• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Mari Mengenal Prosesi Pernikahan Adat Jawa Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Mari Mengenal Prosesi Pernikahan Adat Jawa Timur"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU MARI MENGENAL PROSESI PERNIKAHAN ADAT JAWA TIMUR

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh :

Dhita Bagus Setyawan 51910218

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Dhita Bagus Setyawan

Tempat,Tanggal Lahir : Kediri, 09 Juni 1991

Alamat : Ds.Pengkol Rt/Rw 02/02

Kec.Kandangan Kab.Kediri.

Gol Darah : O

Agama : Islam

No.Hp : 0852-3352-9800

Alamat E-Mail : Dhita.Black@gmail.com Jenis Kelamin : Laki – Laki

Pendidikan

1998-2004 : SDN Kerkep – SDN Kasreman ,Kediri 2004-2007 : SMP N 1 Kandangan, Kediri

2007-2010 : SMA N 1 Pare, Kediri

Kemampuan

1. Menjalanan Program M.Office ( Word,Exel,PowerPoint ) 2. Adobe ( Photoshop,Premierpro,Adobe Ilustrator,Dreamweaver ) 3. Autodesk 3ds Max.

(5)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... . i

LEMBAR PERNYATAAN ORSINILITAS KARYA TUGAS AKHIR ii ABSTRAK... iii

I.2 Identifikasi masalah ... 2

(6)

vii

Riasan Wajah Pengantin Puteri ... 6

Upacara Siraman ... 8

II.5 Analisa permasalahan ... 21

(7)

viii

III.1 Strategi perancangan ... 22

III.1.1 Pendekatan komunikasi ... 22

III.1.2 Strategi kreatif ... 23

III.1.3 Strategi media ... 24

III.1.4 Strategi distribusi ... 25

III.2 Konsep visual ... 25

IV.1 Proses Perancangan Buku Prosesi Pernikahan Adat Jawa Timur 30

IV.2 Media Utama ... 30

IV.2.1 Buku Prosesi Pernikahan Adat Jawa Timur ... 30

IV.2.2 Teknis Produksi Media ... 30

IV.3 MEDIA Pendukung ... 33

IV.3.1 Pin ... 34

IV.3.2 Stiker ... 34

IV.3.3 Pembatas Buku ... 35

IV.3.4 Jadwal pelajaran ... 35

(8)

ix

IV.3.6 Mug ... 36

IV.3.7. Kaos ... 37

IV.4 Media Promosi ... 38

IV.4.1 Promosi Grup Facebook ... 38

IV.4.2 Grup Blackberry ... 38

IV.4.3 Brosur ... 39

(9)

40 Daftar Pustaka

Buku

Ahmad, Winarni. (2013). Berkah-Berkah Kenikmatan Surga Setelah Menikah. Yogyakarta: Diva Press.

Frank (2009). Comunication Art. Dallas : Serbin Comunication.

Kuhail, Majdi Fathi Ali. (2006). Fatwa-Fatwa Pernikahan Dan Hubungan Suami Istri. Jakarta: Kalam Pustaka.

Prasetyo, Wiwid. (2013). Bismillah, Saya Mantap Menikah. Yogyakarta: Semesta Hikmah.

Sutawijaya, Danang. (1995). Upacara Penganten, Tatacara Kejawen. Semarang: Aneka Ilmu.

Wawancara bersama Wiyasih dan Sumilah.

Yusidipuro, Arif. (2012). Saya Terima Nikahnya. Jakarta: PT Gramedia. Website

Kemdikbud (2014). Pawai Parade Busana Kartini. Tersedia di :

http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbtrowulan/events/event/pa

(10)

v

Kata Pengantar

Dengan Mengucapkan puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah

memberikan nikmat kesehatan jasmani dan rohani kepada penulis yang telah menyelesaikan laporan Tugas akhir, yang berjudul “PERANCANGAN BUKU MARI MENGENAL PROSESI PERNIKAHAN ADAT JAWA TIMUR”. Tersusunnya laporan ini berkat dukungan dari Dosen pembimbing dan

teman-teman yang telah memberikan ide serta bantuan atas tersusunnya laporan Tugas

Akhir ini.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Agus Rahmat

Mulyana selaku pembimbing, serta Ibu Wiyasih, dan Ibu Sumilah sebagai

narasumber pakar ahli yang telah bersedia memberikan waktunya untuk

menjelaskan semua keterangan tentang prosesi pernikahan adat Jawa Timur.

Penulis Menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu penulis berharap adanya kritikan dan saran untuk pencapaian laporan yang bisa

lebih baik lagi. Semoga laporan ini sangat bermanfaat bagi kita semua khususnya

bagi penulis dan masyarakat Jawa Timur.

Bandung,11 Agustus 2014

(11)

1

Bab I

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang Masalah

Keragaman Budaya Indonesia sangat luas, dan sangat banyak macamnya.

Seperti kesenian adat, rumah adat, serta ritual adat, dan masih banyak yang

lainnya. Dari itu semua penulis akan membahas tentang prosesi atau

rangkaian upacara pernikahan adat Jawa Timur. Menikah atau pernikahan itu

sendiri mempunyai arti yaitu upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan

atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan

perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara

pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa,

agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu

kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula.

