• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta"

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)

(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Oleh Hafidah Yupitriani, NIM 105016200537 dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada 14 Desember 2009 dihadapan dewan pellguji. Karena itn, penulis berhak melllperoleh gelar sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Killlia.

Jakarta, 14 Deselllber 2009 Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)

Baiq Halla Susanti, M.Sc. NIP. 150299475

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)

Nengsih J uanengsih, M Pd NIP. 19'/905102006402001 Penguji I

If. Mahmud Siregar,M. Si. NIP. 195403101988031001 PengujiII

Tonih Feronika,M. Pd. NIP. 19760107200501 1 007

Tanggal

30

I

-

ッセ

... /u

.

"0/

/12 -

05

(2)

Dosen Pembimbing Jluusan/Prodi Judul Skripsi

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDJRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Hafidah Yupitriani

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 18 April 1987

Nl11 : 105016200537

: Pendidikan IPAlKimia

:"Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan 11engoptimalkan Gaya Belajar me1alui 11ode1 Pembelajaran TGT(Teams Games Tournament)"

: 1. Dedi Irwandi, MSi 2. 11unasprianto Ram1i, 11.A

Dengan ini menyatakan babwa skripsi yang saya buat「・ョ。イMィセョ。イ hasil karya sendiri dan saya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salab satn syarat menempuh Ujiau 11unaqasyab.

Jakarta, 28 Desember 2009

(3)

Pendidikan Kimia, Fakultas

IImu

Tarbiyah dan Keguruall, Universitas Islam Negeri Syarifllidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan meningkatkan basil belajar kimia siswa pada konsep Kelarutan dan Basil Kali Kelarutan dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games tッオュ。ュ・ョエINセァ\Zャャ\ZャゥAゥNャijlNェョゥ

dilli1<SanaIciil1

... di MAN IT Jiikaffifdlifi 2TA.. .pfilsmn a13 JUlli 2009. Jenis

£

_

,

ー\Zョ・ャゥエゥセャャ ..ゥョゥャャ」ャャャAャiィーエZャャ・QゥAゥャャョAゥャャ、。セ。ョャHセャ。ウ yang ter<1iri, .、セイゥ エゥァ。セゥセAjAᄃ」ャャャャャ setiap sikius .meliputi...•ーセイ・iャセ。iャセ。ゥQLー・ヲセkウᄃセ[ ••.ー・jNャセセュセエ。イゥ、。ョイ・ヲQセォウゥN

Iiistriunfm yang digumlk:an ada.lah tes : Tekllik ailli1isis dirta ,derigiinmengguna'Kan' teknik kualitatif dan kuantitatif. Teknik knalitatif digunakan untuk pendeskripsian p<:laksanaan pembelajaran di kelas. Sedangkan teknik al1lalisa data kuantitatif dengan menggunakan hasil tes setiap akhir siklus. Siklus akan berhenti jika indikator keberhasilan teliih tereapai, yaitu dan hasil belajar kimia setiap siswa meneapai 70,

Hasi!-lleI\lll!!!!!:l1.ュ・ョオョェオォォセョNャjセセBZZセ ...Aセイ」ャセャ_セエNセャQゥャQァャウQQAャャョLNィ。ウゥャ ....be!aji!LJ£imia sis.wa..s・ィゥャQァァQQHiゥャNーャゥイ。イウ`ーゥNゥャォセ ...pt:l1gQmim:.J1an...gaya....belajarmelalui....modei peITIbeIajaJall .TCrr

Ht・。ョャセH}。ャャャᆪᄃGtNッセョZコ。ャjQᆪャャエAセjャ。エ

meningkatican hasil belaj

ar

·kimiaslswa. . . ." . ., . '., . . . . .'. . ". " ' " . . .
(4)

ABSTRACT

Hafidah Yupitriani.lmproved Results by Optimizing The Chemical Study of Learning Styles Through Teachiug Models TGT (Teams Games Tournament). Script, Chemical Education Study l[>rogram, Science Education Department. Faculty of Education and Teacher Training. State Islamic University SyarifHidayatullah Jakarta.

This study aims to improve student learning outcomes on the wncept of solubility and solubility product by optimizing learning styles through learning model of TGT (Teams Games Tournament). This research was carried out in MAN 11 Jakarta from 27th April to 3rd June 2009. This research is <:lass action research consisting of three cycles, and each cycle includes planning, implementation, observation and reflection. Instruments utilised in this research are the tests. Two main techniques of data analysis, mainly qualitative and quantitative, were used. Techniques used for qualitative data analysis included a descriptive observation on the implementation of studies during class. Whilst examples of quantitative data analysis technique included the collection of test results after each end of the cycle and the collection of questionnaire results on students various learning style. The afore mentioned cycle will stop if the indicators of success have been achieved, the results of each student to study chemistry reaches 70. The study confirmed optimization learning styles through learning model of TGT (Teams Games Tournament) can enhance students learning outcomes.

(5)

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, yang telah banyak memberikan anugerah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, "Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Mengoptimalkan Gaya Belajar melalui Model Pembelajaran TGT(Teams Games Toumament)". Shalawat serta salam semoga tercural:t kepada Rasullah Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Satjana Pendidikan (S-1). Penyusunan skripsi ini tidak エ・イャGセー。ウ dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis memberikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dede Rosyada, sebagai Dekan Fak"Ulta5 Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UlN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Kimia sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan saran dan arahan kepada penulis.

4. Bapak Munasprianto Ram1i, M.A, sebagai penibimbing yang selalu meluangkan waktu, memberikan saran dan arahan kepada penulis.

5. Kedua Orang tua yang telah banyak memberikan dukungan, do'a dan cinta kepada penulis. Kakak-kakakku, Rika dan Dini yang selalu mernberikan dukungan. Adikku Sumi yang selalu rnenjadi motivator untukku agar selalu mernberikan yang terbaik.

(6)

7. Bapak Rojali, seollgai Kepala Sekolah MAN 11 Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang

bersangkutan.

8. Ibu Sri Padmini, sebagai guru mata pelajaran kimia kelas XI di MAN 11 Jakarta yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis.

9. Dharma Fajaryang seialu membantu melancarkan terselesainya skripsi iui.

10. Ka Duwi dan Abdi yang selalu memberikan dukungan hingga terselesaikannya skripsi iui

II. Teman-teman sepeJjuangan kimia'05 yang telah membe:rikan dukungan dan persahabatan.

12. Rekan-rekandiMaestro yang tdab memberikan saran dan dukungan. 13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya smpsi ini.

Akhirnya, tiada untaian kata yang berhargaselain kata syukur Alhamdulillahirabbil'alamin atas karunia dan ridho-Nya. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat khususnya bagi ppenulis dan umumnya bagi pembaca.

Depok, November 2009

(7)

ABSTRAK II

KATAPENGANTAR IV

DAFTARISI V1

DAFTAR LAMPIRAN IX

DAFTAR TABEL X

DAFTAR GAMBAR XI

BAR L PENDAIDJLUAN

A. Latar BeJakang B. Jdentifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah

D. Perumusan Masalah .v rV0'''"0''"'

(D

E. Manfaat Penelitian -I

J 6 6

6 6

BABit DESKRlPSI TEORlTlS, KERANGKA PIKUl nAN HlPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

l. BeJajar 8

2. Basil Belajar 9

3. I1muKimia J2

4. Materi Kelarutan dan Basil kali kelarutan J4

5. Gaya Belajar J7

6. Model Pembelajaran 28

7. Pembelajaran Kooperatif 29

8. TGT (Teams Games Tournament) 32

(8)

C. Kerangka Pikir D. Hipotesis Tindakan

BABill. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

B. Waktu dan Ternpat Penelitian C. Metode dan Desaiil Intervensi D. Subjek Penelitian

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitlan F. Tahapan Intervensi Tindakan

G. Hasil1ntervensi Tindakan yang dlharapka4)--H. Data dan SurnberData

L Instmrnen Pengumpul Data' J. Teknik Pengumpul Data

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan 1. Validitas

2. Reliabilitas

3. Pengujian TarafKesukaran 4. Daya Pembeda

L. Analisis Data

I. Analisis Kualitatif 2. Analisis Kuantitatif M. Indikator Keberhasilan

N. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan

BAB IV. BASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HasH Penelitian 1. Siklus 1

(9)

a. Perencanaan

61

b. Pelaksanaan

61

c. Basif Pengamatan

62

d. Refleksi

67

e. Keputusan

6.8

3. Siklus III

a. Perencanaan (-i8

b. Pelaksanaan 68

c. HasHPengamatan

69

d. Refleksi

74

e. Keputusan

74

B. Analisis Hipotesis Tindakan

75

C. Pembahasan

76

D. Keterbatasan Penelitian

79

BAB IV PENUTUP

/" A. KesimpulancY B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPmAN-LAMPmAN

80

80

(10)

DAFTAR LAMPlRAN

Lampiran 1 Tabel Flanders Pertemuan Pertama Siklus I 85

Lampiran 2 Tabel Flanders Pertemuan Kedua Siklus I 86 Lampiran 3 Tabel Flanders Pertemuan Ketiga Siklus 1 87 Lampiran 4 Tabel Flanders Pertemuan Pertama Siklus II 88 Lampiran 5 Tabel Flanders Pertemuan Kedua Siklus 11 89 Lanlpiran 6 Tabel Flanders Pertemuan Pertanla Siklus III 90

Lampiran 7 Tabel Flanders Pertemuan Kedua Siklus III 91 Lampiran 8 Tabel Flanders Pertemuan Ketiga Siklus III 92

