• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep tekanan (kuasi eksperimen di SMP Darul Mukhlishin Cengkareng)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep tekanan (kuasi eksperimen di SMP Darul Mukhlishin Cengkareng)"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

(Kuasi Eksperimen di SMP Darul Mukhlishin Cengkareng)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh :

NETI DAMAYANTI NIM. 107016300866

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit : 5 Januari 2009

FITK No. Revisi: : 00

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, N a m a : Neti Damayanti

Tempat/Tgl.Lahir : Tangerang, 03 Desember 1989 NIM : 107016300866

Jurusan / Prodi : Pendidikan Fisika

Judul Skripsi : Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Tekanan

Dosen Pembimbing : 1. Hasian Pohan,M.Si

2. Iwan Permana Suwarna, M.Pd

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,

Mahasiswa Ybs.

(5)

i

Neti Damayanti (NIM: 107016300866). Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Tekanan (Kuasi Eksperimen di SMP Darul Mukhlishin Cengkareng).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep tekanan. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII-1 dan VIII-2 SMP Darul Mukhlishin Cengkareng. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian pretest-posttest control group design. Penentuan sampel ini berdasarkan teknik purposive sample. Sampel penelitian berjumlah 50 siswa, dengan 25 siswa untuk kelas eksperimen dan 25 siswa untuk kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda. Data hasil instrumen tes dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 74,24 dan kelas kontrol adalah 69,28. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap data posttest dengan n = 25 dan α=5%. Hasilnya adalah nilai thitung = 2,80 sedangkan

ttabel = 2,20. Terlihat bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep tekanan.

(6)

ii ABSTRACT

Neti Damayanti (NIM:107016300866). The Effect of Experimental Method to the Learning Outcomes of Students in The Physics Concept of Pressure. (Quasi experiments at Junior High School Darul Mukhlishin Cengkareng).

The purpose of this study was to determine the effect of experimental method to the learning outcomes of students in the physics concept of pressure. This study was conducted in class VIII-1 and VIII-2 of junior high school Darul Mukhlishin, Cengkareng. The method which is used in this study is quasi-experiment with pretest-posttest control group research design. The sample was determined by using purposive sample technique. This study’s sample are 50 students, with 25 students for experimental class and 25 students for control class. The instrument used in this study is a test instrument of multiple choices questions. Data from the test instrument’s result were analyzed quantitatively. Based on the analysis, the average score of students’ learning outcomes in experiment class is 74,24, and 69,28 for the control class’ students. It is based on hypotesis test result by using t test to the posttest data with n = 25 and α = 5%. The result is the value of tcount

= 2,80 while ttable = 2,20. It shows that t count>t table, so it can be concluded that there

are effects of experimental method to the learning outcomes of students in the physics concept of pressure.

(7)

iii

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang terus menerus memberikan rahmat serta hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Tekanan”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada junjungan baginda pejuang Islam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Begitu juga kepada seluruh keluarga dan para sahabatnya serta pengikut ajarannya yang setia sampai akhir zaman.

Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada:

1. Ibu Nurlena Rifai, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, sebagai Ketua Program Studi sekaligus Pembimbing II terima kasih atas bimbingan, saran, dan pengarahan yang telah diberikan.

4. Bapak Hasian Pohan, M.Si sebagai dosen Pembimbing I terima kasih atas bimbingan, saran, dan pengarahan yang telah diberikan.

(8)

iv

6. Ayahanda Damiri dan Ibunda Nurwanih, yang selalu memberikan do’a dan motivasi moril maupun materil serta kasih sayang, dan dukungan untuk terus mengiringi langkahku menggapai cita-cita.

7. Suami dan Ananda ( Muhamad Kholil dan Ni’matul Maula), yang senantiasa memberikan doa, semangat dan motivasi sehingga bisa selesainya skripsi ini. 8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu

menyelesaikan penulisan ini, termasuk kawan-kawan yang mendukung memberi masukan kepada penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.

Jakarta, 2014

(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C.Pembatasan Masalah ... 4

D.Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 6

A.Kajian Teoretis ... 6

1. Metode Kesperimen ... 6

a. Pengertian Metode Eksperimen ... 6

b. Karakterisitik Metode Eksperimen ... 8

c. Tujuan dan Esensi Metode Eksperimen ... 8

d. Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen ... 10

e. Prosedur Penggunaan Metode Eksperimen ... 11

f. Langkah-langkah Metode Eksperimen ... 12

2. Belajar dan Hasil Belajar ... 15

a. Pengertian Belajar ... 15

(10)

vi

c. Tinjauan Konsep Tekanan ……….. . 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

C.Kerangkan Berpikir ... 28

D.Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A.Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

B. Metode dan Desain Penelitian ... 31

C.Variabel Penelitian ... 32

D.Populasi dan Sampel ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Instrumen Penelitian ... 33

G.Kalibrasi Instrumen ... 34

1. Validitas ... 34

2. Reliabilitas ... 35

3. Taraf Kesukaran ... 35

4. Daya Pembeda ... 36

H.Teknik Analisis Data ... 37

1. Uji Prasyarat Analisis Data ... 37

a. Uji Normalitas ... 37

b. Uji Homogenitas ... 38

2. Pengujian Hipotesis ... 39

I. Hipotesis Statistik ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A.Hasil Penelitian ... 42

1. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 42

2. Data Hasil Posttes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 44

3. Data Hasil posttes Kelas Eksperimen dan Kontrol pada Jenjang Kognitif ... 45

(11)

vii

5. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis Data Tes ... 47

a. Uji Normalitas ... 47

b. Uji Homogenitas ... 48

c. Uji Hipotesis ... 49

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

BAB V PENUTUP ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Instrumen Penelitian ... 57