Pengesahan secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat

dokumen tertulis yang mencatatkan pernikahan ditanda-tangani. Upacara

pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk

melakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan kesempatan

untuk merayakannya bersama teman dan keluarga. Wanita dan pria yang

sedang melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah

upacaranya selesai kemudian mereka dinamakan suami dan istri dalam ikatan

perkawinan.

Menurut Yusodipuro (2012) “Nikah adalah perjanjian resmi antara pria dan wanita untuk membentuk keluarga”(h.1).

Sebelum melangsungkan pernikahan pasangan calon pengantin melakukan

pertunangan. Pertunangan adalah dimana seorang sepasang kekasih yang

hendak melaksanakan pernikahan, meminta izin kepada keluarga wanita

untuk menandai bahwa seorang wanita tersebut akan dipinang oleh pihak

keluarga laki-laki, supaya tidak ada laki-laki lain yang hendak mendekati

sang wanita tersebut. Akan lebih baik seorang pasangan yang sudah

bertunangan cepat-cepat melangsungkan pernikahan, karena kalau terlalu

(12)

2 Prasetyo (2013) menjelaskan “Orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya. Bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis

untuk bersenang-senang: membelikan hadiah pacarnya, membeli pulsa, mentraktir, nonton film, dan yang lainnya.”(h.67). Sebaiknya pasangan yang sudah bertunangan cepat-cepat melangsungkan pernikahan.

Pada dasarnya menikah itu mempunyai manfaat, diantaranya yaitu dapat

menyehatkan tubuh. Seperti yang diungkapkan Ahmad (2013) “Dengan menikah, kita bisa meraih kesehatan yang sangat mahal harganya”(h.49). Dalam adat Jawa Timur, pernikahan berlangsung cukup rumit yaitu melalui

langkah demi langkah. Terlalu banyaknya proses pernikahan adat jawa ini

membuat remaja susah mengingatnya dan hanya sebagian remaja tertentu

yang dapat menghafal semua prosesi pernikahan ini, serta yang pernah

melihat pelaksanaannya. Dari itu semua, peneliti ingin meneliti apa penyebab

ketidak tahuan remaja Jawa Timur terhadap prosesi pernikahan adat Jawa

Timur, dan dapat memberi pemecahan masalah melalui media informasi.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka penulis mengidentifikasikan masalah

sebagai berikut :

1. Apa penyebab remaja di daerah Jawa Timur kurang mengetahui prosesi

pernikahan adat Jawa Timur.

2. Apa kurangnya media informasi tentang prosesi pernikahan adat Jawa

Timur berpengaruh terhadap pengetahuan remaja.

3. Prosesi pernikahan Adat Jawa Timur merupakan warisan budaya yang perlu

(13)

3 I.3 Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka didapat rumusan masalahnya yaitu :

diperlukan sebuah media yang dapat mengenalkan prosesi pernikahan adat

Jawa Timur kepada remaja usia 16 – 18 tahun.

I.4 Batasan Masalah

1. Penelitian dilakukan di daerah provimsi Jawa Timur.

2. Target penelitian adalah remaja usia 16-18 tahun di Jawa Timur.

I.5 Tujuan Perancangan

Dengan dibuatnya media buku informasi ini agar dapat mengenalkan

prosesi pernikahan Adat Jawa Timur terhadap remaja usia 16 – 18 tahun yang

kurang mengetahui tentang urutan serta makna-maknanya yang terkandung di

dalam prosesi pernikahan adat Jawa Timur, serta sebagai ilmu pengetahuan

(14)

1

BAB II

PROSESI PERNIKAHAN ADAT JAWA TIMUR II.1 Pernikahan adat Jawa timur

Pernikahan adalah proses peresmian hubungan suami istri yang syah, yang

melalui berbagai proses menurut adat dan kepercayaan masing-masing daerah.

Menurut Wiyasih (2013) “pada dasarnya Jawa Timur tidak mempunyai adat pernikahan. Semua yang dipakai di Jawa Timur itu adalah adat pernikahan

Yogyakarta dan Solo. Pelaksanaan yang biasa di pakai adalah adat

Yogyakarta sebagai panutan. Oleh sebab itu di Jawa Timur memakai adat

pernikahan Yogyakarta. Walaupun demikian, ada yang membedakan untuk

adat Yogyakarta dan Jawa Timur, yaitu dari segi pakaian pengantin, dan

aksesoris lainnya.

II.2 Prosesi upacara pernikahan adat Jawa Timur

Pada intinya, pernikahan yang ada di Jawa Timur bermakna melepaskan anak

perempuan dari tanggung jawab orang tua yang akan di minta oleh pihak

suami atau laki-laki yang akan bertanggung jawab. Dari semua itu prosesi

pernikahan adat Jawa Timur menurut Wiyasih (2013) Sebagai Berikut :

Sebelumnya ada beberapa perbedaan antara adat Yogyakarta dan Jawa Timur,

yaitu terdapat pada pakaian adat dan aksesoris pengantin.

