• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Ilustrasi Ular Dan Keunikannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Ilustrasi Ular Dan Keunikannya"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

DK 37503/TUGAS AKHIR Semester II 2014/2015

Oleh :

Fajar Taufik P 51911219

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)

Puji syukur kehadirat Allah swt atas berkat rahmat-Nya, penulis telah

menyelesaikan penulisan makalah Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Buku

Ilustrasi dan Keunikannya”. Dalam makalah ini penulis meneliti tentang ular serta

keunikan dan habitatnya.

Dalam makalah ini terdapat pembahasan tentang cara mengetahui lebih dalam tentang ular dan mengetahui cara membedakan ular berbisa maupun tidak. Penulis juga menjelaskan jenis-jenis ular berdasarkan habitatnya beserta keunikannya. Penulis mengucapkan terimakasih banyak untuk dosen pembimbing yang telah

membimbing serta mengoreksi makalah ini.

Penulis menyadari terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat, juga bisa membantu bagi pembaca yang

ingin mengetahui cara membedakan ular berbisa dan tidak berbisa dan penulisan

makalah kolokium dengan judul “Perancangan Buku Ilustrasi dan Keunikannya”

Bandung, Mei 2015

(4)
(5)

LEMBAR PENGESAHAN . i

KATA PENGANTAR . ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS KARYA TUGAS AKHIR . ... iii

ABSTRAK ……….. iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI . ... vi

DAFTAR GAMBAR . ... ix

DAFTAR TABEL . ... xi

DAFTAR LAMPIRAN . ... xii

GLOSARIUM . ... xiii

BAB I PENDAHULUAN. ... I.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

I.2 Identifikasi Masalah ………. 3

I.3 Batasan Masalah . ... 3

I.4 Rumusan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan . ... 3

BAB II TINJAUAN JENIS ULAR DAN KEUNIKANNYA………... II.1 Ular . ... 4

II.1.2 Jenis Ular ... 4

II.1.3 Anatomi Ular ... 6

II.1.4 Bisa Ular ... 7

II.2 Jenis Ular & Keunikan Ular. ... 9

II.2.1 Jenis Ular di Indonesia ... 9

II.2.2 Habitat Ular ... 12

II.2.3 Keunikan Ular ... 13

II.3 Analisa. ... 16

II.4 Kuisioner. ... 17

(6)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL……….

III.1 Strategi Perancangan . ... 24

III.1.1 Tujuan Komunikasi……….. 24

III.1.2 Pendekatan Komunikasi……….. 24

III.1.3 Materi Pesan ... 25

III.1.4 Gaya Bahasa ... 25

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ... 25

III.1.6 Strategi Kreatif ... 25

III.1.7 Strategi Media ... 25

III.1.8 Strategi Distribusi ... 26

III.2 Format Visual. ... 26

III.2.1 Format Desain ... 26

III.2.2 Tipografi ... 27

III.2.3 Ilustrasi ... 28

III.2.4 Warna ... 29

III.2.5 Tata Letak ... 29

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA DAN APLIKASI MEDIA………. IV.1 Buku Ilustrasi Reptil . ... 31

IV.1.1 Media ... 31

IV.1.2 Teknis Produksi Media ... 31

IV.2 Media Promosi . ... 33

IV.2.1 Poster ... 33

IV.2.1.1 Teknis Produksi ... 33

IV.2.2 Mini X Banner ... 33

IV.2.2.1 Teknis Produksi ... 34

IV.3 Media Pendukung . ... 34

IV.3.1 Stiker ... 34

(7)

IV.3.3 Poster Art ... 36

IV.3.3.1 Teknis Produksi ... 36

IV.3.4 T-shirt ... 37

IV.3.4.1 Teknis Produksi ... 37

IV.3.5 Tote Bag ... 38

IV.3.5.1 Teknis Produksi ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(8)

I.1 Latar Belakang Masalah

Reptil merupakan hewan berdarah dingin yang memiliki sisik di bagian tubuhnya.

Hewan-hewan yang dikategorikan jenis reptil diantaranya adalah ular, katak,

kura-kura, kadal dan buaya. Sekarang terdapat lebih dari 6000 species. Setiap reptil memiliki

perbedaan karakteristik dan sifat dan habitatnya masing-masing. Ular adalah jenis

reptil yang memiliki tubuh panjang dan tidak memiliki kaki maupun tangan (Lambert,

1985 : 6). Di berbagai belahan dunia jenis ular beragam ada yang berbisa maupun tidak

berbisa dan pada bulan juli 2013 data di dunia kurang lebih memiliki 2815 jenis, namun

untuk di Indonesia sendiri ular memiliki kurang lebih 365 jenis baik berbisa maupun

tidak yang dapat di bedakan melalui corak tubuh, warna, bentuk tubuh, kepala dan

bentuk ekor data ini diperoleh dari reptile data base . Namun tidak hanya dari situ dapat

membedakan mana yang berbisa dan tidak berbisa, perlu keahlian khusus untuk

mengetahui cara membedakan jenis berbisa dan tidak.

