• Tidak ada hasil yang ditemukan

ecenggondok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ecenggondok"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

8 2.1.1 Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)

Menurut Heyne (dalam Pasaribu dan Sahwalita, 2007) menjelaskan bahwa

eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solm.) merupakan tanaman gulma di

wilayah perairan yang hidup terapung pada air yang dalam atau mengembangkan

perakaran di dalam lumpur pada air yang dangkal. Eceng gondok berkembangbiak

dengan sangat cepat, baik secara vegetatif maupun generatif. Perkembangbiakan

[image:1.595.214.414.381.554.2]

dengan cara vegetatif dapat melipat ganda dua kali dalam waktu 7-10 hari.

Gambar 2.1 Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)

di danau limboto (sumber : dokumentasi pribadi)

Divisio : Embryophytasi Phonogama Sub Divisio : Spermathopyta

Klas : Monocotyledoneae

Ordo : Ferinosae

Famili : Pontederiaccae Genus : Eichhornia

(2)

Eceng gondok dapat hidup mengapung bebas bila airnya cukup dalam

tetapi berakar di dasar kolam atau rawa jika airnya dangkal, dengan ketinggian

sekitar 0,4-0,8 meter, daunnya tunggal dan berbentuk oval, ujung dan pangkalnya

meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung permukaan daunnya licin dan

berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya

berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam , buahnya kotak

beruang tiga dan berwarrna hijau, dan akarnya merupakan akar serabut. Spesies

ini merupakan tumbuhan perennial yang hidup dalam perairan terbuka.

Perkembangbiakan eceng gondok terjadi secara vegetatif maupun secara

generative, perkembangbiakan secara vegetatif terjadi bila tunas baru tumbuh dari

ketiak daun, lalu membesar dan akhirnya menjadi tumbuhan baru. Setiap 10

tanaman eceng gondok mampu berkembangbiak menjadi 600.000 tanaman baru

dalam waktu 8 bulan, hal inilah yang membuat eceng gondok dimanfaatkan guna

untuk pengolahan air limbah.

Kemampuan eceng gondok yang banyak sehingga digunakan mengolah air

buangan, karena aktivitas manusia ini mampu mengolah air buangan domestik

dengan tingkat efisiensi yyang tinggi. Eceng gondok dapat menurunkan kadar

BOD, partikel suspensi secara biokimiawi (berlangsung agak lambat) dan mampu

menyerap logam-logam berat seperti Cr, Pb, Hg, Cd, Cu, Fe, Mn, Zn dengan baik,

kemampuan menyerap logam persatuan berat kering eceng gondok pada umur

muda dari pada umur tua.

Adapun bagian-bagian tanaman yang berperan dalam penguraian air

(3)

a. Akar

Bagian akar eceng gondok ditumbuhi dengan bulu-bulu akar yang

berserabut, berfungsi sebagai pegangan atau jangkar tanaman. Peranan akar

sebagian besar untuk menyerap zat-zat yang diperlukan tanaman dari dalam air.

Pada ujung akar terdapat kantung akar yang mana di bawah sinar matahari

kantung akar ini berwarna merah. Susunan akarnya dapat mengumpulkan lumpur

atau partikel-partikel yang terlarut dalam air.

b. Daun

Daun tergolong dalam mikrofita yang terletak di atas permukaan air, yang di

dalamnya terdapat lapisan rongga udara yang berfungsi sebagai alat pengapung

tanaman. Zat hijau daun (klorofil) eceng gondok terdapat dalam sel epidermis,

dipermukaan atas daun dipenuhi oleh mulut daun (stomata) dan bulu daun.

Rongga udara yang terdapat dalam akar, batang, dan daun selain sebagai alat

penampungan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan O2 dari proses

fotosintesis. Oksigen hasil dari fotosintesis ini digunakan untuk respirasi

tumbuhan di malam hari dengan menghasilkan CO2 yang akan terlepas ke dalam

air.

