• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perilaku Ibu Hamil Dan Motivasi Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Puskesmas Padang Bulan Selayang Ii Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Perilaku Ibu Hamil Dan Motivasi Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Puskesmas Padang Bulan Selayang Ii Medan Tahun 2014"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DAN MOTIVASI PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI

TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS PADANG BULAN SELAYANG II MEDAN TAHUN 2014

SKRIPSI

Oleh :

NIM : 121021100

EVA DUMAYANTI BR. SIRAIT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DAN MOTIVASI PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI

TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS PADANG BULAN SELAYANG II MEDAN TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM : 121021100

EVA DUMAYANTI BR. SIRAIT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DAN

MOTIVASI PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS PADANG BULAN SELAYANG II MEDAN TAHUN 2014

Nama Mahasiswa : EVA DUMAYANTI BR. SIRAIT No. Induk Mahasiswa : 121021100

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Peminatan : Kesehatan Reproduksi

Tanggal Lulus : 14 Oktober 2014

(4)

ABSTRAK

Anemia gizi besi dapat meningkatkan resiko komplikasi dan kematian pada kehamilan dan melahirkan jika terjadi perdarahan berlebihan. Kemungkinan besar penyebabnya adalah ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet zat besi . Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia dimana angka kematian pada ibu hamil masih cukup tinggi. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka pemerintah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil.

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bersifat dekriptif analitik yang menggunakan kuesioner sebagai pedoman wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil (sekundigravida dan multigravida) yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Selayang II. Keseluruhan populasi menjadi objek penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei-September tahun 2014.

Hasil penelitian menunjukkan 72% ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi dan 28% tidak patuh. Dari hasil analisis data menggunakan chi-square diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi, sedangkan hasil analisis data exact fisher diperoleh sikap ibu hamil, tindakan ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan tidak berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

Disarankan agar pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingnya tablet zat besi lebih ditingkatkan serta petugas kesehatan meningkatkan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terhadap wanita hamil yang memeriksakan kehamilannya di puskesmas untuk mengatasi anemia gizi besi.

(5)

ABSTRACT

Anemia iron deficiency may elevate the risk of complication and death among pregnancy and delivery with if excessive bleeding. The most like pregnant woman who did not consume iron tablets. Anemia iron deficiency is one of the main problems in Indonesia where death rate on the of pregnant woman is still quite high. To overcome this problem the government implement a distribution of iron tablets to pregnant woman.

This research was conducted PHC Padang Bulan Selayang II Medan aimed to understand the relationship between maternal behavior and health provider motivation with the compliance of consume iron tablets in pregnant woman. Type of research was the descriptive analytical survey that used the questionnaire as a guide the interview. Population in this research was had all pregnant woman (scundigravida and multigravida) examined the public health center Padang Bulan Selayang II. Research object was all of population. Research was conducted in Mei-September 2014.

Research showed 72% of pregnant woman obey to iron tablets and 28% did not obey it. The result of data analysis using the chi-square was that knowledge was significantly associated with compliance to consume iron tablets. While result of data analysis using exact fisher was the attitude, practice and health provider motivation is not significantly associated with compliance to consume iron tablets.

It was is suggested to community knowledge especially pregnant woman about the important of iron tablets more improved and health provider to intensify communication, information and education to pregnant woman while visiting at puskesmas to reduce anemia iron deficiency.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eva Dumayanti Br. Sirait Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran/27 Nopember 1990 Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jl. DR. F.L. Tobing No.2B

Kec.Kota Kisaran Timur/ Kab.Asahan

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1996-2002 : SD Swasta Methodist-2 Kisaran 2. Tahun 2002- 2005 : SMP Negeri 1 Kisaran

3. Tahun 2005-2008 : SMA Negeri 1 Kisaran

4. Tahun 2008-2011 : Akademi Kebidanan Imelda Medan

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Pemurah yang menjadi tumpuan hidup dan harapan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Perilaku Ibu Hamil dan Motivasi Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan Tahun 2014”. Penulisan ini salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui dan hambatan, namun berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kritik dan saran masih sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Heru Santosa, M.S, Ph.D selaku dosen pembimbing I dan Ibu Maya Fitria, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Ibu Sri Rahayu Sanusi, SKM. M.Kes,Ph.D Selaku dosen penguji I serta Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS selaku dosen penguji II yang telah bersedia menguji dan memberi masukan dan saran kepada penulis.

Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(8)

3. Seluruh dosen dan staf di Departemen Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Kedua Orangtua tercinta ayahanda St.B.Sirait dan ibunda T.Panjaitan yang telah membesarkan, membimbing dan memberikan dukungan,moril serta doa di setiap langkah penulis, adik-adik tersayang (Tika, Freddy, Lisna, Devi) yang telah memberikan dukungan serta penyemangat penulis selama ini.

5. Ibu dr. Zaenab selaku Kepala Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak memberi bantuan dan semangat. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkatNya kepada kita semua. Amin.

Medan, September 2014 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Kepatuhan... 6

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 15

2.3.3 Teori Motivasi... 15

2.5.1 Dampak Anemia Defesiensi Zat Besi Pada Kehamilan ... 21

2.5.2 Penyebab Anemia ... 23

2.5.3 Faktor Resiko Anemia Defesiensi Besi ... 23

2.5.4 Komplikasi Anemia Defesiensi Besi ... 24

2.6 Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Besi Pada Ibu Hamil . 24

2.7 Suplementasi Zat Besi Pada Ibu Hamil ... 25

2.7.1 Pengertian Suplementasi Tablet Zat Besi ... 25

(10)

2.7.3 Sasaran Pendistribusian Tablet Zat Besi ... 27

2.7.4 Saran Untuk Wanita Penderita Anemia Defesiensi Besi .... 27

2.8 Kerangka Konsep ... 27

2.9 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 29

3.5 Defenisi Operasional Variabel ... 30

3.6 Aspek Pengukuran ... 31

3.7 Pengolahan Data ... 33

3.8 Analisis Data ... 34

BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan 35

4.2 Analisis Univariat ... 35

4.2.1 Umur Responden ... 36

4.2.2 Tingkat Pendidikan Responden ... 36

4.2.3 Suku ... 36

4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi ... 44

4.3.2 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi ... 45

4.3.3 Hubungan Tindakan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi ... 46

4.3.4 Hubungan Motivasi Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi... 47

BAB V. PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil ... 49

5.2 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil ... 50

(11)

5.4 Hubungan Motivasi Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan

Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil ... 52 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan... 53 6.2 Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur ... 36

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 36

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Suku ... 36

Tabel 4.4 Distribusi Respoden Menurut Pekerjaan ... 37

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Paritas ... 37

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan ... 38

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Pengetahuan ... 39

Tabel 4.8 Distribusi Responden Menurut Sikap ... 40

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Sikap ... 41

Tabel 4.10 Distribusi Responden Menurut Tindakan ... 41

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Tindakan ... 42

Tabel 4.12 Distribusi Responden Menurut Motivasi Petugas Kesehatan... 43

Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Motivasi ... 43

Tabel 4.14 Distribusi Responden Menurut Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi ... 44

Tabel 4.15 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Menurut Pengetahuan Responden ... 44

Tabel 4.16 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Menurut Sikap Responden ... 45

Tabel 4.17 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Menurut Tindakan Responden ... 46

(13)

ABSTRAK

Anemia gizi besi dapat meningkatkan resiko komplikasi dan kematian pada kehamilan dan melahirkan jika terjadi perdarahan berlebihan. Kemungkinan besar penyebabnya adalah ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet zat besi . Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia dimana angka kematian pada ibu hamil masih cukup tinggi. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka pemerintah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil.

