• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja produksi dan optimalisasi input pada usaha pendederan ikan patin Pangasius hypophthalmus ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya, Subang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja produksi dan optimalisasi input pada usaha pendederan ikan patin Pangasius hypophthalmus ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya, Subang"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA PRODUKSI DAN OPTIMALISASI

INPUT

PADA

USAHA PENDEDERAN IKAN PATIN

Pangasius hypophthalmus

UKURAN 2 INCI DI DESA SUKAMANDIJAYA, SUBANG

ITA APRIANI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul `Kinerja produksi dan optimalisasi input pada usaha pendederan ikan patin Pangasius hypophthalmus ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya, Subang` adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

ITA APRIANI. Kinerja produksi dan optimalisasi input pada usaha pendederan ikan patin Pangasius hypophthalmus ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya, Subang. Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI dan YANI HADIROSEYANI.

Produksi benih ikan patin siam P. hypophthalmus ukuran ±2 inci setiap tahun mengalami pasang surut dengan permasalahan yang dihadapai adalah belum optimalnya faktor produksi yang digunakan. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja produksi dan optimalisasi input pada usaha pendederan ikan patin ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya. Penelitian ini menggunakan metode survei. Analisis data menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan software Ms. Excel 2007 dan SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang total 2,37±0,018 cm/ekor, dan laju pertumbuhan spesifik (SGR) 7,77% dengan pemeliharaan sekitar 15-21 hari. Pendugaan faktor produksi yang dapat dioptimalkan adalah kepadatan benih 14 ekor/liter, pelet apung 0,0076 kg/liter, dan pakan remah (crumble) 0,0017 kg/liter. Pemberian pakan sekenyangnya dengan frekuensi 3 kali per hari. Pergantian air dilakukan 2 hari sekali sebanyak 50%. Analisis usaha pada kondisi optimal adalah R/C 1,40, Pay Back Period 0,31 tahun, Break Even Point sebesar Rp 5.740.748 dan 41.005 ekor. Nilai Return to Scale 1,004 menunjukkan bahwa usaha masih layak untuk dikembangkan.

Kata kunci: patin Pangasius hypophthalmus, kinerja produksi pendederan, optimalisasi input

ABSTRACT

ITA APRIANI. Production performance and optimalization inputs on patin Pangasius hypophthalmus 2 inches nursery business in Sukamandijaya`s Village, Subang. Supervised by TATAG BUDIARDI and YANI HADIROSEYANI

Seed production of patin P. hypophthalmus sized 2 inches has a fluctuative result every year with farmers found several problems there are unoptimal of input factor`s usage. The purpose of this study is to analyze the production performance and optimization the use of production factors of catfish nursery business sized 2 inches in Sukamandijaya`s Village. The method that used in this research is a survay. Analysis of data using of Cobb-Douglas production function with software Ms. Excel 2007 and SPSS 16.0. The result of performance`s production with period of 15-21 days maintenance has resulted in fish growth in total length 2,37±0,018 cm/fish and Spesific Growth Rate (SGR) 7,77%. Estimation of the use inputs that can be optimized is 14 fish/liter for seeds, 0,0076 kg/litre for floating pellets, and 0,0017 kg/litre for pellets crumble. The fish feed at satiation with feeding frequency was 3 times per day, and the water changed every 2 days as much as 50%. The result of business analysis in optimal conditions is R/C of 1,40, Payback Period 0,31 years, Break Even Point of Rp 5.740.748 and 41.005 fish. Value of Return to Scale 1,004 indicates that the business is still viable to be develop.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya Perairan

KINERJA PRODUKSI DAN OPTIMALISASI

INPUT

PADA

USAHA PENDEDERAN IKAN PATIN

Pangasius hypophthalmus

UKURAN 2 INCI DI DESA SUKAMANDIJAYA, SUBANG

ITA APRIANI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

Judul skripsi : Kinerja produksi dan optimalisasi input pada usaha pendederan ikan patin Pangasius hypophthalmus ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya, Subang

Nama : Ita Apriani NIM : C14090019

Disetujui oleh

Dr. Ir. Tatag Budiardi, M.Si Pembimbing I

Ir. Yani Hadiroseyani, MM. Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Sukenda, M.Sc Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 ini adalah optimalisasi usaha, dengan judul kinerja produksi dan optimalisasi input pada usaha pendederan ikan patin siam Pangasius hypophthalmus ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya, Subang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ayahanda Haryono dan Ibunda Sukarti, Kakak/Cax Julian Karta Negara, dan Adik Siti Lamsariati atas doa, kasih sayang, dan dukungannya.

