• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Stabilitas Aktivitas Enzim Selulase Cairan Rumen Domba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Stabilitas Aktivitas Enzim Selulase Cairan Rumen Domba"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI STABILITAS AKTIVITAS ENZIM SELULASE

CAIRAN RUMEN DOMBA

DINA SRI WARDHANI

DEPARTEMEN KIMIA

(2)

ABSTRAK

DINA SRI WARDHANI. Evaluasi Stabilitas Aktivitas Enzim Selulase Cairan

Rumen Domba. Dibimbing oleh SRI SUGIARTI dan WAHYU PAMUNGKAS

SOENGKAWATI.

Sektor perikanan di Indonesia yang terus berkembang membutuhkan solusi

dalam penanganan bahan pakan.Upaya yang telah dilakukan adalah pemanfaatan

cairan rumen untuk menurunkan kandungan serat kasar bahan pakan. Penelitian

sebelumnyamenunjukkan bahwa di dalam cairan rumen domba terdapat aktivitas

beberapa enzim. Nilai aktivitas enzim dari yang terbesar berturut-turut adalah

enzim selulase (0.31 ± 0.015), amilase (0.14 ± 0.016), protease (0.11 ± 0.016) dan

lipase (0.03 ± 0.011) IU/mL. Adanya aktivitas enzim selulase akan mendegradasi

serat yang sulit dicerna menjadi mudah dicernaoleh ikan.Kondisi pH optimum dan

stabilitas waktu penyimpanan harus diketahui untuk mengefisienkan pemakaian

cairan rumen dalam mendegradasi serat dalam bahan pakan. Penelitian dilakukan

pada suhu inkubasi 30 °C dengan pH 5.0, 6.0, 7.0, 8.0, dan 9.0 serta waktu

penyimpanan 1, 2, 3, dan 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

aktivitas enzim selulase cairan rumen domba optimum pada pH 8.0, yaitu sebesar

0.00419 IU/mL. Stabilitas aktivitas enzim diperoleh pada pH 8.0 dengan waktu

penyimpanan selama 4 minggu.

ABSTRACT

DINA SRI WARDHANI.Stability Evaluation of Cellulase Enzyme Activity from

Sheep Rumen Fluid. Supervised by SRI SUGIARTI and WAHYU

PAMUNGKAS SOENGKAWATI.

(3)
(4)

EVALUASI STABILITAS AKTIVITAS ENZIM SELULASE

CAIRAN RUMEN DOMBA

DINA SRI WARDHANI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Evaluasi Stabilitas Aktivitas Enzim Selulase Cairan Rumen Domba

Nama

: Dina Sri Wardhani

NIM

: G44086010

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

NIP 19701225 199512 2 001

Dr Sri Sugiarti

NIP

19731106 199903 2 001

Wahyu Pamungkas S, SPi, MSi

Diketahui

Ketua Departemen Kimia,

NIP 19501227 197603 2 002

Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah

ini disusun berdasarkan penelitian yang berjudul Evaluasi Stabilitas Aktivitas

Enzim Selulase Cairan Rumen Domba sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana sains pada Departemen Kimia FMIPA IPB. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2011 di Laboratorium Balai

Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) dan Laboratorium Pusat Antar Universitas

(PAU) Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Sri Sugiarti selaku

pembimbing pertama dan Wahyu Pamungkas Soengkawati, SPi, MSi selaku

pembimbing kedua yang telah memberikan arahan, saran, dan dorongan selama

pelaksanaan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih juga penulis

ucapkan kepada Dr Imron, SPi, MSi sebagai Kepala Balai Penelitian Pemuliaan

Ikan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melaksanakan izin

belajar di Institut Pertanian Bogor dan melakukan penelitian di Laboratorium

BPPI serta ucapan terima kasih kepada rekan kerja di Laboratorium BPPI.