Hewan berdarah dingin banyak di jumpai di sekitaran semak-semak, pepohonan,

bahkan ada yang berhabitat di air. Habitat ular dapat dibedakan dengan bentuk tubuh

nya seprti ular yang memiliki tubuh besar biasanya tinggal di daratan dikarenakan

mereka bisa memangsa hewan yang dua kali lebih besar dari ukuran tubuh mereka

contohnya adalah ular pyton atau yang banyak dikenal dengan sebutan ular sanca

kembang, namun beberapa ular habitatnya menyesuaikan dengan ukuran tubuh dan

warna kulit seperti ular daun yang memiliki tubuh kecil mereka menghabiskan

waktunya di atas pepohonan atau dahan pohon dikarekan ukuran ular yang kecil dan

bentuk tubuh yang menyerupai dahan pohon sampai warna kulit ular yang menyerupai

warna dahan pohon dan dedaunan yaitu warna hijau dan hijau kekunigan sehingga bisa

berkamuflase agar terhindar dari serangan musuhnya. (Kay, 1987 : 6). Adapun ular

yang memiliki bisa tingkat tinggi seperti ular king kobra, viper, dan welang, ular lebih

banyak menghabiskan waktunya di daerah yang kering seperti di semak-semak

(9)

seperti ular kadut jenis ini banyak di temukan di daerah persawahaan yang berlumpur

ataupun di daerah rawa dikarekan mangsa utama ular ialah tikus dan ikan, selain ular

kadut ada juga jenis ular yang banyak menghabiskan waktunya di air seperti ular air

pelangi atau ular duwel. Dan masih banyak dari beberapa jenis ular yang berada di

Indonesia yang memiliki habitat yang berbeda, selain habitatnya sendiri ternyata ular

mempunyai keunikan tersendiri contohnya seperti ular berbisa, lubang lubang yang

terdapat pada bagian bawah tubuhnya ternyata dapat mendeteksi panas yang dimiliki

mangsanya sehingga dapat memangsanya sekalipun dalam kegelapan yang pekat.

Selain itu ada sebagian jenis ular yang dapat terbang dari dahan kedahan dengan cara

meluncur membentuk gerakan “S” , masih banyak keunikan ular yang tidak diketahui

secara menyeluruh yang menarik untuk dibahas.

Setelah melakukan kuisioner pada 27 april 2015 kepada siswa SD dan SMP negeri di

kota Bandung tepatnya di SDN Banjarsari dan SMPN 35 Bandung, dari 100 responden

penulis mendapatkan sebuah kesimpulan ternyata 70% responden menganggap jika

ular dianggap hewan yang agresif dan membosankan untuk di pelihara maupun untuk

mengetahui lebih detail. Kebanyakan remaja kurang mengetahui jenis-jenis ular yang

ada responden hanya mengetahui ular itu kobra dan menganggap hewan ini berbahaya

dan harus dihindari, kurangnya edukasi yang membahas tentang hewan berdarah dingin

inilah yang membuat seakan anak-anak kurang memperdulikannnya responden lebih

memilih untuk menyukai kucing, anjing dan hewan jinak lainnya. Namun dibalik

keganasan ular ternya hanya 10% yang dikategorikan ular berbisa dan sisanya tidak

berbisa, selain corak warna yang bergam habitat yang beragam ternyata ular memiliki

keunikan tersendiri yang menarik untuk diketahui anak agar mereka memahami jika

jenis ular itu sangatlah beragam dengan corak warna yang menarik. Kadang bingung

untuk membedakan jenis ular dikarenakan keanekaragaman ular yang terdapat di

(10)

I.2 Identifikasi Masalah

Setelah latar belakang di paparkan permasalahn yang muncul adalah :

Kurangnya pengetahuan remaja yang cukup dalam mengidentifikasi jenis ular

Kurangnya pemahaman remaja mengenai ular beserta keunikan yang dimiliki ular

Dari hasil kuisioner yang di lakukan dengan 100 responden hampir dari 70% remaja

kurang mengetahui tentang ular

Kurangnya media edukasi yang membahas tentang hewan reptil dengan sebuah

kemasan yang menarik dan mudah di tangkap oleh remaja

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian

ini ialah sebagai berikut:

Bagaimana cara untuk mengidentifikasi jenis ular serta mengetahui keunikan yang

dimiliki ular.

Bagaimana cara memberikan sajian edukasi yang menarik untuk remaja

I.4 Batasan Masalah

Masalah akan lebih difokuskan pada pengetahuan tentang ular dan cara mengetahui

jenis berdasarkan habitatnya serta mengetahui keunikan yang dimilikinya.

I.5 Tujuan Perancangan

Memberi edukasi lebih terhadap remaja tentang ular sehingga mengetahui

jenis-jenis ular beserta keunikan yang dimilikinya.

Menginformasikan jenis ular ular yang ada di Indonesia sehingga anak-anak

mengetahui cara penaggulangannya ketika bertemu langsung dan lebih perduli

terhadap hewan ini dengan tidak hanya melihat dari sisi buasnya saja namun

(11)

BAB II

TINJAUAN JENIS ULAR DAN KEUNIKANNYA II.1 Ular

Menurut David Lambert dalam buku terbitan Aladdin BooksLtd yang berjudul “Reptiles” (1986: 19). Ular adalah jenis reptil bertubuh panjang,ramping, tanpa kaki. Kurang dari sepertiga dari seluruh ular adalah berbisa. Yang lainnya

membunuh dengan cara membelit atau menggigit dan menelan mangsanya. Ular dapat menelan hewan utuh yang jauh lebih besar dari diameter dirinya karena dapat melepas sendi rahangnya, dan cairan pencernaanya sangat kuat, dapat menghancurkan tulang, gigi, dan kulit telur. Seperti semua reptil, ular berkulit kering bersisik, dan secara tetap melepas lapisan luar yang mati dan aus. Kadal

melepas kulitnya sepotong sepotong, tetapi ular seutuhnya. Kulit yang dilepas mencangkup sisik trasparan yang melindungi mata, untuk kelopak matanya.

II.1.2 Jenis Ular

Menurut Marry W (1986). Jenis ular digolongkan menjadi dua jenis yaitu berbisa

dan tidak berbisa, kedua kategori jenis ular ini dapat dibedakan melalui bentuk tubuh ular ,bentuk kepala ular, susunan gigi, habitat ular itu tinggal dan karakteristik sifat ular itu saat mencari mangsa. Di dunia terdapat kurang lebih 2185 jenis ular yang dapat di temui baik yang berbisa maupun tidak berbisa dari kedua golangan

tersebut, untuk jenis ular yang familiar di temui di Indonesia yang digolongkan kepada jenis ular yang tidak berbisa maupun berbisa antara lain cobra, king cobra, boa, pyton, weling, kadut.

