≠ X2; dimana untuk mengetahui dua kelompok memiliki perbedaan atau tidak, hasil T2 Hotelling dibandingkan tingkat signifikansi (α = 0,05). Apabila diperoleh koefisien hitung yang lebih besar daripada α maka H0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok. Sebaliknya, jika T2 Hotelling lebih kecil daripada α maka H0 ditolak dan H2 diterima, artinya terdapat perbedaan di antara kedua kelompok.
AGENDA PUBLIK DAN AGENDA SETTING
4.1 Deskripsi Koran Kampus IPB
4.1.1 Sejarah Singkat Koran Kampus IPB
Koran Kampus IPB didirikan di Bogor pada tanggal 18 Februari 2004. Pada saat itu Koran Kampus merupakan salah satu media jurnalistik cetak yang dibentuk oleh mahasiswa IPB tahun ajaran 2004 (angkatan 41), yakni Gunanto, Yhanuar Ismail, Fetri Zulbetri, dan Widhi Kurniawan. Koran Kampus IPB diawali oleh kesadaran mereka tentang tingginya kebutuhan mahasiswa terhadap berita-berita penting seputar kampus. Mahasiswa mempunyai keinginan yang besar untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang apapun yang terjadi di kampus IPB Dramaga. Informasi-informasi tersebut dikemas dalam satu wadah yang mudah dibaca dan dimengerti, serta mudah diperoleh oleh mahasiswa. Oleh karena itu, empat orang mahasiswa itu berinisiatif untuk menerbitkan koran di kampus IPB hingga akhirnya dikenallah Koran Kampus IPB dengan sebutan Korpus.
Sejak dicetak untuk pertama kalinya, Koran Kampus IPB masih sangat erat kerjasamanya dengan BEM KM IPB (Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) sehingga berita-berita pun sangat kental dengan informasi mengenai kegiatan BEM KM. Selain itu, anggota pengurusnya pun masih terbatas dan mereka merupakan pengurus BEM KM. Pada saat itu, Koran Kampus IPB belum dianggap sebagai koran yang ternama, karena mahasiswa lebih mengenal buletin bernama Gema Almamater sebagai media cetak yang terpercaya. Geliat Gema Almamater tidak hanya sebatas kampus IPB, tetapi juga dikenal dan dibaca oleh khalayak non IPB karena banyak gebrakan yang diusung oleh pelaku pers Gema Almamater sejak dulu.
Barulah mulai periode 2008/2009 pengurus Koran Kampus ini menjadikan Koran Kampus IPB sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang posisinya setara dengan BEM KM, namun ruang lingkupnya sebagai wadah penyaluran minta dan bakat mahasiswa IPB. Koran Kampus IPB berhasil melalui tahap demi
tahap proses verifikasi UKM yang dilaksanakan setiap dua tahun oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB (MPM KM IPB). Proses verifikasi ini diikuti pula oleh Gema Almamater yang kualifikasinya sama dengan Koran Kampus, yakni bidang jurnalistik. Akan tetapi, terdapat ketentuan bahwa hanya ada satu UKM yang bergerak dalam satu bidang khusus. Ternyata, keputusan verifikasi UKM periode itu meloloskan Koran Kampus IPB sebagai satu-satunya UKM yang bergerak di bidang jurnalistik. Masa transisi ini perlahan-lahan turut menenggelamkan nama Gema Almamater. Pada periode itu, kepemimpinan Koran Kampus berada di bawah Farhad Idris sebagai pimpinan umum. Dia adalah mahasiswa Ilmu Komputer IPB tahun ajaran 2006.
Koran Kampus IPB perlahan-lahan memperbaiki kinerja dan kualitas produk mereka. Sebelumnya pengurus Koran Kampus IPB tidak memiliki struktur organisasi yang jelas karena pengurusnya yang masih sedikit. Akan tetapi, dengan statusnya sebagai UKM maka Koran Kampus memperoleh hak dan kewajiban untuk melakukan perekrutan pengurus baru. Selain itu, jumlah halaman Koran Kampus IPB juga bertambah dari 16 halaman menjadi 24 halaman.