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bersifat dekriptif analitik yang menggunakan kuesioner sebagai pedoman wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil (sekundigravida dan multigravida) yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Selayang II. Keseluruhan populasi menjadi objek penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei-September tahun 2014.

Hasil penelitian menunjukkan 72% ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi dan 28% tidak patuh. Dari hasil analisis data menggunakan chi-square diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi, sedangkan hasil analisis data exact fisher diperoleh sikap ibu hamil, tindakan ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan tidak berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

Disarankan agar pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil tentang pentingnya tablet zat besi lebih ditingkatkan serta petugas kesehatan meningkatkan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terhadap wanita hamil yang memeriksakan kehamilannya di puskesmas untuk mengatasi anemia gizi besi.

(14)

ABSTRACT

Anemia iron deficiency may elevate the risk of complication and death among pregnancy and delivery with if excessive bleeding. The most like pregnant woman who did not consume iron tablets. Anemia iron deficiency is one of the main problems in Indonesia where death rate on the of pregnant woman is still quite high. To overcome this problem the government implement a distribution of iron tablets to pregnant woman.

This research was conducted PHC Padang Bulan Selayang II Medan aimed to understand the relationship between maternal behavior and health provider motivation with the compliance of consume iron tablets in pregnant woman. Type of research was the descriptive analytical survey that used the questionnaire as a guide the interview. Population in this research was had all pregnant woman (scundigravida and multigravida) examined the public health center Padang Bulan Selayang II. Research object was all of population. Research was conducted in Mei-September 2014.

Research showed 72% of pregnant woman obey to iron tablets and 28% did not obey it. The result of data analysis using the chi-square was that knowledge was significantly associated with compliance to consume iron tablets. While result of data analysis using exact fisher was the attitude, practice and health provider motivation is not significantly associated with compliance to consume iron tablets.

It was is suggested to community knowledge especially pregnant woman about the important of iron tablets more improved and health provider to intensify communication, information and education to pregnant woman while visiting at puskesmas to reduce anemia iron deficiency.

(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Masa kehamilan adalah suatu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon ibu dan bayi yang dikandungnya membutuhkan gizi yang cukup banyak ( Depkes RI, 2000 ). Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit di bawah nilai normal. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat. Anemia yang lazim dialami ibu hamil adalah anemia defisiensi zat besi. Anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita di seluruh dunia terutama di negara berkembang khususnya Indonesia (Rukiyah, 2010).

Hal ini disebabkan jika ibu kekurangan protein menyebabkan berkurangnya pembentukan hemoglobin dan pembentukan sel darah merah sehingga unsur zat besi dalam darah berkurang. Penyebab utama anemia ini adalah kekurangan zat besi. Selama kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan zat besi hampir tiga kali lipat untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu hamil (Depkes RI, 2000). Konsekuensi anemia pada ibu hamil dapat membawa pengaruh buruk baik terhadap kesehatan ibu maupun janinnya. Keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi.

(16)

wanita mengalami anemia. Di Amerika 12% wanita mengalami anemia (WUS). Penelitian tahun 2012 di Sumatera Utara jumlah angka kematian ibu (AKI) sebanyak 359/ 100.000 penduduk dan jumlah angka kematian bayi (AKB) sebanyak 43/ 1000 kelahiran.

Hal ini berhubungan erat dengan anemia yang diderita ketika hamil. Keadaan kurang zat besi (Fe) merupakan fenomena yang kompleks (Khomsan, 2003). Data Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Departemen Kesehatan saat ini angka penderita anemia ibu hamil di Indonesia mencapai 40%. Penelitian menunjukkan 8% ibu hamil mengalami anemia pada trimester I, 12% pada trimester II dan 29% pada trimester III. WUS (15-44 tahun) 39,5% dan remaja putri (10-14 tahun) 57,1% mengalami anemia (Khomsan, 2003).

Di Sumatera Utara ibu hamil yang ikut dalam peserta tes darah 9377 orang (Medan, Siantar, Kisaran), 33% mengalami anemia (Depkes RI, 2008). Prevalensi anemia ibu hamil belum mengalami perubahan dari tahun ke tahun, namun Departemen Kesehatan RI sampai dengan tahun 2015 akan berusaha menurunkan prevalensi anemia ibu hamil. Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di kota Medan tahun 2013 sebanyak 21 orang. Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2010, survei anemia yang dilaksanakan tahun 2008 di 4 kabupaten di Sumatera Utara yaitu kota Medan, Binjai, Kab.Deli Serdang dan Langkat diketahui bahwa 40,5% wanita hamil mengalami anemia.

(17)

dan 0,25 mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0,25 mg asam folat). Setiap ibu hamil dianjurkan minum tablet tambah darah dengan dosis satu tablet setiap hari selama masa kehamilannya dan empat puluh hari setelah melahirkan. Tablet tambah darah disediakan oleh pemerintah dan diberikan kepada ibu hamil secara gratis melalui sarana pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2008).

Tablet tambah darah berwarna merah, berselaput film dan dikemas dalam sachet aluminium warna perak, berisi 30 tablet per bungkus. Dalam kemasan ada logo tetesan darah warna merah, tulisan “Tablet Tambah Darah Untuk Ibu Hamil, Ibu dan Bayi Menjadi Sehat” serta tanda untuk diperjual belikan (Depkes RI, 2000). Suplementasi tablet zat besi dan peningkatan gizi merupakan upaya penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia. Meskipun program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil sudah dijalankan sejak tahun 1970, namun masih terdapat kasus-kasus yang disebabkan karena anemia pada masa kehamilan.

(18)

diperiksa dan di data, ibu yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi (90 tablet) hanya 11 orang (Puskesmas PB Selayang II, Mei 2014).

