HUBUNGAN OBESITAS DENGAN
PENINGKATAN KADAR GULA DARAH
PADA GURU-GURU SMP NEGERI 3 MEDAN
OLEH:
NOVIARI LIARA JUSTITIA
080100071
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN
PENINGKATAN KADAR GULA DARAH
PADA GURU-GURU SMP NEGERI 3 MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH:
NOVIARI LIARA JUSTITIA
080100071
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan
Nama : Noviari Liara Justia NIM : 080100071
Pembimbing Penguji
(dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes) (dr. T. Siti Harilza Zubaidah, Sp. M) NIP. 19731015 200112 200 2 NIP. 19760422 2005 01 2 002
( dr. Muara P. Lubis, Sp. OG) NIP. 19751023 200812 1 001
(dr. Sri Amelia, M.kes) NIP. 19740913 2003 12 2 001
Medan, 10 Januari 2012
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Latar Belakang : Obesitas adalah keadaan patologis sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh dengan peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik. Perubahan dalam gaya hidup, terutama di perkotaan, menimbulkan masalah gizi berlebih atau obesitas. Di Kota Medan, Pada kelompok sosial menengah-atas pada tahun 2002-2003 prevalensi obesitas sebesar 10,3%. Obesitas yang berupa peningkatan lemak tubuh ini menimbulkan kecenderungan penurunan aksi insulin pada jaringan sasaran yang menimbulkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Hal inilah yang akan dibuktikan pada penelitian ini.
Metode : Desain penelitian ini adalah analitik cross-sectional. Subjek penelitian adalah 51 orang guru yang sebelumnya telah berpuasa selama minimal 8 jam. Subjek penelitian berusia 20-59 tahun diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling. Keseluruhan subjek penelitian yang telah memenuhi syarat dan telah menandatangani persetujuan akan dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, persentase lemak tubuh, dan pengukuran kadar gula darah (KGD). Selanjutnya data akan dianalisis dengan program SPSS.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan
Hasil : Pada 17 orang subjek penelitian yang mengalami obesitas ditemukan peningkatan kadar gula darah pada 15 orang dan KGD normal pada dua orang subjek penelitian. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan nilai p value sebesar 0,005 dengan interpretasi lebih kecil dari nilai α (0,05).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan peningkatan kadar gula darah dipengaruhi oleh obesitas berdasarkan persentase lemak tubuh.
ABSTRACT
Background : Obesity is a pathological condition as a result of excessive fat accumulation in the body with weight gain that exceeds the limit of skeletal and physical requirements. Changes in lifestyle, especially in urban areas, lead to nutritional problems or obese. In the city of Medan, the middle-upper social group, the prevalence of obesity 2002-2003 was 10.3%. Obesity include increased body fat raises insulin action on the declining trend in target tissues that give rise to increased levels of glucose in the blood. This will be evidenced in this study.
Methods : The study design was cross-sectional analytic. Research subjects were 51 teachers who have previously been fasting for at least 8 hours. Research subjects aged 20-59 years was taken by using a consecutive sampling method. The overall research subjects who are qualified and have signed agreements will be measured their weight, height, body fat percentage, and the measurement of blood glucose levels. Furthermore, the data will be analyzed with the SPSS program.
Objective : The purpose of this study was to examine the association of obesity with increased blood sugar levels in teachers of SMP Negeri 3 Medan
Results: From 17 obese subjects were found 15 people have elevated blood glucose level and two people have normal blood glucose level. Based on Chi-Square test obtained values of 0.005 with p value less than the interpretation of α (0.05).
Conclusion : From these results we can conclude the increase in blood sugar levels are affected by obesity based on body fat percentage.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian berjudul
“Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan”. Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas
Sumatera Utara.
Penelitian ini terlaksana berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak,
terutama pembimbing dan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK)
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) yang telah banyak
memberi masukan saran demi kesempurnaan pelaksanaan penelitian.
Ucapan terima kasih saya tujukan kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah
Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan FK USU.Kepada dr. Mutiara Indah Sari ,
M.Kes sebagai pembimbing dan dr. Vita Camelia, Sp. KJ selaku dosen Penasihat
Akademik yang telah memberikan petunjuk, arahan, dan masukan dalam
melaksanakan langkah-langkah penyusunan penelitian ini.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada dosen penguji dr.T. Siti Harilza
Zubaidah, Sp. M, dr. Sri Amelia,M.Kes dan dr. Muara P. Lubis, Sp.OG yang telah
memberikan banyak masukan dalam perbaikan karya tulis ini.
Terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak SMP Negeri 3 Medan. Ibu
Nurhalimah Sibuea S.Pd , M.Pd selaku kepala sekolah yang telah memberikan
izin menggunakan lokasi penelitian dan senantiasa mendukung peneliti di
lapangan dalam pengumpulan data. Terima kasih kepada seluruh subjek penelitian
yaitu seluruh bapak/ibu guru SMP Negeri 3 Medan yang telah bersedia
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Terima kasih kepada keluarga terutama kedua orang tua saya ayahanda
Habi Bakri , S.Kep, ibunda Miskaryati, SKM, serta adik saya Dwi Jukamia Bakri
yang selalu memotivasi untuk studi saya. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
serta sahabat, dan teman-teman saya Sofyan Andri, Ardianto O. M.
HMI, serta adik-adik stambuk 2011 yang telah memberikan saran, bantuan dan
turut berpartisipasi mulai dari proses pembuatan proposal, pengambilan data
hingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya sampaikan kepada yayasan
serta donatur Karya Salemba Empat (KSE), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
dan rekan-rekan paguyuban KSE USU yang senantiasa memberikan dukungan
baik secara moril maupun materil hingga studi saya dapat diselesaikan. Terima
kasih atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi salah satu penerima
beasiswa ini..
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah
ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, 10 Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Obesitas... 4
2.2.2 Metabolisme Glukosa... 7
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah... 10
2.2.4 Mekanisme Pengaturan Kadar Gula Darah... 11
2.3. Hubungan Obesitas dengan Kadar Gula Darah ... 12
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian ... 22
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22
5.1.2.1. Usia ... 22
5.1.2.2. Jenis Kelamin ... 23
5.1.2.3. Suku Bangsa... 23
5.1.3. Berat Badan, Tinggi Badan, dan Obesitas ... 24
5.1.3.1.Berat Badan ... 24
5.1.3.2.Tinggi Badan ... 24
5.1.3.3.Obesitas ... 25
5.1.4. Kadar Gula Darah Puasa ... 26
5.1.5. Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah... ... 27
5.2. Pembahasan ... 28
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 31
6.2. Saran ... 31
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan
Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik ... 5
Tabel 4.1. Tabel Cross Sectional ... 21
Tabel 4.2. Rancangan uji hipotesis ... 21
Tabel 5.1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 22
Tabel 5.2. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin... 23
Tabel 5.3. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Suku Bangsa... 23
Tabel 5.4. Deskripsi Berat Badan Subjek Penelitian ... 24
Tabel 5.5. Deskripsi Tinggi Badan Subjek Penelitian ... 24
Tabel 5.6. Klasifikasi Persentase Lemak Tubuh Subjek Penelitian ... 25
Tabel 5.7. Klasifikasi PLT Berdasarkan Usia Subjek Penelitian ... 25
Tabel 5.8. Klasifikasi PLT Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek Penelitian... 26
Tabel 5.9. Deskripsi Kadar Gula Darah Subjek Penelitian ... 26
Tabel 5.10. Distribusi Peningkatan Kadar Gula Darah Subjek Penelitian... 27
Tabel 5.11. Klasifikasi KGD Berdasarkan Usia Subjek Penelitian... 27
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Klasifikasi Presentase Lemak tubuh Sesuai Usia ... 5
Gambar 2.2.Ringkasan Metabolisme Glukosa Pada Sel Mamalia. ... 9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2. Lembar Pertetujuan (Informed Consent) Penelitian
Lampiran 3. Ethical Clearence Penelitian
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 5. Data Induk
ABSTRAK
Latar Belakang : Obesitas adalah keadaan patologis sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh dengan peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik. Perubahan dalam gaya hidup, terutama di perkotaan, menimbulkan masalah gizi berlebih atau obesitas. Di Kota Medan, Pada kelompok sosial menengah-atas pada tahun 2002-2003 prevalensi obesitas sebesar 10,3%. Obesitas yang berupa peningkatan lemak tubuh ini menimbulkan kecenderungan penurunan aksi insulin pada jaringan sasaran yang menimbulkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Hal inilah yang akan dibuktikan pada penelitian ini.
