• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN

PENINGKATAN KADAR GULA DARAH

PADA GURU-GURU SMP NEGERI 3 MEDAN

OLEH:

NOVIARI LIARA JUSTITIA

080100071

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN

PENINGKATAN KADAR GULA DARAH

PADA GURU-GURU SMP NEGERI 3 MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

NOVIARI LIARA JUSTITIA

080100071

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan

Nama : Noviari Liara Justia NIM : 080100071

Pembimbing Penguji

(dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes) (dr. T. Siti Harilza Zubaidah, Sp. M) NIP. 19731015 200112 200 2 NIP. 19760422 2005 01 2 002

( dr. Muara P. Lubis, Sp. OG) NIP. 19751023 200812 1 001

(dr. Sri Amelia, M.kes) NIP. 19740913 2003 12 2 001

Medan, 10 Januari 2012

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Latar Belakang : Obesitas adalah keadaan patologis sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh dengan peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik. Perubahan dalam gaya hidup, terutama di perkotaan, menimbulkan masalah gizi berlebih atau obesitas. Di Kota Medan, Pada kelompok sosial menengah-atas pada tahun 2002-2003 prevalensi obesitas sebesar 10,3%. Obesitas yang berupa peningkatan lemak tubuh ini menimbulkan kecenderungan penurunan aksi insulin pada jaringan sasaran yang menimbulkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Hal inilah yang akan dibuktikan pada penelitian ini.

Metode : Desain penelitian ini adalah analitik cross-sectional. Subjek penelitian adalah 51 orang guru yang sebelumnya telah berpuasa selama minimal 8 jam. Subjek penelitian berusia 20-59 tahun diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling. Keseluruhan subjek penelitian yang telah memenuhi syarat dan telah menandatangani persetujuan akan dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, persentase lemak tubuh, dan pengukuran kadar gula darah (KGD). Selanjutnya data akan dianalisis dengan program SPSS.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan

Hasil : Pada 17 orang subjek penelitian yang mengalami obesitas ditemukan peningkatan kadar gula darah pada 15 orang dan KGD normal pada dua orang subjek penelitian. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan nilai p value sebesar 0,005 dengan interpretasi lebih kecil dari nilai α (0,05).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan peningkatan kadar gula darah dipengaruhi oleh obesitas berdasarkan persentase lemak tubuh.

(5)

ABSTRACT

Background : Obesity is a pathological condition as a result of excessive fat accumulation in the body with weight gain that exceeds the limit of skeletal and physical requirements. Changes in lifestyle, especially in urban areas, lead to nutritional problems or obese. In the city of Medan, the middle-upper social group, the prevalence of obesity 2002-2003 was 10.3%. Obesity include increased body fat raises insulin action on the declining trend in target tissues that give rise to increased levels of glucose in the blood. This will be evidenced in this study.

Methods : The study design was cross-sectional analytic. Research subjects were 51 teachers who have previously been fasting for at least 8 hours. Research subjects aged 20-59 years was taken by using a consecutive sampling method. The overall research subjects who are qualified and have signed agreements will be measured their weight, height, body fat percentage, and the measurement of blood glucose levels. Furthermore, the data will be analyzed with the SPSS program.

Objective : The purpose of this study was to examine the association of obesity with increased blood sugar levels in teachers of SMP Negeri 3 Medan

Results: From 17 obese subjects were found 15 people have elevated blood glucose level and two people have normal blood glucose level. Based on Chi-Square test obtained values of 0.005 with p value less than the interpretation of α (0.05).

Conclusion : From these results we can conclude the increase in blood sugar levels are affected by obesity based on body fat percentage.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian berjudul

“Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan”. Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas

Sumatera Utara.

Penelitian ini terlaksana berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak,

terutama pembimbing dan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK)

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) yang telah banyak

memberi masukan saran demi kesempurnaan pelaksanaan penelitian.

Ucapan terima kasih saya tujukan kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah

Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan FK USU.Kepada dr. Mutiara Indah Sari ,

M.Kes sebagai pembimbing dan dr. Vita Camelia, Sp. KJ selaku dosen Penasihat

Akademik yang telah memberikan petunjuk, arahan, dan masukan dalam

melaksanakan langkah-langkah penyusunan penelitian ini.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada dosen penguji dr.T. Siti Harilza

Zubaidah, Sp. M, dr. Sri Amelia,M.Kes dan dr. Muara P. Lubis, Sp.OG yang telah

memberikan banyak masukan dalam perbaikan karya tulis ini.

Terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak SMP Negeri 3 Medan. Ibu

Nurhalimah Sibuea S.Pd , M.Pd selaku kepala sekolah yang telah memberikan

izin menggunakan lokasi penelitian dan senantiasa mendukung peneliti di

lapangan dalam pengumpulan data. Terima kasih kepada seluruh subjek penelitian

yaitu seluruh bapak/ibu guru SMP Negeri 3 Medan yang telah bersedia

berpartisipasi dalam penelitian ini.

Terima kasih kepada keluarga terutama kedua orang tua saya ayahanda

Habi Bakri , S.Kep, ibunda Miskaryati, SKM, serta adik saya Dwi Jukamia Bakri

yang selalu memotivasi untuk studi saya. Terima kasih juga saya ucapkan kepada

serta sahabat, dan teman-teman saya Sofyan Andri, Ardianto O. M.

(7)

HMI, serta adik-adik stambuk 2011 yang telah memberikan saran, bantuan dan

turut berpartisipasi mulai dari proses pembuatan proposal, pengambilan data

hingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya sampaikan kepada yayasan

serta donatur Karya Salemba Empat (KSE), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

dan rekan-rekan paguyuban KSE USU yang senantiasa memberikan dukungan

baik secara moril maupun materil hingga studi saya dapat diselesaikan. Terima

kasih atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi salah satu penerima

beasiswa ini..

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah

ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 10 Januari 2012

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Obesitas... 4

2.2.2 Metabolisme Glukosa... 7

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah... 10

2.2.4 Mekanisme Pengaturan Kadar Gula Darah... 11

2.3. Hubungan Obesitas dengan Kadar Gula Darah ... 12

(9)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian ... 22

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22

5.1.2.1. Usia ... 22

5.1.2.2. Jenis Kelamin ... 23

5.1.2.3. Suku Bangsa... 23

5.1.3. Berat Badan, Tinggi Badan, dan Obesitas ... 24

5.1.3.1.Berat Badan ... 24

5.1.3.2.Tinggi Badan ... 24

5.1.3.3.Obesitas ... 25

5.1.4. Kadar Gula Darah Puasa ... 26

5.1.5. Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah... ... 27

5.2. Pembahasan ... 28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 31

6.2. Saran ... 31

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1.Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan

Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik ... 5

Tabel 4.1. Tabel Cross Sectional ... 21

Tabel 4.2. Rancangan uji hipotesis ... 21

Tabel 5.1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 22

Tabel 5.2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin... 23

Tabel 5.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Suku Bangsa... 23

Tabel 5.4. Deskripsi Berat Badan Subjek Penelitian ... 24

Tabel 5.5. Deskripsi Tinggi Badan Subjek Penelitian ... 24

Tabel 5.6. Klasifikasi Persentase Lemak Tubuh Subjek Penelitian ... 25

Tabel 5.7. Klasifikasi PLT Berdasarkan Usia Subjek Penelitian ... 25

Tabel 5.8. Klasifikasi PLT Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek Penelitian... 26

Tabel 5.9. Deskripsi Kadar Gula Darah Subjek Penelitian ... 26

Tabel 5.10. Distribusi Peningkatan Kadar Gula Darah Subjek Penelitian... 27

Tabel 5.11. Klasifikasi KGD Berdasarkan Usia Subjek Penelitian... 27

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Klasifikasi Presentase Lemak tubuh Sesuai Usia ... 5

Gambar 2.2.Ringkasan Metabolisme Glukosa Pada Sel Mamalia. ... 9

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Lembar Pertetujuan (Informed Consent) Penelitian

Lampiran 3. Ethical Clearence Penelitian

Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 5. Data Induk

(13)

ABSTRAK

Latar Belakang : Obesitas adalah keadaan patologis sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh dengan peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik. Perubahan dalam gaya hidup, terutama di perkotaan, menimbulkan masalah gizi berlebih atau obesitas. Di Kota Medan, Pada kelompok sosial menengah-atas pada tahun 2002-2003 prevalensi obesitas sebesar 10,3%. Obesitas yang berupa peningkatan lemak tubuh ini menimbulkan kecenderungan penurunan aksi insulin pada jaringan sasaran yang menimbulkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Hal inilah yang akan dibuktikan pada penelitian ini.

