• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Peningkatan Kinerja Perawat di Puskesmas 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pedoman Peningkatan Kinerja Perawat di Puskesmas 2006"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

I

MILIK PERPUS T

DBP: KESBHATAN

-

.,

Syukur AlhamduJillah kehadirat Allah SWT atas diselesaikannya penyusunan Pedoman Peningkatan Kinerja Perawat di Puskesmas . Panduan bagi Kabupaten/Kota .

Pedoman ini diharapkan dapat merupakan acuan pengambil keputusan dalam membenkan dukungan terhadap peningkatan kinerJa pセイ。キ。エ@ di Puskesmas, kabupaten/kota., melalui peningkatan pendidikan dan keterampilan. pemantapan peran, fungsi , tugas pokok perawat di puskesmas , serta pembinaan atau bim blngan (clinical supervision) . sehingga perawat akan melaksanakan pelayanan yang bermulU dan professional .

Pedoman ini akan bermanfaat bila ditind:1k lanJuti dengan penerapan di lapangan, oleh kerena itu dibutllhkan dllkungan semlla pihak, khususnya pengambilan keputusan di KabupatenIKota dan pengelola program di KabupateniKota dan Puskesmas . Oengan pedoman ini perawat di Puskesmas akan dapat dllkungan dan semlla Pengambil Keputusan dalam merungkatkan kinerjanya menuju perawat professional .

Karru

menyadari masih banyak keterbatasan tim dalam menyusun pedoman ini, meskipun tim telah beket:ia dengan seluruh kemampuan yang ada., namun kami menyadan masih ada kekurangan dan pedoman Int Kami sangat mengharapkan saran perbaikan untuk penyempumaan pedoman ini . Semoga ped oman ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta Mei 2006

Direktur Dina s Pela yanan Kepe rawatan

(3)

DAFTAR lSI

Hal aman

Kata pengantar

Daftar lsi It

Tim Penyusun III

Daftar' Istilah IV

Daftar Lampiran

Bab I Pendahuluan

A Latar Belakang

B Tujuan 2

C Sasaran 3

0 Dasar Hukum 3

2 Bab U Pengertiao Pel1ln, Fu ngsi, Kompetensi dan

Tanggung Jaw ab .'i

A Pengertian Pera\\ at di Puskes mas 5

B Peran dan F ung si (,

C Kompetensi Minimal II

0 Tanggung Jawab 12

3 Bab HI Konsep Peningkatan Kinerja Perawat di Puskesmas 14 A Pengembangan Man3jemen KineI] a Perawat di

Puskesmas '17

B Pemantapan Peran. Fungsi Tugas Pokok Perawat di

Pus kesmas 19

C Revitalitas Upaya Keperawatan kesehatanl

Masyarakat (perkesmas) 1')

0 Pembinaan oleh KabupatenIKota [9

4 Bab IV Langkah-Langkah Peningkatan Kinerja 21

A Tahap Satu • Persi apan Lapangan 23 B TahapDua • lmplementasi di Puskesmas 26 C Tahap Tiga • Evaluasi Hasil Revitalisasi Upava

Perkesmas 28

0 Tahap Empat • Tindak LanJ ut 30

(4)

Tim Penyusun / Kontributol'

Heri M MKes, dl' (Tim SPMKK, Ke pala Puskesmas Secang I); Wahyu w, MKep, SpKom (Pe l'satuan Perawat Nasiona l Indonesia); Riyanto, MKep,SpKom (Persatuan Peraw a t Nas iona l In donesia); Wiwih Winarsih, MN (Fakultas IImu Kepel'awatan UI); Herie Firmaningsih, Of'a, MKes (Kasubdit Keperawatan Oasar dan Komunitas);Fihiati, SKM , MKes( Tim SPMKK); NoOl' Kinteki, SKI,\-1 , MPH (Oit Keperaw atan d an Keteknisan Medik); Kinsar Sihaloho (Oit Pelayanan Medik & Gigi Oasar); Wahtudi, Ors (Oil'ektorat Pelayanan Medik dan Gigi Oasar); Komaria siregal., SKM , MEp id (Oit Keperaw atan dan Keteknisall Medik); Mu tial'a Sitohang, SKM, MKes (Oirektol'at Keperawatan dan Keteknisan Medik); Uluhiyah SKM (Star Subdit Ke bidan an dan perinatal); Rasmanawati, SKM, MM (SlIbdit Keperawata n Spesialistik dan Matra); Ahmad Ern Sapmdin, SKp (Poltekes I Jak.'1rta); Tati NIII'hayati, SKM (Pusat Kajiaan,Oepkes RI); Cristina Manunmg, dr (Subdit Usia, Oit. Kesga); Suwarni SlIltani BSc (Oit. Kepel'awatan dan Keteknisan Medik);

(5)

DAF T AR IS TILAH

NO ISTILAH

I PMK

2 SPM

3 PBHS

4 Direct Care

S Kesling

6 Vuln erable

7 Hi g h Risk

8 UKP

9 UKM

10 Stan dar Operat,ing procedure

I I Self Evalution

12 Diskusl Refleksl Kasus (DRK)

13 Provincial Training of Trainers

14 District Training of Trainers

IS National Training of Trainers

16 Field Work shop

17 NTBS

18 Indirect Care

Pengembangan ManaJemen Kine!]a Standar Pelayanan Minimal Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tindakan Keperawatan L<UlgSung Kesehatan Lingkungan

Masy arakat Rentan Resiko Tinggi

Upay a Keseharan perorangan U pav a kesehatan m 。ウセ G@arak at Prrosedur Tct ap (ProT ap)

Kemampuan perawat menilai diri sendiri S uatu melode dalam mere tl eks ikan pengalaman perawat dalam

menerapkan standar dan uraian tugas Pelatih tingkat propinsi

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I 37

Fonn I-A 38

Form \ -B 39

Fonn l-C 40

Form I-D 41

Form l-E 42

Fonn \-F 43

Fonn \-G 44

Form \-H 45

Lampiran II 46

Fonn II-A 47

Form II-B 48

Lampir"an HI 49

Fonn IIJ-A 50

Fonn I1I-B 51

Form III-C 53

Form III-D 56

(7)
(8)

BABI

PENDAHULUAN

A. セtar BELAKANG

Dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010 telah

ditetapkan misi pembangunan yaitu menggerakkan pembangunan nasional

bJ wawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup I

sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

merata dan terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan

individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungan .

Perawat Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan

masyarakat mempunyai peran strategis dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat karena jumlahnya cukup besar dibandingkan tenaga

ォ・ セ ・ィ。エ。ョ@

lain 30 % (Ditjen Kesmas, 2003). Berdasarkan peran, fungsi dan

tugas pokoknya perawat puskesmas bertanggung jawab terhadap upaya

peningkatan kesehatan masyarakat, pencegahan penyakit tanpa

mJngabaikan upaya kuratlf dan rehabilitatif di wilayah kerjanya, baik

didalam maupun diluar gedung Puskesmas.

Pada saat ini, disadari kemampuan perawat Puskesmas masih perlu

ditihgkatkan karena berbagai kondisi, antara lain kurangnya kesempatan

seJagian besar perawat mengikuti pelatihan, terbatasnya buku pedoman

sebagai acuan kerja, sebagian besar perawat Puskesmas 84,3% (Depkes RI)

masih berpendidikan tingkat menengah (sekolah perawat kesehatan), serta

belum optimalnya peran, fungsi, dan tugas pokok perawat dilaksanakan di

Puskesmas. Selain dari itu, pada kenyataannya beban kerja perawat di

Puskesmas tidak sesuai dalam penilaian jabatan fungsional karena banyak

melaksanakan tugas yang bukan kewenangannya.

(9)

Berdasarkan kondisi tersebut, dalam rangka mengembangkan

profesionalisme perawat Puskesmas sehingga mampu memberikan

kontribusi optim al untuk mencapai pelayan an kesehatan bermutu,

komprehenSif, merata dan terjangkau, diperlukan berbagai upaya

peningkatan kemampuan, baik melalui pendidikan forma l maupun upaya

lainnya.

Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Direktorat Keperawatan

dan Keteknisian Medik bekerja sama dengan WHO adalah Pengembangan

Manajemen Kinerja (PMK) perawat dan bidan di mulai di 3 (tiga) propinsi

(D! Yogjakarta, Jawa Tengah, Bali) dan telah direpli kasi di beberapa

propinsi. Dari hasil evaluasi penerapan PMK ya ng dilakukan di Kabupaten

Sleman dan Magelang pada tahun 2003, ternyata ki nerja perawat

menunjukkan peningkatan secara signifikan, sehingga mendukung

pencapaian pelayanan kesehatan yang berm utu. Dengan diterapkannya PM K

sebagai suatu pendekatan untuk peningkatan kinerja perawat di Puskesmas,

diharapkan kinerja perawat akan lebih optimal untuk mencapai pelaya nan

yang bermutu. Hal ini merupakan pra kondisi dilaksanakannya upaya

keperaWiJltan kesehatan masyarakat (Perkesmas) yang lebih holistik,

komprehensif, terpadu dan berkesinambungan dan disebut sebagai

revitalisasi Perkesmas.

Sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu disusunnya

panduan bagi kabupaten/kota untuk meningkatkan kinerja perawat di

Puskesmas sesuai peran, fungsi dan kompetensinya .

B. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Meningkatnya mutu, pemerataan, jangkauan serta efisiensi pelayanan

Perkesmas untuk mendukung tercapainya indikator standar pelayanan

(10)

B. ITuiuan Khusus

1. Meningkatnya kemampuan perawat kesehatan masyarakat di

Puskesmas

2. Meningkatnya kerjasama antar perawat dalam menyelesaikan

masalah kesehatan yang ditemukan dilapangan

3. Meningkatnya kerjasama perawat dengan tenaga kesehatan lain

serta masyarakat

4. Meningkatnya manajemen pelayanan Perkesmas di Kabupaten/Kota/

Puskesmas

5. Meningkatnya dukungan Pemerintah Daerah dan unsur terkait

lainnya dalam peningkatan kinerja perawat kesehatan masyarakat

c.

Sapran

Paoduan ini diharapkan dapat digunakan oleh:

1. Pemerintah Daerah Propinsi termasuk Dinas Kesehatan Propinsi

2. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota termasuk Dinas Kesehatan

Kabupaten/ Kota dan Puskesmas

3. Institusi pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta (Rumah Sakit,

Puskesmas, dll)

4. Institusi pendidikan keperawatan/ kesehatan.

5. Unsur terkait antara lain organisasi profesi, masyarakat, dll.

6. Perawat Penyelia Perkesmas yang bekerja di Dinas Kesehatan Propinsi

J(abupaten/Kota dan Perawat Koordinator Perkesmas Puskesmas

D. Das,r Hukum

1. Undang Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran

Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara 3495)

2. Undang Undang No. 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004,

Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)

3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran

(11)

Negara Nomor 3637 Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4095)

4. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 94 tahun 2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1239 tahun 2001 tentang

Registrasi dan Praktik Keperawatan

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1575 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1457 tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 13 1 ta hun 2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

(12)

BAB II

PENGERTIAN, PERAN, FUNGSI,

KOMPETENSI DAN TANGGUNGJAWAB

A. PENGERTIAN PERAWAT 01 PUSKESMAS

1. Perawat di Puskesmas

adalah semua tenaga lulusan pendidikan keperawatan yang diberi

tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak penuh oleh peja'bat yang

berwewenang untuk melaksanakan pelayanan keperawatan kesehatan

kepada masyarakat di Puskesmas yaitu sebagai pelaksana

keperawatan di Puskesmas

Mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

No 94 Tahun 2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka

Kreditnya, tugas pokok perawat termasuk perawat di Puskesmas adalah

memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam upaya peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan

kesehatan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka

kemandirian di bidang keperawatan/ kesehatan.

2. Kualifikasi Minimal

seorang perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas, minimal:

a. Lulus Sekolah Perawat Kesehatan, dan memiliki sertifikat pelatihan

Perkesmas (secara bertahap akan ditingkatkan menjadi D-III

Keperawatan) atau

b. Lulus D-III Keperawatan, dan memiliki sertifikat pelatihan

Perkesmas

(13)

B. PERAN DAN FUNGSI

Dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat, perawat

kesehatan masyarakat idealnya memiliki 12 peran. Karena pada saat ini

mayoritas perawat kesehatan masyarakat berpendidikan SPK, maka

diharapkan mereka mempunyai minimal enam (6) peran yaitu sebagai: ( 1)

pemberi pelayanan kesehatan; (2) penemu kasus; (3); pendidik kesehatan

(4) koordinator, (5) Konselor dan (6) panutan (role mode/) . Keenam pera n

dan fun gsi tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Pemberi Pelayanan Kesehatan

Perawat Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan kepada individu ,

keluarga, kelompok/masyarakat berupa asuhan keperawatan kesehatan

masyarakat yang utuh (holistik), kom prehensif meliputi pemberian

asuhan pada pencegaha n ting kat pertama, tingkat kedua maupun t lngkat

ketiga. Asuhan keperawatan yang diberikan baik asuhan langsung (direct

care) kepada pasien/klien maupun tidak langsung (indirect care) di

berbagai tatanan pelayanan kesehatan antara lain kli nik Puskesmas,

ruang rawat inap Puskesmas, Puskesmas pembantu, Puskesmas Keliling,

Sekolah, Rutan/Lapas, Panti, Posyandu, Keluarga (Rumah pasien/klien),

dU.

2. Penemu kasus

Perawat Puskesmas berperan dalam mendeteksi dan men emukan kasus

serta melakukan penelusuran t erjadinya penyakit. Temuan kasus dapat

dilakukan dengan mencari langsu ng di masyarakat (Aktif case finding)

atau pada saat pasien/klien berkunjung ke pelayanan kesehata n (Pasif

Case Finding)

3. Pendidik/Penyuluhan Kesehatan

Sebagai pendidik kesehatan, pera wat Puskesmas mampu: mengkaj i

kebutuhan pasien/klien; mengajarkan kepada individu, keluarga,

kelompok!masyarakat untuk melaku kan pencegahan ti ngkat pertama dan

(14)

peningkatan kesehatan pasien/ klien, pemulihan kesehatan dari suatu

penyakit; menyusun program penyuluhan/pendidikan kesehatan baik

untuk topik sehat maupun sakit, seperti nutrisi, latihan/ olah raga

(exerose), manajemen stress, penyakit dan pengelolaan penyakit, dll;

memberikan informasi yang tepat untuk kesehatan dan gaya hidup

antara lain informasi yang tepat tentang penyakit, pengobatan dll ; serta

menolong pasien/klien menyeleksi ·informasi kesehatan yang bersumber

dari buku-buku, koran, televisi, atau teman .

4. Koordinator dan kolaborator, penghubung

Perawat Puskesmas melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan

kesehatan yang diterima oleh keluarga dari berbagai program, dan

bekerjasama (kolaborasi) dengan tenaga kesehatan lain dan atau

keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatal1 serta sebagai

penghubung dengan instituSi pelayanan kesehatan dan sektor terkait

lainnya.

5. Pelaksana Konseling

Dalam fungsinya sebagai konselor, Perawat Puskesmas membantu

pasien/klien untuk mencari pemecahan masalah kesehatan atau

perubahan perilaku yang terjadi dan dihadapi pasien/klien . Pemberian

konseling, dapat dilakukan di klinik Puskesmas, Puskesmas Pembantu,

rumah pasien/klien, Posyandu dan tatanan pelayanan kesehatan lainnya

dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Kegiatan yang dapat dilakukan perawat Puskesmas antara lain

menyediakan informasi, mendengar secara objektif, memberi dukungan,

memberi asuhan dan meyakinkan pasien/klien, menolong pasien/klien

mengidentifikasi masalah dan faktor faktor yang terkait; memandu klien

menggali pennasalahan dan memilih pemecahan masalah yang dapat

dikerjakan .

(15)

6. Panutan atau model peran (role model)

Perawat Puskesmas sebagai pa nuta n atau" Role Model' , dimaksudkan

bahwa perilakunya sehari-ha ri dicontoh oleh orang lain. Panutan ini

digunakan pada semua tingkata n pencegahan terutama perilaku hid up

bersih dan sehat (PHBS). Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain

memberi contoh praktek menjaga tubuh yang sehat baik fisik maupun

mental seperti makanan bergizi, menjaga berat badan, olah raga secara

teratur, tidak merokok, menyediakan waktu untuk istirahat (re/ax') setiap

hari, komunikasi efektif, dll. Disamping itu, perawat Puskesmas juga

harus menampilkan profesionalismenya dalam bekerja yaitu dengan

menerapkan kode etik keperawatan, mengg unakan pendekatan

sistematik dan efektif dalam pengambilan ke putusan . Dengan

meningkatkan pendidikan dan kompetensi perawat Puskesma s, secara

bertahap peran dan fungsi perawat Puskesmas juga dapat ditingkatkan,

yaitu sebagai:

(16)

Gambar 1 Peran dan fungsi Perawat Puskesmas

Manajer kasus

Koordinator, Penghubung

Pemberi pelayanan

1 Role model I

t

__ ---' - - , - - - . . . . J Klien

PeJaksana

Penemu kasus, s

konseling

o

セZセZセ。セセョセセ。ャ@

Perawat

ーオウォ・ウュ

Gセセ@

- - - -

j

Peneliti

1- ---, '

" -', Peran ideal Perawat Puskesmas

' -'

Disamping itu, perawat Puskesmas juga harus menampilkan

profesionaJismenya daJam bekerja yaitu dengan menerapkan kode etik

I

keperawatan, menggunakan pendekatan sistematik dan efektif dalam

pengambilan keputusan,

pengan meningkatnya pendidikan dan kompetensi perawat Puskesmas,

secara bertahap peran perawat Puskesrnas juga dapat ditingkatkan

r enjadi: (Iihat Gambar 1):

7. Pemodifikasi lingkungan

Perawat Puskesmas melakukan kerjasama / konsultasi dengan berbagai

pihak terutama tenaga kesehatan Jain untuk menciptakan lingkungan

yang bersih dan sehat baik di sarana kesehatan maupun di keluarga/

masyarakat

[image:16.480.40.444.26.622.2]
(17)

8. Konsultan

Sebagai konsultan, Perawat Puskesmas memberikan nasehat

professional, pelayanan, atau informasi kepada pasien/ klien untuk

menolong memeeahkan masa lah yang cakupannya lebih luas atau

meningkatkan keterampilan pasien/klien.

