• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis isi pesan dakwah dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis isi pesan dakwah dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Lintang Marisa (105051001900)

Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Cinta di Ujung Sajadah

Novel adalah salah satu media yang banyak diminati oleh berbagai kalangan, dan dapat digunakan sebagai media dakwah secara bil Al-Qolam, hal ini tentu menjadi sebuah alternatif cara berdakwah oleh karena itu penulis mengangkat novel “Cinta di Ujung Sajadah” karya Asma Nadia sebagai salah satu novel Islami diantara banyak novel Islami lainnya yang juga mengandung pesan dakwah.

Karena novel menjadi salah satu media yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah, Asma Nadia memasukan pesan dakwah melalui tulisannya. Diantaranya novel Cinta di ujung Sajadah. Seperti penelitian analisis lainnya, pada skripsi ini penulis mengkategorisasikan, pesan apa saja yang terkandung dalam novel tersebut? Dan pesan dakwah apa yang cenderung mendominasi isi novel Cinta di ujung Sajadah?

Analisis isi (Content Anaiysis) merupakan tehnik penelitian untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi dalam bentuk lambang ataupun tulisan. Analisis isi merupakan tehnik penelitian untuk memperoleh gambaran pesan komunikasi yang dilakukan secara objektif. Lalu dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis isi yakni melalui pendekatan kuantitatif, dengan membuat kategorisasi pesan meliputi pesan aqidah, akhlak, dan syariah yang terdapat pada paragraf dan dialog dalam novel “Cinta di ujung Sajadah”.

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillhirabbil’alamin, segala puji bagi Allah sang pencipta alam, yang telah memberikan nikmat yang tiada terkira bagi semua mahluk-Nya. Shalawat serta salam untuk Nabi Muhammad Saw, yang telah Engkau berikan kemuliaan serta wahyu kepadanya. Sehingga sampai kepada kami umatnya, yaitu ajaran tentang Ibadah Kepada Allah yang Maha Esa. Salawat serta salam juga tercurah kepada keluarganya, sahabatnya-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia mengajarkan dan menyebarkan ajaran-ajarannya yang Rahmatan lil’alamin.

Merupakan sebuah anugrah terindah serta, kebahagiaan yang tiada terkira dirasakan oleh penulis, setelah pada akhirnya skripsi ini terselesaikan. Semua impian dan cita-cita penulis dapat terwujud karena adanya dukungan dari beberapa pihak, yang dengan senang hati memberikan bantuan, serta bimbingan dan motifasi kepada penulis.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tiada terkita kepada:

1. Dr. Arif Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Pudek I Drs.Wahidin Saputra, M.A, selaku bidang Akademi. Pudek II Drs. H. Mahmud Djalal, M.A, selaku bidang Administrasi dan Kepegawaian. Pudek III Drs. Studi Rizal, LK, M.A, selaku bidang Kemahasiswaan 3. Drs. Jumroni, M.Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

(3)

4. Umi Musyarrofah, M.A, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam sekaligus sebagai pembimbing skripsi, yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan saran, kritik dan motivasi dalam membimbing untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu serta pengetahuan yang tiada terkira kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan jenjang S-I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Mba’ Asma Nadia sebagai pengarang Novel yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan banyak informasi kepada penulis, Mas Andi yang telah memfasilisasi pertemuan dengan Pengarang. 7. Kedua orang tua saya tercinta, H. Mulyono. SH., serta Hj. Rr. Supantini.

S.pd., atas segenap doa, cinta dan kasih sayang, serta motivasi baik moril maupun materiil yang di berikan ke

8. pada saya. Tanpa mereka saya bukanlah siapa-siapa.

9. Mas Wiko, Mba’ Wulan dan Surya, sebagai kakak dan adik tercinta, serta keluarga besar saya yang selalu memberikan perhatian, dukungan dan do’a.

10.Kak Rosdiana, Ani, dan Mas Luqman sebagai juri/koder, yang telah meluangkan waktu untuk membaca, mengerti dan meresapi novel ”Cinta di Ujung Sajadah” sehingga dapat bertindak sebagai juri.

(4)

sejak sekolah, kuliah dan hingga saat ini, Amin. Mas Ferly dan Keluarga yang banyak memberikan support, Bang Ferdy, serta semua Anak BPAP 2009, Bang Yudi Nur, yang selalu memberikan semangat. Sahabat-Sahabatku, Aa’Bai, Ii khoirul, Aziz, (Fak. Ekonomi), Tofik, Bang Ayik, Bang Hamdi, Kak Rika, Ani.

12.Rekan-rekan KPI 2005, khususnya KPI B, ”yang telah menjalani kebersamaan selama empat tahun, menimba ilmu di kampus tercinta ini.

Semoga kita dapat mengembangkan diri serta mengaplikasikan ilmu yang

telah kita pelajari, semangat terus dalam mengapai cita-cita!!”, Kru Majalah Risalah NU, ”yang telah memberikan kesempatan saya untuk menjadi Jurnalis. Teman-teman magang serta karyawan Bank Muamalat, Tbk. yang telah memberikan kesempatan untuk belajar hal-hal baru.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah, penulis kembalikan semoga semua yang di berikan kepada penulis menjadi amal ibadah yang tak terhapuskan untuk selamanya.

Tiada hal yang lebih berarti selain harapan dan doa, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin. Wassalam.

Jakarta, 01 Februari 2010

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

D. Metodologi Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka... 10

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Analisis Isi ... 12

B. Konsep Dakwah... 13

1. Pengertian Dakwah ... 13

2. Meteri Dakwah... 16

3. Tujuan Dakwah... 18

C. Ruang Lingkup Novel ... 22

1. Pengertian Novel... 22

2. Pengertian Novel Islam ... 23

3. Unsur Intrinsik Novel... 24

(6)

BAB III SEKILAS TENTANG NOVEL CINTA DI UJUNG

SAJADAH

A. Latar Belakang Terwujudnya Novel Cinta Di Ujung Sajadah

Karya Asma Nadia ... 29

B. Sinopsis Novel Cinta di Ujung Sajadah dan Karya-Karya Asma Nadia ... 29

1. Sinopsis Novel Cinta di Ujung Sajadah ... 29

2. Sinopsis Novel Emak Ingin Naik Haji ... 32

3. Sinopsis Novel Jilbab Traveler ... 34

4. Asma Nadia dan Karya - Karyanya ... 36

BAB IV ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA A. Isi pesan Dakwah dalam novel Cinta di Ujung Sajadah . 42 B. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Cinta di Ujung Sajadah... 55

C. Kategorisasi Pesan Yang Paling Dominan Dalam Novel Cinta di Ujung Sajadah ... 69

BAB V PENUNTUP A. Kesimpulan... 71

B. Saran... 72

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kategori Pesan Dakwah... 8

Tabel 2 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan... 43

Tabel 3 Rincian Hasil Kategori Pesan Aqidah ... 45

Tabel 4 Rincian Kategorisasi Pesan Aqidah ... 45

Tabel 5 Rincian Hasil Kategori Pesan Akhlak ... 47

Tabel 6 Rincian Kategorisasi Pesan Akhlak ... 48

Tabel 7 Rincian Hasil Kategori Pesan Syariah... 53

Tabel 8 Rincian Kategorisasi Pesan Syariah ... 53

Tabel 9 Pesan Dakwah Yang Paling Dominan... 70

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi Lampiran II : Surat Penelitian / Wawancara

Lampiran III : Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancar Dengan Narasumber

Lampiran IV : Isi Hasil Wawancara

Lampiran V : Kumpulan Isi Kalimat Dan Paragraf Dalam Dialog Pada Novel Cinta di Ujung Sajadah

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini dengan perkembangan media komunikasi dan informasi, memudahkan kita dalam memperoleh informasi. Media komunikasi yang telah ada seperti surat kabar, buku, majalah dan novel masih menjadi pilihan khalayak dalam memenuhi informasi yang dibutuhkan, ditengah kemajuan media komunikasi dan informasi elektronik seperti e-book, internet, televisi dan radio. Namun novel atau buku sebagai sumber informasi yang diterbitkan masih tetap eksis di kalangan pembaca.

Pada mulanya Islam disebarkan dengan cara bil Al-lisan yaitu penyampaian melalui mulut kemulut atau dikenal dengan ceramah. Cara berdakwah seperti ini di anggap sangat efektif, walaupun hambatannya sangat besar. Hal ini dilakukan karena pada saat itu media dakwah dengan tulisan belum banyak berkembang.

