• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA KELAS IV MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DENGAN TEMA TEMPAT TINGGALKU DI SD NEGERI 1 PALAPA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA KELAS IV MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DENGAN TEMA TEMPAT TINGGALKU DI SD NEGERI 1 PALAPA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KINERJA KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA

KELAS IV MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

DENGANTEMA TEMPAT TINGGALKU DI SD

NEGERI 1 PALAPA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

RIKA SARI DEWI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ii

MELALUI MODEL PEMBELAJARANMIND MAPPING

DENGAN TEMA TEMPAT TINGGALKU DI SD NEGERI 1 PALAPA BANDAR LAMPUNG

Oleh

RIKA SARI DEWI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kecerdasan visual-spasial siswa yang kurang dimiliki oleh siswa kelas IVE di SD Negeri 1 Palapa. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan visual-spasial siswa melalui penggunaan model pembelajaranMind Mappingdengan tema tempat tinggalku.

Peneliti menggunakan PTK yang terdiri dari 4 tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Data penelitian ini diperoleh melalui penilaian produk dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan kinerja kecerdasan visual-spasial siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya persentase rata-rata kinerja kecerdasan visual-spasial siswa pada prasiklus adalah 47%, siklus 1 sebesar 72% dengan kategori baik, dan siklus 2 sebesar 83% dengan kategori sangat baik.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

viii

KATA PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Ayahanda dan Ibunda Tersayang yang selalu memberiku dukungan, semangat dan mendoakan yang terbaik untuk keberhasilanku

Adik-adikku Diki Akromal dan Ramzi Abyan yang selalu mendambakan keberhasilanku

Orang-orang yang aku sayangi dan semua rekan-rekan yang selalu memberi motivasi dan membantuku hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi S1 PGSD Universitas Lampung

(8)

ix

MOTO

(9)

vii

Rika Sari Dewi dilahirkan di Kalianda, Lampung Selatan pada tanggal 23 November 1992, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak Chairullah dan Ibu Meliawati.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Negeri Pembina Kalianda diselesaikan tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 3 Way Urang Kalianda pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 Kalianda pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Kalianda pada tahun 2010.

(10)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN JUDUL DALAM SKRIPSI ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PERSEMBAHAN ... viii

MOTTO ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran ... 10

2. Model Pembelajaran Mind Mapping ... 13

a. Hakikat Model Pembelajaran Mind Mapping. ... 13

b. Kegunaan Model Pembelajaran Mind Mapping. ... 15

c. Keunggulan Model Pembelajaran Mind Mapping. ... 16

d. Aturan dalam pembuatan Mind Mapping. ... 17

e. Langkah-langkah Model Pembelajaran Mind Mapping. ... 18

3. Pengertian Kecerdasan. ... 20

4. Kecerdasan Visual-Spasial. ... 21

a. Pengertian Kecerdasan visual-spasial. ... 21

(11)

xiv

C. Kerangka Pemikiran. ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN... 27

A. Jenis Penelitian. ... 27

B. Setting Penelitian. ... 27

1. Subjek Penelitian. ... 27

2. Tempat Penelitian. ... 28

3. Waktu Penelitian. ... 28

C. Sumber Data. ... 28

D. Alat Pengumpulan Data. ... 28

1. Teknik Non Tes. ... 29

2. Teknik Tes. ... 30

E. Teknik Analisis Data. ... 42

F. Prosedur Penelitian ... 44

G. Urutan Tindakan Penelitian. ... 45

Siklus I ... 45

a. Tahap Perencanaan. ... 45

b. Tahap Pelaksanaan. ... 46

c. Tahap Observasi. ... 47

d. Tahap Refleksi... 47

Siklus II ... 48

a. Tahap Perencanaan. ... 48

b. Tahap Pelaksanaan. ... 49

c. Tahap Observasi. ... 50

d. Tahap Refleksi. ... 50

H. Indikator Keberhasilan. ... 51

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 52

1. Deskripsi Awal ... 52

2. Siklus I... 53

3. Siklus II ... 70

B. Pembahasan ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Data Kecerdasan Visual-Spasial Siswa Prasiklus ... 6

1.1. Instrumen Penilaian Mind Mapping ... 33

1.2. Aspek Kecerdasan Visual-Spasial Siswa ... 35

1.3. Kineja Guru ... 40

1.4. Kriteria Penilaian Kinerja Guru ... 42

1.5. Klasifikasi Kecerdasan Visual-Spasial Siswa ... ………….. 43

1.6. Kriteria Hasil Penilaian Proyek... ……….. 43

1.1. Nilai pembuatan Mind Mapping kelompok Siswa Kelas IVE Siklus 1.. 58

1.2. Daftar Nilai Pembuatan Mind Mapping Siswa Kelas IVE Pertemuan 1 59

1.3. Daftar Nilai Pembuatan Mind Mapping Siswa Kelas IVE Pertemuan 2. 63

4.5 Data Kinerja Guru Siklus 1 ... 67

4.6 Data Kecerdasan Visual-Spasial Siswa... 68

4.7 Nilai pembuatan Mind Mapping kelompok Siswa Kelas IV Siklus 2 pertemuan-1. ... 73

4.8. Nilai pembuatan Mind Mapping kelompok Siswa Kelas IVE Siklus 2 pertemuan-2 ... 76

4.9. Daftar Nilai Pembuatan Mind Mapping Siswa Kelas IVE... 77

(13)
(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pemetaan Tema Tempat Tinggalku Subtema 1 ... 92

2. RPP Siklus 1 subtema 1 ... 93

3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) siklus 1 ... 101

4. Pemetaan Tema Tempat Tinggalku Subtema 2 ... 103

5. RPP Siklus 2 subtema 2 ... 104

6. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) siklus 2 ... 111

7. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 1 Pertemuan 1 ... 113

8. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 1 Pertemuan 2 ... 116

9. Aspek Kecerdasan Visual-Spasial Siswa ... 113

10.Hasil Observasi Kecerdasan Visual-Spasial Siswa Siklus 1 Pertemuan 1 ... 119

11.Hasil Observasi Kecerdasan Visual-Spasial Siklus 1 Pertemuan 2 ... 120

12.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 2 Pertemuan 1 ... 121

13.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 2 Pertemuan 2 ... 124

14.Hasil Observasi Kecerdasan Visual-Spasial Siklus 2 Pertemuan 1 ... 127

15.Hasil Observasi Kecerdasan Visual-Spasial Siklus 2 Pertemuan 2 ... 128

(15)

18.Surat Izin Penelitian Pendahuluan ... 137

19.Surat Izin Penelitian ... 138

20.Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 139

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.

(18)

yang digunakan adalah penilaian autentik sehingga proses yang baik akan menghasilkan hasil yang baik.

Perlu diketahui bahwa, setiap manusia memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Tidak ada gaya belajar yang paling buruk, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Seseorang yang belajar pasti berpikir dengan menggunakan otak mereka namun ada kecenderungan seseorang berpikir memakai otak kiri atau otak kanan. Seorang filsuf, Prof. Robert Ornstein dari Universitas California dalam Udin S. Winata Putra (2008:5.3) meneliti tentang potensi otak dan sifat-sifat fisiknya.

