MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO
KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012
Oleh YULI FITRIYANI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan Media Grafis di kelas VI SDN 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun ajaran 2011/2012.
Metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Prosedur yang digunakan pada setiap siklus adalah: (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan, (3) Observasi (4) Refleksi. Teknik Pengumpulan data diperoleh dari lembar observasi untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa dan tes untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. Analisis data dalam penelitian ini didapat dari : (1) analisis data kualitatif tentang aktivitas persiswa, siswa dikatakan aktif jika mendapat poin 4 dari 6 aspek aktivitas belajar dan aktivitas perkelas dikatakan aktif jika 66,67% dari siswa yang hadir sudah aktif (2) Analisis data kuantitatif Hasil belajar persiswa dikatakan tuntas jika rata-rata nilai dari 2 pertemuan dalam satu siklus lebih besar dari nilai KKM (56) dan hasil belajar perkelas di katakana tuntas jika 75% dari siswa yang hadir nilainya mencapai KKM (56)
Hasil Penelitian menunjukan bahwa penggunaan Media Grafis pada pembelajaran Matematika efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat : (1) Aktivitas Belajar siswa mengalami peningkatan dari62,85% di siklus 1 menjadi 89,05% di siklus 2, (2)Hasil belajar siswa mengalami peningatan dari rata-rata 55,71 pada siklus 1 menjadi 73,43 di sikus 2.
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI
SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO
KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012
SKRIPSI
OLEH
YULI FITRIYANI
1013119221
PROGRAM STUDI S1 DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……… i
HALAMAN PENGESAHAN……….. ii
KATA PENGANTAR………. iii
DAFTAR ISI……… iv
BAB I. PENDAHULUAN………. 1
1.1 latar Belakang ……….. 1
1.2 Identifikasi masalah ………... 6
1.3 Rumusan Masalah ……… 7
1.4 Tujuan Penelitian ………. 7
1.5 Manfaat Penelitian ………... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ……… 9
2.1 Teori Belajar ………. 9
2.1.1 Teori Belajar Behavioristik ……… 9
2.1.2 Teori Belajar Kognitif ……… 10
2.1.3 Teori BelajarKonstruktivisme ……… 10
2.2 Proses Pembelajaran Matematika ………. 11
2.2.1 Proses Pembelajaran………. 11
2.2.2 Pembelajaran Matematika ………. 13
2.3 Aktivitas Belajar ……….. 14
2.4 Hasil Belajar ……… 18
2.5 Media Grafis ……… 20
2.5.1 Pengertian Media Grafis ………. 20
2.5.2 Fungsi Media Grafis ... 20
2.5.3 Karateristik Media Grafis ... 21
2.5.5 Kelemahan dan Kelebihan Media Grafis ... 25
2.5.6 Prinsip-prinsip Media Grafis ... 26
2.5.7 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Menggunakan
Media Grafis ... 27
2.6 Kerangka Pikir ... 28
2.7 Hipotesis Tindakan ... 30
BAB III. METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Metode Penelitian ... 31
3.2 Subjek Penelitian ... 31
3.3 Aspek yang Di amati ... 32
3.4 Metode Pengumpulan Data ……….. 33
3.5 Prosedur Penilaian ... 33
3.6 Data Penelitian ... 42
3.7 Analisis Data ... 42
3.8 Indikator Keberhasilan PTK ……… 45
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 46
4.1 Temuan Umum………. 46
4.1.1 Kondisi Sekolah……….. 46
4.1.2 Profil Sekolah……….. 46
4.1.3 Nama-nama Kepala Sekolah SDN 1 Parerejo…………. 47
4.1.4 Kondisi Guru……… 47
4.1.5 Jumlah Murid tahun 2011/2012……… 47
4.1.6 Sarana dan Prasarana……… 48
4.2 Hasil Penelitian Siklus 1……….. 48
4.2.1 Rencana siklus 1……… 48
4.2.2 Pelaksanaan siklus 1……….. 49
4.2.4 Refleksi sikls 1……….. 51
4.3 Hasil Penelitian Siklus 2……….. 52
4.3.1 Rencana siklus 2……… 53
4.3.2 Pelaksanaan siklus 2……….. 53
4.3.3 Observasi siklus 2……….. 53
4.3.4 Refleksi sikuls 2………. 55
4.4 Pembahasan ………..……….. 56
4.4.1 Aktivitas Belajar Siswa……….. 57
4.4.2 Hasil Belajar Siswa……… 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 61
5.1
Kesimpulan……… 61
5.2 Saran………. 61
DAFTAR PUSTAKA………..
63
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1
Hasil Belajar Matematika Kelas VI SDN 1 Parerejo Semester ganjl
Tahun Ajaran 2011/2012……….. 4
Tabel 2
Persentase Aktivitas pada pembelajaran matematika siswa kelas VI
SDN 1 Parerejo………. 5
Tabel 3
Data Aktivitas Belajar siswa siklus 1……….. 50
Tabel 4
Data Hasil Belajar Siklus 1……….. 51
Tabel 5
Data Aktivitas Belajar siswa siklus 2……….. 55
Tabel 6
Data Hasil Belajar Siklus 1……….. 56
Gambar 1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ……… 36
Gambar 2
Grafik persentase Aktivitas Belajar siswa tiap-tiap siklus ………. 57
Gambar 3
Grafik Persentase hasil belajar siswa tiap-tiap siklus ……... 60
MENGESAHKAN
1.
Tim Penguji
Penguji
: Dr. Riswandi, M.Pd. ………
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Cut Rohani Bitai, M.Pd ………
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilm Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 19600315 198503 1 003
MOTTO
Hidup adalah Proses, Hidup adalah Belajar, tanpa ada batas umur,
tanpa ada batas tua
Jatuh berdiri lagi, Salah mencoba Lagi, Gagal bangkit lagi,
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: YULI FITRIYANI
NPM
: 1013119221
Program Studi
: S.1 PGSD
Jurusan
: Ilmu Pendidikan
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Judul Laporan
: Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Matematika Kelas VI Menggunakan
Media Grafis Di SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo
Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012
Menyatakan bahwa laporan Penelitian ini adalah hasil pekerjaan Saya sendiri, dan
sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan
penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain.
Demikian Surat Penyataan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaiman mestinya.
Bandar Lampung, Juni 2012
Yang membuat pernyataan,
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
1.
Alloh SWT karena berkat kuasa dan karuniaNya saya mampu menyusun
tugas akhir ini hingga selesai.