Lampiran 9 Perhitungan Aktifitas Siswa 93

Lampiran 10 Penilaian Psikomotorik 94

Lampiran 11 Rata-rata Nilai Psikomotorik 96

Lampiran 12 Perhitungan Tabel 8 98

Lampiran 13 Perhitungan Tabel14 99

Lampiran 14 Perhitungan Tabe122 100

Lampiran 15 Uji T siklus I dan II 101

Lampiran 16 Uji T siklus II dan III 102

Lampiran 17 Pedoman Wawancara dengan Siswa 103

Lampiran 18 Jawaban Wawancara dengan Siswa pada Siklus I, II& III 104

Lampiran 19 Perhitungan Validasi Soal 110

Lampiran 20 Rekapitulasi Koefisien Korelasi dan Status Butir 114

Lampiran 21 Realibilitas Butir Soal 116

Lampiran 22 Kisi-kisi Instrunlen 118

Lampiran 23 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 130

Lampiran 24Tes Akhir Siklus 199

Lampiran 25 Surat Permohonan Bimbingan 221

Lanlpiran 26 Surat Izin Penelitian 222

Lampiran 27 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian 223

(11)
[image:11.595.52.466.153.714.2]

Tabel 2 Ciri Gaya Belajar dan Petunjuk Belajar EfektiJ 25

Tabel 3 Kisi-kisi Insmunen Penelitian Konsep Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan 46

Tabel 4 Pedoman Konversi Persentase Rata-rata Kel11al11puan Psikol11otor

Siswa 51

Tabel5 TindakanSiklus I 55

Tabel6 Hasil Catatan Lapangan Siklus I 56

Tabel 7 Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I 57

Tabel 8 Perolehan Nilai Tes AkhirSiklus I 58

Tabel9 HasilPenilaian Psikol11otorik Siklus I 59

Tabel 10 Tindakan Perbaikan Siklus I 60

Tabel II Tindakan Siklus II 61

Tabel 12 Hasil Catatan Lapangan Siklus Il 62

Tabel 13 Hasil Wawal1cara dengan Siswa Siklus II 64

Tabel14 Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus II 65

Tabel 15 N-Gain Hasil Belajar Siklus I& Il 65

Tabel 16 Hasil Penilaian Psikol11otorik Siklus Il 66

Tabel17 Hasil Penilaian Psikol11otorik Siklus I dan Il 66

Tabel 18 Til1dakal1 PerbaikanSiklus III 67

Tabel19 Tindakan Siklus III 68

Tabel 20 Hasil Catatan Lapangan Siklus III 69

Tabel21 Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus III 71

Tabe122 Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus III 72

Tabe123 N-Gain Hasil Belajar Siklus Il& III 72

Tabel 24 Hasil Penilaian Psikol11otorik Siklus III 73

(12)
[image:12.595.134.466.190.533.2]

DAFTARGAl\'ffiAR Gambar I Model Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 2 Model Penelitian

(13)

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan yang s,mgat penting untuk membangun l11anusia agar memiliki kecerdasan dan akhlak l11ulia. Tidak hJlIlya itu, pendidikan juga dapat mempennudab kita dalam bersosialisasi dengan orang lain selta memperoleh keterampilan yang berguna bagi diri sendiri maup1lll masyarakat sekitar.

Dalam kehidupan masyarakat modeln, pendidikan diselenggarakan oleh sekolah. Salah satu mata pelajarall yang diajarkan di sekolah dan memegang peranall yang cukup penting dalam kehidupan manusia adalah kimia, Kel11ajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak lepas dati peral1atl ilmu kimia. Namun mellurut pengalaman peneliti, selatna illi kimia cendenlllg dianggap sebagai pelajaran yang llIenyulitkan olel! sebagian besar siswa, dikarenakan pelajaran kimia identik d,engan pelajat'an yang menegangkal1 dan gruu yang galak.

Mayoritas pembelajaran di sekolah dilakukllll dengan menggunakan metode ekspositOli. Hal ini membl1at sebagian siswa merasa cepat jenuh sehingga komwlikasi hal1ya berlangsung satu arah yaitu guru ke siswa, Guru lebih l11el1dolllinasi pembelajaran, sedangkan siswa pasif lllel1dengarkml dan mencatat. Pembelajm'an yang baik adalah pembelajaran ymlg ada tilllbal balik atltara glml dengal1 siswa datl siswa dengan gurll. Sehingga pada proses pembelajaran siswa hanls diikutsertakml

Peratlall gr1ll1 sangat penting dalam tercapaillya tujuall pembel!tiaran. Untuk itu gum harus melllpunyai strategi pembelajaran yang tepat sehingga h\inatl pel11belajaraJl tercapai, Unhlk mencapai hasil helajar ymlg optimal,gtUU

(14)

2

Berdasarkan infOlmasi yang diperoleh dati gnm kUnia, diketahni bahwa sebagian besar siswa kelas Xl IPA MAN I I tidak pernah bertanya tentang materi yang behnn dipahanli kepada gum Rata-rata data nlangan barian kintia siswa terntama konsep kelarlltan dan hasil kali kelarntan sama dengan SKBM (Satnan Ketnntasan Belajar Mengajar) yang telah ditentllkan di sekolah yaitn 65. Namlln masih terdapat beberapa siswa nilainya masih dibawah SKBM. Kelarntan dan hasil kali kelarntan mernpakan salah satn konsep penting dalam kimia. Jika dibandingkan dengan materi kimia yang lain, kelarutan dan hasil kali kelarutan mempakan makr.i yang lumayan suJit. Karena materi ini lebih mengandalkan kematnpllan penerapatl dan anaJisis. Sehingga hasil belajar kimia siswa khususnya !celamtan dan hasil kall kelamtan lllasih rendah.

[image:14.595.89.461.187.563.2]

Hal ini mernpakan lllasaIah yang mendorong diJakukannya penelitian pendahuInan di kelas XI IPA MAl\! 11 Jakatta. Adapml perolehan nilai \uangan hatian kimia siswa pada pokok bahasan kelamtan dan hasil kali kelarntan adalah sebagai berikut :

Tabel I. Perolehan nilai u1angan hatian kelamtan dan hasil kali kelanrtan talulll ajaran2007/2008

Nilai Frekuensi Persenlase (%)

::::80 4 20

70-79 7

セャ

60-69 8

50-59 I

Berdasarkan tabel I dapat diketahui ballwa rata-rata nilai ulangan harian kelamtatl dan hasil kaJi kelamtan kelas XI IPA adalah 65. Dengalluilai tertinggi 80 dan nilai terelldah 50. Modus dari data tersebut adalah 70 dengan jmnlah siswa 20 orang.

(15)

wawancara terbadap gum dan siswa kelas XI IPA MAN 11 Jakarta. Hasil penelitian pendahuluan tersebut adalah sebagai berikut :

I. Ketidaksiapan siswa dalam belajar kimia, bal ini dapat dilibat dari sebagian besar siswa baru mengeluarkan buku keuka gunll1lemintanya 2. Sebagian besar siswa tidak l1lemplmyai buku paketセェュゥ。N

3. Glml smlgatjarang memberikan catatan, sehingga siswa sering mengalami kesulitan memahami materi.

4. PembeIajm'an yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode ekspositori.

5. Sebagian besar siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari siswa jarang mengajukan pertanyaan, saat guru bertanya hanya sebagian siswa yang menjawab sedangkan ymlg lain diam.

6. Beberapa siswa kurmlg fokus dalam menyimakュ。エLセイゥ yang diberikan oleb glml. Hal ini dapat dilihat dengan ada siswa yang mengeIjakan tugas lain dml mengobrol saat guru sedang menyampaikan malCli.

7. Guru jarang memperhatikan siswa secara personaldi dalam kelas terutama terhadap siswa yang dndnk paling belakang. Hal ini dapat dilihat ada siswa yang meugantnk saat pelajaran berlmlgsung dan gum tidak mengetallUi. 8. Berdasarkan basil wawancara, sebagian besar siswa merasa bosan dengan

pembelajaran yang bersifut monoton. Karena sedikit atau tidak sama sekaJi materi terpaut pada pilcimn siswa.

Berdasarkan basil penelitian pendabuluan terlihat bahwa siswa kelas XI IPA mengaJami masalall dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari lllotivasi dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

(16)

4

faktor sosial antara lain adalah keadaan keluarga, motivasi sosial, alat-alat pengajaran, linglamgan dan kesempatan, guru dan cara mengajfu.1

Gum dapat meningkatkan motivasi dan keaktiflm siswa dalam proses pembelajaran dengan suasana pembelajaran yang mmyenangkan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dapat diciptakan oleh gum dengan megetalmi gaya belajar siswa dan mengoptimalkallllya melalui model pembelajaran TGT(Teams Games Tournament).

Menurut Dryden dan Voss yang dilaltip oleh Nggandi Katu mengatakan bahwa beliUar akan efektif jika suasana pembelajarallllya menyenangkan. Suasana yang menyenallgkan dan tidak diikuti suasalla tegang sangat baik untuk membangkitkall motivasi beliUar. Siswa pada dasarnya belajar paJing efek-tif saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang ll1engasyikkan2

Proses pembelajarall yang dilakukall oleh guru dapat disajikall dalam bentnk permainan salah satlmya adalah TGT. TGT mempakan sillgkatan dari

Teams Games Tournament. Model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) adalah moedel pembeJajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas siswa. Model pell1belajrall tersebut dapat menciptakan suasana pelllbelajaran yang ll1enyenangkan. Sehingga meningkatkall motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pelllbelajaran di kelas.

