• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FOTOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FOTOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012-2013"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FOTOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI KELAS XI IPS

SMA MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh DWI SAPUTRO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FOTOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI KELAS XI IPS

SMA MUHAMMADIYAH 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh DWI SAPUTRO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan rata-rata pre-test prestasi belajar geografi pada kelas yang menggunakan media fotografi dan tanpa menggunakan media fotografi, (2) Perbedaan rata-rata post-test prestasi belajar geografi pada kelas yang menggunakan media fotografi dan tanpa menggunakan media fotografi, (3) Efektivitas penggunaan media fotografi, (4) Perbedaan gain prestasi belajar geografi pada kelas yang menggunakan media fotografi dan tanpa menggunakan media fotografi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS yang berjumlah 120 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes prestasi belajar berupa Pret-Test dan Post-Test pada materi lingkungan hidup.

Hasil dalam penelitian ini: (1) Tidak ada perbedaan rata-rata pre-test prestasi belajar geografi pada kelas yang menggunakan media fotografi dan tanpa menggunakan media fotografi; (2) Ada perbedaan rata-rata post-test prestasi belajar geografi pada kelas yang menggunakan media fotografi dan tanpa menggunakan media fotografi; (3) Pembelajaran dengan menggunakan media fotografi lebih efektif dibandingkan tanpa menggunakan media fotografi; (4) Ada perbedaan rata-rata Gain prestasi belajar geografi pada kelas yang menggunakan media fotografi dan tanpa menggunakan media fotografi.

(3)
(4)
(5)
(6)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Kegunaan Penelitian ... 9

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Pengertian Belajar ... 11

2. Pengertian Pembelajaran ... 12

3. Pengertian Media Pembelajaran ... 13

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 14

5. Fungsi Media Pembelajaran ... 15

6. Media Pembelajaran Geografi... 15

7. Media Fotografi ... 17

8. Hakekat Prestasi Belajar ... 19

9. Efektivitas Pembelajaran ... 20

B. Kerangka Pikir ... 21

C. Hipotesis Penelitian ... 22

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 24

(7)

vi

1. Prosedur Penelitian... 25

2. Rancangan Pembelajaran ... 26

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

1. Tempat Penelitian... 29

2. Waktu Penelitian ... 29

D. Populasi dan Sampel ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel ... 30

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 30

1. Variabel Penelitian ... 30

2. Definisi Operasional Variabel ... 31

a. Penggunaan Media Fotografi ... 31

b. Prestasi Belajar ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Dokumentasi ... 32

2. Tes ... 32

G. Uji Persyaratan Instrumen ... 33

1. Uji Validitas ... 33

2. Uji Reliabilitas ... 33

3. Taraf Kesukaran ... 34

4. Daya Pembeda ... 34

H. Teknik Analisis Data ... 35

1. Uji Gain (Peningkatan) Prestasi belajar ... 35

2. Uji Normalitas ... 36

3. Uji Homogenitas ... 36

4. Uji Hipotesis ... 37

a. Uji t ... 37

b. Uji Efektivitas Pembelajaran... 38

I. Hipotesis Statistik ... 38

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42

1. Sejarah Berdirinya SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu ... 42

2. Lokasi Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu ... 43

3. Situasi Pengelolaan Kelas ... 45

4. Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu ... 48

5. Tujuan Sekolah Jangka Menengah (2009-2014)... 49

B. Uji Persyaratan Instrumen ... 50

1. Uji Validitas ... 50

2. Uji Reliabilitas ... 51

3. Taraf Kesukaran ... 52

4. Daya Pembeda ... 53

C. Hasil Penelitian ... 54

1. Deskripsi Data Penelitian ... 54

a) Data Nilai Pre-Test Siswa Kelas XII IPS 1 ... 55

(8)

vii c) Data Rata-rata Nilai Pre-Test Siswa yang Diajar dengan

Menggunakan Media Fotografi dan Tanpa Menggunakan

Media Fotografi ... 59

2. Data Prestasi Belajar Geografi Siswa (Post-Test) ... 60

a) Data Prestasi Belajar Siswa (Post-Test) Kelas XI IPS 1 dengan Menggunakan Media Fotografi dan Kelas XI IPS 3 dengan Tanpa Menggunakan Media Fotografi ... 61

1) Data Nilai Post-Test Kelas XI IPS 1 ... 61

2) Data Nilai Post-Test kelas XI IPS 3 ... 62

b) Data Rata-rata Post-Test Siswa Kelas yang Diajar dengan Menggunakan Media Fotografi dan Tanpa Menggunakan Media Fotografi ... 64

D. Teknik Analisis Data ... 65

1. Uji Gain (peningkatan) Prestasi Belajar ... 65

a) Kelas XI IPS 1 (Eksperimen) ... 66

b) Kelas XI IPS 3 (Kontrol) ... 68

2. Uji Normalitas ... 70

3. Uji Homogenitas ... 71

4. Pengujian Hipotesis ... 72

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

1. Tidak Ada Perbedaan Rata-rata Pre-Test Pada Kelas yang Diberi Perlakuan dengan Menggunakan Media Fotografi dan Tanpa dengan Menggunakan Media Fotografi ... 80

2. Rata-rata Post-Test Pada Kelas yang Diberi Perlakuan dengan Menggunakan Media Fotografi dan Tanpa dengan Menggunakan Media Fotografi ... 81

3. Pembelajaran dengan Menggunakan Media Fotografi Lebih Efektif Dibandingkan Pembelajaran Tanpa Menggunakan Media Fotografi Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu ... 83

4. Gain (Peningkatan) Prestasi Belajar Geografi Pada Kelas yang Diberi Perlakuan dengan Menggunakan Media Fotografi dan Tanpa Menggunakan Media Fotografi ... 85

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 87

B. Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA

(9)

`

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan global. Dalam proses belajar tenaga pendidik seperti guru sangat berperan aktif di dalam pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan pendidikan diantaranya adalah menggunakan metode pembelajaran yang mampu mengkondisikan dan memberikan dorongan untuk membangkitkan potensi yang ada pada peserta didik, menumbuhkan aktivitas siswa dan akan menjamin dinamika proses pembelajaran.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.

