• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGUNGKAPAN COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILTY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGUNGKAPAN COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILTY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

BUDIMAN SIRAIT NIM. 7113220005

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Pemoderasi Studi Empiris Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penulisan skripsi ini merupakan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dan memberi

masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda tercinta Lumour Manurung serta saudara-saudaraku atas segala kasih, motivasi, doa, serta dukungan baik moril dan materil yang senantiasa diberikan dengan tulus kepada penulis.

Di kesempatan ini ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, M.E, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

(6)

iv

3. Bapak Muhammad Ishak SE, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi. 4. Bapak Dr. Nasirwan SE, M.Si selaku sekreteris jurusan akuntansi.

5. Bapak Dr. Arfan Ikshan SE ,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi penulis. Terima kasih atas waktu, perhatian dan motivasi bapak dalam membimbing penulis selama mengerjakan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si, Ak, CA sebagai dosen penguji yang telah senantiasa memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs Surbakti Karo-Karo, M.Si, Ak, CA sebagai dosen penguji yang telah senantiasa memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak M Ridha Habibi Z, SE, M.Si sebagai dosen penguji dan pembimbing akademik yang telah senantiasa memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis menempuh perkuliahan.

10. Bang Ricky Adrian , sebagai staff administrasi jurusan Akuntansi yang telah membantu dalam mengurus administrasi.

11. Sahabat senasib dan seperjuangan di Gubuk Tuasan (Gondo, Wak Jum, Yocky, Gaman, Jo, Imam, Mario) dan juga sahabat Cale Cappucino pake Susu di Kost Pardamean Mandiri Berutu serta masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

(7)

v .

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skrisi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Medan, September 2015 Penulis

(8)

ABSTRACT

Budiman sirait, 7113220005, The Effect of Coorporate Social Responsibilty Disclousure to Enterprise Value with earning managemen role as Variabel Moderating Variabel on the companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Accounting Department, Faculty of Economics, State University of Medan 2015

This research aimed to empirically examine the effect of corporate social responsibility

disclosure to enterprise value and earnings management role as a moderating variable in the

relationship between corporate social responsibility disclosure and enterprise value. Mechanism of

earnings management using discretionary accruals are measured using the model of De Angelo

(1986) and developed by Friendlan (1994). Corporate social responsibility disclosure in corporate

social measure using disclosure index (CSDI) based on standard items reporting Global Reporting

Initiative (GRI) are disclosed in the company's annual report. Enterprise value measurements using

Tobin-Q value is based on the company's stock price.

This research used samples on state-owned enterprises listed on the Stock Exchange during

the years 2013 by using purposive sampling Method. The data used were obtained from the annual

report and sustainability report state-owned company listed on the Stock Exchange. There are 43

companies and observations during the years 2013 which fulfilling. The method of analysis used in

this research is multiple regression analysis. This method was chosen because all the data is matrix

data of variables.

This research found significant statistically results from the influence of corporate social

responsibility disclosure to the enterprise value. The research found no significant effect of earnings

management on the relationship between corporate social responsibility disclosure by enterprise

value. This study contributes to the literature providing shows that the amount of enterprise value

influenced how many corporate social responsibility disclosures made by the company. However, in

this research found that earnings management is carried out by the management cannot be effected

to the extent of disclosure made by the company.

(9)

ABSTRAK

Budiman sirait, 7113220005, Pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan dengan manajemen laba sebagai variabel pemoderasi studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan dengan manajemen laba sebagai variabel pemoderasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan (2) Pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan dengan Dengan manajemen laba sebagai variabel moderating

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 136 perusahaan. Dari 136 perusahaan, dengan menggunakan purposive sampling terpilih sampel sebanyak 43 perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder berupa laporan keuangan yang didownload dari www.idx.co.id pengujian hipotesis dalam pengujian ini menggunakan uji t dan uji Moderasi dengan tingkat kepercayaan 5 %.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan Manajemen laba sebagai variabel moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan. Adjusted R Square sebesar 0 .160 yang berarti 16% variabilitas nilai perusahaan yang dapat dijelaskan oleh variabel independen CSR, Manajemen laba, dan Moderasi. Sedangkan 84% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam model

Kesimpulan penelitian ini adalah pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dan manajemen laba sebagai variabel moderasi tidak dapat memoderasi pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan

(10)

