• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN SOFTSKILLS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X PROGRAM TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN SOFTSKILLS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X PROGRAM TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK

TERHADAP KEMAMPUAN SOFTSKILLS DAN HASIL

BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR

DAN PENGUKURAN LISTRIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh

DHANI ANSYARI RITONGA

5113331007

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kepada Allah Subhanallahu Wata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Adapun judul Skripsi ini adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Saintifik Terhadap Kemampuan Softskills dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik Kelas X TIPTL Di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan”.

Selama penulisan Skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan, dorongan, dan motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

2. Prof. Sumarno, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Baharuddin, S.T., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, sekaligus Dosen Penguji Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Dr.H. Muhammad Amin, S.T., M.Pd.,selaku pembimbing skripsi penulis yang telah membimbing, mengarahkan dan memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan Skripsi yang disusun oleh penulis.

(6)

iii

7. Kasni, M.Pd., selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan serta seluruh staf pegawai dan seluruh guru-guru SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang memberikan kesediaan untuk melakukan penelitian.

8. Ayahanda Ansyarief Ritonga dan Ibunda Fatimah Tussahra Nasution yang telah memberikan semangat dan dukungan moril maupun materil dalam penyusunan Skripsi ini.

9. Abang saya Faisal Fahlevi Ritonga dan Fahriansyah Ritonga serta kakak saya Putri Yunita Sari Ritonga, yang selalu mendukung saya dengan doa maupun memberi semangat dalam penyusunan Skripsi ini.

10.Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNIMED, khususnya teman-teman stambuk 2011.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang membantu dalam penulisan laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Skripsi ini dimasa mendatang.

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2016 Hormat penulis,

(7)

iv A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 9

3. HakikatPembelajaranDiscovery Learning ... 22

a. Langkah-Langkah/MetodePembelajaranDiscovery Learning ... 24

b. Kelebihandankelemahan Model Pembelajaran DL ... 26

4. Hakikat ModelPembelajaranProblemBased Learning ... 28

a. Langkah-Langkah/Fase Model Pembelajaran PBL ... 29

b. KelemahandanKeunggulan ModelPembelajaranProblemBased Learning (PBL) ... 31

(8)

v

a. PrinsipPembelajaranKontekstual(CTL) ... 35

b. KeunggulandanKelemahan Model PembelajaranContextual Teaching and Learning (CTL) 40 6. HakikatKemampuanSoftskills ... 41

a. Pengertian KemampuanSoftskills ... 41

b. Kemampuan Softskills Pada Proses Pembelajaran ... 46

B. Penelitian Yang Relevan ... 64

C. KerangkaBerpikir ... 66

1. Pengaruh Model PembelajaranDiscovery Learning, PBL dan CTLTerhadapHasilBelajarDasardanPengukuranListrik ... 66

2. PengaruhKemampuanSoftskillsSiswaPadaPenggunaan Model PembelajaranDiscovery Learning, PBL dan CTL ... 70

D. HipotesisPenelitian ... 71

BAB III. METODE PENELITIAN A. LokasidanWaktuPenelitian ... 72

B. Defenisi Operasional dan VariabelPenelitian ... 72

1. DefinisiOperasional ... 72

2. VariabelPenelitian ... 73

C. PopulasidanSampel Penelitian ... 74

D. MetodedanDesainPenelitian ... 75

E. Prosedurdanpelaksanaanperlakuan ... 76

F. InstrumenPenelitian ... 79

1. Teshasilbelajar ... 79

2. TesKeterampilan ... 81

G. InstrumenPenilaianKeterampilan ... 84

H. UjiCobaInstrumenPenelitian... 85

1. TesHasilBelajar ... 85

a.Validitas Tes ... 85

(9)

vi

c.Indeks Kesukaransoal ... 87

d.Daya Beda ... 87

2. ValidasiPenilaianKeterampilan ... 88

3. ValidasiPenilaianObservasiKemampuanSoftskills ... 89

I. TeknikAnalisis Data ... 90

1. Deskripsi Data ... 92

2. UjiPersyaratanAnalisis ... 93

a. Uji Normalitas ... 93

b. Uji Homogenitas ... 94

c. Pengujian Hipotesis ... 94

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian………..96

1. Pelaksanaan Pretes ... .. 96

2. Uji-f Satu Arah (ANOVA ONE WAY). ………. 100

3. Deskripsi Data Post Tess ………. 101

4. Analisis Data ... 108

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 116

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... ..119

B. Saran ... ..120

(10)

