ABSTRAK
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BEI
Oleh:
Kamaludin Maskuri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual terhadap nilai perusahaan pada pada perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) digunakan untuk mengukur modal intelektual. Pengungkapan modal intelektual dalam penelitian ini diukur menggunakan indeks Bukh dkk., (2005) dan nilai perusahaan menggunakan nilai pasar perusahaan. Sampel penelitan ini adalah perusahaan yang melakukan initial public offering di Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai 2012. Secara keselurahan sampel dari penelitian ini terdiri dari 20 perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana di BEI.
Alat analisis yang digunakan untuk menganalisa permasalahan yaitu analisis regresi linear berganda. Besarnya pengaruh variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen sebesar 41,2% dan sisanya 58,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Modal Intelektual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan dan Pengungkapan Modal Intelektual berpengaruh positif secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Kata kunci: Modal Intelektual, Pengungkapan Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
▸ Baca selengkapnya: kontribusi intelektual para walisanga sangat berfokus pada …
(2)ABSTRACT
INFLUENCE OF INTELLECTUAL CAPITAL AND INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE ON VALUE OF THE FIRM PERFORMING IN
INITIAL PUBLIC OFFERING IN BEI
By
Kamaludin Maskuri
The objective of this research is to investigate the influence of intellectual capital and intellectual capital disclosure on the value of the firm after an initial public offering. The Value Added Intellectual Capital (VAIC™) methode is used to measure of intellectual capital. Intellectual capital disclosure in this research is measure with Bukh et al., (2008) indeks, and value firm is determined by market value of the firm. The research data are taken from the prospectus issued by company that did an initial public offering (IPO) during 2008 to 2012. In totality sample of this study consisted of 20 companies that did an initial public offering (IPO) in BEI.
The analytical tool used to analyze the problems is the multiple linear regression analysis. The magnitude of the effect of independent variable which affects the dependent variable by 41.2% and the remaining 58.8% is influenced by other factors not included in the research model.
The results of this study indicate that Intellectual capital does not significantly affect the value of the Firm and Intellectual Capital Disclosure positive and significant effect on the Firm Value.
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING
DI BEI
Oleh
KAMALUDIN MASKURI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palas Aji, pada tanggal 24 Desember 1989, sebagai anak
pertama dari pasangan Bapak Arnawi dan Ibu Ratna.
Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Palas Aji diselesaikan pada tahun 2001,
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Palas diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007, dan
pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Akuntansi
(HIMAKTA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sebagai
Bendahara Umum periode 2010-2011. Pada tahun 2012 penulis melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Negara Ratu, Kecamatam Pakuan Ratu, Way
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang berarti
dalam hidupku....
Kedua orang tuaku
Adikku
Saudara, Sahabat, serta Teman-temanku,
Almamaterku,
MOTO
Tiada doa yg lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai.
Wisuda setelah 14 semester adalah kesuksesan yang tertunda.
SANWACANA
Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT
yang dengan izinNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan
judul “PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BEI” . Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang
sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan hormat dan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr. Satria Bangsawan, S,E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Ki Agus Andi, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing
5. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing
Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan, dan waktunya
selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
6. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku Dosen Pembimbing
Pendamping yang telah memberikan bantuan, saran, arahan, dan waktunya
selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
7. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt. Selaku Dosen Penguji Utama
yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama
penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat selama penulis berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung;
9. Bapak Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt. dan Bapak Pigo Nauli, S.E.,
M.Sc. yang selalu memberikan arahan serta banyak ilmu yang bermanfaat
baik didalam maupun di luar kampus;
10.Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang selalu membantu dalam proses menuju sarjana;
11.Ayah dan Ibu yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang,
dukungan moril dan materiil serta senantiasa berkorban dan selalu
memberikan yang terbaik bagi penulis dengan penuh keikhlasan. Semoga
Allah SWT selalu melindunginya.
12.Adikku yang selalu memberi motivasi serta dukungan. Semoga kita bisa
13.Keluarga besar Bapak Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt. terimakasih
banyak atas segala yang telah diberikan selama ini;
14.Keluarga besar Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc. terimakasih banyak atas
segala yang telah diberikan selama ini;
15.Teman-Teman Akuntansi angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu;
16.Teman-Teman Akuntansi angkatan 2006, 2007, 2009, dan 2010 yang tidak
bisa disebutkan satu persatu;
17.Keluarga Besar HIMAKTA terutama presidium tahun 2010-2011 (Jerry,
Paulina, Danis, Izul, Dwi Rahmalia, Ipeh, Febri, Zona, Umar, Santoso,
Deni, dan Krisna) kalian adalah tim yang hebat.
18.Keluarga Besar BEM FEB Unila 2011-2012 terutama presidium (Fajrin,
Jerry, Ida, Rina, Fatimah, Fenny, Elisya, Devia, Cynthia, Makro, Eky,
Wanda, Santoso, Umar, Ari, Faiz, Imoy, Daeng, dan John) terimakasih
atas kebersamaannya selama ini.
19.Keluarga Besar Minoritas (Ferdi, Alsby, Adit, Gerry Anugrah, Bery,
Ridho, Oco, Krisna, Diko, Deni, Baskoro, Gerry Ardika, Zona, Reza,
Engga, Aryo, Ijul, dll) kalian luar biasa;
20.Keluarga besar KKN Desa Negara Ratu, Pakuan Ratu, Way Kanan,
terimakasih atas kebersamaan 40 hari yang tak terlupakan;
21.Terimakasih untuk orang-orang yang sudah terlibat atau melibatkan
dirinya dalam hidup saya, dan orang-orang yang terlewat disebutkan yang
Akhir kata penulis hanya dapat mendoakan semoga segala bantuan yang diberikan
mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap, semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca.