2. Dr. Ir. Tatag Budiardi, M.Si. selaku Pembimbing I dan Ir. Yani Hadiroseyani, M.M. selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sampai menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Dinamella Wahjuningrum, S.Si. selaku dosen penguji.

4. Bapak Dr. Alimuddin selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penyusun.

5. Bapak Edi Suhendi, A.Md., Ibu Sokai, dan kang Rohim, serta petani responden yang telah membantu penulis di Desa Sukamandijaya.

6. Geng Cherlybell (Tia Oktaviani/te2h, Ulfah Fayumi/nyumi, Peni Pitriani/penong, Ulfatul Hidayah/atul, dan Febrina rolin/Orin) yang telah menemani hari-hari selama masa perkuliahan dan penelitian.

7. Keluarga besar BDP 46 terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan dapat dijadikan acuan para pembaca untuk melakukan usaha budidaya pendederan ikan patin.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

METODE 2

Waktu dan Tempat 2

Metode Penelitian 2

Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Keadaan Umum Daerah Penelitian 4

Karakteristik Pembudidaya 5

Aktivitas Pendederan 6

Kinerja Produksi 8

Analisis Pendugaan Produksi 11

Analisis Optimalisasi Penggunaan Input 13

Analisis Usaha 14

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 15

LAMPIRAN 18

(10)

DAFTAR TABEL

1 Kinerja produksi pembudidaya ikan patin ukuran 2 inci 10 2 Hasil pendugaan koefisien regresi dengan metode kuadrat terkecil pada

usaha pendederan ikan patin ukuran 2 inci 11

3 Rata-rata input dan output produksi usaha pendederan ikan patin 12 4 Nilai Net Profit Margin (NPM), input dan output yang optimal 13 5 Kenaikan biaya variabel, penerimaan dan keuntungan usaha pendederan

ikan patin ukuran 2 inci per liter kondisi aktual dan optimal 14

6 Analisis pendapatan usaha (laba rugi) 15

DAFTAR GAMBAR

1 Peta Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang 5

2 Persiapan wadah pemeliharaan 6

3 Korelasi antara volume yang digunakan dan jumlah benih yang ditebar 7 4 Korelasi antara jumlah benih yang ditebar dan jumlah pelet 7 5 Korelasi lama pemeliharaan dan pertumbuhan panjang total benih 9 6 Korelasi lama pemeliharaan dan pertumbuhan bobot benih 9 7 Koefisien keragaman benih patin di Desa Sukamandijaya 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Karakteristik responden pembudidaya ikan patin ukuran 2 inci 18 2 Faktor produksi. harga dan nilai beli pada usaha pendederan ikan patin

ukuran 2 inci 19

3 Hasil pendugaan fungsi produksi dengan metode kuadrat terkecil 19

4 Grafik Normal P-Plot Regression Of Output 19

5 Contoh perhitungan input produksi optimal 20

6 Analisis usaha pendederan ikan patin ukuran 2 inci pada kondisi aktual

dan optimal di Desa Sukamandijaya 21

(11)

1

PENDAHULUAN

Ikan patin Pangasius hypophthalmus merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang populer di kalangan masyarakat. Untuk itu, budidaya merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar. Konsumsi ikan penduduk Indonesia pada tahun 2011 sebesar 31,64 kg/kapita/tahun meningkat 3,83% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 30,64 kg/kapita/tahun (KKPb 2011). Menurut Trobos (2011) peluang pasar ekspor ikan patin masih sangat terbuka, misalnya Uni Eropa membutuhkan sekitar 230 ribu ton, Rusia 125 ribu ton, Ukraina 75 ribu ton, Mesir 26 ribu ton, dan Amerika Serikat 25 ribu ton per tahunnya. Namun demikian, produksi patin Indonesia masih sangat rendah yaitu pada tahun 2011 sekitar 229 ribu ton dengan data produksi benih sekitar 541 juta ekor (KKPa 2012).