A.Venomus

Walau tak berkaki, ular bergerak lebih cepat dari banyak hewan. Pada dasarnya semua ular bergerak dengan mendorong permukaan tempatnya berada. Ular besar

yang berat dapat melaju dengan tubuh lurus seperti ulat. Ini disebut gerakan rectilinear. Gelombang kontraksi otot melewti otot perut, dan sisik perut yang besae mencekam tanah, otot yang kuat untuk berjalan, bagi sebagian ular dapat menjadi senjata maut. Ular demikianlah dikenal sebagai konstriktor. Ular jenis ini membelit dan mencengkram korbannya hingga mati lemas ular terbesar yang membunuh

(12)

mencapai panjang 6 m, dan dapat membunuh dan memakan antelop dengan mudah namun sifat ular ini pergerakannya cepat namun takut dengan lawannya (Lambert, 1985: 26).

B. Non-Venomus

Meski sebagian orang mengira semua ular berbahaya, hanya sedikit yang benar benar bisanya dapat menciderai manusia. Dikarenakan kategori berbisa terbagi 2 yaitu menengah dan mematikan. Hanya jenis tertentu menggunakan bisa maut untuk membunuh mangsa kecil atau membela diri. Ular tidak menyegat dengan lidah seperti yang diduga. Lidah ular dan kadal yang menjulur-julur itu hanyalah

menguji udara atau tanah terhadap bau hewan lain. Ular kerincing dan bebrapa ular lain juga memiliki lubang penemu panas di mukanya, untuk menjejaki mangsa berdarah panas, siang maupun malam. Bahaya nyata ular berbisa tentulah karena gigitan bisanya. Bisa itu ialah ludah jenis khusus yang tersimpan dalam kelenjar organ dalam di kepala ular tersebut. Bila ular berbisa mengigit korbannya, bisa ini

menyemprot keluar melalui alur atau rongga di dalam taring, seperti obat di dalam jarum suntik. Bisa itu menyerang darah dan saraf korban, yang mengontrol jantung dan otot hingga korbannya lumpuh, dan ciri ular berbisa ialah memiliki bentuk kepala segitiga dan memiliki taring di kedua rahangnya, namun ciri fisik tersebut

tidka dimiliki bebrapa jenis ular berbisa bahkan berbeda. Sifat ular berbisa sendiri cenderung tidak begitu agresif bergerak lamban namun tidak takut dengan musuhnya. Ular jenis ini biasa berburu mangsanya pada malam hari dan biasnya memakan sesama yang lebih kecil ukurannya dan habitat ular ini beragam dari persawahan, air, bahkan gurun dikarenakan ular jenis ini menyesuaikan habitatnya

(13)

II.1.3 Anatomi Ular A. Tubuh Ular

Untuk mengetahui panjang tubuh keseluruhan, diukur panjang keseluruhan tubuh dimulai dari ujung moncong sampai dengan kloaka. Sedangkan untuk panjang ekor diukur dari kloaka sampai ujung ekor (David Lambert, 1986,20). Dapat disimpulkan bahwa untuk mengamati atau membedakan di bagian kepala yang harus diamati antara lain tinggi kepala dan lebar kepala, untuk tinggi kepala diukur

dari moncong sampai sisik ventral pertama, dan untuk lebar kepala digunakan jarak antar bagian luar kelopak mata. Tidak lupa juga dalam pengukuran diameter tubuh dan diameter ekor, untuk bagian diameter tubuh diambil lingkar tubuh yang paling besar, dan untuk diameter ekor juga diambil bagian yang paling besar.

Gambar II.1 Bentuk Tubuh Ular Sumber:https://www2.facebook.com/AsperaCommunity/photos/a.287503241398940.107

3741840.227249197424345/265895743559690/?type=3&theater (5 Mei 2015) B. Ekor Ular

Menurut Endro sambdo pada postingannya pada postingannya, ular memiliki bermacam ragam bentuk ekor yang berbeda, kebanyakan dari bentuk ekor yang dimiliki merupakan teknik evolusi yang ular jalani dalam habitat yang di tempatinya. Bentuk ekor yang ular punyai yaitu: panjang dan meruncing, pendek

(14)

C. Sisik Ular

Sisik yang dimiliki oleh ular adalah sisik yang berkesinambungan antara yang satu dengan yang lainnya, sisik ini terbentuk atas lapisan tanduk dan pada masa-masa

tertentu akan mengalami kematian, sehingga ular pada 2 bulan sekali akan mengalami pergantian kulit (Lambert, 1986: 27).

Gambar II.2 Bentuk sisik ular Sumber:https://www2.facebook.com/AsperaCommunity/photos/a.287503241398940.107

3741840.227249197424345/265895743559690/?type=3&theater (3 Mei 2015)2 Dan hasil dari pengamatan ternyata ular akan menanggalkan kulit lamanya dengan cara menggosokan moncongnya pada permukaan yang kasar. Dengan demikian, kulitnya akan menjadi longgar dan ular akan keluar dengan lapisan sisik yang baru. Bentuk-bentuk sisik yang dimiliki seekor ular diantaranya yaitu bulat, memanjang,

meruncing, dan berlunas, sisik di sini berfungsi sebagai lapisan tahan air dan sebagai penahan agar dirinya merasa tidak kering.Hal inilah yang membuat tubuh ular menjadi panjang.