9. Advokasi

Perawat Puskesmas mampu melakukan advokasi dalam rangka

pemberda yaan pasien/klien dan peningkata n pelayanan kesehatan sesuai

kebutuhan pasien/klien. Keg iata n yang dilakukan oleh Perawat

Puskesm as anta ra lain merencanakan pelayanan kesehatan untuk

pasien/klien yang tidak mampu menjangkau pelayanan kesehatan

dengan melakukan pendekatan kepada pengambil keputusan.

10. Manajer kasus

Sebagai manajer, perawat Puskesmas menggunakan kemam puan untuk

mengkoordinasikan keg iatan kegiatan la in untuk mencapai tuj uan

asuhan. Manajemen yang efektif dapat menolong mencapai tujuan

dalam set iap tingkat pencegahan . Kegiatan yang dilakukan antara lain

melakukan supervisi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan

kepada pasien/klien maupun terhadap anggota tim lainnya, seperti kader

kesehatan, anggota keluarga dll ;

11. Peneliti

Perawat Puskesmas seharusnya mengidentifikasi masalah kesehatan

yang ditem ukan dan meneari solusi yang terbaik , elalui proses

penyelidikan yang ilmiah dan memanfaatkan hasil penelitian untuk

(18)

-

I

MILIK

DBP! KESBHAT AN

PBRPUS T AKA

J

セRN@ Pemimpin dan Pembaharu

Perawat Puskesmas diharapkan mampu mempengaruhi klien dan pihak

lain untuk mencapai tujuan pelayanan yang telah ditetapkan dan

berupaya menciptakan perubahan. Kegiatan yang dilakukan antara lain:

Memberi masukan proses pengambilan keputusan untuk pasien/klien

dan anggota tim lain,

r-lenstimulasi minat terhadap pramosi kesehatan melalui asuhan

keperawatan pada ketiga tingkat pencegahan;

Membagi (share) informasi yang terkait dengan pramosi kesehatan

kepada pasien/klien dan tenaga kesehatan lain;

Mendukung pragram pramosi kesehatan, dll.

C. J OMPETENSI MINIMAL

Untuk dapat melaksanakan kegiatan, perawat Puskesmas diharapkan

mempunyai kompetensi minimal berdasarkan kode etik keperawatan dalam:

1. Promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan ,individu, keluarga,

kelompok/ masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri

2. Pengamatan penyakit menular dan tidak menular (surveillance)

kh ususnya mengidentifikasi faktor risiko terjadinya penyakitl masalah

kesehatan; menemukan kasus secara dini, mengidentifikasi, pelacakan;

melaporkan kasus.

3.

Pelayanan/asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, kelompok/

masyarakat dengan masalah kesehatan prioritas terkait dengan

komitment global, nasional, maupun daerah (P2M, Gizi, KIA-KB,

Kesling, dsb), antara lain:

a. Tindakan keperawatan langsung (direct care)

b. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan

c.

Pengobatan dasar sesuai kewenangan dan tata laksana standar

d. Penanggulangan gawat darurat dasar termasuk penanggulanga n

bencana alam.

e. Pencegahan infeksi

(19)

4. Memotivasi individu, keluarga, kelompok masyarakat dalam

pembentukan pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat

(contoh Posyandu, Posyandu Usila, Pos Obat desa, dll)

5. Membina pelayanan kesehata n yang bersumberdaya masyarakat,

misalnya melakukan pem binaan pelayanan Posyandu, Posyandu Usila,

Pos Obat Desa, dll) di wilaya h kerjanya

6. Kon seling keperawatan/kesehatan terhadap ind ividu dan keluarga untuk

membantu memecahkan masalah

7. Pelatihan dan atau penyegaran kader/masyarakat untuk mengatasi

masalah kesehatan di wilayah kerja.

8. Kerjasama tim dengan tenag a kesehatan lain, baik lintas program

maupun lintas sektor

9. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan baik oleh

perawat dan masyarakat

10. Pendokumentasian kegiatan termasuk pencatatan dan pelaporan sesuai

ketentuan

D. TANGGUNGJAWAB

Tanggungjawab utama perawat Puskesmas dalam penyelenggaraan 3 (tiga)

fungsi Puskesmas, meliputi :

1. Puskesmas sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan

Kesehatan

Perawat bertanggungjawab:

a. Mengidentifikasi fa ktor-faktor risiko kesehatan dan kemungkinan

masalah kesehatan yang timbul di masyarakat (contohnya : debu di

daerah pa brik semen merupakan faktor risiko infeksi saluran nafas)

b. Melakukan kegiatan promosi kesehatan dan pencegaha n penyakit

berdasarkan masalah kesehatan yang tim bul berdasa rkan factor

risiko yang teridentifikasi

2. Puskesmas sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat

(20)

Perawat bertanggungjawab:

ft1emberdayakan individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk

n ampu menyelesaikan masalah kesehatannya secara mandiri

3. Puskesmas sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Perawat bertanggungjawab:

Melaksanakan pemberian asuhan keperawatan individu, keluarga,

kelompok, masyarakat dengan prioritas pada masyarakat rentan

(vulnerable group) dan risiko tinggi (high risK) pada: individu dalam

konteks keluarga, keluarga, kelompok/masyarakat

Kegiatan Perawat Puskesmas mencakup Upaya Kesehatan Perorangan

(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang dilaksanakan perawat

Puskesmas sesuai dengan kompetensi, peran dan fungsinya pada semua

tatanan pelayanan kesehatan strata pertama baik di dalam gedung

(poliklinik rawat jalan Puskesmas, ruang rawat inap Puskesmas, Puskesmas

Pembantu) maupun di luar gedung Puskesmas (Puskesmas Keliling,

Posyandu, sekolah, tempat kerja, panti, rumah tahanan/rutan atau

lembaga pemasyarakatan /Iapas, rumah keluarga, dll) dengan prioritas

upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan yang wajib dilaksanakan

di kabupaten/kota tertentu

(21)

BAB III

KONSEP PENINGKATAN KI NERJA PERAW AT

DI PUSKESMAS

Berdasarkan Keputusan Menterl Kesehatan Nomor 128 / Menkes/ SK/ II/

2004 tentang Kebijakan Da sar Puskesmas (Depkes, 2004), penanggungjawab

uta ma peneyelenggaraa n seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah

Kabupaten/Kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota . Sedangkan Puskesmas,

sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

bertanggungjawa b hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang

dibebankan oleh Dinas Keseh atan Kabupaten/ Kota sesuai kemampuan nya.

Penyelenggaraan pelayanan kesehat an oleh Kabupaten/Kota dilaksanakan

sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, ya ng

meru pakan tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

daerah. Standar Pelayanan Minimal tersebut meliputi 26 jenis pelayanan, 47

indikator kinerja dan target yang akan dicapai tahun 2010. Disamping itu,

Kabupaten/Kota tertentu, wajib menyelenggarakan 7 jenis pelayanan kesehatan

den gan 7 indikatar kinerja dan targetnya. (SPM terlampir)

Keberhasilan Ka bupaten/ Kata mencapai SPM bidang kesehatan,

dipengaruhi oleh ki nerja Puskesmas yang berada di wi layah Kabupaten/Kota,

yang secara tidak langsung merupakan kinerja tenaga Puskesmas termasuk

perawat Puskesmas, karena proporsi perawat Puskesmas cukup besar dibanding

tenag a kesehatan lain, yaitu kurang lebih 30% (Ditjen Kesmas, 2003), disamping

perawat Puskesmas merupakan sa la h satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan

kesehatan terdepan di masyarakat.

Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan dukungan berbagai pihak, balk

Pemerintah Daerah, Lembaga Legislatif, Organisasi Prafesi maupun masyarakat

(22)

bertanggungjawab dalam upaya peningkatan kinerja sumberdaya manusia yang

bekerja di dalam wilayah Kabupaten/Kota tennasuk perawat Puskesmas.

