• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJUANGAN CORPS POLISI MILITER (CPM) DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KAWEDANAN GEDONGTATAAN KARESIDENAN LAMPUNG TAHUN 1949

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERJUANGAN CORPS POLISI MILITER (CPM) DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KAWEDANAN GEDONGTATAAN KARESIDENAN LAMPUNG TAHUN 1949"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KAWEDANAN GEDONGTATAAN

KARESIDENAN LAMPUNG TAHUN 1949

Dwi oktavia 1013033034

ABSTRAK

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, maka rakyat Indonesia dihadapkan langsung oleh masalah yang cukup besar yaitu mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman bangsa asing khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Ketika Belanda mendarat di Lampung pada tanggal 1 Januari 1949 dan berhasil menguasai pusat pemerintahan di Kota Tanjungkarang-Telukbetung, maka pada saat itu seluruh pemerintahan Karesidenan Lampung beserta Staff dan pasukan kekuatan militer berpindah ke Kawedanan Gedongtataan.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses perjuangan Corps Polisi Militer dalam memepertahankan kemerdekaan di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian historis. Variabel yang digunakan merupakan variabel tunggal, sedangkan teknik analisis data yang digunakan teknik data kualitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, kepustakaan dan dokumentasi.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Teluk Betung pada tanggal 02 Oktober 1991 yang merupakan anak bungsu dari buah cinta kasih dari pasangan Bapak Makmun Husein dengan Ibu Siti Aminah. Penulis mengawali pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak (TK) Aisiyah selesai pada tahun 1997, selanjutnya Pendidikan formal yang ditempuh adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Talang Bandar Lampung selesai pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Bandar Lampung selesai pada tahun 2009.

(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT, dengan keikhlasan hati dan

mengharap ridho-Nya kupersembahkan skripsi ini kepada :

Kedua orang tuaku tercinta Bapak Makmun Husein dan Ibu

Siti Aminah yang selalu memberikan doa dalam setiap

sujudmu dan harapan disetiap tetes keringatmu demi

tercapainya cita-citaku.

Para pendidik yang senantiasa selalu memberikan saran,

masukan dan ilmu yang bermanfaat kepadaku.

(9)

MOTO

Kemerdekaan satu negara yang didirikan diatas

timbunan runtuhan jiwa, harta benda, rakyat dan

bangsanya tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia

siapapun juga

(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perjuangan Corps Polisi

Militer dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M. S, Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si, Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. H. Iskandarsyah, M.H, Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan sebagai Pembahas Utama terimakasih atas segala saran, dukungan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

(11)

6. Bapak Drs. H. Maskun, M.H, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan sebagai Pembimbing Akademik dan Pembimbing I terimakasih atas dukungan, masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd, sebagai pembimbing II terimakasih atas segala masukan, dukungan, motivasi dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Drs. H. Iskandarsyah, M.H, Drs. H. Ali Imron, M.Hum, Drs. H. Maskun, M.H, Drs.Wakidi, M.Hum, Drs. H. Tontowi Amsia, M.Si, Drs. Hendri Susanto, S.S, Drs. Syaiful. M. M.Si, Dr. Risma Sinaga, M.Hum, M. Basri, S.Pd. M.Pd, Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum, Suparman Arif, S.Pd, M.Pd.

9. Bapak dan Ibu staff tata usaha dan karyawan Universitas Lampung.

10.Kedua orang tuaku, Bapak Makmun Husein dan ibuku tercinta Ibu Siti Aminah yang senantiasa menuntun, menyayangi dan selalu mendoakan keberhasilanku terima kasih atas ketulusan, kesabaran dan pengorbanan kalian.

(12)

12.Imam Tantowi yang selalu memberikan doa, semangat dan motivasi terima kasih atas semua dukungannya selama ini.

13.Sahabat - sahabat terbaikku Keluarga Cemara Dany Lapeba, Selly Anggraini, Indah Hakim, Edi makmur, Meggi Tri Handini dan kelompok sanwacana, Rovha Muliawan, Bambang Susilo, Rachmad Agung Nugroho, Ari Aulia, Dian Nur Pertiwi dan Teman- teman seperjuanganku angkatan 2010 Ganjil dan Genap terimakasih untuk kekeluargaan dan kebersamaan selama ini.

14.Bapak Responden dan Informan yang telah memberikan pengetahuan serta ilmu yang sangat berharga.

15.Semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi.

Semoga amal ibadah dan ketulusan hati kalian semua mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

HALAMAN RIWAYAT HIDUP ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

HALAMAN MOTTO ... ix

C. Teknik Pengumpulan Data ... 23

1.1. Teknik Kepustakaan ... 23

(14)

1.3. Teknik Wawancara ... 25

D. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL 1. Situasi Karesidenan Lampung Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 ... 28