II.1.4 Bisa ular

Penggolongan bisa dibagi atas dua, yaitu Neurotoxin bagi ular yang memiliki Ordo Elapidae (kerjanya menyerang jaringan saraf, terutama sistem saraf pada pusat pernafasan). Gejala yang ditimbulkan bagi korban yang terpatuk akan merasakan pening, muntah, perasaan tidak enak, pada luka patukan 1-2 jam akan membengkak, atau pada umumnya akan terjadi necrosis (kelemayuh), jika tidak

(15)

dan pembuluh darah). Gejala yang ditimbulkan bagi korban yang terpatuk akan merasakan pusing, mual, dan kadang diare. Pada bekas patukan terasa panas dan sakit, pembengkakan terjadi selama 30 menit sampai 1 jam, dan jarang

terjadi necrosis, kecuali jika terpatuk di jari (Budhy, 1986).

[image:15.612.205.438.167.329.2]

 

Gambar II.3 Bisa kobra

Sumber: https: 

http://dedenzoo.blogspot.com/2015/02/bagaimana-cara-mengatasi-ular-masuk.html (29 April 2015)

Dari penjelasan tersebut bisa ular dapat merusak jaringan darah sehingga menyebabkan kelumpuhan, bisa ular adalah pertahanan hidup, cara mengeluarkan bisa tersebut dengan cara menusukan kedua taring ke tubuh korban dan bisa akan menyembur menyerang system syaraf, namun pada kasus lain ular kobra dapat menyemburkan bisanya sejauh 2 meter untuk melumpuhkan mata musuh /

mangsanya. Berikut adalah gambar hasil dari gigitan ular .

   

     

Gambar II.4 akibat bisa ular Sumber:

[image:15.612.244.395.507.619.2]
(16)

II.2 Jenis Ular & Keunikan Ular II.2.1 Jenis Ular di Indonesia

Jenis ular terbagi kedalam 2bagian yaitu jenis ular yang berbisa dan tidak berbisa berikut adalah sebagian jenis ular di Indonesia:

A. Ular berbisa tinggi Naja Spuratix (Cantor, 1986)

[image:16.612.204.412.239.375.2]

Ular Sendok memiliki ciri-ciri, berwarna hitam, bertubuh panjang dan diameter tubuhnya besar.

Gambar II.5 Ular Sendok Sumber:

(17)

Bungarus Fasciatus (Schneider, 1801)

[image:17.612.199.441.154.315.2]

Ular yang memiliki nama lain welang ini memiliki ciri-ciri, berwarna hitam, dengan garis-garis kuning sepanjang tubuhnya, bentuk tubuh seperti segitiga.

Gambar: II.6 Ular Welang Sumber:http://acrochordus.com/kope/index.html (23 April 2015)

Bungarus Candidus (Schneider, 1801)

Ular yang memiliki nama lain weling ini memiliki ciri-ciri, berwarana hitam dengan garis-garis putih sepanjang tubuhnya.

[image:17.612.209.431.433.592.2]
(18)

Bungarus Candidus (Schneider, 1801)

Bogia Dendriphilia atau yang lebih dikenal dengan nama ular cincin emas ini memiliki ciri yang sama dengan ular welang, namun perbedaannya terletak di

[image:18.612.239.369.447.618.2]

bagian garis jika welang memiliki garis kuning yang besar, ular ini hanya memiliki garis kuning yang kecil dan tubuhnya memiliki dominan warna hitam.

Gambar: II.8 Ular cincin emas Sumber:http://acrochordus.com/cincinemas/index.html (23 April 2015)

B. Ular Tidak Berbisa Pyton Molorus

Gambar: II.9 Ular Sanca Sumber:http://acrochordus.com/pyton/index.html (23 April 2015)

(19)

Morelia Virdis

Ular morelia virdis atau ular green tee pyton ini memiliki ciri bertubuh sedang dengan warna yang sangat indah yaitu warna kuning dengan bintik berwarna

[image:19.612.240.434.150.299.2] [image:19.612.198.438.408.609.2]

merah dan putih.

Gambar: II.10 Ular Morelia virdis Sumber:http://acrochordus.com/morelia/index.html (23 April 2015)

Dryophis Prasinus

Ular ini biasa dikenal dengan sebutan ular pucuk, memiliki ciri bertubuh ramping, berwarna hijau dengan bentuk kepala yang runcing.

Gambar: II.11 Ular Pucuk Sumber:http://acrochordus.com/pucuk/index.html (23 April 2015) II.2.2 Habitat Ular

(20)

ini tersebar di seluruh pulau di indonesia, pada dasarnya ular memilih habitat sesuai dengan kecenderungan ketersediaan makanan, maka ular akan senang dan dapat hidup dengan baik. Sebagai contoh di Indonesia banyak ular yang ditemukan hidup

di daerah yang berdekatan dengan sumber air, misalnya ular pucuk, hinga semak-semak belukar yang berdekatan dengan pemukiman, misalnya ular weling, ular welang, ular cobra, ular sendok, ular tanah dan ular gadung (Tony et al, 1999). Dapat disimpulkan bahwa habitat ular tinggal tergantung dengan jenis apa seperti jenis berbisa banyak tinggal di daratan yang warnannya mencolok mangsa ataupun

musuhnya dikarenakan mereka memiliki bisa yang dapat melumpuhkan mangsa atau musuhnya, sedangkan ular tidak berbisa kebanyakan berhabitat di pinggiran sungai ataupun pepohonan menyesuaikan bentuk tubuh agar terhindar dari predator.

II.2.3 Keunikan ular

Keunikan ular sangatlah beragam, yaitu dari mulai tingkah laku, warna kulit, hingga

mitos-mitos yang dimiliki ular tersebut. Berikut adalah keunikan yang dimilikinya:

A. Warna kulit

 Morelia Virdis

Gambar II.12 Morelia virdis

Sumber: http://www.flickriver.com/photos/63048706@N06/5780323617/l (22 April 2015)

Ular pohon atau yang biasa disebut, Morelia virdis ini memiliki corak warna hijau cerah dengan bintik putih dapat ditemukan di papua, jenis ular ini tidak berbisa dan

(21)

Gambar II.13 Morelia virdis

Sumber: http://www.flickriver.com/photos/63048706@N06/5780323617/l (22 April 2015)

 Blue coral snake

[image:21.612.231.426.262.393.2]

           

Gambar II.14 Blue coral snake

Sumber: http://www.flickriver.com/photos/63048706@N06/5780323617/l (22 April 2015)

Ular yang memiliki bisa mematikan ini memiliki tubuh kecil yaitu 140cm, ular jenis ini memiliki warna merah cerah pada bagian kepala dan ekor dan warna biru di pinggir tubuhnya.

B. Ular terbang

     

Gambar II.15Ular terbang

(22)

Sebagian orang mengangap ada ular yang bisa terbang namun itu bukan terbang melainkan bergerak meluncur, menurut Ann Kay dalam buku karangannya yang berjudul 100 Pengetahuan tentang reptilian dan amfibi, ular terbang hidup di hutan

tropis di asia sebelah selatan. Ular ini bisa meloncat di atara cabang-cabang pohon atau meluncur di udara dengan membentuk gerakan “S”

C. Tarian ular kobra

Gambar II.16 Tarian kobra

Sumber: http://www.flickriver.com/photos/63048706@N06/5780323617/l (22 April 2015)

(23)

D. Ular Takut Garam

Banyak mitos yang mengatakan bahwa jika menaburkan garam di sekeliling maka akan aman dari gangguan. Faktanya, ular tidak takut pada garam. Sebab pada

[image:23.612.204.441.175.354.2]

dasarnya ular bukanlah jenis hewan yang berlendir atau yang biasa disebut moluska. Sehingga, garam tidak akan semerta-merta mengusir ular.

Gambar II.17 Percobaan ular melewati garam Sumber: dokumen komunitas aspera

II.3 Analisa

Kebutuhan sebuah media informasi pada zaman sekarang sangatlah di perlukan untuk semua kalangan, terutama sebuah informasi bertemakan edukasi sangatlah di butuhkan. Dikarenakan melalui sebuah media informasi target dapat menemukan

dan memahami informasi yang mereka cari, maka dari itu dikarenakan pentingnya media informasi terutama untuk anak-anak yang sangat memliki rasa keingin tauan sangat tinggi. Sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat kepada sasaran dan informasi yang disampaikan bermanfaat bagi pembuat dan

target.

Informasi mengenai sebuah keunikan yang dimiliki ular, yang kurang di pedulikan oleh anak-anak dikarenakan ketidak tahuan target terhadap apa saja yang dimiliki oleh ular karena kekurangan sebuah media edukasi yang memadai. Ular adalah

(24)

II.4 Kuisioner

[image:24.612.248.420.178.420.2]

Kuisioner ditujukan kepada anak-anak SD dan SMP. Kuisioner tersebut diambil melalui kuisioner secara terbuka dan tertutup, Terdapat 6 pertanyaan yang dijawab oleh murid SD dan SMP Terdapat 100 responden. Kuisioner dibuat dan disebarkan pada tanggal 27 April 2015.

(25)
[image:25.612.233.407.133.316.2]

Berikut adalah pemaparan hasil dari kuisioner yang dilakukan pada 27 April 2015:

Tabel II.1 Diagram Pertanyaan kuisioner 1 Sumber: Dokumen Pribadi

[image:25.612.258.433.407.596.2]

Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan hampir semua responden mengetahui ular hanya beberapa yang kurang mengetahuinya.

Tabel II.2 Diagram Pertanyaan kuisioner 2 Sumber: Dokumen Pribadi

Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan 70 persen responden mengetahaui ular

kobra sisanya sanca dan welang.

(26)

Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan 80 persen responden tidak mengetahui habitat ular namun dari 20 responden mengetahui dan rata-rata menjawab

[image:26.612.243.429.76.267.2]

berhabitat di hutan.

Tabel II.4 Diagram Pertanyaan kuisioner 4 Sumber: Dokumen Pribadi

Data ini menyatakan responden menganggap semua jenis ular berbisa dan sisanya menyatakan tidak.

Dari data ini menyimpulkan ketidak tahuan responden akan jenis ular, yang

(27)
[image:27.612.215.424.83.321.2]

Tabel II.5 Diagram Pertanyaan kuisioner 5 Sumber: Dokumen Pribadi

Responden kurang mengetahui keunikan yang dimiliki ular, dikarenakan informasi yang kurang.

[image:27.612.207.431.410.641.2]
(28)
[image:28.612.227.437.168.377.2]

Dari data ini menyimpulkan hampir semua responden mengetahui lewat media elekrotik, dan kurangnya pengetahuan dari media cetak seperti buku dikarenakan kebanyakan bosan jika hanya melihat tulisan tanpa visual yang menarik.

Tabel II.7 Diagram Pertanyaan kuisioner 7 Sumber: Dokumen Pribadi

Hampir sebagian responden tertarik untuk mengenal ular lebih dekat lagi, setelah

penulis memberikan bebrapa ular yang berwarna cerah dan menarik

[image:28.612.219.421.462.667.2]
(29)

Dari hasil kuisioner tersebut ternyata responden menyatakan membutuhkan sebuah media informasi mengenai ular dikarenakan media informasi berupa cetak susah untuk di dapat.

Dari hasil penyebaran kuisioner tersebut di temukan hasil yaitu hampir 70% responden kurang mengetahui menegenai ular dikarenakan kurangnya pengetahuan secara jelas, dan masih banyak yang menganggap jenis semua jenis ular berbisa

mematikan, akan tetapi hampir 80% responden tertarik untuk memplajari ular secara lebih dalam namun dibutuhkan sebuah media yang dapat memberikan informasi yang tepat dan jelas untuk mereka.

