HUBU GA A TARA KEJADIA OBESITAS DE GA
PE I GKATA KADAR KOLESTEROL DARAH GURU GURU SMP EGERI 3 MEDA 2011
Oleh:
IK JASMI E IK ABDULLAH IM: 080100337
FAKULTAS KEDOKTERA U IVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDA 2011
HUBU GA A TARA KEJADIA OBESITAS DE GA
PE I GKATA KADAR KOLESTEROL DARAH GURU GURU SMP EGERI 3 MEDA 2011
Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh:
IK JASMI E IK ABDULLAH IM: 080100337
FAKULTAS KEDOKTERA U IVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDA 2011
LEMBAR PE GESAHA 2011
Hubungan Antara Kejadian Obesitas dengan Peningkatan Kadar Kolesterol Darah Guru guru SMP egeri 3 Medan 2011
AMA : IK JASMI E IK ABDULLAH IM : 080100337
Pembimbing
(dr Mutiara Indah Sari, M.Kes) IP: 197310152001122002
Penguji I
(dr Tri Widyawati, MSi) IP: 197607092003122001
Penguji II
(dr Rina Amelia, MARS) IP: 197604202003122002 Mengetahui:
Universitas Sumatera Utara Fakultas Kedokteran
Dekan
Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD, KGEH IP: 195402201980111001
ABSTRAK
Latar belakang : Obesitas adalah akumulasi lemak secara berlebihan atau abnormal dalam tubuh hingga dapat mengganggu kesehatan. Di Indonesia, perkiraan 210 juta penduduk Indonesia pada tahun 2000, penduduk yang mengalami overweight diperkirakan melebihi 76.7 juta (17.5%) dan obesitas melebihi 9.8 juta (4.7%). Obesitas dan overweight adalah faktor resiko kelima terbanyak yang menyebabkan kematian global. Obesitas jika menetap selama periode waktu tertentu dapat menyebabkan terjadinya pelbagai gangguan metabolik dan diantaranya adalah hiperkolesterolemia.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara kejadian obesitas dengan peningkatan kadar kolesterol darah pada guru+guru SMP Negeri 3 Medan.
Desain dan Metode : Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dan metode consecutive sampling. Presentase lemak tubuh dan kadar kolesterol darah diperoleh daripada 63 orang guru SMP Negeri 3 Medan yang terdiri dari usia 20 hingga 69 tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 dan 15 Juli 2011 bertempat di Kantor Guru SMP Negeri 3 Medan.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan 22 orang guru mengalami obesitas (34.9%) dan 41 orang tidak mengalami obesitas (65.1%). Frekuensi subjek penelitian yang mengalami peningkatan kadar kolesterol darah lebih tinggi pada kelompok obesitas yaitu 11 orang. Data+data dianalisa menggunakan uji chi square. Dari uji tersebut didapatkan ada hubungan antara kejadian obesitas dengan peningkatan kolesterol darah (p<0.05).
Kesimpulan :. Terdapat hubungan antara kejadian obesitas dengan peningkatan kolesterol darah pada guru+guru SMP Negeri 3 Medan.
Kata kunci : obesitas, kadar kolesterol darah, guru SMP
ABSTRACT
Obesity is an abnormal or excess accumulation of fat that may cause health problems. In Indonesia with approximately 210 million population calculated in 2000,statistics showed more than 76.6 million (17.5%) are overweight and more than 9.8 million (4.7%) are obese. Obesity is the fifth major cause of morbidity and death worldwide alongside overweight. Obesity which remain for a long periode of time, can cause disturbances in metabolic function with hypercholesterolemia being one of them.
The reason for this research is to know the relationship between obesity with increase of blood cholesterol level among teachers of SMP 0egeri 3 Medan.
With a cross sectional design and consecutive sampling method, fat percentages and blood cholesterol levels were obtained from 63 teachers of SMP 0egeri 3 Medan with age range from 20 to 69 years old. Reseacrh was held on 12 and 15 July 2011 which took place at SMP 0egeri 3 Medan teacher’s office.
Results showed 22 (34.9%) were obese and 41 (65.1%) were not obese. More subjects showed an increase level of blood cholesterol in obese group with a number of 11 subjects (17.5%). Data were analyzed using chi square test and result showed a relationship between obesity and the increase of blood cholesterol level (p<0.05).
There is a relationship between obesity and the increase of blood cholesterol level among teachers of SMP 0egeri 3 Medan.
Keyword : obesity, blood cholesterol level, SMP teachers
KATA PE GA TAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah+Nyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan
pendidikan program studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Dalam karya tulis ini, dipaparkan landasan pemikiran dan segala konsep
serta hasil yang diperoleh dari penelitian yang berjudul “ Hubungan antara
Kejadian Obesitas dengan Peningkatan Kadar Kolesterol Darah pada Guru+guru
SMP Negeri 3 Medan 2011”. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan setinggi+tingginya kepada:
1. Prof. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD+KGEH, selaku dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Mutiara Indah Sari M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan saran+saran selama penulisan karya tulis
ilmiah ini.
3. dr. Tri Widyawati, Msi dan dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen penguji
I dan dosen penguji II yang telah memberikan komen+komen yang
membina.
4. Orang tua dan juga keluarga penulis yang tercinta yang telah banyak
memberikan dukungan dan doa selama menyiapkan karya tulis ilmiah ini.
5. Kepala sekolah SMP Negeri 3 Medan yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk melakukan penelitian di sana dan telah memberikan
kerjasama yang sebaiknya.
6. Seluruh dosen dan staf Program Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
7. Teman+teman seperjuangan penulis yang telah banyak memberikan
bantuan dan dukungan selama penulis menyiapkan karya tulis ilmiah ini
khususnya teman satu kelompok yang saling membantu.
8. Semua pihak yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam
proses penyusunan dan penyiapan karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi yang memerlukan di masa akan dating dan kiranya dapat menjadi rujukan
untuk penulisan yang lebih baik.