C. Tangkai

Tangkai eceng gondok berbentuk bulat menggelembung yang di dalamnya

penuh dengan udara yang berperan untuk mengapungkan tanaman di permukaan

air. Lapisan terluar petiole adalah lapisan epidermis, kemudian di bagian

bawahnya terdapat jaringan pengangkat (xylem dan floem). Rongga-rongga udara

(4)

d. Bunga

Eceng gondok berbunga dengan warna mahkota lembayung muda,

berbunga majemuk dengan jumlah 6 – 35 berbentuk karangan bunga bulir dengan

putik tunggal (Pandey, 1980).

2.1.2 Manfaat Eceng Gondok

Menurut Muhtar (dalam Anonim, 2008: 1-7) menyebutkan bahwa eceng

gondok banyak menimbulkan masalah pencemaran sungai dan waduk, tetapi

mempunyai manfaat sebagai berikut :

a) Mempunyai sifat biologis sebagai penyaring air yang tercemar oleh

berbagai bahan kimia buatan industri.

b) Sebagai bahan penutup tanah, kompos dalam kegiatan pertanian dan

perkebunan.

c) Sebagai sumber gas yang antara lain berupa gas ammonium sulfat, gas

hidrogen, nitrogen dan metan yang diperoleh dengan cara fermentasi.

d) Bahan baku pupuk tanaman yang mengandung unsur NPK yang

merupakan tiga unsur utama yang dibutuhkan tanaman.

e) Sebagai bahan industri kertas papan buatan dan bahan karbon aktif.

2.1.3 Kerugian Eceng Gondok

Kondisi merugikan yang timbul sebagai dampak pertumbuhan eceng

(5)

a) Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga

menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO :

Dissolved Oxygens).

b) Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang

kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman

Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.

c) Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia dan menurunkan

nilai estetika lingkungan perairan.

2.1.4 Penyerapan Oleh Eceng Gondok

Tumbuhan ini mempunyai daya regenerasi yang cepat karena potongan

potongan vegetatifnya yang terbawa akan terus berkembang menjadi eceng

gondok dewasa. Eceng gondok sangat peka terhadap keadaan di dalam air yang

unsur haranya kurang mencukupi, tetapi responnya terhadap kadar unsur hara

yang tinggi juga besar, menyebabkan eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai

pengendali pencemaran lingkungan.

Sel-sel akar tanaman umumnya mengandung ion dengan konsentrasi yang

lebih tinggi daripada medium sekitarnya yang biasanya bermuatan negatif.

Penyerapan ini melibatkan energi, sebagai konsekuensi dan keberadaanya, kation

memperlihatkan adanya kemampuan masuk ke dalam sel secara pasif ke dalam

gradient elektrokimia, sedangkan anion harus diangkut secara aktif kedalam sel

akar tanaman sesuai dengan keadaan gradient konsentrasi melawan gradient

(6)

Bagian akar, tanaman biasa melakukan perubahan pH kemudian

membentuk suatu zat khelat yang disebut fitosiderofor. Zat inilah yang kemudian

mengikat logam kemudian dibawa ke dalam sel akar. Agar penyerapan logam

meningkat, maka tumbuhan ini membentuk molekul rediktase di membrane akar.

Sedangkan model transportasi di dalam tubuh tumbuhan adalah logam yang

dibawa masuk ke sel akar kemudian ke jaringan pengangkut yaitu xylem dan

floem, kebagian tumbuhan lain, sedangkan lokalisasi logam pada jaringan

bertujuan untuk mencegah keracunan logam terhadap sel, maka tanaman akan

melakukan detoksofikasi, misalnya menimbun logam ke dalam organ tertentu

seperti akar.

Terdapat dua cara penyerapan ion kedalam akar tanaman :

1. aliran masa ion dalam air bergerak cepat menuju akar gradient potensial

yang disebabkan oleh transpirasi.

2. Difusi gradient konsentrasi dihasilkan oleh pengambilan ion pada

permukaan akar.