Bandar Lampung, September 2014 Penulis
i
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS.... 7
2.1. Landasan Teori ... 7
2.1.1. Modal Intelektual ... 7
2.1.2. Pengungkapan Modal Intelektual ... 8
2.1.3. Nilai Perusahaan ... 9
2.1.4. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) ... 10
2.2. Teori yang Relevan ... 13
2.2.1. Resource-based theory ... 13
2.2.2. Stakeholder theory... 14
2.2.3. Legitimacy theory ... 14
2.2.4 Signalling theory ... 15
2.3. Penelitian Terdahulu ... 16
2.4. Model Penelitian ... 19
2.5. Pengembangan Hipotesis ... 19
2.5.1. Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan ... 19
ii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 23
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
3.2. Data Penelitian ... 23
3.2.1. Jenis dan Sumber Data ... 23
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ... 24
3.3. Operasional Variabel Penelitian ... 24
3.4.1. Variabel Dependen ... 24
3.4.2. Variabel Independen ... 25
3.4. Metode Analisis Data ... 28
3.4.1. Statistik Deskriptif... 28
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 29
3.5. Pengujian Hipotesis ... 31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 34
4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 35
4.3. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 37
4.3.1. Uji Normalitas ... 37
4.3.2. Uji Multikolonieritas ... 38
4.3.3. Uji Autokorelasi ... 39
4.3.4. Uji Heteroskedastisitas ... 41
4.4. Pengujian Hipotesis ... 42
4.4.1. Koofisien Determinasi... 42
4.4.2. Uji Signifikansi Parameter Individual ... 43
4.5. Pembahasan ... 45
4.5.1. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan ... 45
iii DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 PROSES PENGAMBILAN SAMPEL
Tabel 4.2 HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Tabel 4.3 HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Tabel 4.4 HASIL UJI AUTOKORELASI
Tabel 4.5 INTERPRESTASI HASIL AUTOKORELASI
DURBIN-WATSON
Tabel 4.6 HASIL UJI GOODNESS OF FIT TEST
Tabel 4.7 HASIL UJI STATISTIK T
v DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
Lampiran 2 ITEM PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL
Lampiran 3 DATA HASIL PENELITIAN
Lampiran 4 HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF DAN UJI ASUMSI
iv DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 MODEL PENELITIAN
Gambar 4.1 HASIL UJI NORMALITAS
Gambar 4.2 HASIL UJI NORMALITAS (GRAFIK)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dinamika bisnis pada abad 21 yang semakin meningkat dipengaruhi dan
ditentukan dari modal intelektual sebagai pengetahuan dasar dan merupakan aset
yang sangat bernilai. Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan
bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada
teknologi, inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya
organisasi yang dimilikinya. Hal ini menimbulkan tantangan bagi para akuntan
untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengungkapkannnya dalam laporan
keuangan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Selain itu, penelitian mengenai modal
intelektual dapat membantu Bapepam dan Ikatan Akuntan Indonesia menciptakan
standar yang lebih baik dalam pengungkapan modal intelektual.
Dalam sistem manajemen yang berbasis pengetahuan, modal yang konvensional
seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktiva fisik lainnya menjadi
kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada pengetahuan dan
teknologi. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan
dapat diperoleh suatu cara dalam menggunakan sumber daya lainnya secara
efisien dan ekonomis yang nantinya akan memberikan keunggulan bersaing
(Rupert dalam Sawarjuwono dan kadir, 2003). Salah satu area yang menarik
2
sebagai salah satu instrument untuk menentukan nilai perusahaan (Purnomosidhi,
2006).
Di Indonesia fenomena mengenai modal intelektual mulai berkembang setelah
munculnya PSAK No.19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud (Yuniasih
dkk., 2010). Dalam PSAK No. 19 disebutkan bahwa aktiva tidak berwujud adalah
aktiva nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik
serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang
atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2000).
Beberapa contoh dari aktiva tidak berwujud telah disebutkan dalam PSAK No. 19
(revisi 2000) antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi
sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai
pasar dan merek dagang (termasuk merek produk/brand names). Selain itu juga
disebutkan piranti lunak komputer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar
pelanggan, hak penguasaan hutan, kuota impor, waralaba, hubungan dengan
pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, hak pemasaran, dan pangsa pasar.
Menurut Wahyu (2009) adanya modal intelektual akan memberikan peluang bagi
perusahaan untuk meningkatkan daya saing. Suatu perusahaan yang sukses dalam
bisnisnya adalah perusahaan senantiasa meningkatkan nilai dari modal
intelektualnya melalui penciptaan laba (profit generation), strategic positioning
(pangsa pasar, kepemimpinan, reputasi), inovasi teknologi, loyalitas konsumen,
3
Melalui pasar modal, suatu perusahaan dapat menjual sahamnya kepada publik
guna memperoleh sumber dana untuk kegiatan ekspansi atau operasi perusahaan.
Peranan pasar modal sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan selalu
dianggap menarik oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan biaya untuk penerbitan
efek jauh lebih murah dibandingkan mencari pinjaman pada bank atau pihak lain
(Wardani dan Fitriati, 2010). Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah
perusahaan yang melakukan emisi perdana saham selama tiga tahun terakhir, yaitu
13 perusahaan pada tahun 2009, naik menjadi 23 perusahaan yang melakukan IPO
pada tahun 2010 dan 25 perusahaan pada tahun 2011. Dengan semakin banyaknya
perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana kepada publik, dan
semakin banyaknya perusahaan yang ingin mendapatkan modal melalui alternatif
menawarkan sahamnya ke publik, maka peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian tentang modal intelektual pada perusahaan yang melakukan Initial
Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menarik karena pada penawaran umum saham perdana terdapat
informasi yang tidak simetris antara pemilik lama perusahaan dengan investor.
Untuk memperkecil informasi yang tidak simetris ini maka pemilik lama harus
mengungkapkan informasi yang dimiliki, baik informasi keuangan maupun non
keuangan. Perusahaan yang mempunyai laporan intellectual capital tidak efisien
dan tidak konsisten, akan mengakibatkan terjadi peningkatan asimetri informasi
antara pemilik lama dengan investor potensial, Walker (2006).
Menurut Holland, 2002 (dikutip Sir dkk., 2010), informasi keuangan tidak cukup
4
karena lebih didominasi oleh output yang menunjukkan kinerja tentang penciptaan
nilai. Meskipun demikian, pengakuan aset tidak berwujud dalam sistem akuntansi
tidak cukup. Hal ini dikarenakan beberapa unsur dari aset tidak berwujud tidak
dapat dimasukkan dalam laporan keuangan karena masalah identifikasi,
pengakuan dan pengukurannya. Salah satu alternatif yang diusulkan adalah
dengan memperluas pengungkapan aset tidak berwujud melalui pengungkapan
modal intelektual (Sir dkk., 2010).