4.1.2 Struktur Organisasi Koran Kampus IPB
Koran Kampus IPB awalnya dibentuk sebagai Lembaga Semi Otonom (LSO) yang masih berada di bawah tanggung jawab Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM), tepatnya divisi Komunikasi dan Informasi (Kominfo). Dalam perjalanannya, Koran Kampus terus berkoordinasi dengan pihak BEM KM. Sebelum dibentuknya struktur organisasi UKM, pembagian kerja masih belum rapih dan tidak sistematis. Keempat pendiri Koran Kampus IPB hingga pengurus periode 2007-2008 masih terlibat aktif dalam semua tahap penerbitan secara bersama-sama, baik tahap pencarian berita, penulisan, pengeditan, desain, proses cetak, pencarian dana, pengembangan soft skill, hingga tahap distribusi. Beberapa orang masih mempunyai dua atau tiga tanggung jawab yang berbeda. Artinya, masih belum ada spesifikasi kerja untuk masing-masing orang. Akan tetapi, setelah diresmikannya Koran Kampus IPB sebagai UKM maka dibentuklah struktur organisasi yang baru dan lebih lengkap seperti yang disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur Organisasi Koran Kampus IPB Tahun 2011
(Sumber: Koran Kampus IPB, 2011)
Berdasarkan struktur ini, kinerja para pengurus Koran Kampus IPB juga menjadi lebih jelas dan terarah. Pembagian tiga pemimpin menyebabkan adanya tiga kewenangan yang dikoordinasikan oleh seorang pemimpin umum. Pemimpin redaksi, pemimpin perusahaan, dan pemimpin HRD bertanggung jawab penuh kepada pemimpin umum UKM. Sementara itu, masing-masing pemimpin tidak berhak mengatur bagian yang bukan menjadi tanggungannya.
4.1.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Koran Kampus IPB 4.1.3.1 Badan Pengurus Harian (BPH)
Sejak dibentuk dan disahkannya struktur organisasi Koran Kampus ke dalam SOP UKM, sistem kerja pengurus Koran Kampus IPB (kru) menjadi jauh lebih efektif dan lebih jelas. Setidaknya, kejadian double job semakin berkurang.
Artinya, kru yang menjadi pengurus UKM Koran Kampus IPB telah mempunyai profesi sesuai dengan apa yang mereka lamar saat proses perekrutan anggota baru.
Menurut Standar Opersional Prosedur UKM (2011), pemimpin umum: (1) bertanggungjawab terhadap Koran Kampus secara umum, (2) memimpin rapat
Pemimpin Perusahaan
Man. Iklan internal
Man. Iklan eksternal
Man. Pemasaran
Man. Kerja sama
Pemimpin HRD
Man. Kesejahteraan
Man. Pengembangan SDM internal
Man. Pengembangan SDM eksternal Pemimpin Redaksi
Redaktur Pelaksana I
Redaktur Artistik Redaktur Pelaksana II
Redaktur Buletin
Reporter Fotografer Layouter Kartrunis Pemimpin Umum
Bendahara Umum Sekretaris Umum
dewan direksi, (3) mengamati, memantau dan mengawasi kinerja perangkat Koran Kampus, (4) mengatur strategi umum keredaksian bersama pimpinan redaksi, (5) mengatur strategi umum perusahaan bersama pimpinan perusahaan, (6) menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat, dan (7) mengevaluasi kegiatan kepengurusan secara berkala.
Sekretaris umum dan bendahara umum bertanggung jawab kepada pemimpin umum sebagaimana standar kerja sekretaris dan bendahara. Akan tetapi, bendahara di UKM Koran Kampus IPB bekerja sama dan terintegrasi kuat dengan kinerja bagian perusahaan, dimana perusahaan merupakan bagian yang mengatur strategi keluar dan masuknya uang perusahaan Koran Kampus IPB, termasuk juga teknisnya. Oleh karena itu, sebelum menjangkau pemimpin umum, seorang pemimpin perusahaan haruslah berkoordinasi dengan bendahara umum di setiap perkembangan kerja mereka. Sementara itu, sekretaris umum bekerja sama dengan bagian Human Resource Development (HRD) untuk menyusun berbagai agenda kegiatan UKM, baik jadwal penerbitan koran, pelatihan, studi banding, fieldtrip, dan sebagainya.
4.1.3.2 Keredaksian
Tim redaksi merupakan bagian yang paling sering berinteraksi dengan banyak orang. Redaksi ini terdiri dari reporter, layouter, fotografer, dan kartunis.
Kinerja keempat profesi ini biasanya dikenal banyak orang dan bersifat sangat teknis dalam setiap tahap penerbitan koran. Oleh karena itu, secara tidak langsung tim redaksi inilah yang paling banyak dilamar mahasiswa IPB saat perekrutan karena banyak sekali pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan proses peliputan berita. Koran Kampus IPB memiliki sekitar 51 kru redaksi, yaitu:
38 reporter, lima fotografer, tiga layouter, dan lima kartunis.
