• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Kinerja Supplier Pada Rantai Suplai Menggunakan Metode Fuzzy - Data Envelopment Analysis (DEA) Di Pt Pusaka Prima Mandiri (PPM) Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengukuran Kinerja Supplier Pada Rantai Suplai Menggunakan Metode Fuzzy - Data Envelopment Analysis (DEA) Di Pt Pusaka Prima Mandiri (PPM) Medan."

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER PADA RANTAI SUPLAI MENGGUNAKAN METODE FUZZY - DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DI PT PUSAKA PRIMA MANDIRI

(PPM) MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

JULPRIADI SARAGIH 100423026

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Evaluasi kinerja supplier dengan pengukuran kinerja merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengoptimalkan biaya dan waktu produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja supplier dan menentukan supplier terbaik dengan cara menghitung nilai efisiensi beberapa supplier berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan di PT PPM dengan mengambil objek supplier bahan baku pulp serat panjang dan pulp serat pendek. Penelitian ini menggunakan tiga kriteria dan data yang digunakan adalah data priode Januari – Desember 2013. Pengukuran kinerja supplier menggunakan metode Fuzzy Data Envelopment Analysis (DEA). Metode Fuzzy digunakan untuk melakukan penilaian secara linguistik sehingga didapatkan bobot kriteria masing-masing supplier, sedangkan untuk penilaian efisiensi digunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Dari hasil pengolahan dan analisis data disimpulkan bahwa supplier yang efisien untuk pulp serat panjang adalah Eldorado Pulp – Brazil dan Suzano Pulp - Eropa. Dari kedua supplier tersebut, Suzano Pulp – Eropa merupakan supplier terbaik karena memiliki nilai super efisiensi paling tinggi yaitu 1.000076. Supplier pulp serat panjang yang tidak efisien adalah NBKP Caribo – Canada (0.2263373), NBKP Harmac – Canada (0.4656111), Fax Pulp – Afrika Selatan (0.5409018), Abaca Pulp – Filipina (0.6952288). Pada supplier pulp serat pendek, terdapat dua supplier yang efisien yaitu: Softwood Pulp - Canada, Sodra Softwood Pulp – Swedia. Kedua supplier yang efsisien memiliki nilai super efisiensi yang sama sehingga keduanya merupakan supplier terbaik (1.000000). Supplier serat pendek yang tidak efisien adalah LBKP Baycell - Chilli (0.4959172), LBKP Santa Fc - Perancis (0.6834320), LBKP Santa Fc - USA (0.7217676), LBKP Aracruz - Brazil (0.6834320).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana

ini dengan baik.

Tugas Sarjana ini berjudul “PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER

PADA RANTAI SUPLAI MENGGUNAKAN METODE FUZZY - DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DI PT PUSAKA PRIMA MANDIRI

(PPM) MEDAN”. Tugas Sarjana ini merupakan sarana bagi penulis untuk melakukan studi terhadap salah satu permasalahan nyata dalam perusahaan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Sarjana ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis selalu terbuka mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan Tugas

Sarjana ini ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar Tugas Sarjana ini

bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Penulis

Medan, September 2014

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, baik berupa material, spiritual, informasi maupun

sumbangan pemikiran. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan

rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan material,

spiritual maupun bimbingan, terutama kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik

Industri Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Mangara M Tambunan, M.SC., selaku Koordinator Tugas Sarjana

di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara,

yang merangkap sebagai Dosen Pembimbing I Penulis dalam penyelesaian

Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktunya untuk dapat

memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan

Laporan Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Tuti Sarma Sinaga ST, MT, sebagai Dosen Pembimbing II Penulis

dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini, yang telah menyediakan waktunya

untuk dapat memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam

(8)

5. Ibu Reni Vebb, selaku staff purchase PT Pusaka Prima Mandiri yang

memberi bantuan berupa informasi dan data selama melakukan penelitian di

perusahaan.

6. Kedua orang tua (A. Saragih dan D. Siregar), kakak dan adik serta keluarga

penulis yang telah memberikan dukungan sepenuhnya kepada penulis baik

doa, moral, semangat maupun materi dalam menyelesaikan Tugas Sarjana

ini.

7. Semua teman-teman angkatan 2010 Ekstensi di Departemen Teknik Industri

USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih memiliki

keterbatasan dalam segala hal sehingga mungkin masih banyak kekurangan

ataupun kelemahan dalam penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi untuk penyempurnaan

laporan ini agar nantinya berguna dalam penulisan laporan berikutnya.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua

(9)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiv

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-3

1.3. Tujuan Penelitian ... I-4

1.4. Manfaat Penelitian ... I-4

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-4

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-5

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan... II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-3

(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.3.1. Struktur Organisasi ... II-3

2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-5

2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan ... II-6

2.4. Proses Produksi ... II-8

2.4.1. Bahan ... II-8

2.4.1.1. Bahan Baku ... II-9

2.4.1.2. Bahan Penolong ... II-11

2.4.1.3. Bahan Tambahan ... II-14

2.4.2. Pengendalian Mutu Produk ... II-15

2.4.3. Uraian Proses Produksi ... II-18

2.4.3.1. Tahap Persiapan ... II-18

2.4.3.2. Tahap Proses Pembuatan Kertas di Paper Machine II-22

2.4.3.3. Tahap Finishing ... II-25

2.4.3.4. Peralatan (Equipment) ... II-26

2.4.3.5. Utilitas ... II-27

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Konsep Pembelian ... III-1

3.1.1. Manajemen Pembelian ... III-1

3.1.2. Manajemen Hubungan dengan Pemasok ... III-5

(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.3. Logika Fuzzy ... III-8

3.3.1. Konsep Fuzzy ... III-8

3.3.2. Fungsi Keanggotaan ... III-10

3.3.3. Triangular Fuzzy Number ... III-10

3.3.4. Defuzzifikasi ... III-12

3.4. Rata-rata Geometrik ... III-14

3.5. Normalisasi ... III-16

3.6. Data Envelopment Analysis (DEA) ... III-17

3.6.1. Decision Making Unit (DMU) ... III-18

3.6.2. Konsep Dasar DEA ... III-18

3.6.3. Model CCR (Charnes-Cooper-Rhodes) ... III-21

3.6.4. Makna Bobot Optimal ... III-23

3.7. Program LINDO ... III-24

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2. Jenis Penelitian ... IV-1

4.3. Objek Penelitian ... IV-1

4.4. Variabel Penelitian ... IV-2

4.5. Pengumpulan Data ... IV-2

(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

4.7. Metode Pengolahan Data ... IV-4

4.8. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-4

4.9. Kesimpulan dan Saran... IV-5

V PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Hasil Pengumpulan Data Pemasok Pulp Serat Panjang ... V-1

5.1.2. Hasil Pengumpulan Data Pemasok Pulp Serat Pendek ... V-9

5.2. Pengolahan Data ... V-17

5.2.1. Pengolahan Data Pemasok Pulp Serat Panjang ... V-17

5.2.2. Pengolahan Data Pemasok Pulp Serat Pendek ... V-38

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... V-1

6.1. Analisis Pemasok Pulp Serat Panjang ... V-1

6.2. Analisis Pemasok Pulp Serat Pendek ... V-3

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... V-1

7.1. Analisis Pemasok Pulp Serat Panjang ... V-1

(13)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

L1. Kuesioner Penilaian Tingkat Kepuasan Terhadap Kinerja Pemasok

L2. Hasil Pengolahan LINDO Pemasok Pulp Serat Panjang Menggunakan Model

CCR

L3. Hasil Pengolahan LINDO Pemasok Pulp Serat Panjang Menggunakan Model

Super Efisiensi

L4. Hasil Pengolahan LINDO Pemasok Pulp Pendek Menggunakan Model CCR

L5. Hasil Pengolahan LINDO Pemasok Pulp Serat Pendek Model Menggunakan

Super Efisiensi

L6. Lembar Asistensi Tugas Akhir

L7. Surat Permohonan Rieset

L8. Surat Balasan Izin Riset Tugas Sarjana

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Data Order Bahan Tahun 2013 ... I-2