Ikan patin merupakan salah satu komoditas unggulan yang sedang dikembangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dengan target produksi yang hampir mencapai 2 juta ton pada tahun 2014. Produksi tersebut akan tercapai apabila ditunjang dengan ketersediaan benih dalam jumlah yang cukup pada waktu diperlukan. Karena kebutuhan benih ikan patin meningkat, maka prospek usaha budidaya di segmen pembenihan dan pendederan ikan patin sangat berpeluang untuk dikembangkan.

Kabupaten Subang secara geografi terletak di bagian utara provinsi Jawa Barat yaitu antara 107’’31’ – 107’’54’ Bujur Timur dan 6’’11’ – 6’’49’ Lintang Selatan. Hampir seluruh luas lahan terdiri atas lahan basah (sawah) seluas 89.701 ha atau sebesar 41,28% dan lahan kering seluas 120.475 ha atau 58,72%. Dari kondisi tersebut, subsektor perikanan menyumbangkan sebesar 1,85% dari total produk domestik regional bruto Kabupaten Subang (DKP Subang 2004 dalam Rosiah 2005).

Ciasem merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Subang. Desa Sukamandijaya terletak di Kecamatan Ciasem yang memiliki potensi usaha pembenihan dan pendederan ikan patin. Kelompok tani Sengon Jaya merupakan salah satu kelompok usaha produksi benih ikan patin ukuran 2 inci. Dalam kegiatan berproduksi, tujuan pembudidaya ikan adalah memaksimumkan keuntungan. Perolehan keuntungan maksimum berkaitan erat dengan penggunaan faktor produksi yang optimal.

Usaha pendederan ikan patin siam di Desa Sukamandijaya menyimpan potensi yang cukup besar untuk dikembangkan karena merupakan salah satu sentra pendederan ikan patin yang menyuplai kebutuhan benih patin wilayah Jawa Barat dan luar Pulau Jawa. Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Jawa Barat (2009) data proyeksi tahun 2014 produksi ikan patin sebesar 319.300 ton/tahun, maka untuk mencapai target produksi tersebut dibutuhkan ketersediaan benih sekitar 1.185.000.000 ekor/tahun. Dengan demikian, perlu dilakukan suatu usaha produksi yang berkelanjutan.

(12)

2

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada pembudidaya pendederan ikan patin yang tergabung dalam kelompok plasma usaha produksi benih ikan patin ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2012.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei. Menurut Soeratno dan Arsyad (1999) dalam Hendriyanto (2010), metode penelitian dengan menggunakan studi kasus menunjukkan bahwa penelitian dilakukan dalam lingkup yang terbatas, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Studi kasus digunakan dalam penelitian ini karena metode ini paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di daerah penelitian. Satuan kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok plasma tani `Sengon Jaya` di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan data image. Data text adalah data yang diperoleh dalam bentuk alphabet dan angka numerik, sedangkan data image adalah data yang ditampilkan dalam bentuk foto, diagram dan sejenisnya yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tertentu (Fauzi 2001 dalam Hendriyanto 2010). Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui pengamatan secara langsung di lapangan, wawancara dan pengisian kuisioner. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pembudidaya seperti usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, kepemilikan dan lama usaha, jumlah tanggungan keluarga, serta keikutsertaan dalam pelatihan di bidang perikanan. Selain itu, diambil juga data yang berkaitan dengan usaha pendederan ikan patin seperti pengambilan data derajat kelangsungan hidup yang dilakukan 2 kali yakni pada awal dan akhir siklus pendederan, laju pertumbuhan spesifik (SGR), dan pertumbuhan panjang mutlak diperoleh dengan mengambil sampel 3 orang pembudidaya dengan jumlah ikan 30 ekor setiap samplingnya. Sampling dilakukan setiap 7 hari sekali, yaitu pada hari ke-0, hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-21. Pengukuran panjang tubuh ikan dilakukan dengan menggunakan penggaris. Panjang total diukur dari ujung mulut ikan hingga ujung ekor ikan, sementara panjang baku diukur dari ujung mulut ikan hingga pangkal ekor ikan. Bobot ikan diukur menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram.