Metode : Desain penelitian ini adalah analitik cross-sectional. Subjek penelitian adalah 51 orang guru yang sebelumnya telah berpuasa selama minimal 8 jam. Subjek penelitian berusia 20-59 tahun diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling. Keseluruhan subjek penelitian yang telah memenuhi syarat dan telah menandatangani persetujuan akan dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, persentase lemak tubuh, dan pengukuran kadar gula darah (KGD). Selanjutnya data akan dianalisis dengan program SPSS.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan
Hasil : Pada 17 orang subjek penelitian yang mengalami obesitas ditemukan peningkatan kadar gula darah pada 15 orang dan KGD normal pada dua orang subjek penelitian. Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan nilai p value sebesar 0,005 dengan interpretasi lebih kecil dari nilai α (0,05).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan peningkatan kadar gula darah dipengaruhi oleh obesitas berdasarkan persentase lemak tubuh.
ABSTRACT
Background : Obesity is a pathological condition as a result of excessive fat accumulation in the body with weight gain that exceeds the limit of skeletal and physical requirements. Changes in lifestyle, especially in urban areas, lead to nutritional problems or obese. In the city of Medan, the middle-upper social group, the prevalence of obesity 2002-2003 was 10.3%. Obesity include increased body fat raises insulin action on the declining trend in target tissues that give rise to increased levels of glucose in the blood. This will be evidenced in this study.
Methods : The study design was cross-sectional analytic. Research subjects were 51 teachers who have previously been fasting for at least 8 hours. Research subjects aged 20-59 years was taken by using a consecutive sampling method. The overall research subjects who are qualified and have signed agreements will be measured their weight, height, body fat percentage, and the measurement of blood glucose levels. Furthermore, the data will be analyzed with the SPSS program.
Objective : The purpose of this study was to examine the association of obesity with increased blood sugar levels in teachers of SMP Negeri 3 Medan
Results: From 17 obese subjects were found 15 people have elevated blood glucose level and two people have normal blood glucose level. Based on Chi-Square test obtained values of 0.005 with p value less than the interpretation of α (0.05).
Conclusion : From these results we can conclude the increase in blood sugar levels are affected by obesity based on body fat percentage.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Obesitas didefinisikan sebagai keadaan patologis sebagai akibat akumulasi
lemak berlebihan dalam tubuh dengan peningkatan berat badan melebihi
batas kebutuhan skeletal dan fisik (Dorland, 2002). Obesitas merupakan
masalah yang muncul pada beberapa dekade terakhir. WHO menggambarkan
bahwa 400 juta orang dewasa di dunia mengalami obesitas dan
memperkirakan pada tahun 2015 nanti akan meningkat sampai 700 juta orang
(WHO, 2004). Menurut Wicaksono (2001) dalam Chastanti (2009), pada
awalnya obesitas banyak dibicarakan hanya pada negara dengan pendapatan
tinggi, tetapi sekarang obesitas dan kelebihan berat badan juga meningkat
secara cepat di negara dengan pendapatan rendah sampai menengah.
Di Indonesia, menurut Sugih dalam Salim dalam Wandansari (2007)
dalam Andreas (2010) angka kejadian yang mengalami obesitas menunjukkan
kenaikan pada tahun 1999 yaitu 15%-20%, tetapi pada tahun 2002 kejadian
obesitas tersebut meningkat menjadi 22%-24%, jadi sekitar 48-53 juta
penduduk Indonesia mengalami obesitas. Sedangkan di Kota Medan didapati
pada kelompok sosial menengah-atas pada tahun 2002-2003 prevalensi
overweight sebesar 54,0% dan obesitas 10,3%.
Perubahan gaya hidup pada golongan tertentu menyebabkan masalah gizi
lebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier, 2006). Perubahan dalam
gaya hidup, terutama di perkotaan, karena adanya perubahan pola makan. Pola
makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat dan rendah
lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, tinggi lemak
sehingga menggeser mutu makanan ke arah yang tidak seimbang sehingga
timbul masalah gizi berlebih atau obesitas.
Secara umum dampak yang ditimbulkan akibat obesitas adalah gangguan
psiko-sosial yang berakibat pada rasa rendah diri terhadap lingkungan, dan
Obesitas yang menetap berakibat pada timbulnya hipertensi, penyakit jantung
koroner, diabetes melitus dan lain sebagainya (Imam, 2005).
Menurut Washilah (2004) dalam Amsriza (2007) menurunnya massa
tubuh dan meningkatnya lemak tubuh menimbulkan kecenderungan
penurunan aksi insulin pada jaringan sasaran. Penelitian Zhong (2011)
menyatakan bahwa reaksi inflamasi berperan dalam menimbulkan resistensi
insulin pada kejadian obesitas. Resistensi insulin ini menimbulkan penurunan
aksi insulin sehingga berakibat glukosa sulit memasuki sel. Hal ini
menimbulkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Peningkatan kadar gula
darah disertai dengan penurunan aksi insulin ini akan mencetuskan gangguan
metabolisme berupa diabetes melitus (DM).
Menurut Edelstein (1997) dalam Dalimunthe (2008), pada awalnya
resistensi insulin belum menyebabkan diabetes klinis, dimana sel β pankreas
masih dapat mengkompensasi, sehingga terjadi hiperinsulinemia dengan kadar
glukosa darah masih normal atau sedikit meningkat. Kemudian bila sudah
terjadi kelelahan sel β pankreas, baru timbul DM klinis yang ditandai dengan
kadar gula darah yang meningkat. Penelitian Rao (2004) dalam Dalimunthe
(2008) menyebutkan 70% kejadian Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)
akan menjadi penderita DM dalam jangka 6-10 tahun kemudian. Oleh sebab
itu, diagnosis dini dan terapi awal yang efektif akan dapat memperlambat atau
mencegah berkembangnya menjadi DM dan komplikasi lainnya.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara
obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3
Medan yang merupakan faktor risiko berbagai penyakit degeneratif seperti
Diabetes Melitus.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara obesitas dengan
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula
darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengukur berat badan dan tinggi badan guru-guru SMP Negeri 3
Medan untuk penentuan obesitas dan non obesitas.
2. Mengukur kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan
pada kedua kelompok tersebut.
3. Menentukan batas terjadinya peningkatan kadar gula darah pada
guru-guru SMP Negeri 3 Medan pada kedua kelompok tersebut.
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni :
1.4.1. Bagi Dunia Pendidikan
Dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya.
1.4.2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat menjadi bahan masukan untuk melakukan pencegahan terhadap
kejadian obesitas yang merupakan faktor risiko berbagai penyakit
degeneratif.
1.4.3. Bagi Masyarakat
a. Dapat menjadi masukan bagi pembaca tentang hubungan obesitas
dengan peningkatan kadar gula darah.
b. Dapat mempengaruhi pembaca untuk menjaga pola hidup sehat untuk
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas
2.1.1. Definisi
Obesitas merupakan keadaan patologis yang didefinisikan
sebagai peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal
dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh
(Dorland, 2002). Fauci, et al. (2009) menyatakan obesitas sebagai
kondisi dimana massa sel lemak berlebihan dan tidak hanya
didefinisikan dengan berat badan saja karena pada orang-orang
dengan masa otot besar dapat dianggap overweight tanpa
peningkatan sel-sel lemak.
Mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai
pengganti dipakai Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh
(IMT) yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan
kuadrat tinggi badan (dalam meter). Untuk usia lebih dari 20 tahun,
menurut kriteria World Health Organization (WHO) / International
Association for the Study of Obesity (IASO) / International Obesity
Task Force (IOTF) dalam The Asia-Pasific Perspective : Redefining
Obesity and Its Treatment (2000) seperti dikutip oleh Sugondo
(2007) untuk kawasan Asia Pasifik, obesitas ditentukan jika IMT >
25 (Tabel 2.1).
Namun pengunaan IMT untuk menentukan lemak tubuh tidak
terlalu akurat, karena untuk individu yang mempunyai massa otot
yang tinggi akan mempunyai IMT yang tinggi maka dapat digunakan
Body Fat Percentage/persentase lemak tubuh berdasarkan IMT,
untuk mengestimasi lemak tubuh seseorang (Gallagher, 2000).
Menurut Deurenberg (2000), rumus untuk memperkirakan
Lemak tubuh dewasa = (1.20 x IMT) + (0.23 x USIA) – (10.8 x
JENIS KELAMIN) – 5.4
Lemak tubuh anak = (1.51 x IMT) – (0.70 x USIA) – (3.6 x
JENIS KELAMIN) + 1.4
JENIS KELAMIN : Pria = 1 ; Wanita = 0 , dan hasil pengiraan
dinilai berdasarkan gambar dibawah :
Gambar 2.1 Klasifikasi Presentase Lemak tubuh Sesuai Usia (Sumber : Deurenberg, 2000)
Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik
Klasifikasi
Normal 18,5-22,9 Sedang Meningkat
2.1.2. Etiologi dan Faktor Risiko
Menurut Sherwood (2001), obesitas terjadi jika, selama periode
waktu tertentu, kilokalori yang masuk melalui makanan lebih banyak
daripada yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh,
dan kelebihan energi tersebut disimpan sebagai trigliserida di
jaringan lemak. Sebagian faktor yang mungkin berperan adalah
a. Gangguan emosi dengan makan berlebihan yang menggantikan
rasa puas lainnya
b. Pembentukan sel-sel lemak dalam jumlah yang berlebihan
akibat pemberian makanan berlebihan
c. Gangguan pusat pengatur kenyang-selera makan (
satiety-appetite center) di hipotalamus
d. Kecenderungan herediter
e. Kelezatan makanan yang tersedia
f. Kurang berolahraga
Sedangkan menurut Fauci, et al. (2009), obesitas dapat
disebabkan oleh peningkatan masukan energi, penurunan
pengeluaran energi, atau kombinasi keduanya. Selain itu, Akumulasi
lemak tubuh berlebihan sangat dipengaruhi lingkungan, faktor
genetik, faktor sosial, dan kondisi ekonomi . Faktor genetik dianggap
menentukan kerentanan terhadap timbulnya obesitas, dan 30-50 %
variasi penyimpanan lemak tubuh total.
Penyebab sekunder obesitas dapat berupa kerusakan
hipotalamus, hipotiroid, Cushing’s syndrom, dan hipogonadisme.
Penggunaan obat-obatan juga dapat menimbulkan penambahan
berat badan seperti penggunaan obat antidiabetes (insulin,
sulfonylurea, thiazolidinepines), glukokortikoid, agen psikotropik,
mood stabilizers (lithium), antidepresan (tricyclics, monoamine
oxidase inibitors, paroxetine, mirtazapine) atau obat-obat anti
Insulin-secreting tumors juga dapat menimbulkan keinginan makan
berlebihan sehingga menimbulkan obesitas (Fauci, et al., 2009)
2.1.3. Komplikasi
Faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit
adalah kelebihan lemak viseral dan bukan lemak subkutan pada
tubuh. Mortalitas yang berkaitan dengan obesitas, terutama obesitas
sentral, sangat erat hubungan nya dengan sindrom metabolik.
Sindrom metabolik merupakan satu kelompok kelainan metabolik
yang, selain obesitas, meliputi resistensi insulin, gangguan toleransi
glukosa, abnormalitas trigliserida dan hemostasis, disfungsi endotel
dan hipertensi yang kesemuanya secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis dengan
manifestasi penyakit jantung koroner dan/atau stroke. Mekanisme
dasar bagaimana komponen-komponen sindrom metabolik ini dapat
terjadi pada seseorang dengan obesitas sentral dan bagaimana
komponen-komponen ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan
vaskular, hingga saat ini masih dalam penelitian (Sugondo, 2007).
2.2. Kadar Gula Darah 2.2.1. Definisi
Kadar gula darah (KGD) adalah jumlah kandungan glukosa
dalam plasma (Dorland, 2002).
2.2.2. Metabolisme Glukosa
Glukosa tidak dapat dimetabolisme lebih lanjut sebelum diubah
oleh reaksi ATP menjadi glukosa 6-fosfat. Reaksi ini dikatalis oleh
enzim heksokinase yang tidak spesifik dan juga oleh enzim
glukokinase yang spesifik di dalam hati. Reaksi ini, dalam arah
dikatalis oleh glukosa 6-fosfatase (Murray, Granner, Mayes, dan
Rodwell, 2003).
Glukosa dapat dikonversi menjadi glikogen untuk disimpan di
hati setelah diubah menjadi glukosa 6-fosfat. Glukosa yang tidak
dikonversi menjadi glikogen hati dapat dioksidasi menjadi glikogen
otot atau dikonversi menjadi lemak dan disimpan dalam depot-depot
lemak setelah melalui sirkulasi sistemik jaringan. Glikogen di dalam
hati berfungsi sebagai cadangan karbohidrat dan akan melepaskan
glukosa ke sirkulasi jika terjadi penurunan konsentrasi glukosa di
dalam darah. Glikogen otot dikonversi menjadi asam laktat oleh
glikolisis anaerob karena otot tidak memiliki enzim glukosa
6-fosfatase (Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell, 2003).
Oksidase glukosa atau konversi karbohidrat menjadi lemak dan
protein dapat melalui proses konversi Glukosa 6- fosfat, triosa fosfat,
dan fosfoenol piruvat kemudian diubah menjadi piruvat pada jalur
glikolitik Embden-Mayerhof untuk fosforilasi oksidatif. Selain itu,
jalur metabolisme oksidasi glukosa melalui jalur heksosa monofosfat
yang membentuk NADPH2 dan bukan NADH2. Fruktosa dan
galaktosa setelah mengalami fosforilasi oleh fruktokinase dan
galaktokinase akan memasuki jalur metabolisme karbohidrat yang
umum dengan pangkalan metabolisme umum pada siklus krebs
dimana residu karbon, protein, karbohidrat, atau lemak dapat
dioksidasi dengan melepaskan energi atau dikonversi dari bentuk
yang satu ke bentuk lainnya (Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell,
2003).
Dasar biokimia metabolisme glukosa dan hubungannya dengan
Gambar 2.2 Ringkasan Metabolisme Glukosa Pada Sel Mamalia. Glukosa 6- Fosfat diproduksi dari glukosa dan dapat dikonversi menjadi glikogen atau dimetabolisme melalui pentose-phosphate pathway. Glycerol-phosphate digunakan untuk sintesis triacylglycerol and phospholipid s. Acetyl-CoA dioksidasi melalui siklus krebs. Prekursor untuk sintesis asam lemak berupa glutamin dan aspartat diperoleh dari siklus ini 1. hexokinase/glucokinase; 2. pentose-phosphate pathway; 3 glycogen synthesis; 4 lactate dehydrogenase; 5. alanine aminotransferase; 6, pyruvate dehydrogenase; 7, ATP-citrate lyase; 8, fatty acid synthesis; 9, glutamine synthetase; 10, aspartate aminotransferase; 11, citrate synthetase.