1. Tabel Kisi-Kisi Instrumen ... 58

2. Kisi-Kisi Instrumen ... 59

3. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Dengan Program Anates ... 70

4. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Valid ... 71

5. Instrumen Valid ... 72

Lampiran B: Perangkat Pembelajaran ... 77

1. Silabus ... 78

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 80

3. Lembar Kegiatan Siswa ... 104

Lampiran C: Analisis Data Hasil Penelitian ... 115

1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 116

a. Uji Normalitas ... 116

b. Uji Homogenitas ... 123

2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 126

a. Uji Prasyarat Hipotesis ... 126

1) Uji Normalitas ... 126

2) Uji Homogenitas ... 132

b. Uji Hipotesis ... 136

3. Nilai-nilai r Product Moment ... 140

4. Luas di Bawah Lengkung Kurva Normal Dari 0 s/d Z ... 141

5. F Table For Alpha 0,5 ... 142

6. Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ... 144

(13)

ix

Lampiran D: Surat-Surat Penelitian ... 146 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas

(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbaikan Struktur Ranah Kognitif ... 22

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 30

Table 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes ... 32

Tabel 3.3 Kualifikasi Koefisien Korelasi ... 34

Tabel 3.4 kategori Derajat Kesukaran ... 35

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda... 35

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hail Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 41

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hail Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 43

Tabel 4.3 Data Hasil Posttest Pada Jenjang Kognitif ... 44

Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest ... 45

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 46

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Pengujian Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 47

(15)

xi

Gambar2.1 Peta Konsep Tekanan ... 24

Gambar 4.1 Data Nilai Pretest ... 42

Gambar 4.2 Data Nilai Posttest ... 43

Gambar 4.3 Data Nilai Posttestpada Jenjang Kognitif ………. 44

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan salah satu komponen dalam dunia pendidikan yang berperan penting dalam pembentukan kualitas dan kuantitas pembelajaran yang dilaksanakannya. Guru membangun pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas berpikir agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, mengkontruksi pengetahuan baru dan meningkatkan penguasaan terhadap materi pembelajaran.1

Pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia berkualitas dapat dicapai apabila guru menerapkan strategi, pendekatan ataupun metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penerapan metode-metode pembelajaran tersebut akan dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik secara optimal dan meningkatkan hasil belajar.

Proses pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa dapat diwujudkan apabila guru memiliki wawasan dan kerangka pikir holistik tentang pembelajaran. Karena, proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.2 Melalui proses pembelajaran IPA diharapkan siswa dapat memahami fenomena yang terjadi di alam sekitar, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari menjadi suatu produk yang bermanfaat. Sehingga guru sudah seharusnya menggunakan metode pembelajaran yang tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan ruang

1

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 62.

2

(17)

bagi peserta didik untuk berkreativitas, berimajinasi dan terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran.

IPA sebagai bagian dari pendidikan yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu cabang dari pendidikan IPA adalah pendidikan fisika. Pelajaran fisika harus dipahami secara menyeluruh dengan pemahaman konsep yang benar, sehingga mudah untuk dipelajari. Memahami konsep fisika yang benar adalah mengetahaui apa kegunaan dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Karena, tujuan pembelajaran sains khususnya fisika adalah pembelajaran yang diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif baik fisik, mental, intelektual, dan sosial untuk memahami konsep fisika. Menurut Jerome Bruner seperti yang dikutip oleh Ratna Wilis

Dahar dalam bukunya mengemukakan “agar siswa-siswa hendaknya belajar

melalui berpartisipasi secara aktif untuk memperoleh pengalaman dalam menemukan prinsip-prinsip”.3

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, pembelajaran yang berlangsung di kelas VIII SMP Darul Mukhlishin belum dapat mengembangkan kreativitas pemikiran dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa selama proses pembelajaran fisika. Hal ini terlihat ketika guru banyak menggunakan verbalisme dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tersebut menyebabkan siswa cenderung cepat merasa bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. Faktor lain yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian pada konsep tekanan adalah hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Darul Mukhlishin masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal di SMP Darul Mukhlishin pada pelajaran fisika untuk kelas VIII adalah 6,80, namun siswa hanya memperoleh nilai rata-rata 6,00.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa baik secara perseorangan ataupun kelompok, untuk melakukan suatu proses atau

3

(18)

3

eksperimen dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya.4 Metode eksperimen dianggap sesuai untuk pembelajaran fisika karena mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kratifitas secara optimal.

Metode eksperimen dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku. Guru dapat mengembangkan keterlibatan siswa secara aktif selama proses pembelajaran baik itu fisik, mental, maupun emosional dalam metode eksperimen. Keterlibatan itu diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat. Metode eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan prosesnya sehingga memberikan pengalaman secara langsung yang dapat tertanam dalam ingatannya agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul: “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Tekanan ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengidentifikasikan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Pembelajaran yang dilaksanakan belum dapat mengembangkan pemikiran

dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

2. Guru banyak menggunakan verbalisme dalam menyampaikan materi sehingga menyebabkan siswa cenderung merasa bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

3. Keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. 4. Pelajaran fisika pada materi Tekanan sebagai mata pelajaran yang abstrak

bagi siswa kelas VIII di SMP Darul Mukhlishin.