Ungkapan terima kasih penulis berikan kepada keluarga tercinta, Bapak, Ibu,

kakak-kakakku, dan kekasihku yang selalu memberikan semangat, cinta, kasih

sayang, dan doa. Ungkapan terima kasih juga kepada teman-teman seangkatan

Ekstensi Kimia 2008 atas semangat dan dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

Bogor, September 2012

(7)

RIWAYAT HIDUP

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN ... 1

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat ... 1

Ekstraksi Cairan Rumen Domba ... 1

Pengaruh pH dan Lama Penyimpanan terhadap Stabilitas Enzim

Selulase ... 2

Analisis Aktivitas Enzim Selulase ... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim Selulase ... 2

Stabilitas Aktivitas Enzim Selulase Berdasarkan pH dan

lama penyimpanan ... 3

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan ... 4

Saran ... 4

DAFTAR PUSTAKA ... 4

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim selulas ... 2

2 Pengaruh lama penyimpanan terhadap aktivitas enzim selulase berdasarkan

pH ... 4

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Komposisi cairan rumen domba... 6

2 Komposisi bufer pH ... 6

3 Komposisi media CMC 1% ... 6

4 Kurva standar glukosa untuk pengukuran aktivitas enzim selulase ... 7

5 Hasil analisis dan contoh perhitungan aktivitas enzim selulase ... 8

(10)

PENDAHULUAN

Kualitas pakan di sektor perikanan perlu terus ditingkatkan. Tingginya kadar serat kasar pada bahan pakan ditangani di antaranya dengan memanfaatkan enzim pendegradasi serat. Enzim memiliki fungsi khusus dan hanya bekerja pada 1 reaksi metabolisme. Untuk menurunkan kadar serat pada bahan pakan, digunakan enzim selulase yang mampu mendegradasi serat (selulosa).

Enzim selulase merupakan sistem enzim yang terdiri atas endo-β-1,4-glukanase, ekso-β-1,4-glukanase, danβ-D-glukosidase. Enzim selulase mendegradasi selulosa dengan memecah ikatannya, prosesnya melibatkan 3 jenis enzim yang bekerja secara sinergis. Endo-β-1,4-glukanase memotong ikatan rantai dalam selulosa menghasilkan molekul selulosa yang lebih pendek, ekso-β-1,4-glukanase memotong ujung rantai selulosa menghasilkan molekul selobiosa, sedangkan β-D-glukosidase memotong molekul selobiosa menjadi 2 molekul glukosa (Kim et al. 2000).

Enzim selulase antara lain dapat ditemukan dalam cairan rumen domba. Cairan rumen yang diperoleh dari rumah potong hewan kaya akan kandungan enzim seperti α-amilase, galaktosidase, hemiselulase, selulase, dan xilanase (Williams & Withers 1992). Menurut Kung et al. (2000), cairan rumen mengandung enzim protease yang menghidrolisis protein atau peptida, amilase yang menghidrolisis pati, selulase yang menghidrolisis selulosa, xilanase yang menghidrolisis xilan, dan lipase yang menghidrolisis lemak, komposisi cairan rumen domba diperlihatkan pada Lampiran 1. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa enzim di dalam cairan rumen domba dari yang terbesar berturut-turut adalah selulase (0.31 ± 0.015), amilase (0.14 ± 0.016), protease (0.11 ± 0.016), dan lipase (0.03 ± 0.011) IU/mL (Pamungkas 2011).

Cairan rumen adalah limbah peternakan dan merupakan salah satu bahan alternatif yang murah dan dapat dimanfaatkan dengan mudah sebagai sumber enzim hidrolase (Moharrery & Das 2002). Enzim hidrolase akan menghidrolisis serat dalam bahan pakan menjadi senyawa sederhana yang lebih mudah dicerna oleh ikan. Morgavi et al. (2000) melaporkan bahwa hidrolisis serat oleh enzim selulase berlangsung dari pH 4.5 sampai 6.5, kisaran terbaik ialah 5.0-6.5. Enzim selulase dari bakteri Bacillus amyloliquefaciens

mempunyai pH optimum 7.0 (Lee et al. 2008).

