• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Kampanye Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Kampanye Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE MENGURANGI

PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh:

Yustia Noveriana 51907200

Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Media Kampanye Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik “.

Laporan ini disusun untuk menyelesaikan Program studi Desain Komunikasi Visual yang menjadi salah satu syarat yang harus di penuhi untuk mendapat gelar sarjana.

Dengan rendah hati, penulis menyadari bahwa keberhasilan menyelesaikan laporan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, dan kepedulian banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Dan demi kesempurnaan laporan ini penulis mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan laporan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis serta mahasiswa pada umumnya.

Bandung, Juli 2011

(3)

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulilah, Puji dan syukur selalu dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia, nikmat dan hidayahNya sehingga penulisan laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Hal ini tentu tidak terlepas dari peran pihak-pihak yang telah membantu serta mendukung dalam menyelesaikan laporan ini. Untuk itu penulis dengan rasa hormat mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan penting dalam membantu kelancaran mengerjakan tugas akhir dan penulisan laporan tugas akhir ini.

Ucapan terimakasih penulis ucapkan untuk :

1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan kepada penulis.

2. Ibu Rini Maulina S.Sn selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas bimbingan serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

3. Seluruh dosen program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia. Terimakasih atas semua didikan, ilmu dan saran yang telah diberikan.

4. Orang tua yang telah memberikan support selama ini.

5. Dan, pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun silam, kini telah menjadi barang yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan manusia, barang-barang berbahan plastik dapat ditemui dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari seperti plastik pembungkus permen, makanan, botol air minum, sampo, detergent, kantong plastik untuk membawa belanjaan, dan lain-lain.

(5)

Gambar 1.1

Kantong plastik

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Ibu rumah tangga merupakan konsumen yang paling sering memakai kantong plastik. Setiap berbelanja ke suatu tempat, para ibu rumah tangga ini minimal diberi satu kantong plastik, belum lagi jika belanjaan yang dibawa memiliki beban yang berat sehingga kantong plastik yang digunakan harus dibuat rangkap. Hal ini baru terjadi pada satu ibu rumah tangga, sedangkan di kota Bandung saja jumlah ibu rumah tangga sudah sangat banyak. Maka, dalam waktu 24 jam saja kantong plastik yang beredar di kalangan ibu rumah tangga dapat mencapai jutaan kantong plastik dan menghasilkan jutaan sampah plastik yang dapat berdampak buruk pada lingkungan. Jika hal ini terus dibiarkan maka semakin lama, sampah kantong plastik akan semakin bertambah dan menumpuk.

(6)

supermarket seperti Carrefour dan minimarket seperti Alfamart untuk mengganti kantong plastik biasa dengan kantong plastik yang dapat hancur dalam waktu singkat, tetapi hal ini tidak terlalu efektif. Jika sampah kantong plastik dibiarkan di tanah, kantong plastik tersebut akan menjadi polutan karena membutuhkan waktu lebih lama dibanding sampah organik agar dapat terdegradasi secara sempurna. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengganggu kesuburan tanah. Jika dibakar, sampah kantong plastik ini akan menghasilkan asap beracun yang dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit, jika terhirup oleh manusia. Jika dibuang ke sungai, sampah kantong plastik dapat menyumbat aliran air dan berakibat pada pendangkalan sungai sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya banjir.

1.2 Identifikasi Masalah

- Masyarakat terutama ibu rumah tangga telah terbiasa menggunakan

kantong plastik bahkan cenderung memiliki ketergantungan. Pola pembiasaan yang tanpa disadari menyebabkan sulit melepaskan diri dari penggunaan kantong plastik.

- Ibu rumah tangga belum berusaha untuk mengganti kantong plastik

dengan tas-tas ramah lingkungan yang dapat dipakai berulang kali.

- Hasil kuesioner menunjukan bahwa Ibu rumah tangga kurang memiliki

(7)

- Kantong plastik memiliki harga yang murah sehingga para penjual

lebih sering memberikan kantong plastik dalam proses jual beli.

- Kantong plastik sangat mudah didapatkan oleh ibu rumah tangga

dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya, ibu rumah tangga mendapatkan kantong plastik dalam proses jual beli yang diberikan oleh pedagang.

- Kantong plastik memang membantu dalam kehidupan sehari-hari

tetapi ketika menjadi sampah, kantong plastik tersebut dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.

1.3 Fokus Permasalahan

(8)

1.4 Tujuan Perancangan

(9)

BAB II

PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN

2.1 Plastik

Nama plastik mewakili ribuan bahan berbeda yang bersifat fisis, mekanis, dan kimia. Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi (Asih Nuryani, 2010, h.5). Sejak ditemukan oleh seorang peneliti dari Amerika Serikat pada tahun 1968 yang bernama John Wesley Hyatt, plastik menjadi primadona bagi dunia industri. Kemudahan dan keistimewaan plastik telah menggantikan bahan seperti logam dan kayu dalam membantu kehidupan manusia.