Namun dengan perkembangan zaman yang semakin baik, telah menimbulkan perubahan yang sangat signifikan dalam penyebaran agama Islam. Saat ini kegiatan dakwah juga dapat dilakukan melalui tulisan. Novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan komunikasi kepada khalayak sebagai bentuk alternatif dari media komunikasi. Jika di tinjau dari segi prosesnya Aktifitas dakwah merupakan proses komunikasi. Dalam bukunya “Komunikasi Dakwah” Toto Tasmara menjelaskan bahwa dakwah adalah proses komunikasi yang khas1 dari hal itu jelas salah satu hasil dari perkembangan zaman yang banyak digunakan saat ini

1

(10)

Sudah jelas motifasi Al-Qur’ an yang memerintahkan umatnya untuk belajar membaca Al-Quran. Hal ini secara eksplisit disebutkan dalam lima ayat permulaan surat Al-Alaq [96] yang memiliki arti sebagai berikut:2

!"#$%

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah yang mengejar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Bagi Thanthawi Jawhari, 3sebagaimana dikutip oleh Suf Kasman dalam bukunya Jurnalisme Universal: menelusuri Prinsip-Prinsip Dakwah Bi Al-Qalam dalam Al-Qur’an, menyebutkan bahwa ayat tersebut mendobrak kejumudan masyarakat Arab kala itu yang hanya mementingkan tradisi pengindraan, hafalan dan tutur kata, dengan menyodorkan hal-hal yang tidak kalah penting, yaitu: tulisan.4

Dakwah sendiri menurut Syaikh Ali Makhfudz dalam Hidayat Al-Mursyidin sebagaimana di kutip oleh Nurul Badrutamam,adalah

!" # !" $ %& $'

( )*

2

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Penerbit CV. Jaya Sakti, 1989), h. 1079

3

Thanthawi Jawhari adalah seorang cendikiawan mesir kelahiran tahun 1870 beliau adalah salah seorang tokoh pembaharu yang memotivasi kaum muslimin untuk menguasai ilmu secara luas. Beliau juga seorang ahli filsafat dan seorang tokoh “musafir ilmu” yang luas ilmunya. Gagasan dan pemikiran membuat Thanthawi di perhitungkan dalam jajaran pemikir islam terlihat dalam 3 hal: (1) obsesinya untuk memajukan daya pikir islam, (2) pentingnya ilmu bahasa dalam menguasai idiom-idiom modern, (3) pengkajian terhadap Al-Qur’an sebagai satu-satunya kitab suci yang memotifasi pengembang ilmu. Ensiklopedi Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Penerbit Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), cet. Ke-4, jilid 2, h.107

4

(11)

(usaha mendorong manusia kearah kebajikan dan petunjuk Tuhan dan mengajak berbuat yang makruf dan menjauhi yang munkar agar meraih kebahagiaan dunia akhirat.)5

Sedangkan dalam al-Qalam menurut Abdurrahman Bin Nasir AL-Sa’di, seperti yang di kutip oleh Suf Kasman adalah mencangkup segala keseluruhan apa yang dipergunakan untuk menulis sebagai ilmu pengetahuan.

AL-Mansyur dan Al-Manuzum (menyiarkan dan sistematis). Dengan demikian

dakwah bil qalam sebagaimana yang diungkapkan oleh Jalaludin Rakhmat dalam Islam Aktual, sebagaimana yang dikutip oleh Suf Kasman adalah dakwah melalui media cetak.6 Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan seseorang berkomunikasi secara intens dan menyebabkan pesan dakwah bisa menyebar seluas-luasnya.

Salah satu media cetak yang di dalamnya terdapat pesan dakwah yaitu Dalam novel ”Cinta Di Ujung Sajadah karya Asma nadia” di dalam novel ini pengarang ingin melukiskan kisah seorang gadis kecil yang di tinggalkan karena masa lalu ibunya yang kelam. gadis kecil itu tinggal bersama ibu dan kedua saudara tirinya. Kedua saudaranya selalu membuat gadis kecil bernama Cinta kehilangan kasih sayang keluarga yang utuh, namun dengan ke ikhlasannya menjalani hidup ia selalu merasa bahwa setiap perjalanan memiliki makna. Dari sudut pandang yang berbeda penulis ingin memasukan pesan-pesan dakwah di setiap cerita dalam novel ” Cinta Di Ujung Sajadah”. Tidak seperti kisah yang banyak di alami anak-anak lazimnya merasa lengkap dengan ke dua orang tua tetapi tidak dengan seorang ”Cinta” anak tunggal yang hidup dengan keterasingan dalam keluarga karena harus berbagi kasih sayang seorang ayah kepada saudara tirinya yang selalu merasa tersaingi. Tokoh utama dalam novel ini mengambarkan sosok seorang anak perempuan yang kuat meski tidak pernah mengenal sosok ibunya yang telah

5

Nurul Badrutamam, DakwahKolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo, 2005), cet. Ke-1, h.36

6

(12)

tiada. Di dalam novel di ceritakan melalui ungkapan Mbo Nah, seorang pengasuh Cinta, kronologi kepergian Ibu yang di sayangi oleh cinta.

Konflik yang di bangun dalam setiap ceritanya sangat beragam, perjalanan tiap tokoh juga sangat menarik. Dalam novel ini juga di ceritakan tahapan-tahapan perjalanan atau kronologis awal perkenalan yang di alami tokoh utama, hingga akhirnya berjumpa dengan ibu kandungnya setelah pencarian panjang dalam kerinduannya.

Dalam novel ini tokoh utama di gambarkan oleh sosok perempuan yang bernama Cinta, lembut dan pintar dalam kesehariannya ia begitu ramah. Hal ini mengangkat nilai-nilai moral dalam kehidupan sosial. Pemecahan konflik dalam cerita ini mengangkat jiwa berserah kepada Allah SWT. Sebagai pencipta yang mengetahui apa-apa yang tidak di ketahui manusia. Novel ini menjelaskan bentuk ketakwaan yang dimiliki setiap manusia dengan cara yang berbeda-beda, unik dan istimewa.

Itulah hubungan novel dengan dakwah sebagai media komunikasi dimana di dalamnya terdapat proses komunikasi yang mengandung pesan-pesan dan moral. Biasanya pesan-pesan moral itu mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan tentang nilai-nilai kebenaran.7

Menurut Ir. Hadianto, M.Si dalam buku Membudayakan Kebiasaan Menulis, ia mengatakan bahwa kebiasaan menulis (dalam hal ini adalah termasuk novel) bisa diartikan secara sederhana. Namun dapat pula ditafsirkan lebih luas. Jadi tidak sekedar menuangkan informasi atau pesan dari bahasa lisan kebahasa tulisan. Karena dilihat dari pandangan komunikasi, pertanyaan “mengapa kita menulis” dapat ditelusuri dari segi motifasi menulis dan tujuan-tujuan yang paling hakiki dari komunikasi. Tetapi, masih menurut beliau, apapun juga motivasinya tulis-menulis selalu berhubungan dengan usaha atau kegiatan yang di lakukan oleh seorang penulis mengungkapkan

7

(13)

fakta-fakta, perasaaan, dan isi pikirannya secara jelas dan efektif kepada pembaca.8

Sejalan dengan mengikuti alur logika tersebut, dapat dikatakan bahwa karya sastra Asma Nadia yang berjudul Cinta di Ujung Sajadah yang menjadi pokok penelitian yang memuat pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam ajaran Islam. Karena Asma Nadia adalah seorang muslimah dan aktifis dakwah, dan oleh karenanya tidak mustahil bila ia mendasari pandangan tentang nilai-nilai ketauhidan sebagaimana yang diajarkan Islam. Hasyim mengatakan dan telah dikutup oleh Prof. Dr. Nabilah Lubis: “ Apabila karya sastra itu mengajak kejalan yang benar, dan menegakkan amal saleh melalui tokoh-tokohnya maka ia berarti mereka menganut ajaran bahwa segala sesuatu dari Allah, untuk Allah dan karena Allah. Sedangkan bila sastra itu mempunyai tujuan lain dan melepaskan diri dari ajaran agama, maka karya-karya sastranya mengandung ajaran seni untuk seni atau seni untuk sastra.”9

Nabilah Lubis pun mengatakan bahwa seorang ”sastrawan” termasuk khalifah Allah dibidang bahasa dan sastra dan sastra mempunyai tanggung jawab dan kewajiban seperti khalifah Allah pada bidang-bidang yang lain, dan harus bergerak dalam melaksanakan amanat Allah mengajak umat untuk menuju ke jalan yang benar dan menjauhi larangan-Nya, yaitu “amar ma’ruf nahi munkar”.10

Berdasar hal inilah, yang menjadi landasan mengapa peneliti tertarik mengangkat judul Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada dialog-dialog yang terdapat dalam paragraf pada Novel Cinta di Ujung Sajadah Karya Asma Nadia yang mengandung

8

Hadiyanto, Membudayakan Kebiasaan Menulis, (Jakarta: PT. Fikahati Areksa, 2001), cet. Ke-1, h. 9-10

9

Nabilah Lubis, Naskah, Teks dan Metode Penelitian Filologi, (Jakarta,: Penerbit Yayasan Media Alo Indonesia, 2001), cet. Ke-2, h. 12

10Ibid

(14)

unsur-unsur pesan dakwah yaitu aqidah, akhlak dan syariah. Mengacu pada hal diatas, dirumuskan ke dalam perumusan masalah penelitian. Adapun rumusan masalah tersebut sebagai berikut:

1. Pesan apa saja yang terkandung dalam novel Cinta di Ujung Sajadah Karya Asma Nadia?

2. Pesan dakwah apa yang cenderung mendominasi isi novel Cinta di Ujung Sajadah Karya Asma Nadia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam novel Cinta di Ujung Sajadah Karya Asma Nadia.

b. Mengetahui pesan dakwah yang paling dominan yang terdapat dalam novel Cinta di Ujung Sajadah Karya Asma Nadia.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis yaitu memperkaya khazanah intelektual, wawasan dan gambaran secara utuh tentang dunia pernovelan islam.

b. Manfaat Akademis yaitu memberikan kontribusi tentang pengembangan media dakwah dengan memasukan pesan dakwah ke dalam karya tulis berupa novel.