Relatif tingginya angka kematian ibu hamil diduga oleh faktor karakteristik ibu hamil seperti paritas, umur, pendidikan, dan sosial ekonomi, serta aspek lain yang paling penting yaitu kepatuhan dalam mengkonsumsi suplementasi tablet zat besi dan juga motivasi petugas selama kehamilan karena dapat mencegah terjadinya anemia. Untuk itu penulis tertarik untuk mengetahui “Hubungan Perilaku Ibu Hamil dan Motivasi Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan Tahun 2014”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan Tahun 2014.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan Tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

(19)

2. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

3. Untuk mengetahui hubungan tindakan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

4. Untuk mengetahui hubungan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan/ informasi bagi pihak Puskesmas dan menginformasikan bagi masyarakat dan pihak terkait lainnya sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan terhadap anemia khususnya pada ibu hamil.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Kepatuhan

Defenisi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil dalam melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi. Kepatuhan menurut Sackeet pada pasien sebagai “Sejauh mana perilaku individu sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan” (Afnita, 2004).

Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara yang efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat. Kepatuhan sulit diukur karena tergantung pada banyak faktor, diantaranya adalah pasien yang sering kali tidak mengakui bahwa mereka tidak melakukan anjuran dokter. Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pasien agar dapat mengetahui kepatuhan mereka dalam melaksanakan pengobatan (Afnita, 2004).

(21)

kondisi akut, dimana derajat ketidakpatuhannya rata-rata 50% dan derajat tersebut bertambah buruk sesuai waktu (Niven, 2002).

Cara meningkatkan kepatuhan diantaranya melalui perilaku sehat dan pengontrolan perilaku dengan faktor kognitif, dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan faktor yang penting dalam kepatuhan program-program medis, dan dukungan dari profesional kesehatan (Niven, 2002).

Tablet zat besi sebagai suplementasi yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan harus dikonsumsi setiap hari. Namun karena berbagai alasan misalnya, pengetahuan, sikap, dan praktek ibu hamil yang kurang baik, efek samping dari tablet zat besi, motivasi petugas kesehatan yang kurang sering kali terjadi ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan tujuan dari pemberian tablet zat besi tidak tercapai secara efektif.

2.2 Defenisi Perilaku

(22)

Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Notoatmodjo (2003) membagi perilaku manusia dalam 3 domain yaitu pengetahuan (domain kognitif), sikap (domain afektif), dan tindakan (domain psikomotor).

2.2.1 Pengetahuan (Domain Kognitif)

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu.

1. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005) ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

a. Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut trial (coba) dan error (gagal/salah) atau metode salah/ coba-coba.

b. Cara Kekuasaan atau Otoritas

(23)

tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan.

Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris, ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, dimana pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

d. Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

e. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metodologi penelitian ilmiah.

(24)

a. Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.

b. Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

c. Kepercayaan

Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orangtua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan atau tanpa pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama (Notoatmodjo, 2005).

3. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berinteraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) (Notoatmodjo, 2005) yang berjenjang sebagai berikut :

(25)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali (recall of facts).

b. Memahami (Comprehension)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan, maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.

c. Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.

d. Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.

e. Sintesis (Syntesais)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.

f. Evaluasi (Evaluation)

(26)

2.2.2 Sikap (Domain Afektif) 1. Pengertian

Sikap adalah reaksi respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap adalah tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa yang diketahuinya. Jadi, sikap tidak bias langsung dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai perilaku yang tertutup bukan merupakan reaksi yang terbuka atau tingkah laku yang terbuka (Notoatmodjo, 2003). 2. Tingkatan Sikap

a. Menerima (Receiving)

Diartikan orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi atau sikap.

c. Menghargai (Valuting)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. d. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. 2.2.3 Tindakan (Domain Psikomotor)

Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap menjadi suatu perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata atau terbuka (Notoatmodjo, 2003).

(27)

Empat tingkatan tindakan adalah :

1. Persepsi (Perseption)

Mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang diambil.

2. Respon Terpimpin (Guided Response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar.

3. Mekanisme (Mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan.

4. Adaptasi (Adaptation)

Adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2.3 Motivasi

2.3.1 Defenisi Motivasi

(28)

dari pasien, dan secara terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang mampu berorientasi dengan program pencegahan maupun pengobatannya (Niven, 2002).

2.3.2 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Agar dapat mengubah perilaku perlu memahami faktor yang berpengaruh terhadap berlangsungnya atau berubahnya perilaku, yakni :

a. Pembelajaran b. Sosial / emosional

c. Dorongan (Siagian, 2004). 2.3.3 Teori Motivasi

Istilah motivasi untuk menunjukkan suatu pengertian melibatkan 3 komponen yaitu :

a. Pemberi daya pada tingkah laku manusia (energizing) b. Pemberi arah tingkah laku (directing)

c. Bagaimana tingkah laku dipertahankan (sustaining).

(29)

disebabkan karena dukungan sosial sangat besar pengaruhnya terhadap praktek/ tindakan seseorang, terutama ibu hamil yang berada dalam fisiologis khusus (Niven, 2002).

2.3.4 Jenis Motivasi

Ada 2 jenis pembagian motivasi menurut Notoatmodjo (2007) yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik

Merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri, yang akan mendorong manusia untuk melakukan sesuatu tindakan atau aktivitas guna memenuhi kesenangan dan bukan karena ingin mendapat pujian. Motivasi intrinsik juga erat hubungannya dengan tujuan berperilaku. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah adanya kebutuhan, adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri dan adanya cita-cita/ aspirasi.

b. Motivasi Ekstrinsik

Merupakan motivasi yang datang dari luar individu, yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan tetapi ingin mendapat pujian atau penghargaan. Bentuk motivasi ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas manusia.

2.4 Zat Besi

2.4.1 Defenisi Zat Besi

(30)

agar produktivitas kerja meningkat, tubuh tidak cepat lelah (Achmat, 1996). Bayi akan menyerap dan menggunakan zat besi dengan cepat sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan mengambil kebutuhannya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu merasa lelah dan mengalami anemia (Muskibin, 2005).

2.4.2 Fungsi Zat Besi

Seorang ibu yang masa hamilnya telah kekurangan zat besi tidak dapat memberikan cadangan zat besi kepada bayinya dalam jumlah yang cukup untuk beberapa bulan pertama. Meskipun bayi itu mendapat air susu dari ibunya, tetapi susu bukanlah bahan makanan yang banyak mengandung zat besi, karena itu diperlukan zat besi untuk mencegah anak menderita anemia (Moehji, 1992).