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan cakupan pelayanan

kesehatan adalah meningkatkan kinerja perawat Puskesmas melalui penerapan

pengiembangan Manajemen Kinerja (PMK), sehingga perawat Puskesmas dapat

melaksanakan tugasnya sesuai standar, sesuai dengan uraian tugasnya yang

mengacu pada kompetensi dan kewenangannya, menggunakan indikator kinerja

untuk mengukur kinerjanya, menggunakan metoda diskusi refleksi kasus dalam

membahas masalah/kasus yang dihadapi serta melakukan bimbingan dan evaluasi

seca a berkesinambungan.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi penerapan P'MK, diharapkan

kinerja perawat Puskesmas dapat mendukung tercapainya mutu pelayanan

kesehatan. Bila kinerja perawat Puskesmas belum sesual dengan harapan,

ュ。ォ セ@

perlu dilakukan upaya pemantapan peran dan fungsi perawat Puskesmas,

revitalisasi upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), serta upaya

peml>inaan lainnya, sehingga dapat dicapai pelayanan kesehatan yang bennutu

dan secara tidak langsung akan mendukung tercapainya indikator SPM

Kabupaten/Kota. Upaya tindak lanjut penerapan PMK di Kabupaten/Kota

dilaksanakan dengan mengacu pada kebijakan baik yang merupakan komitrnen

global, nasional maupun daerah setempat.

Rangkaian penerapan PMK serta tindak lanJutnya adalah Pengembangan

Manajemen Kinerja Perawat; Pemantapan Peran, Fungsi, Tugas Pokok Perawat di I

Puskesmas; Revitallisasi Upaya Perkesmas; Pembinaan oleh Kabupaten/Kota

dapat dilihat pada Bagan 1.

(23)

BAGAN - 1

UPAYA PENINGKATAN KIN ERJA PERAWAT PUSKESMAS

;" _____ ____ ___ _____ セ@ KEBIJAKAN GLOBAL , NASIONAL, DAERAH

c - ---- - - - - '" - --

---PELATIHAN ASUHAN .. KEPERAWATAN &

TATALA KSANA STANDAR

MUTU YANKES 01 PUSKES .

BIMBINGAN PERAWAT PENYELIA KAB/KOTA

REPLI KA SI PEMANTAPAN PERKESMAS

REVITALI ASI/ PE MA NTAPAN PE RKESMAS (TAHAP I SID

TAHAP IV)

PEMA NTAPAN PERAN, FUNGSI,

r UGAS POKOK PERAWAT PU SKESM AS

...

1ND1KATOR SPM KAB/KOTA

PENGEMBA NGAN MANAJEMAN KINERJA PERA WAT PUSKESMAS

Oiskusi Refleksi Kasu5

Pengkaj ian Lapangan (ORK)

Pelatih an Manajemen

Standar unt uk manajer lini SOP

depa n

l ndlkator Kunci Uraian Tugas

Alu r langkahjtahap

Faktor yang mempengaru hi

(24)

A. PENGEMBANGAN MANAlEMEN KINERJA PERAWAT

pengbmbangan Manajemen Kinerja (PMK) perawat adalah suatu sub sistem

dari makro sistem organisasi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan

kemampuan manajerial dan perawat di sarana kesehatan. PMK dapat

diterapkan bukan hanya untuk tenaga perawat Puskesmas, tetapi juga tenaga

kesehatan di sarana kesehatan lainnya. Untuk dapat menerapkan PMK di

Kabupaten/Kota termasuk Puskesmas, diperlukan prinsip (1) adanya komitmen

berbagai pihak terkait terutama pengambil keputusan di Kabupaten/Kota (2)

berorientasi pada mutu (3) kerjasama tim antar tenaga kesehatan (4)

motiJasi untuk pembelajaran yang berkelanjutan serta (4) efisien dan

efektif. Dalam PMK, terdapat 5 (lima) komponen utama, yaitu:

1. pr nerapan Standar

Dalam komponen penerapan Standar dimaksudkan untuk mencapai

pelayanan kesehatan yang bermutu, perawat dalam melaksanakan

tugasnya di sarana kesehatan, mengacu pada standar baik Standar

Nr Siona" Standar Profesi termasuk prosedur tetap (Protap atau Sfandar

Operating Procedure /SOP. Dalam penerapan P.MK, perawat Puskesmas

dibimbing untuk menyusun dan mengembangkan SOP yang akan

digunakan sebagai acuan di Puskesmas.

I

2. Uraian tugas

Uraian tugas adalah seperangkat tugas dan tanggungjawab yang

dijabarkan dalam kegiatan suatu pekerjaan. Dalam pelatihan PMK,

perawat Puskesmas djfasilitasi untuk mengembangkan dan merumuskan

uraian tugas berdasarkan standar pelayanan yang digunakan dalam

posisi pekerjaannya. Dengan mengetahuj uraian tugas secara jelas,

I

perawat Puskesmas akan memahami dengan tepat, tugas dan tanggung

jawabnya dan akontabel dalam melaksanakan peran dan fungsinya .

Pemahaman yang jelas terhadap uraian tugas dari suatu pekerjaan

(25)

diman a mereka terlibat dalam proses perum usannya, akan memberi

keyakinan dan dorongan pada perawat untuk menilai tingkat

kemampuan dirinya sendiri ( Self evaluation) dan meningkatkan motivasi

kerja .

3. Indikator kinerja

Indikator kinerja adalah variabel untuk mengu kur perubahan-perubahan

ya ng terjadi baik langsung maupun tidak langsung terhadap suatu

kegiatan/ pekerjaan dalam waktu tertentu . Indikator kinerja PMK ini

dirumuska n bersama, disepakati dan ditetapkan untuk mengukur hasil

kinerja perawat Puskesmas terhadap tindakan yang telah dilakukan.

4. Oiskusi Refleksi Kasus (ORK)

Diskusi retleksi kasus adalah suatu metoda da lam merefleksikan

pengalaman perawat dalam menerapkan standar dan uraian tugas.

Pengalaman yang direfleksikan meru pakan pengalaman aktual, baik yang

lalu maupun yang sedang berlangsung. DRK dilaksanakan di antara

protesi perawat minimal satu bulan sekali selama 60 menit dengan tujuan

untuk mengembangkan protesionalisme, mem bangkitkan motivasi belajar,

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, a ktua lisasi diri serta

menerapkan teknik asertit dalam berdiskusi tanpa menyalahkan dan

memojokkan antar peserta diskusi. Diskusi diakhiri dengan

pendokumentasian .

5. Monitoring dan Evaluasi

Monitonng adalah pengumpulan data dan analisis terhadap indikator

kinerja yang telah disepakati untuk memperoleh intormasi apakah aktlvltas

sudah dilaksanakan sesuai sasaran. MonitOring perlu direncanakan dan

disepakatJ antara Kepala Puskesmas, Perawat Koordinator di Puskesmas

dan perawat pelaksana. Hasil monitoring diinformasikan kepada stat

Puskesmus. Bila ada penyimpangan Perawat Koordinator bersama

pelaksana mendiskusikan masalah tersebut dan hasilnya akan dilaporkan

(26)

kepada Kepala ' Puskesmas sebagai bahan pertimbangan pengambilan

keputusan untuk tindak lanjut.

Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan terhadap suatu kegiatan, untuk

melihat keberhasilan pelaksanaan.

B. PEMANTAPAN PERAN, FUNGSI, TUGAS POKOK PERAWAT 01

PUSKESMAS

Hasil monitoring dan evaluasi PMK di Kabupaten/Kota, menjadi masukan untuk

pembinaan Perawat di Puskesmas. Pemantapan tentang peran, fungsi,

kewenangan Perawat di Puskesmas dimaksudkan agar semua pihak terkait

termasuk perawat Puskesmas mempunyai kesepakatan tentang peran, fungsi

dan kewenangan perawat di Puskesmas, sehingga dapat mendukung

ー・ョゥョセォ。エ。ョ@ kinerjanya.

C. REVITAUSASI UPAYA KEPERAWATAN KESEHATAN

MASYARAKAT (PERKESMAS)

Revitalisasi upaya Perkesmas, dimaksudkan sebagai upaya mengalctitkan

serta memantapkan kembali upaya Perkesmas sebagai bagian integral

pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan menggunakan strategi (1)

terintegrasi ke dalam 6 upaya kesehatan wajib dan pengembangan maupun

sebagj:li (2) upaya kesehatan pengembangan Puskesmas. Upaya revitalisasi

ー・イォ・

セ ュ。ウ@

tidak saja menjadi tanggungjawab Puskesmas, tetapi juga

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota termasuk Dinas Kesehatan

Kabupr ten/Kota .

o.

PEMBINAAN OlEH KABUPATEN/KOTA

Kegiatan pembinaan yang dilakukan Kabupaten/Kota dimaksudkan agar

pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat Puskesmas, dapat

tetap qijaga mutunya dan makin profesional, antara lain berupa kegiatan:

(27)

1. Pendidikan dan Pelatihan perawat di Puskesmas secara terencana

Pendidikan dan pelatihan secara terencana bagi perawat Puskesmas,

dimaksudkan agar seluruh perawat di Puskesmas, mempu nyai

kompetensi yang memadai untuk mencapai pelayanan kesehatan

terutama keperawatan yang bermutu. Secara bertahap perawat di

Puskesmas ditingkatkan pendidikannya, minimal D III keperawatan.

2. Replikasi revitalisasi upaya Perkesmas ke Puskesmas lain

Revitalisasi upaya Perkesmas yang sudah diterapkan pada beberapa

Puskesmas terpilih dapat direplikasi ke Puskesmas lain, sehingga

diharapkan selu ruh Puskesmas di Kabupaten/Kota dapat meningkatkan

kinerja pera wat di Puskesmas melalui upaya Perkesmas.

3. Bimbingan (Clinical Supervision) secara berkesinambungan

Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, menetapkan Perawat Penyelia

Kabupaten/Kota untuk dapat membimbing perawat Puskesmas secara

kontinyu . Perawat Penyelia merupakan perawat yang sudah dilatih PMK

dan mempunyai kompetensi memadai bahkan lebih, sehingga mampu

memberikan motivasi, membimbing dalam aspek keperawatan maupun

man ajerial perawat Puskesmas. Untu k men ingkatkan kemampuan sebagai

penyelia, diharapkan telah mengikuti pelatihan bagi perawat penyelia

4. Kegiatan pembinaan lain (inovasi daerah)

Kegiata n pembinaan lainnya dapat dikembangkan oteh daerah sesuai

dengan kebutuhan serta kemampuan daerah , antara lain keglatan terkait

dengan sistem penghargaan seperti perawat Puskesmas teladan, kegiata n

studi banding ke daerah tain, dll.

(28)

BABIV

LANGKAH LANGKAH PENINGKATAN KINERJA

PERAWAT 01 PUSKESMAS

Upaya peningkatan kinerja klinik perawat Puskesmas, yang dilaksanakan oleh

Dinas Kesehatan Kabu paten/Kota term asuk Puskesmas, meliputi empat (4)

langkah I, yaitu Penerapan PMK di Kabupaten/ Kota; langkah II, Pemantapan

peran, fu ngsi, t anggungjawab dan kewenangan perawat di puskesmas, langkah

III, Revitalisasi upaya Perkesmas dan Pembinaan oleh Kabupaten/Kota.

Dalam larlgkah III, yaitu Revitalisasi terdiri dari empat (4) tahap yaitu tahap

satu : Persiapan lapangan, tahap dua : Implementasi di Puskesmas, tahap tiga :

Evaluasi hasi! revitalisasi upaya Perkesmas, tahap em pat ; Tindak lanjut. uraian

langkah- langkah sebagai berikut :

LANGKAH I : PENERAPAN PMK 01 KABUPATENLKOTA

Tujuan penerapan PMK di Kabupaten/Kota adalah meningkatnya mutu

pelayanan kesehatan melalui peningkatan kinerja perawat di sarana kesehatan.

Hal ini dapat dicapai karena melalui pengembangan PMK, perawat mengetahui

uraian tuqasnya, dapat menerapkan pelayanan sesuai standar, dapat dilengkapi

sesuai komponen PMK.

Penerapan PMK di suatu Kabupaten/Kota, merupakan serangkaian kegiatan yang

dilaksanakan baik dari tingkat Propinsi sampai dengan tingkat Puskesmas. Untuk

melaksanakan PMK di Kabupaten/Kota harus dilakukan lebih dahulu kegiatan di

Dinas Kesehatan yaitu persiapan berupa sosialisasi PMK di lingkungan Dinas

k・ウ・ィ。エ。

セ L@

persia pan Propinsi calon pelatih tingkat Propinsi (Provincial Training of

Trainers atau PTOT), pertemuan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang akan

ュ・ョ・イ。ーォ

セョ@

PMK; dan pelatihan Pelatih Tingkat Propinsi.

Langkah -y:ang dilakukan, yaitu (1) Pelatihan Pelatih Tingkat Propinsi ( Provincial

Training of Trainer atau PTOT); (2) Pelatihan Pelatih Tingkat Kabupaten/Kota

(Distrid Training of Trainer atau DTOT); (3) Pengkajian Kebutuhan Pelatihan

Peserta Latih dari Puskesmas, RS atau sarana kesehatan lain (Field Asessmenf);

(29)

(4) Pertemuan Strategis di Kabupaten/Kota (District Strategic Meeting) ; (5 )

Pelatihan Perawat Tahap I (dalam kelas); (6) Lokaka rya di sarana kesehatan

(Field Workshop) untuk mendapat dukungan pimpinan sarana kesehatan ; (7)

Pelatihan Perawat Tahap II; (8) Lokakarya di Rumah sa kit dan Puskesmas; (9) Pelatihan Perawat Penyelia Kabupaten/ Kota, diambil dari peserta pelatihan perawat; (10) Bimbingan dan Monitoring pasca pelatihan di Ru mah sakit dan Puskesmas terhadap peserta latih dalam penerapan PMK; (11) Pertem uan Strategis untuk kesinambungan kegiatan PMK. Penerapan PMK di Kabupaten/Kota memerlukan bimbingan dan panduan khusus (lihat Pedoman Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik, Direktorat Keperawata n dan Keteknisian Medik, Tahun 2003).

Bila Kabupaten/Kota ingin mengem ba ngkan PM K, sementara di tingkat Propinsi belum ada PTOT, pelatihan dapat dilakukan dengan menggunakan NTOT atau di fasilitasi tim Pusat bersama PTOT terdekat, dengan mengikut sertaka n peserta Propinsi yang dikembangkan.

LANGKAH II: PEMANTAPAN PERAN, fUNGSI DAN TANGGU NGJAWAB PERAWAT PUSKESMAS.

Pemantapan peran, fungsi, tangg un g jawab perawat Puskesmas dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota termasuk lintas program terkait.

Bentuk pemantapa n tersebut berupa pertemuan kerja yang dlhadiri oleh Kepala Puskesmas, Organ isasi Prafesi Perawat (PPNI, IDI, IBI) Institusi Pendidikan Keperawatan, Institusi Pendidikan Kebidanan, Pemerintah Daerah, legislatif, dan Perawat Puskesmas.

Tuj uan yang ingi n dicapai adalah:

a. Diperolehnya kesepakatan tentang peran, fungsi dan tanggungjawab Perawat Puskesmas oleh berbagai pihak

b. Diperolehnya kesepakatan melakukan revitalisasi upaya Perkesmas di Kabu paten/Kota

(30)

- - -

-c.

Diperolehnya kesepakatan tentang penilaian kinerja perawat Puskesma s

sesuai l peran, fungsi dan tanggung jawab.

Pertemuah ini dapat diselenggarakan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesu ai

kebutuha n. Hasil pertemuan tersebut merupakan komitmen bersama dalam

ュ・ョゥョァォ。セォ。ョ@ kinerja perawat di Puskesmas.

LANGKAH III : REVITAUSASI UPAYA PERKESMAS

Revitalisat upaya Perkesmas, dilaksanakan dalam empat tahap yaitu

persia pan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Kabupaten/ Kota melaksanf kan revitalisasi upaya Perkesmas dimulai dari beberapa Puskesmas,

atau seluruh Puskesmas sesuai kondisi wilayah.

Revitalisasi upaya Perkesmas, akan makin memantapkan Perawat di Puskesmas

dalam

セ ョ・イ。ー。ョ@

PMK, karena seluruh komponen PMK digunakan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas sesuai dengan peran, fung si

dan tanggung jawab serta kewenangannya . Revitalisasi Upaya Perkesmas,

meliputi 4 (em pat) tahap, yaitu :

A. TAHAP SATU: PERSIAPAN LAPANGAN

Dalam tahap ini Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota, melakukan kegiatan

sebagai berikut :

1. Pertemuan persiapan di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

Merupakan pertemuan Pemantapan peran, fungsi, tanggung jawab

perawat Puskesmas dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota termasuk lintas program terkait.

sesuai pertemuan Pemantapan peran, fungsi, tanggung jawab perawat

Puskesmas, pengambil keputusan lintas program/ sektor (pemda)

エセイュ。ウオォ@ organisasi profesi (PPNI dan organisasi profesi terkait) ,

Institusi Pendidikan Keperawatan yang diselenggarakan di Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dan menjadi tanggungjawab Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/ Kota.

(31)

Hasil yang diharapkan dalam pertemuan ini, antara lain :

a. Diperoleh nya kesepakata n tentang peningkatan/ pemantapan kinerja

perawat Puskesmas melalui revitalisasi upaya Perkesmas

b. Disepakatinya alternatif Puskesmas ya ng direncanakan akan

melaksanakan revitalisasi upaya Perkesmas.