Medan, 25 November 2011 Penulis,
Nik Jasmine Nik Abdullah NIM: 080100337
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar pengesahan………..i
ABSTRAK………...ii
ABSTRACT………...iii
Kata pengantar………..iv
Daftar isi………...vi
Daftar gambar………....x
Daftar tabel……….xi
Daftar lampiran……….xii
Daftar singkatan………xiii
BAB 1 PE DAHULUA ………...1
1.1 Latar Belakang………...1
1.2 Rumusan Masalah………...3
1.3 Tujuan Penelitian………...3
1.3.1 Tujuan Umum………...3
1.3.2 Tujuan Khusus………3
1.4 Manfaat Penelitian……….3
BAB 2 TI JAUA PUSTAKA………....5
2.1 Obesitas……….5
2.1.1 Definisi ………...………...5
2.1.2 Etiologi dan faktor resiko…………...…...7
2.1.3 Komplikasi...8
2.2 Kolesterol...………...8
2.2.1 Metabolisme kolesterol...8
2.2.2 Faktor+faktor yang Mempengaruhi kadar kolesterol darah...10
2.2.3 Hiperkolesterolemia...11
2.3 Hubungan obesitas dengan kadar kolesterol...12
BAB 3 KERA GKA KO SEP DA DEFI ISI OPERASIO AL...13
3.1 Kerangka Konsep...………...13
3.2 Definisi Operasional...13
3.2.1 Obesitas...13
3.2.2 Kadar kolesterol darah...14
3.3 Hipotesa………...15
BAB 4 METODE PE ELITIA ………...16
4.1 Jenis Penelitian………...16
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian………...16
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian...………...16
4.3.1 Populasi penelitian...………...16
4.3.2 Sampel penelitian...………....……...16
4.4.3 Besar sample penelitian………...17
4.4 Teknik Pengumpulan Data………...17
4.5 Pengolahan dan Analisa Data……….18
BAB 5 HASIL PE ELITIA DA PEMBAHASA ………....19
5.1 Hasil Penelitian………..19
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………....19
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Subjek penelitian...………...19
5.1.3 Distribusi jumlah subjek penelitian obesitas dan tidak obesitas………....20
5.1.4 Distribusi kadar kolesterol darah pada subjek penelitian...22
5.1.5Distribusi subjek penelitian obesitas dan tidak obesitas menurut peningkatan kadar kolesterol darah...23
5.2 Pembahasan………...………...24
5.2.1 Pengaruh jenis kelamin, usia, dan pola makan terhadap Kejadian obesitas………..…………...…....24
5.2.2 Hubungan kejadian obesitas dengan peningkatan kadar
kolesterol darah………...…...25
BAB 6 KESIMPULA DA SARA ....………...29
8.1 Kesimpulan...………...……..29
8.2 Saran………..29
DAFTAR PUSTAKA………....30 LAMPIRA
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 1 Klasifikasi Presentase Lemak tubuh sesuai usia...6
Gambar 2 Biosintesa kolesterol...9.
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik...6 Tabel 5.1 Distribusi Subjek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin...19 Tabel 5.2 Distribusi Subjek Penelitian berdasarkan Umur...20 Tabel 5.3 Distribusi Obesitas dan Tidak Obesitas menurut Presentase Lemak Tubuh...21 Tabel 5.4 Distribusi Subjek Penelitian Obesitas dan Tidak Obesitas menurut Jenis Kelamin...21 Tabel 5.5 Distribusi Subjek Penelitian Obesitas dan Tidak Obesitas menurut Usia...22 Tabel 5.6 Distribusi Kadar Kolesterol Darah Subjek Penelitian...23 Tabel 5.7 Distribusi Kadar Kolesterol Darah Pada Subjek Penelitian Obesitas dan Tidak Obesitas...24
Tabel 5.8 Crosstabulation Kelompok Obesitas dan Tidak Obesitas dengan Kadar Kolesterol Darah Meningkat dan Normal...25
Tabel 5.9 Hasil Analisa Uji chi;square Hubungan Kejadian Obesitas dengan Peningkatan Kadar Kolesterol Darah...25
DAFTAR LAMPIRA Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2. Lembar Penjelasan Penelitian dan Persetujuan Setelah Penjelasan ( Informed Consent)
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Komisi Etik (Ethical Clearance) Lampiran 4. Surat Keterangan Kepala SMP Negeri 3 Medan Lampiran 5. Data Induk
Lampiran 6. Hasil Analisis SPSS
DAFTAR SI GKATA SMP : Sekolah Menengah Pertama
BB : Berat badan TB : Tinggi badan
ABSTRAK
Latar belakang : Obesitas adalah akumulasi lemak secara berlebihan atau abnormal dalam tubuh hingga dapat mengganggu kesehatan. Di Indonesia, perkiraan 210 juta penduduk Indonesia pada tahun 2000, penduduk yang mengalami overweight diperkirakan melebihi 76.7 juta (17.5%) dan obesitas melebihi 9.8 juta (4.7%). Obesitas dan overweight adalah faktor resiko kelima terbanyak yang menyebabkan kematian global. Obesitas jika menetap selama periode waktu tertentu dapat menyebabkan terjadinya pelbagai gangguan metabolik dan diantaranya adalah hiperkolesterolemia.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara kejadian obesitas dengan peningkatan kadar kolesterol darah pada guru+guru SMP Negeri 3 Medan.
Desain dan Metode : Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dan metode consecutive sampling. Presentase lemak tubuh dan kadar kolesterol darah diperoleh daripada 63 orang guru SMP Negeri 3 Medan yang terdiri dari usia 20 hingga 69 tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 dan 15 Juli 2011 bertempat di Kantor Guru SMP Negeri 3 Medan.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan 22 orang guru mengalami obesitas (34.9%) dan 41 orang tidak mengalami obesitas (65.1%). Frekuensi subjek penelitian yang mengalami peningkatan kadar kolesterol darah lebih tinggi pada kelompok obesitas yaitu 11 orang. Data+data dianalisa menggunakan uji chi square. Dari uji tersebut didapatkan ada hubungan antara kejadian obesitas dengan peningkatan kolesterol darah (p<0.05).
Kesimpulan :. Terdapat hubungan antara kejadian obesitas dengan peningkatan kolesterol darah pada guru+guru SMP Negeri 3 Medan.
Kata kunci : obesitas, kadar kolesterol darah, guru SMP
ABSTRACT
Obesity is an abnormal or excess accumulation of fat that may cause health problems. In Indonesia with approximately 210 million population calculated in 2000,statistics showed more than 76.6 million (17.5%) are overweight and more than 9.8 million (4.7%) are obese. Obesity is the fifth major cause of morbidity and death worldwide alongside overweight. Obesity which remain for a long periode of time, can cause disturbances in metabolic function with hypercholesterolemia being one of them.
The reason for this research is to know the relationship between obesity with increase of blood cholesterol level among teachers of SMP 0egeri 3 Medan.
With a cross sectional design and consecutive sampling method, fat percentages and blood cholesterol levels were obtained from 63 teachers of SMP 0egeri 3 Medan with age range from 20 to 69 years old. Reseacrh was held on 12 and 15 July 2011 which took place at SMP 0egeri 3 Medan teacher’s office.
Results showed 22 (34.9%) were obese and 41 (65.1%) were not obese. More subjects showed an increase level of blood cholesterol in obese group with a number of 11 subjects (17.5%). Data were analyzed using chi square test and result showed a relationship between obesity and the increase of blood cholesterol level (p<0.05).
There is a relationship between obesity and the increase of blood cholesterol level among teachers of SMP 0egeri 3 Medan.
Keyword : obesity, blood cholesterol level, SMP teachers
BAB 1 PE DAHULUA
1.1 Latar Belakang
Menurut World Helath Organization (WHO), obesitas adalah akumulasi lemak secara berlebihan atau abnormal dalam tubuh yang dapat mengganggu
kesehatan. Obesitas dan overweight dikatakan lebih berhubungan dengan penyebab kematian global berbanding kejadian underweight. Pada tahun 2008, angka orang dewasa usia 20 tahun keatas yang mengalami overweight di seluruh dunia adalah sebanyak 1.5 bilyar. Daripada angka tersebut lebih dua ratus juta
orang dewasa laki+laki dan tiga ratus juta orang wanita mengalami obesitas.
Obesitas yang dahulunya dianggap sebagai masalah yang melanda negara dengan
sosioekonomi tinggi kini semakin meningkat angka kejadian di negara
sosioekonomi menengah dan rendah. (WHO, 2011).