4

(19)

5. Hasil belajar siswa pada materi tekanan di kelas VIII mencapai nilai rata-rata 6,00 yang masih dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu 6,80.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, peneliti membatasi permasalahan pada pengaruh metode eksperimen. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini terkait pada:

1. Pembelajaran fisika pada konsep Tekanan dengan menggunakan metode eksperimen di kelas VIII pada semester genap.

2. Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan hasil tes kognitif saja. Ranah kognitif dinilai berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi. Ranah kognitif yang diukur pada penelitian ini adalah mulai jenjang C1 sampai C4 pada konsep tekanan dengan menggunakan metode eksperimen

(LKS).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini yaitu ”apakah metode eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep tekanan”?

E. Tujuan Penelitian

(20)

5

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini, peneliti uraikan dalam dua bagian yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.

1. Manfaat yang bersifat teoritis, yaitu penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai pembelajaran dengan metode eksperimen.

2. Manfaat yang bersifat praktis, yaitu manfaat yang berguna bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti, yaitu sebagai berikut:

a. Bagi siswa

1) Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fisika

2) Meningkatkan pemahaman konsep IPA yang dipelajari secara mendalam melalui pengalamn langsung.

3) Mendapatkan proses pembelajaran IPA yang lebih bermakna dan berkualitas. b. Bagi guru

1) Alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran fisika.

2) Mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa. 3) Meningkatkan profesional guru dalam proses pembelajaran terutama dalam

mata pelajaran fisika. c. Bagi sekolah

1) Dapat memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan mutu dan efektivitas mata pelajaran fisika.

d. Bagi peneliti

1) Mendapatkan pengalaman menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMP.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan informasi bagi penelitian selanjutnya.

e. Stake Holder

(21)

6

A. Kajian Teoretis 1. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya hasil belajar anak yang memuaskan. Pengertian metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya cara teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Secara umum dirumuskan bahwa pengertian “metode pengajaran adalah cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu”.1 “Metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara pembentukan atau pemantapan pengertian peserta (siswa) terhadap suatu bahan ajar”. 2

Metode pengajaran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pengajaran tertentu. Metode pengajaran yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Dengan kata lain metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, ”metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan”.3 Metode ini diharapkan

1

Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Referensi, 2013), h. 152.

2

Daryanto, Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar Bagi Guru, (Bandung: CV. Yrama Widya, 2013), h. 1.

3

(22)

7

sepenuhnya dapat melibatkan anak didik dalam merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata. Anak didik diharapkan tidak menelan begitu saja sejumlah fakta yang ditemukan dalam percobaan yang dilakukan.

Menurut Syaiful Sagala, ”metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”.4 Roestiyah N.K menyatakan bahwa ”metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru”.5

Metode eksperimen menurut Djamarah adalah ”cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari”.6 Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati sesuatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.

Metode eksperimen merupakan metode yang dikembangkan dengan tujuan untuk membimbing siswa agar mampu menemukan jawaban-jawaban sendiri dari fenomena-fenomena yang dihadapi melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan bimbingan serta pengarahan dari guru. Dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa baik secara perorangan maupun kelompok untuk melakukan suatu eksperimen dengan mengalami sendiri suatu pengetahuan baru bagi siswa.

4

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 220.

5

Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 80.

6

(23)

b. Karekteristik Metode Eksperimen

Menurut Udin S. Winataputra yang dikutip oleh Komang Widarmika, karekteristik metode eksperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar siswa antara lain :

1) Ada alat bantu yang digunakan 2) Siswa aktif melakukan percoban 3) Guru membimbing

4) Tempat dikondisikan 5) Ada pedoman untuk siswa 6) Ada topik yang di eksperimenkan

7) Ada temuan-temuan dari pelaksanaan eksperimen7

Adapun pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari penerapan metode eksperimen antara lain:

1) Mengamati sesuatu hal 2) Menguji hipotesis

3) Menemukan hasil percobaan 4) Membuat kesimpulan

5) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa

6) Menerapkan konsep informasi dari eksperimen

c. Tujuan dan Esensi Metode Eksperimen

Penggunaan metode ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa mampu dan meneukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan yang dihadapi dengan melakukan percobaan sendiri. Selain itu juga siswa terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah, dengan melakukan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang dipelajari.

Dalam proses belajar mengajar tujuan penggunaan metode eksperimen ini adalah :

7

Komang Widarmika, Metode Eksperimen,

(24)

9

1. Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh.

2. Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan

3. Melatih peserta didik menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui

percobaan.8

Dari tujuan yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa alasan mengapa guru menggunakan metode eksperimen, diantaranya :

1. Metode eksperimen diberikan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. 2. Metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah. 3. Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri.

4. Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah percaya sebelum ada bukti-bukti nyata.9

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari dilakukan pembelajaran menggunakan metode kesperimen adalah untuk melatih siswa menarik kesimpulan dari fakta hasil pengamatan maupun fakta dari hasil eksperimen, sehingga siswa terbiasa untuk melakukan percobaan secara runtut dan menggunakan logika induktif dalam menarik kesimpulan.