D. Metodologi Penelitian

Analisis ini mengunakan analisis isi yang biasa di pakai untuk memberikan gambaran secara jelas tentang kecenderungan pesan-pesan dakwah.

(15)

Jadi bukan hanya sekedar sebuah tulisan semata melainkan sebagai media yang di dalamnya terdapat pesan-pesan dakwah.11

Metode analisis isi juga di artikan sebagai objek data analisis secara manifest, artinya di analisis menutut apa yang di katakannya (tersurat) bukan menutut arti yang terkandung di atas baris demi baris (tersirat).12

Menurut Klaus Krippendorf, metode analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang di manfatkan untuk menarik kesimpulan yang reflicable (yang dapat ditiru) dan shahih dari data atas dasar konteksnya.13

Metode yang digunakan analisis isi yakni membaca novel “ Novel Cinta di Ujung Sajadah” karya Asma Nadia yang di terbitkan oleh PT. Lingkar Pena Kreativa, Agustus 2008, dan unit pengamatannya adalah tiap paragraph dan dialog yang mengandung pesan dakwah dalam novel tersebut.

1. Alat Pengumpulan Data

a. (coding sheet), yaitu tabel yang berisi kategori-kategori pesan dakwah yang menjadi objek penelitian. Coding sheet di buat berdasarkan kategori yang di tetapkan.

b. Wawancara merupakan alat pengumpulan informasi yang langsung tentang beberapa jenis data. Teknik yang di gunakan adalah interview

terpimpin, yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada pengarang novel ” Novel Cinta di Ujung Sajadah.”, yang di jawab langsung bebas dan terbuka. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Asma Nadia (pengarang) pada, hari Jumat, 8 Januari 2010 dikediamannya, Jl. Kemang Swatama, Studio Alam Depok. Penulis juga berkomunikasi lewat media handphone di nomor 0818674667 dan media email dengan Alamat email

asma.nadia@gmail.

11

R. Holisty, Et al, Konteks Analisis dalam Handbook Psykology, edit by: Gardner Lindsey

12

Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif. Teori dan Aplikasi (jakarta: PT. Raja Grafindo, 2006), h.7

13

(16)

c. Studi dokumentasi, dengan mengumpulkan data-data berupa buku-buku yang menunjang penulisan skripsi ini, seperti buku-buku penelitian, buku dakwah, buku komunikasi, dan novel.

Setelah mengumpulkan data-data dari hasil dokumentasi dan wawancara. Kemudian mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat ringkas, kemudian hasilnya di uraikan dengan dijelaskan dalam deksripsi hasil penelitian. Karena teknik analisis data yang dipakai oleh penulis adalah analisis deskriptif. Maka data-data yang terkumpul dari hasil dokumentasi dan wawancara dijabarkan dengan memberikan analisis kemudian diambil kesimpulan akhir.

2. Teknik Pengumpulan data

a. Kategorisasi

Penyusunan kategori pesan yang di teliti meliputi tiga kategori besar yaitu aqidah, akhlak, syariah. Data tersebut di buat dalam bentuk

cooding sheet. Dan untuk memperoleh rehabilitas dan validitas kategori-kategori isi tulisan, dimintakan pengujian kategori kepada tiga orang juri/koder.

Tabel 1 Kategorisasi Pesan

No KATEGORI

1 Aqidah

2 Akhlak

3 Syariah

Setelah itu untuk menghitung frekuensi masing-masing ketegori mengunakan rumus sebagai berikut:

% 100

× =

N F P

Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi

(17)

b. Analisis Data

Data akan dianalisa mengunakan metode kuantitatif dengan mengunakan analisa deskriptif. Kegiatan deskriptif dilakukan dengan menjelaskan dan menggambarkan tokoh dan menganalisis isi novel Novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengadakan pengamatan yang cermat mengenai isi novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia. Dan untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategori-kategori isi tulisan dimintakan pengujian kategori kepada tiga juri atau koder. Hasil kesepakatan tim juri tersebut, dijadikan koefisien reliabilitas dengan rumus dari Holisty14, yaitu : N1+N2 : Jumlah item yang dibuat oleh tim juri M : Kesepakatan dengan juri

N : Jumlah yang di teliti

Setelah itu diperoleh rata-rata nilai keputusan antara juri (komposit reliabilitas) dengan menggunkan rumus:

Komposit Reliabilitas =

(18)

E. Tinjauan Pustaka

Terdapat banyak skripsi yang membahas tentang analisis isi, terbukti dengan banyaknya skripsi yang ditemukan penulis di Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi serta di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis menjadikan skripsi berikut sebagai referensi yaitu: Analisis isi pesan Dakwah dalam novel ”Terbakar Kumandang Azan”

karya Yusni A. Ghazali yang di tulis oleh Izzah, 2009. Diketahui bahwa pesan doniman dalam novel ”Terbakar Kumandang Azan” yaitu pesan Syariah dengan hasil prosentase 37,2%, pesan Akhlak dengan prosentase 36,2%, dan pesan Aqidah mendapatkan prosentase terendah yaitu 26,6%.

Kemudian skripsi yang berjudul Analisis isi pesan dakwah dalam novel ”Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer, ditulis oleh Toni Sultoni, 2007.

Secara garis besar ia membahas pesan moral yang terdapat dalam novel ”Gadis Pantai”. Dengan mengunakan pendekatan kuantitatif. Pesan dakwah yang paling dominan yaitu dengan prosentase 38,1%, akhlak 28,6% dan syariah 11,2%.

Dari sekian banyak skripsi yang membahas analisis isi, belum terdapat skripsi yang membahas analisis isi pesan dakwah dalam ”Novel Cinta di Ujung Sajadah.” Oleh karena itu penulis mengajukan judul tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis sehingga antara bab satu dengan bab lainnya saling berhubungan, maka penulisan skripsi ini disusun kedalam lima bagian:

(19)

BAB II : Landasan teoritis berisikan, Pengertian analisis isi, Konseptual dakwah, Pengertian dakwah, Materi dakwah, Tujuan dakwah, Ruang lingkup novel, Pengertian novel dan pengertian novel Islam, Unsur intrinsik novel, Novel sebagai media dakwah. BAB III : Sekilas tentang nonel Cinta Di Ujung Sajadah karya Asma

Nadia, sinopsis Novel Cinta Di Ujung Sajadah, sinopsis Emak Ingin Naik Haji, sinopsis novel Jilbab Traveler karya Asma Nadia. Asma Nadia dan karya-karya Asma Nadia.

BAB IV : Analisis isi pesan dakwah dalam Novel Cinta di Ujung Sajadah

Karya Asma Nadia, Isi pesan dakwah dalam novel cinta di ujung sajadah, Analisis isi pesan dakwah dalam novel cinta di ujung sajadah, Kategorisasi pesan yang paling dominan dalam novel cinta di ujung sajadah.

