• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN UAS EPISTEMOLOGI 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAHAN UAS EPISTEMOLOGI 2010"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN

UAS

EPISTEMOLOGI 2010

REALISME

Aliran2 Realisme:

 Realisme St. thomas Aquinas,

 Realisme St. Agustinus,

 Realisme Aristoteles,  Realisme Plato

Plato

 Dunia ide yg kelihatan terus menerus berubah, maka disebut non ens existens, adanya yg tdk berada.

 Ens a/ sesuatu yg tetap, tdk berubah.

 Obj ilmu: adanya, yg tetap & ini terkait dg ide2; dg demikian tdk ada ilmu ttg dunia material tsb.

(2)

Aristoteles

 Ada kaitan dg pemikiran Plato.

 Ide2: unsur konstitutif benda2 & itu ada dlm bnd2 tsb serta mrpk esensiny.

 Pengenalan dr objek yg kelihatan (objek indra)

 Melalui abstraksi intelek mengenal esensi benda2.

 Esensi bersifat universal; dr sini dpt diaplikasikan ke individu2.

St. Agustinus

 Tdk terlalu jelas & sebagian besar didasarkan pd teologi & dipergunakan u/ lebih mengerti lebih dlm ttg doktrin Kristiani.

 Ia bergantung pd Platonisme & Neo Platonisme.

 Pusat & soal dasar dr epistemologinya adl kebenaran2 yg seharusnya, tetap & kekal.

 Sumber kebenaran satu2nya adl Tuhan.

 Mns berpartisipasi pd akal budi ilahi. Pemikiran Agustinus

2

(3)

 Pengetahuan: tiga aktivitas kognitif a. Indra (minimus intellectus)

b. Indra batin (baygan, ingatan, intellectus inferior)

c. Akal budi (intellectus superior)

 Obj ketiga pengetahuan: kualitas fisik, hukum2 alam, kebenaran abadi

 Dasar: homo est ens metaphysicum

 Bidang kehidupan inderawi digerakan kelima indra (tetapi sering tdk berfungsi sesuai dg tujuan)

 Mns bukan hanya ens metaphysicum, tetapi juga harus gelisah (ada jiwa, hidup, mengerti)….Confessiones, l,1 (inquietum est cor meum donec requiescat in Te: gelisah hatiku ya Allah sampai aku beristrahat di dlm Engkau).

 Jiwa mencari dlm ciptaan (Conf. X, 6,9).

 Tujuan pendapat mns: kebenaran.

 Perngertian terarah pd etika

 Pengetahuan bukan akademis, tetapi u/ kebahagiaan, sikap hidup.

 Kebahagiaan: tujuan universal mns (Conf. X, 20, 29).

 Kebahagiaan ada dlm kebenaran.

 Pengetahuan yg benar? (Conf. V. 10, 19).

 Kebenaran Platonis (aletheia)

 Kebenaran terletak pd ada yg dikenal (Conf. VII, 15, 21).

 Perlu terima realitas apa adanya.

 Realitas hrs diolah dlm pikiran (Conf. VII,17,23)…Thomas: adaequatio…

 Sang kebenaran? Allah.

(4)

 Di situlah mns memperoleh kebenaran (Conf. X, 23, 33; Mzm 27, 1: aman dlm lindungan Tuhan).

 Sumber pengetahuan: ALLAH

Tingkat pengetahuan:

a. Inderawi: sarana, tdk mampu memproduksi pengetahuan, taraf terendah, pengetahuan itu karya jiwa & dimungkinkan krn kesadaran jiwa, objek selalu

 Isi ingatan? (Conf. X. 8. 14) beda dr imaginasi (dlm imaginasi pikiran sdh masuk)

 Kelupaan? (Conf. X. 16. 24). Ini terjadi krn relasi dgn masa lampau yg buruk.

c. Akal budi & iluminasi

4

Iluminasi: suatu terang dgn mana Tuhan memancarkan dlm akal budi manusia kebenaran mutlak & tdk dapat berubah

Ilmia h

Lewat akal budi yg lebih rendah (ratio inferior): sibuk dg hal2 yg fisik & mencoba menemukan Kebenar

an abadi

Iluminasi suatu terang yg asalnya abstrak yg

(5)

St. Thomas Aquinas

 Epistemologinya menyempurnakan Aristoteles & juga Agustinus.