121

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Kelebihandankelemahan model PembelajaranDiscovery Learning ... 26

Tabel 2. Sintaks Model PembelajaranProblem Based Learning ... 30

Tabel 3. Keunggulandankelemahan model pembelajaran PBL ... 32

Tabel 4. Keunggulandankelemahan model pembelajaran CTL ... 40

Tabel 5. Perbandingan model DL, PBLdan CTL... 68

Tabel 6. RancanganTabel Data Penelitian ... 75

Tabel 7.TahapanPelaksanaanPerlakuan model pembelajaranDL ... 77

Tabel 8.TahapanPelaksanaanPerlakuan model Pembelajaran PBL ... 78

Tabel 9.TahapanPelaksanaanPerlakuan model PembelajaranCTL ... 79

Tabel 10.Kisi-kisi Tes Hasil Belajar DasardanPengukuranListrik ... 80

Tabel 11.IdentifikasiKecenderunganBelajar ... 93

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa... 97

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Kemampuan DL ... 98

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Kemampuan CTL ... 99

Tabel 15.Anava Satu Arah ... .. 100

Tabel 16.Data Nilai Postest Kelas PBL ... .. 101

Tabel 17.Data Nilai Postest Kelas DL ………... 102

Tabel 18.Data Nilai Postest Kelas CTL ………... 103

Tabel 19.Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Kemampuan SoftskillsPBL.…... 104

(11)

122

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Kemampuan SoftskillsCTL...… 107

Tabel 22. Uji Normalitas Data Postest ………... 108

Tabel 23. Uji Homogenitas Data Postest ………... 108

Tabel 24. Ringkasan Anova Satu Arah ……….. 109

Tabel 25. Hasil Data Perhitungan Hasil Belajar …..……….…………. 109

Tabel 26. Anava Satu Arah ……… 111

Tabel 27. Hasil Data Perhitungan Kemampuan Softskills………. 112

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar.1 Amperemeter ... 63

Gambar.2 Voltmeter ... 63

Gambar.3 Ohmmeter ... 64

Gambar.4 Multimeter ... 64

Gambar.5 PengukuranHambatan ... 82

Gambar. 6 PengukuranTegangan DC ... 83

Gambar. 7 PengukuranArus ... 84

Gambar.8 Histogram Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Awal PBL ... 98

Gambar.9 Histogram Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Awal DL ... 99

Gambar. 10 Histogram Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Awal CTL ... 100

Gambar.11 Histogram Distribusi Frekuensi Postest Kelas PBL ... 102

Gambar. 12 Histogram Distribusi Frekuensi Postest Kelas DL ... 103

(13)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran

Lampiran 2 RPP Discovery Learning

Lampiran 3 RPP PBL

Lampiran 4 RPP CTL

Lampiran 5 Materi

Lampiran 6 Uji Coba Instrumen

Lampiran 7 Perhitungan Validitas

Lampiran 8 Reabilitas Test

Lampiran 9 Perhitungan Indeks Kesukaran Soal

Lampiran 10 Perhitungan Daya Beda

Lampiran 11 Tabel Validitas, Indeks Kesukaran Soal dan Daya Beda

Lampiran 12 Hasil Skor Pretest

Lampiran 13 Tabel Hasil Penelitian

Lampiran 14 Perhitungan Distribusi Frekuensi (Post Test)

Lampiran 15 Uji Normalitas Data

Lampiran 16 Uji Homogenitas

Lampiran 17 Uji Hipotesis Penelitian

Lampiran 18 Aspek Penilaian Kemampuan Softskills

Lampiran 19 Perhitungan Uji-F Hasil Belajar (Prestasi)