Pakaian Pengantin

Untuk pakaian yogyakarta dapat dilihat, sebelah kiri adalah pakaian

pengantin adat Jawa Timur, untuk putra maupun puteri coraknya sama, dan

hanya berbeda panjangnya, kalau putera pakaiannya agak pendek, karena

nantinya akan mengenakan keris pada belakang putera, sedangkan puteri

panjang sampai lutut. Dan untuk Yogyakarta bisa dilihat sebelah kanan,

(15)

2 Gambar II.1. Pakaian pengantin

Sumber : Koleksi pribadi penulis dan Wiyasih

Riasan kepala Pengantin pria

Gambar II.2. Riasan kepala Pengantin Pria

Sumber : Koleksi pribadi Sumilah dan Wiyasih

Untuk riasan kepala pengantin pria dapat dilihat sangat berbeda, sebelah kiri

adalah riasan pengantin untuk daerah Jawa timur mengenakan blangkon

dengan hiasan menyerupai matahari untuk bagaian depannya, sedangnkan

(16)

3 Riasan Wajah Pengantin puteri

Gambar II.3. Rias Wajah Pengantin Puteri

Sumber : Koleksi pribadi Sumilah dan Wiyasih

Perbedaan pada riasan wajah pengantin puteri dari Jawa Timur dan

Yogyakarta terlihat sangat jelas, pertama dari cengkurung, untuk Jawa Timur bentuk cengkurungnya adalah setengah lingkaran, sedangkan Yogyakarta berbentuk s. Dan berikut ini adalah perbedaan cengkurung.

Gambar II.4. Cengkurung

(17)

4 Selain tata busana dan riasan pengantin ada juga yang membedakan, yaitu

panggung singgasana pengantin. Untuk singgasana pengantin Jawa timur

berbackground kain putih, sedangkan untuk daerah Yogyakarta

berbackground kayu, dan cenderung ke gelap.

Gambar II.5. Panggung singgasana pengantin

Sumber : Koleksi pribadi : Sumilah dan Wiyasih

Semakin berkembangnya jaman, maka pakaian adat untuk upacara

pernikahan adat Jawa timur sudah bercampur, bisa menggunakan pakaian

adat gaya Yogyakarta dan Jawa Timur, tergantung selera pengantin.

Prosesi upacara pengantin sendiri sebetulnya dibagi menjadi 6 secara pokok,

tetapi di dalam upacara pokok itu terdapat bagian-bagian tertentu yang ada

lanjutannya, dan bagian pokok atau inti prosesi pernikahan ada jawa timur

sebagai berikut :

1. Siraman

2. Midodareni

3. Ijab Qobul

4. Temu / Panggih

5. Resepsi

(18)

5 Dan pelaksanaannya sebagai berikut :

1. Upacara siraman

Gambar II.6 Upacara siraman

Sumber : Koleksi pribadi Wiyasih

Upacara siraman adalah upacara yang dilangsungkan sehari sebelum akad

nikah. Pertama-tama calon pengantin putri keluar dari sasana busana diiringi

ayah dan ibu menuju tempat yang telah disediakan. Selanjutnya calon

pengantin putri meminta doa restu kepada kedua orang tua, setelah itu baru

siraman dimulai. Menurut R. Danang Sutawijaya (1995) “Dene wacinipun tabuh 11.00. Ingkang nindakaken siraman para pinisepuh putri, ingkang taksih wonten sesambetanipun kulawarga”(h.5). yang artinya ”pada waktu

pelaksanaannya jam 11.00. dan yang melakukan siraman adalah para sesepuh puteri, yang masih ada hubungan keluarga”.

Pada prosesi ini air yang untuk memandikannya berisi dengan air bunga

setaman dengan isi daun 7 rupa. Pertama yang memandikan adalah Ibu

dilanjutkan dengan saudara yang dituakan yang berjumlah 7 orang, dan

terakir yang memandikan adalah ayah. Diteruskan memecah kendi sari,

dengan maksud untuk memecah pamor (perawannya besok sudah milik suami)

(19)

6 Pada saat yang bersamaan disediakan air yang sama untuk dikirim ke

pengantin laki-laki untuk upacara siraman, yang urutan tatacaranya sama

dengan pengantin putri.

2. Potong Rambut

Gambar II.7 Potong rambut

Sumber : Koleksi pribadi Wiyasih

Setelah siraman selesai, pengantin putri dibopong oleh ayah menuju sasana

busana, dengan maksud untuk berganti busana. Dalam berbusana masih

memakai pakaian sederhana tapi sopan tanpa perhiasan. Lalu dilanjutkan

acara potong rambut oleh ayah dan diberikan kepada ibunya. Setelah itu

potongan rambut ditanam di depan halaman rumah, dengan maksud :

(20)

7 3. Dodol Dawet / Jualan Dawet

Gambar II.8 Dodol Dawet

Sumber : Koleksi pribadi Wiyasih

Dilanjutkan acara jualan dawet. Yang berjualan adalah ayah dan yang

membeli adalah saudara-saudaranya. Setelah uang terkumpul lalu ibu calon pengantin putri mengucapkan kalimat “ngger anakku (nama) tampanono duwit iki olehe dodol dawet, mugo-mugo keno kanggo pawitane uripmu”

(21)

8 4. Tumpeng Robyong

Gambar II.9 Tumpeng Robyong

Sumber : Koleksi pribadi Wiyasih

Acara selanjutnya adalah tumpeng robyong (tumpeng warna-warni, semua lauk pauk ada) dengan arti hidup berwarna warni sebagai simbol ada senang,

susah, sedih dan lain-lain. Pertama-tama pada tahapan ini adalah ayah

memotong tumpeng diberikan kepada ibu supaya diberikan lauk-pauk lalu diberikan kepada pengantin putri dan berkata “annakku yang aku cintai terimalah rejeki ini melalui tangan ayah dan ibumu supaya kamu sehat walafiat, dan dijawab oleh sang anak “terimakasih bapak, ibu”.

