• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATANAKTIVITAS DANHASIL BELAJARSISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA TEMA KELUARGA BAGI SISWA KELAS III SDS SWADHIPA BUMISARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATANAKTIVITAS DANHASIL BELAJARSISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA TEMA KELUARGA BAGI SISWA KELAS III SDS SWADHIPA BUMISARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN INQUIRY PADA TEMA KELUARGA BAGI SISWA KELAS III SDS SWADHIPA BUMISARI

KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

P A R T I N I

Pembelajaran Tematik IPS di kelas III SDS Swadhipa Bumisari Kecamatan Natar, berdasarkan pengamatan peneliti dan guru kelas, masih berpusat pada guru yang menekankan pada pemberian contoh-contoh secara lisan maupun tulisan dan belum memperhatikan bagaimana siswa memperoleh sendiri pengetahuannya sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS dan juga sebagian siswa mendapat nilai di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 66.

Tujuan penelitian untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS menggunakan metode inquiry siswa kelas III SDS Swadhipa Bumisari Natar. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, yang terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan inquiry rata-rata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas pada siklus I 6,37 meningkat menjadi 7,40 pada siklus I pertemuan II. Demikian juga hasil belajar siswa pada siklus II rata-rata sebesar 6,52 dan meningkat pada siklus II pertemuan II menjadi rata-rata 8,40.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Mutu Pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru Sekolah Dasar yang merupakan ujung tombak dalam Pendidikan Dasar. Guru Sekolah Dasar adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di jaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru Sekolah Dasar dalam setiap pembelajaran selalu menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan sehingga siswa terlibat langsung dalam pembelajaran Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan serta keterampilan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Lapono, dkk (2010 : 122) bahwa pendidikan merupakan proses pembelajaran yang diarahkan ke perkembangan peserta didik.

(3)

Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap model-model pembelajaran yang ada, padahal penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, dan sangat sesuai dengan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP).

KTSP yang mulai diberlakukan di Sekolah Dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran IPS. Disamping itu KTSP memberi kemudahan kepada guru dalam menyajikan pengalaman belajar, sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hidup seperti dikemukakan oleh Delors (Uniesco, 1996 : 45) yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu belajar untuk mengetahui (Learning to know), belajar dengan melakukan (Learning to do), belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live tigether) dan belajar menjadi diri sendiri (Learning to be).

(4)

konkrit yang mudah dipahami siswa, serta (5) Selama ini guru menjelaskan konsep secara informatif menggunakan metode ceramah. Sebagai guru yang baik dan profesional, permasalah ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera.

Hal ini menyebabkan motivasi belajar siswa menjadi rendah dilihat dari hasil tes formatif pelajaran IPS siswa kelas III SDS Swadhipa Bumisari Natar Tahun 2012/2013 dengan nilai terendah 40.

Bedarasarkan hal tersebut diatas, penerapan model pembelajaran inquiry menjadi alternatif untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini dilakukan peneliti yang bertugas sebagia guru dengan berkolaburasi dengan teman sejawat dan siswa kelas III SDS Swadhipa Bumisari Natar. Dengan berkolaborasi ini, diharapkan kemampuan profesional guru dalam merancang model pembelajaran akan lebih baik lagi dan dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih bervariatif. Disamping itu kolaborasi ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merefleksikan diri terhadap kinerja yang telah dilakukannya, sehingga dapat melakukan perubahan dan perbaikan kualitas pembelajaran dan mengelola proses pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa.

(5)

Upaya untuk mencapai tujuan diatas dapat ditempuh melalui pengembangan kemampuan siswa dalam praktek pembelajaran yang menyeluruh dan terpadu.

Pembelajaran yang baik harus mempunyai tujuan membelajaran siswa untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang. Hal ini berarti, sistem pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai subjek belajar, bukannya sebagai objek belajar.

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran diantaranya faktor guru, siswa, sarana, alat dan media, serta faktor linggkungan.

Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Peran guru di SD tak mungkin digantikan oleh pernagkat lain, seperti televisi, radio, komputer dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan siswa SD masih memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa untuk mengembangkan segala kemampuan atau potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, selain mengajar guru harus bertindak juga sebagai model, teman pendamping, pemberi motivasi (motivator). Selain itu, guru harus mampu merancang pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(6)

dari prinisp belajar diatas yang jarang dilakukan oleh guru adalah melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa hanya aktif mendengarkan guru, kurang aktif dalam mencari informasi yang menunjang pembelajaran, dan kurang memanfaatkan faislitas perpustakaan sebagai sumber belajar. Sehingga pembelajaran berlangsung kurang bermakna. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam semua pembelajaran, termasuk di dalamnya pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Misalnya, hasil tes formatif siswa kelas III SDS Swadhipa Bumisari Kecamatan Natar, pada kompetnsi Dasar Mengahrgai Jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dari 23 siswanya ada 15 orang yang memperoleh niali akhir di bawah KKM (Kriteria ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu sebesar 60. Ini berarti ada 85% siswa yang tdiak tuntas belajarnya sehingga harus diberikan remedial atau perbaikan.

