• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KADAR HbA1c TERHADAP RETINOPATI DIABETIK PADA PASIEN DM TIPE 2 DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KADAR HbA1c TERHADAP RETINOPATI DIABETIK PADA PASIEN DM TIPE 2 DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN KADAR HbA1c TERHADAP RETINOPATI DIABETIK PADA PASIEN DM TIPE 2

DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh: NURUL FADLI 201210330311140

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan usulan penelititan yang berjudul

“HUBUNGAN KADAR HbA1c TERHADAP RETINOPATI DIABETIK PADA

PASIEN DM TIPE 2 DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG ”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada

penyusunan penelitian ini, sangatlah tidak mudah. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir ini.

2. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ayahanda

Wadi yang penulis banggakan dan Ibundaku tercinta Lasmirah dan Masku

Nurul Huda yang telah banyak memberikan dukungan, Do’a, dan

pengorbanan baik moral maupun material sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

3. dr. Yuliono Trika Nur Hasan, Sp. M, Selaku dosen pembimbing 1 yang telah

meluangkan waktu dan penuh kesabaran berkenan membimbing serta

(5)

v

4. dr. Ruby Riana Asparini, Sp.BP-RE, Selaku pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktu dan penuh kesabaran berkenan membimbing serta

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. dr. Meddy Setyawan Sp. PD, Selaku dosen penguji yang telah membantu dan

memberikan curahan pikirannya sehingga penelitian ini dapat selesai sesuai

yang direncanakan.

6. Segenap pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Malang, yang sangat membantu selama perkuliahan ini.

7. Segenap staf tata usaha FK UMM : mas Didit, pak Yono, bu Endah, mbak

Citra, mas Joko yang telah membantu setiap proses demi kelancaran tugas

akhir ini.

8. Segenap karyawan bagian diklit dan rekam medis RSUD Dr. Saiful Anwar

Malang mbak Ira, Mbak Sari, pak Hamid, mbak Pepy yang telah membantu

dalam proses penelitian.

9. Segenap staff skill: mbak emi, mbak dilla, mbak ema

10. Orang yang terkasih Farah Ibnu Khan yang selalu membantu, menemani,

memotivasi, dan mendukung penulis dalam kelancaran tugas akhir ini.

11.Teman-teman kelompok belajar : Fadhil, Rayyan, Fahmi, Sulistiyo, Yudha,

Galih, Harmas, Taufan, Bayu, Riko, Odi, Lukman yang selalu memberikan

semangat dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

12. Teman-teman IMM FK UMM yang telah memberi pemmahaman tentang

pentingnya berorganisasi dan memberi dukungan demi kelancaran skripsi.

13.Teman-teman angkatan 2012 yang selalu eksis, senang berkumpul, dan saling

(6)

vi

14.Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung,

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini tidak luput dari

berbagai kekurangan. Sehingga peneliti mengharapkan masukan dari berbagai

pihak. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca,

menjadi sumbangan yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta

dapat bermanfaat bagi semua pihak, Amiinn.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, 29 Februari 2016

(7)

vii DAFTAR ISI

USULAN PENELITIAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viiii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRA ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Klinis ... 4

1.4.2 Manfaat untuk Masyarakat... 4

1.4.3 Manfaat untuk Peneliti ... 4

(8)

viii

2.1 Diabetes Melitus... 5

2.1.1 Definisi ... 5

2.1.2 Klasifikasi ... 5

2.1.2.1 Diabetes Melitus tipe 1 ... 5

2.1.2.2 Dibetes Melitus tipe 2 ... 6

2.1.2.3 Diabetes Melitus tipe lain ... 6

2.1.2.4 Diabetes Melitus Gestasional ... 7

2.1.3 Epidemologi ... 7

2.1.4 Patofisiologi ... 8

2.1.4.1 Diabetes Melitus tipe 1 ... 8

2.1.4.2 Diabetes Melitus tipe 2 ... 9

2.1.5 Manifestasi Klinis Diabetes Melitus ... 10

2.1.5.1 Manifestasi Diabetes Melitus tipe 1 ... 11

2.1.5.2 Manifestasi Diabetes Melitus tipe 2 ... 12

2.1.6 Diagnosis Diabetes Melitus ... 13

2.1.6.1 Diagnosis Diabetes Melitus ... 13

2.1.7 Pemeriksaan Penyaring ... 15

2.1.8 Penatalaksanaan ... 17

2.1.8.1 Terapi Nutrisi Medis (TNM) ... 17

2.1.8.2 Latihan Jasmani ... 18

2.1.8.3 Obat Hipoglikemia Oral (OHO) ... 18

(9)

