• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Produksi Elver Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berbobot Awal 3 g/ekor dengan Padat Tebar 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L dalam Sistem Resirkulasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja Produksi Elver Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berbobot Awal 3 g/ekor dengan Padat Tebar 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L dalam Sistem Resirkulasi"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SAHESTI FITRIA

KINERJA PRODUKSI ELVER IKAN SIDAT

Anguilla

bicolor bicolor

BERBOBOT AWAL 3 g/ekor DENGAN PADAT TEBAR 2 g/L, 3 g/L,

DAN 4 g/L DALAM SISTEM RESIRKULASI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kinerja Produksi Elver Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berbobot Awal 3 g/ekor dengan Padat Tebar 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L dalam Sistem Resirkulasi”adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Sahesti Fitria

(4)

ABSTRAK

SAHESTI FITRIA. Kinerja Produksi Elver Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berbobot Awal 3 g/ekor dengan Padat Tebar 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L dalam Sistem Resirkulasi. Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI dan YANI HADIROSEYANI.

lkan sidat merupakan salah satu komoditas akuakultur yang berpotensi untuk dikembangkan walaupun teknik budidayanya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja produksi elver ikan sidat Anguilla bicolor bicolor berbobot awal 3 g/ekor dengan padat tebar 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L dalam sistem resirkulasi melalui kajian kelangsungan hidup dan pertumbuhan selama 40 hari. Metode yang digunakan berupa metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan 3 kali ulangan pada setiap perlakuan yaitu padat tebar 2 g/L, 3 g/L dan 4 g/L. Data yang diambil meliputi kelangsungan hidup, pertumbuhan, koefisien keragaman bobot, dan konversi pakan. Peningkatan padat tebar cenderung meningkatkan pertumbuhan dan menurunkan konversi pakan. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa laju pertumbuhan biomassa tertinggi dihasilkan oleh padat tebar 4 g/L sebesar 7,79 g/hari dibandingkan padat tebar 2 g/L sebesar 3,71 g/hari dan padat tebar 3 g/L sebesar 6,40 g/hari.

Kata kunci: Anguilla bicolor bicolor, padat tebar, pertumbuhan

ABSTRACT

SAHESTI FITRIA. Production Performance of Eels Elver Anguilla bicolor bicolor at Different Stocking Densities: 2 g/L, 3 g/L, and 4 g/L with 3 g/fish initial weight in Recirculation System. Supervised by TATAG BUDIDARDI and YANI HADIROSEYANI.

Eels are one of the potential aquaculture commodities but the production technique has not been developed yet. The purpose of this research was to analyze the production performance of eels elver Anguilla bicolor bicolor at different stocking densities: 2 g/L, 3 g/L, and 4 g/L. Initial weight was 3 g/fish. Fish cultured in recirculation system the survival rate and growth performance were observed for 40 days. The experiment was design used Completely Randomize Design (RAL) with 3 replications for each treatment. The data that were obtained consist of survival rate, speed growth rate, weight variance coefficient, and feed conversion ratio. Increasing stocking density enhanced growth performance and decreased the feed conversion. The results showed that the highest growth rate of biomass was produced by the stocking density of 4 g/L of 7.79 g/day compared to those of stocking density of 2 g/L of 3.71 g/day and stocking density 3 g/L of 6.40 g/day.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya Perairan

KINERJA PRODUKSI ELVER IKAN SIDAT

Anguilla

bicolor bicolor

BERBOBOT AWAL 3 g/ekor DENGAN PADAT TEBAR 2 g/L, 3 g/L,

DAN 4 g/L DALAM SISTEM RESIRKULASI

SAHESTI FITRIA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Kinerja Produksi Elver Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor

Berbobot Awal 3 g/ekor dengan Padat Tebar 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L dalam Sistem Resirkulasi

Nama : Sahesti Fitria

NIM : C14100045

Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Dr. Ir. Tatag Budiardi, M.Si. Pembimbing I