Esensi dari penggunaan metode eksperimen yakni menyajikan bahan pelajaran melalui percobaan serta mengamati suatu proses. Pengalaman belajar akan diperoleh adalah menguji sesuatu, menguji hipotesis, menemukan hasil percobaan dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa.

8

Reni Ernasari, Metode Eksperimen, http://renny12395.blogspot.com/2013/02/metode-eksperimen.html, (1/2/2014)

9

(25)

d. Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen

Syaiful sagala menuturkan bahwa metode eksperimen memiliki kelebihan dan kelemahan sebagaimana yang akan dijelaskan di bawah ini10 :

1) Kelebihan-kelebihannya

Metode eksperimen mempunyai kelebihan sebagai berikut:

a) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja.

b) Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuwan.

c) Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain:

(1) siswa belajar mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, (2) siswa terhindar jauh dari verbalisme,

(3) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif dan realistis, (4) mengembangkan sikap berpikir ilmiah, dan

(5) hasil belajar akan tahan lebih lama dan internalisasi. 2) Kelemahan-kelemahannya

Metode eksperimen juga mempunyai kelemahan sebagai berikut:

a) Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah.

b) Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

c) Sangat menuntut pengasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan,dan bahan muktahir. Sering terjadi siswa lebih dahulu mengenal dan menggunakan alat bahan tertentu dari pada guru.

10

(26)

11

Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode eksperimen antara lain:

a) Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin dicapai sehingga ia perlu mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dengan eksperimen.

b) Hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan siswa tentang langkah yang dianggap baik untuk memecahkan masalah dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat.

c) Guru dapat menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan yang dibutuhkan bila diperlukan.

d) Guru perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhir, ia membanding-bandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen orang lain dan mendiskusikannya bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan-kekeliruan.

e. Prosedur penggunaan metode eksperimen

Adapun prosedur pelaksanaan suatu eksperimen yang dikemukan oleh Roetiyah N.K sebagai berikut :

1) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen;

2) Memberikan penjelasan kepada siswa tentang alat-alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen, hal-hal yang dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat;

3) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan;

4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab.11

11

(27)

f. Langkah-langkah metode eksperimen

Menurut Palendeng seperti yang dikutip oleh Ramacahyati, pembelajaran dengan metode eksperimen meliputi tahap-tahap sebagai berikut12 :

1) Percobaan awal, Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari.

2) Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.

3) Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya.

4) Verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. Aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.

5) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.

Menurut Fathurrahman seperti yang dikutip oleh Abdillah, langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode eksperimen adalah13:

1) Perencanaan: yaitu meliputi kegiatan menerangkan metode eksperimen, membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang dapat diangkat,

12

Ramacahyati, Strategi Pembelajaran Eksperimen, diakses dari

http://ramacahyati8910.wordpress.com (24/1/2014)

13

(28)

13

menetapkan alat-alat yang diperlukan, menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu dicatat dan variabel-variabel yang harus dikontrol;

2) Pelaksanaan: melaksanakan pembelajaran dengan metode eksperimen, mengumpulkan laporan, memproses kegiatan dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman siswa.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode eksperimen menurut Fathurrahman adalah sebagai berikut14:

1) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.

2) Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.

3) Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen yang akan dilakukan.

4) Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya.

5) Setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara tertulis.

Sedangkan langkah-langkah eksperimen atau prosedur eksperimen menurut Roestiyah adalah :15

1) Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang dilakukan dalam eksperimen.

2) Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa dalam eksperimen.

3) Sebelum eksperimen dilaksanakan, terlebih dahulu guru harus menetapkan alat-alat apa yang diperlukan, hal apa saja yang harus ditempuh, hal apa saja yang harus dicatat, variabel-variabel mana yang harus dikontrol.

4) Setelah eksperimen guru harus menentukan apakah follow-up (tindak lanjut) eksperimen seperti mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut,

14

Abdillah, Metode Eksperimen, diakses dari http://gudangilmuabdi.blogspot.com

(22/1/2014)

15

Martingsih, Macam-macam Metode Pembelajaran, diakses dari

(29)

mengadakan tanya jawab tentang proses, melakukan tes untuk menguji peserta didik.

Berdasarkan uraian Roestiyah di atas dapat dikaji langkah-langkah yang akan dilakukan dalam eksperimen yaitu sebagai berikut:

1) Guru menjelaskan tentang eksperimen kepada siswa.

2) Guru menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai.

3) Sebelum eksperimen berlangsung, guru membagi siswa membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

4) Masing-masing kelompok mengambil alat yang telah disiapkan oleh guru. 5) Guru membahas dan memastikan siswa memahami langkah-langkah yang

harus ditempuh dalam percobaan.

6) Siswa melakukan percobaan didalam kelompok.

7) Guru mengawasi kegiatan selama siswa melakukan percobaan. 8) Tiap kelompok mencatat hasil percobaan

9) Di dalam kelompok siswa membuat kesimpulan

10) Setiap kelompok menyampaikan hasil percobaan secara klasikal

11) Selama kegiatan presentasi hasil belajar berlangsung kelompok yang lain mendengarkan/ memberi masukan atau bertanya

12) Guru dan siswa menyimpulkan dan mengkonfirmasi hasil percobaan dari semua kelompok untuk mengecek keakuratan informasi yang disimpulkan dari percobaan.