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah
Kadar glukosa plasma pada suatu saat sangat ditentukan oleh
keseimbangan antara jumlah glukosa yang masuk ke dalam aliran
darah dan jumlah yang meninggalkannya. Oleh karena itu, penentu
utama masukan adalah dari diet; kecepatan pemasukan ke dalam sel
otot, jaringan adiposa, dan organ-organ lain; dan aktivitas
glukostatik hati. Lima persen dari glukosa yang dikonsumsi
langsung dikonversi menjadi glikogen di dalam hati, dan 30-40 %
dikonversi menjadi lemak. Sisanya dimetabolisme di otot dan
jaringan-jaringan lain. Pada waktu puasa, glikogen hati dipecah dari
hati untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Jika terjadi puasa
yang lebih panjang, glikogen hati habis dan terjadi glikoneogenesis
dari asam amino dan gliserol di dalam hati (Ganong, 2001).
Kadar gula darah juga bervariasi pada waktu-waktu tertentu
seperti pada kehamilan, saat menstruasi, dan pada pagi hari. Pada
pagi hari terjadi dawn phenomenon dimana terjadi peningkatan
kadar hormon glukagon, epinefrin, hormon pertumbuhan, dan
kortisol sebelum seseorang bangun. Pengeluaran hormon-hormon
antagonis terhadap insulin tersebut meningkatkan kadar gula darah
dengan merangsang pengeluaran glukosa dari hati dan menghambat
tubuh menggunakan glukosa. Penggunaan alkohol yang berlebihan
dapat menimbulkan hipoglikemia sebab alkohol menurunkan
pengeluaran glukosa oleh hati (Klapp, 2011).
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres seperti fisik
(trauma, pembedahan, panas, atau dingin hebat); fisiologis (olahraga
berat, syok perdarahan, nyeri); psikologis atau emosi (rasa cemas,
ketakutan, kesedihan); dan sosial (konflik pribadi, perubahan gaya
hidup) memicu pengeluaran hormon adrenalin dan kortisol yang
juga menyebabkan pelepasan glukosa hati sebagai respon
“fight-or-flight” untuk meningkatkan ketersediaan glukosa, asam amino, dan
Peningkatan kadar gula darah juga terjadi bila terjadi infeksi. Hal ini
penting untuk menjaga ketersediaan energi untuk pertahanan dalam
melawan agen penyebab infeksi.
2.2.4. Mekanisme Pengaturan Kadar Gula Darah
Sangatlah penting bagi tubuh untuk mempertahankan
konsentrasi glukosa darah karena secara normal, glukosa merupakan
satu-satunya bahan makanan yang dapat digunakan otak, retina,
epithelium germinal dari gonad. Sebaliknya, konsentrasi glukosa
darah perlu dijaga agar tidak meningkat terlalu tinggi karena glukosa
sangat berpengaruh terhadap tekanan osmotik cairan ekstraseluler,
dan bila konsentrasi glukosa meningkat sangat berlebihan akan dapat
menimbulkan dehidrasi seluler. Selain itu, sangat tingginya
konsentrasi glukosa dalam darah menyebabkan keluarnya glukosa
dalam air seni. Keadaan-keadaan tersebut menimbulkan diuresis
osmotik oleh ginjal, yang dapat mengurangi cairan tubuh dan
elektrolit (Guyton dan Hall, 2006).
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam
darah adalah salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling
halus dan sangat berkaitan erat dengan hormon insulin dan
glukagon. Insulin mempunyai efek meningkatkan ambilan glukosa
di jaringan seperti jaringan adiposa dan otot. Sekresi hormon ini
dirangsang oleh keadaan hiperglikemi, kerja insulin ini disebabkan
oleh peningkatan transpor glukosa (GLUT 4) dari bagian dalam sel
membran plasma. Sedangkan kerja glukagon berlawanan dengan
kerja insulin, hormon glukagon menimbulkan glikogenolisis dengan
mengatifkan enzim fosforilase. Glukagon bekerja dengan
menghasilkan cAMP (Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell, 2003).
Hormon-hormon pankreas merupakan zat pengatur terpenting
dalam metabolisme bahan bakar normal. Namun, beberapa hormon
mereka dikaitkan dengan faktor-faktor di luar transisi antara keadaan
kenyang dan puasa. Efek hormon tiroid pada metabolisme
intermediat bermacam-macam. Hormon ini merangsang efek
anabolik dan katabolik serta laju metabolisme keseluruhan.
Hormon-hormon stres, efinefrin dan kortisol, keduanya meningkatkan kadar
glukosa dan asam lemak dalam darah.. Selain itu, kortisol dan
hormon pertumbuhan berperan penting dalam mempertahankan
kadar gula darah selama keadaan kelaparan jangka panjang
(Sherwood, 2001).
Gambar 2.3 Mekanisme Kerja Glukagon dan Insulin
(Sumber : Sherwood, 2001)
2.3.Hubungan Obesitas dengan Kadar Gula Darah
Penelitian Zhong, et al (2011) menunjukkan terjadi peningkatan kadar
trigliserida, pernurunan kadar kolesterol HDL, resistensi insulin, dan
peningkatan mRNA Lipopolysaccharides (LPS)-induced TNF-α factor
(LITAF) dan kadar protein seiring dengan peningkatan IMT mengindikasikan
hubungan paralel antara LITAF dan gangguan metabolik. Menurut penelitian
tersebut, LITAF teraktivasi pada pasien obesitas dan berperan terhadap
perkembangan obesitas yang menginduksi inflamasi dan resistensi insulin,
berdasarkan fakta bahwa LITAF berperan dalam proses inflamasi dalam
mengatur ekspresi dari TNF-α, IL-6 and MCP-1 yang mengakibatkan resistensi
insulin, dan TLR4, salah satu reseptor LITAF pada makrofag juga bisa
distimulasi oleh asam lemak bebas, yang dapat menimbulkan proses inflamasi
pada pasien obesitas.
Menurut Hotamisligil, et al (1995) dalam Zhong, et al (2011), LITAF
merupakan pengatur traskripsi TNF-α, yang seharusnya berperan pada
mekanisme imun terhadap infeksi. Gen LITAF terletak pada 16p13.13, dan
secara signifikan terdapat di limfa, kelenjar getah bening, dan leukosit darah
perifer. TNF-α adalah pemicu kuat adipositokinin proinflamasi seperti IL-6,
MCP-1, leptin dan PAI-1, dan hal ini sangat terlibat dalam proses inflamasi
pada pasien obesitas. Peningkatan TNF-α yang diobservasi pada jaringan
lemak pasien obes menunjukkan hubungan langsung timbulnya resistensi
insulin pada pasien obesitas.
Insulin berikatan dan beraksi terutama melalui reseptor insulin, dan juga
reseptor insulinlike growth factor–1 (IGF-1). Aksi insulin secara seluler
menimbulkan efek yang bervariasi pada jalur postreseptor dalam sel-sel target.
Resistensi insulin adalah gangguan respon biologis normal terhadap insulin
(Dorland, 2002). Menurut Lee, et al (2010) dalam Olatunbosun (2011),
obesitas adalah penyebab resistensi insulin tersering yang berhubungan dengan
penurunan jumlah reseptor dan kegagalan post-reseptor untuk mengaktivasi
tirosin kinase yang merupakan subunit b pada reseptor insulin yang teraktivasi
ketika insulin berikatan dengan sub unit a. Aktivasi kompleks ini akan
mengaktivasi autofosforilase dan aksi termediasi insulin untuk mengontrol
kadar gula darah. Kegagalan dalam penghantaran sinyal untuk meregulasi
puasa, impaired glucose tolerance (IGT), dan diabetes tipe 2 (Olatunbosun,
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka
kerangka konsep pada penelitian ini adalah :
Variabel Independen Variabel Dependen
3.2. Definisi Operasional
Definisi Operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari
perbedaan persepsi dalam menginterpretasikan masing-masing variabel
penelitian. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
3.2.1. Obesitas
Obesitas adalah peningkatan massa sel lemak guru-guru SMP Negeri 3 Medan dari hasil perhitungan persentase lemak tubuh berdasarkan IMT
> 39 % untuk wanita usia 20-39 tahun dan > 25 % untuk pria usia 20-39
tahun dan pada wanita usia 40-59 tahun sebesar > 40% dan > 28%
untuk pria.
