SKRIPSI
ACHMAD KADRI ANSYORI
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN
TERHADAP STERILITAS KASA STERIL
DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
iv
Lembar Pengesahan
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN
TERHADAP STERILITAS KASA STERIL
DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2011
Oleh :
ACHMAD KADRI ANSYORI NIM : 07040063
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
v
Lembar Pengujian
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN
TERHADAP STERILITAS KASA STERIL
DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 22 juli 2011
Oleh :
ACHMAD KADRI ANSYORI NIM : 07040063
Tim Penguji
Penguji I Penguji II
Drs. Achmad Inoni, Apt. M. Agus Syamsur Rijal, S. Si, M. Si, Apt.
Penguji III Penguji IV
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik –
baiknya. Dengan selesainya skripsi yang berjudul “PENGARUH WAKTU
PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS KASA STERIL DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA” ini, perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Drs. H. Achmad Inoni, Apt., sebagai Pembimbing I dan M. Agus Syamsur Rijal, S.Si, M.Si, Apt., sebagai Pembimbing II yang banyak berperan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral maupun materi kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., dan Dian Ermawati, S.Farm, Apt sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun dalam proses pelaksanaan skripsi ini.
3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program sarjana.
4. Ketua Program Studi Farmasi, Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS., yang senantiasa tulus memberikan bimbingan, nasehat dan semangat kepada saya untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.
5. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., sebagai Kepala Laboratorium Sediaan Steril Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium untuk penelitian skripsi.
6. Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS., sebagai Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
vii
8. Laboran Laboratorium Sediaan Steril Farmasi, Laboratorium Kimia Terpadu II, Laboratorium Preskripsi dan Laboratorium Biomedik FK UMM : Mba’ Sri,
Mba’ Susi, Mba’ Nila, dan Mba” Fad yang banyak membantu saya selama peneltian berlangsung.
9. Papa, mama tercinta yang tiada henti memberikan dukungan moral dan materil, serta doa tulus hingga akhir studi ini selesai, adik ku indah terima kasih atas semangat dan doanya, lohan ku ilma fardhia yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan moral dan materi, serta doa sehingga saya dapat menjalani studi saya dengan baik dan menyelesaikan skripsi ini.
10.Teman-teman skripsi steril: neti, ayu dan rosa atas semangat, saran, masukan, bantuan, kerjasama dan jerih payah berjuang terciptanya skripsi ini..
11.Teman-teman Farmasi 2007 yang Bhineka Tunggal Ika: elny, anggy, ina evi, umi fahniyah, ira, dll, dan tim huru hara hendra, abi, rizal (trio buncit), aga kriwul, abang pujon, dan glen. Terimakasih atas persahabatan yang telah kita bina selama 4 tahun ini, semoga bisa selalu seperti ini & abadi walau terpisah oleh jarak dan waktu. I will miss our friendship, keep moving forward all. Terus berkarya kejar impian kalian semua.
12.Temen temen kost : Fajar, Hanny, Jack, Asiau, yudo, yaya, doyok, Roberta, Dino,bombom terima kasih untuk semuanya dan semangatnya.
13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumber bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua. Amin.
Malang, 22 Juli 2011
viii
RINGKASAN
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS KASA STERIL DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA
Achmad Kadri Ansyori
Kasa steril merupakan salah satu alat kesehatan yang banyak digunakan dimasyarakat. Kasa steril sendiri juga merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan, terutama pada proses pembedahan, operasi kecil, ataupun untuk mencegah terjadinya infeksi pada proses penyembuhan luka. Sterilitas mutlak menjadi sesuatu hal yang harus diperhatikan dari kasa steril, terutama pada waktu penyimpanan kasa steril tersebut. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa lama kasa steril pada kemasan primer dapat menjaga mutu sterilitas setelah dibuka kemasan sekundernya.
Telah dilakukan penelitian terhadap kasa steril dari produk PT. A yang telah disterilkan sebelumnya, dilakukan pemeriksaan fisik kemasan kasa steril yang akan diuji terlebih dahulu. Kemasan sekunder kasa steril dibuka, dan disimpan dalam ruangan penyimpanan dengan suhu kamar. Uji sterilitas mengacu pada Farmakope Indonesia edisi IV yaitu dengan metode inokulasi langsung.