Langkah-langkah tersebut dilaksanakan pada kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian. Dengan mengikuti langkah-langkah metode eksperimen tersebut akan menunjang keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen.

(30)

15

pembelajaran. Sehingga siswa lebih memahami tentang pengetahuan yang dipelajari.

Dalam penggunaan metode eksperimen, guru dapat mengembangkan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih kegiatan dan berpikir alamiah dalam dirinya agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang diperoleh secara langsung dapat tertanam dalam ingatanya. Keterlibatan fisik dan metal serta emosional siswa dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.

Pembelajaran dengan metode eksperimen menghasilkan siswa yang belajar secara aktif dengan mengkitu tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.

2. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dialami oleh setiap manusia dalam hidupnya. Pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan oleh belajar. Belajar pada hakikatnya merupakan proses mental yang tidak dapat dilihat. Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan perilaku. Menurut James O. Wittaker seperti yang dikutip oleh Wasty Soemanto, “belajar adalah sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.16 Dalam buku teori-teori belajar, Ratna Wilis Dahar mengutip definisi belajar menurut Gagne, “belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.17

Menurut Aunurrahman, belajar dapat diartikan dengan perubahan tingkah laku18. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,

16

Wasty, Soemanto. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 104.

17

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 114.

18

(31)

tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Menurut Muhibbin Syah, “belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman akan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.19

Menurut Hintzman seperti yang dikutip oleh Muhibbin Syah, “belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.20 Skinner menyatakan belajar adalah perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun.21

Aunurrahman menjelaskan bahwa pengertian belajar juga dapat dilihat secara mikro maupun secara makro.22 Pengertian secara makro atau luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, sedangkan dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Belajar dapat diartikan sebagai penambahan pengetahuan, baik penambahan dalam ranah kognitif, efektif maupun psikomotorik. Sedangkan menurut Tabrani Rusyan, belajar dalam arti yang luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau, lebih luas lagi, dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi.23

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri seseorang dengan cara berinteraksi

19

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. VIII, h. 93.

20

Ibid., h. 90.

21

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. IV, h. 9.

22

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 38.

23

(32)

17

dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.

Definisi belajar ditinjau dari beberapa sudut pandang, diantaranya:

1) Secara kualitatif atau tinjauan dari sudut jumlah belajar, berarti kegiatan pengembangan pengetahuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. 2) Secara instutisional, belajar dipandang sebagai validasi atau pembahasan

terhadap penguasaan siswa atas konsep yang telah dipelajari.

3) Secara kualitatif, adalah proses memperoleh arti-arti dan pengalaman-pengalaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling.24

William Burton dalam buku The Guidance Of Learning Activities, memaparkan tentang prinsip-prinsip belajar, yaitu:

1) Proses belajar ialah pengalaman berbuat, merekasi, dan melampaui (Undergoing).

2) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang berpusat pada suatu tujuan tertentu.

3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan siswa. 4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa sendiri yang

mendorong motivasi yang kontinu.

5) Proses belajar diisyaratkan oleh hereditas dan lingkungan.25

Selain prinsip-prinsip belajar diatas, belajar juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut:

1) Faktor kesiapan belajar. Siswa yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.

2) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik dari pada belajar tanpa minat.

3) Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar.

24

Muhibbin Syah, op.cit., h. 91-92.

25

(33)

4) Faktor yang tidak kalah penting adalah faktor intelegensi. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran.26

Secara fundamental Dollar dan Miller menegaskan bahwa kefektifan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat hal, yaitu:27

1) Adanya motivasi peserta didik menghendaki sesuatu.

2) Adanya perhatian dan tahu sasaran peserta didik harus memperhatikan sesuatu.

3) Adanya usaha peserta didik harus melakukan sesuatu.

4) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) peserta didik harus memperoleh sesuatu.

Menurut Purwanti faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu faktor individual dan sosial.28

1) Faktor individual, terdiri atas:

a) Faktor kematangan/individual, mengajarkan sesuatu harus sesuai dengan taraf perkembangan anak, baik perkembangan fisik maupun mental. Mengajarkan suatu hal baru dapat berhasilk jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya. Potensi-potensi jasmani dan rohani anak telah matang untuk belajar suatu hal.

b) Kecerdasan, seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik dan berhasil dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.

c) Latihan, karena sering latihan dan mengulang sesuatu maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki anak semakin dikuasai dan mendalam. Tanpa latihan pengalaman-pengalaman belajar yang dimilikianak dapat menjadi hilang atau berkurang.

d) Motivasi, merupakan pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia

26

Ibid.

27

A.Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar & Zainal Arifin, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h.19

28

(34)

19

memiliki motivasi dan mengetahui betapa penting hasil yang akan dicapai dari belajarnya bagi dirinya.

e) Faktor pribadi, atau sifat pribadi seseorang seperti keras hati, berkemauan keras, tekun dalam segala usaha, rajin, dan sebagainya, turut mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya dapat tercapai.