3. Dalam penyerapan ion ini ada dua hal penting yang harus diperhatikan,

yaitu pertama, energy metabolik yang diperlukan dalam penyerapan

unsure hara sebenarnya sedikit, sehingga terjadi respirasi. Kedua, proses

pengambilan bersifat selektif, tanaman mempunyai kemampuan

menyeleksi penyerapan ion tertentu pada kondisi lingkungan yang luas.

Menurut Winarno (dalam Anonim 2008) menyebutkan bahwa gugus –

gugus aktif dalam daun eceng gondok yang berperan dalam proses adsorpsi ion

(7)

sebagai penyusunnya. Interaksi antara Hg2+ dengan adsorben biomassa daun

eceng gondok terjadi karena adanya gaya elektrostatik antara muatan negatif

adsorben yang bertindak sebagai situs aktif dengan muatan positif dari ion-ion

logam. Mekanisme pembentukan ikatan antara ion Hg2+ dengan situs aktif dalam

biomassa daun eceng gondok terjadi pada gugus –COOH dari asam amino yang

bertindak sebagai situs aktif untuk pembentukan ikatan dengan ion logam yang

akhirnya membentuk ikatan stabil.

2.1.5 Logam Berat

Logam berat merupakan polutan perairan yang berbahaya, diantaranya

adalah Pb, Cu, Hg dan Cd. Berbagai kasus pencemaran oleh Pb, Cd, Hg dan Cu

telah banyak dilaporkan, karena ion logam berat tersebut dapat menyebabkan

keracunan pada manusia . kerusakan hebat pada ginjal, hati, otak dan syaraf pusat

serta menghambat sintesis Hb.

Terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang telah

teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang toksikologi,

logam berat ini dapat dibagi dalam dua jenis. Pertama, logam berat esensial,

dimana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme

hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun.

Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya, sedangkan

jenis kedua adalah logam berat non esensial atau beracun, dimana keberadaannya

dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun,

seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek

(8)

terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang

kerja enzim, sehingga proses metabolism tubuh terputus. Lebih jauh lagi logam

berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi mutagen, teratogen atau

karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya yaitu melalui kulit, pernafasan dan

pencernaan.

Logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat

dihancurkan tetapi akan tetap tinggal didalamnya hingga nantinya dibuang melalui

proses akresi. Hal serupa juga terjadi apabila lingkungan terutama di perairan

telah terkontaminasi (tercemar) logam berat maka proses pembersihannya akan

sulit sekali dilakukan. Kontaminasi logam berat ini dapat berasal dari factor alam

seperti kegiatan gunung berapi dan kebakaran peleburan, kegiatan pertanian,

proses industri, peternakan dan kehutanan, serta limbah buangan termasuk sampah

rumah tangga (Anonim, 2008: 8-9).

Menurut Palar bahwa Logam berat masih termasuk golongan logam

dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam lain. Perbedaannya

terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau

masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam

berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup. Dapat

dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan

meracuni tubuh makhluk hidup ( 2008: 23-24).

Di antara beberapa jenis logam yang telah ditemukan ternyata hanya

beberapa logam yang sangat berbahaya dalam jumlah kecil yang dapat

(9)

Menurut Gossel dan Bricker (dalam Darmono, 2010: 130) menjelaskan

bahwa ada 5 logam yang berbahaya pada manusia yaitu: arsen (As), kadmium

(Cd), timbal (Pb), merkuri (Hg), dan besi (Fe). Selain itu, ada tiga logam yang

kurang beracun, yaitu tembaga (Cu), selenium (Se), dan seng (Zn).

2.1.6 Pencemaran Logam Berat

Menurut Budysupriadi bahwa Pencemaran air terjadi apabila substansi

kondisi (termasuk panas) menurunkan kualitas badan air sehingga air tidak dapat

memenuhi kualitas standar atau tidak dapat digunakan untuk tujuan tertentu.