Dalam rangka memanfaatkan cairan rumen domba sebagai sumber enzim selulase untuk meningkatkan kualitas bahan pakan, kondisi pH optimum untuk aktivitas enzim selulase perlu diketahui. Selain itu, stabilitas enzim perlu diuji untuk menentukan daya tahan enzim selama penyimpanan. Enzim yang diuji stabilitasnya masih dalam bentuk larutan (supernatan). Evaluasi stabilitas dilakukan terhadap pH dan lama penyimpanan berdasarkan aktivitashidrolisis selulosa menjadi gula pereduksi (glukosa).

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan antara lain cairan rumen domba, amonium sulfat, bufer pH 5.0, 6.0, 7.0, 8.0, dan 9.0, dan bahan-bahan kimia untuk analisis aktivitas enzim selulase. Cairan rumen domba diperoleh dari rumah potong hewan. Peralatan yang digunakan antara lain

sentrifus, lemari pendingin, inkubator,mikropipet,dan spektrofotometer

tampak (Visible) MRC model V-200-RS.

EkstraksiCairan Rumen Domba

Cairan rumen yang diambil dijaga agar selalu berada dalam kondisi dingin. Cairan rumen disentrifugasi dengan kecepatan 10 000 rpm selama 20 menit pada suhu 4 °C. Supernatan yang terbentuk direaksikan dengan amonium sulfat sebanyak 60% dari total volume cairan rumen yang digunakan. Larutan dihomogenkan kurang lebih 1 jam dengan menggunakan pengaduk magnet dan didiamkan selama 24 jam pada suhu 4 °C. Setelah itu, disentrifugasi kembali pada kecepatan 10 000 rpm selama 20 menit dengan suhu 4 °C. Supernatan yang terbentuk dibuang dan endapannya digunakan sebagai sumber enzim. Endapan kemudian dilarutkan dalam bufer dengan nisbah 1:1 (endapan dari 100 mL supernatan cairan rumen dilarutkan dalam 100 mL bufer) (Budiansyah et al. 2010). Komposisi bufer pH diperlihatkan pada Lampiran 2.

Pengaruh pH dan Lama Penyimpanan terhadap Stabilitas Enzim Selulase

(11)

2, 3, dan 4 minggu pada suhu 4°C. Prosedur uji aktivitas yang digunakan adalah metode asam 3,5-dinitrosalisilat (DNS) yang didasar-kan pada jumlah gula pereduksi sebagai hasil hidrolisis selulase. Prinsip pengujian dengan metode DNS adalah asam 3,5-dinitrosalisilat direduksi oleh gula pereduksi menjadi asam 3-amino-5-nitrosalisilat (Harisha 2007).

Analisis Aktivitas Enzim Selulase

Enzim selulase sebanyak 0.5 mL dicampurkan dengan 1 mL CMC 1% (Lampiran 3) dan 1 mL bufer pH, diinkubasi pada suhu 30°C selama 30 menit. Setelah itu, ditambahkan 3 mL DNS, dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, gula pereduksi yang dibebaskan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Satu unit aktivitas enzim didefinisikan sebagai jumlah enzim yang menghasilkan 1 µmol glukosa per menit(Ghose 1987). Besar kecilnya nilai aktivitas enzim memengaruhi kadar gula pereduksi yang dihasilkan selama aktivitas berlangsung.

Pembuatan Kurva Standar Glukosa

Standar induk glukosa 1 mg/mL diencerkan untuk membuat deret standar glukosa dengan konsentrasi 0.1, 0.15, 0.20, 0.25, 0.30, dan 0.35 mg/mL. Masing-masing 2 mL standar dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 mL DNS, didiamkan selama 30 menit. Setelah itu, dimasukkan dalam penangas air mendidih selama 15 menit dan didinginkan pada permukaan es batu. Absorbans standar diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm dan dibuat kurva standar glukosa.