 Pusatnya: abstraksi.

 Awal pengenalan: sensasi.

 Dr sensasi akan muncul ide, pengertian kita, ex: api menjadi panas.

 Pengalaman sensitif bukan ilmu dlm arti tegas (bukan menjadi ukuran).

 Batas antara wilayah pengalaman & pengetahuan intelektif ada illuminatio (tak lansung dr Tuhan spt Agustinus).

Fakultatif cognitif:

Gnoseologi: mempelajari sarana kognitif mns

Epistemologi: smemverfikasikan nilai pengetahuan kita.

 Dlm gnoseologi: ia meninggalkan Agustinus (iluminasi) & ikut teori abstraksi Aristetolian u/ menjelaskan asal-usul pengetahuan intelektif.

 Kebenaran didasarkan pd kejelasan dr ada, pd suatu kondisi objektif.

Iluminasi juga memungkinkan kita dapat mengerti kebenaran keputusan Platonis ttg alegori gua: mata bergantung pd cahaya untuk bisa melihat objek.

Pikiran manusia temporal, berubah-ubah: maka yg tdk berubah berusahalah berasal dr yg mengatasi akal budi, yaitu penerang ilahi.

Iluminasi

memungkinkan ide2 pasti dpt dilihat: kebenaran, keadilan, kebaikan, ada, dsb.

(6)

Asal-usul pengetahuan intelektif

Pengetahuan mns itu mrpkn karya mns (kecuali pengetahuan yg diwahyukan).

Iluminasi tak perlu u/ pengetahuan umum.

Pengetahuan mns (termasuk intelektif) asal-usulnya dlm data sensitif.

Tanpa phantasma (gambaran2 dr fantasi) tak ada konsep maupun keputusan atau hipotesis ilmiah.

Model pengetahuan ini cocok dg kodrat mns krn:

 Di antara ciptaan berakal budi, mns itu menduduki level terendah krn itu ia memiliki satu intelek yg potensial u/ semua ide; krn dlm konteks potensi ke aktus haruslah pertama menerima gambaran akan benda2; ini terjadi melalui indra & fantasi.

 Jiwa adalah forma tubuh, krn itu layak u/ aktivitas jiwa bagi seluruh mns termasuk tubuh; tubuh adalah objek yg memberi phantasma (image u/ fantsi).

Pengetahuan intelektif memiliki karakteristik akan pengetahuan komparatif (kolatif) & argumentatif.

Hasil pertama dr aktivitas abstraktif akal budi adalah ide2 universal; burung, mns, dsb.

Ide universal:

In re: hakikat benda yg ada dlm individu

A re: hakikat benda yg diabstraksikan oleh akal budi dlm mana kita temukan universalitas. Kehadirannya di akal budi kemudian daripada kehadirannya dlm benda2; yg lebih dulu bergantung pd yg kemudian.  Ad rem: ide universal yg diproyeksikan menuju benda.

 Ide universal koresponden dg ‘a re’ universal.

 Bagi Thomas, kebergantungan ide2 universal pd benda2 masih cukup u/ menjamin objektivitas, yakni kebenaran.

(7)

Realisme?

o Ideal menganggap diri sebagai suatu Realisme dlm arti suatu ajaran ttg yg ada= semua filsafat sebenarnya bermaksud memikirkan itu.

o Yg penting: cara adanya dr yg ada itu; maksudnya ialah bagaimana yg ada itu berada.

o Perlu pembedaan antara yg mutlak antara Realisme (Realisme realistis: yg real itu berdiri sendiri, ada in se, di luar intelek) & idealisme (Realisme idealistisP yg real itu yg dipikirkan, yg kenal, yg ada bagi kita).

o Pengertian Realisme:

 Pertama2 esse harus ada lebih dahulu (supaya bisa mengenal)

 Harus ada subjek yg mengenal (bukan ego cogito ergo sum, tetapi ego sum ergo cogito; ego cogito: actus subiecti).