2.1.1 Bahan dan Kandungan yang Terdapat dalam Plastik

(10)

2.1.2 Jenis Plastik

Menurut Ulli Hermono (2009), secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni plastik yang bersifat

thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Tetapi, plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk thermoplastic.

1. Thermoplastic

Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang atau dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC).

2. Thermoset

Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang atau dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida.

(11)

 PET — Polyethylene Terephthalate, tertera logo daur ulang dengan angka 1. Digunakan untuk botol plastik yang jernih atau transparan seperti botol air mineral.

Gambar 2.2

Contoh plastik yang berbahan PET

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

 HDPE — High Density Polyethylene, tertera logo daur ulang dengan angka 2. Dipakai untuk kemasan sampo, kosmetik, bedak dan lain-lain.

Gambar 2.3

Contoh plastik yang berbahan HDPE

(12)

 V — Polyvinyl Chloride, tertera logo daur ulang dengan angka 3. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap).

Gambar 2.4

Contoh plastik yang berbahan V

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

 LDPE — Low Density Polyethylene, tertera logo daur ulang dengan angka 4, digunakan untuk plastik kemasan. Kantong plastik merupakan jenis plastik yang termasuk LDPE.

Gambar 2.5

Contoh plastik yang berbahan LDPE

(13)

 PP — Polypropylene, tertera logo daur ulang dengan angka 5, merupakan pilihan terbaik untuk bahan plastik, Digunakan untuk botol bayi.

Gambar 2.6

Contoh plastik yang berbahan PP

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

 PS — Polystyrene, tertera logo daur ulang dengan angka 6, biasa dipakai sebagai bahan Styrofoam.

Gambar 2.7

Contoh plastik yang berbahan PS

(14)

OTHER, tertera logo daur ulang dengan angka 7, yang termasuk ke dalam jenis ini adalah SAN (styrene acrylonitrile), digunakan untuk sikat gigi. ABS (acrylonitrile butadiene styrene), digunakan sebagai pipa, dan PC (polycarbonate), digunakan untuk galon.

Gambar 2.8

Contoh plastik yang berbahan OTHER

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

2.2 Kantong Plastik

(15)

Gambar 2.9

Kantong plastik

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Kantong plastik yang beredar di masyarakat memiliki berbagai ukuran dari mulai 15 cm, 17 cm, 24 cm, 28 cm, 40 cm hingga 50 cm dengan ketebalan 0,01 mm dan 0,03 mm. Kantong plastik pun memiliki berbagai warna yaitu hitam, putih, biru, merah, kuning, merah putih dan hitam putih.

Gambar 2.10

Berbagai macam ukuran dan warna kantong plastik

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

(16)

plastik berwarna lebih memungkinkan untuk hancur dengan cepat dibandingkan kantong plastik hitam. Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari kantong plastik yang sangat sering digunakan oleh masyarakat adalah kantong plastik hitam karena lebih kuat, ini disebabkan karena kandungan zat kimia dan pewarna yang terdapat pada kantong plastik hitam lebih banyak dibandingkan kantong plastik berwarna, sehingga kantong plastik hitam tidak mudah robek dan sangat berbau plastik.

Karena kantong plastik yang paling sering digunakan adalah kantong keresek hitam, maka kantong plastik yang paling banyak menumpuk di tempat sampah adalah kantong plastik jenis ini. Kantong plastik hitam dapat mencemari lingkungan karena kandungan zat kimia yang terdapat pada kantong plastik ini dapat diserap oleh lingkungan.

2.3 Penggunaan Kantong Plastik di Masyarakat

(17)

Gambar 2.11

Penggunaan kantong plastik di masyarakat

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Kantong plastik yang telah digunakan, jika masih bersih sebagian besar disimpan untuk digunakan sebagai tempat sampah atau digunakan kembali dan jika kotor atau rusak biasanya langsung dibuang. Karena setiap hari rumah tangga menghasilkan sampah, maka setiap hari pula kantong plastik digunakan untuk tempat sampah di rumah dan akhirnya dibuang ke tempat penampungan sementara (TPS), setelah dibuang ke TPS masyarakat seolah lepas tangan atau tidak perduli dengan apa yang terjadi pada sampah-sampah tersebut.

Gambar 2.12

Kantong plastik yang dijadikan tempat sampah

(18)

Untuk mengidentifikasi penggunaan kantong plastik di masyarakat maka penulis melakukan pencarian data dengan menyebarkan kuesioner pada 100 orang ibu rumah tangga yang tinggal di kota Bandung dengan pertanyaan sebagai berikut:

 Kategori tingkat penggunaan kantong plastik

1. Apakah anda sering menggunakan kantong plastik dalam

4. Seberapa seringkah anda menolak menerima kantong plastik ketika berbelanja?

5. Apakah anda sering menggunakan kantong plastik meskipun hanya berbelanja sedikit padahal belanjaan tersebut memungkinkan untuk dimasukkan ke dalam tas atau dibawa tanpa kantong plastik?

6. Seberapa sering anda berusaha untuk mengurangi penggunaan kantong plastik?

7. Saat tidak membawa kantong belanja sendiri, seringkah anda beralasan lebih praktis bila tidak membawa kantong belanja sendiri?