Ir. Yani Hadiroseyani, M.M. Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Sukenda, M.Sc. Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Kinerja produksi elver ikan sidat Anguilla bicolor bicolor berbobot awal 3 g/ekor dengan padat tebar 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L dalam sistem resirkulasi” dapat diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan pada 27 September 2013 sampai dengan 5 November 2013.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Tatag Budiardi, M.Si. dan Ir. Yani Hadiroseyani, M.M. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terimakasih untuk kedua orang tua saya, ayahanda Syahroni dan Ibunda Sitiawa, serta adik-adik saya di Kalimantan Barat Syahensa Arif Mastian, Syaharisman, dan Sartika Cahayani atas semangat, doa, kasih sayang, dan dukungan nya selama ini dalam menyelesaikan skripsi. Terimakasih kepada Prof. Dr. Ir. Daniel Djokosetiyanto selaku dosen penguji tamu, Dr. Dinamella Wahjuningrum, S.Si, M.Si. selaku Komisi pendidikan Departemen, Dr. Ir. Widanarni, M.Si. selaku pembimbing akademik, yang telah memberikan arahan, motivasi, serta semangat dalam menyelesaikan gelar sarjana dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Terimakasih kepada ibu Hangesti pemilik CV Widya Mandiri, Cibanteng, Bogor, atas kerja sama dan telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir penelitian di CV tersebut. Terimakasih pula kepada teman-teman yang sama-sama berjuang pada saat penelitian, Elvani Nur Ilmiah, kak Eko Harianto, kak Sufal, Mbak Retno, Cyntia Agustin, Amalia Safitri, dan Abdul Aziz, keluarga besar BDP 47 terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya, serta teman-teman angkatan 47 IPB, seorganisasi (LDK Al-Hurriyah IPB dan FKM-C FPIK IPB), dan Al Iffah IPB.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Mei 2014

(9)
(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ………... x

DAFTAR GAMBAR ……….. x

PENDAHULUAN ……….. 1

Latar Belakang ……….... 1

Tujuan Penelitian ………... 2

METODE ……….... 2

Rancangan Penelitian ……….. 2

Prosedur Penelitian ……….. 2

Analisis Data ………... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 6

Hasil ………... 6

Pembahasan ………... 7

KESIMPULAN DAN SARAN ………... 10

Kesimpulan ……….. 10

Saran ………..….. 10

DAFTAR PUSTAKA ……….. 10

LAMPIRAN ……….... 12

RIWAYAT HIDUP... 15

DAFTAR TABEL

1 Parameter kualitas air, satuan dan alat ukur... 5

2 Parameter produksi pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor... 6

3 Kisaran kualitas air media pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada padat tebar 2g/L, 3 g/L dan 4g/L... 7

DAFTAR GAMBAR

1 Grafik bobot rata-rata ikan sidat Anguillabicolor bicolor padat tebar (♦) 2 g/L, (■) 3 g/L, dan (▲) 4 g/L yang dipelihara selama 40 hari... 6

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sidat termasuk ikan air tawar dengan bentuk tubuh panjang, berdaging putih, dan bertekstur lembut. lkan sidat adalah salah satu ikan konsumsi, dan memiliki pasar yang baik walaupun di Indonesia baru mulai dikenal. Selain itu, ikan sidat merupakan jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas ekspor unggulan dari sektor perikanan (Purwanto 2007). Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan budidaya ikan sidat karena ketersediaan benih di alam, geografi, serta iklim yang sesuai dengan habitat aslinya.

Dalam budidaya ikan sidat, ada tiga tahap yang perlu dilakukan yaitu pemeliharaan elver selama 1,5-2 bulan untuk memperoleh benih 1-2 g, pemeliharaan elver (1-2 g) selama 2-3 bulan untuk mencapai benih siap tebar 10-20 g, dan pembesaran selama 7-9 bulan untuk mencapai ukuran konsumsi (150-200 g) (Affandi dan Suhenda (150-2003). Indonesia memiliki potensi elver ikan sidat yang melimpah, tetapi sampai saat ini pemanfaatannya untuk budidaya masih sangat rendah. Hal ini terjadi karena para pembudidaya di Indonesia masih kurang pengetahuan tentang teknologi budidaya ikan sidat, sehingga kegagalan produksi menjadi salah satu faktor penghambat dalam budidaya ikan sidat. Oleh karena itu, teknologi budidaya ikan sidat perlu dikembangkan sehingga potensi elver ikan sidat dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu cara untuk pengembangan teknologi budidaya ikan sidat yaitu dengan meningkatkan padat tebar ikan peliharaan.

Menurut Hepher dan Pruginin (1981), peningkatan kepadatan akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan (critical standing crop) sehingga pada kepadatan tertentu pertumbuhan akan terhenti karena telah mencapai titik daya dukung (carrying capacity). Untuk memperoleh hasil yang optimal, peningkatan kepadatan harus juga diikuti dengan peningkatan daya dukung. Salah satu cara meningkatkan daya dukung yaitu dengan pengelolaan lingkungan budidaya melalui sistem resirkulasi. Budidaya sistem resirkulasi (recirculation aquaculture system, RAS) merupakan solusi untuk mengatasi penurunan daya dukung wadah pemeliharaan akibat peningkatan padat tebar. Menurut Hutchinson et al. (2004) sistem resirkulasi merupakan penerapan teknologi akuakultur yang terdiri atas sistem pengaliran air, penyaringan secara mekanik dan biologi, penggunaan pompa dalam pengairan air, aerasi, oksigenasi air, dan komponen pengelolaan air lain yang menghasilkan kualitas air yang optimum untuk pertumbuhan ikan di dalam wadah pemeliharaan. Keuntungan dari sistem resirkulasi adalah tidak membutuhkan lahan yang luas, dapat dibuat di daerah-daerah pemukiman penduduk, efektif dalam pemanfaatan air dan lebih ramah lingkungan. Untuk itu diperlukan penelitian yang mengkaji kinerja produksi elver ikan sidat terbaik pada pada tebar yang berbeda.