(10)

pembentukkan karakter, serta mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang akan dihadapinya. Pendidikan juga merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam membentuk kepribadian peserta didik sebagai jati diri bangsa serta memiliki tujuan yang harus dicapai dengan baik.

Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, hal yang terpokok dan yang harus dilakukan siswa adalah kegiatan belajar. Ini bearti bahwa, keberhasilan belajar dalam mencapai tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses dan kegiatan individu yang belajar. Karena itulah, guru sebagai tenaga pengajar harus dan wajib mengenali hakikat belajar, jenis, dan cara pengungkapan masalah belajar, serta bagaimana penanganan masalah belajar tersebut. Sehingga guru merupakan faktor yang berpengaruh sangat besar dalam proses belajar mengajar, bahkan sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.

Penyampaian mata pelajaran geografi dengan bahan pengajaran yang monoton dan tidak menarik dapat menimbulkan kejenuhan pada diri siswa sehingga prestasi belajar siswa kurang memuaskan. Upaya peningkatan prestasi belajar terus dilakukan antara lain dengan pemilihan strategi belajar yang tepat. Pemilihan strategi belajar dan media pengajaran yang tepat merupakan faktor pendukung keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan strategi belajar adalah pemilihan media yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

(11)

siswa agar mencapai hasil yang optimal serta mengelola komponen lainnya sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

Menurut Direktorat Jenderal. Dikti (1983:38-39), guru harus mampu: 1. Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari; 2. Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar;

3. Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran;

4. Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku;

5. Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber;

6. Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar;

7. Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya;

8. Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.

Penggunaan media pendidikan yang sesuai dengan topik yang diajarkan dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara jelas dan menarik sehingga konsep akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Salah satu fungsi media pendidikan adalah penyajian informasi, ide dan konsep. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Media pendidikan dapat membantu siswa untuk berpikir logis dan sistematis, sehingga mereka pada akhirnya memiliki pola pikir yang diperlukan dalam mempelajari geografi.

(12)

Tabel 1.1 Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran

2012 / 2013

No Kelas

Jumlah Siswa Kelas XI IPS

Total

Presentase KKM

Tuntas Tidak Tuntas

≥ 72 (Tuntas)

< 72 (Tidak Tuntas)

I XI IPS 1 11 20 31 11,34% 20,62%

2 XI IPS 2 15 19 34 15,46% 19,59%

3 XI IPS 3 10 22 32 10,31% 22,68%

Jumlah 36 61 97 37,11% 62,89%

Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran IPS Geografi Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu TahunPelajaran 2012 / 2013

Guru mata pelajaran geografi menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran geografi adalah 72. Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila siswa mencapai nilai 72 atau lebih. Berdasarkan hasil ujian blok yang didapat dari dokumentasi guru mata pelajaran geografi kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu diketahui bahwa prestasi belajar geogafi siswa belum semua tuntas, karena sebanyak 62.89% dari 97 siswa atau sebanyak 61 siswa belum mencapai standar (KKM). Siswa yang memiliki nilai lebih dari (KKM) sebanyak 37.11% dari 97 siswa atau sebanyak 36 siswa. Hal ini didukung oleh Djamarah (2005:107) yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% sampai dengan 75% saja dikuasai siswa maka pembelajaran tersebut dikatakan rendah.

(13)

kenyataanya hal itu dirasa belum mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada saat kegiatan tanya jawab, hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya, sedangkan siswa lainnya pasif dalam proses pembelajaran. Hanya siswa tertentu yang akan aktif terlibat dalam proses diskusi secara interaktif, sedangkan siswa lainnya kurang termotivasi untuk mengikuti proses diskusi ini.

Mata pelajaran geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit oleh siswa, sehingga sebagian besar siswa kurang antusias untuk belajar geografi, siswa cenderung enggan dan kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Siswa masih cenderung menerima apa yang disampaikan guru. Hal ini terlihat dari adanya siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya, ataupun mengantuk pada saat pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, mata pelajaran geografi harus diajarkan kepada siswa dengan menggunakan variasi belajar yang tepat yaitu menarik dan menyenangkan. Inovasi pembelajaran dapat meningkatkan intensitas interaksi edukatif yang terjadi, sehingga membuat siswa lebih tertarik untuk belajar.

(14)

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba meneliti seberapa efektivitas penggunaan media fotografi dalam proses belajar mengajar yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Menurut soemosasmito dalam trianto (2011:20), pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu:

1. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM; 2. Rata-rata prilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa;

3. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan siswa) diutamakan; dan

4. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir (2), tanpa mengabaikan butir (4).

(15)

Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2012 / 2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka prestasi belajar IPS Geografi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu berhubungan dengan beberapa faktor yaitu:

1. Prestasi belajar geografi siswa masih rendah. Hal ini tampak dari banyaknya siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang ditetapkan sekolah.

2. Guru belum menggunakan variasi media pembelajaran khususnya media pembelajaran fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup.

3. Belum diketahuinya efektivitas penggunaan media fotografi terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2012 / 2013.

4. Partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih rendah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(16)

2. Apakah ada perbedaan rerata post-test geografi sesudah dikenai perlakuan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa menggunakan media fotografi?