Di Indonesia, perkiraan 210 juta penduduk Indonesia pada tahun 2000,
dan penduduk yang mengalami overweight diperkirakan melebihi 76.7 juta (17.5%) dan obesitas melebihi 9.8 juta (4.7%). Penelitian di Indonesia menurut
Sjarif, et al., menunjukkan prevalensi obesitas pada anak+anak usia sekolah sebesar 5%, dengan prevalensi terbesar terdapat di Jakarta (25%), Semarang
(24,3%) Medan (17,7%) dan Palembang (13,2%) (Ilham, 2010).
Menurut Soekiman yang dikutip oleh Aritonang (2003), terdapat
hubungan erat antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi di daerah kota, perubahan
pola konsumsi pangan dengan meningkatnya penyakit degenaratif. Perubahan
dalam gaya hidup, terutama di perkotaan, karena adanya perubahan pola makan.
Pola makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat dan rendah
lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, tinggi lemak
sehingga menggeser mutu makanan ke arah yang tidak seimbang. Perubahan gaya
hidup pada golongan tertentu menyebabkan masalah gizi lebih berupa kegemukan
dan obesitas (Almatsier, 2006).
Menurut WHO (2011), obesitas dan overweight adalah faktor resiko
kelima terbanyak yang menyebabkan kematian global. Sekurang+kurangnya 2,8
juta orang dewasa meninggal setiap tahun akibat obesitas atau overweight. Dimana 44% disertai penyakit Diabetes, 23% dengan penyakit jantung iskemik
dan antara 7% hingga 41% disertai kejadian kanker akibat kondisi obesitas dan
overweight.
Obesitas jika menetap selama periode waktu tertentu dapat menyebabkan
terjadinya pelbagai gangguan metabolik dan diantaranya hiperkolesterolemia.
Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kolesterol tinggi
dalam darah. Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh obesitas merupakan hal
yang sangat membimbangkan kerana merupakan faktor resiko utama untuk
terjadinya arterosklerosis dan meskipun tanpa kehadiran faktor lain keadaan ini
sendiri sudah cukup untuk merangsang perkembangan pembentukan lesi namun
dianggap faktor resiko yang bisa dimodifikasi dengan diet teratur dan olahraga
yang rutin (Kumar, et al.,2007).
Dalam waktu 15 tahun mendatang, penyakit kardiovaskuler diperkirakan
akan menjadi penyebab utama kematian, meliputi Amerika, Eropah, dan sebagian
besar Asia. Berdasarkan prediksi terkini dikatakan bahwa pada tahun 2020
penyakit kardiovaskuler, khususnya aterosklerosis akan menjadi penyebab utama
kematian non accidental (Sakinah, 2009).
Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 menunjukkan sebab utama
kematian penduduk Indonesia adalah penyakit kardiovaskuler yaitu penyakit
jantung dan pembuluh darah sebesar 26,3%. Proporsi terbesar kematian akibat
penyakit kardiovaskuler mulai terjadi pada usia di atas 35 tahun ( Mawi, 2005).
Dari uraian di atas, dilakukan penelitian pada populasi dengan kelompok
usia berkisar antara 20 tahun hingga 60 tahun sebagai subjek penelitian dimana
yang mampu terjangkau adalah guru+guru sekolah dimana yang menjadi pilihan
utama adalah sekolah yang berkedudukan di tengah+tengah kota. Maka penulis
telah meneliti “hubungan antara kejadian obesitas dengan peningkatan kadar
kolesterol pada Guru+guru SMP Negeri 3 Medan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut : bagaimanakah hubungan antara kejadian obesitas
dengan peningkatan kadar kolesterol darah pada guru+guru SMP Negeri 3 Medan?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan kejadian obesitas dengan peningkatan kadar
kolesterol darah pada guru+guru SMP Negeri 3 Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a) Untuk mengetahui status gizi guru+guru SMP Negeri 3 Medan.
b) Untuk mengetahui kejadian obesitas pada guru+guru SMP
Negeri 3 Medan.
c) Untuk mengetahui peningkatan kadar kolesterol darah pada
guru+guru SMP Negeri 3 Medan yang obesitas maupun tidak
obesitas.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni :
1.4.1 Bagi Dunia Pendidikan
Dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian+penelitian selanjutnya.
1.4.2 Bagi Masyarakat
a) Dapat menjadi masukan bagi pembaca tentang hubungan kejadian
obesitas dengan peningkatan kadar kolesterol darah.
b) Dapat mempengaruhi pembaca untuk mengamalkan gaya hidup
sehat untuk menghindari obesitas.
1.4.3 Bagi guru+guru SMP Negeri 3 Medan
Dapat menjadi masukan tentang resiko peningkatan kadar kolesterol
pada guru+guru yang cenderung mengalami obesitas.
BAB 2
TI JAUA PUSTAKA 2.1 Obesitas
2.1.1 Definisi
Fauci, et al. (2009) menyatakan obesitas sebagai kondisi dimana massa sel lemak berlebihan dan tidak hanya didefinisikan dengan berat badan saja karena
pada orang+orang dengan masa otot besar dapat dianggap overweight tanpa peningkatan sel+sel lemak.
Mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai
pengganti dipakai Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu
perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam
meter). Namun pengunaan IMT untuk menentukan lemak tubuh tidak terlalu
akurat, karena untuk individu yang mempunyai massa otot yang tinggi akan
mempunyai IMT yang tinggi maka dapat digunakan Body Fat Percentage/Persentase lemak tubuh berdasarkan IMT, untuk mengestimasi lemak tubuh seseorang (Gallagher, 2000). Menurut Deurenberg, (2000) rumus untuk
memperkirakan Persentase Lemak Tubuh berdasarkan IMT adalah sebagai berikut
:
+ Lemak tubuh dewasa = (1.20 x IMT) + (0.23 x USIA) – (10.8 x Jenis
Kelamin) – 5.4
+ Lemak tubuh anak = (1.51 x IMT) – (0.70 x USIA) – (3.6 x Jenis
Kelamin) + 1.4 Jenis Kelamin : Pria = 1 ; Wanita = 0 , dan hasil pengiraan
dinilai berdasarkan gambar dibawah :
Gambar 1. Klasifikasi Presentase Lemak tubuh sesuai usia (Deurenberg, 2000)
Walaupun begitu, pada usia lebih dari 20 tahun, menurut kriteria WHO
dalam The Asia;Pasific Perspective : Redefining Obesity and Its Treatment (2000) seperti dikutip oleh Sugondo (2007) untuk kawasan Asia Pasifik, obesitas
ditentukan jika IMT > 25 (Sugondo, 2007).