Uji sterilitas dilakukan secara aseptik terhadap kasa steril yang telah disimpan selama 15 hari pada suhu kamar. Sampel uji diambil pada hari ke- 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15 (replikasi sebanyak tiga kali) dengan nomor bets yang sama. Media uji yang digunakan adalah Fluid thioglycollate medium dengan bakteri uji Bacillus subtillis
dan Soybean-casein digest medium dengan bakteri uji Candida albicans. Untuk menghindari terjadinya positif palsu pada penelitian ini, maka perlu dilakukan terlebih dahulu kontrol lingkungan LAFC, selanjutnya dilakukan uji fertilitas media, uji sterilitas media, pemeriksaan sampel, dan yang terakhir dilakukan uji sterilitas pada sampel. Media yang diuji diinkubasi selama 14 hari, pada media Fluid thioglycollate medium diinkubasi pada suhu 30-35oC dan pada media Soybean-casein digest medium diinkubasi pada suhu 20-25oC.
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF STORAGE LENGTH ON STERILITY OF STERILE GAUZE AFTER OPENING ITS SECONDARY SEAL
Sterility is a necessary aspect to consider during the storage of sterile gauze. The study aimed at investigating how long the gauze remains sterile in its primary seal after opening the secondary seal.
The study employed direct inoculation method. Sterility test was conducted aseptically on sterile gauze after 15-day storage in room temperature. The samples were taken in 1st, 3rd, 5th, 7th, 9th, 11th, 13th, and 15th day (three time replications) with similar bets number. Fluid thioglycollate medium and Soybean-casein digest medium
were treated as testing media. LAFC environment control was formerly conducted to prevent fake positive in the study. Then it was followed by media fertility test, media sterility test, sample examination, and sterility test on samples.The tested media were incubated for 14 days, Fluid thioglycollate medium was incubated at 300 - 350C and
Soybean-casein digest medium was incubated at 200– 250C.
Sterility test revealed that the gauze remained sterile in 11 days out of 15 days in room temperature after opening its secondary seal. It was recommended that sterile gauze be used as bandage or wound cover not longer than 11 days after opening its secondary seal.
x
ABSTRACT
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS KASA STERIL DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA
Sterilitas mutlak menjadi sesuatu hal yang harus diperhatikan dari kasa steril, terutama pada waktu penyimpanan kasa steril tersebut. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa lama kasa steril pada kemasan primer dapat menjaga mutu sterilitas setelah dibuka kemasan sekundernya.
Metode yang digunakan adalah inokulasi langsung. Uji sterilitas dilakukan secara aseptik terhadap kasa steril yang telah disimpan selama 15 hari pada suhu kamar. Sampel uji diambil pada hari ke- 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15(replikasi sebanyak tiga kali) dengan nomor bets yang sama. Media uji yang digunakan adalah
Fluid thioglycollate dan Soybean-casein digest medium. Untuk menghindari terjadinya positif palsu pada penelitian ini, maka perlu dilakukan terlebih dahulu kontrol lingkungan LAFC, selanjutnya dilakukan uji fertilitas media, uji sterilitas media, pemeriksaan sampel, dan yang terakhir dilakukan uji sterilitas pada sampel. Media yang diuji diinkubasi selama 14 hari, pada media Fluid thioglycollate medium
diinkubasi pada suhu 30-35oC dan pada media Soybean-casein digest medium
diinkubasi pada suhu 20-25oC.
