• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemilihan Supplier Terbaik TBS (Tandan Buah Segar) dengan Penerapan Metode AHP dan Promethee di PT. PP London Sumatera Bagerpang POM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemilihan Supplier Terbaik TBS (Tandan Buah Segar) dengan Penerapan Metode AHP dan Promethee di PT. PP London Sumatera Bagerpang POM"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Begerpang Palm Oil Mill dibangun untuk memenuhi penampungan dan pengolahan FFB (Fresh Fruit Bunch) dari Begerpang Estate, Sei Merah Estate dan Rambong Sialang Estate, di mana sebelumnya FFB dari ketiga estate ini dikirimkan dan diolah di Rambong Sialang Palm Oil Mill. Namun berhubung crop (hasil panen) FFB dari ketiga Estate ini semakin bertambah seiring dengan

bertambahnya umur tanaman sawit tersebut dan Rambong Sialang Oil Mill yang memiliki kapasitas olah 20 Ton/jam dinilai tidak mampu lagi untuk menampung dan mengolah FFB dari ketiga Estate tersebut, maka dengan pertimbangan sisi ekonominya perusahaan menutup Rambong Sialang Palm Oil Mill dan membangun Begerpang Palm Oill dengan kapasitas olah 50 Ton/jam.

Untukmenjagakualitasdankuantitasdariproduk yang menjadiandalan, Lonsummemilikipusatpenelitiandanpengembangansendiri yang dinamakan Sumatra Bioscience yang terletak di Simalungun.Sumatra Bioscience Bah LiasResearch Station (BLRS Lonsum) didukungoleh staff ahlipemuliaan yang professionaldanberpengalaman.

BegerpangPalm Oil Mill terletak di desaBatuLokongkecamatanGalangKabupaten Deli Serdangdanberjarak 35 Km

(2)

2001 danpertama kali beroperasipadatanggal 09 Juli 2003 dengankapasitasolah 45 ton/jam dantingkat Extraction/Rendemen Oil 24,5 % dan Kernel 6 %.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha yang terdapat pada PT.PP.London Sumatra Indonesia Tbk, meliputi penaganan bahan baku, proses produksi dan penanganan limbah. Adapun bahan baku yang digunakan untuk melakukan proses produksi adalah buah sawit yang berasal dari perkebunan yang merupakan milik dari perusahaan sendiri.

Untuk proses produksi dilakukan mulai dari penimbangan buah tandan segar (BTS) pada stasiun timbangan sampai kepada pemisahan antara air, minyak sawit dan biji kelapa sawit. Produk dari pada perusahaan ini adalah minyak kelapa sawit yang disebut dengan Crude Palm Oil (CPO) dan kernel. Sementara untuk penanganan limbah, perusahaan melakukan panampungan terhadap limbah cair dan memberikan senyawa penetralisir yaitu bakteri.

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

(3)

kerja sama diantara departemen, bagian-bagian, posisi-posisi, atau orang-orang yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi yang baik adalah setiap karyawan (staf dan tenaga kerja) dapat melihat keseluruh system birokrasi untuk setiap departemen dengan jelas, terperinci dan mudah dimengerti, sehingga setiap karyawan dapat mengetahui kepada siapa dan bagaimana ia melaporkan aktifitas kerjanya. Atau apabila ada masalah yang belum pernah dihadapi harus dapat dengan cepat dan tepat melaporkan kepada siapa yang berwenang. Struktur perusahaan yang baik juga diharapkan bersifat fleksible dalam arti idup berkembang bergerak sesuai dengan kondisi yang dihadapi perusahaan serta mampu mengarahkan orang-orang yang berada di dalam perusahaan kepada keadaan sedemikian rupa sehingga mereka dapat melaksanakan aktivitas dengan baik yang mendukung tercapainya sasaran perusahaan disamping mewujudkan tujuan masing-masing departemen.

Dalam mencapai tujuannya PT.PP London Sumatera Indonesia Tbk, menetapkan struktur organisasi fungsional, dimana wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan kepada satuan organisasi dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan tiap bidang kerja atau tiap departemen berhak memberi tanggung jawab atas tugas kepada semua pelaksanan yang ada sepanjang menyangkut bidang kerja atau departemenya,dan tiap-tiap satuan pelaksana kebawah memiliki wewenang dalam semua bidang kerja. Pimpinan tertinggi dibantu oleh biro personalia dan satuan pengawasan intern.

(4)

dilaksanakan dari pusat dan dewan redaksi yang berkedudukan di Medan- Sumatra Utara. Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 3.1.

MILL MANAGER

Workers Workers Workers Workers Workers Workers Workers Workers

STRUKTUR ORGANISASI BGPOM-2016

Gambar 3.1. Struktur Organisasi BGPOM-2016

2.3.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

(5)

a. Manager : 1 orang

b. Staf : 4 orang

c. Daily rate personal : 45 orang d. Monthly rate personal : 82 orang e. Pekerja harian lepas : 12 orang

Jam kerja yang tedapat pada perusahaan ini dibagi atas tiga bagian yaitu 1. Waktu Kerja Security

Jadwal kerja security di Begerpang POM dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Waktu Kerja Security

Hari Jam Kerja

Shift 1 Shift 2 Shift 3

Senin 07.00 – 14.00 14.00 – 22.00 22.00 – 06.00

(6)

2. Waktu Kerja Proses

Waktu kerja proses di Begerpang POM tergantung pada ketersediaan bahan baku tandan buah segar, sisa tandan buah segar sehari sebelumnya, dan program pemeliharaan pabrik.

3. Waktu Kerja Kantor

Jadwal kerja kantor di Begerpang POM dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Waktu Kerja Kantor

Jam Kerja Kantor (WIB) Keterangan

07.00 – 09.30 Kerja

09.30 – 10.00 Istirahat

10.00 – 14.30 Kerja

2.4. SupplierApproval

Pada PT. PP. Lonsum Bagerpang POM telah ditetapkan prosedur ketentuan untuk tiap supplier. Prosedur ini disusun agar dalam pemilihan supplier untuk pemasokan barang yang dibutuhkan oleh PT. PP. Lonsum Bagerpang POM dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Rincian prosedur ketentuan tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. PT. PP. Lonsum Bagerpang POM membagi kriteria supplier menjadi supplier lokal dan supplier eksternal.

(7)

b. Supplier eksternal adalah supplier yang menyuplai/memasok barang atau material yang berhubungan dengan proses produksi. Produk yang disupplai supplier eksternal adalah sebagai berikut:

1) Raw material (TBS untuk Departemen PKS, CPO untuk Departemen Refrenary, dan PK untuk Departemen Palm Kernel Plant).

2) Chemical (CaCO3, Bleaching Earth, Phosporic Acis, Activate Carbon)

3) Ingredient (antioxidant, anti crystal, anti foaming, vitamin) 4) Packaging Material.

2. Syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi supplier yaitu: a. Harga yang bersaing

b. Mutu/quality barang yang disupplai c. Food safety

d. Ketepatan waktu dalam pengiriman barang

e. Untuk TBS, supplier harus memiliki kebun dan bukan merupakan hasil buah curian maupun reject dari sortasi PKS lain.

2. Supplier harus memenuhi kriteria perusahaan yang memperhatikan aspek: a. Keselamatan dan kesehatan kerja

b. Pencegahan pencemaran c. Sosial

(8)

bermaterai Rp6000,- serta surat pernyataan Bank dalam kop surat bermaterai Rp6000,-.

4. Khusus suppliermaterial ingredient, chemical, dan packaging material harus dilengkapi dengan data-data berikut:

a. CoA (Certificate of Analysis) untuk setiap pengiriman barang semua jenis material tersebut. CoA adalah surat yang berisikan hasil test/pengujian terhadap spesifikasi material/barang yang disuplai.

b. MSDS (Material Safety Data Sheet) untuk setiap jenis material yang disupplai. MSDS adalah lembar data keamanan bahan atau dokumen yang berisi penjelasan secara detail mengenai identifikasi produk, identifikasi bahaya, dan penanganan produk tersebut.

c. LoG(Letter of Guarantee) untuk setiap supplier. LoG adalah surat yang berisikan bahwa supplier bersedia memberikan garansi baik berupa after sales service atas spesifikasi barang yang disuplai sesuai dengan yang tercantum pada Purchasing Order (PO).

d. Certificate of Halal untuk setiap supplieringredient dan chemical. e. Certificate of Khoser untuk setiap supplieringredient dan chemical.

5. Evaluasi terhadap supplier ingredient untuk seluruh ingredient, baik pengemas (baik food contact dan non-food contact) dan tambahan proses yang digunakan dalam ingredient dan packaging untuk produk Yum Brands. Evaluasi yang dilakukan mencakup:

(9)

b. Identifikasi dan allergen yang diproses pada jalur yang sama, dan/atau pabrik.

c. Food safety audit yang dilaksanakan pada pabrik supplieringredient yang mencakup elemen minimum yang terdapat dalam food safety audit (pest control, sanitation, operation and facility, good manufacturing practice,

product protection, dan security).

d. Quality Assurance contact.

e. Program untuk mengendalikan ingredient dan produk yang tidak sesuai. f. Vendor risk assessment.

g. Program preventive maintenance. h. Program recall.

6. Supplier membuat daftar klasifikasi ingredient dan packaging material (baik food contact dan non-food contact). Klasifikasi yang dibuat berdasarkan:

a. High food safety risk (untuk anti oxidant, anti foam dan plastic) b. Low food safety risk (untuk chemical dan karton)

Daftar klasifikasi tersebut harus diberi tanggal dan dikendalikan.

7. PT. PP. Lonsum Bagerpang POM melakukan monitoring dan telusur performancesupplier serta tindakan koreksi untuk masalah performance

sebagai berikut:

(10)

b. Laporan keterlambatan pengiriman barang oleh supplier.

1) Untuk supplier kontrak, apabila supplier terlambat mengirimkan barang dalam jangka waktu yang telah dicantumkan dalam Purchase Order maka supplier akan dikenakan denda sebesar 0,1% per hari dari

harga barang yang dipesan atau 0,3% jika melewati 50 hari dari jangka waktu yang telah ditentukan atau yang tertulis dalam Purchase Order (PO), surat pernyataan supplai barang dan kontrak perjanjian jual beli. 2) Untuk supplier yang belum/tidak menandatangani surat pernyataan

supplai barang (supplier tambahan), apabila terlambat mengirimkan barang maka pembayaran tagihan supplier akan ditunda, sesuai dengan lamanya keterlambatan pengirimannya.

8. PT. PP. Lonsum Bagerpang POM membuat daftar supplier yang disetujui untuk kontrak:

a. Daftar/list supplier harus diberi tanggal dan ditandatangani.

b. Update daftar/list supplier kontrak dilakukan setiap setahun sekali.

c. Khusus untuk supplier kontrak TBS, pihak PKS turut serta mengontrol kebun supplier demi kelancaran bahan baku yang masuk.

9. Supplier kontrak akan didiskualifikasi apabila:

a. Terlambat melakukan pengiriman barang berulang kali dalam setahun. b. Supplier melakukan kecurangan/kesengajaan dalam melakukan

pengiriman barang out specification.

(11)

non-food contact) minimal satu tahun sekali. Food safety audit yang dilaksanakan

harus mencakup elemen dasar dari Yum Brands Safety Audit (pest control, sanitation, operation and facility, good manufacturing practice, product

protection, product recovery, dan security). Audit supplier dilakukan dengan

visit supplier atau meminta supplier mengisi Questioner AuditSupplier.

11.PT. PP. Lonsum Bagerpang POM melakukan review terhadap audit supplier dan mencatat masalah kritis yang ditemukan selama audit.

12.Supplier yang mengirimkan barang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan selama setahun, dipakai sebagai supplier kontrak untuk satu tahun kedepannya (ditentukan saat audit).

13.Untuk supplier kontrak yang tidak melakukan supplai barang lagi dalam jangka waktu evaluasi maka supplier tersebut dinilai mengundurkan diri dari perusahaan.

14.Semua rekaman dari pihak pembelian harus didokumentasikan dengan baik dan mengacu kepada Prosedur Pengendalian Catatan Mutu (QP/MNA-00-004).

2.5. Prosedur Pembelian Barang

(12)

perusahaan. Prosedur dibagi menjadi 2 bahagian, yaitu untuk supplier kontrak dan untuk supplier tambahan.

2.5.1. Prosedur Pembelian TBS dari Supplier Lepas (Sebelum Terjadi

Kontrak)

Prosedur pembelian TBS dari supplier lepas ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Prosedur Penerimaan TBS dari Supplier Lepas

Prosedur penerimaan TBS dari supplier lepas diuraikan sebagai berikut: 1. PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POM meminta TBS dari supplier lepas yang

(13)

2. PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POM melakukan check terhadap supplier yang baru pertama kali melakukan transaksi terhadapnya agar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan perusahaan, meliputi:

a. Tiap supplier harus memiliki kebun sendiri.

b. Buah yang dikirim bukan buah curian, atau buah reject hasil sortasi dari PKS yang lain.

3. PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POM memberikan arahan ke supplier tentang kualitas buah yang diinginkan dan tingkat kematangan buah yang diterima.

4. PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POMmelakukan sortasi buah dari tiap supplier tambahan. Apabila terdapat buah busuk/rotten, buah restan, janjang

kosong/empty bunch, tangkai panjang/long stalk, serta kotoran lain yang tidak termasuk buah maka akan dipulangkan kembali ke supplier. Sedangkan apabila terdapat persentase buah yang melebihi standard kematangan buah dan kualitas buah, akan dilakukan pemotongan harga TBS perkilogram.

5. Pihak PKS melakukan negosiasi kesepakatan penawaran harga terhadap supplier tambahan.

(14)

2.5.2. Prosedur Pembelian TBS dari Supplier Kontrak

Prosedur pembelian TBS dari supplier lepas ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Prosedur Penerimaan TBS dari Supplier Kontrak

Prosedur penerimaan TBS dari supplier kontrak diuraikan sebagai berikut: 1. Pihak PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POMmerencanakan kebutuhan bahan

baku TBS sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan tiap hari.

2. Pihak PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POMmelakukan konfirmasi ke bagian pembelian mengenai ketetapan bahwasanya seluruh TBS yang dimiliki supplier kontrak akan dibeli.

3. Bagian pembelian menghubungi supplier kontrak untuk mengirim seluruh buah yang dimilikinya.

4. Supplier kontrak melakukan pengiriman buah ke PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POMdengan membawa Surat Pengantar Buah.

(15)

6. Apabila buah sudah sampai di PKS, pihak PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POMmenghubungi bagian keuangan untuk melakukan pembayaran sesuai dengan harga yang telah ditetapkan.

7. Bagian keuangan melakukan pembayaran ke pihak supplier kontrak melalui rekening bank.

2.6. Standar Mutu Produk dan Bahan Baku

2.6.1. Standar Mutu Produk

Standar mutu produk yang dihasilkan PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POM, yaitu:

FFA CPO : < 3,00 %

Kadar air CPO : < 0,18 % Kadar kotoran CPO : < 0,015 % FFA Kernel : < 1,00 % Kadar air Kernel : < 7,00 % Kadar kotoran Kernel : < 7,00 %

Broken Kernel : 14,00 %

2.6.2. Standar Mutu Bahan Baku

(16)

Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah varietas dura dan tenera dapat dibedakan. Dura memiliki tebal cangkang 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang, daging buah realtif tipis 35-50 % terhadap buah, inti besar dan rendemen minyak 16-18 %. Sedangkan tenera memiliki tebal cangkang sangat tipis 0,5-4 mm, daging buah sangat tebal 60-96 %, terdapat lingkaran serabut disekeliling cangkang, dan rendemen minyak 22-24 %.

Standar operasional prosedur FFB Grading yang ditetapkan PT. PP. Lonsum Bagerpang POMdiuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan

a. Untuk mengontrol kualitas TBS yang masuk ke pabrik yang dinilai dari segi kematangan, persentase (%) brondolan, tangkai panjang, kesegaran, dan kontaminasi.

b. Untuk memberikan estimasi mutu rata-rata TBS. 2. Prosedur Kerja

a. Truk yang akan digrading dibongkar di lantai loading ramp. Rincian truk tersebut dan asal muatan diambil dari catatan timbangan dan dicatat pada form grading.

b. Buah dituang di lantai loading ramp dan diacak 100 tandan untuk grading kematangan dan kualitas lain. Keluarkan secara acak 25 tandan dari setiap sudut kiri/kanan dan depan/belakang truk, total 100 tandan. Adapun standard kematangan dan kualitas buah yang diterima pabrik adalah sebagai berikut:

(17)

1. Buah mentah/unripe : 0% 2. Buah mengkal/underripe : < 2% 3. Buah masak/ripe : > 95% 4. Buah lewat masak/overripe : < 3% 5. Buah busuk/rotten : 0 % 6. Janjang kosong/empty bunch : 0 % 7. Tangkai panjang/long stalk : 0 % 8. Sampah/debris : < 0,5% 9. Buah dimakan tikus/pet attack : < 1%

10.Buah restan : 0%

11.Brondolan/loose fruit : >12% Catatan:

Kematangan buah nomor 1 sampai dengan 6, kualitas buah nomor 7 sampai dengan 11.

2) Standard sortasi buah

1. OER buah dura yang masak hanya di 16-17% rata-rata. 2. Berat rata-rata komidal minimal > 4 kg.

3. Tandan yang tidak boleh diterima: hitam/mentah, buah pasir <4kg, tandan parthanocarpic, tandan kosong, tandan busuk, buah landak, tandan sakit, buah cincang.

4. Warna mesocarp buah yang diterima harus minimal orange merah, mesocarp warna kuning pucat ditolak.

(18)

Kriteria buah sawit menurut ketentuan PT. PP. Lonsum Bagerpang POMdiuraikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.4. Kriteria Buah Sawit Menurut Ketentuan PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POM

No Kriteria Buah Ciri-ciri

1. Buah mentah/unripe Warna orange hijau dan belum berondol.

2. Buah mengkal/underripe Warna orange tapi masih ada hijau dan sudah

berondol < 5 %.

3. Buah masak/ripe Warna orange dan sudah berondol > 5 biji.

4. Buah lewat masak/overripe Janjangan dengan lebih dari 50% tetapi kurang dari 90% total berondolan jatuh.

5. Buah busuk/rotten Janjangan yang sudah hitam dan bau busuk, atau

buah restan > 48 jam dari panen.

6. Janjang kosong/emptybunch Janjangan dengan total brondolan yang lepas lebih dari 90% tetapi masih segar tangkainya.

7. Tangkai panjang/long stalk Janjangan dengan tangkai > 2,5 cm, tangkai standard biasanya potongan tangkainya berbentuk V

8. Sampah/debris Selain dari bagian dari buah sawit seperti tanah,

pasir, dan lain-lain.

9. Buah dimakan tikus/pest attack

Tandan sawit yang lebih dari 5 biji brondolannya dimakan tikus.

10. Buah restan/overnight Janjangan yang > 24 jam sejak panen, dengan

tangkai kering, dan banyak berondolan yang lepas.

11. Brondolan/loose fruit Buah yang sudah lepas dari janjangan

Sumber: Dokumen PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POM

c. Lakukan pengecekan kematangan terhadap 100 buah tersebut sesuai dengan kriteria buah di atas. Sampah, tandan mentah, hitam, kosong dan sakit harus dikembalikan ke supplier.

d. Pengecekan persen brondolan/TBS dihitung dari berat brondolan dan berat truk yang diperoleh dari catatan timbangan.

(19)

Persentase (%) Brondolan Busuk = Jumlah Brondolan Busuk/Jumlah Total Brondolan yang Dihitung

f. Jika buah tidak memenuhi syarat diatas maka dikembalikan ke supplier. g. Petugas sortasi mengisi blanko berita acara (F/MNA-POM-10-002)

berdasarkan hasil sortiran untuk disampaikan ke petugas timbangan.

Bahan penolong yang digunakan di PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POMadalah air dan Kalsium Karbonat (CaCO3). Penggunaan air yang tinggi menyebabkan pemilihan lokasi pembangunan pabrik selalu dicari yang potensi airnya cukup memadai. Air sangat diperlukan untuk proses pengolahan sebagai sumber uap dan air panas. Fungsi utama uap yang dihasilkan di boiler digunakan sebagai pembangkit listrik, proses perebusan, dan proses pelumatan. Fungsi utama air panas adalah memudahkan proses pemurnian minyak sawit. Sedangkan Kalsium Karbonat digunakan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis di claybath.

2.7. Proses Produksi

(20)

2.7.1. Penerimaan Buah

Hasil pemanenan tandan buah sawit (TBS) dari perkebunan rakyat dan supplierdiangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. kemudian dilakukan

penimbangan untuk mengetahui jumlah TBS yang diterima. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang diterima didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya dengan berat truk dalam keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke stasiun sortasi. TBS disortir untuk mengetahui kematangan buah. Hal ini dilakukan karena buah milik perkebunan rakyat memiliki varietas dan tingkat kematangan yang berbeda-beda.

Standar operasional prosedur cara penerimaan TBS yang ditetapkan PT. PP. Lonsum Bagerpang POM mengacu pada ISO 9001:2000 dan ISO 14001:2004 diuraikan sebagai berikut:

a. Tujuan

Untuk menjamin kualitas TBS diterima di PKS, dan tidak ada kontaminasi dengan barang/benda yang lain, serta untuk menjamin bahwa TBS tersebut diproses scera efisien agar mutu CPO tetap tinggi.

b. Tanggung Jawab

Petugas Security, Petugas Weightbridge, Asisten SupervisorWeightbridge, Petugas Sortasi, Asisten Supervisor Sortasi, Asisten Mill Manager, dan Mill Manager.

c. Prosedur

(21)

Tabel 2.5. Standar Operasional Prosedur Cara Penerimaan TBS yang Ditetapkan PT. PP. Lonsum BagerpangPOM

No Work Process Pelaksana

1. Supir Truk melaporkan Surat Pengantar TBS (F/MNA-POM-10-001) di Pos I selanjutnya sopir truk arahkan mobil ke areal parker.

Security

2. Sopir menyerahkan Surat Pengantar TBS ke posko security (Posko Mill)

3. Petugas security memeriksa kondisi segel/locis untuk buah

pekebun atau buah kontrak yang ada segel. Security 4. Apabila didapati kondisi segel/locis rusak atau tidak ada,

dilapor segera kepada SupervisorWeightbridge/Asisten Mill Manager/Mill Manager.

Security

5. Petugas Weightbridge menunggu informasi dari petugas sortasi untuk mengatur masuknya mobil truk TBS dari buah kontrak maupun TBS luar.

Operator Weightbridge

6. Atas informasi dari petugas sortase, petugas Weightbridge memasukkan mobil truk TBS untuk ditimbang, dan petugas Weightbridge menimbang berat brutto mobil truk sesuai dengan DO (Delivery Order), plat mobil dari Surat Pengantar Buah (F/MNA-POM-10-001) terlampir.

Operator Weightbridge

7. Mobil truk masuk ke areal pembongkaran TBS di loading ramp sesuai arahan dari petugas sortasi, selanjutnya petugas sortasi melakukan sortir sesuai dengan criteria TBS seperti derajat kematangan TBS dari fraksi 00 (sangat mentah) sampai fraksi V (sangat matang).

Sortasi

8. Selesai pembongkaran, petugas sortasi memberikan form Berita Acara Sortase (F/MNA-POM-10-002) sesuai dengan kriteria buah, untuk diberikan kepada petugas timbangan.

Supervisor Sortasi 9. Petugas weightbridge menimbang tarra mobil dan berat

netto TBS serta memasukkan data-data yang diperlukan lainnya, jika ada pemulangan sejumlah TBS yang tertulis dalam Berita Acara (F/MNA-POM-10-002) sortasi maka petugas weightbridge menuliskan keterangan tersebut pada kolom description di WEIGHT BRIDGE SLIP. Petugas weightbridge harus memastikan tidak ada selisih tarra mobil yang terlalu besar, kecuali ada pemulangan sejumlah TBS yang tertulis dalam Berita Acara sortasi.

Supervisor Sortasi

(22)

Tabel 2.3. Standar Operasional Prosedur Cara Penerimaan TBS yang Ditetapkan PT. PP. Lonsum Bagerpang POM(Lanjutan)

No Work Process Pelaksana

10. Kemudian, petugas weightbridge tersebut memberikan hasil print out timbangan (FRM-MNA-003) warna putih serta SPB ke supplier (sopir).

Operator weightbridge

11. Jika penerimaan TBS telah selesai maka petugas weightbridge mencetak FFB Grading Report dan Laporan Harian TBS yang masuk (LA).

Operator weightbridge

12. Petugas weightbridge juga membuat Rekap Penerimaan TBS (F/MNA-POM-10-003) setiap hari.

Operator weightbridge 13. Setiap bulan ppetugas weightbridge membuat Total rekap

Penerimaan TBS (LA I) (F/MNA-POM-10-008)

Operator weightbridge 14. Apabila pabrik mengalami stagnasi yang dapat

menyebabkan Loading ramp tidak dapat menampung TBS yang datang, segera menghubungi bagian operasional (pembelian TBS) untuk mengurangi masuknya TBS dari supplier.

Operator weightbridge

15. TBS dan brondolan yang tumpah harus segera dikumpul dan dimasukkan ke dalam Loading ramp untuk menghindari terlindas oleh truk.

Operator weightbridge

16. TBS tidak boleh ada di luar loading ramp kecuali untuk sampel sortiran dan setelah selesai disaksikan harus segera dimasukkan ke Loading ramp.

Operator weightbridge

Sumber: Dokumen PKS PT. PP. Lonsum Bagerpang POM

Standar operasional prosedur sortasi buah yang ditetapkan PT. PP. Lonsum Bagerpang POM diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan

Untuk memastikan bahwa Tandan Buah Segar (TBS) yang diterima oleh PKS sesuai dengan kriteria untuk dapat mendapatkan mutu CPO dan PK yang telah ditetapkan.

(23)

Petugas sortasi, Foreman sortasi, Asisten Supervisor Sortasi, Supervisor Sortasi, Asisten Mill Manager, dan Mill Manager.

3. Prosedur

a. Petugas sortase mengatur mobil yang akan dibongkar pada loading ramp yang kosong.

b. Mengambil SPB yang dibawa oleh sopir dan mencatat nomor polisi, asal TBS, dan mengestimasikan brutto, tarra, netto, serta jumlah tandan.

c. Setelah dapat estimasi netto kemudian ditentukan Berat Janjang Rata-rata dan jumlah tandan dicocokkan dengan yang tercantum pada Surat Pengantar TBS, seandainya tidak cocok anggota sortasi berhak untuk merubahnya.

d. Lakukan pemisahan untuk mengetahui jumlah tandan yang disortir seperti: 1) Buah mentah

2) Buah mengkal 3) Tangkal panjang 4) Tandan kosong 5) Buah jantan 6) Buah abnormal 7) Buah busuk

8) Persentase sampah dan air

(24)

f. Apabila ada buah yang bermasalah/dikembalikan maka petugas sortasi mencatat di Berita Acara Sortasi yang ditandatangani oleh Supervisor Sortasi, Asisten Mill Manager/Mill Manager dan sopir/supplier.

g. Setiap kali mobil siap bongkar, petugas sortasi membersihkan semua berondolan atau TBS yang berceceran.

h. Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan secara penuh perhatian terhadap K3.

i. Peralatan K3 yang sesuai (helm, sepatu safety) harus dipakai.

j. Petugas sortasi harus memastikan bahwa tidak ada tukang bongkar yang bergantungan pada truk yang telah dibongkar saat menuju ke timbangan. k. Pada setiap saat petugas sortasi mempertimbangkan dampak negatif

terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh kegiatan: 1) Emisi udara

2) Mengumpulkan sampah plastik dan karung bekas

3) Membersihkan ceceran oli dari truk dengan menggunakan pasir.

Selesai disortir, TBS kemudian dimasukkan ke dalam loading rampdengan menggunakan loader untuk memudahkan pengisian ke dalam lori.

Lantai loading rampdibuat dari plate baja dengan kemiringan 270 dan mempunyai 52 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori adalah:

1. Pintu loading rampdibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam lori. Satu unit lori berkapasitas sekitar 10,5 mt TBS.

(25)

sling belt, transfer carriage, canti lever dan loader ke dalam sterilizer.

Standar operasional prosedur pengoperasian loading ramp yang ditetapkan PT. PP. Lonsum Bagerpang POM diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan

Untuk menjamin tempat penerimaan TBS di area loading ramp sesuai dengan ketentuan dan siap untuk digunakan.

2. Ruang lingkup

Area proses, stasiun loading ramp. 3. Tanggung jawab

Helperloading ramp, operator loading ramp, foreman proses, asisten

Supervisor proses, dan Supervisor proses, asisten Mill Manager dan Mill

Manager.

4. Prosedur

a. Pengisian TBS ke loading ramp harus diawasi dengan hati-hati, diisi dari ujung ke ujung melalui pengoperasian pabrik.

b. Buah yang bercecer dan tumpahan harus segera dibersihkan setelah masing-masing kendaraan lain dilarang menabrak buah yang tercecer. c. Kendaraan dilarang masuk ke area bongkar tanpa pengawasan atau

supervise dari personil yang ditunjuk. Apabila ditemukan supir

pengangkutan TBS membongkar muatannya tidak di tempat yang telah ditentukan, maka kepadanya akan diberikan sanksi yang tegas.

(26)

e. Pengisian TBS ke lori harus dilakukan sesegera mungkin dan sepenuh mungkin.

f. Buah yang tercecer selama aktivitas muat ke lori harus segera dibersihkan dan dipindahkan ke lori kosong berikutnya untuk pengisian. Pada akhir kerja, tumpahan dibawah loading ramp segera dikumpulkan dan menja]ga agar area tersebut tetap bersih dan rapi.

g. Semua pasir dan kotoran yang terdapat dibawah loading ramp harus dibersihkan setiap hari.

h. Sebelum pengoperasian loading ramp pastikan bahwa semua mesin-mesin di loading ramp dapat beroperasi dengan baik sehingga dapat dipastikan tidak adanya kecelakaan kerja.

i. Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan secara penuh perhatian terhadap K3.

j. Peralatan K3 yang sesuai (helm, sepatu safety) harus dipakai.

k. Pada setiap saat mempertimbangkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang ditambahkan oleh kegiatan:

1) Emisi udara

2) Pencemaran ke badan air 3) Pencemaran tanah/lahan

(27)

2.7.2. Perebusan ( Sterilizing)

Perebusan dilakukan dengan menggunakan Sterilizer. Sterilizer adalah bejana uap tekan untuk merebus TBS dengan menggunakan uap dari BPV (Back Pressure Vessel).

2.7.3. Pembantingan (Threshing)

Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari tandan (bunch). Pembantingan dilakukan dengan menggunakan 3 unit thresher.

2.7.4. Pelumatan (Digesting) dan Pengepresan (Pressing)

Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak. Pelumatan dilakukan dengan menggunakan digester.

2.7.5. Pengolahan Biji (Kernel Plant)

Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:

1. Penguraian cake

(28)

2. Pemisahan biji dari serat dan kotoran

Pemisahan biji dari serat dilakukan dengan menggunakan depericarper. Depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serat.

3. Pengeraman biji

Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip kerja nut silo adalah menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas untuk mengurangi kadar air.

4. Pemecahan biji

Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad). Rotating rotor berfungsi

sebagai alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan biji.

5. Pemisahan inti sawit dari biji pecah, cangkang pecah dan kotoran

Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan Light Tenera Dust Separating (LTDS). Inti sawit dan cangkang dari ripple mill

diangkut dengan cracked mixture elevator ke LTDS. Di LTDS inti sawit, cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan berdasarkan berat jenis dengan menggunakan daya hembusan LTDS fan.

6. Pemisahan inti sawit dari cangkang pecah

(29)

(CaCO3) dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang berdasarkan perbedaan berat jenis.

7. Pengeringan Kernel

Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan. Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo berbeda-beda.

2.7.6. Pemurnian Minyak (Clarification)

Pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit kasar yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pemurnian minyak terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:

1. Pemisahan minyak dari sludge dan pasir

Pemisahan minyak dari sludge dan pasir dilakukan dengan menggunakan modifikasi sandtrap tank. Prinsip kerja sandtrap tank adalah tangki berbentuk silinder yang pada bagian dasarnya berbentuk kerucut. Fungsinya untuk mengendapkan pasir dan sludge yang terkandung di dalam minyak kasar. 2. Penyaringan minyak

Penyaringan minyak dilakukan dengan menggunakan vibrating screen. Fungsinya adalah untuk menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak.

(30)

Pemanasan minyak bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di sand cyclone dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak dilakukan dengan

menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). 4. Pemisahan minyak dari partikel padat

Minyak dari partikel padat dilakukan dengan menggunakan sand cyclone dan decanter. Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya

sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran, dan bentuk.

5. Pemurnian minyak

Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang dialirkan ke oil tank yang merupakan hasil pengendapan di reclaimed tank 1 dan 2. Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier dengan tujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,3-0,4% , kadar kotoran hingga 0,01-0,15% dan temperatur 90-950C.

6. Pengeringan minyak

Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer. Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1-0,15% dan kadar

kotoran hingga 0,013-0,015%.

7. Penampungan minyak sawit kasar (CPO)

(31)

dipanaskan dengan cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalamnya diatur 50-550C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA.

8. Penampungan sludge

Penampungan sludge hasil pemisahan dan endapan di stasiun klarifikasi ditampung di sludge pit. Sludge ini akan dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. 9. Pengambilan minyak kembali

Gambar

Gambar 3.1. Struktur Organisasi BGPOM-2016
Tabel 2.1. Waktu Kerja Security
Tabel 2.2. Waktu Kerja Kantor
Gambar 2.2. Prosedur Penerimaan TBS dari Supplier Lepas
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Menurut Permendiknas tersebut, pengawas sekolah adalah guru yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi loan to deposit ratio (Studi pada

Dalam suatu pemboran baik vertical, directional, maupun horizontal tidak selalu berjalan sesuai dengan yg direncanakan, ada kalanya ditemui beberapa masalah-masalah yang

1 Suling Gambuh Dalam Karawitan Bali : Sebuah Kajian. Organologi

Dapat disimpulkan bahwa dengan peningkatan konsentrasi HPMC viskositasnya semakin besar yang akan mempengaruhi lama penyembuhan luka bakar, menurunkan luas

Pada penelitian ini dirancang dan diimplementasikan sebuah duplekser dengan menggunakan metoda Hybrid Coupler dan Bandstop Filter berbasis Split Ring Resonator untuk band

Perilaku good reading ini akan dikaitkan dengan strata IPK mahasiswa dengan asumsi bahwa masing-masing strata IPK memiliki kemampuan masing-masing yang berbeda, yang