(Repository.upi.edo/operator/upload/s-pgsd-0703366-chapter1.pdf).

Peningkatan pemaham siswa berdampak pada hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh peningkatan nilai. Secara umum dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran materi teamtik IPS Lingkungan Alam dan Buatan tercapai dengan baik.

Faktor penyebab rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa antara lain :

(7)

latihan-latihan kepada siswa untuk mencari/menemukan informasi sendiri tentang materi pelajaran, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa kurang berkembang atau belum optimal. 4) Kurang memanfaatkan lingkungan sebagi media dan sumber belajar siswa hanya belajar di dalam kelas. 5) Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran IPS. Guru hanya menggunakan alat peraga yang terbatas seperti globe dan peta.

(http://storagejak-stikalstudent,penulis2011.pdf)

Kebermakna pembelajaran dapat diperoleh apabila siswa mengalami sendiri. hal ini sejalan dengan pengertian bahwa kegiatan belajar mengajar yang bermutu berorientasi pada keaktifan, kreatifitas dan kemandirian siswa. Siswa perlu melakukan percobaan pengujian, menarik kesimpulan, dan melaporkan hasil temuannya secara langsung dengan bimbingan guru yang bertindak sebagai fasilitator dan motifator.

Berdasarkan kondisi seperti di atas maka upaya perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan modelpembelajaran ini diharapkan akan dapat meningaktkan aktivitas hasil belajar siswa.

B. Identitas Masalah

Dari uraian di atas maka masalah yang dapat ditemukan antara lain adalah sebagai berikut :

1. KKM belum tercapai pada pembelajaran IPS kelas III hanya 15 siswa dari jumlah 23 siswa

(8)

3. Guru dalam menyampaikan materi kurang diberikan contoh yang konkret yang mudah dipahami siswa.

4. Hasil pekerjaan siswa jarang diberikan umpan balik 5. Sebagian besar siswa sulit menangkap penjelasan guru 6. Masih rendah aktivitas belajar siswa

7. Hasil belajar IPS siswa kelas III rendah dibawah nilai KKM (< 60)

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah penelitian pada Upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III masih rendah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah dan analisis masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inquiry pada materi keluarga pembelajaran IPS kelas III SDS Swadhipa Bumisari Natar

E. Tunjuan Penelitian

Tujaun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk :

(9)

F. Manfaat penelitian

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah dapat di rinci sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

1) Pembelajaran inquiry memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajarnya. 2) Memberikan kontribusi terhadap peningaktan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

1) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional. 2) Pembelajaran inquiry alternatif pembelajaran IPS untuk meningkatkan kinerja dan hasil belajar siswa. 3) Guru mempunyai kemampuan dalam merancang model pembelajaran inquiry yang merupakan hal baru bagi guru dan menerapkannya dalam pembelajaran IPS.

3. Bagi Sekolah

1) Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. 2) Menerapkan model pembelajaran ini untuk guru-guru yang lain dan mata pelajaran lainnya yang bersesuaian dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan potensi peserta didik. 4. Bagi Peneliti

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Inquiry

Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah 1) Menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, 2) Mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan 3) Membuat keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti, 4) Menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru.

Berikut ini adalah strategi dalam pelaksanaan inquiry yaitu : (1) Guru memberikan penjelasan, intruksi atau pertanyaan materi yang akan diajarkan, (2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pernyataan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa, (3) Memberikan penjelasan terhadap siswa persoalan yang mungkin membingungkan siswa, (4) Resistasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya (5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan (Mulyasa, 2005 : 236).

(11)

Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan pendaptnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti merumusakan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan pada metode inquiry dapat ditumbuhkan sikap objekatif, jujur hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya. Akhrinya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang melaksanakan/melakukan kegiatan inquiry. Secara umum, inquiry merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterprestasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya (Depdikbud, 1997).

(12)

Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserat didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserat didik untuk melakukan kegiatan.

Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontar pertanyaan, memberikan komentar dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi. Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif (Mulyasa, 2003 : 234). Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir, metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual.

Metode ini menuntut peserat didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktid, analitis dan kritis.

Modal pemeblajaran inquiry pada dasarnya dimulai dari mengajukan pertanyaan yang sifatnya mengandung permasalahan (bersifat Inquiry) (Jaroliment, 1997). Tujuan pengembangan inquiry adalah untuk menanamkan sikap, keterampilan dan kemampuan dalam memecahkan masalah.

(13)

(1) Guru mengajukan pertanyaan yang mengandung permasalahan, (2) Membimbing siswa untuk mencari dan menemukan informasi berkenaan dengan permasalahan tersebut (informasi bisa diperoleh dari buku sumber atau narasumber, (3) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab tiap permasalahan dan membuat kesimpulan, (4) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan terhadap permasalahan secara keseluruhan (Winarta Putra, 2008 : 9 : 12)

Dari uraian di atas, maka pembelajaran dengan model inquiry selain telah membimbing siswa berfikir kritis atas suatu masalah, juga mencipatkan suasana belajar yang interaktif melibatkan siswa aktif dalam aspek pikiran sikap dan keterampilan. Dengan menerapkan model inquiry tersebut belajar tidak membosankan siswa.