Gaya belajar siswa dapat lebih dioptimalkan dengan model pembelajaran TGT. Faktor gaya belajar yang mellggullakan modalitas seseorang yaitu cara termUdall dalam menyerap informasi dellgan menggunakan visual, audiotorial dan kinestetik. De FOlieI' dan Henarcki mengemukakan gaya belajar seseorang adalah kombinasi dmi bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengelola infoffilasi. Setiap orang mellliliki gaya belajar yang bebeda-beda, dan semua cam sama baiknya.3

1M. Ngalim, Purwanl0,Psikolagi Pendidiknn.,(Bundung: PT Rosdakarya,2007),eel. v, h.102

ZNggandi Knill, "'Belajar Paling EfektifJikaMenycuangkan",dalum www.lib.otll.k1iaya.ac.id.pdf. 7

him, 14 Fcbruari 2009. pk120:18 WIB

JBobi DCP0!1er& M. Henmcki,QuantumLeaming:membiasakan belqjar nyaman dan

(17)

Gaya belajar dibedakan menadi tiga berdasarkan modalitasnya, yaitu : 1) Gaya bel1ijar visual, oraag yang memiliki gaya belajar ini lebih mudah menangkap informasi dalam bennJk visual bernpa simbol, gambar, label dan grafik. 2) Gaya belajar auditori, orang yang metnitiki gaya belajar ini lebill mudall melakukannya melalui apa yang didengarnya ウャセー・イエゥ : mendengarkan pelajaran, contoh, dan cerita. Mereka lebih suka merekam kaset daripada mencatat. 3) gaya belajar kinestetik, orang yang memitiki gaya belajar ini lebih mudah belajar melalui gerak dan sentllhan.

Menurut Anita Zulkaida, terdapat tiga jalur belajar yang dominan yainr visual, auditori dan kinestetik. Jalur visual (pengtihatan) dilakukan dengan mengingGt. .lalur auditori (pendengaran) dilakukan dengan mendengar. .lalur kinestetik dilalnJkan dengan melalntkan. Dengan prinsip perbedaan individual, setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalanl penggunaan jalm-jalur belajamya4 Dalam kenyataanllya setiap orang memiliki ketiga gaya belajar tersebut, hanya saja ada satu gaya belajar yang 1ebih mendominasi.5

Upaya yang dilahlkan untuk membantu mengatasi pennasalalJan siswa kelas XI IPA adalah dengan mellgoptimalkan gaya belajar yang terdapat dalam dili siswa melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Pengoptimalan gaya belajar tersebut dapat mempermudah siswa dalam proses menyerap informasi. Diharapkan dengan mengoptimalkan gaya belajar dalalll diri siswa melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) illi siswa lebih llludah lllemahami mateti yang dipelajari sehingga hasil belajar kimia siswa bisa lebih ditingkatkan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tetiarik mengambil judu] penelitian "Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Mengoptimalkan Gaya Belajar melalui Model Pembelajaran TGT(Teams Games Tournament)."

4Anita Zulknida, dkk., "Metodc Belnjar dengan Menstimulasi Ot'lk l<.iri dan Otak!(allan".dalam

www.respository.gunadar01a.ac.id.pdf. 29 Januari 2009. pkl20:22 WIB

5Bobbi DePorter, dkk,Quanhun Teaching.-mempraktikkan quantum learning di ntang-ruang

(18)

6

B. IdentifikasiMasaJah v エセッ|BャッャM

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diidentifikasikan beberapa masalah :

I. Guru tidak memperllitungkan gaya belqjar yang (umiliki siswa. 2. Siswa pasif dalam proses pembelajaran.

3. Masih rendalmya hasil belajar kimia siswa. C. Pembatasan MasaJah

Dari identifikasi masalah di atas, masalall dibatasi hanya pada masalall peningkata!l hasil beJajar kimia dengan gaya belajar, yang dibatasi sebagai berikut:

1. Gaya belajar yang dimaksud adalah gaya belajar VAK (Visual, Auditori dan Kinestetik).

2. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran TGT

(Teams Games Tournament)

3. Siswa yang dimaksud adalall siswa Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakalia. 4. Materi Kimia diambil dari materi kelas Xl untuk tingkat Sekolall

Menengah Atas, yaitu Bab Kelarutan dan Basil Kali KelaTIltan. D. Perumllsan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, penulis menunuskan pennasalahan sebagai berikut : Bagaimana mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajarall TGT (Teams Games Tournament) dalam meningkatkan hasil belajar kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa?

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dan penelitian ini adalall sebagai berikltt: 1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan gum dapat memperbaiki dan

meningkatkan mutu pembelajaran kimia.

(19)

3. Dapat memberikan masukan yang baik pada. sekolah dalam rangka perbaikan atau peniugkatan mutu pembelajaran.

4. Peneliti dapat meningkatkan pemalJaman dan penguasaan peneliti tentang gaya belajar dan model pembelajarall TGT (Teams Games Tournament)

dan dapat menambah pengalaman peneliti.

(20)

BABII

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DiAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis 1. BeJajal'

MenW1lt Wittig dalam bukunya Psychology (i!Learning, "beJajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segaJa macam/keselurnhall tingkah Jaku snatn organisme sebagai hasiJ pengalaman."l Pembahan tersebllt tidak terjadi karena adanya warisan gelletik atau イ・セーッョウ secara alamiall, kedewasaaan, atau keadaan organism yang bersifat temporer, seperti kelelahan, rasa takut, dan sebagainya. Melainkan pembahan dalam pemahaman, petilaku, persepsi, motivasi, atau gabungan dmi semuanya2

Menurut Syahid, "belajar mempakan snatu kegiatau yang berproses dan tems mengalami snatu pembahan dan kemajuan kepada hal-hal yang positif,,3 Menmut Katu, "belajar adalah kegiatan dilakukan secara sadar dml selektif (bermmlfaat, penting, dan masuk aka!).,,4 Witherington dalmu bnkn Educational psychology, "belajar adalah snatn perubahan di dalmu kepribadian yang menyatak,m diri sebagai suatu poJa bam datipada reaksi ymlg berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaiall atan suatu pengertian.,,5

Dati pengeliian tersebut dapat disimpnlkan bahwa belajar adalall suatu aktivitas yang dilakukan oleh setiap manusia sehingga mengalami pernbahan tingkah laku sebagai akibat dari latihan dan pengalaman pengetahuan ymlg diperolehnya.

I Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan SlIlItu Pendekatan Ram,(Bandlmg : Rcmaja Rosdakarya, 2(06). Cel. XII, h.90

2Bahamddin dan Esa Nur Wahyuni,Teori Beh?;ar dan Pembelajaran,(Jogjakarta : Ar-Ruzz Medin, 2007), h. 14

JAhmad Syahid, "Kotnunikasi Pembelajaran ", JUll1al Pcndidiknn&Pcmbclajaran, Vol 9, No.2,

Oktober 2002, dnlam www.malang.ac-idlhtm. 8 hlm. 14 Febrnari 2009, pkl20:20 WIB

4Nggandi Kalu, "Belajar Paling Efcktif Jilin Menyenangkan ", dalarn www.1ib.atmajayaac.id.pdf. 7 him, 14 Febmuri 2009, pk120:18 WIB

(21)

h3.

2. HasH Belajar

Menurut Sudjana, hasil belajar merupakan pembahan tingkah laku yang meneakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.6 Aspekkognit!f

berkenaan dengan hasil illtelektual siswa,

aje/aii'

berkellaan dengall peruhahan sikap, psikomotorik berkenaan d'engan hasil belajar keterampilan dan pembahan tingkah laku.

a. Hasil Belajar Kognitif (Penguasaan Materi)

Penilaian terhadap hasil belajar kognitif bertujuan unnlk meugukur penl,'Uasaan dan pemilihan konsep dasar keilllluan bempa Illateri-materi .:sensial sebagai konsep kunCli dan prinsip utllma. Konsep kunei dan prinsip utllllla keilmuan terse:but hanls dimiliki dan dikuasai siswa seeara tuntas, bukan hanya dalalll bentuk hafalan. Ranah kognitif ini mempakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, l11ulai dari yang tingkatan rendall sampai tinggi, yakni :

I) Pengetahuan/ingatan(knowledge)

2) Pemahaman(comprehension)

3) Penerapan(application)

4) Analisis(analysis)

5) Sintesis(,Iynthesis)

6) evaluasi(evaluation)

Menurut Bloom yang dikutip oleh Ahmad SoJYau dkk, kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif dikategorikall lebih terillei seem'a hierarkis ke dalalll enmn jenjang kemampuan, yakni hafalan (ingatan) (Cl ),pemallanlan(Cz), penerapml

(C3), analisis (C4), sintesis(Cs)dan evaluasi(C6). Jenjang kemampuan

(22)

10

yang lebih tinggi sifulnya lebih kompleks dan merupakan peningkatau uari jenjang kemampnan yang lebih reudoo.7

b. Hasil Belajar Proses (NormatiffAfektif)

Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai berOlientasi pada penguasaan dan pemilikall kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peselta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti : perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa honnat kepada guru dan sebagainya. Menurut Krathwohl yang dikntip oleh Ahmad SofYan dkk, ranah afektif ini dirinci menjadi linIa jenjang, yakni :

1) Perhatianfpenerimaan(receiving)

2) Tanggapan(responding)

3) Penilaianfpenghargaan(valuing)

4) Pengorganisasian(organization)

5) Karakterisasi terhadap suatn atau beberapa nilai (characterization

bya value or value complex).