(13)

3 Penghitungan parameter teknis produksi meliputi :

1) Derajat kelangsungan hidup atau survival rate (SR) menggunakan rumus dari Zonneveld, et al (1991) yaitu sebagai berikut:

%

Nt = Jumlah ikan pada akhir pengamatan (ekor) No = Jumlah ikan pada awal pengamatan (ekor)

2) Pertumbuhan panjang mutlak dihitung menggunakan rumus dari Effendie (2002) sebagai berikut:

P = Pt – Po...(2) Keterangan:

P = Pertumbuhan panjang mutlak (cm) Pt = Panjang rata-rata ikan ke-t (cm) Po = Panjang rata-rata ikan ke-0 (cm)

3) Laju pertumbuhan spesifik atau Spesific Growth Rate (SGR) menggunakan rumus dari Huisman (1987) yaitu sebagai berikut:

...(3) Keterangan:

SGR= Laju pertumbuhan spesifik (%)

Wt = Bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (gram/ekor) Wo = Bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (gram/ekor) t = Periode pemeliharaan (hari)

4) Koefisien keragaman (KK) dihitung menggunakan rumus (Steel dan Torrie 1981):

Analisis fungsi produksi dilakukan menggunakan pendekatan fungsi produksi model Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas digunakan untuk menduga hubungan antara produksi (output) dan variabel produksi (input) (Chong dan Lizarondo 1979). Model pendugaan dari persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut:

Y= α ...(5) Keterangan:

Y = Produksi ikan patin (ekor/m2) α = Konstanta

bi = Koefisien regresi (i=1,2,3,....n) Xn = Faktor produksi (n=1,2,3,...n)

(14)

4 JKD = Jumlah Kuadrat Residual N = Jumlah sampel

K = Jumlah variabel

jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, artinya faktor produksi secara simultan tidak

berpengaruh nyata terhadap produksi. Jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak, artinya faktor

produksi secara simultan berpengaruh nyata terhadap produksi. Pada analisis fungsi produksi, selain digunakan analisis kriteria statistik juga dilakukan analisis kriteria ekonometrik untuk menguji ketepatan model yang digunakan. Analisis kriteria ekonometrik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas, multikolinearitas, kedastisitas, dan tidak terjadi autokorelasi.

RTS (Return To Scale) atau keadaan skala usaha diperlukan untuk menentukan kombinasi penggunaan faktor produksi. Terdapat 3 kemungkinan return to scale, yaitu (Hendriyanto 2010):

1. Decreasing Return To Scale, bila (b1+b2+…..+bn) < 1, dapat diartikan bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan proporsi penambah produksi yang lebih kecil

2. Constant Return To Scale, bila (b1+b2+…..+bn) = 1, dapat diartikan bahwa proporsi penambah faktor produksi akan proporsional dengan produksi yang diperoleh

3. Increasing Return To scale, bila (b1+b2+…..+bn) > 1, dapat diartikan bahwa proporsi penambah faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar.

Menurut Hendriyanto (2010) analisis usaha digunakan untuk menghitung besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha dalam waktu satu tahun. Analisis usaha ini terdiri dari analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C), harga pokok penjualan (HPP), analisis payback period (PP), dan analisis break even point (BEP).

Batasan pengukuran meliputi (a) variabel yang dijelaskan (output), yaitu benih patin ukuran 2 inci, (b) variabel yang menjelaskan (input) terdiri atas jumlah benih (ekor), pelet apung (kg), dan pakan remah (kg), (c) variabel input ini dihitung per volume efektif bak, (d) umur usaha dalam penelitian ini ditetapkan minimal 1 tahun, (e) optimalisasi input produksi dengan menggunakan metode Cobb-Douglas dan analisis usaha.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Daerah Penelitian

(15)

5

Gambar 1 Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang Sumber : Data Potensi Desa 2011

Berdasarkan data potensi dan kelurahan tahun 2011 wilayah Desa Sukamandijaya memiliki 45 unit rukun tetangga dan 21 unit rukun warga dengan jumlah tempat tinggal sebanyak 4141 unit. Jumlah penduduk di Desa Sukamandijaya adalah 33.710 orang yang terdiri dari 17.126 orang laki-laki dan 16.584 orang perempuan.