DAFTAR ISI

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)...……….………...15

2.1.2 Stakeholders Theory...……….……….17

2.1.3 Teori Legitimasi ……….……...19

2.1.4 Nilai Perusahaan ………....……….…....21

2.1.5 Corporate Sosial Responsibility……….……….…....26

2.1.6 Earnings Management ……….….37

2.2Penelitian Terdahulu……….…41

2.3Kerangka Berpikir……….…...44

(11)

BAB III: METODE PENELITIAN……….50

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………......50

3.2 Populasi dan Sampel………50

3.3Jenis dan Sumber Data...51

3.4 Variabel dan Definisi Operasional………..51

3.4.1 Variabel Penelitian………....…...………...52

3.4.2 Variabel Defenisi Operasional ………...52

3.4.2.1Variabel Dependen (Y)………...… 53

3.4.2.2Variabel Moderating (X2)…….………. 54

3.4.2.3Variabel Independen (X1) ………..55

3.5 Teknik Pengumpulan Data……….………... 55

3.6 Teknik Analisis Data……….…..……....56

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ………..………..56

3.6.1.1Normalitas………...………...56

3.6.1.2Uji multikolonieritas………..56

3.6.1.3Uji Heteroskedastisitas ...57

3.6.2 Analisis Linear Berganda ………57

3.6.3 Uji Hipotesis ………..58

3.6.3.1 Uji T Test ………...58

3.6.3.2 Uji Moderasi …..………...59

(12)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian………..61

4.1.1 Gambaran Umum Sampel………61

4.1.2 Hasil Pengujian Data ………...64

4.1.2. Uji Asumsi Klasik

4.1.2.1.1 Uji Normalitas………...64

4.1.2.1.2 Uji Multikoliniearitas………69 4.1.2.1.3 Uji Heterokedastisitas………...70 4.1.3 Analisis Regresi Linier

4.1.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ………71 4.1.3.2 Analisi Regresi Linier MRA………..73 4.2 Pengujian Hipotesis

4.2.1 Uji t ………73

4.2.2 Uji Moderasi………..74

4.3 Pembahasan ………76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……… 79

5.2 Keterbatasan Penelitian ………80

5.3 Saran . ……….81

(13)
(14)

iii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ……….. ………. …. Tabel . ……….. ………. …. Tabel . ……….. ………. ….

(15)
(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar . ……… 4

(17)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Tabulasi Data Sampel

LAMPIRAN B Hasil Output SPSS

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. (Martono dan Agus Harjito, 2005: 2 dalam Rika Susanti, 2010: 16)

(19)

2

dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Investor akan berani untuk membeli saham dengan harga yang tinggi terhadap perusahaan yang dinilai tinggi.

Seiring berkembangnya perusahaan maka timbul jugalah kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan disekitar lokasi perusahaan, hal itu memicu kesadaran para pemilik pengusaha untuk mengurangi dampak negatif yang diakibatkan perusahaan, demi kelangsungan kinerja perusahaan. Untuk tetap mempertahankan nilai perusahaan, perusahaan harus menjaga image perusahaan dimata masyarakat, salah satunya adalah dengan mengadakan pengungkapan Coorporate Social responsibility perusahaan.

Di Indonesia banyak perusahaan melakukan kegiatan yang berorientasi sosial untuk menjaga image dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. seperti PT. Media Group dengan program “Peduli Tsunami Aceh dan Nias”, PT. Unilever

Indonesia dengan program “Lifebouy Hand Washing Campaign dan “Rinso, Bersih

Itu Baik”, PT. Kalbe Farma dengan program “Puskesmas Keliling Procold”, AQUA

dengan program “1=10 Liter”, serta banyak lagi program sosial yang memiliki

program CSR yang beragam.

(20)

3

Untuk menjalankan proses produksinya perusahaan membutuhkan bahan baku berupa kayu. Untuk itu perusahaan mengeksploitasi hutan-hutan yang ada di daerah sekitar Daerah Tapanuli. Namun pengambilan kayu-kayu tersebut berakibat konflik terhadap masyarakat sekitar. Masyarakat Menuntut Bahwa PT. Toba Pulp Lestari Telah Merusak lingkungan dengan penebangan pohon Dan membuang limbah sembarangan. Tekanan masyarakat yang terus menerus membuat PT. Inti Indorayon Utama (Toba Pulp Lestari) sempat stop beroperasi, Sebelum Tahun 2003 beroperasi kembali dan namanya diganti menjadi PT.Toba Pulp Lestari. Namun PT Toba Pulp Lestari membuat perubahan dalam meningkatkan manajemen terhadap tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap lingkungan sekitar.

