LAMPIRAN
Data Hasil Pengukuran Intensitas Cahaya Matahari Menggunakan Pyranometer
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fachri, Muhammad Rizal, 2015, “Pemantauan Parameter Panel Surya Berbasis Arduino
Secara Real Time”. Jurnal rekayasa elektrika, Vol. 11, hal 123-128.
[2] Narkhede, Sushen, and Rajpritam, “Modeling of photovoltaic Array” Thesis, Orissa: National
Institute of Technology Rourkela.
[3] Sharma Dinesh Kumar, Dr., 2011,“Training Manual For Engineers on solar PV System”
Chapter 3, Chaulagain Narayan Prasad, hal 7-39.
[4] Labouret, Anne, and Villoz Michel, 2010,”Solar Photovoltaic Energy”. London: The
Institution of Engineering and Technology,.
[5]Moller,H. J., 1993,“Semiconductors for Solar Cells”. Norwood, MA: Artech House.
[6] Kniel, Gir,“ How Do Photovoltaics Work?”
[7] 2005,“Planning and Installing Photovoltaic Systems: A Guide for Installer, Architecs dan
Egineers”.2nd. London: Earthscan.
[8] Goswami, D Yogi,2015,“Principles of Solar Engineering” Third Edition. Florida: CRC Press.
[9] S., Satwiko,2012, “Uji Karakteristik Sel Surya Pada Sistem 24 Volt DC Sebagai Catudaya
pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid”, Jakarta Timur: Universitas Negeri Jakarta.
[10] Rekioua, Djamila, and Ernest Matagne, 2012,“Optimization of Photovoltaic Power Systems
Modelization, Simulation and Control”, London: Springer.
[11] Datasheet Panel surya, 2013, [online]:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Proses Penelitian
Diagram alir penelitian diperlihatkan pada Gambar 3.1. Pengukuran menggunakan alat
ukur Arduino Energi Meter dan PC sebagai monitor. Pada sistem kerja alat ukur ini terdapat rutin
pembacaan sensor yang berfungsi membaca keadaan lingkungan (keluaran parameter panel
surya). Sementara pembacaan sensor, Arduino akan mengontrol penuh pembacaan sensor
tersebut dan hasil pembacaan sensor akan ditampilkan pada PC yang terintegrasi ke spreadsheet excel.
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Hubungkan alar ukur ke PC
Masukkan sketch program alat ukur Menampilkan program arduino
Hubungkan kabel alat ukur ke terminal output panel surya
Aktifkan Ms. Excel pada aplikasi PLX-DAQ
Menampilkan data parameter pada excel
Pengumpulan,pengolahan dan analisis data
Selesai mulai
Inisialisasi
program
A
3.2 Sistem Pengukuran Panel Surya
Sistem pemantauan dan struktur alat diperlihatkan pada Gambar 3.2. Perangkat yang
digunakan pada sistem ini adalah Mikrokontroller berbasis Arduino, sensor arus, sensor
tegangan dan sensor temperatur sebagai feedback antara dunia analog (hubungan yang
manusiawi antara lingkungan yang sifat alaminya) dengan dunia digital, data akuisisi
PLX-DAQ yang terintegrasi ke spreadsheet excel, catu daya dan PC. Kabel konduktor digunakan sebagai penghubung antara kutub output panel dengan port I/O sensor dan kabel serial RS232 sebagai komunikasi antara PC dan Alat ukur Arduino Energi Meter serta sebagai transfer daya
sebesar 5 V dari PC ke Arduino Energi Meter. Program PLX-DAQ digunakan sebagai interface antara mikrokontroler dengan spreadsheet excel untuk membaca sel atau menulis pada excel dengan cepat. Program akuisisi ini dapat membaca parameter eksperimental karakteristik pada arduino dan dapat menghasilkan output yang memadai tanpa mengkompilasi ulang seluruh
kode program
.
Parameter keluaran panel surya, yaitu tegangan, arus dan temperatur, diperoleh dari hasil
pembacaan sensor tegangan, sensor arus dan sensor temperatur. Hasil pembacaan ketiga sensor
ini ditransmisikan ke Arduino untuk mengontrol penuh pembacaan ketiga sensor tersebut
dengan waktu tunda 10 detik tiap pengukuran dan kemudian mentransmisikannya ke sistem data
akuisisi PLX-DAQ. Selama proses pencatatan hasil pembacaan sensor tersebut akan disimpan,
diplot dan dianalisis di spreadsheet excel secara real time.
Gambar 3.2 SistemPemantauanPanel Surya Panel
Surya
Sensor arus
Sensor tegangan
Sensor temperatur
Arduino
3.3 Peralatan dan Bahan Pengukuran
Untuk melakukan pengujian dibutuhkan peralatan-peralatan yang meliputi:
1. Pyranometer
Digunakan untuk mengukur intensitas radiasi matahari. Satuan alat ukur ini adalah W/m2. Spesifikasi dari pyranometer yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1 [11].
Tabel 3.1 Spesifikasi Pyranometer
Parameter
pengukuran
Intensitas radiasi dengan interval 1
detik
Rentang
pengukuran
0 sampai 1280 W/m2
Temperatur kerja Temperatur : -40 0C sampai 75 0C (-40 0F sampai 167 0F)
Akurasi =10.0 W/m2 atau +/- 5%. Tambahan temperatur error 0.38
W/m2/0C dari 250C (0.21 W/m2/0F dari 77 0F)
Resolusi 1.5 W/m2
Penyimpangan <+/- 2% per tahun
Panjang kabel 3 meter (9.8 kaki)
Berat 120 gram (4.0 ons)
Dimensi Tinggi 41 mm x Diameter 32 mm
(1 5/80 x 1 1/40)
(sumber: HOBO Micro station user’s guide)
2. Panel surya
Gambar 3.4 dengan masing-masing panel berkapasitas 100 Wp. Dimana kedua panel
surya memiliki spesifikasi yang sama, yang ditunjukkan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3
[12].
Tabel 3.2 Spesifikasi Panel SuryaPolycrystalline Tipe RPV-100-P10
Kondisi pengujian standar : ST = 1000 W , Temperatur = 250 C, A.M 1,5 Model Panel PUL – 100 – P10
Daya maksimum rata – rata 100 W
Tegangan rangkaian terbuka
(Voc)
22.54 V
Arus hubung singkat (Isc) 5.79 A
Tegangan pada daya
maksimum (Vm)
18.90 V
Arus pada daya maksimum
(Im)
5.33 A
Toleransi output 0 -/+ 3%
Temperatur nominal kerja -40 – 850C
Berat 8.8 KG
Gambar 3.3 Panel Surya Jenis Polycrystalline Tipe RPV-100-P10
Tabel 3.3 Spesifikasi Panel Surya Monocrystalline Tipe RPV-100-M10 Model Panel PUL – 100 – M10
Daya maksimum rata – rata 100 W
Tegangan rangkaian terbuka
(Voc)
22.54 V
Arus hubung singkat (Isc) 5.79 A
Tegangan pada daya
maksimum (Vm)
18.90 V
Arus pada daya maksimum
(Im)
5.33 A
Toleransi output 0 -/+ 3%
Temperatur nominal kerja -40 – 850C
Berat 8.8 KG
Teknologi sel Mono – Si
Gambar 3.4 Panel Surya Jenis Monocrystalline RPV-100-M10
3. Arduino Energi Meter
Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan rangkaian terbuka (Voc), arus hubung
singkat (Isc) dan temperatur (0C) pada panel surya adalah mikrokontroller berbasis Arduino yang telah dirancang dengan perangkat sensor yang terkalibrasi. Alat ukur
Arduino Energi Meter yang diperlihatkan pada Gambar 3.5 terdiri dari beberapa
komponen yaitu:
A. Arduino uno
B. Sensor tegangan
C. Sensor arus ACS712 5 A
D. Sensor temperatur DS18B20
E. Kabel serialRS232
F. Kabel konduktor
Gambar 3.5 Komponen Arduino Energi Meter
E
D
A C
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS D9ATA
4.1Kondisi Pengujian Penelitian
Waktu pengujian dimulai dari pukul 10.40 – 15.30 WIB pada tanggal 2 juni 2016.