Perhitungan Aktivitas Enzim Selulase

Aktivitas enzim selulase dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

IU/mL = t glukosa BM fp 1000 ) X

(Xs t

× × × −

Keterangan:

Xs : Kadar gula sampel (mg/mL)

Xt : Kadar gula kontrol (mg/mL)

BM : Bobot molekul glukosa t : Lama inkubasi (menit) fp : Faktor pengenceran

(RAK) yang terdiri atas pengaruh pH dan lama penyimpanan. Hipotesis yang muncul adalah H0 menunjukkan bahwa perbedaan pH dan

lama penyimpanan tidak berpengaruh terhadap aktivitas enzim selulase dan H1 menunjukkan

setidaknya salah satu dari pH dan lama penyimpanan dapat memengaruhi aktivitas enzim.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim Selulase

[image:11.595.328.507.368.496.2]

Nilai aktivitas enzim memengaruhi kadar gula pereduksi yang dihasilkan. Semakin tinggi aktivitas enzim, semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Aktivitas enzim selulase pada beberapa pH dapat dilihat pada Gambar 1. Kurva standar glukosa yang digunakan untuk penentuan aktivitas enzim ditunjukkan pada Lampiran 4.

Gambar 1 Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim selulase.

pH 5.0 menunjukkan nilai aktivitas enzim paling tinggi, tetapi aktivitas tersebut menurun sangat signifikan pada minggu kedua dan menjadi nol pada minggu-minggu berikutnya (Lampiran 5). Nilai aktivitasyang cukup tinggi dan relatif stabil setiap minggunya diperoleh pada pH 8.0.Nilai rata-rata aktivitas pada berbagai pH diringkaskan pada Tabel.Dengan demikian pada penelitian ini pH optimum untuk aktivitas enzim selulase cairan rumen domba ialah 8.0.

(12)

3

menggunakan bufer (larutan penyangga). Denaturasi protein menyebabkan perubahan molekul enzim (Rahima 2010).

Tabel Aktivitas enzim selulase pada berbagai pH

pH Rerata aktivitas enzim selulase (IU/mL ×10-3) 5 7.34±0.13 6 0.48±0.09 7 1.81±0.93 8 4.19±0.12 9 0.68±0.13

Penelitian Morgavi et al.(2000) mendapatkan bahwa hidrolisis serat oleh selulase paling baik pada pH 5.0–6.5. Budiansyah et al. (2010) mendapatkan pH optimum enzim selulase 5.15, sementara Sari (2010) mendapatkan bahwa selulase aktif bekerja pada rentang pH 5.5–7.5. Peneliti lain, Coral et al. (2002) melaporkan pH optimum enzim selulase dari Aspergillus niger ialah 4.0–4.5 dan 7.5–8.0. Perbedaan pH optimum ini disebabkan oleh perbedaan asal sumber enzim selulase.

Aktivitas enzim dipengaruhi oleh pH karena adanya gugus karboksilat yang bermuatan negatif dan gugus amonium yang bermuatan positif pada struktur protein enzim. Kesetimbangan antara kedua muatan pada titik isolistrik akan mengakibatkan protein mengendap sehingga aktivitas enzim berkurang. Setiap protein mempunyai titik kesetimbangan yang berbeda. Muatan enzim akan cenderung positif pada keadaan asam dan negatif pada keadaan basa. Perubahan struktur enzim ini dapat menurunkan atau bahkan menghilangkan aktivitasnya (Xiong 2004). Korelasi aktivitas enzim dengan konsentrasi H+ menunjukkan kesetimbangan antara denaturasi enzim pada pH rendah atau tinggi danefek muatan enzim, substrat atau keduanya (Murray et al. 2003)

Untuk mengetahui pengaruh pH dan lama penyimpanan terhadap aktivitas enzim selulase, dilakukan uji F. Pada uji F diperoleh nilai signifikasi kurang dari 5% sehingga harus dilakukan uji Brown-Forshyte. Uji ini menunjukkan adanya perbedaan rata-rata di setiap variasi pH dan lama penyimpanan terhadap aktivitas enzim selulase dalam cairan rumen domba.