5. Upacara Midodareni

Upacara yang dilakukan setelah acara upacara siraman dan sebelum ijab

qobul. Dimalam itu pengantin puteri dirias cengkorongan, yaitu dikerik semua bulu-bulu halus yang ada dimuka. Supaya menghilangkan segala

kotor yang ada dalam tubuh dan besok pada hari pelaksanaan pernikahan

terlihat cantik lahir batin. Pada malam midodareni yang menghadiri para saudara-saudara terdekat pengantin laki-laki dan perempuan untuk

(22)

9 6. Ijab Qobul

Gambar II.10 Ijab Qobul

Sumber : Koleksi pribadi penulis

Acara yang dilakukan atau dilaksanakan pada pagi setelah upacara

midodareni dilaksanakan. Ijab qobul itu sendiri adalah menantu laki-laki mengucap janji untuk menerima mempelai wanita dari orang tua pengantin

perempuan. Dilaksanakan dengan kepercayaan masing-masing, bagi pemeluk

agama Katholik atau Kristen akad nikah dilangsungkan di gereja. Untuk

pemeluk agama Katholik dinamakan menerima Sakramen Ijab, baik agama

Islam maupun Katholik atau Kristen pelaksanaan akad nikah harus

didahulukan dan setelah selesai Ijab Kabul barulah upacara adat dapat

(23)

10 7. Upacara panggih / Temu

Gambar II.11 Upacara Temu

Sumber : Koleksi pribadi Wiyasih

Sebelum upacara panggih dilakukan, dua pengantin dirias baju kebesaran pengantin ditempat berbeda. Setelah busana selesai akan dilanjutkan sebagai

berikut :

Bagian I Balangan gantal

Pengantin perempuan dan laki-laki keluar dari sasana busana, kedua

pengantin diketemukan berhadap-hadapan, dan diadakan upacara balangan gantal (sirih digulung dan diikat benang putih) yang artinya dapat dipercaya menyingkirkan segala roh jahat. Pada pelaksanaannya pengantin laki-laki dan

perempuan melemparkan sirih tadi, setelah itu disusul dengan berjabat tangan

(24)

11 Bagian II Wiji dadi

Gambar II.12 Wiji dadi

Sumber : Koleksi pribadi Wiyasih

Upacara wiji dadi atau injak telur, dimana pengantin laki-laki menginjak telur sampai pecah di tempat yang sudah disediakan, setelah itu pengantin puteri

harus mencuci kaki pengantin putera sebanyak 3 kali. Selanjutnya pengantin

puteri sungkem ke pengantin putera sebagai tanda bakti kepada suami, dan pengantin putera memberi tebusan uang. Lalu pengantin puteri berdiri

memutari pengantin putera sekali sampai berada di sebelah kiri pengantin

putera.

Arti atau makna dari upacara ini adalah pada waktu itu pengantin perempuan

sudah menjadi milik suami, perempuan dilarang menoleh dan hanya

(25)

12 Bagian III Sindur

Gambar II.13 Upacara Sindur

Sumber : Koleksi pribadi Wiyasih

Upacara sindur dimana bapak di depan mempelai pengantin dan ibu berada dibelakang mempelai. Dengan maksud seorang ayah harus membimbing

anaknya ke jalan yang benar dan ke bagian ibu dibelakang artinya Tut Wuri Handayani, memantau dari kejauhan. Dalam bagian ini khususnya agama islam, apabila ayah dari pengantin wanita ayah sudah meninggal, maka yang

wajib menjadi wali pengganti adalah saudara laki-laki atau bisa juga paman

yang berasal dari keluarga ayah, dengan syarat sudah dewasa. Seperti yang

(26)

13 Bagian IV Timbang pangkon

Gambar II.14 Upacara Timbang Pangkon

Sumber : Koleksi pribadi Wiyasih

Timbang Pangkon dimana bapak dari pengantin puteri duduk ditengah tempat duduk mempelai dan pengantin putera duduk disebelah kanan paha bapak

dari pengantin puteri dan pengantin puteri duduk di sebelah paha kiri bapak

pengantin puteri. Selanjutnya sang ibu akan menanyakan sebuah pertanyaan “Abot endi pak ?” (berat mana pak ?). dan bapak dari pengantin puteri akan

menjawab “podho buk” (sama buk). Pada bagian ini mempunyai arti tidak

membeda-bedakan mana menantu dan mana anak, dan semua dianggap anak

(27)

14 Bagian V Tanem Jero

Gambar II.15 Upacara Tanem Jero

Sumber : Koleksi pribadi Wiyasih

Tanem Jero, yaitu bapak dari pengantin puteri mempersilahkan duduk kepada kedua mempelai di pelaminan. Yang berarti orang tua dari pengantin puteri

sudah merestui hubungan kedua pengantin tersebut.