Pengambilan data intensitas cahaya matahari dilakukan tiap selang waktu 1 menit dengan
menggunakan Software HOBOware Pro, yang mampu menampilkan data dan grafik secara
langsung, di Laboratorium Mesin S2 Universitas Sumatera Utara. Sampel besar intensitas cahaya
matahari saat pengukuran diperlihatkan pada Tabel 4.1 dan data hasil pengukuran radiasi
keseluruhan ditampilkan pada LAMPIRAN. Grafik intensitas cahaya matahari saat pengukuran
diperlihatkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik Intensitas Cahaya Matahari Saat Pengukuran
Besar intensitas cahaya matahari yang ditampilkan tiap menit dikumpulkan dan diolah
kembali untuk mendapat nilai rata-rata tiap jam. Sampel perhitungan rata-rata intensitas cahaya
matahari diperlihatkan pada Tabel 4.2. Berdasarkan perhitungan itu, maka diperoleh berapa besar
rata-rata intensitas cahaya matahari tiap jam waktu pengujian seperti yang diperlihatkan pada
Tabel 4.2 SampelPerhitungan Rata-rata Besar Intensitas Cahaya Matahari
waktu (Jam) Solar Radiation, W/m2 Urutan (U)
10:42 531.9 1
Catatan: Persamaan diatas berlaku untuk perhitungan rata-rata radiasi tiap jam waktu pengujian.
Tabel 4.3 Besar Rata-rata Intensitas Cahaya Matahari Tiap Jam
4.2Pengukuran Tanpa Beban
Dalam bab ini, dilakukan pengukuran langsung tanpa beban pada panel surya dan sistem
pemantauankinerja operasi panel surya pada kondisi nyata. Pengukuran ini bertujuan untuk
menganalisis karakteristik panel surya berdasarkan data hasil pengukuran secara real time
menggunakan Arduino Energi Meter. Lokasi untuk pengukuran dilakukan di lantai 4 Gedung
Departemen Teknik Elektro FT USU. Pengukuran tanpa beban dilakukan pada panel surya jenis
polycrystalline PUL-100-P10 dan monocrystalline PUL-1000-P10. Posisi kedua panel tersebut pada sudut 00 terhadap bidang horizontal lantai. Sistem pengukuran tanpa beban pada panel surya
menggunakan Arduino Energi Meter diperlihatkan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 PengukuranTanpa Beban padaPanel Surya dengan Posisi 00 Terhadap Bidang
Horizontal Lantai Menggunakan Arduino Energi Meter
Karena alat ukur tidak dapat mengukur kedua panel surya secara paralel (secara
bersamaan dalam waktu yang sama) maka pembacaan oleh alat ukur dilakukan dengan waktu
sebaliknya secara bergantian pada tiap panel selama waktu pengujian. Berdasarkan data hasil
pengukuran, diperoleh sampel hasil pengamatan terhadap parameter keluaran panel surya jenis
polycrystalline yaitu VOC, ISC dan OC dalam waktu 1 menit dengan waktu tunda 10 detik
kemudian dirata-ratakan dalam selang waktu 1 menit seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.4.
Data keseluruhan diolah kembali dan diambil nilai rata-rata pengukuran tiap panel tiap menit
waktu pengujian yang ditampilkan pada LAMPIRAN. Kemudian data itu dirata-ratakan tiap
jam waktu pengujian sehingga data dapat dianalisis tiap jam terhadap besar rata-rata intensitas
cahaya matahari.
Tabel 4.4 Sampel Hasil
Pengamatan Terhadap
Parameter Keluaran Panel
Surya dalam Waktu 1 Menit
dengan Waktu Tunda 10 Detik
Perhitungan untuk mendapatkan besar rata-rata Voc, Isc dan oC tiap 1 menit :
VOC =
19.35+19.35
2 = 19.35 �
ISC =
4.48+4.48+4.48
3 = 4.48 �
Waktu
(Jam) VOC (V) ISC (A) oC
11:09:07 0 4.48 44.88
11:09:18 19.35 0 44.38
11:09:28 0 4.48 43.94
11:09:39 19.35 0 43.25
11:09:50 0 4.48 43.5
o
C =44.88+44.38+43.94+43.25+43,5
5 = 44.38
o C
Catatan : Untuk pengukuran karakteristik tanpa beban, bahwa saat melakukan pengukuran
tegangan (Voc) maka arus (Isc) dalam keadaan tidak mengalir (=0) dan sebaliknya. Perhitungan
diatas berlaku untuk menentukan besar rata-rata VOC, ISC dan oC tiap panel tiap jam waktu
pengujian.
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh nilai rata-rata intensitas cahaya matahari, Isc, Voc
dan 0C dengan panel surya pada posisi 00 terhadap bidang horizontal lantai yang ditampilkan pada
Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Nilai Intensitas Cahaya Matahari, Isc,Voc dan Temperatur dengan Panel Surya pada
Posisi 00 terhadap Bidang Horizontal Lantai
Waktu (Jam)
Solar
Radiasi
(w/m2)
Temperatur
( 0C )
Polycrystalline Monocrystalline
Isc (A) Voc (V) Isc (A) Voc (V)
10:00 – 10:59 566.73 44.23 4.91 19.49 3.51 19.94
11:00 – 11:59 592.38 44.91 4.54 19.39 4.41 19.83
12:00 – 12:59 709.93 44.29 5.31 19.16 5.03 19.12
13:00 – 13:59 615.54 46.82 4.5 19.2 4.58 19.62
14:00 – 14:59 294.85 44.69 3.62 19.43 3.71 20.52
15:00 – 15:30 361.89 43.72 3.37 19.72 3.34 20.09
Nilai Voc dan Isc pada Tabel 4.5 akan digunakan untuk perhitungan daya keluaran dan efisiensi
Untuk menghitung daya yang dibangkitkan panel surya diperlukan nilai Voc dand Isc.
Berdasarkan Tabel 4.5, akan digunakan untuk perhitungan daya keluaran panel surya dengan
menggunakan Persamaan 2.4 yaitu :
Pout = �ocIsc FF
dimana:
Pout : Daya yang dibangkitkan oleh panel surya (Watt)
Voc : Tegangan rangkaian terbuka panel surya (Volt)
Isc : Arus hubung singkat panel surya (Ampere)
FF : Faktor pengisian panel surya
Besar FF (fill factor) dapat dicari menggunakan Persamaan 2.2 :
FF = ��� −ln(��� +0.72)
���+1
Akan diperoleh hasil perhitungan nilai FF berdasarkan Tabel 4.5 yaitu:
a. Untuk panel surya jenis polycrystalline
1. FF = ��� −ln(��� +0.72)
1. FF = ��� −ln(��� +0.72)
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data nilai FF pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan FF pada Panel Surya Waktu (Jam)
Polycrystalline Monocrystalline
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 dan Persamaan 2.4, dapat diperoleh nilai daya keluaran
tiap jam untuk panel surya yang diujikan.
a. Untuk panel surya jenis polycrystalline
1. Pout = �ocIsc FF = 19.49 x 4.91 x 0.8043 = 76.97 W
2. Pout = �ocIsc FF = 19.39 x 4.54 x 0.8037 = 70.75 W
3. Pout = �ocIsc FF = 19.16 x 5.31 x 0.801 = 81.49 W
4. Pout = �ocIsc FF = 19.2 x 4.5 x 0.802 = 69.29 W
5. Pout = �ocIsc FF = 19.43 x 3.62 x 0.8041 = 56.56 W
6. Pout = �ocIsc FF = 19.72 x 3.37 x 0.806 = 53.56 W
b. Untuk panel surya jenis monocrystalline
1. Pout = �ocIsc FF = 19.94 x 3.51 x 0.8076 = 56.52 W
2. Pout = �ocIsc FF = 19.83 x 4.41 x 0.8069 = 70.56 W
3. Pout = �ocIsc FF = 19.12 x 5.03 x 0.8018 = 77.11 W
4. Pout = �ocIsc FF = 4.58 x 19.62 x 0.8054 = 72.37 W
5. Pout = �ocIsc FF = 20.52 x 3.71 x 0.812 = 61.82 W
6. Pout = �ocIsc FF = 3.34 x 20.09 x 0.8086 = 54.26 W
11:00 – 11:59 592.38 44.91 4.54 19.39 0.8037 4.41 19.83 0.8068
12:00 – 12:59 709.93 44.29 5.31 19.16 0.801 5.03 19.12 0.8018
13:00 – 13:59 615.54 46.82 4.5 19.2 0.802 4.58 19.62 0.8054
14:00 – 14:59 294.85 44.69 3.62 19.43 0.8041 3.71 20.52 0.812
Berdasarkan hasil perhitungan daya, pada Tabel 4.7 menunjukkan hasil perhitungan daya
keluaran panel surya.
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Daya Keluaran Panel Surya
4.4Hasil Perhitungan Efisiensi Panel Surya
Hasil perhitungan daya keluaran panel surya pada Tabel 4.7 akan digunakan untuk
menghitung nilai efisiensi panel surya. Untuk menentukan nilai efisiensi panel surya
menggunakan Persamaan 2.5.
