Oleh:
Evan Alvin Harefa NIM 4122240003 Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah seorang anak laki-laki yang lahir di Kecamatan
Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara pada tanggal 16 Desember 1994
dan diberi nama Evan Alvin Harefa. Penulis merupakan anak ke 2 dari 2
bersaudara yang dibesarkan dan dididik Ayahanda Amӧli Harefa dan Ibunda Yakina Mendrӧfa adik dari Kakanda Evan Devina Harefa. Penulis memulai pendidikan pertamanya di bangku SDN 070981 Fodo, Gunungsitoli pada tahun
2000 dan lulus pada tahun 2006. Kemudian pada tahun 2006 penulis melanjutkan
pendidikan sekolah di SMP Negeri 1 Gunungsitoli dan lulus pada tahun 2009.
Tahun 2009 penulis diterima di SMA Swasta Pembda 2 Gunungsitoli dan lulus
pada tahun 2012.
Pada tahun 2012, penulis mengikuti SNMPTN Jalur Undangan
yang kemudian lulus dan diterima di Program Studi Fisika Jurusan
Non-Kependidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan. Selama proses pendidikan kampus berjalan penulis
juga aktif dalam kegiatan Kelompok Diskusi Bidang Kajian Fisika Bumi (KDBK
Fisika Bumi). Kegiatan intrakulikuler di UNIMED yang pernah diikuti antara lain
kuliah lapangan ke Bukit Lawang dan Siborong-borong, serta pelatihan web dan
server fundamental. Kegiatan ekstrakulikuler yang pernah diikuti adalah IKBKF
iii
PEMANFAATAN CITRA SATELIT UNTUK MENGIDENTIFIKASI PERUBAHAN LINGKUNGAN DENGAN PARAMETER
NDVI DAN LST DI PULAU NIAS
Evan Alvin Harefa (4122240003)
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian dengan memanfaatkan citra satelit landsat 5 TM dan landsat 8 OLI dengan tujuan untuk mengidentifikasi perubahan lingkungan dengan parameter NDVI dan LST di Pulau Nias 0°12'00" - 1°32'00" Lintang Utara dan 97°00' - 98°00' Bujur Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung perubahan kerapatan vegetasi, menghitung suhu permukaan tanah dan mengitung pengaruh kerapatan vegetasi terhadap suhu permukaan tanah, mulai dari tahun 2003 sampai tahun 2015 melalui penafsiran citra satelit Landsat 5 TM dan Landsat 8 OLI.
Pengidentifikasian perubahan lingkungan dilakukan dengan menentukan nilai NDVI dan LST dengan memanfaatkan data citra satelit Landsat 5 TM, Landsat 8 OLI Path 129 Row 59, dan Data ASTER GDEM N02E98. Metode penelitian pengidentifikasian perubahan lingkungan dengan metode overlay (tumpang susun) memanfaatkan software ArcGIS 10.0 dan ENVI 4.7, pada peta batas administrasi di 4 kabupaten dan 1 kota di Pulau Nias yang didukung dengan menggunakan titik kontrol (GCP) peninjauan langsung lokasi penelitian sebanyak 40 titik yang dilakukan di Kabupaten Nias dan Kotamadya GunungsitOLI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan lingkungan telah terjadi di Pulau Nias yang ditunjukan dengan menurunnya nilai rata-rata kerapatan vegetasi (NDVI) pada tahun 2003,2006, 2009, 2012 dan 2015 dimana nilai NDVI nya berturut-turut 0,26; 0,25; 0,23; 0,13 dan 0,11 dan naiknya rata-rata suhu permukaan tanah (LST) pada tahun 2003, 2006, 2009, 2012 dan 2015 nilai LST nya berturut-turut 16,84 , 19,15 , 21,35 , 22,59 dan 28,04 . Serta hubungan linear Negatif antara NDVI dan LST yang memiliki nilai rata-rata korelasi -0,81.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah Tri Tunggal atas segala berkat
dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Citra Satelit untuk Mengidentifikasi Perubahan Lingkungan dengan Parameter NDVI dan LST di Pulau Nias” ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini mulai dari
pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi antara lain
Bapak Drs. Togi Tampubolon, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi serta Bapak
Dr. Rahmatsyah, M.Si selaku dosen penguji I, Bapak Drs. Rappel Situmorang
M.Si., selaku dosen penguji II dan Bapak Drs. Jonny Haratua Panggabean, M.Si
selaku dosen penguji III. Disamping itu penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang selama
ini telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan. Kepada Bapak
Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Dr. Makmur
Sirait, M.Si selaku Ketua Program Studi Fisika FMIPA UNIMED serta seluruh
staf pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED. Ucapan terimakasih kepada Bapak
Drs.Edison Ziliwu, MM. M.Si selaku sekretaris daerah Kota Gunungsitoli yang
telah memberikan izin penelitian di Kota Gunungsitoli.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda Amӧli Harefa dan Ibunda Yakina Mendrӧfa, yang telah membesarkan,
mendidik, mendukung serta mendoakan dengan kasih sayang yang tulus serta
penulis ucapkan terima kasih kepada Kakanda Evan Devina Harefa, yang telah
memberikan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada saudara seperjuangan
Fisika Non dik 2012 (Hendro, Andi, Cindi, Herianto, Martha, Konni, Renny,
Intan, Isrin, Deni, Clara, Peter, Suryani, Rita, Irma,Viktor, Habibi, Wahyu,
Ibrahim,erni, Lily, Alfrina, Gloria, Juliana, Kak Elvi, Sri, Marnala, Ulfa,
v
sahabat-sahabat terbaik (Albert Niaman Telaumbanua, Novanolo Telaumbanua,
Bang Randy Wempy Silalahi, Kak Jedah Yanti dan Lukas L Ginting) yang telah
memberikan banyak bantuan tenaga, materi serta semangat kepada penulis dan
teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
DAFTAR ISI
2.1.1.Definisi Remote Sensing 6
2.1.2.Komponen-Komponen Remote Sensing 7
2.1.3.Klasifikasi Data Citra 8
2.2. Fisika dan Remote Sensing 10
2.2.1.Fisika Penginderaan Jauh 10
2.2.2.Jendela Atmosfer 13
2.2.3.Interaksi Komponen Sistem Penginderaan Jauh 16
2.2.4.Sistem Penginderaan Jauh 18
2.2.5.Hambatan dari Atmosfer 29
2.3. Citra Satelit 30
2.3.1.Keunggulan Landsat 8 OLI 34
2.3.2.Peluang Pemanfaatan Citra Landsat 8 OLI 35
2.4. Konsep Pengolahan Citra 36
2.4.1.Pra-Processing Citra 36
2.4.2.Klasifikasi Citra 39
2.5. Konsep Pengolahan Perubahan Lingkungan 40 2.5.1.Perhitungan LST Menggunakan Remote Sensing 40 2.5.2.Perhitungan NDVI menggunakan Remote Sensing 43
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 44
3.1.1 Lokasi Penelitian 44
vii
3.2 Alat dan Bahan Penelitian 45
3.2.1. Alat Penelitian 45
3.2.2. Bahan Penelitian 45
3.3. Rancangan Penelitian 45
3.4. Teknik Pengambilan Data 47
3.5. Teknik Analisis Data 47
3.6. Diagram Alir Penelitian 51
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pra-pengolahan Citra Satelit 55
4.1.2 Pengolahan Citra Satelit 54
4.2 Pembahasan 67
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 70
5.2 Saran 70
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Bagan alur pengambilan data dengan penginderaan jauh 7
Gambar 2.2. Karakteristik data citra 9
Gambar 2.3. Peta Indonesia berdasarkan baris dan kolom 9
Gambar 2.4. Sistem Penginderaan jauh 11
Gambar 2.5. Gelombang Elektromagnetik 13
Gambar 2.6. Jendela atmosfer 14
Gambar 2.7. Interaksi energi 15
Gambar 2.8. Komponen system penginderaan jauh 16
Gambar 2.9. Tipe kurva pantulan spectrum tumbuhan, air dan tanah 17
Gambar 2.10. Proses perekaman oleh sensor 19
Gambar 2.11. Bentuk sensor 19
Gambar 2.12. Proses perekaman permukaan oleh sensor 19