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

kemajuan bangsa dan negara di masa depan, sehingga kualitas pendidikan dapat

menentukan kualitas suatu Bangsa dan Negara. Tugas dunia pendidikan adalah

melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan responsif

terhadap berbagai kemajuan. Begitu juga halnya dengan tugas guru selain

membantu siswa memahami konsep-konsep materi pelajaran yang diberikan dan

mengaplikasikan konsep-konsep tersebut, tetapi juga harus mampu menumbuhkan

minat siswa terutama terhadap pelajaran yang diberikan dan mengajak siswa

melihat keterkaitan bidang yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber

daya manusia yang berkualitas demi memajukan negara ke arah yang lebih baik

lagi. Peningkatan mutu pendidikan telah banyak dilakukan oleh setiap negara

untuk memajukan negaranya melalui sistem pendidikan. Perkembangan sistem

pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan sesuai

dengan tuntutan persoalan pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan langkah

pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013

merupakan lanjutan pengembangan Kurikulum berbasis kompetensi yang telah

dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,

(15)

2

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 menjelaskan proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Salah satu

model pembelajaran yang diharapkan dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

sebagaimana yang menjadi tuntutan dalam Kurikulum 2013 adalah srategi

pembelajaran bersifat inovatif dan kreatif. Dalam pendidikan diperlukan aspek

kreativitas. Kreativitas dapat dicapai diantaranya melalui keterampilan berpikir

kreatif. Pengembangan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses

pada siswa yang dimulai sejak awal akan membentuk kebiasaan cara berpikir

siswa yang sangat bermanfaat bagi siswa itu sendiri di kemudian hari.

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah salah satu lembaga

pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting dalam mencerdaskan dan

meningkatkan SDM yang memiliki kemampuan dalam bidang keteknikan.

Berdasarkan Kurikulum 2013 SMK bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan

pengetahuan kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Salah satu bidang yang dikelola dalam kurikulum SMKT adalah listrik dan

elektronika. Berdasarkan kurikulum Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas, 1999) SMKT jurusan listrik dan elektronika memiliki tujuan untuk :

(1) mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja serta dapat

(16)

3

mampu memilih karir, berkompetisi dan mampu mengembangkan diri dalam

lingkup keahlian teknik listrik dan elektronika, (3) menjadi tenaga kerja tingkat

menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan pada saat ini dan masa yang

akan datang, (4) menjadi warga negara yang produktif, adektif, dan kreatif.

Salah satu lembaga pendidikan formal tersebut adalah SMK N 1 Percut sei

tuan, yang memiliki bidang keahlian Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik

(TIPTL). Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Percut sei tuan adalah salah satu

sekolah bidang keteknikan. Untuk mewujudkan tujauan pendidikan, SMKN 1

Percut sei tuan telah melakukan beberapa upaya antara lain peningkatan mutu

proses belajar mengajar melalui penyesuaian model pembelajaran, penataan

kurikulum, mengadakan fasilitas praktek, fasilitas laboratorium, dan peningkatan

kualiatas pengajaran, namun dalam kenyataannya lulusan SMK tidak sepenuhnya

diterima di dunia kerja dikarenakan belum sesuianya harapan dari dunia kerja baik

dari segi pengetahuan maupun keterampilan.

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan di SMK

selama ini adalah masih rendahnya kompetensi lulusan, sehingga kurang mampu

memenuhi tuntutan dunia kerja. Kualitas pembelajaran yang telah dilakukan

selama ini masih kurang efektif, dan tidak mampu meningkatkan minat belajar

siswa. Banyak yang mempengaruhi kualitas pembelajaran, diantaranya adalah

model pembelajaran. Salah satu jalan yang dapat ditempuh oleh guru dalam usaha

kearah pencapaian/peningkatan hasil belajar adalah menyesuaikan model

pembelajaran dengan memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan sesuai

(17)

4

Mutu lulusan SMK secara umum tergantung pada kualitas keterampilan

yang dimilikinya. Salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa bidang

keahlian TIPTL yang sangat mendukung bagi kesiapan siswa untuk mencapai

kompetensi keterampilan dalam dunia usaha adalah Dasar dan Pengukuran Listrik

(DPL). Dari hasil observasi di SMK Negeri 1 Percut sei tuan didapat bahwa

sebagian besar hasil belajar siswa Kelas X TIPTL pada mata pelajaran Dasar dan

Pengukuran Listrik (DPL) tidak sampai pada Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM), yaitu ≥75.