II.5 Khalayak Sasaran

Target dari informasi ini adalah anak-anak yang memiliki rasa ingin tahu yang lebih.Remaja diharapkan sejak dini telah mempunyai kepedulian untuk menjaga kelestarian ekosistem terutama populasi ular yang semakain sedikit dikarenakan banyaknya ketamakan manusia akan nilai jualnya yang tinggi, dan dilain sisi

pembuat berharap target dapat mengetahui cara untuk mengatasi saat berinteraksi dengan ular serta mengetahui tempat dimana jenis-jenis ular tinggal sehingga lebih peka ketika target berkunjung ke suatu daerah.

A. Demografis

 Gender : Laki-laki dan perempuan.  Usia : Remaja 11tahun s/d 15tahun  Pekerjaan : Siswa SD dan Siswa SMP B. Geografis

Remaja yang berada di Seluruh Indonesia.

Remaja yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi mengenai hewan reptil terutama ular.

C. Pisikografis

(30)

II.6 Kesimpulan dan Solusi

Berdasarkan dari penjabaran-penjabaran yang dijelaskan dari awal, dapat disimpulkan jika ular adalah jenis reptil yang buas namun tidak semua jenis mematikan dikarenakan tergantung jenis ularnya, dilain sisi ularpun memiliki keunikan yang menarik untuk di pelajari, dan masih banyak presepsi-presepsi awam yang kurang sesuai dengan kenyataan mengenai ular.

Setelah dilakuakan penelitian solusi yang tepat untuk memberi edukasi lebih terhadap pengetahuan tentang ular yang selalu dipandang hewan buas, adalah dengan menginformasikan menggunakan media yang menarik agar menarik minat masyarakat untuk mengenal dan mempelajarinya dikarenakan ular adalah hewan

ciptaan tuhan yang harus dijaga kelestariannya selain itu juga ular termasuk kedalam rantai makanan, yang harus tetap dijaga kelestariannya.

(31)

III.1 Strategi Perancangan III.1.1 Tujuan Komunikasi

Dalam perancangan media buku ilustrasi tentang pengenalan ular dan keunikanya

sebagai media yang memberikan informasi mengenai hewan reptil ular secara mendalam. Tujuan komunikasi agar media buku ilustrasi yang di sampaikan dapat tepat pada sasaran. adapun tujuan dari komunikasi adalah selain memberikan informasi juga menumbuhkan kecintaan remaja terhadap buku dan mengenalkan

ular secara lebih dalam dan tidak hanya mengetahui jika ular adalah hewan buas saja namun mengetahui bahwa ular itu hewan yang unik dan menarik untuk di pelajari, serta menambahkan wawasan mengenai hewan reptil.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi 1. Pendekatan Visual

Buku cerita ilustrasi Ular dan keunikannya ini memiliki segmentasi remaja usia 11 – 15 tahun atau SD kelas 6 sampai SMP kelas 3. Pendekatan visual yang digunakan adalah ilustrasi menggunakan media grafis manual dan digital.

Karena dengan menggunakan media gambar secraa manual ini, ilustrasi yang di hasilkan lebih kuat. Ilustrasi ular yang di buat untuk buku ilustrasi ini tidak terlalu detail, namun karakter terhadap jenis ularnya sampai. Ilustrasi yang dibuat berdasarkan hasil dari pengamatan dari bebrapa jenis ular. Karena segmentasi untuk remaja, ilustrasi dibuat sederhana dan lebih lucu agar menarik

anak anak untuk membacanya, akan tetapi identitas karakteristik ular tersebut tetap mudah untuk dikenali.

2. Pendekatan Verbal

Materi yang akan disajikan dalam perancangan buku ilustrasi Ular ini adalah jenis, karakteristik dan keunikannya, materi yang digunakanpun sesuai dengan

porsi remaja. Kata-Kata yang digunakanpun menggunakan bahasa sehari-hari agar mudah di mengerti oleh para remaja.

(32)

1. Mengenal jenis ular berbisa dan tidak berbisa

2. Mengenal bebrapa jenis ular berbisa dan tidak berbisa yang ada di sekitar 3. Memberi edukasi lebih terhadap keunikan yang dimiliki ular

III.1.4 Gaya Bahasa

Dalam buku ilustrasi ular ini, gaya bahasa yang akan digunakan adalah Bahasa Indonesia yang dipakai oleh remaja sehari hari, dikarenakan gaya bahasa sehari-hari ini mudah dicerna oleh remaja. Selain itu narasi yang disajikanyapun minim agar remaja ini tidak jenuh dan bosan ketika membaca buku ilustrasi tersebut.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan III.1.6 Strategi Kreatif

Agar informasi yang disampaikan mencapai tujuan yang diharapkan, maka informasi haruslah dilakukan secara efektif. Maksud dari informasi yang efektif adalah informasi yang isi pesan, bentuk pesan, dan strategi visualnya yang berbeda namun menarik, dengan pola seperti itu diharapkan agar informasi yang disampaikan dapat menarik perhatian orang-orang khususnya target sasaran yang

dituju.

III.1.7 Strategi Media A. Media Utama

Media utama yang akan digunakan dalam penyampaian pesan yang terkandung dalam buku ilustrasi ini, selain mudah untuk digunakan, tidak memerlukan alat bantu perantara lain, buku juga mudah untuk dibawa kemana saja, karna memungkinkan untuk dijinjing oleh sang anak. Serta kemudahan dalam mendapatkanya, karena sudah begitu banyak tempat-tempat penjualan buku kita

jumpai pada saat ini.

B. Media Pendukung

(33)

poster, dan pembatas buku, dengan media penunjang ini memungkinkan anak

agar mudah untuk digunakan dan diaplikasikan dalam kehidupan keseharian.

III.1.8 Strategi Distribusi

Media utama yang berupa buku akan ditawarkan kepada pihak penerbit yang

mempunyai potensi dalam menerbitkan buku-buku pengetahuan berupa cerita fiksi atau nonfiksi. Toko-toko buku seperti gramedia menjadi target utama dalam pendistribusian buku ini, serta penjualan buku secara online melalui media social ataupun web.

III.2 Format Visual III.2.1 Format Desain

Format desain yang digunakan pada buku ilustrasi ini berupa persegi, 20cm x 22cm, ukuran ini dipilih dalam format besar, dengan maksud agar buku ini dapat menyajikan ilustrasi visual yang lebih detail dan jelas kepada anak, karena teks atau narasi yang akan ditampilkan hanya sebagian kecil saja. Tiap ilustrasi ada yang disajikan full dan ada yang disajikan setengah halaman, tergantung narasi yang

(34)
[image:34.612.106.538.136.349.2]

Gambar III.1 Contoh layout buku ilustrasi reptil Sumber: Dokumen Pribadi

III.2.2 Tipografi

Jenis tipografi yang digunakan dalam buku ilustrasi ini untuk mewakili kesan alami, yang dalam keadaan baru mengenal huruf-huruf dan angka atas bimbingan orangtua. Untuk tipografi narasi digunakan font futura. 

 

 

 

 

(35)

untuk di baca.

Gambar 3.3 Font Elkwood Sumber: Dokumen Pribadi

III.2.3 Ilustrasi

Ilustrasi menggunakan media grafis digital imaging dan sketsa manual. Karena dengan menggunakan media ini, ilustrasi yang dihasilkan dapat lebih di eksplorasi

dari segi karakter yang dihasilkan akan lebih hidup dan menarik. Ilustrasi karakter yang akan ditampilkan dalam buku ini akan sedikit berbeda dari detail ular. Karakter yang dibuat lebih sederhana namun karkter tetap sampai. Karena berbeda segmentasi, karakter dibuat sederhana dan lebih unik. Sedangkan untuk setting background diambil dari karakteristik ular itu sendiri.

(36)

Sumber: Dokumen Pribadi III.2.4 Warna

Media buku ilustrasi ini disajikan dengan warna kuning, biru, putih, dan abu untuk

latar pada buku ilustrasi ini, penggunaan warna dominan kuning dan biru pada latar memiliki arti yaitu kuning adalah memperlihatkan kesan karakteristik pada ular berbisa yang mematikan dan ular tidak berbisa yang bersifat agresif, dan untuk warna biru digunakan agar memberikan kesan sifat ular berbisa yang tenang, mode warna yang digunakan adalah mode CMYK dikarekena media yang digunakan

adalah media cetak.

Gambar III.6 Komposisi warna untuk latar dan narasi Sumber: Dokumen Pribadi

III.2.5 Tata Letak

Layout yang digunakan dalam perancangan media informasi ini adalah berupa ilustrasi ular, dan background berwarna, penggunaan sub-judul dan judul menggunakan bentuk kotak agar tidak serupa dengan bentuk ular yang fleksibel agar menjadi pembeda dan jelas untuk di baca, sedangkan untuk narasi digunakan

[image:36.612.192.445.457.550.2]
(37)
[image:37.612.202.438.74.337.2]
(38)

IV.1 Buku Ilustrasi Reptil IV.1.1 Media

Pada Media utama Buku Ilustrasi reptil ini, digunakan pada kertas ukuran 21cm x 20cm Jenis kertas yang digunakan adalah jenis Artpaper 150gsm Sedangkan untuk covernya menggunakan softcover . dengan laminasi Doff.

IV.1.2 Teknis Produksi Media

Teknis pengerjaan media utama buku ilustrasi ini pada awalnya menggunakan penggambaran sketsa secara kasar pada kertas terlebih dahulu. Kemudian setelah sketsa kasar selesai penggambaran line art secara manual menggunakan marking pen 0,5 setelah sudah terbentuk gambar lalu di scan lalu masuk kedalam tahap

[image:38.612.169.443.380.579.2]

selanjutnya yaitu pewarnaan secara digital, menggunakan pen tablet sebagai sarana pendukung.

(39)
[image:39.612.136.476.152.360.2]

selelsai lalu masuk ke dalam

Gambar IV.2 Proses pewarnaan Sumber: Dokumen Pribadi

tahap selanjutnya yaitu membuat layout buku menggunkan software corel drawx6 dikarenakan software ini mudah di gunakan dan tidak terlalu sulit.Setelah layout

selesai semua gambar halaman di save menggunakan format cdr dan pdf agar mempermudah saat proses pencetakan.

[image:39.612.152.494.460.657.2]
(40)

telah terbitnya buku ilustrasi ini dan di buat dalam tiga ukuran yaitu A3, A4 dan, A5 penggunaan A3 untuk di temple di madding sekolah dan tempat penjualan buku,

dan untuk A4 dan A5 untuk di bagiakan oleh sales di beberapa tempat seperti kebun binatang, sekolah, dll.

IV.2.1.1 Teknis Produksi

Ukuran poster yang digunakan adalah A3 (29, 7 cm x 42 cm), A4 (21 cm x 29, 5 cm) dan A5 (14, 8 cm x 21 cm) di kertas berjenis artpaper, Karena mempunyai

[image:40.612.156.486.345.528.2]

kualitas yang tidak gampang kotor dan kualitas warnanya terjaga. Menggunakan material artpaper (210 gr) Teknis cetak ofset sparasi

Gambar IV.4 Poster Promosi Sumber: Dokumen Pribadi

IV.2.2 Mini X-Banner

(41)

Media ini dibuat pada kertas berbahan syntethic dan dengan ukuran 30 cm x40 cm. Proses pembuatan mini x banner ini menggunakan print laser sehingga warna yang

[image:41.612.220.422.204.488.2]

dihasilkan sesuai dengan gambar yang sudah dibuat.

Gambar IV.5 Mini x banner Sumber: Dokumen Pribadi

IV.3 Media Pendukung IV.3.1 Stiker

(42)
[image:42.612.188.453.177.303.2]

warna yaitu kuning dan biru. Di buat dengan mengunakan kertas cromo dengan menggunkan print laser. Dengan ukuran 8cm x 8cm.