� =����
Polycrystalline monocrystalline
Pin = J. A
dimana : Pout : Daya yang dibangkitkan panel surya ( W )
Pin : Daya yang diterima panel surya ( W )
J : Intensitas cahaya matahari ( W/m2)
A : Luas penampang panel surya ( m2 )
Dengan luas penampang panel surya jenis polycrystalline ( 0.67 m x 1.06 m = 0.7102 m2 ) dan panel surya jenis monocrystalline ( 0.54 m x 1.21 m = 0.6534 m2), nilai efisiensi panel surya dihitung untuk setiap jam yang diujikan.
a. Untuk panel surya jenis polycrystalline 1. Pin = J. A = 566.73 x 0.7102 = 402.491 W/m2
2. Pin = J. A = 592.73 x 0.7102 = 420.708 W/m2
3. Pin = J. A = 709.93 x 0.7102 = 504.192 W/m2
4. Pin = J. A = 615.54 x 0.7102 = 437.156 W/m2
5. Pin = J. A = 294.85 x 0.7102 = 209.402 W/m2
6. Pin = J. A = 361.89 x 0.7102 = 257.014 W/m2
b. Untuk panel surya jenis monocrystalline 1. Pin = J. A = 566.73 x 0.6534 = 370.301 W/m2
2. Pin = J. A = 592.73 x 0.6534 = 387.061 W/m2
3. Pin = J. A = 709.93 x 0.6534 = 463.868 W/m2
4. Pin = J. A = 615.54 x 0.6534 = 402.193 W/m2
5. Pin = J. A = 294.85 x 0.6534 = 192.654 W/m2
Berdasarkan data hasil perhitungan daya yang masuk, dapat dicari nilai efisiensi untuk
masing-masing panel surya yang diuji.
a. Untuk jenis panel surya polycrystalline 1. � =�����
�� ×100% = 76.97
402.491×100%= 19.12%
2. � =����
��� ×100% = 70.75
420.708×100%= 16.81%
3. � =����
��� ×100% = 81.49
504.192×100%= 16.16%
4. � =�����
�� ×100% = 69.46
437.156×100%= 15.88%
5. � =����
257.014×100%= 20.84%
b. Untuk panel surya jenis monocrystalline 1. � =�����
Sehingga berdasarkan data hasil perhitungan, diperoleh data hasil perhitungan efisiensi untuk
Tabel 4.8 a) Hasil Perhitungan Efisiensi Panel Surya Jenis Polycristalline
Tabel 4.8 b) Hasil Perhitungan Efisiensi Panel Surya Jenis Monocrystalline Waktu (Jam)
Solar Radiasi
(w/m2)
Temperatur
( 0C )
Polycrystalline
Isc (A) Voc (V) FF Pout (w) Pin (w) efisiensi (% )
10:00 – 10:59 566.73 44.23 4.91 19.49 0.8043 76.97 402.491 19.12%
11:00 – 11:59 592.38 44.91 4.54 19.39 0.8037 70.75 420.708 16.81%
12:00 – 12:59 709.93 44.29 5.31 19.16 0.801 81.49 504.192 16.16%
13:00 – 13:59 615.54 46.82 4.5 19.2 0.8039 69.46 437.156 15.88%
14:00 – 14:59 294.85 44.69 3.62 19.43 0.80405 56.55 209.402 27%
15:00 – 15:30 361.89 43.72 3.37 19.72 0.806 53.56 257.014 20.84%
Waktu (Jam)
Solar Radiasi
(w/m2)
Temperatur
(0C)
Monocrystalline
Isc (A) Voc (V) FF Pout (w) Pin (w) efisensi (%)
10:00 – 10:59 566.73 44.23 3.51 19.94 0.8076 56.52 370.3 15.26%
11:00 – 11:59 592.38 44.91 4.41 19.83 0.8068 70.55 387.06 18.22%
12:00 – 12:59 709.93 44.29 5.03 19.12 0.8018 77.11 463.868 16.62%
13:00 – 13:59 615.54 46.82 4.58 19.62 0.8054 72.37 402.19 17.99%
14:00 – 14:59 294.85 44.69 3.71 20.52 0.8115 61.78 192.65 32.06%
0
monocrystalline polycrystalline Solar Radiasi (w/m2) 4.5Analisis Karakteristik Paremeter Keluaran Panel Surya
Dari data hasil pengukuran pada Tabel 4.5 diperoleh nilai VOC dan ISC, dianalisis untuk
mengetahui waktu pengujian dimana tegangan dan arus maksimum yang dihasilkan oleh panel
surya seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Radiasi Terhadap Perubahan Tegangan VOC Panel Surya
Dari Gambar 4.4 terlihat bahwa tegangan yang dihasilkan panel surya jenis
monocrystalline pada jam 14.00-14.59 lebih besar dibandingkan waktu pagi dan sore hari sebesar 20.52 V dengan intensitas radiasi 294.85 W/m2 dan tegangan yang dihasilkan panel surya jenis
polycrystalline pada jam 15.00-15.30 lebih besar dibandingkan waktu pagi dan siang hari sebesar 19.72 V dengan intensitas radiasi 361.89 W/m2. Tetapi pada jam 12.00-12.59 menunjukkan
intensitas radiasi sebesar 709.93 W/m2justru tegangan yang dihasilkan kedua panel surya lebih
kecil. Dari gambar tersebut juga menerangkan bahwa besar intensitas radiasi tidak terlalu
mempengaruhi besar perubahan tegangan yang dihasilkan seperti pada panel surya jenis
0
monocrystalline polycrystalline Solar Radiasi (w/m2) efek intensitas radiasi seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Grafik Pengaruh Radiasi Terhadap Perubahan Arus ISC Panel Surya
Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa perubahan arus secara signifikan cenderung mengikuti
perubahan besar intensitas radiasi. Panel surya jenis polycrystalline dan monocrystalline sama-sama menghasilkan besar arus yang lebih besar pada jam 12.00-12.59 dibandingkan waktu pagi
dan sore hari. Dimana besar arusnya 5.31 A dan 5.03 A pada intensitas radiasi 709.93 W/m2.
Dapat dilihat pada jam 12.00 – 14.59 besar arus menurun mengikuti perubahan intensitas.
Besar arus dan tegangan bergantung pada perubahan intensitas radiasi dan perubahan
temperatur (temperatur lingkungan panel surya tidak sama dengan temperatur permukaan panel
surya) seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.6, juga diakibatkan oleh pengaruh kecepatan
angin di sekitar panel surya yang dapat mendinginkan temperatur permukaan panel surya terhadap
perubahan arus. Sehingga besar tegangan dan arus seperti pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 tidak
0
Gambar 4.6 Grafik Perubahan Intensitas dan Perubahan Temperatur
Dari Gambar 4.6 diperlihatkan bahwa perubahan temperatur yang berubah-ubah sangat
bergantung pada besar intensitas radiasi dan kondisi cuaca sperti awan yang menutupi matahari
seperti terlihat pada jam 13.00-14.59 mengalami penurunan intensitas radiasi. Besar perubahan
temperatur pada permukaan panel surya tidak selalu sama dengan kondisi perubahan temperatur
pada sekitar panel karena kecepatan angin, yang mampu mendinginkan temperatur permukaan
panel surya, sangat mempengaruhi besar tegangan dan arus yang dihasilkan oleh panel surya.
Pada datasheet panel surya dapat dilihat adanya toleransi output sebesar 0~3%. Hal ini
berarti adanya penurunan output panel surya setiap kenaikan temperatur permukaan panel surya
diatas 25 0C berdasarkan kondisi pengujian standar. Jadi, toleransi terhadap temperatur menjadi
0
monocrystalline polycrystalline Solar Radiasi (w/m2) 4.6Analisis Daya Keluaran Panel Surya
Berdasarkan hasil perhitungan daya output pada Tabel 4.7, dianalisis untuk mengetahui
waktu pengujian yang dapat menghasilkan daya ouput paling besar pada panel surya jenis
polycrystalline dan jenis monocrystalline pada tiap jam yang diujikan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Grafik Perubahan Daya Keluaran Panel Surya
Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa kedua panel surya menghasilkan daya keluaran paling
besar pada jam 12.00-12.59 karena radiasi yang dihasilkan pada waktu pengujian itu lebih besar.
Dengan besar radiasi 709.93 W/m2 panel surya jenis polycrystalline menghasilkan daya sebesar 81.49 W dan jenis monocrystalline menghasilkan daya sebesar 77.11 W. Pada jam 10.00-12.59 dapat dilihat bahwa kenaikan besar daya keluaran mengikuti kenaikan intensitas radiasi tetapi
setelah jam 12.59 mengalami perubahan intensitas yang signifikan sehingga daya keluaran panel
0
monocrystalline polycrystalline Solar Radiasi (w/m2) hari dan sore hari karena sangat dipengaruhi kondisi cuaca yang berubah-ubah.