Cara ukur : Perhitungan IMT dengan rumus IMT =
Obesitas
Berat badan (kg) [Tinggi Badan]2 (m2)
Perhitungan Persentase Lemak tubuh / Body
% BF = (1.20 x IMT) + (0.23 x USIA) –
(10.8 x JENIS KELAMIN) – 5.4
JENIS KELAMIN : Pria = 1 ; Wanita = 0
Alat ukur : Timbangan , Meteran Tinggi Badan Hasil ukur : Obesitas
Usia 20-39 tahun : % BF > 39% (wanita) atau >
25 % (pria)
Usia 40-59 tahun : % BF > 40% (wanita) atau >
28% (pria)
Non Obesitas
Usia 20-39 tahun : % BF < 39% (wanita) atau <
25 % (pria)
Usia 40-59 tahun : % BF < 40% (wanita) atau <
28% (pria)
Skala Pengukuran : Skala Nominal
3.2.2. Kadar gula darah
Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah puasa.
Cara Ukur : Diukur dengan gluko meter digital dengan melakukan pengambilan sampel darah perifer
dengan menggunakan lancet.
Alat ukur : Gluko meter Digital
Meningkat
Kadar Gula Darah Puasa > 100 mg/dl
(Soegondo dan Gustavani, 2007)
Normal
Kadar Gula darah Puasa ≤ 100 mg/dl
Skala Pengukuran : Skala Nominal
3.3. Hipotesis
Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah ada
hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik observasional dan desain
studi Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan
obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3
Medan.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat dilakukannya penelitian ini adalah di SMP Negeri 3
Medan. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juli 2011.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah guru-guru SMP
Negeri 3 Medan.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode
consecutive sampling, yaitu seluruh sampel yang datang dan
memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah
subjek penelitian terpenuhi.
Sampel yang akan diambil diuji menggunakan kriteria-kriteria
berikut:
Kriteria inklusi:
1. Guru-guru SMP Negeri 3 Medan usia 20- 59 tahun.
2. Bersedia untuk menjadi sampel penelitian dan mengisi Informed
Concent.
Kriteria Ekslusi:
1. Memiliki riwayat Diabetes Melitus/penggunaan obat anti diabetes
2. Memiliki riwayat penyakit pada pankreas dan hati
3. Memiliki riwayat gangguan hormonal seperti hormon pertumbuhan
dan tiroid
4. Berolahraga sebelum pemeriksaan dilakukan
5. Stress sebelum pemeriksaan dilakukan
6. Menggunakan alkohol sebelum pemeriksaan dilakukan
7. Sedang hamil dan menstruasi
4.3.3. Besar Sampel Penelitian
Besarnya sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan
rumus penentuan besar sampel untuk estimasi proporsi suatu populasi
terbatas (Wahyuni, 2009), sebagai berikut:
Keterangan:
n = Besar sampel minimum
Z1- α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
P = harga proporsi di populasi
d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
N = Jumlah populasi
Perhitungan besar sampel secara kasar:
Z1- α/2 = 1,960
P = 0,5
d = 0,1
= 49,24 ~ 49 orang
Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa jumlah sampel penelitian
adalah minimal 49 orang.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer
dan sekunder. Data primer penelitian ini adalah data guru obesitas yang
didapat melalui hasil pemeriksaan persentase lemak tubuh / Body Fat
kemudian dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa pada sampel yang
telah dipilih. Sedangkan data sekunder penelitian ini adalah data jumlah guru
SMP Negeri 3 Medan yang diperoleh dari SMP Negeri 3 Medan.
Sebelum data diukur, subjek penelitian yang diperiksa harus memenuhi
semua kriteria inklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Peneliti
akan meminta informed consent kepada semua sampel sebelum data diambil.
Semua subjek penelitian akan dijelaskan maksud dan tujuan penelitian,
kemudian diminta kesediaan untuk dilakukan pengukuran berat badan, tinggi
badan, kemudian ditentukan pasien obesitas atau tidak dengan melakukan
perhitungan % BF. Selanjutnya sampel diminta untuk berpuasa selama
minimal 8 jam sebelum dilakukan pengambilan darah untuk pengukuran
kadar gula darah keesokan harinya.
Untuk mengukur kadar gula darah puasa dilakukan dengan pengambilan
sampel darah perifer. Pertama-tama dilakukan desenfeksi dengan
menggunakan alkohol 96 % pada salah satu jari tangan sampel. Kemudian
dengan menggunakan hemolet, tusukkan lanset pada ujung jari sampel yang
sudah didesinfeksi tadi. Kemudian darah yang keluar diletakkan di atas test
card untuk ditentukan kadar gula darahnya dengan glukometer digital dan
bersihkan tangan subjek penelitian dengan kapas alkohol. Kemudian hasil
pemeriksaan dicatat dan dimasukkan pada lembar data untuk kemudian
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, dibutuhkan pengolahan dan
analisis data secara tepat. Pada penelitian ini, data yang didapat akan diolah
dan kemudian dianalisis menggunakan program SPSS.
Setelah dilakukan validasi dan pengelompokan data penelitian yang
diperoleh, hasil pengamatan akan disusun dalam tabel 2x2 kemudian akan
digunakan uji hipotesis Chi Square.
Tabel 4.1. Tabel Cross Sectional
Persentase Lemak
Tabel 2 x 2 menunjukkan hasil pengamatan pada studi cross sectional.
Tabel 4.2. Rancangan uji hipotesis
No Ketentuan Rancangan
1 Variabel yang dihubungkan Variabel yang dihubungkan adalah
obesitas (kategorik) dengan
peningkatan kadar gula darah puasa
(kategorik)
2 Jenis hipotesis Komparatif
3 Uji satu arah/dua arah Dua arah
4 Masalah skala variabel Kategorik
5 Pasangan/tidak berpasangan Tidak berpasangan (independen)
6 Jenis tabel B x K 2 x 2
Kesimpulan: Jenis tabel pada soal ini adalah 2 x 2. Uji yang
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 3 Medan terletak di Jalan Pelajar No. 69, Kelurahan Teladan
Timur, Kecamatan Medan Kota, Kotamadya Medan, Propinsi
Sumatera Utara. Guru di SMP ini berjumlah 100 orang dengan rincian
68 orang guru pagi dan 32 orang guru siang. Berdasarkan teknik
pengambilan subjek penelitian, jumlah subjek penelitian adalah 51
orang. Jumlah subjek penelitian yang diekslusikan (loss to follow up)
pada penelitian ini adalah 14 orang (21,5%) dari 65 subjek penelitian.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden 5.1.2.1. Usia
Subjek penelitian ini terdiri atas para guru berusia 20-59
tahun. Berikut merupakan sebaran subjek penelitian berdasarkan usia :
Tabel 5.1. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
20-29 2 3.9
30-39 4 7.8
40-49 29 56.9
50-59 16 31.4
Total 51 100.0
Persentase terbesar subjek penelitian sebanyak 45 orang (56,9%)
berusia 40-49 tahun dan terkecil sebanyak 2 orang (7,8%) berusia
5.1.2.2. Jenis Kelamin
Tabel 5.2. Distribusi Subjek penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-Laki 9 17.6
Perempuan 42 82.4
Total 51 100.0
Data menunjukkan subjek penelitian ini terdiri atas 9 orang
guru laki-laki (17.6%) dan 42 orang guru perempuan (82,4%).
5.1.2.3. Suku Bangsa
Tabel 5.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Suku Bangsa
Data menunjukkan bahwa 40 orang (78,4%) sampel berasal
dari suku bangsa batak. Jumlah tersebut adalah jumlah suku
terbanyak dari total sampel.
Suku Bangsa Jumlah (Orang) Persentase (%)
Aceh 2 3.9
Batak 40 78.4
Jawa 4 7.8
Mandailing 1 2.0
Melayu 1 2.0
Minang 2 3.9
Nias 1 2.0
5.1.3. Berat Badan, Tinggi Badan, dan Obesitas 5.1.3.1. Berat Badan
Tabel 5.4. Deskripsi Berat Badan Subjek penelitian
Karakteristik Berat Badan Nilai (kg)
Nilai Minimum 45
Data menunjukkan dari 51 subjek penelitian, berat badan
terendah adalah 45 kg dan tertinggi adalah 105 kg. Rata-rata berat
badan subjek penelitian ini adalah 66,33 kg dengan standar deviasi
12,86.
