• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Karakteristik PHOTOVOLTAIC Berdasarkan Data Hasil Pengukuran Secara Real Time Menggunakan Arduino Energi Meter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Karakteristik PHOTOVOLTAIC Berdasarkan Data Hasil Pengukuran Secara Real Time Menggunakan Arduino Energi Meter"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Energi Matahari

Energi dari matahari disuplai dalam bentuk radiasi. Energi dihasilkan dalam inti matahari

melalui proses fusi dari atom Hydrogen ke Helium. Jarak yang cukup jauh matahari dari

permukaan bumi menyebabkan hanyalah sebagian kecil saja dari radiasi matahari yang dapat

mencapai permukaan bumi [2]. The World Radiation Center (WRC) sudah mengadopsi nilai

1367(2)sebagai konstanta matahari (solar constant) [3]. Berdasarkan total radiasi matahari

yang dipancarkan ke permukaan bumi terhadap lapisan atmosfer diestimasikan sekitar

342

(�

�2)[2]

.

Berbagai komponen radiasi matahari diperlihatkan pada Gambar 2.1 [3].

Gambar 2.1Berbagai Komponen Radiasi Terhadap Permukaan Bumi

2.2 Energi Matahari Mencapai Permukaan Bumi

Sampai sekarang ini, efek atmosfer bumi bukanlah menjadi suatu pertimbangan.Total

(2)

radiasi secara tersebar. Intensitas cahaya matahari juga bergantung pada waktu tahunan dan letak

geografis [3]. Distribusi radiasi matahari diperlihatkan pada Gambar 2.2 [2].

Gambar 2.2 Distribusi Radiasi Matahari

Ilustrasi gambar diatas dapat dijelaskan bahwa lapisan atmosfer paling atas menerima

342

(�

�2)

. 77

( �

�2)direfleksikan

, 67

( �

�2) dipantulkan ke atmosfer danenergi sebesar

198

( � �2)

diserap permukaan bumi tetapi

30

(�

�2)direfleksikan kembali. Radiasi matahari yang melewati atmosfer menyebabkansebagian radiasi diserap dan sebagian radiasi tersebar. Radiasi matahari

yang diterima oleh permukaan bumi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu [4]:

a. Radiasi langsung (direct radiation atau beam radiation)

Radiasi langsung adalah radiasi yang diterima dari matahari dalam suatu garis lurus,

tanpa penyebaran oleh atmosfer yang sinarnya sejajar satu sama lain. Oleh karena itu, radiasi

langsung dapat menciptakan bayangan dan dapat dikonsentrasikan oleh cermin.

b. Radiasi tersebar (diffuse radiation)

Radiasi menyebar terdiri dari cahaya yang tersebar oleh atmosfer (udara, awan dan

aerosol). Difusi adalah fenomena yang menyebarkan cahaya matahari menuju ke segala arah. Di

langit, sinar matahari disebarkan oleh molekul udara, butiran uap air (awan) dan debu. Tingkat

penyebaran sinar sangat bergantung pada kondisi cuaca.

(3)

Radiasi pantulan adalah radiasi yang dipantulkan oleh tanah, yang bergantung pada

keadaan lingkungan sekitar. Contohnya yaitu salju, yang memantulkan radiasi dengan jumlah

yang besar sedangkan aspal nyaris tidak memantulkan radiasi.

2.3 Spektrum Cahaya Matahari

Efisiensi panel surya bergantung pada distribusi spektrum cahaya matahari. Meskipun

radiasi dari pemukaan matahari cukup konstan, pada saat mencapai permukaan bumi,

efisiensinya sangat beragam karena adanya proses difusi di atmosfer bumi. Jarakdimana radiasi

matahari harus melewati atmosfer untuk mencapai permukaan bumi disebut Air Mass “AM” [3].