Metode : Desain penelitian ini adalah analitik cross-sectional. Subjek penelitian adalah 51 orang guru yang sebelumnya telah berpuasa selama minimal 8 jam. Subjek penelitian berusia 20-59 tahun diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling. Keseluruhan subjek penelitian yang telah memenuhi syarat dan telah menandatangani persetujuan akan dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, persentase lemak tubuh, dan pengukuran kadar gula darah (KGD). Selanjutnya data akan dianalisis dengan program SPSS.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan

Hasil : Pada 17 orang subjek penelitian yang mengalami obesitas ditemukan peningkatan kadar gula darah pada 15 orang dan KGD normal pada dua orang subjek penelitian. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan nilai p value sebesar 0,005 dengan interpretasi lebih kecil dari nilai α (0,05).

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan peningkatan kadar gula darah dipengaruhi oleh obesitas berdasarkan persentase lemak tubuh.

(14)

ABSTRACT

Background : Obesity is a pathological condition as a result of excessive fat accumulation in the body with weight gain that exceeds the limit of skeletal and physical requirements. Changes in lifestyle, especially in urban areas, lead to nutritional problems or obese. In the city of Medan, the middle-upper social group, the prevalence of obesity 2002-2003 was 10.3%. Obesity include increased body fat raises insulin action on the declining trend in target tissues that give rise to increased levels of glucose in the blood. This will be evidenced in this study.

Methods : The study design was cross-sectional analytic. Research subjects were 51 teachers who have previously been fasting for at least 8 hours. Research subjects aged 20-59 years was taken by using a consecutive sampling method. The overall research subjects who are qualified and have signed agreements will be measured their weight, height, body fat percentage, and the measurement of blood glucose levels. Furthermore, the data will be analyzed with the SPSS program.

Objective : The purpose of this study was to examine the association of obesity with increased blood sugar levels in teachers of SMP Negeri 3 Medan

Results: From 17 obese subjects were found 15 people have elevated blood glucose level and two people have normal blood glucose level. Based on Chi-Square test obtained values of 0.005 with p value less than the interpretation of α (0.05).

Conclusion : From these results we can conclude the increase in blood sugar levels are affected by obesity based on body fat percentage.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obesitas didefinisikan sebagai keadaan patologis sebagai akibat akumulasi

lemak berlebihan dalam tubuh dengan peningkatan berat badan melebihi

batas kebutuhan skeletal dan fisik (Dorland, 2002). Obesitas merupakan

masalah yang muncul pada beberapa dekade terakhir. WHO menggambarkan

bahwa 400 juta orang dewasa di dunia mengalami obesitas dan

memperkirakan pada tahun 2015 nanti akan meningkat sampai 700 juta orang

(WHO, 2004). Menurut Wicaksono (2001) dalam Chastanti (2009), pada

awalnya obesitas banyak dibicarakan hanya pada negara dengan pendapatan

tinggi, tetapi sekarang obesitas dan kelebihan berat badan juga meningkat

secara cepat di negara dengan pendapatan rendah sampai menengah.

Di Indonesia, menurut Sugih dalam Salim dalam Wandansari (2007)

dalam Andreas (2010) angka kejadian yang mengalami obesitas menunjukkan

kenaikan pada tahun 1999 yaitu 15%-20%, tetapi pada tahun 2002 kejadian

obesitas tersebut meningkat menjadi 22%-24%, jadi sekitar 48-53 juta

penduduk Indonesia mengalami obesitas. Sedangkan di Kota Medan didapati

pada kelompok sosial menengah-atas pada tahun 2002-2003 prevalensi

overweight sebesar 54,0% dan obesitas 10,3%.

Perubahan gaya hidup pada golongan tertentu menyebabkan masalah gizi

lebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier, 2006). Perubahan dalam

gaya hidup, terutama di perkotaan, karena adanya perubahan pola makan. Pola

makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat dan rendah

lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, tinggi lemak

sehingga menggeser mutu makanan ke arah yang tidak seimbang sehingga

timbul masalah gizi berlebih atau obesitas.

Secara umum dampak yang ditimbulkan akibat obesitas adalah gangguan

psiko-sosial yang berakibat pada rasa rendah diri terhadap lingkungan, dan

(16)

Obesitas yang menetap berakibat pada timbulnya hipertensi, penyakit jantung

koroner, diabetes melitus dan lain sebagainya (Imam, 2005).

Menurut Washilah (2004) dalam Amsriza (2007) menurunnya massa

tubuh dan meningkatnya lemak tubuh menimbulkan kecenderungan

penurunan aksi insulin pada jaringan sasaran. Penelitian Zhong (2011)

menyatakan bahwa reaksi inflamasi berperan dalam menimbulkan resistensi

insulin pada kejadian obesitas. Resistensi insulin ini menimbulkan penurunan

aksi insulin sehingga berakibat glukosa sulit memasuki sel. Hal ini

menimbulkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Peningkatan kadar gula

darah disertai dengan penurunan aksi insulin ini akan mencetuskan gangguan

metabolisme berupa diabetes melitus (DM).

Menurut Edelstein (1997) dalam Dalimunthe (2008), pada awalnya

resistensi insulin belum menyebabkan diabetes klinis, dimana sel β pankreas

masih dapat mengkompensasi, sehingga terjadi hiperinsulinemia dengan kadar

glukosa darah masih normal atau sedikit meningkat. Kemudian bila sudah

terjadi kelelahan sel β pankreas, baru timbul DM klinis yang ditandai dengan

kadar gula darah yang meningkat. Penelitian Rao (2004) dalam Dalimunthe

(2008) menyebutkan 70% kejadian Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)

akan menjadi penderita DM dalam jangka 6-10 tahun kemudian. Oleh sebab

itu, diagnosis dini dan terapi awal yang efektif akan dapat memperlambat atau

mencegah berkembangnya menjadi DM dan komplikasi lainnya.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara

obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3

Medan yang merupakan faktor risiko berbagai penyakit degeneratif seperti

Diabetes Melitus.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara obesitas dengan

(17)

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula

darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengukur berat badan dan tinggi badan guru-guru SMP Negeri 3

Medan untuk penentuan obesitas dan non obesitas.

2. Mengukur kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan

pada kedua kelompok tersebut.

3. Menentukan batas terjadinya peningkatan kadar gula darah pada

guru-guru SMP Negeri 3 Medan pada kedua kelompok tersebut.

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni :

1.4.1. Bagi Dunia Pendidikan

Dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian-penelitian

selanjutnya.

1.4.2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Dapat menjadi bahan masukan untuk melakukan pencegahan terhadap

kejadian obesitas yang merupakan faktor risiko berbagai penyakit

degeneratif.

1.4.3. Bagi Masyarakat

a. Dapat menjadi masukan bagi pembaca tentang hubungan obesitas

dengan peningkatan kadar gula darah.

b. Dapat mempengaruhi pembaca untuk menjaga pola hidup sehat untuk

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas

2.1.1. Definisi

Obesitas merupakan keadaan patologis yang didefinisikan

sebagai peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal

dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh

(Dorland, 2002). Fauci, et al. (2009) menyatakan obesitas sebagai

kondisi dimana massa sel lemak berlebihan dan tidak hanya

didefinisikan dengan berat badan saja karena pada orang-orang

dengan masa otot besar dapat dianggap overweight tanpa

peningkatan sel-sel lemak.

Mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai

pengganti dipakai Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh

(IMT) yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan

kuadrat tinggi badan (dalam meter). Untuk usia lebih dari 20 tahun,

menurut kriteria World Health Organization (WHO) / International

Association for the Study of Obesity (IASO) / International Obesity

Task Force (IOTF) dalam The Asia-Pasific Perspective : Redefining

Obesity and Its Treatment (2000) seperti dikutip oleh Sugondo

(2007) untuk kawasan Asia Pasifik, obesitas ditentukan jika IMT >

25 (Tabel 2.1).