Keunggulan dan kelemahan inquiry menurut Winata Putra :

(14)

kepada siswa secukupnya sehingga dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Kelemahan model Inquiry : (a) Memerlukan waktu yang cukup lama ; (b) Tidak semua materi mengandung masalah; (c) Memerlukan perencanaan yang teratur dan menantang; (d) Tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.

B. Aktifitas Belajar Siswa

Menurut Mulyono (2001: 26), aktivitas artinya “Kegiatan atau keaktifan”.

Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifias. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keingingan siswa untuk belajar.

(15)

Menurut Oemar Hamalik (2001 : 28) belajar adalah “Suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek

tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etnis atau budi pekerti dan sikap.

Sedangkan Sardiman, A.M (2003 : 22) menyatakan : “Belajar merupakan suatu

proses interkasi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin

berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun terori”. Dapat disimpulkan bahwa

aktivitas belajar, merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi bealjar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman. N dalam Depdiknas (2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil bealjar berupa

perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.

Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.

Seorang pakar pendidikan, Trinandita (1984) menyatakan bahwa “Hal

yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pebelajaran adalah keaktifan

(16)

ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-maisng siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

C. Prestasi Belajar (hasil belajar)

Kemampuan inteletual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.

Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tdiak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.

(17)

mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu tiik persamaan. Sehubungan dengan perestasi belajar, Poerwanto (1986 : 28)

memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “Hasil yang dicapai oleh seseroang

dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport”.

Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajrnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Sedangkan menurut S. Nasution (1996:7) prestasi belajar adalah : “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat, prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu

memenuhi target dalam ketiga kreiteri tersebut.”

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelskan bahwa prestasi bealjra merupakan tingat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentukniali atau raport setiap bidang studi setelah mengalami prses belajar mengajar.

(18)

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktro ekstern). Aktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah fator keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

a. Faktor Interen

faktor interen adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

Kecerdasan/intelegensi

(19)

Menurut Kartini (1995:1) kecerdasan meruakan “salah satu aspek yang

penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau diatas normal

maka secara potenis ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”

Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi

akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang

rendah”.

Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih

sukses.”

Dari pendapat diatas jelaslah bwah intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seseorang anak dalam usaha belajar.

Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1086:280 bawha “bakat dalam hal

(20)

Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau

kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Syah Muhbbin

(1999:136) mengatakan ”bakat diartikan sebagai kemampuan individu

untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidian

dan latihan.”

Dari pendapat diatas jelaslah bawa tumbuhnya keahlian tertentu pada diri sesorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses balajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peran penting dalam mencaai suatu hasil akna prestais yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan baktnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

Minat

(21)

memperhatikan dan memegang beberap kegiatan, kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang”.

Kemudian sardiman (1992:76) mnegemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhnya sendiri”.

Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegaitan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktoir yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya.

Apabila seseorang mempunyai minat yang tingggi terhadap sesuatu halmaka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

Motivasi

(22)

belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil mempunyai motivasi untuk belajar.

Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan Sardiman

(1992:77) mengatakan bahwa “Motivasi adalah menggerakkakn siswa

untu kelakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu”.

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinisk dimaksudkan dengan motiasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

(23)

b. Faktor Esktern

Faktor eksteren adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya diluar diri siswa, yaitu beberapa pengalmaan-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Penagruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dna tidakmemberikan paksaan keadaan individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor eksteren yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan

keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

E. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagaian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta, kula dan warga “kulawarga”

yang berarti “anggota” “Kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan dimana

(24)

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi atau satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Menurut salvicion dan Ara Celis), dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah : - Unit terkecil dari masayarkat terdiri atas orang atau lebih, adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah yang hidup dalam satu rumah tangga di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga dan berinteraksi diantara sesama anggota keluarga serta setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing yang diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa:

“Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat

besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”

(25)

Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan : “Keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas upertama-tama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak

dan pandangan hidup keagamaan”.

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik natara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlun ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memebrikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

F. Pengembangan Inquiry Untuk Peningkatan Kinerja Belajar Siswa

(26)

dilaporkan ke sdiang pleno, dan terjadialh diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan.

Dalam proses pembelajaran dengan model inquiry kedudukan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas memiliki peran aktif yang dapat diukur dari kegiatan memperhatikan, mencatat, bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat dan mengerjakan tugas, baik secara individual maupun secara kelompok. Sedangkan peran guru dalam proses pembelajaran inquiry adalah lebih banyak mengembangkan kemampuan bertanya efektif untuk mengembangkan kemampuan siswa ke arah berfikir kreatif dalam menghadapi sesuatu. Berapa kemampuan yang harus dikuasai oleh guru dalam menyampaikan pertanyaan yaitu pertanyaan harus mudah dipahami oleh siswa memberi acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran dan penyebaran, pemberian waktu berfikir, dan pemberian tuntutan. Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haury, 1993).