Tabel 2.1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan
Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik :
2.1.2 Etiologi dan Faktor Resiko Klasifikasi
IMT (kg/m2)
Resiko Ko Morbiditas Lingkar Perut
<90 cm (laki laki) <80 cm (Perempuan)
>90 cm (laki laki) >80 cm (Perempuan) Berat
Badan Kurang
<18,5 Rendah (resiko
meningkat
pada masalah klinis lain)
Sedang
ormal 18,5+22,9 Sedang Meningkat
Beresiko Obes I Obes II ≥ 23 23,0+24,9 25,0+29,9 ≥30 Meningkat Moderat Berat Moderat Berat Sangat berat 60 79
Menurut Sherwood (2001), obesitas terjadi jika, selama periode waktu
tertentu, kilokalori yang masuk melalui makanan lebih banyak daripada yang
digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh, dan kelebihan energi
tersebut disimpan sebagai trigliserida di jaringan lemak. Sebagian faktor yang
mungkin berperan adalah :
1. Gangguan emosi dengan makan berlebihan yang menggantikan rasa puas
lainnya
2. Pembentukan sel+sel lemak dalam jumlah yang berlebihan akibat
pemberian makanan berlebihan
3. Gangguan pusat pengatur kenyang+selera makan (satiety;appetite center)
di hipotalamus
4. Kecenderungan herediter
5. Kelezatan makanan yang tersedia
6. Kurang berolahraga
Sedangkan menurut Fauci, et al., (2009), obesitas dapat disebabkan oleh peningkatan masukan energi, penurunan pengeluaran energi, atau kombinasi
keduanya. Selain itu, Akumulasi lemak tubuh berlebihan sangat dipengaruhi
lingkungan, faktor genetik, faktor sosial, dan kondisi ekonomi . Faktor genetik
dianggap menentukan kerentanan terhadap timbulnya obesitas, dan 30+50 %
variasi penyimpanan lemak tubuh total. Penyebab sekunder obesitas dapat berupa
kerusakan hipotalamus, hipotiroid, Cushing’s syndrome, dan hipogonadisme. Penggunaan obat+obatan juga dapat menimbulkan penambahan berat badan
seperti penggunaan obat antidiabetes (insulin, sulfonylurea, thiazolidinepines),
glukokortikoid, agen psikotropik, mood stabilizers (lithium), antidepresan (tricyclics, monoamine oxidase inibitors, paroxetine, mirtazapine) atau obat+obat
anti epilepsi (volproate, gabapentin, carbamazepin). Selain itu, Insulin;secreting tumors juga dapat menimbulkan keinginan makan berlebihan sehingga menimbulkan obesitas.
2.1.3 Komplikasi
Faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit adalah
kelebihan lemak viseral dan bukan lemak subkutan pada tubuh. Mortalitas yang
berkaitan dengan obesitas, terutama obesitas sentral, sangat erat hubungannya
dengan sindrom metabolik. Sindrom metabolik merupakan satu kelompok
kelainan metabolik yang, selain obesitas, meliputi resistensi insulin, gangguan
toleransi glukosa, abnormalitas lipid dan hemostasis, disfungsi endotel dan
hipertensi yang kesemuanya secara sendiri+sendiri atau bersama+sama merupakan
faktor resiko terjadinya aterosklerosis dengan manifestasi penyakit jantung
koroner dan/atau stroke. Mekanisme dasar bagaimana komponen+komponen
sindrom metabolik ini dapat terjadi pada seseorang dengan obesitas sentral dan
bagaimana komponen+komponen ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan
vaskular, hingga saat ini masih dalam penelitian (Sugondo, 2007).
2.2 Kolesterol
Kolesterol adalah prekursor bagi hormon steroid, asam empedu dan
vitamin D. Kolesterol juga merupakan unsur penting dalam membran sel dan
lapisan luar lipoprotein (Botram dan Mayes, 2006). Zat ini hanya ditemukan pada
hewan. Sterol yang serupa ditemukan pada tumbuhan normalnya tidak diabsorpsi
dari saluran cerna. Kebanyakan kolesterol dalam diet terkandung di dalam kuning
telur dan lemak hewani (Ganong, 2005).
2.2.1 Metabolisme kolesterol
Hampir seluruh kolesterol dan fosfolipid akan diabsorpsi di saluran
gastrointestinal dan masuk ke dalam kilomikron yang dibentuk di dalam mukosa
usus. Kilomikron sebagian besar dibentuk oleh trigliserida dengan sebagian lain
dibentuk oleh fosfolipid(9%), kolesterol(3%), dan apoprotein B(1%). (Guyton
dan Hall, 2007). Setelah kilomikron mengeluarkan trigliseridanya di jaringan
adiposa, kilomikron sisanya akan menyerahkan kolesterol ke hati (Ganong, 2005).
Kilomikron dan sisanya merupakan suatu sistem transpor untuk lipid
eksogen dari makanan. Juga ada sistem endogen yang terdiri dari very low;density
lipoprotein (VLDL), high;density lipoprotein (HDL), low;density lipoprotein(LDL), dan intermediate;density lipoprotein (IDL), yang mengangkut trigliserida dan kolesterol ke seluruh tubuh. VLDL terbentuk di hati dan
mengangkut trigliserida yang terbentuk dari asam lemak dan karbohidrat di hati
ke jaringan ekstrahati. Setelah sebagian besar trigliserida dikeluarkan oleh kerja
lipoprotein lipase, VLDL ini menjadi IDL. IDL menyerahkan fosfolipid dan
melalui kerja enzim plasma lesitin+kolesterol asiltransferase, mengambil ester
kolesteril yang terbentuk dari kolesterol di HDL. Sebagian IDL diserap oleh hati.
IDL sisanya kemudian melepaskan lebih banyak trigliserida dan protein,
kemungkinan di sinusoid hati, dan menjadi LDL. Selama perubahan ini sistem
endogen kehilangan APO E, tetapi APO B+100 tetap ada. LDL menyediakan
kolesterol bagi jaringan. Di hati dan kebanyakan jaringan ekstrahati, LDL diambil
melalui endositosis dengan perantara reseptor yang mengenali komponen APO+
100 dari LDL tersebut (Ganong, 2005).
Kolesterol terdapat di dalam jaringan dan lipoprotein plasma, yang bisa
dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang
sebagai ester kolesteril. Unsur ini disintesis sepenuhnya dari asetil+KoA di banyak
jaringan (Botram dan Mayes, 2006).
Biosintesis kolesterol diringkaskan dalam gambar dibawah :
Asetil+KoA
Asetosetil+koA 3+Hidroksi+3+metilglutaril+koA Asam
mevalonat
Asetoasetat Asetoasetat Kolesterol
Gambar 2. Biosintesis kolesterol. Enam molekul asam mevalonat memadat
membentuk senyawa skualen yang kemudian dihiroksilasi dan diubah menjadi
kolesterol. Panah putus+putus menunjukkan penghambatan umpan+balik oleh
kolesterol pada HMG+koA reduktase, enzim yang mengatalisis pembentukan
asam mevalonat (Ganong, 2005).
HMG+koA
reduktase
Kolesterol yang berlebihan dalam tubuh akan diekskresikan dari hati
melalui hempedu setelah dikonversi menjadi asam hempedu. Pembentukan asam
hempedu diregulasi oleh rangkaian reaksi 7α+hidroksilase (Botram dan Mayes,
2006).
2.2.2 Faktor faktor mempengaruhi kadar kolesterol darah
Antara faktor utama yang mempengaruhi kadar kolesterol plasma selain
faktor herediter adalah peningkatan asupan tinggi kolesterol, diet tinggi lemak
jenuh, diet tinggi asam lemak tak jenuh dan kekurangan hormon insulin dan tiroid.
Peningkatan asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol serum hanya dalam jumlah yang relatif kecil. Meskipun demikian
apabila kolesterol diabsorpsi, peningkatan konsentrasi kolesterol akan
menyebabkan kolesterol menghambat sintesisnya sendiri dengan menghambat
HMG+koA reduktase untuk menghalang terjadinya kenaikan kadar kolesterol
plasma secara berlebihan. Hasilnya, kadar kolesterol plasma biasanya tidak
mengalami peningkatan atau penurunan melebihi ±15% dengan perubahan pada
asupan kolesterol dalam diet (Guyton dan Hall, 2006).