Namun pengunaan IMT untuk menentukan lemak tubuh tidak

terlalu akurat, karena untuk individu yang mempunyai massa otot

yang tinggi akan mempunyai IMT yang tinggi maka dapat digunakan

Body Fat Percentage/persentase lemak tubuh berdasarkan IMT,

untuk mengestimasi lemak tubuh seseorang (Gallagher, 2000).

Menurut Deurenberg (2000), rumus untuk memperkirakan

(19)

Lemak tubuh dewasa = (1.20 x IMT) + (0.23 x USIA) – (10.8 x

JENIS KELAMIN) – 5.4

Lemak tubuh anak = (1.51 x IMT) – (0.70 x USIA) – (3.6 x

JENIS KELAMIN) + 1.4

JENIS KELAMIN : Pria = 1 ; Wanita = 0 , dan hasil pengiraan

dinilai berdasarkan gambar dibawah :

Gambar 2.1 Klasifikasi Presentase Lemak tubuh Sesuai Usia (Sumber : Deurenberg, 2000)

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik

Klasifikasi

Normal 18,5-22,9 Sedang Meningkat

(20)

2.1.2. Etiologi dan Faktor Risiko

Menurut Sherwood (2001), obesitas terjadi jika, selama periode

waktu tertentu, kilokalori yang masuk melalui makanan lebih banyak

daripada yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh,

dan kelebihan energi tersebut disimpan sebagai trigliserida di

jaringan lemak. Sebagian faktor yang mungkin berperan adalah

a. Gangguan emosi dengan makan berlebihan yang menggantikan

rasa puas lainnya

b. Pembentukan sel-sel lemak dalam jumlah yang berlebihan

akibat pemberian makanan berlebihan

c. Gangguan pusat pengatur kenyang-selera makan (

satiety-appetite center) di hipotalamus

d. Kecenderungan herediter

e. Kelezatan makanan yang tersedia

f. Kurang berolahraga

Sedangkan menurut Fauci, et al. (2009), obesitas dapat

disebabkan oleh peningkatan masukan energi, penurunan

pengeluaran energi, atau kombinasi keduanya. Selain itu, Akumulasi

lemak tubuh berlebihan sangat dipengaruhi lingkungan, faktor

genetik, faktor sosial, dan kondisi ekonomi . Faktor genetik dianggap

menentukan kerentanan terhadap timbulnya obesitas, dan 30-50 %

variasi penyimpanan lemak tubuh total.

Penyebab sekunder obesitas dapat berupa kerusakan

hipotalamus, hipotiroid, Cushing’s syndrom, dan hipogonadisme.

Penggunaan obat-obatan juga dapat menimbulkan penambahan

berat badan seperti penggunaan obat antidiabetes (insulin,

sulfonylurea, thiazolidinepines), glukokortikoid, agen psikotropik,

mood stabilizers (lithium), antidepresan (tricyclics, monoamine

oxidase inibitors, paroxetine, mirtazapine) atau obat-obat anti

(21)

Insulin-secreting tumors juga dapat menimbulkan keinginan makan

berlebihan sehingga menimbulkan obesitas (Fauci, et al., 2009)

2.1.3. Komplikasi

Faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit

adalah kelebihan lemak viseral dan bukan lemak subkutan pada

tubuh. Mortalitas yang berkaitan dengan obesitas, terutama obesitas

sentral, sangat erat hubungan nya dengan sindrom metabolik.

Sindrom metabolik merupakan satu kelompok kelainan metabolik

yang, selain obesitas, meliputi resistensi insulin, gangguan toleransi

glukosa, abnormalitas trigliserida dan hemostasis, disfungsi endotel

dan hipertensi yang kesemuanya secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis dengan

manifestasi penyakit jantung koroner dan/atau stroke. Mekanisme

dasar bagaimana komponen-komponen sindrom metabolik ini dapat

terjadi pada seseorang dengan obesitas sentral dan bagaimana

komponen-komponen ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan

vaskular, hingga saat ini masih dalam penelitian (Sugondo, 2007).

2.2. Kadar Gula Darah 2.2.1. Definisi

Kadar gula darah (KGD) adalah jumlah kandungan glukosa

dalam plasma (Dorland, 2002).

2.2.2. Metabolisme Glukosa

Glukosa tidak dapat dimetabolisme lebih lanjut sebelum diubah

oleh reaksi ATP menjadi glukosa 6-fosfat. Reaksi ini dikatalis oleh

enzim heksokinase yang tidak spesifik dan juga oleh enzim

glukokinase yang spesifik di dalam hati. Reaksi ini, dalam arah

(22)

dikatalis oleh glukosa 6-fosfatase (Murray, Granner, Mayes, dan

Rodwell, 2003).

Glukosa dapat dikonversi menjadi glikogen untuk disimpan di

hati setelah diubah menjadi glukosa 6-fosfat. Glukosa yang tidak

dikonversi menjadi glikogen hati dapat dioksidasi menjadi glikogen

otot atau dikonversi menjadi lemak dan disimpan dalam depot-depot

lemak setelah melalui sirkulasi sistemik jaringan. Glikogen di dalam

hati berfungsi sebagai cadangan karbohidrat dan akan melepaskan

glukosa ke sirkulasi jika terjadi penurunan konsentrasi glukosa di

dalam darah. Glikogen otot dikonversi menjadi asam laktat oleh

glikolisis anaerob karena otot tidak memiliki enzim glukosa

6-fosfatase (Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell, 2003).

Oksidase glukosa atau konversi karbohidrat menjadi lemak dan

protein dapat melalui proses konversi Glukosa 6- fosfat, triosa fosfat,

dan fosfoenol piruvat kemudian diubah menjadi piruvat pada jalur

glikolitik Embden-Mayerhof untuk fosforilasi oksidatif. Selain itu,

jalur metabolisme oksidasi glukosa melalui jalur heksosa monofosfat

yang membentuk NADPH2 dan bukan NADH2. Fruktosa dan

galaktosa setelah mengalami fosforilasi oleh fruktokinase dan

galaktokinase akan memasuki jalur metabolisme karbohidrat yang

umum dengan pangkalan metabolisme umum pada siklus krebs

dimana residu karbon, protein, karbohidrat, atau lemak dapat

dioksidasi dengan melepaskan energi atau dikonversi dari bentuk

yang satu ke bentuk lainnya (Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell,

2003).

Dasar biokimia metabolisme glukosa dan hubungannya dengan

(23)

Gambar 2.2 Ringkasan Metabolisme Glukosa Pada Sel Mamalia. Glukosa 6- Fosfat diproduksi dari glukosa dan dapat dikonversi menjadi glikogen atau dimetabolisme melalui pentose-phosphate pathway. Glycerol-phosphate digunakan untuk sintesis triacylglycerol and phospholipid s. Acetyl-CoA dioksidasi melalui siklus krebs. Prekursor untuk sintesis asam lemak berupa glutamin dan aspartat diperoleh dari siklus ini 1. hexokinase/glucokinase; 2. pentose-phosphate pathway; 3 glycogen synthesis; 4 lactate dehydrogenase; 5. alanine aminotransferase; 6, pyruvate dehydrogenase; 7, ATP-citrate lyase; 8, fatty acid synthesis; 9, glutamine synthetase; 10, aspartate aminotransferase; 11, citrate synthetase.

(24)

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah

Kadar glukosa plasma pada suatu saat sangat ditentukan oleh

keseimbangan antara jumlah glukosa yang masuk ke dalam aliran

darah dan jumlah yang meninggalkannya. Oleh karena itu, penentu

utama masukan adalah dari diet; kecepatan pemasukan ke dalam sel

otot, jaringan adiposa, dan organ-organ lain; dan aktivitas

glukostatik hati. Lima persen dari glukosa yang dikonsumsi

langsung dikonversi menjadi glikogen di dalam hati, dan 30-40 %

dikonversi menjadi lemak. Sisanya dimetabolisme di otot dan

jaringan-jaringan lain. Pada waktu puasa, glikogen hati dipecah dari

hati untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Jika terjadi puasa

yang lebih panjang, glikogen hati habis dan terjadi glikoneogenesis

dari asam amino dan gliserol di dalam hati (Ganong, 2001).