2.1. Jam Kerja Regular ... II-5

2.2. Jam Kerja Shift ... II-5

2.3. Supplier Pulp Serat Panjang ... II-9

2.4. Supplier Pulp Serat Pendek ... II-10

2.5. Jenis Calcium Carbonate ... II-11

2.6. Jenis-jenis Cationic Retention Aid ... II-12

2.7. Jenis-jenis Anti Foam ... II-12

2.8. Jenis Biocide ... II-13

2.9. Jenis Citric Acid ... II-13

2.10. Jenis Potassium Hydroxide ... II-14

2.11. Jenis-jenis Coagulant ... II-14

2.12. Perbedaan Kertas Biasa dengan Kertas Rokok ... II-17

5.1. Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Penilaian Kinerja Supplier

Pulp Serat Panjang ... V-2

5.2. Data Pemenuhan Jumlah Pesanan Pulp Serat Panjang Januari –

Desember 2013 ... V-3

5.3. Data Harga Pembelian Pulp Serat Panjang Bulan Januari – Desember

(15)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.4. Data Pemenuhan Due Date Pulp Serat Panjang Bulan Januari –

Desember 2013 ... V-6

5.5. Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Penilaian Kinerja Supplier

Serat Pendek ... V-10

5.6. Data Pemenuhan Jumlah Pesanan Pulp Serat Pendek Januari –

Desember 2013 ... V-11

5.7. Data Harga Pembelian Pulp Serat Pendek Bulan Januari – Desember

2013 ... V-13

5.8. Data Pemenuhan Due Date Pulp Serat Pendek Bulan Januari –

Desember 2013 ... V-14

5.9. Nilai Triangular Fuzzy Number ... V-19

5.10. Hasil Transformasi Jawaban Kuesioner untuk Keseluruhan

Responden Pada Supplier Pulp Serat Panjang ... V-20

5.11. Hasil Perhitungan Rata-rata Geometrik (G) Seluruh Supplier Pulp

Serat Panjang. ... V-24

5.12. Hasil Perhitungan Deffuzifikasi Seluruh Supplier Pulp Serat Panjang ... V-27

5.13. Normalisasi Bobot Seluruh Supplier Pulp Serat Panjang ... V-28

5.14. Hasil Penentuan Bobot Agregasi Supplier Pulp Serat Panjang ... V-30

5.15. Data yang Digunakan untuk Fungsi Kendala pada DMU 1 Supplier

(16)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.16. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Kinerja Relatif Supplier Pulp Serat

Panjang ... V-36

5.17. Hasil Perhitungan Super Efisiensi Supplier Pulp Serat Panjang

dengan Software LINDO ... V-37

5.18. Rekapitulasi Transformasi Jawaban Responden menjadi Triangular

Fuzzy Number, Perhitungan Rata-rata Geometrik, Defuzzifikasi dan

Normalisasi dari Data Supplier Pulp Serat Pendek ... V-38

5.19. Hasil Penentuan Bobot Agregasi Supplier Pulp Serat Pendek ... V-42

5.20. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Kinerja Relatif Supplier Pulp Serat

Pendek ... V-44

5.21. Hasil Perhitungan Super Efisiensi Supplier Pulp Serat Pendek dengan

Software LINDO ... V-44

6.1. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Kinerja Relatif Supplier Pulp Serat

Panjang ... VI-1

6.2. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Kinerja Relatif Supplier Pulp Serat

(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.3. Blok Diagram Pembuatan Kertas Rokok ... II-26

3.1 Proses – Proses Kunci Terkait Fungsi Pengadaan ... III-6

3.2. Triangular Fuzzy Number M = (a,b,c) ... III-11

3.3. Fuzzy Set dari M1 = “mendekati 1” sampai M9 = “mendekati 9” ... III-12

3.4. Proses Deffuzyfikasi ... III-13

4.1. Kerangka Berpikir ... IV-3

4.2. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian ... IV-6

5.1. Pembagian Skala Kuesioner ... V-17

5.2. Pembentukan Triangular Fuzzy Number ... V-18

5.3. Input Data pada Software LINDO ... V-34

5.4. Optimizer Output dalam Software LINDO ... V-34

(18)

ABSTRAK

Evaluasi kinerja supplier dengan pengukuran kinerja merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengoptimalkan biaya dan waktu produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja supplier dan menentukan supplier terbaik dengan cara menghitung nilai efisiensi beberapa supplier berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan di PT PPM dengan mengambil objek supplier bahan baku pulp serat panjang dan pulp serat pendek. Penelitian ini menggunakan tiga kriteria dan data yang digunakan adalah data priode Januari – Desember 2013. Pengukuran kinerja supplier menggunakan metode Fuzzy Data Envelopment Analysis (DEA). Metode Fuzzy digunakan untuk melakukan penilaian secara linguistik sehingga didapatkan bobot kriteria masing-masing supplier, sedangkan untuk penilaian efisiensi digunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Dari hasil pengolahan dan analisis data disimpulkan bahwa supplier yang efisien untuk pulp serat panjang adalah Eldorado Pulp – Brazil dan Suzano Pulp - Eropa. Dari kedua supplier tersebut, Suzano Pulp – Eropa merupakan supplier terbaik karena memiliki nilai super efisiensi paling tinggi yaitu 1.000076. Supplier pulp serat panjang yang tidak efisien adalah NBKP Caribo – Canada (0.2263373), NBKP Harmac – Canada (0.4656111), Fax Pulp – Afrika Selatan (0.5409018), Abaca Pulp – Filipina (0.6952288). Pada supplier pulp serat pendek, terdapat dua supplier yang efisien yaitu: Softwood Pulp - Canada, Sodra Softwood Pulp – Swedia. Kedua supplier yang efsisien memiliki nilai super efisiensi yang sama sehingga keduanya merupakan supplier terbaik (1.000000). Supplier serat pendek yang tidak efisien adalah LBKP Baycell - Chilli (0.4959172), LBKP Santa Fc - Perancis (0.6834320), LBKP Santa Fc - USA (0.7217676), LBKP Aracruz - Brazil (0.6834320).

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perkembangan dunia industri sangat pesat. ASEAN Free

Trade Area (AFTA) merupakan salah satu hal nyata dalam perkembangan dunia

industri. Perkembangan tersebut membuat persaingan antar perusahaan menjadi

sangat ketat. Persaingan yang ketat menuntut perusahaan untuk terus berkembang

dan memberikan pelayanan yang terbaik.

Perusahaan menggunakan berbagai metode untuk meningkatkan

kepercayaan konsumen. Konsumen mengharapkan pelayanan yang cepat, kualitas

yang baik, dan pengiriman tepat waktu. Pengendalian rantai suplai merupakan hal

penting yang harus diperhatikan dalam pencapaian tujuan tersebut.

Rantai pasok merupakan suatu jaringan kompleks yang terdiri dari

seluruh tahap misalnya, pemesanan, pembelian, pengendalian persediaan,

manufaktur dan distribusi, yang terlibat dalam produksi dan penyampaian produk.

Seluruh rantai menghubungkan pelanggan, manufaktur dan supplier, yang dimulai

dengan penyiapan bahan baku atau komponen oleh supplier, dan berakhir dengan

penggunaan produk oleh pelanggan (Ting dan Cho, 2008).

Bahan baku merupakan bahan dasar yang digunakan dalam proses

produksi. Supplier merupakan bagian penting dalam rantai suplai suatu

perusahaan yang menyediakan bahan baku berkualitas. Ketergantungan pada

(20)

sama dengan supplier-nya. Pemantauan dan pengukuran kinerja keseluruhan

supplier menjadi sangat penting. Menurut Pujawan dan Mahendrawathi (2010),

kinerja supplier perlu dipantau secara terus menerus. Pemantauan dan pengukuran

kinerja supplier dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan perlu tidaknya

mencari supplier alternatif.

PT Pusaka Prima Mandiri (PPM) merupakan industri manufaktur di

bidang pembuatan kertas. PT PPM selalu mengalamai masalah dalam pengadaan

bahan baku seperti ketidakmampuan supplier memenuhi jumlah order atau

keterlambatan kedatangan bahan seperti dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Data Order Bahan Tahun 2013

Bulan

OrderPulp Serat Panjang OrderPulp Serat Pendek Kuantitas

Kekurangan dan keterlambatan bahan dapat berakibat pada terganggunya jadwal

produksi sehingga berakibat pada terlambatnya pemenuhan jumlah order

(21)

penalti atau pun penurunan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan sehingga

perlu dilakukan penelitian.