Pada beberapa orang, pemberian tablet zat besi dapat menimbulkan gejala-gejala seperti mual, nyeri di daerah lambung, kadang-kadang terjadi diare dan sulit buang air besar (Depkes RI, 2000), pusing dan bau logam (Hartono, 2000). Selain itu setelah mengkonsumsi tablet zat besi kotoran (tinja) akan menjadi hitam, namun hal ini tidak membahayakan. Frekuensi efek samping tablet zat besi ini tergantung pada dosis zat besi dalam pil, bukan pada bentuk campurannya. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka kemungkinan efek samping semakin besar. Menurut Wirakusumah (1999), tablet besi yang diminum dalam keadaan perut terisi akan mengurangi akibat efek samping yang ditimbulkan, tetapi hal ini dapat menurunkan tingkat penyerapan.

(31)

penderita yang tidak menganggap dirinya sakit (Siregar, 2000). Menurut penelitian yang dilakukan Hartono dan Endang tahun 2000, bahwa penambahan sorbitol ke dalam tablet zat besi dapat menurunkan efek samping yang muncul akibat konsumsi tablet zat besi, yang sering menyebabkan ibu hamil menghentikan konsumsi tablet zat besi yaitu mual, pusing dan baunya seperti logam.

2.4.3 Komposisi Zat Besi di Dalam Tubuh

Jumlah zat besi di dalam tubuh seorang normal berkisar antara 3-5 gr tergantung dari jenis kelamin, berat badan, dan hemoglobin. Besi di dalam tubuh terdapat dalam hemoglobin besi terikat dengan protein yang disebut dengan transferin sebanyak 3-4 gr. Sedangkan di dalam jaringan berada dalam suatu status esensial (nonavailable) dan bukan esensial (available). Disebut esensial karena tidak dapat dipakai untuk pembentukan hemoglobin maupun keperluan lainnya (Soeparman, 1990).

2.4.4 Sumber Zat Besi

Ada 2 jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari hem dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya antara 5-10 %, tetapi penyerapannya mencapai 25% (dibandingkan dengan zat besi non hem yang penyerapannya hanya 5%). Makanan hewani seperti daging, ikan dan ayam merupakan sumber utama besi hem. Zat besi yang berasal dari hem merupakan penyusun hemoglobin. Zat besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan (Wirakusumah, 1999).

(32)

golongan tersebut dilakukan karena kebutuhannya akan zat besi yang sangat besar, sedangkan asupan dari makanan saja tidak dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain daging, terutama hati dan jeroan, telur, polong kering, kacang tanah, dan sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes, 2003). 2.4.5 Penyerapan (Absorbsi) Zat Besi

Besi diabsorbsi terutama di dalam duodenum dalam bentuk fero dan dalam suasana asam (Soeparman, 1990). Penyerapan zat besi non hem sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dan daging faktor utama yang mendorong penyerapan zat besi, dikenal sebagai MFP (meat, fish, poultry) faktor (Soeparman, 1990).

Tingkat keasaman dalam lambung ikut mempengaruhi kelarutan dan penyerapan besi di dalam tubuh. Suplemen zat besi lebih baik dikonsumsi pada saat perut kosong atau sebelum makan, karena zat besi lebih efektif diserap apabila lambung dalam keadaan asam (pH rendah).

Disamping faktor yang mendorong penyerapan zat besi non hem, terdapat pula faktor yang menghambat penyerapan seperti teh, kopi dan senyawa ethylene diamine tetraacetic acid (EDTA) yang biasa digunakan sebagai pengawet makanan yang menyebabkan penurunan absorbsi zat besi non hem sebesar 50% (Wirakusumah, 1999). 2.4.6 Ekskresi Zat Besi

(33)

menyusui sebanyak 1,0 mg sehari. Wanita yang melahirkan dengan perdarahan normal akan kehilangan besi 500-550 mg (Soeparman, 1990).

2.5 Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi daripada laki-laki karena terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50-80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi 30-40 mg. Disamping itu, kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin banyak kehilangan zat besi dan akan menjadi anemia (Manuaba, 2005).

Zat besi penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan, dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat. Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan, seiring dengan pertumbuhan janin. Ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan zat besinya yang meningkat selama kehamilan dengan meminum tablet tambah darah (suplementasi tablet zat besi) dan dengan memastikan bahwa ibu hamil makan dengan cukup dan seimbang (Pusdiknakes, 2003).

Pada setiap kehamilan kebutuhan zat besi yang diperlukan sebanyak 900 mg Fe yaitu meningkatnya sel darah ibu 500 mg Fe, terdapat dalam plasenta 300 mg Fe, dan untuk darah janin sebesar 100 mg Fe. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya akan menimbulkan anemia pada kehamilan (Manuaba, 2005).

(34)

Sebagian dari peningkatan dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan aditif persentase zat besi yang diserap, tetapi bila zat besi rendah atau tidak sama sekali, dan zat besi yang diserap dari makanan sangat sedikit, maka suplemen zat besi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan (Demaeyer, 1993).

2.5.1 Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan

(35)

Ciri-ciri dan tanda-tanda gejala anemia tidak khas dan sulit ditentukan, tetapi dapat terlihat dari kulit dan konjungtiva yang pucat, lemah, nafas pendek dan nafsu makan hilang. Penentuan anemia klinis dipengaruhi oleh banyak variabel seperti ketebalan kulit dan pigmentasi. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sebaiknya digunakan untuk mendiagnosa dan menentukan beratnya anemia (Demaeyer, 1993).

Menurut Manuaba (2005) anemia pada kehamilan dapat berakibat buruk pada ibu dan janin yang dikandung. Bahaya selama kehamilan adalah terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb< 6 gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, dan ketuban pecah dini (KPD). Dampak anemia pada bayi yaitu bayi lahir sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, kematian bayi, serta meningkatnya angka kesakitan bayi (Depkes RI, 2004). Gejala anemia pada ibu hamil tak beda dengan anemia pada umumnya, yaitu lesu, mudah lelah, kurang darah, mudah capai, nafas pendek, peradangan pada lidah, mual, nafsu makan hilang, sakit kepala, pingsan, pucat dan agak kekuningan (Lutfiatus, 2010).

2.5.2 Penyebab Anemia

a. Penurunan produksi SDM (Sel Darah Merah)

1. Kekurangan zat yang dibutuhkan seperti : zat besi, folat, vitamin B12 2. Masalah produksi di sumsum tulang

b. Peningkatan kehilangan SDM

1. Perdarahan selama menstruasi, persalinan, trauma (Karovitch, 2008). 2.5.3 Faktor Risiko Anemia Defesiensi Besi / Folat Dalam Kehamilan

(36)

2. Diet yang buruk , kemiskinan, makanan cepat saji 3. Menstruasi yang banyak sebelumnya

4. Hal yang berhubungan dengan kelahiran-multiparitas, kehamilan saat ini, kehamilan kembar, hiperemesis

5. Infeksi cacing tambang (penyebab tersering dari anemia defesiensi besi di seluruh dunia) (Nelson-Piercy, 2006).

Cadangan besi pada wanita yang memasuki kehamilan dapat rendah karena menstruasi dan diet yang buruk. Kehamilan meningkatkan kebutuhan besi sebanyak dua atau tiga kali lipat (Strong, 2006).