Hipotesis uji statistik ini adalah H0

menunjukkan bahwa perbedaan pH dan lamanya penyimpanan tidak berpengaruh terhadap aktivitas enzim selulasedan H1

menunjukkan setidaknya salah satu faktor tersebut berpengaruh. Pada uji ini diperoleh nilai signifikasi kurang dari 5%. H0 ditolak:

ada pengaruh pH dan atau lama penyimpanan terhadap aktivitas enzim selulase dalam cairan rumen domba.

Uji statistik dilanjutkan dengan uji banding Tukey. Uji banding Tukey juga menunjukkan bahwa aktivitas enzim selulase nyata (P<0.05) dipengaruhi oleh pH dan lamapenyimpanan (Lampiran 6).

Stabilitas Aktivitas Enzim SelulaseBerdasarkan pH dan Lama

Penyimpanan

[image:12.595.323.502.365.491.2]

Stabilitas enzim selulase cairan rumen domba berdasarkan pH dan lama penyimpanan ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Pengaruh lama penyimpanan cairan rumen domba terhadap aktivitas enzim selulase berdasarkan pH ( ). Aktivitas enzim selulase pada pH 5.0 menurun 68% dalam 2 minggu. Pada minggu ketiga dan keempat, nilainya negatif, menunjukkan bahwatidak ada aktivitas enzim selulaselagi. pH yang tidak sesuai dapat menyebabkan perubahan daerah katalitik dan konformasi enzim (Meryandini et al. 2009).

Aktivitas enzim selulase pada pH 6.0 sangat tidak stabil sampai minggu keempat. Pada minggu pertama, aktivitas enzim naik mencapai maksimum, tetapi menurun kembali pada minggu kedua. Penyimpangan dari nilai pH optimum aktivitas suatu enzim akan menurunkan aktivitas enzim tersebut (Pelczar & Chan 1986).

(13)

selulase pada cairan rumen domba dapat secara aktif mendegradasi selulosa dan beradaptasi pada pH netral.

Enzim selulase menunjukkan kestabilan yang relatif baik dan tidak terlalu fluktuatif pada pH 8.0. Aktivitas enzim menurun di minggu pertama sebesar 5%. Persen penurunan ini tidak terlalu besar dan masih stabil sampai minggu keempat.

Aktivitas enzim selulase pada pH 9.0 lebih kecil dan terus menurun sampai minggu ketiga dengan rata-rata penurunan 22%. Pada minggu keempat, enzim selulase sudah tidak menunjukkan aktivitas lagi. Hal ini disebabkan oleh sifat enzim yang mudah berubah atau labil, juga disebabkan kerusakan pada struktur protein maupun gugus aktif enzim (Pelczar & Chan 1986).

Sedikit perubahan pH akan menyebabkan perubahan besar pada reaksi yang dikatalisis oleh enzim. Perubahan pH dapat menyebabkan denaturasi enzim sehingga menghilangkan fungsi katalitiknya. Dengan demikian pH merupakan salah satu faktor yang berpotensi memengaruhi aktivitas enzim, serta sangat erat kaitannya dengan fungsi aktif enzim, kelarutan substrat, dan ikatan enzim-substrat (Pelczar & Chan 1986).

Gambar 2 memperlihatkan bahwa aktivitas enzim selulase pada pH 5.0 dan 9.0 relatif menurun dengan bertambahnya lama penyimpanan. Stabilitas penyimpanan yang rendah atau penurunan aktivitas enzim saat disimpan, antara lain dapat disebabkan enzim hanya aktif secara katalitik dalam jangka waktu yang pendek karena adanya autolisis (Suhartono 1989).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Aktivitas enzim selulase cairan rumen domba optimum pada pH 8.0, yaitu 0.00419 IU/mL. Aktivitas enzim ini stabil pada pH 7.0 dengan lama penyimpanan selama 3 minggu dan pada pH 8.0 dengan lama penyimpanan selama 4 minggu.