(20)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Analisis Isi

Jalaludin Rahmat menjelaskan dalam bukunya, definisi analisis isi (content) merupakan teknik penelitian untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, novel, dll.15

Agus Putranto menjelaskan penelitian dengan menggunakan analisis isi yaitu pendekatan penelitian yang menggunakan penyajian data yang

terstruktur serta memberikan gambaran secara terperinci tentang objek penelitian yaitu beberapa pesan komunikasi.16

Menurut Wazer dan Wiener analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam.17

Berger menyatakan bahwa, analisis isi adalah teknik penelitian yang melibatkan pengukuran suatu pesan. Seperti menghitung kekerasan, menentukan presentase orang kulit hitam, atau apapun secara acak dari beberapa bentuk komunikasi seperti: komik, komedi situasi, opera sabun, berita, dsb.18

Atberton dan Klemmack (1982) mendefinisikan analisis isi (content analysis) sebagai studi tentang arti komuniksi verbal. Bahan yang di pelajari dapat berupa bahan yang diucapkan atau bahan tertulis. Biasanya, peneliti tertarik akan ide atau sikap dan tidak dengan pengetahuan, kinerja dan tingkah laku atau keadaan mental.19

15

Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian, Komunikasi, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1993), hal. 19

16

M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikaisi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), cet ke-1, hal.146

17

Jumroni & Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komuniksi, (Jakarta: UIN Jakarta Prees, 2006), cet ke-1, hal.68-69

18Ibidh,

hal.69

19

(21)

Pelopor analisis isi adalah Harold D Laswell, yang mempelopori teknik

symbol cooding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis untuk kemudian di beri interpretasi.20

B. Konsep Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Adapun beberapa definisi mengenai pengertian dakwah, didalam kamus bahasa Arab definisi dakwah yaitu:

a. Dakwah Secara Etimologi

Kata dakwah dari Bahasa Arab yaitu ‘da’awatan’ sebuah isim masdar dari kata da’a yad’u, yang berarti memanggil, mengajak atau menyeru.21

Pengertian dakwah menurut etimologis adalah, panggilan, seruan, ajakan. Pengertian dakwah menurut istilah dalam arti terbatas yaitu, penyampaian Islam kepada manusia, baik secara lisan, tulisan,maupun secara lukisan (panggilan, seruan ajakan kepada manusia kepada Islam)22

Dakwah dalam arti amar ma’ruf nahi munkar adalah syarat mutlak bagi kesempurnaan dan keselamatan hidup masyarakat. Ini merupakan kewajiban fitrah manusia sebagai makhluk sosial (makhluq ijtima’i) dan kewajiban yang ditegaskan oleh Risallah Kitabullah dan Sunah Rasul23.

Secara harfiyah, dakwah seperti yang disebutkan Al-Quran yaitu:

Ajakan: sesuai dengan surat An-Nahl ayat 125:

.

+' ,-. / 01

2)3ﻥﺱ 36 ) )3 070 ! 0' 89&,

“Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah (kebijaksanaan)...”

Islam adalah agama dakwah, karena disebarkan dan diperkenalkan

20

Bambang Setiwan, Materi Pokok Metode Penelitian Komunikasi,h.7-9

21

Muhammad Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia

22

Saifuddin Anshari, Wawasan Islam: Paradigma dan Sistem Islam ,( Jakarta: Gema Insani, 2004 ), h.152

23

(22)

melalui aktivitas dakwah dan mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif dalam berdakwah. Alquran merupakan sumber utama dalam melakukan dakwah, yang mengandung pesan untuk melaksanakan nilai-nilai kebenaran.24

Dakwah Islam tidak sekedar diartikan sebagai ajaran Islam, tetapi lebih diartikan sebagai “mengundang” objek dakwah untuk menerima informasi keIslaman. Dengan demikian, para dai sebagai pengundang harus menempatkan objek dakwah sebagai tamu yang mesti dihormati.25

Dalam buku Membumikan Al-Quran, Quraisy Syihab berpendapat bahwa pesan dakwah adalah Al Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadist sebagai sumber utama yang meliputi akidah, ibadah, dan akhlak. Dasar dari pembagian tersebut merujuk pada tujuan pokok diturunkannya Al-Quran yaitu sebagai petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia serta petunjuk mengenai akhlak dengan jalan menerangkan norma-norma agama dan susila.26

b. Dakwah Secara Terminologi

Dalam Ensiklopedi Islam, dakwah berarti setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil orang untuk beriman dan taat pada Allah SWT. Sesuai dengan garis Aqidah, Syariah, dan Akhlak Islamiyah.27

Menurut Prof. H Muzayyin Arifin, ia mendefinisikan dakwah sebagai suatu kegiatan berupa ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya. Yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam usaha mempengaruhi orang lain. Baik secara individual ataupun secara kelompok, agar timbul di dalam diri seseorang suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta

24

Enung Asamaya, Aa Gym Sejuk Dalam Masyarakat Majemuk, ( Jakarta: PT Mizan Publika, 2004 ), h.33

25

Thohir Luth. M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya ( Jakarta: Gema Insani, 1999 ), h.80

26

Quraisy Syihab, Membumikan Al-Quran, ( Bandung: Mizan,1997 ), h.40

27

(23)

pengalaman terhadap agama sebgai Message (pesan) yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur-unsur paksaan.28

Menurut Prof. Thoha Yahya Umar M.A Dakwah dapat diartikan dalam dua perspekfif, yaitu:

a. Pengertian dakwah secara Umum

Adalah suatu ilmu pengetahuan yang berisikan cara-cara, tuntunan

b. Pengertian dakwah menurut ajaran agama

Ialah mengajak manusia dengan cara yang bijaksana pada jalan yang benar, sesuai dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka. Baik di dunia maupun di akherat.29

Ahmad Mubarok mendefinisikan kegiatan dakwah ialah, mengajak atau mendorong manusia kepada tujuan definitif. Sedangkan perumusannya dapat diambil dari al-quran dan hadist. Dakwah ditunjukan kepada manusia, sementara manusia bukan hanya mahluk yang memiliki telingan dan mata. Tatapi juga mahluk yang berjiwa dan juga dapat berfikir. Yang dapat menerima dan menolak sesuai dengan persepsinya terhadap dakwah yang ia terima.30

Dakwah Islam tidak hanya diartikan sebagai ajaran Islam, tetapi lebih diartikan sebagai “mengundang” objek dakwah untuk menerima informasi keIslaman. Dengan demikian, para dai sebagai pengundang harus menempatkan objek dakwah sebagai tamu yang mesti dihormati.31

Dakwah menurut Syaikh Ali Mahfudz yaitu mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari

28

Arifin H. M, Psikologi Dsakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cet ket-4, hal.6

29

H. Hasanudin, Retorika Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), cet ke-2, hal. 8

30

Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pranada Media, 2006), cet ke-1, hal. vii

31

(24)

perbuatan jelek, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akherat.32

Dakwah dalam arti amar ma’ruf nahi munkar adalah syarat mutlak bagi kesempurnaan dan keselamatan hidup masyarakat. Ini merupakan kewajiban fitrah manusia sebagai mahluk sosial (makhluq ijtima’i) dan kewajiban yang ditegaskan oleh Risallah Kitabullah dan sunah Rasul.33

Dari penjabaran di atas, terdapat banyak perbedaan dalam perumusan mengenai definisi dakwah. Tetapi jika dilihat dari sudut pandang yang sama dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah suatu usaha untuk mengajak individu atau golongan, agar mengikuti ajaran Islam dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dakwah yang di ajarkan oleh Rasullulah mengajarkan kita untuk menjadikan dakwah itu mudah, jika tidak bisa melalui ucapan, lakukanlah dengan tulisan jika tidak dapat, contohkan lah melalui perbuatan dengan tujuan mendapatkan kehidupn yang bahagia, baik di dunia maupun di akherat.

2. Materi dakwah

Maddah (materi dakwah) adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i pada mad’u dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu, membahas yang menjadi dakwah adalah membahas ajaran Islam itu sendiri, sebab semua ajaran Islam yang sangat luas itu bisa dijadikan

maddah dakwah Islam. Akan tetapi, ajaran Islam yang dijadikan maddah

dakwah itu pada garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu, akidah, syari’ah, akhlak.34

A. Aqidah, pengertian aqidah secara terminologi yaitu, wajib dibenarkan hati dan jiwa menjadi tentram karenanya sehingga

32

Hasanuddin, Hukum Dakwah: Tinjauan Aspek Hukum Dalam Berdakwah di Indonesia, (jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-1, h.28

33

M. Natsir. Fiqhud Dakwah (Solo: CV. Ramdani, 1965), h.109

34

(25)

menjadi suatu keyakinan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya berkaitan dengan keyakinan, bukan perbuatan seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya para Rasul35.

Aqidah dalam Islam adalah bersifat ‘Itiqad bathinyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan iman.36

a) Iman kepada Allah SWT b) Iman kepada Malaikat-Nya c) Iman kepada Kitab-kitab-Nya d) Iman kepada Rasul-rasul-Nya e) Iman kepada hari akhir

f) Iman kepada qadha dan qadhar37

B. Akhlak, kata akhlak sebenarnya berasal dari Al-Quran, yang berasal dari kata khalaqa-yakhluqu yang artinya menciptakan. Maka akhlak berarti segala sikap dan tingkah laku manusia yang datang dari pencipta (Allah Swt). Sedangkan menurut Al-Ghazali akhlak diartikan sebagai suatu sifat yang tetap pada seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan yang mudah tanpa membutuhkan sebuah pemikiran. Secara garis besar akhlak terbagi menjadi:

1.) Akhlak kepada Allah

2.) Akhlak terhadap sesama manusia 3.) Ahlak terhadap hewan, tumbuhan, alam.

