• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Hijau dengan Metode Double Stirring Simultan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Hijau dengan Metode Double Stirring Simultan"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

SINTESIS HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG KERANG

HIJAU DENGAN METODE

DOUBLE STIRRING

SIMULTAN

IRMA SRI HANDAYANI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sintesis hidroksiapatit dari cangkang kerang hijau dengan metode double stirring simultan adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei2013

Irma Sri Handayani

(4)

ABSTRAK

IRMA SRI HANDAYANI. Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Hijau dengan Metode Double Stirring Simultan. Dibimbing oleh Drs. M.N. INDRO dan SULISTIOSO GIAT SUKARYO, MT

Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis hidroksiapatit dengan metode

double stirring simultan dengan variasi waktu stirring dan variasi suhu sintering. Sumber kalsium yang digunakan adalah cangkang kerang hijau dan diamonium hidrogen fosfat sebagai sumber fosfat.Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan X-ray Diffraction, Scanning Electron Microscope dan Particle Size Analizer.Hasil XRD menunjukkan bahwa HAp yang dihasilkan kemurniannya belum 100%.Ukuran kristal pada sampel berkisar antara 10,50-26,65 nm.Ketepatan parameter kisi yang terbentuk hampir diatas 90%. Hasil morfologi sampel menggunakan SEM menunjukan kristal yang saling berkumpul membentuk partikel, sehingga ukuran partikel yang dihitung dengan menggunakan Particle Size Analizer lebih besar dibanding hasil ukuran kristal dengan menggunakan XRD. Semakin tinggi suhu sintering yang digunakan, maka ukuran partikel semakin besar, akan tetapi semakin lama waktu stirring, maka ukuran partikel semakin kecil.

Kata kunci: Cangkang kerang hijau, Diamonium hidrogen fospat, Hidroksiapatit, Particle Size Analizer, Scanning Electron Microscope, X-ray Diffraction

ABSTRACT

IRMA SRI HANDAYANI. Synthesis and Characterization of Hydroxyapatite from green shells using double stirring simultant method. Supervised by Drs. M.N INDRO and SULISTIOSO GIAT SUKARYO, MT

This research has been done on the syntthesis of hydroxyapatite using double stirring simultant method and stired with time and sintering temperatures variations. In this study the materials used as sources of calcium were green shellsand diammonium hydrogen phosphate as sources of phosphate. The synthesis results were characterizedusingX-ray Diffraction, Scanning Electron Microscope dan Particle Size Analizer. XRD characterizations resultedthat Hap was no longer 100% pure. Crystal size results varied between 10,50-26,65 nm. Precise lattice parameter was formed in almost all samples above 90%. The morphology using SEM resultedthat the crystallines formed particles, hence the PSA characterizationresulted greater suze than the size of crystalline using XRD. The higher the sintering temperature used, the larger the particle size formed, but the longer time used for stirring, the smaller the particles formed.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Fisika

SINTESIS HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG KERANG

HIJAU DENGAN METODE

DOUBLE STIRRING

SIMULTAN

IRMA SRI HANDAYANI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Hijau dengan Metode Double Stirring Simultan

Nama : Irma Sri Handayani

NIM : G74090011

Disetujui oleh

Drs. M.N Indro, M.Sc Pembimbing I

Sulistioso Giat Sukaryo, MT Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Irmansyah,M.Si Kepala Bagian Fisika Terapan

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan besar nabi Muhammad SAW. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 ini ialah Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Hijau dengan Metode Double Stirring

Simultan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Suhanda, Ibu Satimah, Mas Iwan, Mas Ipung dan Adik Raffi atas segala do’a dan kasih sayangnya. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs M.N. Indro, M.Sc. dan Bapak Drs. Sulistioso Giat Sukaryo selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis, serta Ibu Dr. Siti Nikmatin yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada seluruh Bapak dan Ibu dari Pusat Teknologi Badan Industri Nuklir (PTBIN-BATAN) yang telah banyak membantu selama pengumpulan data. Penulis juga ucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan fisika 46, teman-teman kos SQ yang telah memberikan kebersamaannya selama ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk pengembangan yang lebih baik

Bogor, Mei 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Ultrasonik 2

Metode 3 Bahan 3 Alat 3 Prosedur Penelitian 4 Pembuatan Serbuk Hidroksiapatit 4

Penentuan Kadar Kalsium 4

Sintesis Hidroksiapatit dengan metode double stirring simultan 4

Uji Analisis Fasa, morfologi dan ukuran partikel 5

Analisis XRD 5

Analisis SEM 6

Analisis PSA 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Pembuatan Serbuk Hidroksiapatit 6 Penentuan Kadar Kalsium Cangkang Kerang 7 Sintesis Hidroksiapatit dengan Metode Double Stirring 8 Analisis Fasa, Morfologi dan Ukuran Partikel 9 Analisis Fasa 9

Analisis Morfologi 13 Analsis Ukuran Partikel 14

(10)

Simpulan 16 Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 17

LAMPIRAN 18

RIWAYAT HIDUP 27

DAFTAR TABEL

1 Variasi suhu dan waktu sintesis yang digunakan 5 2 Effisiensi penggunaan senyawa kalsium dari cangkang kerang hijau dan

(NH4)HPO4 pada sintesis Hidroksiapatit 8

3 ACS hasil perhitungan 12

4 Parameter kisi sampel 13

5 Ukuran partikel hidroksiapatit 15

DAFTAR GAMBAR

1 Metode double stirring simultan 5

2 Pola XRD cangkang kerang hijau sebelum kalsinasi 10000C selama 5

jam 7

3 Pola XRD cangkang kerang hijau setelah kalsinasi 10000C selama 5

jam 7

4 Pola XRD hidroksiapatit sampel A1 9

5 Pola XRD hidroksiapatit sampel A2 9

6 Pola XRD hidroksiapatit sampel A3 9

7 Pola XRD hidroksiapatit sampel A4 10

8 Pola XRD hidroksiapatit sampel B1 10

9 Pola XRD hidroksiapatit sampel B2 11

10 Pola XRD hidroksiapatit sampel B3 11

11 Pola XRD hidroksiapatit sampel B4 11

12 Morfologi sampel B4 pada perbesaran (a) 3000x (b) 10000x (c) 15000x

dan (d) 20000x 13

13 Distribusi ukuran partikel sampel A1 15

14 Distribusi ukuran partikel sampel A4 15

15 Distribusi ukuran partikel sampel B1 16

16 Distribusi ukuran partikel sampel B4 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Diagram Alir Penelitian 19

2 Alat dan Bahan 20

3 Database JCPDS (a) CaCO3 (b) CaO (c) Ca(OH)2 (d) (d) -TCP (e)

HAp 21 4 Perhitungan parameter kisi untuk sampel hidroksiapatit 24

(11)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan akan implan tulang di beberapa rumah sakit didalam negeri dilaporkan meningkat seiring dengan tingginya jumlah penderita patah tulang yang diakibatkan oleh semakin tingginya jumlah kecelakaan di jalan raya maupun kecelakaan kerja.1 Implan merupakan istilah yang digunakan untuk logam yang ditanamkan ke dalam tubuh untuk mengatasi tulang yang rusak atau patah.2 Bahan pengganti (implan) tulang berupa biomaterial dalam bentuk hidroksiapatit yang mampu mempercepat pemulihan patah tulang secara sempurna.3 Biomaterial secara umum merupakan suatu material yang digunakan sebagai perangkat medis dan mampu berinteraksi dengan sistem biologis. Adanya interaksi ini mengharuskan setiap biomaterial memiliki sifat biokompatibilitas, yaitu kemampuan suatu material untuk bekerja selaras dengan tubuh tanpa menimbulkan efek lain yang berbahaya.4

Hidroksiapatit adalah suatu senyawa kalsium fosfat yang mengandung hidroksida dan tergolong dari anggota mineral apatit yang mempunyai struktur kimia Ca10(PO4)6(OH)2. Struktur kimia tersebut sama dengan struktur kimia yang

dimiliki komponen mineral pada tulang.5 Kesamaan struktur itulah yang membuat hidroksiapatit mampu menggantikan jaringan tulang yang rusak tanpa menyebabkan kerusakan pada jaringan lain yang sehat. Hidroksiapatit merupakan suatu material bioaktif yang berpotensi digunakan sebagai pelapis dalam implantasi komposit karena memiliki kesamaan struktur dan komposisi dengan komponen anorganik dari jaringan keras biologis seperti material pada struktur tulang dan gigi. Struktur kristal dari hidroksiapatit adalah hexagonal dengan dimensi sel a = 9.423 Å dan c = 6.874 Å.Di dalam laboratorium, hidroksiapatit dapat dibuat dengan menggunakan beberapa proses, seperti reaksi dalam zat padat, presipitasi, metode hidrotermal, dan proses sol gel.6

Hidroksiapatit yang tersedia dipasaran harganya sangatlah mahal,menurut BPPT, harga 1 gram hidroksiapatit mencapat 1 juta rupiah,7 oleh karena itu perlu dilakukan alternatif lain untuk membuat hidroksiaptit sehingga menjadi jauh lebih murah, mudah didapat, namun tetap meiliki kualitasyang sama dengan hidroksiapatit sintetik komersial.

(12)

2

Perumusan Masalah

1. Apakah hidroksiapatit dapat disintesis dengan menggunakan bahan dasar cangkang kerang hijau yang direaksikan dengan DAP melalui metode

double stirring simultan?

2. Bagaimana fase, ukuran kristal, parameter kisi, morfologi dan ukuran partikel hidroksiapatit yang dihasilkan?

Tujuan Penelitian

1. Menyintesis Hidroksiapatit (HAp) dari cangkang kerang hijau dan (NH4)2HPO4 (diamonium hidrogen fospat) dengan metode double stirring

simultan.

2. Menentukan fase, ukuran kristal dan parameter kisi dari HAp yang dihasilkan dengan XRD, morfologi dengan SEM dan menganalisis ukuran partikel dengan PSA.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan di bidang biomaterial medis dan memberikan informasi bahwa limbah cangkang kerang hijau dapat disintesis menjadi hidroksiapatit.

Ruang Lingkup Penelitian

Sintesis HAp pada penelitian ini dilakukan dengan metode double stirring

simultan. Tahapan penelitian ini terdiri dari empat tahapan diantaranya 1) preparasi cangkang kerang; 2) penentuan kadar kalsium dalam serbuk cangkang kerang hijau dengan menggunakan AAS; 3) Sintesis hidroksiapatit dengan metode

double stirring simultan; 4) Pencirian HAp dengan XRD, SEM dan pengukuran partikel dengan PSA.

TINJAUAN PUSTAKA

Ultrasonik

(13)

3 frekuensi tinggi, atau ultrasonik diagnostik (2-10 MHz), (ii) frekuensi rendah atau tenaga konvensial ultrasonik (20-100 kHz), dan (iii) frekuensi medium atau ultrasonik "efek-sonokimia" (300-1000kHz). Pada rentang frekuensi medium atau ultrasonik “efek-sonokimia” inilah terjadi proses reaksi kimia terkatalis pada tekanan dan temperatur yang ekstrem yang mengakibatkan pembentukan, pertumbuhan, dan hancurnya gelembung-gelembung mikro. Energi ultrasonik merupakan jenis energi mekanik yang tidak dapat diserap oleh molekul.

Ultrasonik dapat ditransmisikan melewati medium dengan menginduksikan gelombang suara ke dalam medium sehingga molekul akan bergetar. Akibat adanya getaran itu, struktur dari molekul akan meregang dan terkompresi. Selain itu, jarak antar molekul juga akan berubah akibat adanya getaran molekul. Jika intensitas gelombang ultrasonik di dalam air terus ditingkatkan, maka akan dicapai suatu kondisi maksimum dimana gaya intramolekul tidak dapat lagi menahan struktur molekul seperti keadaan awalnya. Akibatnya molekul itu akan pecah dan terbentuklah lubang (cavity). Lubang ini disebut gelembung kavitasi.

Kavitasi merupakan peristiwa pembentukan, pertumbuhan dan meledaknya gelembung didalam cairan yang melibatkan sejumlah energi yang sangat besar. Suara ultrasonik yang menjalar di dalam medium cair memiliki kemampuan terus menerus membangkitkan semacam gelembung atau rongga di dalam medium tersebut yang kemudian secepat kilat meletus. Gelembung-gelembung yang meletus tadi bisa menghasilkan energi kinetik luar biasa yang berubah menjadi energi panas. Penciptaan dan luruhnya gelembung yang cepat memberikan efek transfer energi panas yang juga cepat. Selama terjadinya gelembung-gelembung, kondisi fisika-kimia suatu reaksi bisa berubah drastis namun suhu medium yang teramati tetaplah dingin karena proses terbentuk dan pecahnya gelembung tadi terjadi dalam skala mikroskopik.9

METODE

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain cangkang kerang hijau, alkohol 70 %, air demin, diamonium hidrogen fosfat (NH)4 HPO4,

kertas saring whatman no.41.

Alat

(14)

4

Prosedur Penelitian Pembuatan Serbuk Hidroksiapatit

Pembuatan serbuk hidroksiapatit diawali dengan perlakuan meliputi pembersihan, pengeringan, dan pemanasan. Proses yang dilakukan adalah cangkang kerang dibersihkan dari kotoran makro. Proses selanjutnya cangkang kerang dicuci dengan alkohol menggunakan gelombang ultrasonik dan magnetic stirrer kemudian dikeringkan pada suhu ruang. Pemanasan dilakukan pada suhu 1000 ºC selama 5 jam.Cangkang kerang hasil pemanasan selanjutnya dihaluskan dan dilakukan pencirian dengan XRD untuk mengetahui fasa yang terkandung di dalamnya.

Penentuan Kadar Kalsium

Serbuk cangkang kerang sebanyak 0.1 g dilarutkan dalam 2 mL HNO3

pekat kemudian diencerkan dengan air bebas ion hingga volume 100 mL. Sampel diukur menggunakan AAS.

Sintesis Hidroksiapatit dengan Metode Double Stirring (Ultrasonik-Magnetik)

Serbuk cangkang kerang (Ca(OH)2 hasil kalsinasi sebanyak 12,6 g

dilarutkan dalam 100 mL alkohol 70 %. (NH4)2 HPO4 sebanyak 17,4 gr dilarutkan

dalam 100 mL alkohol 70 %. Larutan (NH4)2 HPO4 dimasukkan pada buret dan

larutan Ca(OH)2 pada gelas piala. Kedua larutan dicampurkan dengan cara larutan

(NH4)2 HPO4 diteteskan secara perlahan-lahan ke dalam larutan Ca(OH)2.

Bersamaan dengan proses tersebut, larutan Ca(OH)2 digetarkan dengan

menggunakan sonikasi (ultrasonik) selama 1 jam dan dibarengi dengan pengadukan (magnetic stirrer). Larutan didiamkan pada suhu kamar selama 24 jam setelah itu larutan disaring dengan kertas saring Whatsman No 41. Endapan yang diperoleh kemudian dipanaskan dalam furnace dengan suhu 4000C, 6000C, 8000C, dan 10000C masing-masing selama 3 jam.Massa hasil stirrer selama 1 jam kemudian diberi kode sampel A1, A2, A3 dan A4. Begitu pula pada massa hasil

(15)

5

Tabel 1 Variasi suhu dan waktu sintesis yang digunakan

Gambar 1 Metode Double StirringSimultan Keterangan

a : Buret b : Ultrasonik c : Sampel d : Stirrer

Uji Analisis Fasa, Morfologi dan Ukuran Partikel Analisis XRD

Sampel hasil sintesis ditempatkan pada suatu spesimen holder kemudian diletakkan pada difraktometer. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui fasa yang

Sampel Suhu Sintering

(0C)

Waktu Stirring (jam)

A1 400 1

A2 600 1

A3 800 1

A4 1000 1

B1 400 2

B2 600 2

B3 800 2

B4 1000 2

b

c

a

(16)

6

terkandung di dalam sampel dan melihat Atomic cristal size (ACS) sampel. Hasil analisis dibandingkan dengandata Joint Commite on Powder Diffraction Standards (JCPDS) .

Analisis SEM

Sampel diletakkan pada plat alumunium kemudian dilapisi dengan pelapis emas setebal 48 nm. Proses selanjutnya, sampel yang telah dilapisi emas diamati menggunakan SEM dengan tegangan 22 kV dan perbesaran 3000x, 10000×, 15000×, dan 20000×. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui morfologi dari HAp.

Analisis PSA

Sampel diambil dengan menggunakan ujung pengaduk, dilarutkan dalam 20 mL air aquades kemudian diaduk sampai homogen menggunakan magnetic stirrer. Larutan sampel kemudian dimasukan ke dalam disposeable plastic cuvet

pipet tetes maksimum 1 tetes. Sampel diukur menggunakan Zeta Sizer Nano Particle Analyzer. Analisis ini digunakan untuk melihat ukuran partikel dari HAp.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Serbuk Hidroksiapatit

Sintesis hidroksiapatit (HAp) pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan senyawa kalsium dari serbuk kerang hijau dan fosfat dari Diamonium hidrogen fospat (NH₄)₂HPO₄. Cangkang kerang yang dipanaskan pada suhu 10000 C selama 5 jam menghasilkan senyawa kalsium karbonat CaCO3.

Sebagian senyawa kalsium karbonat CaCO3 bereaksi dengan H2O menjadi

kalsium hidroksida (Ca(OH)2).

CaCO3 + H2O Ca(OH)2 + CO2

(17)

7

Gambar 2 Pola XRD cangkang kerang hijau sebelum kalsinasi10000C selama 5 jam

Gambar 3 Pola XRD cangkang kerang hijau setelah kalsinasi10000C selama 5 jam

Berdasarkan pola difraksi sinar-X pada Gambar 2, cangkang kerang sebelum kalsinasi pada suhu 10000C mengandung fase kalsium oksida (CaO) dan fasa yang paling dominan kalsium karbonat (CaCO3) dibuktikan dengan sudut 2θ

yaitu 28,30; 27,30 dan 45,950 yang merupakan sudut 2θ kalsium karbonat berdasarkan data JCPDS.

Gambar 3 menunjukkan pola difraksi sinar-X setelah kalsinasi pada suhu 10000 C selama 5 jam. Hasil kalsinasi ini menghasilkan Ca(OH)2 yang akan

menjadi bahan dasar sintesis hidroksiapatit dengan intensitas tinggi pada nilai 2θ yaitu 34,10 ; 50,70; dan 28,70. Nilai 2θ ini spesifik untuk senyawa Ca(OH)2 sesuai

dengan pola difraksi standar JCPDS. Dan terdapat pula puncak dengan intensitas rendah milik CaCO3 pada sudut 2θ yaitu 29,250 dan 470. Munculnya fase CaCO3

setelah kalsinasi menunjukkan bahwa konversi CaCO3 menjadi Ca(OH)2 belum

sempurna.

Penentuan Kadar Kalsium Cangkang Kerang

Kadar kalsium (Ca2+) dalam cangkang kerang dari hasil kalsinasi pada suhu 10000 C selama 5 jam diukur dengan menggunakan Atomic Absorption

CaCO3 CaO

CaCO3

Ca(OH)2 0

50 100 150 200 250

0 20 40 60 80

intensity

(co

unt/s)

2 θ(derajat)

0 50 100 150 200 250 300

0 20 40 60 80

intensity

(co

unt/s)

(18)

8

Spectrometer. Persentasi Ca yang diperoleh pada penelitian ini sebesar 45 % dari 100 gr massa cangkang kerang.

Sintesis Hidroksiapatit dengan Metode Double Stirring (Ultrasonik-Magnetik)

Senyawa kalsium yang diperoleh berdasarkan kalsinasi digunakan sebagai bahan dasar sintesis HAp yang direaksikan dengan (NH₄)₂HPO₄ dengan metode

double stirring simultan berdasarkan persamaan reaksi sebagai berikut :

10Ca(OH)2+ 6(NH4)2HPO4 + 2H2O Ca10(PO4)6(OH)2 + 12 NH4OH+6H2O.

Metode double stirring simultan termasuk kedalam metode basah, adapun keuntungan dari menggunakan metode basah ini diantaranya hasil samping sintesisnya berupa air, biaya pengolahan rendah, mudah dilakukan dan proses pengerjaannya cepat. Metode ini terdiri dari magnetic stirrer dan sonikasi oleh gelombang ultrasonik.

Dalam penelitian ini konsentrasi senyawa kalsium dan fosfat pada sintesis hidroksiapatit dilakukan dengan perbandingan 1,67 dan pada temperatur ruang 370 C. Massa hasil sintering yang diperoleh dengan menggunakan metode ini diperlihatkan pada Tabel 2. Dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa massa yang diperoleh dari proses sintesis lebih kecil dari jumlah komponen senyawa yang digunakan. Data ini menginformasikan efisiensi penggunaan kedua komponen. Nilai efisiensi yang memiliki hasil yang cukup tinggi pada sampel A dengan perlakuan sintesis selama 1 jam dengan hasil efisiensi sebesar 57,5 % . Sedangkan pada sampel B dengan perlakuan sintesis selama 2 jam nilai efisiensi nya hanya 51,5 %. Secara umum efisiensi massa hasil sintesis adalah setengah dari pembentuk senyawa yang digunakan, hal ini disebabkan karena setengah dari pembentuk senyawa tersebut menguap sehingga mengurangi setengah dari masssa hasil sintesis. Tabel 2 menunjukkan bahwa semakin lama sintesis, maka efisiensi massa yang dihasilkan semakin rendah, karena berdasarkan stokiometri hasil samping reaksi sintesis menghasilkan larutan amoniak, semakin lama proses sintesis, maka semakin banyak massa amoniak yang hilang sehingga mengurangi massa hasil sintesis.

Tabel 2 Effisiensi penggunaan senyawa kalsium dari cangkang kerang hijau dan (NH4)₂HPO4pada sintesis Hidroksiapatit Kode

Sampel

Massa (gram)

Massa HAP hasil sintering

(gram)

Efisiensi (%) Senyawa

Ca(OH)2

(NH4)₂HPO4

A 12,6 17,4 17,25 57,5

(19)

Analisis f Uji dan param A1-A4 dan intensity   (counts) intensity   (counts) Intensit y    (counts ) Ana fasa (XRD)

XRD berfu meter kisi da n B1-B4 dit

Gamb Gamb Gamb 0 50 100 150 200 250 300 0 0 100 200 300 400 500 0 0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 y ()

alisis Fasa, M

ungsi untuk ari Hidroksi tunjukkan p

bar 4 Pola X

bar 5 Pola X

bar 6 Pola X 20 20 20 Morfologi k mengetahu apatit yang pada Gamba XRD hidrok XRD hidrok XRD hidrok 40

2θ(de

40

2 θ

40

2

dan Ukura

ui fase yan dihasilkan. ar 4 sampai

ksiapatit sa

ksiapatit sam ksiapatit sam 60 erajat) 60 θ(derajat) 60

2 θ(derajat)

an Partikel

ng terbentuk . Hasil anali

11. ampel A1 mpel A2 mpel A3 80 80 0

k, ukuran k isis XRD sa

(20)

10 masi XRD selur 32,20 punc sudu menu Nam Fase 31,20 HAp 31,05 samp diant samp -TC -TC terbe yang 1 1 2 2 3 3 intensity   (counts) Hasil XR ng-masing D sampel se ruh puncak

0

; 25,950 d cak yang ter ut 25,90 ; 28 unjukkan ba mun fase HA -TCP yan 0. Pada sam p, akan tetap

50.

Hasil XR pel B1 dan taranya pad pel B3, beb CP, akan tet CP yang te entuknya fa g terbentuk l

Gamb 0 100 200 300 400 500 600 intensity    (counts) 0 50 100 150 200 250 300 350 0

Gambar 7 P RD berdasa sampel ma esuai dengan yang terbe dan 28,30

rbentuk pad 8,20 dan 31

ahwa fase y Ap yang ter

ng terbentu mpel A4 m

pi masih te RD sampel n B2 selur da sudut 25 berapa pun api fase HA erbentuk. ase -TCP p

lebih domin

bar 8 Pola X 0

20

Pola XRD h arkan Gam ayoritas ha n data JCPD entuk meru

0

. Hal yang da sampel A ,90. Akan yang terbent rbentuk leb uk pada sam memperlihat

erdapat fase B1-B4 ditu ruh puncak 5,70 ; 28,30 ncak pada s Ap yang terb Hal yang pada sudut nan dibandin XRD hidrok 20 40 2 θ hidroksiapa mbar 4, 5, 6

adir dalam DS untuk H upakan mili sama juga A2 merupak tetapi pada tuk pada sam bih dominan mpel A3 dit

tkan bahwa e lain berup unjukkan pa k yang terb

; 32,150 da sudut 27,95 bentuk lebih sama juga 27,850 ; 29 ng dengan f

ksiapatit sam 40

2 θ(de

60 θ(derajat)

tit sampel A 6 dan 7 m

bentuk HA HAp (lampir

ik HAp, dia terjadi pad kan milik H a sampel A mpel A3 ad n dibanding tunjukkan p a fase yang pa -TCP p ada Gambar bentuk me an 25,950 ;

50 dan 31,2 h dominan d terjadi pa 9,750 dan 31

fase -TCP

mpel B1 60 rajat) 8 A4. emperlihatk Ap. Beberap

ran). Pada s antaranya p da sampel A HAp, diantar A3, pola difr dalah HAp d g dengan fa pada sudut 2 g terbentuk pada sudut 2 r 8, 9, 10 da erupakan m 28,20 ; 28 250 merupa dibanding d da sampel 1,20 namun

yang terben 80 0 kan bahwa pa puncak sampel A1, pada sudut A2, seluruh ranya pada raksi XRD dan -TCP. ase -TCP. 27,750 dan mayoritas 27,750 dan an 11. Pada milik HAp,

8,950. Pada akan milik dengan fase

B4, yaitu n fase HAp

ntuk. 100

100

(21)

G Be terbentuk lain selain dengan su memiliki e kedua jen yaitu amo sehingga ditemukan 0 100 200 300 400 500 600 0 intensity    (counts) 0 100 200 300 400 500 600 0 intensity   (counts) 0 50 100 150 200 250 0 intensity   (counts) Gambar 9 Gambar 10

Gambar 11 P erdasarkan h pada suhu n HAp, yait

uhu 11200 efek sampin is sampel A oniak, hal in pada suhu n kembali s 0

10 d d

Pola XRD

0 Pola XRD

Pola XRD h hasil XRD

4000 C, nam tu -TCP. F

C.10 Namu ng ketika di A dan B, tid

ni dikarena sintering 4 enyawa am 20 20 20 30 hidroksiapa D hidroksia hidroksiapat pada Gamb mun pada s Fase -TCP un kehadira iimplankan dak ditemuk akan amonia

4000C, 600 moniak dalam

40

2 θ(d

40

2 θ(dera

40

2 θ(dera

atit (a) samp

apatit sampe

tit sampel B bar 8 menu suhu 8000C P terbentuk an -TCP

ke dalam tu kan fase sa ak dapat m 00C, 8000C m sampel. S

60 derajat)  60 ajat) 50 60 jat) pel B2 el B3 B4 unjukkan ba dan 10000 k mulai suh tidak berba ubuh makhl ampingan ha menguap pad dan 10000 Secara umu

80

80

70 8

ahwa HAp s C terbentuk hu 8000C sa ahaya dan luk hidup.11 asil reaksi k da suhu 480

0

C sudah um, hasil sin

(22)

12

hidrokasiapatit dengan menggunakan metode double stirring simultan dapat menghasilkan HAp yang lebih homogen dan dominan, meskipun pada suhu sintering 8000C dan 10000C masih terbentuk beberapa puncak milik -TCP.

Tabel 3 memperlihatkanACS sampel hasil perhitungan dengan persamaan scherrer, .

keterangan :

ACS = Atomic Crystal Size (nm)

β = FWHM (FullWidth at Half Maximum) = Panjang gelombang Cu = 0,15406 nm = Sudut difraksi

Atomic Crystal Size hasil perhitungan pada sampel berkisar antara 10,50-26,07 nm dan berbanding terbalik dengan nilai FWHM. Jika nilai FWHM kecil maka ACS sampel akan besar. Secara umum ACS hasil perhitungan pada sampel A1 sampai A4 semakin besar, hal ini menunjukkan bahwa penambahan suhu sintering mempengaruhi ACS sampel. Secara umum semakin tinggi suhu yang digunakan menyebabkan semakin teratur susunan atom dalam bahan tersebut, sehingga semakin tinggi intensitas dan semakin sempit lebar setengah puncak, hal ini menyebabkanACS semakin besar.11 Hal ini juga terjadi pada sampel B1 sampai B4, dan berpengaruh pada lamanya waktu sintesis,semakin lama waktu sintesis, maka hasil ACS nya pun semakin kecil. ACS hasil perhitungan hidroksiapatit yang disintesis menggunakan metode presipitasi yang dilakukan balgies berkisar 400-1200 nm,13 hal ini menunjukkan bahwa metode double stirring simultan sudah cukup efektif untuk mendapatkan hasil yang berukuran dibawah 100 nm.

Struktur unit kristal HAp berbentuk heksagonal dengan parameter kisi a=b= 9,418 Å dan c = 6,881 Å. Dengan pola difraksi, parameter kisi dapat dihitung dengan menggunakan metode Cohen (lampiran) yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4 (halaman 13). Berdasarkan hasil perhitungan, pada Tabel 4 menunjukkan tingginya persentase ketepatan parameter kisi yakni diatas 90 % yang dihasilkan hampir di setiap sampel. Tingginya ketepatan parameter kisi yang dihasilkan dalam setiap sampel menunjukkan bahwa fase yang terkandung dalam sampel pada umumnya adalah HAp.

Tabel 3 ACS hasil perhitungan

Sampel 2θ derajat) Cos θ (rad) FWHM (rad) D (nm)

(23)

13

Tabel 4 Parameter Kisi Sampel

Kode Sampel

Parameter Kisi

a(Å) Ketepatan (%) c (Å) Ketepatan

A1 9,57 98,90 6,96 98,90

A2 9,58 98,28 7,02 98,02

A3 9,47 99,45 6,90 99,77

A4 9,47 99,45 6,91 99,62

B1 9,42 99,98 6,88 99,94

B2 9,52 98,92 6,95 99,04

B3 9,51 99,02 6,95 99,04

B4 9,68 97,22 7,06 97,44

Analisis Morfologi

Sampel selain dicirikan menggunakan XRD untuk identifikasi fase, ukuran kristal dan parameter kisi, sampel juga dicirikan dengan SEM untuk mengetahui morfologi dari hidroksiapatit. Sampel yang digunakan untuk karakterisasi menggunakan SEM adalah sampel B4 yang diberi perlakuan sintesis selama 2 jam pada suhu 10000 C. Hasil observasi sampel B4 dengan SEM dapat dilihat pada Gambar 12.

Berdasarkan Gambar 12a dengan perbesaran 3000x terlihat morfologi beberapa senyawa apatit yang saling bergabung membentuk partikel yang halus dan tidak seragam, seiring dengan pertambahan perbesaran, morfologi partikel sampel terlihat agak jelas. Pada Gambar 5c tampak jelas gabungan dari beberapa senyawa apatit menjadi sebuah partikel, dengan ukuran yang tidak homogen. Penyebaran energi dengan ultrasonikator tidak sama, sehingga energi yang dipantulkan pada molekul dalam larutan berbeda-beda sehingga molekul dalam larutan ada yang terpecah terlebih dahulu dan ada yang lebih lama sehingga menghasilkan ukuran partikel yang tidak homogen.14 Perlakuan sonikasi dengan menggunakan gelombang ultrasonik pada metode double stirring simultan ini menyebabkan terpecahnya ikatan kimia hidroksiapatit dan mengakibatkan ukurannya menjadi lebih kecil. Namun dalam citra SEM hal ini tidak terlihat karena gambar yang kurang tajam.

(24)

14

(c) (d)

Gambar 12 Morfologi sampel B4 pada perbesaran (a) 3000x(b) 10000x (c) 15000x dan (d) 20000x

Analisis Ukuran Partikel

Karakterisasi menggunakan SEM masih terbatas pada penentuan diameter partikel, sehingga diperlukan karakterisasi Particle Size Analizer (PSA). Hal ini dilakukan untuk mengetahui ukuran dari partikel yang dihasilkan. Berdasarkan Gambar 6 hasil analisis menunjukkan ukuran partikel sampel berkisar antara 45,47- 678,08 nm yang ditampilkan pada Tabel 5 (halaman 15).

Tabel 5 menunjukkan tingkat perbedaan ukuran partikel dari masing-masing sampel. Distribusi ukuran partikel menggunakan PSA dapat dilihat pada Gambar 6. Perbedaan ukuran partikel tersebut kemungkinan disebabkan oleh lamanya sonikasi dan suhu sintering. Perlakuan sonikasi dengan menggunakan gelombang ultrasonik menyebabkan terpecahnya ikatan kimia hidroksiapatit, dan mengakibatkan ukurannya mengecil. Selain itu perlakuan sonikasi juga menyebabkan timbulnya kavitasi sehingga semakin lama waktu sonikasi, maka ukuran dari partikel-partikel yang terbentuk semakin mengecil. Suhu sintering yang tinggi meningkatkan energi kinetik atom-atom penyusun sehingga terjadi difusi dengan partikel yang berdekatan atau bersinggungan satu sama lain dan terjadi pengikatan partikel bersama (teraglomerasi), hal ini menyebabkan ukuran dari partikel tersebut semakin besar.15 Hal ini juga didukung dengan data XRD yang menunjukkan semakin tinggi suhu sintering yang digunakan maka susunan atom yang terbentuk semakin teratur dan menyebabkan ukuran kristalnya semakin besar. Ukuran partikel yang dihasilkan PSA berbeda jauh dengan ukuran kristal pada pengujian XRD. Ukuran kristal ditentukan berdasarkan pelebaran puncak difraksi sinar-x yang muncul (metode scherrer). Dalam hal ini partikel merupakan gabungan dari kristal, karena dapat dilihat pada foto SEM, bentuk kristalnya saling bergabung membentuk partikel

(25)

15 Tabel 5 Ukuran partikel Hidroksiapatit

Sampel Ukuran rerata partikel (nm)

A1 66,36 B1 45,47 A4 678,08 B4 353,96

.

Gambar 13 Distribusi ukuran partikel sampel A1

Gambar 14 Distribusi ukuran partikel sampel A4

Size (nm) n

u m b e r (u.a)

Size (nm) n

(26)

16

Gambar 15 Distribusi ukuran partikel sampel B1

Gambar 16 Distribusi ukuran partikel sampel B4

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Cangkang kerang hijau memiliki kandungan kalsium yang cukup tinggi sehingga dapat dijadikan starting material untuk pembentukan HAp. Cangkang kerang hijau sebelum kalsinasi mengandung CaCO3 dan setelah kalsinasi

Size (nm) n

u m b e r (u.a)

Size (nm) n

(27)

17 cangkang kerang hijau menjadi serbuk dan mengandung Ca(OH)2 yang

merupakan starting material dalam pembuatan hidroksipatit.

Sintesis hidroksiapatit dengan metode double stirring simultan dengan variasi waktu stirrer dan sintering, mampu menghasilkan HAp meskipun dibeberapa sampel kemurnianya tidak 100%, hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya fase selain HAp, yaitu -Tricalcium Fosfat.

Hasil ukuran kristal yang terbentuk memperlihatkan peningkatan seiring dengan meningkatnya suhu sintering. Ukuran kristal pada sampel berkisar antara 10,50 – 26,65 nm. Ukuran kristal yang didapat berbanding terbalik dengan nilai FWHM.

Ketepatan Parameter kisi yang terbentuk hampir disemua sempel diatas 90%. Hal ini menunjukkan bahwa fase yang terbentuk dalam sampel umumnya adalah HAp.

Hasil morfologi sampel menggunakan SEM menunjukan senyawa apatit yang saling berkumpul membentuk partikel, sehingga ukuran partikel yang dihitung dengan menggunakan Particle Size Analizer lebih besar dibanding hasil ukuran kristal dengan menggunakan XRD. Semakin tinggi suhu sintering yang digunakan, maka ukuran partikel semakin besar, akan tetapi semakin lama waktu stirring, maka ukuran partikel semakin kecil.

Saran

Untuk penelitian lebih lanjut dapat divariasikan waktu stirring yang lebih lama untuk mendapatkan ukuran partikel yang homogen.

DAFTAR PUSTAKA

1. Indonesia, Sains. Pabrik Mini Siap Produksi Implan Tulang, [terhubung berkala]; 2012. http://www.sainsindonesia.co.id [12 April 2013]

2. Lusiana. Analisa Laju Korosi Dengan Penambahan Unsur Modifikasi Molibdenumdan Niobium Terhadap Material BiokompatibelTI6AL Dalam Larutan Darah Sintesis. [Tesis]. Depok: Universitas Indonesia. 2010.

3. Kompas. Teknologi Biomaterial Cangkang Telur Pengganti Tulang. [terhubung berkala]; 2010. http//health.kompas.com [12 April 2013]

4. Cahyanto A. Biomaterial. [makalah]. Departemen Ilmu dan Teknologi Material Kedokteran Gigi. Fakultas Kedokteran Gigi. 2009. Bandung. Padjadjaran Univ.

5. Gergely, G. Nano-hydrokxyapatite preparation from biogenic raw materials. Biomaterial, Artificial Organs and Tissue Engineering.

6. Cunniffe, g.. The Synthesis and Characterization of Nanophase Hydroxyapatite Using a Novel Dispersant-Aided Precipitation Methode.

Journal of biomedical materials research. PartA. 2010; 95(4):1142-9.

(28)

18

8. Hidayat, MJ. Pemanfaatan cangkang kerang hijau untuk pengembangan produk. 2008; Vol 3.

9. Ince, N.H., G. Tezcanli, R.K. Belen, I.G. Apikyan. Ultrasound as a

catalyzer of aqueous reaction systems: the state of the art and environmental applications. Applied Catalysis B: Environmental. 2001; 29, 167–176. 10. Kivrak, N. Syhthesis of Calcium Hydroxiapatite-Tricalcium Phosphate

(HA-TCP) Composite Bioceramic Powders and Their Sintering Behavior. J. Am, ceram, soc,1998; 81 (9) 2245-52.

11. Dahlan K, Prasetyanti F, Sari YW. Sintesis hidroksiapatit dari cangkang telur menggunakan dry method. J Biofisika 2009; 5 (2) : 71-78.

12. Iskak, M. Pabrik Urea Formaldehyde Concentrate Dari Metanol Dengan Oksidasi Menggunakan Katalis Silver. [Pra Rencana Pabrik]. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknologi Industri. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. 2010; Jawa Timur.

13. Balgies. Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Ranga. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 2011.

14. Kencana, Ardila. Perlakuan Sonikasi Terhadap Kitosan : Viskositas Dan Bobot Molekul Kitosan. [skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor. 2009. 15. Hermanus, Dyah. Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Ekstrak Kulit Kayu

(29)

19

Lampiran 1 Diagram Alir Penelitian

Kalsinasi cangkang kerang hijau

Sintesis hidroksiapatit dengan (NH4)2HPO4 menggunakan

metode double stirring simultan (ultrasonik-magnetik) Persiapan alat dan bahan

Karakterisasi AAS dan XRD

Analisis

Penyusunan Laporan Penyaringan

Sintering

Karakterisasi XRD,SEM dan PSA

(30)

20

Lampiran 2 Alat dan Bahan

(a) (b) (c) (d)

(e) (f) (g) (h)

(a) Cangkang kerang hijau (b) Sonikasi bath

(c) Stirrer

(d) Furnace

(e) Serbuk Cangkang kerang hijau (f) Milling

(g) Sintesis HAp dengan metode double stirring simultan (h) Penyaringan

(31)

21

Lampiran 3

Database

JCPDS (a) CaCO

3

(b) CaO (c) Ca(OH)

2

(d)

β

-TCP (e) HAp.

(a)

(32)

22

(c)

(33)

23

(34)

24

L

ampiran 4Perhitungan Parameter kisi untuk sampel hidroksiapatit

Perhitungan parameter kisi dihitung dengan menggunakan metode Cohen dengan persamaan sebagai berikut

Σα sin2θ = C Σα2 + B Σα +A Σαδ Σ sin2θ = C Σα + B Σ 2 + A Σ δ

Σ sin2θ = C Σαδ + B Σ δ + A Σδ2

Dimana C = ²

²

α = (h2+hk+k2) B = ²

²

= l2 A = D

(35)

1

Lampiran 5 Hasil perhitunganparameter kisi

2θ (0) h k l α

2θ (rad)

θ

(rad) sin2

2θ δ sin θ sin2θ sin 2 θ

α

sin2θ

sin2θ δsin2θ α2 2 δ2 α δ αδ

21,85 2 0 0 4 0 0,38 0,19 0,14 1,38 0,19 0,04 0,37 0,14 0,00 0,05 16 0 1,91 0,00 0,00 5,54

25,95 0 0 2 0 4 0,45 0,23 0,19 1,91 0,22 0,05 0,44 0,00 0,20 0,10 0 16 3,66 0,00 7,65 0,00

29,75 2 1 0 7 0 0,52 0,26 0,25 2,46 0,26 0,07 0,50 0,46 0,00 0,16 49 0 6,05 0,00 0,00 17,22

31,90 2 1 1 7 1 0,56 0,28 0,28 2,79 0,27 0,08 0,53 0,53 0,08 0,21 49 1 7,78 7,00 2,79 19,53

32,35 1 1 2 3 4 0,56 0,28 0,29 2,86 0,28 0,08 0,53 0,23 0,31 0,22 9 16 8,18 12,00 11,44 8,58

33,05 3 0 0 9 0 0,58 0,29 0,30 2,97 0,28 0,08 0,55 0,73 0,00 0,24 81 0 8,83 0,00 0,00 26,74

34,45 2 0 2 4 4 0,60 0,30 0,32 3,20 0,30 0,09 0,57 0,35 0,35 0,28 16 16 10,22 16,00 12,79 12,79

35,70 3 0 1 9 1 0,62 0,31 0,34 3,40 0,31 0,09 0,58 0,84 0,09 0,32 81 1 11,58 9,00 3,40 30,62

39,95 3 1 0 13 0 0,70 0,35 0,41 4,12 0,34 0,12 0,64 1,52 0,00 0,48 169 0 16,97 0,00 0,00 53,56

46,85 2 2 2 12 4 0,82 0,41 0,53 5,32 0,40 0,16 0,73 1,89 0,63 0,84 144 16 28,29 48,00 21,27 63,82

48,15 3 1 2 13 4 0,84 0,42 0,55 5,54 0,41 0,17 0,74 2,16 0,66 0,92 169 16 30,74 52,00 22,18 72,08 48,60 3 2 0 19 0 0,85 0,42 0,56 5,62 0,41 0,17 0,75 3,21 0,00 0,95 361 0 31,61 0,00 0,00 106,83

49,60 2 1 3 7 9 0,87 0,43 0,58 5,80 0,42 0,18 0,76 1,23 1,58 1,02 49 81 33,58 63,00 52,16 40,57 50,60 3 2 1 19 1 0,88 0,44 0,60 5,97 0,43 0,18 0,77 3,47 0,18 1,09 361 1 35,60 19,00 5,97 113,37

51,40 4 1 0 21 0 0,90 0,45 0,61 6,10 0,43 0,19 0,78 3,95 0,00 1,15 441 0 37,25 0,00 0,00 128,17

52,20 4 0 2 16 4 0,91 0,46 0,62 6,24 0,44 0,19 0,79 3,09 0,77 1,21 256 16 38,92 64,00 24,96 99,82 53,25 0 0 4 0 16 0,93 0,46 0,64 6,42 0,45 0,20 0,80 0,00 3,21 1,29 0 256 41,16 0,00 102,65 0,00

61,80 2 1 4 7 16 1,08 0,54 0,78 7,76 0,51 0,26 0,88 1,84 4,22 2,05 49 256 60,25 112,00 124,20 54,34

63,25 5 1 0 31 0 1,10 0,55 0,80 7,97 0,52 0,27 0,89 8,52 0,00 2,19 961 0 63,51 0,00 0,00 247,06 64,20 3 2 3 19 9 1,12 0,56 0,81 8,10 0,53 0,28 0,90 5,36 2,54 2,29 361 81 65,63 171,00 72,91

(36)

1

Lanjutan

A = 0,0017 B = 0,0119 C = 0,0084

Nilai parameter kisi HAp a = 9,418 Å

b = 9,418 Å c= 6,884 Å

Nilai parameter kisi sampel a = 9,680 Å

b = 9,680 Å c= 7,060 Å

Ketepatan parameter kisi a = 97,22 %

c = 97,44 %

(37)

2

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Depok pada tanggal 10 Desember 1990 dari pasangan Bapak Suhanda dan Ibu Satimah. Penulis merupakan puteri ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 2003, penulis menyelesaikan sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Taufiqurrahman II Depok dan dilanjutnya pada tahun 2006 di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta Selatan. Tahun 2009 menyelesaikan sekolah Madrasah Aliyah Negeri 7 Jakarta Selatan dan pada tahun yang sama penulis lolos seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Fisika, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama perkuliahan, penulis menjadi salah satu pengurus organisasi PPAMB (Program Pembinaan Akademik dan Multi Budaya) periode 2009 –2010, penulis juga aktif di LDK AL-Hurriyyah (Lembaga Dakwah Kampus) sebagai staf keuangan periode 2009-2010, staf komisi I DPM FMIPA periode 2010-2011, sekretaris Yayasan Panggilan Ilahi periode 2010-2013, Bendahara Departemen Sosling BEM FMIPA periode 2011-2012, dan penulis juga aktif sebagai pengajar muda di bimbingan belajar Catalis Corp tahun 2010-2013. Selain itu penulis juga menjadi asisten praktikum fisika dasar TPB. Pada tahun 2010 penulis berhasil menjadi finalis PIMNAS di Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Gambar

Tabel 1 Variasi suhu dan waktu sintesis yang digunakan
Gambar  2 Pola XRD cangkang kerang hijau sebelum 0
Gambar 7 PPola XRD h
Gambar 9  Pola XRD
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk lebih mengetahui bagaimana sejarah Korps Musik Prajurit Keraton Yogyakarta, serta instrumen dan nama-nama gendhing yang digunakan

Sumber dana Bantuan Rehabilitasi Ruang Kelas Madrasah/RA/BA berasal dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang terdapat pada DIPA Direktorat

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh lingkungan rumah (pencahayaan, suhu, kelembaban, tempat perindukan nyamuk, tempat istirahat.. langit rumah,

Penelitian yang dilakukan di Kelurahan Pahandut Palangka Raya menunjukkan kurangnya pengetahuan keluarga (67%) mengena ipenyakit DM dapat menjadi factor predisposisi

Pada penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat DM dalam keluarga dengan kejadian DM Gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Simpang

Dari hasil analisis deskriptif ROA memiliki rata-rata sebesar 0.140000 yang berarti bahwa perusahaan telekomunikasi pada tahun 2011-2015 mampu menghasilkan laba sebesar 14%

Seperti penelitian yang dilakukan oleh McEvoy dan Cascio (2006:45) yang menyimpulkan bahwa ”usia tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas kerja.” Sementara penelitian yang

Aspartam mempunyai intensitas kemanisan 180- 200 kali sukrosa dan merupakan serbuk yang larut perlahan – lahan di dalam air (Wang, 2006).Tujuan penelitian ini