2. Situasi di Karesidenan Lampung Menjelang Tahun1949 ... 29

3. Situasi Kawedanan Gedongtataan pada awal tahun 1949 ... 32

4. Terbentuknya Corps Polisi Militer (CPM) di Lampung ... 33

5. Proses Perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Di Lampung Tahun 1949 ... 35

1. Pertempuran di Gedongtataan

A. Melaksanakan Konsolidasi Pasukan dan Menentukan Strategi 38 1.2 Pelaksanaan ... 39

1.3 Penyelesaian ... 41

3. Pertempuran di sekitar daerah Sukoharjo 1.1 Persiapan ... 42

A. Melaksanakan Konsolidasi Pasukan dan Menentukan Strategi 42 1.2 Pelaksanaan ... 43

1.3 Penyelesaian ... 46

A. Perundingan Antara CPM dan Tentara Belanda 15 Oktober1949 ... 46

PEMBAHASAN A. Proses Perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) Dalam MempertahankanKemerdekaan Indonesia Di Kawedenan Gedongtataan Karesidenan Lampung Tahun 1949 ... 50

1. Pertempuran di Gedongtataan 1.1 Persiapan ... 51

1.2 Pelaksanaan ... 51

(15)

2. Pertempuran di Gadingrejo

1.1 Persiapan ... 53 A. Melaksanakan Konsolidasi Pasukan dan Menentukan Strategi 53 1.2 Pelaksanaan ... 53 1.3 Penyelesaian ... 54 3. Pertempuran di sekitar daerah Sukoharjo

1.1 Persiapan ... 55 A. Melaksanakan Konsolidasi Pasukan dan Menentukan Strategi 55 1.2 Pelaksanaan ... 55 1.3 Penyelesaian ... 57

A. Perundingan Antara CPM dan Tentara Belanda 15

Oktober1949 ... 57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara ... 64

2. Wawancara Hasil Penelitian ... 66

3. Foto-Foto Hasil Penelitian ... 90

4. Dokumen Perjuangan Pejuang Kemerdekaan Di Lampung... 103

5. Surat Penghargaan Para Responden ... 116

6. Peta Gerilya Lampung terhadap Belanda ... 124

7. Pengesahan Judul ... 125

(17)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada kenyataannya kemerdekaan Indonesia tidak mutlak dapat dirasakan oleh seluruh rakyat di Indonesia. Rakyat Indonesia dihadapkan oleh masalah yang cukup besar yaitu mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman bangsa asing khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

(18)

2

Palembang. Di Palembang, Belanda melancarkan aksi penyerbuan sampai ke daerah Baturaja dan Martapura (Dewan Harian Daerah Angkatan 45 : 240)”.

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan berbagai cara baik secara diplomasi maupun perlawanan fisik, terbukti pada tanggal 17 Januari 1948 ditandatangani Persetujuan Renville dimana salah satu isinya mengenai gencatan senjata antara Indonesia dan Belanda.

Selain itu, seminggu setelah perundingan Renville ditandatangani, diadakan juga sebuah perundingan di Martapura yang tujuannya untuk melaksanakan penarikan mundur pasukan TNI di Palembang. Dalam pertemuan selanjutnya yang dihadiri oleh Kapten Alamsyah terjadi kesepakatan untuk melakukan penarikan kembali pasukan dari Palembang ke Lampung (Dewan Harian Daerah Angkatan 45 : 278)”.

Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan Agresi Militer II. Belanda berusaha untuk menguasai kembali daerah-daerah yang strategis di seluruh pelosok Indonesia, tidak terkecuali di Lampung. Lampung yang berada di ujung Pulau Sumatera dan merupakan daerah penghubung antara Pulau Jawa adalah salah satu daerah yang ingin dikuasai oleh Belanda.

(19)

3

mempertahankan kemerdekaan dengan membentuk berbagai organisasi pemuda dan Lasykar Rakyat.

Upaya mempertahankan kemerdekaan di Lampung merupakan tanggung jawab dari seluruh rakyat Lampung. Selain membentuk organisasi pemuda seperti API dan GPMI serta berbagai Lasykar Rakyat, para bekas perwira Gyugun yang berada di Tanjung Karang dan Teluk Betung juga telah membentuk Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) (Dewan Harian Daerah Angkatan 45 : 134)”.

Pembentukkan PKR itu meluas ke seluruh daerah Lampung dan merupakan cikal bakal dari organisasi militer di Lampung. Para pemuda yang tergabung sebagai PKR, nantinya akan menduduki jabatan-jabatan di dalam organisasi militer.

“Pada bulan Desember 1945, Jendral Mayor Suharjo Harjohandojo menyelenggarakan rapat di Tanjung karang guna membentuk Resimen III di Lampung, para tentara yang tergabung di dalam PKR tadi secara otomatis resmi masuk ke Resimen tersebut (Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan. 1978/1979 : 176)”.

Selain terbentuknya Resimen Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dalam rapat tersebut maka terbentuk juga Kecabangan Tentara yaitu Polisi Tentara di Lampung yang berfungsi untuk penegak hukum dan disiplin para tentara di Indonesia.

(20)

4

Sejak resmi berdirinya Corps Polisi Militer, cabangan dari Tentara Nasional Indonesia ini berjuang bersama-sama dengan ALRI dan Lasykar Rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Karesidenan Lampung. Berbagai pertempuran dihadapi sejak Belanda melancarkan Agresi Militer II tahun 1949.

Pada tanggal 1 Januari 1949, ketika kapal-kapal laut Belanda mendarat di Lampung melalui Pelabuhan Panjang dimana kapal-kapal laut Belanda dibantu oleh beberapa pesawat terbang, pasukan Corps Polisi Militer Kie C bertahan di sepanjang pantai antara Teluk Betung dan Srengsem, pasukan ini berada dalam garis pertempuran bersama-sama dengan kekuatan ALRI (Dewan Harian Daerah Angkatan 45 : 120).