Gambar 2.13.Komponen-komponen gelombang elektromagnetik 22
Gambar 2.14. Tenaga pancaran oleh benda hitam sempurna 23
Gambar 2.15. Spektrum elektromagnetik 23
Gambar 2.16. Gelombang frekuensi warna cahaya 24
Gambar 2.17.Panjang gelombang 25
Gambar 2.18. Spektrum warna 25
Gambar 2.19. Spectrum gelombang elektromagnetik 26
Gambar 2.20. Continues tone dan kuantifikasi 27
Gambar 2.21. Perhitungan nilai NDVI 43
Gambar 2.22. Klasifikasi nilai Kerapatan NDVI 43
Gambar 3.1. Lokasi penelitian 44
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian 51
Gambar 4.1. Citra Landsat 5 TM dan 8 OLI 53
Gambar 4.2 Koreksi Geometrik Landsat 57
Gambar 4.3 Perbandingan suhu 55
Gambar 4.4 Penyebaran 40 Titik sampel penelitian di pulau Nias 56
Gambar 4.5 Peta NDVI Pulau Nias Tahun 2003 57
ix
Gambar 4.7 Peta NDVI Pulau Nias Tahun 2009 58
Gambar 4.8 Peta NDVI Pulau Nias Tahun 2012 59
Gambar 4.9 Peta NDVI Pulau Nias Tahun 2015 59
Gambar 4.10 Grafik perubahan Rata-rata NDVI di pulau nias 60
Gambar 4.11 Peta Indeks Temperatur Pulau Nias tahun 2003 62
Gambar 4.12 Peta Indeks Temperatur Pulau Nias tahun 2006 62
Gambar 4.13 Peta Indeks Temperatur Pulau Nias tahun 2009 62
Gambar 4.14 Peta Indeks Temperatur Pulau Nias tahun 2012 63
Gambar 4.15 Peta Indeks Temperatur Pulau Nias tahun 2015 63
Gambar 4.16 Grafik perubahan rata-rata LST di Pulau Nias 64
Gambar 4.17 (a,b,c,d,e) Grafik Korelasi NDVI dan LST dari titik Sampel 66
Gambar 4.18 Grafik perubahan NDVI Pulau Nias 68
Gambar 4.19 Grafik Perubahan Luas Kerapatan Vegetasi dalam satuan Hektar 68
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.Daftar Sensor remote sensing 10
Tabel 2.2.Wahana, sensor dan detektor 21
Tabel 2.3. Kombinasi image 2 bit 28
Tabel 2.4. Daftar kombinasi bit dan jumlah tone 28
Tabel 2.5. Karakteristik landsat 8 Untuk sensor OLI dan TIRS 31
Tabel 2.6.Perbandingan band Landsat 7 dan Landsat 8 33
Tabel 2.7. Karakteristik band spektral citra satelit landsat 7 ETM+ 34
Tabel 2.8. Harga LMIN dan LMAX 38
Tabel 2.9. Harga K1 dan K2 42
Tabel 3.1. Alat Penelitian 45
Tabel 3.2. Tabel Data Spasial 45
Tabel 3.3. Tabel Data Atribut 45
Tabel 4.1 Data kooordinat titik sampel penelitian 54
Table 4.2 Klasifikasi NDVI Pulau Nias Tahun 2003 57
Table 4.3 Klasifikasi NDVI Pulau Nias Tahun 2006 58
Table 4.4 Klasifikasi NDVI Pulau Nias Tahun 2009 58
Table 4.5 Klasifikasi NDVI Pulau Nias Tahun 2012 59
Table 4.6 Klasifikasi NDVI Pulau Nias Tahun 2015 60
Tabel 4.7 Nilai Statistik NDVI Pulau Nias 60
Tabel 4.8 Statistik indeks temperature 63
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Metadata Landsat path 129 Row 059 73
Lampiran 2.Titik Kontrol (GCP) Penelitian di Kab. Pakpak Bharat 93
Lampiran 3.Perhitung salah satu indeks pada FCD 98
Lampiran 4. Langkah-langkah menghitung NDVI 99
Lampiran 5. Koreksi Radiometri 101
Lampiran 6. Surat Keterangan Dosen Pembimbing Skripsi 103
Lampiran 7. Surat Penelitian di Bappeda Gunungsitoli 104
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sumatera Utara memiliki luas total sebesar 181.860,65 Km² yang terdiri
dari luas daratan sebesar 71.680,68 Km² atau 3,73 % dari luas wilayah Republik
Indonesia. Secara geografis Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang
Utara dan 98° - 100° Bujur Timur. Wilayah Sumatera Utara terdiri dari daerah
pantai, dataran rendah dan dataran tinggi serta pegunungan Bukit Barisan yang
membujur ditengah-tengah dari Utara ke Selatan. Salah satu daerah yang ada di
Sumatera Utara yakni Pulau Nias (Bappenas, 2013).
Pulau Nias adalah sebuah pulau yang berada di sebelah barat Pulau
Sumatera, terletak antara 0ᵒ12′ – 1ᵒ32′ Lintang Utara (LU) dan 97ᵒ – 98ᵒ Bujur
Timur (BT), yang memiliki jarak ± 85 km laut dari kabupaten Tapanuli Tengah.
Luas wilayah Pulau Nias 5.625 Km2 atau 7,8 persen dari luas provinsi Sumatera
Utara dan memiliki panjang ± 120 Km dan lebar ± 40 Km, memanjang sejajar
dengan pulau Sumatera. Sebelah utara pulau ini berbatasan dengan pulau Banyak
(Daerah Istimewa Aceh), sebelah selatan dengan pulau Mentawai (Sumatera
Barat), sebelah timur dengan Pulau Mursala (kabupaten Tapanuli Tengah), dan
sebelah barat dengan Samudera Hindia. Pulau Nias memiliki topografi yang
berbukit-bukit, sempit dan terjal serta pegunungan, dengan ketinggian antara
0-800 m di atas permukaan laut. Curah hujan cukup tinggi mencapai rata-rata
3.145,1 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 14,3ᵒ-30,4ᵒ dengan kelembaban
± 80-90 dan kecepatan angin antara 5-6 knot/jam. (BPS Nias, 2014).
Pulau Nias merupakan daerah berkembang. Daerah berkembang sangat
identik dengan lonjakan penduduk yang tinggi, lonjakan penduduk di Nias
mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar 756.938 orang dan pada 2015
mencapai 790.666 orang. Pulau Nias juga telah mengalami beberapa kali
pemekaran yang menghasilkan 4 kabupaten dan 1 Kotamadya.28 Maret 2005
Pulau Nias dilanda gempa bumi dengan kekuatan 7,8 SR, sampai sekarang pulau
ini masih dalam proses pemulihan dari bencana yang telah terjadi. Lonjakan
2
penduduk, pemekaran daerah, dan bencana mengakibatkan perubahan yang
signifikan pada lingkungan. Perubahan ini terjadi karena kebutuhan lahan
pertanian, pembangunan gedung-gedung pemerintahan yang baru, penebangan
hutan, perataan pegunungan hijau untuk kebutuhan pemukiman penduduk, dll.
Perubahan ini telah menyebabkan dampak yang memprihatinkan seperti suhu
yang semakin meningkat, daerah perkotaan yang tidak hijau lagi, banjir, dan tanah
longsor. Perubahan ini perlu diidentifikasi dan dipetakan untuk mengurangi
dampak yang bekelanjutan karena jika tidak dilakukan maka dapat mengakibatkan
penurunan kualitas lingkungan, degradasi lingkungan/kerusakan lingkungan,
berkurangnya sumberdaya alam, banjir dan tanah longsor akan terus terjadi,
apalagi pulau ini merupakan daerah rawan bencana (BPS Nias, 2014).
Perubahan lingkungan dapat diidentifikasi dengan memanfaatkan
teknologi informasi terbaru dan ter up to date berupa sistem informasi geografis
(SIG) dan penginderaan jauh (inderaja) / Remote Sensing. Penginderaan jauh dilakukan tanpa bersentuhan langsung dengan objek. Hal ini dapat memudahkan
pengambilan data selain karena biayanya yang hemat, efektif dan efisien
(Sukojo,2003).
Data yang digunakan pada pemanfaatan SIG dan penginderaan jauh
berupa data spatial (data yang direpresentasikan dalam bentuk peta dengan format
digital), yakni citra satelit. Citra satelit diperoleh dari hasil perekaman oleh sensor dalam pengambilan data melalui metode penginderaan jauh dilakukan
berdasarkan perbedaan daya reflektansi energi elektromagnetik masing-masing
objek di permukaan bumi. Daya reflektansi yang berbeda-beda oleh sensor akan
direkam dan didefinisikan sebagai objek yang berbeda yang dipresentasikan
dalam sebuah citra (Novianti,2012).
Adanya data yang akurat dan terbaru memberikan informasi spatial mengenai perubahan lingkungan sangat diperlukan dalam rangka
memformulasikan strategi pengolahan yang komprehensif dan proposional juga
semakin mempermudah dalam mengidentifikasi hingga pemetaan perubahan yang
terjadi. Dengan perkembangan teknologi informasi dewasa ini maka dengan
melakukan analisis kebutuhan (Pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik,
2013).
Teknik penginderaan jauh sebelumnya pernah dimanfaatkan dalam
penelitian, seperti penelitian Zhang(2015) tentang besarnya kontribusi
kelembaban tanah pada pengurangan dampak naiknya suhu permukaan tanah
menggunakan data landsat 8 di cina menghasilkan kontribusi yang sangat besar dari kelembaban tanah pada penurunan suhu didaerah perkotaan, penelitian ini
menghasilkan korelasi dari suhu permukaan tanah dan kerapatan vegetasi yang
berbanding terbalik di daerah Xu Zhou sebelah barat laut cina, Wu (2014) tentang
GDVI untuk karakterisasi tanah kering yang mengasilkan korelasi antara
kerapatan vegetasi dan leaf area index, Atrifiana (2013) tentang Analisis perubahan vegetasi kota semarang menggunakan bantuan teknologi penginderaan
jauh menghasilkan lima kelas kerapatan vegetasi kota semarang yang luasnya
semakin sempit dari tahun ke tahun, Fariz (2014) tentang identifikasi penutupan
lahan dengan menggunakan citra satellite SPOT 4 penelitian ini menghasilkan jenis penggunaan lahan di kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau seperti hutan,
tanaman industri, semak belukar, perkebunan, lahan terbuka, lahan terbangun dan
air, Penelitian Rakhmawati (2012) tentang pemanfaatan citra lansat untuk estimasi
biomassa atas permukaan dari berbagai penutupan lahan dengan pendekatan
Indeks Vegetasi di Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat menghasilkan 12
jenis penutupan lahan yang didominasi hutan, perkebunan dan kebun campuran,
serta indeks kerapatan vegetasi memiliki korelasi paling tinggi dengan
biomassanya dan Adnindya (2013) tentang pemanfaatan citra landsat 7 ETM untuk menganalisa kelembaban hutan berdasarkan nilai indeks kekeringan di
Banyuwangi yang menghasilkan klasifikasi vegetasi jarang, sedang dan rapat .
Perbedaannya adalah lokasi penelitian dilakukan di pulau nias.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
mengenai pengidentifikasian perubahan lingkungan ditinjau dari parameter NDVI dan LST dengan memanfaatkan Citra satelit menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) dan penginderaan jauh (Remote Sensing) dengan judul:
4 Row = 59 dan sedikit noise (berupa tutupan awan).
3. Data spatial berupa citra satelit digunakan untuk menghitung NDVI dan LST di Pulau Nias.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah maka masalah dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana menghitumg perubahan vegetasi dengan citra satelit ?
2. Bagaimana menghitung perubahan suhu dengan citra satelit ?
3. Bagaimana korelasi hubungan antara perubahan vegetasi dan perubahan suhu ?
4. Bagaimana memetakan perubahan lingkungan dengan NDVI dan LST ?
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian, yakni :
1. Mengetahui perubahan vegetasi di Pulau Nias
2. Mengetahui pengaruh suhu permukaan terhadap daerah perkotaan
1. Mengetahui hubungan perubahan vegetasi dengan perubahan suhu
2. Memetakan perubahan lingkungan dengan parameter NDVI dan LST
1.5Manfaat Penelitian Manfaat penelitian, yakni :
1. Memberikan informasi berupa gambaran kawasan yang terjadi perubahan di
Pulau Nias guna mengefisiensikan penggunaan Lahan, pemulihan bencana,
2. Memberikan persamaan prediksi perubahan lingkungan yang diperoleh dari
data spatial dengan menggunakan analisis korelasi NDVI dan LST di Pulau Nias.
3. Menjadikan acuan untuk melakukan kegiatan Pengolahan lahan dan penataan
70 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
antara lain: korelasi variable tidak searah dan mendekati -1(highest negative correlation)
4. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perubahan
lingkungan di Pulau Nias dikarenakan penurunan nilai NDVI dan naiknya suhu permukaan tanah (LST)
5.2. Saran
Dari semua rangkaian penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran
yang dapat dilakukan untuk pengembangan penelitian ini, yaitu :
1. Melakukan penambahan titik kontrol lapangan (GCP) yang diambil langsung
di lokasi penelitian dan melakukan pengolahan dengan data terbaru untuk
pembaharuan informasi yang berkelanjutan.
2. Untuk pemerintah setempat diharapkan untuk memberikan perhatian terhadap
tata wilayah kota, serta perluasan kota yang berdampak pada suhu yang
semakin tinggi, dan reboisasi lahan untuk menjaga kerapatan vegetasi kota
untuk menghindari banjir, erosi, di daerah pegunungan dan suhu yang semakin
tinggi di daerah perkotaan, dikarenakan kenaikan rata-rata suhu yang sangat
DAFTAR PUSTAKA
Adnindya, F (2013), Pemanfaatan Citra Landsat 7 ETMUntuk Menganalisa Kelembaban Hutan Berdasarkan Nilai Indeks Kekeringan. Surabaya : ITS. Aftriana, C., (2013), Analisis Perubahan Vegetasi Kota Semarang Menggunakan
Bantuan Teknologi Penginderaan Jauh, Semarang :UNDIP.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nias (2012), Kabupaten Nias dalam angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias.
Badan Meteorologi dan Klimatologi, (2003), Kabupaten Nias dalam angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias.
Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika, (2013), Buku informasi perubahan iklim dan kualitas udara di Indonesia, BMKG:Jakarta
Badan Perencaan Pembangunan Nasional (Bappenas), (2013), Profil
Pembangunan Sumatera Utara, BAPPENAS, Jakarta.
http://simreg.bappenas.go.id/view/profil/clickD.php?id=2
Budianto, E, (2010), Sistem Informasi Geografis dengan ArcView Gis, penerbit andi, Yogyakarta.
ESRI, (2001), ArcGIS Spatial Analyst ; Advanced GIS Spatial Analysis Using Raster and Vector Data, ESRI Press, USA.
Fariz, H. (2014), Identifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Satelite SPOT 4. Bogor.
GIS Konsorium Aceh Nias, (2007), Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar, Staf Pemerintahan Kota Banda Aceh, Banda Aceh.
Howard, J. A., (1996), Penginderaan Jauh untuk Sumber Haya Hutan: Teori dan Aplikasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Lillesand, T.M., dan F.W. Kiefer, (1979), Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Mulyanta, E. S., (2006), Pengolahan Digital Image dengan Photoshop CS2, Penerbit Andi: Yogyakarta.
NASA, (2015), http://landsat.gsfc.nasa.gov/news/news-archive/news_o429.hTMl diakses 19 Januari 2016.
NASA, (2015), Landsat Data Continuity Mission Brochure, http://www.usgs.gov/ diakses 19 Januari 2016
National Aeronautics and Space Administration, (2014), Landsat 7 Science Data
72
Novianti, L., (2012), Analisis Perubahan Luasan Tutupan Lahan Wilayah Pesisir
Timur Banyuasin dengan Metode Change Vector Analisis. Semarang:
UNDIP.
Opa, E. T., (2010), Analisis Perubahan Luas Lahan Mangrove di Kabupaten Pahuwato Provinsi Gorontalo dengan Menggunakan Citra Landsat. Manado : FKIP.
Paine, D.L, (1981)., Aerial Photography and Image Interpretation for Resources
Management, New york.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Energi Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (2013), Dasar-dasar Penginderaan Jauh, Bandung.
Raharjo, B., (2010), Tutorial ArcGIS Bagi Pemula Versi ArcGIS 9.3.1, Yogyakarta, GISTutorial.NET.
Rakhmawati, M., (2012), Pemanfaatan Citra Landsat untuk Estimasi Biomassa atas Permukaan dari Berbagai Penutupan Lahan dengan Pendekatan Indeks Vegetasi. Bogor:IPB.
Sabin, F.F, Jr, (1978)., Remote Sensing, Principles And Interpretation,San fransisco.
Sukojo, (2003), Penerapan Metode Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografis untukk Anlisa Perubahan Penggunaan Lahan. Surabaya :ITS.
Sutanto, (1986)., Penginderaan Jauh, jilid 1 dan 2, Gadjah mada university press: yogyakarta.
Thoha, A. S., (2008), Karakteristik Citra Satelit, USU Press, Sumatera Utara. Trevett, J. W., (1986)., Imaging Radar For Resources Survey, New York.
Trisakti, B., (2012), Pemanfaatan Data Citra Satelit dalam Mendukung
Pengelolaan SDA, Pusat Pemanfaatan LAPAN, Bogor.
Wu, W., (2014), The Generalized Difference Vegetation Index (GDVI) for Dryland Characterization, Journal Of Remote Sensing 6:2072-4292.
Yayasan pelaGIS, (2011), Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis Tingkat Lanjut, Yayasan pelaGIS Press, Aceh.