Jumlah kru redaksi yang mencapai 51 orang dikoordinasikan oleh tim inti redaksi yang terdiri dari pemimpin redaksi, redaktur pelaksana I, redaktur pelaksana II, redaktur pelaksana buletin, dan redaktur artistik. Spesialisasi keempat redaktur ini bertujuan untuk membagi kerja para direksi agar tidak terjadi double job. Redaktur pelaksana I dapat dikatakan sebagai wakil pemimpin redaksi karena uraian kerjanya mencakup tahap-tahap penyajian berita. Misalnya, proyeksi, hunting berita, penulisan, editing, pemilihan headline, penempatan
berita, dan sebagainya. Tugas ini dilakukan olehnya bersama-sama dengan pemimpin redaksi. Sementara itu, redaktur pelaksana II lebih cenderung bekerja sama dengan redaktur buletin untuk menerbitkan buletin pada waktu-waktu tertentu. Redaktur artistik adalah orang yang membantu pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana I dalam melengkapi berita, yakni melalui gambar ataupun foto.
Selain itu, redaktur artistik juga membawahi layouter yang bertugas mendesain penempatan berita. Akan tetapi, pada proses ini redaktur artistik tetap bekerja sama dengan pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana I.
4.1.3.3 Perusahaan
Koran Kampus IPB juga memisahkan sumberdaya manusia yang bekerja mencari dana dengan sumberdaya manusia yang mencari berita. Sebagai modal utama Koran Kampus tentunya harus memiliki dana yang cukup untuk naik ke percetakan. Pemimpin perusahaan dalam hal ini memiliki peran yang sangat krusial karena keputusan naik cetak atau tidak tergantung dari informasi yang diberikan olehnya. Pemimpin perusahaan membagi empat job description, yaitu:
(1) Internal advertising, bertugas menyebarkan proposal periklanan Koran Kampus untuk pengiklan di sekitar kampus, (2) External advertising, bertugas menyebarkan proposal tersebut kepada perusahaan-perusahaan besar di luar kampus IPB Dramaga, (3) Media Partner, yakni bagian yang berhubungan dengan lembaga lainnya yang suatu waktu melaksanakan event dan meminta kerja sama dengan Koran Kampus IPB, dan (4) Marketing, bertugas mengkoordinasikan seluruh pengurus Koran Kampus IPB untuk menjual Koran Kampus IPB sesuai pemetaan distribusi yang telah ditentukan.
4.1.3.4 Human Resource Development (HRD)
Bagian HRD merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh Koran Kampus IPB karena jarang dimiliki oleh Lembaga Pers Mahasiswa lainnya. HRD mengelola program pengembangan softskill seluruh pengurus Koran Kampus IPB. HRD Koran Kampus IPB terdiri dari empat orang yang bertugas mendesain seluruh kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh UKM. Kegiatan-kegiatan tersebut biasanya wajib diikuti oleh pengurus Koran Kampus IPB. Beberapa di antaranya adalah up grading, fieldtrip, studi banding, dan pelatihan-pelatihan. Manajer pengembangan internal HRD bertanggung jawab atas kegiatan up grading Koran
Kampus IPB. Kegiatan tersebut dilaksanakan di awal pengurusan dalam rangka menciptakan suasana kekeluargaan UKM sekaligus ajang penyambutan kru baru di awal tahun. Selain itu, manajer pengembangan internal juga mengonsep pelaksanaan kegiatan-kegiatan pelatihan jurnalistik untuk kru Koran Kampus IPB.
Sementara itu, manajer pengembangan eksternal bertugas melaksanakan fieldtrip dan studi banding. Kegiatan tersebut berupa agenda kunjungan ke media-media cetak nasional ataupun lembaga pers mahasiswa di Jabodetabek. Manajer finansial adalah biro fundrising Koran Kampus IPB yang juga menyediakan inventaris identitas Koran Kampus IPB, seperti kartu pers dan baju lapang.
4.1.4 Deskripsi Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, dan 41
Koran Kampus IPB adalah media cetak yang memiliki tagline “Dengan Pena, Menjerat Berita, Mengguncang Dunia.” Bagian kiri atas halaman muka Koran Kampus IPB tersajikan informasi edisi ke- dan bulan-tahun terbit.
Sementara itu, bagian kanan atas halaman muka Koran Kampus terdapat informasi tentang situs sosial networking dan call centter. Headline berita ditempatkan tepat di bawah logo dan tagline Koran Kampus IPB. Selain itu, di halaman muka juga disajikan daftar isi mengenai judul-judul berita yang dimuat di edisi tersebut.