Belanda masuk ke Lampung menyerang dari dua arah yaitu arah utara dan selatan, untuk menghadapi dua keadaan tersebut maka dibentuklah dua front yaitu front Utara dan front Selatan. Front Selatan meliputi beberapa daerah meliputi Wonosobo, Kotaagung, Pringsewu, Gedongtataan, Kedondong, Sukoharjo, Gadingrejo, Tanjungkarang dan Kalianda yang dipimpin oleh Kapten Ismail Husin. Selain itu juga diputuskan bahwa semua lasykar dan semua prajurit menggabungkan diri pada kesatuan-kesatuan terdekat dan masuk ke pedalaman.

Tanggal 1 Januari 1949 kapal perang Belanda berhasil mendarat di Pelabuhan Panjang, tetapi mendapat sambutan bumi hangus dan tembakan dari ALRI. Kemudian pasukan Belanda menggunakan skoci-skoci melakukan pendaratan di Gunung Kunyit Teluk Betung. Pada kira-kira jam 06.00 pasukan Belanda telah bergerak ke arah Tanjungkarang Telukbetung dan akhirnya Belanda berhasil menduduki kota Tanjungkarang Telukbetung.

(21)

5

Ismail Latief melaksanakn bumi hangus terhadap rumah Residen di Teluk Betung dan kantor Residen Tanjungkarang serta stasiun kereta api di Tanjungkarang.

Pada saat itu, pasukan CPM di bawah pimpinan Kapten Suratno dan pasukan Kompi dari Batalyon mobil bawah pimpinan Lettu Supomo setelah melihat kekuatannya tidak seimbang kemudian meninggalkan kota menuju ke Kawedanan Gedongtataan.

Setelah ibukota Karesidenan Lampung akhirnya dapat diduduki oleh pasukan Belanda pada hari itu juga, maka pemerintahan Karesidenan Lampung beserta staffnya menyingkir ke Kawedanan Gedongtataan.

“Komandan Sub-Territorial Lampung, Letkol Syamaun Gaharu dengan

anggota-anggota staffnya beserta beberapa pejabat Pemerintahan Sipil Karesidenan Lampung tanggal 1 Januari sudah berada di Kawedanan Gedongtataan dan menuju ke Pringsewu (Dewan Harian Daerah Angkatan-45 : 117).

(22)

Tanjungkarang-6

Telukbetung berhasil dikuasai, selain itu daerah ini dijadikan basis-basis pertahanan militer yang ada di Lampung pada saat itu.

Untuk mengatasi keadaan tersebut dan menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi, maka pada saat di Kawedanan Gedongtataan tepatnya di kecamatan Gadingrejo diadakan konsolidasi kekuatan pasukan untuk menghadapi Belanda. Maka Front Selatan di bagi menjadi tiga Front yaitu Front Kanan yang meliputi daerah Way Lalap dan sekitarnya yang dipertahankan oleh pasukan ALRI, Front Kiri yang meliputi daerah Sukoharjo dan sekitarnya yang dipertahankan oleh CPM dipimpin oleh Kapten Suratno dan Front Tengah meliputi daerah Gadingrejo yang dipimpin oleh Lettu Alamsyah. Serangan Belanda terus dilancarkan untuk menguasai daerah-daerah pertahanan di Lampung, namun pasukan tentara khususnya CPM tidak pernah menyerah dengan tekad dan semangat juang yang tinggi sampai akhirnya resmi mengakui kedaulatan Republik Indonesia di Lampung dan Lampung tetap menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(23)

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasi masalahnya adalah :

1. Proses Perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949

2. Usaha yang dilakukanCorpsPolisi Militer (CPM) dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949

3. Bentuk Perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949

C. Pembatasan Masalah

Proses perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan pada penelitian ini adalah:

(24)

8

E. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui Proses perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949.

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Lampung

2. Sebagai tambahan referensi dalam bidang kajian proses perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949. 3. Menambah wawasan pengetahuan untuk guru-guru dalam kajian sejarah

lokal daerah Lampung.

4. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pelajar ataupun mahasiswa dalam mempelajari sejarah lokal daerah Lampung.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup Ilmu :

(25)

9

Objek penelitian ini adalah Proses perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949.

Ruang Lingkup Subjek :

Subjek pada penelitian ini adalah mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Gedongtataan Karesidenan Lampung tahun 1949.

Ruang Lingkup waktu :

Waktu penelitian ini berlangsung tahun 2014.

Ruang Lingkup Lokasi atau Tempat Penelitian :

(26)

10

REFERENSI

Dewan Harian Daerah Angkatan-45.1994.Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Lampung buku I.Badan Penggerak Potensi Angkatan-45.Propinsi Lampung.Hal : 240

Ibid. Hal:278 Ibid.Hal:134

Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan,1978/1979.Sejarah Daerah Lampung.Lampung.Depdikbud.Hal:176

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep atau generelisasi-generelisasi yang akan dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah :

1.1 Konsep Perjuangan

Kata Perjuangan berasal dari kata juang yang berarti berlaga memperebutkan sesuatu dengan mengadu tenaga; berperang; berkelahi; berlanggaran (Hoetoma M.A, 2005:224).