Pencemaran logam berat yang ada di lingkungan tanah, air dan udara dengan

suatu mekanisme masuk kedalam makhluk hidup. Logam berat yang masuk

kedalam tubuh manusia akan melakukan interaksi antara lain dengan enzim,

protein, DNA, serta metabolit lainnya. Adanya logam berat dalam tubuh jelas

akan berpengaruh terhadap tubuh. Bila jumlahnya berlebih, maka akan berbahaya

bagi tubuh. Pencemaran logam berat ke lingkungan dapat melalui tiga cara, yaitu:

1. Air

Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air danau, sungai, laut dan air

tanah yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak

dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh

limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri dan penangkapan

ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan organik

(limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar dan

(10)

Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen dan perubahan sifat

fisika dan kimia dari air. Banyak unsur kimia merupakan racun yang mencemari

air.

Pencemaran air merupakan masalah regional maupun lingkungan global

dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah

atau daratan. Pencemaran air terdiri dari bermacam-macam jenis, dan

pengaruhnya terhadap lingkungan dan makhluk hidup. Salah satu penyebab

pencemaran air adalah keberadaan bahan kimia inorganik seperti Pb, Cd dan Hg.

Keberadaan bahan toksik logam seperti Pb, Cd, Hg dalam kadar yang tinggi

menyebabkan air tidak enak untuk dikonsumsi.

2. Tanah

Pencemaran ini banyak diakibatkan oleh sampah, baik yang organic

maupuan nonorganik. Zat-zat limbah yang meresap ke tanah tidak dapat hilang

dalam jangka waktu yang lama. Zat-zat limbah yang masuk ke tanah di serap oleh

tanaman dan tetap menetap di dalam tubuh tumbuhan itu, karena tumbuhan tidak

dapat menguraikannya. Limbah industri yang mengotori tanah biasanya adalah

pupuk yang berlebihan dan penggunaan herbisida serta pestisida.

Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Pembuangan limbah ke

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

mengakibatkan pencemaran tanah. Jenis limbah yang potensial merusak

lingkungan hidup adalah limbah yang termasuk dalam Bahan Beracun Berbahaya

(11)

Menurut Arnold (dalam budysupriyadi, 2006: 6) bahwa logam berat

adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar dari 5 g/cm3, antara

lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai

logam non esensial dan pada tingka tertentu menjadi logam beracun bagi makhluk

hidup. Kandungan logam berat didalam tanah secara alamiah sangat rendah,

kecuali tanah tersebut sudah tercemar. Kandungan logam berat dalam tanah sangat

berpengaruh terhadap kandungan logam pada tanaman yang tumbuh diatasnya,

kecuali terjadi interaksi diantara logam itu sehingga terjadi hambatan penyerapan

logam tersebut oleh tanaman. Akumulasi logam dalam tanaman tidak hanya

tergantung pada kandungan logam dalam tanah, tetapi juga tergantung pada unsur

kimia tanah, jenis logam, pH tanah, dan spesies tanaman.

3. Udara

Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan seperti CO2, SO, SO2,

CFC, CO dan asap rokok. Sumber pencemar dapat berasal dari pabrik,

mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil dan akibat pembakaran kayu.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 8 tahun 2001 tentang Baku Mutu

Udara Ambien di Propinsi Jawa Tengah diantaranya kandungan zat yang

disebutkan dalam lampiran surat keputusan tersebut yaitu parameter Pb (timbal)

dengan waktu pengukuran 24 jam pada udara ambient adalah sebesar 2 μg/Nm3.7

Sumber pencemaran logam berat di udara karena proses penggunaan logam

tersebut pada suhu yang tinggi. Dalam proses tersebut logam berat seperti As, Hg,

(12)

kehidupan makhluk hidup. Butiran asap yang mengandung logam tersebut

merupakan partikel dengan diameter 0,1-1 mikro-meter.