(12)

2

kelangsungan hidup dan pertumbuhan, serta parameter lainnya yang terkait dengan produksi dan kualitas air.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja produksi elver ikan sidat berbobot awal 3 g/ekor dengan padat tebar 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L dalam sistem resirkulasi. Analisis kinerja produksi elver ikan sidat pada penelitian ini dilakukan melalui kajian kelangsungan hidup dan pertumbuhan.

METODE

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan padat tebar dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan tersebut adalah pemeliharaan benih ikan sidat berbobot awal 3 g/ekor dengan padat tebar 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L dalam sistem resirkulasi.

Prosedur Penelitian Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan sidat berupa 9 akuarium bersekat dengan sistem resirkulasi. Sekat ini berfungsi untuk memisahkan bagian filter dan bagian untuk pemeliharaan. Dimensi akuarium yang digunakan adalah 90 cm x 50 cm x 40 cm, dengan bagian filter berukuran 10 cm x 50 cm x 40 cm dan bagian pemeliharaan adalah 80 cm x 50 cm x 30 cm. Volume air yang digunakan untuk pemeliharaan sebesar 120 L. Tahapan persiapan penelitian meliputi pembuatan konstruksi sistem resirkulasi, pembersihan wadah, penempatan wadah, pengisian air wadah, dan stabilisasi air.

Filter yang digunakan adalah satu unit filter yang berfungsi sebagai filter fisik, kimia, dan biologi. Bahan filter yang digunakan terdiri dari kapas sintetis, karbon aktif, karang jahe, zeolit, dan bioball. Jumlah bahan filter yang digunakan dalam penelitian ini adalah menyesuaikan dengan ukuran akuarium yang digunakan untuk tempat filter. Kapas sintetis yang digunakan sebanyak 4 buah, karbon aktif sebanyak 2 lempengan, karang jahe disusun merata setinggi 5 cm, zeolit disusun merata setinggi 3 cm, dan bioball sebanyak 2-3 buah untuk masing-masing akuarium.

Pada sistem resirkulasi, air dari akuarium pemeliharaan masuk ke dalam filter melalui pipa serapan dan dialirkan secara gravitasi. Air yang keluar langsung memasuki media filter secara berurutan, yaitu kapas sintetis, karbon aktif, karang jahe, zeolit, dan bioball. Air yang telah melewati filter akan mengalir ke dalam sekat penampungan air. Selanjutnya, air tersebut dipompa ke dalam akuarium pemeliharaan melalui pipa inlet. Untuk menyesuaikan kondisi alami habitat ikan sidat, masing-masing akuarium diberikan pula shelter yang terbuat dari tali rapia sebagai tempat bersembunyi atau berlindung agar ikan sidat nyaman.

(13)

3 ketinggian 30 cm sehingga volume air media pemeliharaan 120 liter. Air yang digunakan telah diendapkan selama 3 hari. Sistem resirkulasi yang telah selesai disusun kemudian dijalankan selama 4 hari. Setelah diisi air, kedalam akuarium ditambahkan garam sebanyak 360 g kedalam 120 L air untuk mendapatkan salinitas air 3 g/L.

Penebaran Benih

Benih ikan sidat yang digunakan dalam penelitian ini memiliki panjang 12±0,93 cm dengan bobot 3±0,29 gram/ekor yang berasal dari pembudidaya ikan sidat di Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Benih diaklimatisasi terlebih dahulu sebelum ditebar. Penebaran dilakukan setelah 4 hari stabilisasi sistem resirkulasi. Benih ikan sidat ditimbang sesuai dengan masing-masing perlakuan dan dihitung jumlahnya. Selanjutnya benih dipelihara selama 40 hari.

Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan berupa pelet tenggelam (slow sinking) untuk pakan ikan kerapu dengan kadar protein 45%. Pakan diberikan 2,5-3% per hari dengan frekuensi 4 kali sehari. Waktu pemberian pakan pada pagi hari (pukul 08.00 WIB), siang hari (pukul 12.00 WIB), sore hari (pukul 16.00 WIB) dan malam hari (pukul 21.00 WIB). Sebelum pemberian pakan dilakukan penyifonan dan dilakukan penimbangan pakan apabila ada yang tersisa.

Pengelolaan Kualitas Air

Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan penyifonan sebelum pemberian pakan dan pergantian air yang dilakukan sebanyak dua kali sehari yakni pada pagi dan sore hari sebanyak 20%/hari. Pengukuran parameter kualitas air berupa parameter suhu dan pH diukur secara in-situ setiap pagi dan sore hari, sedangkan parameter DO, TAN, nitrit, dan alkalinitas diukur setiap 10 hari sekali.

Pengambilan Sampel

(14)

4

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Penelitian dilakukan selama 40 hari. Parameter yang diamati selama penelitian meliputi bobot, panjang, jumlah dan bobot ikan mati, jumlah pakan, dan pengamatan kualitas air yang dilakukan setiap 10 hari sekali. Pengamatan dilakukan melalui pengambilan sampel ikan sebanyak 20 ekor/akuarium. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah untuk mendapatkan derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik, laju pertumbuhan biomassa, konversi pakan, dan koefisien keragaman bobot.

Derajat Kelangsungan Hidup

Derajat kelangsungan hidup (survival rate, SR) adalah perbandingan jumlah ikan yang hidup sampai akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan yang dihitung dengan rumus Goddard (1996):

%

Keterangan: SR = Derajat kelangsungan hidup (%)

N0 = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)

Laju Pertumbuhan Spesifik

Laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate, SGR) adalah laju pertumbuhan bobot harian ikan, yang dihitung dengan rumus Huisman (1987):

SGR= Wt Wo t

-1 x 100% Keterangan: SGR = Laju pertumbuhan spesifik (%)

t = Waktu pemeliharaan (hari)

Wt = Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (g/ekor)

Wo = Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan(g/ekor)

Laju Pertumbuhan Biomassa

Laju pertumbuhan biomassa adalah perubahan biomassa rata-rata selama pemeliharaan yang dihitung dengan rumus Goddard (1996):

LPB = ��−�� �

Keterangan: LPB = Laju pertumbuhan biomassa (g/hari)

(15)

5 dinyatakan dalam koefisien keragaman bobot dan dihitung dengan rumus Steel dan Torrie (1981):

KK= S

Y x 100% Keterangan: KK = Koefisien keragaman bobot (%)

S = Simpangan baku Y = Rata-rata contoh

Parameter Kualitas Air

Pengukuran kualitas air dilakukan mulai dari awal hingga akhir masa pemeliharaan setiap 10 hari sekali yang meliputi parameter kandungan oksigen terlarut (DO), nitrit, amoniak, dan alkalinitas (Tabel 1).

Tabel 1 Parameter kualitas air, satuan, dan alat ukur Parameter Satuan Alat ukur

Suhu oC Termometer

Oksigen terlarut mg/L DO-meter

pH - pH-meter/lakmus

Nitrit mg/L Spektrofotometer

TAN mg/L Spektrofotometer

Alkalinitas mg/L Titrimetrik

Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Data parameter produksi yang meliputi derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik, laju pertumbuhan biomassa, konversi pakan, dan koefisien keragaman bobot dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%. Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter produksi tersebut. Apabila berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Tukey untuk menentukan perbedaan antar perlakuan pada selang kepercayaan 95%. Kualitas air dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan kelayakan media pemeliharaan bagi kehidupan benih ikan sidat selama pemeliharaan, yang disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0.

(16)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penelitian ikan sidat selama 40 hari menghasilkan data berupa parameter produksi yang meliputi derajat kelangsungan hidup (DK), laju pertumbuhan spesifik (LPS), laju pertumbuhan biomassa (LPB), konversi pakan (KP) dan koefisien keragaman bobot (KK) (Tabel 2). Penelitian padat tebar ini menghasilkan perbedaan yang nyata (P<0,05) pada parameter LPB, namun tidak berbeda nyata (P<0,05) pada parameter DK, LPS, KP dan KK (Lampiran 1).

Tabel 2 Parameter produksi pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor

Parameter Perlakuan

2 g/L 3 g/L 4 g/L

Derajat kelangsungan hidup (%) 96,56±4,53 a 96,10±3,55 a 96,24±3,74 a Laju pertumbuhan spesifik (%) 1,28±0,12 a 1,44±0,07 a 1,34±0,06 a Laju pertumbuhan biomassa (g/hari) 3,71±0,82 a 6,40±1,02 b 7,79±1,28 b Konversi pakan 1,51±0,25 a 1,24±0,08 a 1,39±0,11 a Koefisien keragaman bobot (%) 29,92±0,14 a 25,66 ±4,55 a 29,89±4,98 a

Angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Tukey)

Berdasarkan Gambar 1 dan Gambar 2, bobot rata dan biomassa rata-rata pada perlakuan padat tebar 2 g/L, 3 g/L dan 4 g/L menunjukkan kenaikan dari awal pemeliharan hingga akhir pemeliharaan (selama 40 hari). Pola kurva yang ditunjukkan keduanya relatif sama, walaupun pada hasil akhir yang berbeda antar perlakuan hanya parameter biomassanya.