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Budiansyah A, Resmi, Wiryawan KG, Soehartono MT, Widyastuti Y Ramli N.

2010. Isolasi dan karakterisasi enzim karbohidrase cairan rumen sapi asal rumah potong hewan. Media Peternakan. 33(1):36-43.

Coral G, Arikan B, Unaldi MN, Guvenmez H. 2002. Some properties of crude carboxymethyl cellulose of Aspergillus niger Z10 wild-type strain. Tubitak Turk J Biol. 26:209-2013.

Ghose TK. 1987. Measurement of cellulose activities.Pure &Appl Chem.59:252-268. Harisha S. 2007.Biotechnology Procedures

and Experiments Handbook. Kanada: Infinity Sci Pr.

Kim YS, Jung HC, Pan JG. 2000. Bacterial cell surface display of an enzyme library for selective screening of improved cellulase variants.J Appl Environ Microbiol.66:788-793.

Kung LJr, Treacher RJ, Nauman GA, Smagala AM, Endres KM, Cohen MA. 2000. The effect of treating forages with fibriolytic enzymes on its nutritive value and lactation performance of dairy cows. J Dairy Sci. 83:115-122.

Lee YJ, Kim BK, Lee BH, Jo KI, Lee NK, Chung CH, Lee YC, Lee JW. 2008. Purification and characterization of cellulose produced by Bacillus amyloliquefaciens DL-3 utilizing rice hull.

Biores Technol. 99:378-386.

Meryandini A et al. 2009.Isolasi bakteri selulolitik dan karakterisasi enzimnya.Makara Sains 13:33-38.

(14)

5

Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Harper’s Illustrated Biochemistry. Ed ke-26. San Fransisco: McGraw-Hill.

Pamungkas W. 2011. Uji efektivitas penambahan enzim cairan rumen domba terhadap penurunan serat kasar dan nilai kecernaan bungkil kelapa sawit sebagai benih ikan patin siam (Pangasius hypothalmus) [tesis]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Pelczar MJ, Chan ECS. 1986. Dasar-dasar

Mikrobiologi. Ratna Siri

Hadioetomo,Penerjemah. Jakarta: UI Pr. Terjemahan dari: Microbiology.

Rahima D. 2010. Optimasi produksi enzim selulase untuk hidrolisis jerami padi [skripsi]. Palangkaraya: Politeknik Kesehatan Kemenkes.

Sari RF. 2010.Optimasi aktivitas selulase ekstraseluler dari isolat bakteri RF-10 [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Suhartono MT. 1989. Enzim dan Bioteknologi. Bogor: Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.

Williams AG, Withers SE. 1992. Changes in the rumen microbial population and its activities during the refaunation period after the reintroduction of ciliate protozoa into the rumen of defaunated sheep.

Canadian J Microbiology.39:61-69.

Xiong H. 2004. Production and characterization of Trichoderma reesei and

(15)
(16)
(17)
(18)

6

Lampiran 1 Komposisi cairan rumen domba1)

Enzim Cairan rumen tanpa protozoa

Cairan rumen bebas sel mikrob

Cairan rumen dengan sel mikrob Selulase (μg

glukosa/mL/jam) 738.5±3.45 162.2±33.70 405.30±44.19 Protease (unit/mL) 0.201±0.078 0.090±0.027 0.220±0.046 Amilase (μg

glukosa/menit/mL) 172.2±45.9 60.05±10.96 208.7±97.0 Lipase (unit/mL) 1.076±0.309 0.339±0.080 1.225±0.803 Keterangan: 1)Enzim dari cairan rumen anak domba yang diberi makan air susu dan konsentrat

sampai umur 9 minggu. Sumber: Moharrery & Das (2002)