Bagian VI Kacar kucur

Gambar III.16 Upacara Kacar kucur

(28)

15

Kacar Kucur, acara dimana pengantin laki-laki menuangkan beras yang berisikan beras kuning dan recehan kepada pengantin perempuan dengan

maksud pengantin laki-laki wajib memberi nafkah lahir dan batin kepada

sang istri untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Bagian VII Dahar walimah

Gambar II.17 Dahar Walimah

Sumber : Koleksi pribadi Wiyasih

Dahar walimah, acara dimana saling menyuapi nasi walimah dengan maksud semoga ke dua pengantin selalu satu hati lahir batin saling mencintai dalam

keadaan apapun.

Bagian VIII Sungkeman

Gambar II.18 Sungkeman

(29)

16

Sungkeman, sebelum acara ini ada acara “Papak besan”, yaitu menjemput ke dua orangtua pengantin putera, setelah itu duduk di samping kiri kursi

pelaminan. Selanjutnya kedua pengantin sungkem kepada orang tua puteri lalu orang tua putera, dengan maksud memohon doa restu kepada orangtua

semoga Tuhan memberi kebahagiaan kepada ke dua pengantin.

Bagian IX Resepsi

Gambar II.19 Resepsi

Sumber : Koleksi pribadi penulis

Resepsi, yaitu dimana acara penutup yang pelaksanaannya meminta doa restu

kepada semua tamu yang hadir di acara tersebut. Susunannya sebagai berikut :

1. Mohon doa restu kepada tamu.

2.Pasrah pengantin ikut kepada kedua orang tua perempuan.

3. penerimaan pengantin pria di pihak pengantin perempuan.

Setelah itu pengantin diberi wejangan (bekal hidup) yang berupa nasehat oleh sesepuh yang ditunjuk. Setelah itu makan hidangan yang sudah disediakan

dan bersalam-salaman.

(30)

17 5. Walik ajang / Tinjo

Walik ajang adalah acara memboyong pengantin perempuan ke pihak laki-laki. Sesampainya di kediaman laki-laki pengantin dan keluarga dari

perempuan disambut dengan upacara. Dan diadakan resepsi di pihak

poengantin laki-laki.

Perbedaan Walik ajang dan Tinjo adalah harinya. Walik ajang di laksanakan sehari setelah perayaan pernikahan, sedangkan Tinjo dilaksanakan sepekan setelah perayaan.

II.3 Media informasi

Media informasi digunakan sebagai alat atau saluran yang

menghubungkan pemberi pesan dan penerima pesan. Berdasarkan tujuan

perancangan yang sebagai upaya pemecahan masalah, maka media

II.4 Target Audien

Penentuan target audien sangat diperlukan dalam perancangan konsep media.

Agar pendekatan kepada target sasaran dapat lebih terfokus dan efektif dalam

penyampaian pesan.

Target audiens disini ialah remaja usia 16-18 tahun, dengan status sebagai

siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Berikut target audiens jika ditinjau

berdasarkan segi demografi, psikografi, dan geografisnya.

Demografi

- Usia : 16-18 tahun

- Jenis Kelamin : laki - laki & perempuan

Jenis kelamin target audiens dalam masalah adalah laki - laki &

(31)

18 acuan Kurikulum tidak ada pembedaan bobot suatu mata pelajaran antara

laki – laki & perempuan.

- Pekerjaan : (pelajar / siswa Sekolah Menengah Atas)

Remaja usia 16-18 tahun merupakan bagian dari anak remaja awal.

Pendidikan yang dijalani adalah perndidikan formal.

- Status Ekonomi Sosial : (kalangan menengah)

Cenderung status sosial target audiens adalah golongan masyarakat

menengah.

Psikografi

Remaja usia 16-18 tahun yang menganggap belajar budaya adalah suatu

pelajaran yang membosankan sehingga minat untuk mempelajarinya

menjadi tidak ada. Sehingga perlu mencari cara alternative untuk

meningkatkan minat untuk belajar.

Geografi

Area lingkungan provinsi Jawa Timur

II.5 Analisa Permasalahan

Dari permasalahan didapat, bahwa remaja usia 16-18 tahun yang mengetahui

prosesi pernikahan adat Jawa Timur kota Kediri adalah remaja yang tertarik

akan prosesi pernikahan dan pengaruh dari lingkungan atau keluarga.