4.7Analisis Efisiensi Kinerja Panel Surya
Dari Tabel 4.8 diperoleh grafik hasil perhitungan efisiensi seperti pada Gambar 4.8 dan
dianalisis untuk mengetahui waktu pengujian dan efisiensi kinerja kedua jenis panel surya yang
diuji. Dari Gambar 4.8, dapat dilihat efisiensi kinerja kedua jenis panel surya. Bahwa panel surya
Gambar 4.8 Grafik Efisiensi Kinerja Panel Surya
jenis monocrystalline mampu berkerja dengan besar efisiensi sampai 32.07% dan panel surya jenis polycrystalline mampu bekerja dengan besar efisiensi sampai 27.01% dimana keduanya bekerja pada intensitas radiasi yang yang sangat kecil, yaitu 294.85 W/m2, pada jam 14.00-14.59.
Besar efisiensi ini sangat bergantung pada intensitas radiasi, bahan material dan luas panel surya.
Sebagai tambahan, untuk menggambarkan kinerja panel surya juga sangat bergantung pada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sistem pengukuran langsung dan secara real time memberikan informasi yang nyata
terhadap karakteristik panel surya.
2. Keakuratan pembacaan parameter panel surya sangat ditentukan oleh keakuratan
pembacaan sensor arus, sensor tegangan dan sensor temperatur.
3. Berdasarkan data hasil pengukuran, panel surya jenis polycrystalline mampu membangkitkan Voc 19.72 V, Isc 5.31 A, Pout 81.49 W dan jenis monocrystalline mampu membangkitkan Voc 20.52 V, Isc 5.03 dan Pout 77.11 W.
4. Panel surya jenis polycrystalline bekerja dengan efisiensi hingga 27% dan panel surya jenismonocrystalline bekerja dengan efisiensi hingga 32.06%.
5.2 Saran
Adapun saran yang diharapkan sebagai pengembangan Tugas Akhir ini adalah :
1. Untuk memaksimalkan daya keluaran panel surya, dapat dilakukan dengan
pengaturan sudut kemiringan panel surya terhadap titik azimuth matahari dan
memanfaatkan penambahan reflektor pada sisi- sisi panel surya.
2. Penelitian dapat dilakukan dengan meneliti kecepatan angin, perubahan temperatur
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Energi Matahari
Energi dari matahari disuplai dalam bentuk radiasi. Energi dihasilkan dalam inti matahari
melalui proses fusi dari atom Hydrogen ke Helium. Jarak yang cukup jauh matahari dari
permukaan bumi menyebabkan hanyalah sebagian kecil saja dari radiasi matahari yang dapat
mencapai permukaan bumi [2]. The World Radiation Center (WRC) sudah mengadopsi nilai
1367(��2)sebagai konstanta matahari (solar constant) [3]. Berdasarkan total radiasi matahari yang dipancarkan ke permukaan bumi terhadap lapisan atmosfer diestimasikan sekitar
342
(�
�2)[2]
.
Berbagai komponen radiasi matahari diperlihatkan pada Gambar 2.1 [3].Gambar 2.1Berbagai Komponen Radiasi Terhadap Permukaan Bumi
2.2 Energi Matahari Mencapai Permukaan Bumi
radiasi secara tersebar. Intensitas cahaya matahari juga bergantung pada waktu tahunan dan letak
geografis [3]. Distribusi radiasi matahari diperlihatkan pada Gambar 2.2 [2].
Gambar 2.2 Distribusi Radiasi Matahari
Ilustrasi gambar diatas dapat dijelaskan bahwa lapisan atmosfer paling atas menerima
342
(��2)
. 77
(�
�2)direfleksikan
, 67
(�
�2) dipantulkan ke atmosfer danenergi sebesar
198
(� �2)
diserap permukaan bumi tetapi
30
(��2)direfleksikan kembali. Radiasi matahari yang melewati
atmosfer menyebabkansebagian radiasi diserap dan sebagian radiasi tersebar. Radiasi matahari
yang diterima oleh permukaan bumi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu [4]:
a. Radiasi langsung (direct radiation atau beam radiation)
Radiasi langsung adalah radiasi yang diterima dari matahari dalam suatu garis lurus,
tanpa penyebaran oleh atmosfer yang sinarnya sejajar satu sama lain. Oleh karena itu, radiasi
langsung dapat menciptakan bayangan dan dapat dikonsentrasikan oleh cermin.
b. Radiasi tersebar (diffuse radiation)
Radiasi menyebar terdiri dari cahaya yang tersebar oleh atmosfer (udara, awan dan
aerosol). Difusi adalah fenomena yang menyebarkan cahaya matahari menuju ke segala arah. Di
langit, sinar matahari disebarkan oleh molekul udara, butiran uap air (awan) dan debu. Tingkat
Radiasi pantulan adalah radiasi yang dipantulkan oleh tanah, yang bergantung pada
keadaan lingkungan sekitar. Contohnya yaitu salju, yang memantulkan radiasi dengan jumlah
yang besar sedangkan aspal nyaris tidak memantulkan radiasi.
2.3 Spektrum Cahaya Matahari
Efisiensi panel surya bergantung pada distribusi spektrum cahaya matahari. Meskipun
radiasi dari pemukaan matahari cukup konstan, pada saat mencapai permukaan bumi,
efisiensinya sangat beragam karena adanya proses difusi di atmosfer bumi. Jarakdimana radiasi
matahari harus melewati atmosfer untuk mencapai permukaan bumi disebut Air Mass “AM” [3].
AM 1.5 (setara dengan sudut datang matahari sebesar 48.2º dari bidang vertikal atau
41.8º dari bidang horizontal) sudah menjadi standar untuk standar panel surya. AM dapat
diestimasikan pada setiap lokasi menggunakan Persamaan (2.1) [3] :
AM =�1 +�ℎ��
2
(2.1)
Dimana s adalah panjang bayangan suatu benda yang berketinggian h.
Pyranometer ialah alat untuk mengukur radiasi matahari yang dirancang untuk merespon
setiap panjang gelombang sehingga diperoleh nilai yang akurat dari total daya dalam setiap
spektrum yang terjadi. Contoh spektrum distribusi radiasi diperlihatkan pada Gambar 2.3 [5].
2.4 Gerakan Posisi Matahari
Pada sistem panel surya sangat penting untuk menghadapkan modul di sudut yang
memungkinkan sinar matahari jatuh ke permukaan modul terhadap permukaan horizontal tanah
untuk intensitas dan durasi yang mungkin maksimum. Sudut dimana modul cenderung disebut
kemiringan sudut. Untuk menentukan sudut kemiringan yang optimal maka sangat penting
menemukan posisi letak matahari terhadap permukaan bumi.
Rotasi harian bumi pada porosnya dan rotasi tahunan kemiringan
bumimengitarimatahari,keduanya mempengaruhi sudut dimana sinar matahari melewati atmosfer
seperti yangterlihat darisetiap titik di bumi. Posisi situs bumi sehubung dengan matahari
adalahditentukan oleh dua sudut yang terus berubah, yaitu : jam matahari dan sudut deklinasi,
dengan satu sudut tetap yang menentukan lokasi situs di bumi, yaitu lintang [3].
Sudut jam matahari untuk lokasi tertentu tergantung pada posisi sesaat daribumi dalam
rotasi aksial. Karena bumi membuat 3600 putaran penuh dalam 24 jam, yangsudut jam berubah 150 setiap jam. Sudut jam diukur dari meridian lokal,atau titik tertinggi matahari di langit pada siang hari matahari (tidak harus jam 12.00 ), dengansudut antara matahari terbit dan siang
menjadi positif dan sudut setelah tengah hari menjadinegatif [3].
Sudut deklinasi matahari adalah sudut posisi matahari pada titik tertinggi di
langitsehubungan dengan bidang ekuator itu tergantung pada posisi sesaat bumi di revolusinya
mengelilingi matahari. Perubahan sudut deklinasi disebabkan oleh hal yang sederhana :
kemiringan sumbu bumi dari 23.34o tetap konstan dan dalam arah yang sama selamaseluruh orbit bumi mengelilingi matahari. Di belahan bumi utara, sudut deklinasimencapai sisi paling utara
dan puncakpositif +23.450 pada 21 Juni ( titik balik matahari musim panas )dan jatuh padasisi yang paling selatan dan puncak negatif dari -23.450 pada 21 Desember ( titikbalik matahari musim dingin ). Gerakan semu matahari ditunjukkan dalam Gambar 2.4untuk pengamat pada
Gambar 2.4 Gerakan Posisi Matahari
2.5 Photovoltaic
Edmund Bequerel adalah seorang fisikawan asal perancis yang mencatat efek fotolistrik
pada tahun 1839. Dia menemukan bahwa bahan-bahan tertentu memiliki property untuk
menghasilkan sejumlah kecil arus listrik ketika terkena sinar matahari. Pada tahun 1905, Albert
Einstein menggambarkan sifat cahaya dan efek fotolistrik yang telah menjadi prinsip dasar
untuk teknologi photovoltaic. Modul photovoltaic pertama dibuat di laboratorium Bell pada
tahun 1954 [6].