Jenis pekerjaan di Desa Sukamandijaya terdiri atas petani, buruh tani, pegawai negeri sipil, pedagang keliling, perikanan, montir, dokter, bidan, perawat, pembantu rumah tangga, TNI/POLRI, pensiunan PNS/TNI/POLRI, pengusaha kecil dan menengah, dukun kampung terlatih, karyawan perusahaan swasta, dan perangkat desa. Pekerjaan yang paling dominan adalah karyawan perusahaan swasta yakni mencapai 45,88%, diikuti dengan buruh tani 12,24%, pensiunan PNS/TNI/POLRI 9,09%, pembantu rumah tangga 8,81%, dan penduduk yang bekerja di bidang perikanan hanya 0,42%.

Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung dari keberhasilan suatu wilayah/kota. Sarana dan prasarana yang terdapat di wilayah Desa Sukamandijaya adalah masjid, mushola, puskesmas, posyandu, kantor praktek dokter, lapangan olahraga, warnet, dan sarana pendidikan. Selain itu sarana transportasi yang terdapat di desa Sukamandijaya didominasi oleh becak 156 unit, ojek 100 unit, angkutan per-desa/kelurahan 4 unit, dan truk umum 1 unit dengan panjang jalan 10 km (Data Potensi Desa 2011).

Karakteristik Pembudidaya

Jumlah responden pembudidaya ikan patin sebanyak 13 orang dengan usia berkisar antara 30-55 tahun, dan rata-rata berusia 41 tahun. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pembudidaya pendederan ikan patin ukuran 2 inci adalah lulusan SD 8 orang, lulusan SMP 3 orang, lulusan STM 1 orang, dan Sarjana 1 orang. Para pembudidaya yang melakukan usaha pendederan ikan patin ini 69% atau sebanyak 9 orang menjadikan usaha pendederan patin sebagai pekerjaan sampingan sedangkan 31% atau sebanyak 4 orang menjadikannya sebagai pekerjaan utama.

(16)

6

Aktivitas Pendederan

Persiapan wadah dilakukan untuk memulai proses budidaya. Bak yang digunakan oleh petani pendederan patin di Desa Sukamandijaya yakni berupa bak beton dan bak terpal dengan volume per bak 3.600-16.000 liter. Pada tahap persiapan bak ini, yang pertama kali adalah pengeringan bak dengan cara air disedot dengan selang yang berdiameter 1 inci dan panjang 5 meter (Gambar 2a). Selanjutnya tahapan kedua adalah dinding dan dasar bak dibersihkan dari lumut yang menempel dengan cara disikat.

Sumber air yang digunakan untuk budidaya ikan berasal dari air tanah. Pengisian air dilakukan hingga mencapai tinggi 30 cm. Penebaran benih dilakukan setelah air bak diendapkan selama 1 malam. Benih yang ditebar berukuran 1 inci yang berasal dari pembudidaya di wilayah Desa Sukamandijaya. Pada proses penebaran benih, terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi selama 15 menit dengan tujuan untuk menghindari stres pada ikan. Harga benih patin ukuran 0,75-1 inci adalah Rp 80 dengan bobot 0,17-0,26 gram/ekor.

Gambar 3 Korelasi antara volume yang digunakan dan jumlah benih yang ditebar Padat penebaran tidak diperhitungkan berdasarkan volume air yang digunakan oleh para pembudidaya, sehingga padat tebar benih ditentukan sendiri oleh pembudidaya berdasarkan modal usaha yang dimiliki dan berdasarkan pengalaman.

(17)

7 Secara aktual padat tebar minimal 4 ekor/liter dan maksimal 14 ekor/liter. Banyaknya benih yang ditebar rata-rata secara keseluruhan padat tebar pembudidaya patin di Desa Sukamandijaya adalah 9 ekor/liter. Pembudidaya di Desa Sukamandijaya jika digolongkan berdasarkan padat tebar pemeliharaan patin masih tergolong tradisional. Salah satu yang menggambarkan para pembudidaya tergolong tradisional adalah korelasi antara jumlah benih yang ditebar dengan volume air yang digunakan oleh para pembudidaya di Desa Sukamandjaya terlihat tidak teratur (Gambar 3).

Gambar 4 Korelasi antara benih yang ditebar dan jumlah pelet yang dihabiskan

Para pembudidaya benih patin di Desa Sukamandijaya memberikan pakan untuk pemeliharaan patin dari ukuran 1 inci hingga ukuran 2 inci dengan menggunakan pelet apung dan pakan remah (crumble). Korelasi antara jumlah benih yang ditebar dan jumlah pelet yang dihabiskan juga terlihat tidak teratur (Gambar 4). Hal ini disebaban karena para pembudidaya memperhitungkan biaya produksi sehingga pemberian pelet disesuaikan dengan kondisi biaya yang dimiliki.