Dari hasil uji sterilitas sampel yang dilakukan menunjukan sterilitas kasa steril dalam kemasan sekunder terbuka yang disimpan selama 15 hari pada suhu kamar, dapat menjaga mutu sterilitasnya selama 11 hari. Sebaiknya kasa steril tidak digunakan sebagai pembalut atau penutup luka setelah 11 hari kemasan sekunder terbuka.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RINGKASAN ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 3
1.3.Tujuan Penelitian ... 3
1.4.Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Tinjauan Kasa Steril ... 4
2.1.1. Pengenalan Kasa Steril ... 4
2.2. Tinjauan Mikrobiologi ... 5
2.2.1. Pengenalan mikroorganisme ... 5
2.2.2. Jenis - jenis Mikroorganisme yang Umum Sebagai Kontaminan ... 6
2.2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme ... 8
2.2.4. Sumber – sumber Kontaminasi Mikroorganisme... 11
2.3. Tinjauan Mengenai Sterilisasi ... 14
2.3.1. Sterilisasi Uap ... 15
2.3.2. Sterilisasi Panas Kering ... 17
2.3.3. Sterilisasi gas ... 17
xii
2.3.5. Teknik Aseptik ... 18
2.4. Pengujian Sterilitas ... 20
2.4.1. Metode Uji Sterilitas ... 20
2.4.2.Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ... 22
2.4.3.Kontrol uji ... 23
2.4.4.Tinjauan Media Uji ... 24
2.4.5. Tinjauan Tentang Kuman dan Jamur Penguji ... 24
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 28
3.1. Uraian Kerangka Konseptual ... 28
3.2. Bagan Alir Kerangka Konseptual... 30
BAB 4 BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN ... 31
4.1. Desain Penilitian ... 31
4.2. Bahan ... 31
4.3. Alat ... 31
4.4. Metode Penelitian ... 32
4.4.1. Skema Penilitian ... 32
4.4.2. Sterilisasi Alat yang akan Digunakan ... 33
4.4.3. Penyiapan Laminar Air Flow Cabinet ... 33
4.4.4. Penyiapan Media ... 33
4.5. Cara Pembuatan Media ... 33
4.5.1.Fluid thioglycollate medium (Medium Thioglikolat Cair) ... 33
4.5.2. Soybean - casein digest medium (Medium Kasamino) ... 33
4.6. Kontrol Uji ... 34
4.6.1. Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 34
4.6.2. Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 34
4.6.3. Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 35
xiii
4.6.5. Perlakuan Sampel ... 35
4.6.6. Uji Sterilitas Sampel... 35
BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 37
5.1 Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 37
5.2 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 38
5.3 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 39
5.4 Hasil Pemeriksaan Kemasan pada Sampel ... 39
5.5 Hasil Uji Sterilitas Sampel ... 40
BAB 6 PEMBAHASAN ... 41
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1. Jumlah sampel yang harus diambil per batch berdasarkan USP 32 ... 21
V.1. Hasil Uji Efektivitas LAFC Sebelum Pengujian Sterilitas ... 37
V.2 Hasil Uji Efektivitas LAFC Saat Pengujian Sterilitas ... 38
V.3. Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 38
V.4. Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 39
V.5. Hasil Pemeriksaan Kemasan pada Sampel ... 39
V.6 Suhu temperature Ruangan pada Saat penyimpanan (selama penelitian) ... 40
xv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
2.1. Kemasan Kasa Steril ... 4
2.2. Kuman Bacillus Subtilis ... 25
2.3. Jamur Candida Albicans ... 26
3.1. Skema Kerangka Konseptual ... 30
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Riwayat Hidup ... 50
2. Surat Pernyataan... 51
3. Sertifikat Kuman dan Bakteri yang di Uji... 52
4. Komposisi Fluid thioglycollate medium ... 54
5. Komposisi Soybean - casein digest medium ... 55
6. Foto Hasil Uji Efektivitas LAFC Sebelum Pengujian Sterilitas ... 56
7. Foto Hasil Uji Efektivitas LAFC Saat Pengujian Sterilitas ... 57
8. Foto Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) dan Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 59
9. Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel ... 61
47
47
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB, hal 19 -21.
Ansel, H.C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (Penerjemah farida Ibrahim). Edisi keempat, Jakarta : Penerbit Universitas Indinesia, hal 410-420.
Badan Pengawa Obat dan Makanan, 2006. Pedomana Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta : Badan POM,. Hal 125-156
Coopers and Gunn’s, 1972. Dispensing for Pharmaceutical Student. Twelfth Edition, Ptman medical, page : 300 – 549.
Departemen kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia. Edise IV. Jakarta, hal 856-860, 863.
Departemen kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia. Edise III. Jakarta, hal18.
Entjang, I., 2003. Mikrobiologi dan parasitologi untuk akademi keperawatan dan sekolah tenaga kesehatan yang sederajat. Bangdung : PT.Citra Aditya Bakti, hal 12- 13,
FKUB, Tim Mikrobiologi, 2003. Bakteriologi Medik. Edisi Pertama, Malang : Bayumedia Publishing, hal 12, 13
FKUI, 1991. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Bandung : PT. Citra Aditya Bukti
Gupte S., 1990. Mikrobiologi dasar. Alih bahasa : Dr.Julius E.S. Jakarta : Binarupa Aksara, hal 246 – 247, 262 – 263.
Hartono, 2002. Mengenal Alat – alat Kedokteran. Jakarta :Depot Informasi Obat, hal17, 20 - 22.
48
48
Hidayat, Nur., 2006. Mikrobiologi industry. Edisi pertama, Yogyakarta : CV. ANDI, hal16 – 18
Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 2001. Mikrobiologi Kedokteran.
Penerjemah : Mikrobiologi FKUI, Jakarta : Salemba medika , hal 2.
Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 1992. Mikrobiologi untuk profesi kesehatan (alih bahasa : Gerard Bonang). Edisi ke-16, Jakarta : EGC, hal 263-264, 382 – 385.
Lachman, L., 1970. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 2nd edition Philadelphia :Lea & Febiger, page : 154-167.
Larrimore, D.S., and Michael J. A., 2002. Parenteral Quality Control Sterility, Pyrogen, Particulate, and Package Integrity Testing. Third Edition, New York : Marcel Dekker, Inc.,Hal 52 – 55, 64 - 65
Muhamad, K.,1994. Pertolongan Pertama. Edisi yang disempurnakan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hal 65, 68, 69, dan 138 – 139.
Niazi, Sarfaraz, 1949. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations. Volume 6, Washington, D.C.
Pelczar, M.J. et al., 1986. Dasar – dasar mikorbiologi, Penerjemah Hadioetomo. Jakarta : Universitas Indonesia Press, hal 5, 101 – 103, 447
– 448.
Pratiwi, S.T., 2009. Mikrobiologi farmasi . Jakarta : Erlangga, hal 11
Sabiston,D.C., editor : Jonathan O., 1995. Buku Ajar Bedah. Bagian 1, Jakarta : EGC, hal 177, 179, dan 181.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta, hal 72.
Sujudi,1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Binarupa Aksara, hal 3, 7, 19, 20.
49
49
Waluyo, L.,2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UPT.Penerbitan UMM, hal 203.
Wheeler, F.M., and Volk, A.W., edito : Adisoemarto, S., 1988. Mikrobiologi dasar. Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, hal 3, 4, 8, 9, 15, 43, 236.
1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kasa steril merupakan alat kesehatan yang banyak digunakan, misalnya
pada pembedahan, operasi kecil, atau digunakan dalam proses penyembuhan pada
luka yang disebabkan kecelakaan atau sebab lain. Pada kondisi ini seseorang
mudah sekali terinfeksi oleh bermacam mikroorganisme. Sedangkan salah satu
penjagaan utama terhadap infeksi adalah kulit utuh, jika seseorang kehilangan
perlindungan ini karena luka atau karena prosedur operasi, orang ini akan jauh
lebih rentan terhadap infeksi (Volk & Wheeler, 1993).
