PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK
TERHADAP KEMAMPUAN SOFTSKILLS DAN HASIL
BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR
DAN PENGUKURAN LISTRIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Oleh
DHANI ANSYARI RITONGA
5113331007
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kepada Allah Subhanallahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Adapun judul Skripsi ini adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Saintifik Terhadap Kemampuan Softskills dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik Kelas X TIPTL Di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan”.
Selama penulisan Skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan, dorongan, dan motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
2. Prof. Sumarno, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
3. Dr. Baharuddin, S.T., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, sekaligus Dosen Penguji Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
4. Dr.H. Muhammad Amin, S.T., M.Pd.,selaku pembimbing skripsi penulis yang telah membimbing, mengarahkan dan memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan Skripsi yang disusun oleh penulis.
iii
7. Kasni, M.Pd., selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan serta seluruh staf pegawai dan seluruh guru-guru SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang memberikan kesediaan untuk melakukan penelitian.
8. Ayahanda Ansyarief Ritonga dan Ibunda Fatimah Tussahra Nasution yang telah memberikan semangat dan dukungan moril maupun materil dalam penyusunan Skripsi ini.
9. Abang saya Faisal Fahlevi Ritonga dan Fahriansyah Ritonga serta kakak saya Putri Yunita Sari Ritonga, yang selalu mendukung saya dengan doa maupun memberi semangat dalam penyusunan Skripsi ini.
10.Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNIMED, khususnya teman-teman stambuk 2011.
11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang membantu dalam penulisan laporan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Skripsi ini dimasa mendatang.
Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.
Medan, Agustus 2016 Hormat penulis,
iv A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. IdentifikasiMasalah ... 9
3. HakikatPembelajaranDiscovery Learning ... 22
a. Langkah-Langkah/MetodePembelajaranDiscovery Learning ... 24
b. Kelebihandankelemahan Model Pembelajaran DL ... 26
4. Hakikat ModelPembelajaranProblemBased Learning ... 28
a. Langkah-Langkah/Fase Model Pembelajaran PBL ... 29
b. KelemahandanKeunggulan ModelPembelajaranProblemBased Learning (PBL) ... 31
v
a. PrinsipPembelajaranKontekstual(CTL) ... 35
b. KeunggulandanKelemahan Model PembelajaranContextual Teaching and Learning (CTL) 40 6. HakikatKemampuanSoftskills ... 41
a. Pengertian KemampuanSoftskills ... 41
b. Kemampuan Softskills Pada Proses Pembelajaran ... 46
B. Penelitian Yang Relevan ... 64
C. KerangkaBerpikir ... 66
1. Pengaruh Model PembelajaranDiscovery Learning, PBL dan CTLTerhadapHasilBelajarDasardanPengukuranListrik ... 66
2. PengaruhKemampuanSoftskillsSiswaPadaPenggunaan Model PembelajaranDiscovery Learning, PBL dan CTL ... 70
D. HipotesisPenelitian ... 71
BAB III. METODE PENELITIAN A. LokasidanWaktuPenelitian ... 72
B. Defenisi Operasional dan VariabelPenelitian ... 72
1. DefinisiOperasional ... 72
2. VariabelPenelitian ... 73
C. PopulasidanSampel Penelitian ... 74
D. MetodedanDesainPenelitian ... 75
E. Prosedurdanpelaksanaanperlakuan ... 76
F. InstrumenPenelitian ... 79
1. Teshasilbelajar ... 79
2. TesKeterampilan ... 81
G. InstrumenPenilaianKeterampilan ... 84
H. UjiCobaInstrumenPenelitian... 85
1. TesHasilBelajar ... 85
a.Validitas Tes ... 85
vi
c.Indeks Kesukaransoal ... 87
d.Daya Beda ... 87
2. ValidasiPenilaianKeterampilan ... 88
3. ValidasiPenilaianObservasiKemampuanSoftskills ... 89
I. TeknikAnalisis Data ... 90
1. Deskripsi Data ... 92
2. UjiPersyaratanAnalisis ... 93
a. Uji Normalitas ... 93
b. Uji Homogenitas ... 94
c. Pengujian Hipotesis ... 94
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian………..96
1. Pelaksanaan Pretes ... .. 96
2. Uji-f Satu Arah (ANOVA ONE WAY). ………. 100
3. Deskripsi Data Post Tess ………. 101
4. Analisis Data ... 108
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... ..119
B. Saran ... ..120
121
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Kelebihandankelemahan model PembelajaranDiscovery Learning ... 26
Tabel 2. Sintaks Model PembelajaranProblem Based Learning ... 30
Tabel 3. Keunggulandankelemahan model pembelajaran PBL ... 32