Satu minggu di awal pemeliharaan, benih diberi pakan remah (crumble) yang memiliki kandungan protein 40%, kadar air 12%, lemak 6%, dan kadar serat kasar 3%. Kemudian minggu selanjutnya sampai akhir masa pemeliharaan, benih diberi pakan apung yang memiliki kandungan protein 39%, kadar air 10%, lemak 5%, dan serat kasar 6%. Pemberian pakan dilakukan dengan cara sekenyangnya (at satiation) dengan frekuensi rata-rata 3 kali per hari.

Penyakit yang sering menyerang benih ikan patin adalah bintik putih (white spot) yang disebabkan oleh Ichthyoptirus multifilis dari kelompok protozoa. Menurut Suyanto (1983) penyakit ini merusak sel-sel lendir ikan, dan dapat menyebabkan pendarahan yang sering terlihat pada insang ikan. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam ikan yang sakit kedalam larutan garam (NaCl) dengan dosis 10-30 ppt selama 5-10 menit. Selain itu, penyakit jamur dari jenis Saprolegnia sp. dan Achlya sp. juga sering muncul akibat adanya luka pada badan ikan. Munculnya penyakit bintik putih dan jamur yang sering menyerang benih ikan patin di Desa Sukamandijaya diduga karena para pembudidaya terlalu berlebih dalam pemberian pakan. Pakan yang tidak dimakan oleh ikan mencemari media pemeliharaan, sehingga kualitas air menjadi buruk. Oleh karena itu, untuk mencegah timbulnya penyakit para pembudidaya rutin melakukan ganti air sebanyak 50% minimal 2 hari sekali.

(18)

8

perut, dan pangkal sirip serta nafsu makan berkurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sa`diyah (2006) bahwa ikan patin yang terserang penyakit MAS (motile aeromonand septicaemia) memiliki gejala pembengkakan rongga perut, mengalami tukak/borok, terdapat bercak merah pada tubuh, kulit melepuh, gerakan renang lambat dan tidak normal, serta mengalami kerusakan pada organ sirip.

Ikan patin yang terkena penyakit akibat bakteri mudah menular. Ikan yang terserang dan keadaannya cukup parah segera dimusnahkan, sedangkan yang terinfeksi dan belum parah diobati dengan direndam pada larutan oksitetrasiklin 5 ppm selama 24 jam. Namun demikian, penggunaan antibiotik seperti ini sudah dilarang sehingga pengobatan penyakit MAS dapat dilakukan dengan pemberian ekstrak daun ketapang dengan dosis 60 ppt. Daun ketapang mengandung zat kimia yaitu tannin dan flavonoid yang bersifat antibakteri (Ashry (2007).

Pemanenan dilakukan pagi atau sore hari, namun pada umumnya waktu panen disesuai dengan permintaan dari pembeli. Sebelum dipanen ikan terlebih dahulu dipuasakan (tidak diberi pakan) dengan tujuan untuk mengeluarkan kotoran dari perut ikan dan mengurangi aktivitas metabolisme tubuh. Proses pemanenan dilakukan penyurutan air dengan disedot menggunakan selang berdiameter 1 inci. Kemudian benih diambil dengan menggunakan seser dan di kumpulkan dalam wadah (baskom) untuk dilakukan perhitungan.

Pengemasan dilakukan secara tertutup yakni menggunakan plastik kemas berukuran 40 x 60 cm dengan kepadatan 500 ekor/kantong. Rasio pemberian oksigen dan air adalah 3:1, untuk pengiriman jarak dekat (kurang dari 8 jam) air yang digunakan adalah 3 liter/kantong sedangkan pengiriman jarak jauh (lebih dari 8 jam) air yang digunakan sebanyak 5 liter/kantong dengan kepadatan 300 ekor/kantong.