(21)

4

operasional PT Newmon Minahasia Raya (NMR) tidak hanya menjadi masalah nasional melainkan internasional (Leimona, Fauzi :2008).

Kini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan, aspek sosial, dan aspek lingkungan yang disebut triple bottom line. Dahulu aspek sosial dan aspek lingkungan tidak dipentingkan oleh pemilik modal.mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat sosial secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Para pemilik modal yang hanya beriorientasi pada laba material, telah merusak keseimbangan kehidupan dengan cara menstimulasi pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan yang tidak memberi konstribusi bagi peninggkatan kemakmuran mereka tetapi justru menjadikan mereka mengalami kondisi sosial yang semakin buruk [Galtung & Kada (1995) dan Rich (1996) dalam Anggraini (2006 : 74).

Banyak orang yang menganggap bahwa kegiatan corporate social responsibility hanya terfokus dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, pembuatan kebijakan tentang kepegawaian, pemberian bantuan berupa pendidikan yang layak untuk masyarakat dan pelatihan kerja untuk karyawannya. Kegiatan

corporate social responsibility yang dilakukan perusahaan tidak hanya mencakup

(22)

5

melakukan corporate social responsibility mungkin akan kehilangan kesempatan investasi dalam sektor keuangannya, karena perusahaan harus mengorbankan kesempatan tersebut untuk melakukan kegiatan corporate social responsibility (Reyes, 2002). Jika corporate social responsibility dilakukan secara konsisten,maka perusahaan yang melakukannya akan dianggap sebagai perusahaan yang beroperasi untuk kesejahteraan masyarakat (Osho,2009) dalam velda (2013: 40).

Dalam pelaksanaan CSR, Indonesia mengambil inisiatif untuk melakukan regulasi pelaksanaan CSR dengan mencantumkan kewajiban melaksanakan CSR bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang sumber daya alam dan/atau dengan sumber daya manusia. Kewajiban tersebut dapat dilihat dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), yang tertuang dalam Pasal 74 berikut ini:

1. Perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

www.hukumonline.com

(23)

Undang-6

Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang tertuang dalam Pasal 15, Pasal 17, dan Pasal 34. Pasal-pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap penanam modal berkewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan wajib untuk mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi standar kelayakan lingkungan hidup bagi penanam modal yang menggunakan sumber daya alam tidak terbarukan.

Sanksi pidana mengenai pelanggaran CSR pun terdapat didalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Pasal 41 ayat (1) yang menyatakan: “Barangsiapa yang melawan hukum dengan

sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah”. Selanjutnya,Pasal 42 ayat(1)

menyatakan: “Barangsiapa yang karena kealpaannya melakukan perbuatan yang

mengakibatkan pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak seratusjuta rupiah”

(Sutopoyudo, 2009).

(24)

7

berkesinambungan sebagai wujud manajemen risiko dan untuk melindungi reputasi, serta untuk meraih competitive advantage dalam hal modal, tenaga kerja, supplier, dan pangsa pasar

Dalam pelaksanaan kegiatan CSR ini bahkan dimanfaatkan juga oleh manajer perusahaan sebagai tameng atau strategi untuk mempertahankan diri (entrenchment strategy) dari tindakannya dalam mengelola laba perusahaan.” Strategi pertahanan diri manajer merupakan upaya untuk tetap mempertahankan reputasi perusahaan dan melindungi karier manajer secara pribadi”. Prior et al.(2008 : 207) menyatakan bahwa menejer yang memanipulasi pendapatan menggunakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai salah satu strateginya untuk menjaga hubungan dan mendapatkan dukungan para pemangku kepentingan. Handajani et al. (2010) dalam Kusuma (2013 :) juga menyatakan bahwa manajer opportunis yang melakukan manipulasi laba akrual akan menggunakan pengungkapan CSR sebagai perilaku etis untuk mendapatkan dukungan dari para stakeholder.

Pelaksanaan Coorporate Social responsibility perusahaan, memposisikan menejer menghadapi Coflick of interest untuk memaksimalkan Stakeholders dan

Stakeholders lainnya yang mempunyai kepentingan berbeda dan juga kepentingannya

(25)

8

tanggung jawab sosial. Tidak adanya kriteria sebagai dasar bagi pengukuran kinerja menyebabkan menejer tidak dapat dievaluasi, sehingga memungkinkan manager untuk menyelewengkan sumber daya perusahaan untuk kepentingannya sendiri dengan mengorbankan tuntutan keuangan dan kepentingan masyarakat luas.

Manajemen laba tidak selalu dihubungkan dengan usaha untuk memanipulasi data mengenai informasi akuntansi, akan tetapi dapat juga dilakukan dengan cara pemilihan metode akuntansi (accounting methods) yang diperkenankan sesuai peraturan akuntansi. Menurut Assih dan Gudono (2000) manajemen laba adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Adopted Accounting Principles (GAAP) yang mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.

Mulford dan Comiskey (2002: 45)

manajemen laba merupakan financial numbers game (permainan angka– angka keuangan) yang dilakukan melalui creative accounting practises akibat adanya kelonggaran atau flexibility principles yang dikeluarkan oleh GAAP.

Banyak kasus yang terjadi akibat praktik earning manajement diantaranya, kasus Enron, Worldcom, Global Crossing, HIH, Tyco, kasus PT Bank Lippo Tbk, kasus PT. Citra Marga Nusapala Persada, Bank Duta, Xerox, PT Perusahaan Gas Negara, Merck dan PT Kimia Farma Tbk.

(26)

9

manipulasi laporan keuangan. Praktek oleh akuntan untuk melakukan “manajemen laba” dalam masalah kasus PT Kimia Farma, Tbk (PT KAEF)3 sebagai berikut :

PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF), merupakan salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Tujuan perusahaan sebagai badan usaha tidak berbeda dengan badan usaha lainnya, yaitu mencari laba sebesar-besarnya. Pelaporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2001, menunjukkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan keuangan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementrian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada tanggal 3 Oktober 2002 laporan keuangan PT. KAEF tahun 2001 disajikan kembali (restated).

Hal ini disebabkan telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan restated, laba yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan.

Kesalahan itu timbul dari :

a. Kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT KAEF. Sehingga dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,6 miliar yang merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih PT KAEF.

b. Kesalahan tersebut terdapat pada unit-unit sebagai berikut:

1. Unit Industri Bahan Baku: Kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 Miliar.

2. Unit Logistik Sentral: Kesalahan berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 Miliar.

3. Unit Pedagang Besar Farmasi (PBF): Kesalahan berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 8,1 Miliar dan Kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 10,7 Miliar.

c. Bahwa kesalahan penyajian tersebut, dilakukan oleh Direksi periode 1998–Juni 2002 dengan cara:

(27)

10

dan dijadikan dasar sebagai penentuan nilai persediaan pada unit distribusi PT KAEF per 31 Desember 2001.

2. Melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada unit PBF dan unit Bahan Baku. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh Akuntan.

Dampak dari praktik manajemen laba tersebut bukan hanya merugikan investor saja ,tetapi hal tersebut juga dapat merugikan perusahaan secara keseluruhan termasuk Nilai Perusahaan menjadi buruk bagi investor. Setelah PT KAEF memiliki citra yang buruk dari praktik manajemen laba yang dilakukannya,maka pemerintah menghentikan proses investasinya di KAEF. Citra buruk yang didapat oleh PT KAEF tidak hanya berdampak pada kinerja keuangannya,tetapi dampak tersebut juga dirasakan di dalam Nilai Perusahaan yang lihat pada harga saham perusahaan tersebut.

Walaupun tindakan manajemen laba merupakan hal yang legal dan tidak melanggar GAAP, manajemen laba dapat membawa konsekuensi negatif terhadap stakeholder, karyawan, masyarakat, komunitas dimana perusahaan melakukan kegiatan operasinya, reputasi dan karier manajer yang bersangkutan (Zahra, Priem dan Rasheed, 2005). Konsekuensi paling fatal yang merupakan akibat praktik manajemen laba adalah hilangnya kepercayaan dan dukungan dari para stakeholder. Stakeholder akan memberikan merespon negatif berupa tekanan dari pemegang saham, sanksi dari pembuat regulator, ditinggalkan oleh rekan kerja,boikot dari aktivis, dan pemberitaan yang negatif di media massa (Prior et al.2008) dalam velda & tarmizi (2013 : 40).

(28)

11

perusahaan pada periode tahun 2005 dan digunakannya kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali apakah corporate social resposibility mempengaruhi nilai perusahaan. Sedangkan beberapa variabel dalam penelitian sebelumnya yang tidak dipergunakan adalah kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating. Tidak dipakainya variabel tersebut dikarenakan kepemilikan manajemen sudah berpengaruh positif di dalam peningkatan luas pengungkapan pertanggung jawaban sosial perusahaan, sehingga digunakan variabel lain untuk mengujipengaruhnya di dalam hubungan corporate social responsibility dan nilai perusahaan.

Selanjutnya Manajemen Laba digunakan sebagai variabel moderating dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Kusuma (2011) yang dahulu meneliti tentang Pengaruh Coorporate Social responsibility terhadap kinerja perusahaan dengan manajemen laba sebagai variabel pemoderasi.

dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufactur yang listed di BEI dipilihnya manufactur sebagai sampel karena perusahaan lebih dominan melakukan pengungkapan Coorporate Social responsibility.

(29)

12

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang muncul antara lain :

1. Apakah terdapat pengaruh pengungkapan Coorporate Sosial

Responsibility terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah terdapat pengaruh praktek manajemen laba terhadap nilai perusahaan.?

3. Apakah manajemen laba mampu memoderasi pengaruh pengungkapan

Coorporate Sosial Responsibility dengan nilai perusahaan.?

1.3Batasan Masalah

(30)

13

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang ,maka pertanyaan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.?

2. Apakah manajemen laba mampu memoderasi pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan ?

1.5 Tujuan penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. untuk mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Sosial Responsibility terhadap nilai perusahaan

2. Untuk mengetahui apakah manajemen laba dapat memoderasi pengaruh pengungkapan Corporate Sosial Responsibility terhadap nilai perusahaan 1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1. Bagi peneliti

(31)

14

dengan manajemen laba sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan manufaktur.

2. Bagi Penelitian yang akan datang

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penelitian penelitian selanjutnya yang sejenis, khususnya yang berkaitan dengan masalah analisa dampak corporate social responsibility pada nilai perusahaan dengan manajemen laba sebagai variabel pemoderasi.

3. Bagi Universitas Negeri Medan

Dapat menambah literatur kepustakaan mengenai pengaruh pengungkapan

Coorporate Social responsibility terhadap nilai Perusahaan dengan

(32)

79 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan serta pembahasan terhadap hasil penelitian, ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini, yaitu :

1. Pengungkapan Corporate social renponsibility berpengaruh signifikan arah positif terhadap nilai perusahaan sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Hasil pengujian menunjukkan Nilai T hitung 2.873 > 1.68 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( 0,007< 0,05 )

2. Manajemen laba tidak mampu memoderasi (memperkuat atau memperlemah) pengaruh Pengungkapan Corporate social renponsibility terhadap nilai perusahaan sehingga hipotesis yang diajukan ditolak. Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,436 > 0.05 )

(33)

80

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penilitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Periode pengamatan dalam penelitian ini hanya 1 tahun pengamatan sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif masih sedikit.

2. Penelitian ini mengandalkan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian dan belum mewakili keseluruhan perusahaan (jenis perusahaan lain) yang terdaftar di BEI.

3. Penelitian ini hanya menggunakan Jones modified model untuk menghitung discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba. Untuk menilai sensitivitas hubungan antara manajemen laba dengan pengungkapan CSR diperlukan pengujian secara lebih terinci.

5.3 Saran

Dengan memperhatikan keterbatasan yang ada, diharapkan penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan faktor-faktor berikut :

(34)

81

2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel tidak hanya dari jenis perusahaan manufaktur saja tetapi berasal dari semua jenis perusahaan publik yang terdaftar di BEI.

(35)

Daftar Pustaka

Agustine, Ira. 2014. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai

Perusahaan. FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) 42-47

Anggraini, Fr. R. R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan

Tahunan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. 23-26 Agustus.

Assih, Prihat dan Gudono. 2000. "Hubungan Tindak Perataan Laba dengan Reaksi

Pasar atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang Terdaftar di Bursa

Efek Jakarta". Simposium Nasional Akuntansi II.

Darmawati, dkk. (2005). “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan”.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol, 8, No 6, Hal 65-81

Erlina, 2011. Metodologi Penelitian : Untuk Akuntansi, USU PRESS, Medan.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, & Chariri. (2007). Teori Akuntansi. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Haniffa, R. M., & T.E. Cooke (2005), “The Impact of Culturate and Governance on

Corporate Social Reporting” Journal of Accounting and Publicy 24,pp.

391-430.

Handoko, Yuanita. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate

Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi Fakultas Ekonomi.

UniversitasGunadarma. Depok

Handoko, Yunus. 2014. Implementasi Social and Environmental Disclosure dalam

(36)

Jensen, MC and Meckling (1976) Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structur”. Journal of Financial Economics. Vol 3,

p.305-360

Kusuma, Destia, 2013. Analisis Pengaruh Coorporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel

Pemoderasi. Fakultas ekonomi. Universitas Diponegoro.

Kusumadilaga 2010. Pengaruh Corporate Social Respnsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating (Studi empiris

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi

Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang

Mulford, Charles and Eugene Comiskey. 2002. The Financial Numbers Game Detecting Creative Accounting Theory. New York: John Wiley and Sons, Inc

Nurlela dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel

Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Pranada, Dion. 2011 Pengaruh Csr terhadap Firm Value dengan Firm Performance

sebagai variable mediasi. Skrispsi Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro.

Semarang

Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Edisi Yogyakatra : C.V Andi Offset.

Rahayu, Sri. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate

Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Unpublished Skripsi Fakultas

Ekonomi. Universitas Diponogoro. Semarang.

Rahmadhani, Surya. 2012. Pengaruh Coorporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Pemoderasi. SkripsiFakultas ekonomi. Universitas Dipenogoro.

(37)

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium

Nasional Akuntansi XII. Palembang.

Saraswati, R. (2012). Pengaruh Corporate Governance Pada Hubungan Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEi. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponogoro.

Scott, W.R (2009). Financial Accounting Theory. Canada : Pearson Prentice-Hall.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, edisi 4. Terjemahan Kwan Men Yon. Jakarta: Salemba Empat.

Siregar, F. (2009). Analisis Faktor Faktor yang Berpengaruh Terhadap Earning

Management Pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Skripsi Fakultas

Ekonomi. Universitas Negeri Medan. Medan

Suharto, Edi. 2007. Corporate Social Responsibility : What is and Benefit for Corporate. http://www.policy.hu/suharto. Diakses tanggal 17 juli 2015.

Sutopoyudo. 2009. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR)

terhadap Profitabilitas Perusahaan. Sutopoyudo’s Weblog at

http://www.wordpress.com. (Diakses tanggal 20 Juli 2015.)

Trisnawati, R., Wiyadi, & Sasongko, N. (2012). Pengukuran Manajemen Laba : Pendekatan Terintegrasi. SNA XV Banjarmansi AKPM 71 , 1-40.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan http://pdfcrop.biz/ebook/title/Undang-Undang-No-40-Tahun-2007-Tentang-Perseroan-T.html (diakses tanggal 3 Agustus 2015 )

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/26608/node/27/uu-no-25-tahun-2007-penanaman-modal (diakses tanggal 3 Agustus 2015 )

(38)

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro.

Velda & Tarmizimi. 2013. Pengaruh Coorporate Social Responsibilty Terhadap

Enterprise Value dengan Earnings Managemen Sebagai Variabel Pemoderasi

Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Diponegoro Journal

Accounting Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 1-11

Watts, R. L., & Zimmerman, J. L. (1986). Positive accounting theory, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Wibisono. 2007. Memebedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility. Surabaya: Media Grapka

Wijaya & linawati. 2015. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan. FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 46-51

Gambar

Tabel 2.1 ……………………………………………………………………………………….. …………………………………. …. ��
Gambar 4.� ………………………………………………………………………………………………………………………… 68

Referensi

Dokumen terkait

Dan jika dibandingkan dari hasilnya atau nilainya, VSWR pada pengukuran memiliki hasil yang lebih bagus dibandingkan hasil dari simulasi walaupun dengan perbedaan yang

Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon lebih murah digunakan daripada membeli lampu pijar biasa, dan saat ini jenis lampu TL juga bervariasi

PETA JABATAN BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA KALIMANTAN TIMUR. KEPALA BALAI PELESTARIAN

Pada saat ini sistem pengolahan data pegawai yang diterapkan di Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin memang sudah terkomputerisasi, namun penggunaannya masih standar

This study discusses two approaches in testing the causal ordering of a model, i.e., the Granger and Sim’s tests as well as SCDTs test of causality, which could be either used

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemahaman konsep IPA Fisika siswa kelas V yang rendah di SD Negeri Kecamatan Sleman sehingga berpeluang terjadi miskonsepsi..

Karena biasanya tidak mungkin bagi bayi mengkonsumsi makanan hewani dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi, seng atau kalsium, bila secara ekonomi

Tuturan ini mengandung maksud lain yaitu niat si A bertanya adalah meminta, dengan pemahaman konteks yang dimiliki oleh mitra tutur maka dia langsung merespon baik