Kriteria yang dapat digunakan antara lain:

.:.. Kepala Puskesmas, perawat dan petugas lain mempunyai

komitmen tinggi untuk upaya peningkatan mutu pelayanan

Puskesmas

2. Mempunyai masalah kesehatan prioritas cukup tinggi yang

memerlukan pelayanan kesehatan yang komprehensif

(promotif, preventif, kuratjf dan rehabiltatif)

3. Jumlah tenaga perawat Puskesmas cu kup memadai

4. Infrastruktur, dana operasional dan peralatan memadai

5. Pelayanan Komprehensif (promotif, preventif dan kuratif serta

rehabilitatif), holistik dan berkesinambungan

6. Peran serta masyarakat cukup baik

c. Terbentuknya Tim Pelaksana Kabupaten/ Kota, yang terdiri dari unsur

antara lain Subdin di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

Organisasi Profesi Keperawatan, Institusi Pendidikan Keperawatan,

Pemerintah Daerah. Tim tersebut dan ditetapkan berdasarkan Surat

Keputusan dari pejabat yang berwenang.

2. Pengkajian lapangan oleh Tim Pelaksana Kabupaten

I

Kota

Pengkajian lapangan, antara lain meliputi :

a. Identifikasi sumberdaya Puskesmas meliputi: tenaga, dana, pedoman

/standar/ Protap pelayanan kesehatan yang digunakan Puskesmas

dalam memberikan pelayanan kesehatan, peralatan/ fasilitas

termasuk motivasi petugas untuk peningkatan mutu pelayanan

b. Identifikasi perawat Koordinator di Puskesmas maupun Perawat

Penyelia Kabupaten/Kota

(32)

Kriteria untuk penetapan perawat penyelia dan Koordinator, antara

lain:

1) Kompeten dalam pelayanan/ asuhan keperawatan dan

penatalaksanaan standar program prioritas di dalam

gedung maupun di luar gedung Puskesmas.

2) Sudah mengikuti pelatihan PMK (bila ada).

3) Mempunyai kemampuan untuk memahami tujuan dan

menerapkan upaya kesehatan yang dilakukan secara

kontinyu.

4) Mampu untuk mencari alternatif pemecahan masalah

yang positif dan tidak mudah menyalahkan untuk

mencapai perubahan.

5) Mengidentifikasi faktor pendukung dan kemungkinan

penghambat dalam pelaksanaan revitalisasi upaya

Perkesmas.

3. Penetapan Perawat Penyelia Kabupaten/ Kota oleh Kepala Dinas

kセウ・ィ。エ。ョ@ Kabupaten/ Kota.

Perawat Penyelia Kabupaten/Kota diharapkan sebagai Penanggung

Jawab kegiatan dalam Tim Pelaksana, dan membantu Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dalam mempersiapkan seluruh kegiatan

dJlam revitalisasi upaya Perkesmas.

4. Vl(orkshop Revitalisasi Upaya Perkesmas di Kabupaten /Kota

Berupa pertemuan Tim Pelaksana Kabupaten/Kota, Kepala Puskesmas

I

terpilih dan Staf , terutama perawat Puskesmas, unsur Pemerintah

Daerah, unsur legislatif.

Hasil yang diharapkan antara lain:

a. Dipahaminya hasil pengkajian lapangan yang dilaksanakan oleh Tim

Pelaksana

b. Dipahaminya hasil pengkajian lapangan yang dilaksanakan oleh Tim

Pelaksana

(33)

c.

Dipahaminya upaya Perkesmas dan strategi prioritas dalam

mendukung tercapainya SPM Kabupaten/Kota

d. Diperolehnya kesepakatan tentang sasaran prioritas daerah,

dukungan dana (terpadu atau tersendiri), serta indikator

keberhasilan baik untuk pencapaian SPM maupun untuk

pengumpulan angka kredit perawat

e. Disepakatinya Rencana Ti ndak Lanjut kegiatan di Puskesmas

termasuk jadwal nya.

B. TAHAP DUA: IMPlEMENTASI DI PUSKESMAS

Tahap ini, merupakan penerapan Rencana Tindak Lanjut yang telah

disepakati dalam Workshop di Dinas Kesehatan Kabupaten Kota untuk

masing masing Puskesmas yang telah ditentukan.

Kepala Puskesmas beserta staf bertanggung jawab terhadap kegiatan

yang telah disepakati, dengan rincian kegiatannya sebagai berikut :

1. Persiapan pelaksanaan di setiap Puskesmas terpilih.

Dalam persiapan pela ksanaan kegiata n yang dilakukan oleh Puskesmas

antara lain :

a. Mengorganisir perawat Puskesma s ( pelaksana , penanggungjawab

daerah binaan/ Pust u, perawat koordinator) termasuk jadwal

kegiatan perawat Puskesmas

b. Mengumpulkan data wilayah kerja Puskesmas dan membuat

pemetaan masalah kesehatan di wilayah tersebut ( base line data)

c.

Menyepakati bentuk koordinasi dan kemitraan dengan petugas

kesehatan lain dan masyarakat

d. Menginformasikan kepada masyarakat di wilayah kerja tentang

upaya pelayanan kesehatan komprehensif dan holistik

e. Mengidentifikasi kegiatan perawat Puskesmas di dalam gedung

(Puskesmas dan Pu skesmas pembantu) maupun luar gedung

Puskesmas (ru mah keluarga, posya ndu ba lita , posyandu usila, Pos

(34)

Obat Desa, dll), dalam satu bulan kedepan (dapat digunakan

Form I, terlamDir).

f. Pertemuan perawat Puskesmas di Puskesmas membahas hasil

identifikasi kegiatan dalam gedung dan diluar gedung. Hasil yang

ingin dicapai antara lain:

1). Diperolehnya kesenjangan hasil kegiatan yang dilakukan

dibandingkan yang diharapkan .

2). Menyusun rencana kegiatan untuk perbaikan sesuai yang

diharapkan

Pertemuan ini difasilitasi oleh Perawat Penyelia Kabupaten /Kota dan

Kepa la Puskesmas

g. Perawat Penyelia Kabupaten/ Kota menginformasikan rencana

perbaikan termasuk rencana pelatihan tenaga Puskesmas kepada tim

pelaksana Kabupaten/ Kota

2. renerapan upaya Perkesmas terintegrasi dengan upaya

kesehat.an Puskesmas

Penerapan upaya Perkesmas, minimal dilakukan dalam waktu 4 - 6

bulan . Kegiatan yang dilakukan ,antara lain:

a. Pelatihan teknis (in- service training) perawat Puskesmas sesuai

kebutuhan, di fasilitasi oleh Perawat Penyelia berkoordinasi dengan

penanggungjawab program prioritas Kabupaten/ Kot a, termasuk

institusi pendidikan keperawatan .

b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan yang hOlistik, terpadu dan

berkelanjutan dilaksanakan oleh Perawat Puskesmas, pada sasa ran

yang telah ditetapkan.

c.

Bimbingan dan supervisi pelayanan kesehatan yan g dilakukan oleh

perawat Puskesmas oleh perawat penyelia Kabupaten/Kota. セ@

menaaunakan Form 2. terlampir.

d. Pemantauan dan penilaian penerapan pelayanan Perkesmas oleh

Kepa la Puskesmas.

(35)

e. Pertemuan review pelaksanaan pelayanan berdasarkan hasil

pemantauan dan pen ilaian, dan pembahasan hasil yang dicapai

dibandingkan data dasar.

f. Penyajian hasil evaluasi pelaksanaan pelayanan dari Puskesmas

disajikan dalam pertemuan tingkat Kabupaten/ Kota.

C. TAHAP TIGA: EVAlUASI HASIl REVITAUSASI UPAYA PERKESMAS

Evalua si hasil penerapan (dauat menqqunakan Form 3 , terlamDirl

dilakukan oleh Tim Pelaksana Kabupaten/Kota, menggunakan teknik,

antara lain :

1. Observasi lapangan

Merupakan kegiatan pengamatan terhadap kegiatan rutin yang

dilakukan perawat Puskesmas, termasuk pencatatannya yang

dilakukan oleh Tim Pelaksana Kabupaten /Kota . Lamanya

pengamatan tergantung kebutuhan dan situasi Puskesmas.

Kegliatan yang dilakukan adalah :

a. Pengamatan kegiatan pelayanan rutin perawat Puskesmas

termasuk pencatatan nya

b. Review pencatatan yang dilakukan perawat Puskesmas (seleksi

pencatatan sampel) baik untuk kegiatan dalam klinik, di

rumah keluarga, di Posyandu balita, di sekolah, dll

2. Wawancara dengan beberapa perawat Puskesmas

Tim Pelaksana Kabupaten/Kota melakukan wawancara kepada

beberapa perawat yang terpilih untuk mengetahui pandangan /

pendapat mereka dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan secara

holistik, terpadu dan berkesinambungan. Perawat yang diwawancara

dapat menggunakan pencatatan yang sudah dikerja kan untuk

men along merefleksikan pengalaman mereka .

(36)

3. Wawancara dengan Kepala Puskesmas

Tim Pelaksana Kabupaten/Kota melakukan wawancara kepada

Kepala Puskesmas untuk mengetahui pendapatnya tentang

pelaksanaan pelayanan kesehatan yang holistik, terpadu dan

berkesinambungan. Untuk memudahkan Kepala Puskesmas

merefleksikan pengalamannya, dapat digunakan catatan yang sudah

dibuatnya

4. Diskusi Kelompok terarah (DKT)

Diskusi Kelompok Terarah (DKT), difasilitasi oleh Tim Pelaksana

Kabupaten/Kota untuk menggali lebih dalam informasi tambahan

tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh perawat Puskesmas.