Asupan diet tinggi lemak jenuh turut meningkatkan kadar kolesterol
plasma dengan peningkatan sebanyak 15%+25%. Hal ini karena terjadi deposit
lemak di hati yang kemudian menyebabkan meningkatnya unsur asetil+koA di hati
untuk memproduksi kolesterol. Oleh itu, dalam menurunkan kadar kolesterol
plasma penting untuk menjauhi sumber makanan tinggi lemak jenuh dalam
memastikan diet sentiasa rendah kolesterol (Guyton dan Hall, 2006).
Asupan diet tinggi lemak tidak jenuh mampu menurunkan kadar
kolesterol plasma namun mekanismenya masih belum dapat dipastikan(Guyton
dan Hall, 2006).
Kekurangan hormon insulin dan tiroid dapat menyebabkan peningkatan
kadar kolesterol plasma, sedangkan kelebihan hormon tiroid akan berakibat
peningkatan kadar kolesterol plasma. Kemungkinan utama terjadi demikian
adalah disebabkan perubahan pada aktivitas enzim yang bekerja pada
metabolisme lipid (Guyton dan Hall, 2006).
2.2.3 Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kolesterol
tinggi dalam darah. Keadaan ini bukanlah suatu penyakit tetapi gangguan
metabolik yang bisa menyumbang dalam terjadinya berbagai penyakit terutama
penyakit kardiovaskuler. Menurut Anwar (2004), patokan kadar kolesterol total
dalam mendiagnosa hiperkolesterolemia adalah:
1. Kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman adalah < 200 mg/dl.
2. Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai
dikendalikan (bordeline high) adalah 200+239 mg/dl.
3. Kadar yang tinggi dan berbahaya bagi pasien (high) adalah > 240 mg/dl.
Hiperkolesterolemia merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya
arterosklerosis dan meskipun tanpa kehadiran faktor lain keadaan ini sendiri sudah
cukup untuk merangsang perkembangan pembentukan lesi. Komponen utama
yang terkait dalam meningkatkan resiko ini adalah low;density lipoprotein (LDL) kolesterol dimana LDL berperan utama dalam mengangkut kolesterol ke jaringan
perifer. Sebaliknya high;density lipoprotein (HDL) kolesterol terkait terutama dalam menurunkan resiko pembentukan lesi arterosklerosis. HDL berperan dalam
mobilisasi kolesterol dari berkembang dan membentuk arteroma. HDL juga
berperan dalam mengangkut kolesterol ke hati untuk diekskresi melalui hempedu
(Kumar, et al.,2007).
Asupan diet tinggi kolesterol dan lemak jenuh seperti terkandung dalam
kuning telur, lemak hewani, mentega dan lain+lain dikatakan akan meningkatkan
kadar kolesterol plasma. Sebaliknya asupan diet rendah kolesterol dan/atau
dengan rasio diet lemak tak jenuh mampu menurunkan kadar kolesterol dalam
plasma. Gaya hidup turut dapat memberi kesan terhadap kadar kolesterol.
Olahraga yang sering dikatakan akan menurunkan kadar LDL dalam plasma
sedangkan kadar HDL akan meningkat. Selain itu, dalam keadaan kondisi emosi
yang tidak stabil atau stress serta pengambilan kafein dianggap berhubungan
dengan meningkatnya asam lemak bebas dalam plasma. Hasilnya berlaku
peningkatan trigliserida dan kolesterol yang diangkut melalui VLDL dimana hal
ini berakibat pada peningkatan kadar kolesterol dalam sirkulasi (Botram dan
Mayes, 2006).
Adapun diet dan gaya hidup adalah faktor yang terlibat dalam
merangsang terjadinya peningkatan atau penurunan kadar kolesterol maka dapat
disimpulkan bahwa hiperkolesterolemia merupakan suatu faktor resiko yang bisa
dimodifikasi (Kumar, et al., 2007).
2.3 Hubungan obesitas dengan peningkatan kadar kolesterol
Obesitas yang menetap selama periode waktu tertentu, kilokalori yang
masuk melalui makanan lebih banyak dapat menyebabkan terjadinya gangguan
metabolik berupa hiperkolesterolemia. Pengaturan metabolisme kolesterol akan
berjalan normal apabila jumlah kolesterol dalam darah mencukupi kebutuhan dan
tidak melebihi jumlah normal yang dibutuhkan. Namun pada obesitas dikatakan
dapat terjadinya gangguan pada regulasi asam lemak yang akan meningkatkan
kadar trigliserida dan ester kolesteril (Sherwood, 2001). Peningkatan kolesterol
darah juga dapat disebabkan oleh kenaikkan kolesterol yang terdapat pada very; low;density lipoprotein dan low–density lipoprotein sekunder karena peningkatan trigliserida yang besar dalam sirkulasi apabila terjadi penumpukan lemak
berlebihan didalam tubuh (Ahmar, 2010).
BAB 3
KERA GKA KO SEP DA DEFI ISI OPERASIO AL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka
kerangka konsep pada penelitian ini adalah :
Variabel Independen Variabel Dependen
3.2 Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.2.1 Obesitas
Obesitas adalah perhitungan persentase lemak tubuh guru+guru SMP
Negeri 3 Medan berdasarkan IMT
Cara ukur : Perhitungan IMT dengan rumus IMT = Berat badan (kg)
[Tinggi Badan]2 (m2)
Perhitungan Lemak tubuh / Body Fat (BF) dewasa dengan rumus : % BF = (1.20 x IMT) + (0.23 x
Usia) – (10.8 x Jenis Kelamin) – 5.4
Jenis Kelamin : Laki+laki = 1 ; perempuan = 0
Alat ukur : Timbangan , Meteran Tinggi Badan Hasil ukur : Presentase lemak tubuh
+ perempuan dikatakan obesitas jika >38 % pada
usia 20+39 tahun; >39 % pada usia 40+59
tahun; >41 % pada usia 60+79 tahun
+ laki+laki dikatakan obesitas jika >24 % pada
usia 20–39 tahun; >27 % pada usia 40–59;
>29 % pada usia 60–79 tahun
Kadar kolesterol darah Obesitas
+ perempuan dikatakan tidak obesitas jika <39 %
pada usia 20+39 tahun; <40 % pada usia 40+59
tahun; <42 % pada usia 60+79 tahun
+ laki+laki dikatakan tidak obesitas jika <25 %
pada usia 20+39 tahun; <28 % pada usia 40+59
tahun; <30 % pada usia 60+79 tahun
Skala Pengukuran : Skala Nominal 3.2.2 Kadar kolesterol darah
Kadar kolesterol darah adalah jumlah kandungan kolesterol dalam
plasma darah guru+guru SMP Negeri 3 Medan
Cara Ukur : Pemeriksaan dengan metode strip test
Alat ukur : Kolesterolmeter digital
Hasil ukur : Kadar kolesterol darah dalam mg/dl
+ Kadar kolesterol darah dianggap meningkat
jika >200mg/dl
+ Kadar kolesterol darah dianggap normal jika
<200mg/dl
Skala Pengukuran :Skala Nominal 3.3 Hipotesa
Adapun hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah ada
hubungan antara kejadian obesitas dengan peningkatan kadar kolesterol darah
pada guru+guru SMP Negeri 3 Medan.