Tabel 4. Keunggulandankelemahan model pembelajaran CTL ... 40
Tabel 5. Perbandingan model DL, PBLdan CTL... 68
Tabel 6. RancanganTabel Data Penelitian ... 75
Tabel 7.TahapanPelaksanaanPerlakuan model pembelajaranDL ... 77
Tabel 8.TahapanPelaksanaanPerlakuan model Pembelajaran PBL ... 78
Tabel 9.TahapanPelaksanaanPerlakuan model PembelajaranCTL ... 79
Tabel 10.Kisi-kisi Tes Hasil Belajar DasardanPengukuranListrik ... 80
Tabel 11.IdentifikasiKecenderunganBelajar ... 93
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa... 97
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Kemampuan DL ... 98
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Kemampuan CTL ... 99
Tabel 15.Anava Satu Arah ... .. 100
Tabel 16.Data Nilai Postest Kelas PBL ... .. 101
Tabel 17.Data Nilai Postest Kelas DL ………... 102
Tabel 18.Data Nilai Postest Kelas CTL ………... 103
Tabel 19.Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Kemampuan SoftskillsPBL.…... 104
122
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Kemampuan SoftskillsCTL...… 107
Tabel 22. Uji Normalitas Data Postest ………... 108
Tabel 23. Uji Homogenitas Data Postest ………... 108
Tabel 24. Ringkasan Anova Satu Arah ……….. 109
Tabel 25. Hasil Data Perhitungan Hasil Belajar …..……….…………. 109
Tabel 26. Anava Satu Arah ……… 111
Tabel 27. Hasil Data Perhitungan Kemampuan Softskills………. 112
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1 Amperemeter ... 63
Gambar.2 Voltmeter ... 63
Gambar.3 Ohmmeter ... 64
Gambar.4 Multimeter ... 64
Gambar.5 PengukuranHambatan ... 82
Gambar. 6 PengukuranTegangan DC ... 83
Gambar. 7 PengukuranArus ... 84
Gambar.8 Histogram Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Awal PBL ... 98
Gambar.9 Histogram Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Awal DL ... 99
Gambar. 10 Histogram Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Awal CTL ... 100
Gambar.11 Histogram Distribusi Frekuensi Postest Kelas PBL ... 102
Gambar. 12 Histogram Distribusi Frekuensi Postest Kelas DL ... 103
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran
Lampiran 2 RPP Discovery Learning
Lampiran 3 RPP PBL
Lampiran 4 RPP CTL
Lampiran 5 Materi
Lampiran 6 Uji Coba Instrumen
Lampiran 7 Perhitungan Validitas
Lampiran 8 Reabilitas Test
Lampiran 9 Perhitungan Indeks Kesukaran Soal
Lampiran 10 Perhitungan Daya Beda
Lampiran 11 Tabel Validitas, Indeks Kesukaran Soal dan Daya Beda
Lampiran 12 Hasil Skor Pretest
Lampiran 13 Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 14 Perhitungan Distribusi Frekuensi (Post Test)
Lampiran 15 Uji Normalitas Data
Lampiran 16 Uji Homogenitas
Lampiran 17 Uji Hipotesis Penelitian
Lampiran 18 Aspek Penilaian Kemampuan Softskills
Lampiran 19 Perhitungan Uji-F Hasil Belajar (Prestasi)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang
kemajuan bangsa dan negara di masa depan, sehingga kualitas pendidikan dapat
menentukan kualitas suatu Bangsa dan Negara. Tugas dunia pendidikan adalah
melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan responsif
terhadap berbagai kemajuan. Begitu juga halnya dengan tugas guru selain
membantu siswa memahami konsep-konsep materi pelajaran yang diberikan dan
mengaplikasikan konsep-konsep tersebut, tetapi juga harus mampu menumbuhkan
minat siswa terutama terhadap pelajaran yang diberikan dan mengajak siswa
melihat keterkaitan bidang yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas demi memajukan negara ke arah yang lebih baik
lagi. Peningkatan mutu pendidikan telah banyak dilakukan oleh setiap negara
untuk memajukan negaranya melalui sistem pendidikan. Perkembangan sistem
pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan sesuai
dengan tuntutan persoalan pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan langkah
pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013
merupakan lanjutan pengembangan Kurikulum berbasis kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,
2
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 menjelaskan proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Salah satu
model pembelajaran yang diharapkan dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
sebagaimana yang menjadi tuntutan dalam Kurikulum 2013 adalah srategi
pembelajaran bersifat inovatif dan kreatif. Dalam pendidikan diperlukan aspek
kreativitas. Kreativitas dapat dicapai diantaranya melalui keterampilan berpikir
kreatif. Pengembangan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses
pada siswa yang dimulai sejak awal akan membentuk kebiasaan cara berpikir
siswa yang sangat bermanfaat bagi siswa itu sendiri di kemudian hari.