2.5.4 Komplikasi Anemia Defesiensi Besi 1. Komplikasi maternal :

a. Keletihan b. Sakit kepala c. Sesak nafas d. Nyeri dada e. Takikardia

f. Penurunan daya tahan terhadap infeksi

g. Peningkatan kehilangan darah selama kelahiran. 2. Komplikasi janin/ neonatus :

a. Volume cairan amnion sedikit b. Kelahiran prematur

(37)

d Cadangan zat besi buruk- cadangan zat besi penting pada tahun pertama kehidupan ketika asupan besi rendah

e. Kemampuan kognitif yang buruk (Karovitch, 2008).

2.6 Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Besi Pada Ibu Hamil

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi kurangnya zat besi pada ibu hamil menurut Depkes RI (2004) adalah :

1. Meningkatnya konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama makanan sumber hewani (hem iron) yang mudah diserap seperti hati, ikan, daging selain itu perlu ditingkatkan juga, makanan yang banyak mengandung Vitamin C dan Vitamin A (buah-buahan dan sayuran) untuk membantu penyerapan zat besi dan membantu proses pembentukan Hb.

2. Fortifikasi bahan makanan, yaitu menambahkan zat besi, asam folat, Vitamin A, dan asam amino esensial pada bahan makanan yang dimakan secara luas oleh kelompok sasaran. Penambahan zat besi ini umumnya dilakukan pada bahan makanan yang mengandung zat besi, dianjurkan membaca label pada kemasannya.

3. Suplementasi besi-folat secara rutin selama jangka waktu tertentu, bertujuan untuk meningkatkan kadar Hb secara tepat. Dengan demikian suplementasi zat besi hanya merupakan salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan kurang besi yang perlu diikuti dengan cara lainnya.

2.7 Suplementasi Zat Besi Pada Ibu Hamil 2.7.1 Pengertian Suplementasi Tablet Zat Besi

(38)

Pemberian suplementasi zat besi menguntungkan karena dapat memperbaiki status hemoglobin dalam tubuh dengan waktu yang relatif singkat. Sampai sekarang cara ini masih merupakan salah satu cara yang dilakukan pada ibu hamil dan kelompok yang beresiko tinggi lainnya, seperti anak balita, anak sekolah dan pekerja. Di Indonesia, pil besi yang digunakan dalam suplementasi zat besi adalah “Ferrous Sulfur”, senyawa ini digolongkan murah dan dapat diabsorbsi sampai 20% (Wirakusumah, 1999).

Untuk mengatasi masalah anemia kurang zat besi pada ibu hamil, pemerintah melalui Depkes RI sudah sejak tahun 1970 lewat program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) mendistribusikan tablet zat besi. Ini merupakan cara yang efisien untuk mencegah dan mengobati anemia kurang besi pada ibu hamil karena kandungan zat besinya padat dan dilengkapi dengan asam folat, selain itu tablet zat besi diberi oleh petugas kesehatan dengan cuma-cuma sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas dan mudah didapat. Zat besi sebagai hemeiron (makanan yang mengandung zat-zat yang sangat baik untuk pembentukan hemoglobin), selain berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh wanita hamil, juga membantu pertumbuhan dan perkembangan janin, serta mendorong perkembangan otak (Lutfiatus, 2010).

2.7.2 Dosis dan Cara Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

Menurut Depkes RI (2004), tablet zat besi diberikan pada ibu hamil sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan, yaitu :

(39)

b. Dosis pengobatan, diberikan pada sasaran (Hb < dari batas ambang) yaitu bila kadar Hb < 11 gr% pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilan.

2.7.3 Sasaran Pendistribusian Tablet Zat Besi

Tablet zat besi diberikan pada sasaran melalui sarana-sarana pelayanan pemerintah maupun swasta, sebagai berikut :

c. Puskesmas / Puskesmas Pembantu

d. Polindes (pondok bersalin desa) / Posyandu / Bidan Desa e. Rumah Sakit Pemerintah / Swasta

f. Pelayanan Swasta / Bidan, Dokter praktek swasta dan poliklinik g. Apotek / Toko Obat / Warung

h. POD (pos obat desa).

2.7.4 Saran Untuk Wanita Penderita Anemia Defesiensi Besi

1. Absorbsi besi dari makanan bergantung pada tipe besi. Zat besi yang di dapat dari sumber hewani lebih efektif diabsorbsi, oleh sebab itu wanita yang menganut diet vegetarian harus waspada terhadap kemungkinan defesiensi pada diet mereka.

2. Vitamin C meningkatkan absorbsi, sedangkan teh, kopi, cokelat dan antasida menghambat absorbsi.

(40)

Ketidakmampuan beberapa wanita untuk mengkonsumsi zat besi per oral membutuhkan pemberian zat besi injeksi intramuskular atau infus IV. Namun, efeknya terhadap anemia tidak lebih cepat dibanding dengan obat oral (Nelson-Piercy, 2006).

2.8 Kerangka Konsep

Kerangka konsep hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan dalam konsumsi tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan Tahun 2014, adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

2.9 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi

2. Ada hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi Perilaku Pada Ibu Hamil

- Pengetahuan - Sikap

- Tindakan

Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi - Patuh = 90 tabFe

- Kurang patuh : < 90 tab Fe dan tidak mengkonsumsi tab Fe

(41)

3. Ada hubungan tindakan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik dengan desain cross-sectional study yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian. Alasan memakai desain cross-sectional study karena ingin mengukur variabel-variabelnya dalam waktu yang bersamaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan perilaku ibu hamil dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

3.2 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan, bulan Mei sampai September tahun 2014.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil (sekundigravida dan multigravida) bulan Januari–Juni 2014 di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan. 3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah mencakup seluruh populasi yaitu ibu hamil (sekundigravida dan multigravida) bulan Januari-Juni 2014 sebanyak 50 orang yang ikut dalam posyandu ibu hamil di Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

(43)

Wawancara langsung dengan ibu hamil berpedoman pada kuesioner yang telah disiapkan untuk mengetahui identitas, pengetahuan, sikap dan tindakan responden serta motivasi petugas kesehatan dalam konsumsi tablet zat besi.