Sehingga banyak remaja yang kurang mengetahui tentang prosesi pernikahan

(32)

22 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

Salah satu permasalahan yang diambil adalah mengenai bagaimana

membuat buku pengetahuan tentang prosesi adat pernikahan Jawa Timur

lebih menarik dibaca sehingga tidak membosankan pembacanya, agar minat

membaca dan mempelajarinya meningkat bagi pelajar. Maka dari itu

diperlukan perancangan buku informasi prosesi pernikahan kota Kediri yang

dapat menjelaskan tentang prosesi pernikahan adat dengan tujuan

melestarikan warisan budaya Jawa Timur. Dalam pembuatan buku

pengetahuan tersebut dilakukan dengan strategi sebagai berikut :

III.1.1 Pendekatan Komunikasi a. Materi Pesan

Materi pesan yang disampaikan dalam buku ini adalah

pengetahuan tentang pernikahan adat Jawa Timur, bahwa

pernikahan adat kediri menceritakan tentang pelepasan tanggung

jawab orang tua dari pihak pengantin wanita, yang nantinya akan

hidup bersama dengan pihak pria, sebagai pasangan suami istri

yang sah.

b. Tujuan Komunikasi

Tujuan Komunikasi dari perancangan buku pengetahuan prosesi

pernikahan kota Kediri adalah :

1. Memperkenalkan urutan prosesi pernikahan adat Jawa Timur

kepada remaja.

2. Untuk menarik minat membaca remaja terhadap prosesi

(33)

23 3. Memberi wawasan pengetahuan tentang prosesi pernikahan

adat Jawa Timur, supaya remaja lebih mencintai kebudayaan

Jawa Timur dan bangga memilikinya.

c. Pendekatan Visual

Dalam perancangan buku pengetahuan prosesi pernikahan Jawa

Timur ini menggunakan gaya ilustrasi kartun dengan

warna-warna yang cerah. Gaya kartun digunakan untuk menarik minat

dari remaja untuk membaca dan warna cerah dimaksudkan supaya

ketika membaca, remaja tidak merasa bosan.

d. Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal yang akan digunakan adalah dengan

menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Walaupun nantinya

ada kata-kata yang menggunakan bahasa daerah, dan akan diberi

penjelasan artinya supaya para pembaca tetap tertarik untuk

membacanya.

III.1.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif dalam pembuatan buku pengetahuan prosesi

pernikahan kota Kediri ini adalah dengan menambahkan beberapa

aspek seperti :

1. Judul pada cover buku

Judul : “ Mari Mengenal Prosesi Pernikahan Adat Jawa Timur “ Dengan begitu dimaksudkan remaja timbul rasa ingin tahu akan

kebudayaan tersebut, dan terdorong untuk membaca serta ingin tahu

(34)

24 III.1.3 Strategi Media

Media adalah pendukung, perantara dan sarana serta saluran alat

komunikasi untuk penyampaian pesan kepada target sasaran. Dengan

perencanaan dan harapan mendapatkan tanggapan dari penerima

pesan. Dalam penyampaian informasi kepada target sasaran dan

tetap berorientasi pada tujuan perancangan maka diperlukan media

yang sesuai agar informasi dapat sampai dan dicerna dengan baik.

Oleh karena itu, media yang akan dirancang terbagi menjadi dua

bagian, yaitu :

1. Media Utama

Media utama buku pengetahuan prosesi pernikahan Jawa Timur

yang diolah semenarik mungking dengan layout buku yang dapat

dimengerti oleh remaja, sehingga membantu meningkatkan minat

membaca.

2. Media Pendukung

Untuk meningkatkan minat para remaja dalam mengetahui

prosesi pernikahan adat Jawa Timur, maka dibuatlah juga media

pendukung untuk melengkapi dan lebih mempromosikan media

utama. Media pendukung tersebut berupa :

 Pembatas Buku

Pembatas buku adalah, penanda buku supaya tidak lupa

sampai mana ketika membaca. Dan ini sangat berguna dan

efektif.

 Pin

Pin adalah aksesoris yang dapat dikancingkan ke baju, tas

dan lain-lain. Dan sangat efektif dan banyak diminati.

 Stiker

Sticker adalah media yang dapat ditempel dimana saja.

(35)

25  Mug

Mug adalah sebuah tempat minum yang mempunyai

pegangan dibagian samping atau bisa disebut dengan

cangkir, dan ini efektif untuk media pendukung.

 Gantungan Kunci

Gantungan kunci adalah aksesoris yang fungsinya untuk

dipasang di kunci tas dan lain-lain, dan sangat efektif

untuk media pendukung.  Kaos

Kaos atau baju digunakan sebagai media pendukung,

karena pada saat orang mengenakan kaos ini, maka sama

saja sudah promosi.

 Brosur

Media ini cukup efektif untuk memberikan

informasi-informasi secara langsung pada sasaran yang berisi

tentang pengetahuan mengenai prosesi upacara pernikahan

adat kota Kediri yang dijelaskan secara singkat.

III.1.4 Strategi Distribusi

Dalam pendistribusian buku pengetahuan prosesi pernikahan Jawa

Timur ini, pertama-tama akan distribusikan oleh dinas pendidikan

kota Jawa Timur sekolah-sekolah menengah atas, agar buku tersebut

menjadi bacaan wajib sehari-hari dikalangan remaja, dan juga dapat

menanamkan rasa cinta warisan budaya Jawa Timur. Dan di toko

buku serta pameran buku.

III.2 Konsep Visual

Konsep visual yang akan dirancang dalam buku ini adalah dengan

menggunakan gambar kartun yang disukai oleh remaja, dengan

warna-warna cerah supaya remaja tidak bosan membaca buku ini. Serta pemilihan

(36)

26 diantara gaya visual dengan verbal sehingga mudah dipahami dan informasi

bisa tersampaikan dengan baik.

III.2.1 Format Desain

Format dari buku ini adalah dengan perancangan gambar ilustrasi

menggunakan aplikasi berbasis vector. Dengan panjang buku 21 cm,

dan lebar buku 14,8 cm. Ukuran disini dimaksudkan supaya remaja

dapat membaca buku ini dengan mudah dimanapun, serta mudah

untuk dibawa.

III.2.2 Tata Letak

Layout atau tata letak adalah penempatan elemen visual yang ada

dalam buku ini meliputi teks, ilustrasi, halaman, dan lain sebagainya

supaya layout buku dapat terlihat dengan baik sehingga pembaca

nyaman untuk membacanya. Berikut ini adalah tampilan layout

buku :

Gambar III.1 Layout buku

Sumber : Koleksi pribadi penulis

III.2.3 Tipografi

Jenis huruf yang digunakan dalam buku ini menggunakan huruf

dengan bentuk font yang jelas dan unik, supaya para pembaca buku

ini tidak bosan, oleh karena itu huruf yang dipilih dalam

perancangan buku pengetahuan prosesi pernikahan kota Kediri ini

(37)

27 a. Judul

Pada bagian judul font yang digunakan adalah Brush Scrip std.

Font ini terpilih karena mempunyai kesann ceria yang sangat

cocok untuk remaja.

Gambar III.2 Brush Scrip std

b. Isi Teks

Untuk bagian isi buku ini akan menggunakan font Centaur.

Centaur ini memiliki tingkat kebacaan yang jelas, dan bentuk

fontnya juga terkesan tidak membosankan. Sehingga saat

membaca buku remaja tidak merasa bosan.

Gambar III.3 Font Centaur

III.2.4 Ilustrasi

Konsep untuk pemilihan gaya ilustrasi pada buku ini adalah dengan

menggunakan gaya ilustrasi kartun. Gaya kartun digunakan karena

remaja cenderung menyukai hal yang masih belum formal. Maka

dari itu gaya penggambaran ilustrasi dipilih. Berikut ini adalah

(38)

28 Gambar III.4 Referensi gaya ilustrasi 1

Sumber : Buku Communication Arts V.51 hal.181

Gambar III.5 Referensi gaya ilustrasi 2

Sumber :

(39)

29 III.2.5 Warna

Warna yang akan digunakan dalam pewarnaan visual buku ini adalah

warna-warna yang cerah, seperti merah, coklat, hijau, biru.

Warna-warna akan disesuaikan sesuai latar keadaan pada saat waktu

pelaksanaan.

(40)

30 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Proses Perancangan Buku Prosesi Pernikahan Adat Jawa Timur

Proses perancangan buku ini dimulai dari pencarian data, dan wawancara dari sumber terpercaya tentang prosesi pernikahan adat Jawa Timur, kemudian mengambil data gambar dari prosesi tersebut, dari sini didapat sumber gambar dan cerita yang asli. Setelah itu maka akan ada tahap perancangan buku.

Setelah didapat semua data maka langsung dibuatlah sketsa semua kronologis ilustrasi tentang urutan prosesi pernikahannya. Dan perancangan sebagai berikut :

1. Membuat story line.

2. Menggambar sketsa.

3. Menggambar sketsa menjadi digital di Program Adobe Ilustrator CS5.

4. Mewarnai gambar buku di Program Adobe Ilustrator CS5.

5. Melayout buku di Adobe Potoshop CS5.

6. Dan terakhir adalah pencetakan buku dan menjilid.

IV.2 Media Utama

IV.2.1 Buku Prosesi Pernikahan Adat Jawa Timur

Media utama buku prosesi pernikahan adat Jawa Timur ini menggunakan kertas Art Paper 150 gr untuk cover buku, dan 120 gr untuk isi halaman buku, dengan rincian buku sebagai berikut :

Ukuran : 14,85 cm x 42 cm (Saat terbuka) 14,85 cmx 21 cm (Saat tertutup)

Material : Artpaper 120gr danArtpaper 150 gr. Teknik cetak : Teknik print dupleks

Jilid buku : Jilid stapler tengah

IV.2.2 Teknis Produksi Media

(41)

31 Gambar : IV.1. Prosesi Siraman

Sumber : Koleksi Pribadi Wiyasih

Setelah didapat foto sumber aslinya, kemudian dibuatlah sketsa gambar untuk diproses ke digital.

Gambar IV.2. Sketsa Siraman

(42)

32 Sesudah sketsa dibuat maka akan dibuatlah sketsa di program Adobe Ilustrator Cs5 untuk proses sketsa digital.

Gambar IV.3. Sketsa digital

Sumber : Koleksi Pribadi Penulis

Dan apabila sketsa digital sudah dibuat maka selanjutnya akan dilakukan pewarnaan digital pada gambar.

Gambar IV.4. Pewarnaan Digital

Sumber : Koleksi Pribadi Penulis

(43)

33 Gambar IV.5. Layout Buku

Sumber : Koleksi Pribadi Penulis

Dan kemudian proses Pencetakan buku dengan menggunakan kertas artpaper dan menggunakan jilid tengah menggunakan clip.