3. Apakah pembelajaran dengan penggunaan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup lebih efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan media fotografi?

4. Apakah ada perbedaan selisih peningkatan (gain) prestasi belajar geografi menggunaan media fotografi dan tanpa menggunakan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan rerata pre-test geografi sebelum dikenai perlakuan dengan menggunakan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa menggunakan media fotografi.

2. Mengetahui perbedaan rerata post-test geografi sesudah dikenai perlakuan dengan menggunakan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa menggunakan media fotografi.

3. Mengetahui keefektifan pembelajaran dengan menggunakan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup.

(17)

E.Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi di Universitas Lampung.

2. Bagi Sekolah

a. Memberi sumbangan pemikiran pada pengajaran geografi di sekolah dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

b. Sebagai bahan pertimbangan informasi bagi guru dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Sebagai lingkup kajian penelitian ini adalah mencakup hal-hal berikut: 1. Ruang Lingkup Permasalahan

Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini adalah penggunaan media fotografi dan prestasi belajar.

2. Ruang Lingkup Objek

Objek penelitian ini adalah SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2012 / 2013.

3. Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2012 / 2013.

4. Ruang Lingkup Waktu

(18)

5. Ruang Lingkup Ilmu adalah Pendidikan Geografi

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu berdasarkan pengalaman. Cronbach dalam Riyanto, (2010:5) menyatakan bahwa belajar itu merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami sesuatu yaitu menggunakan pancaindera. Harold Spears dalam Thobroni dan Mustofa, (2011:21) mengatakan belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu.

Menurut Oemar Hamalik (2001:28), belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Sedangkan menurut Morgan (1978) dalam Ngalim Purwanto (1990:84), belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman

(20)

kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidikan bersifat kontinyu dan interaktif serta membantu integrasi pribadi.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan usaha sadar prilaku manusia untuk menjadi individu yang baik dalam melakukan suatu tindakan yang bertujuan.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction”, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Gagne (1992) yang menyatakan bahwa: instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is facilitated. Oleh karena itu menurut Gagne, mengajar merupakan bagian dari pembelajaran, dimana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu, dalam Sanjaya, (2009:27).

Pembelajaran merupakan proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu (Sanjaya, 2009:26).

(21)

belajar. Pembelajaran sebagai proses yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penugasan yang baik terhadap materi pembelajaran.

3. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Daryanto (2010:4), kata media berasal dari bahasa Latin yang artinya adalah bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.

Menurut Syaiful Bahri Djmarah (2010:120), media merupakan sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun pristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Azhar Arsyad (2000:6), media memiliki ciri-ciri umum dalam pengertiannya yaitu:

a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihar, didengar atau diraba dengan panca indera;

b. Media pendidikan memiliki pengertian non-fisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang akan disampaikan kepada siswa; c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio;

d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses baik di dalam maupun di luar kelas;

e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran;

f. Media pembelajaran dapat digunakan secara massa (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder); g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan

(22)

Pada kegiatan belajar mengajar sering pula pemakaian kata media pembelajaran sering digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pandang-dengar, bahan pengajaran (instructional material), komunikasi pandang-dengar (audio-visual communication), pendidikan alat peraga pandang (visual education), teknologi

pendidikan (educationa technology), alat peraga, dan media penjelas.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam bentuk pengajaran yang diberikan kepada siswa agar lebih menarik dan dapat merangsang belajar siswa.

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran geografi sebagai media pembelajaran mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan media atau alat peraga lebih mudah dimengerti oleh siswa. Media pembelajaran berfungsi sebagai jembatan antara teori dan praktek.

Media dibagi menjadi tiga yaitu audio, visual, dan audio visual. Untuk lebih jelasnya Amir Hamzah (1988:13) menjelaskan sebagai berikut,

a. Alat-alat audio, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi atau suara. b. Alat-alat visual, yaitu alat-alat yang dapat memperlihatkan rupa atau bentuk,

yang dikenal sebagai alat peraga. Alat peraga ini dibagi atas: 1) Alat-alat visual dua dimensi

Alat-alat visual dua dimensi terbagi dua pula, yaitu:

a) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan. Contoh grafik, diagram, bagan, poster, gambar cetak dan foto. b) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang transparan.

(23)

Alat-alat visual tiga dimensi, karena mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Contoh benda asli dan model.

a) Alat-alat audio visual, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit.

Contoh : televisi.

5. Fungsi Media Pembelajaran

Pada proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Dalam kegiatan interkasi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.

Tiga kelebihan kemampuan media menurut Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001 dalam Daryanto (2010:9), adalah sebagai berikut:

Pertama, kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukan dan diamati kembali seperti kejadian asli.

Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukuranya, kecepatanya, warnanya, serta dapat diulang-ulang penyajianya.

Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran Televisi atau Radio.

6. Media Pembelajaran Geografi

(24)

"Penunjukkan serta peragaan penyebaran dan lokasi suatu gejala dilakukan ke dalam model bentuk permukaan bumi itu sendiri yang berupa peta, atlas dan globe. Oleh karena itu, ketiga model tersebut menjadi media pembelajaran utama pada proses pembelajaran geografi.”