2) Faktor sosial, terdiri atas:

a) Faktor keluarga, suasana dan keadaan keluarga turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak didik.

b) Guru dan cara mengajarnya, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan kepada anak-anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang dicapai anak.

c) Alat-alat pembelajaran, sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan pembelajaran akan mempermudah dan mempercepat belajar anak didik.

d) Lingkungan dan kesempatan yang tersedia, seperti keadaan dan kondisi lingkungan, bvaik buruknya lingkungan, serta waktu atau kesempatan yang tersedia bagi anak didik turut mempengaruhi belajar anak didik.

e) Motivasi social, motivasi yang diberikan oleh orang lain disekitar anak didik, seperti orang tua, saudara, dan teman.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dalam proses pembelajaran merupakan tujuan konkret yang ingin dicapai oleh semua pemeran dunia pendidikan. Untuk mencapai tujuan ini banyak faktor yang mempengaruhi yang terdapat selama pelaksanaan proses pembelajaran, di antaranya adalah dengan menggunakan model, strategi, dan metode pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran. Semakin tepat pemilihan metode pembelajaran pada suatu kondisi diharapkan hasil belajar yang dicapaipun semakin baik.

(35)

pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tidak mengajar.29

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.30 Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-cita.31

Gagne dalam dahar mengemukakan lima macam hasil belajar, yaitu: 1) Keterampilan intelektual, yang merupakan penampilan yang ditunjukan oleh

siswa tentang operasi-operasi intelektual, yang dilakukan seperti memecahkan masalah, menyusun eksperimen, dan memberikan nilai-nilai sains.

2) Strategi-strategi kognitif, penampilan siswa yang ditunjukan secara kompleks dalam situasi baru, dimana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan menerapkan aturan-aturan dan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

3) Sikap, sekumpulan sikap yang dapat ditunjukan oleh perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan sains.

4) Informasi verbal.

5) Keterampilan motorik, tidak hanya kegiatan fisik melainkan kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual, misalnya membaca, menulis, memainkan sebuah instrumen music atau instrumen dalam sains.32

Menurut Benjamin S. Bloom ada 3 ranah tujuan pembelajaran (hasil belajar), yaitu ranah kognitif, ranah psikomotorik dan ranah afektif.33 Ketiga tingkatan itu dikenal dengan istilah Bloom’s Taxonomy (Taksonomi Bloom). 1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual terdiri dari:

a) Pengetahuan: mencakup yang mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam

(36)

21

ingtan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition).

b) Pemahaman: mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari yang terbagi atas tiga kategori, yaitu pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan pemahaman ekstrapolasi. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam mengjuraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikandalam bentuk tertentu kebentuk lain.

c) Penerapan: mencakup kemampuan untuk menerapkan abstraksi (kaidah) atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang konkret dan baru. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi atau diaplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru.

d) Analisis: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagiain-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian pokok-pokok atau komponen-komponen dasar, bersama dengan hubungan antara bagian-bagian itu. Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang memanfaatkan unsure tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi. Analisis sangat diperlukan bagi para siswa sekolah.

e) Sintesis, kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi suatu integritas. Sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman, aplikasi dan analisis. Pada berpikir sintesis adalah berpikir divergent sedangkan berpikir analisis adalah berpikir konvergent. Dengan sintesis dan analisis maka berpikir kreatif untuk menemukan suatu yang baru (inovatif) akan lebih mudah dikembangkan. f) Evaluasi, kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu

(37)

Revisi taksonomi Bloom oleh Anderson dan krathwohl pada struktur ranah kognitif, yaitu:34

Tabel 2.1. Perbaikan Struktur Ranah Kognitif

No. Sebelum Direvisi Setelah Direvisi

1. Pengetahuan Mengingat (remember) 2. Pemahaman Memahami (understanding) 3. Penerapan Menerapkan (apply)

4. Analisis Menganalisis (analysis) 5. Sintesis Mengevaluasi (evaluation) 6. Evaluasi Menciptakan/membuat hasil

karya (create)

2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap terdiri dari:

a) Penerimaan: mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu.

b) Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan sacara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan.

c) Penilaian/pentuan sikap: mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap: menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin. d) Organisasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu system nilai sesuai

pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai, mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting.35

34

Lorin W. Anderon dan David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and

Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Of Education Objectives, A Bridged Edition. (New York: Longman, 2001), h. 31.

35

(38)

23

e) Pembentukan pola hidup: mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.

3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak terdiri dari:

a) Persepsi: mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan cirri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedaan rangsangan-rangsangan yang ada.

b) Kesiapan: memcakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan melalui suatu gerakan atau rangkaian gerakan, kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.

c) Gerakan terbimbing: mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan.

d) Gerakan yang terbiasa: mencakup kemampuan untuk mel;akukan suatu rangkaian gerak-gerik yang lancer, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan.

e) Gerakan kompleks: mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancer, tepat, dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi keseluruhan gerak-gerik yang teratur.

(39)

g) Kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.36

Dalam penelitian ini penulis membatasi ranah kognitif tersebut hanya sampai kepada tingkat C4.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan bentuk kinerja atau unjuk kerja (performance) yang ditampilkan seseorang setelah usai mengikuti proses pembelajaran atau pelatihan.

36

(40)

25

c. Tinjauan Konsep Tekanan

Dalam penelitian ini konsep fisika yang akan diteliti adalah salah satu konsep yang terdapat di kelas VIII semester genap, yaitu konsep tekanan. Berikut adalah peta konsep tekanan.

terjadi pada

didefinisikan

memenuhi

dirumuskan

dirumuskan

dirumuskan

Gambar 2.1 Peta Konsep Tekanan Tekanan

Zat padat Zat gas

Ruang terbuka Ruang tertutup

h = (76 – x) . 100 PI V1 = P2 V2

Gaya yang bekerja persatuan luas

Zat cair

Hukum pascal Bejana berhubungan Hukum Archimedes

P= ρ.g.h Gaya apung sama dengan zat cair yang berpindah

sejenis Tidak sejenis

ρ1h1= ρ2h2

Permukaan air selalu datar dan rata

(41)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam dunia pendidikan, penelitian tentang penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa peneliti, di antaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah Azzahra, yang berjudul ” Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi” menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode eksperimen terhadap hasil belajar kimia siswa, hal ini ditunjukan dari hasil uji-t yang diperoleh thitung sebesar 7,83 lebih besar dari ttabel =2,021.37

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad, yang berjudul ”Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Ceramah dan Metode Eksperimen Dalam Sub Pokok Bahasan Elektrokimia Di SMA Negeri 1 Sigli” menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.38

Penelitian yang dilakukan oleh Rida Bakti Pratiwi, yang berjudul ”Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Disertai Media Pembelajaran Ular Tangga Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP N1 Kebakkramat Tahun Ajaran 2011/2012 ”, menunjukkan bahwa metode eksperimen disertai media pembelajaran ular tangga berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif dan psikomotorik.39

Penelitian yang dilakukan oleh Susilawati, yang berjudul “Pengaruh Metode Eksperimen talam Pembelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD”, menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran

37

Siti Fatimah Azzahra, ”Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi”,(Skripsi SI Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Imu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 68.

38

Muhammad, ”Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Ceramah dan Metode Eksperimen Dalam Sub Pokok Bahasan Elektrokimia Di SMA Negeri 1 Sigli” , Jurnal Pendidikan Serambi,Vol. 5, No. 1, 2006, h. 45.

39

(42)

27

IPA memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan sifat benda kelas V SDN 23 Pontianak Timur . 40

Penelitian yang dilakukan oleh Triwiyono, yang berjudul ” Program Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis” menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing dapat memperbaiki kualitas pembelajaran fisika pada topik getaran, gelombang, dan bunyi.41

Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Hidayanti, yang berjudul ”Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Sekitar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Laju Reaksi (PTK Di SMA N 2 Tangerang)” mengungkapkan bahwa penerapan metode eksperimen berbasis lingkungan sekitar pada konsep laju reaksi dengan menggunakan alat dan bahan lingkungan yang sesuai dengan materi; kontrol guru dalam membimbing dan mengarahkan siswa dalam eksperimen, dan penggunaan LKS yang sesuai dengan alat dan bahan serta cara kerja yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 52,3; siklus II 53,7 dan pada siklus III 70,7. Dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebesar 3,33 %, siklus II sebesar 10 % dan siklus III sebesar 90 % dengan indikator keberhasilan 80 % siswa yang mencapai KKM.42

Penelitian yang dilakukan oleh An Nuril Maulida Fauziah dan Tutut Nurita dalam jurnal penelitian yang berjudul ”Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter Pada Siswa MAN Tlogo Blitar”. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen dapat digunakan untuk melatih sikap berkarakter ilmiah pada siswa MAN Tlogo Blitar. Adapun hasil deskriptif dari

40

Susilawati, ”Pengaruh Metode Eksperimen talam Pembelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD”, Artikel Penelitian: Universitas Tanjung Pura Pontianak, 2013, h. 8.

41

Triwiyono, ”Program Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, ISSN: 1693-1246, Juli 2011, h. 80-83.

42

(43)

penelitian ini yaitu (1) sikap kritis 69%, (2) gigih dan ulet 73,2%, (3) sangat menghargai waktu 60%, dan (4) melatih sifat sadar lingkungan 77,5%.43

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Retno Hasanah, yang berjudul ”Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Dengan Strategi TPS (Think-Pair-Share) Dalam Model Pembelajaran Diskusi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perpindahan Panas Di Kelas VII SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo” menunjukkan bahwa metode eksperimen dengan strategi TPS dalam model pembelajaran diskusi berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif maupun kinerja siswa pada materi perpindahan panas.44

C. Kerangka Berpikir

Guru merupakan salah satu komponen dalam dunia pendidikan, yang berperan penting dalam pembentukan kulitas dan kuantitas pembelajaran yang dilaksanakannya. Guru sudah seharusnya lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran dikelasnya, yang mana pembelajaran tersebut diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik secara optimal dan meningkatkan hasil belajarnya. Guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi untuk mewujudkannya. Metode tersebut harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Proses pembelajran yang dilaksanakan guru saat ini sering kali belum dapat mengembangkan kreatifitas pemikiran dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa selama proses pembelajaran. Guru masih banyak menggunakan verbalisme dalam menyajikan materi pembelajaran serta kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang menarik dan membosankan. Pembelajaran yang

43

An Nuril Maulida Fauziah dan Tutut Nurlita dalam jurnal penelitian yang berjudul “Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter pada Siswa MAN Tlogo Blitar, e-jurnal, 2010.

44

(44)

29

monoton akan membuat siswa malas mengikuti kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini tentu saja berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal.