Penelitian ini merupakan study peristiwa (event study) yang merupakan sebuah
metode statistik untuk mengukur dampak dari suatu peristiwa terhadap nilai
perusahaan. Peristiwa dalam penelitian adalah penawaran umum saham perdana
(initial public offering), dan fokus penelitian berupa informasi yang disampaikan
berupa informasi keuangan dan non keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Widarjo (2011), tentang
pengaruh modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual terhadap nilai
perusahaan. Penelitian ini mencoba untuk memperbaharui data serta
menggunakan alat ukur baru sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
memberikan gambaran yang sesuai dengan keadaan saat ini.
Berdasarkan latar belakang dan pertimbangan-pertimbangan di atas, penulis
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang
melakukan penawaran umum saham perdana?
2. Apakah pengungkapan modal intelektual berpengaruh terhadap nilai
perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah yang ditentukan oleh penulis agar penelitian memiliki ruang
lingkup dan arah yang jelas adalah sebagai berikut:
Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang melakukan penawaran umum
saham perdana di Bursa Efek Indonesia dari tanggal 1 Januari 2008 sampai
dengan 31 Desember 2012 yang memenuhi kriteria pada penelitian ini.
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang :
1. Pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan yang melakukan initial
public offering di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengaruh Pengungkapan modal intelektual terhadap nilai perusahaan yang
6
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi para akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai pengaruh modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual
terhadap nilai perusahaan, terutama pada perusahaan yang melakukan initial
public offering (IPO).
2. Dalam praktiknya;
a. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
bagi investor yang akan membeli saham dari emiten yang akan melakukan
IPO.
b. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya terutama
yang berasal dari modal intelektual, serta menjadi pertimbangan dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Modal Intelekual
Banyak definisi mengenai modal intelektual menurut peneliti dan kalangan bisnis.
Sebagai sebuah konsep, modal intelektual merujuk pada modal-modal non fisik
atau modal tidak berwujud (intangible assets) atau tidak kasat mata (invisible)
yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman manusia serta teknologi yang
digunakan.
Menurut Marr dan Schiuma, 2001 (dakam Solikhah dkk., 2010) Modal intelektual
adalah sekelompok aset pengetahuan yang merupakan atribut organisasi dan
berkontribusi signifikan untuk meningkatkan posisi persaingan dengan
menambahkan nilai bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Sementara Williams
(dalam Purnomosidhi, 2006) mendefinisikan modal intelektual sebagai informasi
dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai.
Secara ringkas Heng (dalam Sangkala, 2006) mengartikan modal intelektual
sabagai aset berbasis pengetahuan dalam perusahaan yang menjadi basis
kompetensi inti perusahaan yang dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan
8
intelektual sebagai hasil dari proses transformasi pengetahuan atau pengetahuan
itu sendiri yang di transformasikan dalam aset yang bernilai bagi perusahaan.
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) (dalam
Purnomosidhi, 2005) mendefinisikan modal intelektual sebagai nilai ekonomi dari
dua kategori intangibles asset perusahaan yaitu organisational (“structural”)
capital, yang meliputi proprietary software system, distribution networks dan
supply chains. Kedua, human capital, meliputi human resources baik dalam
perusahaan maupun luar perusahaan, seperti customers dan suplier.
2.1.2. Pengungkapan Modal Intelekual
Perubahan lingkungan bisnis saat ini memberikan banyak pengaruh dalam
pelaporan keuangan perusahaan, terutama dalam hal penyajian dan penilaian aset
tak berwujud menurut Sveiby (dalam Purnomosidhi, 2006). Bentuk laporan yang
lebih sempurna saat ini telah menjadi suatu cara untuk memberikan arahan
mengenai aturan dan kewajiban bagi karyawan serta bagaimana kontribusi
karyawan terhadap penciptaan nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Sujan dan Abeysekera (2007), terhadap 20 perusahaan
di Australia yang terdaftar pada bursa efek Australia. Hasil penelitian ini
menunjukkan bagian pengungkapan setiap elemen intellectual capital, dimana
48% indikator digunakan untuk mengungkapkan eksternal capital, 31 % internal
capital, dan 21% human capital. Sedangkan penelitian Purnomosidhi (2006),
mengenai pengungkapan intellectual capital pada 62 perusahaan publik yang
9
diungkapkan dalam laporan tahunan sebanyak 14 item dari 25 item yang ada
(56%).
Menurut Sujan dan Abeysekera (2007), pengungkapan intellectual capital adalah
suatu laporan yang dikeluarkan perusahaan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan informasi bagi pihak-pihak yang tidak terlibat dalam pembuatan
laporan tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan pihak-pihak tersebut akan
informasi.
Pengungkapan intellectual capital dalam laporan tahunan perusahaan tidak
dimasukkan sebagai salah satu elemen dalam neraca walaupun intellectual capital
lebih diidentikkan dengan aset tak berwujud karena elemen-elemen pembentuk
intellectual capital sulit dikuantifikasikan (Mouritsen dkk., 2001). Dalam PSAK
Nomor 19 belum mengatur mengenai identifikasi maupun pengukuran intellectual
capital. Maka dari itu, pengungkapan informasi mengenai intellectual capital oleh
perusahaan masih bersifat sukarela.
2.1.3. Nilai Perusahaan
Tujuan utama perusahaan meurut theory of the firm adalah untuk
memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm).
Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan,
karena dengan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan
10
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisakan sebagai nilai pasar, karena
nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara
maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga
saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.
2.1.4. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™)
Seiring dengan perkembangannya, telah dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai modal intelektual. Berdasarkan perkembangan penelitian di bidang
sosial, dinyatakan bahwa belum ada teori dan skema klasifikasi dari intellectual
capital yang diterima secara umum (Holland dikutip Yusuf dan Sawitri, 2009).
Akan tetapi, berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, dapat diidentifikasi
bahwa pengukuran metode-metode intellectual capital dapat digolongkan menjadi
dua yakni pengukuran dengan penilaian moneter dan pengukuran dengan nilai
non-moneter.
Beberapa metode pengukuran intellectual capital dengan penilaian non-moneter,
yaitu (Tan dkk., 2007, Iswatia dan Anshori, 2007) :
1.Skandia IC (intellectual capital) Report method;
2.Brooking’s Technology Broker;
3.Balanced Scorecard, oleh Kaplan dan Norton;
4.IC (intellectual capital)-index.
Metode pengukuran intellectual capital dengan penilaian moneter, yaitu :
1.Model Economic Value Added;
11
3.Metode Tobin’s q; 4.Model Pulic’s VAIC™;
5.Menghitung intangibles value.
Dalam penelitian ini, akan digunakan salah satu dari metode dari model
pengukuran dengan penilaian moneter, yaitu metode Value Added Intellectual
Coefficient (VAIC™) yang dikembangkan oleh Pulic (2004).
Model VAIC™ menyajikan value added intellectual capital coefficient yang
merupakan gabungan dari ketiga keofisien sebagai berikut:
1.The Physical Capital Coefficient
Pyhsical capital coefficient adalah nilai tambah (value added) yang didasarkan
pada physical capital. Untuk mendapatkan pengertian secara utuh mengenai
efisiensi dari penciptaan nilai (value added) yang berasal dari sumber daya,
physical atau financial capital perlu untuk dimasukkan ke dalam formulasi
intellectual capital (Pulic, 2004). Hal ini dikarenakan modal intelektual tidak
dapat menciptakan nilainya sendiri. Oleh karena itu, financial/physical capital
diperlukan supaya modal intelektual dapat menciptakan nilai tambah bagi
perusahaan.
Physical capital adalah financial capital (modal keuangan), yakni seluruh modal
berwujud seperti cash, marketable securities, account receivable, inventories,
land, buildings, machinery, equipment, furniture, fixtures, dan vehicles yang
dimiliki oleh perusahaan, Huwitz dkk., 2002 (dalam Yusuf dan Sawitri, 2009).
12
pyhsical capital efficiency (PCE) yang merupakan indikator untuk value added
yang dibentuk oleh satu unit physical capital.
2.The Human Capital Coefficient
Dalam sebuah perusahaan sumber daya manusia merupakan salah satu sumber
daya penting. Manusia memiliki peran penting karena banyak dari invisible assets
perusahaan terdapat pada manusia, Itami, 1987 (dikutip Chang dan Hsieh, 2011).
Untuk menjaga bakat setiap individu, perusahaan perlu memotivasi setiap
individu untuk mengkontribusikan keahlian dan kepintaran mereka demi
pencapaian tujuan perusahaan. Edvinsson, 1997 (dalam Chang dan Hsieh, 2011)
mengatakan bahwa human capital telah menjadi sumber daya penting untuk
inovasi dan strategi pengembangan perusahaan yang tidak bisa dimiliki tetapi
hanya bisa disewa oleh perusahaan. Modal manusia juga merupakan tempat
bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan dan kompetensi
dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Dalam penelitian ini, total gaji dan upah merupakan indikator dari modal manusia
perusahaan. Koefisien dari human capital di dalam penelitian ini akan dinyatakan
dalam variabel human capital coefficient (HCE) yang menunjukkan seberapa
banyak value added yang dibentuk dari tiap satuan mata uang (rupiah) yang
dikeluarkan untuk membayar karyawan yang ada dan bekerja di perusahaan.
3.The Structural Capital Coefficient
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam
memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha
13
secara keseluruhan, misalnya sistem operasional perusahaan, jaringan distribusi,
proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen, dan semua bentuk
intellectual property yang dimiliki oleh perusahaan. Structural capital
mencerminkan kemampuan perusahaan yang berasal dari sistem, proses, struktur,
budaya, strategi, kebijakan dan kemampuan perusahaan melakukan inovasi.
Dalam metode Pulic (2004) menyatakan bahwa, structural capital merupakan
value added dikurangi dengan human capital. Hal ini disebabkan, karena semakin
besar kontribusi dari structural capital, maka semakin sedikit kontribusi human
capital dalam proses penciptaan nilai. Ini berarti bahwa, semakin besar pengaruh
structural capital didalam kegiatan operasional perusahaan, maka semakin sedikit
keterlibatan karyawan di dalam suatu sistem operasional perusahaan. Di dalam
penelitian ini, koefisien structural capital akan menjadi variabel structural capital
coefficient (SCE) yang mengukur jumlah structural capital yang diperlukan untuk
menghasilkan satu Rupiah dari value added dan mengindikasikan peran structural
capital dalam penciptaan nilai (Pulic, 2004).
2.2. Teori yang Relevan 2.2.1. Resource-based theory
Resource-based theory merupakan suatu pemikiran yang berkembang dalam teori
manajemen strategik dan keunggulan kompetitif perusahaan yang meyakini
bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang
unggul (Solikhah dkk., 2010).
Wernerfelt (1984) menjelaskan bahwa menurut pandangan Resource-Based
14
keuangan yang baik dengan cara memiliki, menguasai dan memanfaatkan
aset-aset strategis yang penting (aset-aset berwujud dan tidak berwujud). Belkaoui, 2003
(dalam Yuniasih dkk., 2010) menyatakan strategi yang potensial untuk
meningkatkan kinerja perusahaan adalah dengan menyatukan aset berwujud dan
aset tidak berwujud.
2.2.2. Stakeholder theory
Stakeholder theory menyatakan bahwa semua stakeholder mempunyai hak untuk
memperoleh informasi mengenai aktifitas perusahaan yang mempengaruhi
mereka. Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang
dianggap powerfull. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan
utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan/atau tidak mengungkapkan
suatu informasi di dalam laporan keuangan (Ulum dkk., 2008).
Dalam konteks ini pula para stakeholder memiliki kewenangan untuk
mempengaruhi manajemen dalam proses pemanfaatan seluruh potensi yang
dimiliki oleh organisasi, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical
capital) maupun structural capital. Karena hanya dengan pengelolaan yang baik
dan maksimal atas seluruh potensi inilah organisasi akan dapat menciptakan value
added untuk kemudian mendorong kinerja keuangan dan nilai perusahaan yang
merupakan orientasi para stakeholder dalam mengintervensi manajemen.
2.2.3. Legitimacy theory
Legitimacy theory menurut pandangan teori legitimasi, organisai secara
berkelanjutan mencari cara untuk menjamin keberlangsungan usaha mereka
15
pada pernyataan bahwa terdapat sebuah kontrak sosial antara organisasi dengan
lingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan usahanya.
Legitimacy theory sangat erat hubungannya dengan pelaporan modal intelektual
dan penggunaan metode content analysis untuk mengukur keluasan pelaporan
modal intelektual. Perusahaan akan melaporkan modal intelektual jika manajemen
merasa perlu melakukannya karena tidak dapat meligitimasi statusnya melalui
aktiva berwujud (hard assets) yang dikenal sebagai suatu simbol keberhasilan
perusahaan. Keluasan pelaporan modal intelektual paling baik diukur dengan
menggunakan content analysis. Dengan demikian, antara legitimacy theory, modal
intelektual, dan content analysis saling berkaitan (Purnomosidhi, 2006).
2.2.4. Signalling theory
Signalling theory mengindikasikan bahwa organisasi akan berusaha untuk
menunjukkan sinyal berupa informasi positif kepada investor potensial melalui
pengungkapan dalam laporan keuangan (Miller dan Whiting, 2005).
Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan
oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi
merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada
hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan
masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan
hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap,
relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal
16
Pada penawaran umum saham perdana terdapat asimetri informasi antara pemilik
lama dengan investor potensial mengenai prospek perusahaan di masa depan.
Leland dan Pyle, 1977 (dalam Hartono, 2006) menyatakan bahwa sinyal adalah
tindakan yang dilakukan oleh pemilik lama dalam mengkomunikasikan informasi
yang dimilikinya kepada investor. Pemilik lama memiliki motivasi untuk
mengungkapkan informasi privat secara sukarela karena mereka berharap
informasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai sinyal positif mengenai kinerja
perusahaan dan mampu mengurangi asimetri informasi.
2.3. Penelitian Terdahulu
Hasil Penelitian-penelitian Terdahulu Mengenai Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
Chen dkk., (2005), Firer dan Williams (2003), dan Tan dkk., (2007) telah
membuktikan secara empiris bahwa modal intelektual berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan dan nilai pasar.
Chen dkk., (2005) meneliti hubungan antara intellectual capital dengan nilai pasar
dan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan model Pulic (VAIC™).
Chen dkk., (2005) menggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan tahun
1992-2002 dengan menggunakan analisis regresi. Hasilnya menunjukkan bahwa
IC berpengaruh positif terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan.
Firer dan Williams (2003) meneliti hubungan antara modal intelektual yang
diukur dengan VAIC™ dengan kinerja perusahaan dan nilai pasar pada 75
perusahaan di Afrika Selatan yang terdaftar di Johannesburg stock exchange (JSE)
17
mereka tidak dapat menemukan hubungan yang kuat antara intellectual capital
dengan profitabilitas perusahaan.
Tan dkk., (2007) menemukan hubungan positif antara modal intelektual
perusahaan dan kinerja perusahaan dan kinerja masa depan dalam penelitiannnya.
Penelitian tersebut menggunakan sampel 150 perusahaan yang terdaftar di
Singapore stock exchange (SGX).
Selain itu, Najibullah (2005) melakukan penelitian tentang hubungan intellectual
capital terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan di perusahaan perbankan
Bangladesh, dimana hasil dari penelitian tersebut intellectual capital yang diukur
menggunakan VAIC™ berpengaruh terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan.
Ulum dkk., (2008) melakukan studi tentang modal intelektual dengan
menggunakan sampel perusahaan perbankan di Indonesia. Hasil dari penelitian
tersebut menyatakan bahwa modal intelktual yang diukur dengan VAIC™ terbukti secara statistik berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan kinerja
perusahaan di masa depan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Iswatia dan
Anshori (2007) dan Sianipar (2009) juga menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara modal intelektual dengan kinerja perusahaan.
Hasil Penelitian-penelitian Lain Terdahulu mengenai Pengungkapan Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
Dalam beberapa penelitian terdahulu terdapat bukti empiris yang menyatakan
pengaruh pengungkapan sukarela dan pengungkapan modal intelektual terhadap
nilai perusahaan atau kapitalisasi pasar, walaupun bukan dalam konteks IPO.
18
tinggi akan mengarahkan investor untuk merevisi penilaian mereka terhadap harga
saham perusahaan dan meningkatkan likuiditas sahamnya, serta menciptakan nilai
institusional tambahan dan meningkatkan ketertarikan para analis akan surat
berharga. Hasil penelitian Healy dkk., (1999) mengindikasikan bahwa
pengungkapan modal intelektual yang makin tinggi akan memberikan informasi
yang kredibel atau dapat dipercaya, dan akan mengurangi kesalahan investor
dalam mengevaluasi harga saham perusahaan, sekaligus meningkatkan
kapitalisasi pasar.
Abdolmohammadi (2005) membuktikan bahwa jumlah pengungkapan komponen
modal intelektual dalam laporan tahunan berpengaruh signifikan terhadap nilai
kapitalisasi pasar perusahaan. Artinya, perusahaan yang mengungkapkan lebih
banyak komponen modal intelektual dalam laporan tahunannya cenderung
memiliki nilai kapitalisasi pasar yang lebih tinggi.
Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Soelistijono Boedi (2008), yang
menemukan pengungkapan komponen modal intelektual dalam laporan tahunan
tidak mempengaruhi kapitalisasi pasar perusahaan. Penelitian tersebut
menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEJ dari tahun 2002-2006,
analisis yang digunakan analisis regresi berganda.
Selain itu, Widarjo (2011) menemukan hubungan yang positif antara
pengungkapan modal intelektual dan nilai perusahaan setelah penawaran umum
saham perdana. Semakin tinggi pengungkapan modal intelektual maka semakin
tinggi nilai perusahaan. Penelitian tersebut menggunakan sampel 31 perusahaan
19
2.4. Model Penelitian
Dari penjelasan tinjauan teoritis dan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu
maka yang menjadi variable-variabel dalam penelitian ini adalah modal
intelektual dan pengungkapan modal intelektual sebagai variable independen
(bebas) dan nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO)
sebagai variable dependen (terikat).
Gambar 2.1. Model Peneltian
2.5. Pengembangan Hipotesis
2.5.1. Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
Hipotesis ini dibangun berdasarkan teori Resource-based theory. Resource-based
theory berasumsi bahwa bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila
memiliki sumber daya yang unggul. Wernerfelt (1984) menjelaskan bahwa
menurut pandangan Resource-Based Theory perusahaan akan unggul dalam
persaingan usaha dan mendapatkan kinerja keuangan yang baik dengan cara
memiliki, menguasai dan memanfaatkan aset-aset strategis yang penting (aset
berwujud dan tidak berwujud). Belkaoui, 2003 (dalam Yuniasih dkk., 2010) Nilai Perusahaan
Pengungkapan
20
menyatakan strategi yang potensial untuk meningkatkan kinerja perusahaan
adalah dengan menyatukan aset berwujud dan aset tidak berwujud.
Praktik akuntansi konservatif menekankan bahwa investasi perusahaan dalam
intellectual capital yang disajikan dalam laporan keuangan, dihasilkan dari
peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jadi, jika misalnya pasarnya
efisien, maka investor akan memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan
yang memiliki modal intelektual lebih besar, Riahi-Belkaoui, 2003; Firer dan
Williams, 2003 (dalam Ulum dkk., 2008).
Beberapa penelitian terdahulu membuktikan bahwa modal intelektual berperan
penting dalam peningkatan nilai perusahaan. Chen dkk., (2005), Firer dan
Williams (2003), dan Tan dkk., (2007) telah membuktikan secara empiris bahwa
modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dan
nilai pasar. Berdasarkan teori dan temuan penelitian terdahulu, maka hipotesis
pertama dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang
melakukan penawaran umum saham perdana.
2.5.2. Pengungkapan Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
Hipotesis ini dibangun berdasarkan dua teori yaitu teori Stakeholder dan teori
legitimacy. Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder
yang dianggap powerfull. Kelompok stakeholder (meliputi pemegang saham,
karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, dan masyarakat) inilah yang
menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan/atau
21
Dalam teori legitimacy telah dijelaskan bahwa organisai secara berkelanjutan
mencari cara untuk menjamin keberlangsungan usaha mereka berada dalam batas
dan norma yang berlaku di masyarakat. Teori ini berdasar pada pernyataan bahwa
terdapat sebuah kontrak sosial antara organisasi dengan lingkungan di mana
organisasi tersebut menjalankan usahanya. Lindblom (1994 dalam Guthrie et al.,
2006) menyarankan jika suatu organisasi menganggap bahwa legitimasinya
sedang dipertanyakan, organisasi tersebut dapat mengadopsi sejumlah strategi
yang agresif. Pertama, organisasi dapat mencari jalan untuk mendidik dan
menginformasikan kepada stakeholdernya perubahan-perubahan pada kinerja dan
aktifitas organisasi. Kedua, organisasi dapat mencari cara untuk mengubah
persepsi stakeholder, tanpa mengubah perilaku sesungguhnya dari organisasi
tersebut. Ketiga, organisasi dapat mencari cara untuk memanipulasi persepsi
stakeholder dengan cara mengarahkan kembali (memutar balik) perhatian atas isu
tertentu kepada isu yang berkaitan lainnya dan mengarahkan ketertarikan pada
simbol-simbol emosional Guthrie et al. (2006).
Dalam konteks IPO, hipotesis kedua penelitian ini juga didasarkan pada teori
signaling theory. Pada penawaran umum saham perdana terdapat asimetri
informasi antara pemilik lama dengan investor potensial mengenai prospek
perusahaan di masa depan. Leland dan Pyle, 1977 (dalam Hartono, 2006)
menyatakan bahwa sinyal adalah tindakan yang dilakukan oleh pemilik lama
dalam mengkomunikasikan informasi yang dimilikinya kepada investor. Pemilik
lama memiliki motivasi untuk mengungkapkan informasi privat secara sukarela
karena mereka berharap informasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai sinyal
22
Beberapa penelitian terdahulu membuktikan bahwa pengungkapan modal
intelektual berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaan. Healy dkk.,
(1999), Abdolmohammadi (2005), dan Widarjo (2011) telah membuktikan secara
empiris bahwa pengungkapan modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan dan kapitalisasi pasar. Berdasarkan teori dan temuan penelitian
terdahulu, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H2 : Pengungkapan modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan
penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008
sampai dengan 2012.
Pemilihan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling untuk
mendapatkan sampel yang dapat mewakili kriteria yang ditentukan :
1. Seluruh saham yang ditawarkan kepada publik merupakan saham perdana.
2. Perusahaan termasuk dalam jenis industri perbankan, keuangan,
telekomunikasi, elektronik, komputer dan multimedia, automotif, dan farmasi,
karena jenis industri ini memiliki aset modal intelektual yang intensif (Firrer
dan William, 2003).
3.2. Data Penelitian
3.2.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dengan periode
pengamatan mulai 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2012. Data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi :
24
2. Data tentang harga penutupan per lembar saham pada hari pertama pasar
sekunder yang diperoleh dari situs yahoo finance.
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi dimana penulis mengumpulkan data yang didapatkan dari berbagai
sumber antara lain data yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012,
dari literatur, jurnal-jurnal dan sumber lain yang terkait dengan permasalahan
dalam penelitian.
3.3. Operasional Variabel Penelitian 3.3.1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (variable terikat) adalah variabel utama yang menjadi sasaran
penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan, yaitu
nilai pasar perusahaan pada hari pertama di pasar sekunder (initial market value).
Nilai dari variabel ini diperoleh dengan mengalikan jumlah seluruh saham yang
ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penutupan per lembar saham pada
hari pertama pasar sekunder (Hartono, 2006).
Variabel nilai perusahaan yang diukur dengan harga penutupan per lembar saham
pada hari pertama pasar sekunder dikalikan dengan jumlah seluruh saham yang
ditempatkan dan disetor penuh cenderung memiliki nilai standar deviasi yang
tinggi. Hal ini mengakibatkan data tidak normal dan adanya heteroskedastisitas
25
3.3.2. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variable dependen,
variabel independen dalam penelitian ini adalah modal intelektual dan
pengungkapan modal intelektual.
1. Modal Intelektual
Modal intelektual adalah nilai ekonomi dari dua kategori intangibles asset
perusahaan yaitu organisational (“structural”) capital, yang meliputi proprietary
software system, distribution networks dan supply chains. Kedua, human capital,
meliputi human resources baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan, seperti
customers dan supplier.
Dalam penelitian ini value added intellectual capital coefficient (VAIC™) yang dikembangkan oleh Pulic (2004), digunakan untuk menghitung modal intelektual.
Rumus perhitungan VAIC™ adalah sebagai berikut :
1. Menghitung Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™)
VAIC™ mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga
dianggap sebagai BPI (Business Performance Indikator). VAIC™ merupakan penjumlahan dari komponen, yaitu : PCE, dan ICE (HCE + SCE).
VAIC™ = ICE + PCE
2. Menghitung Intellectual Capital Efficiency (ICE)
ICE = HCE + SCE
Dimana :
26
HCE = Human Capital Efficiency
SCE = Structural Capital Efficiency
3. Menghitung Human Capital Efficiency (HCE)
HCE = VA/HC
Dimana:
HCE = Human Capital Efficiency : rasio dari VA terhadap HC
VA = value added
HC = Human Capital : total beban gaji atau biaya karyawan
perusahaan
Beban gaji dalam penelitian ini menggunakan jumlah beban gaji
dan karyawan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan.
4. Menghitung Structural Capital Efficiency (SCE)
SCE = SC/VA
Dimana :
SCE = Structural Capital Efficiency : rasio dari SC terhadap VA
SC = Structural Capital : VA – HC VA = Value Added
5. Menghitung Physical Capital Efficiency (PCE)
PCE = VA/Asset
Dimana:
PCE = Physical Capital Efficiency
VA = Value Added
27
6. Menghitung value added (VA)
VA = P + C + D + A
Dimana :
VA = Value added
P = Company operating profit
C = Personnel costs consisting of salaries and social costs
D = Depreciations in company assets
A = Amortizations in company assets
2. Pengungkapan Modal Intelektual
Selain modal intelektual yang diproksikan dengan VAIC™, variabel independen
lainnya adalah pengungkapan modal intelektual. Pengungkapan modal intelektual
diproksikan dengan indeks pengungkapan modal intelektual. Indeks
pengungkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks pengungkapan
modal intelektual yang digunakan oleh Bukh, et al (2005). Indeks ini terdiri dari
78 item yang diklasifikasikan ke dalam enam kategori berikut ini.
1. Employees (27 item)
2. Customers (14 item)
3. Information Technology (IT) (5 item)
4. Processes (8 item)
5. Research Development (R&D) (9 item)
6. Strategic Statement (15 item)
Penelitian ini menggunakan teknik analisis konten (content analysis) dengan
28
yang dilakukan oleh perusahaan. Pemberian skor untuk item pengungkapan
dilakukan dengan menggunakan skala dikotomi tidak tertimbang, dimana 1 untuk
yang melakukan pengungkapan atau 0 untuk yang tidak mengungkapkan pada
masing-masing item. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk
memperoleh total skor pengungkapan untuk setiap perusahaan.
Rasio tingkat pengungkapan modal intelektual dari masing-masing peruasahaan
diperoleh dengan membagi total skor pengungkapan pada setiap perusahaan
dengan total item dalam indek pengungkapan modal intelektual. Persentase
pengungkapan modal intelektual dihitung dengan rumus berikut:
ICD = ∑
∑ x 100%
Dimana :
ICD = Persentase pengungkapan modal intelektual perusahaan
DItem = Total skor pengungkapan modal intektual
ADItem = Total item dalam indeks pengungkapan modal intelektual
3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Statistik Deskriptif
Data yang dikumpulkan dalam penelitian dan diolah, kemudian dianalisis dengan
alat statistik yaitu statistik deskriptif. Pengujian statistik desktiptif memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
29
modal intelektual, pengungkapan modal intelektual dan nilai perusahaan yang
melakukan penawaran umum perdana.
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Untuk menentukan ketepatan model, perlu dilakukan pengujian atas beberapa
asumsi klasik yaitu: uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas dan
autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Sebelum melakukan uji statistik langkah awal yang harus dilakukan adalah
screening terhadap data yang akan diolah. Analisis regresi mensyaratkan
data-data berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah regresi yang memiliki
distribusi data yang normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Untuk menguji normalitas digunakan beberapa cara yaitu melalui
histogram, grafik dan melalui pengujian statistik melalui uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov. Dalam histogram residual berdistribusi normal dapat
dilihat dari bentuk histogram yang simetris, tidak menceng ke kanan atau ke kiri.
Dalam uji grafik yaitu normal probability plot, residual berdistribusi normal
apabila plot menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
sebaliknya jika plot residual menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak
mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. Sedangkan melalui uji statistik Kolmogorov-Smirnov residual
30
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel-variabel independen. Jika variabel-variabel
saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak orthogonal. variabel orthogonal
adalah variable bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas adalah nol.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi antar varibel-variabel
independen yang akan digunakan dalam persamaan regresi dengan menghitung
nilai tolerance dan VIF (Variance Information Factors). Apabila nilai VIF
dibawah 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas dan apabila
nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa model terbebas
dari multikoliniaritas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah
autokorelasi. Untuk melihat adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan
menggunakan uji statistik Durbin-Watson (D-W).
e. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
31
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dengan menggunakan grafik scatterplot. Apabila titik-titik membentuk pola
tertentu pada scatterplot, maka dapat disimpulkan terdapat heteroskedastisitas dan
model regresi harus diperbaiki. Sedangkan jika titik-titik menyebar secara acak
serta menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas dan regresi dapat dipergunakan untuk memprediksi.
3.5. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh
dari variabel independen terhadap variabel dependen.Variabel independen dalam
penelitian ini adalah modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual.
Variabel dependen yang dipakai dalam hipotesis ini adalah nilai Perusahaan.
Model regresi linear berganda untuk penelitian ini sebagai berikut:
LnV = + IC + ICD + e
Dimana:
LnV = Logaritma Natural Nilai Perusahaan.
IC = Intellectual Capital.
ICD = Intellectual Capital Disclosure.
= Konstanta.
= Koefisien Regresi.
e = Error terms.
Data diolah dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 18.0. (Statistical
32
Analisis terhadap hasil regresi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat
menjelaskan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat
sangat terbatas, sebaliknya semakin besar nilai R2 maka makin besar kemampuan
variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat.
2. Uji signifikansi parameter individual
Uji parameter individual menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/bebas secara individual dalam menjelaskan variabel terikat. Dengan
memasukkan variabel IC (modal intelektual), ICD (pengungkapan modal
intelektual) dan LnV (logaritma natural nilai perusahaan) kemudian akan muncul
hasil/output berupa angka pada kolom Sig. dalam tabel Coefficients, dari hasil
pengujian didapat t hitung (t) dan tingkat signifikansi (Sig.) yang menunjukkan
tingkat signifikan atau pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen, angka ini akan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel
IC (modal intelektual), ICD (pengungkapan modal intelektual) dan LnV
(logaritma natural nilai perusahaan) secara terpisah.
Pengujian hipotesis koefisien regresi dengan menggunakan uji t menggunakan
SPSS pada tingkat kepercayaan 95% dan error 5%, dengan hipotesis yang
diajukan:
H1 : Modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang
33
H2: Pengungkapan modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana.
Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas):
48
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari modal
intelektual dan pengungkapan modal intelektual terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2008 sampai 2012. Berdasarkan hasil dan analisis data
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Modal Intelektual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.
2. Pengungkapan Modal Intelektual berpengaruh positif secara signifikan
terhadap Nilai Perusahaan.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian
dengan hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan metode tidak langsung dalam mengukur modal
intelektual yaitu VAIC, dimana dalam beberapa penelitian yang
49
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 20 sampel perusahaan
yang melakukan IPO di BEI. Hal ini dikarenakan sulitnya memperoleh data
prospektus perusahaan.
5.3. Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel
penelitian.
2. Peneliti selanjutnya juga dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menggunakan metode langsung dalam mengukur modal intelektual, misalnya
DAFTAR PUSTAKA
Boedi, Soelistijono. 2008. “Pengungkapan Intellectual Capital dan Kapitalisasi Pasar (studi empiris pada perusahaan publik di indonesia)”. Tesis S2 Program Studi Magister Sains Akuntansi Undip, Semarang.
Bukh, P. N., Nielsen C., Gormsen, P. dan Mouritsen, J. 2005. “Disclosure of information on intellectual capital in Danish IPO prospectuses”. Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 18, No. 6, hlm. 713-732.
Chang W. S., Hsieh, J. J. 2011. Exploring A Human Capital Driven Intellectual Capital Framework: Evidence from Information Technology Industry in Taiwan. European Journal of Social Sciences. Vol. 21, No. 3, hlm. 392-404.
Chen, M. C., Cheng, S. J., & Hwang, Y. 2005. “An Empirical Investigation of The Relationship Between Intellectual Capital and Firms’ Market Value and Financial Performance”. Journal of Intellectual Capital, Vol. 6, No. 3, hlm. 159-176.
Firer, S., & Williams, S. M. 2003. “Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate Performance”. Journal of Intellectual Capital, Vol. 4, No. 3, hlm. 348-360.
Ghozali, Imam. 2006. ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”. Badan penerbit UNDIP : Semarang.
Hartono. 2006. “Analisis Retensi Kepemilikan Pada Penerbitan Saham Perdana Sebagai Sinyal Nilai Perusahaan”. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 6, No. 2, hlm. 141-162.
Healy, P. M.,Hutton, A., dan K. G. Palepu. 1999. “Stock performance and intermediation changes surrounding sustained increases in disclosure”. Contemporary Accounting Research. Vol. 16, hlm. 485-520.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2000. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19”. IAI. Jakarta.
Kuryanto, B., Syafruddin, M. 2008. “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Miller, J. C., dan Whiting, R.H. 2005. “Voluntary Disclosure of Intellectual Capital and the “Hidden Value”“. AFAANZ Conference, Melbourne, 3-5 Juli 2005.
Mohammad J Abdolmohammadi. 2005. “Intellectual Capital and Market
Capitalization”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6, No. 3, hlm. 397-416.
Mouritsen, J., Larsen, H., Bukh, P.N. and Johansen, M. 2001. “Reading an Intellectual Capital Statement: Describing and prescribing knowledge management strategies”. Journal of Intellectual Capital Vol. 2, No.4, hlm. 359-383.
Najibullah, Syed. 2005. “An Empirical Investigation of The Relationship Between Intellectual Capital and Firm’s Market Value and Financial Performance : in Context of Commercial Banks of Bangladesh”.
Pulic, A. 2004. “Intellectual Capital: Does it Create or Destroy Value?”. Measuring Business Excellence. Vol. 8, No. 1, hlm. 62-68.
Purnomosidhi, Bambang. 2006. “Praktik Pengungkapan Modal Intelektual Pada Perusahaan Publik di BEJ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 9 No. 1.
Sangkala. 2006. Intellectual Capital Management. Jakarta: YAPENSI.
Sawarjuwono Tjiptohadi, dan Kadir, Agustin Prihatin. 2003. “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5, No. 1, hlm. 35-57.
Sianipar, M. 2009. “The Impact of Intellectual Capital Towards Financial Profitability and Investors’ Capital Gain on Shares: An
EmpiricalInvestigation of Indonesian Banking and Insurance Sector for Year 2005-2007”. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang
Sir, J., Subroto, B. & Chandharin, G. 2010. “Intellectual Capital dan Return Saham (Studi Peristiwa Pada Perusahaan Publik di Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Sujan, A. dan Abeysekera, I. 2007. “Intellectual Capital reporting practices of the top Australian firms. Australian Accounting Review. Vol. 17, No. 2, hlm. 71-83.
Tan, Hong P., Plowman, D. dan Hancock, P. 2007. “Intellectual Capital and Financial Returns of Companies”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8, No. 1, hlm. 76-95.
Tim Penyusun. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandarlampung.
Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali & Anis Chariri. 2008. “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Wahyu, Sri L. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela
Modal Intelektual (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Listing di BEI)”. Tesis S2 Program Studi Magister Sains Akuntansi Undip, Semarang.
Wardani, Sinta & Fitriarti, Rachma. 2010. “Analisis Komparasi Profitabilitas
Sebelum dan Sesudah Penawaran Umum Saham Perdana”. Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi. Vol. 17, No. 3, hlm. 90-100.
Yuniasih, Ni W., Wirama, Dewa, G. dan Badera, I Dewa, N. 2010. “Eksplorasi Kinerja Pasar Perusahaan : Kajian Berdasarkan Modal Intelektual (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Yusuf dan Sawitri, P. 2009. “Modal Intelektual dan Market Performance