Gambar IV.6 Stiker Sumber : Dokumen Pribadi

IV.3.2 Pembatas Buku

Sebagai media pengingat, pembatas buku dapat digunakan untuk keperluan

menandai halaman buku yang sedang dibaca untuk dibuka kembali lain waktu. Media ini dapat digunakan oleh orang tua maupun anak. Sehingga menjangkau semua lapisan.

IV.3.2.1 Teknis Produksi

(43)

Ukuran: 3cm x 17cm

Bahan: Art Papper 250 gr

Teknis: Print cutting manual

IV.3.3 Poster Art

Sebagai media bonus untuk di pajang di kamar dengan menggunakan desain yang minimalis dengan menggunakan sampul pada buku bertujuan untuk menghias dan untuk pengingat.

IV.3.3.1 Teknis Produksi

[image:43.612.222.417.373.624.2]

Poster art mempunyai desain hampir sama dengan Ilustrasi cover cerita agar lebih mengingatkan pada produk media utama Ukuran A3 ( 29, 7cm x 42 cm . Material Artpaper (210 gr). Teknis cetak print laser.

Gambar IV.8 Poster Art Sumber: Dokumen Pribadi

Ukuran: A3 (29, 7cm x42 cm)

(44)

T-shirt adalah media untuk bonus untuk setiap pembelian paket full pack dengan menggunakan desain sama pada sampul dengan menggunakan full warna biru pada baju berwarna putih.

IV.3.4.1 Teknis Produksi

[image:44.612.224.415.284.504.2]

T-Shirt Menggunakan bahan jenis cotton 30s dibuat dalam tiga ukuran yaitu S,M dan L, dan untuk desain pada baju tidak di sablon manual melainkan menggunakan teknik print digital pada t-shirt bertujuan agar tetap menjaga kecerahan warna desain

Gambar IV.9 T-shirt Sumber: Dokumen Pribadi

Ukuran: S, M, L

Bahan: Cotton 30s

Teknis: Print DTG

(45)

bawa, selain itu juga tote bag bisa digunakan saat berpergian ataupun sekolah desain yang digunakan sama dengan desain t-shirt.

IV.3.4.1 Teknis Produksi

[image:45.612.238.392.245.478.2]

Tote bag di buat menggunakan bahan canvas berwarna putih dengan desain logo buku di tengah menggunakan warna biru.

Gambar IV.10 Tote Bag Sumber: Dokumen Pribadi

Ukuran: 40cm x 25cm

Bahan: Canvas twill

(46)

Buku

Agromedia, Redaksi . (2010). Memilih & Merawat Kura-kura, Ular, dan Gecko. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.

Jason, C. (2000). Animals. Jakarta: Kawan Pustaka.

Lambert, D. (1985). Reptiles. Bandung: CV ROSDA.

Marry, W. (1986). Snakes. Boston: Foscal

Web

Somonjoto, Eddy. 2012 (16 Juni). Savera reptiles. Tersedia di: http://www.savereptiles.com [30 Januari 2015]

Sutedja, Chandra, Erick. 2012 (7 Mei). Habitatku. Tersedia di: http://www.enzick.multiplay.com [10 Mei 2015]

Francis, Tod. 2015 (30 September). JULY’S WACKY HOLIDAY FOR MONSTER CHILDREN: RATCATCHER’S DAY . Tersedia di : http//

  http://toddfrancis.com/news/ [10 Mei 2015]

Sulistiowati, Diah 2015 (31 July). Ranger Jaga Hutan, Hutan Jaga Kita. Tersedia di: http://www.wwf.or.id/?40682/Ranger-Jaga-Hutan-Hutan-Jaga-Kita [1

Agustus 2015]

Terjemahan

(47)
(48)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Fajar Taufik Purnama

NIM : 51911219

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 05 Mei 1993

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Alamat : Jalan Ir H Juanda no 42/161c Dago Tengah Bandung Jawabarat

HP : 08122114690

Email : jawstgbls@gmail.com

 

RIWAYAT PENDIDIKAN

SDN NEGERI BANJARSARI BANDUNG (2001-2006)

SMPN 2 BANDUNG (2006-2008)

SMAN 15 BANDUNG (2008-2011)

Gambar

Gambar II.3  Bisa kobra
Gambar II.5 Ular Sendok
Gambar: II.6 Ular Welang
Gambar: II.8 Ular cincin emas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tipografi merupakan kajian ilmu yang mempelajari tentang macam- macam bentuk serta jenis huruf. Bagi setiap bentuk dan jenis huruf cetak yang disajikan haruslah dapat

Dari penjabaran yang telah dijelaskan di atas maka perencanaan dan perancangan sebuah bangunan kolonial yang dipergunakan sebagai Stasiun Kereta Api yang mengutamakan pelayanan

Dalam masyarakat industri, karena ada kemajuan di bidang pendidikan, maka ibu tidak lagi mengurus rumah saja, tetapi sebagai partner yang tidak tergantung sama

Kesimpulan Kuesioner Kesimpulan yang dapat diambil dari data kuesioner di atas adalah sudah banyak responden yang mengetahui bahwa di sekeliling mereka terdapat berbagai jenis

Dengan bantuan, bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak, maka penulisan Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Buku Ilustrasi Tentang Arti dan Makna Bunga Tropis

Sebagian anak sudah mengenal jenis jajanan namun tidak banyak yang mengetahui apa nama jajanan tersebut dan esensi budaya dari jajanan tradisional

Dari berbagai potensi wisata yang ada di Kota Pekalongan dipilihlah potensi wisata sejarah di Kota Pekalongan, karena seperti yang diketahui bahwa batik Pekalongan

Maka ditinjau dari penjabaran di atas, penulis bermaksud untuk merancang sebuah sistem informasi akuntansi yang bersifat autorisasi dari siklus awal akuntansi