Diskusi Kelompok Terarah, dilakukan terhadap 3 (tiga) kelompok,

yaitu :

a. Kelompok Perawat Puskesmas tennasuk Perawat Penyelia

Kabupaten/Kota

b. Kelompok klien (individu, keluarga) dan anggota keluarga

tennasuk pemberi pelayanan kesehatan di keluarga (non formal

care giver)

c. Kelompok anggota masyarakat termasuk tokoh masyarakat dan

kader kesehatan.

5. Review Informasi Kesehatan serta Pendokumentasiannya.

Tim Pelaksana Kabupaten/Kota mereview infonnasi serta

dokumentasi pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dilakukan

perawat Puskesmas, tennasuk semua pencatatan dan pelaporan

kegiatan selama proses revitalisasi upaya Perkesmas, sebagai

contoh : catatan kunjungan rumah, registrasi pasien, kartu pasien,

family folder keluarga dibina, laporan keuangan operasional

kegiatan, dll

(37)

D. TAHAP EMPAT: TINDAK LANJUT

Taha p tindak lanj ut, dilakukan oleh Tim Pelaksana Kabupaten / Kota,

meliputi kegiatan :

1. Analisis data

Tim Pelaksana Kabupaten / Kota menganalisis semua infonnasi yang

dikumpulka n untuk menyiapkan laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan peningkatan kinerja Perawat Puskesmas melalui

revitalisasi upaya Perkesmas.

2. Penyebarluasan Informasi Hasil

Laporan yang telah disusun oleh Tim Pelaksana Kabupaten/Kota di

diseminasikan kepada pengambil keputusan Kabupaten/Kota

terkait, serta Puskesmas lainnya.

Hasil yang diharapkan :

a. Tersusunnya rencana tindak lanjut pengembangan tingkat

Kabupaten/ Kota.

b. Rencana tindak lanjut dapat berupa pelatihan teknis terencana

bagi perawat Puskesmas, replikasi revitalisasi upaya Perkesmas

di Puskesmas lain, Bimbingan teknis maupun manajerial oleh

Perawat Penyelia Kabupaten/Kota atau kegiatan -kegiatan inovasi

lain yang dikembangkan Kabupaten/ Kota untuk mempertahankan

kinerja perawat Puskesmas.

LANGKAH IV : PEMBINAAN OLEH KABUPATEN/KOTA

Pembinaan oleh Dinas kesehatan Kabupaten Kota, berdasarkan Rencana Tindak

Lanjut pengembangan yang telah disusun berdasarkan hasil evalu asi Tim

Pelaksana dan Puskesmas. Kegiatan pembinaan yang dimaksud, antara lai n :

(38)

1. Pentlidikan dan pelatihan perawat Puskesmas

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bersama Puskesmas merencanakan

peningkatan pendidikan maupun pelatihan klinik keperawatan maupun

ュ。ョセェ・イゥ。ャ@ termasuk penatalaksanaan program prioritas di Puskesmas

(contoh penanganan HIV/AIDS, TB Paru BTA +, MTBS, dll), sehingga secara

bertahap perawat di Puskesmas mempunyai kompetensi sesuai yang

diharapkan. Langkah-Iangkah yang dapat dilakukan Kabupaten/Kota, adalah I

sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi profil perawat Puskesmas, antara lain: pendidikan, lama

kerja, pelatihan klinis, manajerial yang pernah diikuti, dll. I

b. 1embuat peta profil tenaga perawat Puskesmas

c.

Merencanakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat

Puskesmas secara bertahap, melalui pendidikan fonnal maupun pelatihan

「セイォ・ャ。ョェオエ。ョN@

I

d. Mengupayakan dana untuk penyelenggaraan pelatihan/ pendidikan

e. Memantau hasil pelatihan/ pendidikan dalam pelaksanaan kegiatan di

Puskesmas.

Upaya peningkatan pendidikan dan pelatihan ini dapat dikembangkan sesuai

、・ョァ

セ ョ@

kebutuhan serta kemampuan daerah.

2. Bimbingan Klinik Keperawatan (Clinical Supervision)

Bimb/ngan dilakukan oleh Perawat Penyelia Kabupaten/Kota terhadap Perawat

Kooniiinator Puskesmas beserta perawat lainnya, berdasarkan rencana yang

telah disusun dan disetujui oleh Kepala Dnas Kesehatan Kabu paten/ Kota atau

pejaqat yang menjadi atasannya . Tujuannya membina ,meningkatkan , serta

mendukung kemampuan klinik Perawat Puskesmas dalam melakukan asuhan

keperawatan individu, keluarga, kelompok/masyarakat, serta tugas pembinaan

peran serta masyarakat lainnya.

k・ァゥセエ。ョ@ yang dilakukan , antara lain:

a. Menyiapkan Daftar Tilik (Check list) Bimbingan

(39)

b. Menyampaikan rencana kegiatan bimbingan Uadwal) kepada Kepala

Puskesmas. Metoda yang digunakan dalam bimbingan anta ra lainr diskusi

kelompok, observasi kegiatan .

c.

Melaksanakan bimbingan kepada perawat Puskesmas.

d. Membuat laporan bimbingan yang sudah dilaksanakan , sebagal bahan

pembahasan di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota .

3. Replikasi revitalisasi upaya Perkesmas.

Berdasarkan pengalaman penerapan revitalisasi upaya Perkesmas dl

Puskesmas tertentu, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dapat memfasilitasi

replikasi di Puskesmas lain . Keg iatan yang dapat dilakukan antara lain :

a. Workshop di Dinas Kesehatan Ka bupaten/Kota

Dihadiri sel uruh Kepala Puskesmas dan wakil perawat Puskesmas, Kepala

Pu skesmas dan Perawat Koordinator dari Puskesmas yang telah

melaksanakan, Tim Pelaksana Kabupaten/Kota, dll. Hasil yang diharapkan :

1. Diinformasikannya hasil revitalisasi upaya Perkesmas

2. Disusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas

b. Pelaksanaan tahapan revitalisasi upaya Perkesmas

Tahapan dimulai dengan pengkajian lapangan.

La ngkah- langkah tersebut diatas, dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan

kemampuan daerah serta pengembangan prafesi perawat.

(40)

BABV

PENUTUP

Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi Kabupaten/ Kota dalam rangka

ュ・ョゥョァォ。セォ。ョ@ kinerja klinik perawat Puskesmas. Dengan melakukan revitalisasi I

upaya Perkesmas, maka upaya peningkatan kinerja klinis Perawat Puskesmas

tetap terpelihara, dan makin diperkuat. Upaya ini diharapkan dapat memotivasi

perawat pセウォ・ウュ 。ウ@ untuk dapat melaksanakan peran, fungsi dan tugas pokoknya

sesuai kompetensi dan kewenangannya . Disamping itu diharapkan komitmen dari

berbagai pihak terkait dapat terbangun untuk mewujudkan pelayanan kesehatan

yang utuh, komprehensif, terpadu, dan terjangkau bagi masyarakat

(41)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ayers Martha, Community Based Nursing Care ; Nursing the t ransition,

1999.

2. Departemen Kesehatan RI, Keputusan Menkes RI No.

1239/Menkes/SK/XI/2001, tentang Registrasi dan Praktik Perawat,

Jakarta 2001.

3. Departemen Kesehatan RI, Surat Keputusan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara No. 94/Kep/M.PAN/II/2001 tenta ng

Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya, Jakarta 2004.

4. Departemen Kesehatan RI, Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan

dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 733/Menkes/SKB/VI/2002

dan No. 10 tahun 2002, tentang Juklak Jabatan Fungsional Perawat

dan Angka Kreditnya, Jakarta tahun 2002 .

S. Departemen Kesehatan RI, Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No

128/Menkes/SK/ tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat, Jakarta 2004

6. Departemen Kesehatan RI, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta tahu n

·2004.

7. Departernen Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan & Strategi Desentralisasi

Bidang Kesehatan, Jakarta tahun 2003 .

(42)

8. DeD<Jrtemen Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan RI i'Jo. 1457/Menkes/SK/IX/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, Jakarta tahun 2003.

9. Ditjen Binkesmas, Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Pelaksanaan di Puskesmas Perawatan Kesehatan Masyarakat Seri A, Jakarta tahun 1995.

10. Ditjen Binkesmas, Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Pengelolaan Perawat Kesehatan Masyarakat Seri B, Jakarta tahun 1995.

11 . Ditjen Binkesmas, Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Teknis Kesehatan Masyarakat Seri C, Jakarta tahun 1996.

Perawat

12 . Ditjet Binkesmas, Departemen Kesehatan RI, Panduan Asuhan Keperawatan Keluarga Perawat Kesehatan Masyarakat Buku I, Jakarta tahun 1998.