5.1.3.2. Tinggi Badan
Tabel 5.5. Deskripsi Tinggi Badan Subjek penelitian
Karakteristik Tinggi Badan Nilai (cm)
Nilai Minimum 139.0
Deskripsi tinggi badan dari 51 subjek penelitian adalah
terendah 139 cm dan tertinggi adalah 170,2 cm. Rata-rata tinggi badan
5.1.3.3. Obesitas
Tabel 5.6. Klasifikasi Persentase Lemak Tubuh Subjek Penelitian
Klasifikasi PLT Jumlah (Orang) Persentase (%)
Non Obesitas 34 66.7
Obesitas 17 33.3
Jumlah 51 100.0
Dari penelitian diketahui angka kejadian obesitas berdasarkan
perhitungan persentase lemak tubuh (PLT) adalah 17 orang (33,3 %)
dari 51 subjek penelitian. Sedangkan subjek penelitian dengan PLT
underfat, healthy, dan overfat diklasifikasikan sebagai subjek non
obesitas pada penelitian ini berjumlah 34 orang (66,7 %).
Tabel 5.7. Klasifikasi PLT Berdasarkan Usia Subjek Penelitian
Usia
(tahun)
Persentase Lemak Tubuh
Total Obesitas Non Obesitas
20-29 0 (0%) 2 (3.9%) 2 (3.9%)
30-39 1 (2.0%) 3 (5.9%) 4 (7.8%)
40-49 11 (21.6%) 18 (35.3%) 29 (56.9%)
50-59 5 (9.8%) 11 (21.6%) 16 (31.4%)
Total 17 (33.3%) 34 (66.7%) 51 (100.0%)
Dari penelitian diketahui angka kejadian obesitas berdasarkan
usia dan perhitungan persentase lemak tubuh (PLT) adalah tertinggi
Tabel 5.8. Klasifikasi PLT Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek
Penelitian
Jenis Kelamin Persentase Lemak Tubuh
Total Obesitas Non Obesitas
Laki-Laki 3 (5.9%) 6 (11.8%) 9 (17.6%)
Perempuan 14 (27.5%) 28 (54.9%) 42 (82.4%)
Total 17 (33.3%) 34 (66.7%) 51 (100.0%)
Dari penelitian diketahui angka kejadian obesitas berdasarkan
jenis kelamin dan perhitungan persentase lemak tubuh (PLT) lebih
tinggi pada perempuan yaitu sebanyak 14 orang (27,5%)
dibandingkan laki-laki sebanyak 3 orang (5,9%).
5.1.4. Kadar Gula Darah Puasa
Tabel 5.9. Deskripsi Kadar Gula Darah Puasa Subjek penelitian
Karakteristik KGD Puasa Nilai (mg/dl)
Nilai Minimum 64
Nilai Maksimum 220
Mean 105.92
Standar Deviasi 24.130
Data menunjukkan dari 51 subjek penelitian kadar gula darah
(KGD) puasa terendah adalah 64 mg/dL dan tertinggi adalah 220
mg/dL. Rata-rata KGD puasa subjek penelitian ini adalah 105,92
mg/dL dengan standar deviasi 24.13.
KGD puasa dinyatakan meningkat apabila hasil pemeriksaan
gula darah puasa > 100 mg/dL. Berikut merupakan distribusi
Tabel 5.10. Distribusi Peningkatan Kadar Gula Darah Subjek
penelitian Penelitian
KGD Jumlah (Orang) Persentase (%)
Normal 20 39.2
Meningkat 31 60.8
Total 51 100.0
Data menunjukkan terjadi peningkatan KGD puasa pada subjek
penelitian sebanyak 31 orang (60.8 %).
Tabel 5.11. Klasifikasi KGD Berdasarkan Usia Subjek Penelitian
Usia
Dari penelitian diketahui angka tertinggi kejadian peningkatan
kadar gula darah berdasarkan usia adalah pada kelompok umur 40-49
tahun yaitu 20 orang (39,2 %).
5.1.5. Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah
Tabel 5.12..Kejadian Obesitas dan Kejadian Peningkatan Kadar Gula
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada subjek penelitian
dengan berat badan normal sebanyak 18 orang dimana 16 orang
mengalami peningkatan KGD. Pada subjek penelitian yang
mengalami obesitas ditemukan peningkatan kadar gula darah pada 15
orang subjek penelitian dan KGD normal pada 2 orang subjek.
Pada hasil uji Chi-Square, didapat nilai p value adalah 0,005.
Confidence interval yang digunakan adalah 95%. Karena faktor
peluang kurang dari 5% (α = 0,05), maka hasil ini bermakna jika nilai
p<α (p = 0,005) yang berarti terdapat hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah.
5.2. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI (2003) dalam Desky (2011)
di 12 kota besar di Indonesia memperlihatkan bahwa 3,7% penduduk
menderita obesitas. Dari penelitian ini didapatkan bahwa sejumlah 17 orang
(33,3 %) mengalami obesitas dari 51 subjek penelitian (Tabel 5.6.) dan 42
% subjek yang mengalami obesiatas adalah perempuan (Tabel 5.2.).
Tingginya persentase ini mungkin terjadi karena tingginya jumlah subjek
penelitian berusia 40-49 tahun sebanyak 56.9% (tabel 5.1.). Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI (2003) dalam
Desky (2011) di 12 kota besar di Indonesia yang menyatakan bahwa
obesitas mencapai puncaknya pada kelompok umur 40-49 tahun dengan
hasil penelitian kejadian obesitas terjadi pada 23,0% pada laki-laki dan
43,0% pada wanita.
Umur merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah pada kejadian
obesitas. Kantachuvessiri et al. (2005) menyatakan bahwa pada umur 40-59
tahun seseorang cenderung obesitas dibandingkan dengan umur yang lebih
muda. Hal ini diduga karena lambatnya metabolisme, kurangnya aktivitas
fisik, dan frekuensi konsumsi pangan yang lebih sering. Selain itu, orang tua
Pada penelitian lain disebutkan bahwa prevalensi obesitas umum dan
obesitas sentral lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki
(Al-Riyami&Afifi 2003;Martins&Marinho 2003; Gutierrez-Fisac et al.
2004; Yoon et al. 2006). Sonmez et al (2003) menyatakan bahwa obesitas
sentral lebih umum dijumpai pada perempuan. Tingginya prevalensi
obesitas pada perempuan menunjukkan bahwa kelebihan lemak pusat lebih
banyak terdapat pada perempuan (Misra et al. 2001). Janghorbani et al.
(2007) menyatakan bahwa tingginya prevalensi obesitas sentral pada
perempuan dibandingkan dengan laki-laki karena adanya perbedaan tingkat
aktivitas fisik dan asupan energi pada laki-laki dan perempuan. Seiring
dengan bertambahnya umur dan efek menopause, pada perempuan akan
terjadi peningkatan kandungan lemak tubuh, terutama distribusi lemak
tubuh pusat (Chang et al. 2000).
Insidens obesitas bervariasi pada ras atau suku bangsa tertentu
dikarenakan variasi gen uncoupling protein yang berpengaruh terhadap
perbedaan keluaran energi dan obesitas pada berbagai ras (Asiah, 2009).
Dari penelitian ini, sebagian besar subjek (78,4 %) merupakan suku bangsa
batak (Tabel 5.3). Sementara pada penelitian Desky (2011) di Posyandu
Lansia Wilayah Kerja Puskesmas PB Selayang II Kecamatan Medan
Selayang dengan total subjek 100 orang, suku terbanyak adalah suku
bangsa Jawa (40,6 %). Hal ini dapat berbeda karena perbedaan lokasi
penelitian dan belum ada penelitian lebih lanjut tentang hubungan
perbedaan suku bangsa dengan obesitas di Indonesia.