2. Data Sekunder, diperoleh dari :

Rekam medis atau data pasien yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan.

3.5 Defenisi Operasional Variabel

1. Pengetahuan Ibu Hamil

Adalah segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang tablet zat besi dan tujuan mengkonsumsinya dan hal lain berhubungan dengan tablet zat besi.

2. Sikap Ibu Hamil

Adalah reaksi atau respon ibu hamil terhadap segala sesuatu mengenai tablet zat besi dan tujuan mengkonsumsinya.

3. Tindakan Ibu Hamil

Adalah tanggapan (respon) ibu hamil dalam suatu perbuatan nyata mengkonsumsi tablet zat besi atau tidak mengkonsumsi tablet zat besi yang diberikan dan tidak memandang apakah sesuai dengan anjuran tetapi apabila mengkonsumsi tablet zat besi artinya ibu hamil sudah melakukan suatu tindakan.

4. Motivasi Petugas Kesehatan

(44)

5. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Adalah ketaatan ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

6. Tablet Zat Besi

Adalah suplementasi zat besi-folat yang berbentuk tablet berwarna merah tiap tablet berisi 60 mg elemental dan 0,25 mg asam folat yang diberikan pada ibu hamil pada usia kehamilan 4-6 bulan (selama 3 bulan) sebanyak 90 tablet.

3.6 Aspek Pengukuran 1. Pengetahuan Ibu Hamil

Pengukuran pengetahuan berupa pertanyaan tertutup pilihan jawaban a, b, c, dan d. Jumlah pertanyaan ada 10

Nilai 1 untuk jawaban yang benar Nilai 0 untuk jawaban yang salah

Skor maksimal : 10 (setiap jawaban benar dikali 1) Skor minimal : 0 (setiap jawaban salah dikali 0)

Ukuran tingkat pengetahuan ibu hamil menurut Arikunto (2006) Nilai baik : 76% - 100% bila skor 8-10

Nilai sedang : 56% - 75% bila skor 5-7 Nilai kurang : < 55% bila skor 0-4

2. Sikap

Pengukuran tentang sikap berupa pertanyaan tertutup dengan 4 pilihan jawaban responden memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan dirinya.

(45)

Nilai 2 untuk jawaban tidak setuju (TS) Nilai 3 untuk jawaban setuju (S)

Nilai 4 untuk jawaban sangat setuju (SS)

Skor maksimal 10 (setiap jawaban benar dikali 1) Skor minimum 0 (setiap jawaban yang salah dikali 0)

Sikap baik : >50% dari seluruh pertanyaan tentang sikap = 6-10 Sikap tidak baik : <50% dari seluruh pertanyaan tentang sikap = 0-5

3.Tindakan Ibu Hamil

Pengukuran tentang tindakan berupa pertanyaan tertutup dengan 2 pilihan jawaban. Ada : apabila responden ada mengkonsumsi tablet zat besi

Tidak : apabila responden tidak ada mengkonsumsi tablet zat besi 4. Motivasi Petugas Kesehatan

Pengukuran tentang motivasi petugas kesehatan berupa pertanyaan tertutup dengan 3 pilihan jawaban.

Baik : jika seluruh pertanyaan dijawab “Ya” skor 3

Kurang : jika salah satu pertanyaan dijawab “Tidak” skor < 3 5. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Pengukuran tentang kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi berupa pertanyaan tertutup dengan 2 pilihan jawaban.

Patuh : apabila responden mengkonsumsi tablet zat besi > 90 tablet

(46)

3.7 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing

Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa. Bila terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, data diperbaiki (editing) dengan cara memeriksa kembali jawaban yang kurang. b. Coding

Teknik ini dilakukan dengan memberi tanda atau klasifikasi pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka.

c. Tabulating

Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, dan dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi dan dianalisis dengan menggunakan SPSS.

3.8. Analisis Data

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Padang Bulan Selayang II Medan

Puskesmas PB Selayang II terletak di jalan Bunga Wijaya Kesuma Pasar IV Gg. Puskesmas Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Luas wilayah kerja Puskesmas adalah 2.379 Ha dan terdiri dari 6 kelurahan yang meliputi : PB Selayang I, PB Selayang II, Tanjung Sari, Asam Kumbang, Beringin dan Sempakata. Jumlah KK 24.692 dengan jumlah penduduk 123.637 jiwa.

Jumlah tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas PB selayang II sebanyak 37 orang dari berbagai disiplin ilmu dari tenaga medis yakni Dokter Umum, Dokter Gigi, Bidan, Perawat, SKM, As. Apoteker, Ahli Gizi, Kesling.

Batas- batas wilayah Puskesmas PB Selayang II Medan adalah : a. Sebelah Utara : berbatasan dengan kecamatan Medan Baru b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Medan Tuntungan c. Sebelah Timur : berbatasan dengan Medan Johor d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Medan Sunggal. 4.2 Analisis Univariat

(48)

4.2.1 Umur Responden

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur Umur (tahun) n % < 20 2 4,0 20 – 35 31 62,0 > 35 17 34,0 Jumlah 50 100

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu 31 orang (62,0%), responden pada kelompok umur dibawah 20 tahun hanya 2 orang (4,0%) dan responden pada kelompok umur diatas 35 tahun sebanyak 17 orang (34,0%).

4.2.2 Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan n % SLTP 15 30,0

SLTA 28 56,0 Akademik 4 8,0 Perguruan Tinggi 3 6,0 Jumlah 50 100

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan SLTP sebanyak 15 orang (30,0%), SLTA sebanyak 28 orang (56,0%), Akademik sebanyak 4 orang (8%) dan Perguruan Tinggi sebanyak 3 orang (6%).

4.2.3 Suku

(49)

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa suku responden yang terbanyak adalah suku Batak berjumlah 23 orang (46,0%) dan suku yang paling sedikit adalah suku Melayu berjumlah 13 orang (26,0%).

4.2.4 Pekerjaan

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Pekerjaan n % Petani 13 26,0 Wiraswasta 12 24,0 PNS 6 12,0 IRT 19 38,0

Jumlah 50 100

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 19 orang (38,0%), responden yang bekerja sebagai petani sebanyak 13 orang (26%), responden yang berwiraswasta sebanyak 12 orang (24%) dan responden yang PNS hanya 6 orang (12,0%).

4.2.5 Paritas

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Paritas Paritas n % 2-3 26 52,0 3-4 15 30,0

>4 9 18,0 Jumlah 50 100

(50)

4.2.6 Pengetahuan

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Pengetahuan n %

Baik 19 38,0 Sedang 21 42,0 Kurang 10 20,0 Jumlah 50 100

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa 19 orang responden (38,0%) memiliki pengetahuan baik tentang tablet zat besi, 21 orang responden (42,0%) memiliki pengetahuan sedang dan 10 orang responden (20,0%) memiliki pengetahuan yang kurang.