C. Syariah, secara etimologis berarti jalan. Syariah adalah segala yang diturunkan oleh Allah swt. Kepada nabi Muhammad saw.

35

AA. Hamid Al-Atsari, Intisari Aqidah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah, (Jakarta, Niaga Swadaya, 2004), h.34

36

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ihklas,1983), h. 60

37

(26)

Berbentuk wahyu di dalam Al-Quran dan sunnah. Syariah yang mencakup pengertian dalam hukum-hukum yang berdalil pasti dan tegas yang tertera dalam Al-Quran dan hadits shahih atau ditetapkan dengan ijma’.38

1) Ibadah (dalam arti sempit) seperti, thaharah, sholat, zakat, shaum (puasa), haji bila mampu.

2) Muamalah (dalam arti luas) meliputi: Al-Qununul Khas (hukum perdata); muamalah (hukum niaga), munakahat (hukum nikah), waratsah (hukum waris) dan sebagainya. Kemudian Al- Qunnul’am (hukum publik), hinayah, (hukum pidana), khilafah (hukum negara), jihad (hukum perang dan damai) dan sebagainya.

3. Tujuan Dakwah

Tujuan pelaksanaan dakwah ada dua yaitu:

a. Tujuan langsung yakni ditujukan langsung kepada masyarakat agar melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangnnya.

b. Tujuan tidak langsung, yaitu dengan membentuk kader-kader da’i baik melalui jenjang pendidikan formal maupun non formal, sehingga mereka dapat diterjunkan langsung kedalam masyarakat.

Jadi tujuan utamanya adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang baik.40

Secara garis besar, ajaran Islam meliputi tiga aspek penting yaitu Aqidah, Syariah, dan Akhlak. Dengan begitu bisa di katakan akhlak merupakan sepertiga dari ajaran Islam dan sekaligus menjadi puncak dari

38

M. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), cet. Ke-1, h. 343

39

Hasanudin, Hukum Dakwah :Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, h. 35

40

(27)

seluruh rangkaian ajaran Islam. Bahkan, semua bentuk ibadah bermuara pada pembentukan akhlak yang mulia.41

Dalam Kategori, aspek-aspek ini digunakan untuk kepentingan pengukuran analisis isi, dengan terlebih dahulu penulis harus membuat karakteristik yang spesifik.42

Dalam penelitian ini kategori-kategori yang digunakan ialah: 1. Aqidah

Pengertian Aqidah, Aqidah secara etimologi berasal dari al’Aqlidu yakni ikatan yang kuat. Dapat berarti juga teguh, dan mantap.43 Aqidah atau iman yaitu pengakuan dengan lisan dan

membenarkan dalam hati bahwa semua yang dibawa Rasullulah adalah benar dan hak. Dalam hal ini iman ditetapkan sebagai landasan yang disebut rukun iman.44

Dalam ensiklopedi Islam, aqidah dalam Islam I’tiqad bersifat yang menckup masalah-masalah yang berhubungan dengan rukun iman.45

2. Syari’ah

Secara bahasa (etimologi), kata “syari’ah” berasal dari Bahasa Arab yaitu yasro’u sebuah fiil mudhore dari syaro’a,46 yang berarti peraturan atau undang-undang, yaitu peraturan-peraturan mengenai tingkah laku yang meningkat harus di patuhi dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. 47

Dalam syariah terkandung nilai yang jelas, adapun nilai-nilai tersebut yaitu:

41

Didin Hafidhuddin, Akhlak Sosial Muslim: Satu Hati dan Perbuatan, (Jakarta: Pusaka Zaman, 2000), cet ke-1, h.71

42

Jumroni & Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komuniksi, (Jakarta: UIN Jakarta Prees, 2006), cet ke-1, hal. 74

43

Kamus Lisan al-Arab. III:295-300

(28)

1) Ibadah, secara bahasa berasal dari abada-ya’budu-‘abdan-‘ibaadatan yang berarti taat, tunduk, patuh, merendahkan diri dan hina. Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan.

a. Secara bahasa berasal dari kata ‘aamala-yu’aamilu-mu’aamalatan sama dengan wazan faa’ala-yufaa’ila-mufaa’alatan, artinya saling bertindak, saling berbuat, dan saling mengamalkan.

b. Menurut istilah, pengertian muamalah dapat di bagi dua macam, yaitu pengertian muamalah secara luas dan secara sempit.

Definisi muamalah di jelaskan oleh para ahli sebagai berikut: Al-Dimyati berpendapat bahwa muamalah adalah: Menghasilkan duniawi, supaya menjadi sebab suksesnya masalah ukhrawi.50dalam arti luas

yaitu, Al-Qununul khas (hukum perdata), muamalah (hukum niaga), munakahat (hukum nikah), waratsah (hukum waris), dan lain

sebagainya.

Sedangkan pengertian muamalah dalam arti sempit (khas), didefinisikan oleh ulama sebagai berikut:

Muamalah menurut Fuqaha yaitu segala hokum yang

dilaksanakan untuk kebaikan keluarga, masyarakat dan Negara atau kemaslahatan dunia.51

3. Akhlak

Akhlak secara etimologi berarti tingkah laku atau perbuatan. Dan secara terminologis akhlak adalah tingkah laku (etik) manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya52

48

Al-Qardhawi Yusuf, Al-Ibadah fi al-Islam, Munassasah al-Risalah, (Beirut: T.pn.,1979). Cet. 6, h.27

49

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT> Raja Grafindo Persada, 2002), h. 1

50

Al-Dimyanti, dalam: I’anat al Thalibin, Toha Putra, Semarang, tt, hlm. 2

51

Tengku Muhammad Habsyi Ash-Siddieqy, Kuliah Ibadah, h. 5

52

(29)

Akhlak berarti segala sikap dan tingkah laku manusia yang ciptakan oleh Allah kepada manusia. akhlak berarti sifat yang ada dalam diri manusia, yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan yang mudah tanpa membutuhkan sebuah pemikiran. Dalam hal ini secara garis besar akhlak di bagi menjadi :

1. Akhlak kepada Allah SWT

Akhlak kepada Allah, yaitu adab kepada Al-Khaliq (Maha Pencipta) yang telah menciptakan makhluk-makhluk yang ada di dunia ini. Manusia wajib tunduk terhadap peraturan Allah, serta dan berserah kepada apa yang telah di tetapkan-Nya. Hal ini tentu mengambarkan sifat manusia sebagai hamba.

2. Akhlak terhadap sesama manusia, prinsip hidup dalam Islam yaitu kewajiban memperhatikan kehidupan antara sesama manusia, kedudukan seorang muslim dengan muslim lainnya adalah ibarat satu jasad, dimana satu anggota badan dengan anggota badan lainnya mempunnyai hubungan yang erat.

3. Akhlak terhadap sesama makhluk Allah, adalah sikap menghargai semua makhluk yang Allah ciptakan, bahwa sesungguhnya seluruh alam bersujud kepada Allah, sehingga sesama makhluk Allah yang berjalan di muika bumi ini harus saling menjaga, menghargai, menyayangi ciptaanya seperti, tumbuhan, hewan, alam semesta.

C. Ruang Lingkup Novel

1. Pengertian Novel

(30)

Istilah roman berkembang di Jerman, Belgia, Prancis dan bagian-bagian Eropa daratan yang lain

Ismail Kusmayadi, menjelaskan dalam bukunya “Think Smart Bahasa Indonesia” bahwa Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa narasi, bersifat imajinatif, ceritanya lebih panjang dari cerpen, merupakan peniruan dari kehidupan manusia, dan melibatkan banyak tokoh

Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Prinsip-prinsip Dasar Sastra menjelaskan kata novel berasal dari kata latin novellus yang di turunkan pula dari kata novies yang berarti “baru”

Menurut Abdullah Ambary, Novel adalah cerita yang menceritakan suatu kejadian luar biasa dari kehidupan pelakunya yang menyebabkan perubahan sikap hidup atau menentukan nasibnya

Menurut Suprapto novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sikap perilaku.

Zainuddin, berpendapat dalam bukunya “Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia” Novel adalah salah satu karya yang berbentuk prosa, dimana sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar kesusastraan, standar kesusastraan yang dimaksud adalah penggunaan kata yang indah dan daya bahasa serta gaya cerita yang menarik.