Media pembelajaran geografi sebagai media pembelajaran geografi antara lain: a) Peta

Peta merupakan konsep (round earth on the flat paper) dan hakikat dasar pada geografi dan pengajaran geografi. Oleh karena itu, mengajarkan dan mempelajari geografi tanpa peta tidak akan membentuk citra dan konsep yang baik pada siswa yang mempelajarinya. Proses pembelajaran ini dimulai dari pengenalan, pembacaan, pemilihan, dan pembuatan peta. Melalui proses ini siswa dibimbing untuk mengerti, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi penyebaran lokasi gejala dan relasi keruangan satu sama lain. b) Atlas

Atlas adalah kumpulan peta dalam bentuk buku. Dalam atlas ini disajikan beberapa peta berdasarkan kenegaraan, gejala alam, penyebaran sumberdaya, penyebaran aspek kebudayaaan, dan lain sebagainya. Menggunakan atlas berkenaan dengan jaringan derajat, legenda dan harus dengan bimbingan guru.

c) Globe

Globe merupakan model dan bentuk yang sangat mini dari bola bumi. Globe ini selain fungsinya sama dengan peta atau atlas serta dapat membina dan mengembangkan citra serta konsep tentang waktu, iklim, musim, dan gejala alam lain baik atmosfer, hidrosfer maupun litosfernya.

Pembelajaran geografi menggunakan media pembelajaran geografi ini dapat lebih meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotor serta dapat memberikan sumbangan terhadap pendidikan nasional. Media lain yang dapat membantu mengembangkan citra dan konsep geografi pada diri siswa adalah potret, gambar, slide, dan film.

a) Gambar dan potret

Gambar atau potret yang berkenaan dengan gejala geografi selain diadakan oleh guru dan sekolah juga dapat ditugaskan kepada siswa. Penugasan ini tentunya harus ada pengarahan dari guru untuk menghindari pengumpulan gambar atau potret yang tidak perlu. Fungsi gambar dan potret adalah meningkatkan citra dan konsep pada diri siswa sehingga dapat membantu meningkatkan keberhasilan pembelajaran geografi.

b) Slide, film dan TVR

(25)

c) Diagram dan grafik

Diagram dan grafik dapat mendeskripsikan data kuantitatif gejala geografi, dapat membantu meningkatkan citra dan konsep geografi yang bersifat matematis-kuantitatif kepada siswa. Dengan konsep tersebut, siswa akan memahami tentang relasi, interelasi dan interaksi keruangan gejala geografi. yang dapat menimbulkan ketimpangan dan masalah.

d) Media Cetak

Media cetak merupakan media yang penting dan mendasar. Media cetak ini berupa surat kabar, majalah, dan buku. Media cetak menjadi sumber informasi yang memperkaya citra dan konsep geografi pada siswa. Pemanfaatan media cetak ini menuntut kemampuan siswa berbahasa (Nursid Sumaatmadja, 1997:79-82).

Jadi, media pembelajaran geografi terdiri dari tiga hal utama, yaitu peta, atlas dan globe, tetapi untuk lebih menunjang dan membantu mengembangkan konsep dan citra geografi sendiri dibantu dengan penggunaan media lainnya yang lebih baik sehingga siswa dapat lebih memahami dan mengerti untuk apa pelajaran geografi tersebut diajarkan dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.

7. Media Fotografi

Menurut Daryanto (2010:108) media fotografi meupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran. Hal itu disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan, dan dapat diproyeksikan untuk mengamatinya. Gambar fotografi termasuk kepada gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, yaitu

(26)

Gambar fotografi bisa dipergunakan baik untuk tujuan pengajaran individual, kelompok kecil maupun untuk kelompok besar yang dibantu dengan proyektor opek atau opaque projector.

Keuntungan Gambar Fotografi

Menurut Daryanto (2010:110) gambar fotografi dalam pembelajaran memiliki keuntungan dan kelemahan gambar fotografi, antara lain:

1) Mudah dimanfaatkan di dalam kegiatan belajar mengajar, karena praktis tanpa memerlukan perlengkapan apa-apa.

2) Harganya relatif lebih murah daripada jenis-jenis media pengajaran lainya, dan cara memperolehnya pun mudah sekali tanpa perlu mengeluarkan biaya. Dengan memanfaatkan kalender bekas, majalah, surat kabar dan bahan-bahan grafis lainya.

3) Gambar fotografi bisa dipergunakan dalam banyak hal, untuk berbagai jenjang pengajaran dan berbagai disiplin ilmu. Mulai dari TK sampai dengan Perguruan tinggi, dari ilmu-ilmu sosial sampai ilmu-ilmu eksakta.

4) Gambar fotografi dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi lebih realistik. menurut Edgar Dale dalam Daryanto (2010:109) gambar fotografi dapat mengubah tahap-tahap pengajaran, dari lambang kata (verbal symbols) beralih kepada tahapan yang lebih kongkret yaitu visual (visual symbols).

Setiap guru hendaknya mengetahui media pengajaran mana yang dapat mencapai hasil paling baik dalam situasi pengajaran yang diharapkanya. Untuk itu setiap guru harus mengenal secara tepat keuntungan serta kelemahan dari setiap media pengajaran yang akan dipergunakan. Demikian juga halnya dengan gambar fotografi ini memiliki beberapa karakteristik tertentu.

Menurut Daryanto (2010:110), gambar fotografi dalam pemebelajaran juga memiliki beberapa karakteristik tertentu, antara lain:

(27)

gambar harus memiliki kualitas tiga dimensi yang memadai untuk tujuan pengajaran.

2) Gambar datar adalah medium yang “diam” oleh sebab itu dalam hal ini seringkali dipergunakan istilah gambar tetap atau gambar diam untuk menyatakan bahwa gambar itu tidak bergerak. Pemandangan, gunung-gunung, hutan atau pohon-pohonan, bangunan, objek, binatang atau manusia, dalam posisi diam merupakan subjek natural yang baik sekali untuk gambar datar.

3) Gambar datar dapat memberi kesan gerak, misalnya gambar yang memperlihatkan adegan di jalan raya sangat efektif. Orang-orang yang lalu lalang, kendaraan yang lewat, pohon-pohon yang bergoyang ditiup angin. Semua itu tidak sukar bagi para pengamat dalam menghayati gerak dari adegan yang diperlihatkan tersebut.

4) Gambar datar menekan gagasan pokok dan impresi, bahwa harus menampilkan satu gagasan utama. Dengan satu pusat perhatian maka seluruh adegan akan mendukung kepada pesan apa yang ingin disampaikan. Jadi dengan adanya impresi atau tekanan pada satu pokok nilai gambar menjadi sangat bearti dalam pengajaran.

5) Gambar datar memberi kesempatan untuk diamati rinciannya secara individual.

6) Gambar datar dapat melayani berbagai mata pelajaran, segala macam objek dapat dipotret dari yang kongkrit sampai kepada gagasan yang abstrak.

Selain karakteristik dari gambar fotografi, dalam memilih gambar fotografi ada kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih gambar, yaitu harus memadai untuk tujuan pengajaran, kualitas artistik, kejelasan dan ukuran yang cukup, validitas serta menarik.

8. Hakekat Prestasi Belajar

(28)

Prestasi belajar merupakan suatu indikator dari perkembangan dan kemajuan siswa atas penguasaan dari pelajaran-pelajaran yang telah diberikan guru kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan olah Nasrun Harahap, dkk. sebagaimana dikutip oleh Djamarah (2005:226) bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Menurut Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka. Lebih jelasnya lagi beliau menuturkan bahwa prestasi belajar siswa ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan tes atau ujian yang ditempuh.

9. Efektivitas Pembelajaran

(29)

B. Kerangka Pikir

Penggunaan media pembelajaran geografi sebagai media pembelajaran merupakan salah satu cara yang dilakukan guru dalam memvariasikan kegiatan pembelajaran yang biasanya divariasikan dengan metode ceramah. Setiap kali mengajar hendaknya guru menggunakan media pembelajaran geografi sebagai media yang menarik sesuai dengan materi IPS Geografi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran tersebut tercapai dengan baik. Selain itu media pembelajaran geografi sebagai media juga dapat menarik perhatian siswa untuk bertanya lebih dalam tentang materi IPS Geografi sehingga menumbuhkan minat belajar serta meningkatkan prestasi siswa secara maksimal.

(30)

sangat mempengaruhi pencapaian tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan uraian tersebut, maka Gambar 2.1 kerangka pikirnya sebagai berikut:

C. Hipotesis Penelitian

Nasution (2008:38) mengatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan tentang suatu hal yang bersifat sementara yang belum dibuktikan kebenarannya secara empiris. Berdasarkan landasan teori di atas dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian yang diajukan dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan rerata hasil belajar geografi sebelum dikenai perlakuan pre-test media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa

[image:30.595.115.499.140.438.2]

menggunakan media fotografi?

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Kelas XI IPS 1

pre-test

Kelas XI IPS 3

post-test

Tanpa menggunakan

media fotografi (X2) Media Fotografi (X1)

post-test

Prestasi Belajar (Y1)

Prestasi Belajar (Y2)

(31)

2. Ada perbedaan rerata hasil belajar geografi sesudah dikenai perlakuan post-test media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa

menggunakan media fotografi?

3. Penggunaan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup lebih efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan media fotografi ?

(32)

III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini menyangkut perilaku manusia, dimana variabel yang

dapat diteliti hanya variabel-variabel tertentu sehingga eksperimen yang dapat digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan situasi tidak memungkinkan untuk memperoleh informasi dengan eksperimen yang sebenarnya. Eksperimen semu adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (Treatment) pada suatu objek (Kelompok eksperimen) serta melihat besar pengaruh perlakuannya (Arikunto, 2002:77).

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok, kemudian kedua kelompok

(33)
[image:33.595.118.485.111.180.2]

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Tes Awal

(Pre test) Perlakuan

Tes Akhir (Post test)

Kelas Eksperimen T1 X T2

Kelas Kontrol T1 - T2

Keterangan: T1 : Pre-test T2 : Post-test

X : Perlakuan (treatment)

1. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Peneliti membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Peneliti melakukan pra-survey ke sekolah untuk mengetahui jumlah kelas yang menjadi populasi kemudian digunakan sebagai sampel dalam penelitian. d. Menentukan dua kelompok belajar yang akan dijadikan subjek penelitian,

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

e. Melakukan uji coba instrumen pada kelas yang tidak dijadikan subjek penelitian.

f. Peneliti memberi pre-test untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa. Kemudian,

(34)

fotografi sebagai media pembelajaran dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan tanpa menggunakan media fotografi.

h. Pertemuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing sebanyak 4 kali pertemuan.

i. Pada akhir proses pembelajaran peneliti memberikan post-test kepada seluruh siswa dalam penelitian.

j. Menghitung perbedaan antara efektivitas ketuntasan belajar, pre-test, post-test, dan gain (peningkatan) prestasi belajar geografi kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

k. Membandingkan perbedaan-perbedaan tersebut untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan yang timbul, jika ada, sebagai akibat dari perlakuan. l. Data-data yang diperoleh dianalisis dengan statistik yang sesuai.

m. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.

2. Rancangan Pembelajaran a. Tahap Perencanaan

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Membuat soal pre-test atau post-test sebagai alat uji prestasi belajar siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Kelas Eksperimen (XI IPS 1)

(35)

memenuhi uji persyaratan instrumen. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan pre-test adalah 30 menit. pemberian soal pre-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media fotografi.