Dalam hal ini perlu dilakukan pengukuran kinerja supplier. Metode yang

dipandang tepat untuk menyelesaikan masalah ini adalah Fuzzy dan Data

Envelopment Analysis (DEA). Alasan menggunakan pendekatan Fuzzy DEA

karena metode Fuzzy mampu melakukan penilaian secara linguistik sehingga

didapatkan nilai bobot kriteria tiap supplier, sedangkan untuk penilaian efisiensi

supplier digunakan metode DEA. Model DEA digunakan karena dapat mengatasi

dua permasalahan yaitu multi pengukuran kinerja anggota rantai dan konflik antar

anggota dengan respek pengukuran yang rinci (Liang Liang et al, 2006). Model

DEA juga memberikan solusi pemecahan masalah terbaik karena mampu

mengidentifikasi unit rantai suplai yang tidak efisien untuk meningkatkan kinerja

perusahaan (Feng Yang et al, 2011).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan informasi di atas diketahui bahwa masalah yang dihadapi PT

PPM adalah masalah pengadaan bahan baku seperti ketidakmampuan supplier

memenuhi jumlah permintaan dan keterlambatan kedatangan order bahan yang

berakibat terkendalanya jadwal produksi dan keterlambatan pemenuhan pesanan

konsumen. Maka harus dilakukan evaluasi kinerja supplier yang ada di

(22)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu:

1. Mengukur kinerja relatif supplier bahan baku berdasarkan faktor-faktor yang

mempengaruhi penilaian kinerja.

2. Mengetahui supplier bahan baku yang memiliki kinerja terbaik.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam memecahkan

masalah yang berhubungan dengan rantai suplai yang diperoleh selama

perkuliahan sebelum masuk ke dunia kerja serta mengaplikasikan teori dalam

dunia nyata.

2. Memberikan masukan dan usulan dalam melakukan evaluasi kinerja supplier

bahan baku di PT PPM.

3. Sebagai salah satu alternatif untuk membantu melakukan evaluasi kinerja

supplier bahan baku di PT PPM.

4. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam melakukan perngambilan

keputusan yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan di masa yang akan

datang.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

(23)

2. Responden yang digunakan adalah para manajemen tingkat menengah sampai

atas di PT PPM serta dianggap berpengalaman dan mampu memberikan

penilaian.

3. Data yang digunakan adalah data pada Januari 2013 sampai dengan

Desember 2013.

4. Metode yang digunakan adalah metode Fuzzy dan DEA dengan Model CCR

(Charnes-Cooper-Rhodes).

5. Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel dari Dickson’s vendor

selection criteria (1966).

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tidak ada penambahan atau pengurangan supplier selama penelitian.

2. Kondisi lingkungan kerja dan keadaan peralatan baik.

3. Tidak ada pengaruh gejolak ekonomi terhadap rantai suplai.

4. Responden memberikan penilaian tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini sebagai

berikut :

BAB I Pendahuluan menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan

(24)

BAB II Gambaran Umum Perusahaan menguraikan tentang sejarah perusahaan, gambaran umum perusahaan, struktur organisasi,

organisasi dan manajemen, teknologi serta proses produksi.

BAB III Landasan Teori menyajikan dasar teori dan metode yang digunakan sebagai dasar dan kelengkapan untuk memecahkan masalah dalam

penelitian. Adapun teori yang dibahas dalam penelitian ini adalah

Konsep Pembelian, Seleksi dan Evaluasi Supplier, Logika Fuzzy,

Data Envelopment Analysis (DEA) dan LINDO.

BAB IV Metodologi Penelitian, mengemukakan tahap-tahap untuk pengukuran kinerja relatif supplier bahan baku perusahaan yang

dimulai dari persiapan penelitian, pengambilan data, pengolahan

data, analisis pemecahan masalah hingga kesimpulan dan saran yang

ditulis secara ringkas.

BAB V Pengumpulan dan Pengolahan Data membahas tentang data-data yang dibutuhkan baik data primer maupun data sekunder. Data yang

sudah dikumpulkan diolah menggunakan metode Fuzzy DEA.

BAB VI Analisis Pemecahan Masalah menganalisis hasil dari pengolahan data dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk mengetahui

kinerja supplier.

BAB VII Kesimpulan dan Saran menguraikan tentang pokok-pokok hasil penelitian dan uraian singkat hasil Analisis yang dilakukan, serta

(25)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT Delitua Paper Mild merupakan perusahaan yang memproduksi kertas

rokok. PT Delitua Paper Mild mengalami likuidasi dengan SPP Presiden

No. 441/I/PMA/1983, 31 Desember 1983 dan akte pendirian 31 Desember 1983

No. 427, 24 Februari 1984 Notaris Ridwan Suselo, Jakarta. Likuidasi tersebut

menyebabkan terjadinya penjualan saham perusahaan.

Pada bulan Desember 1983, PT Delitua Paper Mild dibeli oleh dua

perusahaan dalam negeri dan satu perusahaan luar negeri. Perusahaan yang

membeli saham tersebut adalah:

Perusahaan dalam negeri yang terdiri dari:

1. PT Sarida Perkasa, yang memiliki saham sebesar 45%.

2. PT Duta Mendut, yang memiliki saham sebesar 5%.

Perusahaan luar negeri yaitu:

3. Kimberly Clark Corp., yang memiliki saham sebesar 50%.

Perusahaan tersebut membuat akte resmi untuk menjalankan aktivitas

usaha. Akte yang dibuat oleh notaris untuk perusahaan tersebut adalah akte

pendirian No. 427 tertanggal 24 Februari 1984. Mulai tahun 1984 perusahaan ini

bernama PT Kimsari Paper Indonesia Medan dengan status perusahaan adalah

(26)

PT Kimsari bekerja sama dengan Papeteries de Mauduit (PDM) yang

merupakan anak perusahaan Schweiter-Mauduit di Perancis. Paperties de Mauduit

terlibat dalam desain dan konstruksi pabrik pada pertengahan tahun 1980-an dan

kemudian memberikan bantuan teknis serta lisensi kepada PT Kimsari Paper

Indonesia untuk menggunakan merek dagang PDM dalam memasarkan produk di

Indonesia. Pada tanggal 24 Oktober 2003, perusahaan Perancis

Scheweitzer-Mauduit International mengakuisisi PT Kimsari Paper Indonesia Medan dengan

kepemilikan saham sebesar 100%. Sejak saat itu PT Kimsari Paper Indonesia

berganti nama menjadi PT PDM Indonesia.

Pada Tahun 2013 tepatnya tanggal 18 April 2013, PT PDM Indonesia

berubah nama menjadi PT Pusaka Prima Mandiri yang disahkan didepan Notaris

Wesley Tanudjaya, S.H., dalam Akta No. 2 Tahun 2013. Perubahan nama itu

terjadi karena seluruh saham asing milik Schweitzer Mauduit France SAS secara

resmi telah dibeli oleh pemegang saham Indonesia, maka Status PMA kini telah

berubah menjadi PMDN.

Produk PT Pusaka Prima Mandiri mencakup kertas rokok dan plug wrap

konvensional untuk industri rokok. Saat ini penjualan produk PT Pusaka Prima

Mandiri sebagian besar dipasarkan di Indonesia dan selebihnya untuk pasar luar

(27)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT PPM bergerak dalam bidang industri pembuatan kertas rokok

(cigarette paper). Kertas rokok tersebut diproduksi dalam dua bentuk yaitu

gulungan (bobbin) dan lembaran (ream). Ukuran produk tersebut yaitu :

1. Bobbin

Bobbin memiliki lebar 24-29 mm dan panjang 5500-6000 cm.

2. Ream

Ream memiliki lebar 51 cm dan panjang 76-83 cm. Ream memiliki jumlah

500 lembar.

Produk yang dihasilkan dipasarkan ke pabrik-pabrik rokok yang ada di

Sumatera Utara dan Pulau Jawa serta luar negeri.

2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah sistem pembagian kerja, pembatasan tugas,

tanggung jawab, dan wewenang serta menetapkan hubungan antar unsur

organisasi. Tujuannya adalah meningkatkan kerja sama dalam mencapai tujuan

perusahaan.