2.5.1 Cara Kerja Sel Photovoltaic
Cara kerja sel photovoltaic berdasarkan pada prinsip dasar efek fotolistrik. Jadi, dalam sel
Photovoltaic, ketika cahaya matahari mengenai permukaannya, sebagian energi matahari diserap
bahan semikonduktor tersebut. Jika energi yang diserap lebih besar dari energi semikonduktor,
elektron dari ikatan valensinya akan bebas. Oleh sebab itu, sepasang elektron-hole dibentuk dalam
itu dipaksa menuju arah yang istimewa. Elektron yang mengalir ini merupakan arus dan dapat
digunakan pada penggunaan eksternal dengan menghubungkan pelat logam di atas dan bawah sel
photovoltaic. Prinsip kerja sel surya digambarkan sebagai Gambar 2.5 [2].
Gambar 2.5Cara Kerja Sel surya
Panel surya terbuat dari bahan semikonduktor yang tersusun dari lapisan tipe p dan tipe
n. Lapisan tipe p dan lapisan tipe n yang bertemu akan menciptakan P – N junction. Prinsip
kerja panel surya dapat dijelaskan sebagai berikut :
2.5.2 Semikonduktor
Elektronpada pitaterluardari sebuah atommenentukan bagaimanasebuah atomakan
bereaksiatau bergabungdenganatomtetangga, pitaterluardisebutpita valensi.
Beberapaelektronpada pita valensidapat melompat kepitayang lebih tinggi danjauh terpisah
dariinti.Elektron tersebut bertanggung jawab untuk konduksi panas dan listrik dan pita terjauh ini
disebut pita konduksi. Perbedaanenergidari sebuah elektronpada
pitavalensidansubkulitterdalampita konduksidisebutcelah pita (band gap) [7].
Silikon memiliki empat elektron pada pita valensi. Atom silikon murni membentuk
struktur yang stabil dan masing-masing atom berbagi dua elektron dengan setiap atom
disekitarnya. Jika fosfor yang memiliki lima elektron valensi (satu lebih banyak dari Si),
digunakan sebagai campuran dalam silikon maka material yang dibentuk akan memiliki
kelebihan elektron meskipun netral. Bahan yang didoping seperti ini disebut silikon tipe n. Jika
silikon didoping (dicampur) dengan boron, yang memiliki tiga elektron valensi (satu lebih sedikit
dari Si), maka ada lubang positif (hilang elektron) dalam strukturnya, meskipun material yang
tipe n dan p memudahkan elektron dan lubang untuk bergerak di semikonduktor. Gambar 2.6
menunjukkan konduksi ekstrinsik atom silikon [7].
Gambar 2.6 Konduksi Ektrinsik di dalam Silikon n- dan p- Doped
2.5.3 P – N Junction
Bahan tipe n memiliki beberapa atom pengotor dengan elektron lebih banyak dari atom
semikonduktor lainnya. Jika elektron berlebih dilepas, atom pengotor akan lebih sesuai secara
merata pada struktur yang dibentuk oleh atom semikonduktor utama namun atom yang
ditinggalkan akan bermuatan positif. Di sisi lain, bahan tipe p memiliki beberapa atom
pengotor dengan elektron lebih sedikit dari sisa atom semikonduktor. Oleh karena itu,
atom-atom ini memiliki lubang yang bisa menampung elektron berlebih meskipun atom-atom bermuatan
netral. Jika penambahan elektron dilakukan untuk mengisi lubang, atom pengotor akan lebih
sesuai secara merata pada struktur yang dibentuk oleh atom semikonduktor utama namun atom
tersebut akan bermuatan negatif. Hubungan lapisan p dan lapisan n ditunjukkan oleh Gambar
Dari Gambar 2.8 dapat dilihat ketika kedua bahan bergabung, elektron berlebih melompat
dari lapisan n untuk mengisi lubang di lapisan p. Oleh karena itu di dekat sambungan materi
memiliki muatan positif pada sisi n dan muatan negatif pada sisi p. Muatan negatif di sisi p
membatasi pergerakan elektron tambahan dari sisi n ke sisi p, sementara pergerakan elektron
tambahan dari sisip ke sisi n menjadi lebih mudah karena muatan positif pada sambungan ada
pada sisi n. Pembatasan ini membuat p-n junction berperilaku seperti dioda.
2.5.4 Efek Photovoltaic
Ketikafoton daricahayadiserapolehelektronvalensisebuah atom, energielektronmeningkat
sesuai dengandengan jumlah energidarifoton. Perpindahan elektron dikarenakan foton
ditunjukkan oleh Gambar 2.8 [8].
Gambar 2.8 Perpindahan Elektron pada P-N Junction
Jika energifoton tersebutsama dengan ataulebih besar daricelah pitasemikonduktor,
elektronakan melompatke pita konduksi.Namun jikaenergifotonlebih kecil daricelah pita,
elektrontidakakanmemiliki energiyang cukup untukmelompat kepita konduksi.
Akibatnyakelebihan energidari elektrondiubah menjadi energikinetikoleh elektron, yang
mengakibatkansuhumeningkat.Foton hanya dapat membebaskan satu elektron meskipun energi
foton jauh lebih tinggi dari celah pita. Inti daripemanfaatanefekphotovoltaic untuk pembangkitan
listrik adalah untuk menyalurkan elektron bebas melalui resistansi eksternal sebelum elektron
2.5.5 Modul Photovoltaic
Daya yang dihasilkan oleh sel Photovoltaic tunggal tidaklah cukup untuk digunakan. Jadi,
dengan penggabungan beberapa sel Photovoltaic tunggal hubungan seri (untuk keperluan
tegangan tinggi) dan hubungan paralel (untuk keperluan arus besar) sesuai daya yang diinginkan.
Pada umumnya, modul komersial terdiri dari 36 atau 72 sel. Efesiensi modul photovoltaic lebih
kecil dari sel photovoltaic karena radiasi yang dipancarkan melalui bahan kaca sel, bayangan
susunan sel dan komponen lainnya [2]. Modul Photovoltic diperlihatkan pada Gambar 2.9 [2].
Gambar 2.9 Modul Photovoltaic
2.6 Jenis-jenis Panel Surya
Panel surya memiliki beberapa jenis yang berbeda tergantung dari bahan yang dipakai.
Bahan yang dipakai panel surya membedakan kualitas dari panel surya yaitu kualitas tegangan
dan arus. Beberapa jenis panel surya antara lain [7] :
1. Crystalline Silikon
Bahan yang palingutama dalampembuatan selsurya crystallineadalah silikon. Materi
initidak dalambentuk murni, tetapi dalamsenyawa kimiadengan oksigendalam bentukkuarsaatau
pasir. Oksigentidak diperlukan makaharuslebih duludipisahkandarisilikon dioksida.
a. Sel silikon monocrystalline
proses ini, bahan dasar dari polycrystalline (polysilicon) dilelehkan di dalam suatu wadah kuarsa, pada suhu sekitar 14200C. Sebuah biji kristal dicelupkan ke dalam lelehan silikon tadi dan perlahan- lahan ditarik ke atas keluar dari lelehan. Selama proses ini, kristal akan berubah
menjadi monocrystal berbentuk silinder dengan diameter mencapai 30 cm. Kristal tunggal silinder ini dipotong untuk membentuk batangan semi bulat atau persegi yang kemudian
dipotong lagi dengan menggunakan gergaji kawat menjadi lempeng-lempeng tipis dengan tebal
sekitar 0,3 mm. Lapisan berbentuk wafer itu lalu dibersihkan dengan pembasahan secara kimia
dengan pengetsaan dan pembilasan untuk menghilangkan sisa-sisa pemotongan dan bekas
pemotongan. Mulai dari bagian mentah (raw wafers) kemudian lapisan didopingdengan boron menjadi tipe p sementara tipe n dibuat dengan mendoping fosfor. Gambar bentuk sel silikon
monocrystalline ditunjukkan oleh Gambar 2.10 a, Gambar 2.10 b dan Gambar 2.10 c [7].