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah salah satu lembaga
pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting dalam mencerdaskan dan
meningkatkan SDM yang memiliki kemampuan dalam bidang keteknikan.
Berdasarkan Kurikulum 2013 SMK bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan
pengetahuan kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Salah satu bidang yang dikelola dalam kurikulum SMKT adalah listrik dan
elektronika. Berdasarkan kurikulum Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas, 1999) SMKT jurusan listrik dan elektronika memiliki tujuan untuk :
(1) mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja serta dapat
3
mampu memilih karir, berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam
lingkup keahlian teknik listrik dan elektronika, (3) menjadi tenaga kerja tingkat
menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan pada saat ini dan masa yang
akan datang, (4) menjadi warga negara yang produktif, adektif, dan kreatif.
Salah satu lembaga pendidikan formal tersebut adalah SMK N 1 Percut sei
tuan, yang memiliki bidang keahlian Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
(TIPTL). Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Percut sei tuan adalah salah satu
sekolah bidang keteknikan. Untuk mewujudkan tujauan pendidikan, SMKN 1
Percut sei tuan telah melakukan beberapa upaya antara lain peningkatan mutu
proses belajar mengajar melalui penyesuaian model pembelajaran, penataan
kurikulum, mengadakan fasilitas praktek, fasilitas laboratorium, dan peningkatan
kualiatas pengajaran, namun dalam kenyataannya lulusan SMK tidak sepenuhnya
diterima di dunia kerja dikarenakan belum sesuianya harapan dari dunia kerja baik
dari segi pengetahuan maupun keterampilan.
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan di SMK
selama ini adalah masih rendahnya kompetensi lulusan, sehingga kurang mampu
memenuhi tuntutan dunia kerja. Kualitas pembelajaran yang telah dilakukan
selama ini masih kurang efektif, dan tidak mampu meningkatkan minat belajar
siswa. Banyak yang mempengaruhi kualitas pembelajaran, diantaranya adalah
model pembelajaran. Salah satu jalan yang dapat ditempuh oleh guru dalam usaha
kearah pencapaian/peningkatan hasil belajar adalah menyesuaikan model
pembelajaran dengan memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan sesuai
4
Mutu lulusan SMK secara umum tergantung pada kualitas keterampilan
yang dimilikinya. Salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa bidang
keahlian TIPTL yang sangat mendukung bagi kesiapan siswa untuk mencapai
kompetensi keterampilan dalam dunia usaha adalah Dasar dan Pengukuran Listrik
(DPL). Dari hasil observasi di SMK Negeri 1 Percut sei tuan didapat bahwa
sebagian besar hasil belajar siswa Kelas X TIPTL pada mata pelajaran Dasar dan
Pengukuran Listrik (DPL) tidak sampai pada Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), yaitu ≥75.
Pada mata pelajaran DPL terdapat 59% siswa yang memperoleh nilai
dibawah KKM dan 41% yang memperoleh nilai KKM. Bagi siswa yang belum
mencapai nilai KKM guru memberikan ujian remedial kepada siswa yang belum
mencapai nilai 75. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan
penulis bersama guru mata pelajaran DPL, diketahui bahwa pembelajaran yang
dilaksanakan khususnya untuk bidang studi Dasar dan Pengukuran Listrik (DPL)
telah menggunakan model pembelajara konvensional, namun pada prosesnya
masih ditemui kekurang aktifan siswa dalam proses pembelajaran, keaktifan
hanya didapati oleh beberapa siswa saja sedangkan kebanyakan siswa masih pasif
dalam proses belajar mengajar, itu ditandai dengan masih banyaknya siswa yang
kurang mampu bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil untuk melakukan
diskusi ringan sehingga mereka tidak fokus pada pelajaran dan lebih memilih
mengobrol dengan temannya. Selanjutnya, dari hasil tanya jawab dengan
beberapa siswa mengungkapkan bahwa mereka mengalami kebosanan dalam
5
bersemangat ketika belajar. Pada umumnya siswa mengikuti pembelajaran tanpa
memiliki sasaran, sehingga hanya berupaya memperoleh informasi dari guru, oleh
karena itu guru harus bisa menciptakan suasana agar siswa memiliki orientasi
dalam belajar.
Suparno seperti dikutip oleh Atmadi dan Setyaningsih (2000:186) guru
dalam proses belajar mengajar, harus lebih memperhatikan apa yang disukai
siswa, apa yang tidak disukai siswa yang membantu siswa belajar dan yang
menghambat siswa belajar. Selain itu, model yang digunakan juga harus
memaksimalkan potensi siswa dengan memperhatikan keunikan setiap siswa baik
gaya belajarnya, kecerdasan dominannya, dan memperhitungkan faktor-faktor lain
yang mampu menunjang proses belajar mengajar di kelas.
Potensi setiap siswa sebenarnya berbeda. Untuk itu, perlu dikembangkan
model pembelajaran yang mengakomodasikan perbedaan potensi dan sekaligus
memberikan seluas-luasnya untuk secara aktif menumbuhkan kreatifitas siswa,
agar kecerdasaannya berkembang secara optimal dan proposional.
Berdasarkan uraian diatas, untuk membuat suasana pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan maka seorang guru perlu menggunakan model pembelajaran
yang menarik. Sanjaya (2006: 126) menjelaskan, bahwa model pembelajaran
adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu., Dick dan Carey (1985) dalam (Sanjaya,
2010: 126) juga menyebutkan model pembelajaran itu adalah suatu set materi dan
prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
6
Guru sebagai salah satu pemeran utama dalam pembelajaran haruslah
profesional dalam bidangnya agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai
pendidik sekaligus pengajar yang berkompeten. Untuk itu, guru harus menguasai
bahan yang diajarkan, terampil mengajarkannya, dan mampu mengatasi berbagai
kendala yang ditemui dalam pembelajaran. Salah satu hal yang dapat dilakukan
guru adalah mampu memilih dan menggunakan dengan tepat model pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi yang diajarkan, dan karakteristik
siswa agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan optimal. Untuk
mengantisipasi masalah ini, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang
dapat membantu siswa dalam belajarnya, menumbuhkan kembali minat siswa
dalam belajar.
Hakikatnya belajar bukan hanya sekedar kemampuan untuk menguasai
kompetensi-kompetensi kejuruan yang ditandai dengan perolehan nilai yang
standart, namun harus ada peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan dari hasil
belajar siswa, sehingga tujuan guru tidak hanya sekedar pemenuhan pencapaian
standart kelulusan tetapi juga yang berkarakterisktik.
Guru sebagai salah satu pemeran utama dalam pembelajaran haruslah
profesional dalam bidangnya agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai
pendidik sekaligus pengajar yang kompeten. Untuk itu, guru harus menguasai
bahan yang diajarkan, terampil mengajarkannya, dan mampu mengatasi berbagai
kendala yang ditemui dalam pembelajaran. Salah satu hal yang dapat dilakukan
7
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi yang diajarkan, dan karakteristik
siswa agar tujuan yang telah di tetapkan dapat tercapai dengan optimal.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan, maka perlu perbaikan-perbaikan
proses pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dan lebih aktif dalam
mengikuti pelajaran, sehingga lebih dapat memahaminya dan meningkatkan hasil
belajar, maka guru perlu menerapkan model pembelajaran yang dapat membantu
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan, menemukan,
menyelidiki, bekerja memecahkan masalah, dan mengungkapkan ide sendiri serta
saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya.
Pentingnya penanaman karakter dalam sistem pendidikan yang berpijak
pada tujuan kurikulum pendidikan dapat melahirkan lulusan yang cerdas otak dan
emosinya. Di samping itu dapat pula melahirkan manusia yang benar-benar sesuai
fithrahnya, yaitu manusia yang selalu mengaktulisasikan kebaikan dalam
kehidupannya. Dengan fitrah itu manusia dapat memaksimalkan potensi otak,
emosi dan raganya. Sehingga dapat menjadi manusia yang bekerja keras, cerdas
dan ikhlas serta berkualitas.
Dari pendapat di atas, jika penanaman pendidikan karakter ini dapat
ditumbuhkan pada diri siswa maka motivasi dan prestasi siswa terhadap suatu
mata pelajaran akan tinggi. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk
semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik yaitu
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang memiliki kriteria
pendekatan saintifik sebagai berikut (Permendikbud, 2013): (1) Materi
8
logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau
dongeng semata. (2) Penjelasan guru, respon peserta didik , dan interaksi edukatif
guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif,
atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. (3) Mendorong dan
menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran. (4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari
materi pembelajaran. (5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu
memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon materi pembelajaran. (6) Berbasis pada konsep, teori,
dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. (7) Tujuan pembelajaran
dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik system penyajiannya.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(scientific appoach) meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran
(Permendikbud, 2013). Dalam upaya peningkatan hasil belajar Dasar dan
Pengukuran Listrik (DPL) perlu diadakan suatu penyesuaian model pembelajaran
di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, maka dipandang sangat urgent untuk
menerapkan model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru yaitu untuk
membiasakan siswa memperoleh informasi lebih banyak serta lebih memotivasi
9
berbasis saintifik adalah dengan menggunakan model pembelajran Discovery
Learning, Problem Based Learning dan Contextual Teaching and Learning.
Berdasarkan uraian tersebut, maka menjadi latar belakang penulis untuk
melaksanakan penelitian, yaitu adalah Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Saintifik Terhadap Kemampuan Softskills Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Dasar dan Pengukuran Listrik Pada Siswa Kelas X Teknik Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik (TIPTL) di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan
Tahun Ajaran 2015/2016.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas pada latar belakang, maka yang menjadi
identifikasi masalah yang dianggap berhubungan dengan penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Masih rendahnya kompetensi lulusan SMK, sehingga kurang mampu
memenuhi tuntutan dunia kerja.
2. Kualitas pembelajaran yang telah dilakukan selama ini masih kurang
efektif, dan tidak mampu meningkatkan minat belajar siswa
3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran
Listrik
4. Siswa kurang mampu untuk bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil
10
5. Model pembelajaran yang telah diterapkan masih belum tepat dan belum
sesuai dengan karakteristik siswa untuk membantu siswa dalam proses
pembelajaran.
6. Rendahnya kemampuan softskills siswa yang ditandai dengan tingkat
keaktifan dan minat dalam proses pembelajaran siswa.
7. Guru kesulitan memilih model pembelajaran yang relevan dengan
karakteristik materi & karakteristik siswa.
8. Tidak adanya ide atau motivasi dari guru untuk membuat kelas yang hidup
agar tidak terkesan kaku dan membosankan yang membuat peserta didik
menjadi malas untuk mengikuti proses belajar mengajar.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta
keterbatasan penulis dalam kemampuan waktu. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X-TIPTL-1 sebagai kelas
Eksperimen dan Kelas X- TIPTL -2 sebagai kelas kontrol
2. Materi yang diberikan mengacu pada silabus SMK N 1 Percut sei tuan
yaitu pada pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik dengan model
pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning (PBL) dan
Contextual Teaching and Learning (CTL).
3. Hasil belajar yang akan dinilai meliputi aspek psikomotorik dilihat dari
11
4. Kemampuan softskills yang akan diteliti adalah Kemampuan softskills
siswa pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik (DPL) pada
siswa kelas X TIPTL SMKN 1 Percut sei tuan T.A. 2015/2016.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang menjadi rumusan
masalah adalah :
1. Apakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran
Listrik yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning berbeda dibandingkan siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran PBL dan siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model CTL di kelas X Program Keahlian Teknik
Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan
T.A. 2015/2016?
2. Apakah Kemampuan softskills siswa pada mata pelajaran Dasar dan
Pengukuran Listrik berbeda antara yang diajar dengan model
pembelajaran Discovery Learning, PBL dan CTL di kelas X Program
Keahlian Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Negeri 1
Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
12
1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Discovery Learning,
Problem Based Learning (PBL) dan Contextual Teaching and Learning
(CTL) memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar Dasar dan
Pengukuran Listrik di SMKN 1 Percut Sei Tuan.
2. Adapun pencakupan dari Rumusan Masalah, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan softskills siswa antara
yang diajar dengan model pembelajaran Discovery Learning,
dengan model pembelajaran PBL dan dengan model pembelajaran
CTL pada pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik di SMKN 1
Percut Sei Tuan.
b) Untuk mengetahui kemampuan softskills yang menonjol antara
siswa yang diajar dengan model pembelajaran Discovery Learning,
dengan model pembelajaran PBL dan dengan model pembelajaran
CTL pada pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik di SMKN 1
Percut Sei Tuan.
c) Untuk mengetahui peningkatan/progres kemampuan softskills
siswa yang diajar dengan model pembelajaran Discovery Learning,
dengan model pembelajaran PBL dan dengan model pembelajaran
CTL pada pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik di SMKN 1
13
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat Teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat :
1. Menambah Pengetahuan khususnya tentang teori-teori yang berkaitan
dengan model pembelajaran Discovery Learning, Problem Based
Learning (PBL) dan Contextual Teaching and Learning (CTL), serta
pengaruhnya terhadap hasil belajar Dasar dan Pengukuran Listrik.
2. Memperluas wawasan penulis akan hakekat mengajar yang efektif dan
efisien
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bandingan untuk
penelitian lanjutan terhadap variabel-variabel yang relevan.
Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi Sekolah : Sebagai informasi bagi sekolah dan kepala sekolah
dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Dasar dan
Pengukuran Listrik di SMK Negeri 1 Percut sei tuan.
2. Bagi Guru :
a) Sebagai masukan dan dasar pemikiran guru dan calon guru untuk
dapat memilih model pembelajaran alternative yang tepat dalam
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan materi Dasar dan Pengukuran
Listrik.
b) Agar menambah wawasan guru tentang model pembelajaran yang
inovativ
3. Bagi Siswa :
14
b) Sebagai usaha agar siswa lebih tertarik dan dapat lebih memahami
pembelajaran dengan cepat
c) memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran sehingga hasil
belajar akan lebih baik.
4. Bagi Peneliti :
a) Bagi peneliti sebagai calon pendidik, dapat menjadi bahan acuan dan
bekal untuk terjun kedunia pendidikan
119
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model PBLlebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model DL dan lebih tinggi atau sama dengan menggunakan model CTL.Hasil belajarDasar dan Pengukuran Listrik siswa kelas X Program keahlian Teknik Instalai Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Percut Sei Tuanyang diajar dengan menggunakan model pembelajaran PBL memperoleh skor rata-rata hasil belajar adalah 31,7878 dan kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran DL memperoleh hasil belajar dengan skor rata-rata 21,094 dan kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran CTL memperoleh hasil belajar dengan skor rata-rata 21,094.
120
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran DL maupun Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran CTL Kelas.
3. Hasil kemampuan softskills dengan model pembelajaran PBL lebih tinggi dari hasil kemampuan softskills dengan model pembelajran DL atau sama dengan kemampuan softskills model pembelajaran CTL.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran:
1. Kepada guru – guru di bidang Teknik Kelistrikan dapat menjadikan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu alternatif dalam memilih Strategi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dasar dan pengukuran listrik.
2. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)sebagai salah satu upaya untuk mengaktifkan
siswa belajar, menambah kreativitas dan semangat belajar siswa, serta meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Siswa, Supaya siswa dapat mengikuti strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
121
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. (2013). Pengembangan & model pembelajaran dalam kurikulum 2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah dan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Fauziah, Resti. (2013). Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan. Invotec, Volume IX, No.2, Agustus2013: 165-178.
Irianto Agus. (2004). Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, & Pengembangannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hamdani.( 2011). Strategi belajar mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hidayat, Nurul. (2014). Pengaruh Penggunaan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Xii Titl 1 Smk Negeri 7 Surabaya Pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Kendali Elektromagnetik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 25-29.
Johnson. Elaine, (2014), CTL (Contextual Teaching & Learning). Bandung: Penerbit Kaifa.
Mudhofar, Hafidh. (2008). Model Pembelajaran Berbasis Contextual Teaching
and Learning (Ctl) Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep Program
Linear. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Nugroho, Djoko. (2009). Integrasi Soft Skills Pada Kurikulum Prodi Elektronika Instrumentasi-Sttn Untuk Persiapan Sdm Pltn. JurnalPendidikan. Volume 05 Tahun 2009, 118-120.
Pratiwi, Fitri. (2014). Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning Dengan Pendekatan Saintifik Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sma. Skripsi, Diterbitkan. Universitas Tanjung Pura Pontianak, Pontianak.
122
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sardiman A. M. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Sudjana. (2009). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaianhasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru.
Bandung: PT. RemajaRosdakarya Bandung.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Trianto.(2011). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Unimed.(2014). Kurikulum 2013 konsorsium sertifikasi guru devisi PLPG-PSG rayon 102. UniversitasNegeri Medan.