(51)

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Pengetahuan

Pertanyaan/ pertanyaan Pengetahuan n %

1. Apa yang ibu ketahui tentang tablet zat besi?

a. Tablet tambah darah yang berwarna merah b. Tablet untuk kekebalan tubuh

c. Tablet untuk menambah nafsu makan

2. Siapa saja yang paling perlu mendapat suplemen tablet besi? a. Remaja

b. Ibu hamil/ menyusui dan remaja c. Bayi dan anak-anak

3. Apa akibat yang ditimbulkan bila tidak mengkonsumsi tablet? a. Anemia

b. Kekebalan tubuh menurun c. Lemas dan mudah letih

4. Menurut ibu fungsi zat besi adalah ? a. Sebagai vitamin

b. Menambah nafsu makan

c. Meningkatkan pembentukan sel darah merah 5.Berapa total jumlah zat besi yang diperlukan

ibu hamil selama hamil? a. 30 tablet

b. 90 tablet c. 120 tablet

6. Pada usia kehamilan berapa bulan ibu mengkonsumsi tablet zat besi ?

a. Trimester II b. Trimester III

c. Tidak pernah mengkonsumsi

7. Siapa yang pertama kali menganjurkan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu ? a. Suami

b. Tetangga

c. Petugas Kesehatan

8. Darimana ibu mendapatkan tablet besi? a. Bidan/ Dokter

b. Puskesmas c. Rumah Sakit

9. Berapa kali ibu mengkonsumsi tablet besi dalam sehari?

a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali

10. Pengobatan apakah yang diberikan pada ibu hamil yang mengalami anemia ? a.Pemberian vitamin A,D,E,K

b.Pemberian suplemen tablet zat besi 600 mg saja

(52)

4.2.7 Sikap

Tabel 4.8 Distribusi Responden Menurut Sikap

Sikap n %

Baik Tidak baik

37 13

74,0 26,0

Jumlah 50 100

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa 37 orang responden (74,0%) mempunyai sikap yang baik tentang tablet zat besi dan 13 orang responden (26,0%) mempunyai sikap tidak baik.

(53)

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Sikap

Pertanyaan/ pertanyaan Sikap

SS % S % TS % STS %

1.Setiap ibu hamil harus mengkonsumsi tablet zat besi selama kehamilan 2.Zat besi dapat mengurangi

anemia

3.Fungsi zat besi adalah untuk meningkatkan sel darah merah

4.Tablet zat besi yang diberikan pada ibu hamil sebanyak 90 tablet

5.Pemberian tablet zat besi diberikan mulai pada trimester II

6.Tablet zat besi bisa didapatkan di Puskesmas 7.Kekurangan tablet zat besi

dapat menurunkan daya tahan tubuh

8.Ibu hamil,menyusui, remaja perlu mendapat tablet besi 9.Kekurangan zat besi dapat

mempengaruhi berat badan bayi waktu lahir

10.Buah dan sayuran dapat menggantikan tablet besi

Tabel 4.10 Distribusi Responden Menurut Tindakan

Tindakan n %

(54)

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Tindakan

Pertanyaan / pertanyaan Tindakan Ya % Tidak %

1.Apakah ibu mengkonsumsi tablet zat besi 90 tablet selama hamil ?

2.Apakah ibu mengkonsumsi tablet zat besi dengan vitamin C ?

3.Apakah sejak hamil trimester I ibu mengkonsumsi tablet zat besi ?

4.Jika zat besi yang diberikan oleh petugas telah habis, apakah ibu pergi ke salah satu tempat pelayanan kesehatan ?

5.Apakah ibu mengkonsumsi tablet zat besi setiap harinya ?

6.Apakah ibu menghindari minum teh dan kopi ketika meminum tablet zat besi ?

7.Pernahkah ibu dengan sengaja membuang tablet zat besi karena bosan untuk mengkonsumsinya ?

(55)

4.2.9 Motivasi Petugas Kesehatan

Tabel 4.12 Distribusi Responden Menurut Motivasi Petugas Kesehatan

Motivasi n %

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa 34 orang responden (68,0%) menyatakan bahwa motivasi dari petugas kesehatan terhadap kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi baik, dan 16 orang responden (32,0%) menyatakan kurang.

Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap Pertanyaan Motivasi

Pertanyaan/ pertanyaan Motivasi Ya % Tidak %

1.Apakah petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang pentingnya tablet zat besi pada ibu hamil ? 2.Apakah petugas kesehatan selalu mengingatkan ibu

hamil untuk mengkonsumsi tablet zat besi ?

3.Apakah petugas kesehatan memberikan tablet zat besi pada ibu hamil ?

(56)

Tabel 2.10 Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Tabel 4.14 Distribusi Responden Menurut Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Kepatuhan n %

Patuh Tidak Patuh

36 14

72,0 28,0

Jumlah 50 100

Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa 36 orang responden (72,0%) patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi dan 14 orang responden (28,0%) tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi.

Tabel 4.15 Jumlah Tablet Zat Besi Yang Dikonsumsi Oleh Responden Tablet zat besi yang dikonsumsi responden n

Paling banyak 120 Paling sedikit 65 Rata-rata ± 96

Tabel 4.16 Jumlah Responden Yang Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Mengkonsumsi tablet zat besi n

< 90 tablet 11

> 90 tablet 39 Jumlah 50

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksudkan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen terhadap dependen dimana nilai p < 0,05.

(57)

Tabel 4.15 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Menurut Tidak Patuh Patuh

n % N % n %

Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa total ibu hamil sebanyak 50 orang. Responden yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi paling banyak ditemukan pada mereka yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 17 orang (34,0%) dan mereka yang mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang sebanyak 14 orang (28,0%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (10,0%). Untuk itu ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi paling banyak ditemukan pada mereka yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 orang (4,0%) dan mereka yang mempunyai pengetahuan sedang sebanyak 7 orang (14,0%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (10,0%).

Hasil uji statistik Chi-square menunjukkan bahwa p = 0,062 (p > 0,05) dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil.

4.3.2 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

(58)

Tabel 4.16 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Menurut Sikap

Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa total ibu hamil sebanyak 50 orang. Responden yang tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi paling banyak ditemukan pada mereka yang mempunyai sikap baik sebanyak 9 orang (18,0%) dan ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi paling banyak ditemukan pada mereka yang mempunyai sikap baik sebanyak 28 orang (56,0%).

Hasil uji statistik Fisher’s Exact Test menunjukan bahwa p = 0,474 (p > 0,05) dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara sikap dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil.