AM 1.5 (setara dengan sudut datang matahari sebesar 48.2º dari bidang vertikal atau

41.8º dari bidang horizontal) sudah menjadi standar untuk standar panel surya. AM dapat

diestimasikan pada setiap lokasi menggunakan Persamaan (2.1) [3] :

AM =�1 +���

2

(2.1)

Dimana s adalah panjang bayangan suatu benda yang berketinggian h.

Pyranometer ialah alat untuk mengukur radiasi matahari yang dirancang untuk merespon

setiap panjang gelombang sehingga diperoleh nilai yang akurat dari total daya dalam setiap

spektrum yang terjadi. Contoh spektrum distribusi radiasi diperlihatkan pada Gambar 2.3 [5].

(4)

2.4 Gerakan Posisi Matahari

Pada sistem panel surya sangat penting untuk menghadapkan modul di sudut yang

memungkinkan sinar matahari jatuh ke permukaan modul terhadap permukaan horizontal tanah

untuk intensitas dan durasi yang mungkin maksimum. Sudut dimana modul cenderung disebut

kemiringan sudut. Untuk menentukan sudut kemiringan yang optimal maka sangat penting

menemukan posisi letak matahari terhadap permukaan bumi.

Rotasi harian bumi pada porosnya dan rotasi tahunan kemiringan

bumimengitarimatahari,keduanya mempengaruhi sudut dimana sinar matahari melewati atmosfer

seperti yangterlihat darisetiap titik di bumi. Posisi situs bumi sehubung dengan matahari

adalahditentukan oleh dua sudut yang terus berubah, yaitu : jam matahari dan sudut deklinasi,

dengan satu sudut tetap yang menentukan lokasi situs di bumi, yaitu lintang [3].

Sudut jam matahari untuk lokasi tertentu tergantung pada posisi sesaat daribumi dalam

rotasi aksial. Karena bumi membuat 3600 putaran penuh dalam 24 jam, yangsudut jam berubah

150 setiap jam. Sudut jam diukur dari meridian lokal,atau titik tertinggi matahari di langit pada

siang hari matahari (tidak harus jam 12.00 ), dengansudut antara matahari terbit dan siang

menjadi positif dan sudut setelah tengah hari menjadinegatif [3].

Sudut deklinasi matahari adalah sudut posisi matahari pada titik tertinggi di

langitsehubungan dengan bidang ekuator itu tergantung pada posisi sesaat bumi di revolusinya

mengelilingi matahari. Perubahan sudut deklinasi disebabkan oleh hal yang sederhana :

kemiringan sumbu bumi dari 23.34o tetap konstan dan dalam arah yang sama selamaseluruh orbit

bumi mengelilingi matahari. Di belahan bumi utara, sudut deklinasimencapai sisi paling utara

dan puncakpositif +23.450 pada 21 Juni ( titik balik matahari musim panas )dan jatuh padasisi

yang paling selatan dan puncak negatif dari -23.450 pada 21 Desember ( titikbalik matahari

musim dingin ). Gerakan semu matahari ditunjukkan dalam Gambar 2.4untuk pengamat pada

(5)

Gambar 2.4 Gerakan Posisi Matahari

2.5 Photovoltaic

Edmund Bequerel adalah seorang fisikawan asal perancis yang mencatat efek fotolistrik

pada tahun 1839. Dia menemukan bahwa bahan-bahan tertentu memiliki property untuk

menghasilkan sejumlah kecil arus listrik ketika terkena sinar matahari. Pada tahun 1905, Albert

Einstein menggambarkan sifat cahaya dan efek fotolistrik yang telah menjadi prinsip dasar

untuk teknologi photovoltaic. Modul photovoltaic pertama dibuat di laboratorium Bell pada

tahun 1954 [6].

