• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode AHP dan PROMETHEE dalam Pengukuran Kinerja Supplier TBS (Tandan Buah Segar) di PT. Multimas Nabati Asahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Metode AHP dan PROMETHEE dalam Pengukuran Kinerja Supplier TBS (Tandan Buah Segar) di PT. Multimas Nabati Asahan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu aspek fundamental dalam supply chain management adalah manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk menciptakan manajemen kinerja yang efektif diperlukan sistem pengukuran yang mampu mengevaluasi kinerja supply chain. Supplier merupakan salah satu faktor penting dalam supply chain.

Kinerja supplier perlu dimonitor secara kontinyu. Penilaian/monitoring kinerja ini penting dilakukan sebagai bahan evaluasi yang nantinya bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja supplier atau sebagai bahan pertimbangan untuk mencari supplier alternatif. Pada situasi dimana perusahaan memiliki lebih dari satu supplier untuk suatu item tertentu, hasil evaluasi juga bisa dijadikan dasar dalam memilih supplier yang akan mengalokasikan order di periode berikutnya. Dengan sistem yang seperti ini supplier akan terpacu untuk meningkatkan kinerja mereka (I Nyoman Pujawan, 2005).

(2)

Selama periode Agustus 2014 hingga Juli 2015, PT. Multimas Nabati Asahan memiliki 4 (empat) supplier kontrak yakni Poly KS, Amran, PT. Moris, dan PT. PSW. Supplier kontrak TBS pada PT. Multimas Nabati Asahan sudah menyetujui perjanjian yang menyatakan bahwa seluruh buah yang dihasilkannya harus dikirim ke PKS PT. Multimas Nabati Asahan. Oleh karena itu pihak PKS PT. Multimas Nabati Asahan turut serta mengontrol kebun supplier demi kelancaran bahan baku yang masuk. Masalah yang dihadapi oleh pabrik adalah sulitnya mendapatkan pasokan TBS dari supplier kontrak dengan tepat jumlah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hasil pengamatan awal menunjukkan adanya gap antara permintaan perusahaan dengan kenyataan. Gap tersebut berupa kekurangan pasokan bahan baku dari supplier kontrak dimana persentase pasokan TBS dari supplier kontrak dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Kapasitas Produksi, Kapasitas Terpenuhi, dan Kekurangan Pasokan TBS

(3)

Tabel 1.1. diatas menunjukkan bahwa jumlah pasokan TBS yang dipenuhi dari supplier kontrak masih dibawah kapasitas olah pabrik yang telah ditetapkan perusahaan sehingga mengakibatkan proses produksi pabrik terganggu. Supplier kontrak pada PT. Multimas Nabati Asahan hanya mampu memasok TBS sebanyak 60%-70% dari kapasitas olah pabrik tiap periode.

PT. Multimas Nabati Asahan juga membeli TBS dari perkebunan rakyat (supplier tambahan) untuk memperlancar proses produksi. Supplier tambahan di PT. Multimas Nabati Asahan selama periode Agustus 2014 hingga Juli 2015 berjumlah 15 (lima belas) supplier dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Supplier Tambahan TBS di PT. Multimas Nabati Asahan No. Supplier Tambahan

Sumber: Dokumen PT. Multimas Nabati Asahan

(4)

Tabel 1.3. Kekurangan Kapasitas TBS di PT. Multimas Nabati Asahan Agustus 2014 35,372.52 2,127.48 5.67 September 2014 31,691.76 7308.24 18.74

Oktober 2014 32,882.62 6117.38 15.69 November 2014 29,981.89 7518.11 20.05 Desember 2014 27,732.35 9767.65 26.05 Januari 2015 34,147.33 3352.67 8.94 Februari 2015 30,054.73 4445.27 12.88

Maret 2015 29,273.52 8226.48 21.94 April 2015 24,144.92 13355.08 35.61 Mei 2015 30,575.10 3924.9 11.38 Juni 2015 29,107.85 8392.15 22.38 Juli 2015 29,485.65 3514.35 10.65

Sumber: Dokumen PT. Multimas Nabati Asahan

Perusahaan perlu melakukan penilaian kinerja supplier tambahan untuk memilih supplier yang layak dijadikan sebagai supplier kontrak demi kelancaran proses produksi. PT. Multimas Nabati Asahan memiliki prosedur untuk menetapkan supplier yang layak dijadikan sebagai supplier kontrak. Selama ini, pemilihan supplier yang akan dijadikan menjadi supplier kontrak masih bersifat kualitatif, dimana supplier kontrak yang akan dipilih merupakan supplier tambahan yang selama periode sebelumnya mengirimkan TBS dalam kuantitas lebih banyak dan sesuai dengan standar kualitas perusahaan.