Novel merupakan satu jenis prosa fiksi. Prosa fiksi adalah karya sastra yang khasnya mempunyai elemen-elemen seperti: plot, tokoh, setting, dan lain-lain. Dalam sebuah novel juga cenderung menitikberatkan munculnya kompleksitas

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa Secara istilah banyak para ahli mengartikan novel sebagai suatu karya

53

Jakob Sumardjo dan Saini K.M Apresiasi Ksusasrtaan, (Jakarta: Penerbit Gramedia, 1986), cet. Ke-1, h.29

54

Ismail Kusmayadi, Think Smart Bahasa Indonesia, (Bandung:Media Grafindo Pratama 2006), h.45

55

Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, 1984), h. 164

56

Abdullah Ambary, Inti Sari Sastra Indonesia,(Bandung: Djantika, 1983), h. 16

57

Suprapto, Kumpulan Istilah dan Apresiasi Sastra Bahasa Indonesia, (Surabaya: Indah, 1993), h. 53

58

(31)

yang menceritakan tentang kehidupan baik secara fiksi yang mengandung suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan penulisnya.

Novel merupakan produk masyarakat kota yang terpelajar, mapan, kaya, cukup waktu luang untuk menikmatinya. Di Indonesia, masa perkembangannya terjadi pada tahun 1970-an.

2. Pengertian Novel Islam

Novel Islam merupakan karya sastra, yang berisikan kisah cerita yang memiliki nilai-nilai dakwah. Dalam alur cerita novel tersebut terdapat unsur-unsur dakwah. Nilai-nilai dakwah yang dimasukkan dalam isi cerita novel memberikan pesan dakwah yang sengaja dimasukkan oleh pengarang novel. Adapun nilai-nilai dakwah yang dimasukkan seperti aqidah, akhlak, syariah.

Sunarwoto Prono Legsono, mengartikan sastra Islami dalam 3 bagian yaitu:

a. Sastra Islami adalah karya sastra yang menampilkan persoalan (tema) dan latar belakang dunia Islam. Tidak hanya dalam konteks Indonesia, tetapi dunia Islam secara universal.

b. Sastra Islami adalah karya yang menampilkan tokoh-tokoh Islam. Para pelaku cerita adalah orang-orang Islam yang berjuang atau memperjuangkan ke-Islamannya.

c. Para penulis adalah orang-orang Islam.60

3. Unsur Intrinsik Novel

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut membangun cerita. Dengan adanya perpaduan unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel terwujud.

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung yang berbeda mempengaruhi.

59

Jacob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1970-1977, (Bandung: Alumni, 1999), h.12

60

(32)

Menurut Welleck dan Warren, sebagaimana dikutip Burhan Nurgiantoro bahwa unsur-unsur tersebut antara lain keadaan subjektifitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan hidup yang kesemuanya akan mempengaruhi karya yang ditulisnya.

Diantara beberapa unsur intrinsik dalam novel atau prosa yaitu: 1. Plot

Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting diantara berbagai unsur fiksi lain62. Hal itu kiranya beralasan, sebab kejelasan plot, kejelasan tentang kaitan antara peristiwa yang dikisahkana secara linear, akan mempermudah pemahaman kita terhadap cerita yang ditampilkan. Kejelasan plot dapat berarti kejelasan cerita, kesederhanan plot berarti kemudahan cerita untuk dimengerti. Sebaliknya plot sebuah karya fiksi yang kompleks dan sulit dikenali hubungan kausalitas antar peristiwanya, menyebabkan cerita menjadi lebih sulit dipahami63.

Plot sering dikupas menjadi lima elemen penting, yaitu pengenalan, timbulnya konflik, konflik memuncak, klimaks, dan pemecahan

masalah64.

Secara teoritis plot dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, plot progresif atau lurus, yaitu jika peristiwa-peristiwa yang diceritakan bersifat kronologis, peristiwa yang pertama kali diikuti oleh (atau:

menyebabkan terjadinya) peristiwa-peristiwa yang kemudian. Atau secara berurutan cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks), dan akhir (penyelesaian). Kedua, plot regresif atau alur sorot balik (flash back), yakni peristiwa yang diceritakan tidak bersifat kronologis. Cerita tidak dimulai dari tahap awal melainkan mulai dari tahap tengah atau bahkan

61

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Press,1995), h.23

(33)

tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan. Namun tidak ada novel yang secara mutlak berplot lurus-kronologis atau sebaliknya sorot-balik. Maka Burhan Nurgiantoro dalam pembahasan yang sama mengenai plot, menambahkan satu kategori plot yaitu progresif-regresif atau dapat dinamakan plot-campuran65.

2. Tokoh dan Penokohan

Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan: “siapakah tokoh utama novel itu?”, atau ada beberapa jumlah pelaku novel itu?” dan lain sebagainya. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafirkan oleh pembaca, lebih menunujuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Atau seperti yang dikatakan Jones, sebagaimana dikutip oleh Burhan Nurgiantoro, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita66.

Tokoh dapat dibedakan menjadi tokoh utama, protagonis, antagonis, tritagonis, dan tokoh pembantu:

a. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritannya dalam sebuah novel. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian, termasuk konflik sehingga tokoh tersebut mempengaruhi perkembangan plot67. Kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh utama bukan frekuensi kemunculan tokoh itu dalam cerita, melainkan intensitas keterlibatan tokoh-tokoh didalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita68.

65

Burhan Nurgiantoro, , Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Press,1995), h.153-156

(34)

b. Tokoh Protagonis

Altenberhand dan Lewis, sebagaimana yang dikutip oleh Burhan Nurgiantoro, mengartikan tokoh protagonis sebagai tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan pengejawatahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita69.

c. Tokoh Antagonis

Yaitu tokoh atau pelaku yang menentang tokoh protagonis sehingga terjadi konflik dalam cerita70

d. Tokoh Tritagonis

Yaitu tokoh yang menjadi penengah antara pelaku protagonis dengan antagonis.

e. Tokoh pembantu atau tambahan

Yaitu pelaku yang bertugas membantu pelaku utama dalam rangkaian mata rantai cerita pelaku pembantu, mungkin berperan sebagai

pahlawan, mungkin juga sebagai pemenang atau penengah jika terjadi konflik.

3. Setting atau latar

Latar atau setting, menurut M.H. Abrams adalah sebagaimana yang dikutip oleh Burhan Nurgiantoro, dapat juga disebut sebagai landas tumpu yang menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar atau tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu lampau berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi71. 4. Point Of View

69

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1995),h. 178

70Ibid,

h.180

71

(35)

Sudut pandang atau point of view oleh Robert Stanton, sebagaimana yang dikutip oleh Adib Sofia dan Sugihastuti, diartikan sebagai posisi yang merupakan dasar berpijak kita untuk melihat secara hati-hati agar ceritanya dapat memiliki hasil yang sangat memadai72.

Unsur lain yang menarik dari novel dapat dilihat dari isi dialog dalam sebuah novel. Dialog dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti percakapan (sandiwara atau cerita), atau karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih73.

D. Novel Sebagai Media Dakwah

Pengertian media itu sendiri secara etimologi diambil dari bahasa latin yaitu “median” yang berarti alat perantara dalam buku Asmuni Syukir mendefinisikan media sebagai sesuatu yang dapat di jadikan alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu, dapat berupa (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagai.74

Kebutuhan media untuk menyapaikan pesan dakwah sangat urgen

sekali seperti yang di ungkapkan oleh M. Bahri Ghazali “kepentingan dakwah terhadap media atau alat sangat urgen sekali, sehingga dapat dikatakan dengan menggunakan media, dakwah akan mudah di cerna dan diterima oleh komunikan (mad’unya)75

Tulisan merupakan cara atau media informasi yang memiliki kelebihan diantara media-media dakwah lainnya seperti, elektronik, berceramah, dan lainnya. Hal ini di buktikan dengan adanya perbedaan cara penyampaiannya. Berdakwah melalui media elektronik tentu hanya bisa dinikmati pada satu saat, dalam kesempatan yang berbeda tentu akan berbeda pula yang di terima mad’u. Sedangkan pada media bi Al-qolam atau media tulisan, disaat yang

72

Adib Sofia dan Sugihastuti, Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang, (Bandung : Katarsis, 2003) h.16

73

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), h. 204

74

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam,(Surabaya:Al-Ihklas, 1983. h. 104

75

(36)

berbeda mad’u masih bisa menciptakan rasa, pesan, pengertian yang sama dari sumber tulisan yang pernah di bacanya.

Novel Islam sebagai media tulis yang memiliki kelebihan, banyak novelis Islam yang memasukan nilai-nilai dakwah. Karena hal itu merupakan salah satu cara mengemas materi dakwah agar selalu terlihat menarik, tidak monoton, dapat menghibur, dapat di nikamati kapan saja, dalam jangka waktu yang lama, pembaca juga dapat membaca ulang jika lupa.