a b
c
Gambar 2.10 Bentuk Sel Monocrystalline
a. sel monocrystalline persegi b. sel monocrystalline semi bulat c. sel monocrystalline bulat
b. Sel Silikon polycrystalline
Material silikon mula-mula dilelehkan didalam wadah kuarsa. Pada metode balok tuang
(block cast method), balok silikon berukuran besar atau ingot akan terbentuk. Ingot biasanya dipotong-potong menjadi batangan-batangan dengan menggunakan gergaji pita (band saw) dan kemudian dipotong lagi menjadi lempengan-lempengandengan ketebalan sekitar 0,3 mm dengan
menggunakan gergaji kawat.Setelah pembersihan dan penambahan fosfor, lapisan anti pantul
a b
c
Gambar 2.11 Bentuk Sel Polycrystalline
a. Sel polycrystalline tanpa lapisan anti – reflektif b. Sel polycrystalline dengan lapisan anti – reflektif
c. Sel polycrystalline dengan lapisan anti – reflektif dan garis grid hubung 2. Sel Thin – Film
Jenis sel surya ini diproduksi dengan cara menambahkan satu atau beberapa lapisan material
sel surya yang tipis ke dalam lapisan dasar. Sel surya jenis ini sangat tipis karenanya sangat
ringan dan fleksibel. Jenis ini dikenal juga dengan nama TFPV (Thin Film Photovoltaic), seperti diperlihatkan Gambar 2.12 [7].
Gambar 2.12 Sel Thin – Film
Berdasarkan material penyusunnya, sel surya thin film ini digolongkan menjadi:
a. Amorfous Silicon (a-Si) Solar Cells.
Sel surya dengan bahan amorfous silicon ini awalnya banyak diterapkan pada kalkulator
menjadi semakin luas. Teknik pembuatan dengan cara beberapa lapis amorfous silicon ditumpuk
membentuk sel surya. Amorfous diperlihatkan pada Gambar 2.13 [7].
Gambar 2.13 Amorfous Silicon Solar Sel
b. Cadmium Telluride (CdTe) Solar Cells.
Sel surya jenis ini mengandung bahan Candium Telluride yang memiliki efisiensi lebih
tinggi dari sel surya amorfous silicon, yaitu sekitar 9% - 11%. CdTe diperlihatkan pada Gambar
2.14 [7].
Gambar 2.14 CdTe module
2.6.1 Sifat – Sifat Elektrik pada Panel Surya
Sifat elektrik dari sel surya dalam menghasilkan energi listrik dapat diamati dari
karakteristik listrik sel tersebut, yaitu berdasarkan arus dan tegangan yang dihasilkan sel surya
pada kondisi cahaya dan beban yang berbeda-beda. Karakteristik ini biasanya digambarkan oleh
kurva arus-tegangan terminalnya (kurva I-V). Kurva I-V sel surya mempunyai 3 titik utama yaitu
arus hubung singkat (Isc), tegangan rangkaian tebuka (Voc) dan titik daya maksimum seperti
Gambar 2.15 Kurva karakteristik I-V
2.6.2 Karakteristik Panel Surya
Beberapa karakteristik penting sel surya terdiri dari tegangan open circuit (Voc), arus
hubungan singkat (Isc), efek perubahan intensitas cahaya matahari, efek perubahan temperatur
serta karakteristik arus– tegangan (V-I characteristic) pada sel surya [9].
a. Tegangan open circuit (Voc) adalah tegangan yang dibaca pada saat arus tidak mengalir atau
bisa disebut juga arus sama dengan nol. Cara untuk mencapai open circuit (Voc) yaitu dengan
menghubungkan kutub positif dan kutub negatif modul surya dengan voltmeter, sehingga akan
terlihat nilai tegangan open circuit sel surya pada voltmeter.
b.Arus short circuit (Isc) adalah arus maksimal yang dihasilkan oleh modul sel surya dengan cara
menge-short-kan kutub positif dengan kutub negatif pada modul surya. Dan nilai Isc akan
terbaca pada amperemeter.
c. Efek perubahan intensitas cahaya matahari, apabila jumlah energi cahaya matahari yang
diterima sel surya berkurang atau intensitas cahayanya melemah, maka besar tegangan dan arus
listrik yang dihasilkan juga akan menurun. Penurunan tegangan relatif lebih kecil dibandingkan
penurunan arus listriknya.
d.Efek perubahan suhu pada sel surya, sel surya akan bekerja secara optimum pada suhu konstan
beberapa persen. Sedangkan sebaliknya, arus yang dihasilkan akan meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu pada sel surya.
e. Karakteristik Tegangan – Arus pada Sel Surya
Penggunaan tegangan dari sel surya bergantung dari bahan semikonduktor yang digunakan.
Jika menggunakan bahan silikon, maka tegangan yang dihasilkan dari setiap sel surya berkisar
0,5 V. Modul surya merupakan gabungan beberapa sel surya yang dihubungkan secara seri dan
paralel. Tegangan dihasilkan dari sel surya bergantung dari radiasi cahaya matahari. Untuk
arus yang dihasilkan dari sel surya bergantung dari luminasi (kuat cahaya) matahari, seperti
pada saat cuaca cerah atau mendung. Contoh Karakteristik panel surya diperlihatkan pada
Gambar 2.15 [7].
Nilai dari faktor pengisian dapat diperoleh dengan Persamaan 2.8.
FF = ��� −ln(��� +0.72)
���+1 (2.2)
dimana : VOC = Tegangan rangkaian terbuka pada sel surya (Volt)
2.6.3 Daya Panel Surya
Daya yang dihasilkan panel surya berbanding lurus dengan besar intensitas cahaya
matahari. Semakin besar intensitas cahaya matahari yang di terima panel surya maka daya yang
dihasilkan panel surya semakin besar. Jika luas sel surya adalah (A) dengan intensitas (J)
tertentu, maka daya input sel surya (Pin) diperoleh pada Persamaan 2.9.
Pin= JA (2.3)
dimana : Pin = Daya yang di terima akibat radiasi matahari (Watt) J = Intensitas cahaya ( W/m2)
A = Luas area permukaan sel surya (m2)
Besar daya output sel surya (Pout ) yaitu perkalian tegangan rangkaian terbuka (Voc), arus
hubung singkat (Isc ) dan fill factor (FF) yang dihasilkan oleh sel surya dapat di peroleh dengan
Pout = �ocIsc FF (2.4)
dimana: Pout=Daya yang dibangkitkan oleh sel surya (Watt) Voc =Tegangan rangkaian terbuka pada sel surya (Volt)
Isc =Arus hubung singkat pada sel surya (Ampere)
FF = Fill Factor
2.6.4 Efisiensi Panel Surya
Energi cahaya matahari yang di terima oleh sel surya dapat diubah menjadi energi listrik.
Semakin besar energi cahaya yang diserap maka semakin besar energi listrik yang dapat
dihasilkan. Maka konversi energi inipun memiliki nilai efisiensi didalamnya. Efisiensi keluaran maksimun (η) didefenisikan sebagai persentase keluaran daya optimum terhadap energi cahaya yang digunakan, di rumuskan pada Persamaan 2.11.
� =���������
�� x 100% (2.5)
� =����
��� ×100%
dimana : η = Efisiensi sel surya (%)
Pout=Daya yang dibangkitkan oleh sel surya (Watt)
Pin = Daya yang di terima akibat radiasi matahari (Watt)
2.6.5 Faktor Pengoperasian Panel Surya
Besar daya keluaran yang dapat dihasilkan oleh panel surya bergantung pada beberapa
faktor sebagai berikut [12]:
a. Efek Perubahan Pancaran Iradiasi Matahari
Apabila jumlah energi cahaya matahari yang diperoleh sel surya berkurang atau intensitas
cahayanya melemah, maka besar tegangan dan arus listrik yang dihasilkan juga akan menurun.