Struktur organisasi yang digunakan di PT PPM adalah struktur organisasi

garis dan fungsional. Struktur organisasi garis dan fungsional merupakan

perpaduan antara organisasi garis dan organisasi fungsional. Gambaran struktur

(28)

General Manager

(29)

2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

Jumlah tenaga kerja yang ada di PT PPM adalah sebanyak 201 orang

yang terdiri atas 178 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Tenaga kerja ini

dapat digolongkan atas staf dan karyawan. Golongan staf adalah pekerja pada

tingkat direktur, manajer, kepala bagian, dan pekerja yang tidak bekerja pada

bagian produksi. Sedangkan golongan karyawan adalah pekerja yang bekerja pada

bagian produksi termasuk satpam.

Staf bekerja pada hari Senin sampai dengan Jumat dan jumlah jam kerja

adalah tujuh jam kerja dalam satu hari. Jadwal kerja golongan staf dapat dilihat

pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jam Kerja Regular

Hari Waktu Kerja Istirahat

Senin - Jumat 08.00 – 17.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB

Sabtu - Minggu Libur

Sumber : PT PPM

Untuk karyawan, jadwal kerja dibagi atas tiga shift. Waktu kerja shift

berjalan setiap hari. Jadwal jam kerja shift dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam Kerja Shift

Shift Waktu Kerja Istirahat

I 06.00 – 14.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB

II 14.00 – 23.00 WIB 18.00 – 19.00 WIB

III 23.00 – 06.00 WIB 02.00 – 03.00 WIB

(30)

2.3.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

PT PPM memiliki tiga sistem pengupahan, yaitu:

1. Upah Bulanan

Upah bulanan diberikan kepada karyawan tetap. Besarnya upah yang

diberikan berdasarkan kebijakan pemerintah. Karyawan tetap yang bekerja

pada perusahaan ini berjumlah 186 orang yang terdiri dari manajer, kepala

bagian, dan supervisor.

2. Upah Borongan

Upah borongan diberikan kepada karyawan yang bekerja pada masa tertentu.

Besarnya upah yang diberikan disesuaikan dengan perjanjian antara

perusahaan dengan karyawan tersebut. Karyawan yang bekerja pada bagian

ini ada 8 orang termasuk supir yang bertugas mengirim hasil produksi ke

pabrik rokok yang ada di Sumatera maupun Pulau Jawa.

3. Upah Harian

Upah harian diberikan kepada karyawan harian lepas dan pembayarannya

dilakukan per hari. Karyawan lepas ini berjumlah 7 orang, yang terdiri atas

cleaning service atau helper.

PT PPM memiliki sistem laporan penilaian karyawan yang digunakan

untuk menentukan prestasi kerja serta kenaikan gaji atau upah terhadap karyawan.

Sistem laporan penilaian tersebut antara lain:

1. Kualitas kerja

Karyawan mampu melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur kerja yang ada

(31)

2. Kuantitas kerja

Karyawan mampu melaksanakan pekerjaannya lebih banyak dari rata-rata

yang biasa dilakukan pekerja lainnya.

3. Pengetahuan kerja

Karyawan mampu menguasai detail pekerjaannya dengan baik.

4. Kepatuhan kerja

Karyawan melaksanakan pekerjaannya tepat waktu sesuai instruksi atasan.

5. Kerjasama

Karyawan dapat bekerjasama dan membina hubungan baik dengan rekan

kerja, sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif.

6. Inisiatif

Karyawan mampu mengemukakan ide-ide dan saran yang membangun untuk

kebaikan perusahaan.

7. Loyalitas kepada perusahaan

Karyawan tersebut mampu menjaga nama baik perusahaan dengan sikap

teladan.

8. Kehadiran kerja

Karyawan selalu datang teratur sesuai dengan jadwal kerja.

9. Keselamatan kerja

Karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai prosedur dan peraturan

keselamatan kerja.

PT PPM juga menyediakan sarana kesejahteraan tenaga kerja, yaitu

(32)

1. Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek)

2. Jaminan kesehatan

3. Tunjangan hari raya

4. Tunjangan keluarga

2.4. Proses Produksi

Poses produksi merupakan proses transformasi bahan baku menjadi

produk jadi. Proses produksi akan menghasilkan perubahan fisik seperti bentuk

dan dimensi, maupun non fisik seperti sifat.

Perusahaan selalu berusaha meningkatkan produktivitas. Hal tersebut

dapat dipenuhi dengan pemahaman proses produksi. Pemahaman proses produksi

akan mempermudah perusahaan menganalisis kinerja perusahaan dan dapat

melakukan perbaikan sistem kerja. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan

proses produksi yaitu bahan dan tahapan proses produksi.

2.4.1. Bahan

Bahan yang digunakan untuk memproduksi kertas rokok harus

memenuhi syarat utama yaitu bersertifikat food grade (aman untuk makanan) dan

tidak mengandung bahan berbahaya (non hazardous material). Bahan yang

digunakan untuk memproduksi kertas rokok terdiri dari bahan baku, bahan

(33)

2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan

produk. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi di PT PPM adalah:

1. Pulp Serat Panjang (Needle Bleached Kraft Pulp)

Pulp serat panjang berfungsi sebagai struktur kerangka dasar. Hal ini

bertujuan untuk meningkatkan kekuatan kertas dalam keadaan basah (wet

strenght) dan membuat kertas tidak mudah robek (runability). Serat NBKP masih

panjang dan harus dihaluskan melalui proses penggilingan. PT PPM memiliki

kerja sama dengan beberapa supplier pulp serat panjang untuk memenuhi

kebutuhan pulp serat panjang. Supplier-supplier tersebut dapat dilihat pada

Tabel 2.3.

Tabel 2.3. SupplierPulp Serat Panjang

Nama Jenis Negara Asal Dipakai (aplikasi)

NBKP Caribo Serat Panjang Canada Hydra Pulper NBKP Harmac Serat Panjang Canada Hydra Pulper Fax Pulp Serat Panjang Afrika Selatan Hydra Pulper Abaca Pulp Serat Panjang Filipina Hydra Pulper Baycel Eucalyptus

Kraft Pulp Serat Panjang Afrika Selatan Hydra Pulper Eldorado Pulp Serat Panjang Brazil Hydra Pulper Suzano Pulp Serat Panjang Eropa Hydra Pulper

Sumber: PT PPM

2. Pulp Serat Pendek (Leaf Bleached Kraft Pulp)

Pulp serat pendek digunakan untuk membentuk susunan kertas agar

menjadi seragam (sheet uniformity) dan mengisi rongga-rongga. Serat LBKP tidak

perlu dihaluskan lagi karena penghalusan akan menghancurkan serat LBKP.

(34)

memenuhi kebutuhan pulp serat pendek. Supplier-supplier tersebut dapat dilihat

pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. SupplierPulp Serat Pendek

Nama Jenis Negara Asal Dipakai (aplikasi)

LBKP Baycell Serat Pendek Chilli Hydra Pulper LBKP Santa Fc Serat Pendek Perancis Hydra Pulper LBKP Aracruz Serat Pendek USA Hydra Pulper LBKP Aracruz Serat Pendek Brazil Hydra Pulper Caribo Softwood Pulp Serat Pendek Canada Hydra Pulper Sodra Softwood Pulp Serat Pendek Swedia Hydra Pulper

Sumber: PT PPM

3. Scrap Kertas (Broke)

Broke merupakan kertas hasil produksi paper machine yang tidak layak

dijual karena kecacatan, ketidaksesuaian dengan standar yang ditetapkan

konsumen, dan sisi kertas yang terbuang ketika dilakukan pemotongan.

Broke dapat digunakan kembali untuk mengurangi biaya pembelian

bahan baku. Broke yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Wet Broke

Wet broke adalah kertas yang belum memasuki proses pengeringan atau

berasal dari sisiran pada saat proses penekanan.

b. Dry Broke

Dry broke adalah broke yang telah kering atau telah memasuki proses

(35)

2.4.1.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang dibutuhkan untuk membantu proses

produksi. Bahan penolong berfungsi membantu proses produksi agar dapat

berjalan dengan semestinya. Jumlah bahan penolong lebih kecil dibandingkan

bahan baku. Bahan penolong yang digunakan di PT PPM adalah sebagai berikut:

1. Precipitated Calcium Carbonate

Precipitated calcium carbonate memiliki struktur calcite dan partikelnya

berukuran 1,0 ± 0,2 µm. Bahan ini berfungsi:

a. Menghasilkan struktur atau susunan kertas yang lebih baik.

b. Meningkatkan tekstur agar permukaannya lebih halus dan konsentrasinya

lebih seragam.

c. Meningkatkan daya tahan terhadap sinar pada kertas.

d. Membuat hasil cetakan menjadi lebih baik.