2.5.1 Cara Kerja Sel Photovoltaic

Cara kerja sel photovoltaic berdasarkan pada prinsip dasar efek fotolistrik. Jadi, dalam sel

Photovoltaic, ketika cahaya matahari mengenai permukaannya, sebagian energi matahari diserap

bahan semikonduktor tersebut. Jika energi yang diserap lebih besar dari energi semikonduktor,

elektron dari ikatan valensinya akan bebas. Oleh sebab itu, sepasang elektron-hole dibentuk dalam

daerah yang terkena cahaya pada semikonduktor. Elektron-elektron yang dibentuk demikian

(6)

itu dipaksa menuju arah yang istimewa. Elektron yang mengalir ini merupakan arus dan dapat

digunakan pada penggunaan eksternal dengan menghubungkan pelat logam di atas dan bawah sel

photovoltaic. Prinsip kerja sel surya digambarkan sebagai Gambar 2.5 [2].

Gambar 2.5Cara Kerja Sel surya

Panel surya terbuat dari bahan semikonduktor yang tersusun dari lapisan tipe p dan tipe

n. Lapisan tipe p dan lapisan tipe n yang bertemu akan menciptakan P – N junction. Prinsip

kerja panel surya dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.5.2 Semikonduktor

Elektronpada pitaterluardari sebuah atommenentukan bagaimanasebuah atomakan

bereaksiatau bergabungdenganatomtetangga, pitaterluardisebutpita valensi.

Beberapaelektronpada pita valensidapat melompat kepitayang lebih tinggi danjauh terpisah

dariinti.Elektron tersebut bertanggung jawab untuk konduksi panas dan listrik dan pita terjauh ini

disebut pita konduksi. Perbedaanenergidari sebuah elektronpada

pitavalensidansubkulitterdalampita konduksidisebutcelah pita (band gap) [7].

Silikon memiliki empat elektron pada pita valensi. Atom silikon murni membentuk

struktur yang stabil dan masing-masing atom berbagi dua elektron dengan setiap atom

disekitarnya. Jika fosfor yang memiliki lima elektron valensi (satu lebih banyak dari Si),

digunakan sebagai campuran dalam silikon maka material yang dibentuk akan memiliki

kelebihan elektron meskipun netral. Bahan yang didoping seperti ini disebut silikon tipe n. Jika

silikon didoping (dicampur) dengan boron, yang memiliki tiga elektron valensi (satu lebih sedikit

dari Si), maka ada lubang positif (hilang elektron) dalam strukturnya, meskipun material yang

(7)

tipe n dan p memudahkan elektron dan lubang untuk bergerak di semikonduktor. Gambar 2.6

menunjukkan konduksi ekstrinsik atom silikon [7].

Gambar 2.6 Konduksi Ektrinsik di dalam Silikon n- dan p- Doped

2.5.3 P – N Junction

Bahan tipe n memiliki beberapa atom pengotor dengan elektron lebih banyak dari atom

semikonduktor lainnya. Jika elektron berlebih dilepas, atom pengotor akan lebih sesuai secara

merata pada struktur yang dibentuk oleh atom semikonduktor utama namun atom yang

ditinggalkan akan bermuatan positif. Di sisi lain, bahan tipe p memiliki beberapa atom

pengotor dengan elektron lebih sedikit dari sisa atom semikonduktor. Oleh karena itu,

atom-atom ini memiliki lubang yang bisa menampung elektron berlebih meskipun atom-atom bermuatan

netral. Jika penambahan elektron dilakukan untuk mengisi lubang, atom pengotor akan lebih

sesuai secara merata pada struktur yang dibentuk oleh atom semikonduktor utama namun atom

tersebut akan bermuatan negatif. Hubungan lapisan p dan lapisan n ditunjukkan oleh Gambar

2.7 [8].

(8)

Dari Gambar 2.8 dapat dilihat ketika kedua bahan bergabung, elektron berlebih melompat

dari lapisan n untuk mengisi lubang di lapisan p. Oleh karena itu di dekat sambungan materi

memiliki muatan positif pada sisi n dan muatan negatif pada sisi p. Muatan negatif di sisi p

membatasi pergerakan elektron tambahan dari sisi n ke sisi p, sementara pergerakan elektron

tambahan dari sisip ke sisi n menjadi lebih mudah karena muatan positif pada sambungan ada

pada sisi n. Pembatasan ini membuat p-n junction berperilaku seperti dioda.