Perjuangan merupakan suatu usaha untuk meraih sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan. (Susanto Tirtoprojo, 1982:7).

Perjuangan adalah segala sesuatu yang dijadikan sebagai dorongan perintis yang mengantarkan bangsa kedepan suatu gerbang kemerdekaan dengan segala pengorbanan-pengorbanan (C.S.T Kansil dan Julianto, 1996: 182)

(28)

11

1.2 Konsep Bentuk Perjuangan

“Bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan yaitu

dikalangan militer dengan memakai strategi-diplomasi (Non Fisik) dan menggunakan strategi kekerasan-bersenjata (fisik) (Yahya A.Muhaimin, 1982 :

27)”.

Dari penjelasan ahli diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia ditempuh denga dua bentuk yaitu perjuangan secara fisik dan perjuangan non fisik.

Menurut Sagimun MD, 1989 :331, membedakan bentuk perjuangan non fisik dan perjuangan fisik adalah sebagai berikut :

Perjuangan non fisik :

1. Mengadakan perundingan-perundingan 2. Menarik simpati dari dunia internasional 3. Membentuk organisasi

4. Melakukan propaganda

5. Menghasilkan sebuah kesepakatan Perjuangan Fisik :

1. Perjuangan yang mengandalkan kekuatan militer atau senjata 2. Dilakukan dengan pertempuran

3. Menimbulkan banyak korban Sumber : Sagimun MD 1989 : 331

1.3 Konsep Proses Perjuangan

(29)

12

terwujud. Wikipedia Bahasa Indonesia mendefinisikan proses sebagai serangkaian kegiatan yang berawal dari mempersiapkan hal-hal yang diperlukan kemudian hal-hal yang saling terkait atau berinteraksi, serangkaian langkah yang sistematis atau tahapan yang jelas yang mempunyai akibat yang ditimbulkan dan jika setiap tahapan itu ditempuh secara konsisten maka akan mengarah pada hasil yang diinginkan (Wikipedia Bahasa Indonesia, Minggu 22 Juni 2014, pukul 22:22).

Dari pendapat di atas yang dimaksud dengan proses adalah suatu runtutan pristiwa yang di dalamnya terdapat tahapan-tahapan tertentu yang saling berhubungan dan menimbulkan suatu perubahan yaitu mulai dari persiapan, pelaksanaan, akibat yang ditimbulkan serta hasil yang diinginkan dapat tercapai. Maka proses perjuangan adalah suatu kegiatan yang terdiri dari tahapan-tahapan yang dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan terdapat akibat yang ditimbulkan serta hasil atau tujuan yang didapatkan dari suatu perjuangan yang dilakukan dari suatu usaha dan perlawanan untuk mempertahankan.

1.4 KonsepCorpsPolisi Militer (CPM)

Pada tanggal 23 Desember 1945 para bekas tentara Gyugun, Heiho, dan lainnya mengadakan musyawarah untuk membentuk Resimen Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Polisi Tentara (PT) Resimen III di Lampung. Pada tahun 1947 TKR terjadi perubahan nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan selanjutnya pada saat terjadi rekonstruksi dan rasionalisasi pada tahun 1948 oleh Jendral Sudirman maka TRI berubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan diikuti perubahan nama dari Polisi Tentara (PT) menjadi Corps Polisi Militer (CPM) (Alamsjah Ratuprawiranegara, Ex Peta dan Gyugun Cikal Bakal TNI:98).

(30)

13

Corps Polisi Militer merupakan kesatuan bantuan administrasi (Banmin) yang berfungsi membantu tugas kesatuan lain dengan hal administrasi dan pengurusan hukum militer. Polisi Militer berada di bawah pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Puspomad) yang bertugas sebagai penegak hukum disiplin dan tata tertib di lingkungan TNI AD (Dokumen Polisi Militer Daerah Militer II/Sriwijaya Detasemen Polisi Militer II/3).

Corps Polisi Militer (CPM) merupakan kecabangan dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang mengalami perubahan nama akibat diadakannya rekonstruksi dan rasionalisasi yang diputuskan oleh Amir Syarifudin yang merubah nama TRI menjadi TNI dengan Panglima besar Jendral Sudirman, sejak saat itu, Polisi Tentara juga mengalami perubahan. Polisi Tentara, Polisi Tentara Laut dan Polisi Tentara Udara digabung menjadi satu kesatuan dengan nama Corps Polisi Militer (CPM) yang fungsinya untuk mengawasi gerakan-gerakan musuh, menarik perhatian musuh untuk keluar dari sarangnya agar mereka tidak merasa aman, operasi propaganda atau intelijen lapangan dengan tujuan mengantisipasi propaganda lawan dan mengadakan pengacauan di daerah musuh/daerah pendudukan Belanda (Dewan Harian Daerah Angkatan 45 : 336).