13 . Ditjen Binkesmas, Departemen Kesehatan RI, Kesehata n Masyarakat, Jakarta tahun 1990.

Konsep Perawatan

14. Harson , Family Health Care Nursing Theory, Practice and Research , 2 nd ed, F. & Davis Company, 2001.

15 . Judith Ann Alender, Barba ra Walton Spradley, Community Health Nursing Concepts and Practice, UPPicott, fifth edition.

16. Janice M Swanson PhD, RN, FAAN, Mery A Nies, PhD, RN, FAAN, Community Health Nursing second edition, 1997, Sounders Company.

(43)

17. WHO, Regional Office For South- East Asia, Comprehensive Community

and Home Based Care Model (Field Testing Version),New Delhi India,

November 2001

18. WHO, Regional Office For South- East Asia, Guidelines For Principal

Investigator For Fi ield Testi ng, Comprehensive Com munity and

Horne Ba sed Care Model, New Delhi India,November 2001

(44)

LAMPIRAN I

PETUNJUK CATATAN KEGIATAN PERAWAT

DI PUSKESMAS DAN JARINGAN PELAYANAN KESEHATANNYA

Tujuan pencatatan:

1.

dゥー・イセャ・ィョケ。@

informasi

kegiatan pelayanan kesehatan yang

dilakukan perawat di Puskesmas dan jaringan pelayanannya.

2. Diperolehnya

informasi tentang perubahan yang terjadi, serta

alasannya selama upaya revitalisasi Perkesmas.

Contoh

セ ッイュオャゥイ@

Pencatatan Kegiatan pelayanan kesehatan yang

dilakukan !perawat di Puskesmas dan jaringan pendukungnya, sebagai

berikut.

Form I - A 1 KLINIK RAWAT JALAN PUSKESMAS (BP)

Form 1- B, RUAI\lG RAWAT INAP PUSKESMAS ( PUSKESMAS DTP)

Form I -

( I

PUSKESMAS PEMBANTU

Form 1- D PUSKESMAS KELlLlNG

Form 1- E KELUARGA BINAAN / TINDAK LANJUT KEPERAWATAN DI

RUMAH

Form 1- F KELOMPOK KHUSUS

• SEKOLAH

• RUTAN/LAPAS

• KELOMPOK PEKERJA

• DLL

Form 1- G PEIVlBII\lAAN PERAI\I SERTA MASYARAKAT

• POSYANDU BALITA

• POSYANDU USlLA

• POS OBAT DESA

• DLL

Form 1- H KEGIATAN LAIN PERAWAT PUSKESMAS

(45)

Form I-A

FORMULIR CATATAN KEGIATAN PERAWAT PUSKESMAS

TANGGAL

I

1. KLINIK RAWAT JALAN CBP)

KEGIATAN ALASAN DI LAKUKAN PERUBAHAN YANG

KEGIATAN DIRENCANAKA N

I

(46)

Form I-8

FORMuLIR

CATATAN KEGIATAN PERAWAT PUSKESMAS

2. RUANG RAWAT INAP (PUSKESMAS TT)

.1 TANGGAL KEGIATAN ALASAN DILAKU KA N

KEGIATAN

PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN

I

I

I

I

I

I

I

I

(47)

Form I-C

FORMULIR CATATAN KEGIATAN PERAWAT PUSKESMAS

I 3. PUSKESMAS PEMBANTU

TANGGAL KEGIATAN ALASAN DILAKUKAN I(EGIATAN

PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN

I

(48)

Fonn 1-0

FORMULIR CATATAN KEGIATAN PERAWAT :PUSKESMAS

4. PUSKESMAS KELILING I

TANGGAL KEGIATAN ALASAN DILAKUKAN

KEGIATAN

PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN

I

I

I

t

(49)

Form I-E

FORMULIR CATATAN KEGIATAN PERAWAT PUSKESMAS

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

,

KELUARGA BINAAN/ TIN OAK LANlUT KEPERAWATAN 01 RUMAH

TANGGAL KEGIATAN ALASAN OILAKUKAN PERUBAHAN YANG

KEG IATAN DIRENCANAKAN

(50)

Form I-F

FORMULIR CATATAN KEGIATAN PERAWAT PUSKESMAS

KELOMPOK KHUSUS : ...•••••.•...•.•..

TANGGAL KEGIATAN ALASAN DILAKUKAN

KEGIATAN

I PERUBAHAN YANG

DIRENCANAKAN

I

I

I

(51)

Fonn l-G

FORMULIR CATATAN KEGI ATAN PERAWAT PUSKESMAS

TANGGAL

I

I

i

\

PERAN SERTA MASYARAKAT : ...

KEGIATAN ALASAN DILAKUKAN PERUBAHAN YANG

KEGIATAN DIRENCANAKAN

I

(52)

Form I-H

FORM UUR

CATATAN KEGIATAN PERAWAT PUSKESMAS

I

KE GIATAN LAIN : ...u . . . .. . ... . .

TANGGAL KEGIATAN ALASAN DI LAKUKAN PERU BAHAN YANG

KEGIATAN DIRENCANAKAN

I

I

I

I

I

,

I

I

(53)

LAMPIRAN II

PETUNJUK UNTUK CATATAN PERAWAT PENYELIA

KABUPATEN/KOTA

Perawat Penyelia (Supervisor) Kab upaten/Kota, mencatat keg iatan

supe rvisinya pada :

1.

Form - II A

Formulir ini digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan Perawat

Pe nyelia , setiap kali melakukan supervisi ke Puskesmas.

Pencatatan in i, selain untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan

supervisi/bimbingan yang dilakukan,

j uga difokuskan

untuk

pengembangan individual perawat penyelia serta proses supervisi.

2. Form - II B

Formulir ini meru pakan Rekapitu!asi Ringkasan Kegiatan Supervisi

selama 2 (dua) bulan.

Da ri form ulir ini, diharapkan dapat diperoleh

informasi tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi selama dilakukan revitalisasi

Perkesmas.

(54)

FORM 11- A

CONTOH PENCATATAN BIMBINGAN /SUPERVISI

(CLINICAL SUPERVISION)

PERAWAT PENYELIA KAB/KOTA

PERAWAT YANG DISUPERVISI

LOKASI

TANGGAL

WAKTU

A. KEGIATAN YANG DISUPERVISI

(a.1. termasuk demontrasi, observasi, keterampilan melakukan

pendidikan/penyuluhan kesehatan, diskusi, umpan balik, identifikasi kebutuhan pelatihan)

B. KELOMPOK ISU

(a.1. termasuk isu klinis asuhan keperawatan terkait dengan klien/pasien

spesifik, hubungan dengan system pelayanan kesehatan atau stakeholders, manajemen , prosedur)

C. TINDAKAN YANG DISETUJUI

(Kesimpulan kegiatan yang dilakukan, waktu, tanggal)

(55)

JUMLAH KU NJUNGAN SUPERVISI

RATA-RATA LAM A KUNJUNGANjSESI

TOTAL WAKTU SUPERVISI

KELOMPOK I SU

TINDAKAN YANG

DILAKUKAN

REFLEKSI

[ BULAN

Form II- B

CONTOH FORMULIR

RINGKASAN CATATAN PERAWAT PENYELIA (2 BULANAN)

48

(56)

LAMPIRAN III

PETUNJUK PENGGUNAAN FORMULIR

EVALUASI REVITALISASI PERKESMAS

Tujuan :

Mendapatkan informasi tentang hasil kegiatan revitalisasi Perkesmas, untuk :

1. Mengetahui kemajuan pelayanan kesehatan yang dilakukan perawat Puskesmas

2. Mendapatkan dukungan/petunjuk dalam mengatasi masalah/ hambatan

3. Membuat rekomendasi untuk kegiatan berikutnya.

Evaluasi, dilakukan oleh Tim Pe

Gambar

Gambar 1 Peran dan fungsi Perawat Puskesmas

Referensi

Dokumen terkait

196.. From the data, then, we can say that there is no significant difference both in the types and the rank of the cohesive devices used. However, the students used more various

[r]

PENGANGKATAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR SKRIPSI M.A,HASISWA TAKULTAS ILMU SOSIAL UNTVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAl. DEKAN FAKULTAS ILMU

Untuk mengetahui hubungan antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain baik dalam satu laporan keuangan maupunb antar laporan keuangan, sehingga apabila terjadi

Analisis menunjukan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan independen tidak berpengaruh positif terhadap manajemen laba sedangkan komite

Menurut konsep ini modal kerja adalah dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan penghasilan (current income) pada saat sekarang ini sesuai

Langkah-langkah yang dilakukakan pada tahap persiapan antara lain: (1) Melaksanakan observasi terhadap pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan dalam kelas;

Purification and Characterization of an Extracellular Lipase from a Thermophilic Rhizopus oryzae Strain Isolated from Palm Fruit.. Biosynthetic Mechanism of Low