Koran Kampus IPB memiliki panjang horizontal 29 cm dan panjang vertikal 35,5 cm, atau sebanding dengan ukuran Harian Tempo. Jumlah halaman Koran Kampus IPB sebanyak 24 halaman dengan klasifikasi warna terletak di halaman satu, delapan, sembilan, dan 16. Penomoran halaman diletakkan di sebelah kanan atas di setiap halamannya. Selain itu, di bagian kanan atas juga terdapat templete tetap yang bertuliskan Koran Kampus dan juga informasi edisi dan tanggal-tahun terbit. Kemudian, di masing-masing halaman terdapat judul rubrik yang ditempatkan di bagian center atas. Rubrik-rubrik tersebut di antaranya bertajuk Seputar Kampus, Kemahasiswaan, Sosial dan Lingkungan, Opini, Bisnis, Riset dan Iptek, sportainment, Liputan Khusus, Gaya Hidup, Budaya, Sastra, Bedah Buku, Karikartun. Koran Kampus IPB juga memuat quotes, ucapan selamat, iklan, galeri foto, dan sebagainya. Hal tersebut mempunyai komposisi dan lokasi yang berbeda-beda di edisi 38, 39, 40, dan edisi 41 (Tabel 4).
Tabel 4. Isi Materi per Halaman Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41 Hal Isi Materi per Halaman Koran Kampus IPB
Edisi 38 Edisi 39 Edisi 40 Edisi 41 2 berita riset dan teknologi (hal
Hal Isi Materi per Halaman Koran kampus IPB
4.2 Agenda Media
4.2.1 Hasil Analisis Isi terhadap Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Koran Kampus IPB yang diterbitkan pada tahun 2011 tidak menonjolkan berita pertanian dalam pemberitaannya di setiap edisi. Rendahnya prioritas tersebut dapat dilihat dari hasil analisis isi Koran Kampus IPB edisi 38, 39, 40, dan edisi 41. Menurut Kerlinger (2006) teknik analisis isi merupakan teknik penelitian untuk uraian yang obyektif, sistematis, dan kuantitatif. Hasil analisis isi terhadap berita pertanian di Koran Kampus IPB tersebut disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Skor Agenda Media untuk Berita Pertanian di Koran Kampus IPB Edisi 38, 39, 40, 41
Indikator Koran Kampus Edisi Ke- Rataan Skor*
38 39 40 41
Frekuensi Rubrik 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Proporsi Berita 2,00 1,00 1,00 2,00 1,50
Penempatan Berita 4,00 3,00 2,00 4,00 3,25
Rataan Skor 2,67 2,00 1,67 2,67 2,25
Keterangan: *interval skor: 1,00-1,75=sangat tidak penting; 1,76-2,50=tidak penting;
2,51-3,25= penting; 3,26-4,00= sangat penting
Tabel 5 menginformasikan bahwa berita pertanian dinilai tidak penting oleh pihak Koran Kampus IPB. Berita pertanian di setiap edisi dinilai tidak penting.
Selain itu, dari setiap indikator menunjukkan bahwa Koran Kampus IPB tidak memprioritaskan berita pertanian dalam penerbitannya. Dari frekuensi rubrik, berita pertanian dianggap tidak penting karena tidak pernah ada rubrik khusus berjudul pertanian di setiap edisi Koran Kampus IPB. Jumlah berita yang pernah dimunculkan sangat sedikit, yakni dua berita per edisinya. Proporsi berita pertanian yang dimuat juga hanya mencapai satu hingga dua halaman di setiap edisinya. Berdasarkan indikator jumlah berita dan proporsi berita, pihak Koran Kampus IPB menilai berita pertanian sangat tidak penting. Akan tetapi, Koran Kampus menilai berita pertanian penting untuk dimuat apabila dilihat dari segi penempatan berita, dimana berita pertanian penempatan rata-rata berada di halaman lima hingga 12. Tabel 6 menyajikan data terperinci hasil pengukuran
Selain itu, dari setiap indikator menunjukkan bahwa Koran Kampus IPB tidak memprioritaskan berita pertanian dalam penerbitannya. Dari frekuensi rubrik, berita pertanian dianggap tidak penting karena tidak pernah ada rubrik khusus berjudul pertanian di setiap edisi Koran Kampus IPB. Jumlah berita yang pernah dimunculkan sangat sedikit, yakni dua berita per edisinya. Proporsi berita pertanian yang dimuat juga hanya mencapai satu hingga dua halaman di setiap edisinya. Berdasarkan indikator jumlah berita dan proporsi berita, pihak Koran Kampus IPB menilai berita pertanian sangat tidak penting. Akan tetapi, Koran Kampus menilai berita pertanian penting untuk dimuat apabila dilihat dari segi penempatan berita, dimana berita pertanian penempatan rata-rata berada di halaman lima hingga 12. Tabel 6 menyajikan data terperinci hasil pengukuran