• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE PERSISTENCE OF EARNINGS AFTER THE ADOPTION OF IFRS (The Study is to Investigate on Banking Sector at The Indonesia Stock Exchange) PERSISTENSI LABA SESUDAH ADPOSI STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL (IFRS) (Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "THE PERSISTENCE OF EARNINGS AFTER THE ADOPTION OF IFRS (The Study is to Investigate on Banking Sector at The Indonesia Stock Exchange) PERSISTENSI LABA SESUDAH ADPOSI STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL (IFRS) (Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di B"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE PERSISTENCE OF EARNINGS AFTER THE ADOPTION OF IFRS (The Study is to Investigate on Banking Sector at The Indonesia Stock Exchange)

Oleh

M. REZA PAHLEVI

The aim of the study is to investigate whether IFRS adoption enables to enhance persistence of earnings. In order to generate the objective of the study, I do a study in banking sector that implement IFRS. We do cutoff in 2010 as central before and after adopted IFRS. This study is to see persistence of earnings using simple regression analysis. This study shows that profit regression coefficient after IFRS adoption seem to improve persistence of earnings. Study indicates that profit quality after accounting standard that use IFRS is higher in term of profit quality before implement IFRS. However, profit that generated by company after implement IFRS seem decrease compared to profit when companies do not implement IFRS. Thus, this phenomenon should be carefully taken by investors.

This study implies that there are persistence of earnings after IFRS

adoption in the Indonesian banking sector. This has several limitations: 1)

this study should be carefully taken if it will generalized in other banking

sector, 2) this study only uses two years before and two years after

implement IFRS as IFRS adoption is conducted in 2010. Thus, it is to early

to conclude the overall conclusion.

Keywords: Profit Quality, Persistence of earnings, IFRS, Banking

(2)

ABSTRAK

PERSISTENSI LABA SESUDAH ADPOSI STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL (IFRS)

(Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Oleh

M. REZA PAHLEVI

Tujuan dari penelitian ini adalah Menguji secara empiris adopsi IFRS meningkatkan persistensi laba. Sampel dalam penelitian ini dilakukan pada perusahaan Perbankan yang mengadopsi IFRS pada tahun 2011 dan 2012 serta belum mengadosi IFRS pada tahun 2008 dan 2009 dengan tahun 2010 sebagai cutoff. Pengujian dilakukan untuk melihat persistensi laba dengan melihat koefisisen regresi hasil pengujian. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa Koefisien regresi laba setelah adopsi IFRS terdapat peningkatan persistensi laba. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas laba setelah penerapan SAK adopsi IFRS lebih tinggi dibandingkan kualitas laba sebelum penerapan SAK IFRS. Namun laba yang dihasilkan perusahaan setelah adopsi IFRS mengalami penurunan dibandingkan dengan laba sebelum adopsi IFRS, sehingga penomena ini perlu mendapat perhatian lebih bagi investor di dalam mengambil keputusan invstasi.

Implikasi dari hasil penelitian ini membuktikan secara empiris bahwa terjadi peningkatan persistensi laba setelah adopsi IFRS pada perusahaan perbankan di Indonesia. Sedangkan keterbatasan dari penelitian ini adalah penelitian hanya dilakukan pada perusahaan perbankan sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisir pada perusahaan lain. Kelemahan lain penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah penerapan IFRS karena penerapan IFRS baru dilaksanakan pada tahun 2010.

(3)

PERSISTENSI LABA SESUDAH ADOPSI

STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL (IFRS)

(Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Oleh

M. REZA PAHLEVI

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER SAINS AKUNTANSI

Pada

Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(4)

PERSISTENSI LABA SESUDAH ADOPSI

STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL (IFRS)

(Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

(Tesis)

Oleh

M. REZA PAHLEVI

PROGRAM PASCASARJANA ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mesir Ilir Kab. Way Kanan pada tanggal 13 Juni 1979 yang

merupakan anak kelima dari enam bersaudara pasangan A.Husein T. dan

R. CHolifah Hanum.

Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis dimulai dari pendidikan di

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Gunung Cahya yang diselesaikan pada tahun

1991, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 1 Pakuan Ratu yang

diselesaikan pada tahun 1994, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 12

Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 1997 dan pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi negeri di Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Jurusan Ekonomi melalui

jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) yang diselesaikan pada

tahun 2003.

Saat ini penulis bekerja sebagai guru PNS pada SMAN 1 Seputih Raman sejak

(9)

MOTO

Koreksilah Dirimu Sebelum Engkau Mengoreksi Orang Lain

Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar dan

(10)

Dengan ketulusan hati kupersembahkan karya kecil ini kepada :

Ayanhanda A. Husein T. yang kucintai dan mencintaiku

Ibunda Holifah Hanum/ Mastoh (alm) yang sangat kucintai walau belum

sempat melihat keberhasilanku.

Istriku Dewi tercinta yang telah mencurahkan kasih sayangnya dan doa…

Anak-anakku Tamami dan Saniya…

Sahabat-sahabatku…terimakasih atas dukungannya selama ini…

(11)

SANWACANA

Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Tesis dengan judul ”Persistensi sesudah adopsi Standar Akuntansi Internasional (IFRS) (Studi Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”

adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains Akuntansi pada Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Ibu Susi Sarumpaet,Ph.D.,Akt selaku Ketua Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi Universitas Lampung.