(19)

9. Saat tidak membawa kantong belanja sendiri, seringkah anda beralasan malas untuk membawa kantong belanja sendiri?

10. Saat tidak membawa kantong belanja sendiri, seringkah anda beralasan buru-buru sehingga tidak membawa kantong belanja sendiri?

 Kategori pengelolaan kantong plastik

1. Setelah dipakai seberapa sering anda menyimpan kantong plastik?

2. Setelah dipakai seberapa sering anda membuang langsung kantong plastik?

3. Setelah dipakai, seberapa sering membakar kantong plastik? 4. Apakah anda sering menggunakan kantong plastik yang telah

disimpan untuk dipakai kembali?

5. Apakah anda sering menggunakan kantong plastik yang telah disimpan untuk tempat sampah?

 Kategori kantong plastik dan lingkungan

1. Seberapa seringkah anda melihat sampah plastik di lingkungan sekitar rumah anda?

2. Apakah anda sering menyadari dampak buruk sampah plastik terhadap lingkungan?

3. Seberapa seringkah anda berupaya untuk melestarikan lingkungan?

(20)

Maka diperoleh kesimpulan hasil kuesioner yang telah dibuat ke dalam bentuk grafik sebagai berikut:

 75% dari responden sangat sering menggunakan kantong plastik

dalam kehidupan sehari-hari.

Grafik 2.1

 Hanya 12% dari responden yang sangat sering membawa kantong

belanja sendiri ketika berbelanja.

(21)

75% dari responden sering menerima kantong plastik ketika berbelanja, 25% dari responden yang telah berusaha menolak diberi kantong plastik ketika berbelanja.

Grafik 2.3

 66% diantara responden beralasan lebih praktis bila tidak membawa

kantong belanja sendiri, sementara 10% beralasan lupa, 16% beralasan malas untuk membawa kantong belanja sendiri. Dan 8% yang beralasan tergesa-gesa.

(22)

 78% responden sangat sering menyimpan kantong plastik setelah

digunakan. Sementara yang sangat sering membuang langsung kantong plastik hanya 22%.

Grafik 2.5

 Kantong plastik yang telah disimpan, sangat sering digunakan kembali

oleh 40% responden. Dan sebanyak 60% responden menggunakan kembali kantong plastik ini untuk dijadikan tempat sampah.

(23)

 Hanya 26% saja yang sudah menyadari dampak buruk sampah plastik

bagi lingkungan.

Grafik 2.7

2.4 Sampah Plastik

Berbagai macam barang atau produk berbahan plastik berada di sekeliling kehidupan manusia, kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari barang-barang yang berbahan plastik, maka tentu saja hal ini berdampak pada semakin meningkatnya jumlah sampah plastik yang dihasilkan manusia setiap harinya.

Gambar 2.13

Tumpukan sampah di Jl. Raya Banjaran

(24)

2.4.1 Jenis Sampah Plastik

Setiap jenis barang atau produk yang berbahan plastik, setelah dimanfaatkan oleh manusia pada akhirnya akan terbuang dan menjadi sampah (Wied Harry, 2010, h.5). Berbagai jenis sampah plastik seperti sampo, pembungkus detergent, sikat gigi, botol susu, tempat makan, pembungkus kopi, pembungkus sabun cuci piring, permen, makanan ringan, botol air minum, galon air, kantong plastik, bahkan televisi dan komputer telah memenuhi sebagian besar tempat sampah.

Namun sebagian besar sampah plastik seperti botol sampo, sikat gigi atau botol air minum, dapat dikumpulkan kembali oleh pemulung untuk dijual atau dimanfaatkan kembali. Sementara untuk pembungkus kopi, detergent, atau pewangi pakaian oleh sebagian masyarakat didaur ulang kembali menjadi barang-barang yang bernilai jual seperti tas, dompet dan aksesoris lain.

Gambar 2.14

Contoh sampah plastik yang telah didaur ulang

(25)

Untuk sampah-sampah berbahan plastik lain seperti botol susu, tempat makan, komputer atau televisi merupakan sampah-sampah yang dibuang secara berkala, sampah-sampah-sampah-sampah seperti ini umumnya dibuang ketika sudah tidak terpakai atau rusak dan sebagian dari barang-barang tersebut dapat didaur ulang atau dipergunakan kembali untuk keperluan lain.

Maka yang tersisa adalah sampah kantong plastik, sampah kantong plastik ini tidak diambil oleh pemulung karena tidak memiliki nilai jual meskipun dapat didaur ulang. Sehingga, sampah kantong plastik ini lebih banyak menumpuk di tempat sampah dan akhirnya dapat membahayakan lingkungan dan bila lingkungan sudah tidak sehat, maka hal ini akan berimbas pula pada makhluk hidup di lingkungan tersebut.

(26)

Gambar 2.15

Tumpukan sampah di Jl. Ganesha

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Jika sampah kantong plastik dibuang atau dibiarkan di tanah, maka kantong plastik tersebut lambat laun akan mengganggu kesuburan tanah karena zat kimia yang terkandung didalam kantong plastik dapat merusak tanah. Selain itu kantong plastik tersebut tidak akan hancur didalam tanah hingga jangka waktu 80 – 200 tahun sehingga dapat mengganggu penyerapan air dan mengganggu pertumbuhan tanaman.

Gambar 2.16

Tumpukan sampah di jembatan Dayeuhkolot kab. Bandung

(27)

Jika sampah kantong plastik dibakar, akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Asap dari hasil pembakaran sampah-sampah itu pun akan menambah kadar gas rumah kaca di atmosfer yang menyebabkan global warming.

Gambar 2.17

Tumpukan sampah di jembatan Dayeuhkolot kab. Bandung

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

(28)

2.5 Kampanye

Menurut Rogers dan Storey (1987) dalam buku Manajemen Kampanye yang ditulis oleh Antar Venus, mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Pfau dan Parrot (1993) masih dalam buku yang sama, kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.

(29)

2.5.1 Jenis Kampanye

Charles U Larson (1992) dalam buku Manajemen Kampanye yang ditulis oleh Antar Venus, membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori, yaitu:

Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk yang umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Istilah lain yang biasa digunakan yaitu commercial campaigns, motivasi yang mendasari kampanye ini adalah memperoleh keuntungan finansial. Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan produk dan melipatgandakan penjualan sehingga memperoleh keuntungan yang diharapkan. Contoh: kampanye rokok atau kampanye Telkom Flexi.

Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik, kampanye ini disebut pula

political campaigns. Tujuannya antara lain untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan partai politik. Contoh: Kampanye pemilu.

(30)

perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Contoh: Kampanye konversi minyak tanah ke gas.

2.5.2 Model Kampanye

Model yang sangat sering digunakan sampai saat ini adalah model komponensial kampanye. Dalam model ini terdapat unsur-unsur yang harus dilihat sebagai satu kesatuan, diantaranya, sumber kampanye, saluran, penerima kampanye, efek dan umpan balik.

2.5.3 Landasan Kampanye

Menurut Klingeman dan Romelle (2002), dalam buku Manajemen Kampanye, berdasarkan cara kampanye dilakukan, kampanye dibagi menjadi dua yaitu:

 Kampanye informatif, kampanye ini dilakukan secara satu arah,

pesan-pesan kampanye hanya terjadi satu arah kepada penerima, tidak terjadi dialog antara pelaku dan penerima kampanye.

 Kampanye komunikatif, kampanye ini berbanding terbalik dari

(31)

Sedangkan berdasarkan pada tujuan kampanye, kampanye dibagi menjadi dua, yaitu:

 Kampanye informatif, bertujuan untuk memberikan informasi,

melakukan perubahan, menggugah kesadaran masyarakat mengenai isu tertentu.

 Kampanye persuasif, bertujuan untuk mengajak dan menganjurkan perubahan pada kebiasaan dan pemikiran.

Titik tolak suatu kampanye adalah persuasi, terdapat empat kelebihan yang dimiliki oleh kampanye persuasi, diantaranya:

 Kampanye berupaya menciptakan tempat tertentu dalam

pikiran khalayak.

 Kampanye berlangsung dalam berbagai tahap, mulai dari

menarik perhatian, mempersiapkan khalayak untuk bertindak, hingga akhirnya mengajak untuk melakukan tindakan nyata.  Kampanye melebih-lebihkan gagasan yang disampaikan.

(32)

2.5.4 Saluran Kampanye

Klingemann dan Rommele (2002) dalam buku Manajemen Kampanye menyebutkan saluran kampanye sebagai segala bentuk media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak.

Dalam kampanye komunikasi, media massa cenderung ditempatkan sebagai saluran komunikasi utama karena media ini dapat meraih massa dalam jumlah besar. Selain itu, media massa juga memiliki kemampuan untuk mempersuasi khalayak.

Terdapat tahapan untuk melakukan kampanye komunikasi melalui suatu media yaitu memberitahu, menginformasikan, mengajak dan mengingatkan.

2.6 Penyelesaian Masalah

Beberapa lembaga pecinta lingkungan seperti Green Peace dan Aku Ingin Hijau, di situs mereka sendiri telah sering membahas dampak buruk sampah kantong plastik terhadap lingkungan bahkan telah memberikan solusi yang digagas oleh mereka sendiri. Diantaranya

(33)

sama dengan HMTL-ITB telah mengkampanyekan anti plastic bag di kota Bandung pada tahun 2010.

Gambar 2.18

Situs kampanye anti kantong plastik oleh HMTL ITB dan WALHI

(Sumber: HMTL-ITB)

(34)

mempelajarinya, ibu rumah tangga pada kalangan ini sangat jarang bahkan tidak pernah membaca artikel atau melakukan searching di internet kecuali ibu rumah tangga yang memang membutuhkan internet sebagai fasilitas kerja atau untuk bisnis.

Selain itu, poster kampanye yang dibuat sulit dimengerti oleh orang awam, objek yang dibuat tidak menyerupai kantong plastik yang umum digunakan karena warnanya putih padahal kantong plastik yang paling sering digunakan oleh ibu rumah tangga adalah kantong plastik hitam. Kampanye tersebut pun tidak terdengar lagi saat ini sehingga masyarakat yang sudah mengetahui dan awalnya mencoba menjadi kembali lagi pada kebiasaan semula.