Dakwah melalui tulisan adalah salah satu metode dakwah Rasulullah Saw. Hal ini pernah dilakukan dengan mengirim surat pada sejumlah

pengurus Arab saat itu Atau yang paling mungkin lagi karena pesan pertama Al-Quran adalah membaca, tentu perintah membaca ini erat kaitannya dengan perintah menulis76.

Sebuah novel bernilai dakwah bila segala unsur yang terdapat dalam novel tersebut memiliki pesan-pesan dakwah dan nilai-nilai keIslaman. Hal itu juga bisa dilihat dari pribadi pengarangnya, keinginan pengarang dalam berdakwah, dan pengetahuan pengarang mengenai Islam.

Dalam novel banyak terdapat pesan-pesan dakwah yang disampaikan di setiap uraian kalimatnya. Dengan membaca novel Islam, pembaca secara tidak langsung telah mendapat pesan-pesan dakwah serta pengetahuan tentang Islam yang terdapat didalam novel yang dibacanya. Pembaca juga akan mencerna nilai-nilai dakwah yang terkandung di dalam novel. Dengan narasi dan alur cerita yang di ciptakan, pembaca akan memperoleh pengetahuan baru tanpa merasa digurui. Novel sebagai media informasi tertulis, tidak terbatas ruang dan waktu sehingga pembaca memiliki waktu untuk memahami pesan-pesan dakwah dalam novel tersebut. Pembaca diharapkan dapat

mengaplikasikan pesan-pesan dakwah tersebut dalam berbagai kesempatan dan kehidupan bermasyarakat.

76

(37)

BAB III

SEKILAS TENTANG NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH

A. Latar Belakang Terwujudnya Novel Cinta di Ujung Sajadah Karya

Asma Nadia

Asma adalah seorang penulis yang telah banyak menciptakan karya tulis, karyanya berupa cepen dan novel. Salah satunya adalah novel dengan judul ”Air Mata Peri” yang ceritanya berkaitan erat dengan kehidupan sosial yang ada di sekeliling kita. Menurut Asma Nadia novel ini cukup diminati oleh berbagai kalangan, sehingga keinginannya besar untuk menambahkan beberapa cerita agar dapat menguatkan isi didalam tulisannya. Dari penambahan tersebut Asma mencetak ulang sebagai edisi revisi dari cerita dalam novel “Air Mata Peri” menjadi “Cinta Di ujung Sajadah”. Dalam novel edisi revisi ada beberapa bab yang di tambahkan di tengah dan akhir novel ini.

Dalam novel ini Asma terinspirasi dari beberapa hasil pengamatannya, milinglis, dan masalah sosial yang sering terjadi saat ini. Saat ini nilai-nilai penghormatan terhadap orang tua menurut Asma di rasa sangat kurang sekali, sehingga Asma merasa perlu menulis sebagai media komunikasi, serta penyampaian pesan melalui cerita tanpa ada kesan menggurui pembaca.

Menurut Asma menulis adalah media iklan, sehingga Asma dapat menggambarkan nilai-nilai di dalamnya.

B. Sinopsis Novel Cinta di Ujung Sajadah dan Karya-Karya Asma Nadia

1. Sinopsis Novel Cinta di Ujung Sajadah

(38)

anaknya, karena ia tidak ingin anaknya malu ketika mengetahui masa lalu ibunya. Ayuningsih menitipkan anaknya kepada orang yang telah ia percaya yaitu Mbok Nah, Mbok Nah mengurus Cinta dari kecil hingga dewasa bersama ayah dan ibu tiri Cinta. Ia sangat menyayangi Cinta seperti anaknya sendiri,

Dengan berlalunya waktu Cinta pun tumbuh besar, saat itu ia berfikir siapakah orang yang melahirkannya itu, dimana dan kenapa ia pergi meninggalkan Cinta. Mbok Nah yang mengetahui pertanyaan itu merasa bimbang, Ayuningsih pernah berpesan jangan pernah memberitahukan tentang keberadaannya. Mbok Nah Merasa iba melihat Cinta yang begitu ingin melihat sosok ibunya, ia berjanji akan mengatakan semuanya kepada Cinta saat waktunya telah tiba.

Kakak tiri Cinta yang kurang bersahabat membuat Cinta merasa kehilangan kasih sayang ayah kandungnya. Anggun dan Cantik selalu menginginkan Cinta untuk tidak bahagia. Sehingga setiap ada kesempatan ke dua kakak tirinya selalu membuat papa marah dengan Cinta dengan tingkahnya. Namun Cinta beruntung Allah memberikan teman-teman yang begitu mencintainya. Senyuman teman-temannya mengobati luka hatinya terhadap kakak tirinya.

Kerinduan pada ibu selalu ia rasakan walau ia telah memiliki pengganti ibu, hal itu tidak lebih baik menurutnya untuk menutupi kekosongan di hatinya. Sering ia berfikir bahkan bertanya kepada teman-temannya, bagaimana caranya ia bisa memeluk ibu, ia ingin sekali berbakti kepada ibu seperti anak-anak lainnya, sehingga ia berfikir apa yang bisa membuat ibu bangga, bahagia. Suatu ketika Cinta pernah mengungkapkan tentang keinginannya mengunakan jilbab, tapi ia masih harus menyiapkan dirinya. Dukungan dari teman-temannya pun membuat Cinta menjadi yakin ia akan segera melaksanakannya.

(39)

membuat kakak Cinta marah karena mereka juga ingin berteman dengan Makky. Berjalan dengan waktu Mbok Nah ingin memberi tahu Cinta tentang ibunya, namun waktu datang ketika Cinta berjalan genap 17 tahun yang artinya Cinta akan lebih siap dari bebelumnya untuk mengetahui tentang ibunya. Saat itu cinta berusaha menyiapkan dirinya menjelang usianya yang ke 17 tahun dengan segala perubahan yang di inginkannya ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Saat malam tiba Cinta mengistirahatkan tubuhnya untuk menyambut pertambahan usianya esok pagi, tiba-tiba kakaknya, Anggun dan Cantik tanpa di ketahui oleh siapapun masuk kedalam kamar Cinta dan memotong rambut Cinta, yang diakui banyak orang bahwa mahkota kita adalah rambut. Kegalauan pun terjadi saat pagi, Cinta menyambut hari bahagianya dengan mendapati potongan rambut dekat tempat tidurnya, ia terkejut melihat rambutnya yang tak beraturan. Termenung Cinta dalam kamarnya, berfikir siapa orang yang mampu melakukannya, apa yang di inginkan orang itu dengan memotong rambutnya.

Ingatan pada ibu membuat ia merasa rindu dan berharap ini adalah saat yang tepat untuk menunjukkan rasa sayangnya kepada ibu. Di hari ulang tahunnya ia meneguhkan diri untuk memakai jilbab sebagai wujud baktinya kepada orang tua. Saat itu ketika keluarganya berkumpul untuk merayakan pesta, ayah Cinta terkejut dan semua pun tidak percaya dengan apa yang di lakukan Cinta “ ia menutupi hampir sebagian tubuhnya”77 ayahnya merasa ia masih terlalu muda untuk melakukan itu. Tapi keyakinannya menghantarkannya untuk bertemu ibu.

Saat itulah Mbok Nah menceritaka ibunya, selang beberapa waktu lalu ia bergegas mencarinya. Beberapa tempat ia singgahi Ibunya belum juga di temukan. Perjalanan panjang ia tempuh hingga ia bertemu dengan seorang laki-laki bernama Adji, mereka berkenalan, Adji sempat membantunya mencari alamat. Dengan waktu yang semakin sore akhirnya

77

(40)

Cinta memutuskan untuk melanjutkan perjalannya ke Jogja dan Adji mengantarkannya sampai stasiun.

Selang beberapa hari Cinta meninggalkan rumah sampai di kota Jogja Cobaan silih berganti, dan tak lama kemudian Ia di berikan obat kesendiriannya jalan oleh Allah, setelah sms dari kawan-kawannya yang tidak selalu di balasnya dengan alasan tidak ingin merepotkan, teman-temannya memberikan kejutan. Mereka datang ke Jogja untuk membantu Cinta menemukan ibunya. Adji pun ikut serta dalam pencarian itu. Waktu semakin larut mereka mengistirahatkan diri untuk pencarian besok pagi.

Hari pun terus berlalu, setelah pagi tiba Cinta bersama teman-teman melanjutkan pencariannya. hingga akhirnya Cinta dapat menemukan seorang ibu yang mengetahui keberadaan Ibunya. dan cinta mendapati makam ibu yang selama ini di carinya. Cinta ingin menjadi anak yang berbakti kepada ibunya, ia pun melakukan apa yang biasa ia lalukan untuk Almarhum Ibu.