 Objek yg dikenal harus ada sebelum aktus mengenal.

o Biasanya yg kita kenal itu berada in se.

o Pengetahuan kita ttg adanya sesuatu mrpkn hasil dr: pemikiran, abstraksi, sensasi.

o Tesis dasar Realisme: mns mengalami & mengenal barang2, dunia & dirinya sendiri sebagai suatu yg berada in se, di luar dr pikiran kita.

PENGERTIAN DASAR-DASAR

EPISTEMOLOGI

Pengertian Mendasar

(8)

4. Apa itu kejelasan (evidensi) 5. Apa itu kekeliruan (kesalahan)

 Semua bergantung pd perngertian apa itu mengenal

1. MENGENAL

Definisi umum: suatu actus spontan dlm asalnya, imanen dlm tujuanny terminusnya, melalui mana mns menghadirkan pd suatu bidng adanya.

 Kaum eksistensialis: suatu cara eksistensi

 Qt liht unsur pengenalan tsb: actus, spontan, imanensi, intensionalitas

 Mengenal itu suatu aktus

 Bukan suatu gerak dan produksi, tetapi suatu kontemplasi yg tetap (immobilis)

Gerak: dr potensi ke aktus (dr ketdktahuan ke pengetahuan yg lain)

 Gerak itu menyiapkan, memungkinkan mengenal.  Mengenal itu esse (bukan fieri atau menjadi) atau ada  Bukan ½ tahu atau ½ tdk tahu, tetapi atau tahu atau

tdk tahu

 mengenal itu sifatnya spontan (krn actus subiecti hidup)  spontanitas tdk mutlak

 pd taraf sensasi perlu stimulus materialis (spontanitas pd posisi kedua dlm hal ini)

 maka kesanggupan itu pasif (menuggu sampai subjek diberikan) dan aktif

 maka tdk ada kebebasan dlm mengenal krn bergantung pd objek

imanensi: ada beda antara idealisme dan Realisme  Realisme mengenal itu hanya pd subjek saja

 pd idealisme mengenal itu menyempurnakan subjek yg mengenal, relasi sujek-objek tdk mengubah objek

intensionalitas (tendere + in): mengenal sendiri dipandang sebagai perhubungan (koherensi) antara subjek dan objek

(9)

 dr objek ada spesifikasi; yakni objek menentukan aktus mengenal

 perhubungan tak selalu fisik-material

pengetahuan: suatu cara kehadiran yg asli, suatu kehadiran immaterial

 intensionalitas berlaku bagi sgl macam mengenal  dlm kesadaran, dia serentak subjek dan objek

Intuisi Dan Gerak Mengenal

 Gerak mengenal: gerak dimana mns mengalir dr pengetahuan yg satu ke yg lain yg baru

1. sensasi: ada asosiasi (dengar bunyi tertentu lgsg menggambarkan hal tertentu sepeti orang, pesawat,… dsb.)

2. abstraksi: dr baygan ke pengertian abstak yg mengatasi baygan

3. putusan: gerak analisis dan sintesis 4. argumentasi: deduksi, induksi, analogi

intuisi?

Rene Descartes: intuisi intelektual (hasil: idea clara et distincta); objek pertama: natura simplex (esensi yg tdk terdiri dr unsur-unsur)

Immanuel Kant: intuisi sensitif (mengenal lgsg objek dr konkret): objek intuisi empiris: fenomen-fenomen yg diterima dlm sensasi; objek intuisi murni: ruang dan waktu, bentuk-bentuk apriori dr kesanggupan sensitif

Hegel: intuisi intelektual yg mrpkn hasil akhir proses dialektik; berarti mengenal yg mutlak, absolut; keseluruhan realitas adalah kebenaran