(17)

7

Gambar 2 Grafik biomassa rata-rata ikan sidat Anguilla bicolor bicolor padat tebar (♦) 2, (■) 3, dan (▲) 4 g/L yang dipelihara selama 40 hari

Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur pada pemeliharaan ikan sidat adalah suhu, pH, DO, amoniak, nitrit, dan alkalinitas. Tabel 3 menunjukkan nilai kualitas air selama pemeliharaan ikan sidat. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai kualitas air relatif homogen antar perlakuan dan masih dalam batas toleransi untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan sidat.

Tabel 3 Kisaran kualitas air media pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor pada padat tebar 2, 3, dan 4 g/L

Parameter Perlakuan Kisaran Optimal 2 g/L 3 g/L 4 g/L Alkalinitas (mg/L) 112-200 80-176 80-176 >20 (Wedemeyer 1996)

Pembahasan

Peningkatan kepadatan akan mengganggu proses fisiologis dan tingkah laku ikan terhadap ruang gerak yang akhirnya menurunkan kondisi kesehatan dan fisiologis, pemanfaatan makanan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup (Wedemeyer 1996). Berdasarkan hasil penelitian ini, perlakuan padat tebar menunjukkan keadaan relatif normal, yaitu dalam batas-batas tertentu umumnya pertumbuhan ikan pada penebaran rendah cenderung memberikan hasil yang lebih

(18)

8

tinggi dan mortalitas yang rendah dibandingkan dengan kepadatan yang lebih tinggi.

Selama pemeliharaan, terjadi kematian pada ikan sidat. Kematian ini disebabkan oleh adanya jamur, bercak merah pada leher/ekor, luka pada perut/ekor, dan adanya ikan yang kurus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Udomkusonsri (2004), bahwa ikan mati yang ditandai dengan adanya bercak merah pada leher per ekor dapat disebabkan adanya interaksi ikan seperti kompetisi untuk makanan, ruang, dan pasangan seksual. Jamur yang terdapat pada tubuh ikan diduga disebabkan oleh infeksi sekunder oleh jamur pada luka yang telah terbentuk sebelumnya, terutama pada saat ikan lemah, baik karena kurang makan atau kualitas air yang turun.

Effendi (1979) juga menyebutkan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya adalah jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, jumlah ikan yang menggunakan sumber makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut dan faktor kualitas air lainnya, serta umur dan ukuran ikan dan tingkat kematangan gonad. Pertumbuhan ikan mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya kepadatan ikan karena pada kepadatan tinggi tingkat persaingan ikan untuk mendapatkan pakan juga meningkat, sedangkan pemanfaatan oleh ikan untuk pertumbuhan menurun (Suresh dan Lin 1992). Namun hal tersebut tidak terjadi pada penelitian ini karena kebiasaan makan ikan yang bergerombol tidak terjadi pada kepadatan rendah hingga menurunkan nafsu makan ikan. Hal ini didukung dengan laju pertumbuhan biomassa terbaik yang dicapai oleh perlakuan 4 g/L. Padat tebar pada penelitian ini tidak dapat ditingkatkan lagi karena berdasarkan hasil uji statistik laju pertumbuhan biomassa antara perlakuan 3 g/L dan 4 g/L tidak berbeda nyata.

Nilai laju pertumbuhan spesifik yang rendah pada kepadatan rendah diakibatkan adanya pengalihan energi. Stres yang muncul pada padat penebaran rendah akan meningkatkan energi pemeliharaan. Hal tersebut akan mengurangi energi yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan. Menurut Facey dan Avyle (1987) ikan sidat di alam hidup bergerombol dan cenderung berada di dasar perairan. Diduga, ikan sidat yang dipelihara pada padat tebar yang terlalu rendah mengalami stres sehingga mempengaruhi penggunaan energi untuk pertumbuhan. Konversi pakan (FCR) biasanya dijadikan indikator kinerja teknis dalam mengevaluasi suatu usaha akuakultur (Effendi 2004). Semakin besar nilai konversi pakan maka semakin banyak pakan yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 kg daging ikan. Hal ini berarti biaya pengeluaran pakan semakin besar pula. Berdasarkan pengamatan visual, ikan sidat pada padat tebar rendah tidak terlalu respons terhadap pakan yang diberikan. Semakin tinggi padat tebar, respons ikan sidat terhadap pakan semakin tinggi. Ikan sidat di alam hidup bergerombol dan cenderung berada di dasar perairan dan diduga ikan sidat yang dipelihara pada padat tebar yang terlalu rendah mengalami stres. Dalam kondisi stres, nafsu makan ikan semakin menurun dan terjadi peningkatan gangguan fungsi fisiologis yang selanjutnya akan meningkatkan konversi pakan.

(19)

9 keragamannya, semakin baik kualitas ikan yang dihasilkan dan semakin tinggi nilai jualnya, begitu pula sebaliknya (Budiardi et al. 2007).