Penurunan tegangan relatif lebih kecil dibandingkan penurunan arus listriknya. Pengaruh radiasi
Gambar 2.16 Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Isc dan Voc Panel Surya
Dapat dilihatbahwaIscmeningkat secara signifikan terhadap
peningkatanradiasi,sementarakenaikanteganganVocterjadi secara perlahan. Akibatnyadaya
maksimummeningkatsejalan dengan radiasi dengan begitu efisiensi akan lebih baik pada radiasi
yang tinggi.
b. Efek perubahan temperatur pada panel surya
Temperatur panel surya juga mempengaruhi kinerja sel dan efisiensi. Tegangan yang
dihasilkan dari sel surya bergantung dari temperatur sel surya, makin besar temperatur sel surya
maka arus mengalami peningkatan dan sebaliknya tegangan mengalami penurunan. Daya listrik
juga mengalami penurunan seiring panel surya mengalami peningkatan temperatur. Pengaruh
temperatur terhadap kurva arus vs tegangan dan kurva tegangan vs daya ditunjukkan oleh
(a) (b)
Gambar 2.17 Pengaruh Temperatur Terhadap: a. Kurva Arus – Tegangan
b. Kurva Tegangan- Daya
Dari Gambar 2.18 dapat dilihat ketikatemperaturpada panelmeningkat, arus hubung
singkat Iscmeningkatsedikit tetapitegangan rangkaian terbukasangatmenurun drastis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Panel surya adalah alat konversi energi matahari menjadi energi listrik secara langsung
menggunakan bahan semikonduktorberdasarkan prinsip efek fotolistrik.Material panel surya
yang paling banyak digunakan terbuat dari bahan crystalline silicon dengan jenis monocrystalline dan polycrystalline. Dengan mengetahui karakteristik panel surya, dapat diketahui besar daya keluaran yang dihasilkan. Besar daya keluaran panel surya ditentukan
oleh bahan material dan kondisi lingkungan dimana panel surya berada seperti intensitas
cahaya matahari, arah datangnya sinar matahari, temperatur dan spektrum cahaya [1].
Untuk menentukan daya keluaran sebuah panel surya yang akan dijual dipasaran dipilih
kondisi pengujian standar yang sudah ditetapkan yaitu dengan intensitas cahaya 1000 (� �2), sudut datang matahari terhadap panel surya 0°, T= 25°C dan memiliki spektrum Air Mass
1,5 [1-2]. Daya maksimum yang dihasilkan pada kondisi pengujian standar ini dipilih sebagai
daya keluaran dari sebuah panel surya. Karena kondisi lingkungan selalu berubah-ubah maka
kinerja panel surya dengan kondisi standar itu tidak bisa ditemui pada kondisi operasi nyata.
Oleh sebab itu, dilakukan pengukuran untuk menganalisis karakteristik panel surya
secara real time menggunakan alat ukur berbasis Arduino yang terintegrasi dengan PC yang
dilengkapi dengan perangkat lunak data akuisisi PLX-DAQ sebagai sistem monitoring.
Dengan alat ukur ini, diharapkan karakteristik panel surya dalam bentuk tegangan hubung
buka Voc, arus hubung singkat Isc dan temperatur °C dapat diketahui setiap saat selama
1.2Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada Tugas Akhir ini adalah :
1. Melakukan sistem pengukuran antara panel surya dengan Arduino Energi Meter.
2. Menentukan lokasi untuk melakukan pengukuran panel surya.
3. Melakukan pengukuran tegangan, arus dan temperatur pada panel surya dalam
keadaan tanpa beban.
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis karakteristik panel surya berdasarkan data
hasil pengukuran secara real time menggunakan Arduino Energi Meter.
1.4Batasan Masalah
Agar isi dan pembahasan Tugas Akhir ini menjadi terarah, maka penulis perlu membuat
batasan masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah pada penulisan Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Sistem pengukuran panel surya menggunakan Arduino Energi Meter.
2. Pengukuran panel surya dilakukan di Lantai 4 Gedung Departemen Teknik Elektro
Universitas Sumatera Utara dengan waktu pengujian mulai dari pukul 10.40 – 15.30
WIB pada tanggal 2 Juni 2016.
3. Pengukuran tegangan, arus dan temperatur dan tanpa beban pada panel surya jenis
polycrystallinemodel PUL-100-P10 dan jenis monocrystalline model PUL-100-M10. 4. Karakteristik panel surya yang diamati adalah tegangan hubung buka Voc, arus
hubung singkat Isc dantemperatur °C. Tidak mengukur temperatur pada setiap
komponen panel surya dan posisi sudut kemiringan panel surya 0° terhadap bidang
1.5Manfaat Penelitian
Dari pengerjaan Tugas Akhir ini, karakteristik panel surya dapat diketahui secara real
time.
1.6Metode Penelitian
Agar Tugas Akhir ini dapat diselesaikan, maka penulis menggunakan metodologi
penelitian sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Melakukan studi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, artikel dan berbagai layanan
sosial yang relevan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
2. Diskusi
Melakukan diskusi kepada Royansyah Ginting, Iqnatius Sirait, Andri Simamora dan
Dosen Pembimbing mengenai masalah – masalah yang timbul selama proses penulisan
Tugas Akhir ini berlangsung.
3. Persiapan Pengukuran
Melakukan persiapan mengenai bahan – bahan yang diperlukan untuk pengukuran dan
membuat prosedur sistem pengukuran panel surya.
4. Pengukuran dan Analisis data
Melakukan pengukuran tanpa beban pada panel surya jenis polycrystallinedan monocrystallinedan melakukan analisis data hasil keluaran parameter panel surya.
1.7Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah,
manfaat, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Berisi tinjauan pustaka mengenai panel surya dan faktor yang mempengaruhi
karakteristik panel surya.
Bab III : Metodologi Penelitian
Berisi tentang prosedur sistem pengukuran panel surya.
Bab IV : Pengujian dan Analisis Data
Berisi pengujian dan analisis karakteristik keluaran parameter panel surya.
Bab V : Penutup
ABSTRAK
Daya keluaran panel surya sangat ditentukan oleh besar tegangan dan arus yang
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Intensitas cahaya matahari dan
temperatur adalah faktor yang mempengaruhi besar tegangan dan arus. Dalam Tugas Akhir ini,
dilakukan sistem pemantauan dan pengukuran langsung terhadap parameter keluaran panel
suryayaitu tegangan, arus dan temperatur menggunakan Arduino Energi Meter. Dengan alat ukur
ini, dapat diketahui parameter keluaran panel surya secara real time.
Penelitian ini dilakukan dengan pengukurantegangan, arus, temperatur dan tanpa beban
pada panel surya jenis polycrystalline model PUL-100-P10 dan jenis monocrystalline model PUL-100-M10 dengan posisi sudut 00 terhadap bidang horizontallantai. Pengukuran berada di lantai 4 Gedung Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utarapada
tanggal 2 Juni 2016. Berdasarkan data hasil pengukuran, besar rata-rata parameter keluaran panel
surya tiap jam waktu pengujian, jenis polycrystalline mampu membangkitkan tegangan hubung buka (Voc) 19.72 V, arus hubung singkat (Isc) 5.31 A, daya keluaran (Pout) 81.49 W dan
memiliki efisiensi kerja sebesar 27% sementara jenis monocrystalline mampu membangkitkan Voc 20.52 V, Isc 5.03 A, Pout 77.11 W dan memiliki efisiensi kerja sebesar 32.06%. Hasil
pengukuran secara real time memberikan informasi yang nyata terhadap karakteristik panel
surya.
SKRIPSI
ANALISIS KARAKTERISTIKPHOTOVOLTAIC
BERDASARKAN DATA HASIL PENGUKURAN SECARA REAL TIME
MENGGUNAKAN ARDUINO ENERGI METER
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Oleh
JOSUA D NAPITUPULU
110402112
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Daya keluaran panel surya sangat ditentukan oleh besar tegangan dan arus yang
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Intensitas cahaya matahari dan
temperatur adalah faktor yang mempengaruhi besar tegangan dan arus. Dalam Tugas Akhir ini,
dilakukan sistem pemantauan dan pengukuran langsung terhadap parameter keluaran panel
suryayaitu tegangan, arus dan temperatur menggunakan Arduino Energi Meter. Dengan alat ukur
ini, dapat diketahui parameter keluaran panel surya secara real time.
Penelitian ini dilakukan dengan pengukurantegangan, arus, temperatur dan tanpa beban
pada panel surya jenis polycrystalline model PUL-100-P10 dan jenis monocrystalline model PUL-100-M10 dengan posisi sudut 00 terhadap bidang horizontallantai. Pengukuran berada di lantai 4 Gedung Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utarapada
tanggal 2 Juni 2016. Berdasarkan data hasil pengukuran, besar rata-rata parameter keluaran panel
surya tiap jam waktu pengujian, jenis polycrystalline mampu membangkitkan tegangan hubung buka (Voc) 19.72 V, arus hubung singkat (Isc) 5.31 A, daya keluaran (Pout) 81.49 W dan
memiliki efisiensi kerja sebesar 27% sementara jenis monocrystalline mampu membangkitkan Voc 20.52 V, Isc 5.03 A, Pout 77.11 W dan memiliki efisiensi kerja sebesar 32.06%. Hasil
pengukuran secara real time memberikan informasi yang nyata terhadap karakteristik panel
surya.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamatku
yang hidup atas segala berkat dan rahmat yang telah diberikan-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Karakteristik
PHOTOVOLTAIC Berdasarkan Data Hasil Pengukuran Secara Real Time Menggunakan Arduino Energi Meter”. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua yang telah membesarkan
penulis dengan kasih sayang yang tak ternilai harganya, yaitu Saut Napitupulu dan Diana
Tampubolon, saudara kandung penulis, Ester Napitupulu, Yatsiomy Napitupulu, Desyi
Napitupulu, Andreas Napitupulu dan Ricky Napitupulu atas seluruh perhatian dan dukungannya
hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Selama masa kuliah sampai masa penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis mendapat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan setulus hati penulis hendak
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Arman Sani, M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak
meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bantuan, bimbingan dan
pengarahan kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini. Terima kasih sebesar –
besarnya penulis ucapkan untuk Beliau.