Henri Bergson: intuisi menrupakan kesanggupan atas intelektual dan berarti suatu simpati melalui mana subjek seakan-akan menembus objek dan bertepatan dg ada yg plg intim, dlm khas objek itu.  Edmund Husserl: intuisi esensi (naluri-naluri

(10)

Thomas Aquinas: intuisi dr kata intueri-intuisi-intuitio (mengarah, memandang dg tajam, gambaran dlm cermin, pengertian)

Thomas Aquinas:

 melihat suatu relasi antara kesanggupan penglihatan dan objeknya

 intuisi: melihat dg mata

 scr analogis: fungsi dr indra-indra yg lain dn kesanggupan yg lain ( intelek, imaginasi, kesadaran)  ciri khas intuisi bukan jelasnya (versi descartes), tetapi

kehadiran suatu objek terhadap subjek; ada sesuatu terhadap saya

Jenis-jenis intuisi:

1.inderawi (plg asli): sesuatu yg ada yg lain dr subjek, dikenal scr lgsg

2.Ego dlm refleksi ttg aktus bepikir: dlm cogito ada suatu intuisi intelektual dr ego; kita menangkap hanya adanya ego (bukan sifatnya, kodratnya)

3.lebih luas: intuisi berarti menangkap scr lgsg sesuatu yg konkrit

4.intuisi dr barang-barang: yg sensitif (kesanggupan inderawi, mengenal objek material scr material), bisa intelektif (mengenal esensi lewat abstaksi)

5.intuisi bbrp kebenaran: melihat scr lgsg kebenaran putusan (S+P)

Pengamalan: jenis-jenisnya

1.intuisi dr barang-barang yg ada:

a. intuisi sensitif: hub. indra & obj material; pengalaman ekstern

b. kesadaran: pengalaman ttg diri sendiri; pengalaman intern

(11)

3.eksperimentasi: pengalaman yg diperoleh melalui

eksperimen-eksperimen dlm bidang ilmu

eksperimental

2. KEBENARAN

batasan umum: adaequatio rei et intelektus (adaequare: meratakan, menyamakan, menyamai; adaequatio: keselarasan); jd keselarasan atau kesesuaian antara hal dg akal budi

pengertian-pengertian yg salah

1.idealis: kebenaran = persesuaian antara putusan dan hukum2 imanen dr akal budi; atau pertalian antara pikiran dg dirinya sendiri; bisa repot! mimpi dpt koheren tapi tdk benar krn tdk sesuai dg real

2.Pengertian Sosiologis: kebenaran adalah persetujuan antara mns-mns atau satu kepercayaan kolektif; ini tak menjamin, hanya kelompok tertentu saja ygmengakui, yg lain mungkin tdk

3.Pengertian Pragmatis: kebenaran adalah berguna, yg memajukan kegiatan, yg menolong perkembangan kepribadian kita,yg menyukseskan (william james dlm pragmatism); ini repot: sukses bisa dlm hal yg buruk; meyamakan antara sukses dg kebenaran itu bisa membinasakan arti dr kebenaran (sukses bagi saya mungkin kerugian bagi orang lain)

Hubungan Persesuaian

 kesalahan-kesalahan

1. kebenaran bukan suatu benda meskipun diungkapkan melalui suatu kata benda; kebenaran itu ada dlm intelek sejauh intelek sesuai dg adanya; kebenaran itu menygkut barang-barang scr sekunder saja sejauh barang itu mempunyai hubungan dg intelek sebagai prinsip mereka; bedakan antara kebenaran logis (dlm intelek) dan ontologis (dlm benda, realitas)

(12)

antara gambar dan modelnya atau antara suatu copy dan yg asli (ini dr descartes dan hume)

3. persesuaian atau adaequatio tdk berarti suatu pengetahuan yg lengkap atau sempurna; dlm arti bhw aktus mengenal mns mampu mengenal objeknya sehabis-habisnya; pengetahuan manusiawi tak pernah lengkap tetapi pengetahuan itu benar (ada persesuaian antara pengetahuan dan objeknya)

Res dan Intellectus

 res itu suatu yg berdiri di luar budi kita

 res menekankan aspek adanya, eksistensi, esse dr sesuatu; jd ens, adanya, existentia, bukan essentia

 esse itu dasar terdlm dr benda-benda dan juga dr mengenal

 kita pertama mengenal sesuatu yg ada, dan kemudian baru bertanya apa itu, apa sifat dr yg ada itu dan tdk ada

intellectus 

1. mengenal sensitif & intelektual dr essensi dan kebenaran; mengenal berarti menangkap / menghubungkan sesuatu spt obj itu benar2 ada shg scr tegas tdk ada kesalahan pd taraf mengenal essensi. 2. kebenaran scr formal ada dlm putusan (S-P); dasarnya

eksistensi dan adaequatio.

3. dlm mengadakan putusan intelek mengenal bukan hanya res tetapi juga kebenaran, persesuaiannya dg res; putusan menygkut refleksi: kopulatif dan eksistensial

Adanya dan sifat-sifat kebenaran

1.

adanya kebenaran: jelas sekali y/ akal budi mampu u/ mencapainya

(13)

 satu: ungkapan lain dr prinsip kontradiksi

 tak dpt dibagi: tak ada derajat kebenaran dr suatu putusan (dlm arti formal)

 tdk berubah: dlm arti formal, essensi-essensinya.

3. KEPASTIAN

Keadaan budi terhadap kebenaran

Suatu modalitas yg bersifat psikologis, aspek subjektif dr putusan dipandang sebagai aktus dr intelek

Bedakan bbrp hal ini: ketdktahuan, keraguan, pendapat (opini)

1. Ketdktahuan: ketdktahuan dr sgl pengetahuan ttg suatu objek;

 Ia mrpkn suatu kemalangan bila mns tdk mempunyai pengetahuan yg dia sebenarnya harus miliki;

 Misalnya: seorang imam tdk tahu teologi;  Inilah privatio (kekurangan)

 Bedakan juga antara ignorantia (privatio scientiae) dan nescientia (hanya “saya tdk tahu saja”)

 Langkah pertama menuju pengetahuan adalah menjadi sadar akan ketdktahuan (to be conscious dr kata con + scire/mengetahui)

 Ketdktahuan akan ketdktahuan itu kekeliruan (ignorantia ignorantiae)

2. Keraguan: menahan putusan dan tinggal antara ya dan tdk;

Bisa negatif (krn sama sekali tdk ada alasan-alasan u/ menegaskan sesuatu atau menygkalnya)

Bisa positif (ada alasan-alasan yg sama kuat u/ menegaskan dan menygkal)

Keraguan bisa:

 Sebagian: syarat hidup intelektual yg bijak  Universal

(14)

 Skeptis: kalau diambil sebagai suatu sikap yg tetap, dasar dr kehidupan intelektual teoretis/praktis

 Sia-sia: yg dibaygkan saja

Beda antara keraguan dan persoalan  Keraguan: menahan suatu keputusan

 Persoalan: menentukan bidang ketdktahuan. Orang sadar dlm pengetahuan ada seakan-akan tempat-tempat yg kosong; persoalan berarti menentukan yg kosong tempat yg kosong itu

 Syak/wasangka: tendensi u/ mengadakan suatu keputusan tetapi tendensi itu terlalu lemah u/ menjadikan mns mengadakan putusan itu

3. Pendapat (opini … opinari: menduga, menygka, berpendapat): suatu putusan yg disertai rasa takut bhw putusan itu mungkin salah;

 Ada kalanya opini menjadi putusan yg kokoh dg alasan demikian:

 Tdk mempertimbangkan sepenuhnya unsur2 suatu persoalan dan mengadakan suatu putusan dg cepat tanpa alasan yg cukup

 Bisa jd bhw mns sejak lama berpegang pd suatu pendapat. Tetapi lama-lama dialami sebagai putusan (meski pd awalnya sadar sebagai suatu pendapat saja)

KEPASTIAN

 Kepastian  keadaan dr budi yg menyatakan atau menegaskan sesuatu tanpa rasa takut akan kesalahan