Lampiran 2 Komposisi bufer pH 1. Bufer sitrat pH 5.0:

40 mL asam sitrat 0.2 M (21.014 g asam sitrat dalam 500 mL akuades)

60 mL Na3C6H5O7·H2O 0.2 M (29.412 g Na3C6H5O7·H2O dalam 500 mL akuades)

2. Bufer fosfat pH 6.0:

12.3 mL Na2HPO4·2H2O 0.1 M (17.799 g Na2HPO4·2H2O dalam 1000 mL akuades)

87.7 mL NaH2PO4·2H2O 0.1 M (15.601 g NaH2PO4·2H2O dalam 1000 mL akuades)

3. Bufer fosfat pH 7.0:

61.1 mL Na2HPO4·2H2O 0.1 M (17.799 g Na2HPO4·2H2O dalam 1000 mL akuades)

38.9 mL NaH2PO4·2H2O 0.1 M (15.601 g NaH2PO4·2H2O dalam 1000 mL akuades)

4. Bufer fosfat pH 8.0:

94.7 mL Na2HPO4·2H2O 0.1 M (17.799 g Na2HPO4·2H2O dalam 1000 mL akuades)

5.3 mL NaH2PO4·2H2O 0.1 M (15.601 g NaH2PO4·2H2O dalam 1000 mL akuades)

5. Bufer borat pH 9.0:

20 mL H3BO3 0.2 M (6.184 g H3BO3 dalam 500 mL akuades)

80 mL Na2B4O7·10H2O 0.05 M (9.536 g Na2B4O7·10H2O dalam 500 mL akuades)

Lampiran 3 Komposisi media CMC 1% Komposisi gram/liter

CMC MgSO4·7H2O

KNO3

K2HPO4

FeSO4·7H2O

CaCl2·2H2O

Agar-agar Glukosa Antibiotik

10 0.2 0.75

0.5 0.02 0.04 15

(19)

7

Lampiran 4 Kurva standar glukosa untuk pengukuran aktivitas enzim selulase

Konsentrasi Standar

Glukosa (mg/mL) Absorbans1 Absorbans2 Rerata Absorbansterkoreksi

0.10 0.254 0.250 0.252 0.000

0.15 0.353 0.359 0.356 0.104

0.20 0.482 0.497 0.490 0.238

0.25 0.592 0.598 0.595 0.343

0.30 0.724 0.733 0.729 0.477

(20)

8

Lampiran 5 Hasil analisis dan contoh perhitungan aktivitas enzim selulase cairan rumen domba

Minggu Sampel

(pH 5.0) Blangko Kontrol Xs Xt IU/mL

1 0.299 0.117 0.202 0.0743 0.0347 0.00734 2 0.288 0.113 0.257 0.0715 0.0588 0.00234 3 0.280 0.212 0.281 0.0278 0.0282 -0.00008 4 0.278 0.215 0.280 0.0257 0.0265 -0.00015 5 0.277 0.205 0.281 0.0294 0.0310 -0.00030

Minggu Sampel

(pH 6.0) Blangko Kontrol Xs Xt IU/mL

1 0.131 0.107 0.125 0.0098 0.0074 0.00454 2 0.685 0.100 0.641 0.2389 0.2209 0.00333 3 0.686 0.116 0.653 0.2328 0.2193 0.00250 4 0.686 0.121 0.675 0.2307 0.2262 0.00083 5 0.684 0.110 0.675 0.2344 0.2307 0.00068

Minggu Sampel

(pH 7.0) Blangko Kontrol Xs Xt IU/mL

1 0.681 0.124 0.652 0.2238 0.2156 0.00152 2 0.702 0.112 0.671 0.2371 0.2283 0.00163 3 0.735 0.115 0.719 0.2491 0.2466 0.00046 4 0.703 0.120 0.706 0.2342 0.2393 -0.00094 5 0.686 0.105 0.701 0.2334 0.2434 -0.00184

Minggu Sampel

(pH 8.0) Blangko Kontrol Xs Xt IU/mL

1 0.732 0.122 0.677 0.2491 0.2266 0.00416 2 0.754 0.119 0.702 0.2593 0.2381 0.00393 3 0.732 0.113 0.682 0.2528 0.2323 0.00378 4 0.717 0.104 0.670 0.2503 0.2311 0.00355 5 0.692 0.127 0.663 0.2307 0.2189 0.00219

Minggu Sampel

(pH 9.0) Blangko Kontrol Xs Xt IU/mL

1 0.324 0.105 0.315 0.0894 0.0858 0.00068 2 0.317 0.095 0.310 0.0907 0.0878 0.00053 3 0.333 0.115 0.328 0.0890 0.0870 0.00038 4 0.323 0.112 0.319 0.0862 0.0845 0.00030 5 0.318 0.109 0.321 0.0853 0.0866 -0.00023 Keterangan: Contoh perhitungan:

Xs =

Slope blangko Abs sampel Abs IU/mL = t glukosa BM fp 1000 ) X

(Xs t

× × × −

Xt =

Slope blangko Abs kontrol AbsIU/mL = 30 180 fp 1000 ) 2266 . 0 2491 . 0 ( × × ×

(21)

9

Lampiran 6 Hasil analisis statistik aktivitas enzim selulase cairan rumen domba

Sumber Keragaman Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Rata-rata Kuadrat (KT) Fhit (KTP/KTG) F0.05 (4,20)

Perlakuan 4 4.005 ×10-5 1.001 ×10-5 3.056 2.866 Galat 20 6.552 ×10-5 3.276 ×10-6

Total 24 0.0001056 1.329 ×10-5

Hipotesis:

H0: ∂1= ∂2= …. = ∂t = 0, semua perlakuan tidak berpengaruh terhadap respons

H1: Paling sedikit ada satu i dengan ∂1 tidak sama dengan 0

Simpulan: F hitung > F tabel: Tolak H0

Terdapat perbedaan pengaruh perlakuan terhadap respons yang diamati (Setiap minggunya memberikan nilai aktivitas enzim selulase yang berbeda) Uji banding Tukey

pH N

Subset for alpha 1

(×10-3)

2 (×10-3)

3 (×10-3)

4 (×10-3) 6.00a 9.00ab 7.00b 8.00c 5.00d Sig 3 3 3 3 3 .44800 .6833 .975 .6833 1.8133 .057 4.1900 1.000 7.3433 1.000 Simpulan:

Gambar

Gambar 1  Pengaruh pH terhadap aktivitas  enzim selulase.
Gambar 2  Pengaruh lama penyimpanan cairan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan periode berpengaruh nyata (p&lt;0,05) terhadap kadar glukosa darah, terdapat pengaruh interaksi antara frekuensi pemberian

PMTS (Program Pencegahan HIV- AIDS melalui Transmisi Seksual) merupakan program pencegahan HIV-AIDS yang dicetuskan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN),

Mas Ahmad Santosa, dalam Malik, perspektif fungsi pengawasan Komisi Yudisial Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 005/PUU-IV/2006 Jurnal Hukum Vol. Mochtar

Pemanfaatan tumbuhan lokal sebagai pangan alternatif dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional tidak terlepas dari pengetahuan terhadap besarnya nilai gizi dari

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan segala keajaiban di dunia tempat manusia berpijak. Kekayaan alam dan keindahan panorama yang ada bagai

Pemetaan lahan garam di Kabupaten Sampang dengan teknik interpretasi visual citra Worldview-1 bertujuan untuk (1) mengetahui akurasi pengukuran dan akurasi

Pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kabupaten Kampar faktor pendukungnya yakni yang

 Analisis data diarahkan untuk penggunaan komponen biaya sesuai klasifikasi; dan penggunaan komponen (masukan) untuk membentuk biaya keluaran (sesuai kinerja atau