Menurut Mulyani Sumantri (1999) Metode inikuiri (penemuan) adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan informasi dengan tanpa bantuan guru.

(27)

diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena metode inquiry melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk penemuan suatu konsep berdasarkan ifnormasi-informasi yang diberikan guru.

Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupa menamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dlama pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intevensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan maslah harus dikurangi (Sagala, 2004)

Jadi metode inquiry adalah pelaksanaan belajar mengajar dengan cara siswa mencari dan menemukan konsep dengan atau bantuan dari guru

G. Pengertian Tematik IPS

Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli IPS atau Siocial Studies. Di sekolah-sekolah Amerika pengajaran IPS merupakan terjemahan social studies. Dengan demikian IPS dapat diartikan dengan

“Penelaahan atau pengkajian tentang masyarakat”. Dalam mengkaji masyarakat,

(28)

melalui pengajaran Sejarah, Geografi, Ekoniomi , Sosiologi, Antropologi, Politik Pemerintahan dan Aspek Psikologi Sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas tentang IPS, maka penting untuk dikemukakan beberapa pengertian menurut para ahli IPS di Indonesia antara lain menurut Moelyono Cokrodiharjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan indisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi, budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia yang diformulasikan untuk tujuan intruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.

H. Hasil Penelitian Yang Relevan

Pada bagian ini digunakan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian diantaranya :

1. Halia P.R (1997) mengemukakan hasil belajar siswa memahami gambar kenampakan alam dan buatan pada tematik dengan tema keluarga terutama pada pelajaran IPS SDS Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan. 2. Tutik Harmini (2002) mengemukakan pengajaran dengan menggunakan

(29)

I. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian pustaka di atas dan hasil penelitian yang relevan dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas dengan menggunakan alat peraga berupa gambar kenampakan alam dan buatan pada tematik IPS sehingga dapat menghasilkan siswa yang hasil belajarnya masih rendah, sehingga bisa tercapai peningaktan aktivitas dan hasil belajarnya dengan baik.

J. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian tiori dan kerangka berpikir tersebut diatas peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

 Melalui alat peraga gambar kenampakan alam buatan dan kenampakan

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pengertian Metode dan Penelitian

Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004). Kualitas penelitian tergantung pada metode yang digunakan oleh penelitian.

Menurut Jabrohim (2003:1) penelitian adalah aktivitas atau proses sistematik untuk mengatasi masalah berdasarakan data yang ada untuk membuat kesimpulan. Ini maksudnya adalah penelitian adalah cara yang digunakan dalam penelitain untuk membuat kesimpulan berdasarkan masalah.

B. Jenis Penelitian

(31)

Gambar

Tindakan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus 1

Siklus 2

Siklus berikutnya

C. Rancangan Penelitian

Pada rancangan penelitian ini digunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Orientasi dilaksanakan sebelum diadakan perbaikan pembelajaran, sedangkan observasi dilaksanakan pada waktu berlangsungnya perbaikan pembelajaran. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitataif. Data kualitatif diperoleh melalui hasil tes / hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir silabus, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil pengamatan atau observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Identifikasi Masalah

Perencanaan

Refleksi Pengamatan Tindakan

Perencanaan Tindakan

(32)

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian sebagai berikut : 1. Tempat

Lokasi pelaksanaan pembelajaran di SDS Swadhipa Desa Bumisari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

2. Waktu

Pelaksanaan akan dilaksanakan di kelas III (Tiga) terdiri dari 23 orang siswa 8 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

E. Langkah-langkah Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Tanggart (dalam Arikunto, 2002 : 83).

(33)

SIKLUS I

Tahap Perencanaan (Planning)

1. Menentukan jadwal kegiatan penelitian

2. Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP), membuat skenario pembelajaran, format observasi, format evaluasi dan menyipakan sarana dan prasarana.

Tahap Melakukan Tindakan (Action) 1. Mengikuti sesuai rencana tindakan 2. Menerapkan tindakan 1.

Tahap Mengamati (Observasi)

1. Melakukan pengamatan dan mengisi hasil pengamatan pada format observasi

2. Menentukan kelebihan dan kekurangan dari tidankan I

3. Membuat rencana perbaikan untuk tidankan atau siklus selanjutnya.

Tahap Refleksi (Reflection)

1. Menilai dan membahas evaluasi dan observasi tindakan yang telah dilakukan

2. Menentukan kelebihan dan kekurangan dari tindakan I

(34)

SIKLUS II

Tahap Perencanaan (Planning)

1. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pemeblajaran berikutnya

2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran 3. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi I

Tahap Melakukan Tindakan (Action)

1. Melakukan analisis pemecahan masalah

2. Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan penerapan model pembelajaran inquiry

Tahap Mengamati (Observasi)

1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran inquiry 2. Mencatat peruabhan yang terjadi

3. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan balikan

Tahap Refleksi (Reflection)

1. Merefleksi proses pembelajaran interaktif

2. Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran inquiry

(35)

Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II hasil yang diharapkan adalah :

1. Siswa memiliki kemampuan dan kreatifitas seta selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran IPS

2. Guru memiliki kemampuan merancang dan menerapkan model pembelajaran inquiry pada pembelajaran IPS

3. Terjadi peningaktan kinerja dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi dan data selama penelitain, maka digunakan beberapa instrumen yaitu :

1. Lembar Instrumen Observasi

Lembar instrumen observasi instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan observer. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode inquiry.