“…Belahan otak kiri mengendalikan aktivitas-aktivitas mental yang mencakup matematika, bahasa, logika, analisis, menulis, dan aktivitas-aktivitas lain yang sejenis. Sedangkan otak sebelah kanan menangani aktivitas-aktivitas yang mencakup imajinasi, warna, musik, irama/ritme, melamun, dan aktivitas-aktivitas lain yang sejenis. Semua manusia memiliki semua kemampuan tersebut karena setiap manusia memiliki satu otak yang utuh…”.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut di atas bahwa otak manusia memiliki kemampuan yang banyak, namun kemampuan tersebut akan berkembang atau tidaknya tergantung yang mengembangkannya. Meskipun punya kemampuan yang besar jika tidak mengembangkan kemampuan tersebut maka akan tersembunyi sehingga tidak memperlihatkan bahwa mampu akan melakukan sesuatu.

(19)

sebagai tinggi atau rendah seperti tekanan darah manusia, dan kecerdasan seseorang tidak dapat diukur secara mutlak dengan tes-tes IQ. Tes IQ hanya mampu mengukur kemampuan seseorang dalam mengerjakan tes IQ tersebut saja. Setiap orang memiliki beberapa kecerdasan, tidak hanya satu kecerdasan…”

Berdasarkan pendapat Gardner diketahui bahwa manusia memiliki beberapa kecerdasan, salah satu kecerdasan manusia yaitu kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan visual-spasial merupakan kecerdasan yang mengembangkan kemampuan otak kanan manusia. Kecerdasan ini dapat dinilai dengan menggunakan Mind Mapping karena penilaian yang digunakan guru harus disesuaikan oleh kecerdasan yang akan dikembangkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gardner dalam Udin S. Winataputra (2008: 5.5) bahwa, “Pendekatan yang digunakan pada penilaian berbeda pada setiap intelegensi, pada intelegensi visual-spasial maka menggunakan pendekatan penilaian visual-spasial yaitu penilaian berupa peta konsep atau peta pemikiran yang dapat mengungkapkan apa yang diketahui siswa sebelum, selama atau proses pembelajaran serta setelah mengikuti kegiatan pembelajaran”.

(20)

manajemen pengetahuan; Memaksimalkan sistem kerja otak; Saling berhubungan satu sama lain sehingga makin banyak ide dan informasi yang dapat disajikan; Memacu kreativitas, sederhana dan mudah dikerjakan”.

Berdasarkan keunggulan mind mapping tersebut, memungkinkan mind mapping baik untuk diterapkan oleh siswa. Jika menggunakan mind mapping, siswa tidak perlu melihat catatan-catatan teks yang panjang untuk dibaca, tetapi dapat dengan mudah melihat sejumlah besar data. Kreativitas siswa terasah dan tidak membosankan dipandang mata. Perlu diketahui bahwa kreativitas erat hubungannya dengan imajinasi dan imajinasi itu lebih penting dari pengetahuan, seperti pendapat Albert Einstein dalam May Lwin (2008: 77) yang mengatakan bahwa “Imajinasi lebih penting dari pada pengetahuan. Pengetahuan itu terbatas sedangkan imajinasi tidak terbatas”. Imajinasi termasuk ke dalam komponen kecerdasan visual-spasial, maka dalam melatih kecerdasan visual-spasial siswa melalui pembelajaran tematik ini menggunakan tema yang terkait dengan penerapan Mind Mapping dan kompetensi ideal yang harus dimiliki siswa dalam kecerdasan visual-spasialnya, yaitu“Tempat Tinggalku”.

(21)

Berdasarkan hasil observasi tanggal 5 Februari 2014 tentang perilaku siswa di SD Negeri 1 Palapa kelas IVE kepada 24 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki ternyata kecerdasan yang kurang dimiliki oleh siswa adalah kecerdasan visual-spasial karena terlihat di dinding kelas bahwa tidak ada satupun pajangan hasil karya siswa, siswa juga banyak yang tidak mengikuti kegiatan-kegiatan seni. Selama pembelajaran berlangsung, siswa lebih banyak membaca buku yang dominan dengan teks. Catatan-catatan di buku siswa terlihat rapi tetapi hanya berupa catatan teks panjang.

(22)

Tabel 1.1. Data Kecerdasan Visual-Spasial Siswa Kelas IV Pra Siklus.

Sumber: Siswa Kelas IVE SD Negeri 1 Palapa

Berdasarkan tabel 1.1 di atas terlihat bahwa kecerdasan visual-spasial siswa pra siklus dalam proses pembelajaran tersebut hanya terdapat 3 siswa (8%) yang mendapatkan hasil penilaian “Baik”, 11 siswa (30%) yang mendapatkan hasil penilaian “Cukup”, dan 23 siswa (62%) yang mendapat hasil penilaian “Kurang”. Rata-rata kecerdasan visual-spasial siswa sebesar 47%. Hal ini dikarenakan siswa terbiasa dalam mengembangkan otak kiri dan guru tidak menerapkan model pembelajaran yang melatih keseimbangan kedua belahan otak, yaitu model pembelajaranmind mapping.

Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan kecerdasan visual-spasial peserta didik kelas IVE SD Negeri 1 Palapa maka peneliti mengambil judul “Peningkatan Kecerdasan Visual-Spasial Siswa Kelas IV melalui Model Pembelajaran Mind Mapping dengan Tema “Tempat Tinggalku” di SD Negeri 1 Palapa Bandar Lampung.

Rentang Skor

(%)

Hasil penilaian

Pertemuan 1 Jumlah Siswa

Banyak siswa Presentase

37

81-100 Sangat Baik -

-61-80 Baik 3 8%

41-60 Cukup Baik 11 30%

21-40 Kurang Baik 23 62%

0-20 Tidak Baik -

(23)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Guru kurang memperhatikan pengembangan otak siswa secara seimbang. 2. Pembelajaran di kelas cenderung menggunakan otak kiri.

3. Kebiasaan mencatat teks linear dalam pembelajaran.

4. Guru belum pernah menerapkan model pembelajaranmind mapping.

5. Terdapat >50% siswa yang mendapatkan penilaian kategori kurang baik pada setiap aspek kecerdasan visual-spasial.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah penerapan model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial siswa kelas IV SD Negeri 1 Palapa Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

D. Tujuan Penelitian

(24)

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui Model Pembelajaran Mind Mapping.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas diharapkan penelitian ini memberikan manfaat yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide kepada calon guru prodi PGSD untuk menerapkan model pembelajaran mind mapping serta memberikan gambaran tentang proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping terhadap peningkatan kecerdasan visual-spasial.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa

Memberi alternatif lain untuk mempelajari suatu pembelajaran dengan cara membuat ringkasan yang menarik sehingga anak terdorong untuk belajar pada pembelajaran tematik.

b. Guru

(25)

c. Sekolah

Memberikan konstribusi kepada sekolah untuk mendukung proses pembelajaran dalam meningkatkan kecerdasan visual spasial siswa melalui proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaranmind mapping.

d. Peneliti Lain

(26)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kajian teori ini mengkaji tentang belajar dan pembelajaran, model pembelajaran mind mapping, kecerdasan, kecerdasan visual-spasial.