Kecakapan ini bersifat umum, dimiliki semua disiplin ilmu, sebagai prasyarat yang hams dimiliki siswa agar dapat menguasai disiplin illllU dan keahlian kejuman. Untuk menilai hasi belajar ini dapat digunakan instnunent evaluasi yang bersifat non tes, lllisalnya : kuesioner dan observasi8

c. Hasil Belajar Aplikatif (Psikomotor)

Hasil belajar ini mempakan ranOO yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah sesecirang menerima pengalaman belajar tertentu. Menumt Simpson yang dikutip oleh Ahmad SofYan menyatakan bahwa hasil belajar PSikolllotor ini tampak dalam bentuIc keterampilan dan kemmapuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor mempakan kelanjutan dari hasil

7Ahmad Sofyan, dkk,Evaluar;jPembelajaranIPA BerbasisKompelensi,(Jakarta: UIN Jakro1a.

Press, 2006), h. 14

8Ahmad Sofyon, dkk,Evaluosi Pembe/ajaranlPA BerbasisKompetensi,(Jakarta: DIN Jakarta

(23)

belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa mennnjnkkan perilakn atan perbnatan tertentu sesnai dengan makna yang terkandnng pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari. Ranall psikomotor ada yang membagi tujuh tiugkatan dan ada pula yang hanya enam tingkatan, yakni :

1) Persepsi - perception (malllpu menafsirkan rangsallgan, peka terhadap rangsangan, menyeleksi obyek)

2) Kesiapan - set(mampu berkonsetrasi, menyiapkan diri secara fisik, elllosi, dan mental)

3) Gerakan terbilllbing - guided response (mampu meniru contoh, Illencoba-coba, pengembangan respons bam)

4) Gerakan terbiasa - mechanism (berketerampilan, berpegang pada pola, respons barn mUllcul dengan sendirinya)

5) Gerakan kompleks - complex overt response (sangat terampil secara lancer, luwes, supel, gesit, Iincall)

6) Penyesuaian pola gerakan - adaptation (mampu mellyesuaikan diri, bervariasi, pemecah masalah)

7) Kreatifitas/keaslian - creativity/origination (mampu mellciptakall yang bam, berinisiatif).

Untuk menilai hasil belajar aplikatif ini dapat digunakan instrwllell tes killerja atau nontes dellgan pedoman observasi. Menumt Trowbridge dan Bybe yang dikutip oleh Alunad soJYan dkk, mellekankan bahwa domain psikomotor mencakup aspek-aspek perkembangan motOlik, koordinasi otot dan keterampilall-keterampilan fisik. Selalljutnya Trowbridge dan Bybe mengklasifikasikan domain psikomotor ke dalam empat kategori, yaitu :

1) moving(bergerak)

2) manipulating(memanipulasi)

3) communicating(berlonoilllikasi)

(24)

12

Berdasarkan pengertian domain psikomotor yang telah dikemukakan, penilaiau hasil belajar siswa pada domain psikomotor dititik beratkaIl pada keteralllpiIan motorik. Berdasarkan batasan ini, maka dalalll peIajaran sains (kimia), kOlllpetensi siswa dalam domain psikomotor diniIai antara lain ketika siswa sedang prak1:ikwn di laboratorinlll pada khususnya dan diskusi dalam pemeCahaIl masalah

Hasil beIajar siswa dapat dipengaruhi oIeh dna faktor, yaitn : faktor daIam dan faktor Iuar.9

I) Faktor dari dalaIll terdiri atas

a) Faktor Fisiologis lllelipnti kondisi fisik dan panca indera. b) Faktor Psikologi meliputi bakat, minat, motivasi din,

kecerdasaIl dan kemanlpuan kognitif 2) Faktor dati Inar terdiri atas

a) Faktor LingkJmgaIllllelipnti alam dan sosial

b) Faktor lnstwnental melipnti kJ111kuInm/bahan pelajaraIl, guru, sarana dan fasilitas serta administrasi secta gaya belajar,JO

Jadi dapat disimpulkan ballWa hasil belajar adalalJ penilaian yang diberikanguru diakhir pelajaran dengan cara memberikan tes hasil belajar seperti nIangan, Icuis atan njian.

3. IImn Kimia

limn kimia merupakan ilmn yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawab,m atas pertanyaan apa, mengapa, daIl bagainJana gejala-gejala aIaIn; klm:msnya yang berkaitan dengan komposisi,. struktur dan sifat, lTansfonnasi, dinarnika dan energetika zat. OIeh sebab it\!, mata pelajaran kimia di SMA mempelajari segala sesnahl tentang zat yang melipnti komposisi, sh'uktnr daIl sifat, transfonnasi, dinamika dan energetika zat yang melibatkan kelerampilan

9Ahmad Sofyan, dkk,kva/uasi Pembelqjaran JPA Bel'basis Kampetensi,(Jakarta: UlN Jakarta

Press. 2006),h.23

(25)

dan penalaran. Ihnu killlia lllel1lpakan produk (pengetahuan kimia yang bel1lpa fakta, teori, prinsip, hukum) tellluan saintis dan proses (kelja ilmiah). Oleh sebab itn, dalam penilaian dan pembelajaran kimia hanls lllemperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses.

Tujnan dan Fungsi Pembelajaran limn Kimia

Mata pelajaran kimia di SMA & MA bernUuaJl dan berftmgsi sebagai berikut.

a. Menyadari keteraturan dan keindahan alam nntuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

b. Memupuk sikap ilmiah yang mencaknp: 1) sikap jujur dan obyeklif terhadap data;

2) sikap terbuka, yaitll bersedia menerima pendapat orang lain selta mall mengnbah pandangannya, jika ada bukti bahwa pandangannya tidak bellar;

3) ulet dan tidak cepat pntns asa;

4) klitis terhadap pemyataan ilmiah, yaitn tidak mudah percaya laupa ada dulnmgan hasil observasi empiris; dan

5) dapat bekeljasama dengan orang lain.

c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkau metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimeu, dimana siswa melakukan pengujian hipotesis dengan merancang eksperimen melalui pemasangan instnlluen, pengambilan, pengolahan dan interpretasi data, serta mengkomllnikasikan hasil eksperimen secara Iisan dan tertulis.

d. Meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat benmmfaat dan juga mel1lgikan bagi individu, masyarakat, dan lingklmgan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestruikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.

(26)

14

f. Membentuk sikap yang positif terhadap kirnia, yaitu merasa tertarik Imnlk mempetajari kimia lebih lanjut karena merasakan keindahan dalam keteraUU'an perilaku alam serta kemampuan kimia dalam menje1askan berbagai penstiwa alam dan penerapanllya dalmn teknologi.II

4. Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan a. Kelarutan

1) Pengertian Kelamtan

Kelarutan zat dalmn air sangat beragam. Ada zat yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Kelarutan adalall jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertennl pelarut. Elektrolit-elektrolit mempullyai harga kelarutan yang berbeda-beda satu sarna lain. Jika ke dalam sejul1llall air lata tambahkan tems-l1lenerus zat terlarut, lama-kelamaan akan tercapai satu keadaan dil1lana semua moleklll air terpakai wltuk menghidrasi partikel yang dilarutkan, sehingga larutan itu tidak rnampu lagi menerima mellerima zat yang ditambahkan. Maka dapat dikatakan larutan tersebut telah mencapai keadaan jenuh. Larutan jenuh adalall larutall yang telall mengalldullg zat terlarut dalam konsentrasi maks.imum (tidak dapat ditambahkanlagi).12

2) Sanlan Kelarutall

a) Zat yang mudalllal1lt : gram per 100 gram air b) Zat yallg sukar lamt : mol per Liter (kemolarall) b. Tetapan HasH Kali Kelarutan (Ksp)

Dalam suatu larutan jenuh dan suatu elektrolit yang sukar lamt, terdapat kesetimbangan antara zat padat ymlg tidak larut dall ion-ion itu ymlg lamt.

MA (s) ;;:!

Nt

(aq)+A' (aq)

IIDcpdih,ms, "Kuri1.'1dum 2004 Standar Kompetensi Mata Pclajaran Kimia SMA dan MA", clalmn www.smantas.nctlkimia.pdf. 37 hIm. 27 jauuari 2009.pkl20.30 WIB

(27)

Karena zat padat tidak mempunyai konsentrasi, maka tetapan kesetimbangan reaksi ini adalah hasil kali konsentrasi ion-ion, dan disebllt hasilkaJi kelarlltan, denganlanlbang KSp.13

Ksp= [M+] [K]

c. Hubungan Kelamtan (s) dan Tetapan Hasil Kali kelamtan (Ksp) Perhatikan kesetimbangan yang teljadi dalam larutan jenuh A&Cr04 A&Cr04 (s) ;::! RaァKH。アIKcイoセMH。アI

Konsentrasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion cイoセM dalam larutanjenllh dapat dikaitkan dengan kelamlan A&Cr04 yaitll sesuai dengan stoikiometri reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan Ag2Cr04 dinyatakan dengan s, maka konsentrasi ion Ag+ dalam larutan itu sarna dengan 2s dan konsentrasi ion

erG;-

sarna dengans.

s 2s s

Nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) A.g2Cr04 Ag2Cr04 dapat· dikaitkan dengan nilai kelarutallllya (s) sebagai belikllt

Ksp = [Ag""] {cイoセM}

= (2si(s)= 4s3

d. Pengamh Ion Senama terhadap KeIarutan

Kelarutan elektrolit dalam air mumi, ion-ionnya berasal dati satu sumber yaitu dari elektrolit padat. Sedangkan larutan yang mempunyai ion senama (sejenis), ion-ionnya berasal dari dua sumber.