(5)

supplier kontrak. Setiap supplier memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga dibutuhkan pengukuran kinerja secara kuantitatif untuk memilih supplier mana yang cocok dijadikan menjadi supplier kontrak diantara kelimabelas supplier tambahan.

Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk melakukan perangkingan dari beberapa alternatif. Penelitian yang dilakukan oleh Halim Kazan dkk di Turkey (2015) dalam jurnal penelitian ―Pemilihan Calon Nominasi Deputi dengan Metode AHP-Promethee‖ membahas 15 kriteria dasar yang digunakan untuk mempertimbangkan 27 nominasi calon yang diajukan partai politik. Kriteria dasar ini mempertimbangkan tingkat kepentingan yang berbeda dan ditentukan dengan melakukan penelitian mengenai pemilihan wakil negara dalam literatur. Setelah dilakukan analisis kuantitatif, diperoleh 10 calon Deputi yang memenuhi kriteria yang diperoleh dari perangkingan menggunakan metode AHP-PROMETHEE. Bobot kriteria perbandingan matriks ditentukan dengan menurut metode AHP. Nilai Consistency Ratio 4 calon Deputi teratas yakni partai A dengan CR= 0,12587, Partai B dengan CR= 0,33975, Partai C dengan CR= 0,27505, dan Partai D dengan CR= 0,73234.

(6)

karena itu dibutuhkan suatu metode untuk menetukan urutan dalam penentuan supplier yaitu dengan menggunakan metode PROMETHEE Tahapan penelitian metoda PROMETHEE dimulai dengan penentuan tipe fungsi preferensi, perhitungan nilai preferensi, indeks preferensi, leaving, entering dan net flow. Hasil dari penelitian ini adalah prioritas alternatif supplier terbaik. Berdasarkan dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, diperoleh hasil dari urutan pemilihan supplier berdasarkan hasil PROMETHEE untuk bahan baku Plat yaitu Supplier PSC, USC, dan JM; untuk bahan baku pipa yaitu Supplier IMS, SR, BBM, dan SPD; untuk bahan baku kayu yaitu Supplier CN, IW, DK, U, dan LT; untuk bahan baku busa yaitu Supplier DSJ, RYL, ER, dan FM; untuk bahan baku baut yaitu Supplier GM, SG, GNS, dan SU.

Hasil dari kedua penelitian ini menjadi alasan bahwa permasalahan yang dihadapi perusahaan dapat diselesaikan dengan menggunakan metode yang sama. AHP akan digunakan untuk menentukan kepentingan relatif dari kriteria evaluasi. Setelah itu, PROMETHEE digunakan untuk menentukan alternatif supplier berdasarkan nilai net flow yang didapatkan. Dari proses evaluasi ini, akan didapatkan supplier tambahan yang layak yang mampu memenuhi keinginan pihak perusahaan

1.2. Perumusan Masalah

(7)

yang masuk. Walaupun perusahaan sudah mengandalkan supplier tambahan, TBS yang masuk belum juga memenuhi kapasitas olah pabrik dikarenakan tidak adanya ketergantungan antara supplier tambahan dengan perusahaan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah mendapatkan gambaran kinerja dari supplier tambahan yang dipilih menjadi supplier kontrak yang memenuhi kriteria dari perusahaan.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini sebagai berikut.

1. Mendapatkan kriteria utama dalam memilih supplier.

2. Menghitung bobot kriteria yang diperoleh dari jawaban responden pada kuesioner AHP.

3. Mendapatkan peringkat supplier yang terbaik berdasarkan kinerja yang dimilikinya.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi mahasiswa

(8)

khususnya dalam hal pengukuran kinerja dan pemilihan supplier dengan menggunakan metode AHP dan PROMETHEE.

2. Manfaat bagi perusahaan

Meningkatkan kepastian pasokan TBS (Tandan Buah Segar) dari para supplier dengan cara memilih supplier tambahan yang cocok dijadikan sebagai supplier kontrak dengan melakukan penilaian kinerja menggunakan metode AHP dan PROMETHEE.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Untuk mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian hanya dilakukan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan.

2. Penelitian hanya menggunakan data perusahaan pada periode Agustus 2014 hingga Juli 2015.

3. Responden yang digunakan dalam pengumpulan data AHP adalah pihak pada struktur organisasi PT. Multimas Nabati Asahan yang memiliki tugas dan tanggung jawab berhubungan dengan penerimaan buah TBS, yaitu Mill Manager Departement PKS, Asisten Mill, Supervisor Sortasi, Asisten

Supervisor Sortasi, Foreman Sortasi, Supervisor Weightbridge, Asisten

Supervisor Weightbridge, Foreman Weightbridge, Supervisor Logistik,

(9)

4. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan teori Dickson yang merupakan modus dari kuesioner penentuan kriteria yaitu quality, delivery, price, dan warranties and claim policies

5. Penelitian tidak membahas biaya.

6. Pengukuran kinerja hanya dilakukan untuk supplier tambahan.

7. Metode PROMETHEE yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hingga metode PROMETHEE tahap II, karena PROMETHEE tahap III hingga tahap VI digunakan untuk penerapan secara langsung pada kasus yang diteliti.

Asumsi dalam penelitian yang dilakukan sebagai berikut.

1. Jumlah supplier yang masuk tidak mengalami perubahan selama penelitian. 2. Proses produksi berjalan normal.

3. Perusahaan memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan terhadap kinerja supplier.

4. Narasumber terpilih memahami dengan baik kondisi perusahaan dan memberikan informasi yang dibutuhkan dengan jujur.

5. Tidak ada supplier yang diistimewakan atau memiliki hubungan kedekatan selama penelitian.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

(10)

perusahaan, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja karyawan, supplier approval , dan proses produksi di PT. Multimas Nabati Asahan diuraikan dalam Bab II. Bab III berisi teori kriteria pemilihan supplier, teori kriteria pengambilan keputusan, teori Tandan Buah Segar (TBS), teori metode AHP (Analitycal Hierarchy Process), teori metode PROMETHEE (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation), teori kuesioner, dan teori metode sampling.

Metodologi penelitian dibahas pada Bab IV yang menguraikan tahap-tahap dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka berfikir, sumber data, metode pengumoulan data, populasi dan sampel, metode pengolahan data, analisis pemecahan masalah, beserta kesimpulan dan saran. Penyelesaian kendala pada penelitian dibahas pada Bab V yang berisi Pengumpulan dan Pengolahan Data.

Gambar

Tabel 1.1. Kapasitas Produksi, Kapasitas Terpenuhi, dan Kekurangan Pasokan TBS
Tabel 1.2  Supplier Tambahan TBS di PT. Multimas Nabati Asahan No. Supplier Tambahan
Tabel 1.3. Kekurangan Kapasitas TBS di PT. Multimas Nabati Asahan Total

Referensi

Dokumen terkait

Siswa bisa diberikan tugas untuk mengidentifikasi contoh hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.. Kegiatan dapat dilakukan untuk beberapa

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W3, 2017 3D Virtual Reconstruction and Visualization of

menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan

Kelompok Kerja III Unit Layanan Pengadaan di lingkungan Kantor Pusat Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan

Tahun Anggaran 2013, dengan ini diumumkan bahwa sebagai Penyedia Jasa untuk pekerjaan tersebut di atas adalah:.. Nama Penyedia :

Bagi para peserta pelelangan yang keberataan atas penetapan ini dapat mengajukan sanggahan kepada Unit Layanan Pengadaan mulai tanggal 07 Desember 2015 sampai dengan 10

NO TANGGAL HARI/ NAMA SISWA KELAS INFORMASI/PESAN-TUGAS ORANG TUA TANDA TANGAN.. SISWA

[r]