Suhu pada waktu penelitian berkisar antara 27-31 ºC dan menurut Hasbullah (1996) kisaran optimal untuk pemeliharaan ikan sidat adalah 29-31 ºC. Perubahan suhu dapat menyebabkan perubahan laju metabolisme ikan, yaitu semakin tinggi suhu media maka laju metabolisme ikan juga akan meningkat sehingga nafsu makan ikan meningkat. Menurut Hasbullah (1996), meningkatnya suhu dari 23 ºC hingga 29 ºC meningkatkan laju pertumbuhan ikan sidat, sedangkan pada media pemeliharaan bersuhu tinggi terutama pada suhu 29 ºC dan 32 ºC nafsu makan ikan lebih tinggi dibandingkan dengan media bersuhu rendah. Rendahnya suhu pada media pemeliharaan pada dua minggu awal pemeliharaan diduga menurunkan nafsu makan ikan. Hal ini dapat menyebabkan mudahnya patogen dan jamur menyerang ikan sidat kemudian menyebabkan kematian.

Nilai pH waktu penelitian berkisar antara 6,8-8. Nilai ini berada dalam kisaran pH yang baik untuk pemeliharaan ikan sidat yaitu 6,0-8,0 (Ritonga 2014). Hal ini menunjukkan pH pemeliharaan ikan sidat sesuai dan dapat mendukung pertumbuhan ikan secara baik.

Oksigen adalah syarat penting untuk menghasilkan energi pada ikan, udang dan semua organisme tingkat tinggi. Hal ini bersifat esensial bagi semua fungsi metabolik, mencakup pencernaan dan asimilasi makanan dan pertumbuhan (Goddard 1996). Dengan terpenuhinya kebutuhan oksigen maka pertumbuhan ikan tidak terganggu. Tercukupinya kebutuhan oksigen ini diperoleh dari penggunaan sistem aerasi dan adanya pergantian air yang dilakukan setiap hari selama masa pemeliharaan. Kebutuhan oksigen ikan bervariasi bergantung pada jenis, umur dan kondisi alami. Nilai DO pada penelitian ikan sidat ini berkisar antara 4,1-8,6 mg/L. Nilai ini berada dalam kondisi yang baik untuk pemeliharaan ikan DO>3 mg/L (Bieniarz et al. 1978).

Konsentrasi amoniak selama pemeliharaan berkisar antara 0,00002-0,02227 mg/L. Nilai kisaran tersebut berada pada kisaran optimal yaitu kurang dari 0,1 mg/L (Yamagata dan Niwa 1982). Kandungan amoniak di dalam perairan juga dipengaruhi oleh nilai suhu dan pH. Semakin tinggi nilai pH dan suhu maka nilai amoniak juga semakin tinggi. Amoniak yang terakumulasi pada media air pemeliharaan akan teroksidasi menjadi nitrit. Kadar toleransi nitrit sampai dengan 0,5 mg/L (Knosche 1994). Nilai nitrit selama peneliian berkisar antara 0,007-0,538 mg/L yang masih berada dalam kisaran untuk pemeliharaan ikan sidat.

Kerja bakteri nitrifikasi yang terdapat dalam filter biologis dapat terhambat jika terjadi penurunan pH yang diakibatkan kekurangan alkalinitas dalam sistem. Bikarbonat (HCO3-), dan karbonat (CO32-) merupakan sumber alkalinitas di

perairan. Pada pH 8, karbonat (CO32-) tidak terdapat pada media pemeliharaan.

Kestabilan pH disebabkan oleh tingginya alkalinitas sehingga dapat membentuk kapasitas bufer yang baik. Nilai alkalinitas selama pemeliharaan berkisar antara 80-200 mg/L CaCO3. Nilai tersebut masih dalam kisaran toleransi bagi kehidupan

ikan sidat yaitu >20 mg/L CaCO3 (Wedemeyer 1996) dan merupakan kondisi air

yang layak untuk pemeliharaan ikan. Hal ini didukung pula oleh Boyd (1988) bahwa toleransi bagi kehidupan ikan sidat yaitu berkisar antara 30-500 mg/L CaCO3. Nilai alkalinitas selama pemeliharaan menunjukkan kondisi media

(20)

10

terhadap perubahan asam atau basa karena kapasitas penyangga-bufer (buffer capacity) lebih stabil.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian padat tebar ikan sidat 2 g/L, 3 g/L, dan 4 g/L ini menghasilkan perbedaan yang nyata pada laju pertumbuhan biomassa, namun tidak berbeda nyata pada parameter kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik, konversi pakan dan koefisien keragaman bobot. Perlakuan padat tebar 4 g/L memberikan laju pertumbuhan biomassa yang terbaik, yaitu sebesar 7,79 g/hari.

Saran

Padat tebar pada pemeliharaan ikan sidat ukuran 3 g/ekor sebaiknya dilakukan pada 4 g/L. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan pergantian air dengan jumlah yang berbeda pada media pemeliharaan ikan sidat.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi R, Suhenda N. 2003. Teknik Budidaya Ikan Sidat (Anguilla bicolor). Prosiding Sumberdaya Perikanan Sidat Tropik. UPT Baruna Jaya, BPPT-DKP, Jakarta (ID). Hlm. 47-54.

Bieniarz K, Cedrowski A, Bogdan E. 1978. The influence of water temperature on the growth of European eel (elver and two years old) was invertigated. Raczniki NR, editor. Seri H. T. 9824. P:69-79.

Boyd CE. 1988. Water Quality in Warm Water Fish Ponds. Fourth Printing. Auburn University Agriculture Experiment Station. Alabama. 359 hal. Budiardi T, Gemawaty N, Wahjuningrum D. 2007. Produksi ikan neon tetra

Paracheirodon innesi ukuran L pada padat tebar 20, 40 dan 60 ekor/liter dalam sistem resirkulasi. Jurnal Akuakultur Indonesia 6(2), 211-215.

Effendi I. 2004. Pengantar Akuakultur. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Effendie M I. 1979. Metoda Biologi Perikanan.Bogor (ID): Yayasan Dewi Sri. Facey ED, Avyle MJ. 1987. American eel. Spesies profiles: Life histories and

environmental requirements of coastal fishes and invertebrater (North Atlantic). Biology Reproduction. USA: Academic Press, Inc.

Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and Hall. New York (US). 194 hal.

Hasbullah. 1996. Pengaruh tingkat salinitas (0,3,6, dan 9 ppt) dan suhu (23,26,29, dan 32) terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat (A.bicolor Mc.Clelland) pada masa pemeliharaan 0 – 2 minggu setelah penangkapan dari alam [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hepher B, Pruginin Y. 1981. Commercial Fish Farming with Special Reference to

Fish Culture in Israel. John Willey and Sons, New York (US). 261 hal. Hucthinson W, Jeffrey M, O’Sullivan D, Casement D, Clark S. 2004.

(21)

11 Huisman EA. 1987. Principles of Fish Production. Departement of Fish Culture and Fisheries. Wageningen Agricultural University. Wageningen. Netherlands(NL). P: 57-122.

Knosche R. 1994. An effective biofilter type for eel culture in recirculation system. Aquaculture Engineering. Elsevier Applied Science. Vol 13.

Purwanto J. 2007. Pemeliharaan Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) dengan Padat Tebar yang Berbeda. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar. Sukabumi. Bul. Tek Lit. Akuakultur. Vol. 6(2) : 85-89.

Ritonga TP. 2014. Respon Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) terhadap Derajat Keasaman (pH) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Steel GD, Torrie JH. 1981. Prinsip-prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan

PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta (ID). 747 hal.

Suresh AV, Lin CK. 1992. Effect of stocking density on water quality production of red tilapia in recirculated water system. Aquacultural Engineering, 11: 1-22.

Udomkusonsri P. 2004. Phatogenesis of the Acute Ulceration Response (AUR) in Fish. [disertasi] Raleigh (US): North Carolina State University.

Wedemeyer GA. 1996. Physiology of Fish in Intensive Culture Systems. Northwest Biological Science Center National Biological Service U. S Departement of the Interior. Chapman and Hall. 232 hal.

Yamagata Y, Niwa M. 1982. Acute and chronic toxicity of ammonia to eel

(22)

12

LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis statistik parameter uji yang diamati

1) Analisis statistik derajat kelangsungan hidup (%) ikan sidat Anguilla bicolor bicolor dengan padat tebar 2, 3, dan 4 g/L yang dipelihara dalam sistem resirkulasi

a. Deskripsi

Ulangan Perlakuan

2 g/L 3 g/L 4 g/L

1 91,43 93,07 92,52

2 100,00 95,24 96,20

3 98,25 100,00 100,00

Rata-rata 96,56 ± 4,53 96,10± 3,55 96,24 ± 3,74 b. Anova

Sumber Keragaman JK DB KT F P

Perlakuan 0,330 2 0,165 0,011 0,990*)

Sisa 94,115 6 15,686

Total 94,444 8

*)

Perlakuan padat tebar tidak berpengaruh nyata terhadap derajat kelangsungan hidup ikan sidat (P>0,05)

2) Analisis statistik laju pertumbuhan spesifik (%) ikan sidat Anguilla bicolor bicolor dengan padat 2, 3, dan 4 g/L yang dipelihara dalam sistem resirkulasi a. Deskripsi

Ulangan Perlakuan

2 g/L 3 g/L 4 g/L

1 1,22 1,42 1,27

2 1,42 1,39 1,37

3 1,20 1,52 1,39

Rata-rata 1,28 ± 0,12 1,44± 0,07 1,34 ± 0,06 b. Anova

Sumber Keragaman JK DB KT F P

Perlakuan 0,041 2 0,020 2,590 0,155*)