Jika Ag2Cr04 dilarutkan daJam air, maka satu-satllllya sumber ion Ag+ dan ion cイoセM berasaJ dari padatan Ag2Cr04. Sementara jika Ag2Cr04 dilarutkan dalam larutan Na2Cr04, maka ion cイoセM berasal

(28)

]6

dari Ag2Cr04 dan Na2Cr04, Dalam hal ini, AgzCr04 dan Na2Cr04 mempunyai ion senama yaitu ion cイoセM .

Penambahan aセcイPT akan memperbesar konsentrasi ion

cイoセM atau ion Ag+ dalam Jarutan_ Akibatnya reaksi akan bergeser ke arah ion cイoセM atau ion Ag+ sehingga jumlah aセcイPT yang Jamt berkurang. Akan tetapi ion senama tida1< memp'mgaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan.

e. Pengaruh pH terhadap Kelamtan

Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi keJarutan dari berbagai jenis zat. Suatu basa llmurnnya lebih Jarut dalam lamtan yang bersifat asam, sebaliknya sukar lamt da]am larutan yang bersifat basa. Garam-garam yang berasal dari asam Ie11lall akan Iebih 11ludah Jarut dalam ]arutan yanng bersifat asam kuat.

pH dan Kelamtan Basa, dimana basa akan lebih sukar lamt daIam lamtan yang bersifat basa daripada dalam larutan netTa!.

pH dan Kelarutan Garam. Contoh CaC03 sllkar lamt daIam air, tetapi Iarut dalam Iamtan HCL CaC03(s) ;:: Ca2+(aq)+

coi-

(aq)

DaIam larutan asam, ion CO

i-

akan diikat oJeh ion

IT

membentuk HCO; dan FhC03. I-hC03 a1<an terurai membentllk C02

dan H20. HaJi ini akan menyebabkan CaC03 melarut. 14

f. Reaksi Pengendapan

Reaksi pengendapan 「・イエjNセゥオ。ョ mengeJuarkan suatu iOIl dari lamtannya. Misa!nya, ion kalsium (Ci+) dapat dikeluarkan dengan menamba!lkan Jarutan NazCO]. Dalam hal ini, ion Ca2+ akan bergabung dengan ion karbonat (CO;-) 11lembentJ.Ik CaC03, suatu garam yang slIkar Iamt, sehingga mengendap.

(29)

Hasil kali konsentrasi dinllnuskan dalam 111lnus tetapan kesetimbangan disebutQc adalah sebagai berikut :

JikaQc<Ksp, larutan behun jenuh JikaQc= Ksp, lal1ltan tepat jenuh JikaQc>Ksp, terjadi pengendapall.15 5. Gayabelajar

Gaya belajar adalah cara yang lebih disukai dalam melaktikan kegiatan berpikir, memproses dan lllengerti suatu infonl1asi. Ada tnjuh gaya「・ャセェ。イ yaitu :

a. Pendekatan berdasarkan pada pemprosesan inforlllasi; menentukan cara yang berbeda dalam melllandang dan memproses infonnasi bam. Pendekatan ini dikell1bangkan oleh Kagan, Kolb, Honey & Mml1ford, Gregorc, Butler, dan McCharty.

b. Pendekatan berdasarkan pada kepribadian; menentukan tipe karakter yang berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Meyer - BIiggs, Lawrence, Keirsey & Bates, Simon & Byram, Singer-Loomis, Grey-Wheelright, Holand, dan Geering.

c. Pendekatan berdasarkan modalitas sensOli; menentukan tingkat ketergantungan terhadap indera tertenhl. Pendekatan ini dikell1bangkan oleh Bandler, Grinder, dan Messick. Contohnya adalah gaya belajar VAK (Visual, Auditori dan Kinestetik)

d. Pendekatan berdasarkan pada lingkungan; ll1enentukan respons yang berbeda terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan instruksional. Pendekatan ini dikembangkan oleh Witkin, Eison, dan Canfield.

e. Pendekatan berdasarkan interaksi sosial; mllnenhlkan cara yang berbeda dalalll berhubungan dengan orang lain. Pendekatan iill dikell1bangkan oleh Grasha-Reichlllan, Peny, Mann, Fnnnatlll-Jacobs, datl Merrill.

(30)

18

f Pendekatan berdasarkan pada kecerdasan; menentukan bakat yang berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Gardner dan Handy. g. Pendekatan berdasarkan wilayall otak; menentukan dominasi dari

berbagai bagian otak' misalnya : otak kiri dan otak kanan. Pendekatan ini dikembangkan oleh Sperry, Bogen, Edwards dan Hermann.

Akibat terjadi saling tnmpang tindih antara masing-masing pendekatan. Rita dan Ken Dun dari St. John's University, New York, telah menciptakan suatu kerangka gaya belajar yang menggabungkan beberapa pendekatandi atas yaitu ada lima kategori dan dua puluh satu elemen yang menjelaskan gaya belajar. Gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari semua lima kategori berikut :

a. Lingkllngan: suara cahaya, temperattrr, desain

b. Emosi : motivasi, kellietan, tangglmgjawab, struktur

c. Sosiolol,>1 : seudiri, berpasangan, kelompok, tim, dewasa, bervmiasi d. Fisik : cara pandang, pemasllkml, Waktll, mobilitas

e. Psikologis : globallanalitis, otak kiri-otak kanan, implusiflreflektif Semlla gaya belajar tersebllt mempunyai kellngglllan dan kelebihan masing-masing. Hal ini karena setiap pendekatan yang digunakan mengakses aspek yang berbeda pada proses kognitif.

Walaupwl ada banyak pendekatilll dalmn hal gaya belajar, hal ymlg paling penting adalall bagaimana pengetahuan meugenai gaya belajar dapat digunalcan untllk membmltll memaksimalkan proses pembelajaran, karena:

a. mengerti gaya belajar mtrrid, sehingga tidal, terpaku pada satu gaya belajar saja.

b. mengakomodasikan gaya belajar yang 「・イ「Hセ、。L tetapi tidak mencoba untuk terlalu memaksakan diri menuruti sel11nanya

c. l11ulai mellyadmi bahwa gaya belajar patut diperhatikan dengilll sllngguh-sungguh.

(31)

a. Pendekatan berdasarkan preferensi sensori: visual, anditori dan kinestetik.

b. Profil kecerdasan, dikembangkan oleh Howard Gardner. Menurut Gardner, mannsia mempunyai kecerdasan yaitu linguistik, logikalmatematika, interpersonal, intrapersonal, lllusik, naturalis, spasial dan kinestetik.

c. Preferensi kognitif, dikembangkan oleh Dr. Anthony Gregora membagi kemalllpuan mentalmenjadi empat kategori yaitn : konkret-sekuensial, abstrak-seknensial, konkret-acak dan abstrak-acalc. 16

Berdasarkan dari tiga pendekatan yang populer, pendekatan berdasarkan preferensi sensori seperti visnal, anditori dan kinestetik yallg akan dibahas lebih janl1. Mennrut Mariana yang dikutip oleh Nono Hery Yoenanto, "gaya belajar adalal1 salal1 satu dari lllacam perbedaan individu

(individual difFerences) yang mempengamhi belajar seperti usia, bakat, intelegensi umnm, pemilihan modalitas, motivasi.,,17 Mennmt Eny Pnrwandari, "gaya belajar adalal1 kOlllbinasi antara lllenyerap, kemudian mengatur, serta lllengolal1 informasi.,,18

Menurut De Porter dan Hemacki gaya belajar seseorang dilihat dari modalitas dan dominasi otak. Modalitas adalah bagaimana seseorang menyerap infonnasi dengan lllndah.19 Situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhnbnngan dengan gaya belajar siswa. Jib siswa dapat mengenali gaya belajarnya, maka ia dapat mengelola dalam berbagai kondisi belajar.

Menumt Honey dan Mnmford yang dikutip oleh Hennan DS, gaya belajar mempakan sikap dan tingkah lalcll yang menunjnkkan cara belajar

16 Adi. W. Gmmwan,Genius Learning Sfrategis,(Jakarta: Pt Gramedi3 Pustaka Utanm, 2007),

h.J39

17Nona hery Yoenanto dan Muryantinah Mulyo,Pengol'llh GayaBelajar (Visual Auditorial dan

Kinestelik) Terhadap Tingkat Prestas; Berajor Malemalika SYswa Sekolah Afemmgah Umum,(Lembaga Penelitian Universitas AirLangga, 2004), 11.3

18Eny Purwandari,Bkセゥ。ョ Psikologi Belajar: Menguldr Prestasi Melalui PengenawnDiridan

Optimalisasi Patensi",Vol .10, No. 1,Maret 2007:84 - 95 dalam

\V\vw.eprints.uI11s.ac.id/552/1I11._Eny_Purwandari.pdf, ]2 hhn. 2] AgustllS 2009, pk120:48 WIB

19Bobi DePorter & M. Hcmacki,Quem/um Learning: membiasakan bclqjaJ' YI)Iaman da}]

(32)

20

seseorang yang paling disukai. Gaya belajar yang dikenal dengan kesederhanaannya adalah VAK. Gaya belajar VAK mengglmakan tiga penerima sensori utama, yakni visual, auditori dan kinestetik dalam menentnkan gaya belajar seorang peserta didik yaug dominan. Gaya belajar VAK ini didasarkan atas teOli modalitas20 Modalitas adalah cara-cara termudah seseorang menyerap infol1nasi. Modalitas seseorang dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaklli: (1) modalitas visual, belajar dengan cara melihat, (2) modalitas auditorial, belajar dengan cara mendengar, dan (3) modalitas kinestetik, belajar dengan cara bergerak, bekeJja, dan menyenmh2J Meskipun dalam setiap proses pembelajaran peserta didik menerima il1fol1l1asi dari ketiga sensori terseout, akan tetapi ada Salall satu atau dna sensori yang dominan?2

Menul11t Brec1der dkk gaya belajar Slswa dapat dibedakan berdasarkan modalitas yang digtmakan dalam mengambil infol1nasi. Salah sam diantara klasifikasi yang digill1akan adalall instrmnent VARK, yang terdiri dati Visual (V), Auditori (A), Membaca-Menulis (R), dan Kinestetik (K). Siswa visual lebih menyukai pembdajaran melalui grafik, diagram, gambar atau memadukatl dalam berbagai warna. Siswa auditori lebih menyukai pembeJajaran dengan mendengarkan, interaksi dan dis]':usi. Siswa membaca-menulis menyukai pembelajaran melalui buku. Siswa kinestetik menynkai pembelajaran menggtlnakan atlggota tubulI dan mempraktekkaill1ya langsung. Ada beberapa siswa mempunyai sam gaya belajar yang dislIkai, namlm terdapat beberapa siswa yang lain memplmyai banyak gaya belajar yang disukai. MeskipnQ demikian, penting mengetahui gaya belajar yang disukai siswa lllltllk alasan ilmu pendidikan.

20HeOllMDS, "The Development OfAnAdaptiveE-leanling Toward The Lcanting Style

Diversityoヲvゥウオ。ャMaオ、ゥエッイケセkゥョ・ウエィ・エゥ」BL dalam www.snlkn3-kuningan.net/seminar_uny/22_

Hernmn%20DS.pdf, l2 him, 21 Agus!lls 2009, pkl21.02 WIB

21Ahmad Syahid, "KomunikasiPembclajaran",dalam wWlv.malang.ac.idfhtm, 8 him.14Febmari

2009, pkl20.20 WIB

22Hennml DS, '<The Development Of An Adaptiveeセャ・。イョゥョァ Toward The Leaming Style

Diversity OfVislJal-Auditory-Kinesthctic", datumキキキNウイョォョSセ

(33)

Proses pembelajaran dan gaya belajar siswa meillpengaruhi hasil belajar akademik siswa?3

Menurut Sidman gaya belajar dibedakall Illenjadi tiga yaitu auditori, visual dan kinestetik. Jenis gaya belajar tersebut disebut gaya belajar VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik). Gaya belajar VAK sangat cocok jika diterapkan pada metode pel11belajaran yang berbasis teknologi24 Pel11belajaran di Cina peruah menerapkan gaya belajar VAK dan gaya belajar ini sangat memotivasi aktivitas siswa di kelas.25

Dari berbagai pengertiall tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang lebih disukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengelti suatu inforillasi. Gaya belajar berdasarkan Illodalitasnya dibedakan meujadi tiga, yaitu visual, auditori dan kinestetik. a. Gaya Belajar Visual

Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan Illaupun diingat. Ciri-ciri siswa yang yang memiliki llIodalitas visual adalah:

1) Teratllr, memperhatika segala sesuatu, menjaga penampilan

2) Mengingat dengan gambar, Iebih suka membaca dari pada dibacakan

3) Melllbutuhkan ganlabaran dan tqjuan menyehmlh dan menangkap detail: mengingat apa yang dilihat.

Bagi siswa yang bergaya belajar visual, mata atau penglihatan memegang peranan pelltillg. Dalam hal illi metode peng<\jarall yang digunakan Iebih banyak berupa peragaan dim penggrmaan media, l11engajak siswa ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran

23Jennifer Brecker, dkk., "Learning stylesof physiologystudents interested in the healt11

professions",Ad" Physio} Educ 33: 30--36, 2009 dalam w\vw.advan.physiology.orgl..l30.pdt: ShIm, 231Wli

2009, pk121.01 WJB.

24CamL.Sidman dan Dimme Jones, "Addressing Students' Learning Styles tlrrough SkelClal

PowerPoint Slides: ACasc Study", MERLOT JoumalofOnlincLcnrning and Teaching Vol. 3, No.4, December 2007, dalam wwwjorltmerlot.org.pdf; 12 hInt, 2..1 Juni 2009-, pkI2{);04WlB

].5C.Lenh Moore dan Ting Wmlg, «Adult Lemning Styles ofModern ChineseEducutionnl Learners:

[image:33.595.112.460.270.520.2]
(34)

22

tersebut, atau dengan earn menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.

Siswa dengan gaya belajar visual harus melibat bahasa tubuh dan ekspresi muka guruuya untuk mengerti materi pelajaran. Siswa berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggtUlakan tampilan-tampilan visual, sepelti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam .kelas, siswa yang memiliki modalitas visual lebih suka rnencatat sampai detil-detilnya mtuk mendapatkan informasi. Perlu juga bagi guru menggunakan spidol berwarna, dan menghadirkan simbol-simbol visual yang mewakili setiap konsep kunci.26

b. Gaya Belajar AuditOli

lvIodaiitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata, yang diciptakan mauptm diingat. Ciri-ciri siswa yang memiliki modalitas auditorial adalah:

I) Perhatimmya mudah terpecah 2) Berbicara dengan pola berirama

3) Belajar dengan cara mendenb'1lJ:kan, menggerakkan bibir/bersuara saat membaca

4) Berdialog secara secara internal dan eksternal

Siswa yang bCltipe auditori mengandalkmt kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Siswa yang mempllnyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggullakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang gtlI'll katakan. Siswa auditori dapat mencerna maklla yang disampaikan melalui tone suara,pitch (tinggi rendahnya), ォGセ」・ー。エ。ョ berbicara dan hal-hal auditori lainnya. lllfonnasi tertulis terkadang mempullyai makna sedikit bagi siswa auditOli. Siswa sepilrti uti bias,mya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengml keras dan

(35)

mendengarkan kaset. Mengajar siswa auditori hendaknya mengglillakan variasi vokal (perubahan nada, keeepatan, dan volume). Pengulangan materi dilakukan dengan meminta siswa menyebutkan kembali konsep kunei.

e. Gaya Belajar Kinestetik

Mellurut De Porter, gaya belajar kincstt:tik adalah penyerapan infonnasi yang dilakukan dengan eara mengeJjakarmya seem'a langsung atan mempraktekkannya Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat sehingga gaya belajar kinestetik eendenmg melibatkan aktivitas gerakan dalam belajar sepcrti : wawalleara, pcrmainan, dan simulasi.27 Orang yang Illcnggunakan gaya belajar kinestetik mcuyukai studi lapangan dan kegiatan lain yang melatih pengalalllan belajar.28

Mennrut Oxford dan Anderson yang dikutip oleh Noridah bahwa, siswa kinestetik menyukai gerak tubuh dan Illelllpraktekkannya seem'a langsnng. Mereka tidak nyalllan dllduk dalam wak1:u yang sangat lama. Mereka perIu sering melaknkan aktifitas fisik seperti games dan drama?9

Menurut Cluister Stenslllo, Pelllbelajaran kinestetiklebih suka Illengalllbil infonnasi melalui anggota tubuh sepcrti dcngan menycntullllya, mClllaillkal1, berpil1dall, dml scbagainya, tetapi tClltuuya deugau menggunakal1 mata dan telinga. Kinestetik lebih suka melllprak'tekkmillya dan belajar secara lmlgsung. Mereka tidak snka dudnk dml berkonsentrasi terhadap visual, oral, atau infonnasi textual. Mereka suka eontoh sebelum teori dan praktek Illemberikan mereka kesempatan lllltuk menguji pengetahuan mereka.30

27Babbi DePorter, dkk,Quemlum Teaching: mempraktikkan quantum learning di ruang-nwng

kelas.(Bandung : KaHil. 2008), h. 85

n Bobi DcPortcr&M. Hemacki,QuantumLeaming:membiasakan belqjar nymnan dan menyenagkan,Alih bahasa: Alwiyah Abdurrachmall,(BtlUdlUlg:Kaifu, 2001)

29Noridah, "Upper Secondary Students' Perception Towards Kinesthetic Leaming Activities

Conducted Tn An English Classroom AnTnsighl ",.dalamwww.cpnn!S.uln1.11ly/..lNoridahSainMFP.pdf.SI hhll, 28 Jannari 20()'}, pkl 3:41 WIB

(36)

24

Menurut Dong Olson, gaya belajar kinestetik merupakan kemarnpuan menerima infonnasi yang berasal d.ari sentuhan, gerak dan mempraktekkannya. Orang yang memiliki gaya belajar kinestetik biasanya mengerjakan tugas dengan santai (tidak tegang) dan langsung mempraktekkannya.31

Orang yang memiliki modalitas kinestetik akan belajar melalui bergerak, menyentuh dan melaknkan. Orang seperti ini sulit untuk duduk diarn berjarn-jarn karena keinginan mereka uutuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat Alat bantu d.apat digunakan untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankall konsep-konsep kunci, menciptakan sllnulasi dan peragaan konsep agar mereka mengalaminya dan mengizinkall mereka beJjalan-jalan di kelas. Menceritakan pengalarnan pribadi guru mengenai wawasan belajar dan dorongan kepada mereka untuk melakukan hal sama akan sangat membantu pula32Ciri-ciri modalitas belajar kinestetik :

a. Berbicara dengan pelan b. Menanggapi perhatian fisik

c. Menyentull orang untuk mendapatkan perhatian mereka d. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak e. Dapat belajar melalui lnaniplliasi dan praktek f. Menghafal dengan cara beIjaiandanmelihat

g. Menggunakan jari sebagai penmJjuk ketika me:mbaca h. Banyak menggunakan isyarat tllbllh

i. Tidak dapat dlldllk diam dengan waktll yang lama33

students in practical-aesthetical subject", dalam www.varkJeamcom. 13hlm.1 Agustus 2009. pkl22:30

WIB

31Valerie Dong Olson, "InstructionOf CompetentPsychomotor Skill".College TeachillgMethod.<;

&Styles Joumal- September 2008 Volume4.Number9.dalamキキキNャッッ、ッ」N」ッュOーウケ」ィッュッャッイMウォゥャャMー、セ 4 hIm, 23 Juni 2009, pkl20:13 WlB

32Bobbi DePorter.dkk,Quantum Teaching: mempraktikkan quantum learning dimang-nwng

kelas,(Balldullg : Kaifa, 2008), h. 57

33Bobi DePorter&M. Hernacki,Quantum Learning: membiasakan be/ajar nyarnan dan

(37)

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan babwa, gaya belajar kinestetik merupakan proses menerima informasi dengan mempraktekarmya secara langslmg melalui sentullan, permainan dan gerak. Seseorang yang memiliki gaya belajar kinestetik akan efektif, jika menggtmakan cara antara lain : demonstrasi, studi lapangan, membuat dan melakukan.

Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar kinestetik adalah : a. menyelltuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak

b. belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik

c. mengingat sambil bmjalan dan melillat

[image:37.595.64.469.209.677.2]

Moomut Tyler yang dikutip oleh Nono Hery Yoooallto, perbandingan gaya belajar dil.ihat dari ciri-ciri gaya belajar dan petunjuk belajar efektif(tabeI2.l).34

Tabel 2.1 Ciri Gaya Belajar Kinestetik dan Petunjuk Belajar Efektif Ciri-ciri masing-masing gaya belajar Petunjuk belajar

Orang doogan gaya belajar visual Orang dengan gaya belajar visual

biasanya: seharusllya :

l. Memerlukan kemampuan melihat l. Menggunakan gambar lmtuk lmtuk moogetahui sesuatu. memperkuat belajar seperti :

film, slide, gamar ilustrasi, dan diagram.

2. Mempunyai kelebilian pada wama. 2. Kode wama dapat mengorganisir catatan-catatannya.

3. Memiliki kemampuan artistik. 3. Meminta petunjuk secara tertulis.

34Nono Hery Yoenanto dan Muryant1.nah Mulyo,Pengoruh Gaya Be/ajar (Visual Audilorial dan

Kines/elik) Terhadap Tingkat Prestasi Be/ajar Afatematika .s'iswa Sekolah Menengah Umum.(Lembaga

(38)

26

4. Menggunakan diagram danjlow

chartsdalanl membual ealatan. Kala-kala yang dieja secara visuallebih mudah lmtuk diingat.

4. Selalu mengalami kesulitan dengan petnnjuk secara lisan.

5. Mengalami kesulilan,jika mengikuli 5. pembelajaran dengall ceramah.

6. Selalu salah dalam menginlerprelasi kala-kala.

Orang dengan gaya belajar audilOli biasanya:

1. Lebih suka mendapal infonnasi dengan mendengarkan dari pada melihat.

2. Mengalami kesulilan, jika mengikuti petnnjuk secara lertulis.

3. Kesulilan dalam Illembaca.

Orang dengall gaya belajar audilori seharusnya :

1. Menggunakan tape recorder

unluk memperkual belajar.

2. Belajar dengan Illewancarai dan berpartisipasi dalam diskusi. 3. Bila menghadapi les petunjuk

dengan suara yang keras atau dengantape recorderakan membanlu.

4. Mengalami Illasalall dengan Illenulis.

5. Kurang mampu dalam membaca bahasa lubuh dan ekspresi Illuka.

Orang dengan gaya belajar kinesletik biasanya:

I. Lebih suka menggunakan tangal1l1ya unluk belajar.

Orang dengan gaya belajar kineslelik seha11lsnya :

1. Pengalamall langsung lebih memperkual beilliamya seperti keIja di laboralorium, pel111ainan peran, dl!.

(39)

waktu-petunjuk bacaan. waktu belajar.

4. Belajamya lebili bail<, melibatkan aktivitas fisik. 5. Mempunyai kemampuan

koordinasi fisiko

3. Mengalami kesulitan, jika belajar 3. Melacak angka-angka

dengan duduk. belajar pengucapan

mengingatnya.

jika 4. Menggtmakan komputer memperkuat belajar. dalam 5. Mengeksperesikan

kemampuannya dengan drama dan senam.

untuk dan

untuk

dansa,

Dalam proses pembelajaran ketiga gaya belajar tersebut dapat digabungkan dan disajikan deugan latar belakang musik. Latar belakang musik yang biasa digunakan adalab Musik Baroque. Untuk tujuan pembelajaran musik Baroque dibedakan rnenjadi dua kategori, yaitu :

a. Quick Baroque (antara 100 - 140 bit per menit) b. Slow Baroque (antara 55-70 bit per menit)

Pengaruh musik terhadap peningkatan kemampuan akademik sudab cukup lama diyakini dalam dunia penclidikan, yaitu dapat merangsang keberhasilan akademik jangka panjang. Musik dan ritme membuat seseorang lebih mudah mengingat. Hal ini disebabkan karena musik sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis seseorang. Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung cenderung meningkat. Gelombang otak meningkat, dan otot-otot menjacli tegang. Se:lama relaksasi clan

(40)

mampu berkonsentrasi.35 Untuk pemasukan infonnasi, gunakan musik deugan tempo 55 - 70 bit per meuit. Untuk diskusi atau tugas yang menuntut kreatif, gunakan musik yang lebib aktif dengan tempo 100 -140 bit per menit.36

6. Model Pembelajaran

Menurut Soekamto dkk, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan peugalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar terteutu, dan berfllllgsi sebagai pedoman bagi para peraucang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanal(an aktivitas belajar mengajar.37 MeuUlllt Sudrajat, model pembelajaran adalah bentuk

pembelajarau yang tergambar dari awal sampaiakhir yang disajikan secara khas oleh gum Dengan kata lain, model pembelajaran melllpakan btmgkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.38

Dari pengeltian tersebut dapat disimpulkan ballwa model pembelajaran adalall suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedomau dalam mereucanakan pembelajaran di kelas uutuk membantu peserta didik sedemikian lllpa sehingga tujuan pembelajaran

tercapai.

35Hanuuni, "Meningkatkan Kemampunn dan Kecepatan Belajar dalam konsep accelerated

learning", dalam www.uin-suka.info/ejumaVindcx.php?option=com...id.html. 28 september 2009, pkl 09.00

WIB

36Adi. W. Gunawan,Genius Leaming Strateg;s,(Jakarta :Pt GramediaPustakaUtama, 2007), h.

253

37Trianto. (2007) Model-model Pembelajamn InovatifBerorientasi KOflstruktivistik.Jakarta:

PrestasiPustaka

" Akhmad Sudrajat, Pengeman Pendekalan, Stmtegi, Metode, Teknik, Tal.1ik, dan Model

Pembelajnran, dnlam

(41)

Menurut Nieveen, kriteria model pembelajaran yang baik adalab sebagai berikut.

a. Valid

Validitas atau ketepatan model pembelajarlill berhubungan dengan dua hal, yaitu rasional teoritik yang kuat dan memilki konsistensi internal. b. Praktis

Kriterium praktis menunjuk pada: pertama, para abli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang mereka kembangkan dapat diterapkan dan kedna, kenyataan menunjukkan bahwa apa yang mereka kembangkan tersebut betul-betul dapat diterapkan.

c. Efektif

Efektivitas suatu model pembelajaran ditulljukkan dellgan parameter: pertama, para ahli dan praktisi berdasarkan pengalamanuya menyatakan babwa model pembelajaran tersebut efekfcif, dan kedua, secara operasional model pembelajaran tersebut memberikan hasl sesuai dengan yang diharapkan.

7. Pembelajaran Kooperatif

a. Pellgertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan mod"l pembelajaran yang diupayakan uutuk dapat meningkatkan peran serta siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada para siswa uutuk berinteraksi dan belajar secara bersama meskipun mereka berasal dati berbagai latar belakang yang berbeda?9 Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya keJjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.4o Abdurrabman dan Bintoro memberi batasan model pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran yang

39Kuntjojo;'Model Pembelejaran Kooperatif'. dalam http://ebel"Ullt.wordpress.com

/2009/07131/untitled, 15 desember 2009, pkl 08.10

40Ismail,Model-model PembeJajaran,(Jakarta: Direktorat Sekolah Laujutan Tingkat Pertama

(42)

30

secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang sHill asab, silill asih, dan silill asuh antar sesama siswa se:bagai latillan hidup dalam masyarakat nyata.41

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalab model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antar siswa dalam kelompok lmtuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir pada kegiatan belajar meng<\jar.

b. Landasan Teoritis Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif didasarkan teori konstrulctivistik, babwa siswa dapat menemukan dan memahami konsep-konsep yang dipelajari dengan cara mongkonstruksi pengalamannya. Usaha untuk mengkonstruksi pengalaman akan lebih mudab dilakukan jika mereka melakukll.1111ya dengan bekeJja sama. Menumt Arends yang dikutip oleh kuntjojo, akar intele1.1:ual pembelajaran kooperatif berasal dari tradisi pendidikan yang menekmlkan pemikiran dan praktis demokratis: belajar secara aktif, perilah.'U kooperatif, dan menghormati pluralisme ill masyarakat yang multikulhrral.42

c. Unsm-unsnr Model Pembelajaran Kooperatif

Ada empat Ullsur model pembelajaran kooperatif illantaranya sebagai berikut.43

I) Adanya Peserta dalam Kelompok

Peserta pembelajaran kooperatif adalah para slswa yang melakukan kegiatan belajar secara berkelompok. Pengelompokan siswa bisa dilakukan berdasarkll.11 beberapa perlimbangllll, misalnya minat, bakat kemampuan akademis, dst. Pe:rtimbangan apapun

41Nurhadidan Senduk,Pembelajaran Kontekstuol dan Penerapannya do/am KBK,(Malang:

Penerbit Universitas Negeri Malans, 2003)h.60

42KWltjojo,"Model Pembelejaran Kooperalif', dalam http://ebeklmt.wordpress.com

/2009/07131/untitled, 15 desember 2009, pkl 08.10

43Sal1jaya, Wina.Sfrafegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.(Jakarta:

(43)

yang dipilih dalam mengelompokkan siswa, tujuan pembelajaran hanls yang diutamakan.

2) Adanya Aturan Kelompok

Aturan kelompok mempakan sesuatu yang telah disepakati oleh pihak-pihak yang terlibat, baik siswa s,ebagai peserta didik mauplm siswa sebagai anggota kelompok.

3) Adanya Upaya Belajar Setiap Anggota Kelompok

Upaya belajar mempakal1 segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampual1, baik kemalllpuan yang telah dillliliki, lllaupun kemampuan yang bam Aktivitas belajar siswa dilah.'Ukan secara berkelompok, sehingga diantara mt:reka teJjadi saling membelajarkan llleialui tukar pikiran, pengalaman, lllaupnn gagasan.

4) Adanya Tujual1 yang Akan Dicapai

Aspek tujuan dalam model pembelajaran ini dimaksudkan untuk memberikan arall pada perencanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi. Dengan adanya tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memalJa.llli sasaran setiap aktivitas belajar.

d. Karaktetistik Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan. Elemetl-elemen yang sekaligus merupakan karaktetistik pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.44

1) Saling ketergantungal1 yang positif

2) Dapat dipertanggungjawabkan secara individu 3) Heterogel1

4) Berbagi kepemimpil1al1 5) Berbagi tanggung jawab

44Ismail,Model-model Pembe1ajaran.(Jakarta: Dird'torat Sekolah Lanjutan Tingkat Pcrtama

(44)

32

6) Ditekankan pada tugas dan kebersamaan

7) M<:Jmpunyai keterampilan dalam berhubunglm sosial 8) Efektifitas tergantung kepada kelompok

8. TGT(Teams Games Tournament)

TGT (Teams Games Tournament) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran dengan jalan mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan sebuah masalah dan menyelesaikan suatu tugas45 Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan kemajnan belajar dan pembahan siswa yang Iebm positif

TGT(Teams Games Tournament)mempakan model pembelajaran yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas selumh siswa dan mengandlmg lmsur permainan serta reinforcement Aktivitas belajar dengan pennainan dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT

(Teams Games Tournament). Model pembelajaran ini memungkiukan siswa dapat belajar lebih santai disamping menmnbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.46

Model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat menimbulkan suasana kelas yang menyenangkan. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik nntuk membangkitkan motivasi belajar. Pada dasamya belajar paling efektif saat siswa sedang bermain atan melakukan sesuatu yang :mengasyikkan.47 Hal tersebut dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

David L menyatakan bahwa huuan TGT (Teams Games Tournament) adalah menciptakan lingkungan kelas yang efektif, dimana semua siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan secara

45Suhennan, Ennan. 2003. Strntegi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:JleA

Universitas Pendidikan Indonesia

46Labschool Jakarta, "Model-Model Pembe1ajarall", dalam

wijayalabs.wordpress.com/2008/04/22/model-model-pembelajaran, 15 okiober 2009, pk120.00 WlB

41Nggaodi Kalu, "Belajar Paling EfektifJika Menyerumgkan", dalam www.1ib.atmajaya.ac.id.pdf.

(45)

konsisten menerima dnkungan untnk meningkatakan hasil belajar.48. Ada

lima komponen utama dalam TGT(Teams Games Tournament)yaitu: a. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalalll penyajian kelas, biasanya dilaknkan dengan pengajaran Iangsung atan dengan ceramah, disknsi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harns benar-benar lllemperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan lllembantn siswa bekerja lebih baik pada saat keIja kelompok dan pada saatgame karena nilai

game akan menentnkan nilai kelompok. b. Kelolllpok (team)

Kelompok biasanya terdiri dari empat sampai lima orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etllik. Fungsi kelompok adalah untuk Iebih mendalami lllateri bersama teman kelompoknya dan lebih khnsus untuk lllelllpersiapkangame.

c. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk lllengtlii pengetahuall yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Siswa yang lllenjawab benar peltanyaan itu akan lllendapat lIilai. Nilai illi yang dikumpulkan siswa untuk tumalllen IlIl11gguan.

d. Tumamen

Biasanya tumamen dilakukan pada akhir lllinggu atan pada setiap unit setelalI gtlru melakukan persentasi kelas dan kelolllpok sndah llIengeljakan latihan soal.

48De Vries David L, "Teams Games Tournament TheTeams Leaming Appproach", dalam

ィエエーZOO「ッッォウNァッッァャ・N」ッェ、ャ「ッッォウ_ゥ、セe・エ・RdteSbォcFpifpaRPFャーifpaiYFッエウBィクhaTUゥgィオF、ア]jオュ。ャK

(46)

34

e. Penghargaan Kelompok

Gum kemudian mengumumkan kelompok yang menang, kelompok dengan nilai tertinggi akan mendapatkan hadiah dan pujian.

Kelima komponen tersebut mempakan komponen penting dalam proses pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Masing-masing komponen mempunyai fimgsi yang berbeda dalam proses pembelajaran. Sehingga keberhasilan pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)

tergantung pada kelima komponen tersebut.

9. Penelitian Tindalrnn Kelas(Classroom Action Researcll)

a. Definisi Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Kurt Lewin, penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Menumt Carr & Kemmis, penelitian tindakan adalah suatu bentuk penditian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka serta pemahaman mereka terhadap praJ...1:ik-praktik l11ereka dan terhadap sitnasi tempat praJ...1:ik-praktik-pra1.1:ik tersebut dilakukan49

MenUfut Suharsimi Arikunto, pengertian tindakan kelas diartikan dalal11 tiga pengertian50,yaitu :

l) Penelitiau yaitu menunjukkan pada suatu kegiatan meucermati suatu objek dengan menggunakan cam dan l11etodologi tertentu untuk memperoleh data informasi bennanfaat dalam l11eningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

49Kunandar,Langkah Afudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan ProftstGum,

(Jakarta: PT Rajagrnfindo Persada, 2008), h.42

(47)

2) Tindakan yaitu menunjukkan pada snatu gerak yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa.

3) Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas tetapi dalam pengertian spesifik. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu peneermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimlllleulkan dan teIjadi dalam sebuah kelas seeara bersama. Tindakan tersebut dilakukan para guru atau peneliti dengan arahan dari guru atau peneliti yang dilakukan oleh siswa.

ladi penelitian tindakan kelas adalall upaya yang dilakukan sekelompok guru seeara kolaboratif dalam rangka memperbaiki praktik pembell\iaran di kelas seeara berkesil1ambul1gan berdasarkan refleksi tindakan yang telall dilaksanakan.

b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas berbeda dellgan pellelitiall formal pada llllllllllllya. Pellelitian tindakan kelas memiliki beberapa karaktetistik sebagai berikut.5J

I) On the job problem oriented(masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muneul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewel1angan atau tanggung jawab pel1eliti). Penelitian tindakan kelas didasarkan pada masalah yang benar-benar dihadapi guru dalalll proses belajar lllengajar di kelas.

2) Problem solving oriented(berotiel1tasi pada pemeeallan masalah). Penelitian tindakan kelas yang dilakukart oleh guru dilakukan sebagai upaya untuk lllemecahkal1 masalall yang dihadapi oleh

51Kunandar.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Ke/as sebagai Pengembangan Proftsigオイエャセ

(48)

36

guru dalam proses belajar mengajar di kelasnya melalui suatu tindakan (treatulent) terteutu sebagai upaya menyempumakan proses pembelajaran di kelasnya.

3) Improvement oriented (berorientasi pada peningkatan mutu). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam rangka nntuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelasnya.

4) Ciclic(siklus). Konsep tindakan(action) dalam penelitian tindakan kelas diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulaug. Siklus dalam penelit

Gambar

Tabel 2 Ciri Gaya Belajar dan Petunjuk Belajar EfektiJ
Gambar 2 Model Penelitian
Tabel I. Perolehan nilai u1angan hatian kelamtan dan hasil kali kelanrtan
gambar,Iebih
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana kita ketahui, jika alih fungsi lahan hutan tersebut dilakukan sesuai dengan peruntukannya, yaitu sesuai dengan lingkungan yang mempunyai ekosistem

[r]

2.1.3 Kesehatan Lingkungan adalah ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan lingkungan dan manusia, ilmu dan seni dalam pengelolaan lingkungan

Satpam Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) masih menggunakan absensi dengan sistem tanda tangan yang dibuat manual dan data yang berkaitan juga menggunakan

Empati kepada orang miskin dan kecil dapat dilatihkan dengan beberapa cara antara lain:.  Siswa hidup dan live in di keluarga miskin yang harus kerja keras mencari

1) Percobaan awal, Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah

Menurut Encyclopedia of Social Sciences, warisan adalah harta benda orang mati yang diberikan kepada orang hidup, dan terdapat dalam suatu bentuk dimana lembaga harta benda

Oleh karena angka kesakitan jiwa semakin tahun semakin meningkat seperti kelainan pada anak yang makan makanan yang tidak lazim seperti makan pasir, makan paku dll, serta