Pertemuan pertama siswa diarahkan untuk mencari informasi atau definisi mengenai lingkukngan hidup dengan bertujuan untuk melihat (kerja keras, mandiri, dan tanggung jawab). setelah itu guru bersam-sama dengan siswa mendiskusikan jawaban yang telah diperoleh dari tiap-tiap siswa mengenai definisi Lingkungan Hidup dan memaknai pengertianya dengan menggunakan media fotografi sebagai alat bantu media.

Pertemuan kedua, guru menjelaskan secara garis besar tentang komponen-komponen ekosistem dengan menggunakan media fotografi sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang diproyeksikan. dan kemudia menugaskan untuk melakukan kajian terhadap literatur secara berkelompok tentang pengertian pembangunan berkelanjutan dengan menganalisis gambar yang telah diproyeksikan di depan siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dan mampu menemukan gagasan-gagasan mengenai konsep dalam pembangunan berkelanjutan.

(36)

Lingkungan Hidup yang sesuai dengan pembangunan berkelanjutan dan menghubungkan pemanfaatannya dalam pembangunan.

Pertemuan keempat, guru menampilkan berbagai macam dampak positif dan dampak negatif mengenai pembangunan terhadap Lingkungan Hidup. dan masing-masing siswa dituntut untuk memberikan contoh dari dampak positif dan dampak negatif dalam pembangunan terhadap Lingkungan Hidup.

Selanjutnya guru mengulas kembali secara singkat materi yang telah disampaikan pada empat pertemuan yang telah berlangsung pada saat itu dan sebelumnya. Kemudian siswa dan guru bersama-sama menarik kesimpulan dari keseluruhan materi yang telah diajarkan dengan menggunakan media fotografi tentang Lingkungan Hidup, dan setelah selesai bersama-sama menyimpulkan, guru memberi post-test. soal post-test berjumlah 35. Waktu yang diberikan kepada siswa untuk mengerjakannya adalah 30 menit.

2) Kelas Kontrol (XI IPS 3)

(37)

Setelah pre-test dilakukan, selanjutnya guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah. Pertemuan kedua, ketiga pun dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah. Pada pertemuan keempat, guru mengulas kembali secara singkat tentang materi yang telah disampaikan selama dua pertemuan terakhir. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan post-test kepada siswa. Soal pre-test dan post-test yang diberikan di kelas XI IPS 3 sama dengan soal pre-test dan post-test yang diberikan di kelas XI IPS 1, hal ini dilakukan

untuk mengukur perbedaan prestasi belajar kedua kelas tersebut.

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu, alamat Jl. Pirngadi Pringsewu, Kabupaten Pringsewu. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS semester genap tahun pelajaran 2012 / 2013.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menyesuaikan kalender pendidikan SMA Muahammadiyah 1 Pringsewu yaitu bulan April tahun pelajaran 2012 / 2013.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(38)

yang dapat dijangkau atau diperoleh peneliti untuk studinya. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua siswa SMA kelas XI di Pringsewu.

1. Sampel

Nana dan Ibrahim (2010:85) mendefinisikan sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI semester genap SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran 2012 / 2013 terdiri dari 3 kelas yaitu kelas XI IPS1-XI IPS3 dengan jumlah 97 siswa. Dari tiga kelas diambil dua kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penentuan kelas kontrol dan eksperimen dalam penelitian ini menggunakan penempatan secara acak (Random Assignment). Random Assignment adalah penempatan kelompok-kelompok

eksperimen sedemikian rupa sehingga subjek sebagai sampel mempunyai kemungkinan yang sama untuk ditempatkan ke kelompok manapun juga (Nana dan Ibrahim (2010:24). Jadi jika para subjek telah ditempatkan ke dalam kelompok acak/random, kelompok tersebut ditetapkan sama secara statistik.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2000:25). Secara umum ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah:

a) Variabel Bebas (X).

(39)

b) Variabel Terikat (Y).

Prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2012 / 2013.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah: a) Penggunaan Media Fotografi

Penggunaan media fotografi dalam konteks pembelajaran sangat efektif untuk digunakan dalam proses mengajar guru yang ditujukan kepada siswa, dalam hal ini kaitannya dengan efektivitas penggunaan media fotografi terhadap prestasi belajar siswa IPS Geografi pada materi Lingkungan Hidup.

Indikatornya adalah pemahaman siswa terhadap pemanfaatan media pembelajaran geografi sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPS Geografi dalam proses pembelajaran pada saat mata pelajaran berlangsung yang meliputi:

1) Penggunaan media sebagai alat bantu pembelajaran, 2) Penggunaan media sebagai alat penyampaian pesan,

3) Penggunaan media sebagai alat mempermudah pemahaman siswa, dan 4) Penggunaan media sebagai alat pencapaian tujuan pembelajaran.

(40)

b. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan perubahan yang measurable (dapat diukur). Untuk mengukur perubahan tersebut dilakukan dengan tes prestasi belajar berupa pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan pada awal kegiatan belajar mengajar,

sedangkan post-test dilakukan pada akhir pembelajaran. Prestasi belajar merupakan indikator dari ketuntasan belajar siswa. Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran geografi kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu adalah 72. Sehingga, jika nilai siswa ≥ 72 maka dapat dikatakan siswa tersebut telah tuntas belajar. Sebaliknya, jika nilai siswa < 72 maka dapat dikatakan siswa tersebut belum tuntas belajar.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai geografi siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran 2012 / 2013.

2. Tes

(41)

G. Uji Persyaratan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes diberikan sebanyak dua kali yaitu tes yang diberikan pada awal sebelum pembelajaran (pre-test) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dan tes sesudah pembelajran (post-test) yang bertujuan mengukur hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2012 / 2013.