Dari hasil analisis data penelitian (Tabel 5.12.), didapatkan bahwa
terdapat hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah (p <
0,05). Penelitian yang dilakukan Aryana, Kuswardhanil, Suastika, dan
Santoso (2011) pada 23 orang subjek penelitian yang mengalami obesitas
juga menyatakan terjadi peningkatan rerata kadar gula darah puasa pada
pasien dengan obesitas sentral.
Namun pada penelitian Amsriza (2007) hasil analisis regresi untuk
bermakna antara obesitas dengan kadar gula darah. Tidak adanya hubungan
pada penelitian tersebut dipengaruhi oleh adanya kebiasaan olahraga dan
pola konsumsi makanan pada subjek penelitian, sementara pada penelitian
ini tidak dilakukan analisis terhadap kebiasaan tersebut. Perbedaan usia
subjek penelitian, cara pemeriksaan dan metode klasifikasi juga
berpengaruh terhadap perbedaan hasil penelitian ini. Pada penelitian ini
dilakukan pengklasifikasian obesitas berdasarkan perhitungan persentase
lemak tubuh (PLT).
Penelitian ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan penelitian ini adalah metode pengklasifikasian obesitas
berdasarkan persentase lemak tubuh yang lebih menggambarkan deposisi
lemak dibandingkan jika klasifikasi berdasarkan IMT. Namun, kurangnya
penelitian tentang rumus persentase lemak tubuh untuk asia menyebabkan
penelitian ini masih menggunakan rumus persentase lemak tubuh eropa.
Kekurangan dalam penelitian ini salah satunya terletak pada
aplikasinya. Penyebab obesitas adalah multifaktorial, dan pada penelitian
tidak dinilai berbagai penyebab dan faktor risiko timbulnya obesitas. Selain
itu, penelitian ini hanya melibatkan satu instansi untuk mempersempit
lapangan penelitian, hal ini dapat menyebabkan keterbatasan aplikasi karena
ada kemungkinan penelitian pada lokasi lain akan memberikan hasil yang
berbeda disebabkan adanya pengaruh faktor lain. Namun sejauh ini hasil
penelitian ini masih menunjukkan hasil yang sesuai dengan
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dari
penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Subjek penelitian terbanyak berusia 40-49 tahun dengan jenis kelamin
terbanyak adalah perempuan dan sebagian besar berasal dari suku
bangsa batak.
2. Pada subjek penelitian guru-guru SMP Negeri 3, jumlah subjek non
obesitas lebih tinggi dibanding obesitas.
3. Subjek penelitian yang mengalami obesitas terbanyak berusia 40-49
tahun dan berjenis kelamin perempuan.
4. Terjadi peningkatan kadar gula darah pada sebagian besar subjek
penelitian dan usia terbanyak terjadinya peningkatan KGD adalah pada
rentang 40-49 tahun.
5. Pada subjek penelitian yang mengalami obesitas ditemukan
peningkatan kadar gula darah pada sebagian besar subjek.
6. Terdapat hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula
darah berdasarkan analisa data dengan uji Chi-Square.
6.2. Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang
mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian
ini. Adapun saran tersebut, yaitu:
1. Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan metode pemeriksaan kadar
gula darah yang lebih akurat yaitu dengan pengambilan subjek
2. Jumlah subjek penelitian yang sedikit mempengaruhi hasil ketepatan
penelitian, sehingga untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya jumlah
subjek penelitian diperbanyak.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkatan kadar gula darah selain obesitas.
4. Perbedaan karakteristik subjek penelitian akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan. Oleh sebab itu, sebaiknya subjek penelitian yang diteliti
memiliki karakteristik usia dan jenis kelamin yang sama untuk
menghindari bias karena faktor lain yang mempengaruhi obesitas.
5. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan hormonal kepada subjek penelitian
sehingga dapat lebih akurat dalam mengeklusikan subjek dengan
masalah hormon yang dapat mempengaruhi kadar gula darah.
6. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menemukan rumus Body Fat
Percentage/Persentase lemak tubuh berdasarkan IMT khusus untuk
orang Asia sehingga lebih akurat untuk mengestimasi lemak tubuh
seseorang.
7. Interpretasi hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa hendaknya dapat
dijadikan acuan merujuk subjek penelitian untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut terkait dengan risiko menderita diabetes
melitus.
8. Konseling untuk memperbaiki pola hidup terutama diet dan olahraga
hendaknya dilakukan setelah penelitian sehingga subjek penelitian
dapat mencegah dan mengurangi risiko terjadinya penyakit
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia , 307.
Al-Riyami, A., dan Afifi, M., 2003. Prevalence and Correlates of Obesity and
Central Obesity Among Omani Adults. Dalam : Saudi Med J Volume
24:641-646. Available from :
Accessed
5 November 2011]
Amsriza, F. R., 2007. Pengaruh Obesitas terhadap Tekanan Darah dan Kadar
Glukosa Darah pada Lansia. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.
Available from :
Accesed
25 March 2011]
Andreas, 2010. Gambaran Pengetahuan Siswa SMA Methodist-2 Kota Medan
Tahun 2010 tentang Faktor Risiko Penyebab Obesitas, Universitas
Sumatera Utara. Available from :
Accesed 31 March
2011]
Aryana, I. G. P. S., Kuswardhani, R. A. T., K Suastika2, dan Santoso, A., 2011.
Korelasi Antara Obesitas Sentral dengan Adiponektin pada Lansia dengan
Penyakit Jantung Koroner. Dalam : Jurnal Penyakit Dalam Volume 12
Nomor 2 Mei 2011. Available fom :
[Accessed 5 November
2011]
Asiah, N., 2009. Peran Genetik pada Penurunan Berat Badan. Dalam : Majalah
[Accessed 5 November 2011]
Chang, C.J., Wu, C.H., Yao, W.J., Yang, Y.C., Wu, J.S., dan Lu, F.H., 2000.
Relationships of Age, Menopause And Central Obesity On Cardiovascular
Disease Risk Factors In Chinese Women. Dalam : International Journal of
Obesity Volume 24 : 1699-1704. Available from :
Accessed 5
November 2011]
Chastanti, I., 2009. Pola Multifaktor Sidik Jari pada Penderita Obesitas di
Daerah Medan dan Sekitarnya. Universitas Sumatera Utara.Available from
: Accesed 31 March
2011]
Dalimunthe, A. S., 2008. Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Kelompok yang Berisiko Tinggi DM Tipe 2 di Kota Medan . Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Available from :
[Accesed 27 May 2011]
Desky. 2011. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Obesitas Lansia Di
Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas PB Selayang II Kecamatan
Medan Selayang Tahun 2011. Universitas Sumatera Utara . Available fom :
Accessed 5
Desember 2011]
Deurenberg, P., Deurenberg-Yap,M., Schmidt,G., dan Staveren, W. A. V.,
2000. The Paradox of Low Body Mass Index and High Body Fat Percentage
among Chinese, Malays and Indians in Singapore. Dalam : International
Journal of Obesity Volume 24 Number 8 : 1011-1017. Available from :
Accessed 4
Dorland, W.A N., 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC.
Fauci,A. S., et al., 2009. Obesity. In : Harisson’s Manual Of Medicine 17th
Edition . USA : The McGraw-Hill Companies, 939
Gallagher, D., Heymsfield, S., Heo, M., Jebb, S., Murgatroyd, P., dan Sakamoto,
Y., 2000. Healthy Percentage Body Fat Ranges: An Approach For
Developing Guidelines Based On Body Mass Index, Am J Clin Nutr72 (3):
694–701 Available from:
[Accessed 4 May 2011]
Ganong, W., 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : EGC ,
280-281.
Gutierrez-Fisac, J. L., Lopez, E., Banegas, J.R., Graciani, A., dan
Rodriguez-Artalejo. F., 2004. Prevalence of Overweight and Obesity in Elderly People
In Spain. Dalam : Obesity Volume 12:710-715. Available from :
Accessed
5 November 2011]
Guyton, A. C., dan Hall, J. E., 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta : EGC, 1022.