4.3.3 Hubungan Tindakan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Hasil analisis statistik Fisher’s Exact Test menunjukan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara tindakan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.17 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil Menurut Tindakan Responden

Tindakan

Kepatuhan

Total Hasil Analisis Statistik Tidak Patuh Patuh

(59)

Dari tabel 4.17 dapat dilihat bahwa ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi paling banyak ditemukan bagi mereka yang patuh ada melakukan tindakan sebanyak 31 orang (62,0%) dan tidak ada melakukan tindakan sebanyak 5 orang (10,0%). Untuk ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi yang ada melakukan tindakan sebanyak 11 orang (22,0%) dan yang tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi yang tidak melakukan tindakan sebanyak 3 orang (6,0%).

Hasil uji statistik Fisher’s Exact Test menunjukan bahwa p = 0,670 (p > 0,05) dengan kata lain Ho diterima, jadi tidak ada hubungan bermakna antara tindakan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil.

4.3.4 Hubungan Motivasi Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Hasil analisis statistik Fisher’s Exact Test menunjukan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara motivasi petugas kesehatan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.18 Distribusi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Menurut Motivasi Petugas Kesehatan

Motivasi

Kepatuhan

Total

Hasil Analisis Statistik Tidak Patuh Patuh

n % n % n %

(60)

kesehatan sebanyak 24 orang (48,0%) dan mendapat motivasi kurang dari petugas kesehatan tetapi patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 12 orang (24,0%).

(61)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 72,0% dan tidak patuh 28,0 %. Sedangkan dari tabel 4.6 terlihat ibu hamil yang pengetahuannya baik sebanyak 38,0%, pengetahuannya sedang sebanyak 42,0% dan pengetahuannya kurang sebanyak 20,0%. Pengetahuan ibu hamil yang sedang kemungkinan disebabkan karena sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan formal yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 responden dengan tingkat pendidikan SLTA 56,0%, akademik 8,0% dan perguruan tinggi 6,0%.

Hasil analisis statistik Chi-square menunjukan ternyata tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil (Pro. > 0,05). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Afnita (2004) di RSIA Badrul Aini Medan yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (p=0,010). Tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi disebabkan karena responden hanya sekedar tahu tentang tablet zat besi beserta manfaatnya saja tetapi kurang dalam mematuhi konsumsi tablet zat besi sesuai yang dianjurkan oleh petugas kesehatan.

(62)

memahami bagaimana resiko jika tidak mengkonsumsi tablet zat besi tersebut selama kehamilan. Oleh karena itu penyampaian informasi pada waktu kehamilan khususnya tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe sangat penting untuk dapat merubah perilaku masyarakat terutama pada ibu hamil .

Selain itu kekuasaan atau otoritas juga mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Ibu hamil selama ini mendapat informasi dari orang tua maupun masyarakat sekitar bahwa ibu hamil itu wajib untuk mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Dengan kata lain bahwa pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas, kebiasaan-kebiasaan dan tradisi dari masyarakat sekitar. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

(63)

5.2 Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

Sikap adalah reaksi respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap adalah tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa yang diketahuinya. Jadi, sikap tidak bisa langsung dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai perilaku yang tertutup bukan merupakan reaksi yang terbuka atau tingkah laku yang terbuka (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan tabel 4.15 terlihat bahwa ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 72,0% dan tidak patuh 28,0%. Sedangkan pada tabel 4.8 terlihat bahwa ibu hamil yang sikapnya baik sebanyak 74,0% dan sikap tidak baik sebanyak 26,0%. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa ternyata sikap baik tidak sejalan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

Hasil analisis statistik Fisher’s Exact Test menunjukan ternyata tidak ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil (Pro. > 0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Harsum (2009) di Puskesmas Mamas Aceh Tenggara (p=0,170) dan Afnita (2004) di RSIA Badrul Aini Medan (p=1,000) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara sikap ibu hamil terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

(64)

Responden yang memiliki sikap yang baik tetapi tidak patuh kemungkinan disebabkan karena kurangnya kepercayaan mereka terhadap manfaat mengkonsumsi tablet zat besi. Kurangnya kepercayaan ini bisa disebabkan karena mereka mengetahui adanya ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi namun masih mengalami akibat yang ditimbulkan karena anemia pada masa hamil. Dengan kata lain responden berasumsi bahwa kurang efektifnya zat besi dalam mencegah anemia pada masa hamil tanpa memperhitungkan penyebab lain yang mungkin mempengaruhinya. Selain itu disebabkan karena waktu mengkonsumsi tablet zat besi yang cukup lama (9 bulan dalam masa kehamilan) mengakibatkan ibu hamil banyak yang lupa untuk mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini sejalan dengan pendapat Niven (2002) dimana derajat ketidakpatuhan rata-rata 50% dan derajat tersebut bertambah buruk sesuai dengan waktu.

5.3 Hubungan Tindakan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

Berdasarkan tabel 4.17 terlihat bahwa ibu hami yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 72% dan tidak patuh 28%. Sedangkan dari tabel 4.10 terlihat bahwa ibu hamil yang tidak ada tindakan sebanyak 16% dan yang ada tindakan sebanyak 84%. Dari angka tersebut dapat dikatakan bahwa ternyata tindakan yang berkaitan dengan konsumsi tablet zat besi sejalan dengan kepatuhan.

Gambar

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan
Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Setiap       Pertanyaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

penelitian yang akan saya lakukan yaitu pada variabel terikat yaitu kecerdasan emosional sedangkan perbedaannya terdapat pada variable bebas yaitu tingkat

mudah terjadi dalam minyak dengan asam lemak rendah (lebih kecil dari C 14 ). seperti pada mentega,minyak kelapa sawit dan minyak kelapa sawit

mengundang imam dan Ustadz yang profesional, dan melakukan kegiatan touring dalam sebulan sekali. “kita selaku pemuda merasa bahwa harus ada perubahan di kota lhokseumawe

Dari hasil pembahasan maka untuk dapat menghasilkan sebuah rancangan Riau Badminton Center yang mampu merespon kondisi iklim di sekitar bangunan sehingga pengguna

The objective of the experiment was to figure out the optimum amount of ingredients to produce nata de coco with desirable thickness, lightness, and hardness

Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior ( OCB), semakin kuat komitmen organisasi karyawan maka semakin

Allah dari allah, terang dari terang, Allah yang sejati dari allah yang sejati, diperanakan, bukan dibuat, sehakekat dengan sang Bapa, yang dengan perantaraan-Nya segala

Peringatan Allah dan Rasul-Nya sangat keras terhadap kalangan yang menyembunyikan kebenaran/ilmu, sebagaimana firman-Nya: &#34;Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan