• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Simbolik Dalam Upacara Panggih Pada Pernikahan Adat Suku Jawa : Kajian Antropolinguistik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makna Simbolik Dalam Upacara Panggih Pada Pernikahan Adat Suku Jawa : Kajian Antropolinguistik"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ii

MAKNA SIMBOLIK TEKS DALAM UPACARA PANGGIH PADA PERNIKAHAN

SUKU ADAT JAWA KAJIAN : ANTROPOLINGUISTIK

OLEH :

TARI FEBRIANTI

NIM 130701025

ABSTRAK

Penelitian ini membicarakan tentang makna-makna dalam teks yang terdapat dalam upacara panggih pada pernikahan suku adat Jawa. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori Sibarani (2004:50) mengatakan bahwa antropolinguistik secara garis besar membicarakan dua tugas utama yakni (1) mempelajari kebudayaan dari sudut bahasa dan (2) mempelajari bahasa dari konteks kebudayaan. Antropolinguistik juga mempelajari unsur-unsur budaya yang terkandung dalam pola-pola bahasa yang dimiliki oleh penuturnya, serta mengkaji bahasa dalam hubungannya dengan budaya penuturnya secara menyeluruh. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa teks-teks yang terdapat dalam upacara panggih pada pernikahan suku adat Jawa ada tujuh prosesi yaitu: prosesi kembar mayang atau lempar sirih, prosesi wiji dadi atau injak telur, prosesi Prosesi Wijik Sekar Setaman atau Sindur Binayang, Prosesi Pangkon Timbang atau Timbangan Manten, Prosesi Tanem Jero, Prosesi Ngunjuk Rujak Degan dan prosesi upacara sungkeman. Dalam prosesi tersebut terdapat teks-teks yang mempunyai makna dan nilai-nilai yang harus diterapkan dalam pernikahan, sehingga dapat melaksanakan nilai-nilai budaya dan makna yang terkandung didalam teks tersebut.

Kata kunci: Makna simbolik, Antropologi, Linguistik.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari analisis makna simbolik pada Sangjit upacara adat pernikahan masyarakat Tionghoa tersebut diketahui proses tuturan yang terjadi pada saat

Simbol yang dimaksud dalam upacara perkawinan adat Batak Toba.. ialah pada saat

Debora (2014) dalam skripsinya yang berjudul Makna Simbolik Upacara Adat Mangulosi (Pemberian Ulos) pada Siklus Kehidupan Masyarakat Batak Toba di Kecamatan

Masyarakat Suku Osing di Desa Kemiren memiliki tata laksana atau rangkaian prosesi upacara pernikahan adat antara lain sebagai berikut: Pertama, Ngirim Doa yang

Hasil dari penelitian ini adalah adanya representasi kedudukan wanita dalam prosesi panggih pengantin adat Surakarta dapat menjadi suatu upaya membentuk anak

sekitar (Mufidah, A. Suku jawa yang bertempat tinggal di daerah Desa Sumanggar Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun memiliki kebudayaan dalam proses upacara adat

Raja Parhata adalah orang yang memimpin keberlangsungan acara pernikahan adat yang di utus dari masing-masing kedua belah pihak mempelai Raja Parhata dari

Universitas Muhammadiyah Pruworejo, Vol.. menyaksikan upacara tersebut, penulis baru bisa memberikan kesimpulan bahwa upacara tersebut adalah upacara adat pernikahan