Imam, S., 2005. Obesitas Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
Janghorbani, M., et al., 2007. First Nationwide Survey of Prevalence of
Overweight, Underweight, and Abdominal Obesity in Iranian Adults.
Dalam : Obesity Volume 15 : 2797- 2808. Available fom :
[Accessed 5 November 2011]
Kantachuvessiri, A., Sirivichayakul, C., KaewKungwal, J., Tungtrongchitr, R.,
dan Lotrakul, M., 2005. Factors associated with obesity among workers in a
Tropical Medicine Public Health Volume 36 : 1057-1065. Available from :
Accessed 5 November
2011]
Klapp, E. A., 2011. Few Factors That Affect Your Blood Glucose Normal
Levels. The Diabetes Club. Available from:
Accessed 4
May 2011]
Martins, .I. S., dan Marinho, S. P., 2003. The Potential of Central Obesity
Antropometric Indicators As Diagnostic Tools. Dalam : Rev Saúde Pública.
Volume 37 Nomor 6. Available from :
Accessed 5 November
2011]
Misra, A., Pandey, R.M., Devi , J.R., Sharma, R., Vikram , N.K., dan Khanna, N.,
2001. High Prevalence Of Diabetes, Obesity and Dyslipidemia in Urban
Slum Population in Northern India. Dalam : International J ournal of
Obesity Volume 25 : 1722-1729. Available fom :
Accessed 5
November 2011]
Murray, R. K., Granner, D. K., Mayes, P. A., dan Rodwell, V. W., 2003. Biokimia
Harper Edisi 25. Jakarta : EGC, 195-205.
Olatunbosun, S. T., 2011. Insulin Resistance Overview. Available from :
Accesed
2 May 2011]
Pi-Sunyer., 2000. Overnutrition and Undernutrition as Modifiers of Metabolic
Processes In Disease States. Dalam : American Journal Clinical Nutr ion
Volume 72 Nomor 2 : 533-7. Available fom :
Sherwood, L,. 2001. Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta :
EGC, 595-677.
Soegondo, S., dan Gustavani, R., 2007. Sindrom Metabolik. Dalam : Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD
FKUI, 1849.
Sonmez K, et al., 2003. Which Method Should be Used to Determinate the
Obesity in Patients with Coronary Artery Disease? (Body Mass Index,
Waist Circumference or Waist-Hip Ratio). Dalam : International Journal
Obese Relaedt Metabolic Disorder Volume 27: 341-346. Available fom :
Accessed 5
November 2011]
Sugondo, S., 2007. Obesitas. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FKUI, 1919-1923.
Wahyuni, A.S., 2009. Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoea
Communication.
WHO. 2000. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Dalam :
Report of a WHO Consultation. Geneva Switzerland.. Available fom :
Accessed 5 November
2011]
Yoon , Y.S. , Oh, S.W, dan Park, H.S., 2006. Socioeconomic Status in Relation to
Obesityand Abdominal Obesity in Korean Adults : A Focus On Sex
Differences. Dalam : Obesity Volume 14 : 909-919.
Zhong, J. Z., Zhe, D., dan Cheng, X. Y., 2011. A New Tumor Necrosis Factor
(TNF)-Α Regulator, Lipopolysaccharides- Induced TNF-α Factor, is
Associated with Obesity and Insulin Resistance. Dalam : Chinese Medical
Journal Volume 124 No. 2, China : 177-182. Available from :
Lampiran 1
DATA RIWAYAT HIDUP
Nama : Noviari Liara Justitia
Tempat/Tanggal Lahir : Bengkulu, 13 November 1990
Agama : Islam
Alamat : Jl. dr. Sumarsono No. 5 Kompleks USU , Medan
Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1996 lulus Taman Kanak-Kanak Raudathul
Atfal Argamakmur Bengkulu Utara
2. Tahun 2002 lulus Sekolah Dasar Negeri 23
Argamakmur Bengkulu Utara
3. Tahun 2005 lulus Sekolah Menengah Pertama Negeri
1 Argamakmur Bengkulu Utara
4. Tahun 2008 lulus Sekolah Menengah Atas Negeri 2
Bengkulu
Riwayat Pelatihan : 1. Smart Soul Training PHBI FK USU 2009
2. Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa
(LAKI-LAKIMM) Lokal ISMKI - PEMA FK USU
2010
3. Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa
(LAKI-LAKIMM) Wilayah I ISMKI 2010
4. Basic Training (Latihan Kader 1) HMI Cabang
Medan 2010
5. Intermediate Training (Latihan Kader II) HMI
Riwayat Organisasi : 1. Pengurus Divisi Kreativitas Kemahasiswaan Panitia
Hari Besar Islam Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Periode 2009-2010
2. Pengurus Divisi Eksternal BEM PEMA FK USU
Periode 2009-2010
3. Wakil Sekertaris Umum Bidang Penelitian
Pengembangan dan Pembinaan Anggota (PPPA)
Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Periode
2009-2010
4. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam
Komisariat Fakultas Kedokteran Universitas
Lampiran 2
PENELITIAN HUBUNGAN OBESITAS DENGAN PENINGKATAN KADAR GULA DARAH PADA GURU-GURU SMP NEGERI 3 MEDAN
INFORMED CONSENT
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Selamat siang kepada Bapak/Ibu sekalian.
Peneliti : Noviari Liara Justitia
NIM : 080100071
Fak/Jurusan : Kedokteran / Pendidikan Dokter
Saya selaku mahasiswa dan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas
dengan peningkatan kadar gula darah pada guru-guru SMP Negeri 3 Medan.
Melalui penelitian ini, Bapak/Ibu dapat mengetahui apakah Bapak/Ibu mengalami
obesitas dan berapa kadar gula darah Bapak/Ibu.
Sebelum dilakukan pengukuran kadar gula darah, terlebih dahulu akan diukur
berat badan dan tinggi badan Bapak/Ibu. Sebelum pemeriksaan Bapak/Ibu
melakukan puasa minimal 8 jam yaitu mulai dari jam 10 malam sampai diambil
darah untuk pemeriksaan kadar gula darah. Adapun cara mengukur kadar gula
darah adalah dengan mengambil sedikit darah pada ujung jari yang diletakkan di
atas test card dan konsentrasi kadar gula darah akan dibaca dengan menggunakan
glukometer digital. Cara ini dijamin aman dan tidak akan menyakitkan Bapak/Ibu.
Oleh karena itu, peneliti meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi
sampel penelitian dan disertakan dalam data penelitian. Adapun data individu
dalam penelitian ini tidak akan dipublikasikan.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur / Jenis Kelamin : Pekerjaan :
Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK* untuk menjadi sampel penelitian
“Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan” dandisertakan ke dalam data penelitian
Medan, 2011
Penulis Yang membuat pernyataan
(Noviari Liara Justitia) (………)
Lampiran 5
DATA INDUK SUBJEK PENELITIAN
*Sampel Yang Terekslusi
52. * Perempuan 44 Pegawai Batak 55 148 34.852 99
53. * Laki-laki 43 Pegawai Batak 80 168.2 27.614 105
54. * Laki-laki 43 Pegawai Jawa 58 168 18.338 282
55. * Laki-laki 51 Guru Batak 56 168.8 19.35 115
56. * Laki-laki 45 Guru Batak 73 162.3 27.51 133
57. * Laki-laki 43 Guru Batak 70 163 25.38 133
58. * Perempuan 50 Pegawai Batak 52 149 34.2 133
59. * Laki-laki 38 Guru Batak 82 172.2 25.78 263
60. * Perempuan 41 Guru Nias 59 150 35.494 273
61. * Perempuan 51 Guru Minang 55 151.9 35.27 200
62. * Laki-laki 55 Guru Batak 76 175 26.222 90
63. * Perempuan 49 Guru Batak 62 153 37.57 186
64. * Laki-laki 49 Guru Batak 64 162 24.2 86