BAB 4
METODE PE ELITIA
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode analitik observasional dan desain
studi Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan kejadian obesitas dengan peningkatan kolesterol darah pada guru+guru SMP Negeri 3
Medan.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat dilakukannya penelitian ini adalah di kantor guru SMP
Negeri 3 Medan. Penelitian telah dilaksanakan pada tangal 12 Juli 2011 dan 15
Juli 2011.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah guru+guru SMP Negeri 3 Medan yaitu
sebanyak 125 orang.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling, yaitu seluruh sampel yang datang dan memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi.
Sampel yang akan diambil diuji menggunakan kriteria+kriteria berikut :
Kriteria inklusi:
1. Bersedia untuk menjadi sampel penelitian dan mengisi Informed Consent. Kriteria Ekslusi:
1. Stress sebelum pemeriksaan dilakukan dengan melihat pada hasil tekanan
darah yang diperiksa.
4.3.3. Besar Sampel Penelitian
Besarnya sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus
penentuan besar sampel untuk populasi terbatas sebagai berikut:
= N. Zα². σ²
dx N − 1 + Zα². σ²
Keterangan:
n = Besar sampel
σ = Simpang baku nilai rerata dalam populasi [dari pustaka]
dx = Tingkat ketepatan absolut yang diinginkan [ditetapkan]
Zα = Tingkat kemaknaan [ditetapkan]
N = Besar populasi
Perhitungan besar sampel secara kasar:
n = 48,14 apabila,
N = 423, Zα= 1,960, σ = 37,56 mg/dl (Marfianti, 2006) dan d = 10
mg/dl
Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa jumlah sampel penelitian
adalah minimum 48 orang. Maka ditetapkan jumlah sampel yang akan diambil
adalah minmum 50 orang.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer
dan sekunder. Data primer penelitian ini adalah data guru+guru SMP Negeri
3 Medan yang bersedia ikut penelitian, dilakukan pengukuran IMT dan
persentase lemak tubuh, dilanjutkan dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol
pada sampel. Sedangkan data sekunder penelitian ini adalah data jumlah
guru+guru SMP Negeri 3 Medan yang diperoleh dari Bapak kepala SMP
Negeri 3 Medan.
Sebelum data diukur, subjek penelitian yang diperiksa harus memenuhi
kriteria inklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini dengan melakukan
pengukuran berat badan dan tinggi badan kemudian ditentukan sampel
obesitas atau tidak dengan melakukan perhitungan IMT. Peneliti meminta
informed consent kepada semua sampel sebelum data diambil. Semua subjek
penelitian dijelaskan maksud dan tujuan penelitian, kemudian diminta
kesediaan pengambilan darah untuk dilakukan pengukuran kadar kolesterol
darah.
Untuk mengukur kadar kolesterol darah sewaktu dilakukan dengan
pengambilan sampel darah. Pertama+tama dilakukan desenfeksi dengan
menggunakan alkohol 96% pada ujung jari. Kemudian dengan menggunakan
hemolet, tusukkan lanset pada ujung jari sampel yang sudah didesinfeksi tadi.
Kemudian darah yang keluar diletakkan di atas test card untuk ditentukan
kadar kolesterol darahnya dengan kolesterolmeter digital dan tangan subjek
penelitian dibersihkan dengan kapas alkohol. Kemudian hasil pemeriksaan
dicatat dan telah dimasukkan pada lembar data untuk dianalisa.
4.5 Pengolahan dan Analisis Data
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, dibutuhkan pengolahan dan analisis
data secara tepat. Pada penelitian ini, data yang didapat diolah dan kemudian
dianalisa menggunakan program Statistical Product and Solution Service 17 for Windows dengan dilakukan uji chi square dengan tingkat kemaknaan ditetapkan nilai p<0.05.
BAB 5
HASIL PE ELITIA DA PEMBAHASA
5.1. Hasil Penelitian
Telah dilakukan penelitian hubungan kejadian obesitas dengan
peningkatan kadar kolesterol darah pada guru+guru di SMP Negeri 3 medan dan
pengumpulan data adalah pada tanggal 12 Juli 2011 dan 17 Juli 2011 bertempat di
kantor guru SMP Negeri 3 Medan.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Medan yang beralamat di Jalan
Pelajar No.69 kelurahan Teladan Timur, Kecamatan Medan Kota, Medan,
Sumatera Utara.
SMP Negeri 3 Medan dimana kedudukannya adalah di tengah+tengah kota Medan.
Guru+guru yang bertugas terdiri dari guru+guru sesi pagi dan sore dengan jumlah
keseluruhan adalah sebanyak 125 orang.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian
Responden yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh guru yang
memenuhi kriteria penelitian yaitu didapatkan sebanyak 63 orang. Dilakukan
distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dan usia. Dapat dilihat
[image:34.595.105.518.631.717.2]distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin pada tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.1. Distribusi Subjek penelitian berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin n %
Laki+laki 16 25.4
Perempuan 47 75.6
Total 63 100.0
Subjek penelitian terdiri dari 16 orang (25.4%) laki+laki dan 47 orang
(75.6%) perempuan.
Dari tabel 5.2 berikut pula dapat dilihat distribusi subjek penelitian
[image:35.595.109.517.259.407.2]berdasarkan usia :
Tabel 5.2. Distribusi Subjek penelitian berdasarkan Usia
Usia (tahun) n %
20+29 2 3.2
30+39 4 6.3
40+49 36 57.1
50+59 20 31.7
60+69 1 1.6
Total 63 100.0
Pada penelitian ini, jumlah subjek penelitian terbanyak adalah pada
kelompok usia 40+49 tahun yaitu sebanyak 36 orang (57.1%) diikuti subjek
penelitian pada kelompok usia 50+59 tahun yaitu sebanyak 20 orang (31.7%).
5.1.3. Distribusi Jumlah Subjek penelitian Obesitas dan Tidak Obesitas
Seluruh subjek penelitian dikelompokkan kepada obesitas dan tidak
obesitas menurut presentase lemak tubuh. Hal ini dapat dilihat dari tabel 5.3
berikut:
Tabel 5.3. Distribusi Subjek penelitian Obesitas dan Tidak Obesitas menurut
Presentase Lemak Tubuh
Presantase Lemak Tubuh n %
Obesitas 22 34.9
Tidak obesitas 41 65.1
Total 63 100.0
Dari 63 subjek penelitian yang diperiksa didapatkan sebanyak 41 orang
(65.1%) tidak mengalami obesitas dan sebanyak 22 orang (34.9%) mengalami
obesitas
Pada setiap kelompok obesitas dan tidak obesitas, didapatkan pula
distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dan usia. Distribusi tersebut
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel 5.4 berikut :
Tabel 5.4. Distribusi Subjek penelitian Obesitas dan Tidak Obesitas berdasarkan
Jenis Kelamin
Pada kelompok subjek penelitian yang mengalami obesitas didapatkan
bahawa jumlah perempuan adalah lebih tinggi sebanyak 17 orang (30.0%). Hal Jenis kelamin
Persentase Lemak Tubuh Obesitas
n %
Tidak Obesitas n % Laki+laki 5 7.9 11 17.5
Perempuan 17 30.0 30 44.6
Total 22 34.9 41 65.1
yang sama dapat dilihat pada kelompok subjek penelitian tidak obesitas dengan
jumlah perempuan lebih tinggi yaitu sebanyak 30 orang (44.6%) dari 41 orang
yang tidak obesitas.
Dari tabel 5.5 berikut pula dapat dilihat distribusi subjek penelitian
obesitas dan tidak obesitas berdasarkan usia :
Tabel 5.5. Distribusi Subjek penelitian Obesitas dan Tidak Obesitas berdasarkan
Usia
Berdasarkan usia, subjek penelitian yang mengalami obesitas tertinggi
adalah sebanyak 14 orang (22.2%) pada kelompok usia 40+49 tahun diikuti 7
orang (11.1%) pada kelompok usia 50+59. Pada subjek penelitian yang tidak
obesitas, jumlah tertinggi turut didapatkan pada kelompok usia 40+49 tahun yaitu
sebanyak 22 orang (34.9%) diikuti 13 orang (20.6%) ada kelompok usia 50+59
tahun.
5.1.4. Distribusi Kadar Kolesterol Darah pada Subjek penelitian Usia
(tahun)
Persentase Lemak Tubuh Obesitas
n %
Tidak Obesitas n % 20+29
30+39
40+49
50+59
60+69
0 0.0
1 1.6
14 22.2
7 11.1
0 0.0
2 3.2
3 4.8
22 34.9
13 20.6
1 1.6
Total 22 34.9 41 65.1
[image:37.595.112.516.281.494.2]Didapatkan distribusi subjek penelitian dengan kadar kolesterol darah yang
[image:38.595.122.517.218.302.2]meningkat dan normal. Hal ini dapat dilihat dari tabel 5.6 berikut :
Tabel 5.6. Distribusi Kadar Kolesterol Darah Subjek Penelitian
Kadar Kolesterol Darah n %
Normal 43 68.3
Meningkat 20 31.7
Total 63 100.0
Dari pemeriksaan kadar kolesterol darah pada seluruh subjek penelitian
didapatkan 43 orang (68.3%) mempunyai kadar kolesterol yang masih dalam
batas normal dimana jumlah ini lebih tinggi berbanding subjek penelitian yang
mengalami peningkatan kadar kolesterol darah yaitu sebanyak 20 orang (31.7%)
Didapatkan pula distribusi subjek penelitian kelompok obesitas dan tidak
obesitas dengan kadar kolesterol darah normal dan meningkat. Hal ini dapat
dilihat dari tabel 5.7 berikut :
Tabel 5.7. Distribusi Subjek Penelitian Obesitas dan Tidak Obesitas berdasarkan
Kadar Kolesterol Darah
Kadar Kolesterol darah
Persentase Lemak Tubuh
Pada kelompok subjek penelitian obesitas didapatkan jumlah yang sama
pada subjek penelitian dengan kadar kolesterol darah meningkat dan normal yaitu
11 orang (17.5%). Sedangkan pada kelompok subjek penelitian yang tidak
obesitas didapatkan jumlah subjek penelitian dengan kadar kolesterol normal
lebih tinggi yaitu sebanyak 32 orang (50.8%).
5.1.5. Analisis Hubungan Kejadian Obesitas dengan Peningkatan Kadar Kolesterol Darah
Dilakukan crosstabulation untuk mengetahui persentase jumlah obesitas dan tidak obesitas pada peningkatan kadar kolesterol dan kadar kolesterol darah
[image:39.595.114.509.113.259.2]normal. Hal ini dapat dilihat dari tabel 5.8 berikut :
Tabel 5.8. Crosstabulation Kelompok Obesitas dan Tidak Obesitas dengan Kadar Kolesterol Darah Meningkat dan Normal
Obesitas n %
Tidak obesitas n %
Normal 11 17.5 32 50.8
Meningkat 11 17.5 9 14.2
Total 22 35.0 41 65.0
Persentase Lemak Tubuh
Kadar Kolesterol darah
ormal Meningkat Total
Didapatkan persentase jumlah subjek dengan peningkatan kadar kolesterol
lebih tinggi pada kelompok obesitas. Sedangkan persentase jumlah subjek dengan
kadar kolesterol normal lebih tinggi pada kelompok tidak obesitas.
Tabel 5.9. Hasil Analisa Uji chi;square Hubungan Kejadian Obesitas dengan Peningkatan Kadar Kolesterol Darah
value df ilai signifikansi
(p value) Pearson Chi
Square
5.198a 1 0.023
Dari hasil analisa uji chi square didapatkan nilai signifikansi kurang dari 0.05 yaitu p = 0.023.
5.2. Pembahasan
5.2.1. Pengaruh jenis kelamin, usia dan pola makan terhadap kejadian obesitas
Dari penelitian didapatkan bahwa sejumlah 22 orang (34.9%) mengalami
obesitas dari 63 subjek penelitian. Angka ini digolongkan cukup tinggi dalam n % n % n % Obesitas 11 25.6 11 55.0 22 34.9
Tidak obesitas 32 74.4 9 45.0 41 65.1
Total 43 100.0 20 100.0 63 100.0
menunjukkan kejadian obesitas pada suatu kelompok. Hal yg mendukung
tingginya angka kejadian obesitas pada kelompok penelitian ini bisa karena
populasi penelitian ini merupakan masyarakat yg berasal dari daerah perkotaan.
Saat ini, di Indonesia, terutama di kota+kota besar, dengan adanya perubahan gaya
hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentary berakibat pada perubahan pola makan atau konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi
kalori, tinggi lemak dan kolesterol, terutama terhadap penawaran makanan siap
saji ( fast food ) yang berdampak meningkatkan resiko obesitas (Manurung, 2009). Tingginya angka kejadian obesitas ini bisa juga dimungkinkan karena
hampir sebagian besar subjek penelitian berada dalam kelompok usia 40+49 tahun
yaitu sebanyak 36 orang ( 57.1 %) dimana dari jumlah itu 14 orang ( 22.2 %)
mengalami obesitas. Angka yang tinggi juga dicatatkan pada kelompok usia 50+59
tahun yaitu sebanyak 20 orang ( 31.2 %) dimana dari jumlah tersebut 7 orang
(11.1%) mengalami obesitas. Dari jumlah subjek penelitian setiap kelompok usia
tersebut hampir separuh mangalami obesitas. Diketahui bahwa seiring dengan
peningkatan usia laki+laki maupun perempuan akan mengalami perubahan
hormonal dimana hal ini mempengaruhi deposit dari lemak tubuh (Vella, et al, 2002). Pada sebuah penelitian ditemukan prevalensi obesitas meningkat mengikut
urutan kelompok usia dengan prevalensi tertinggi pada kelompok usia 50+59
tahun (Mokhdad, et al., 2001).
Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan jumlah perempuan yang mengalami
obesitas lebih tinggi daripada laki+laki. Perempuan dikatakan lebih mudah
mengalami obesitas akibat daripada kurangnya aktifitas fisik dibandingkan
dengan golongan laki+laki. Dalam sebuah penelitian ditemukan perempuan lebih
beresiko terhadap obesitas dengan salah satu penyebabnya adalah peningkatan
berat badan yang banyak ketika di rentang usia produktif. Hal ini juga dapat
disebabkan oleh faktor semakin menurunnya kadar estrogen pada perempuan
yang berperan dalam metabolisme lemak. Pada presentase lemak tubuh yang sama
perempuan yang telah menopause dikatakan mempunyai proporsi lemak viseral
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang belum menopause
(Power dan Schulkin, 2007).