Pada mata pelajaran DPL terdapat 59% siswa yang memperoleh nilai

dibawah KKM dan 41% yang memperoleh nilai KKM. Bagi siswa yang belum

mencapai nilai KKM guru memberikan ujian remedial kepada siswa yang belum

mencapai nilai  75. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan

penulis bersama guru mata pelajaran DPL, diketahui bahwa pembelajaran yang

dilaksanakan khususnya untuk bidang studi Dasar dan Pengukuran Listrik (DPL)

telah menggunakan model pembelajara konvensional, namun pada prosesnya

masih ditemui kekurang aktifan siswa dalam proses pembelajaran, keaktifan

hanya didapati oleh beberapa siswa saja sedangkan kebanyakan siswa masih pasif

dalam proses belajar mengajar, itu ditandai dengan masih banyaknya siswa yang

kurang mampu bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil untuk melakukan

diskusi ringan sehingga mereka tidak fokus pada pelajaran dan lebih memilih

mengobrol dengan temannya. Selanjutnya, dari hasil tanya jawab dengan

beberapa siswa mengungkapkan bahwa mereka mengalami kebosanan dalam

(18)

5

bersemangat ketika belajar. Pada umumnya siswa mengikuti pembelajaran tanpa

memiliki sasaran, sehingga hanya berupaya memperoleh informasi dari guru, oleh

karena itu guru harus bisa menciptakan suasana agar siswa memiliki orientasi

dalam belajar.

Suparno seperti dikutip oleh Atmadi dan Setyaningsih (2000:186) guru

dalam proses belajar mengajar, harus lebih memperhatikan apa yang disukai

siswa, apa yang tidak disukai siswa yang membantu siswa belajar dan yang

menghambat siswa belajar. Selain itu, model yang digunakan juga harus

memaksimalkan potensi siswa dengan memperhatikan keunikan setiap siswa baik

gaya belajarnya, kecerdasan dominannya, dan memperhitungkan faktor-faktor lain

yang mampu menunjang proses belajar mengajar di kelas.

Potensi setiap siswa sebenarnya berbeda. Untuk itu, perlu dikembangkan

model pembelajaran yang mengakomodasikan perbedaan potensi dan sekaligus

memberikan seluas-luasnya untuk secara aktif menumbuhkan kreatifitas siswa,

agar kecerdasaannya berkembang secara optimal dan proposional.

Berdasarkan uraian diatas, untuk membuat suasana pembelajaran menjadi

lebih menyenangkan maka seorang guru perlu menggunakan model pembelajaran

yang menarik. Sanjaya (2006: 126) menjelaskan, bahwa model pembelajaran

adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu., Dick dan Carey (1985) dalam (Sanjaya,

2010: 126) juga menyebutkan model pembelajaran itu adalah suatu set materi dan

prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan

(19)

6

Guru sebagai salah satu pemeran utama dalam pembelajaran haruslah

profesional dalam bidangnya agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai

pendidik sekaligus pengajar yang berkompeten. Untuk itu, guru harus menguasai

bahan yang diajarkan, terampil mengajarkannya, dan mampu mengatasi berbagai

kendala yang ditemui dalam pembelajaran. Salah satu hal yang dapat dilakukan

guru adalah mampu memilih dan menggunakan dengan tepat model pembelajaran

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi yang diajarkan, dan karakteristik

siswa agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan optimal. Untuk

mengantisipasi masalah ini, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang

dapat membantu siswa dalam belajarnya, menumbuhkan kembali minat siswa

dalam belajar.

Hakikatnya belajar bukan hanya sekedar kemampuan untuk menguasai

kompetensi-kompetensi kejuruan yang ditandai dengan perolehan nilai yang

standart, namun harus ada peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan dari hasil

belajar siswa, sehingga tujuan guru tidak hanya sekedar pemenuhan pencapaian

standart kelulusan tetapi juga yang berkarakterisktik.