 Kepastian juga mrpkn keadaan yg sempurna dr budi

 Kepastian mengakibatkan damai dan kesenangan dlm budi krn dr kodratnya budi ingin mencapai kebenaran yg mrpkn kesempurnaan dr budi

(15)

Keraguan, pendapat, ketdktahuan: penyebab ketdkpuasan krn mns sadar bhw budinya belum mencapai kesempurnaan; yakni kebenaran

Ilmu, kepercayaan dan iman

 Kepastian bisa ilmiah dan juga iman

1. Ilmu: peneguhan (assent dr assentiri: menyetujui) disebabkan oleh suatu objek atau intelek memberi peneguhan, menegaskan berdasarkan suatu objek mengenal.

 Objek bisa dikenal dlm dirinya scr direk

 Ilmu pengetahuan itu hasil dr suatu pemikiran 2. Intelek dpt juga buat suatu keputusan

berdasarkan pengaruh dr kehendak;

 Bila putusan itu diadakan scr mutlak, ia mrpkn suatu aktus kepercayaan.

 Motif dr penegasan (assent):  Objek – pengetahuan

 Kehendak – kepercayaan (objek tdk lgsg) Arti Istilah Kepercayaan

 Kadang disamakan dg keputusan; maka “I believe that” menggantikan “I know that

 Kepercayaan = penegasan tercampur dg keraguan (kepercayaan = pendapat, I believe)

 Kepercayaan = kepastian, tetapi kontra dg ilmu; itulah aktus kepercayaan

 Dua bentuk kepercayaan-kepercayaan

a. Kepastian yg tdk didasarkan atas motif intelektual apapun melainkan atas sentimen, kehendak atau hati saja

b. Kepercayaan yg mrpkn suatu penegasan atau assent yg kokoh, tdk buta dan tanpa paksaan; ini rasional dan bebas; kepercaya-an semcm ini didasarkan atas melihatnya (persepsi) dr motif-motif objektif; misalnya: berita ttg Ukraina dr wartawan

(16)

 Kepercayaan bergantung pd kehendak bebas

 Kepercayaan bs:

 Fides divina: satu jenis kepercayaan dan dibatasi pd bidang agama (Tuhan mahatahu dan tulus hati)  Fides humana: dr hal sehari-hari

 Tanpa kepercayaan tdk ada pengetahuan

 Kepercayaan bisa bebas dan seharusnya

 Keduanya punya dasar dan struktur yg sama: kehendak

 Keharusannya bersifat moral

Kepastian Metafisis Dan Moral

 Kepastian metafisis itu mutlak: berasal dr hukum-hukum adanya

 Ada kepastian metafisis ttg prinsip-prinsip dasar  Ada kepastian metafisis ttg kebenaran matematis  Ada kepastian metafisis ttg intuisi

 Ada kepastian metafisis ttg adaNya Allah

 Kepastian fisis: didasarkan bukan atas pengalaman inderawi, tetapi atas pengetahuan ttg hukum-hukum alam (dasarnya induksi: ada induksi yg probabilis dan ada yg pasti ttg satu fenomen tertentu)

Kekecualian kepastian fisis:  Adanya mukjizat

 Forsee

 Ilmu tak kenal individualitas, sumber yg terdpt dr ciri2 individual

Kepastian moral:

 Arti biasa/umum: suatu pendapat yg didasarkan atas suatu pro-babilitas yg cukup kuat u/ menginginkan bertindak scr bijaksana

 Yg lebih ilmiah dan lebih sempit: suatu kepastian yg didasarkan atas hukum-hukum moral

 Arti tegas: tdk mutlak spt kepastian metafisis dan tdk kuat dibandingkan yg fisis

(17)

4. KEJELASAN (EVIDENSI)

1. Pengertian:

 Etymologis: berhubungan dg penglihatan; sesuatu evidens bila dilihat dg gampang dan jelas

 Arti lepas: suatu cahaya, terang dg mana suatu obj. memperlihatkan diri bagi suatu kesanggupan mengenal. Bisa juga revelasi objek

 Hub. dan perbedaan antara kebenaran, kepastian dan evidensi

1. Kebenaran ada pd putusan yg menegaskan atau menygkal adanya (est, non est) dan mrpkn sifat khusus dr keputusan

2. Kepastian adalah keadaan roh atau budi berhubungan dg kebenaran, benarnya dr suatu putusan

3. Evidensi adalah ciri khas dr objek dlm hubungannya dg fungsi mengenal

 Jd: kepastian ada pd subjek, evidensi ada pd objek dan kebenaran ada pd hubungan antara subjek dan objek, intellectus dan res

2. Kemungkinan, possibilis, evidensi

 Kemungkinan: bila suatu putusan dianggap sebagai yg ‘mungkin benar’ berarti subjek ada dlm keadaan keraguan. Probabilis menghasilkan pendapat (opini) dan eviden menghasilkan kepastian

 Probabilitas: sangat jelas dlm ilmu pasti. Misalnya: dadu dilempar kemungkiannya 1/6; mata uang logam kemungkinan ½. Jd probabilitas berarti relasi antara jumlah kasus yg mungkin dan jumlah kasus yg menguntungkan

 Evidensi: kejelasan dg mana objek diperlihatkan bagi kesanggupan mengenal (indra, kesadaran, intelek) dan mendesak mns mengadakan suatu putusan

(18)

 Evidensi intrinsik: kejelasan yg memperlihatkan objek itu sendiri atau suatu kebenaran. Menygkal atau menolaknya berarti berdusta dg penuh kesadaran

 Evidensi intrinsik lgsg: plg sempurna krn dicapai tanpa suatu medium yg harus dikenal lebih dahulu. Di sini objek nampak scr lgsg bagi kesanggupan mns

 Macamnya: evidensi sensibilis (objek proprium indra), evidensi bagi intelek dlm putusan (S-P)  Ada putusan yg eviden bagi satu intelek dan bagi

yg lain tdk eviden. Misalnya; keberadaan Allah eviden bagi Allah dan bukan bagi mns

 Ada yg eviden bagi Tuhan saja, bagi orang yg terpelajar saja dan bagi semua orang

 Eviden intrinsik tdk lgsg: kebenaran suatu putusan menjadi jelas setelah berdasarkan demonstrasi sebagai hasil pembuktian; jd berasal dr suatu penyimpulan

 Evidensi ekstrinsik (evidentia credibilitatis): kalau kebenaran suatu putusan tdk eviden scr lgsg atau berdasarkan suatu demonstrasi, namun putusan itu diterima sebagai yg benar krn jelas bhw subjek dr putusan itu adalah mns yg dpt dipercaya dan mampu tahu (lawan skeptisisme)

5. KEKELIRUAN

(KESALAHAN)

Kekelirua n

Hakikat Kekeliruan Kemungkinan

Kekeliruan Sebab-sebab

(19)

Hakikat kekeliruan

 Salah satu sifat transendental ada: benar

 Kebenaran itu tujuan, penyempurnaan dan kebaikan dr intelek, sedangkan kekeliruan a/ sesuatu yg buruk, kemalangan baginya.

 Krn itu

Tak ada yg positif pd kekeliruan (privatio dr kesempurnaan, ketiadaan persesuaian antara intelektus dan res)

Tempat kekeliruan: subjek atau inteleknya dan pd aktus intelek (putusan)

Kekeliruan itu per accidens, kebetulan

 Perbedaan antr kekeliruan & ketdktahuan dlm hub. dg kebenaran:

Kebenaran: persesuaian antara intelektus dan res. Apa yg disebut dg predikat ttg subjek itu de facto ada dlm realitas

Ketdktahuan: org tdk tahu bhw suatu sifat ada pd suatu subjek, oleh krn itu dia tdk membuat suatu pernyataan ttg subjek itu

Dlm hal kekeliruan: orang tdk tahu tetapi dia tdk sadar akan ketdktahuannya

 Kekeliruan itu lawan kebenaran: kekeliruan terjadi kalau orang mengatakan adanya sesuatu yg tdk ada atau menygkal adanya sesuatu yg ada

 Kekeliruan selalu mrpkn prasangka

Kemungkinan kekeliruan

 Dinamika putusan:

1. Refleksi ttg suatu konsep yg intelek dpt melalui simplex apprehensio

2. Lalu intelek mengadakan eksplisitasi, penyempurnaan konsep

3. Selanjutnya ia sadar akan aspek yg berbeda-beda dr isi pengertian. Misal: konsep ttg mns: lalu beri batasan sebagai animal rationale, dsb.