3. Bapak Yuliansyah,Ph.D,Akt selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan semangat, dukungan, saran, waktu dan traktir makan-makannnya selama penyusunan tesis.

4. Bapak Agus Zahron Idris, S.E.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan dukungan, saran, dan waktunya selama penyusunan tesis.

5. Ibu Lindrianasari,Ph.D.,Akt dan Ibu Alvi selaku penguji utama dan penguji ke dua yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang sangat bermanfaat selama penulis berada di Pascasarjana Ilmu Akuntansi.

(12)

7. Pendamping Hidupku tercinta Dewi Agustina N. yang telah menyayangi, memberi semangat dan menghiburku.

8. Anak-anakku tersayang Tahsin Tamami Pahlevi dan Saniya Adiba Pahlevi yang selalu menjadi penyemangat, dan penghibur, penulis untuk menyelesaikan studinya.

9. Sahabat ku di PIA angkatan 2011 Pak Arif Maksum, Mbk.Aida Rohma, Mas Agus Kurniawan yang telah menjadi teman diskusi serta berkeluh kesah. 10. Rekan-rekan PIA angkatan 2 : Mbk. Nolita, Dedy, Mba Aminah, Mba Ratna,

Pak Fikri, Pak Mujiman, Pak Taufik, Pak Nurcholis, Suhendar, bang Matson, Pak Udin, Pak Sadat, Pak Adhi, Eryanti serta semua rekan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

11. Pengelola dan karyawan serta karyawati Pascasarjana Ilmu Akuntansi yang ikut membantu kelancaran perkuliahan.

12. Keluarga besar Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Ekonomi Pembangunan dan Manajemen.

Semoga karya ini bermanfaat bagi seluruh pihak dan semoga Allah memberikan rahmat, hidayah dan ridho-Nya kepada kita semua.

Bandar Lampung, April 2014

Penulis,

(13)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Batasan Masalah ... 3

1.3. Perumusan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. KAJIAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka ... 5

2.1.1 Kajian Teoritis Agency Theory ... 5

2.1.2.Signaling Theory ... 6

2.1.3.International Financial Reporting Standards .... 7

2.1.4.Persistensi Laba ... 11

2.2. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ... 12

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data ... 14

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian. ... 14

(14)

ii

3.3.1. Persistensi Laba ... 15

3.4. Pengujian Asumsi Klasik ... 16

3.4.1.Uji Normalitas ... 17

3.4.2.Uji Heteroskedastisitas ... 17

3.4.3.Uji Autokorelasi ... 18

3.5. Alat Analisis... 19

3.5.1 Pengujian Hipotesis ... 19

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Data dan Sampel Penelitian ... 21

4.2. Statistik Deskriptif ... 22

4.3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 23

4.3.1. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 23

4.3.1.1. Hasil Uji Normalitas ... 23

4.3.1.2. Hasil Uji Autokorelasi ... 24

4.3.1.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 24

4.3.2. Hasil Pengujian Hipotesis ... 25

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 31

5.2. Implikasi ... 32

5.3. Keterbatasan ... 32

5.4. Saran ... 33

(15)

i

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar Sampel ... 21

Tabel 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 22

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas ... 23

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi ... 24

Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 24

Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Penyembuhan... 25

(16)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Statistik Deskriptif

Lampiran 2. Hasil Uji Normalitas

Lampiran 3. Hasil Uji Autokorelasi dan Heteroskedastisitas sebelum IFRS

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

IFRS telah menjadi topik yang hangat dalam beberapa tahun terakhir khususnya di

Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia telah mencanangkan untuk konvergensi

penuh pada Januari 2012 untuk semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Salah satu yang terpenting dalam penerapan IFRS yaitu terciptanya

relevansi dan reliabilitas. Salah satu perubahan yang terjadi akibat adopsi IFRS

adalah karakteristik utama IFRS yang menekankan pada fair value. Fair value

sendiri menekankan pada penyajian nilai yang relevan dengan kondisi saat ini,

seperti penilaian kembali aset-aset perusahaan dengan menggunakan bantuan

appraisal.

Hartono (2005) menjelaskan bahwa beberapa perubahan metode akuntansi akan

berdampak terhadap laba perusahaan antara lain perubahan prosedur

pembebanan biaya depresiasi, perubahan prosedur akuantansi kredit pajak,

metode persediaan, metode akuntansi penerapan penyesuaian ketingkat harga

umum dan lain-lain. Akibat perubahan tersebut maka akan berdampak pada

peningkatan atau penurunan laba perusahaan. Dampak tersebut tentunya akan

menimbulkan pertanyaan sejauh mana persistensi laba sesudah penerapan IFRS

(18)

2 IFRS dalam menaikkan kegunaan informasi akuntansi di Finlandia, dengan

melakukan survey pada manajer, analis laporan keuangan dan auditor, hasil

penelitian menyatakan bahwa baik auditor, manajer dan analis berpendapat bahwa

laporan keuangan yang disusun berdasarkan IFRS dapat diandalkan dan relevan.

Informasi akuntansi dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan

dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan, dan

informasi tersebut dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan

pemakai informasi bergantung pada informasi tersebut.