ix

2.1.9 Komplikasi ... 19

2.1.9.1 Komplikasi Akut ... 19

2.1.9.2 Komplikasi Kronik ... 19

2.2 HbA1C ... 21

2.3 Retinopati Diabetik ... 24

2.3.1 Anatomi dan Fisiologi ... 24

2.3.2 Vaskularisasi Retina ... 25

2.3.3 Definisi ... 25

2.3.4 Epidemologi ... 26

2.3.5 Patofisiologi ... 26

2.3.6 Faktor Resiko ... 27

2.3.7 Gejala Klinis ... 29

2.3.8 Diagnosis Dan Klasifikasi ... 30

2.3.8.1 Diagnosis ... 30

2.3.8.2 Retinopati Diabetik non-proliferatif ... 33

2.3.8.2 Retinopati Diabetik Proliferatif ... 34

2.3.9 Penanganan ... 34

2.3.9.1 Virektomi ... 35

2.3.9.2 Perjalanan penyakit dan prognosis ... 35

2.4 Keterkaitan Antara Kadar HbA1c dengan Kejadian Retinopati Diabetik .... 36

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep ... 38

3.2 Hipotesa ... 39

(10)

x

4.1 Rancangan Penelitian ... 40

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

4.3 Populasi dan Sampel ... 40

4.3.1 Populasi ... 40

4.3.2 Sampel ... 40

4.3.3 Besar Minimal Sampel ... 40

4.3.4 Karakteristik Sampel Peneltian... 41

4.3.4.1 Kreteria Inklusi ... 41

4.3.4.1 Kreteria Eksklusi ... 41

4.3.5 Variabel Penelitian ... 41

4.3.5.1 Variabel Bebas ... 41

4.3.5.2 Variabel Tergantung ... 41

4.3.6 Definisi Operasional ... 42

4.4 Instrumen Penelitian ... 42

4.5 Prosedur Penelitian... 43

4.6 Analisa Data ... 43

4.7 Alur Penelitian ... 44

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Karakteristik Responden ... 45

5.1.1 Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

5.1.2 Berdasarkan Usia ... 46

5.1.3 Berdasarkan Kriteria HbA1c ... 46

5.1.4 Berdasarkan status umur, HbA1c dan retinopati diabetik (RD) ... 47

(11)

xi

5.2 Hubungan Antara Kriteria HbA1c dengan status RD ... 49

5.3 Hasil Analisis Data Menggunakan Uji Chi-Square ... 49

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Deskripsi Data Umum Karakteristik Responden ... 51

6.2 Deskripsi HbA1c pada Pasien DM Tipe 2 ... 52

6.3 Deskripsi Umur, HbA1c dan Retinopati Diabetik pada Pasien DM Tipe 2 ... 53

6.4 Hubungan kadar HbA1c terhadap Retinopati Diabetik pada pasien DM tipe 2 ... 54

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.2Kesimpulan ... 57

7.2Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri-ciri umum diabetes IDDM dan NIDDM ... 12

Tabel 2.2 Kriteria diagnosa DM menurut American Diabetes Association (ADA) 2010. ... 13

Tabel 2.3 Kriteria Diagnosa DM ... 15

Tabel 2.4 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa ... 16

Tabel 2.5 Standar pengukuran HbA1c ... 17

Tabel 2.6 Kadar glukosa rata-rata ... 23

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 46

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kriteria HbA1c ... 46

Tabel 5.4 Karakteristik responden berdasarkan status umur, HbA1c dan retinopati diabetik (RD) ... 47

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Retinopati Diabetik ... 48

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Patofisiologi DM tipe 1 ... 9

Gambar 2.2 Patofisiologi DM tipe 2 ... 10

Gambar 2.3 Gejala klinis DM ... 11

Gambar 2.4 Bagan langkah-langkah diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa ... 17

Gambar 2.5 Retina ... 24

Gambar 2.6 Funduskopi adanya edema makula yang menunjukkan eksudat retina dalam fovea ... 31

Gambar 2.7: Pemeriksaan oftalmoskop direk ... 31

Gambar 2.8 Pembentukan pembuluh darah baru pada permukaan retina ... 32

Gambar 2.9 Retinopati diabetik non proliferative ringan ... 33

Gambar 2.10 Retinopati diabetik proliferatif beresiko tinggi ... 34

Gambar 2.11 Fotokoagulasi laser ... 20

(14)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

ADA : American Diabetes Association

AGEs : Advanced Glycation Endproducts

DCCT : The Diabetes Control and Complication Trial

DHEAS : Dehidroepiandosteron

DM : Diabetes Melitus

ETDRS : Early Treatment Diabetic Retinopathy Study

FFA : Fundal Fluorescein Angiography

GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu

HbA1c :Hemoglobin Adult 1c

ICAM-1 : Intracellular AdhesionMolecule-1

IDDM : Insulin Dependent Diabetes Melitus

IDF : International Diabetes Federation

IGF-1 : Insulin-like growth factor-1

IRMA : Internal Microvaskular Abnormalitas

IMT : Indeks Masa Tubuh

Kemenkes : Kementerian Kesehatan

MODY : Maturity Onset Diabetes Of The Young NDPR : Non Proliferatif Diabetic Retinopathy

NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

NVD : New Vessels On Disc

NVE : New Vessels Elsewhee

(15)

xv OHO : Obat Hipoglikemia Oral

PDR : Proliferatif Diabetic Retinopathy

PKC : Protein Kinase C

TGT : Toleransi Glukosa Terganggu

TGF- β :Transforming Growth Factor β

TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral

UKPDS : United Kingdom Prospective Diabetes Study

VCAM-1 : Vascular Cell Adhesion Molecule-1

VEGF : Vascular EndothelialGrowth Factor

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 64

Lampiran 2 ... 65

Lampiran 3 ... 65

Lampiran 4 ... 67

Lampiran 5 ... 68

(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Adam J, & Purnamasari D, dalam Sudoyo, Aru W. Dkk. 2014.Diabetes Melitus Gestasional, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi VI, Jakarta, Hal. 2426-2430.

Agni A N, Widayanti T W, & Hernowo A T, 2007.Retinopati Diabetik (Retinopati DM), Ilmu Kesehatan Mata, Edisi I, Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Hal 122-126.

American Diabetes Association, 2015. Diabetes Care, The Journal Of Clinical And Applied Research And Education, Vol. 38, Supplement 1, January 2015.

American Academy of Ophthalmology and Academy Staff, 2014. Diabetic Retinophaty, United State of America: American Academy of Ophthalmology, pp. 6.

American Academy of Ophthalmology and Staff,2011-2012a.Fundamental and Principles of Ophthalmology, United State of America: American Academy of Ophthalmology, pp. 273-318.

American Academy of Ophthalmology and Staff, 2011-2012b. Retina and Vitreus, United State of America: American Academy of Ophthalmology, pp. 109-132.

Antonetti D A , Klein R, & Gardner T W, 2012. Mechanisms of Disease Diabetic Retinopaty, The New England Journal of Medicine, Vol: 366, pp. 1227-1239.

Arbab, T.M., Hanif, S; Iqbal, S and Manzor A.M. 2008. Hypertension as Risk Factor in Diabetic Retinopathy in Type 2 Diabetes. Pak J Ophthalmol. 24(4) p. 201-204.

Bhavsar, Abdhish R. 2011. Diabetic Retinopathy Clinical Presentation. Emedicine Journal <http://emedicine.medscape.com/article/1225122-clinical#showall> [diakses tanggal: 9 Desember 2016].

Davidson JA¸2002. Rationale for More aggressive Guidelines for Diabetic Control. Endocrine practice, Vol: 8, pp. 37-39.

(18)

xviii

Doft B H, Kingsley L A, Orchard TJ, Kuller L, Drash A, & Becker D, 2010. The Association between Long Term Diabetic Control and Early Retinopathy, Ophthalmology Journal, Vol: 91, pp. 763–769.

Dutta L C, 2010.Modern Ophthalmology, Third Edition, New Delhi: Jaypee Brothers, pp. 1605-1621.

Fakhrualdeen R J, & Al-Shaerify, 2004. HbA1c% Induced Cataract In Diabetic Patients, Basrah Journal Of Surgery, diunduh 18 Mei 2015, <http://www.iasj.net/iasj?func=fulltext&aId=55593>.

Foster, & Deniel W, dalam Isselbacher, Kurt J. et. al. 2013. Diabetes Melitus, Harrison Perinsip-Perinsip Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteram ECG, Hal. 2196-2215.

Hartono, Hernowo A T, & Sasongko M B, 2007.Anatomi Mata dan Fisiologi Pengelihatan, Ilmu Kesehatan Mata, Edisi I, Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Hal, 13-40.

Halliwell B, Gutteridge J M C, & Gerald N, 2009.Free Radicals in Biology and Medicine, Fourth Edition, New York: Oxford University Press, pp. 19-23.

Hussain, S., Qamar, M.R., Iqbal, M.A., Ahmad, A., & Ullah, E. 2013. Risk factors of retinopathy in type 2 diabetes mellitus at a tertiary care hospital, Bahawalpur Pakistan, Vol: 29, pp. 536-539.

Ilyas, S 2014. Retinopati Diabetik, Ilmu Penyakit Mata Edisi V, Jakarta: Balai Penerbit Penerbit FKUI, Hal. 230-234

International Diabetes Federation, 2013. Diabetes Atlas: The Global Burden, Viewed tanggal 30 Juny 2015, Available at URL: <www.idf.org/sites/default/files/EN_6E_Atlas_Full_0.pdf>

Irawan D, 2010. Prevalensi dan faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe 2 di daerah urban Indonesia (analisis data sekunder Riskesdas 2007), Diakses

tanggal 23 Oktober 2105 pukul 20.00,

http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20267101.pdf

Harnita, D. 2013. Hubungan Antara Lama Menderita Diabetes Dengan Derajat Retinopati Diabetika Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Diunduh 19 Fabruari 2016,

<http://www.digilib.fk.unsyiah.ac.id/index.php?p=fstream&fid=406&bid =1500 >

(19)

xix

Kurniawan I, 2010. Diabetes Melitus Tipe 2 pada Usia Lanjut, Bangka Belitung: Klinik Usila Puskesmas Pangkalbalam, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Hal. 576-584

Kusniyah Y, Nursiswati, & Rahayu U, 2011, Hubungan Tingkat Self Care Dengan Tingkat HbA1C Pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poliklinik Endokrin RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung, Tesis, Universitas Padjajaran, Diunduh 28 Mei 2015, <http://pustaka.unpad.ac.id/archives/79191/>

Kowluru, R.A., Menon, B., Gierhart. 2010. Metabolic Abnormalities in Diabetic Rats. Investigative Ophtalmology and Visual Science. Vol: 49, pp. 1645-1650

Lee, R., Tien, Y., Wong, T.Y., & Sabanayagam, C. 2015. Epidemiology of diabetic retinopathy, diabetic macular edema and related vision loss, Vol: 17, pp. 1-25.

Lehman R, and Krumholz H M, 2011. The relationship of Glycemic Exposure (HbA1c) to the Risk of Development and Progression of Retinopathy in the Diabetes Control and Complications Trial,Diabetes Journal, Vol:44. pp. 968–983.

Maa, A.Y., and Sullivan, B.R. 2009. Relationship of HbA1c with the Presence and Severity of Retinopathy Upon Initial Screening of type II Diabetes Mellitus. American Journal of Ophthalmology. Vol :114. pp. 456-457. Niazi, M.K., Akram, A., Naz, M.A., Awan, S. 2010. Duration of Diabetes as a

Significant Factor for Retinopathy. Pak J Ophtalmology, Vol: 26, pp. 182-186

Nurini, A., Sundari, S., & Ulfa, N.M., 2007. Retinopati Diabetik, Ilmu Kesehatan Mata, Edisi I, Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Hal, 30-47.

Ozmen, B, Guclu, F, Kafesciler, S, Ozmen, D & Hekimsay, Z. 2007. The Relationship Between Glycosylated Haemoglobin And Diabetic Retinopathy In Patient With Type 2 Diabetes, Turk Jem, Vol: 11, pp. 10-15.

Pandelaki K, dalam Sudoyo, Aru, W, dkk. 2014. Retinopati Diabetik, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi VI, Jakarta, Hal. 2400-2407.

(20)

xx

Purnamasari, Dyah dalam Sudoyo, Aru W. Dkk. 2014. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta Pusat: Interna Publishing. Hal 2323-2335

Refa S, & Dewi N A, 2005. Hubungan Antara HbA1c dan Kadar Lipid Serum Dengan Derajat Berat Retinopati Diabetika, Malang : Bagian / SMF Mata Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya / RSU dr. Saiful Anwar Malang, Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. XXI, Hal. 138-143

Rochmah W. , dalam Sudoyo, Aru W., 2014. Diabetes Mellitus pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi VI, Jakarta, Hal 2420-2425.

Shiddiq R, 2011. Hubungan Hipertensi dan Glicohemoglobin (HbA1c) dengan Kejadian Retinopati Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto , Purwokerto : Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Mandala of Health. Vol: 5

Sitompul R, 2011. Retinopati Diabetik, Jakarta : Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, J Indon Med Assoc. Vol: 61, Hal. 337-341

Silbernagl S, & Lang F, 2012. Tesk & Atlas Berwarna Patofisiologi, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG, Hal 35-40Soegondo S, dalam Sudoyo, Aru W. dkk. 2014. Farmakoterapi Pada Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus Tipe 2, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi VI, Jakarta Pusat: Interna Publishing, Hal 2328-2335.

Stratton, I.M., Adler, A.I., Neil, H.A.W., Matthews, D.R., Manley ,A. 2012. Intensive Blood Glucose Control with Sulphonylureas or Insulin Compared with Conventional Treatment and Risk of Complications in Patients with Type 2 Diabetes. Lans Diabetes Journal. Vol: 352. pp.837– 853.

Sulaiman, Suhaiza, Mkthar, A.N., Ismail , Jeriah. 2010. Glicemic Control Among Type II Diabetics Patients in Kelatan. NCD Malaysia, Vol: 3, pp. 1-5 Sullivan, B.R. 2010. Relationship HbA1c with Patient type II Diabetes Mellitus.

American Journal of Ophtalmology. Vol: 144. p. 456-458.

Suyono S, dalam Sudoyo, Aru, W, dkk. 2014. Diabetes Melitus Di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi VI, JakartaHal 2288-2302.

(21)

xxi

(22)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Retinopati diabetik adalah salah satu komplikasi mikrovaskular dari

Diabetes Melitus (DM). Komplikasi ini terjadi karena hiperglikemia pada

pembuluh darah dalam jangka waktu yang lama. Retinopati diabetik merupakan

salah satu penyebab kebutaan terbanyak setelah katarak. Seiring meningkatnya

jumlah penderita DM, meningkat pula prevalensi retinopati diabetik dan risiko

kebutaan akibatnya (Sitompul, 2011).

Survei kesehatan di Amerika Serikat dari tahun 2005-2008 melibatkan

penyandang DM menunjukkan 28,5% di antaranya didiagnosis RD dan 4,4%

dengan RD yang terancam buta. Penyebab retinopati diabetik masih belum

diketahui pasti, namun hiperglikemia yang berlangsung lama diduga merupakan

faktor resiko utama. Oleh sebab itu kontrol glukosa darah sejak dini penting

dalam mencegah timbulnya retinopati diabetik. Keterlambatan diagnosis

retinopati diabetik dan tidak adanya gejala pada awal perjalanan penyakit

menyebabkan sebagian besar kasus retinopati diabetik tidak terdeteksi hingga

terjadi kerusakan pembuluh darah retina dan kebutaan pada mata secara permanen

(irreversible) (Nasution, 2011; Pandelaki, 2014).

Jumlah pasien DM diseluruh dunia menuru tInternational Diabetes

Federation (IDF) menyatakan bahwa jumlah populasi diabetes akan meningkat dari 382 juta pada 2013 menjadi 592 juta pada tahun 2035 (IDF, 2013).Indonesia

(23)

2

juta, pada tahun 2013. Provinsi jawa timur menempati jumlah pasien DM yang

terbanyak 605.974 jiwa (Kemenkes, 2013). Diabetes melitus merupakan penyakit

sindroma metabolik yang ditandai gangguan sekresi insulin pada sel beta di

pankreas, DM menempati urutan ke empat dari daftar penyakit terbanyak di Kota

Malang. Sebanyak 502 pasien diabetes telah berkunjung di poli spesialis penyakit

dalam RSUD. Dr. Safiul Anwar untuk melakukan terapi (Dinkes Kota Bandung,

2014; Rekam medis, 2014).

Tingkat prevalensi retinopati untuk orang dewasa yang berusia 40 tahun dan

lebih tua dengan diabetes di Amerika Serikat adalah 28,5% (4,2 juta orang);

sedangkan di seluruh dunia angka prevalensinya diperkirakan mencapai 34,6%

(93 juta orang). Prevalensi retinopati diabetik di Indonesia mencapai 33,40%

nomer dua setelah neuropati yang mencapai 54,00% terhadap pasien DM yang di

rawat di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (AAO, 2014;Kemenkes, 2013).

Kontrol gula darah merupakan hal yang paling penting pada pengendalian

penyakit DM agar terhindar dari komplikasi Non Proliferatif Diabetic Retinopathy (NPDR) dan Proliferatif Diabetic Retinopathy (PDR). Pemeriksaan

kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan lebih menggambarkan kadar gula

darah sesaat, sehingga tidak bisa digunakan sebagai patokan untuk menilai kadar

gula darah rata-rata selama tiga bulan terakhir. Hiperglikemia yang

berkepanjangan akan membentuk proses glikosilasi yang terjadi secara spontan

dalam sirkulasi dan tingkat glikosilasi ini meningkat apabila kadar glukosa dalam

darah tinggi.Pemeriksaan HbA1c dianjurkan dilakukan setiap 3 bulan, minimal

2kali dalam setahun untuk menilai kadar gula darah selama tiga bulan

(24)

3

dapat menilai keberhasilan terapi, prognosis, dan memperkirakan terjadinya

komplikasi DM (PERKENI, 2011; Antonetti, et al., 2012).

Peningkatan kadar glukosa secara kronik akan mengawali perubahan

patologis pada retinopati diabetik dan akan mengaktivasi tiga jalur (Akumulasi

Jalur Nonezimatik, Jalur Poliol, Jalur PKC). Keseluruhan jalur tersebut

menimbulkan gangguan sirkulasi, hipoksia, dan inflamasi pada retina. Hipoksia

menyebabkan ekspresi faktor angiogenik yang berlebihan sehingga merangsang

pembentukan pembuluh darah baru yang memiliki kelemahan pada membran

basalisnya, proliferasi sel endotelnya, dan kekurangan jumlah perisit. Akibatnya,

terjadi kebocoran protein plasma dan perdarahan di dalam retina (Kusniyah et al,

2011; Sitompul, 2011).

Berdasarkan gambaran tersebut, peniliti sangat tertarik untuk meneliti

tentang hubungan kadar HBA1c terhadap retiopati diabetik pasien DM tipe 2.

Lokasi penelitian di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara kadar HBA1c terhadap retinopati diabetik pasien

Diabetes Mellitus tipe 2?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara kadar HBA1c pada pasien DM tipe-2 dengan

(25)

4

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengetahui gambaran HbA1c pada penderita DM tipe-2 yang disertai

komplikasi retinopati diabetik

2. Menegetahui frekuensi pendertia Diabetes Melitus tipe 2 dengan

komplikasi retinopati diabetik.

3. Mengetahui kadar HbA1c baik (< 7%) atau buruk ( ≥7%) pada pasien

DM tipe-2 yang menderita retinopati

1.4 Manfaat penelitian

1. Manfaat Akademis

Memberikan informasi ilmiah tentang hubungan kadar HbA1c

terhadap retinopati diabetik pada pasien Diabetes Melitus tipe 2.

2 Manfaat Klinis

a. Memberikan pengetahuan terhadap praktisi kesehatan untuk

mencegah dan mendeteksi terjadinya komplikasi retinopati diabetik

pada pasein DM tipe-2.

b. Memberikan edukasi pada pasien akan pentingnya menjaga kadar

gula darah supaya terhindar dari komplikasi-komplikasi DM.

3. Manfaat bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat pada

umumnya untuk mengtahui hubungan antara kadar HBA1c terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Pada penulisan ilmiah ini, penulis merancang sebuah situs yang memungkinkan masyarakat dapat mengetahui perkembangan TI dengan cepat dan mudah, Penulis hanya membahas

Sejalan dengan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan beberapa

Bentuk pemerintahan dalam suatu Negara yang dikepalai oleh seorang raja/ratu/kaisar yang kekuasaan dan kewenangannya tidak terbatas, hal ini merupakan bentuk

Dengan menggunakan program macromedia Flash MX, penulis ingin menampilkan gambar gambar dan jenis suara dari alat musik modern yang berupa tampilan animasi. Pada aplikasi ini

[r]

Karya Indah ini memiliki beberapa masalah yang kemungkinan adalah keterlambatan pengiriman produk yang disebabkan oleh penyelesaian produk yang terlalu lama, menurut pihak

Parasit protozoa secara umum dapat melangsungkan siklus hidupnya tergantu pada keberhasilan stadium bebas ektoparasit menginfeksi ikan lain, mengembangkan responnya

Remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik dengan cara mengonsumsi makanan yang seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat menstruasi, terbukti pada saat