(20)

 Dlm aspek yg logis: aktus di mana intelek gabungan antara P dan S

 Dlm arti psikologis: kesadaran mns akan aktus-aktusnya

 Kekeliruan mungkin terjadi krn kekurangan kesadaran, perhatian mns tak sempurna, kalau mns tdk tahu apa yg dia buat

 Inti kekeliruan: orang tdk insaf atau sadar akan kekeliruannya. Dia tdk tahu bhw dirinya itu tdk tahu

 Dua hal yg menentukan: ketdktahuan (ignorantia) dan ketdksadaran (ketdkinsafan) pd mns

Metafisika Kekeliruan

1. Prinsip ketdktahuan: keterbatasan roh mns; dg ini juga pengetahuan mns selalu terbatas, tak pernah sempurna dan selalu ada bahaya kekeliruan

2. Prinsip dr keterbatasan kesadaran mns adalah inkarnasi rohnya dlm badan (spiritus incarnatus)

Badan sebagai materi tak pernah sadar akan dirinya

Roh seolah2 terbenam dlm materi shg tdk meliht dirinya scr penuh

3. Sebab-sebab kekeliruan

a. Bhw mns dr kodratnya dpt keliru tak dpt ditarik kesimpulan bhw dlm suatu hal tertentu dia akan keliru (a posse non sequitur esse, ab esse sequitur posse: dr kemungkinan tdk ikut adanya faktum, tetapi dr adanya faktum dpt disimpulkan adanya faktum itu). Di antara kemungkinan kekeliruan dan faktum kekeliruan ada suatu jurang; u/ beralih dr kemungkinan kpd faktum dibutuhkan suatu sebab b. Dlm arti tegas kekeliruan tdk punya sebab; itu

hanya kekurangan pengertian (privatio), perhatian dan kesadaran

(21)

d. Satu-satunya yg mempengaruhi intelek scr lgsg ya kehendak. Tetapi kehendak itu arahnya ke yg baik, maka tdk bisa dikehendaki scr. Alasannya:

 Objek kehendak bisa jd hanya sesuatu yg dikehendaki intelek. Orang keliru itu krn tdk tahu bhw dia keliru

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada hakikatnya sumber daya manusia merupakan faktor terpenting sebagai penggerak dalam pelaksaan seluruh kegiatan perusahaan didasarkan pada kemampuan serta kreatifitas

Putusan MK memiliki nilai maslahah bila dianalisa menggunakan konsep maslahah dalam pemikiran hukum Islam, mengingat putusan MK itu sejalan dengan prinsip maslahah

Banyak orang Kristen yang dengan mudah minta pertolongan kepada seseorang, karena mereka merasa sudah berdoa, tetapi tidak mendapat jalan keluar; akhirnya dengan mudah

Sampel yang memenuhi kriteria inklusi adalah pasien dengan keluhan nyeri buang air kecil, keluar cairan putih kekuningan, nyeri pinggang bagian bawah, dan atau

Proses pendeteksian dan penyebaran informasi tsunami, sebelum tsunamimencapai pantai memberikan ”sedikit kesempatan” yang dapat digunakan untuk mengurangi jumlah korban jiwa dengan

penyelenggaraan manajemen event Pameran Potensi Daerah Sleman 2017... Dapat memberikan informasi sebagai referensi dan

The Nd 3+ ions doped phosphate and fluorophosphate glasses have been discussed that started from host matrix composition, ions concentration, oscillator strength,