2.5.4 Efek Photovoltaic

Ketikafoton daricahayadiserapolehelektronvalensisebuah atom, energielektronmeningkat

sesuai dengandengan jumlah energidarifoton. Perpindahan elektron dikarenakan foton

ditunjukkan oleh Gambar 2.8 [8].

Gambar 2.8 Perpindahan Elektron pada P-N Junction

Jika energifoton tersebutsama dengan ataulebih besar daricelah pitasemikonduktor,

elektronakan melompatke pita konduksi.Namun jikaenergifotonlebih kecil daricelah pita,

elektrontidakakanmemiliki energiyang cukup untukmelompat kepita konduksi.

Akibatnyakelebihan energidari elektrondiubah menjadi energikinetikoleh elektron, yang

mengakibatkansuhumeningkat.Foton hanya dapat membebaskan satu elektron meskipun energi

foton jauh lebih tinggi dari celah pita. Inti daripemanfaatanefekphotovoltaic untuk pembangkitan

listrik adalah untuk menyalurkan elektron bebas melalui resistansi eksternal sebelum elektron

(9)

2.5.5 Modul Photovoltaic

Daya yang dihasilkan oleh sel Photovoltaic tunggal tidaklah cukup untuk digunakan. Jadi,

dengan penggabungan beberapa sel Photovoltaic tunggal hubungan seri (untuk keperluan

tegangan tinggi) dan hubungan paralel (untuk keperluan arus besar) sesuai daya yang diinginkan.

Pada umumnya, modul komersial terdiri dari 36 atau 72 sel. Efesiensi modul photovoltaic lebih

kecil dari sel photovoltaic karena radiasi yang dipancarkan melalui bahan kaca sel, bayangan

susunan sel dan komponen lainnya [2]. Modul Photovoltic diperlihatkan pada Gambar 2.9 [2].

Gambar 2.9 Modul Photovoltaic

2.6 Jenis-jenis Panel Surya

Panel surya memiliki beberapa jenis yang berbeda tergantung dari bahan yang dipakai.

Bahan yang dipakai panel surya membedakan kualitas dari panel surya yaitu kualitas tegangan

dan arus. Beberapa jenis panel surya antara lain [7] :

1. Crystalline Silikon

Bahan yang palingutama dalampembuatan selsurya crystallineadalah silikon. Materi

initidak dalambentuk murni, tetapi dalamsenyawa kimiadengan oksigendalam bentukkuarsaatau

pasir. Oksigentidak diperlukan makaharuslebih duludipisahkandarisilikon dioksida.

a. Sel silikon monocrystalline

Proses Czochralski (crucible drawing process) menjadi patokan dalam produksi silikon

(10)

proses ini, bahan dasar dari polycrystalline (polysilicon) dilelehkan di dalam suatu wadah kuarsa,

pada suhu sekitar 14200C. Sebuah biji kristal dicelupkan ke dalam lelehan silikon tadi dan

perlahan- lahan ditarik ke atas keluar dari lelehan. Selama proses ini, kristal akan berubah

menjadi monocrystal berbentuk silinder dengan diameter mencapai 30 cm. Kristal tunggal

silinder ini dipotong untuk membentuk batangan semi bulat atau persegi yang kemudian

dipotong lagi dengan menggunakan gergaji kawat menjadi lempeng-lempeng tipis dengan tebal

sekitar 0,3 mm. Lapisan berbentuk wafer itu lalu dibersihkan dengan pembasahan secara kimia

dengan pengetsaan dan pembilasan untuk menghilangkan sisa-sisa pemotongan dan bekas

pemotongan. Mulai dari bagian mentah (raw wafers) kemudian lapisan didopingdengan boron

menjadi tipe p sementara tipe n dibuat dengan mendoping fosfor. Gambar bentuk sel silikon

monocrystalline ditunjukkan oleh Gambar 2.10 a, Gambar 2.10 b dan Gambar 2.10 c [7].

a b

c

Gambar 2.10 Bentuk Sel Monocrystalline a. sel monocrystalline persegi

b. sel monocrystalline semi bulat

c. sel monocrystalline bulat

b. Sel Silikon polycrystalline

Material silikon mula-mula dilelehkan didalam wadah kuarsa. Pada metode balok tuang

(block cast method), balok silikon berukuran besar atau ingot akan terbentuk. Ingot biasanya

dipotong-potong menjadi batangan-batangan dengan menggunakan gergaji pita (band saw) dan

kemudian dipotong lagi menjadi lempengan-lempengandengan ketebalan sekitar 0,3 mm dengan

menggunakan gergaji kawat.Setelah pembersihan dan penambahan fosfor, lapisan anti pantul

digunakan. Bentuk sel polycrystalline ditunjukkan oleh Gambar2.11 a, Gambar 2.11 b dan

(11)

a b c

Gambar 2.11 Bentuk Sel Polycrystalline

a. Sel polycrystalline tanpa lapisan anti – reflektif

b. Sel polycrystalline dengan lapisan anti – reflektif

c. Sel polycrystalline dengan lapisan anti – reflektif dan garis grid hubung

2. Sel Thin – Film

Jenis sel surya ini diproduksi dengan cara menambahkan satu atau beberapa lapisan material

sel surya yang tipis ke dalam lapisan dasar. Sel surya jenis ini sangat tipis karenanya sangat

ringan dan fleksibel. Jenis ini dikenal juga dengan nama TFPV (Thin Film Photovoltaic), seperti

diperlihatkan Gambar 2.12 [7].

Gambar 2.12 Sel Thin – Film

Berdasarkan material penyusunnya, sel surya thin film ini digolongkan menjadi:

a. Amorfous Silicon (a-Si) Solar Cells.

Sel surya dengan bahan amorfous silicon ini awalnya banyak diterapkan pada kalkulator

(12)

menjadi semakin luas. Teknik pembuatan dengan cara beberapa lapis amorfous silicon ditumpuk

membentuk sel surya. Amorfous diperlihatkan pada Gambar 2.13 [7].

Gambar 2.13 Amorfous Silicon Solar Sel

b. Cadmium Telluride (CdTe) Solar Cells.

Sel surya jenis ini mengandung bahan Candium Telluride yang memiliki efisiensi lebih

tinggi dari sel surya amorfous silicon, yaitu sekitar 9% - 11%. CdTe diperlihatkan pada Gambar

2.14 [7].

Gambar 2.14 CdTe module

2.6.1 Sifat – Sifat Elektrik pada Panel Surya

Sifat elektrik dari sel surya dalam menghasilkan energi listrik dapat diamati dari

karakteristik listrik sel tersebut, yaitu berdasarkan arus dan tegangan yang dihasilkan sel surya

pada kondisi cahaya dan beban yang berbeda-beda. Karakteristik ini biasanya digambarkan oleh

kurva arus-tegangan terminalnya (kurva I-V). Kurva I-V sel surya mempunyai 3 titik utama yaitu

arus hubung singkat (Isc), tegangan rangkaian tebuka (Voc) dan titik daya maksimum seperti

(13)

Gambar 2.15 Kurva karakteristik I-V

2.6.2 Karakteristik Panel Surya

Beberapa karakteristik penting sel surya terdiri dari tegangan open circuit (Voc), arus

hubungan singkat (Isc), efek perubahan intensitas cahaya matahari, efek perubahan temperatur

serta karakteristik arus– tegangan (V-I characteristic) pada sel surya [9].

a. Tegangan open circuit (Voc) adalah tegangan yang dibaca pada saat arus tidak mengalir atau bisa disebut juga arus sama dengan nol. Cara untuk mencapai open circuit (Voc) yaitu dengan

menghubungkan kutub positif dan kutub negatif modul surya dengan voltmeter, sehingga akan

terlihat nilai tegangan open circuit sel surya pada voltmeter.

b.Arus short circuit (Isc) adalah arus maksimal yang dihasilkan oleh modul sel surya dengan cara menge-short-kan kutub positif dengan kutub negatif pada modul surya. Dan nilai Isc akan

terbaca pada amperemeter.

c. Efek perubahan intensitas cahaya matahari, apabila jumlah energi cahaya matahari yang diterima sel surya berkurang atau intensitas cahayanya melemah, maka besar tegangan dan arus

listrik yang dihasilkan juga akan menurun. Penurunan tegangan relatif lebih kecil dibandingkan

penurunan arus listriknya.

d.Efek perubahan suhu pada sel surya, sel surya akan bekerja secara optimum pada suhu konstan yaitu 25°C. Jika suhu disekitar sel surya meningkat melebihi 25°C, maka akan mempengaruhi

(14)

beberapa persen. Sedangkan sebaliknya, arus yang dihasilkan akan meningkat seiring dengan

meningkatnya suhu pada sel surya.

e. Karakteristik Tegangan – Arus pada Sel Surya

Penggunaan tegangan dari sel surya bergantung dari bahan semikonduktor yang digunakan.

Jika menggunakan bahan silikon, maka tegangan yang dihasilkan dari setiap sel surya berkisar

0,5 V. Modul surya merupakan gabungan beberapa sel surya yang dihubungkan secara seri dan

paralel. Tegangan dihasilkan dari sel surya bergantung dari radiasi cahaya matahari. Untuk

arus yang dihasilkan dari sel surya bergantung dari luminasi (kuat cahaya) matahari, seperti

pada saat cuaca cerah atau mendung. Contoh Karakteristik panel surya diperlihatkan pada

Gambar 2.15 [7].

Nilai dari faktor pengisian dapat diperoleh dengan Persamaan 2.8.

FF = ��� −ln⁡(��� +0.72)

���+1 (2.2)

dimana : VOC = Tegangan rangkaian terbuka pada sel surya (Volt)

2.6.3 Daya Panel Surya

Daya yang dihasilkan panel surya berbanding lurus dengan besar intensitas cahaya

matahari. Semakin besar intensitas cahaya matahari yang di terima panel surya maka daya yang

dihasilkan panel surya semakin besar. Jika luas sel surya adalah (A) dengan intensitas (J)

tertentu, maka daya input sel surya (Pin) diperoleh pada Persamaan 2.9.

Pin= JA (2.3)

dimana : Pin = Daya yang di terima akibat radiasi matahari (Watt)

J = Intensitas cahaya ( W/m2)

A = Luas area permukaan sel surya (m2)

Besar daya output sel surya (Pout ) yaitu perkalian tegangan rangkaian terbuka (Voc), arus

hubung singkat (Isc ) dan fill factor (FF) yang dihasilkan oleh sel surya dapat di peroleh dengan

(15)

Pout = �ocIsc FF (2.4)

dimana: Pout=Daya yang dibangkitkan oleh sel surya (Watt)

Voc =Tegangan rangkaian terbuka pada sel surya (Volt)

Isc =Arus hubung singkat pada sel surya (Ampere)

FF = Fill Factor

2.6.4 Efisiensi Panel Surya

Energi cahaya matahari yang di terima oleh sel surya dapat diubah menjadi energi listrik.

Semakin besar energi cahaya yang diserap maka semakin besar energi listrik yang dapat

dihasilkan. Maka konversi energi inipun memiliki nilai efisiensi didalamnya. Efisiensi keluaran maksimun (η) didefenisikan sebagai persentase keluaran daya optimum terhadap energi cahaya yang digunakan, di rumuskan pada Persamaan 2.11.

� =��������

�� x 100% (2.5)

� =����

��� ×100% dimana : η = Efisiensi sel surya (%)

Pout=Daya yang dibangkitkan oleh sel surya (Watt)

Pin = Daya yang di terima akibat radiasi matahari (Watt)

2.6.5 Faktor Pengoperasian Panel Surya

Besar daya keluaran yang dapat dihasilkan oleh panel surya bergantung pada beberapa

faktor sebagai berikut [12]:

a. Efek Perubahan Pancaran Iradiasi Matahari

Apabila jumlah energi cahaya matahari yang diperoleh sel surya berkurang atau intensitas

cahayanya melemah, maka besar tegangan dan arus listrik yang dihasilkan juga akan menurun.

Penurunan tegangan relatif lebih kecil dibandingkan penurunan arus listriknya. Pengaruh radiasi

(16)

Gambar 2.16 Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Isc dan Voc Panel Surya

Dapat dilihatbahwaIscmeningkat secara signifikan terhadap

peningkatanradiasi,sementarakenaikanteganganVocterjadi secara perlahan. Akibatnyadaya

maksimummeningkatsejalan dengan radiasi dengan begitu efisiensi akan lebih baik pada radiasi

yang tinggi.

b. Efek perubahan temperatur pada panel surya

Temperatur panel surya juga mempengaruhi kinerja sel dan efisiensi. Tegangan yang

dihasilkan dari sel surya bergantung dari temperatur sel surya, makin besar temperatur sel surya

maka arus mengalami peningkatan dan sebaliknya tegangan mengalami penurunan. Daya listrik

juga mengalami penurunan seiring panel surya mengalami peningkatan temperatur. Pengaruh

temperatur terhadap kurva arus vs tegangan dan kurva tegangan vs daya ditunjukkan oleh

(17)

(a) (b)

Gambar 2.17 Pengaruh Temperatur Terhadap: a. Kurva Arus – Tegangan

b. Kurva Tegangan- Daya

Dari Gambar 2.18 dapat dilihat ketikatemperaturpada panelmeningkat, arus hubung

singkat Iscmeningkatsedikit tetapitegangan rangkaian terbukasangatmenurun drastis

Gambar

Gambar 2.1Berbagai Komponen Radiasi Terhadap Permukaan Bumi
Gambar 2.2 Distribusi Radiasi Matahari
Gambar 2.3Spektrum Distribusi Radiasi
Gambar 2.4 Gerakan Posisi Matahari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Riset Unggulan Terpadu (RUT) merupakan kegiatan riset yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan Sistem Iptek Nasional, dengan memadukan dan mendayagunakan

Hal ini sangat memprihatinkan karena kebiasaan merokok yang diikuti dengan begadang yang dilakukan remaja laki-laki di Desa Kenduren dapat mengganggu kesehatan dan terganggunya

Tanah ,http://erzaputri.blogspot.com, diakses pada tanggal 19 Desember 2019.. Jual beli tanah yang dilakukan oleh yang tidak berhak mengakibatkan jual beli tersebut batal

Good Coorporate Governance (GCG) sendiri merupakan kaidah, norma ataupun pedoman harus digunakan oleh pimpinan perusahaan dan para pegawai agar segala tindakan

Cara Mengatasi Hambatan Yang Timbul pada Sistem dan Pelaksanaan Perjanjian Leasing di PT Adi Sa rana Armada 57 BAB IV PENERAPAN PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP PARA PIHAK

Tabungan adalah suatu simpanan yang berupa uang dari pihak ke tiga. (perorangan) atau suatu badan usaha pada Bank, yang dimana penarikan

Pondasi tiang digunakan untuk suatu bangunan yang tanah dasar di bawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul beban berat

Bahkan dalam penelitian ini sendiri penliti menemukan hal yang menarik karena majalah Men’s Health sendiri yang notabene majalah kesehatan pria asal terbitnya