1. Belajar dan Pembelajaran

Setiap orang perlu belajar. Belajar sebagai proses manusiawi memiliki kedudukan dan peran penting dalam kehidupan masyarakat tradisional maupun modern. Istilah belajar sudah dikenal masyarakat luas di berbagai kalangan meskipun sering disalahartikan atau diartikan common sense atau pendapat umum saja, agar tidak salah dalam mengartikan belajar, berikut ini beberapa pengertian belajar.

(27)

yang relatif menetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman”. Seperti Fontana, Gagne dalam Udin S. Winataputra (2008:1.8) juga menyatakan bahwa, “belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan”. Sedangkan menurut W.S Winkel dalam Ahmad Susanto (2013:4) bahwa, “belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas”.

Selanjunya menurut Udin S. Winataputra (2008:1.9) bahwa, “Pengertian tentang belajar tersebut memusatkan perhatiannya pada tiga hal. Pertama, belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu.Kedua, perubahan itu merupakan buah dari pengalaman.Ketiga, perubahan tersebut relative menetap”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perilaku individu sebagai interaksi dari lingkungan yang mengalami perubahan dan perubahan tersebut bertahan lama.

(28)

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut.

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya kita menggunakan istilah “Proses Belajar Mengajar” dan “Pengajaran”. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “Instruction”. Sedangkan menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam Udin S. Winataputra (2008:1.18) bahwa, “pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa”. Kemudian menurut Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dalam Udin S. Winataputra (2008:1.18) “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

(29)

2. Model PembelajaranMind Mapping

a. Hakikat Model PembelajaranMind Mapping

Model ini dikembangkan pertama kali oleh seorang bernama Tony Buzan. Model ini dapat digunakan di semua pembelajaran. Berdasarkan penelitian para ilmuwan diketahui bahwa otak mengambil informasi campuran gambar, bunyi, pikiran, aroma, perasaan, dan memisahkannya dalam bentuk linear. Ketika otak mengingat informasi, maka ia melakukannya dalam bentuk gambar warna-warni, bunyi, simbol, dan emosi. Artinya, kita merekam informasi melalui simbol, gambar, warna, dan emosi, seperti cara otak memerosesnya.

Oleh karena itu, berpikirlah dengan melibatkan kedua belah otak, maka kita akan bisa mengingat informasi dengan jauh lebih mudah. Sedangkan Mind Mapping bekerja dengan memadukan dan mengembangkan potensi kerja dua belahan otak dalam proses belajar sehingga menjadi mudah untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik informasi yang didapat melalui tulisan maupun secara lisan. Menurut Buzan (2007: 3) bahwa,

(30)

Sedangkan menurut Windura (2010: 4) bahwa,

Mind Mapping adalah suatu teknis grafis yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan otak kita untuk keperluan berpikir dan belajar. PembuatanMind Mapingdidasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan kreativitas dalam otak karena melibatkan kedua belah otak kita.

Selanjutnya menurut Doni Swadarma (2013:2) bahwa, “Mind Mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan yang memberikan kunci universal untuk membuka potensi otak”.

(31)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mind mapping adalah suatu cara berfikir aktif dan kreatif yang mengeksplorasi kemampuan otak kita menggunakan citra visual dan sarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.

b. Kegunaan Model PembelajaranMind Mapping

Setiap sesuatu yang digunakan pasti memiliki kegunaan, sama halnya seperti Mind Mapping. Menurut Buzan (2007: 6) bahwa kegunaan Mind Mappingadalah,

Memberikan pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas; Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke mana kita pergi dan di mana kita berada; Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat; Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru; Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat.

Sedangkan menurut Doni Swadarma (2013:8) bahwa, KegunaanMind Mappingadalah sebagai berikut:

(32)

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kegunaan Mind Mapping adalah merangsang kerja otak kiri dan kanan, mengasah kemampuan kerja otak, menyenangkan dan mudah dilihat.

c. Keunggulan Model PembelajaranMind Mapping

Mind Mapping tidak hanya memilki kegunaan tetapi juga memiliki keunggulan. Menurut Doni Swadarma (2013:9) bahwa, “keunggulan Mind Mapping adalah sebagai berikut: Menarik dan mudah tertangkap mata (eye cathing); Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah; Meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan; Memaksimalkan sistem kerja otak; Saling berhubungan satu sama lain sehingga makin banyak ide dan informasi yang dapat disajikan; Memacu kreativitas, sederhana dan mudah dikerjakan”.

Sedangkan menurut Tony Buzan dalam Zaifbio (2014) bahwa, “Keunggulan mapping adalah sebagai berikut: Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah; Memungkinkan kita merencanakan rute atau kerangka pemikiran suatu karangan; Mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat; Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif”. Tanggal

akses 24 Maret 2014 @ 17:42,

(33)

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa keunggulan Mind Mapping adalah: Memberi gambaran besar data, mudah dilihat dan melatih kreativitas.

d. Aturan dalam PembuatanMind Mapping

Mind Mappingmemiliki aturan dalam cara pembuatannya. Menurut Doni Swadarma (2013:10-13) bahwa,

pada proses pembuatannya, Mind Mappingmemiliki aturan dalam pembuatannya yaitu sebagai berikut:

1. Gunakan kertas putih polos berorientasi landscape.

2. Gunakanlah spidol warna-warni dengan jumlah warna sekitar 2-7 warna, dan tiap cabang berbeda warna.

3. Buatlah garis lengkung yang bentuknya mengecil dari pangkal (central image) menuju ujung.

4. Pada cabang utama yang dimulai dari central image menggunakan huruf kapital, sedangkan pada cabang menggunakan huruf kecil. Posisi antara garis dan hurufpun sama panjang.

5. Gunakan keyword. Keyword merupakan kata yang mewakili pesan yang ingin disampaikan. Sebaiknya keyword jangan terlalu panjang sebab hal-hal yang penting saja yang harus dituliskan.

6. Gunakan keyimage. Lain halnya dengan keyword, keyimage adalah kata bergambar yang memudahkan kita untuk mengingat.

7. Prinsip mapping adalah radiant thinking, jadi tema besar di tengah kertas akan memancar (radiasi) melalui BOIs ke segala arah. Pada umumnya BOIs terdiri atas 2-7 garis dan dimulai dari kanan atas sesuai dengan arah jarum jam.

Sedangkan menurut Buzan dalam Zaifbio (2014) bahwa,

(34)

satu kata kunci untuk setiap garis; Gunakan gambar. Tanggal

akses 24 Maret 2014 @ 17:42,

http://zaifbio.wordpress.com/2014/01/23/metode-pembelajaran-mind-mapping.html.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa cara membuat Mind Mapping dengan menggunakan kertas kosong, gambar simbol, warna, garis melengkung, dan kata kunci yang tepat untuk setiap garis.

e. Langkah-langkah Model PembelajaranMind Mapping

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping ini terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan diantaranya cara pembuatan Mind Mapping untuk siswa dan proses pengarahan terhadap siswa ketika melakukan pembahasan topik pembelajaran. Secara garis besar menurut Amri (2010:48), langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping adalah sebagai berikut. “Menyampaikan kompetensi; Mengemukakan masalah; Membagi Kelompok; Mencatat alternatif jawaban; Presentasi kelompok; Guru dan siswa membuat kesimpulan”.