Jenis-jenis calcium carbonate yang digunakan dapat dilihat pada

Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Jenis CalciumCarbonate

Nama Jenis Negara /Daerah Asal Aplikasi

PC 700 Tepung CaCO3 Jepang Dissolving Tank

Precarb 100 Tepung CaCO3 Malaysia Dissolving Tank

LA 100 Tepung CaCO3 Yogyakarta Dissolving Tank Sumber: PT PPM

2. Cationic Retention Aid (CRA)

Cationic Retention Aid (CRA) berfungsi mengikat partikel buburan

(36)

menambah kekuatan kertas pada waktu basah maupun kering dan mengurangi

lose pada wire. Jenis-jenis CRA yang dipakai adapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Jenis-jenis CationicRetention Aid

Nama Jenis Negara/Daerah Asal Dipakai (Aplikasi)

Meyproid Gum Arabicum Perancis Hydra Pulper 4200 Gum Arabicum Perancis, Korea Hydra Pulper Polygal

Redibond Modifikasi Kanji Jakarta Forming Raysamil

T150 Modifikasi Kanji Lampung Forming

Sumber: PT PPM

3. Anti foam (Deformer)

Anti foam merupakan polimer berbahan dasar water base yang digunakan

untuk mencegah buih-buih masuk kedalam kertas. Jenis-jenis anti foam yang

dipakai dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7. Jenis-jenis Anti foam

Nama Jenis Negara/Daerah Asal Dipakai (aplikasi)

Bevaloid 5631 Anti Busa Perancis Mixing Nopco ENA-475 Anti Busa Tanggerang Mixing

Afranil Anti Busa Tanggerang Mixing

Sumber: PT PPM

4. Pencegah Bakteri (Biocide)

Biocide digunakan sebagai pembunuh bakteri penggumpalan (slim pot).

Bakteri ini dapat menyebabkan penggumpalan pada proses pembuatan kertas.

(37)

Tabel 2.8. Jenis Biocide

Nama Jenis Negara/Daerah Asal Dipakai (aplikasi)

Natrium Hypochlorite

Biocide,

Anti Bakteri Medan Forming

Sumber: PT PPM

5. Citric Acid Anhydrous (C6H8O7)

Citric acid anhydrous atau asam sitrat tanpa senyawa air digunakan

sebagai zat pembakar pada kertas yang akan dinetralkan dengan Potassium

Hidoxide (KOH). Jenis citric acid anhydrous yang digunakan dapat dilihat pada

Tabel 2.9.

Tabel 2.9. Jenis CitricAcid

Nama Jenis Daerah Asal Dipakai (aplikasi)

Citric Acid C6H8O7

Zat pembakar Lampung Size Press

Sumber: PT PPM

6. Potassium Hydroxide (KOH)

Digunakan untuk menetralisir citric acid sebelum masuk ke proses

selanjutnya. Jenisnya KOH yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.10

Tabel 2.10. Jenis Potassium Hydroxide

Nama Jenis Negara Asal Dipakai (aplikasi)

Potassium

Hydroxide (KOH)

Penetralisir Citric Acid Anhidrous

India, Korea Cooking Tank

(38)

7. Bahan Penggumpal (Coagulant)

Bahan penggumpal digunakan untuk meningkatkan ikatan kotoran

berpartikel kecil. Jenis-jenis coagulant yang digunakan dapat dilihat pada

Tabel 2.11.

Tabel 2.11. Jenis-jenis Coagulant

Nama Jenis Negara/Daerah Asal Dipakai (aplikasi)

Poly Aluminium Chloride (PAC)

Penggumpal (coagulant) Air sungai

Korea, India, Jepang Watertreatment

PAC Kymene Penggumpal

white water Korea Clarifier

Nalco 1452 Penggumpal

white water Jakarta Clarifier

Sumber: PT PPM

8. Air

Air di dalam proses produksi digunakan sebagai media dan pelarut.

2.4.1.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi

dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk

akhir. Bahan tambahan yang digunakan PT PPM adalah:

1. Kertas Pembungkus

Kegunaan kertas pembungkus adalah untuk membungkus kertas rokok dalam

(39)

2. Core

Core adalah inti dari gulungan kertas yang digunakan sebagai inti gulungan

kertas selama proses penggulungan di paper machine maupun di bagian

finishing.

3. Kotak Karton

Kotak karton digunakan untuk mengepak hasil produksi.

4. Label

Label digunakan sebagai pengenal perusahaan yang ditempel pada

pembungkus produk.

2.4.2. Pengendalian Mutu Produk

Ada tiga kriteria mutu produk yang harus diperhatian, yaitu:

1. Kertas tidak mudah putus pada proses pembuatan dengan kecepatan tinggi.

2. Kertas berwarna putih dan bebas dari kotoran.

3. Pembakarannya, seperti asap, abu dan rasa.

Mutu bahan baku yang masuk akan diuji oleh oleh departemen quality

control yang dibagi pada 2 kategori penting, yaitu eksternal dan internal. Kontrol

eksternal berfungsi:

1. Sebagai pertimbangan kebutuhan konsumen, yaitu pemenuhan spesifikasi

yang diberikan oleh konsumen.

2. Membina hubungan baik dengan konsumen dengan cara menerima keluhan

(40)

3. Meningkatkan kepuasan konsumen dengan cara memenuhi secara tepat segala

kualifikasi yang ditargetkan oleh konsumen.

Proses kontrol eksternal biasanya dilakukan dengan mendatangi konsumen secara

langsung, mendengarkan saran atau keluhan dari pelanggan. Kegiatan kontrol

eksternal biasanya dilakukan 2 kali dalam sebulan. Masalah yang biasa

dikeluhkan konsumen adalah packaging (pengepakan), dan basis weight (berat

kertas). Kontrol internal dilakukan untuk mengontrol mutu produk yang

diproduksi sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan kontrol internal dapat dibagi ke

dalam 2 jenis tindakan, yaitu :

1. Dynamic control yang meliputi departemen slitter (bobbin). Pada departemen

ini akan diadakan pengambilan sampel, petunjuk dan analisis. Dynamic

control selalu memberikan petunjuk apakah kecepatan pada slitting machines

sama atau tidak.

2. Static control yang meliputi pengujian sifat-sifat kertas saat sampel diambil.

Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam kontrol internal adalah:

1. Basic weight adalah berat kertas yang merupakan satu unsur kertas rokok yang

terpenting. Bila basic weight berubah maka semua parameter yang lain akan

berubah. Basic weight ditentukan dalam satuan gr/m3.

2. Tensile strenght adalah ukuran daya tahan tarikan maksimum pada kertas.

Bagian quality control memeriksa kesesuaian produk dengan range yang telah

ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan akan dilakukan pengujian kembali

(41)

3. Porosity adalah pengukuran aliran udara melalui kertas sample 20 cm2 dengan

perbedaan tekanan 10 cmH2O. Sangat penting untuk membedakan antara

penembusan udara pada pori-porinya dengan penembusan udara pada lubang-

lubang besar akibat kesalahan proses (satuan cm2H2O).

4. Filler berfungsi untuk mengukur banyaknya CaCO3 yang perlu ditambahkan

pada kertas untuk meningkatkan nilai opacity atau porosity (satuan %.In

Paper).

5. Opacity berfungsi untuk mengukur daya tembus cahaya pada (satuan %).

6. Brightness adalah pengukuran keputihan kertas (satuan %).

7. Formation adalah pemeriksaan susunan serat kertas secara visual. Formation

yang jelek bukan berarti kertas memiliki kualitas yang jelek, tetapi yang

diperhatikan mudah atau tidaknya kertas putus saat dipotong di mesin slitter.

Ada beberapa perbedaan antara kertas biasa dengan kertas rokok.

Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12. Perbedaan Kertas Biasa dengan Kertas Rokok

Kertas Biasa Kertas Rokok

Basis weight +/- (70 gr/m2) Basis weight +/- (25 gr/m2) Porosity +/- (5-10 cm) Porosity +/- (2-2,5cm) Tensile > 5 KgF Tensile > 3 KgF TiO2 sebagai filler CaCO3 sebagai filler Sumber: PT PPM

2.4.3. Uraian Proses Produksi

Uraian proses produksi di PT PPM dapat diuraikan atas beberapa tahapan

yaitu tahap persiapan, tahap proses pembuatan kertas di Paper Machine, dan tahap

(42)

Blok diagram proses pembuatan kertas rokok dapat dilihat pada

Gambar 2.3.

2.4.3.1. Tahap Persiapan

Bahan baku yang akan diolah harus melalui tahap persiapan yang disebut

dengan stock preparation. Bahan yang digunakan ada tiga yaitu NBKP, LBKP,

dan kalsium karbonat (CaCO3).

1. Pengolahan NBKP

Bahan baku NBKP dimasukkan ke dalam hydra pulper dengan

menggunakan conveyor. Hydra pulper merupakan tangki pengurai serat-serat pulp

yang kemudian dicampur dengan white water sebagai pengencer. Hydra pulper

memiliki pisau yang berfungsi memotong lembaran pulp untuk memperoleh

konsentrasi 38-40 gr/ltr. Proses berlangsung secara batch setiap 10-20 menit.

Bahan baku ini digunakan sebanyak 1,5 bal untuk satu kali pelarutan.

Buburan NBKP hasil pengolahan dikirim ke wood dump chest sebagai

tempat penampungan sementara. Wood dump chest memiliki agiator (pengaduk)

yang berfungsi mencegah pengendapan.

Buburan NBKP kemudian dipompakan ke refiner. Refiner merupakan

suatu alat yang berfungsi untuk memotong dan memecahkan serat sehingga

serat-serat menjadi lebih halus. Buburan yang telah halus kemudian dikirim ke refiner

(43)

Penghancuran Bahan Baku

Pelarutan Bahan Baku

Penghalusan Bahan Baku

Pencampuran Bahan Baku

Pembersihan Bubur Kertas

Fourdriner

Pressing

Embossing

Pengeringan I

Pemberian Zat Kimia

Pengeringan II

Penggulungan Kertas

Pencetakan Logo

Pemotongan Kertas

Bentuk Ream Bentuk Bobbin

Packing

(44)

Gambar 2.3. Blok Diagram Pembuatan Kertas Rokok

2. Pengolahan LBKP

LBKP sekitar 1,5 bal dilarutkan dengan white water selama 10-20 menit.

Tujuannya adalah mendapatkan konsentrasi 38-40 gr/liter. Proses ini berlangsung

secara batch. Pelarutan LBKP dilakukan di hydra pulper dan bergantian dengan

NBKP. Setelah selesai, maka LBKP dipompa ke dalam storage chest, sebagai

tempat penampungan sementara. Larutan terus diaduk agar tidak mengendap.

3. Pengolahan Broke

Buburan broke yang diproses di stock preparation ini berasal dari dry

broke dan wet broke. Sebelum dimasukkan ke dalam mixing chest, dry broke

harus dihancurkan terlebih dahulu di shydra pulper. Tujuannya adalah membuat

konsentrasi sesuai dengan kebutuhan. Buburan broke kemudian dialirkan ke super

vibrator yang fungsinya hampir sama dengan refiner yaitu memecah gumpalan

serat.

Wet Broke memiliki aliran proses yang hampir sama dengan dry broke

tetapi tidak melalui super fiberator karena wet broke memiliki serat yang halus,

sehingga dapat langsung dialirkan ke broke chest.

4. Pengolahan Kalsium Karbonat

Kalsium karbonat dilarutkan di dissolving tank sesuai dengan kebutuhan.

Konsentrasi perbandingan dengan pelarut adalah 125 kg kalsium karbonat

(45)

konsentrasinya terjaga. Hasil larutan kalsium karbonat disaring dengan vibrating

screen dengan ukuran mesh 100.

5. Pencampuran NBKP, LBKP, Broke dan Kalsium Karbonat

Di mixing chest seluruh bahan baku NBKP, LBKP dan broke dicampur.

Konsentrasi pencampuran di mixing chest berbeda sesuai dengan grade kertas

rokok yang diinginkan konsumen. Contoh salah satu komponen grade adalah low

porosity dengan konsentrasi NBKP 25%, LBKP 35 % dan broke 40%.

Konsistensi yang diinginkan adalah sekitar 60 gr/liter. Pada saat pemompaan

dalam proses mixing akan timbul buih-buih, sehingga diperlukan bahan tambahan

seperti deformer untuk menghilangkan buih. Campuran ini dibuat sekitar 1:6

dengan air untuk kemudian dicampur terlebih dahulu di machine chest dan siap

dipakai pada paper machine. Buburan dipompakan ke stock master yang

digunakan untuk menjaga laju buburan pada machine tank.

Buburan yang keluar kemudian dialirkan ke centi cleaner. Tujuannya

adalah mengeluarkan kotoran yang memiliki berat jenis lebih besar. Prinsip

kerjanya adalah berdasarkan gaya sentrifugal melalui tiga cleaner yaitu :

a. Buburan yang telah diencerkan kembali dengan white water yang berasal dari

penyaringan dipompakan ke primary cleaner. Kemudian buburan yang baik

masuk ke constant level tank sedangkan reject masuk ke secondary cleaner.

Pada secondary cleaner akan dilakukan proses pengolahan. Buburan yang

baik masuk ke primary cleaner sedangkan reject masuk ke tertiary cleaner

(46)

b. Buburan yang baik dari primary cleaner diencerkan dalam constant level tank

dengan white water dari pembuangan di wire. Buburan yang baik langsung

dialirkan ke headbox, sedangkan yang reject masuk ke rotary screen.

c. Pada rotary screen dilakukan penyaringan, buburan yang baik masuk ke

constant level tank dan reject mengalir ke wet broke chest.

2.4.3.2. Tahap Proses Pembuatan Kertas di Paper Machine

Setelah melalui approach flow system, tahap selanjutnya adalah

pembuatan lembaran kertas yang berawal dari head box. Sistem yang dipakai

adalah sistem close head box yang merupakan head box bertekanan. Fungsinya

adalah menjaga kestabilan turbulensi di dalam head box. Tujuan utama head box

adalah :

a. Mengeluarkan aliran yang seragam dari slice opening ke wire dengan sudut

dan kecepatan yang seharusnya.

b. Mengalirkan stock secara merata pada wire sesuai arah dan lebar mesin.

c. Menghasilkan turbulensi terkontrol untuk menghilangkan gumpalan fiber.

d. Mengatur grammatur kertas yang diproduksi.

Pengaturan slice, akan menghasilkan aliran stock yang konstan dan

hampir sama dengan kecepatan wire sehingga akan diperoleh kertas yang

memiliki formasi dan grammatur yang sama di tiap bagian.

Wire ini merupakan wire bersambung yang bergetar diantara dua roll

besar. Salah satu roll terletak di dekat headbox dan di ujung lainnya. Wire

(47)

rupa. Pada wire dilakukan pengurangan kadar air dengan memberikan tekanan

vakum 4-5 bar secara terkontrol sehingga tidak merusak bentuk lembaran kertas

basah (wet paper). Wire juga dibersihkan secara kontinu dengan sistem

penyemprotan sehingga wire tidak kotor dan selalu bersih.

Buburan di atas wire diayak dengan ukuran mesh 100 dan diatur agar

berat dasar kertas yang diperoleh sesuai. Berat dasar kertas pada pembuatan kertas

rokok ini merupakan elemen yang terpenting. Air yang keluar dari wire selama

pembentukan wet paper disebut white water dan biasanya ditampung di white

water pit atau silo. White water ini didaur ulang secara terus menerus dan dipakai

pada proses yang menggunakan air. Hal itu dilakukan karena dianggap lebih

ekonomis dibandingkan dengan penggunaan fresh water. Buburan kemudian

digiling lagi dengan dandy roll untuk menyeragamkan ukuran partikel. Setelah

proses tersebut selesai, maka buburan dibentuk menjadi lembaran. Hasil dari

dandy roll berupa lembaran di-press dengan tekanan 4-5 bar untuk mengeluarkan

air yang masih terkandung. Walaupun masih basah, lembaran tersebut sudah kuat

dan kemudian ditarik hingga kadar airnya menjadi 60% – 65%. Lembaran yang

masih basah dihisap oleh contact wire/vacum rube menuju proses press utama.

Lembaran tersebut ditarik lagi ke embossing dengan pemberian garis

horizontal (verge making) yang berada bagian bawah embossing. Penekanan

dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Setelah pemberian verge making, air residu

dari kertas dibuang lagi dengan cara evaporasi. Proses evaporasi ini berlangsung

(48)

Tekanan yang diberikan bervariasi tergantung dari jenis kertas rokok

yang akan diproduksi. Selanjutnya lembaran kertas yang kadar airnya telah

berkurang dikirim ke unit size press yang berfungsi untuk melapisi permukaan

kertas dengan chemical yang diberikan diantara dryer 10 dan dryer 11.

Setelah melewati size press, kadar air yang ada pada kertas akan

meningkat karena penambahan penambahan chemical sehingga harus dikeringkan

lagi di after dryer. Pengeringan ini melalui lima buah roll dengan peningkatan

suhu secara bertahap dari 50oC sampai dengan 100oC. Selanjutnya lembaran

kertas ini dikirim ke bagian on reel untuk digulung sesuai dengan permintaan

konsumen.

Kertas kering kemudian digulung hingga membentuk gulungan besar dan

disebut dengan gulungan jumbo. Panjang gulungan jumbo itu tidak sama

tergantung pada bentuk pada proses finishing. Gulungan jumbo yang digunakan

untuk repping machine memiliki panjang sekitar 27000m. Pada proses

penggulungan kertas menjadi gulungan jumbo, kualitas dari tiap hasil gulungan

diperiksa oleh bagian quality control.

Gulungan jumbo dari on reel kemudian dicetak polanya berupa logo

sesuai dengan permintaan konsumen. Hal ini terjadi karena tidak semua roll dari

paper machine yang melalui proses repping. Setelah gulungan selesai di repping,

maka gulungan dibawa lagi ke bagian roll slitter untuk dipotong menjadi roll

(49)

2.4.3.3. Tahap Finishing

Pada tahap ini, gulungan-gulungan kertas rokok dibagi menurut bentuk

kertas yang akan diproduksi. Kegiatan-kegiatan yang ada antara lain :

1. Ream Cutter

Gulungan-gulungan kecil dari roll slitter dipotong menjadi

lembaran-lembaran. Lembaran memiliki panjang 76-83 cm dan lebar 51 cm. Pada tahap ini

kertas masih diperiksa untuk yang terakhir kalinya. Pemeriksaan dilakukan pada

a. Proses Pemotongan

Pemeriksaan ini dilakukan pada proses pemotongan. Apabila hasil

pemotongan kasar, maka kertas akan dibuang dan menjadi broke.

b. Penampilan fisik

Penampilan fisik yang diperiksa adalah kebersihan, jika kertas kotor maka

kertas juga akan di buang dan menjadi broke.

c. Rectangular

Pemeriksaan ini dilakukan khusus pada ream, kertas dilipat dan diperiksa

kesimetrisannya. Apabila ketidaksimetrisan kertas melampaui batas yang

ditentukan, maka kertas menjadi broke.

2. Bobbin Slitter

Gulungan-gulungan dari slitter dipotong lagi pada bagian ini menjadi

bobbin-bobbin. Setiap bobbin mempunyai lebar 24-29 mm dan panjang

5500-6000 m. Pada tahap ini, kertas yang berbentuk bobbin masih diperiksa lagi untuk

(50)

a. Pemotongan

Pemeriksaan ini dilakukan pada hasil pemotongan oleh mesin. Apabila hasil

pemotongan kasar, maka kertas akan dibuang menjadi broke.

b. Penampilan fisik

Termasuk disini adalah kebersihan, jika ada bagian bobbin kotor maka kertas

juga akan di buang dan dijadikan broke.

c. Hasil penggulungan

Pemeriksaan ini khusus dilakukan pada bobbin. Bobbin yang sudah dipotong,

diperiksa gulungannya apakah rapi atau tidak. Jika ada bobbin yang kurang

rapi akan dikirim ke bagian bobbin reclaimer untuk digulung kembali.

2.4.3.4. Peralatan (Equipment)

Peralatan material handling digunakan untuk memindahkan material dari

suatu tempat ke tempat lain. Mesin dan peralatan material handling yang

digunakan adalah:

1. Forklift

Forklift ini digunakan untuk mengangkut gulungan jumbo ke daerah finishing

untuk dipotong pada mesin-mesin roll slitter. Forklift juga digunakan untuk

mengangkut barang jadi ke gudang barang jadi.

2. Hoist Crane

Crane ini digunakan untuk mengangkat gulungan jumbo ke daerah repping

machine. Operasi pemakaiannya dikendalikan dengan switch gantung dari

(51)

2.5. Utilitas

Sarana pendukung merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi

kelancaran proses produksi. Sarana pendukung yang ada di PT PPM terdiri dari

kebutuhan tenaga listrik, kebutuhan tenaga air, dan steam.

1. Kebutuhan tenaga listrik

Tenaga listrik dibutuhkan untuk menggerakkan motor listrik, pompa

compressor, mesin bubut, bor las, pendingin udara, lampu penerangan, dan

keperluan lainnya. Pemenuhan kebutuhan listrik ini diperoleh dari Perusahaan

Listrik Negara (PLN). Pemakaian listrik yang dipergunakan pada PT PPM

adalah 20 KV (1550 Kwh/metrik ton paper) dengan keperluan untuk boiler

900 lt/metrik ton paper dan kebutuhan air 1200 m3.

2. Kebutuhan Air

Air dibutuhkan untuk membantu proses produksi serta kebutuhan para

pegawai PT PPM. Air yang dipakai berasal dari air permukaan umum dan

PDAM Tirtanadi.

3. Boiler

Boiler berfungsi untuk menghasilkan energi panas yang diperlukan pada proses

produksi untuk mengeringkan lembaran-lembaran kertas dan memberikan

(52)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Konsep Pembelian1

Pembelian merupakan kegiatan menyeluruh yang berfokus pada

pengadaan material dan jasa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.

Dalam pandangan sempit, pembelian digambarkan sebagai proses membeli, dalam

arti luas pembelian didefinisikan sebagai proses pembelian yang diawali dengan

pengenalan kebutuhan, mencari dan menyeleksi supplier, negosiasi harga dan

kesepakatan penting lainnya, serta menindaklanjuti kepastian pengiriman.

Saat ini aktivitas pembelian semakin berkembang dan memerlukan

keahlian khusus. Sedikitnya diperlukan 3 macam keahlian untuk dapat melakukan

fungsi pembelian, yaitu business skill (keahlian dalam mengelola sebuah badan

usaha agar mendapat keuntungan), interpersonal skill (keahlian melakukan

pendekatan pribadi dengan pihak lain dalam upaya menciptakan kesamaan

pandangan dan kesepakatan suatu diskusi kerja) dan technical skill (keahlian

dalam memahami proses manufaktur serta spesifikasi material yang diperlukan).

3.1.1. Manajemen Pembelian

Rantai pasokan menerima perhatian yang besar karena di sebagian besar

perusahaan, pembelian merupakan kegiatan yang paling menghabiskan biaya.

Pembelian berarti perolehan barang atau jasa. Kegiatan pembelian adalah salah

1

(53)

satu tugas bagian pengadaan barang yang paling rutin dilakukan. Pembelian

memberikan peluang besar pengurangan biaya dan peningkatan margin kontribusi.

Tujuan utama dari pembelian material dan komponen menurut Gasperz, 2004

adalah :

1. Mempertahankan kontinuitas dari supplier agar sesuai dengan jadwal.

2. Memberikan material dan komponen yang memenuhi atau tingkat kualitas

yang ditetapkan kepada bagian produksi untuk diproses menjadi produk akhir

guna memenuhi permintaan dari pelanggan.

3. Memperoleh item-item yang dibutuhkan pada ongkos yang serendah mungkin

tetapi masih tetap konsisten dengan kubutuhan kualitas, waktu penyerahan,

dan performansi lainnya.

Sedangkan tujuan dari kegiatan pembelian menurut Render dan Heizer, 2001

adalah :

1. Membantu mengidentifikasi produk atau jasa yang dapat diperoleh secara

eksternal.

2. Mengembangkan, mengevaluasi, dan menentukan supplier, harga dan

pengiriman yang terbaik bagi barang atau jasa tersebut.

Strategi juga sangat dibutuhkan dalam melakukan pembelian. Strategi

pembelian sering dikaitkan dengan kemampuan perusahaan untuk mengendalikan

dan mengatur hubungan dengan suppliernya. Berikut ini beberapa strategi

pembelian yang mungkin dikembangkan oleh perusahaan (Render dan Heizer,

(54)

1. Banyak Supplier

Dengan strategi banyak supplier, supplier menanggapi permintaan dan

spesifikasi dari “permintaan untuk kutipan”, pesanan biasanya jatuh ke

penawar yang paling murah. Strategi ini memainkan antara supplier satu

dengan yang lainnya dan membebankan supplier untuk memenuhi

permintaan pembeli. Supplier secara agresif bersaing satu sama lainnya.

Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang dapat digunakan dengan strategi

ini, hubungan jangka panjang bukan merupakan tujuan. Pendekatan ini

membebankan tanggung jawab pada supplier agar mempertahankan

teknologi, keahlian, dan kemampuan ramalan yang diperlukan ditambah

dengan biaya, kualitas, dan kemampuan pengiriman.

2. Beberapa Supplier

Strategi dimana terdapat beberapa supplier yang mengimplikasikan

bahwa bukannya mencari atribut-atribut jangka pendek, pembeli lebih baik

membentuk hubungan jangka panjang yang baik dengan supplier.

Penggunaan hanya beberapa supplier dapat menciptakan nilai dengan

memungkinkan supplier mempunyai skala ekonomis dan kurva belajar yang

menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.

3. Integrasi Vertikal

Pembelian dapat diperluas menjadi bentuk integrasi vertikal. Integrasi

vertikal, artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa

(55)

distributor. Integrasi vertikal dapat mengambil bentuk integrasi ke belakang

atau ke depan.

Integrasi vertikal dapat menawarkan peluang-peluang strategis bagi para

manajer operasi. Untuk perusahaan-perusahaan yang analisis internalnya

menampakkan bahwa mereka mempunyai modal, kemampuan manajemen,

dan permintaan yang ada, integrasi vertikal dapat memberikan

kesempatan-kesempatan substansial dalam mengurangi biaya. Keuntungan-keuntungan

lainnya dalam pengurangan persediaan dan penjadwalan persediaan dapat

diperoleh perusahaan yang mengelola integrasi vertikal atau hubungan yang

erat dan saling menguntungkan dengan supplier. Integrasi vertikal dapat

menghasilkan pengurangan biaya, peningkatan kualitas, dan pengiriman

yang tepat waktu. Tambahan pula, integrasi vertikal terlihat baik bila pangsa

pasar organisasi besar atau bila keahlian menajemennya dapat

mengoperasikan penjual yang diakuisisi.

4. Jaringan Keiretsu

Banyak perusahaan manufaktur yang menemukan jalan tengah antara

membeli dari sedikit supplier dan integrasi vertikal. Perusahaan-perusahaan

manufaktur seringkali mendukung supplier secara finansial lewat

kepemilikan atau pinjaman. Supplier kemudian menjadi bagian dari koalisi

perusahaan yang dikenal dengan sebutan keiretsu. Anggota keiretsu

dipastikan akan mempunyai hubungan jangka panjang dan oleh sebab itu

diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian teknis, dan

(56)

keiretsu dapat juga beroperasi sebagai subkontraktor rantai dari

supplier-supplier yang lebih kecil.

5. Perusahaan Maya (Virtual)

Perusahaan maya mengandalkan berbagai hubungan supplier untuk

memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Perusahaan maya batasan

organisasinya tidak tetap dan bergerak sehingga mereka bisa menciptakan

perusahaan yang unik agar dapat memenuhi permintaan pasar yang

berubah-ubah. Hubungan yang ada dapat berjangka pendek ataupun berjangka

panjang, mitra sejati atau hanya pemberi kolaborasi, dan supplier atau

subkontraktor yang mampu. Keuntungan bentuk perusahaannya mencakup

keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang rendah,

fleksibilitas, dan kecepatan yang tujuannya adalah adalah keefisiensian.

3.1.2. Manajemen Hubungan dengan Supplier

Koordinasi antara perusahaan manufaktur dengan para supplier biasanya

merupakan hubungan yang sulit sekaligus penting dalam jaringan distribusi.

Supplier merupakan bagian eksternal perusahaan manufaktur. Hal ini

menyebabkan koordinasi menjadi tidak mudah, kecuali kerjasama dan pertukaran

informasi antara keduanya sudah terintegrasi. Kegagalan koordinasi dapat

menyebabkan keterlambatan yang berlebih, dan pada akhirnya berdampak pada

buruknya pelayanan konsumen. Akibatnya, persediaan barang yang didatangkan

dari supplier atau produk jadi pada perusahaan manufaktur dan distributor

menjadi terakumulasi. Pada akhirnya, total biaya dari kesuluruhan pasokan akan

(57)

Kebanyakan perusahaan manufaktur yang sukses telah mengembangkan

strategi pegelolaan pasokan (sourcing) dengan para suppliernya untuk

menghasilkan peluang keuntungan bersama. Aliansi strategis formal dengan

kesamaan tujuan, investasi, obligasi, dan kesalingpercayaan dibangun bersama-

sama. Dalam perspektif SCM, manajemen hubungan dengan supplier perlu

dijalankan secara terintegrasi dengan dua proses makro rantai pasokan yaitu

manajemen rantai pasokan internal dan manajemen hubungan dengan konsumen.

Dimensi keputusan dalam bingkai hubungan dengan supplier ini berkaitan erat

dengan fungsi pengadaan yang dijalankan perusahaan. Pengadaan menunjuk pada

seluruh rangkaian proses bisnis yang diperlukan untuk memperoleh barang

(material) atau jasa. Proses pengadaan meliputi seleksi supplier, desain kontrak,

kolaborasi desain produk, pengadaan barang atau jasa, dan evaluasi kinerja

supplier, sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Proses – Proses Kunci Terkait Fungsi Pengadaan

(Sumber : Chopra dan Meindl, 2001)

3.2. Seleksi dan Evaluasi Supplier

Selama lebih dari satu dekade terakhir ini, kebutuhan untuk memperoleh

daya saing global pada sisi pasokan meningkat pesat. Manajemen rantai pasokan

yang efektif dalam kondisi persaingan saat ini mendorong terjalinnya hubungan

strategis yang dekat dalam jangka panjang dengan lebih sedikit rekanan. Dalam

(58)

tuntutan kondisi yang demikian, proses seleksi supplier sangatlah penting bagi

kesuksesan organisasi perusahaan manufaktur apa pun.

Pemilihan supplier yang kompeten merupakan keputusan strategis

pertama yang menentukan kesuksesan implementasi manajemen rantai pasokan.

Seleksi supplier sangat disadari sebagai salah satu tanggung jawab terpenting

dalam fungsi manajemen pengadaan. supplier yang terkelola dengan baik dalam

suatu rantai pasokan akan memberikan efek jangka panjang terhadap daya saing

keseluruhan rantai pasokan itu sendiri dan dampak yang mendalam pada kepuasan

pelanggan. Pearson dan Ellram (1995) menyebutkan beberapa alasan mengapa

seleksi dan evaluasi supplier menjadi hal yang begitu penting, terutama

sehubungan dengan dampak yang diberikan oleh manajemen rantai pasokan,

sebagai berikut.

1. Tren reduksi basis pasokan dan hubungan jangka panjang dengan supplier.

Adopsi praktek just in time yang semakin meningkat dalam industri

manufaktur telah meningkatkan perhatian terhadap reduksi basis pasokan,

sehingga proses seleksi dan evaluasi supplier menjadi lebih penting. Reduksi

basis pasokan ini melibatkan komitmen jangka panjang dengan supplier, yang

pada gilirannya mendorong adanya sharing sumber daya karena adanya

interaksi yang lebih kuat antara pembeli dan supplier. Pada umumnya evaluasi

supplier dapat dijadikan alat untuk mengurangi variabilitas supplier dari sisi

Gambar

Tabel 2.6. Jenis-jenis Cationic Retention Aid
Tabel 2.9. Jenis Citric Acid
Gambar 3.1 Proses – Proses Kunci Terkait Fungsi Pengadaan
Gambar 3.2. Triangular Fuzzy Number M = (a,b,c)
+7

Referensi

Dokumen terkait