Akhir dari cerita hidup Cinta, Ia menjalani hidupnya bersama Makky, laki-laki yang juga pernah menemani pencariannya saat di Jogja. Yang juga berakhlak baik, “yang seumur hidupnya menjauhi hal-hal yang di larang Allah karena nasehat ayahnya” 78

2. Sinopsis Emak Ingin Naik Haji

“Mak

Ingin ku bawa kau Pada rumah impianmu Yang dari dalamnya Terpancar keindahan ilahi Dan berjuta kebesaran-nya Tapi mak

Tanganku terlalu lemah Dan daya yang kupunya

78

(41)

Melintas celah batu karang79

Harapan seorang anak yang ingin sekali memberangkatkan ibunya ke tanah suci mekkah, menjadi cerita yang sangat menarik seperti apa yang pernah kita pelajari Haji adalah rukun Islam yang ke-5. oleh karena itu berangkat haji adalah impian semua orang. Sama halnya dengan Emak yang berharap suatu saat bisa berangkat haji. Namun keterbatasan biaya yang semakin meningkat membuat hambatan Emak untuk mewujudkan mimpinya. Zein anak Emak satu-satunya berharap suatu saat bisa memberangkatkan Emak pergi haji. Seperti juragan haji yang setiap tahun bisa berangkat haji. Emak melihat mudahnya juragan haji untuk melaksanakan ibadah haji. Tidak Cuma haji konon juragan hajipernah sampai membawa 22 orang sanak keluarganya dalam paket umroh

bersama selebritis terkenal80.

Zein sebagai anak Emak satu-satunya ia terus berusaha mewujudkan mimpi Emaknya. “sudah lima jam dan Zein belum juga mendapatkan pembeli. Meski lelaki itu sudah membanting harga bahkan menawarkan

fasilitas khusus81. Zein berfikir, menurutnya hanya merampok dan membunuh saja yang belum pernah ia lakukan. Dalam beberapa waktu Emak sering menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan Ibadah Haji, mulai dari rasa air zam-zam, sosok Emak hingga berdiri berjam-jam memandangi rumah juragan haji, memberikan semangat pada Zein untuk mengisi satu demi satu kolom dalam kertas undian yang hampir terabaikan. Mulai dari nama, alamat, no KTP, sambil berdoa tak putus. Dengan harapan yang ia bangkitkan membuat niat jeleknya untuk menyatroni rumah juragan Haji pudar.

Hari-demi hari, hingga waktu yang di nantinya tiba, yaitu waktu dimana pengumuman akan segera di beritahu melalui surat kabar pagi hari ini. “Dan Zein merasa dadanya meledak saat menemukan namanya

79

Asma Nadia, Emak ingin Naikm Haji, (Asma Nadia Publishing House 2009), Cover belakang novel emak ingin naik haji

80

Asma Nadia, Emak ingin Naikm Haji, (Asma Nadia Publishing House 2009), h.2

81

(42)

tercantum di halaman depan. Keriangan yang membuatnya melompat dan

menari-nari di sepanjang jalan82 . kebahagiaan itu menyelimutinya dengan senangnya Zein berusaha nenunjukan kepada Emak, namun angin telah lebih dulu merebut paksa hingga Porche hitam menabrak tubuhnya dengan keras.

Dalam pandangannya yang mulai mengabur, Zein melihat Emak dengan pakaian Ihram, mengelilingi Ka’bah. “Wajah Emak tersenyum menayapnya”83.

Dalam novel Enak ingin naik Haji, Asma Nadia menggambarkan tentang kisah seorang anak yang dengan tulus ingin memberikan hal yang sangat di impikan Ibunya, dalan novel ini memiliki pesan moral ke cintaannya ke pada orang tua, hal ini masuk dalam kategori pesan ahlak kepada sesama manusia.

3. Sinopsis Novel Jilbab Traveler

Dalam novel Jilbab traveler, terdapat perbedaan antara novel yang telah Asma Nadia ciptakan dengan karya yang lain karena di dalam buku ini tidak hanya terdapat cerita sastra semata, tetapi menyerupai kamu kantong. Hal ini di yakinkan dengan adanya translater dari beberapa bahasa beserta artinya, seperti bahasa ketika ada di kariabia Asma Nadia menggunakan bahasa negara tersebut, untuk membuat pembacanya terasa nyaman membaca novelnya. Asma tidak hanya bercerita namun memberikan tips, trik dan bahasa yang kiranya akan selalu di gunakan dan di perlukan selama perjalanan ke karibia seperti. Hola, Como : Halo Esta usted? : apa kabarmu

Muy bien, gracias. Y usted : Sangat baik, terimakasih. Dan kamu? Dll. Pada bab2 berikut Asma dan kawan-kawan menceritakan perjalannya ke beberapa negara seperti Belanda, Asma tidak hanya menceritakan perjalannya ke Belanda melaikan memberikan banyangan seorang muslimah atau wanita berjilbab juga bisa keluar negeri tanpa

82

Asma Nadia, Emak ingin Naikm Haji, (Asma Nadia Publishing House 2009), h.12

83

(43)

khawatir, namun tips-tips pun tak lupa di berikan Asma untuk bisa survive hidup di negara orang. Dalam bab ini Asma pun menuliskan beberapa kalimat yang sering di butuhkan saat ke Belanda seperti, Apa kabar: Hallo Saya tidak bisa berbahasa : ik spreek geen Nederlands.

Apakah anda bisa berbahasa inggris? : Speekt u engel/ Jangan pegang saya! : Blijf van me af!

Akan saya penggil polisi : ik roep de politie.dll

Dalam pertengahan novel Asma dan kawan-kawan menceritakan saat perjalanannya ke Hongkong, di tulis oleh Wina Karni. Wina Karni menggambarkan bahwa jilbab bukan masalah saat pergi ke Hongkong, menurutnya disana ada kurang lebih 120.000 warga Indonesia di antara apartemen-apartemen menjulang. Wina memberikan gambaran pada pembaca tentang sejarah negara itu adalah bekas jajahan Inggris yang diserahkan ke pangkuan Cina pada tanggal 1 juli 1997. disana termasuk minoritas penduduk muslim tetapi tidak ada alasan untuk tidak menginjakan kaki disana karena muslimah. Wina berpendapat tidak sidikit orang yang merasa menemukan hidayah dan merasa menjadi muslimah yang kaffah setelah berada di Hongkong. Wina pun memberikan tips sebelum bepergian ke Hongkong. Di harapkan banyak orang yang bisa mempersiapkan lebih matang agar tidak ada hal-hal yang di inginkan. Mulai dari memeriksa paspor, “sebagai turis, kamu nggak perlu membuat visa kunjungan, cukup membayar fiskal di kantor imigrasi yang

besarnya kurang lebih Rp.1.000.000.00. tapi kabarnya, kalau kita udah punya NPWP, urusan fiskal gratis kok84. Hongkong memiliki empat musim : musim dingin, musim panas, musim gugur, dan musim kemarau. Di Hongkong cuaca yang paling dingin jatuh di bulan Desember dan Januari.

Adapun kata-kata yang sering sekali di gunakan saat berkomunikasi dengan masyarakat Hongkong. Oleh karena itu Wina memberikan kamus survive di Hongkong. Bahasa pokok masyarakat Hongkong yaitu bahasa

84

Gambar

Tabel 1 Kategori Pesan Dakwah...........................................................
gambaran secara utuh  tentang dunia pernovelan islam.
Tabel 1 Kategorisasi Pesan
Tabel yang menunjukkan tingkat kesepakatan antar juri berada pada
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menganalisis isi pesan pada setiap paragraf yang mengandung isi pesan dakwah dari kategori aqidah, unsur iman kepada Allah yang paling besar sebanyak 88,90% dilanjutkan

Skripsi yang penulis angkat disini yakni berjudul Wacana Pesan Moral dalam Novel Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Eksistensi perempuan sebagai anggota masyarakat yang memiliki sifat menghormati orang lain tergambar pada tokoh Cinta, ketika Cinta bertemu dengan seorang laki-laki

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan moral apa sajakah dalam novel Antara Cinta Dan Ridha Ummi karya Asma Nadia.. Jenis

Pesan dakwah yang terkandung dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy terdapat pada kalimat atau dialog yang terdapat di dalam novel tersebut

Analisis Nilai Aqidah Pada Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia 24.. ANALISIS NILAI AQIDAH PADA NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA

sehat dan tidak sehat tokoh utama dalam novel Cinta 2 Kodi karya Asma Nadia (3) Tahap klasifikasi, yaitu tahap mengelompokkan data yang sudah