Informasi keuangan yang dilaporkan oleh sebuah perusahaan merupakan

informasi yang penting bagi investor, salah satunya informasi tentang laba.

Informasi laba tersebut menjadi acuan bagi investor dalam mengambil keputusan

investasi sebab jumlah laba menunjukkan kinerja keuangan perusahaan. Kualitas

laba sebuah perusahaan salah satunya dapat diukur dengan konsep persistensi

laba (Nichols at al.2004).

Persistensi laba memberikan kualitas yang lebih tinggi bagi investor sebab

investor dapat menggunkan pendapatan saat ini untuk memprediksi laba yang

akan datang, (Bandi,2012). Dalam hal ini, investor memiliki informasi lebih

lanjut tentang kinerja perusahaan dimasa depan dan mampu membuat keputusan

yang lebih baik atas investasi. Dengan demikian persistensi laba menghasilkan

(19)

3 Penelitian yang meneliti tentang persistensi laba setelah adopsi IFRS antara lain

Doukakis (2010). Penelitian Doukakis (2010) menguji sejauh mana komponen

laba dan persistensi laba sebelum dan sesudah penerapan IFRS pada perusahaan

yang terdaftar di bursa efek Yunani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengukuran dan pelaporan yang berpedoman IFRS tidak meningkatkan

komponen laba dan persistensi laba. Putri (2013) menunjukkan bahwa secara

statistik terdapat perbedaan antara kualitas laba sebelum dan sesudah diterapkan

SAK adopsi IFRS. Penelitian Latif (2012) yang menguji kualitas informasi serta

asimetri informasi sebelum dan setelah adopsi IFRS di Uni Eropa.

Nicholas & Wahlen ( 2004 ) menemukan bahwa pasar bereaksi lebih kuat

terhadap perusahaan dengan persistensi laba lebih tinggi dibandingkan dengan

perusahaan yang memiliki persistensi lebih rendah. Investor lebih memilih untuk

berinvestasi di perusahaan yang memiliki persistensi laba dibanding dengan

perusahaan yang memiliki pendapatan berfluktuatif,(Koonce & Mercer, 2005).

Berdasarkan perbedaan hasil beberapa literatur di atas peneliti tertarik untuk

mengetahui apakah setelah adopsi IFRS di Indonesia persistensi laba yang

dihasilkan semakin meningkat ataukah menurun. Oleh karena itu, penulis

melakukan penelitian yang berjudul Persistensi Laba Setelah Adopsi IFRS.

1.2 Batasan Masalah

Batasan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu hanya dilakukan pada

(20)

4 1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan beberapa pertanyaan/ masalah

yaitu :

Apakah adopsi IFRS meningkatkan persistensi laba?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah:

Menguji secara empiris adopsi IFRS meningkatkan persistensi laba.

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Akademik

Memberikan kontribusi literatur yang ada dengan memberikan bukti tentang

kemungkinan efek laporan keuangan adopsi IFRS.

2. Praktis

1. Temuan ini menarik untuk pembuat standar dan badan pengawas

khususnya di Indonesia yang telah mengadopsi IFRS atau negara-negara

yang berada dalam proses mengadopsi IFRS.

2. Untuk membantu perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI tentang

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Agency Theory (Teori Keagenan)

Teori keagenan menyatakan bahwa antara manajemen dan pemilik mempunyai

kepentingan yang berbeda (Jensen dan Meckling, 1976). Perusahaan yang

memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik

keagenan (Lambert, 2001). Menurut Sunarto, (2008) bahwa dalam model

keagenan dirancang sebuah sistem yang melibatkan kedua belah pihak, sehingga

diperlukan kontrak kerja antara pemilik (principal) dan manajemen (agent). Lebih

lanjut dijelaskan bahwa dalam kesepakatan tersebut diharapkan dapat

memaksimumkan utilitas principal, dan dapat memuaskan serta menjamin agen

untuk menerima reward dari hasil aktivitas pengelolaan perusahaan.

Perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajemen terletak pada

maksimalisasi manfaat (utility) pemilik (principal) dengan kendala (constraint)

manfaat (utility) dan insentif yang akan diterima oleh manajemen (agent)

Sunarto, (2008). Menurutnya hal ini dikarena bahwa kepentingan yang berbeda

sering muncul konflik kepentingan antara pemegang saham/ pemilik (principal)

dengan manajemen (agent). Rajan dan Saouma (2006) menyatakan bahwa

besarnya kompensasi yang diterima oleh pihak manajemen (agent) tergantung

pada besarnya laba/ profit (π) yang dihasilkan sesuai dengan kontrak yang telah

disepakati dengan pihak pemilik (owner). Sunarto, (2008) menjelaskan bahwa

(22)

6 kebijakan akuntansi yang dibuat oleh manajemen. Berdasarkan uraian tersebut,

dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya kompensasi yang diterima oleh pihak

manajemen (agent) tergantung pada besarnya laba/ profit (π) yang dihasilkan

sesuai dengan kontrak yang telah disepakati dengan pihak pemilik, Sunarto,

(2008).