Gambar IV.6. Hasil Cetakan Buku

Sumber : Koleksi Pribadi Penulis

IV.3 MEDIA Pendukung

(44)

34 IV.3.1 Pin

Pin adalah aksesoris yang biasanya dipakai di baju, sweater, tas, topi dan lain sebagainya. Dan macam pin ada berbagai macam, ada kotak, lingkaran dan lain-lain. Yang dipilih adalah pin lingkaran dengan diameter 5,8 cm kertas Glosy. Dan berikut hasilnya.

Gambar IV.7. Pin

Sumber : Koleksi Pribadi Penulis.

IV.3.2 Stiker

Stiker adalah sebuah media promosi yang pengaplikasiannya ditempel, dengan 8,5 cm x 9 cm. Stiker dipilih karena media ini sangat sederhana dan banyak peminatnya.

Gambar IV.8. Stiker

(45)

35 IV.3.3 Pembatas Buku

Pembatas buku adalah alat untuk menandai halaman sebuah buku supaya tidak lupa saat orang membaca, dan telah sampai mana orang tadi membaca.

Gambar IV.9. Pembatas Buku

Sumber : Koleksi Pribadi Penulis

IV.3.4 Jadwal pelajaran

Jadwal pelajaran adalah jadwa dimana mata pelajaran akan dilaksanakan dari hari senin sampai sabtu. Jadwal pelajaran dipilih karena remaja pasti sekolah, dan membutuhkan jadwal yang rapi.

Gambart IV.10. Jadwal Pelajaran

(46)

36 IV.3.5 Gantungan Kunci

Gantungan tas adalah aksesoris yang biasanya digunakan untuk menandai sesuatu seperti kunci, tas, dan lain sebagainya. Dan ini sangat efektif sebagai media pendukung, karena remaja sangat menyukai gantungan kunci, dan biasanya dipakai sebagai gantungan di tas sekolah.

Gambar IV.11. Gantungan Kunci

Sumber : koleksi pribadi penulis

IV.3.6 Mug

(47)

37 Gambar IV.12. Mug

Sumber : Koleksi pribadi penulis

IV.3.7. Kaos

Kaos adalah pakaian yang bebas, yang biasanya dipakai untuk santai. Dan remaja sering memakai kaos untuk beraktifitas sehari-hari.

Gambar IV.13. Kaos

(48)

38 IV.4 Media Promosi

Media promosi adalah media yang digunakan untuk memperkenalkan produk dan memiliki tujuan menarik daya beli produk serta mengajak konsumen untuk berpromosi ke kalangan orang lainnya.

IV.4.1 Promosi Grup Facebook

Facebook grup adalah sebuah forum sosial media yang bertujuan untuk berdiskusi berbisnis dan lain-lain. Media promosi di facebook dipilih karena sangat efektif, karena di jaman sekarang anak remaja pasti sudah mempunyai facebook. Dan berikut tampilan media promosinya.

Gambar IV.14. Grup facebook

Sumber : Koleksi pribadi Penulis

IV.4.2 Grup Blackberry

(49)

39 Gambar IV.15. Grup Blackberry

Sumber : Koleksi Pribadi Penulis

IV.4.3 Brosur

Brosur adalah selembaran informasi yang bertujuan menyampaikan pesan untuk target konsumen. Dan media ini sangat efektif untuk promosi.

Gambar IV.16. Brosur

Gambar

Gambar II.1. Pakaian pengantin
Gambar II.8 Dodol Dawet
Gambar II.9 Tumpeng Robyong
Gambar II.10 Ijab Qobul
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) prosesi pernikahan adat Jawa yang dilaksanakan di Kelurahan Bandar Jaya Barat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di

Informan yang tidak paham akan makna simbolik prosesi adat Jawa tetap menjalankan kehidupan rumah tangganya berdasarkan pengalaman hidup orang tuanya dan berdasarkan

Penulis akan merancang buku ilustrasi yang memuat segala hal yang berhubungan dengan pernikahan adat budaya Tionghoa di Indonesia, dimulai dari ritual, peralatan,

Abstrak Tujuan penelitian mendeskripsikan persyaratan dan alat yang digunakan dalam prosesi pernikahan adat Dayak Ketungau Sesat berdasarkan komponen makna, jenis makna,

Peneliti juga meyakini bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana prosesi Temu Manten pada Upacara Pernikahan Adat Jawa, yang kaya akan makna

Karya Foto ini menggambarkan prosesi adat pernikahan kajang. Objek penelitian berada diluar kawasan adat ammatoa yang masih berpegang pada adat dan melakukan prosesi adat dalam acara

Berdasarkan hasil temuan dalam memahami komponen komunikasi pada tradisi siraman dalam prosesi pernikahan adat Sunda, maka terdapat ciri-ciri umum perilaku komunikasi pada

Abstrak Tujuan penelitian mendeskripsikan persyaratan dan alat yang digunakan dalam prosesi pernikahan adat Dayak Ketungau Sesat berdasarkan komponen makna, jenis makna,