“Polisi tentara merupakan nama awal dari satuan Polisi Militer, di Lampung dahulu Corps Polisi Militer (CPM) bernama Polisi Tentara Resimen XI Brigader Garuda Hitam, namun setelah tahun 1948 Polisi Tentara digabungkan dengan polisi tentara laut serta udara dan kemudian berubah nama menjadi Corps Polisi

(31)

14

Dari penjelasan para ahli di atas, maka Corps Polisi Militer (CPM) merupakan kecabangan dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang bertugas sebagai penegak hukum disiplin dan tata tertib di lingkungan TNI AD serta menjaga dan mempertahankan keamanan negara yang tugas dan fungsinya diatur oleh Undang-Undang.

1.5 Konsep Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia

“Mempertahankan adalah mengusahakan supaya tetap atau membiarkan pada keadaan semula”(W.J.S Poerwadarminta, 1985 : 647).

“Kemerdekaan adalah suatu kebebasan dari penjajahan atau kebebasan untuk berdiri sendiri”(W.J.S Poerwadarminta, 1985 : 648).

Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hal yang amat penting bagi seluruh rakyat Indonesia, karena dengan proklamasi kemerdekaan merupakan sumber hukum bagi tegak dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan membentuk masyarakat adil dan makmur (C.S.T Kansil dan Julianto, 1996: 45).

“Mempertahankan kemerdekaan merupakan usaha yang dilakukan bangsa Indonesia baik itu perjuangan secara diplomasi ataupun konfrontasi. Hal ini dilakukan agar Negara Republik Indonesia yang telah merdeka ini tetap tegak dipertahankan”(Tirto Projo, 1996 : 32).

(32)

15

1.6 Konsep Kawedanan Gedongtataan

“Kawedanan (“ke-wedana-an”) bentuk bahasa Jawa adala wilayah administrasi

kepemerintahan yang berada di bawah Kabupaten dan di atas kecamatan yang berlaku pada masa Hindia-Belanda. pemimpinnya disebut Wedana” (Wikipedia

Bahasa Indonesia, Kamis 19/06/2014. 20:06).

Pada masa pemerintahan pendudukan militer Jepang, Lampung segera dijadikan Karesidenan (Syu). Syu merupakan pemerintahan yang tertinggi dan berotonomi, kedudukannya sama dengan seorang gubernur jendral. Di bawah karesidenan diadakan kawedanan yang dikepalai oleh seorang Gunco atau Wedana. Di bawah Kawedanan diadakan kecamatan yang dikepalai oleh Son dan desa dikepalai oleh seorangFuku Gunco(Iskandarsyah, 2008:3).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Kawedanan Gedongtataan adalah suatu daerah administrasi di dalam Kabupaten Lampung Selatan yang dikepalai oleh seorang Wedana. Pada tahun 1949 Wedana pertamanya adalah Nurdin dengan ibukota pemerintahannya berada di Pringsewu. Sedangkan di bawah kawedanan terdapat kecamatan yang dipimpin oleh seorang camat/son.

Pada tahun 1949 kecamatan di Kawedanan Gedongtataan meliputi : kecamatan

Gedongtataan, Gadingrejo, Sukoharjo, Pardasuka dan Pagelaran” (Peta Sejarah

Propinsi Lampung : 23).

1.7 Konsep Karesidenan Lampung

(33)

16

Legislatif dan Ekskutif, sehingga disebutkan sebagai otokrasi yang sederajat di bawah hingga ke atas. Dalam sistem pemerintahan Jepang di Karesidenan Lampung, maka di bawah Karesidenan terdapat Ken (Kabupaten), selanjutnya terdapat Gun (Kewedanan), di bawah Kewedanan terdapat Fuku Gunco (Kecamatan) dan di bawah kecamatan terdapat Son (kampung) (Dewan Harian Daerah Angkatan 45 : 104).

Karesidenan Lampung pada tahun 1946 hingga tahun 1964 dibagi menjadi 3 Kabupaten dan 11 Kawedanan. Kabupaten-Kabupaten dan Kawedanan-Kawedanan di daerah Karesidenan Lampung adalah :

1. Kabupaten Lampung Utara dengan Kawedanan : a. Kawedanan Menggala

b. Kawedanan Kota Bumi c. Kawedanan Way Kanan d. Kawedanan Krui

2. Kabupaten Lampung Tengah dengan Kawedanan : a. Kawedanan Sukadana

b. Kawedanan Metro c. Kawedanan Way Seputih

3. Kabupaten Lampung Selatan dengan Kawedanan : a. Kawedanan Kalianda

b. Kawedanan Teluk Betung c. Kawedanan Kedondong d. Kawedanan Gedongtataan

(Dewan Harian Daerah Angkatan ’45 buku III : 124)

F. Kerangka Pikir

(34)

17

kemerdekaan, tahapan-tahapan tersebut meliputi persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian (akibat).

(35)
(36)

REFERENSI

Hoetomo M.A.2005.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya.Mitra Pelajar.Hal:224

Susanto Tirto Projo.1996.SejarahRevolusi Nasional Indonesia Pembangunan.Jakarta.Hal:7

C.S.T Kansil dan Julianto.1996.Sejarah Pergerakkan Kebangsaan Indonesia.Jakarta.Gramedia.Hal:182

Yahya A.Muhaimin.1982.Perkembangan Militer dan Politik di Indonesia 1945-1966.Gajah Mada University Press.Hal:27

Sagimun MD.1989.Indonesia Abad ke-20.Yogyakarta.Kansius.Hal:331 http://id.m.wikipedia.org/wiki/proses (Minggu, 22 Juni 2014, pukul 22:22) Alamsyah Ratuprawiranegara.1987.Ex Peta dan Gyugun Cikal Bakal TNI.Jakarta.Hal:98

Dokumen Polisi Militer Daerah Militer II/Sriwijaya datasemen Polisi Militer II/3

Dewan Harian Daerah Angkatan-45.1994.Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Lampung buku III.Badan Penggerak Potensi Angkatan-45.Propinsi

Lampung.Hal : 336

Dokumen Kapten Endro Suratmin.Lampung.1995.Hal:1

W.J.S Poerwadarminta.1985.Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta.Hal:647

Ibid. Hal:648

C.S.T Kansil dan Julianto.1996.Sejarah Pergerakkan Kebangsaan Indonesia.Jakarta.Gramedia.Hal:45

Revolusi Susanto Tirto Projo.1996.SejarahRevolusi Nasional Indonesia Pembangunan.Jakarta.Hal:32

http://id.m.wikipedia.org/wiki/kawedanan (Kamis, 19 Juni 2014, pukul 20:06) Iskandarsyah.2008.Sejarah Daerah Lampung.Lampung.Universitas

(37)

11

Husin Sayuti.1988.Peta Sejarah Propinsi Lampung.Jakarta.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Hal:23

Dewan Harian Daerah Angkatan-45.1994.Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Lampung buku III.Badan Penggerak Potensi Angkatan-45.Propinsi

(38)

III. METODE PENELITIAN

Metode merupakan suatu cara yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 2).

Metode merupakan suatu cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu penelitian. Metode yang berhubungan dengan ilmiah adalah menyangkut masalah kerja, yakni cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Husin Sayuti, 1989 : 32)

Dalam suatu penelitian, metode adalah faktor yang sangat penting dalam penentuan keberhasilan dalam suatu penelitian. Berdasarkan pendapat ahli yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang paling tepat, digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu penelitian yang dilakukan.

A.Metode yang dilakukan

(39)

20

Penelitian sejarah merupakan salah satu penelitian untuk membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverivikasikan serta mentesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. (Drs. Sumardi Suryabrata.2012:73).

Dalam hal ini metode penelitian historis sangat tergantung pada data-data masa lalu. Pendapat lain menyatakan bahwa :

“Metode penelitian historis adalah sekumpulan prinsip-prinsip aturan yang sistematis yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam mengumpulkan bahan-bahan bagi sejarah, menilai secara kritis dan kemudian menjadikan suatu sintesa dari pada hasil-hasilnya” (Nugroho

Notosusanto.1984:11).

Dari pemaparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian historis adalah cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian sejarah untuk memperoleh kesimpulan mengenai fakta-fakta masa lampau yang dinilai secara kritis dan dapat dijadikan suatu sintesa dari hasil-hasilnya.

(40)

21

dan menyaksikan kejadian yang dituliskan, serta data sekunder yang di dapat dari orang lain yang melaporkan kepada peneliti.

“Tujuan penelitian Historis adalah untuk memastikan dan mengatakan kembali masa lampau yang pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan yaitu apa, kapan, dimana, siapa, mengapa dan bagaimana. (Kuntowijoyo.1973: 75)”.

Langkah-langkh penelitian Historis menurut Nugroho Notosusanto (1984:11)

Adalah suatu kegiatan penulisan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Berdasarkan langkah-langkah penelitian historis tersebut maka langkah-langkah kegiatan penelitian adalah :

Heuristik adalah proses mencari untuk menemukan sumber-sumber sejarah. Proses yang dilakukan penulis dalam heuristik ini adalah dengan cara mencari buku, arsip dan dokumen yang ada di Perpustakaan Unila dan Perpustakaan daerah Lampung yang sesuai dengan tema penelitian.

Kritik adalah menyelidiki apakah jejak-jejak sejarah itu asli atau palsu dan apakah dapat digunakan atau sesuai dengan tema penelitian. Proses ini dilakukan penulis dengan cara memilah-milah dan menyesuaikan data yang diperoleh dari heuristik dengan tema yang akan dikaji serta keaslian data sudah dapat diketahui.

(41)

22

Historiografi adalah cara penulisan sejarah sebagai ilmu dalam bentuk laporan hasil penelitian. Dalam hal ini penulis membuat laporan penelitian berupa Skripsi dari data yang sudah diperoleh dari heuristik, kritik dan interpretasi. Penulisan Skripsi disusun berdasarkan metode penulisan karya ilmiah yang berlaku di Universitas Lampung.

B. Variabel penelitian

Dalam penelitian variabel tidak dapat kita kesampingkan. Sama halnya dengan metode. Variabel juga membantu peneliti dalam memfokuskan apa yang menjadi objek penelitian kita sehingga akan mempermudah dalam proses penelitian.

Variabel penelitian menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Metodologi Penelitian (1983; 79) menjelaskan bahwa variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek yang akan diteliti atau diambil datanya dan menjadi penilaian, sedangkan menurut Suharsimi Arkunto (1997; 12) adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi.

(42)

23

C. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian yang tidak bisa ditinggalkan dalam penelitian. Karena pengumpulan data erat kaitannya dengan masalah yang akan dipecahkan seorang peneliti dan hasil pengumpulan data dapat menjawab pertanyaan dari suatu masalah penelitian.

Teknik pengumpulan data adalah suatu kegiatan operasional agar tindakannya masuk pada pengertian penenlitian yang sebenarnya. (P. Joko Subagyo. 2006:37).

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknik pengumpulan data adalah cara seorang peneliti untuk mengumpulkan data baik berupa arsip dan dokumen sesuai dengan panduan pelaksanaannya.

D. Teknik kepustakaan

Teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang yang terdapat di ruang perpustakaan, misalnya dalam bentuk koran, naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen dan sebagainya yang relevan dengan bahan penelitian (Koentjaraningrat 1983:133).

(43)

24

Jadi teknik kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan seorang peneliti yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, memahami dan menelaah buku-buku untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan peneliti dalam pemecahan masalah yang ditelitinya.

E. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan-peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan (Nawawi, 1991:133).

Dokumen adalah kumpulan surat-surat, catatan-catatan harian (journal), kenang-kenangan (memour), daftar laporan dan sebagainya. Dokumen mempunyai arti sempit sedangkan dokumentasi memiliki arti luas meliputi monumen, artefak, photo dan sebagainya (Sartono, 1990:17).

Berdasarkan pendapat diatas, maka teknik dokumentasi ini dimaksud untuk mendapatkan data atau informasi baik secara tertulis maupun dalam bentuk gambar, foto atau arsip yang hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

(44)

25

F. Teknik Wawancara

Menurut Moh. Nazir (1985;234) wawancara ialah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara sang penjawab dan pewawancara dengan menggunakan alat yang dinamakaninterview guide(panduan wawancara).

Joko Subagyo (1997;39) menjelaskan Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada responden.

Menurut koentjaraningrat, wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data, merupakan cara yang digunakan untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang responden dengan cara bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Koentjaraningrat,1983:81) teknik ini dilakukan untuk mencari keterangan lengkap. Bentuk wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara terarah dan tidak terarah.

Wawancara terarah yaitu pertanyaan sudah disusun terlebih dahulu dalam bentuk daftar pertanyaan-pertanyaan. Jawaban yang diharapkan sudah dibatasi dengan yang relevan saja dan diusahakan agar informan tidak melantur kemana-mana.

(45)

26

G. Teknik analisis data

Setelah data-data berhasil dikumpulkan selanjutnya data-data tersebut dianalisis untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Pada pokoknya teknik analisis data ada dua macam, yaitu : teknik analisis data kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Karena data-data yang diperoleh berupa kasus-kasus, fenomene-fenomena, dan argumen-argumen sehingga memerlukan pemikiran yang teliti dalam menyelesaikan masalah.

Teknik analisis data kualitatif digunakan untuk memperoleh arti dari data yang diperoleh melalui penelitian kualitatif, dan bermuatan kualitatif diantaranya berupa catatan lapangan serta pemaknaan peneliti terhadap dokumen atau peninggalan (Ali, 1992:171).

Adapun langkah yang dilakukan dalam teknik analisis data kualitatif menurut Muhammad Ali (1985:151) yaitu :

1. Penyusunan data

Penyusunan data ini merupakan usaha dari peneliti dalam memilih data yang sesuai dengan data yang akan diteliti dari data yang diperoleh.

2. Klasifikasi data

(46)

27

3. Pengolahan data

Setelah data di golong-golongkan berdasarkan jenisnya kemudian peneliti mengolahnya ke dalam suasana kalimat secara kronologis sehingga mudah dipahami.

4. Penyimpulan

(47)

28

REFERENSI

Subagyo, Joko P. 2006.Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek:Jakarta. Rineka Cipta.Hal:2

Sayuti,Husin.1989.Pengantar Metodologi Riset.Jakarta.fajar Agung.Hal:32

Suryabrata, Sumadi Drs. 2012. Metodologi Penelitian: Jakarta. PT. Raja Grafindo.Hal:73

Notosusanto, Nugroho. 1984.Hakekat Sejarah dan Azas-Azas Metode Sejarah: Jakarta. Mega Bookstore.Hal:11

Kuntowijoyo.1973.Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.Jakarta.Gramedia.Hal:75

Log.Cit.Hal:11

Suryabrata, Sumadi Drs. 2012. Metodologi Penelitian: Jakarta. PT. Raja Grafindo.Hal:79

Arkunto, Suharsimi.1997.Dasar-dasar Metodologi Penelitian.Jakarta.PT.Bumi Aksara.Hal:12

Subagyo, Joko P. 2006.Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek:Jakarta. Rineka Cipta.Hal:37

Koentjaraningrat.1983.Metode-MetodePenelitian Masyarakat.Jakarta.Gramedia.Hal:133

Nawawi, Hadari.1993.Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta.Gajah Mada University Press.Hal:133

Sartono.1990.MetodologiPenelitian Kuantitatif.Bandung.Alfabeta.Hal:17 Nazir, Muhammad.1985.Metode Penelitian Masyarakat prosedur dan Strategi.Bandung.Angkasa.Hal:234

Subagyo, Joko P. 2006.Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek:Jakarta. Rineka Cipta.Hal:39

(48)

29

Ali, Muhammad.1985.Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.Bandung.Angkasa.Hal :171

(49)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan pada, maka dapat disimpulkan bahwa Proses perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Gedongtataan meliputi 3 kecamatan dan secara bertahap, sebagai berikut:

1. Pertempuran di Gedongtataan

(50)

60

mengadakan gerak mundur. Tahap penyelesaian, akhirnya Gedongtataan berhasil dikuasai oleh Belanda dan pasukan mundur ke daerah Gadingrejo.

2. Pertempuran di Gadingrejo

(51)

61

3. Pertempuran di sekitar daerah Sukoharjo

(52)

62

Tanggal 27 Desember 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan di PJKA Kotabumi.

B. SARAN

Perjuangan Corps Polisi Militer di Lampung merupakan perjuangan yang sangat berat dan penuh pengorbanan untuk memepertahankan kemerdekaan di Lampung agar Indonesia tetap menjadi Negara Kesatuan yang merdeka dan terbebas dari bentuk penjajahan. Oleh sebab itu penulis memberikan saran-saran antara lain :

1. Kepada generasi muda penerus bangsa khususnya Daerah Lampung untuk lebih giat mempelajari, menggali sejarah daerah dan meningkatkan rasa nasionalisme sehingga dapat mengisi kemerdekaan dengan baik dan dapat meneruskan perjuangan bangsa Indonesia.

2. Menghargai perjuangan para pejuang khususnya daerah Lampung yang telah banyak berkorban dalam merebut, membela dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah Ratuprawiranegara.1987.Ex Peta dan Gyugun Cikal Bakal TNI.Jakarta. Ali, Muhammad.1985.Penelitian Pendidikan Prosedur dan

Strategi.Bandung.Angkasa.

A.Rauf Ali.1993.Panitia Penyusunan Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Lampung.Bahan Seminar.

Arkunto, Suharsimi.1997.Dasar-dasar Metodologi Penelitian.Jakarta.PT.Bumi Aksara.

Departeman Dinas Sosial. 1995. Riwayat Perjuangan Pahlawan Kemerdekaan RI Di Lampung: Bandar Lampung. Dinas Sosial Provinsi Lampung.

Dewan Harian Daerah Angkatan-45. 1994. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Di Lampung Buku Jilid I: Lampung. Badan Penggerak Pembina Potensi Angkatan ’45.

Dewan Harian Daerah Angkatan-45. 1994. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Di Lampung Buku Jilid I: Lampung. Badan Penggerak Pembina Potensi Angkatan ’45.

Dewan Harian Daerah Angkatan-45. 1994. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Di Lampung Buku Jilid III: Lampung. Badan Penggerak Pembina Potensi Angkatan ’45.

Dokumen Polisi Militer Daerah Militer II/Sriwijaya datasemen Polisi Militer II/3. Endro Suratmin.1995.Dokumen Perjuangan Pahlawan Kemerdekaan Daerah Provinsi Lampung.Provinsi Lampung.

Hoetomo, M.A. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: Surabaya. Mitra Pelajar.

Sayuti, Husin.1988.Peta Sejarah Propinsi Lampung.Jakarta.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(54)

Kansil, C.S.T Dan Julianto. 1996. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia: Jakarta. Gramedia.

Koentjaraningrat.1983.Metode-MetodePenelitian Masyarakat.Jakarta.Gramedia. Konsep Kawedanan

http://id.m.wikipedia.org/wiki/kawedanan (Kamis, 19 Juni 2014, pukul 20:06)

Konsep Proses

http://id.m.wikipedia.org/wiki/proses (Minggu, 22 Juni 2014, pukul 22:22)

Kuntowijoyo.1973.Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.Jakarta.Gramedia.

Nawawi, Hadari.1993.Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta.Gajah Mada University Press.

Nazir, Muhammad.1985.Metode Penelitian Masyarakat prosedur dan Strategi.Bandung.Angkasa.

Notosusanto, Nugroho. 1948. Hakekat Sejarah Dan Azas-Azas Metode Sejarah: Jakarta. Mega Bookstore.

Notosusanto, Nugroho.1992. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI: Jakarta. Balai Pustaka.

Poerwadarminta, W.J.S. 1985. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta. Balai Pustaka.

Proyek Penelitian Dan Pencatatan Kebudayaan, 1978/1979. Sejarah Daerah Lampung: Lampung. Depdikbud.

Sudiyo, Drs. 2004. Pergerakkan Nasional Mencapai & Mempertahankan Kemerdekaan: Jakarta. Rineka Cipta.

Sudjono, Drs. 1984. Sejarah Perjuangan Bangsa: Jakarta. CV. Baru.

(55)

Tegamoan, Nitipradjo Ariefin, M. 2010. Perjuangan Masyarakat Lampung Mempertahankan Kemerdekaan RI: Bandar Lampung. CV.Mitra Media Pustaka. Wawancara dengan Bapak Zainal Abidin.13 April 2014

Wawancara dengan Bapak M.Sanusi.23 April 2014 Wawancara dengan Bapak P.Sudarman.23 April 2014 Wawancara dengan Bapak Boyno PMT.26 April 2014 Wawancara dengan Bapak Rozalie Shaleh.28 April 2014

Referensi

Dokumen terkait