2.1.7 Pencemaran Logam Berat dalam Perairan

Menurut Connel dan Miller (dalam Setyawati, 2007: 47-48) bahwa

Pencemaran logam berat dalam perairan banyak bersumber dari pertambangan,

peleburan logam, dan jenis industri lainnya. Logam berat biasanya ditemukan

sangat sedikit sekali dalam air secara alamiah yaitu kurang dari 1 μg/l. Untuk

menentukan kualitas air terhadap konsentrasi logam dalam terlarut didalamnya.

Konsentrasi logam toksik seperti Cd, Pb, Hg dan As dalam perairan secara

alamiah sangat kecil sekali.

Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap

kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan

manusia. Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar

dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas

yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari

perioda 4 sampai 7. Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan

merkuri (Hg) merupakan zat pencemar yang berbahaya. Afinitas yang tinggi

terhadap unsur S menyebabkan logam ini menyerang ikatan belerang dalam

enzim, sehingga enzim bersangkutan menjadi tak aktif.

Banyak logam berat baik yang bersifat toksik maupun esensial terlarut

dalam air dan mencemari air tawar maupun air laut. Sumber pencemaran ini

(13)

dan dapat juga berasal dari lahan pertanian yang menggunakan pupuk atau

anthima yang mengandung logam.

Di dalam air biasanya logam berikatan dalam senyawa kimia atau dalam

bentuk logam ion, bergantung pada kompartemen tempat logam tersebut berada.

Tingkat kandungan logam pada setiap kompartemen sangat bervariasi, bergantung

pada lokasi, jenis kompartemen dan tingkat pencemarannya. Telah banyak

dilaporkan mengenai konsentrasi logam dalam air dan biota yang hidup di

dalamnya. Biasanya tingkat konsentrasi logam berat dalam air dibedakan menurut

tingkat pencemarannya, yaitu polusi berat, polusi sedang, dan nonpolusi. Suatu

perairan dengan tingkat polusi berat biasanya memiliki kandungan logam berat

dalam air, dan organisme yang hidup di dalamnya cukup tinggi. Pada tingkat

polusi sedang, kandungan logam berat air dan biota yang hidup di dalamnya

berada dalam batas marginal. Sedangkan pada tingkat nonpolusi, kandungan

logam berat dalam air dan organisme yang hidup di dalamnya sangat rendah,

bahkan tidak terdeteksi.

kegiatan manusia merupakan suatu sumber utama pemasukan logam ke

dalam lingkungan perairan. Masuknya logam berasal dari buangan langsung

berbagai jenis limbah yang beracun. Wittmann (1979) mengemukakan tentang

masuknya logam ke lingkungan perairan sebagai berikut :

1. Kegiatan Pertambangan

Pembongkaran permukaan batuan baru dan sejumlah besar sisa-sisa batu

(14)

biji, peleburan dan penyulingan minyak dapat menyebabkan hamburan dan

penimbunan sejumlah besar logam berat seperti Pb.

2. Limbah Rumah Tangga

Logam berat yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga berasal dari

sampah-sampah metabolik, korosi pipa-pipa air (Cu, Pb, Zn dan Cd) dan

produk-produk consumer (misalnya, formula detergen yang mengandung Fe, Mn, Cr, Ni,

Co, Zn, Cr, B dan As).

3. Limbah dan Buangan Industri

Beberapa logam runutan dibuang ke dalam lingkungan perairan melalui

cairan limbah industri demikian juga dengan penimbunan dan pencucian lumpur

industri. Kepekatan logam dalam air limbah industry seringkali dalam ranah

milligram per liter.

4. Aliran Pertanian

Polutan dari pertanian/perkebunan dapat berupa :

a. Zat kimia

Misalnya : berasal dari penggunaan pupuk, pestisida.

b. Mikrobiologi

Misalnya : virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran ternak dan

cacing tambang di lokasi perkebunan.

c. Zat Radioaktif

Berasal dari penggunaan zat radioaktif yang dipakai dalam proses

pematangan buah, mendapatkan bibit unggul, dan mempercepat pertumbuhan

(15)

2.1.8 Merkuri

Logam merkuri atau air raksa, mempunyai nama kimia hydragyrum yang

berarti percak air. Logam merkuri dilambangkan dengan Hg. Pada table periodika

unsure-unsur kimia menempati urutan (NA) 80 dan mempunyai bobot atom (BA

200, 59). Merkuri telah dikenal manusia sejak manusia mengenal peradaban.

Logam ini dihasilkan dari bijih sinabar, HgS, yang mengandung unsure merkuri

antara 0,1%-4%.

HgS + O2 Hg + SO2

Merkuri yang telah dilepaskan kemudian dikondensasi, sehingga diperoleh

logam cair murni. Logam cair inilah yang kemudian digunakan oleh manusia

untuk bermacam – macam keperluan (Palar, 2008: 94)

Merkuri (Hg) adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak,

serta mudah menguap pada suhu ruangan. Hg akan memadat pada tekanan 7.640

Atm. Merkuri (Hg) dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, tetapi tahan

terhadap basa. Hg memiliki nomor atom 80, berat atom 200,59 g/mol, titik lebur

-38,9 C, dan titik didih 356,6 C (Widowati dkk, 2008: 127).

Merkuri masuk ke lingkungan melalui banyak sumber. Bahkan bila zat ini

tidak masuk secara langsung ke ekosistem perairan, zat ini bias masuk melalui air

hujan dari atmosfer atau pencucian tanah. Merkuri terdapat sebagai komponen

renik dari banyak mineral, dengan bantuan kontinental yang rata-rata mengandung

(16)

Secara umum logam merkuri memiliki sifat – sifat sebagai berikut :

1. Berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dengan titik beku paling rendah

sekitar -39 C.

2. Masih berwujud cair pada suhu 396 C. pada temperature 396 C ini telah

terjadi pemuaian secara menyeluruh.

3. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan

logam – logam yang lain.

4. Tahanan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan merkuri

sebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik.

5. Dapat melarutkan bermacam – macam logam untuk membentuk alloy yang

disebut juga dengan amalgam.

6. Merupakan unsure yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik itu

dalam bentuk unsure tunggal (logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan

(Palar, 2008:96).

2.1.9Toksisitas Merkuri

Penggunaan merkuri di dalam industri sering menyebabkan pencemaran

lingkungan, baik melalui air buangan, maupun melaui sistem ventilasi udara.

Merkuri yang dibuang ke sungai, pantai atau badan air disekitar industri tersebut

akan mengkontaminasi (bioakumulasi) ikan-ikan dan makhluk air lainnya

termasuk ganggang dan tanaman air. Ikan-ikan dan hewan tersebut kemudian

dikonsumsi oleh manusia sehingga di dalam jaringan tubuh manusia terpapar

(17)

tanah-tanah pertanian yang dapat berakibat terhadap hasil-hasil pertanian,

terutama sayur-sayuran.

Kadar merkuri yang tinggi pada perairan umumnya diakibatkan oleh

buangan industri (industrial wastes) dan efek samping dari penggunaan

senyawa-senyawa merkuri di bidang pertanian. Merkuri dapat berada dalam bentuk metal,

senyawa senyawa anorganik dan senyawa organik. Terdapatnya merkuri di

perairan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama oleh kegiatan perindustrian

seperti pabrik cat, kertas, peralatan listrik, klorin dan koustik soda, kedua oleh

alam itu sendiri melalui proses pelapukan batuan dan meletusnya gunung berapi.

Namun, pencemaran merkuri yang disebabkan kegiatan alam pengaruhnya

terhadap biologi maupun ekologi tidak signifikan.

Pencemaran perairan oleh merkuri akibat kegiatan alam mempunyai

kisaran antara 0,00001 sampai 0,0028 ppm, kecuali pada beberapa tempat seperti

sungai sungai di Itali dimana terdapat sumber endapan logam merkuri alamiah,

kadarnya dapat mencapai 136 pph. (Budiono dalam khalifah, 2007: 27-28).

Menurut Lubis bahwa Merkuri masuk ke dalam tubuh manusia terutama

melalui paru-paru dalam bentuk uap atau debu. Jalan utama absorbsi adalah

melalui saluran pernafasan sekitar 80 % diabsorbsi dan retensi. Kemungkinan

kurang dari 0,01 % diabsorbsi melalui saluran pencernaan. Garam merkuri (Hg2+)

larut dan diabsorbsi melalui inhalasi dan dalam jumlah terbatas secara ingesti.

Golongan alkil merkuri diabsorbsi melalui semua jalan yaitu inhalasi, ingesti atau

kontak kulit. Golongan anorganik dan aril merkuri di distribusi pada banyak

(18)

dapat mempengaruhi sejumlah sistem enzim sel dan produksi metalotionein

(protein berat molekul rendah kaya sulfhidril) meningkat setelah terpapar merkuri

dan dapat mempengaruhi efek perlindungan terhadap ginjal. Alkil merkuri

memiliki ikatan kuat dengan karbon-merkuri dan akumulasi pada sistem saraf

pusat. Pada aliran darah, absorbsi terbesar alkil merkuri ditemukan dalam sel

darah merah.

Merkuri anorganik dan organik, keduanya dapat melewati aliran darah

otak dan plasenta, disekresi dalam air susu. Seluruh merkuri dieliminasi secara

perlahan dalam urin, air liur dan keringat. Waktu paruh pada manusia yaitu 60

hari untuk merkuri anorganik dan 70 hari pada alkil merkuri. Merkuri juga

berikatan dengan kelompok tiol dan dapat diukur pada rambut dan kuku. Ekskresi

merkuri dapat berlanjut untuk beberapa bulan sesudah paparan merkuri berhenti.

(19)

2.2Kerangka Berpikir 2.2.1 Kerangka Teori

[image:19.595.118.470.110.623.2]

Gambar 2.2 Kerangka Teori Pencemaran

Lingkungan

Air Udara

Tanah

Pencemaran Industri Pertambangan Emas

Limbah Logam Berat Merkuri (Hg) Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes)

Lama Waktu Kontak

Kadar Merkuri (Hg)Menurun

(20)

2.2.2Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Bebas

[image:20.595.127.506.97.439.2]

: Variabel Terikat

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

2.3 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini “apakah ada pengaruh lama waktu kontak

eceng gondok (Eichhornia crassipes) terhadap penyerapan logam berat merkuri

(Hg)”.

Eceng Gondok

(Eichhornia Crassipes)

Gambar

Gambar 2.1 Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

4reeklampsia merupakan suatu diagnosis klinis yang ditandai dengan  peningkatan tekanan darah (6 107,0 mm8g) disertai proteinuria (00 mg per 2 jam atau 91 pada dipstick)

Persentase penduduk miskin untuk setiap kecamatan di Kabupaten Malang dengan metode Bayes Empirik yang disajikan pada gambar 6b menunjukkan bahwa persentase

Jenis data meliputi data primer yang berkaitan langsung dengan tujuan penelitian yang meliputi informasi tentang tanggapan siswa Panti karya wanita “Wanodyatama” Kendal

Dari penelitian yang telah dilakukan pada segmen 1 dengan menggunakan pendekatan teori kebutuhan sirkulasi secara visual terlihat bahwa lebarnya suatu jalur

Salah satu kunci keberhasilan penerimaan pajak adalah kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Hanya saja, apabila wajib pajak ternyata tidak membayar pajak tentu perlu

Pada Tabel 8 terlihat bahwa berdasarkan hasil yang didapatkan memperlihatkan adanya korelasi konsentrasi bakteri lactobacillus Plantarum dan Streptococcus

pemrograman tertentu, maka sebaiknya notasi algoritmik tersebut berkorespondensi dengan notasi bahasa pemrograman secara umum. d) Notasi algoritmik bukan notasi bahasa

You will learn more about how this works in Chapter 3, but for now, know that Terracotta’s ability to understand the intent of an application by analyzing the use of memory is