2. Tes Hasil Belajar

(36)

G. Validitas Data

Data yang dikumpulkan dari penelitain ini berasal dari jawaban responden sebelum penelitian berlangsung kepada 23 responden siswa/siswi SDS Swadhipa Bumisari Kecamatan Natar.

Analisis validitas dengan menggunakan metode pembelajaran inquiri item pernyataan atau pernyataan dinyatakan valid jika mempunyai nilai hitung yang lebih besar dari standar yaitu 0,3 Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel beirkut ini :

Tabel Validitas Kuisioner

Faktor Banyaknya

Item Item Keterangan

Metode pembelajaran 5 1 – 5 Semua Valid Media pembelajaran 5 6 – 10 Semua Valid Materi pembelajaran 5 11 – 15 Semua Valid Pendidikan/guru 4 16 - 20 Semua Valid

H. Teknik Analisis Data

(37)

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu :

1. Hasil tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan :

Dengan :

= Nilai rata-rata

= Jumlah semua nilai siswa = Jumlah siswa

2. Ketuntasan Belajar

(38)

3. Untuk lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana : % = Persentase pengamatan = Rata-rata

= Jumlah rata-rata P1 = Pengamat 1 P2 = Pengamat 2

I. Indikator Keberhasilan PTK

Indikator keberhasilan pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Siswa secara individu dalam mengerjakan soal tes mendapat nilai > 6,0 2. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam rangka meningkatkan hasil

belajar siswa

3. Kesimpulan yang diperoleh sesuai dengan hipotesa

4. Setiap tahapan siklus menunjukkan peningkatan aktivitas belajar terlaksana dengan baik

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penelitian selesai dilaksanakan di kelas III SDS Swadhipa Natar. Maka dengan ini disimpulkan bahwa dengan menggunkaan Metode Pembelajaran Inquiry pada tema Keluarga maka peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa meningkat dari siklus pertama pertemuan I Hasilnya rata-rata 7,8 siklus ke I pertemuan ke II. Rata-rata 7,4 sehingga siklus ke II pertemuan ke I rata-rata 6,52 hingga pertemuan terakhir pada siklus ke II pertemuan ke II mencapai nilai 80,40. jadi dari siklus ke I pertemuan ke I 60%, Pertemuan ke II Siklus ke I 80%, Siklus ke II Pertemuan ke II 96% hingga sekitar 100%.

B. Saran

Memperbaiki pelaksanaan pembelajaran tindakan berikutnya dan meningkatkan mutu pembelajaran melalui metode inquiry di sekolah dasar, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

(40)

2. Bagi Guru, model pembelajaran dengan pendekatan inquiry dapat digunakan apabila guru menyiapkan berbagai hal termasuk RPP dan penerapannya yang tepat

3. Bagi sekolah, memfasilitasi berbagai peralatan pendukung untuk pelaksanaan pembelajaran.

(41)

BAGI SISWA KELAS III SDS SWADHIPA BUMISARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG

SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Skripsi)

Oleh :

P A R T I N I

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(42)

MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA TEMA KELUARGA BAGI SISWA KELAS III SDS SWADHIPA BUMISARI

KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

P A R T I N I

Pembelajaran Tematik IPS di kelas III SDS Swadhipa Bumisari Kecamatan Natar, berdasarkan pengamatan peneliti dan guru kelas, masih berpusat pada guru yang menekankan pada pemberian contoh-contoh secara lisan maupun tulisan dan belum memperhatikan bagaimana siswa memperoleh sendiri pengetahuannya sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS dan juga sebagian siswa mendapat nilai di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 66.

Tujuan penelitian untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS menggunakan metode inquiry siswa kelas III SDS Swadhipa Bumisari Natar. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, yang terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan inquiry rata-rata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas pada siklus I 6,37 meningkat menjadi 7,40 pada siklus I pertemuan II. Demikian juga hasil belajar siswa pada siklus II rata-rata sebesar 6,52 dan meningkat pada siklus II pertemuan II menjadi rata-rata 8,40.

(43)

BAGI SISWA KELAS III SDS SWADHIPA BUMISARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG

SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

P A R T I N I

Skripsi

Seabgai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(44)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN INQUIRY PADA TEMA KELUARGA BAGI SISWA KELAS III SDS SWADHIPA BUMISARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : PARTINI Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079085 Program Studi : S1 PGSD SKGJ

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

(45)

1. Tim Penguji Penguji 1

Dr. Sulton Djasmi, M.Pd ...

Penguji 2

Drs. Siswantoro, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003

(46)

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : PARTINI NPM : 1013079085

Program Studi : S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Laporan : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN INQUIRY PADA TEMA KELUARGA BAGI SISWA KELAS III SDS SWADHIPA BUMISARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Menyatakan bahwa penelitian tugas akhir adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan sepanjang sepengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau situlis oleh orang lain atau dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan menyelesaikan studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, ... 2013 Yang membuat pernyataan

PARTINI

(47)

Penulis dilahirkan di Bumisari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tanggal 10 Juni 1966.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di selesaikan di SDN Bumisari pada tahun 1970. Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP) di SMP Negeri I Natar pada tahun 1982. Kemudian melanjutkan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) SPGN I Tanjung Karang tahun 1985 dan pada tahun 1988 penuilis menyelesaikan D1 (PGSLTPN) di Tanjung Karang tahun 2010. Penulis melanjutkan kembali pendidikan S1 dalam Jabatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(48)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita sehingga tugas skripsi ini dapat terselesaikan.

Dengan segala kerendahan hati dan mohon ridho-Mu kami persembahkan skripsi ini untuk :

1. Ibu, Suami tercinta dan anak-anak ku yang telah memberikan do’a motivasi, serta dukungannya dalam menyelesaikan tugas skripsi ini.

(49)

1. Jalani hidup harus lebih baik dari pada sekarang dan juga bisa membahagiakan orang yang berada di dekat saya baik suka maupun duka terutama orang tua saya, saya akan memberikan yang terbaik untuk mereka.

(50)

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat teriring salam semoga senantias tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW, para sahabat dan keluarganya.

Skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Inquiry pada Tema Keluarga Bagi Siswa Kelas III SDS Swadhipa Bumisari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak sehingga dalam kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. 3. Bapak Darsono Selaku Ketua Program Studi Universitas Lampung

4. Bapak Dr. Sulton Djasmi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan petunjuknya dalam penulisan skripsi ini

5. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan bahasan/usulan serta saran-sarannya dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Suryani, A.Ma.Pd selaku Kepala Sekolah SDS Swadhipa Natar Lampung Selatan yang telah memberikan izin serta fasilitas yang ada di sekolah.

(51)

juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan pembuatan tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi sekolah, siswa serta menambah wawasan serta cakrawala pengetahuan bagi kita semua. Amin.

Bumisari, Januari 2013 Penulis

(52)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Inquiry ... 9 B. Aktifitas Belajar Siswa ... 13 C. Perestasi Belajar ... 15 D. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17 E. Pengertian Keluarga ... 22 F. Pengembangan Inquiry Untuk Peningkatan Kinerja

(53)

B. Jenis Penelitian ... 29 C. Rancangan Penelitian ... 30 D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31 E. Langkah-Langkah Penelitian ... 31 F. Teknik Pengumpulan Data ... 34 G. Validitas Data ... 35 H. Teknik Analisis Data ... 35 I. Indikator Keberhasilan PTK ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah ... 38 B. Hasil Penelitian ... 39 C. Perangkat Pembelajaran ... 39 D. Tahap Pelaksanaan ... 40 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 54 B. Saran ... 54

(54)

Tabel Halaman Tabel Validitas Quisioner ... 35 4.1 Jadwal Pertemuan (Pembelajaran Tematik Kelas III SDS Swadhipa Bumisari Natar Kecamatan Natar Kab. Lampung Selatan ... 39 4.2 Hasil Observasi Aktivitas siswa dalam Pembelajaran Siklus I

Pertemuan Pertama... 40 4.3 Hasil Tes Formatif pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 41 4.4 Hasil Penelitian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I

Pertemuan Kedua ... 43 4.5 Hasil Tes Formatif pada Siklus I Pertemuan Kedua ... 44 4.6 Hasil Observasi Aktivitas siswa dalam Pembelajaran Siklus I

Pertemuan Kedua ... 46 4.7 Hasil Tes Formatif pada Siklus II Pertemuan Pertama ... 47 4.8 Hasil Penelitian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II

Pertemuan Kedua ... 48 4.9 Hasil Tes Formatif pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 49 4.10 Pengamatan Aktivitas dan Hasil belajar siswa dalam

(55)
(56)

Gambar Halaman

Gambar Tindakan Penelitian Tindakan Kelas ... 30

Gambar I Siklus I Pertemuan I ... 116

Gambar 2 Siklus I Pertemuan II ... 117

Gambar 3 Siklus II Pertemuan I ... 118

Gambar 4 Siklus II Pertemuan II ... 119

(57)

Lampiran Halaman

Lampiran 01 Surat Izin Penelitian dari Universitas Lampung ... 58

Lampiran 02 Surat Keterangan Telah Melaksanakan PTK dari Kepala Sekolah ... 59

Lampiran 03 Daftar Nama Siswa Kelas III ... 60

Lampiran 04 Jaringan Indikator Dalam Tema ... 61

Lampiran 05 Pemetaan Standar kompetensi Dasar dan Indokator ... 62

Lampiran 06 Silabus ... 67

Lampiran 07 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ... 73

Lampiran 08 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ... 79

Lampiran 09 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ... 85

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ... 91

Lampiran 11 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas III ... 97

Lampiran 12 Rekap Tabel Hasil Belajar Siswa Kelas III ... 98

Lampiran 13 Lembar Observasi dan Aktivitas Siklus I Pertemuan I ... 99

Lampiran 14 Lembar Observasi dan Aktivitas Siklus I Pertemuan II ... 100

Lampiran 15 Lembar Observasi dan Aktivitas Siklus II Pertemuan I ... 101

Lampiran 16 Lembar Observasi dan Aktivitas Siklus II Pertemuan II .. 102

Lampiran 17 Rekap Lembar Observasi dan Aktivitas Siswa ... 103

Lampiran 18 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ... 105

Lampiran 19 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II ... 106

Lampiran 20 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I ... 107

Lampiran 21 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II .. 108

Lampiran 22 Daftar Nilai dan Hasil Prasurvey ... 109

Lampiran 23 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Praktek ... 110

Lampiran 24 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran .... 111

Lampiran 25 IPKG Siklus I Pertemuan I ... 112

Lampiran 26 IPKG Siklus I Pertemuan II ... 113

Lampiran 27 IPKG Siklus II Pertemuan I ... 114

(58)

KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh :

P A R T I N I

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(59)

KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

P A R T I N I

Skripsi

Seabgai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(60)

Gambar Halaman

Gambar Tindakan Penelitian Tindakan Kelas ... 30

Gambar I Siklus I Pertemuan I ... 116

Gambar 2 Siklus I Pertemuan II ... 117

Gambar 3 Siklus II Pertemuan I ... 118

Gambar 4 Siklus II Pertemuan II ... 119

(61)
(62)

DAFTAR ISI ... xii A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identitas Masalah ... 6 A. Model Pembelajaran Inquiry ... 9

B. Aktifitas Belajar Siswa ... 13

C. Perestasi Belajar ... 15

D. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17

E. Pengertian Keluarga ... 22

F. Pengembangan Inquiry Untuk Peningkatan Kinerja Belajar Siswa ... 24

G. Pengertian Tematik IPS ... 26

H. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 27

I. Kerangka Pikir ... 28

J. Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Proses Penelitian ... 29

(63)

E. Langkah-Langkah Penelitian ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

G. Validitas Data ... 35

H. Teknik Analisis Data ... 35

I. Indikator Keberhasilan PTK ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 38

B. Hasil Penelitian ... 39

C. Perangkat Pembelajaran ... 39

D. Tahap Pelaksanaan ... 40

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Gagne, RM (1985). The Condition of Learning Theory of Instruction (4th Edition). New York : Holt, Rinehart and Wilson.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Handayani, Dewi. 2003. Pengertian Hasil Belajar. http://id.shvoong.com/

socialsciences/education/2046047-pengertian-definisi-haisl -belajar-dari/(27/01/11)

Hasibuan, JJ, Mudjiono (1988), Proses Belajar Mengajar. CV Remaja Karya Bandung.

Hendro Darmojo, Kaligis, JRE (1991/1992). Pendidikan IPS 11. Depdikbud Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Hernawaty Damanik, (2004). Penerapan Model Pembelajaran Social Science Inwuiry Dalam Mata Pelajaran Sosiologi Dengan Kelompok. FKIP Universitas Terbuka.

Jaroliment. 1997. Model Pembelajaran Inquiry. (Oneline)

Jessica. 2009. Pengertian Hasil Belajar. http://technology13.wordpress.com/2009 /07/04/pengertianhasilbelajar/(27/01/11)

Krisna. 2009. Pengertian dan Ciri-ciri Belajar. http://krisna1.blog.un.ac.id/2009/ 10/19/pengerian-dan-ciri-ciripembeljaaran/(27/01/11)

Lintang. 2005. Pengertian dan Ciri-Ciri Belajar.http://krisna1.blog.uns.ac.id /2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciripembelajaran/(27/01/11)

Lintang. 2005. Pengertian Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta Bumi Aksara

(65)

Ratna, Kutha I Nyoman. 2004. Teori Metode dan Tehnik Penelitian. Yogyakarta Pustaka Pelajar.

Rosalia, Tara. 205. Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com/socialsciences/ aktivitas-beljar/(27/01/11)

Sadiman, Arief S. 2007. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sadiman, Arief S. 2009. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakrta : PT. Rajawali Grafindo Persada.

Salvicion dan Ara Celis. Pengertia Keluarga. (Online)

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Soetarno.2001.Pembelajaran efektif. Bandung : Dunia Baru

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

Sukmadinata. 2006. Jenis-Jenis Penelitian. Surabaya : PT. Bina Ilmu

Unila. (2008) Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Winaputra Udin Syarifudin. 1991. Model Belajar Mengajar Bidang Studi Pendidikan IPS, Jakarta : Depdikbud.