Guru sebagai salah satu pemeran utama dalam pembelajaran haruslah

profesional dalam bidangnya agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai

pendidik sekaligus pengajar yang kompeten. Untuk itu, guru harus menguasai

bahan yang diajarkan, terampil mengajarkannya, dan mampu mengatasi berbagai

kendala yang ditemui dalam pembelajaran. Salah satu hal yang dapat dilakukan

(20)

7

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi yang diajarkan, dan karakteristik

siswa agar tujuan yang telah di tetapkan dapat tercapai dengan optimal.

Berdasarkan apa yang telah diuraikan, maka perlu perbaikan-perbaikan

proses pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dan lebih aktif dalam

mengikuti pelajaran, sehingga lebih dapat memahaminya dan meningkatkan hasil

belajar, maka guru perlu menerapkan model pembelajaran yang dapat membantu

meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan, menemukan,

menyelidiki, bekerja memecahkan masalah, dan mengungkapkan ide sendiri serta

saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya.

Pentingnya penanaman karakter dalam sistem pendidikan yang berpijak

pada tujuan kurikulum pendidikan dapat melahirkan lulusan yang cerdas otak dan

emosinya. Di samping itu dapat pula melahirkan manusia yang benar-benar sesuai

fithrahnya, yaitu manusia yang selalu mengaktulisasikan kebaikan dalam

kehidupannya. Dengan fitrah itu manusia dapat memaksimalkan potensi otak,

emosi dan raganya. Sehingga dapat menjadi manusia yang bekerja keras, cerdas

dan ikhlas serta berkualitas.

Dari pendapat di atas, jika penanaman pendidikan karakter ini dapat

ditumbuhkan pada diri siswa maka motivasi dan prestasi siswa terhadap suatu

mata pelajaran akan tinggi. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk

semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik yaitu

pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang memiliki kriteria

pendekatan saintifik sebagai berikut (Permendikbud, 2013): (1) Materi

(21)

8

logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau

dongeng semata. (2) Penjelasan guru, respon peserta didik , dan interaksi edukatif

guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif,

atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. (3) Mendorong dan

menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam

mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi

pembelajaran. (4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir

hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari

materi pembelajaran. (5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu

memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan

objektif dalam merespon materi pembelajaran. (6) Berbasis pada konsep, teori,

dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. (7) Tujuan pembelajaran

dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik system penyajiannya.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam

pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah

(scientific appoach) meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran

(Permendikbud, 2013). Dalam upaya peningkatan hasil belajar Dasar dan

Pengukuran Listrik (DPL) perlu diadakan suatu penyesuaian model pembelajaran

di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, maka dipandang sangat urgent untuk

menerapkan model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru yaitu untuk

membiasakan siswa memperoleh informasi lebih banyak serta lebih memotivasi

(22)

9

berbasis saintifik adalah dengan menggunakan model pembelajran Discovery

Learning, Problem Based Learning dan Contextual Teaching and Learning.

Berdasarkan uraian tersebut, maka menjadi latar belakang penulis untuk

melaksanakan penelitian, yaitu adalah Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis

Saintifik Terhadap Kemampuan Softskills Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Dasar dan Pengukuran Listrik Pada Siswa Kelas X Teknik Instalasi

Pemanfaatan Tenaga Listrik (TIPTL) di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan

Tahun Ajaran 2015/2016.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas pada latar belakang, maka yang menjadi

identifikasi masalah yang dianggap berhubungan dengan penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Masih rendahnya kompetensi lulusan SMK, sehingga kurang mampu

memenuhi tuntutan dunia kerja.

2. Kualitas pembelajaran yang telah dilakukan selama ini masih kurang

efektif, dan tidak mampu meningkatkan minat belajar siswa

3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran

Listrik

4. Siswa kurang mampu untuk bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil

(23)

10

5. Model pembelajaran yang telah diterapkan masih belum tepat dan belum

sesuai dengan karakteristik siswa untuk membantu siswa dalam proses

pembelajaran.

6. Rendahnya kemampuan softskills siswa yang ditandai dengan tingkat

keaktifan dan minat dalam proses pembelajaran siswa.

7. Guru kesulitan memilih model pembelajaran yang relevan dengan

karakteristik materi & karakteristik siswa.

8. Tidak adanya ide atau motivasi dari guru untuk membuat kelas yang hidup

agar tidak terkesan kaku dan membosankan yang membuat peserta didik

menjadi malas untuk mengikuti proses belajar mengajar.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta

keterbatasan penulis dalam kemampuan waktu. Adapun batasan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X-TIPTL-1 sebagai kelas

Eksperimen dan Kelas X- TIPTL -2 sebagai kelas kontrol

2. Materi yang diberikan mengacu pada silabus SMK N 1 Percut sei tuan

yaitu pada pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik dengan model

pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning (PBL) dan

Contextual Teaching and Learning (CTL).

3. Hasil belajar yang akan dinilai meliputi aspek psikomotorik dilihat dari

(24)

11

4. Kemampuan softskills yang akan diteliti adalah Kemampuan softskills

siswa pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik (DPL) pada

siswa kelas X TIPTL SMKN 1 Percut sei tuan T.A. 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang menjadi rumusan

masalah adalah :

1. Apakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran

Listrik yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning berbeda dibandingkan siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran PBL dan siswa yang diajarkan

dengan menggunakan model CTL di kelas X Program Keahlian Teknik

Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan

T.A. 2015/2016?

2. Apakah Kemampuan softskills siswa pada mata pelajaran Dasar dan

Pengukuran Listrik berbeda antara yang diajar dengan model

pembelajaran Discovery Learning, PBL dan CTL di kelas X Program

Keahlian Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Negeri 1

Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

(25)

12

1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Discovery Learning,

Problem Based Learning (PBL) dan Contextual Teaching and Learning

(CTL) memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar Dasar dan

Pengukuran Listrik di SMKN 1 Percut Sei Tuan.

2. Adapun pencakupan dari Rumusan Masalah, maka tujuan penelitian ini

sebagai berikut:

a) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan softskills siswa antara

yang diajar dengan model pembelajaran Discovery Learning,

dengan model pembelajaran PBL dan dengan model pembelajaran

CTL pada pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik di SMKN 1

Percut Sei Tuan.

b) Untuk mengetahui kemampuan softskills yang menonjol antara

siswa yang diajar dengan model pembelajaran Discovery Learning,

dengan model pembelajaran PBL dan dengan model pembelajaran

CTL pada pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik di SMKN 1

Percut Sei Tuan.

c) Untuk mengetahui peningkatan/progres kemampuan softskills

siswa yang diajar dengan model pembelajaran Discovery Learning,

dengan model pembelajaran PBL dan dengan model pembelajaran

CTL pada pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik di SMKN 1

(26)

13

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat Teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat :

1. Menambah Pengetahuan khususnya tentang teori-teori yang berkaitan

dengan model pembelajaran Discovery Learning, Problem Based

Learning (PBL) dan Contextual Teaching and Learning (CTL), serta

pengaruhnya terhadap hasil belajar Dasar dan Pengukuran Listrik.

2. Memperluas wawasan penulis akan hakekat mengajar yang efektif dan

efisien

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bandingan untuk

penelitian lanjutan terhadap variabel-variabel yang relevan.

Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi Sekolah : Sebagai informasi bagi sekolah dan kepala sekolah

dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Dasar dan

Pengukuran Listrik di SMK Negeri 1 Percut sei tuan.

2. Bagi Guru :

a) Sebagai masukan dan dasar pemikiran guru dan calon guru untuk

dapat memilih model pembelajaran alternative yang tepat dalam

kegiatan belajar mengajar sesuai dengan materi Dasar dan Pengukuran

Listrik.

b) Agar menambah wawasan guru tentang model pembelajaran yang

inovativ

3. Bagi Siswa :

(27)

14

b) Sebagai usaha agar siswa lebih tertarik dan dapat lebih memahami

pembelajaran dengan cepat

c) memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran sehingga hasil

belajar akan lebih baik.

4. Bagi Peneliti :

a) Bagi peneliti sebagai calon pendidik, dapat menjadi bahan acuan dan

bekal untuk terjun kedunia pendidikan

(28)

119

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model PBLlebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model DL dan lebih tinggi atau sama dengan menggunakan model CTL.Hasil belajarDasar dan Pengukuran Listrik siswa kelas X Program keahlian Teknik Instalai Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Percut Sei Tuanyang diajar dengan menggunakan model pembelajaran PBL memperoleh skor rata-rata hasil belajar adalah 31,7878 dan kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran DL memperoleh hasil belajar dengan skor rata-rata 21,094 dan kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran CTL memperoleh hasil belajar dengan skor rata-rata 21,094.

(29)

120

Dengan Menggunakan Model Pembelajaran DL maupun Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran CTL Kelas.

3. Hasil kemampuan softskills dengan model pembelajaran PBL lebih tinggi dari hasil kemampuan softskills dengan model pembelajran DL atau sama dengan kemampuan softskills model pembelajaran CTL.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka disarankan hal-hal sebagai berikut :

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran:

1. Kepada guru – guru di bidang Teknik Kelistrikan dapat menjadikan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu alternatif dalam memilih Strategi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dasar dan pengukuran listrik.

2. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)sebagai salah satu upaya untuk mengaktifkan

siswa belajar, menambah kreativitas dan semangat belajar siswa, serta meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Siswa, Supaya siswa dapat mengikuti strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

(30)

121

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. (2013). Pengembangan & model pembelajaran dalam kurikulum 2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah dan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Fauziah, Resti. (2013). Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan. Invotec, Volume IX, No.2, Agustus2013: 165-178.

Irianto Agus. (2004). Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, & Pengembangannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hamdani.( 2011). Strategi belajar mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hidayat, Nurul. (2014). Pengaruh Penggunaan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Xii Titl 1 Smk Negeri 7 Surabaya Pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Kendali Elektromagnetik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 25-29.

Johnson. Elaine, (2014), CTL (Contextual Teaching & Learning). Bandung: Penerbit Kaifa.

Mudhofar, Hafidh. (2008). Model Pembelajaran Berbasis Contextual Teaching

and Learning (Ctl) Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep Program

Linear. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Nugroho, Djoko. (2009). Integrasi Soft Skills Pada Kurikulum Prodi Elektronika Instrumentasi-Sttn Untuk Persiapan Sdm Pltn. JurnalPendidikan. Volume 05 Tahun 2009, 118-120.

Pratiwi, Fitri. (2014). Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning Dengan Pendekatan Saintifik Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sma. Skripsi, Diterbitkan. Universitas Tanjung Pura Pontianak, Pontianak.

(31)

122

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman A. M. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Sudjana. (2009). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaianhasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru.

Bandung: PT. RemajaRosdakarya Bandung.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Trianto.(2011). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Unimed.(2014). Kurikulum 2013 konsorsium sertifikasi guru devisi PLPG-PSG rayon 102. UniversitasNegeri Medan.

Gambar

Tabel 22. Uji Normalitas Data Postest ………………………………………... 108

Referensi

Dokumen terkait

Produsen Yamaha yang sudah lama ada di Indonesia dan menguasai pemasaran sepeda motor di tanah air juga merasa khawatir dengan hal ini, karena kompetitor dari cina juga

Denaturasi DNA dilakukan dengan menggunakan panas (95ºC) selama 1-2 menit, kemudian suhu diturunkan menjadi 55ºC sehingga primer akan menempel ( annealing ) pada

Mind Mapping Program melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar Fisika siswa kelas XI.A2.. SMA Negeri 4

Peran orang tua untu menonton acara televisi yang bermanfaat bagi perkembangan moral. anak, Galang Yudistira: prodi pendiikan pancasila dan kewarganegaraan,

Pimpinan Pesantren dibantu oleh 5 (lima) biro yang bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kinerja organisasi guna mengoptimalkan proses pendidikan dan

Angka pengganda tenaga kerja terbesar di Indonesia adalah sektor kegiatan yang tak jelas batasannya nilai multiplier tenaga kerja dari 35 sektor tidak ada yang lebih

Penetapan kawasan penyebaran dan pengembangan peternakan erat kaitannya dengan evaluasi dan analisis kesesuaian lahan terutama bagi ternak ruminansia karena sangat tergantung

Penelitian ini secara empiris menguji pengaruh proporsi komisaris independen,komite audit, manajemen laba, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap