• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA POWERPOINT DI SDN BENDAN NGISOR KOTA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA POWERPOINT DI SDN BENDAN NGISOR KOTA SEMARANG"

Copied!
304
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS

MELALUI MODEL

TWO STAY TWO STRAY

DENGAN MEDIA

POWERPOINT

DI SDN BENDAN NGISOR KOTA SEMARANG

SKRIPSI

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

AFRINIA NUR FATIMAH

1401411499

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Afrinia Nur Fatimah

NIM : 1401411499

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi :Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model

Two Stay Two Stray dengan Media Powerpoint di SDN Bendan Ngisor Kota Semarang

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau tulisan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 10 Juni 2015 Peneliti

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi atas nama Afrinia Nur Fatimah, NIM 1401411499, berjudul

“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Two Stay Two Stray

dengan Media Powerpoint di SDN Bendan Ngisor Kota Semarang” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Kamis

tanggal : 25 Juni 2015

Semarang, 10 Juni 2015 Mengetahui,

Ketua Jurusan PGSD Dosen Pembimbing

Dra. Hartati, M. Pd. Dr. Eko Purwanti, M.Pd.

(4)

iv

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi atas nama Afrinia Nur Fatimah, NIM 1401411499, dengan judul

“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Two Stay Two Stray

dengan Media Powerpoint di SDN Bendan Ngisor Kota Semarang”, telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Kamis tanggal : 25 Juni 2015

Panitia Ujian Skripsi

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Drs. Moch Ichsan, M.Pd. NIP. 195604271986031001 NIP. 195006121984031001

Penguji Utama

Dra. Munisah, M.Pd

NIP. 195506141988032001

Penguji I Penguji II

(5)

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat

serta keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan

adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika

tidak disertai cinta” (Khalil Gibran)

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua “(Aristoteles)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku tercinta, kakakku tersayang, dan seluruh keluarga

Yang telah memberi doa dan dukungan dalam setiap langkahku

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Two Stay Two Stray

dengan media Powerpoint”. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan terimakasih dan rasa hormat kepada semua pihak antara lain:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan studi dan menyelesaikan skripsi

2. Prof. Dr. Fahrudin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin penelitian dan pengesahan skripsi.

3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memperlancar penyelesaian skripsi ini.

4. Dr. Eko Purwanti, M.Pd., Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran, tanggung jawab, dan kesungguhan hati sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

(7)

vii

6. Dra. Arini Estiastuti, M.Pd., Dosen Penguji I yang telah menguji dengan teliti dan sabar serta memberikan banyak masukan kepada penulis.

7. Sri Sunarti, S.Pd., Kepala SDN Bendan Ngisor Kota Semarang yang telah menerima peneliti untuk melakukan penelitian

8. Ratih Juwariah, S.Pd., Guru kelas VB SDN Bendan Ngisor Kota Semarang yang telah memberikan bimbingan dan bantuan yang berharga

9. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

Demikian yang dapat peneliti sampaikan, semoga semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan dan mendapat berkah yang berlimpah dari Allah SWT. Harapan peneliti, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 10 Juni 2015

(8)

viii

ABSTRAK

Fatimah, Afrinia Nur. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melaui Model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint di SDN Bendan Ngisor Kota Semarang. Skripsi. Jurusan PGSD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Dr. Eko Purwanti, M.Pd. 192 halaman.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil refleksi diri peneliti dalam pembelajaran IPS pada kelas VB SDN Bendan Ngisor Kota Semarang yang menunjukkan perlu adanya peningkatan. Beberapa permasalahan penyebab kondisi tersebut diantaranya: (1) keterampilan guru: guru belum maksimal menggunakan model pembelajaran ; (2) aktivitas siswa: dalam kegiatan keja kelompok hanya beberapa siswa saja yang aktif, dan siswa yang lain bermain sendiri; (3) hasil belajar: hanya 13 dari 24 siswa yang mendapat hasil belajar mencapai KKM. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah meningkatkan kualiatas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint pada siswa kelas VB SDN Bendan Ngisor Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pembelajaran IPS pada siswa kelas VB SDN Bendan Ngisor Kota Semarang.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan tiga kali pertemuan. Subjek penelitian adalah guru dan 37 siswa SDN Bendan Ngisor Kota Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Analisis data menggunakan analisis statistik kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru pada siklus I memperoleh kategori baik, pada siklus II dan pada siklus III memperoleh kategori sangat baik. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I memperoleh kategori cukup, pada siklus II memperoleh kategori baik, dan pada siklus III memperoleh kategori sangat baik. Hasil belajar ranah pengetahuan siswa pada siklus I memperoleh kategori cukup, pada siklus II dan pada siklus III memperoleh kategori baik.

Simpulan penelitian ini adalah melalui model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Saran penelitian ini adalah guru hendaknya menerapkan model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

3.4 Manfaat Penelitian ... 10

II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... 11

2.1.1 Hakikat Belajar ... 11

(10)

x

2.1.1.2 Prinsip-prinsip belajar ... 12

2.1.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ... 13

2.1.2 Hakikat pembelajaran ... 15

2.1.2.1 Pengertian pembelajaran ... 15

2.1.2.1 Ciri-ciri pembelajaran ... 17

2.1.3 Kualitas pembelajaran ... 17

2.1.3.1 Keterampilan guru ... 22

2.1.3.2 Aktivitas siswa ... 32

2.1.2.3 Hasil Belajar ... 34

2.1.4 Hakikat IPS ... 40

2.1.4.1 Pengertian IPS ... 40

2.1.4.2 Tujuan IPS ... 41

2.1.4.3 Ruang Lingkup IPS ... 33

2.1.5 Strategi Pembelajaran ... 44

2.1.5.1 Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray ... 44

2.1.5.1.1 Pembelajaran Kooperatif ... 44

2.1.5.1.2 Pengertian model pembelajaran Two Stay Two Stray ... 46

2.1.5.1.3 Langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two Stray ... 47

2.1.5.1.4 Tahapan-tahapan model pembelajaran Two Stay Two Stray... 47

2.1.5.2 Media Pembelajaran ... 50

2.1.5.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 50

2.1.5.2.2 Pengertian Media Powerpoint ... 50

(11)

xi

2.1.5.2.4 Fungsi media pembelajaran ... 55

2.1.5.3 Pendekatan Saintifik ... 56

2.1.6 Teori Belajar yang mendasari Model Two Stay Two Stray ... 59

2.1.6.1 Teori Belajar Kognitif ... 59

2.1.6.1 Teori Belejar Konstruktivisme ... 61

2.1.7 Penerapan Model Two Stay Two Stray dengan Media Powerpoint .. 62

2.2 Kajian Empiris ... 66

2.3 Kerangka Berpikir ... 74

2.4 Hipotesis Tindakan ... 77

III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 78

3.2 Perencanaan Tahap Penelitian ... 81

3.3 Subjek Penelitian ... 92

3.4 Tempat Penelitian ... 92

3.5 Variabel Penelitian ... 92

3.6 Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 94

3.6.1 Sumber Data ... 94

3.6.2 Jenis Data ... 95

3.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 96

3.6.3.1 Teknik Tes ... 96

3.6.3.2 Teknik Non Tes ... 97

3.7 Teknik Analisis Data ... 98

(12)

xii

3.7.2 Kualitatif ... 101

3.8 Indikator Keberhasilan ... 104

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 105

4.1.1 Deskripsi pelaksanaan siklus I ... 105

4.1.1.1 Perencanaan siklus I ... 105

4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 107

4.1.1.3 Observasi siklus I ... 109

4.1.1.4 Refleksi Siklus I ... 124

4.1.2 Deskripsi pelaksanaan siklus II ... 127

4.1.2.1 Perencanaan siklus II... 127

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 128

4.1.2.3 Observasi siklus II ... 131

4.1.2.4 Refleksi Siklus II ... 145

4.1.3 Deskripsi pelaksanaan siklus III ... 147

4.1.3.1 Perencanaan siklus III ... 147

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 147

4.1.3.3 Observasi siklus III ... 150

4.1.3.4 Refleksi Siklus III ... 164

4.1.5 Rekapitulasi Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ... 167

4.2 Pembahasan ... 172

(13)

xiii

4.2.1.1 Peningkatan Keterampilan Guru dalam Pembelajaran IPS Melalui

Model Two Stay Two Stray dengan Media Powerpoint ... 173

4.2.1.2 Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Two Stay Two Stray dengan Media Powerpoint ... 180

4.2.1.3 Peningkatan Hasil Belajar dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Two Stay Two Stray dengan Media Powerpoint ... 186

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian ... 193

4.2.2.1 Implikasi Teoritis ... 193

4.2.2.2 Implikasi Praktis ... 194

4.2.2.3 Implikasi Pedagogis ... 194

V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 195

5.2 Saran ... 196

Daftar Pustaka ... 198

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jurnal Penelitian ... 58

Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 73

Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 76

Tabel 3.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 79

Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar Siswa ... 90

Tabel 3.5 Konversi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ... 90

Tabel 3.6 Kategori Kriteria Ketuntasan ... 92

Tabel 3.7 Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru ... 93

Tabel 3.8 Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa ... 93

Tabel 4.1 Perencanaan Siklua I ... 96

Tabel 4.2 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ... 99

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 102

Tabel 4.4 Hasil Belajar Ranah Pengetahuan Siklus I ... 107

Tabel 4.5 Hasil Observasi Sikap Spiritual Siswa Siklus I ... 108

Tabel 4.6 Hasil Belajar Sikap Sosial Siswa Siklus I ... 109

Tabel 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Siswa Siklus I... 118

Tabel 4.8 Rencana Pelaksaaan Pembelajaran Siklus II ... 115

Tabel 4.9 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ... 118

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 122

Tabel 4.11 Hasil Belajar Ranah Pengetahuan Siklus II ... 126

(15)

xv

Tabel 4.13 Hasil Observasi Sikap Sosial Siswa Siklus II ... 128

Tabel 4.14 Hasil Observasi Keterampilan Siswa Siklus II ... 130

Tabel 4.15 Rencana Pelaksaaan Pembelajaran Siklus III ... 134

Tabel 4.16 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ... 137

Tabel 4.17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 141

Tabel 4.18 Hasil Belajar Ranah Pengetahuan Siklus III ... 145

Tabel 4.19 Hasil Observasi Sikap Spiritual Siswa Siklus III ... 147

Tabel 4.20 Hasil Observasi Sikap Sosial Siswa Siklus III ... 148

(16)

xvi

DAFTAR BAGAN

(17)

xvii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ... 99

Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 103

Diagram 4.3 Hasil Belajar Ranah Pengetahuan Siswa Siklus I ... 107

Diagram 4.4 Hasil Observasi Sikap Spiritual Siswa Siklus I ... 108

Diagram 4.5 Hasil Observasi Sikap Sosial Siswa Siklus I... 109

Diagram 4.6 Hasil Observasi Ranah Keterampilan Siswa Siklus I ... 111

Diagram 4.7 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ... 119

Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 122

Diagram 4.9 Hasil Belajar Ranah Pengetahuan Siswa Siklus II ... 126

Diagram 4.10 Hasil Observasi Sikap Spiritual Siswa Siklus II ... 127

Diagram 4.11 Hasil Observasi Sikap Sosial Siswa Siklus II ... 129

Diagram 4.12 Hasil Observasi Keterampilan Siswa Siklus II ... 130

Diagram 4.13 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ... 138

Diagram 4.14 Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 142

Diagram 4.15 Hasil Belajar Ranah Pengetahuan Siswa Siklus III ... 146

Diagram 4.16 Hasil Observasi Sikap Spiritual Siswa Siklus III ... 147

Diagram 4.17 Hasil Observasi Sikap Sosial Siswa Siklus III ... 148

Diagram 4.18 Hasil Observasi Ranah Keterampilan Siswa Siklus III ... 150

Diagram 4.19 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ... 154

(18)

xviii

Diagram 4.21 Hasil Belajar Ranah Pengetahuan Siklus I, Siklus II, dan

Siklus III ... 156 Diagram 4.22 Hasil Belajar Ranah Sikap Spiritual Siswa Siklus I, Siklus II,

dan Siklus III ... 157 Diagram 4.23 Hasil Belajar Ranah Sikap Sosial Siswa Siklus I, Siklus II,

dan Siklus III ... 158 Diagram 4.24 Hasil Belajar Ranah Keterampilan Siswa Siklus I, Siklus II,

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Penetapan Indikator ... 201

Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 206

Lampiran 3 Lembar Observasi Keterampilan Guru ... 211

Lampiran 4 Lembar Oservasi Aktivitas Siswa ... 221

Lampiran 5 Catatan Lapangan Keterampilan Guru ... 234

Lampiran 6 Catatan Lapangan Aktivitas Siswa ... 239

Lampiran 7 Perangkat Pembelajaran ... 244

Lampiran 8 Hasil Belajar Siswa ... 332

Lampiran 9 Surat-surat Penelitian ... 365

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dengan siswa yang harus berlangsung secara efektif. Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Agar tujuan pembelajaran tercapai yaitu dengan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dan peningkatan kualitas. Peningkatan kualitas pembelajaran ditunjukkan dengan peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 3 tentang tujuan dari pendidikan di Indonesia adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(21)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Satndar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI menyebutkan mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermayarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat (BSNP, 2006:575).

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari–hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat (Trianto, 2014:176). Tujuan pembelajaran IPS di SD agar peserta didik memiliki kemampuan dalam (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) berkemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; serta (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (BSNP, 2006:575).

(22)

pembelajaran adalah keterkaitan sistemik dan sinergis antara guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler. Indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat antara lain dari perilaku pembelajaran pendidik, perilaku dan dampak belajar siswa, hasil belajar, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, kualitas media pembelajaran. Dalam penelitian ini indikator tersebut akan akan dikaji dalam 3 variabel yaitu: keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.

(23)

Berdasarkan kondisi diatas, guru bersama guru mitra melakukan tindakan perbaikan kualitas pembelajaran yang mengaktifkan semua siswa dan menciptakan kondisi belajar menyenangkan dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint dan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan santifik berdasar pada pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan saintifik (pendekatan ilmiah). Pendekatan santifik menerapkan lima pengalaman belajar

pokok yaitu: a) mengamati; b) menanya; c) mengumpulkan informasi; d) mengasosiasi; dan e) mengkomunikasikan seperti yang tertulis pada Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014. Penggunaan pendekatan santifik dimaksudkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu informasi dari berbagai sumber serta memberikan pemahaman dalam mengenal. Proses pembelajaran tersebut bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar yang mencakup pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan sesuai dengan standar kelulusan tahun 2013.

(24)

Kelebihan penggunaan Two Stay Two Stray adalah dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran yang membuat cara belajar peserta didik menjadi lebih bermakna, sehingga tidak akan terjadi pembelajaran yang

teacher center namun mengarah student center, dengan demikian teknik ini dapat meningkatkan penguasaan materi IPS karena peserta didik bisa bertukar pendapat serta berdiskusi dengan teman-teman saat kerja kelompok. Model Two Stay Two Stray ini cukup efektif untuk meningkatkan penguasaan materi IPS. Sehingga peneliti memilih teknik pembelajaran ini untuk meningkatkan penguasaan konsep pada peserta didik kelas VB SDN Bendan Ngisor. Tujuan penggunaan model Two Stay Two Stray akan mengarahkan peserta didik untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.

Selain menggunakan model Two Stay Two Stray juga digunakan media

powerpoint. Penggunaan media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media Powerpoint disini menjadikan pembelajaran IPS lebih kondusif dan efektif. Siswa tertarik dengan materi pembelajaran sehingga kondisi kelas lebih tenang dan konsentrasi akan terbangun dengan sendirinya pada diri masing-masing siswa.

Hasil penelitian yang menunjukkan tentang keberhasilan berkaitan penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray dalam kegiatan pembelajaran antara lain penelitian yang dilakukan oleh Cici Indriyani dengan judul

(25)

Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Pada Siswa Kelas IV SD Tambakaji 05

Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang”. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu; bahwa skor rata-rata keterampilan guru pada siklus I adalah 2,8 dengan persentase 70% termasuk dalam kategori baik, pada siklus II adalah 3,33 masuk dalam kategori sangat baik dengan persentase 83%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada keterampilan guru sebesar 0,53 dengan persentase 13%. Sedangkan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 2,85 dengan persentase 72,5%, pada siklus II menjadi 3,22 dengan persentase 80,5% sehingga terjadi peningkatan yang cukup baik yaitu sebesar 0,37 dengan persentase 8%. Persentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada siklus I persentase ketuntasan belajar mencapai 69%. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 82%. (Jurnal Kependidikan Dasar Vol 1 No.2 Tahun 2011: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined/article/view/989/ 1017. Diakses pada tanggal 28 januari 2015)

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan santifik, model

Two Stay Two Stray, dan media Powerpoint. Penerapan model Kooperatif Two Stay Two Stray dalam pembelajaran bentuk kelompok dapat meningkatkan partisipasi siswa, dan penggunaan media Powerpoint diharapkan pembelajaran lebih menarik karena guru menggunakan media penyampaian materi sehingga hasil belajar siswa meningkat.

(26)

mendapatkan permasalahan pada pembelajaran dan mencarikan solusinya dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajarannya. Penelitian ini mengambil judul

“Peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray

dengan media Powerpoint di SDN Bendan Ngisor Kota Semarang”. 1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH 1.2.1 Rumusan Masalah

1.2.1.1 Rumusan Umum

Bagaimanakah model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di kelas VB SDN Bendan Ngisor Kota Semarang?

1.2.1.2 Rumusan Khusus

1. Apakah model pembelajaran Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint

dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS di kelas VB SDN Bendan Ngisor Kota Semarang?

2. Apakah model pembelajaran Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint

dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VB SDN Bendan Ngisor Kota Semarang?

3. Apakah model pembelajaran Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint

dapat meningkatkan hasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VB SDN Bendan Ngisor Kota Semarang?

1.2.2 Pemecahan Masalah

(27)

perlu diambil tindakan yaitu melalui perencanaan penerapan model Two Stay Two Stray menurut Agus Suprijono (2012:140), dikombinasikan dengan media

Powerpoint menurut Daryanto (2012: 70), dan menngunakan pendekatan saintifik menurut Hosnan (2014: 39-41). Adapun langkah-langkah tindakan tersebut adalah:

1) Guru menyiapkan materi dan siswa mempersiapkan diri. 2) Guru membuka pelajaran dan melakukan apersepsi.

3) Siswa mendengarkan materi dari guru dan mengamati tayangan powerpoint

tentang tokoh perjuangan kemerdekaan yang telah disiapkan oleh guru kemudian melakukan tanya jawab. (mengamati, menanya)

4) Siswa membentuk kelompok secara heterogen yang benggotakan 4 anak, 2 anak sebagai tuan rumah dan 2 anak lainya sebagai tamu, dan siswa menggunakan tanda di kepala berbentuk bulan sebagai tuan rumah dan bintang sebagai tamu. (membuat jejaring)

5) Siswa diberikan lembar kerja yang dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya. (menalar)

6) Dua orang siswa dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain. Dua orang siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. (mencoba, mengkomunikasikan)

(28)

8) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka. (mengkomunikasikan).

9) Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran kemudian melakukan evaluasi. (mengkomunikasikan, menalar)

1.3TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian adalah : 1.3.1 Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas pembelajaran IPS SD dengan penerapan model Two Stay Two Stray berbantuan media Powerpoint.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendiskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan penerapan model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint pada siswa kelas VB SD Negeri Bendan Ngisor Kota Semarang.

2. Mendiskripsikan peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS dengan penerapan model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint pada siswa kelas VB SD Negeri Bendan Ngisor Kota Semarang.

(29)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengembangan teori pembelajaran IPS, menjadi kajian tentang hasil penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial serta sebagai referensi atau bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah: 1. Siswa

Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dengan media

Powerpoint menjadikan pembelajaran siswa dikelas lebih bervariasi sehingga meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran IPS. Hasil belajar siswa yang dicapai siswa dalam pembelajaran IPS meningkat dan membentuk karakter siswa.

2. Guru

Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dengan media

Powerpoint bisa diterapkan guru dalam memberikan pengetahuan maupun materi serta memberikan pengalaman baru tentang model pembelajaran kooperatif dan membuat guru lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran.

3. Lembaga/ Sekolah

(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Hakikat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku.Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamn sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseprang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar (Slameto, 2013:2).

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Pengertian ini menitik beratkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan.Didalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi,

(31)

merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh (Oemar Hamalik, 2014:28).

Cronbach, Haronld Spears, dan Geoch mengungkapkan definisi belajar yaitu (1) Cronbach memberikan definisi ,”Learning is shown by a change in

behavior as a result of experience.” (Belajar adalah memperlihatkan perubahan

dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman). (2) Harold Spears memberikan

batasan,”Learning is to be observe, to read, to iniate, to try something themselves, to listen, to follow direction.” (Belajar adalah mengamati, membaca, berinisisasi,

mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjik). (3) Geoch mengatakan, ”Learning is change in perfomance as a result of practice.” (Belajar

adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktik) (Hamdani,2011:20). Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu dengan beberapa kegiatan antara lain membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lainya . Belajar itu mempunyai sifat aktif dan terarah yang mempunyai intensitas tergantung pada tingkat kematangan fisik, mental, dan tendensi pada seorang individu yang melakukanya.

2.1.1.2Prinsip-prinsip belajar

Dalam Suprijono, (2012 : 4-5), menyatakan bahwa prinsip-prinsip belajar terdiri dari tiga hal.

(32)

a. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental, yaitu perubahan yang disadari. b. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.

c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup. d. Positif atau berakumulasi.

e. Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

f. Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai

“any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that accurs as a result of experience”.

g. Bertujuan dan terarah.

h. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena dorongan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organic. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta didik dan lingkungannya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar ada tiga, yaitu belajar merupakan perubahan tingkah laku, belajar merupakan proses, dan belajar merupakan bentuk pengalaman bagi setiap individu.

2.1.1.3Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

(33)

(ektern). Faktor intern adalah faktor yang ada didalam individu yang sdang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto, 2013:54).

Salah satu faktor internal adalah kecerdasan, kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil-tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau diatas normal, secara potensi ia dapat mencapai prestasi tinggi (Kartono dalam Hamdani,2011:139).

Selain kecerdasan yang merupakan faktor internal antara lain: (1)faktor jasmani atau faktor fisiologis yang pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang (2) Sikap seseorang yang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan (3) minat, menurut para ahli psikologis minat merupakan suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus (4) bakat, merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (5) motivasi, yang merupakan pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Hamdani, 2011:142).

(34)

waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah, (3) lingkungan masyarakat, masyarakat merupakan faktor ektern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat (Slameto, 2013:60)

Suatu faktor atau pendorong yang biasanya besar pengaruhnya dalam belajarnya anak-anak didik kita adalah cita-cita. Cita-cita merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, artinya kebutuhan-kebutuhan biasanya disentralisasikan di sekitar cita-cita itu, sehingga dorongan tersebut mampu memobilisasikan energi psikis untuk belajar (Daryanto, 2013:58).

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor ekternal dan intern. Faktot internal terdiri dari kecerdasan, faktor jasmani, sikap, minat, bakat, dan motivasi. Kemudian utuk faktor ekternal terdiri dari lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Faktor internal dan ekternal saling mempengaruhi prestasi belajar siswa, serta cita-cita peserta didik juga merupakan faktor yang mempengaruhi belajarnya.

2.1.2 Hakikat pembelajaran 2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran

(35)

Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya. Pada dasarnya semua siswa mempunyai gagasan atau pengetahuan awal yang sudah terbangun. Dari pengetahuan awal dan pengalaman yang ada, siswa menggunakan informasi yang berasal dari lingkunganya dalam rangka mengonstruksi interpretasi pribadi serta makna-maknanya. Makna dibangun ketika guru memberikan permasalahan yang relevan dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada sebelumnya, memberi kesempatann kepada siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri. Untuk membangun makna tersebut, poses belajar mengajar berpusat pada siswa (Hamdani, 2011: 23).

(36)

belajar, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya (Sugandi dalam Hamdani, 2011:48)

Dari beberapa uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan untuk memfasilitasi dalam meningkatkan kualitas belajar pada peserta didik. Proses pembelajaran yaitu komunikasi antara peserta didik dengan pendidik yang menggunakan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang terarah pada tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sehingga kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen antara lain: tujuan pembelajaran, subjek belajar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, strategi, metode, model, teknik, dan media untuk mencapai keberhasilan.

2.1.2.2Ciri-ciri Pembelajaran

Ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis; (2) pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar; (3) pembelajaran dapat menyediakan bahan ajar yang menarik perhatian dan menantang; (4) pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik; (5) pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa; (6) pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, (7) pembelajaran menekankan keaktifan siswa, (8) pembelajaran dilaksanakan secara sadar dan sengaja (Darsono dalam Hamdani, 2011:47) .

(37)

2.1.3 Kualitas pembelajaran

Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektifan (Etzioni dalam Hamdani, 2011:194). Secara definitive, efektifitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektifitas merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup beberapa faktor di dalam maupun diluar seseorang.

Efektifitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dapat dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya (Robbins dalam Hamdani, 2011: 194) .

Disamping itu efektivitas juga dapat dilihat dari tingkat kepuasan yang dicapai oleh orang. Bahwa belajar dikatakan sebagai komunikasi terencana yang menghasilkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam hubungan dengan sasaran khusus yang berkaitan dengan pola perilaku individu untuk mewujudkan tugas atau pekerjaan tertentu (Bramley dalam Hamdani, 2011:194) .

Menurut Depdiknas (2004: 7) kualitas pembelajaran adalah keterkaitan sistemik dan sinergis antara guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler. Indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat antara lain dari perilaku pembelajaran pendidik, perilaku dan dampak belajar siswa, hasil belajar, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, kualitas media pembelajaran. Kualitas pembelajaran terdiri dari berbagai komponen yaitu : a. Perilaku pembelajaran pendidik, dapat dilihat dari kinerjanya sebagai berikut:

(38)

 Menguasai disiplin ilmu berkaitan dengan keluasan dan kedalaman

jangkauan substansi dan metodologi dasar keilmuan, serta mampu memilih, menata, mengemas, dan merepresentasikan materi sesuai kebutuhan siswa agar dapat memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan siswa.

 Menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik yang berorientasi

pada siswa tercermin dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi dan memanfaatkan hasil evaluasi pembelajaran secara dinamis untuk membentuk kompetensi yang dikehendaki.

 Mengembangkan kepribadiandan keprofesionalan sebagai kemampuan

untuk dapat mengetahui, mengukur, dan mengembang-mutakhirkan kemampuannya secara mandiri.

b. Perilaku dan dampak belajar siswa dapat dilihat dari kompetensinya berikut ini:

 Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar.

 Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan

keterampilan serta membangun sikapnya.

 Mau dan mampu memperluas serta memperdalam pengetahuan dan

ketrampilan serta memantapkan sikapnya.

 Mau dan mampu menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikapnya

secara bermakna.

 Mau dan mampu membangun kebiasaan berpikir, bersikap dan bekerja

(39)

 Mampu menguasai materi ajar mata pelajaran dalam kurikulum

sekolah/satuan pendidikan sesuai dengan bidang studinya. c. Iklim pembelajaran mencakup :

 Suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan

pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas kependidikan.

 Perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan kreatifitas

guru.

d. Materi pembelajaran yang berkualitas tampak dari:

 Kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus

dikuasai siswa.

 Ada keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu

yang tersedia.

 Materi pembelajaran sistematis dan kontekstual.

 Dapat mengakomodasikan partisipasi aktif siswa dalam belajar

semaksimal mungkin.

 Dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan

bidang ilmu, teknologi, dan seni.

 Materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, profesional,

psiko-pedagogis, dan praktis.

e. Kualitas media pembelajaran tampak dari:

(40)

 Mampu memfasilitasi proses interaksi antara siswa dan guru, siswa dan

siswa, serta siswa dengan ahli bidang ilmu yang relevan.

 Melalui media pembelajaran, mampu mengubah suasana belajar dari siswa

pasif dan guru sebagai sumber ilmu satu-satunya, menjadi siswa aktif berdiskusi dan mencari informasi melalui berbagai sumber belajar yang ada.

f. Sistem pembelajaran mampu menunjukkan kualitas jika:

 Memiliki penekanan dan kekhususan lulusannya, responsif terhadap

berbagai tantangan secara internal maupun eksternal.

 Memiliki perencanaan yang matang dalam bentuk rencana strategis dan

rencana operasional .

 Ada semangat perubahan yang dicanangkan dalam pembelajaran yang

mampu membangkitkan upaya kreatif dan inovatif dari semua civitas akademika melalui berbagai aktivitas pengembangan.

(41)

2.1.3.1Keterampilan guru

Dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan keterampilan guru yang memadai antara lain keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar sangat diperlukan dalam pembelajaran karena konstruksi belajar mengajar berpusat pada guru, guru mengajari peserta didik, guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebagai pihak penerima. Guru

bertindak sebagai “panglima”, guru dianggap paling dominan, dan guru

dipandang sebagai orang yang paling mengetahui (Agus Suprijono, 2012:12). Ada 8 (delapan) keterampilan mengajar atau membelajarkan yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya:

1) Keterampilan bertanya

Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa. Keterampilan bertanya menurut Turney (dalam Mulyasa, 2009:70) sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik.

(42)

yang cukup kepada siswa untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan; berikan pertanyaan kepada siswa secara merata; berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab dan bertanya (Rusman, 2014:82)

2) Keterampilan memberi penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

(43)

3) Keterampilan mengadakan variasi

Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengtatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.

Ada tiga komponen variasi stimulus yang dapat dilakukan guru menurut pendapat Sanjaya (2011: 39) yaitu :

1) Variasi pada waktu melaksanakan proses pembelajaran

Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan guru untuk menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif yaitu :

a. Penggunaan variasi suara

Guru harus terampil untuk mengatur volume suaranya, sehingga siswa mudah menangkap dan memahami pesan. Selain itu guru juga harus dapat mengatur irama suara sesuai dengan isi pesan yang akan disampaikan. Melalui intonasi dan pengaturan suara yang baik dapat memberikan semangat belajar siswa dan proses pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan. b. Pemusatan perhatian

Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yag dianggap penting dapat dilakukan oleh guru untuk memfokuskan perhatian siswa.

c.Kebisuan guru

(44)

pasti mereka akan diam. Teknik ini dapat digunakan sebagai alat menstimulus ketenangan dalam belajar.

d.Mengadakan kontak pandang

Ada kalanya guru memandang setiap mata siswa dengan penuh perhatian sebagai tanda bahwa guru memperhatikan siswa dan untuk meyakinkan kepada siswa bahwa apa yang dikatakan guru akan sangat bermanfaat bagi siswa.

2) Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran

Media dan alat pembelajaran merupakan sarana dan prasarana yang digunakan guru untuk mempermudah penyampaian materi kepada siswa. Guru dituntut untuk terampil menggunakan variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran. Secara umum ada tiga bentuk media, yaitu media yang dapat didengar, dapat dilihat, dan dapat diraba. Untuk penggunaanya harus disesuaikan dengan kebutuhan.

3) Variasi dalam berinteraksi

(45)

4) Keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan (Uzer Usman, 2010:74).

Prinsip-prinsip yang harus dikuasai guru agar siswa memperoleh pemahaman yang utuh dan jelas tentang materi yang disampaikan oleh guru antara lain: (1) keterkaitan dengan tujuan; (2) relevan antara penjelasan dengan materi dan karakteristik siswa; (3) kebermaknaan; (4) dinamis, dan; (5) penjelasan dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan kegiatan penutup (Rusman, 2013:88).

5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure)

(46)

Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: (1) menarik perhatian; (2) memberikan motivasi; (3) memberi acuan; dan (4) mengaitkan materi pelajaran. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan yang dilakukan guru ketika akan mengakhiri kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan ini guru harus mampu memotivasi siswa untuk mengutarakan simpulan tentang pembelajaran pada pertemuan tersebut dan mengetahui tingkat pemahaman siswa (Djamarah, 2010:142).

Tujuan kegiatan membuka pelajaran, yaitu: (1) untuk menarik perhatian siswa; (2) menumbuhkan motivasi bela-jar siswa, dan; (3) memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran menurut (Sanjaya, 2013:43).

6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

(47)

kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa. Komponen-komponen yang harus diperhatikan guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil menurut Rusman (2014: 89) yaitu :

a. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi

Cara yang digunakan dalam memusatkan siswa pada tujuan dan topik yaitu merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi, mengemukakan masalah-masalah khusus, dan mencatat rangkunman hasil diskusi.

b. Memperluas masalah atau urunan pendapat

Tugas guru dalam memimpin diskusi untuk memperjelas masalah yaitu mengurai kembali masalah tersebut hingga menjadi jelas, meminta komentar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan, dan menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan.

c. Menganalisis pandangan siswa

(48)

d. Meningkatkan urunan siswa

Cara untuk meningkatkan urunan siswa yaitu mengajukan beberapa pertanyan yang menantang, memberikan beberapa contoh verbal atau nonverbal yang sesuai, memberi waktu untuk berpikir, dan memberikan dukunga terhadap pendapat siswa dengan penuh perhatian.

e. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

Penyebaran kesempatan berpartisipasi dapat dilakukan dengan cara memancing pertanyaan kepada siswa yang enggan berpartisipasi, mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberikan kesempatan kepada siswa yang pendiam, mencegah dengan bijaksana siswa yang sering memonopoli pembicaraan, dan mendorong siswa untuk berkomentar terhadap pertanyaan temannya.

f. Menutup diskusi

Hal-hal yang dapat dikuasai guru dalam menutup diskusi adalah membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa, memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi, dan mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi.

7) Keterampilan mengelola kelas

(49)

yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.

Komponen-komponen dalam mengelola kelas adalah sebagai berikut : a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan

kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur, memberi penguatan

b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal, Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah (Rusman, 2014:90).

Menghindari perilaku-perilaku yang dapat mengganggu dalam pengelolaan kelas dapat dilakukan dengan teknik-teknik berikut: (1) penciptaan kondisi belajar yang opti-mal; (2) menunjukkan sikap tanggap; (3) memusatkan perhatian; (4) memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, serta; (5) memberi teguran dan penguatan (Sanjaya, 2013:45).

8) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

(50)

perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa (Uzer Usman, 2010:74).

Keterampilan mengajar yang akan diamati dalam pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray dengan media powerpoint meliputi 9 indikator, antara lain:

1. Menyiapkan pembelajaran dan mengkondisikan siswa (Keterampilan mengelola kelas).

2. Membuka pembelajaran (Keterampilan membuka dan menutup pelajaran). 3. Menyampaikan dan menjelaskan materi menggunakan media powerpoint

(Keterampilan menjelaskan).

4. Melakukan tanya jawab dengan siswa. (keterampilan bertanya)

5. Membimbing siswa dalam pembentukan kelompok. (Keterampilan mengadakan variasi, Keterampilan mengelola kelas)

6. Memberikan lembar kerja kepada kelompok diskusi.(keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil)

7. Membimbing diskusi kelompok siswa sebagai tamu dan tuan rumah dengan model two stay two stray.(Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil). 8. Memberikan penjelasan dan penguatan tentang hasil kerja

kelompok.(Keterampilan memberi penguatan)

(51)

2.1.3.2 Aktivitas siswa

Aktivitas belajar terdiri dari beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedangkan pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa (Menurut Sardiman, 2011:103).

Aktivitas siswa antara lain: (1) memperhatikan situasi belajar, (2) menetapkan tujuan, (3) mengadakan percobaan usaha dalam bidang:kognitif, psikomotorik, (4) latihan/praktek, (5) menilai tingkah laku sendiri, (6) mencapai tujuan, (7) memperoleh kepuasan (Slameto, 2013:18).

Karena aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Paul D. Diedrich membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, ialah:

1) Visual activities

Yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2) Oral activities

Seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3) Listening activities

Sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4) Writing activities

(52)

5) Drawing activities

Misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6) Motor activities

Yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental activities

Sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Emotional activities

Seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. (Oemar Hamalik, 2014 :173)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aktivitas siswa merupakan segala kegiatan peserta didik yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar. Aktivitas siswa yang diamati dalam pembelajaran IPS melalui model Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint dengan mengkombinasikan pendekatan saintifik berdasar pandapat Paul D. Diedrich dalam membagi kegiatan belajar, maka indikator yang akan diamati meliputi; visual activity, oral activity, listening activity, writing activity, mental dan emotional activity. Adapun indikator aktivitas siswa yang akan diamati sebagai berikut:

1. Kesiapan siswa dalam belajar (emotional activities).

2. Memperhatikan penjelasan dari guru. (visual activities). 3. Menjawab pertanyaan dari guru (oral activities)

(53)

5. Siswa aktif dalam diskusi kelompok (mental activities, oral activities)

6. Siswa berbagi informasi sebagai tamu dan tuan rumah (listening activities, writing activities, oral activities).

7. Siswa berperan aktif dalam mempresentasikan hasil kerja kelompoknya(oral activities).

8. Menyimpulkan materi yang sedang dipelajari (writing, dan oral activities). 9. Mengerjakan soal evaluasi(writing dan emotional activities).

2.1.3.3 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhanya dan berguna serta bermakna baginya. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda (Oemar Hamalik, 2014:31).

Benyamin S.Bloom (dalam Rifa’i, 2011:86) menjelaskan pengukuran hasil belajar dalam tiga taksonomi pembelajaran yaitu ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif merupakan ranah yang berkaitan dengan hasil kemahiran intelektual yang meliputi enam kriteria yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Berdasarkan taksonomi Bloom (1956) yang terbaru direvisi oleh Anderson L.W. dan Krathwohl, D.R tahun 2001 aspek kognitif meliputi :

(54)

2) Memahami (C2): kemampuan memahami instruksi dan menegaskan pengertian/makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafik/diagram.

3) Menerapkan (C3): kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep dalam situasi tetentu.

4) Menganalisis (C4): kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen dan mnghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh.

5) Mengevaluasi (C5): kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentu.

6) Mencipta (C6): kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil

(55)
[image:55.595.118.511.353.746.2]

Penilaian ranah afektif berkaitan dengan penanaman sikap untuk mengukur karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik melalui proses pembelajaran yang diikutinya. Dalam kurikulum 2013, domain afektif (sikap) dibagi menjadi dua, yaitu sikap spiritual atau kompetensi inti 1 (KI 1) dan sikap sosial atau kompetensi inti 2 (KI2). Masing-masing nilai dalam sikap afektif mempunyai indikator yang terukur. Indikator dimaksud sebagimana dalam tabel berikut.

Tabel 2.1

Materi nilai dan indikatornya yang dibelajarkan Jenis

karakter

Indikator Perilaku

Cinta dan kasih sayang

 Ungkapan hati, pikiran, dan perbuatan untuk menunjukkan kasih sayang yang tinggi pada seseorang, baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik

 Sikap memahami dan memerhatikan oranglain secara sungguh-sungguh

Kepedulian dan empati

 Menanggaoi perasaan pikiran, dan pengalaman orang lain karena merasakan kepedulian pada sesama

 Berupaya mengenali pribadi orang lain dan ingin

membantu orang lain yang sedang dalam keadaan susah  Mengenali rasa kemanusiaan sendiri terhadap orang lain Kerjasama  Menggabungkan tenaga diri pribadi dengan orang lain

untuk bekerja demi mencapai suatu tujuan

 Membagi pekerjaan dengan orang lain untuk suatu tujuan Berani  Kemampuan menghadapi kesulitan, bahaya, atau sakit

dengan cara dapat mengendalikan sesuatu

(56)

kemudian memikirkan strategi untuk menghadapinya Keteguhan

hati dan komitmen

 Bertahan dalam mencapai cita-cita, pekerjaan, dan segala urusan

 Janji yang dipegang teguh terhadap keyakinan

Adil  Memperlakukan orang lain dengan sikap tidak memihak dan wajar

 Mempunyai pandangan yang jujur dalam kehidupan sehari-hari dan didalam situasi khusus, tanpa pengaruh dari manapun dan siapapun

Suka menolong

 Kebiasaan membantu orang lain

 Selalu siap mengulurkan tangan dan dengan aktif mencari cara untuk menyumbang

Kejujuran dan intregitas

 Berbicara tidak bohong dan memperlakukan orang lain secara adil

 Jujur terhadap diri sendiri dan berpegang teguh pada nilai-nilai moral sendiri

Humor  Kemampuan untuk merasakan dan menanggapi kelucuan diluar dan didalam diri sendiri

 Menciptakan kecerahan dalam kehidupan sehari-hari dengan tersenyum pada situasi senang dan tertawa pada situasi yang menggelikan

Mandiri dan percaya diri

 Kebebasan melakukan kebutuhan diri sendiri

 Mempertimbangkan pilihan dan membuat keputusan sendiri

Disiplin diri  Membiasakan diri mematuhi peraturan atau kesepakatan yang telah dibuat

 Melakukan suatu perbuatan yang baik secara ajeg Loyalitas  Tetap setia terhadap komitmen dengan orang lain atau

dengan kelompok tertentu

(57)

rintangan

Sabar  Mampu mengendalikan diri dari kelambatan mencapai cita-cita

 Menunggu segala kebutuhan dan kepentingan dengan tenang

 Mampu mengendalikan diri dari gangguan orang lain  Menunda keinginan yang dapat merugikan dirinya Rasa bangga  Menghargai diri sendiri

 Merasa senang ketika dapat menyelesaikan suatu tugas yang menantang

Banyak akal  Mampu berpikir secara kreatif dalam upaya menanggulani situasi yang baru atau sulit

 Mampu membuat pertimbangan menggunakan imajinasi dan semua pilihan terbaik dalam pemecahan masalah Sikap hormat  Menghormati orang lain

 Sopan pada orag lain dan memperlakukan dengan baik Tanggung

jawab

 Dapat dipercaya dan diandalkan

 Dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya Toleransi  Saling menghormati antar sesama

 Saling membantu dalam kebaikan

(Fitri, 2012:107-109) Indikator ranah afektif dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model

Two Stay Two Stray dengan media Powerpoint adalah:

(58)

(2) Sikap sosial meliputi :

a. Disiplin dengan deskriptor: mematuhi peraturan bermain peran dalam berkelompok, mengerjakan lembar kerja kelompok dengan baik, bersikap mandiri dalam mengerjakan tugas, menyelesaikan tugas tepat waktu

b. Kerjasama dengan deskriptor: saling membantu dalam mengerjakan tugas, membagi tugas dengan anggota kelompok yang lain, mengerjakan tugas kelompok bersama anggota lain dengan sunguh-sungguh, berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan

c. Teliti dengan deskriptor: mengerjakan soal dengan cermat, mengecek kembali soal yang diangap sulit, meneliti kembali pekerjaan yang sudah dilakukan, dan melakukan sesuatu dengan penuh ketelitian

d. Rasa ingin tahu dengan diskriptor: Menanyakan sesuatu karena belum faham pada sustu materi, sering bertanya tentang hal baru, selalu antusias dalam penjelasan materi, selalu aktif dalam setiap kegiatan.

Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik siswa seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik adalah persepsi (perception),

(59)

aspek keterampilan diperoleh siswa melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan menciptakan. Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki siswa SD seperti yang dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang SKL adalah memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

Indikator ranah psikomotorik/keterampilan dalam pembelajaran pembelajaran IPS dengan menerapkan model Two Stay Two Stray dengan media

Powerpoint diantaranya: 1) Merencanakan pemecahan masalah; 2) Mengerjakan soal dalam lembar kerja; 3) Melaksanakan diskusi sebagai tuan rumah dan tamu; 4) Ketrampilan menyajikan hasil diskusi.

2.1.4 Hakikat IPS 2.1.4.1 Pengertian IPS

IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisiplinerdari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya) (Trianto, 2014:171).

(60)

mempunyai ciri-ciri yang sama, sehingga dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dengan demikian jelas bahwa IPS adalah fusi dari disiplin-disiplin Ilmu-ilmu Sosial. Pengertian fusi disini adalah bahwa IPS merupakan bidang studi utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada. Artinya bahwa bidang studi IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi, ekonomi, sejarah secara terpisah, melainkan semua disiplin tersebut diajarkan secara terpadu. Dalam kepustakaan kurikulum

pendekatan terpadu tersebut dinamakan pendekatan “broadfielt”. Dengan

pendekatan tersebut batas disiplin ilmu menjadi lebur, artinya terjadi sintesis antara beberapa disiplin ilmu (Mulyono dalam Petrus,2010:1.8)

Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar danketerampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berfikir kritis, sikap, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial siswadi masyarakat (Susanto, 2013:138)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah fusi dari disiplin-disiplin Ilmu-ilmu Sosial untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa.

2.1.4.2 Tujuan IPS

(61)

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari–hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Hal tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik (Trianto, 2014:176).

Tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti, tujuan pendidikan IPS bukan hanya sekedar membekali siswa berbagai informasi yang bersifat hafalan (kognitif) saja, akan tetapi pendidikan IPS harus mampu mengembangkan keterampilan berfikir, agar siswa mampu mengkaji berbagai kenyataan sosial beserta permasalahannya (Susanto, 2014:149)

Pengembangan kurikulum IPS di Indonesia telah menetapkan delapan

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Tabel 2.4 Jurnal Penelitian
Tabel 3.1 Perencanaan Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian ciri dari pertanyaan atau penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal, (2) masalah tidak dapat diselesaikan

of 802.11 authentication method is used on the client to associate to an Access Point on the Certkiller network. A.Open B.LEAP C.Closed D.EAPTLS

[r]

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan tata rias wajah dan busana tari anak usia dini kepada guru Taman kanak-kanak di Kecamatan Gunungpati

Kadar oksigen terlarut yang rendah menyebabkan proses penguraian, reproduksi, dan pertumbuhan di dalam kolam tidak berjalan dengan baik sehingga menyebabkan

Pembuatan aplikasi web ini bertujuan untuk membantu memudahkan masyarakat dalam menentukan pilihan tempat bersantai sekaligus menikmati suasana yang menyenangkan sambil

Pre test ini menggunakan instrument tes kebugaran jasmani ACSPFT (Asian Commite on the Standarization of Physical Fitnes Test). 6) Melaksanakan latihan atau memberikan

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PENJABARAN PERUBAHAN APBD.. TAHUN