1. Uji Validitas

Sebuah instrumen tes dikatakan valid apabila instrumen itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas instrumen tes yang digunakan adalah validitas isi, yakni ditinjau dari kesesuaian isi instrumen tes dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Untuk mendapatkan instrumen tes yang valid dilakukan langkah-langkah berikut:

1. Menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sesuai dengan materi dan kurikulum yang berlaku

2. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi kompetensi dasar dan indikator. 3. Melakukan penilaian terhadap butir soal.

4. Meminta guru mata pelajaran untuk menyatakan apakah butir-butir soal telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. Setelah intrumen tes dinyatakan valid, instrumen tes diujicobakan. Uji coba dilakukan di luar sampel penelitian tetapi masih dalam populasi yang sama.

2. Uji Reliabilitas

(42)

Untuk mengklasifikasikan tingkat reliabilitas digunakan kriteria: Jika tes memiliki nilai 0,08-1,00 reliabilitas sangat tinggi

Jika tes memiliki nilai 0,06-0,799 reliabilitas tinggi Jika tes memiliki nilai 0,04-0,599 reliabilitas cukup Jika tes memiliki nilai 0,02-0,399 reliabilitas rendah

Jika tes memiliki nilai 0,000-0,99 reliabilitas sangat rendah (Sumber: Arikunto, 2007:75).

3. Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran butir tes adalah peluang untuk menjawab benar suatu butir tes pada tingkat kemampuan tertentu. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir tes proses input data menggunakan program anates 4.0.9.

Untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal, digunakan kriteria sebagai berikut:

Jika jumlah responden gagal > 70% soal sukar Jika jumlah responden gagal 30%-70% soal sedang Jika jumlah responden gagal > 30% soal mudah (Sumber: Arikunto, 2007:210).

4. Daya Pembeda

(43)

Untuk mengklasifikasikan tingkat daya pembeda digunakan kriteria: Jika butir soal memiliki nilai 0,00-0,20 soal jelek

Jika butir soal memiliki nilai 0,20-0,40 soal cukup Jika butir soal memiliki nilai 0,40-0,70 soal baik Jika butir soal memiliki nilai 0,70-1,00 soal baik sekali (Sumber: Arikunto, 2007:218)

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Gain (Peningkatan) Prestasi Belajar

Data yang digunakan adalah nilai gain (peningkatan) prestasi belajar. Uji gain pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan belajar mengajar

Adapun nilai gain (g) rumusnya adalah:

( ) ( )

( )

Keterangan Spost = Post-test Spre = Pre-tes

Smax = Skor maksimum pre-test dan post-test

[image:43.595.114.309.678.739.2]

Klasifikasi peningkatan (gain) prestasi siswa dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2. Klasifikasi Gain

No Nilai Gain (g) Keterangan 1 > 0,7 Tinggi 2 0,3 – 0,7 Sedang 3 < 0,3 Rendah

(44)

2. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan syarat pertama yang harus dipenuhi untuk melakukan uji hipotesis dengan uji t. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data sampel yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Kelompok yang akan diuji normalisasinya berjumlah dua kelompok, yang masing-masing terdiri dari: a) Kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan media fotografi

(kelompok eksperimen).

b) Kelompok siswa yang tanpa diberi perlakuan dengan menggunakan media fotografi (kelompok kontrol).

Perhitungan mengenai normalitas dalam penelitian ini menggunakan program Seri Program Statistik (SPSS versi 20). Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa apabila nilai signifikansi (sig.) < 0,05 berarti distribusi sampel tidak normal, apabila nilai signifikansi (sig.) > 0,05 berarti sampel berdistribusi normal (Santoso, 2012:192).

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan syarat yang kedua untuk melakukan uji hipotesis dengan uji t. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua data yang diperoleh dari kedua kelompok tersebut memiliki varians yang sama atau sebaliknya (Arikunto, 2002:136). Perhitungan mengenai homogenitas dalam penelitian ini menggunakan program Seri Program Statistik (SPSS versi 20).

(45)

4. Uji Hipotesis a. Uji t

Penelitian ini uji t digunakan untuk menguji hipotesis kedua, ketiga, dan keempat. Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dianalisis secara bertahap sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik yang digunakan untuk melihat perbedaan pembelajaran geografi yang diberi perlakuan dengan menggunakan media fotografi dan tanpa menggunakan media fotografi adalah uji t.

Untuk dapat menguji dengan uji beda mean (uji t) dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data siswa masing-masing kelompok, (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol).

b. Menskor setiap data siswa sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat lebih dulu. Merangkum data siswa dalam bentuk tabel.

c. Menentukan skor rerata dan standar deviasi dari data yang diperoleh dari masing-masing kelompok dalam bentuk tabel.

d. Melakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan terhadap seluruh sel yang ada, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui kenormalan kelompok data (skor).

e. Melakukan uji homogenitas.

(46)

b. Uji Efektivitas Pembelajaran

Untuk hipotesis pertama, dilakukan uji efektivitas pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif jika memenuhi syarat ketuntasan belajar (ketuntasan klasikal),

yaitu jika dalam suatu kelas terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya

(Trianto, 2011:241). Dengan nilai KKM mata pelajaran geografi kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu adalah 72. Siswa yang memiliki nilai ≥ 72 berarti dikatakan tuntas belajarnya. Sedangkan siswa yang memiliki nilai < 72 berarti dikatakan tidak tuntas. Untuk mengukur ketuntasan klasikal digunakan rumus presentase yaitu:

% = x 100%

Keterangan: % : presentase

n : jumlah siswa yang tuntas belajar N : jumlah seluruh siswa dalam satu kelas

Dengan kriteria jika dalam suatu kelas terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas

belajarnya maka pembelajaran tersebut dikatakan efektif. Begitu pula jika terdapat < 85% siswa yang telah tuntas belajarnya maka pembelajaran tersebut dikatakan tidak efektif.

I. Hipotesis Statistik

(47)

Hipotesis Pertama

Ho : Tidak ada perbedaan rerata pre-test prestasi belajar geografi sebelum dikenai perlakuan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa menggunakan media fotografi

Ha : Ada perbedaan rerata pre-test prestasi belajar geografi sebelum dikenai perlakuan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa menggunakan media fotografi

Dapat ditulis hipotesis statistiknya sebagai berikut: Ho : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

Kriteria pengujian:

Jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka Ho diterima, sebaliknya jika probabilitas (sig.) < 0,05 maka Ho ditolak (Rusman, 2011:94).

Hipotesis Kedua

Ho : Tidak ada perbedaan rerata post-test prestasi belajar geografi sesudah dikenai perlakuan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa menggunakan media fotografi.

Ha : Ada perbedaan rerata post-test prestasi belajar geografi sesudah dikenai perlakuan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa menggunakan media fotografi.

Dapat ditulis hipotesis statistiknya sebagai berikut: Ho : µ1 < µ2

(48)

Kriteria pengujian:

Jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka Ho diterima, sebaliknya jika probabilitas (sig.) < 0,05 maka Ho ditolak (Rusman, 2011:94).

Hipotesis Ketiga

Ho : Penggunaan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup kurang efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan media fotografi kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2012 / 2013.

Ha : Penggunaan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup kurang efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan media fotografi kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2012 / 2013.

Dapat ditulis hipotesis statistiknya sebagai berikut: Ho : µ1 < µ2

Ha : µ1 > µ2

(49)

Hipotesis Keempat

Ho : Peningkatan (gain) prestasi belajar geografi dengan penggunaan media fotografi sama atau lebih rendah daripada tanpa penggunaan media fotografi

Ha : Peningkatan (gain) prestasi belajar geografi dengan penggunaan media fotografi lebih tinggi daripada tanpa penggunaan media fotografi

Dapat ditulis hipotesis statistiknya sebagai berikut: Ho : µ1 < µ2

Ha : µ1 > µ2

Kriteria pengujian:

(50)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan Sebagai berikut:

1. Tidak ada perbedaan rata-rata pre-test terhadap prestasi belajar geografi yang menggunakan media fotografi dan tanpa menggunakan media fotografi.

2. Ada perbedaan rata-rata post-test terhadap prestasi belajar geografi yang menggunakan media fotografi dan tanpa menggunakan media fotografi

3. Pembelajaran dengan menggunakan media fotografi lebih efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan media fotografi.

4. Ada peningkatan rata-rata gain terhadap prestasi belajar geografi yang menggunakan media fotografi dan tanpa menggunakan media fotografi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penerapkan media fotografi sebagai media pembelajaran, saran yang dapat dikemukakan penulis yaitu:

(51)

pembelajaran seperti dengan menggunkan media fotografi. Hal ini terbukti dengan menggunkan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dapat meningkatkan perstasi belajar siswa dibandingkan dengan tanpa menggunakan media fotografi.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Azhar. 2000. Media Pengajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Ahmadi, Abu. 2002. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta

.2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1983. Teknologi Instruksional. Ditjen

Dikti, Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Undang- Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional )UU RI No. 20 tahun 2003 dan Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI Nomor 14 tahun 2005. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Daryanto. 2010. Media Pemebelajaran. Gava Media. Yogyakarta.

Hamzah, Amir Sulaiman. 1988. Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan. PT. Gramedia. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Nasution. 2008. Metode Research (Penelitian Ilmiah). PT Bumi Aksara. Jakarta. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar

Baru Algensindo. Bandung.

Nurdin, Muhammad. 2012. Perbedaan Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan Awal Berbeda Melalui Pembelajaran Kooperatif Di SMAN 1 Purbolinggo Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012. Tesis Teknologi Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung

(53)

Riyanto, Yatim. 2010. Paradikma BaruPembelajaran. Kencana. Jakarta.

Rusman, Tedi. 2011. Modul Aplikasi Statistik Penelitian dengan SPSS. Bandar Lampung.

Sumaatmaatmadja, Nursid. 1997. Metodologi Pengajaran Geografi. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Suryabrata, Sumadi. 2000. Metodologi Penelitian. PT. Grafindo Persada . Jakarta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Persada Media Group. Jakarta.

Santoso, Singgih. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Elex Media Komputindo. Jakarta.

. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. CV Alfabeta. Bandung.

. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Gramedia. Jakarta:

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progesif. Kencana. Jakarta.

Thobroni, Muhammad dan Mustofa. 2011. Belajar & Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Ar-ruz Media. Jogjakarta.

Universitas Lampung. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.

Referensi Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran. Diakses pukul 09.51 WIB tanggal 23/09/2012

Gambar

Tabel 1.1 Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Geografi
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2. Klasifikasi Gain

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

• Risiko yang timbul akibat perubahan suku bunga dan nilai pasar surat berharga yang terjadi pada saat bank.

Sistem akan mengganti kode-kode input pada teks soal dengan suatu nilai dari dataset input secara acak, dan kode-kode output akan diganti dengan textbox sebagai

Praktik nikah yang tidak tercatatberpengaruh pada putusnya hubungan dalam keluarga (hubungan antara suami-istri, hubungan antara orangtua-anak, sehingga antara

[r]

[r]

Jarak yang ditempuh senyawa baik sampel maupun standar dari titik asal/jarak yang ditempuh pelarut dari titik asal= 0,925 dan pada UV tampak keduanya berpendar

Kebijakan Quantitative Easing sangat rentan terhadap stabilitas harga di beberapa negara emerging markets tidak terkecuali di negara-negara yang menerapkan