• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS KASA STERIL DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS KASA STERIL DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ACHMAD KADRI ANSYORI

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN

TERHADAP STERILITAS KASA STERIL

DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

iv

Lembar Pengesahan

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN

TERHADAP STERILITAS KASA STERIL

DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2011

Oleh :

ACHMAD KADRI ANSYORI NIM : 07040063

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

v

Lembar Pengujian

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN

TERHADAP STERILITAS KASA STERIL

DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 22 juli 2011

Oleh :

ACHMAD KADRI ANSYORI NIM : 07040063

Tim Penguji

Penguji I Penguji II

Drs. Achmad Inoni, Apt. M. Agus Syamsur Rijal, S. Si, M. Si, Apt.

Penguji III Penguji IV

(4)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik –

baiknya. Dengan selesainya skripsi yang berjudul “PENGARUH WAKTU

PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS KASA STERIL DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA” ini, perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Drs. H. Achmad Inoni, Apt., sebagai Pembimbing I dan M. Agus Syamsur Rijal, S.Si, M.Si, Apt., sebagai Pembimbing II yang banyak berperan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral maupun materi kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., dan Dian Ermawati, S.Farm, Apt sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun dalam proses pelaksanaan skripsi ini.

3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program sarjana.

4. Ketua Program Studi Farmasi, Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS., yang senantiasa tulus memberikan bimbingan, nasehat dan semangat kepada saya untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.

5. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., sebagai Kepala Laboratorium Sediaan Steril Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium untuk penelitian skripsi.

6. Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS., sebagai Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

(5)

vii

8. Laboran Laboratorium Sediaan Steril Farmasi, Laboratorium Kimia Terpadu II, Laboratorium Preskripsi dan Laboratorium Biomedik FK UMM : Mba’ Sri,

Mba’ Susi, Mba’ Nila, dan Mba” Fad yang banyak membantu saya selama peneltian berlangsung.

9. Papa, mama tercinta yang tiada henti memberikan dukungan moral dan materil, serta doa tulus hingga akhir studi ini selesai, adik ku indah terima kasih atas semangat dan doanya, lohan ku ilma fardhia yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan moral dan materi, serta doa sehingga saya dapat menjalani studi saya dengan baik dan menyelesaikan skripsi ini.

10.Teman-teman skripsi steril: neti, ayu dan rosa atas semangat, saran, masukan, bantuan, kerjasama dan jerih payah berjuang terciptanya skripsi ini..

11.Teman-teman Farmasi 2007 yang Bhineka Tunggal Ika: elny, anggy, ina evi, umi fahniyah, ira, dll, dan tim huru hara hendra, abi, rizal (trio buncit), aga kriwul, abang pujon, dan glen. Terimakasih atas persahabatan yang telah kita bina selama 4 tahun ini, semoga bisa selalu seperti ini & abadi walau terpisah oleh jarak dan waktu. I will miss our friendship, keep moving forward all. Terus berkarya kejar impian kalian semua.

12.Temen temen kost : Fajar, Hanny, Jack, Asiau, yudo, yaya, doyok, Roberta, Dino,bombom terima kasih untuk semuanya dan semangatnya.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumber bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua. Amin.

Malang, 22 Juli 2011

(6)

viii

RINGKASAN

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS KASA STERIL DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA

Achmad Kadri Ansyori

Kasa steril merupakan salah satu alat kesehatan yang banyak digunakan dimasyarakat. Kasa steril sendiri juga merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan, terutama pada proses pembedahan, operasi kecil, ataupun untuk mencegah terjadinya infeksi pada proses penyembuhan luka. Sterilitas mutlak menjadi sesuatu hal yang harus diperhatikan dari kasa steril, terutama pada waktu penyimpanan kasa steril tersebut. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa lama kasa steril pada kemasan primer dapat menjaga mutu sterilitas setelah dibuka kemasan sekundernya.

Telah dilakukan penelitian terhadap kasa steril dari produk PT. A yang telah disterilkan sebelumnya, dilakukan pemeriksaan fisik kemasan kasa steril yang akan diuji terlebih dahulu. Kemasan sekunder kasa steril dibuka, dan disimpan dalam ruangan penyimpanan dengan suhu kamar. Uji sterilitas mengacu pada Farmakope Indonesia edisi IV yaitu dengan metode inokulasi langsung.

Uji sterilitas dilakukan secara aseptik terhadap kasa steril yang telah disimpan selama 15 hari pada suhu kamar. Sampel uji diambil pada hari ke- 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15 (replikasi sebanyak tiga kali) dengan nomor bets yang sama. Media uji yang digunakan adalah Fluid thioglycollate medium dengan bakteri uji Bacillus subtillis

dan Soybean-casein digest medium dengan bakteri uji Candida albicans. Untuk menghindari terjadinya positif palsu pada penelitian ini, maka perlu dilakukan terlebih dahulu kontrol lingkungan LAFC, selanjutnya dilakukan uji fertilitas media, uji sterilitas media, pemeriksaan sampel, dan yang terakhir dilakukan uji sterilitas pada sampel. Media yang diuji diinkubasi selama 14 hari, pada media Fluid thioglycollate medium diinkubasi pada suhu 30-35oC dan pada media Soybean-casein digest medium diinkubasi pada suhu 20-25oC.

(7)

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF STORAGE LENGTH ON STERILITY OF STERILE GAUZE AFTER OPENING ITS SECONDARY SEAL

Sterility is a necessary aspect to consider during the storage of sterile gauze. The study aimed at investigating how long the gauze remains sterile in its primary seal after opening the secondary seal.

The study employed direct inoculation method. Sterility test was conducted aseptically on sterile gauze after 15-day storage in room temperature. The samples were taken in 1st, 3rd, 5th, 7th, 9th, 11th, 13th, and 15th day (three time replications) with similar bets number. Fluid thioglycollate medium and Soybean-casein digest medium

were treated as testing media. LAFC environment control was formerly conducted to prevent fake positive in the study. Then it was followed by media fertility test, media sterility test, sample examination, and sterility test on samples.The tested media were incubated for 14 days, Fluid thioglycollate medium was incubated at 300 - 350C and

Soybean-casein digest medium was incubated at 200– 250C.

Sterility test revealed that the gauze remained sterile in 11 days out of 15 days in room temperature after opening its secondary seal. It was recommended that sterile gauze be used as bandage or wound cover not longer than 11 days after opening its secondary seal.

(8)

x

ABSTRACT

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS KASA STERIL DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA

Sterilitas mutlak menjadi sesuatu hal yang harus diperhatikan dari kasa steril, terutama pada waktu penyimpanan kasa steril tersebut. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa lama kasa steril pada kemasan primer dapat menjaga mutu sterilitas setelah dibuka kemasan sekundernya.

Metode yang digunakan adalah inokulasi langsung. Uji sterilitas dilakukan secara aseptik terhadap kasa steril yang telah disimpan selama 15 hari pada suhu kamar. Sampel uji diambil pada hari ke- 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15(replikasi sebanyak tiga kali) dengan nomor bets yang sama. Media uji yang digunakan adalah

Fluid thioglycollate dan Soybean-casein digest medium. Untuk menghindari terjadinya positif palsu pada penelitian ini, maka perlu dilakukan terlebih dahulu kontrol lingkungan LAFC, selanjutnya dilakukan uji fertilitas media, uji sterilitas media, pemeriksaan sampel, dan yang terakhir dilakukan uji sterilitas pada sampel. Media yang diuji diinkubasi selama 14 hari, pada media Fluid thioglycollate medium

diinkubasi pada suhu 30-35oC dan pada media Soybean-casein digest medium

diinkubasi pada suhu 20-25oC.

Dari hasil uji sterilitas sampel yang dilakukan menunjukan sterilitas kasa steril dalam kemasan sekunder terbuka yang disimpan selama 15 hari pada suhu kamar, dapat menjaga mutu sterilitasnya selama 11 hari. Sebaiknya kasa steril tidak digunakan sebagai pembalut atau penutup luka setelah 11 hari kemasan sekunder terbuka.

(9)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.4.Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Tinjauan Kasa Steril ... 4

2.1.1. Pengenalan Kasa Steril ... 4

2.2. Tinjauan Mikrobiologi ... 5

2.2.1. Pengenalan mikroorganisme ... 5

2.2.2. Jenis - jenis Mikroorganisme yang Umum Sebagai Kontaminan ... 6

2.2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme ... 8

2.2.4. Sumber – sumber Kontaminasi Mikroorganisme... 11

2.3. Tinjauan Mengenai Sterilisasi ... 14

2.3.1. Sterilisasi Uap ... 15

2.3.2. Sterilisasi Panas Kering ... 17

2.3.3. Sterilisasi gas ... 17

(10)

xii

2.3.5. Teknik Aseptik ... 18

2.4. Pengujian Sterilitas ... 20

2.4.1. Metode Uji Sterilitas ... 20

2.4.2.Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ... 22

2.4.3.Kontrol uji ... 23

2.4.4.Tinjauan Media Uji ... 24

2.4.5. Tinjauan Tentang Kuman dan Jamur Penguji ... 24

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 28

3.1. Uraian Kerangka Konseptual ... 28

3.2. Bagan Alir Kerangka Konseptual... 30

BAB 4 BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN ... 31

4.1. Desain Penilitian ... 31

4.2. Bahan ... 31

4.3. Alat ... 31

4.4. Metode Penelitian ... 32

4.4.1. Skema Penilitian ... 32

4.4.2. Sterilisasi Alat yang akan Digunakan ... 33

4.4.3. Penyiapan Laminar Air Flow Cabinet ... 33

4.4.4. Penyiapan Media ... 33

4.5. Cara Pembuatan Media ... 33

4.5.1.Fluid thioglycollate medium (Medium Thioglikolat Cair) ... 33

4.5.2. Soybean - casein digest medium (Medium Kasamino) ... 33

4.6. Kontrol Uji ... 34

4.6.1. Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 34

4.6.2. Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 34

4.6.3. Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 35

(11)

xiii

4.6.5. Perlakuan Sampel ... 35

4.6.6. Uji Sterilitas Sampel... 35

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 37

5.1 Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ... 37

5.2 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 38

5.3 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 39

5.4 Hasil Pemeriksaan Kemasan pada Sampel ... 39

5.5 Hasil Uji Sterilitas Sampel ... 40

BAB 6 PEMBAHASAN ... 41

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(12)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1. Jumlah sampel yang harus diambil per batch berdasarkan USP 32 ... 21

V.1. Hasil Uji Efektivitas LAFC Sebelum Pengujian Sterilitas ... 37

V.2 Hasil Uji Efektivitas LAFC Saat Pengujian Sterilitas ... 38

V.3. Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ... 38

V.4. Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 39

V.5. Hasil Pemeriksaan Kemasan pada Sampel ... 39

V.6 Suhu temperature Ruangan pada Saat penyimpanan (selama penelitian) ... 40

(13)

xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

2.1. Kemasan Kasa Steril ... 4

2.2. Kuman Bacillus Subtilis ... 25

2.3. Jamur Candida Albicans ... 26

3.1. Skema Kerangka Konseptual ... 30

(14)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Riwayat Hidup ... 50

2. Surat Pernyataan... 51

3. Sertifikat Kuman dan Bakteri yang di Uji... 52

4. Komposisi Fluid thioglycollate medium ... 54

5. Komposisi Soybean - casein digest medium ... 55

6. Foto Hasil Uji Efektivitas LAFC Sebelum Pengujian Sterilitas ... 56

7. Foto Hasil Uji Efektivitas LAFC Saat Pengujian Sterilitas ... 57

8. Foto Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) dan Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ... 59

9. Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel ... 61

(15)

47

47

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB, hal 19 -21.

Ansel, H.C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (Penerjemah farida Ibrahim). Edisi keempat, Jakarta : Penerbit Universitas Indinesia, hal 410-420.

Badan Pengawa Obat dan Makanan, 2006. Pedomana Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta : Badan POM,. Hal 125-156

Coopers and Gunn’s, 1972. Dispensing for Pharmaceutical Student. Twelfth Edition, Ptman medical, page : 300 – 549.

Departemen kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia. Edise IV. Jakarta, hal 856-860, 863.

Departemen kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia. Edise III. Jakarta, hal18.

Entjang, I., 2003. Mikrobiologi dan parasitologi untuk akademi keperawatan dan sekolah tenaga kesehatan yang sederajat. Bangdung : PT.Citra Aditya Bakti, hal 12- 13,

FKUB, Tim Mikrobiologi, 2003. Bakteriologi Medik. Edisi Pertama, Malang : Bayumedia Publishing, hal 12, 13

FKUI, 1991. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Bandung : PT. Citra Aditya Bukti

Gupte S., 1990. Mikrobiologi dasar. Alih bahasa : Dr.Julius E.S. Jakarta : Binarupa Aksara, hal 246 – 247, 262 – 263.

Hartono, 2002. Mengenal Alat – alat Kedokteran. Jakarta :Depot Informasi Obat, hal17, 20 - 22.

(16)

48

48

Hidayat, Nur., 2006. Mikrobiologi industry. Edisi pertama, Yogyakarta : CV. ANDI, hal16 – 18

Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 2001. Mikrobiologi Kedokteran.

Penerjemah : Mikrobiologi FKUI, Jakarta : Salemba medika , hal 2.

Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 1992. Mikrobiologi untuk profesi kesehatan (alih bahasa : Gerard Bonang). Edisi ke-16, Jakarta : EGC, hal 263-264, 382 – 385.

Lachman, L., 1970. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 2nd edition Philadelphia :Lea & Febiger, page : 154-167.

Larrimore, D.S., and Michael J. A., 2002. Parenteral Quality Control Sterility, Pyrogen, Particulate, and Package Integrity Testing. Third Edition, New York : Marcel Dekker, Inc.,Hal 52 – 55, 64 - 65

Muhamad, K.,1994. Pertolongan Pertama. Edisi yang disempurnakan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hal 65, 68, 69, dan 138 – 139.

Niazi, Sarfaraz, 1949. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations. Volume 6, Washington, D.C.

Pelczar, M.J. et al., 1986. Dasar – dasar mikorbiologi, Penerjemah Hadioetomo. Jakarta : Universitas Indonesia Press, hal 5, 101 – 103, 447

– 448.

Pratiwi, S.T., 2009. Mikrobiologi farmasi . Jakarta : Erlangga, hal 11

Sabiston,D.C., editor : Jonathan O., 1995. Buku Ajar Bedah. Bagian 1, Jakarta : EGC, hal 177, 179, dan 181.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta, hal 72.

Sujudi,1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Binarupa Aksara, hal 3, 7, 19, 20.

(17)

49

49

Waluyo, L.,2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UPT.Penerbitan UMM, hal 203.

Wheeler, F.M., and Volk, A.W., edito : Adisoemarto, S., 1988. Mikrobiologi dasar. Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, hal 3, 4, 8, 9, 15, 43, 236.

(18)

1

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kasa steril merupakan alat kesehatan yang banyak digunakan, misalnya

pada pembedahan, operasi kecil, atau digunakan dalam proses penyembuhan pada

luka yang disebabkan kecelakaan atau sebab lain. Pada kondisi ini seseorang

mudah sekali terinfeksi oleh bermacam mikroorganisme. Sedangkan salah satu

penjagaan utama terhadap infeksi adalah kulit utuh, jika seseorang kehilangan

perlindungan ini karena luka atau karena prosedur operasi, orang ini akan jauh

lebih rentan terhadap infeksi (Volk & Wheeler, 1993).

Kasa steril merupakan alat kesehatan yang terbuat dari katun dengan

tenunan yang sangat sederhana, hal ini kemungkinan adanya mikroorganisme

yang terjebak didalam kasa tersebut. Karena kemasan sekunder kasa steril pada

umumnya terbuat dari karton dan didalamnya terdapat beberapa kasa yang

kemasan primernya adalah kertas perkamen biasa. Selain itu kasa steril banyak

digunakan baik di rumah sakit, puskesmas, posyandu maupun dimasyarakat

umum lainnya. Untuk kasa steril yang digunakan di rumah sakit kemungkinan

terjadinya kontaminasi dengan mikroorganisme sangatlah kecil karena

penanganan di rumah sakit terhadap kasa steril itu sangat diperhatikan sebelum

dipergunakan, dan di rumah sakit biasanya memproduksi sendiri kasa steril untuk

keperluaan medis di rumah sakit, sehingga kemungkinan terjadi infeksi sangat

kecil. Sedangkan untuk kasa steril yang digunakan di puskesmas, posyandu dan

masyarakat pada umumnya yang dilihat dari kasa steril yang amat sederhana

dalam pengemasanya, maka sterilitas kasa yang terdapat didalam kemasan

sekunder perlu diuji sterilitasnya setelah dibuka kemasan sekundernya. Hal ini

memungkinkan sekali adanya kontaminasi oleh mikrooganisme, sehingga pada

saat digunakan memungkinkan terjadinya infeksi saat digunakan pada luka

terbuka atau lainnya. Dengan demikian kemasan mempunyai peranan penting

(19)

2

2

Untuk mencegah kontaminasi yang ditimbulkan mikroorganisme perlu

adanya pengendalian atau pembasmian mikroorganisme. Pengendalian yang

dimaksud meliputi : segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi dan

menyingkirkan organisme, dimana disebut dengan proses sterilisasi. Sedangkan

yang dimaksud dengan sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan,

baik bentuk patogen, nonpatogen, vegetatif, maupun nonvegetatif dari suatu objek

atau material. Hal tersebut dapat dicapai melalui cara menghilangkan secara fisika

semua organisme hidup, misalnya penyaringan atau pembunuhan organisme

melalaui proses panas, bahan kimia, atau dengan cara lainnya. Hal ini penting

diperhatikan bahwa cara apapun yang digunakan, tidak boleh ada organisme hidup

yang tertinggal (Goewin Agoes, 2009). Alasan utama untuk mengendalikan

mikoorganisme atau melakukan proses sterilisasi, adalah sebagai berikut : (1)

Untuk mencegah tranmisi penyakit. (2) Untuk mencegah pembusukan material

oleh mikroorganisme. (3) Untuk mencegah kompetisi nutrient dalam media

pertumbuhan sehingga memungkinkan kultur organisme spesifik berbiak untuk

keperluan sendiri (seperti produksi ragi) dan untuk metabolitnya (seperti untuk

memproduksi minuman atau antibiotik). Oleh sebab itu upaya pengendalian

mikroorganisme banyak digunakan pada sediaan steril farmasi maupun alat –alat

kesehatan lainnya.

Pada kondisi luka selain diberi anti bakteri atau anti infeksi, untuk

mengurangi terjadinya resiko infeksi pada luka tersebut, pada daerah luka perlu

ditutup dengan kasa steril yang dibasahi dengan cairan steril dan diatasnya dilapisi

dengan kasa yang agak tebal dan lembut, kasa steril ini untuk melindungi luka

selama didesinfeksi (M. Kartono, 1994). Peranan dari kasa steril sendiri dalam

proses penyembuhan pada luka, mutlak menjadi sesuatu hal yang harus amat

diperhatikan sterilitasnya, terutama pada waktu penyimpanan kasa steril tersebut.

Untuk mengetahui peranan penting lamanya sterilitas dan mutu kemasan, maka

perlu diadakan suatu penelitian agar dapat mengetahui seberapa lama kemampuan

kemasan kasa steril dapat mempertahankan mutu dari sterilitasnya.

(20)

3

3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka hal yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh waktu

penyimpanan terhadap sterilitas kasa steril dalam kemasan sekunder terbuka.

1.3. Tujuan Penilitian

Mengetahui sampai seberapa lama sterilitas kasa steril pada kemasan kertas

perkamen atau kemasan primer masih dapat menjaga mutu sterilitas setelah

dibuka kemasan sekundernya.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memperoleh penjelasan bahwa kasa steril mempunyai peran yang sangat

penting dalam mencegah terjadinya resiko infeksi pada proses

penyembuhan luka, sehingga kemasan primer dan sekunder, terutama pada

kemasan primer merupakan hal yang harus diperhatikan dan harus

ditingkatkan dalam mempertahankan mutu sterilitas.

2. Dapat disediakan suatu produk steril yang tetap terjamin sterilitasnya

sampai saat digunakan untuk pasien.

3. Sebagai bahan referensi ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan

Referensi

Dokumen terkait

Dibandingkan dengan kemasan karton gelombang baik yang disimpan dalam suhu ruang maupun dalam chiller , nilai slope yang ditunjukkan lebih tinggi yaitu sebesar -0.1085

Maka kemasan yang baik digunakan untuk memperpanjang umur simpan kucai segar rajangan dengan atmosfer termodifikasi yang disimpan pada suhu ruang

Berat jamur tiram kering untuk masing-masing kemasan adalah 10 gram, yang kemudian disimpan dalam climatic chamber dengan 3 suhu penyimpanan yaitu 10

Lama penyimpanan minuman ekstrak bawang tiwai mampu bertahan disimpan selama 7 hari dengan kemasan botol kaca transparan yang dilapisi aluminium foil dan botol coklat pada suhu

(2010) menghasilkan pola penurunan bobot yang sama pada paprika yang disimpan pada suhu 10 o C dengan kemasan LDPE dan MDPE dimana paprika yang dikemas dengan plastik

Dari hasil uji sterilitas sampeldi dapatkan hasil yang negatif pada sampel uji yang di simpan selama 21 hari dengan replikasi sebanyak 3 kali.Dari hasil yang

Hasil pengkajian menunjukan bahwa Insektisida botani dapat disimpan selama 2 minggu pada suhu kamar dan cukup efektif mengendalikan serangan hama dengan tingkat

Karena pada penyimpanan suhu ruang maupun suhu dingin 8 ˚C, buah alpukat yang disimpan pada kemasan tersebut menghasilkan mutu yang lebih baik dari kemasan