Penggunaan metode eksperimen merupakan salah satu cara efektif untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran fisika. Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa baik secara perorangan ataupun kelompok, untuk melakukan suatu proses atau eksperimen dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. Metode eksperimen dianggap sesuai untuk pembelajaran fisika karena mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreatifitas secara optimal. Hal ini dikarenakan dalam metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, sehingga nantinya mereka akan dapat mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Metode eksperimen ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan eksperimennya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku saja. Selain itu, guru juga dapat mengembangkan keterlibatan siswa secara aktif selama proses pembelajaran baik itu fisik, mental, maupun emosional. Keterlibatan tersebut diharapkan akan dapat menumbuhkan keterampilan proses siswa sekaligus memberikan pengalaman secara langsung yang dapat tertanam dalam ingatannya agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Penggunaan metode eksperimen ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa-siswa khususnya siswa SMP Darul Mukhlishin, misalnya ketidaktertarikan siswa terhadap materi fisika tentang tekanan yang dianggap sulit dan abstrak, kurangnya kreatifitas pemikiran dan pengalaman langsung siswa dalam pembelajaran, kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa.

(45)

kualitas sumber daya manusia dalam bidang pendidikan khususnya pelajaran fisika akan meningkat pula.

D. Hipotesis Penelitian

(46)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Darul Mukhlishin kelas VIII semester genap, pada tahun pelajaran 2012-2013 yang berlokasi di Jl. Pedongkelan belakang No. 46 Rt.006/016 Kel.Kapuk Kec.Cengkareng- Jakarta Barat.

B. Metode dan Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan pada Bab 1, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang mempunyai kelas kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Pemilihan metode penelitian ini dikarenakan kelas yang dijadikan objek penelitian tidak memungkinkan pengontrolan secara ketat. Jadi, penelitian harus dilakukan secara kondisional dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design, dengan rincian sebagai berikut:2

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Post Test

Eksperimen T1 X1 T2

Kontrol T1 X0 T2

Keterangan :

X1: Perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran menggunakan metode

eksperimen

1

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,2009), h.77

2

(47)

X0 : perlakuan pada kelas kontrol berupa pembelajaran tanpa menggunakan

metode eksperimen (pembelajaran konvensional)

T1 :Pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol (sebelum diberi perlakuan)

T2 : Posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol (setelah perlakuan)

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dan variabel terikat itu sebagai berikut:

Variabel Bebas (X) : Metode eksperimen. variabel terikat (Y) : Hasil belajar fisika siswa.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Adapun populasi keseluruhan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi di SMP Darul Mukhlishin, sedangkan Populasi target dalam penelitian ini adalah yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Darul Mukhlishin Jakarta Barat.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas dengan menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sample, yaitu pengambilan sampel bukan didasarkan pada strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.5 Peneliti mengambil sampel dengan tujuan membandingkan dua kelas yang ada, dimana tujuan pengambilan sampel ini didasarkan kesamaan jumlah siswa (25 siswa), guru, kurikulum, dan materi. Berdasarkan hal tersebut maka subjek penelitian pada kelas VIII-1 sebagai kelas kontrol sedangkan VIII-2 sebagai kelas eksperimen.

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi IV, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), h. 115.

4

Ibid., h. 174.

5

(48)

33

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah metode tes yang terdiri dari pretest dan postest.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda berjumlah 30 soal dengan empat alternatif jawaban dalam bentuk pretest dan posttest.

Indikator yang diukur melalui tes ini dapat digambarkan sebagaimana terdapat dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes

(49)

Kompetensi

4. Menunjukan beberapa produk teknologi padat, cair, dan gas pada peristiwa alam

G. Kalibrasi Instrumen

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif berupa pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Pengujian instrumen tes ini harus memenuhi empat kriteria, yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Berikut ini adalah pengujian yang perlu dilakukan berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian.

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.6 Suatu instrumen dikatakan valid jika mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki validitas yang rendah. Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka data dapat diuji dengan menggunakan program khusus ANATES. Perhitungan pengujian validitas instrumen tes ini terdapat pada lampiran.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 30 soal yang diujicobakan terdapat 25 soal yang dinyatakan valid. Butir-butir soal tersebut adalah soal no 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21,

6

Gambar

Gambar 2.1   Peta Konsep Tekanan  .............................................................
Tabel 2.1. Perbaikan Struktur Ranah Kognitif
Gambar 2.1 Peta Konsep Tekanan
Tabel 3.1 Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

I) Belajar abstrak, jenis belajar ini dengan menggunakan cara- cara berpikir abstrak yang bertujuan untuk memecahkan masalah dan memperoleh pemahaman yang abstrak. 2)

Dari perubahan di atas yang tidak dapat digunakan untuk mengamati berlangsungnya suatu reaksi adalah .... Faktor-faktor di bawah ini mempengaruhi laju reaksi, kecuali

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran inkuri terbimbing dengan metode eksperimen (X1) dan inkuri terbimbing dengan metode demonstrasi (X2),

” 12 Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diimpulkan tentang metode eksperimen yang merupakan suatu metode yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran

Eksperimen dilakukan bertujuan untuk mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil suatu percobaan, selain itu eksperimen bertujuan untuk memperkuat pelajaran

Tahapan awal penelitian diawali dengan mendata siswa dan mengamati cara belajarnya, serta membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yaitu kelompok kontrol dan

Siswa dengan teliti mengamati percobaan yang dilakukan, sesuai dengan masalah yang diberikan oleh guru dalam kelompok dan berhasil mengidentifikasi hasil dari percobaan

Eksperimen dilakukan bertujuan untuk mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil suatu percobaan, selain itu eksperimen bertujuan untuk memperkuat pelajaran