(35)

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi peserta didik dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban; Membentuk kelompok yang anggotanya masing-masing 2-3 orang; Setiap kelompok menginventarisasi/memcatat alternative jawaban hasil diskusi; Setiap kelompok atau secara acak kelompok tertentu membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru; Dari data-data di papan, peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

Selanjutnya menurut Zainal Aqib (2013:23), langkah-langkah model pembelajaranMind Mappingadalah sebagai berikut.

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa; Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang; Setiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternative jawaban hasil diskusi; Tiap kelompok membaca hasil diskusinya, guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru; Siswa diminta membuat kesimpulan dari data-data di papan atau guru member bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

(36)

ingatnya pada materi yang telah dipelajari dan dapat memahami materi dengan lebih menyeluruh.

3. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan sering kali diartikan sebagai kemampuan otak dalam berpikir namun pengertian kecerdasan tidak hanya sebatas kemampuan otak dalam berpikir. Menurut Khanifatul (2013:101) bahwa, “kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat”. Sedangkan menurut Gregory bahwa, “Kecerdasan adalah kemampuan atau keterampilan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu”, diakses tanggal 17 April 2014 pukul 7:51 wib http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-kecerdasan-dan-jenis.html

Selanjutnya menurut C. P. Chaplin bahwa, “Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri dengan situasi baru secara tepat dan efektif”. diakses tanggal 17 April 2014 pukul 7:51 wib

(37)

umumnya”, diakses tanggal 17 April 2014 pukul 7:51 wib http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-kecerdasan-dan-jenis.html

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan yang diperoleh manusia dalam penyesuaian dirinya dengan lingkungan secara tepat dan efektif. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, melainkan pula dengan organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain. Sebab, fungsi otak sebagai organ pengendali tertinggi dari hampir seluruh aktivitas manusia. Semakin banyak kecerdasan seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, pengetahuan, pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh seorang guru profesional sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan siswa.

4. Kecerdasan Visual-Spasial

a. Pengertian kecerdasan visual-spasial.

(38)

dipisahkan melainkan digabungkan. Menurut H. Douglas Brown (2008:116) bahwa, “kecerdasan Visual-Spasial adalah kemampuan menemukan jalan yang harus dilalui di sebuah lingkungan, membentuk gambaran mental realitas, dan mentransformasikan gambaran itu dengan mudah”. Selanjutnya menurut May Lwin, dkk (2008:73) bahwa, “kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan untuk melihat dengan tepat gambaran visual di sekitar mereka dan memperhatikan rincian kecil yang kebanyakan orang lain mungkin tidak memperhatikan. Kecerdasan ini dimiliki oleh arsitek, insinyur mesin, seniman, fotografer, pilot, navigator, pemahat dan penemu”.

Sedangkan menurut Nita Rosita (2009) bahwa,

Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warna, garis, bentuk, ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang. Tanggal akses 21 Februari 2014 @ 15:52, http://nitarosnita.blogspot.com/2009/02/indikator-8-kecerdasan-manusia.html.

(39)

b. Ciri yang menonjol pada kecerdasan visual-spasial

Setiap orang yang memiliki kecerdasan visual yang besar akan memiliki ciri-ciri yang menonjol. Menurut Howard Gardner dalam Udin S. Winataputra (2008:5.6) bahwa, “ciri-ciri kecerdasan visual-spasial seseorang sebagai berikut: Senang membaca sketsa, gambar, desain grafik, tabel; Peka terhadap citra, warna, dan sebagainya; Pandai memvisualisasikan ide; Imajinasinya aktif; Mudah menemukan jalan dalam ruang”.

Sedangkan menurut Khanifatul (2013:93) bahwa,

ciri-ciri yang menonjol pada kecerdasan visual-spasial seseorang adalah sebagai berikut: Berpikir dengan gambar; Menggunakan metafora; Memiliki indra konfiguratif; Mengingat berdasarkan gambar; Suka seni; Memiliki indera warna yang hebat; Menghasilkan citra mental; Mudah membaca peta, grafik, diagram; Menggunakan semua inderanya untuk membayangkan.

Selanjutnya menurut Lestari (2013) bahwa,

ciri-ciri yang menonjol pada kecerdasan visual-spasial seseorang yaitu berpikir dengan gambar, menggunakan citra mental, menggunakan metafora, indra konfigurasi kuat, suka seni, menggambar, memahat, mudah baca grafik, peta, diagram arah, mengingat berdasarkan gambar, memiliki indra warna hebat, menggunakan semua indra untuk imajinasi, senang mengamati. Tanggal akses 15 April 2014 @ 20.30 wib , http://biologi-lestari.blogspot.com/2013/03/pembelajaran-dengan-implikasi.html

(40)

membaca desain gambar, grafik dan tabel; pandai memvisualisasikan ide; mengingat berdasarkan gambar; senang mengamati.

c. Cara yang mudah dalam belajar

Seseorang yang memiliki kecerdasan visual-spasial yang besar memiliki cara yang mudah dalam belajar. Namun, cara ini bisa digunakan untuk melatih kecerdasan visual-spasial bagi siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial yang rendah. Menurut Khanifatul (2013:93) bahwa,

cara yang mudah dalam belajar pada kecerdasan visual-spasial yaitu: Gunakan gambar untuk belajar; Buat coretan symbol; Gunakan pemetaan pikiran (mind mapping); Lakukan visualisasi; Buat pengelompokkan; Tandai dengan warna; Gunakan grafik computer; Berpindah ruangan untuk mendapatkan perspektif yang berbeda; Gunakan organisator tingkat lanjut atau grafik penetapan sasaran.

Sedangkan menurut STKIP Persis bahwa,“cara yang mudah dalam belajar pada kecerdasan visual-spasial yaitu Gunakan gambar untuk belajar; Buat coretan, symbol; Padukan seni dengan mata pelajaran lain; Gambar diagram, peta, denah; Gunakan pemetaan pikiran; Lakukan visualisasi; Belajar pakai VCD, film, video; Gunakan mimik; Buat pengelompokan; Tandai dengan warna”, diakses tanggal 16 April 2014 pukul 8:35wib http://www.stkip-persis.ac.id/berita/detail/4/upaya-meningkatkan-proses-pembelajaran-yang-efektif-dalam-rangka membangun-mutu-pendidikan-2

(41)

belajar, buat coretan symbol, gambar diagram, peta dan denah, gunakan visualisasi, gunakan pemetaan pikiran, buat pengelompokkan, dan tandai dengan warna.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan subtansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada dengan penelitian yang sudah dilakukan. Beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Riska Sahara (2012) dalam penelitiannya tentang penerapan model pembelajaran mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar IPS Geografi pada materi hidrosfer litosfer siswa. Penelitian ini membuktikan bahwa dengan penerapan model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPS Geografi pada materi hidrosfer litosfer siswa. Penggunaan model pembelajaran yang sama dalam penelitian yang dilakukan Riska Sahara dengan penelitian ini yaitu model pembelajaran mind mapping.Sedangkan hal yang akan ditingkatkan berbeda yaitu hasil belajar pada yang dilakukan Riska Sahara, pada penelitian ini yaitu kecerdasan visual-spasial.

(42)

meningkatkan kecerdasan visual spasial siswa. Hal yang sama dilakukan oleh Harto Kambaton dengan penelitian ini yaitu kecerdasan visual-spasial sedangkan hal yang berbeda yaitu pemanfaatan bahan limbah anorganik pada penelitian Harto Kambaton, sedangkan penerapan Mind Mapping pada penelitian ini.

C. Kerangka Pemikiran

[image:42.612.137.497.430.653.2]

Kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian agar tindakan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka kerangka pemikiran dapat digambarkan melalui sebuah skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. Skema kerangka pemikiran ini dapat disusun seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir.

Kondisiawal

Guru belum pernah menerapkanMapping

Kecerdasan visual-spasial siswa rendah, hanya 8% siswa yang mencapai kategori baik di semua aspek kecerdasan visual-spasial mencapai Tindakan I Dalam pembelajaran guru

menerapkanMind Mapping melalui media gambar, teks, dan bernyanyi.

Apakah semua aspek kecerdasan visual-spasial siswa tercapainya dengan kategori baik?

Tindakan II

(Perbaikan)

Dalam pembelajaran guru menerapkanMind Mapping melalui media gambar, teks,

metode demonstrasi. Apakah semua aspekkecerdasan visual-spasial

siswa tercapainya dengan kategori baik?

a semua aspek kecerdasan visual-spasial siswa mencapai siswa kategori baik

Kondisi Akhir Bagaimana penerapanMind

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan istilah classroom action reasearch. Menurut Hopkins dalam Wiraatmadja, (2007:66) jenis penelitian ini dipilih didasarkan atas pertimbangan bahwa, “(1) Analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan prinsip “daur-ulang”; (2) Menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipasif berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran”.

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

(44)

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Palapa Kecamatan Tanjung Karang Pusat Bandar Lampung.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 selama kurang lebih 5 bulan mulai tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan. Pada tahap pelaksanaan di kelas, tema yang menjadi objek penelitian adalah “Tempat Tinggalku”.

C. Sumber Data

Data pada penelitian pendahuluan diperoleh melalui wawancara dan observasi perilaku siswa di kelas dan di luar kelas untuk mengetahui kecerdasan yang kurang dimiliki. Sedangkan data pada pelaksanaan penelitian diperoleh melalui observasi kinerja kecerdasan visual-spasial siswa dan hasil belajar mind mapping melalui penilaian proyek yang diperoleh melalui pembelajaran tematik dengan tema“Tempat Tinggalku”.

D. Alat Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Jonathan Sarwono (2006:259) bahwa,

data penelitian kuantitatif merupakan data yang datanya bersifat angka

(45)

variabel – variabel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu. Sedangkan data kualitatif merupakan data yang datanya bersifat deskriptif maksudnya data berupa gejala – gejala yang di kategorikan ataupun dalam bentuk lainnya seperti foto, dokumen, artefak, dan catatan–catatan lapangan saat penelitian dilaksanakan.

Memperhatikan data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data proses belajar siswa atau kinerja siswa dan hasil belajar siswa. Data sekunder meliputi data kinerja guru. Adapun alat/instrumen untuk mengumpulkan data tersebut digunakan teknis non tes dan teknis tes.

1. Teknik Nontes

Teknik non tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui proses belajar siswa atau kinerja siswa dan kinerja guru. Teknik non tes terdiri dari wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumen. Penelitian ini menggunakan teknik nontes observasi, karena data yang dikumpulkan terdiri dari data proses belajar atau kinerja siswa, dan kinerja guru.

a. Observasi

Menurut Poerwanti, dkk. (2008: 2.26) bahwa, “teknik nontes dapat

dilakukan melalui observasi baik secara langsung maupun tidak

langsung”. Selanjutnya menurut Kerlinger dalam Aunnurrahman,

(46)

sebagai prosedur sistematis dan baku untuk memperoleh data”.

Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan Mind Mappingkegiatan yang mencakup indikator kecerdasan visual-spasial siswa akan terlaksana dengan baik. Observasi dilakukan oleh observer terhadap kegiatan yang mencakup indikator kecerdasan visual-spasial siswa pada proses pembelajaran berlangsung.`

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan siswa maupun guru saat pembelajaran dilaksanakan. Lembar observasi yang digunakan penulis berupa instrumen. Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini mengumpulkan data proses belajar siswa atau kinerja siswa, kinerja guru.

2. Teknik Tes

(47)

Pada penelitian ini menggunakan tes penugasan yang berbentuk proyek. Proyek merupakan tugas yang diberikan guru kepada siswa yang harus dikerjakan oleh siswa, maka penilaian yang digunakan adalah penilaian proyek. Menurut Kemendibud (2014:25) bahwa “penilaian proyek adalah

kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam

periode/waktu tertentu”. Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai hasil akhir proyek. Penelitian ini menggunakan proyek pembuatanmind mapping.

Berdasarkan kajian teori instrumen mind mapping disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Mind mapping harus sesuai dengan materi karena mind mapping dibuat untuk melihat garis besar dari suatu gagasan.

2. Mind mapping dibuat dengan menggunakan kertas putih polos berorientasilandscape. Kertas berorientasilandscapedigunakan agar penulisan cabang-cabang padamind mappingdapat diperluas ke arah kanan dan ke kiri.

3. Mind mapping dibuat dengan menggunakan spidol warna-warni dengan jumlah warna sekitar 2-7 warna dan tiap cabang berbeda warna. Penggunaan warna yang berbeda bertujuan untuk memperjelas bagian-bagian materi yang dipetakan.

(48)

5. Pembuatan garis lengkung yang bentuknya mengecil dari pangkal (central image) menuju ujung.

6. Penulisan keyword pada cabang utama yang dimulai dari central image menggunakan huruf kapital, sedangkan pada cabang menggunakan huruf kecil. Posisi antara garis dan hurufpun sama panjang. Keyword merupakan kata yang mewakili pesan yang ingin disampaikan. Keyword jangan terlalu panjang sebab hal-hal yang penting saja yang harus dituliskan.

7. Penulisan key image pada garis cabang dalam mind mapping yang mempermudah untuk mengingat.

8. Mind mapping menggunakan prinsip radiant thinking, jadi tema besar di tengah kertas akan memancar (radiasi) melalui BOIs ke segala arah. Pada umumnya BOIs terdiri 2-7 garis dan dimulai dari kanan atas sesuai arah jarum jam.

(49)
[image:49.612.170.503.100.366.2]

Tabel 3.1. Instrumen penilaian hasilmind mappingsiswa.

Aspek yang dinilai Ya Tidak

Sesuai dengan materi. Materi yang sedang dipelajari dibuat

mind mapping.

Menggunakan kertas landscape. Kertas landscape digunakan untuk memperluas bidang penulisan dari setiap cabang garis padamind mapping. Kertas yang digunakan tidak harus berorientasilandscape.

Menggunakan spidol dengan warna yang berbeda-beda berkisar 2–7 warna, dan tiap cabang berbeda warna. Pemberian warna yang berbeda untuk memperjelas materi yang dipetakan.