2.
Bapak Dosen Pembimbing dan Pembahas yang telah member pengarahan
yang kami butuhkan sehingga saya bisa tahu hal-hal yang saya belum tahu.
3.
Bapak Kepala Sekolah yang telah mengizinkan dan bertanggung jawab
atas pelaksanaan penelitian saya.
4.
Suami dan anak-anakku tersayang karena telah mendukung dan menjadi
motivatorku.
5.
Sahabatku, semoga silahtuirahmi yang sudah baik ini akan tetap terjalin
selamanya.
6.
Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Judul Skripsi : MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS
DI KELAS VI SDN 1 PAREREJO
KECAMATAN GADINGREJO
KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012
Nama Mahasiswa
: Yuli Fitriyani
Nomor Pokok Mahasiswa
: 1013119221
Program Studi
: S1 PGSD Dalam Jabatan
Jurusan
: Ilmu Pendidikan
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Dosen Pembimbing
Drs. Baharudin Risyak, M.Pd.
Dr. Riswandi, M.Pd.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Karang Anyar pada tanggal 05
Februari 1982 dari pasangan Bapak rasiman dan Ibu
Agusiah . Penulis merupakan anak ke empat dari empat
bersaudara .
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Karang anyar, lulus tahun 1994.
Melanjutkan ke SMP Negeri 1 Gedung Tataan lulus tahun 1997. Melanjutkan ke
SMA Negeri 1 Gadingrejo lulus tahun 2000. Melanjutkan ke D1 Master
Komputer Jurusan Komputer Akutansi di Bandar Lampung Lulus tahun 2001.
Melanjutkan ke Universitas Terbuka D2 PGSD lulus tahun 2009. Kemudian
tahun 2010 melanjutkan ke Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Program S-1 PGSD Dalam Jabatan.
Peneliti memulai karir bekerja menjadi PHL di POLDA Lampung tahun 2000
sampai dengan 2004, kemudian Honor mengajar di SDN 1 Karang Anyar pada
tahun 2007 sampai dengan 2009, Pada tahun 2010 menjadi PNS dan mendapat
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat merencanakan, melaksanakan,
memperbaiki serta menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar dan sukses tidak
menemukan kendala apapun yang berat.
Selesainya penyusunan laporan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1.
Bapak Drs. Bujang Rahman, M.Si. sebagai dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2.
Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
3.
Bapak Dr. Darsono, M.Pd sebagai Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan selaku
pembimbing yang telah memberikan waktunya untuk memberikan
bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini.
4.
Bapak Dr. Riswandi, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing yang telah
memberikan banyak saran dan masukan dalam penyempurnaan dari
penulisan Tugas Akhir ini.
5.
Ibu Dra. Cut Rohani Bitai, M.Pd sebagai Dosen Pembahas.
6.
Bapak dan Ibu Dosen selaku Tim Pengajar dalam pelaksanaan Program S1
selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
7.
Bapak Kusnadi, S.Pd selaku kepala SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan
Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan izin serta
dukungan dalam melaksanakan studi program S1 PGSD dalam jabatan
hingga tugas akhir ini.
8.
Rekan guru SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten
Pringsewu yang ikut mendukung penyelesaian Tugas Akhir ini.
9.
Keluarga yang selama ini mendukung dan mendoakan sampai selesainya
penelitian ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD Unila sebagai rekan diskusi dalam
pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini.
11. Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis
banggakan. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang
telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkompeten. Amin.
Bandar Lampung, Juni 2012
Penulis,
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menjelaskan, bahwa Pendidikan
dalah usaha dsar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktivitas mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara. Sedangkan Tujuan Pendidikan Nasional adalah
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional tersebut dalam konteks
persekolahan dapat dilakukan melalui proses pembelajaran.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Proses
menjelaskan bahwa, pembelajaran meliputi perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan
proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
2
Standar perencanaan proses pembelajaran didasarkan pada prinsip
sistematis dan sistemik. Sistematis berarti secara runtut, terarah dan terukur, mulai
jenjang kemampuan rendah hingga tinggi secara berkesinambungan. Sistemik
berarti mempertimbangan berbagai faktor yang berkaitan, yaitu tujuan yang
mencakup semua aspek perkembangan peserta didik (pengetahuan, sikap, dan
keterampilan), karakteristik peserta didik, karakteristik materi ajar yang meliputi
fakta, konsep, prinsip dan prosedur, kondisi lingkungan serta hal-hal lain yang
menghambat atau menunjang terlaksananya pembelajaran. Perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Dalam Bab IV Pasal 19 ayat (1) SNP ditentukan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakasa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam
proses pembelajaran ditentukan pula agar pendidik memberikan keteladanan.
Permendiknas Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Pasal 1 dan
pasal 2 menjelaskan bahwa Standar Kompetensi Kelulusan untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
menentukan kelulusan peserta didik yang meliputi standar kompetensi lulusan
3
minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata
pelajaran.
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar
(Sd/Madrasah ibtidaiyah (Mi):
1. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan
sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari
2. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan
sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari
3. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume,
sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan
masalah kehidupan sehari-hari
4. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari
5. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel,
gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata
hitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari
6. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan
4
Berdasarkan dari hasil nilai siswa pada ulangan semester ganjil pada mata
pelajaran matematika di kelas VI SDN 1 Parerejo terlihat bahwa dari aktivitas
siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang aktif, keaktifan siswa masih
dibawah KKM (4 aspek atau 66,67% dari 6 kriteria aktivitas siswa) sehingga nilai
yang dihasilkan siswa masih dibawah KKM (56). Para siswa masih mengalami
kesulitan untuk memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan
tabel, gambar diagram lambang/gambar, diagram batang dan diagram lingkaran.
Ini terlihat pada waktu ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012
dengan hasil rata-rata 50,29.
Tabel 1.1 Hasil Belajar Matematika Kelas VI SDN 1 Parerejo Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012
NO RENTANG NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE (%)
1 35 – 44 7 20
2 45 – 54 18 51,43
3 55 – 64 6 17,14
4 65 – 74 3 8,57
5 75 - …. 1 2,86
JUMLAH 35 100
Sumber: Hasil rekapitulasi nilai siswa mata pelajaran matematika kelas VI SDN 1 Parerejo Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu Semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.
Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa hasil belajar mata pelajaran
matematika siswa kelas VI pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012
memperoleh nilai rata-rata 50,29 yang berarti hasil belajar siswa masih dibawah
5 Tabel 1.2 Data Persentase Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Matematika Siswa
KelasVI SDN 1 Parerejo Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu
Nilai
Aktivitas Kategori Jumlah Siswa Persentase Nilai ≥
60 Aktif 10 28,57%
Nilai ≤
50 Belum Aktif 25 71,43%
Jumlah 35 100%
Sumber: Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika di kelas VI semester II tahun ajaran 2011/2012
Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan bahwa, dari siswa yang hadir pada
pembelajaran matematika hanya 10 siswa (28,57%) yang aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran, sedangkan 25 siswa (71,43%) belum menunjukan keaktifan
secara klasikal pada kelas VI SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten
Pringsewu belum mencapai kriteria yang diinginkan. Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika di SDN 1 Parerejo yaitu
mencapai 4 aspek (66,67%) dari 6 kriteria aktivitas belajar.
Dalam proses pembelajaran ini berlangsung guru masih menggunakan
metode ceramah, sedangkan metode ceramah banyak kelemahannya seperti anak
mudah bosan, siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan materi
pelajaran, sebagian siswa tidak melakukan dengan sunguh-sunguh. Sering kali
ditemukan beberapa siswa melakukan aktifitas sendiri ketika guru menerangkan
pelajaran, jadi aktifitas belajar siswa kurang aktif. Dan Guru hanya menjelaskan
materi pelajaran secara ceramah, siswa hanya diberi contoh soal dan latihan
menyelesaikan soal, kemudian kegiatan diakhiri dengan memberikan Pekerjaan
6
Dengan demikian, selama proses pembelajaran berlangsung siswa hanya
mendengar penjelasan guru, dan jika ada kegiatan, pada waktu kegiatan, yang
dilakukan siswa hanya mencatat apa yang diterapkan dan ditulis oleh guru
dipapan tulis. Mengenai masalah tersebut atau permasalahan diatasi solusinya
dengan menggunakan media grafis untuk meningkatkan hasil belajar Matemaika
kelas VI SDN 1 Parerejo Kecamatan gading Rejo Kabupaten Pringsewu.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan
permasalahan yang muncul, sebagai berikut :
1. Rendahnya penggunaan media, menyebabkan pembelajaran menjadi tidak
menyenangkan dan bersifat monoton sehingga aktivitas siswa kurang aktif
dalam mengikuti pembelajaran.
2. Siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran secara khusus pada mata
pelajaran Matematika.
3. Hasil belajar siswa masih rendah pada mata pelajaran Matematika yang
nilai rata-ratanya 50,29 masih dibawah KKM.
4. Penyajian materi kurang menarik bagi siswa.
5. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih kurang relevan dengan
7
1.3 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah dengan menggunakan media grafis pada pembelajaran matematika
dapat meningkatkan akivitas belajar siswa di SDN 1 Parerejo Kecamatan
Gading Rejo Kabupaten pringsewu?.
2. Apakah dengan menggunakan media grafis pada pembelajaran matematika
dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VI SDN 1 Parerejo
Kecamatan Gading Rejo Kabupaten pringsewu?.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui
kegiatan penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan aktifitas belajar siswa melalui penggunaan media grafis pada
pembelajaran Matematika di kelas V1 (Enam) SDN 1 Parerejo Kecamatan
Gading Rejo kabupaten Pringsewu.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan
menggunakan media grafis sehingga mencapai KKM dan mencapai Standar
8
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Siswa
1. Aktifitas belajar meningkat, siswa menjadi lebih aktif dan dapat merasakan
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, mudah
2. dipahami, mengasyikan, dan mencerdaskan dengan menggunakan media
grafis.
3. Dengan menggunakan media grafis dapat memberikan pengalaman belajar
yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat siswa untuk belajar.
4. Hasil belajar siswa meningkat dan siswa mampu menyerap lebih lama materi
yang telah dipelajari siswa kelas VI (Enam) SDN 1 Parerejo Kecamatan
Gading Rejo kabupaten Pringsewu.
b. Bagi Guru
Guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendekatan
pembelajaran di kelas dengan menggunakan media grafis, sehingga
konsep-konsep matematika yang diajarkan guru dapat dikuasai siswa.
c. Bagi sekolah, merupakan sebuah informasi mengenai pendekatan
pembelajaran matematika yang menunjang tercapainya hasil belajar
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Belajar
2.1.1 Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar Behavioristik mendifinisikan bahwa, belajar merupakan
perubahan prilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berprilaku yang
baru sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil proses pematangan atau
pendewasaan semata.
Skiner dalam Winataputra (2008:2.24) sebagai tokoh belajar Operant
Conditioning berpendapat bahwa belajar terdiri dari stimulus yang diskriminatif
(discriminative stimulus) dan penguatan (positif dan negatif serta hukuman) untuk
menghasilkan perubahan prilaku yang dapat diamati, sedangkan prilaku dan
belajar diubah oleh kondisi lingkungan.
Fontana, Gagne dalam Winataputra (2008:1.8) menyatakan, bahwa
belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan
berasal dari proses pertumbuhan.
Menurut Gagne dalam Ruminiati (2008:1.8) ada tiga tahap dalam belajar yaitu (1) persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi. (2) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), yang digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantic, pembangkitan kembali, respond an penguatan. (3) alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum.
10 asimilasi dan akomodasi. Dengan demikian, belajar itu tidak hanya menerima informasi dan pengalaman saja, tetapi juga terjadi perstrukturan kembali informasi dan pengalaman lamanya untuk mengakomodasi informasi dan pengalaman baru.
2.1.2 Teori Belajar Kognitif
Menurut teori belajar kognitif, belajar diartikan sebagai proses
interaksional seseorang memperoleh pemahaman baru atau struktur kognitif dan
mengubah hal-hal yang lama.
Bruner dalam Winataputra (2008:3.18) berpendapat bahwa, belajar
menjadi bermakna dan memiliki struktur informasi yang kuat, siswa haruf aktif
mengidentifikasi prinsip-prinsip kunci yang telah ditemukannya sendiri, bukan
hanya sekedar menerima penjelasan guru saja.
Gagne dalam Winataputra (2008:3.30) mendefinisikan bahwa, belajar
adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus dari lingkungan
menjadi beberapa tahap pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh
kapasitas yang baru.
Ausubel dalam Winataputra (2008:3.20) berpendapat bahwa, belajar
adalah pada dasarnya seseorang memperoleh pengetahuan melalui penerimaan,
pengetahuan baru, dengan sedikit banyak mengubah struktur kognitif bukan
melalui penemuan karena konsep-konsep, prinsip, dan ide-ide yang disajikan pada
siswa akan diterima oleh siswadan dapat juga konsep ini ditemukan oleh siswa.
2.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa, pemahaman tentang belajar
lebih menekankan proses daripada hasil, siswa harus bersikap aktif
11
terhadap pengetahuan yang diperoleh pada masa lalu dan masa kini
(Winataputra, 2008).
Teori Piaget dalam Winataputra (2008:6.8) berpendapat bahwa, seseorang
akan melakukan proses adaptasi ketika belajar, yaitu melalui asimilasi dengan
cara mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimilki,
atau melalui proses akomodasi terhadap pengetahuan baru , dengan sedikit banyak
mengubah struktur kognitif yang telah dimiliki.
Vygotsky dalam Winataputra (2008:6.9) berpendapat bahwa, pengetahuan
dibangun secara sosial, dalam pengertian bahwa peserta yang terlibat dalam suatu
interaksi sosial akan memberikan kontribusi dan membangun bersama makna
pengetahuan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan yang mengacu pada perubahan perilaku dan potensi
individu baik perubahan yang positif atau negatif dalam kemampun yang
bertahan lama. Belajar tidak hanya menerima informasi dan pengalaman baru
tetapi penstrukturan kembali informasi dan pengalaman lama untuk
mengakomodasi informasi dan pengalaman baru dan merevisinya apabila
aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
2.2 Proses Pembelajaran Matematika
2.2.1 Proses Pembelajaran
Menurut corey dalam Ruminiati (2008:1.14) Pembelajaran adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara sengaja untuk
12
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam
kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Nurani dalam Ruminiati (2008:1.14) mengemukakan bahwa, konsep
pembelajaran merupakan sistem lingkungan yang dapat menciptakan proses
belajar pada diri siswa selaku peserta didik dan guru sebagai pendidik, dengan
didukung oleh seperangkat kelengkapan, sehingga terjadi pembelajaran.
Menurut Sagala dalam Ruminiati (2008:1.15), pendekatan pembelajaran
merupakan aktivitas pembelajaran yang dipilih guru dalam rangka
menmpermudah siswa mempelajari bahan ajar yang telah ditetapkan oleh guru
dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku
Model Pembelajaran dengan pendekatan proses
Dalam pendekatan ini guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang
bervariasi sedemikian sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai
pengalaman. Atas bimbingan guru siswa diminta untuk merencanakan,
melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan (Ruminiati, 2008)
Menurut Sagala dalam Ruminiati (2008:1.12) dalam pendekatan proses
ini yang dapat dilakukan siswa antara lain: mengamati segala yang timbul,
mengklasifikasikan, mengukur besaran- besarannya, mencari hubungan
konsep-konsep yang ada, mengenal adanya masalah, merumuskan hipotesis, melakukan
percobaan, menganalisis data dan menyimpulkan.
Model Pembelajaran dengan pendekaan induktif .
Dalam pendekaan induktif penyajian bahan ajar dimulai dengan
13
tersebut siswa diharapkan mampu menyusun suatu kesimpulan dibawah
bimbingan guru. Menurut Purwanto dalam Ruminiati (2008:1.11), kebenaran
kesimpulan yang disusun secara induktif ini ditentukan tepat tidaknya
(atau representative tidaknya) contoh yang dipilih biasanya, semakin banyak
contoh yang diberikan semakin besar pula tingka kebenaran kesimpulannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran
adalah dimana lingkungan dapat menciptakan proses belajar pada diri siswa
selaku peserta didik yang berperan sebagai komunikan dan guru sebagai pendidik
atau komunikator, dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan bahan ajar
yang merupakan pesan yang akan dipelajari, sehingga terjadi pembelajaran yang
bervariasi dan siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman dan dengan
contoh-contoh kongkrit yang mudah dipahami siswa.
.2.2 Pembelajaran Matematika
Dalam Proses pembelajaran matematika, Bruner dalam Muhsetyo,
(2008:1.6) menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan peserta didik dalam
berfikir intuitif dan analitik akan mencerdaskan peserta didik membuat prediksi
dan terampil dalam menemukan pola (pattern) dan hubungan keterkaitan
(relations).
Kekuatan matematika antara lain terdiri dari kemampuan untukPembelajaran
matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik
melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh
kompetensi tentang bahan matematika yang di pelajari.
14
Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah
penggunaan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan (1) topik yang
sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intelektual peserta didik, (3) prinsip
dan teori belajar, (4) Keterlibatan aktif pesera didik, (5) keterkaitan dengan
peserta didilk sehari-hari, dan (6) Pengembangan dan pemahaman penalaran
matematis (Muhsetyo, 2008)
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran
matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada
peserta didik. Pendekatan pembelajaran dalam pendidikan matematika yang
menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal. Menggunakan matematisasi
horizontal dimana siswa diajarkan untuk merumuskan masalah nyata dalam
bahasa matematika. Kemudian melalui matematisasi vertikal siswa membentuk
konsep atau aspek matematikanya. Dengan menggunakan metode induktif akan
lebih bagus, karena anak pada usia SD masih dalam tingkat perkembangan
kongkrit sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman sehingga
peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang di pelajari.
2.3 Aktivitas Belajar
Keberhasilan peserta didik dalam belajar tergantung dari aktivias
yang dilakukannya dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar harus dilakukan
siswa sebagai usaha untuk mningkatkan hasil belajar. Sering dengan itu Djamarah
(2002) menyatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak
mendatangkan hasil bagi anak didik , sebab kesan yang didapatkan oleh anak
15
“Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada
aktivitas. Dan aktivias merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi
belajar-mengajar” (Sadiman, 2001:93).
Aktivitas belajar harus dilakukan siswa sebagai usaha untuk meningkatkan
hasil belajar. Seiring dengan itu Djamarah (2002) menyatakan bahwa belajar
sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik,
sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam
benak anak didik.
Proses pembelajaran tidak akan berhasil begitu saja tanpa
diimbangi aktivitas belajar, karena keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan
oleh intraksi dalam pembelajaran tersebut, semakin aktif siswa belajar, makin
banyak pengalaman belajar yang diperoleh siswa dan tujuan pembelajaran lebih
banyak yang tercapai.
Selama kegiatan pembelajaran, guru tidaka hanya harus memperhatikan
aktifitas fisik siswa tetapi juga harus memperhatikan aktivitas mental. Karena
aktivitas mental dan fisik adalah dua hal yang saling berkaitan sehingga keduanya
akan menghasilkan hasil belajar yang optimal. Sekolah sebagai salah satu pusat
kegiatan belajar merupakan karena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis
aktivitas yang dilakukan oleh siswa disekolah.
Paul B Diedrich dalam Hamalik (2001:172) menggolongkan
aktivitas siswa kedalam 8 jenis kegiatan, yaitu sebagai berikut
a. Kegiatan Visual, meliputi kegiatan: membaca, melihat gambar-gambar,
mengamati eksperimen, pameran dan memperhatikan orang lain bekerja
16
b. Kegiatan lisan, meliputi kegiatan: menyatakan suatu fakta atau prinsip,
menggabungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan
saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
c. Kegiatan mendengarkan, meliputi kegiatan: mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan
mendengarkan suatu permainan
d. Kegiatan menulis, meliputi kegiatan: menulis laporan, membuat
rangkuman, mengerjakan tes, menulis cerita, dan mengisi angket.
e. Kegiatan mengambar, meliputi kegiatan: menggambar, membuat grafik,
diagram peta dan pola.
f. Kegiatan metrik, meliputi kegiatan: melakukan percobaan, melaksanakan
pameran, dan menbuat model.
g. Kegiatan mental, meliputi kegiatan: mengingat, memecahkan masalah,
menganalisa, dan membuat keputusan/kesimpulan.
h. Kegiatan emosional, meliputi kegiatan: minat, bersemangat, berani, tenang
dan gugup.
Banyak macam-macam kegiatan (aktivitas Belajar) yang dapat
dilakukan anak-anak dikelas, tidak hanya mendengar atau mencatat tetapi dengan
pembelajaran menggunakan media grafis siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan
belajar karna siswa mencari, memahami, mencerna dan menganalisis sendiri
pengetahuan atau pengalaman baru yang didapat, melakukan diskusi dengan
teman satu kelas dan juga dapat menyimpulkan dan membaca hasil dari diskusi
sehingga siswa dapat berinteraksi dengan baik. Sehingga siswa dapat mengerjakan
17
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar
merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan
peserta didik). Dengan pembelajaran mengunakan media grafis siswa dituntut
harus lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Adapun aktivitas siswa yang
diamati selama proses belajar dalam penelitian ini meliputi: memperhatikan
penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan guru, berdiskusi,
mengerjakan soal latihan, membuat/menggambar diagram.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika diamati dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan peneliti. Berikut
merupakan format yang digunakan Peneliti dalam menilai aktivitas
belajar siswa selama penelitian berlangsung.
NO NAMA SISWA A B AKTIVITAS BELAJAR C D E F
Y T Y T Y T Y T Y T Y T
Keterangan:
A. Memperhatikan penjelasan guru
B. Bertanya pada guru
C. Menjawab pertanyaan guru
D. Bekerja sama dalam kelompok secara aktif.
E. ketepatan menyelesaikan tugas
18
2.4 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi pada siswa
setelah dilakukan pembelajaran. Hasil belajar yang diharapkan bukan hanya
penguasaan hasil latihan saja, melainkan mengalami perubahan pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) dan prilaku (psikomotor) yang dicapai siswa setelah
pembelajaran matematika dengan menggunakan media grafis.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah berakhirnya proses
pembelajaran dan dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat pasti tetapi
mungkin juga hanya dapat diamati karena perubahan tingkah laku. Sehubungan
dengan hasil belajar Dimyati dan Mudjiono (2002) berpendapat bahwa hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak mengajar. Dari sisi
guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan puncak proses belajar.
Menurut Nana Sudjana (2006) menyatakan bahwa, hasil belajar adalah suatu akibat dari suatu proses belajar dengan menggunakan alat pengukur, yaitu berupa tes yang tersusun secara terencana. Sedangkan pendapat lain bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.
Menurut Hamalik (2009:30) hasi belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tau menjadi tau, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom menyatakan bahwa, hasil belajar dalam
rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain: kognitif, afektif,
19
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu,
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu: menerima, menjawab atau reaksi menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai.
3. Ranah Psikomotor
Meliputi ketrampilan motoriok, manipulasi benda-benda, koordinasi,
neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Untuk melihat hasil belajar dilakukan penilaian terhadap siswa yang bertujuan
untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. “
Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi
pendidikan yang bertujuan unuk menjamin tercapainya kualitas kemampuan
peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, Hasil belajar sangat
berpengaruh pada aktivitas siswa dalam pembelajaran karena hasil belajar
bukan hanya dinilai dari pengetahuannya saja tetapi dinilai dari sikap dan
20
siswa dilakukan penilaian dengan menggunakan tes tertulis setelah proses
pembelajaran berlangsung.
2.4 Media Grafis
2.4.1 Pengertian Media Grafis
Koyo K dan Zulkarimen Nst. dalam Hidayati (2009:7.4) mendefinisikan bahwa, “media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong tercapainya proses belajar pada dirinya. ” Penggunaan media secara efektif memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang dicapai.
Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang dapat
memperlancar pemahaman (misalnya elaborasi struktur dan organisasi) dan
memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar
menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan
siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk menyakinkan terjadinya
proses informasi.(Arsyad,2011:91).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, media grafis adalah
media pembelajaran yang digunakan sebagai alat menyalurkan pesan kepada
siswa yang dibuat untuk menarik perhatian siswa, sehingga siswa dapat belajar
lebih baik dan meningkatkan performan ssuai dengan tujuan yang dicapai.
2.4.2 Fungsi Media Grafis
Fungsi dari media grafis adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian
21
terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Media grafis berfungsi
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima. Saluran yang disampakain
menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke
dalam simbol-simbol komunikasi visual (Arsyad,2011:107)
2.4.3 Karakteristik media grafis
Karakteristik media dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan
rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecaoan, maupun
penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar. Untuk tujuan
praktis karakteristik beberapa jenis media yang lazim digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar.Media grafis termasuk media dua dimensi sehingga hanya dapat
dilihat dari bagian depannya saja, media visual diam sehingga hanya dapat
diterima melalui indra mata.