2.1.2 Signaling Theory

Secara garis besar Signalling Theory menjelaskan bahwa manajemen

menyajikan informasi keuangan (khususnya laba) diharapkan dapat memberikan

sinyal kemakmuran (baik positif maupun negatif) kepada para penggunanya. Pada

motivasi signaling, manajemen cenderung memanage akrual yang mengarah

pada persistensi laba (Sloan, 1996; Dechow dan Dichev, 2002). Lebih lanjut

dijelaskan hal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas laporan

keuangan melalui angka - angka akuntansi yang mengarah pada kualitas laba.

Apabila kebijakan manajemen didasari oleh motivasi signaling, maka manajemen

melakukan kebijakan akrual yang mengarah pada persistensi laba. Motivasi

signaling mendorong manajemen menyajikan laporan laba yang dapat

mencerminkan laba sesungguhnya, Sunarto, (2008). Signaling effect dihasilkan

oleh informasi baru, dan bukan oleh issue yang terjadi (Penman, 2003). Atas

dasar motivasi signaling, manajemen terdorong untuk menyajikan laporan laba

yang mengarah pada persistensi laba, Sunarto, (2008).

2.1.3 International Financial Reporting Standards (IFRS)

International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar pelaporan

(23)

7 standar-standar akuntansi di Negara-negara di dunia yang diterbitkan

oleh International Accounting Standard Board (IASB) pada 1 April 2001.

Standar Akuntansi Internasional (International Accounting

Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar

Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi

Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal

(IFAC).

Di era zaman yang semakin hari semakin modern, masyarakat di berbagai belahan

dunia begitu mudahnya untuk berinteraksi, termasuk dalam interaksi dagang dan

berinvestasi. Berdasarkan kemajuan teknologi tersebut mendorong kemudahan

manusia di seluruh dunia untuk berkomunikasi tanpa ada batas wilayah Negara

atau biasa kita sebut globalisasi. Dampak globalisasi yang semakin kuat dan

berimbas kepada pasar investasi membuat pihak yang terlibat berupaya untuk

mempermudah dan menyeragamkan bahasa dalam berinvestasi (bahasa pelaporan

keuangan dan standar keuangan). Standar pelaporan keuangan dan standar

akuntansi haruslah standar yang dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat

global. Sehingga diperlukan standar yang sama di seluruh dunia.

Secara garis besar dalam IAI (2012) ada empat hal pokok yang diatur dalam

standar akuntansi :

1. Definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.

Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah

transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang,

(24)

8 2. Pengukuran dan penilaian.

Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan

keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat

penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca).

3. Pengakuan

Merupakan kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan

keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan

keuangan.

4. Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan

Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan

bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan

keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca,

Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan

keuangan.

International Financial Reporting Standards (IFRS ) di Indonesia

Berikut adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal sampai

dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan

Indonesia, 2008). Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada

standar Akuntansi yang dipakai akibatnya Indonesia memakai standar (Sound

Business Practices) gaya Belanda. Pada Tahun 1955 Indonesia belum

mempunyai undang – undang resmi / peraturan tentang standar keuangan. Baru

(25)

9 oleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi sehingga tahun 1984 prinsip

Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi. Akhir Tahun 1984

standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC dan

sejak tahun 1994 IAI sudah berkomitmen mengikuti IASC / IFRS. Tahun 2008

diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan, sehingga

Tahun 2012 Indonesia dapat mengadopsi IFRS sepenuhnya.

Upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka

panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat

International Accounting Standard Boards (IASB) melakukan percepatan

harmonisasi standar Akuntansi internasional khususnya International Financial

Reporting Standard (IFRS) yang dibuat oleh IASB dan Financial Accounting

Standard Boards (badan pembuat standar Akuntansi di Amerika Serikat).

Karakteristik IFRS

Karakteristik IFRS dalam IAI (2012) adalah sebagai berikut:

1. IFRS menggunakan “Principles Base “ :

 Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga

harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.

 Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi

apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.

 Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

2. Menggunakan fair value(nilai wajar) dalam penilaian, jika tidak ada nilai

(26)

10 menggunakan jasa penilai. Perubahan menggunkan penilaian dengan nilai

wajar (fair value) ini tentunya akan membawa konsekuensi pada laba

perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartono (2005) yang

menjelaskan bahwa beberapa perubahan metode akuntansi akan berdampak

terhadap laba perusahaan antara lain perubahan prosedur pembebanan biaya

depresiasi, perubahan prosedur akuantansi kredit pajak, metode persediaan,

metode akuntansi penerapan penyesuaian ketingkat harga umum dan

lain-lain. Akibat perubahan tersebut maka akan berdampak pada peningkatan atau

penurunan laba perusahaan

3. Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyakbaik kuantitaif

maupun kualitatif.

Manfaat Penerapan IFRS

Manfaat dari penerapan IFRS dalam IAI (2012) adalah:

a. Meningkatkan daya banding laporan keuangan.

b. Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional

c. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi

perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

d. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan

biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.

(27)

11 1.1.4 Konsep Persistensi Laba

Persistensi laba merupakan laba yang dapat digunakan sebagai indikator future

earnings. Persistensi laba yang sustainable dinyatakan sebagai laba yang

mempunyai kualitas tinggi; sebaliknya jika laba Unsustainable dinyatakan

sebagai laba yang mempunyai kualitas kurang baik (Penman dan Zhang, 2002).

Ketika para pemakai laporan keuangan (terutama investor) memandang laba

perusahaan sustainable, maka expected dividend yield tumbuh secara stasioner

(Fama dan French, 2002).

Menurut Sunarto, (2008), Persistensi laba didefinisikan sebagai laba yang dapat

digunakan sebagai pengukur laba itu sendiri. Artinya, laba saat ini dapat

digunakan sebagai indikator laba periode mendatang (future earnings). Laba

yang semakin persisten menunjukkan laba semakin informatif; sebaliknya jika

laba kurang persisten, maka laba menjadi kurang informatif (Tucker dan

Zarowin, 2006). Persistensi laba sebagai salah satu pengukuran kualitas laba

diukur dari slope coefficient regresi current earnings pada lagged earnings.

Persistensi laba dipandang sebagai pengukur kualitas laba, Sunarto, (2008).

Beberapa penulis menunjukkan bahwa pengukuran persistensi laba masih

berbeda-beda. Misalnya, penelitian Lipe (1990) yang menggunakan koefisien

regresi dari regresi antara laba periode sekarang dengan periode yang akan datang,

sebagai proksi persistensi laba akuntansi. Sloan (1996) mengacu pada Freeman

(1982) mengukur persistensi laba dari hubungan antara current earnings dan

(28)

12 total assets. Dechow dan Dichev (2002) mengukur persistensi laba berdasarkan

kualitas akrual; dimana kualitas akrual didefinisikan sebagai estimasi error dari

hasil regresi modal kerja akrual. Sedangkan Francis et al.(2004) mengukur

persistensi laba dari slope koefisien hasil regresi current earnings pada lagged

earnings. Earnings didefinisikan sebagai laba dari aktivitas normal (net income

before extraordinary items, NIBE). Sementara Ecker, Francis, Kim, Olsson, dan

Schipper (2006) mengukur persistensi laba dari parameter hasil regresi current

earnings per share pada lagged earnings per share. Namun demikian,

pengukuran tersebut didasarkan pada konsep yang sama yaitu persistensi laba

adalah laba yang dapat digunakan sebagai indikator future earnings, Sunarto

(2008).

1.2 Penelitian terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Penelitian yang dilakukan Doukakis (2010) yang meneliti tentang komponen

laba dan persistensi laba sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pengukuran dan pelaporan yang berpedoman IFRS tidak

meningkatkan komponen laba dan persistensi laba. Menurut Doukakis (2010)

hasil ini berhubungan dengan rendahnya income smoothing yang dilakukan oleh

manajemen setelah adopsi IFRS. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

Putri (2013) yang meneliti tentang kualitas laba perusahaan perbankan di

Indonesia setelah adopsi IFRS, menunjukkan bahwa secara statistik terdapat

perbedaan antara kualitas laba sebelum dan sesudah diterapkan SAK adopsi

IFRS. Menurut Putri (2013) Peningkatan kualitas laba yang terjadi diindikasi

(29)

13 dilakukan Bandi (2012) yang meneliti tentang laba persistensi di Indonesia

menghasilkan bahwa komponen laba lebih persistensi di banding dengan laba

total. Penelitian Latif (2012) yang menguji kualitas informasi serta asimetri

informasi sebelum dan setelah adopsi IFRS di Uni Eropa. Hasilnya menunjukkan

bahwa terjadi peningkatan kualitas informasi setelah adopsi IFRS.

Nicholas & Wahlen ( 2004 ) menemukan bahwa pasar bereaksi lebih kuat

terhadap perusahaan dengan persistensi laba lebih tinggi dibandingkan dengan

perusahaan yang memiliki persistensi lebih rendah. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Koonce & Mercer ( 2005) yang menghasilkan bawha

investor lebih memilih untuk berinvestasi di perusahaan yang memiliki persistensi

laba dibanding dengan perusahaan yang memiliki pendapatan berfluktuatif.

Lantto (2007) meneliti mengenai kemampuan IFRS dalam menaikkan kegunaan

informasi akuntansi di Finlandia, dengan melakukan survey pada manajer, analis

laporan keuangan dan auditor. Hasil penelitian menyatakan bahwa baik auditor,

manajer dan analis berpendapat bahwa laporan keuangan yang disusun

berdasarkan IFRS dapat diandalkan dan relevan.

Berdasarkan beberapa literatur diatas yang menunjukan bahwa terjadi peningkatan

kualitas laba setelah adopsi IFRS, hal ini akibat dari peningkatan transparansi

dan akuntabilitas laporan keuangan sehingga menyebabkan menurunnya

manajemen laba, maka hipotesis yang diajukan adalah

(30)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder yang

bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang di

publikasikan di situs resmi masing-masing perusahaan maupun Bursa Efek

Indonesia (BEI). Data yang dianalisis adalah data dua tahun sebelum dan dua

tahun sesudah adopsi IFRS yaitu tahun 2008 sampai 2012.

3.2Populasi danSampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) yang belum mengadopsi IFRS pada tahun 2008

dan 2009 serta telah mengadopsi IFRS pada tahun 2011 dan 2012. Tahun 2010

dijadikan cutoff sebab tahun tersebut merupakan awal penerapan IFRS revisi

2006. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive random sampling

(pemilihan sampel secara acak dengan kriteria-kriteria tertentu. Sampel yang

digunakan harus memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan pada perusahaan–perusahaan perbankan yang terdaftar

(31)

15 selama periode penelitiandi situs resmi masing-masing perusahaan maupun

Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan mengadopsi IFRS mulai tahun 2011. 3. Data tersedia.

3.3 Operasional Variabel

3.3.1 Persistensi Laba

Menurut Sunarto, (2008), Persistensi laba didefinisikan sebagai laba yang dapat

digunakan sebagai pengukur laba itu sendiri. Artinya, laba saat ini dapat

digunakan sebagai indikator laba periode mendatang (future earnings). Lebih

lanjut Sunarto, (2008) menjelaskan bahwa persistensi laba merupakan salah satu

komponen nilai peridiksi laba, dikarenakan persistensi laba merupakan unsur

relevansi, Informasi yang terkandung dalam laba (earnings) memiliki peran

penting dalam menilai kinerja perusahaan. Persistensi laba merupakan laba yang

mempunyai kemampuan sebagai indikator laba periode mendatang (future

earnings) yang dihasilkan oleh perusahaan secara berulang-ulang (repetitive)

dalam jangka panjang (sustainable), Sunarto, (2008). Laba yang semakin

persisten menunjukkan laba semakin informatif. Sebaliknya, jika laba kurang

persisten maka laba menjadi kurang informatif (Tucker dan Zarowin, 2006).

Beberapa cara pengkuran persistensi laba menurut beberapa ahli seperti Lipe

(1990) dan Sloan (1996) menggunakan koefisien regresi dari regresi antara laba

akuntansi perioda sekarang dengan perioda yang akan datang sebagai proksi

persistensi laba akuntansi. Berdasarkan Francis et al.(2004) mengukur persistensi

(32)

16

lagged earnings. Penelitian ini menggunakan koefisien regresi dari regresi antara

laba periode sekarang dengan periode yang akan datang, sebagai proksi persistensi

laba akuntansi. Hal ini mengacu pada penelitian Lipe (1990). Persamaan regresi

yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah:

Eit = β0 + β1 Eit-1+ ε it

Keterangan:

Eit : laba akuntansi (earnings) perusahaan i pada tahun t

Eit-1: laba akuntansi (earnings) perusahaan i sebelum tahun t

β0 : konstanta

β1 : persistensi laba akuntansi

Apabila koefisien regresi laba akuntansi (β1) > 1 hal ini menunjukkan bahwa laba

perusahaan adalah high persisten. Apabila koefisien regresi laba (β1) > 0 hal ini

menunjukkan bahwa laba perusahaan tersebut persisten. Sebaliknya, apabila

koefisien regresi laba (β1) ≤ 0 berarti laba perusahaan fluktuatif dan tidak

persisten (Francis, at al.2004).

3.4 Pengujian Asumsi Klasik

Pada model regresi linier dengan teknik ordinary least squares (OLS) diperlukan

uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, heteroskedastisitas, dan

(33)

17 3.4.1 Uji normalitas

Untuk menguji normalitas dari residual hasil regresi, dapat digunakan 2 cara,

yaitu: histogram residual dan uji Jarque-Bera. Suatu residual dikatakan memiliki distribusi normal apabila histogram residual bentuknya menyerupai

lonceng seperti distribusi t, maka residual tersebut dapat dikatakan berdistribusi

normal (Widarjono: 2009).

Jika nilai probabilitas

ρ

dari statistik Jarque Bera (JB) besar atau dengan kata lain

jika nilai statistik dari JB ini tidak signifikan, maka kita menerima hipotesis

bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai statistik JB mendekati

nol. Sebaliknya jika nilai probabilitas

ρ

dari statistik JB kecil atau signifikan,

maka kita menolak hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena

nilai statistik JB tidak sama dengan nol.

3.4.1 Uji heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi ketika variabel gangguan memiliki varian

yang tidak konstan. Pada umumnya heteroskedastisitas terjadi pada jenis data

cross section. Heteroskedastisitas menyebabkan estimator β1 topi tidak lagi

mempunyai varian yang minimum jika kita menggunakan metode OLS.

Selanjutnya menurut Widarjono (2009), konsekuensinya adalah sebagai berikut:

1. Jika varian tidak minimum maka menyebabkan perhitungan standard error

(34)

18 2. Akibat nomor 1 tersebut maka interval estimasi maupun uji hipotesis yang

didasarkan pada distribusi t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk evaluasi

hasil regresi.

Oleh sebab itu, masalah heteroskedastisitas ini dapat dideteksi dan

disembuhkan. Cara mendeteksi masalah heteroskedastisitas ini ada banyak

cara, namun yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode White atau

dalam software Eviews dikenal dengan metode White cross term.Menurut

Nachrowi (2006), untuk model regresi yang menggunakan banyak variabel

bebas disarankan menggunakan White Heteroscedasticity (no cross term),

sedang untuk regresi yang menggunakan lebih sedikit variabel bebas

disarankan menggunakan White Heteroscedasticity (cross term). Penelitian

ini hanya menggunakan satu variabel bebas maka menggunkan White

Heteroscedasticity (cross term).

3.4.2 Uji autokorelasi

Pengujian asumsi ketiga dalam model regresi linier klasik adalah autokorelasi.

Autokorelasi sendiri berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan

observasi yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan analisis regresi,

autokorelasi merupakan korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel

(35)

19 Untuk menguji keberadaan autokorrelasi dalam penelitian ini digunakan metode

Durbin-Watson test, dimana angka-angka yang diperlukan dalam metode tersebut

adalah dL, dU, 4 – dL, dan 4 – dU. Jika nilai DW mendekati 2 atau terletak antara

dU dan 4 – dU dinyatakan tidak terjadi autokorelasi, sebaliknya jika mendekati 0

diputuskan sebagai positive autocorrelation, dan jika mendekati 4 diputuskan

sebagai negative autocorrelation. Sedangkan jika angka DW terletak antara dL

dan dU temasuk pada area No-positive autocorrelation dan diputuskan sebagai

area No-decision atau Zone of Indecision. Demikian juga, jika angka DW terletak

antara 4 – dU dan 4 – dL temasuk pada area No-negative correlation dan

diputuskan sebagai area No-decision atau Zone of Indecision. Apabila angka DW

terletak pada area atau Zone of Indecision perlu dilakukan run test untuk

memastikan apakah angka DW cenderung pada autokorrelasi ataukah tidak ada

autokorrelasi.

3.5 Alat Analisis

3.5.1 Pengujian Hipotesis

Data yang dianalisis adalah data dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah adopsi

IFRS yaitu tahun 2008 sampai 2012. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan model analisis regresi sederhana. Pengujian ini bertujuan untuk

memprediksi berapa besar kekuatan pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen. Sementara itu, nilai pengujian atas persistensi laba adalah nilai

koefisien regresi (β). Koefisien Regresi (β) pada intinya mengukur besar

(36)

20 Penarikan kesimpulannya berdasarkan perbandingan koefisien regresi (diperoleh

dari hasil regresi) antara periode sebelum dengan periode setelah penerapan IFRS.

Apabila koefisien regresi (b) periode sebelum ≤ periode sesudah penerapan,

(37)

31 BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan pencanangan untuk konvergensi penuh

IFRS pada januari 2012 pada semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Tujuannya untuk membuktikan secara empiris apakah terjadi

peningkatan persistensi setelah adopsi IFRS di Indonesia. Sampel penelitian

dilakukan pada perusahaan Perbankan yang mengadopsi IFRS pada tahun 2011

dan 2012 serta belum mengadosi IFRS pada tahun 2008 dan 2009 dengan tahun

2010 sebagai cutoff. Pengujian dilakukan untuk melihat persistensi laba dengan

melihat koefisisen regresi hasil pengujian. Hasil pengujian yang dilakukan

menunjukkan bahwa Koefisien regresi laba setelah adopsi IFRS terdapat

peningkatan persistensi laba. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas laba setelah

penerapan SAK adopsi IFRS lebih tinggi dibandingkan kualitas laba sebelum

penerapan SAK IFRS.

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Doukakis (2010) menguji

sejauh mana komponen laba dan persistensi laba sebelum dan sesudah

penerapan IFRS pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Yunani. Hasil

penelitian Doukakis (2010) menunjukkan bahwa pengukuran dan pelaporan yang

(38)

32 Perbedaan hasil ini kemungkinan terjadi akibat perbedaan peraturan yang

diterapkan di masing-masing negara serta perbedaan sampel perusahaan yang

dipakai di dalam penelitian.

5.2. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah :

1. Membuktikan secara empiris bahwa terjadi peningkatan persistensi laba

setelah adopsi IFRS pada perusahaan perbankan di Indonesia. Diharapkan

hasilnya dapat digunakan pengguna informasi dalam mengambil

keputusan investasi.

2. Memperkuat hasil penelitian terdahulu tentang kualitas laba sebelum dan

sesudah diterapkan SAK adopsi IFRS.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dari suatu penelitian dapat mempengaruhi hasil penelitian itu

sendiri. Keterbatasan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan sehingga hasilnya

tidak dapat digeneralisir pada perusahaan lain.

2. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian dua tahun sebelum

dan dua tahun sesudah penerapan IFRS karena penerapan IFRS baru

dilaksanakan pada tahun 2010.

3. Pengujian asumsi klasik menunjukkan masih adanya masalah normalitas,

namun hasilnya menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi dan

heteroskedastis sehingga hasil penelitian ini masih dapat menghasilkan

(39)

33 5.4. Saran

Berdasarkan keterbatasan yang telah disampaikan di atas, maka peneliti

menyarankan hal-hal berikut ini:

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah periode penelitian dan

menggunakan proksi lain dari pengukuran kualitas laba.

2. Penambahan sampel penelitian sehingga tidak hanya pada perusahaan

perbankan agar hasilnya dapat digeneralisir ke perusahaan lain.

3. Penelitian yang akan datang disarankan untuk dapat melakukan perbaikan

terhadap masalah pada asumsi klasiknya agar dapat menghasilkan estimator

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Lukas Setia. 2009. Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Bandi, 2012. Finance Perspective versus Accounting Perspective: The Case of Earnings Persistence in Indonesia.International Journal of Economics and Finance; Vol. 4, No. 9.August : 1916-9728.

Dechow, P.M.; R.G. Sloan; and A.P. Sweeney. 1995. “Detecting Earnings

Management.” The Accounting Review, Vol. 70, April: 193 – 225.

--- and I.D. Dichev. 2002. “The Quality of Accruals and Earnings: The Role of

Accrual Estimation Errors.” The Accounting Review, Vol. 77,

Supplement: 35 – 59.

Doukakis.C Leonidas.2010. The persistence of earnings and earnings components after the adoption of IFRS, Department of Accounting and Finance, Athens University of Economics and Business, Athens, Greece.

Ecker, F.; J. Francis; I. Kim; P.M. Olsson; and K. Schipper. 2006. “A Return

-Based Representation of Earnings Quality.” The Accounting Review,

Vol. 81, No. 4, July: 749 – 780.

Ewert dan Wagenhof. 2005. “ Economic Effects of Tightening Accounting

Standards to Restict Earning Management. The Accounting Review. Vol. 80 P. 1101-1124.

Fama, E.F. and K.R. French. 2002. “The Equity Premium.” The Journal of

Finance, Vol. LVII, No. 2, April: 637 – 659.

Firoz, C A Mohammad. Ansari, A Aziz. Akhtar, Kahkashan.2011. IFRS - Impact on Indian Banking Industry. International Journal of

Francis, J.; R. LaFond; P.M. Olsson; and K. Schipper. 2004. “Costs of Equity and

(41)

35

Freeman, R.N., Ohlson, J.A. and Penman, S.H. (1982), „„Book rate-of return and

prediction of earnings changes: an empirical investigation‟‟,Journal of Accounting Research, Vol. 20, pp. 639-53

Gujarati, D.N. 2003. Basic Aconometrics. Fourth Edition. International Edition: McGraw-Hill Higher Education.

Hartono, Jogiyanto. 2005. Pasar Efisien Secara Keputusan. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Institute for Economic and Financial Research. 2006. Indonesian Capital Market Directory. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Perkembangan Psak & Konvergensi Ifrs.

Yuliansah. IAI Wilayah Lampung.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Prinsip Akuntansi: Sejarah SAK.

www.iaiglobal.or.id

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2006. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan.

Jalil, M. Rizqu. 2013. Pengaruh Persistensi Laba, Growth Opportunities, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Relevansi Nilai Laba Akuntansi. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Jensen, M. and W. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior,

Agency Cost and Ownership Structure.” Journal of Financial Economics, (3): 305 – 360.

Koonce, L., & Mercer, M. (2005). Using psychology theories in archival financial accounting research. Journal of Accounting Literature, 24, 175-214.

Lambert, R.A. 2001. “Contracting Theory and Accounting.” Journal of

Accounting & Economics, (32): 3 – 87.

Lantto, Anna Maija. 2007. “ Does IFRS Improve The Usefulness Of Accounting

Information In Code-Law Country” SSRN Financial Accounting

eJournal.

Latif, Dwianto Mukhtar. 2012. Pengujian Kualitas Informasi dan Asimetri Informasi Sebelum dan Setelah Adopsi IFRS di Uni Eropa.

Thesis.Magister Sains dan Doktor Ilmu-Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

(42)

36

_____ . "The Relation Between Stock Returns and Accounting earnings Given Alternative Information." The Accounting Review (January 1990): 49-71.

Nachrowi, D Nachrowi & Usman, Hardius. 2006. EkonometrikaUntuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Nichols, D.C. and J.M. Wahlen. 2004. “How Do Earnings Numbers Relate to

Stock Return? A Review of Classic Accounting Research with

Updated Evidence.” Accounting Horizons, Vol. 18, No. 4, December: 263 – 286.

Penman, S.H. 2003. Financial Statement Analysis and Security Valuation. Second Editon: McGraw Hill.

--- and X.J. Zhang. 2002. “Accounting Conservatism, the Quality of Earnings,

and Stock Return.” The Accounting Review, Vol. 77, No. 2, April: 237

– 264.

Putri, Widya R.E. 2013. Analisis Kualitas Laba Sebelum dan sesudah Diterapkan SAK Adopsi IFRS di Indonesia. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Rajan, M.V. and R.E. Saouma. 2006. “Optimal Information Asymmetry.” The

Accounting Review, Vol. 81, No. 3, May: 677 – 712.

Scott, W.R. 2000. Financial Accounting Theory. Second Edition: Prentice Hall, Canada Inc.

Sloan, R.G. 1996. “Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and

Cash Flow about Future Earnings?” The Accounting Review, Vol. 71,

No. 3, July: 289 – 315.

Sunarto.2008. Peran Persistensi Laba Memperlemah Hubungan Antara Earnings Opacity Dengan Cost Of Equitydan Trading Volume Activity.Disertasi. Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi. Universitas Diponegoro .Semarang.

Tucker, J.W. and P.A. Zarowin. 2006. “Does Income Smoothing Improve

Earnings Informativeness?” The Accounting Review, Vol. 81, No. 1,

January: 251 – 270.

Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews Edisi 3. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika:Pengantar dan Aplikasinya.

Referensi

Dokumen terkait