Sisa 0,047 6 0,008

Total 0,088 8

*)

(23)

13 3) Analisis statistik laju pertumbuhan biomassa (g/hari) ikan sidat Anguilla bicolor bicolor dengan padat 2, 3, dan 4 g/L yang dipelihara dalam sistem

4) Analisis statistik rasio konversi pakan (%) ikan sidat Anguilla bicolor bicolor

(24)

14

5) Analisis statistik koefisien keragaman bobot ikan sidat Anguilla bicolor bicolor

dengan padat tebar 2, 3, dan 4 g/L yang dipelihara dalam sistem resirkulasi a. Deskripsi

Ulangan Perlakuan

2 g/L 3 g/L 4 g/L

1 30,03 24,87 33,80

2 29,76 21,56 31,58

3 29,98 30,56 24,28

Rata-rata 29,92 ± 0,14 25,66± 4,55 29,89 ± 4,98 b. Anova

Sumber Keragaman JK DB KT F P

Perlakuan 35,983 2 17,993 1,185 0,368*)

Sisa 91,102 6 15,184

Total 127,087 8 *)

(25)

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Putussibau, Kalimantan Barat tanggal 31 Agustus 1992 dari Bapak Syahroni dan Ibu Sitiawa. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, dengan adik kedua Syahensa Arif Mastian, adik ketiga Syaharisman, dan adik bungsu Sartika Cahayani.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah TK Yayasan Kemala Bhayangkari Putussibau (1997-1998), SDN 1 Putussibau (1998-2004), SMPN 1 Putussibau (2004-2007), dan SMANSA Putussibau (2007-2010). Penulis diterima menjadi mahasiswa Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) pada tahun 2010.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif menjadi pengurus di LDK Al-Hurriyah IPB (2011-2012), pengurus dan anggota LDF FKM-C FPIK IPB (2013). Penulis juga aktif dalam penulisan karya ilmiah. Penulis berpartisipasi dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan mendapat pendanaan untuk karya ilmiah yang diajukan dari DIKTI tahun 2013 dalam bidang PKMP (Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian) dan PKMK (Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan). Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam selama 3 semester (2012-2013) dan menjadi pembina PPTBM (Program Pembinaan Terpadu Bidik Misi) untuk mahasiswa angkatan 50 di IPB.

Penulis pernah mengikuti kegiatan magang di BBBAT (Balai Besar Budidaya Air Tawar) Sukabumi, Jawa Barat dan melaksanakan Praktik Lapangan Akuakultur pada tahun 2013 di Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Cijengkol, Subang, Jawa Barat dengan judul “Pembenihan Ikan Patin Siam Pangasionodon hypopthalmus di Balai Pengembangan Budidaya Air

Tawar (BPBAT) Subang”. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul “Kinerja Produksi

Elver Ikan Sidat Anguilla bicolor bicolor Berbobot Awal 3 g/ekor dengan

Gambar

Grafik bobot rata-rata ikan sidat Anguilla bicolor bicolor  padat tebar
Tabel  1  Parameter kualitas air, satuan, dan alat ukur
Gambar  1 Grafik bobot rata-rata ikan sidat Anguilla bicolor bicolor padat tebar
Gambar 2 Grafik biomassa rata-rata ikan sidat  Anguilla bicolor bicolor  padat

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini berisikan tentang Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Prosedur Pemeriksaan Korban KDRT dalam proses Peradilan pidana, Aturan di dalam Undang-Undang

Kegiatan refleksi berguna untuk menyadarkan siswa akan kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran. Hasil

4.6.1 Hasil Analisis Deskriptif Intensitas Perilaku Merokok dengan Tingkat Insomnia pada Mahasiswa yang Merokok Sekaligus Mengalami Insomnia di Angkringan

Konsep gerakan sosial dan perubahan perilaku yang terjadi di kawasan hutan produksi-lindung Potorono-Gunung Sumbing merupakan penggabungan dari konsep untuk peningkatan

Ketika active router dari masing – masing VLAN sudah dapat kembali bekerja secara normal, kondisi ( state ) dari active router tersebut akan berubah menjadi dari Init menjadi

Kelengkeng Jenis ini merupakan salah satu jenis buah kelengkeng dimocarpus longan yang memiliki keunggulan pada ukuran biji yang sangat kecil dan buahnya

Manajemen Perusahaan Anda menegaskan bahwa akun, angka dan penjelasan yang terkait dalam laporan tahunan, laporan keuangan konsolidasian, serta catatan atas laporan

Menurut anda, seperti apa profil guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang baik?. Jawab:Guru PAI dan Budi Pekerti yang baik menurut saya yaitu