Sebagai media pendidikan yang baik, media grafik harus mampu
memenuhi beberapa kriteria-kriteria, diantaranya: (1). Jelas untuk dilihat oleh
seluruh kelas. (2) Hanya menyajikan satu ide setiap grafik. (3) Ada jarak/ruang
kosong antara kolom-kolom bagiannya. (4) Warna yang digunakan kontras dan
harmonis. (5) Berjudul dan ringkas. (6) Sederhana (simplicity). (7) Mudah
dibaca(legibility).(8)Praktis,mudah(manageability).(9)Menggambarkan kenyataan
(realisme). (10)Menarik (attractiveness). (11) Jelas dan tak memerlukan informasi
22
2.4.4 Macam-macam Media Grafis
a. Diagram
Diagram adalah suatu gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan
hubungan timbal balik, terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah
sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja diperlihatkan.
Berdasarkan konsep tersebut di atas, kiranya penggunaan media diagram dalam
proses pembelajaran akan sangat membantu bagng di guru maupun.
Diagram yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Diagram Lambang atau diagram gambar
Diagram lambang adalah suatu diagram yang merupakan penyajian data
yang brbentuk menmggunakan lambing-lambang. Lambang-lambang yang
digunakan harus sesuai dengan objek yang diteliti. Misalnya data yang digunakan
mengenai jumlah siswa, maka lambing yang digunakan gambar orang.
Langkah-langkah dalam membuat diagram lambing adalah:
a. Kita buat tiga buah kolom, dengan ketentuan sebagai berikut: Kolom
pertama berisi nama-nama kategori, kolom kedua berisi lambang yang
digunakan, kolom ketiga berisi frekuensinya.
b. Dibawah diagram diberi catatan berisi satu lambang (digambaran)
mewakili sejumlah objek tertentu. Biangan yang dipakai untuk satu
lambang ini hendaknya jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil.
c. Tulis nama kategori pertama dan gambarkan lambangnya pada kolom
23
d. Banyaknya lambang yang digambarkan tidak sama dengan banyaknya
yang ada tetapi kalau dikalikan dengan bilangan yang mewakili satu
lambang
e. tersebut sama dengan freuensinya. Dengan demikian kemungkinan ada
lambang yang digambarkan secara tidak utuh.
f. Untuk kategori lainnya dapat dilakukan seperti pada kategori pertama
g. Dibagian tengah bawah diagram diberi nomor agar lebih mudah dalam
pencarian diagram. Nomor itu meliputi bab berapa materin itu sedang
dibahas dan nomor urut diagram itu sendiri. Kemudian dibawahnya
disertai penjelasan mengenai datanya. (Herrhyanto, 2008:3.7)
2. Diagram Batang.
Diagram batang adalah diagram berdasarkan data berbentuk kategori.
Langkah-langkah dalam membuat diagram batang adalah:
a. Buat dua sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Dalam sumbu datar
biasanya ditulis bilangan frekuensinya. Dalam pembagian skalanya pada
masing-masing sumbu tidak selalu mengambil skala yang sama.
b. Masing-masing nama kategori untuk batangnya, berupa empat persegi panjang
dengan tingginya sesuai frekuensi. Lebar batang antara nama
c. kategori harus sama. Jarak antara batang yang satu dengan batang yang
lainnya juga harus sama.
d. Untuk masing-masing batang tersebut diberi warana yang sama atau diarsir
dengan corak yang sama
e. Dibagian tengah bawah di diagram diberi nomor agar lebih mudah dalam
24
sedang dibahas dan nomor urut diagram itu sendiri. Kemudian dibawahnya
disertai penjelasan datanya (Herrhyanto, 2008:3.3)
3. Diagram Lingkaran
Diagram Lingkaran diartikan sebagai cara penyajian sekumpulan
data kedalam lingkaran, dengan lingkarannya dibagi menjadi beberapa bagian
sesuai dengan pengklasifikasian datanya. Dalam menggambarkan diagram
lingkaran, data yang digunakan berupa nama-nama kategori yang masing-masing
mempunyai nilai frekuensinya.
Langkah-langkah dalam membuat diagram lingkaran adalah:
a. Ubah nilai data absolute kedalam bentuk persentase untuk masing-masing
kategori.
b. Ubah nilai data dalam bentuk persentase kedalam satuan derajat untuk
masing-masing kategori.
c. Buat sebuh lingkaran dengan menggunakan jangka, ukuran lingkarannya
jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil.
d. Masukkan kategori yang pertama dengan menggunakan busur derajat. Untuk
ini harus dimulai ari titik yang tertinggi.
e. Masukkan kategori-kategori lainnya kedalam lingkaran yang sesuai dengan
arah jarum jam.
f. Kemudian untuk setiap kategori yang terdapat dalam lingkaran, hendaknya
diberi corak atau warna yang berbeda.
g. Dan terakhir untuk setiap kategori yang terdapat dalam lingkaran, hendaknya
diberi identitas. Nama kategori disertai nilai persentasenya dan nilai
25
tersendiri yang terletak diluar lingkaran disertai dengan corak atau warna yang
sesuai seperti dalam lingkaran. (Herrhyanto, 2008:3.5)
2.5.5 Kelemahan dan kelebihan media grafis
a. Kelemahan media grafis
1. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk
grafis yang lebih kompleks.
2. Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.
3. Tidak dapat menjangkau kelompok besar, hanya menekankan persepsi indra
penglihatan saja.
4. Tidak menampilkan unsur audio dan motion
b. Kelebihan media grafis
Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang
disajikan.
1. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian
siswa.
2. Pembuatannya mudah dan harganya murah.
3. Bentuknya sederhana, ekonomis, bahan mudah diperoleh.
4. Dapat menyampaikan rangkuman.
5. Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
6. Tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah penempatannya,
7. Sedikit memerlukan informasi tambahan.
8. Dapat membandingkan suatu perubahan.
26
2.5.6 Prinsip-prinsip Media Grafis
Prinsip-prinsip media grafis menurut Sudjana dan Rivai (2005:20-25) sebagai
berikut:
1. Prinsip kesederhanaan
Dalam prinsip ini tata letak (lay out) harus jelas antara latar depan dan
latar belakang unsur. Prinsip kesederhanaan ini meliputi kesederhanaan
dalam pemakaian kata-kata sederhana, gambar dan warna.
2. Prinsip keterpaduan
Maksud dari prinsip ini adalah artikel adanya hubungan tiap bagian
3. sehingga secara keseluruhan tampak keterkaitannya, baik dalam kata
maupun gambar yang ada.
4. Prinsip Penekanan
Prinsip ini digunakan untuk memberikan penekanan yang dapat
memperkuat titik perhatian siswa, misalnya penggunaan huruf huruf tebal.
5. Keseimbangan
Keseimbangan ini meliputi komposisi yang simetris dan komposisi yang
asimetris. Misalnya, keseimbangan antara gambar dengan tulisan.
6. Garis
Fungsi garis adalah untuk menghubungkan berbagai unsur visual dan
penekanan-penekanan.
7. Bentuk
Dalam merancang media grafis terkadang bentuk yang tidak lazim dapat
27
keluar dari kaidah bentuk aslinya
8. Tekstur
Unsur visual yang memungkinkan timbul suatu kesan kasar atau halusnya
permukaan. Tekstur akan memberikan kesan 3 dimensi
9. Ruang
Merupakan unsur visual yang penting dalam merancang media pengajaran.
Ruang terbuka yang mengelilingi unsur-unsur visual dan kata-kata, akan
menghindarkan kesan berdesakan.
10.Warna
Warna memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi prinsip-prinsip
lainnya. Pemilihan warna yang tepat dapat memberikan kesan pemisah,
penekanan dan keterpaduan.
2.5.7 Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Mengunakan Media Grafis
Media bernilai praktis bagi siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran
langkah-langkah pembelajarnya yaitu:
a. Menganalisis pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan dalam
bentuk media grafis yang berbentuk gambar Diagram.
b. Menyiapkan bahan-bahan yang digunakan.
c. Menugaskan siswa untuk juga menyiapkan bahan-bahan yang digunakan
28
d. Mendemostrasikan dan menjelaskan masing-masing gambar diagram
sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh semua siswa.
e. Guru meminta para siswa secara berkelompok untuk mencari data sendiri dan
menyajikan/menulis data tersebut kedalam diagram gambar, diagram batang
dan diagram lingkaran.
f. Siswa secara berkelompok menyampaikan hasil diskusi dengan membaca data
yang disajikan kedalam diagram gambar, diagram batang dan diagram
lingkaran.
g. Guru menjelaskan materi pelajaran melalui media yang telah disiapkan
sekaligus juga menanamkan nilai moral dan norma yang menjadi target
harapannya.
h. Guru menyimpulkan materi pelajaran sekaligus menindak lanjuti dengan
memberikan tugas kepada siswa untuk memperkaya penguasaan materi
pelajaran matematika.
2.6 Kerangka pikir
Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan
yang searah. Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal
adalah suatu situasi dimana siswa dapat berinteraksi dengan guru dan atau bahan
pelajaran ditempat tertentu yang telah diatur dalam rangka mencapai tujuan.
Selain itu, situasi tersebut dapat lebih mengoptimalkan kegiatan belajar bila
menggunakan media. Salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran
29
Pembelajaran matematika dengan menggunakan media grafis merupakan
pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar
karna siswa harus mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru saat
menyampaikan materi, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan guru dan siswa
dituntut kerja kelompok (berdiskusi) , kemudian siswa harus mengerjakan soal tes
yaitu menyajikan data ke gambar diagram dengan menggunakan media grafis,
sehingga siswa dapat berinteraksi dan beraktivitas dengan baik.
Dalam pembelajaran menggunakan media grafis, siswa dikelompokan
menjadi 7 kelompok dengan anggota 5 orang. Guru menyajikan pelajaran dan
siswa bekerja dalam tim mereka. Untuk memastikan bahwa setiap kelompok telah
menguasai pelajaran, semua siswa menggerjakan tugas tentang materi itu, pada
saat mengerjakan tugas mereka tidak boleh saling membantu. Hasil tugas yang
dikerjakan siswa melalui tes tertulis dan hasil penilaian performansi merupakan
umpan balik bagi guru dan merupakan puncak harapan siswa.
Proses
Pembelajaran/tindakan
Media Grafis: -Diagram Gambar -Diagram Batang -DiagramLingkaran
Aktivitas Belajar:
-Memperhatikan penjelasan guru -Bertanya pada guru
-Menjawab pertanyaan guru -Bekerja sama dalam kelompok secara aktif.
-Ketepatan menyelesaikan tugas -Ketepatan
membuat/menggambar diagram
Hasil Belajar:
30
2.7 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan pada penelitian ini, yaitu jika proses pembelajaran matematika
di kelas VI menggunakan media grafis dan dengan langkah-langkah yang tepat
maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI (Enam) SDN I
Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Merupakan slah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan keprofesionalan guru. Dalam pelaksanaannya guru perlu melakukan segala langkah penelitian ini secara bersama-sama (kolaboratif) dari awal hingga akhir. Ciri khas peneliti ini ialah adanya masalah pembelajaran dan tindakan untuk memecahkan masalah ini. Penelitian tindakan sebenarnya dapat dilakukan oleh guru atau dosen sendiri-sendiri atau seperti dalam pelatihan ini, guru dan dosen dapat saling berkolaborasi. Tahapan penelitian dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi refleksi yang dapat diulang sebagai siklus. Refleksi merupakan pemaknaan dari hasil tindakan yang dilakukan dalam rangka memecahkan masalah.
Penelitian yang dilakukan dalam laporan ini berupa penelitian pengembangan media dan tindakan dengan menggunakan metode kerja kelompok/diskusi.
3.2 Subjek Penelitian
1) Subjek Penelitian Subjek Penelitian ini adalah:
32
b. Waktu Penelitian : Bulan maret sampai dengan bulan mei 2012
c. Kelas : VI (enam)
d. Jumlah Siswa : 35 siswa terdiri dari 24 orang perempuan dan
a. 11 orang laki-laki
e. Mata Pelajaran/Standar Kompetensi
f. Matematika: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data
g. Tahun Pelajaran : 2011/2012
2) Lokasi/Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Parerejo, Jalan Raya Parerejo Pekon Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu.
3.3 Aspek yang Diamati
Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah : a. Aspek Siswa :
1. Melihat kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan aplikasinya dalam penyelesaian mengerjakan soal.
2. Perilaku atau aktivitas siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang meliputi: memperhatikan penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan guru, berdiskusi, mengerjakan soal latihan, membuat/menggambar diagram.
33 b. Aspek Guru :
Kemampuan guru dalam merencanakan, menyusun, dan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media grafis.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu: Lembar observasi, untuk mendapatkan data tentang aktivitas belajar. Tes, Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
Metode penelitian yang digunakan adalah meminta bantuan teman sejawat yang bertugas sebagai observer dan mengisi lembar observasi tentang Penilaian Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar pada saat berlangsungnya proses pembeajaran. Sehingga Peneliti bias melihat hasil dari penggunaan metode pembelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran tersebut.
3.5 Prosedur Penilaian
Metode yang digunakan Daam Pengambilan Kesimpulan Peneliti ini adalah menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakn ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks keas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran.
34 sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.
Tujuan PTK sebagai berikut:
1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajarn yang dilaksanakan guru demi ercapainya tujuan pembelajaran.
2. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajarn dikelas agar pembelajaran bermutu.
3. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan
masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.
4. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang apat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. 5. Mecobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi bru dalam pembelajaran
untuk meningkatkan mutu pembelajaran elain kemampuan inovatif guru. 6. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis
penelitian agar pembelajaran dapat tertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.
Prosedur Pelaksanaan PTK
35 pendekatan, strategi, media, atau kiat tertentu, (3) memilih an merumuskan masalah PTK baik berupa pertanyaan atau pertanyaan sesuai dengan masalah dan cara pemecahannya, (4) menretapkan tujuan masalah PTK sesuai dengan masalah yang ditetapkan, (5) memilih dan menyusun perspektif, konsep, dan perbandingan yang akan mendukung dan melandasi pelaksanaan PTK, (6) menyusun siklus-siklus yang berisi rencana-rencana tindakan yang diyakini dapat memecahkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, (7) menetapkan cara mengumpulkan data sekaligus menyusun instrument yang diperlukan untuk menjaring data PTK, (8) menetapkan dan menyusun cara-cara analisis data PTK.
2. Melaksanakan siklus (rencana tindakan) didalam kelas. Dalam kegiatan ini diterapkan rencana tindakan yang telah disusun dengan variasi tertentu sesuai dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan tindakan dalam siklus dilakukan pula pengamatan dan refleksi, baik pelaksanaan tindakan, pengamatan maupun rtefleksi apat dilakukan secara beriringan, bukan bersamaan. Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
36 4. Menulis laporan PTK, yang dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan menganalsis data. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan hasill hasil PTK. Paparan hasil-hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teortis. Inilah Laporan PTK.
Prosedur peneltian ini akan dilakukan melalui 2 (dua) siklus, setiap siklus dilakukan selama 2 x 35 menit yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pngamatan/obsrvasi, dan refleksi.
Siklus I
Siklus II
Refleksi
Observasi Rencana
Tindakan Pelaksanaan
Tindakan
Refleksi
Observasi Rencana
Tindakan
Pelaksanaan
37
a. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Tahap perncanaan dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Identifikasi permasalahan pada kondisi awal melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan identifikasi permasalahan pada kondisi setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II menggunakan lembar pengamatan dan penilaian.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Membuat scenario pembelajaran sesuai dengan strategi yang akan dilaksanakan.
d. Menyiapkan alat bantu pembelajaran berupa media grafis
e. Membuat lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siswa dan guru.
f. Menyiapkan soal-soal yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.
2) Tahap Pelaksanaan
Pelaksanan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada sekenario pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui pemblajaran dengan mengunakan media grafis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
38
b. Guru menyajikan materi dengan mendemonstrasikan contoh media grafis dan menjelaskan cara membuat media grafis tersebut
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggotanya tahu cara menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi tugas soal kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab atau mengerjakan soal tidak boleh saling membantu
e. Memberi evaluasi.
f. Kesimpulan.
3) Observasi
39
4) Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan analisis yang didiskusikan dengan rekan kerja atau teman sejawat. Refleksi dilakukan untuk mengkaji apakah pelaksanaan tindakan sudah dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada penyelesaian soal dengan mengunakan diagram gambar, diagram batang dan diagram lingkaran sudah meningkat atau belum. Refleksi hasil analisis data pada tahap ini digunakan sebagai acuan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.
b. Siklus kedua
1) Tahap Perencanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus I, peneliti menyusun rencana tindakan siklus 2 dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan dalam proses perencanaan meliputi :
a. Identifikasi permasalahan pada kondisi awal melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan identifikasi permasalahan pada kondisi setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II menggunakan lembar pengamatan dan penilaian.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
40
d. Menyiapkan alat bantu pembelajaran berupa media grafis
e. Membuat lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siswa dan guru.
f. Menyiapkan soal-soal yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada sekenario pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui pemblajaran dengan mengunakan media grafis dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen.
b. Guru menyajikan materi dengan mendemonstrasikan contoh media grafis dan menjelaskan cara membuat media grafis tersebut.
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggotanya tahu cara menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi tugas soal kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab atau mengerjakan soal tidak boleh saling membantu.
e. Memberi evaluasi.
41
3) Observasi
Observasi dilakukan pelaksanaan tindakan pembelajaran oleh guru dilaksanakan dengan bantuan rekan guru lainnya atau dengan teman sejawat untuk mengidentifikasi kegiatan dan hasil belajar siswa serta observasi kinerja guru dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, yang dilakukan oleh observer mengenai, (a) Perhatian siswa mendengarkan penjelasan guru (b). keaktifan siswa dalam bertanya pada guru. (c). Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru. (d) Keaktifan siswa dalam bekerja sama atau diskusi dalam kelompok. (e) kemampuan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas soal.
4)Refleksi
42
3.6 Data Penelitian
Data penelitian dalam proposal penelitian ini terdiri dari: 1) Data Kualitatif
Merupakan data hasil observasi yang terjadi didalam kelas pada siklus 1, siklus 2 yang terdiri dari aktivitas siswa. Data aktivitas tersebut diambil dengan memperhatikan perilaku” menyimpang” dari siswa.
2) Data Kuantitatif
Yaitu data diperoleh dari pemahaman siswa berapa nilai tes yang diberikan akhir siklus 1 dan siklus 2
3.7 Analisis Data
Kegiatan analisa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Analisis Kualitatif
1. Aktivitas Belajar Persiswa
43 Menentukan persentase siswa untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan rumus sebagai berikut:
NABS = ∑x N
Keterangan : NABS : Nilai aktif belajar siswa
∑x : Jumlah nilai yang didapat siswa
n : Nilai skala tertinggi
2. Aktivitas Belajar Siswa Perkelas
Aktivitas belajar siswa perkelas dinyatakan tuntas jika 66,67% siswa yang hadir sudah aktif.
Menentukan persentase aktivitas belajar siswa perkelas : P = f x 100%
N