(35)

dapat dipakai berulang kali ketika berbelanja sehingga tidak perlu memakai atau meminta kantong plastik.

2.6.1 Segmentasi

Segmentasi dipilih berdasarkan pengamatan dan data bahwa yang lebih sering memakai kantong plastik adalah ibu rumah tangga.

 Demografis

Informasi ini ditujukan bagi target audiens yang berjenis kelamin perempuan berusia 25 – 50 tahun, bekerja sehari-hari sebagai ibu rumah tangga dengan latar belakang pendidikan mulai dari SMP – S1, berstatus menikah dengan penghasilan rata-rata keluarga 1 – 3 juta rupiah per bulan dan termasuk ke dalam kelas sosial dari kelas menengah bawah sampai kelas bawah.

 Geografis

(36)

 Psikografis

(37)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan

Untuk mempengaruhi dan mengubah perilaku ibu rumah tangga agar mengurangi penggunaan kantong plastik dibutuhkan suatu bentuk komunikasi yang mampu menyampaikan suatu informasi atau pesan yang dapat dimengerti oleh target audiens. Komunikasi tersebut dapat menggunakan bahasa verbal atau visual. Dalam hal ini, penulis memberikan solusi berupa kampanye sosial bagi ibu rumah tangga yang berpeluang besar menggunakan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari.

3.1.1 Pendekatan Visual

(38)

tidak kaku dan formal, sehingga lebih mudah untuk diterima oleh masyarakat menengah hingga menengah ke bawah.

3.1.2 Pendekatan Verbal

Dalam penyampaian pesan, bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, karena masyarakat yang tinggal di daerah Bandung terdiri dari berbagai daerah dari dalam dan luar pulau Jawa, sehingga bila menggunakan bahasa Indonesia akan efektif. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang bersifat mengajak, sehingga masyarakat terutama ibu rumah tangga dapat mengubah perilaku untuk mengurangi pemakaian kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari.

Headline yang akan digunakan adalah ayo… kurangi kantong plastik, maksud dari headline ini adalah mengajak secara langsung kepada ibu rumah tangga untuk mengurangi kantong plastik tanpa perlu diajak berfikir maksud dari visualisasi yang dibuat.

3.1.3 Strategi Kreatif

(39)

Pesan yang akan disampaikan adalah untuk mengurangi pemakaian kantong plastik dengan upaya yang dapat dilakukan adalah menyimpan kantong plastik yang telah digunakan, membawa kantong plastik sendiri ketika bepergian atau berbelanja dan membawa tas yang dapat dipakai berulang kali ketika berbelanja, pesan tersebut akan disampaikan dengan cara memberikan informasi.

(40)

sendiri yang dapat dipakai berulang kali ketika berbelanja. Media utama yang digunakan adalah poster, poster tersebut akan dibuat tiga poster dengan tema yang sama, tetapi dengan visualisasi berbeda.

3.1.4 Strategi Media

Untuk menyampaikan kampanye yang tepat kepada khalayak sasaran yang dituju dan mencapai tujuan yang diharapkan, serta mempertimbangkan sistem strategi komunikasi yang dibuat, maka dipilih media kampanye sebagai berikut:

Media utama:  Poster

(41)

Media Pendukung  Billboard

Billboard termasuk ke dalam media above the line, billboard

merupakan media informasi yang dapat menjangkau target audiens lebih luas sehingga pesan dapat lebih cepat tersampaikan. Billboard biasanya ditempatkan di lokasi-lokasi strategis, lebih besar dari poster dan ditempatkan di tempat tinggi.

 Spanduk

Spanduk termasuk ke dalam media above the line, spanduk merupakan media informasi yang menjangkau khalayak di tempat-tempat tertentu. Spanduk biasanya dipasang dengan cara dibentangkan.

 Brosur

(42)

Flyer

Flyer termasuk kedalam media below the line, merupakan media cetak yang berbentuk selebaran, dapat mendukung media utama. Berisi informasi singkat dan memiliki ukuran yang kecil sehingga lebih praktis dan dapat dibawa kemana saja oleh target audiens.

 Kalender

Kalender termasuk ke dalam media below the line,

merupakan media yang dapat disimpan dimana saja dan bersinggungan langsung dengan target audiens, sehingga dapat mengingatkan target sejak masih di dalam rumah. Kalender dibagikan ketika ada event–event tertentu yang berhubungan dengan lingkungan.

 Kaos

Kaos termasuk ke dalam media below the line, merupakan media yang dapat dipakai langsung oleh target audiens sehingga ketika dipakai dapat sekaligus membantu mengkampanyekan kepada orang lain yang belum mengetahui. Kaos dibagikan ketika ada event – event

(43)

 Mug

Mug termasuk ke dalam media below the line, merupakan media yang dapat dipakai langsung oleh target audiens. Mug dapat menjadi media pengingat untuk target audiens sehingga target audiens selalu ingat dengan kampanye yang dibuat. Mug dibagikan ketika ada event – event tertentu yang berhubungan dengan lingkungan.