Kadar gula darah juga bervariasi pada waktu-waktu tertentu

seperti pada kehamilan, saat menstruasi, dan pada pagi hari. Pada

pagi hari terjadi dawn phenomenon dimana terjadi peningkatan

kadar hormon glukagon, epinefrin, hormon pertumbuhan, dan

kortisol sebelum seseorang bangun. Pengeluaran hormon-hormon

antagonis terhadap insulin tersebut meningkatkan kadar gula darah

dengan merangsang pengeluaran glukosa dari hati dan menghambat

tubuh menggunakan glukosa. Penggunaan alkohol yang berlebihan

dapat menimbulkan hipoglikemia sebab alkohol menurunkan

pengeluaran glukosa oleh hati (Klapp, 2011).

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres seperti fisik

(trauma, pembedahan, panas, atau dingin hebat); fisiologis (olahraga

berat, syok perdarahan, nyeri); psikologis atau emosi (rasa cemas,

ketakutan, kesedihan); dan sosial (konflik pribadi, perubahan gaya

hidup) memicu pengeluaran hormon adrenalin dan kortisol yang

juga menyebabkan pelepasan glukosa hati sebagai respon

“fight-or-flight” untuk meningkatkan ketersediaan glukosa, asam amino, dan

(25)

Peningkatan kadar gula darah juga terjadi bila terjadi infeksi. Hal ini

penting untuk menjaga ketersediaan energi untuk pertahanan dalam

melawan agen penyebab infeksi.

2.2.4. Mekanisme Pengaturan Kadar Gula Darah

Sangatlah penting bagi tubuh untuk mempertahankan

konsentrasi glukosa darah karena secara normal, glukosa merupakan

satu-satunya bahan makanan yang dapat digunakan otak, retina,

epithelium germinal dari gonad. Sebaliknya, konsentrasi glukosa

darah perlu dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi karena glukosa

sangat berpengaruh terhadap tekanan osmotik cairan ekstraseluler,

dan bila konsentrasi glukosa meningkat sangat berlebihan akan dapat

menimbulkan dehidrasi seluler. Selain itu, sangat tingginya

konsentrasi glukosa dalam darah menyebabkan keluarnya glukosa

dalam air seni. Keadaan-keadaan tersebut menimbulkan diuresis

osmotik oleh ginjal, yang dapat mengurangi cairan tubuh dan

elektrolit (Guyton dan Hall, 2006).

Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam

darah adalah salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling

halus dan sangat berkaitan erat dengan hormon insulin dan

glukagon. Insulin mempunyai efek meningkatkan ambilan glukosa

di jaringan seperti jaringan adiposa dan otot. Sekresi hormon ini

dirangsang oleh keadaan hiperglikemi, kerja insulin ini disebabkan

oleh peningkatan transpor glukosa (GLUT 4) dari bagian dalam sel

membran plasma. Sedangkan kerja glukagon berlawanan dengan

kerja insulin, hormon glukagon menimbulkan glikogenolisis dengan

mengatifkan enzim fosforilase. Glukagon bekerja dengan

menghasilkan cAMP (Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell, 2003).

Hormon-hormon pankreas merupakan zat pengatur terpenting

dalam metabolisme bahan bakar normal. Namun, beberapa hormon

(26)

mereka dikaitkan dengan faktor-faktor di luar transisi antara keadaan

kenyang dan puasa. Efek hormon tiroid pada metabolisme

intermediat bermacam-macam. Hormon ini merangsang efek

anabolik dan katabolik serta laju metabolisme keseluruhan.

Hormon-hormon stres, efinefrin dan kortisol, keduanya meningkatkan kadar

glukosa dan asam lemak dalam darah.. Selain itu, kortisol dan

hormon pertumbuhan berperan penting dalam mempertahankan

kadar gula darah selama keadaan kelaparan jangka panjang

(Sherwood, 2001).

Gambar 2.3 Mekanisme Kerja Glukagon dan Insulin

(Sumber : Sherwood, 2001)

2.3.Hubungan Obesitas dengan Kadar Gula Darah

Penelitian Zhong, et al (2011) menunjukkan terjadi peningkatan kadar

trigliserida, pernurunan kadar kolesterol HDL, resistensi insulin, dan

(27)

peningkatan mRNA Lipopolysaccharides (LPS)-induced TNF-α factor

(LITAF) dan kadar protein seiring dengan peningkatan IMT mengindikasikan

hubungan paralel antara LITAF dan gangguan metabolik. Menurut penelitian

tersebut, LITAF teraktivasi pada pasien obesitas dan berperan terhadap

perkembangan obesitas yang menginduksi inflamasi dan resistensi insulin,

berdasarkan fakta bahwa LITAF berperan dalam proses inflamasi dalam

mengatur ekspresi dari TNF-α, IL-6 and MCP-1 yang mengakibatkan resistensi

insulin, dan TLR4, salah satu reseptor LITAF pada makrofag juga bisa

distimulasi oleh asam lemak bebas, yang dapat menimbulkan proses inflamasi

pada pasien obesitas.

Menurut Hotamisligil, et al (1995) dalam Zhong, et al (2011), LITAF

merupakan pengatur traskripsi TNF-α, yang seharusnya berperan pada

mekanisme imun terhadap infeksi. Gen LITAF terletak pada 16p13.13, dan

secara signifikan terdapat di limfa, kelenjar getah bening, dan leukosit darah

perifer. TNF-α adalah pemicu kuat adipositokinin proinflamasi seperti IL-6,

MCP-1, leptin dan PAI-1, dan hal ini sangat terlibat dalam proses inflamasi

pada pasien obesitas. Peningkatan TNF-α yang diobservasi pada jaringan

lemak pasien obes menunjukkan hubungan langsung timbulnya resistensi

insulin pada pasien obesitas.

Insulin berikatan dan beraksi terutama melalui reseptor insulin, dan juga

reseptor insulinlike growth factor–1 (IGF-1). Aksi insulin secara seluler

menimbulkan efek yang bervariasi pada jalur postreseptor dalam sel-sel target.

Resistensi insulin adalah gangguan respon biologis normal terhadap insulin

(Dorland, 2002). Menurut Lee, et al (2010) dalam Olatunbosun (2011),

obesitas adalah penyebab resistensi insulin tersering yang berhubungan dengan

penurunan jumlah reseptor dan kegagalan post-reseptor untuk mengaktivasi

tirosin kinase yang merupakan subunit b pada reseptor insulin yang teraktivasi

ketika insulin berikatan dengan sub unit a. Aktivasi kompleks ini akan

mengaktivasi autofosforilase dan aksi termediasi insulin untuk mengontrol

kadar gula darah. Kegagalan dalam penghantaran sinyal untuk meregulasi

(28)

puasa, impaired glucose tolerance (IGT), dan diabetes tipe 2 (Olatunbosun,

(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka

kerangka konsep pada penelitian ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

3.2. Definisi Operasional

Definisi Operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari

perbedaan persepsi dalam menginterpretasikan masing-masing variabel

penelitian. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

3.2.1. Obesitas

Obesitas adalah peningkatan massa sel lemak guru-guru SMP Negeri 3 Medan dari hasil perhitungan persentase lemak tubuh berdasarkan IMT

> 39 % untuk wanita usia 20-39 tahun dan > 25 % untuk pria usia 20-39

tahun dan pada wanita usia 40-59 tahun sebesar > 40% dan > 28%

untuk pria.

Cara ukur : Perhitungan IMT dengan rumus IMT =

Obesitas

Berat badan (kg) [Tinggi Badan]2 (m2)

Perhitungan Persentase Lemak tubuh / Body

(30)

% BF = (1.20 x IMT) + (0.23 x USIA) –

(10.8 x JENIS KELAMIN) – 5.4

JENIS KELAMIN : Pria = 1 ; Wanita = 0

Alat ukur : Timbangan , Meteran Tinggi Badan Hasil ukur : Obesitas

Usia 20-39 tahun : % BF > 39% (wanita) atau >

25 % (pria)

Usia 40-59 tahun : % BF > 40% (wanita) atau >

28% (pria)

Non Obesitas

Usia 20-39 tahun : % BF < 39% (wanita) atau <

25 % (pria)

Usia 40-59 tahun : % BF < 40% (wanita) atau <

28% (pria)

Skala Pengukuran : Skala Nominal

3.2.2. Kadar gula darah

Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah puasa.

Cara Ukur : Diukur dengan gluko meter digital dengan melakukan pengambilan sampel darah perifer

dengan menggunakan lancet.

Alat ukur : Gluko meter Digital

(31)

Meningkat

Kadar Gula Darah Puasa > 100 mg/dl

(Soegondo dan Gustavani, 2007)

Normal

Kadar Gula darah Puasa ≤ 100 mg/dl

Skala Pengukuran : Skala Nominal

3.3. Hipotesis

Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah ada

hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada

(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik observasional dan desain

studi Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan

obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3

Medan.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dilakukannya penelitian ini adalah di SMP Negeri 3

Medan. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juli 2011.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah guru-guru SMP

Negeri 3 Medan.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode

consecutive sampling, yaitu seluruh sampel yang datang dan

memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah

subjek penelitian terpenuhi.

Sampel yang akan diambil diuji menggunakan kriteria-kriteria

berikut:

Kriteria inklusi:

1. Guru-guru SMP Negeri 3 Medan usia 20- 59 tahun.

2. Bersedia untuk menjadi sampel penelitian dan mengisi Informed

Concent.

(33)

Kriteria Ekslusi:

1. Memiliki riwayat Diabetes Melitus/penggunaan obat anti diabetes

2. Memiliki riwayat penyakit pada pankreas dan hati

3. Memiliki riwayat gangguan hormonal seperti hormon pertumbuhan

dan tiroid

4. Berolahraga sebelum pemeriksaan dilakukan

5. Stress sebelum pemeriksaan dilakukan

6. Menggunakan alkohol sebelum pemeriksaan dilakukan

7. Sedang hamil dan menstruasi

4.3.3. Besar Sampel Penelitian

Besarnya sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan

rumus penentuan besar sampel untuk estimasi proporsi suatu populasi

terbatas (Wahyuni, 2009), sebagai berikut:

Keterangan:

n = Besar sampel minimum

Z1- α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

P = harga proporsi di populasi

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

N = Jumlah populasi

Perhitungan besar sampel secara kasar:

Z1- α/2 = 1,960

P = 0,5

d = 0,1

(34)

= 49,24 ~ 49 orang

Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa jumlah sampel penelitian

adalah minimal 49 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer

dan sekunder. Data primer penelitian ini adalah data guru obesitas yang

didapat melalui hasil pemeriksaan persentase lemak tubuh / Body Fat

kemudian dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa pada sampel yang

telah dipilih. Sedangkan data sekunder penelitian ini adalah data jumlah guru

SMP Negeri 3 Medan yang diperoleh dari SMP Negeri 3 Medan.

Sebelum data diukur, subjek penelitian yang diperiksa harus memenuhi

semua kriteria inklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Peneliti

akan meminta informed consent kepada semua sampel sebelum data diambil.

Semua subjek penelitian akan dijelaskan maksud dan tujuan penelitian,

kemudian diminta kesediaan untuk dilakukan pengukuran berat badan, tinggi

badan, kemudian ditentukan pasien obesitas atau tidak dengan melakukan

perhitungan % BF. Selanjutnya sampel diminta untuk berpuasa selama

minimal 8 jam sebelum dilakukan pengambilan darah untuk pengukuran

kadar gula darah keesokan harinya.

Untuk mengukur kadar gula darah puasa dilakukan dengan pengambilan

sampel darah perifer. Pertama-tama dilakukan desenfeksi dengan

menggunakan alkohol 96 % pada salah satu jari tangan sampel. Kemudian

dengan menggunakan hemolet, tusukkan lanset pada ujung jari sampel yang

sudah didesinfeksi tadi. Kemudian darah yang keluar diletakkan di atas test

card untuk ditentukan kadar gula darahnya dengan glukometer digital dan

bersihkan tangan subjek penelitian dengan kapas alkohol. Kemudian hasil

pemeriksaan dicatat dan dimasukkan pada lembar data untuk kemudian

(35)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Untuk mendapatkan hasil yang akurat, dibutuhkan pengolahan dan

analisis data secara tepat. Pada penelitian ini, data yang didapat akan diolah

dan kemudian dianalisis menggunakan program SPSS.

Setelah dilakukan validasi dan pengelompokan data penelitian yang

diperoleh, hasil pengamatan akan disusun dalam tabel 2x2 kemudian akan

digunakan uji hipotesis Chi Square.

Tabel 4.1. Tabel Cross Sectional

Persentase Lemak

Tabel 2 x 2 menunjukkan hasil pengamatan pada studi cross sectional.

Tabel 4.2. Rancangan uji hipotesis

No Ketentuan Rancangan

1 Variabel yang dihubungkan Variabel yang dihubungkan adalah

obesitas (kategorik) dengan

peningkatan kadar gula darah puasa

(kategorik)

2 Jenis hipotesis Komparatif

3 Uji satu arah/dua arah Dua arah

4 Masalah skala variabel Kategorik

5 Pasangan/tidak berpasangan Tidak berpasangan (independen)

6 Jenis tabel B x K 2 x 2

Kesimpulan: Jenis tabel pada soal ini adalah 2 x 2. Uji yang

(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri 3 Medan terletak di Jalan Pelajar No. 69, Kelurahan Teladan

Timur, Kecamatan Medan Kota, Kotamadya Medan, Propinsi

Sumatera Utara. Guru di SMP ini berjumlah 100 orang dengan rincian

68 orang guru pagi dan 32 orang guru siang. Berdasarkan teknik

pengambilan subjek penelitian, jumlah subjek penelitian adalah 51

orang. Jumlah subjek penelitian yang diekslusikan (loss to follow up)

pada penelitian ini adalah 14 orang (21,5%) dari 65 subjek penelitian.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden 5.1.2.1. Usia

Subjek penelitian ini terdiri atas para guru berusia 20-59

tahun. Berikut merupakan sebaran subjek penelitian berdasarkan usia :

Tabel 5.1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

20-29 2 3.9

30-39 4 7.8

40-49 29 56.9

50-59 16 31.4

Total 51 100.0

Persentase terbesar subjek penelitian sebanyak 45 orang (56,9%)

berusia 40-49 tahun dan terkecil sebanyak 2 orang (7,8%) berusia

(37)

5.1.2.2. Jenis Kelamin

Tabel 5.2. Distribusi Subjek penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Laki-Laki 9 17.6

Perempuan 42 82.4

Total 51 100.0

Data menunjukkan subjek penelitian ini terdiri atas 9 orang

guru laki-laki (17.6%) dan 42 orang guru perempuan (82,4%).

5.1.2.3. Suku Bangsa

Tabel 5.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Suku Bangsa

Data menunjukkan bahwa 40 orang (78,4%) sampel berasal

dari suku bangsa batak. Jumlah tersebut adalah jumlah suku

terbanyak dari total sampel.

Suku Bangsa Jumlah (Orang) Persentase (%)

Aceh 2 3.9

Batak 40 78.4

Jawa 4 7.8

Mandailing 1 2.0

Melayu 1 2.0

Minang 2 3.9

Nias 1 2.0

(38)

5.1.3. Berat Badan, Tinggi Badan, dan Obesitas 5.1.3.1. Berat Badan

Tabel 5.4. Deskripsi Berat Badan Subjek penelitian

Karakteristik Berat Badan Nilai (kg)

Nilai Minimum 45

Data menunjukkan dari 51 subjek penelitian, berat badan

terendah adalah 45 kg dan tertinggi adalah 105 kg. Rata-rata berat

badan subjek penelitian ini adalah 66,33 kg dengan standar deviasi

12,86.

5.1.3.2. Tinggi Badan

Tabel 5.5. Deskripsi Tinggi Badan Subjek penelitian

Karakteristik Tinggi Badan Nilai (cm)

Nilai Minimum 139.0

Deskripsi tinggi badan dari 51 subjek penelitian adalah

terendah 139 cm dan tertinggi adalah 170,2 cm. Rata-rata tinggi badan

(39)

5.1.3.3. Obesitas

Tabel 5.6. Klasifikasi Persentase Lemak Tubuh Subjek Penelitian

Klasifikasi PLT Jumlah (Orang) Persentase (%)

Non Obesitas 34 66.7

Obesitas 17 33.3

Jumlah 51 100.0

Dari penelitian diketahui angka kejadian obesitas berdasarkan

perhitungan persentase lemak tubuh (PLT) adalah 17 orang (33,3 %)

dari 51 subjek penelitian. Sedangkan subjek penelitian dengan PLT

underfat, healthy, dan overfat diklasifikasikan sebagai subjek non

obesitas pada penelitian ini berjumlah 34 orang (66,7 %).

Tabel 5.7. Klasifikasi PLT Berdasarkan Usia Subjek Penelitian

Usia

(tahun)

Persentase Lemak Tubuh

Total Obesitas Non Obesitas

20-29 0 (0%) 2 (3.9%) 2 (3.9%)

30-39 1 (2.0%) 3 (5.9%) 4 (7.8%)

40-49 11 (21.6%) 18 (35.3%) 29 (56.9%)

50-59 5 (9.8%) 11 (21.6%) 16 (31.4%)

Total 17 (33.3%) 34 (66.7%) 51 (100.0%)

Dari penelitian diketahui angka kejadian obesitas berdasarkan

usia dan perhitungan persentase lemak tubuh (PLT) adalah tertinggi

(40)

Tabel 5.8. Klasifikasi PLT Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek

Penelitian

Jenis Kelamin Persentase Lemak Tubuh

Total Obesitas Non Obesitas

Laki-Laki 3 (5.9%) 6 (11.8%) 9 (17.6%)

Perempuan 14 (27.5%) 28 (54.9%) 42 (82.4%)

Total 17 (33.3%) 34 (66.7%) 51 (100.0%)

Dari penelitian diketahui angka kejadian obesitas berdasarkan

jenis kelamin dan perhitungan persentase lemak tubuh (PLT) lebih

tinggi pada perempuan yaitu sebanyak 14 orang (27,5%)

dibandingkan laki-laki sebanyak 3 orang (5,9%).

5.1.4. Kadar Gula Darah Puasa

Tabel 5.9. Deskripsi Kadar Gula Darah Puasa Subjek penelitian

Karakteristik KGD Puasa Nilai (mg/dl)

Nilai Minimum 64

Nilai Maksimum 220

Mean 105.92

Standar Deviasi 24.130

Data menunjukkan dari 51 subjek penelitian kadar gula darah

(KGD) puasa terendah adalah 64 mg/dL dan tertinggi adalah 220

mg/dL. Rata-rata KGD puasa subjek penelitian ini adalah 105,92

mg/dL dengan standar deviasi 24.13.

KGD puasa dinyatakan meningkat apabila hasil pemeriksaan

gula darah puasa > 100 mg/dL. Berikut merupakan distribusi

(41)

Tabel 5.10. Distribusi Peningkatan Kadar Gula Darah Subjek

penelitian Penelitian

KGD Jumlah (Orang) Persentase (%)

Normal 20 39.2

Meningkat 31 60.8

Total 51 100.0

Data menunjukkan terjadi peningkatan KGD puasa pada subjek

penelitian sebanyak 31 orang (60.8 %).

Tabel 5.11. Klasifikasi KGD Berdasarkan Usia Subjek Penelitian

Usia

Dari penelitian diketahui angka tertinggi kejadian peningkatan

kadar gula darah berdasarkan usia adalah pada kelompok umur 40-49

tahun yaitu 20 orang (39,2 %).

5.1.5. Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah

Tabel 5.12..Kejadian Obesitas dan Kejadian Peningkatan Kadar Gula

(42)

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada subjek penelitian

dengan berat badan normal sebanyak 18 orang dimana 16 orang

mengalami peningkatan KGD. Pada subjek penelitian yang

mengalami obesitas ditemukan peningkatan kadar gula darah pada 15

orang subjek penelitian dan KGD normal pada 2 orang subjek.

Pada hasil uji Chi-Square, didapat nilai p value adalah 0,005.

Confidence interval yang digunakan adalah 95%. Karena faktor

peluang kurang dari 5% (α = 0,05), maka hasil ini bermakna jika nilai

p<α (p = 0,005) yang berarti terdapat hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah.

5.2. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI (2003) dalam Desky (2011)

di 12 kota besar di Indonesia memperlihatkan bahwa 3,7% penduduk

menderita obesitas. Dari penelitian ini didapatkan bahwa sejumlah 17 orang

(33,3 %) mengalami obesitas dari 51 subjek penelitian (Tabel 5.6.) dan 42

% subjek yang mengalami obesiatas adalah perempuan (Tabel 5.2.).

Tingginya persentase ini mungkin terjadi karena tingginya jumlah subjek

penelitian berusia 40-49 tahun sebanyak 56.9% (tabel 5.1.). Hal ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI (2003) dalam

Desky (2011) di 12 kota besar di Indonesia yang menyatakan bahwa

obesitas mencapai puncaknya pada kelompok umur 40-49 tahun dengan

hasil penelitian kejadian obesitas terjadi pada 23,0% pada laki-laki dan

43,0% pada wanita.

Umur merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah pada kejadian

obesitas. Kantachuvessiri et al. (2005) menyatakan bahwa pada umur 40-59

tahun seseorang cenderung obesitas dibandingkan dengan umur yang lebih

muda. Hal ini diduga karena lambatnya metabolisme, kurangnya aktivitas

fisik, dan frekuensi konsumsi pangan yang lebih sering. Selain itu, orang tua

(43)

Pada penelitian lain disebutkan bahwa prevalensi obesitas umum dan

obesitas sentral lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki

(Al-Riyami&Afifi 2003;Martins&Marinho 2003; Gutierrez-Fisac et al.

2004; Yoon et al. 2006). Sonmez et al (2003) menyatakan bahwa obesitas

sentral lebih umum dijumpai pada perempuan. Tingginya prevalensi

obesitas pada perempuan menunjukkan bahwa kelebihan lemak pusat lebih

banyak terdapat pada perempuan (Misra et al. 2001). Janghorbani et al.

(2007) menyatakan bahwa tingginya prevalensi obesitas sentral pada

perempuan dibandingkan dengan laki-laki karena adanya perbedaan tingkat

aktivitas fisik dan asupan energi pada laki-laki dan perempuan. Seiring

dengan bertambahnya umur dan efek menopause, pada perempuan akan

terjadi peningkatan kandungan lemak tubuh, terutama distribusi lemak

tubuh pusat (Chang et al. 2000).

Insidens obesitas bervariasi pada ras atau suku bangsa tertentu

dikarenakan variasi gen uncoupling protein yang berpengaruh terhadap

perbedaan keluaran energi dan obesitas pada berbagai ras (Asiah, 2009).

Dari penelitian ini, sebagian besar subjek (78,4 %) merupakan suku bangsa

batak (Tabel 5.3). Sementara pada penelitian Desky (2011) di Posyandu

Lansia Wilayah Kerja Puskesmas PB Selayang II Kecamatan Medan

Selayang dengan total subjek 100 orang, suku terbanyak adalah suku

bangsa Jawa (40,6 %). Hal ini dapat berbeda karena perbedaan lokasi

penelitian dan belum ada penelitian lebih lanjut tentang hubungan

perbedaan suku bangsa dengan obesitas di Indonesia.

Dari hasil analisis data penelitian (Tabel 5.12.), didapatkan bahwa

terdapat hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah (p <

0,05). Penelitian yang dilakukan Aryana, Kuswardhanil, Suastika, dan

Santoso (2011) pada 23 orang subjek penelitian yang mengalami obesitas

juga menyatakan terjadi peningkatan rerata kadar gula darah puasa pada

pasien dengan obesitas sentral.

Namun pada penelitian Amsriza (2007) hasil analisis regresi untuk

(44)

bermakna antara obesitas dengan kadar gula darah. Tidak adanya hubungan

pada penelitian tersebut dipengaruhi oleh adanya kebiasaan olahraga dan

pola konsumsi makanan pada subjek penelitian, sementara pada penelitian

ini tidak dilakukan analisis terhadap kebiasaan tersebut. Perbedaan usia

subjek penelitian, cara pemeriksaan dan metode klasifikasi juga

berpengaruh terhadap perbedaan hasil penelitian ini. Pada penelitian ini

dilakukan pengklasifikasian obesitas berdasarkan perhitungan persentase

lemak tubuh (PLT).

Penelitian ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan penelitian ini adalah metode pengklasifikasian obesitas

berdasarkan persentase lemak tubuh yang lebih menggambarkan deposisi

lemak dibandingkan jika klasifikasi berdasarkan IMT. Namun, kurangnya

penelitian tentang rumus persentase lemak tubuh untuk asia menyebabkan

penelitian ini masih menggunakan rumus persentase lemak tubuh eropa.

Kekurangan dalam penelitian ini salah satunya terletak pada

aplikasinya. Penyebab obesitas adalah multifaktorial, dan pada penelitian

tidak dinilai berbagai penyebab dan faktor risiko timbulnya obesitas. Selain

itu, penelitian ini hanya melibatkan satu instansi untuk mempersempit

lapangan penelitian, hal ini dapat menyebabkan keterbatasan aplikasi karena

ada kemungkinan penelitian pada lokasi lain akan memberikan hasil yang

berbeda disebabkan adanya pengaruh faktor lain. Namun sejauh ini hasil

penelitian ini masih menunjukkan hasil yang sesuai dengan

(45)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dari

penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Subjek penelitian terbanyak berusia 40-49 tahun dengan jenis kelamin

terbanyak adalah perempuan dan sebagian besar berasal dari suku

bangsa batak.

2. Pada subjek penelitian guru-guru SMP Negeri 3, jumlah subjek non

obesitas lebih tinggi dibanding obesitas.

3. Subjek penelitian yang mengalami obesitas terbanyak berusia 40-49

tahun dan berjenis kelamin perempuan.

4. Terjadi peningkatan kadar gula darah pada sebagian besar subjek

penelitian dan usia terbanyak terjadinya peningkatan KGD adalah pada

rentang 40-49 tahun.

5. Pada subjek penelitian yang mengalami obesitas ditemukan

peningkatan kadar gula darah pada sebagian besar subjek.

6. Terdapat hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula

darah berdasarkan analisa data dengan uji Chi-Square.

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang

mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian

ini. Adapun saran tersebut, yaitu:

1. Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan metode pemeriksaan kadar

gula darah yang lebih akurat yaitu dengan pengambilan subjek

(46)

2. Jumlah subjek penelitian yang sedikit mempengaruhi hasil ketepatan

penelitian, sehingga untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya jumlah

subjek penelitian diperbanyak.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi peningkatan kadar gula darah selain obesitas.

4. Perbedaan karakteristik subjek penelitian akan mempengaruhi hasil

pemeriksaan. Oleh sebab itu, sebaiknya subjek penelitian yang diteliti

memiliki karakteristik usia dan jenis kelamin yang sama untuk

menghindari bias karena faktor lain yang mempengaruhi obesitas.

5. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan hormonal kepada subjek penelitian

sehingga dapat lebih akurat dalam mengeklusikan subjek dengan

masalah hormon yang dapat mempengaruhi kadar gula darah.

6. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menemukan rumus Body Fat

Percentage/Persentase lemak tubuh berdasarkan IMT khusus untuk

orang Asia sehingga lebih akurat untuk mengestimasi lemak tubuh

seseorang.

7. Interpretasi hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa hendaknya dapat

dijadikan acuan merujuk subjek penelitian untuk melakukan

pemeriksaan lebih lanjut terkait dengan risiko menderita diabetes

melitus.

8. Konseling untuk memperbaiki pola hidup terutama diet dan olahraga

hendaknya dilakukan setelah penelitian sehingga subjek penelitian

dapat mencegah dan mengurangi risiko terjadinya penyakit

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia , 307.

Al-Riyami, A., dan Afifi, M., 2003. Prevalence and Correlates of Obesity and

Central Obesity Among Omani Adults. Dalam : Saudi Med J Volume

24:641-646. Available from :

Accessed

5 November 2011]

Amsriza, F. R., 2007. Pengaruh Obesitas terhadap Tekanan Darah dan Kadar

Glukosa Darah pada Lansia. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

Available from :

Accesed

25 March 2011]

Andreas, 2010. Gambaran Pengetahuan Siswa SMA Methodist-2 Kota Medan

Tahun 2010 tentang Faktor Risiko Penyebab Obesitas, Universitas

Sumatera Utara. Available from :

Accesed 31 March

2011]

Aryana, I. G. P. S., Kuswardhani, R. A. T., K Suastika2, dan Santoso, A., 2011.

Korelasi Antara Obesitas Sentral dengan Adiponektin pada Lansia dengan

Penyakit Jantung Koroner. Dalam : Jurnal Penyakit Dalam Volume 12

Nomor 2 Mei 2011. Available fom :

[Accessed 5 November

2011]

Asiah, N., 2009. Peran Genetik pada Penurunan Berat Badan. Dalam : Majalah

(48)

[Accessed 5 November 2011]

Chang, C.J., Wu, C.H., Yao, W.J., Yang, Y.C., Wu, J.S., dan Lu, F.H., 2000.

Relationships of Age, Menopause And Central Obesity On Cardiovascular

Disease Risk Factors In Chinese Women. Dalam : International Journal of

Obesity Volume 24 : 1699-1704. Available from :

Accessed 5

November 2011]

Chastanti, I., 2009. Pola Multifaktor Sidik Jari pada Penderita Obesitas di

Daerah Medan dan Sekitarnya. Universitas Sumatera Utara.Available from

: Accesed 31 March

2011]

Dalimunthe, A. S., 2008. Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa pada

Kelompok yang Berisiko Tinggi DM Tipe 2 di Kota Medan . Departemen

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Available from :

[Accesed 27 May 2011]

Desky. 2011. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Obesitas Lansia Di

Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas PB Selayang II Kecamatan

Medan Selayang Tahun 2011. Universitas Sumatera Utara . Available fom :

Accessed 5

Desember 2011]

Deurenberg, P., Deurenberg-Yap,M., Schmidt,G., dan Staveren, W. A. V.,

2000. The Paradox of Low Body Mass Index and High Body Fat Percentage

among Chinese, Malays and Indians in Singapore. Dalam : International

Journal of Obesity Volume 24 Number 8 : 1011-1017. Available from :

Accessed 4

(49)

Dorland, W.A N., 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC.

Fauci,A. S., et al., 2009. Obesity. In : Harisson’s Manual Of Medicine 17th

Edition . USA : The McGraw-Hill Companies, 939

Gallagher, D., Heymsfield, S., Heo, M., Jebb, S., Murgatroyd, P., dan Sakamoto,

Y., 2000. Healthy Percentage Body Fat Ranges: An Approach For

Developing Guidelines Based On Body Mass Index, Am J Clin Nutr72 (3):

694–701 Available from:

[Accessed 4 May 2011]

Ganong, W., 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : EGC ,

280-281.

Gutierrez-Fisac, J. L., Lopez, E., Banegas, J.R., Graciani, A., dan

Rodriguez-Artalejo. F., 2004. Prevalence of Overweight and Obesity in Elderly People

In Spain. Dalam : Obesity Volume 12:710-715. Available from :

Accessed

5 November 2011]

Guyton, A. C., dan Hall, J. E., 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.

Jakarta : EGC, 1022.

Imam, S., 2005. Obesitas Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan. Medan :

Universitas Sumatera Utara.

Janghorbani, M., et al., 2007. First Nationwide Survey of Prevalence of

Overweight, Underweight, and Abdominal Obesity in Iranian Adults.

Dalam : Obesity Volume 15 : 2797- 2808. Available fom :

[Accessed 5 November 2011]

Kantachuvessiri, A., Sirivichayakul, C., KaewKungwal, J., Tungtrongchitr, R.,

dan Lotrakul, M., 2005. Factors associated with obesity among workers in a

(50)

Tropical Medicine Public Health Volume 36 : 1057-1065. Available from :

Accessed 5 November

2011]

Klapp, E. A., 2011. Few Factors That Affect Your Blood Glucose Normal

Levels. The Diabetes Club. Available from:

Accessed 4

May 2011]

Martins, .I. S., dan Marinho, S. P., 2003. The Potential of Central Obesity

Antropometric Indicators As Diagnostic Tools. Dalam : Rev Saúde Pública.

Volume 37 Nomor 6. Available from :

Accessed 5 November

2011]

Misra, A., Pandey, R.M., Devi , J.R., Sharma, R., Vikram , N.K., dan Khanna, N.,

2001. High Prevalence Of Diabetes, Obesity and Dyslipidemia in Urban

Slum Population in Northern India. Dalam : International J ournal of

Obesity Volume 25 : 1722-1729. Available fom :

Accessed 5

November 2011]

Murray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P. A., dan Rodwell, V. W., 2003. Biokimia

Harper Edisi 25. Jakarta : EGC, 195-205.

Olatunbosun, S. T., 2011. Insulin Resistance Overview. Available from :

Accesed

2 May 2011]

Pi-Sunyer., 2000. Overnutrition and Undernutrition as Modifiers of Metabolic

Processes In Disease States. Dalam : American Journal Clinical Nutr ion

Volume 72 Nomor 2 : 533-7. Available fom :

(51)

Sherwood, L,. 2001. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta :

EGC, 595-677.

Soegondo, S., dan Gustavani, R., 2007. Sindrom Metabolik. Dalam : Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD

FKUI, 1849.

Sonmez K, et al., 2003. Which Method Should be Used to Determinate the

Obesity in Patients with Coronary Artery Disease? (Body Mass Index,

Waist Circumference or Waist-Hip Ratio). Dalam : International Journal

Obese Relaedt Metabolic Disorder Volume 27: 341-346. Available fom :

Accessed 5

November 2011]

Sugondo, S., 2007. Obesitas. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III

Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FKUI, 1919-1923.

Wahyuni, A.S., 2009. Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoea

Communication.

WHO. 2000. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Dalam :

Report of a WHO Consultation. Geneva Switzerland.. Available fom :

Accessed 5 November

2011]

Yoon , Y.S. , Oh, S.W, dan Park, H.S., 2006. Socioeconomic Status in Relation to

Obesityand Abdominal Obesity in Korean Adults : A Focus On Sex

Differences. Dalam : Obesity Volume 14 : 909-919.

Zhong, J. Z., Zhe, D., dan Cheng, X. Y., 2011. A New Tumor Necrosis Factor

(TNF)-Α Regulator, Lipopolysaccharides- Induced TNF-α Factor, is

Associated with Obesity and Insulin Resistance. Dalam : Chinese Medical

Journal Volume 124 No. 2, China : 177-182. Available from :

(52)

Lampiran 1

DATA RIWAYAT HIDUP

Nama : Noviari Liara Justitia

Tempat/Tanggal Lahir : Bengkulu, 13 November 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl. dr. Sumarsono No. 5 Kompleks USU , Medan

Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1996 lulus Taman Kanak-Kanak Raudathul

Atfal Argamakmur Bengkulu Utara

2. Tahun 2002 lulus Sekolah Dasar Negeri 23

Argamakmur Bengkulu Utara

3. Tahun 2005 lulus Sekolah Menengah Pertama Negeri

1 Argamakmur Bengkulu Utara

4. Tahun 2008 lulus Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Bengkulu

Riwayat Pelatihan : 1. Smart Soul Training PHBI FK USU 2009

2. Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa

(LAKI-LAKIMM) Lokal ISMKI - PEMA FK USU

2010

3. Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa

(LAKI-LAKIMM) Wilayah I ISMKI 2010

4. Basic Training (Latihan Kader 1) HMI Cabang

Medan 2010

5. Intermediate Training (Latihan Kader II) HMI

(53)

Riwayat Organisasi : 1. Pengurus Divisi Kreativitas Kemahasiswaan Panitia

Hari Besar Islam Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara Periode 2009-2010

2. Pengurus Divisi Eksternal BEM PEMA FK USU

Periode 2009-2010

3. Wakil Sekertaris Umum Bidang Penelitian

Pengembangan dan Pembinaan Anggota (PPPA)

Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Periode

2009-2010

4. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam

Komisariat Fakultas Kedokteran Universitas

(54)

Lampiran 2

PENELITIAN HUBUNGAN OBESITAS DENGAN PENINGKATAN KADAR GULA DARAH PADA GURU-GURU SMP NEGERI 3 MEDAN

INFORMED CONSENT

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Selamat siang kepada Bapak/Ibu sekalian.

Peneliti : Noviari Liara Justitia

NIM : 080100071

Fak/Jurusan : Kedokteran / Pendidikan Dokter

Saya selaku mahasiswa dan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas

dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan.

Melalui penelitian ini, Bapak/Ibu dapat mengetahui apakah Bapak/Ibu mengalami

obesitas dan berapa kadar gula darah Bapak/Ibu.

Sebelum dilakukan pengukuran kadar gula darah, terlebih dahulu akan diukur

berat badan dan tinggi badan Bapak/Ibu. Sebelum pemeriksaan Bapak/Ibu

melakukan puasa minimal 8 jam yaitu mulai dari jam 10 malam sampai diambil

darah untuk pemeriksaan kadar gula darah. Adapun cara mengukur kadar gula

darah adalah dengan mengambil sedikit darah pada ujung jari yang diletakkan di

atas test card dan konsentrasi kadar gula darah akan dibaca dengan menggunakan

glukometer digital. Cara ini dijamin aman dan tidak akan menyakitkan Bapak/Ibu.

(55)

Oleh karena itu, peneliti meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi

sampel penelitian dan disertakan dalam data penelitian. Adapun data individu

dalam penelitian ini tidak akan dipublikasikan.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur / Jenis Kelamin : Pekerjaan :

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK* untuk menjadi sampel penelitian

“Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan” dandisertakan ke dalam data penelitian

Medan, 2011

Penulis Yang membuat pernyataan

(Noviari Liara Justitia) (………)

(56)
(57)

Lampiran 5

DATA INDUK SUBJEK PENELITIAN

(58)

*Sampel Yang Terekslusi

52. * Perempuan 44 Pegawai Batak 55 148 34.852 99

53. * Laki-laki 43 Pegawai Batak 80 168.2 27.614 105

54. * Laki-laki 43 Pegawai Jawa 58 168 18.338 282

55. * Laki-laki 51 Guru Batak 56 168.8 19.35 115

56. * Laki-laki 45 Guru Batak 73 162.3 27.51 133

57. * Laki-laki 43 Guru Batak 70 163 25.38 133

58. * Perempuan 50 Pegawai Batak 52 149 34.2 133

59. * Laki-laki 38 Guru Batak 82 172.2 25.78 263

60. * Perempuan 41 Guru Nias 59 150 35.494 273

61. * Perempuan 51 Guru Minang 55 151.9 35.27 200

62. * Laki-laki 55 Guru Batak 76 175 26.222 90

63. * Perempuan 49 Guru Batak 62 153 37.57 186

64. * Laki-laki 49 Guru Batak 64 162 24.2 86

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan
Gambar 2.2 Ringkasan Metabolisme Glukosa Pada Sel Mamalia. pentose-phosphate pathway; Glukosa 6- Fosfat diproduksi dari glukosa dan dapat dikonversi menjadi glikogen atau dimetabolisme  melalui  pentose-phosphate pathway
Gambar 2.3  Mekanisme Kerja Glukagon dan Insulin
Tabel 4.1. Tabel Cross Sectional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai kadar gula darah sewaktu pada dewasa obesitas dan non obesitas di Kecamatan Jebres Kota Surakarta.. Penelitian ini

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, LEMAK, PROTEIN, DAN KARBOHIDRAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA LANSIA OBESITAS DI DESA BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU, KARANGANYAR, JAWA TENGAHi. Skripsi

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna yang lemah antara kadar gula darah puasa dengan obesitas pada remaja.. Kadar gula darah

Subjek dengan berat badan yang masuk kriteria obesitas tidak di pakai, karena obesitas mempegaruhi kadar gula darah seseorang dan akan mempengaruhi juga aktivitas fisik

Didapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan dengan peningkatan kadar gula pada klien Diabetes Melitus, dimana responden yang kadar gula dalam darahnya &gt;200

Sedangkan pada kelompok responden obesitas telah terjadi peningkatan kadar gula darah sebanyak 20% TGT dan tidak satupun dari kelompok obesitas maupun overweight yang

gula darah puasa berdasarkan IMT Pada tabel 17 dapat dilihat, dari 23 orang yang menjadi responden , didapatkan responden yang diabetes mellitus sebanyak 2 orang dengan

Berdasarkan teori, didapatkan H1 yaitu ada hubungan antara semua ibu hamil yang mengalami obesitas dengan kadar gula darah yang rendah pada bayi baru lahir.. Sedangkan,