Menggunakan garis lengkung yang bentuknya mengecil dari pangkal (central image) menuju ujung.

Menggunakan huruf kapital yang ditulis pada garis cabang utamacentral image.Penulisan huruf dan garis, sejajar. Menggunakan huruf kecil yang ditulis pada garis cabang setelah garis cabang utama. Penulisan huruf dan garis, sejajar. Menggunakankey word.

Menggunakankey image.

Struktur garis pada cabang utama mulai dari kanan atas sesuai dengan arah jarum jam.

Adapun kecerdasan visual-spasial siswa disusun berdasarkan kajian teori yaitu dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut.

1. Melaporkan secara jelas dengan gambaran visual, karena proyek yang ditugaskan adalah membuat mind mapping maka diuraikan melalui indikator sebagai berikut.

a) Membuatmind mappingkelompok dengan hasil baik. b) Membuatmind mappingindividu dengan hasil baik.

2. Membaca denah, peta, dan diagram lebih mudah daripada membaca teks yang diuraikan melalui indikator sebagai berikut.

a) Menunjukkan letak wilayah dengan tepat.

(50)

3. Menyukai kegiatan-kegiatan seni yang diuraikan melalui indikator sebagai berikut.

a) Menunjukkan ekspresi gembira pada saat mengerjakan tugas kelompok.

b) Menunjukkan ekspresi gembira pada saat mengerjakan tugas individu.

4. Menggambar lebih baik daripada rata-rata kelas yang diuraikan melalui indikator sebagai berikut.

a) Mendapatkan hasil sangat baik ataupun baik dalam membuat karya gambar secara individu.

b) Semua aspek penilaian produk terpenuhi.

5. Suka melihat film, slide dengan indikatornya yaitu melihat film kartun minimal 1x dalam seminggu.

6. Mempunyai indera warna yang hebat dengan indikatornya yaitu menggambar dengan warna serasi dan tepat.

7. Mengingat berdasarkan gambar dengan indikatornya yaitu menyebutkan nama-nama suatu benda ataupun wilayah berdasarkan gambar yang telah mereka lihat dengan tepat.

8. Bila membaca lebih menyukai gambar daripada teks dengan indikatornya yaitu lebih terfokus terhadap gambar daripada bacaan.

(51)

Tabel 3.2. Aspek Kecerdasan Visual-Spasial Siswa.

o No Aspek Indikator

1.

Melaporkan secara jelas dengan gambaran visual.

a) MembuatMind Mappingkelompok dengan hasil baik.

b) MembuatMind Mappingindividu dengan hasil baik.

2. Membaca denah, peta, dan diagram lebih mudah daripada membaca teks.

c) Menunjukkan letak wilayah dengan tepat

d) Menyebutkan nama-nama wilayah/benda dengan tepat. 3. Menyukai

kegiatan-kegiatan seni.

e) Menunjukkan ekspresi gembira pada saat mengerjakan tugas kelompok. f) Menunjukkan ekspresi gembira pada

saat mengerjakan tugas individu. 4. Menggambar lebih baik

daripada rata-rata kelas.

[image:51.612.169.527.106.442.2]

g) Mendapatkan hasil sangat baik ataupun baik dalam membuat karya gambar secara individu

h) Semua aspek penilaian produk terpenuhi.

5. Suka melihat film, slide. i) Menonton film kartun minimal 1x dalam seminggu

6. Mempunyai indera warna yang hebat.

j) Menggambar dengan warna yang serasi dan tepat.

7. Mengingat berdasarkan gambar.

k) Menyebutkan nama-nama suatu benda ataupun wilayah berdasarkan gambar yang telah mereka lihat dengan tepat. 8. Bila membaca lebih

menyukai gambar daripada teks.

l) Lebih terfokus terhadap gambar daripada bacaan.

Sumber Tabel: Dimodifikasi dari Poerwanti

Sumber Aspek Kecerdasan Visual-Spasial: Thomas Amstrong dalam Udin. S. Winataputra

Adapun kinerja guru disusun berdasarkan kajian teori yaitu sebagai berikut.

1. Kegiatan Pendahuluan.

(52)

a. Apersepsi dan motivasi.

1. Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya. 2. Mengajukan pertanyaan menantang.

3. Menyampaikan tujuan materi pembelajaran.

4. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema. b. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan

1. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik. 2. Menyampaikan rencana kegiatan misalnya individual, kerja

kelompok, dan melakukan observasi 2. Kegiatan inti.

Kegiatan inti terdiri atas penguasaan materi pelajaran, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, penerapan pendekatan scientific, penerapan model pembelajaran mind mapping, penerapan pembelajaran tematik, pemanfaatan sumber/media dalam pembelajaran, pelibatan peserta didik dalam pembelajaran, penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran yang akan diuraikan sebagai berikut.

a. Penguasaan materi pelajaran.

(53)

2. Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan iptek, dan kehidupan nyata. 3. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 4. Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, konkret

ke nyata).

b. Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik.

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

2. Memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4. Menguasai kelas.

5. Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual.

6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).

7. Melaksanakan pembelajaran dengan alokasi waktu yang direncanakan.

c. Penerapan pendekatanscientific.

1. Memancing peserta didik untuk mengamati. 2. Memfasilitasi peserta didik untuk menanya.

(54)

1. Memberi contoh bentuk darimind mapping.

2. Menjelaskan aturan dalam pembuatanmind mapping. 3. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.

4. Memberikan konsep yang akan dipelajari siswa. 5. Membimbing siswa dalam membuatmind mapping.

6. Mempersilahkan siswa untuk mengkomunikasikan hasil karya pembuatanmind mapping.

e. Penerapan pembelajaran tematik.

1. Menyaikan pembelajaran sesuai dengan tema.

2. Menyajikan pembelajaran dengan memadukan berbagai mata pelajaran dalam satu proses belajar mengajar.

3. Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan menyenangkan.

f. Pemanfaatan sumber/media dalam pembelajaran.

1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunakan sumber belajar pembelajaran.

2. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.

3. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran.

4. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran.

(55)

1. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.

2. Merespon positif partisipasi peserta didik.

3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik. 4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

5. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar.

h. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran. 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.

2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 3. Kegiatan penutupan.

a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.

b. Memberikan tes lisan atau tertulis.

c. Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.

d. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.

(56)
[image:56.612.168.526.107.692.2]

Tabel. 3.3. Kinerja Guru.

Aspek yang diamati Penilaian

Ya Tidak Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi

1. Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya

2. Mengajukan pertanyaan menantang 3. Menyampaikan tujuan materi pembelajaran

4. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema

Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan

1. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik 2. Menyampaikan rencana kegiatan misalnya individual, kerja

kelompok, dan melakukan observasi

Kegiatan Inti

Penguasaan Materi Pelajaran

1. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran 2. Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan, perkembangan iptek, dan kehidupan nyata

3. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat 4. Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, konkret

ke nyata)

Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

2. Memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi

3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Menguasai kelas

5. Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual

6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect)

7. Melaksanakan pembelajaran dengan alokasi waktu yang direncanakan

Penerapan PendekatanScientific

1. Memancing peserta didik untuk mengamati. 2. Memfasilitasi peserta didik untuk menanya.

3. Memfasilitasi peserta didik untuk mengumpulkan informasi. 4. Memfasilitasi peserta didik untuk mengkomunikasikan hasil

pembuatanmind mapping.

Penerapan Model PembelajaranMind Mapping

1. . Memberi contoh bentuk darimind mapping.

2. Menjelaskan aturan dalam pembuatanmind mapping.

3. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. 4. Memberikan konsep yang akan dipelajari siswa. 5. Membimbing siswa dalam membuatmind mapping.

6. Mempersilahkan siswa untuk mengkomunikasikan hasil karya pembuatanmind mapping.

Penerapan Pembelajaran Tematik

(57)

Modifikasi dari Kemendikbud (2013: 195-197)

Aspek yang diamati Penilaian Ya Tidak 2. Menyajikan pembelajaran dengan memadukan berbagai mata

pelajaran dalam satu proses belajar mengajar

3. Menyajikan pembelajaran yang memuat kompetensi karakteristik terpadu

4. Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan menyenangkan

Pemanfaatan Sumber/Media dalam Pembelajaran

1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunakan sumber belajar pembelajaran

2. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran

3. Menghasilkan pesan yang menarik

4. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran

5. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran

Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran

1. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar

2. Merespon positif partisipasi peserta didik

3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik 4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

5. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar

Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

Kegiatan penutupan

1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik

2. Memberikan tes lisan atau tertulis

3. Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio 4. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan

(58)

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif kualitatif. Analisis kuantitatif dengan cara mengumpulkan data hasil penilaian produk siswa (membuat Mind Mapping, pulau impian, koordinat benda). Data kuantitatif ini diartikan ke makna kualitatif dan hasilnya menjadi salah satu penilaian aspek kecerdasan visual-spasial siswa yang ada di lembar observasi. Analisis kualitatif dengan cara mengumpulkan data untuk mengetahui kinerja guru, kinerja siswa yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian yang ada di sekolah tentang penerapan model pembelajaran Mind Mapping.

1. Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran

Analisis kinerja guru diadaptasi dari Arikunto (2010:269) dengan rumus sebagai berikut.

%

Tabel 3.4. Kriteria Penilaian Kinerja Guru.

No Persentase Kategori

(59)

2. Rumus analisis kecerdasan visual-spasial siswa.

[image:59.612.165.509.239.313.2]

Analisis kecerdasan visual-spasial siswa meliputi aspek-aspek kecerdasan visual-spasial siswa, yang dapat dianalisis dengan rumus sebagai berikut.

Tabel 3.5. Klasifikasi Kecerdasan Visual-Spasial Siswa.

No Persentase Kategori

1 81% - 100% Sangat Baik (SB)

2 61% - 80% Baik (B)

3 41% - 60% Cukup Baik (CB)

4 21% - 40% Kurang Baik KB)

5 0–20% Tidak baik (TB)

Sumber: Adaptasi dari (Arikunto, 2010:269)

3. Rumus penilaian proyek

Nilai = 100%

Keterangan:

Ya skornya = 1 Tidak skornya = 0

Adaptasi dari (Kunandar, 2013:300).

Tabel 3.6. Kriteria Hasil Penilaian Produk.

No Nilai Kategori

1 81 - 100 Sangat Baik (SB)

2 61 - 80 Baik (B)

3 41 - 60 Cukup Baik (CB)

4 21 - 40 Kurang Baik (KB)

5 0–20 Tidak baik (TB)

[image:59.612.169.514.578.656.2]
(60)

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus (cycle) yang mengacu pada model Lewin menurut Elliot (Wiriaatmadja, 2007: 67). Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran tematik di kelas. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflect). Peneliti melakukan penelitian sebanyak 2 siklus. Berikut merupakan gambar model Lewin.

[image:60.612.147.484.348.495.2]

Siklus I Siklus II

Gambar 3.1 Model Lewin menurut Elliot dalam Wiriaatmadja (2007: 67).

Merencanakan Merencanakan selanjutnya

Melakukan Tindakan Melakukan Tindakan

Observasi Observasi

(61)

G. Urutan Tindakan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Siklus I

Pada siklus pertama Tema yang digunakan yaitu “Tempat Tinggalku” dan

subtemanya adalah “Lingkungan Tempat Tinggalku”. Secara rinci pelaksanaan pembelajaran penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah:

a. Tahap perencanaan.

1. Menyusun skenario pembelajaran.

2. Merancang kegiatan pembelajaran menggunakanMind Mapping. 3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok, lembar jawaban, dan lembar kuis terkait sub tema Lingkungan Tempat Tinggalku.

(62)

b. Tahap pelaksanaan.

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan memotivasi siswa terkait sub tema Lingkungan Tempat Tinggalku.

2. Membentuk kelompok siswa. 3. Memperlihatkan Peta Indonesia.

4. Melaksanakan kegiatan kelompok dari Lembar Kerja Siswa (LKS). 5. Membuat Mind Mapping terkait sub tema Lingkungan Tempat

Tinggalku.

6. Mempresentasikan hasil kegiatan kelompok melalui Mind Mapping yang telah dibuat.

7. Memeriksa hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaikinya jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

8. Menyanyikan lagu Apuse.

9. Memberikan tes secara individu membuat pulau impian sesuai imajinasi siswa.

(63)

c. Tahap observasi.

1. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan Mind Mapping yang dilakukan observer.

2. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada peserta didik saat pembelajaran dengan penerapanMind Mapping.

3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada guru saat penerapan Mind Mapping dengan lembar observasi yang telah disediakan.

d. Tahap refleksi.

1. Menganalisis temuan lainnya saat pelaksanaan proses pembelajaran. 2. Melakukan diskusi pada guru tentang kelemahan-kelemahan atau

kekurangan yang masih terjadi pada saat pembelajaran serta memberikan saran dan masukan yang ada diperbaiki pada pertemuan berikutnya.

3. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru pada saat menerapkan Mind Mapping.

(64)

Siklus II

Jika ditemukan kesulitan dan kelemahan pada proses pembelajaran siklus I, maka dilakukan perbaikan dan pengembangan tindakan pada siklus II. Tema pada siklus II masih sama dengan siklus I namun dengan sub tema

yang berbeda yaitu “Keunikan Daerah Tempat Tinggalku”. Secara rinci

perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II ini meliputi kegiatan:

a. Tahap perencanaan.

1. Menyusun skenario pembelajaran.

2. Merancang kegiatan pembelajaran penerapanMind Mapping. 3. Menyusun Lembar Kerja Siswa yang akan dipelajari kelompok,

lembar jawaban, dan lembar kegiatan tersebut.

4. Merancang kegiatan menyenangkan dalam pembelajaran melalui permainan yang berhubungan dengan kecerdasan visual-spasial peserta didik.

(65)

b. Tahap pelaksanaan.

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan memotivasi siswa terkait sub tema Keunikan Daerah Tempat Tinggalku.

2. Membentuk kelompok siswa.

3. Menunjukkan gambar keindahan bunaken

4. Memberikan pertanyaan tentang keindahan alam yang ada.

5. Melaksanakan kegiatan kelompok dari Lembar Kerja Siswa (LKS).

6. Menyuruh siswa membuat Mind Mapping tentang “Bunaken”

terkait sub tema Keunikan Daerah Tempat Tinggalku.

7. Menyuruh Siswa mempresentasikan hasil kegiatan kelompok melaluiMind Mappingyang telah dibuat.

8. Memeriksa hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaikinya jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

9. Memberikan tes secara individu.

(66)

c. Tahap Observasi.

1. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan dengan menerapkan Mind Mapping yang dilakukan guru kelas IVE SD Negeri 1 Palapa.

2. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada siswa saat pembelajaran dengan penerapan Mind Mapping dengan lembar observasi yang telah dilakukan.

3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada guru saat pembelajaran dengan penerapan Mind Mapping dengan lembar observasi yang telah dilakukan.

d. Tahap Refleksi.

1. Menganalisis temuan lainnya saat pelaksanaan proses pembelajaran.

2. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang masih terjadi pada saat pembelajaran serta memberikan saran dan masukan yang ada diperbaiki pada pertemuan berikutnya.

3. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan Mind Mapping.

(67)

5. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar visual-spasial siswa.

H. Indikator Keberhasilan.

(68)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

Kecerdasan visual-spasial siswa SD Negeri 1 Palapa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping meningkat pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil pembahasan setiap siklus diperoleh presentase rata-rata siklus 1 (72%) dengan kategori “baik”, siklus 2 (83%) dengan kategori

(69)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan adalah:

1. Bagi Siswa SD Negeri 1 Palapa

Kepada siswa untuk senantiasa membudayakan belajar menggunakan Mind Mapping, agar kedua belahan otak dapat berkembang secara berimbang.

2. Bagi Guru SD Negeri 1 Palapa

Guru hendaknya lebih memperhatikan kecerdasan siswa sehingga dapat memberikan pembelajaran yang mengembangkan kamampuan kedua belahan otak siswa secara seimbang.

3. Bagi SD Negeri 1 Palapa

Sekolah agar dapat menjadi wadah pendidikan untuk siswa-siswa agar memiliki kemampuan otak yang berkembang secara beimbang.

4. Bagi Peneliti Lain

(70)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi., Suhardjono., Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian:suatu Pendekatan Praktik.. Rineka Cipta, Jakarta.

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.

Amri, S. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Prestasi Pustaka, Jakarta.

Alex. 2013.Kamus Saku Bahasa Indonesia. Tamer Press.

Anggari. Angi. Siti., dkk. 2013 Tema 8 Tempat Tinggalku Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Guru SD/MI Kelas IV. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Anggari. Angi. Siti., dkk. 2013 Tema 8 Tempat Tinggalku Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI Kelas IV. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Yrama Widya, Bandung.

Brown, H. Douglas. 2008. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, edisi kelima. Kedutaan Amerika Serikat, Jakarta.

Buzan, T. (2007).Buku Pintar Mind Map. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta,

Jakarta

Hanafiah, Nanang., Suhana, Cucu. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama, Bandung.

Kambaton, Harto. 2013. Peningkatan Kecerdasan Visual-Spasial Melalui Pemanfaatan Bahan Limbah Organik pada Anak Kelompok B2 di RA/TK

‘Al-Mu’minun’ Kecamatan Kambu Kota Kendari.

(71)

Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas IV. Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu, Jakarta.

Khanifatul. 2013.Pembelajaran Inovatif:Strategi Mengelola Kelas secara Efektif dan Menyenangkan. Arruz Media, Jogjakarta.

Kunandar. 2013.PENILAIAN AUTENTIK (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).Rajawali Pers, Jakarta.

Lampung, Universitas. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Lestari. 2013. Pembelajaran dengan Implikasi. Tanggal akses 15 April 2014 @ 20.30, http://biologi-lestari.blogspot.com/2013/03/pembelajaran-dengan-implikasi.html

Lwin, May., dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Indonesia, Indeks.

Mulyono, Adi dan Sulistyo Agus. 2012.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD).ITA, Surakarta.

Pengertian Kecerdasan. 2013. Tanggal akses 17 April 2014 @7:41, http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-kecerdasan-dan-jenis.html

Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.Mendikbud, Jakarta.

PERSIS. STKIP. Upaya dalam Meningkatkan Proses Pembelajaran yang Efektif dalam Rangka Membangun Mutu Pendidikan. Tanggal akses 16 April 2014 @ 8.35, http://www.stkip-persis.ac.id/berita/detail/4/upaya-meningkatkan-proses-pembelajaran-yang-efektif-dalam-rangka

membangun-mutu-pendidikan-2

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2002. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda, Bandung.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional.

Riduwan. 2013. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta, Bandung.

(72)

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.Rajawali Pers, Jakarta.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitati dan Kualitatif. Ghara Ilmu. Yogyakarta.

Sahara, Riska. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Geografi pada Materi Hidrosfer, Litosfer Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Malang.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Prenada Media, Jakarta.

Swadarma, Doni. 2013. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran. Elex Media Komputindo.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas, Jakarta.

Unila, Fkip. 2013. Alat Penilaian Guru (APKG) Program S1. Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Wardani, IGAK., Wihardi, Kiswaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka, Jakarta.

Winataputra, Udin S, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka, Jakarta.

Windura, S. (2010).Mind Map Langkah Demi Langkah. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Wirriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Rosdakarya, Bandung.

(73)

Kompetensi Dasar:

1.3 Memahami manusia dalam

IPS

hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya

4.3 Menceritakan manusia dalam hubungannya dengan lingkungan geografis tempat tinggalnya Indikator:

•Mampu menjelaskan keadaan alam Wamena

•Menjelaskan dampak keadaan dengan penduduk

Matematika

Kompetensi Dasar: 3.*)

4.8 Membuat peta posisi suatu tempat/benda tanpa menggunakan skala dengan memperhatikan arah mata angin

Indikator:

• Menyebutkan arah utara, selatan, timur, dan barat suatu tempat <

Gambar

Tabel
Tabel 1.1. Data Kecerdasan Visual-Spasial Siswa Kelas IV Pra Siklus.
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir.
Tabel 3.1. Instrumen penilaian hasil mind mapping siswa.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pembelajaran dengan pendekatan saitifik- STEAM, model pembelajaran discovery learning dan metode mind mapping, peserta didik dapat menyebutkan

Masyarakat Bugis yang menganut sistim bilateral memungkinkan seseorang untuk berubah status dalam waktu singkat akibat ikatan kekeluargaan istri atau suaminya. Hal ini

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan kiambang jenis ducweeds dan azola dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan efisiensi pakan ikan

Setelah biaya tetap ditanggung, pendapatan tambahan harus hanya mencakup biaya variabel, dan 60 persen dari pendapatan Xerxes atas impas adalah laba, sedangkan hanya 20

Asuransi atau pertanggungan adalah Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi

Analisa data pasang surut untuk wilayah ini dengan data 1 bulan menunjukkan bahwa dari keempat grafik tidak ada satu komponen yang menunjukkan nilai amplitude

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

keterkaitan antara komponen dalam RPP tersebut dan komponen dalam RPP tersebut disusun secara sistematis. Produk RPP yang telah disusun sesuai dengan pembelajaran