2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si. danRahmad Fauzi, S.T., M.T., selaku dosen
pembanding Tugas Akhir.
3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si., selaku Dosen Wali penulis sekaligus Ketua
Departemen Teknik Elektro FT USU
4. Bapak Rachmat Fauzi, S.T., M.T., selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro FT
5. Bapak Yulianta Siregar, S.T., M.T, selaku dosen yang telah mengarahkan saya kepada
dosen yang bersedia membimbing saya.
6. Seluruh staf pengajar dan administrasi Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
7. Teman – teman stambuk 2011: Andri Simamora, Andriadi Sinaga, Juanda Hasugian,
Hans Sihombing, Harry Pandjaitan, Hendrik Hutagalung, Syahlan Hutagaol, Samgar
Siahaan dan teman – teman stambuk 2011 lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
8. Teman – teman Pelayanan: Rianto Pakpahan, S.T., Dasma Sipayung, S.Si., Johny
Hutabarat, S.Hut. dan teman-teman lain yang tidak bisa penulis ucapkan satu per satu.
9. Teman – teman Persekutuan Doa Filipi, Maranata dan KMKS yang memberikan
waktunya untuk memberikan motivasi dan doa.
10.Teman Asisten Lab, Royansyah Ginting, juga Iqnatius Sirait yang bersedia memberikan
waktunya dan berbagi ilmu.
11.Teman – teman mahasiswa Teknik Mesin USU stambuk 2011 yang bersedia membantu
dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
12.Semua orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima
kasih banyak.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak luput dari kesalahan – kesalahan, baik
segi tata bahasa, maupun dari segi ilmiah. Untuk itu, penulis akan menerima dengan terbuka,
segala saran dan kritik yg ditujukan untuk memperbaiki Tugas Akhir ini. Akhir kata, semoga
Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Medan, 30 Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK……….………i
KATA PENGANTAR……….………...ii
DAFTAR ISI……….………iv
DAFTAR GAMBAR……….…………...vi
DAFTAR TABEL……….………..viii
BAB I PENDAHULUAN………..1
1.1Latar Belakang………...1
1.2Perumusan masalah………..2
1.3Tujuan Penelitian………..2
1.4Batasan Masalah……….…..2
1.5Manfaat Penelitian………3
1.6Metode Penelitian ………3
1.7Sistematika Penulisan……….………..3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….……….…..5
2.1 Energi Matahari……….………...5
2.2 Energi Matahari Mencapai Permukaan Bumi……….……….……....5
2.3 Spektrum Cahaya Matahari……….……….7
2.4 Gerakan Posisi Matahari ……….……….…….………..8
2.5 Photovoltaic………..….……...9
2.5.1 Cara Kerja Sel Photovoltaic ………..…….…..…9
2.5.2 Semikonduktor ……….…………..10
2.5.3 P-N Junction ……….…………..11
2.5.4 Efek Photovoltaic ……….…………..12
2.5.5 Modul Photovoltaic ……….…………...13
2.6 Jenis- jenis Panel Surya ……….………13
2.6.1 Sifat-sifat Elektrik pada Panel Surya ...…….……….……….…....16
2.6.2 Karakteristik Panel Surya .……….……….17
2.6.3 Daya Panel Surya………..……….…...…...18
2.6.5 Faktor Pengoperasian Panel Surya……….….19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….………...22
3.1 Proses Penelitian ………...22
3.2 Sistem Pengukuran Panel Surya…….……….….………….23
3.3 Peralatan dan Bahan Pengukuran ...……….…….…………24
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS DATA………….……….…….…….28
4.1 Kondisi Pengujian Penelitian ………..………….….28
4.2 Pengukuran Tanpa Beban……….………..……….….….31
4.3 Hasil Perhitungan Daya Keluaran Panel Surya.………..………….…..33
4.4 Hasil Perhitungan Efisiensi Keluaran Panel Surya...……….………….…...36
4.5 Analisis Karakteristik Parameter Keluaran Panel Surya………...…….40
4.6 Analisis Daya Keluaran Panel Surya………...…....44
4.7 Analisis Efisiensi Kinerja Panel Surya……….………...45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….….……….…....46
5.1 Kesimpulan……….………….……….…..46
5.2 Saran……….………….……..…………...46
DAFTAR PUSTAKA……….………….…...47
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Berbagai Komponen Radiasi Terhadap Permukaan Bumi …...…….…... 5
Gambar 2.2 Distribusi Radiasi Matahari……….………….…... 6
Gambar 2.3Spektrum Distribusi Radiasi ………....….…... 7
Gambar 2.4 Gerakan Posisi Matahari ……….………….…... 9
Gambar 2.5 Cara Kerja Sel surya……….………….…... 10
Gambar 2.6 Konduksi Ektrinsik di dalam Silikon n- dan p- Doped…….…... 11 Gambar 2.7 P-N Junction……….………….…... 11
Gambar 2.8 Perpindahan Elektron pada P-N Junction……….………….…...12
Gambar 2.9 Modul Photovoltaic ………... 13 Gambar 2.10 Bentuk Sel Monocrystalline ……….………….…... 14 Gambar 2.11 Bentuk Sel Polycrystalline……….………….…... 15
Gambar 2.12 Sel Thin Film……….………….…... 15
Gambar 2.13 Amorfous Silicon Solar Sel ……….……… 16
Gambar 2.14 CdTe Module ……….………. 16
Gambar 2.15 Kurva Karakteristik I-V .…..……….…... 17
Gambar 2.16 Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Isc dan Voc Panel Surya... 20
Gambar 2.17 Pengaruh Temperatur.…..……….…... 21
Gambar 3.2 Sistem Pemantauan Panel Surya ……… 23
Gambar 3.3 Panel Surya Tipe Polycrystalline…………... 25
Gambar 3.4 Panel Surya Tipe Monocrystalline….…….…...26
Gambar 3.5 Komponen Arduino Energi Meter ...…...27
Gambar 4.1 Grafik Intensitas Cahaya Matahari Saat Pengukuran ...29
Gambar 4.2 Pengukuran Tanpa Beban pada Panel Surya...31
Gambar 4.3 Pengambilan Data dan Memonitor Langsung Kinerja Panel Surya Secara Real Time………... 32
Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Radiasi Terhadap Perubahan Tegangan Voc Panel Surya... 41 Gambar 4.5 Grafik Pengaruh Radiasi Terhadap Perubahan Arus Isc Panel Surya………... 42 Gambar 4.6 Grafik Perubahan Intensitas dan Perubahan Temperatur ……... 43
Gambar 4.7 Grafik Perubahan Daya Keluaran Panel Surya…………... 44
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Spesifikasi Pyranometer .……… 24
Tabel 3.2 Spesifikasi Panel Surya Jenis Polycrystalline Tipe RPV-100-P10…..………..25
Tabel 3.3 Spesifikasi Panel Surya Jenis Monocrystalline Tipe RPV-100-M10……..…………..26
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Radiasi Matahari Pengukuran Menggunakan Pyranometer ……....
28
Tabel 4.2 Sampel Perhitungan Rata-rata Besar Intensitas Cahaya Matahari
…...30
Tabel 4.3 Besar Rata-rata Intensitas Cahaya Matahari Tiap Jam ……….30
Tabel 4.4 Sampel Data Perolehan dan Perhitungan dalam Waktu 1 Menit dengan Waktu Tunda
10 detik
……….………..32
Tabel 4.5 Nilai Intensitas Cahaya Matahari, Isc,Voc dan Temperatur dengan Panel Surya pada
Posisi 00 Terhadap Bidang Horizontal Lantai ....………...…33
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Nilai FF pada Panel Surya ………..……….………
35
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Daya Keluaran Panel Surya…………..………...………... 36
Tabel 4.8 a) Hasil Pehitungan Efisiensi Panel Surya Jenis Polycrystalline………….….……... 40