(66)

Tabel Halaman Tabel Validitas Quisioner ... 35 4.1 Jadwal Pertemuan (Pembelajaran Tematik Kelas III SDS Swadhipa

Bumisari Natar Kecamatan Natar Kab. Lampung Selatan ... 39 4.2 Hasil Observasi Aktivitas siswa dalam Pembelajaran Siklus I

Pertemuan Pertama ... 40 4.3 Hasil Tes Formatif pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 41 4.4 Hasil Penelitian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I

Pertemuan Kedua ... 43 4.5 Hasil Tes Formatif pada Siklus I Pertemuan Kedua ... 44 4.6 Hasil Observasi Aktivitas siswa dalam Pembelajaran Siklus I

Pertemuan Kedua ... 46 4.7 Hasil Tes Formatif pada Siklus II Pertemuan Pertama ... 47 4.8 Hasil Penelitian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II

Pertemuan Kedua ... 48 4.9 Hasil Tes Formatif pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 49 4.10 Pengamatan Aktivitas dan Hasil belajar siswa dalam

(67)

1. Tim Penguji Penguji 1

Dr. Sulton Djasmi, M.Pd ...

Penguji 2

Drs. Siswantoro, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003

(68)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA TEMA KELUARGA BAGI SISWA KELAS III SDS SWADHIPA BUMISARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : PARTINI Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079085 Program Studi : S1 PGSD SKGJ

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

(69)

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat teriring salam semoga senantias tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW, para sahabat dan keluarganya.

Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Inquiry pada Tema Keluarga Bagi Siswa Kelas III SDS Swadhipa Bumisari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/201 alah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak sehingga dalam kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. 3. Bapak Darsono Selaku Ketua Program Studi Universitas Lampung

4. Bapak Dr. Sulton Djasmi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan petunjuknya dalam penulisan skripsi ini

5. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan bahasan/usulan serta saran-sarannya dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Suryani, A.Ma.Pd selaku Kepala Sekolah SDS Swadhipa Natar Lampung Selatan yang telah memberikan izin serta fasilitas yang ada di sekolah.

(70)

juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan pembuatan tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi sekolah, siswa serta menambah wawasan serta cakrawala pengetahuan bagi kita semua. Amin.

Bumisari, Januari 2013 Penulis

(71)

1. Jalani hidup harus lebih baik dari pada sekarang dan juga bisa membahagiakan orang yang berada di dekat saya baik suka maupun duka terutama orang tua saya, saya akan memberikan yang terbaik untuk mereka.

(72)

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : PARTINI

NPM : 1013079085

Program Studi : S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Laporan : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

INQUIRY PADA TEMA KELUARGA BAGI SISWA KELAS III SDS SWADHIPA BUMISARI KECAMATAN NATAR

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Menyatakan bahwa penelitian tugas akhir adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan sepanjang sepengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau situlis oleh orang lain atau dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan menyelesaikan studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, ... 2013 Yang membuat pernyataan

PARTINI

(73)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita sehingga tugas skripsi ini dapat terselesaikan.

Dengan segala kerendahan hati dan mohon ridho-Mu kami persembahkan skripsi ini untuk : 1. Ibu, Suami tercinta dan

anak-dukungannya dalam menyelesaikan tugas skripsi ini.

(74)

Penulis dilahirkan di Bumisari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tanggal 10 Juni 1966.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di selesaikan di SDN Bumisari pada tahun 1970. Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP) di SMP Negeri I Natar pada tahun 1982. Kemudian melanjutkan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) SPGN I Tanjung Karang tahun 1985 dan pada tahun 1988 penuilis menyelesaikan D1 (PGSLTPN) di Tanjung Karang tahun 2010. Penulis melanjutkan kembali pendidikan S1 dalam Jabatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Gambar

Gambar
Tabel   Validitas Kuisioner
Tabel Validitas Quisioner  .....................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Faktor pendukung Kinerja Organisasi Dalam Pelayanan Publik Kecamatan Samarinda Ulu adalah sebagai organisasi pelayanan publik dilihat dari struktur organisasinya yang meliputi

Dalam penyelesaikan perkara tindak pidana anak, terdapat pendekatan lainnya untuk menyelesaian yang sebenarnya merupakan diversi yakni melalui penerapan diskresi

Output device bisa diartikan sebagai peralatan yang berfungsi untuk mengeluarkan hasil pemrosesan ataupun pengolahan data yang berasal dari CPU kedalam

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Talaud mengalami penurunan sebanyak 531

2 Beasiswa diberikan paling lama 4 (empat) tahun dengan evaluasi perkembangan akademik setiap semester, dengan ketentr-nn Indeks Prestasi Kurnulatif ( ipKj

Maka dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh yang signifikan metode pemetaan pikiran (mind mapping) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Darul Huda

Gambar 3.19 potongan source code pengambilan data laporan dari aplikasi mobileError.. Bookmark

Indikator Kinerja Kegiatan 001 Jumlah Penyelesaian Administrasi Perkara (yang Sederhana, dan Tepat Waktu) Ditingkat Pertama dan Banding di Lingkungan Peradilan Agama (termasuk