 Memo

Memo termasuk ke dalam media below the line, merupakan media yang secara langsung dapat dipergunakan oleh ibu rumah tangga sehingga dapat menjadi pengingat ibu rumah tangga untuk informasi kampanye tersebut. Memo dibagikan ketika ada event – event tertentu yang berhubungan dengan lingkungan.

 Pin

(44)

 Tas kanvas

Tas kanvas merupakan media below the line, merupakan media informasi yang berhubungan langsung dengan tema informasi. Sehingga, masyarakat seolah-olah dipaksa untuk beralih ke tas-tas yang dapat dipakai berulang kali. Tas kanvas dibagikan ketika ada event–event tertentu yang berhubungan dengan lingkungan.

3.1.5 Strategi Distribusi

Kampanye ini dilakukan oleh lembaga sosial yang peduli terhadap lingkungan yaitu WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) bekerja sama dengan pihak kementerian lingkungan hidup dan dilakukan dalam tiga tahap.

(45)

selama 3 bulan penuh agar informasi yang disampaikan dapat terus menerus terlihat. Untuk billboard akan didistribusikan selama satu bulan penuh di tempat-tempat strategis di sekitar pasar tradisional di daerah Dago, Pasar Baru, dan tempat-tempat lain.

Pada tahap kedua, media yang disebar merupakan media-media yang dapat memberikan informasi lebih terperinci mengenai kampanye yang dilakukan. Media yang disebar adalah brosur, flyer dan spanduk. Spanduk akan disebar di jalan-jalan yang dekat dengan pasar tradisional. Sementara untuk brosur dan flyer akan dibagikan langsung kepada ibu rumah tangga. Media-media tersebut akan disebar di sekitar tempat tinggal ibu rumah tangga dan sekitar pasar tradisional di daerah Dago, Mohammad Toha, Cimahi, Banjaran dan tempat-tempat lain.

(46)
(47)

3.2 Konsep Visual

3.2.1 Format Desain

Format desain yang aka digunakan sebagian besar adalah

portrait tetapi ada beberapa yang menggunakan format

landscape tergantung pada media yang akan dibuat.

3.2.2 Tata Letak

Menurut Surianto Rustan, di daerah yang menggunakan tulisan latin umumnya orang membaca dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Selain itu arah gerak mata juga dipengaruhi oleh warna, ukuran, style, font, dan lain-lain. Kebiasaan lainnya yaitu membaca sesuai dengan urutan tertentu. Misalnya urutan seperti huruf Z, C, L, T, dan I. Tata letak yang akan digunakan yaitu urutan yang mnyerupai huruf Z, sehingga target akan membaca dari kiri ke kanan kemudian menyamping ke bawah dan pada bagian bawah membaca kembali dari kiri ke kanan.

3.2.3 Tipografi

Tipografi yang digunakan adalah tipografi yang memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi karena target audiens adalah ibu rumah tangga berumur 25 – 45 tahun, mudah untuk dibaca dan memiliki ukuran font yang tidak terlalu kecil, agar pesan yang akan disampaikan lebih efektif. Font yang digunakan untuk

(48)

dengan baik dan jarak antar huruf pun terlihat jelas selain itu dapat mendukung ilustrasi kartun yang dibuat, Untuk body text

dan informasi yang disampaikan menggunakan font Geosans light, font ini memiliki bentuk yang ramping tetapi tetap mudah untuk dibaca, font ini digunakan agar headline lebih terbaca pertama kali dibandingkan dengan body text.

Take out the garbage

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 0123456789

Ayo,,,kurangi kantong plastik !!!

Geosans light

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 0123456789

3.2.4 Ilustrasi

(49)

yang mewah atau sederhana atau memakai perhiasan. Ilustrasi ini untuk mewakili target audiens sendiri yaitu ibu rumah tangga.

Gambar 3.19

Referensi Visual

3.2.5 Warna

Warna yang digunakan adalah warna hitam untuk kantong plastik karena sesuai dengan kantong plastik yang dimaksud. Warna dasar menggunakan nuansa warna abu-abu, hal ini untuk menampilkan kesan gersang, maksudnya bila menggunakan kantong plastik secara terus menerus dapat mematikan pepohonan dan mengganggu kesuburan tanah sehingga lambat laut akan menjadi gersang.

Tabel 3.2

(50)

Warna yang digunakan pada karakter ibu-ibu rumah tangga adalah warna-warna cerah yang kontras dengan background kantong plastik yang dibuat. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memperjelas pesan yang disampaikan.

Tabel 3.3

Warna karakter

Warna yang digunakan pada icon kantong plastik adalah hitam sesuai dengan kantong plastik yang dimaksud. Pada icon

(51)

menggunakan warna hijau, dikarenakan bila menggunakan tas yang dapat dipakai berulang kali sama dengan menjaga lingkungan dari kerusakan.

Tabel 3.4

(52)

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

1.1 Pembahasan Media

Pada bab ini akan membahas mengenai teknis media yang digunakan untuk kampanye mengurangi penggunaan kantong plastik. Tidak hanya media utama saja tetapi membahas teknis produksi media-media pendukung yang akan digunakan.

1.2 Teknis Media dan Teknis Produksi 1.2.1 Tahap Pra Produksi

 Sketsa

(53)

 Pengolahan gambar

Pengolahan gambar dari sketsa manual menuju hasil akhir menggunakan teknik tracing dengan menggunakan sotware Adobe Photoshop CS3 dan CorelDRAW X3 meliputi pewarnaan ulang dan pembuatan beberapa alternatif visual untuk media penyampai pesan. Kemudian dilakukan pengolahan gambar secara keseluruhan meliputi layout, headline dan body text.

Finishing

Setelah mendapatkan tampilan visual yang diinginkan, penulis memilih media yang tepat untuk menyampaikan pesan kepada target audiens. Media-media yang dipilih dirancang sesuai dengan tema kampanye setelah itu media tersebut mulai dicetak dan diaplikasikan.

1.2.2 Tahap Produksi 1.2.2.1 Poster

(54)

Poster digunakan sebagai media utama karena dapat bersinggungan langsung dengan target audiens, poster termasuk ke dalam media above the line (ATL). Poster ini menginformasikan secara langsung kepada ibu rumah tangga untuk mengurangi kantong plastik dan memberikan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi kantong plastik.

Visualisasi yang digunakan adalah ingin menunjukan bahwa kantong plastik semakin banyak. Karakter yang yang bergaya seperti superhero bermaksud mengajak kepada ibu rumah tangga lain untuk mengurangi kantong plastik. Headline menggunakan ajakan langsung agar mudah dimengerti oleh target audiens, dalam poster ini pun terdapat body text yang berisi beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kantong plastik dengan icon yang disesuaikan dengan upaya tersebut.

(55)

Gambar 4.20

Poster 1

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 4.21

Aplikasi poster 1

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

(56)

Gambar 4.22

Poster 2

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 4.23

Aplikasi poster 2

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

(57)

Gambar 4.24

Poster 3

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 4.25 Aplikasi poster 3

(58)

4.2.2.2 Billboard

Billboard merupakan media pendukung, dibuat dengan teknik digital printing. Dengan material yang digunakan untuk mencetak spanduk adalah stiker. Billboard

ditempatkan di sekitar pasar tradisional. Konsep dari media ini adalah memberitahu bahwa kantong plastik semakin banyak dan headline yang digunakan mengajak secara langsung kepada ibu rumah tangga untuk mengurangi kantong plastik.

Ukuran : 4 x 7 m

Material : stiker, galvanis, alumunium dan besi.

Teknik produksi : Digital Printing

Gambar 4.26 Aplikasi media billboard

(59)

4.2.2.3 Spanduk

Spanduk dibuat dengan menggunakan teknis digital printing, dengan material frontlight dengan ketebalan 300 gram. Spanduk ditempatkan di jalan-jalan yang dekat dengan pasar tradisional atau pusat-pusat perbelanjaan lain.

Ukuran : 200 x 80 m Material : Frontlight

Teknik produksi : Digital printing

Gambar 4.27

Aplikasi media spanduk

(60)

4.2.2.4 Brosur

Brosur merupakan media pendukung untuk penjelasan lebih terperinci mengenai dampak buruk kantong plastik terhadap lingkungan dan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi kantong plastik.

Ukuran : 21 x 29,7 cm Material : Art paper Teknik produksi : Digital printing

Gambar 4.28 Brosur

(61)

4.2.2.5 Flyer

Flyer merupakan media pendukung yang memuat penjelasan terperinci, mengenai dampak buruk kantong plastik terhadap lingkungan dan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi kantong plastik. Ukuran : 10 x 21 cm

Material : Art paper Teknik produksi : Digital printing

Gambar 4.29

Flyer

(62)

4.2.2.6 Pin

Pin merupakan media pengingat yang dapat digunakan oleh target audiens. Visual yang digunakan merupakan headline dari kampanye tersebut agar lebih focus. Pin dibagikan ketika ada acara-acara yang berhubungan dengan lingkungan di sekitar acara tersebut berlangsung. Untuk teknik pembuatannya, setelah desain pin dibuat kemudian di print

menggunakan kertas inject 100 gram kemudian di

press menggunakan alat pin. Ukuran : 5 x 5 cm

Material : Inject 100gr dan alumunium Teknik Produksi : Print dan press

Gambar 4.30

Pin

(63)

4.2.2.7 Memo

Memo menjadi media pengingat yang dapat digunakan oleh target audiens. Dibagikan ketika ada acara-acara yang berhubungan dengan lingkungan di sekitar acara tersebut berlangsung.

Ukuran : 7 x 7 cm Material : HVS Teknik produksi : Print

Gambar 4.31 Memo

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

4.2.2.8 Mug

(64)

mug selesai kemudian di print menggunakan kertas inject 100 gram kemudian di press dengan menggunakan alat yang telah panas dalam suhu 100-2000C selama 1 menit, kemudian didinginkan.

Ukuran : 8 x 20 cm

Material : Inject 100gr dan keramik Teknik produksi : Digital printing dan press

Gambar 4.32

Aplikasi Mug

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

4.2.2.9 Kalender

(65)

menginformasikan dampak buruk kantong plastik terhadap lingkungan, kerusakan yang telah terjadi akibat kantong plastik dan informasi berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kantong plastik. Dibagikan ketika ada acara-acara yang berhubungan dengan lingkungan di sekitar acara tersebut berlangsung.

Ukuran : 26 x 21 cm Material : Art Paper

Teknik produksi : Digital printing dan cutting

Gambar 4.33 Kalender

(66)

4.2.2.10 Kaos

Kaos merupakan media yang dapat dipakai oleh target audiens, sekaligus dapat mengkampanyekan kembali informasi yang diberikan kepada orang lain ketika dipakai. Dibagikan ketika ada acara-acara yang berhubungan dengan lingkungan di sekitar acara tersebut berlangsung.

Ukuran : All size

Material : Katun Teknik produksi : Sablon

Gambar 4.34

Kaos

(67)

4.2.2.11 Tas Kanvas

Tas kanvas merupakan media yang diberikan kepada target ketika ada acara yang berhubungan dengan lingkungan, secara tidak langsung, media ini pun memaksa target untuk beralih menggunakan tas yang dapat dipakai berulang kali. Tas ini dibuat dengan cara dijahit kemudian untuk gambar menggunakan teknik sablon, tas ini berukuran 35 x 32 x 10 cm.

Ukuran : 35 x 32 x 10 cm Material : Kanvas

Teknik produksi : Jahit dan sablon

Gambar 4.35

Tas kanvas

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Harry, Wied. 2010. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Hermono, Ulli. 2009. Inspirasi dari Limbah Plastik. Jakarta: Kawan Pustaka.

Keraf, A. Sonny. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Kompas.

Kristanto, Ady. 2009. Banjir Tanpa Sampah. Jakarta: Rajawali.

Kusnandar, Feri. 2010. Kimia pangan. Jakarta: Dian Rakyat.

Lubis, Hary. 2008. Risalah Akademik. Bandung: UNIKOM

Moller, Andre. 2010. 118 Cara Menyelamatkan Bumi. Jakarta: Gramedia.

Nuryani, Asih. 2010. Jadi Jutawan Sampah Plastik. Jakarta: Pustaka Grahatama.

Sejati, Kuncoro. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Bandung: Kanisius.

Soemartono, Gatot. 1996. Hukum Lingkungan Hidup. Jakarta: Sinar Grafika.

Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan. Jakarta: Grasindo.

Trafford, Caren. 2009. Dunia Penuh Sampah. Jakarta: Erlangga.

Yuliarti, Nurheti. 2010. Dari Sampah Jadi Berkah. Yogyakarta: Andi.

(69)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yustia Noveriana.

Alamat : Jl. Raya Pangalengan griya jagabaya blok D4 no.6 RT/RW 06/13 Desa.Jagabaya Kec.Cimaung Kab.Bandung

Kode Post : 40376

Nomor Telepon : 085864787150

Email : yustianoveriana@yahoo.com

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempa,Tanggal Lahir : Bandung, 22 Nopember 1989

Warga Negara : Indonesia

Gambar

Gambar 1.1 Kantong plastik
Gambar 2.2 Contoh plastik yang berbahan PET
Gambar 2.4 Contoh plastik yang berbahan V
Gambar 2.7 Contoh plastik yang berbahan PS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis plastik seperti ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena jika dipakai untuk membungkus makanan bahan kimia yang terdapat pada kantong plastik sangat mudah

Penelitian ini bertujuan untuk : (!) mengetahui rata-rata jumlah (kuantitas) kantong plastik (tas kresek) hasil samping kegiatan berbelanja yang dibawa pulang oleh

Oleh karena itu perlu dilakukan kajian “Pemanfaatan Limbah Kantong Plastik Untuk Campuran Agregat Beton Sebagai Solusi Konstruksi Rumah Murah” diharapkan diperoleh beton

Oleh karena itu perlu dilakukan kajian “Pemanfaatan Limbah Kantong Plastik Untuk Campuran Agregat Beton Sebagai Solusi Konstruksi Rumah Murah” diharapkan diperoleh beton

Ibu-ibu rumah tangga di Kota Bandung yang diwakili oleh 103 responden penelitian mendapatkan informasi mengenai Kebijakan Kantong Plastik Tidak Gratis ini dari saluran

Program komunikasi pengurangan penggunaan kantong plastik pada bisnis ritel harus diiringi dengan kemitraan yang berkelanjutan sehingga pemetaan permasalahan yang

Program komunikasi pengurangan penggunaan kantong plastik pada bisnis ritel harus diiringi dengan kemitraan yang berkelanjutan sehingga pemetaan permasalahan yang

(2) Penyedia kantong plastik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib menyertakan surat pernyataan kesanggupan kepada Perangkat Daerah yang membidangi Lingkungan