Kasa steril merupakan alat kesehatan yang terbuat dari katun dengan
tenunan yang sangat sederhana, hal ini kemungkinan adanya mikroorganisme
yang terjebak didalam kasa tersebut. Karena kemasan sekunder kasa steril pada
umumnya terbuat dari karton dan didalamnya terdapat beberapa kasa yang
kemasan primernya adalah kertas perkamen biasa. Selain itu kasa steril banyak
digunakan baik di rumah sakit, puskesmas, posyandu maupun dimasyarakat
umum lainnya. Untuk kasa steril yang digunakan di rumah sakit kemungkinan
terjadinya kontaminasi dengan mikroorganisme sangatlah kecil karena
penanganan di rumah sakit terhadap kasa steril itu sangat diperhatikan sebelum
dipergunakan, dan di rumah sakit biasanya memproduksi sendiri kasa steril untuk
keperluaan medis di rumah sakit, sehingga kemungkinan terjadi infeksi sangat
kecil. Sedangkan untuk kasa steril yang digunakan di puskesmas, posyandu dan
masyarakat pada umumnya yang dilihat dari kasa steril yang amat sederhana
dalam pengemasanya, maka sterilitas kasa yang terdapat didalam kemasan
sekunder perlu diuji sterilitasnya setelah dibuka kemasan sekundernya. Hal ini
memungkinkan sekali adanya kontaminasi oleh mikrooganisme, sehingga pada
saat digunakan memungkinkan terjadinya infeksi saat digunakan pada luka
terbuka atau lainnya. Dengan demikian kemasan mempunyai peranan penting
2
2
Untuk mencegah kontaminasi yang ditimbulkan mikroorganisme perlu
adanya pengendalian atau pembasmian mikroorganisme. Pengendalian yang
dimaksud meliputi : segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi dan
menyingkirkan organisme, dimana disebut dengan proses sterilisasi. Sedangkan
yang dimaksud dengan sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan,
baik bentuk patogen, nonpatogen, vegetatif, maupun nonvegetatif dari suatu objek
atau material. Hal tersebut dapat dicapai melalui cara menghilangkan secara fisika
semua organisme hidup, misalnya penyaringan atau pembunuhan organisme
melalaui proses panas, bahan kimia, atau dengan cara lainnya. Hal ini penting
diperhatikan bahwa cara apapun yang digunakan, tidak boleh ada organisme hidup
yang tertinggal (Goewin Agoes, 2009). Alasan utama untuk mengendalikan
mikoorganisme atau melakukan proses sterilisasi, adalah sebagai berikut : (1)
Untuk mencegah tranmisi penyakit. (2) Untuk mencegah pembusukan material
oleh mikroorganisme. (3) Untuk mencegah kompetisi nutrient dalam media
pertumbuhan sehingga memungkinkan kultur organisme spesifik berbiak untuk
keperluan sendiri (seperti produksi ragi) dan untuk metabolitnya (seperti untuk
memproduksi minuman atau antibiotik). Oleh sebab itu upaya pengendalian
mikroorganisme banyak digunakan pada sediaan steril farmasi maupun alat –alat
kesehatan lainnya.
Pada kondisi luka selain diberi anti bakteri atau anti infeksi, untuk
mengurangi terjadinya resiko infeksi pada luka tersebut, pada daerah luka perlu
ditutup dengan kasa steril yang dibasahi dengan cairan steril dan diatasnya dilapisi
dengan kasa yang agak tebal dan lembut, kasa steril ini untuk melindungi luka
selama didesinfeksi (M. Kartono, 1994). Peranan dari kasa steril sendiri dalam
proses penyembuhan pada luka, mutlak menjadi sesuatu hal yang harus amat
diperhatikan sterilitasnya, terutama pada waktu penyimpanan kasa steril tersebut.
Untuk mengetahui peranan penting lamanya sterilitas dan mutu kemasan, maka
perlu diadakan suatu penelitian agar dapat mengetahui seberapa lama kemampuan
kemasan kasa steril dapat mempertahankan mutu dari sterilitasnya.
3
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka hal yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh waktu
penyimpanan terhadap sterilitas kasa steril dalam kemasan sekunder terbuka.
1.3. Tujuan Penilitian
Mengetahui sampai seberapa lama sterilitas kasa steril pada kemasan kertas
perkamen atau kemasan primer masih dapat menjaga mutu sterilitas setelah
dibuka kemasan sekundernya.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memperoleh penjelasan bahwa kasa steril mempunyai peran yang sangat
penting dalam mencegah terjadinya resiko infeksi pada proses
penyembuhan luka, sehingga kemasan primer dan sekunder, terutama pada
kemasan primer merupakan hal yang harus diperhatikan dan harus
ditingkatkan dalam mempertahankan mutu sterilitas.
2. Dapat disediakan suatu produk steril yang tetap terjamin sterilitasnya
sampai saat digunakan untuk pasien.
3. Sebagai bahan referensi ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan