ANALISIS DESKRIPTIF KETERSEDIAAN MINAT DALAM PEMILIHAN KOMPETENSI KEAHLIAN MULTIMEDIA PADA KELAS X MM 1 SMK
NEGERI 12 SURABAYA TAHUN AJARAN 2013 / 2014
Laporan Individu :
Diajukan sebagai tugas menempuh PPL
Oleh
GDE AMBARA PUTRA 129798033
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah merupakan bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bennakna hingga diperoleh suatu kebahagiaan hidup, balk secara individu maupun kelompok. Sebagai proses, pendidikan memerlukan sebuah sistem yang terprogram dan mantap, serta tujuan yang jelas agar arah yang dituju mudah dicapai. Pendidikan adalah upaya yang disengaja. Makanya
pendidikan merupakan suatu rancangan dan proses suatu kegiatan yang memiliki landasan dasar yang kokoh, dan arah yang jelas sebagai tujuan yang hendak dicapai. (Jalaluddin, 2002:81).
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Bab VI Pasal 13 Ayat 1 jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Sedangkan pengertian pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
proses pembelajaran (Undang Undang No 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (11) dan Ayat (13).
Dalam pendidikan formal terdapat jenjang pendidikan
dimana jenjang tersebut berupa tahapan - tahapan pendidikan
yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan. (UU No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1 Ayat 8).
Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
1. Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar
berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau
bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang
sederajat.
2. Jenjang Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan
dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah
Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dan dalam
hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.
3. Jenjang Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setela
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi
diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan
dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian.
Berdasarkan Undang – Undang pendidikan Indonesia, terdapat dua jenis pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah formal. Kedua jenis pendidikan itu adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Perbedaan antara dua jenis sekolah tersebut sangan kentara. Pada SMA, para siswanya diberikan pelajaran yang menuntunnya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Pendidikan Tinggi) selepas tamat sekolah nantinya, jenis pelajarannya bersifat umum dan beragam (kendati sudah
Pada SMK, siswa diberikan kebebasan memilih jurusan sedari kelas X (Sepuluh), jadi pada masa mereka belajar di SMK, mereka fokus mempelajari hal – hal yang berkaitan dengan jurusan yang mereka pilih. Hal ini membuat
ketrampilan mereka akan terus terasah sehingga begitu mereka menyelesaikan pendidikannya di SMK mereka telah siap menghadapi dunia kerja, sesuatu hal yang sangat sulit bagi seorang tamatan SMA.
Terdapat banyak pilihan jurusan yang tersedia di SMK, dimana masing – masing jurusannya memiliki kualifikasi yang berbeda, sehingga akan menciptakan calon tenaga kerja dengan ketrampilan yang berbeda – beda di setiap jurusannya. Salah satu jurusan tersebut adalah jurusan Multimedia. Tidak terkecuali untuk SMKN 12 Surabaya, sekolah hasil merger antara SMKN 9 Surabaya dan SMKN 11 Surabaya ini memiliki jurusan Multimedia yang setiap tahunnya mencetak calon – calon tenaga kerja yang siap bersaing di bidang Multimedia.
Data pada tahun pelajaran 2013 / 2014 menunjukkan siswa jurusan Multimedia pada kelas XII berjumlah 92 siswa yang tersebar dalam tiga kelas, kelas XI berjumlah 99 siswa yang juga tersebar dalam tiga kelas, sedangkan kelas X jumlah siswa Multimedia berjumlah 79 siswa yang tersebar dalam dua kelas.
Banyak faktor yang mempengaruhi calon siswa SMK dalam memilih jurusan yang akan mereka jalani di SMK, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal, faktor – faktor tersebut sangat penting karena mungkin saja dapat mempengaruhi proses pembelajaran yang akan dilalui calon – calon siswa SMK tersebut.
berpengaruh pada kesungguhan seorang siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tidak jarang diketemukan para siswa yang tidak bersungguh – sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena minat yang mereka miliki tidak untuk bidang tersebut.
Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang ketersediaan minat calon siswa dalam pemilihan jurusan Multimedia yang dituangkan dalam judul : “ANALISIS DESKRIPTIF KETERSEDIAAN MINAT DALAM PEMILIHAN KOMPETENSI KEAHLIAN
MULTIMEDIA PADA KELAS X MM 1 SMK NEGERI 12 SURABAYA TAHUN AJARAN 2013 / 2014.”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana ketersediaan minat siswa terhadap pemilihan jurusan Multimedia pada kelas X MM 1 SMKN 12 Surabaya tahun ajaran 2013 / 2014?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat siswa terhadap pemilihan jurusan Multimedia pada kelas X MM 1 SMKN 12 Surabaya tahun ajaran 2013 / 2014?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui ketersediaan minat siswa terhadap pemilihan jurusan Multimedia pada kelas X MM 1 SMKN 12 Surabaya tahun ajaran 2013 / 2014?
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat siswa terhadap pemilihan jurusan Multimedia pada kelas X MM 1 SMKN 12 Surabaya tahun ajaran 2013 / 2014?
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui seberapa besar minat mereka dalam memilih jurusan Multimedia SMKN 12 Surabaya
2. Bagi Guru
Guru dapat mengetahui seberapa besar minat siswa dalam memilih jurusan Multimedia, sehingga guru tersebut dapat memberikan metode pengajaran yang tepat bagi siswanya tersebut
3. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menerapkan teori-teori yang didapat dalam perkuliahan, serta mendapat pengalaman dalam menyusun penelitian.
E. METODE PENELITIAN
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu (Sumadi Suryabrata, 2003: 11). Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey menurut Masri
Singarimbun (1989) adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.
dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu (Sumadi Suryabrata, 2003: 75).
Penelitian ini tidak mencari hubungan antar variabel, menguji hipotesis atau membuat ramalan. Tetapi penelitian ini hanya menganalisis secara deskriptif tentang ketersediaan minat dalam pemilihan jurusan Multimedia di kelas X MM 1 SMK Negeri 12 Surabaya.
E.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 12 Surabaya di Kelurahan
Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya. Waktu penelitian ini adalah semester gasal tahun ajaran 2013/2014.
E.2 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MM 1 SMK Negeri 12 Surabaya tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 39 orang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah minat siswa dalam pemilihan jurusan
Multimedia pada SMK Negeri 12 Surabaya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
E.3 Populasi dan Sampel Penelitian
menjadi sumber penelitian (Burhan Bungin, 2009: 99). Menurut Sutrisno Hadi (2002), populasi adalah semua individu yang akan dipergunakan sebagai efek penelitian atau sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.
Berdasarkan pengertian populasi di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa aktif kelas X MM 1 SMK Negeri 12 Surabaya. Jumlah
keseluruhan populasi adalah 39 siswa.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan kerakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Ronald (1995) sampel adalah suatu himpunan bagian dari populasi. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Berdasarkan pertimbangan efesiensi maka dalam penelitian ini tidak diteliti seluruh anggota populasi, melainkan hanya meneliti sampel yang
representatif yaitu sampel yang memiliki ciri-ciri yang menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Berdasarkan pengertian sampel diatas maka peneliti tidak menggunakan sampel dalam penelitian ini, karena populasi yang terlibat dalam penelitian masih memungkinkan untuk dipelajari dan diberi perlakuan yang sesuai secara
keseluruhan.
E.4 Data dan Sumber Data Penelitian E.4.1. Data Penelitian
Data yang digali dalam penelitian ini adalah: a. Data pokok
SMK Negeri 12 Surabaya kelurahan Siwalankerto, kecamatan Wonocolo, Surabaya.
2. Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap pemilihan jurusan Multimedia pada SMK Negeri 12 Surabaya kelurahan Siwalankerto, kecamatan Wonocolo, Surabaya, meliputi:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam diri siswa tersebut, di penelitian ini yang akan digunakan sebagai faktor internal siswa adalah bakat dalam diri siswa itu sendiri.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa tersebut, adapun fkator eksternal tersebut meliputi :
Himbauan dari keluarga (orang tua, paman, dll) agar memilih jurusan Multimedia
Ajakan teman – teman seangkatan untuk melanjutkan ke jurusan Multimedia
Banyaknya permintaan tenaga kerja untuk alumni Multimedia serta banyaknya peluang wirausaha yang bisa dirintis.
b. Data Penunjang, yakni data berkenaan dengan pada SMK Negeri 12 Surabaya kelurahan Siwalankerto, kecamatan Wonocolo, Surabaya, jumlah siswanya, keadaan guru, tenaga TU dan fasilitas yang dimiliki.
E.4.2. Sumber Data Penelitian
Sumber data dari penelitian ini meliputi:
a. Responden, yaitu seluruh siswa pada SMK Negeri 12 Surabaya kelurahan Siwalankerto, kecamatan Wonocolo, Surabaya yang telah ditetapkan sebagai objek penelitian.
c. Dokumen, yaitu berbagai keterangan tertulis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, seperti arsip-arsip tentang jumlah siswa, guru, TU serta sarana dan fasilitas yang dimiliki pada SMK Negeri 12 Surabaya kelurahan Siwalankerto, kecamatan Wonocolo, Surabaya.
E.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
1. Observasi
Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang masih belum terjaring melalui penggunaan teknik angket dan wawancara. Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan belajar mengajar Multimedia di SMK Negeri 12 Surabaya kelurahan Siwalankerto, kecamatan Wonocolo, Surabaya, serta situasi dan kondisi lingkungan sekolah.
2. Angket
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dari responden tentang minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Multimedia pada SMK Negeri 12 Surabaya kelurahan Siwalankerto, kecamatan Wonocolo, Surabaya.
3. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk melengkapi data-data yang belum terjaring melalui penggunaan metode angket. Wawancara dilakukan kepada informan untuk menggali data tentang metode yang digunakan guru dalam
Surabaya kelurahan Siwalankerto, kecamatan Wonocolo, Surabaya. 4. Dokumenter
Teknik ini digunakan untuk menggali data tentang jumlah siswa, guru, TU serta sarana dan fasilitas yang dimiliki SMK Negeri 12 Surabaya kelurahan Siwalankerto, kecamatan Wonocolo, Surabaya.
E.6 Kerangka Dasar Penelitian
Dalam penelitian ini ketersediaan minat siswa terhadap mata pelajaran Multimedia pada SMK Negeri 12 Surabaya dijadikan sebagai Variabel Terikat (Dependent Variable) yang lambangkan dengan “Y”. Sedangkan faktor-faktor yang menentukan adalah sebagai Variabel Bebas (Independent Variable) yang dilambangkan dengan huruf “X”.
SKEMA Independent variable
X1
X2 Dependent variable
X3 Y
X4 Keterangan :
X1 = Faktor bakat siswa itu sendiri (faktor internal) X2 = Faktor himbauan orang tua (faktor eksternal)
X3 = Faktor ajakan teman seangkatan (faktor eksternal)
X4 = Faktor peluang kerja (faktor eksternal)
E.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data E.7.1 Pengolahan data
Teknik yang digunakan dalam pengolahan data meliputi:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat atau memeriksa kelengkapan, kejelasan dan benar tidaknya data yang terkumpul.
b. Koding
Yaitu memberikan kode-kode pada setiap data yang diperoleh sesuai dengan kode yang telah disusun (dibuat).
c. Klasifikasi
Yaitu pengelompokan data yang sudah terkumpul sesuai dengan jenisnya.
d. Tabulating
Yaitu memasukkan data yang telah di kelompokkan ke dalam bentuk tabel dan kemudian menghitungnya dengan menggunakan rumus:
F
P = X 100 N
Keterangan P = Persentase
F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah responden
e. Interpretasi data
kualitas sebagai berikut:
Dalam melakukan analisis data, digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan menarik kesimpulan secara induktif.
E.8 ProsedurPenelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan kegiatan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Pendahuluan
a. Menjajaki tempat penelitian
b. Menyusun penelitian hingga setingkat proposal (bab I – bab II) c. Mengkonsultasikan penelitian yang telah disusun kepada dosen
pembimbing 2. Tahap Persiapan
a. Melakukan perbaikan pada penelitian yang telah dikonsultasikan b. Menyiapkan instrumen yang diperlukan selama penelitian 3. Tahap Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data b. Mengolah data c. Menganalisa data 4. Tahap Penyusunan Laporan
a. Menyusun hasil penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. MINAT
A.1 Pengertian Minat
Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, 1995). Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang.
Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-moment dari kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang dianggap paling efektif (perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat. Minat juga berkaitan dengan kepribadian. Jadi pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan (kognitif), emosi (afektif), dan kemampuan (konatif) untuk mencapai suatu objek, seseorang suatu soal atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri pribadi (Buchori, 1985)
Lebih lanjut Hardjana (1994) memaparkan, minat merupakan
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan
seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu (Lockmono, 1994).
kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman (Hardjana, 1994).
Menurut Gie (1998), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap pelajaran yang dihadapinya akan mempelajari hal tersebut dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran yang diberikan, dan bahkan dapat menemukan kesulitan–kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan atau praktek karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah siswa mengerti (Hasnawiyah, 1994).
Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru (Slameto, 1995).
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa penyebabnya adalah kekurangan minat (Gie, 1998).
Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah
1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta. 2. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi. 3. Minat mencegah gangguan dari luar
4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan. 5. Minat memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri sendiri.
Minat melahirkan perhatian spontan yang memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama dengan demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang lain tidak bisa
menumbuhkannya dalam diri siswa, tidak dapat memelihara dan mengembangkan minat itu, serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal sebagai wakil dari masing-masing siswa (Gie, 1995).
Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan,
sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi
lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya (Slameto, 1995).
Minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi pada setiap siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan
menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang (Loekmono, 1994).
Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu, merenungkan nilai-nilai dalam aktivitas belajar sangat berguna untuk membangkitkan minat. Misalnya belajar agar lulus ujian, menjadi juara, ahli dalam salah satu ilmu, memenuhi rasa ingin tahu mendapatkan gelar atau memperoleh pekerjaan.
Dengan demikian minat belajar tidak perlu berangkat dari nilai atau motivasi yang muluk-muluk. Bila minat belajar didapatkan pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau kesungguhan dalam belajar (Sudarmono, 1994).
B. MULTIMEDIA
suara, gambar dan teks. Hal ini juga meliputi pengertian yang dikemukakan oleh Robin dan Linda (dalam Darmawan, 2011: 32) menyebutkan bahwa multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan video.
Pendapat lain dikemukakan oleh Rubinson (dalam Sumarno, 2011) yang menyatakan bahwa multimedia merupakan presentasi instruksional yang
mengkombinasikan tampilan teks, grafis, video, dan audio, serta dapat
menyediakan interaktivitas. Pengertian yang lebih komprehensif dikemukakan oleh Mao Neo dan Ken T.K Neo (dalam Sumarno, 2011) bahwa multimedia adalah kombinasi berbagai tipe media digital seperti teks, gambar, suara dan video, yang dipadukan dalam aplikasiatau presentasi interaktif multisensory untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada pemirsa.
Dalam konteks komunikasi pembelajaran, Hofsteder (Darmawan, 2011: 32) menyebutkan bahwa multimedia dapat dipandang sebagai pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Jadi, dukungan elektronik memungkinkan komputer digunakan sebagai media untuk mengembangkan atau inovasi-inovasi model pembelajaran yang lebih baik, interaktif, dan berbasis teknologi.
yang meningkatkan minat membaca dan motivasi siswa. bahkan menurut Borda (dalam Sumarno, 2011) kemajuan teknologi akhir-akhir ini telah menjadikan multimedia bukan lagi sekedar “dua atau lebih” media yang dikombinasikan yang dikombinasikan untuk menyediakan informasi tentang subyek atau konsep tetapi telah berkembang menjadi “new media” yang dengan ciri utama; digital,
interaktif, multimedia, non-linier, hypertekstual dan hybrid.
Jonassen (dalam Sumarno, 2011) mengatakan hal menarik dari multimedia adalah efek seduktif yang dimilikinya. Jonassen telah membuktikan bahwa multimedia memikat perhatian dan memiliki daya tarik yang tinggi untuk digunakan. Unsur visual dan auditori yang menarik merupakan senjata yang ampuh untuk memancing ketertarikan siswa pada kegiatan instruksional,
meningkatkan performansi proses instruksional, dan meningkatkan kemampuan retensi dan transfer. Fitur – fitur seperti teks dan tulisan, animasi ilustrasi, musik dan efek suara, video dan lingkungan multimedia dapat memberikan dukungan yang kuat dalam pembelajaran.
dapat memberikan umpan balik terhadap respon peserta didik dengan segera, (5) mampu menciptakan proses belajar secara berkesinambungan.
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu. Didaktik Metodik. Cet.II; Semarang: CV. Toha Putra. 1998 Buchari. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Aksara Baru. 1985.
Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Darmawan, Deni. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Depdikbud, (1996). Dampak Pembanguan Pendidikan Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat di Yokyakarta. Jakarta.
Gie. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberti. 1995.
Hardjana. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius. 1994. Jalaluddin.2002.Teologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kartono, K. Bimbingan Belajar di SMU dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1995.
Loekmono. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta:GP Press
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta: Penertbit Pustaka LP3ES Indonesia.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta. 1995.
Sudarmono. Tuntunan Metodologi Belajar. Jakarta: Grasindo. 1994.\ Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV
Wacana Prima.
Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Uno, Hamzah B & Nina Lamatenggo. Teknologi Komunikasi dan Informasi