5.2.3. Hubungan Antara Kejadian Obesitas dengan Peningkatan Kadar Kolesterol darah
Dari hasil penelitian didapatkan jumlah subjek penelitian yang mengalami
peningkatan kadar kolesterol darah lebih tinggi pada kelompok obesitas yaitu
sebanyak 11 orang. Berdasarkan tabel crosstabulation pada tabel 5.8 didapatkan persentase jumlah subjek dengan peningkatan kadar kolesterol lebih tinggi pada
kelompok obesitas. Sedangkan persentase jumlah subjek dengan kadar kolesterol
normal lebih tinggi pada kelompok tidak obesitas. Dari hasil analisa uji chi square program SPSS didapatkan nilai signifikansi kurang dari 0.05 (p < 0.05) yaitu
didapatkan nilai p = 0.023. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan antara
kejadian obesitas dengan peningkatan kadar kolesterol darah pada guru+guru SMP
Negeri 3 Medan.
Hasil ini dapat didukung oleh teori menurut Sherwood, 2001, dimana pada
obesitas dikatakan dapat terjadinya gangguan pada regulasi asam lemak yang akan
meningkatkan kadar trigliserida dan ester kolesteril Peningkatan kadar kolesterol
darah juga dapat disebabkan oleh kenaikkan kolesterol yang terdapat pada very; low;density lipoprotein dan low–density lipoprotein sekunder karena peningkatan trigliserida yang besar dalam sirkulasi apabila terjadi penumpukan lemak
berlebihan di dalam tubuh (Ahmar, 2010).
Berdasarkan sebuah penelitian oleh Mokhdad, et al.,pada tahun 2001, ditemukan hubungan yang erat antaraobesitas dan kelebihan berat badan dengan
resiko menghidap diabetes, asma, artritis, dan kecenderungan mempunyai status
kesehatan yang rendah termasuklah peningkatan kadar kolesterol darah yang
signifikan.
BAB 6
KESIMPULA DA SARA
6.1. Kesimpulan
Dari uraian+uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam
penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Jumlah guru+guru SMP Negeri 3 Medan yang tidak obesitas lebih tinggi
berbanding obesitas yaitu sebanyak 41 orang (65.1%).
2. Rata+rata umur guru+guru SMP Negeri 3 Medan yang mengalami obesitas
berada pada rentang usia 40+49 tahun, yaitu sebanyak 14 orang ( 22.2%).
3. Guru+guru SMP Negeri 3 Medan yang mengalami obesitas terbanyak adalah
perempuan yaitu sebanyak 17 orang (30.0%).
4. Guru+guru SMP Negeri 3 Medan yang tidak obesitas terbanyak adalah
perempuan yaitu sebanyak 30 orang (44.6%).
5. Jumlah guru+guru SMP Negeri 3 Medan yang mengalami peningkatan kadar
kolesterol darah lebih tinggi pada kelompok obesitas yaitu 11 orang.
6. Ada hubungan antara kejadian obesitas dengan peningkatan kadar kolesterol
darah pada guru+guru SMP Negeri 3 Medan.
6.2. Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang
mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini.
Adapun saran tersebut, yaitu:
1. Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan melakukan tidak hanya pemeriksaan
kadar kolesterol tetapi pemeriksaan profil lipid yang lengkap.
2. Jumlah subjek penelitian yang sedikit mempengaruhi hasil ketepatan
penelitian, sehingga untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya jumlah subjek
penelitian diperbanyak.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmar, H., 2010. Kolesterol. Dalam : Tubuh kita, edisi 40/VI/Oktober/2010. Available from: http://majalah+hilalahmarsolo.com/2011/04/majalah+hilal+
ahmar+edisi+40vi+oktober_781.html [ Accessed 4 April 2010]
Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia , 307.
Anwar, T. B., 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Aritonang, E. S. A., 2003. Hubungan Konsumsi Pangan dengan Gizi Lebih pada
Anak TK di Kotamadya Medan Tahun 2003. Medan: Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara.
Botham, K.M. & Mayes, P.A., 2006. Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell,
V. M., Chapter 26, Cholesterol Synthesis,Transport and excretion.. In: Harper’s Illustrated Biochemistry 27th ed. USA: McGraw+Hill 230+240
Deurenberg, P., Deurenberg+Yap, M., Schmidt, G., Staveren, W. A. V., 2000.
The Paradox of Low Body Mass Index and High Body Fat Percentage Among Chinese, Malays and Indians in Singapore. International Journal of Obesity Volume 24 Number 8 : 1011+1017. Available from :
http://www.nature.com/ijo/journal/v24/n8/full/0801353a.html [Accessed 30
March 2011]
Fauci, A. S., et al. 2009. Obesity. In : Harisson’s Manual Of Internal Medicine 17th Edition . USA : The McGraw+Hill Companies, 939.
Gallagher, D., Heymsfield, S., Heo, M., Jebb, S., Murgatroyd, P., Sakamoto, Y.
2000. Healthy Percentage Body Fat Ranges: An Approach for Developing Guidelines Based on Body Mass Index. Am J Clin 0utr (3): 694–701. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10966886 [Accessed
30 March 2011]
Ganong, W. F.,2005. Keseimbangan energi, metabolisme dan nutrisi. Dalam : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. McGraw Hill Companies 316+326
Guyton, A.C.& Hall, J.E., 2006. Lipid Metabolism. In : Textbook of Medical physiology11th ed. USA: Saunders Elsevier 840+851
Ilham, M., 2010 Hubungan Body Mass Index(BMI) dengan Tekanan Darah
Pada Mahasiswa Kedokteran dan Fisioterapi Alliance College Of Medical Sciences (ACMS) Yang Mempunyai Riwayat Keluarga Hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/23164
Kumar, V., Abbas, K. A., Fausto, N., & Mitchell, R. N., 2007. Chapter 10, The Blood Vessel. In : Robbins Basic Pathology8th ed. USA : Saunders Elsevier 347+349
Manurung, N.K., 2009. Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas di SMU Tri Sakti Medan. Medan : Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Marfianti, E., 2006. Perbedaan Kadar Resistin Pada Obes dengan Resistensi Insulin Dan Obes Tanpa Resistensi Insulin. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Mawi, M., 2005. Indeks Massa Tubuh sebagai Determinan Penyakit Jantung Koroner pada Orang Dewasa berusia di atas 35 tahun. Bagian Fisiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Mokhdad, H.A., et al., 2001. Prevalence of Obesity, Diabetes, and Obesity; Related Health Risk Factors, 2001. USA
Power, M.L., & Schulkin, J., 2007 Sex differences in fat storage, fat metabolism, and the health risks from obesity: possible evolutionary origin. USA : Georgetown University School of Medicine, Washington DC.
Sakinah, E., 2009. Efek Minyak Atsiri dari Allium Sativum terhadap Persentase Jumlah Limfosit Tikus Wistar yang Diberi Diet Kuning Telur Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2008. Dasar;Dasar Metodologi Penelitian Klinis
Edisi Ketiga. Jakarta : Sagung Seto.
Sugondo, S. 2007. Obesitas. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FKUI, 1919+1923.
Vella, C., M.S., & Kravitz, L., 2002. Gender Differences in Fat Metabolism. Available from : http://www.drlenkravitz.com/Articles/genderdiffer.html
[Accessed 1 Disember 2011]
World Health Organization. 2011. Obesity and Overweight. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/ [Accessed 23 March
2010