Proses pemasaran yang dilakukan oleh tiap pembudidaya berbeda-beda. Sebagian pembudidaya ada yang memasarkan hasil panen ke pengumpul, namun ada juga yang memasarkan langsung ke pembudidaya pembesaran di daerah Purwakarta, Jatiluhur, Saguling, Bogor, Karawang, dan sekitar Pulau Sumatera bagian selatan. Benih hasil panen ukuran 2 inci yang dijual ke pengumpul dengan harga Rp 135 per ekor sedangkan yang dijual langsung ke pembudidaya pembesaran dengan harga Rp 140 per ekor.

Kinerja Produksi

Selama penelitian dilakukan pengukuran parameter kinerja produksi yang diambil dari 3 orang pembudidaya. Pengambilan sampel 3 petani didasari atas kondisi aktual petani yang bisa diikuti produksinya dari awal pemeliharaan hingga masa pemanenan. Pengukuran parameter kinerja produksi dilakukan setiap minggu selama proses produksi yaitu hari ke-0 (awal tebar), hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-21 (panen). Parameter yang diukur adalah panjang total, panjang baku, dan bobot individu. Pengambilan sampel sebanyak 30 ekor per parameter setiap kali pengukuran dilakukan.

(19)

9

Gambar 5 Korelasi waktu pemeliharaan dan pertumbuhan panjang total benih ikan patin ukuran 2 inci

Lama pemeliharaan dan pertumbuhan bobot spesifik benih berkorelasi positif, yaitu semakin lama pemeliharaan semakin meningkatkan pertumbuhan bobot spesifik. Nilai korelasi antara waktu pemeliharaan dan pertumbuhan bobot spesifik sebesar 7,77% dengan korelasi 70%, sedangkan 30% adalah pengaruh dari faktor lain yang tidak diukur seperti iklim, cuaca, dan kualitas air (Gambar 6).

Gambar 6 Korelasi waktu pemeliharaan dan pertumbuhan bobot benih ikan patin ukuran 2 inci

Untuk menghitung tingkat keseragaman dari sampel yang digunakan adalah dengan diketahui nilai koefisien keragaman yang diperoleh dari hasil bagi antara standar deviasi dengan nilai rata-rata (Steel dan Torrie 1981). Koefisien keragaman panjang total relatif konstan, yaitu di bawah 10% dengan nilai rata-rata koefisien keragaman panjang total 6,66±1,87 yang artinya panjang total berbanding lurus dengan lama waktu pemeliharaan benih. Untuk nilai rata-rata koefisien keragaman bobot selama pemeliharaan sebesar 22,10±6,78. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002), suatu populasi dikatakan seragam apabila nilai koefisien keragamannya di bawah 20-25%. Jika dilihat dari ukuran panjang total maka populasi benih ikan patin pada penelitian dapat dikatakan sangat seragam (homogen). Namun demikian, untuk keseragaman bobot sudah mendekati ketidakseragaman (heterogen). Ketidakseragaman

(20)

10

bobot tersebut memberikan pengaruh terhadap perbedaan ukuran walaupun panjangnya relatif seragam. Keragaman tersebut terlihat pada hari ke-14 sehingga diperlukan upaya penyortiran.

Gambar 7 Koefisien keragaman pertumbuhan panjang total dan bobot benih

Lama pemeliharaan ikan mulai dari penebaran benih hingga panen kurang lebih 21 hari. Pada hari ke 14 benih patin sudah mulai terlihat tidak seragam, sehingga untuk mencegah ketidakseragaman tersebut maka dilakukan penyortiran dengan membagi 3 ukuran yaitu kecil (1 inci - <1,5 inci), sedang (1,5 inci - <2 inci), dan besar (>2 inci). Dari hasil penyortiran tersebut diperoleh jumlah ukuran kecil sebanyak 8,88%, ukuran sedang 66,66%, dan ukuran besar 24,44% dari populasi.

Tabel 1 Kinerja produksi pembudidaya ikan patin ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya

Kinerja Produksi Petani 1 Petani 2 Petani 3

Volume (Liter) 5.400 12.000 10.800

Jumlah benih tebar awal (ekor) 45.000 100.000 150.000

Padat Tebar (ekor/liter) 8 8 13

Lama pemeliharaan (hari) 21 21 21

Jumlah panen (ekor) 40.000 97.000 140.000

SR (%) 89 97 93

Bobot hari ke-0/ (g/ekor) 0,17±0,06 0,18±0,05 0,26±0,04 Bobot hari ke-7 (g/ekor) 0,32±0,05 1,04±0,22 0,37±0,08 Bobot hari ke-14 (g/ekor) 0,56±0,12 1,00±0,21 0,52±0,12 Bobot hari ke-21 (g/ekor) 0,98±0,19 1,31±0,19 1,35±0,17

Biomasa awal (kg) 7,84 17,56 38,55

(21)

11 Berdasarkan Tabel 1, kinerja produksi petani 1 dilihat dari segi pertumbuhan bobot spesifik (SGR) cukup rendah dan memiliki nilai FCR paling tinggi dibandingkan dengan petani 2 dan 3. Hal ini diduga karena petani kurang baik dalam manajemen pemberian pakan. Selain itu, faktor internal juga mempengaruhi produktivitas dan kinerja petani seperti umur, pendidikan, dan pengalaman (Lampiran 1). Selain faktor tersebut, menurut Aprollita (2008) kemandirian petani juga dipengaruhi oleh motivasi, tingkat kekosmopolitan, tenaga kerja, akses kredit, dan modal yang dimiliki.

Kamaludin (1994) dalam Erlina dan Kurniasari (2003) menyatakan bahwa umur seseorang berpengaruh terhadap produktivitas dan karier. Pada umur kurang dari 25 tahun seseorang berada pada masa eksplorasi, antara 25-45 tahun seseorang berada pada masa puncak, dan pada umur 45 tahun mengalami masa penurunan. Soekartawi (1988) dalam Erlina dan Kurniasari (2003) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, relatif semakin cepat seseorang mengadopsi inovasi, begitu juga sebaliknya.

Analisis Pendugaan Produksi

Fungsi produksi menjelaskan adanya hubungan antara variabel dependent (Y) dengan variabel independent (X). Berdasarkna hasil pengamatan pada usaha pendederan ikan patin di Desa Sukamandijaya ada beberapa variabel dari input produksi yang diduga mempengaruhi output yang dihasilkan. Variabel tersebut diantaranya benih patin (X1), pelet apung (X2.21), dan pelet crumble (X2.2). Model yang digunakan dalam analisis fungsi produksi Cobb douglas. Hasil analisis dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square) diperoleh hasil koefisien regresi yang menggambarkan elastisitas produksi.

Tabel 2 Hasil pendugaan koefisien regresi dengan metode kuadrat terkecil pada usaha pendederan ikan patin di Desa Sukamandijaya

Peubah Koefisien regresi t hitung

Intercept -0,1271 -1,0517

(22)

12

Tabel 3 Rata-rata input dan output produksi usaha pendederan ikan pati di Desa Sukamandijaya

Keterangan Penggunaan input produksi Rata-Rata input per liter

Bak pemeliharaan yang digunakan oleh para pembudidaya yakni berupa bak beton dengan rata-rata volume bak secara keseluruhan adalah 7327 liter dengan kedalaman air 30 cm dan kisaran volume aktif yang digunakan 3600-16000 liter (Lampiran 2). Jumlah bak yang dimiliki oleh tiap pembudidaya yakni berkisar 2-3 bak dengan ukuran per bak masing-masing berkisar 6-15 m2. Berdasarkan perhitungan rata-rata input dan output produksi per liter yakni benih patin yang ditebar 9 ekor/liter. Usaha budidaya pendederan patin di Desa Sukamandijaya termasuk tradisional dan masih perlu dikembangkan menjadi intensif. Secara intensif menurut Badan Standarisasi Nasional (2000) bahwa padat tebar ikan patin yakni 20 ekor/ liter. Kebutuhan nutrisi benih ikan patin diberikan berupa pakan crumble dengan kisaran 0,1-75 kg dan pelet apung 0,1-145 kg. Pakan crumble yang diberikan rata-rata sebanyak 9 kg/liter dan 37 kg/liter untuk pelet apung.

Nilai R 0,995 yang menunjukkan bahwa nilai tersebut mendekati satu sehingga dapat dikatakan bahwa nilai tersebut berkorelasi positif. Artinya bahwa apabila nilai input dinaikkan maka akan mempengaruhi kenaikan nilai output. Nilai R Square 0,990 artinya bahwa dari variabel input menjelaskan produksi output sebesar 99 %. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model fungsi produksi. Nilai Adjusted R square sebesar 0,986 menunjukkan bahwa dengan semakin banyak varibel yang dimasukkan untuk variabel penjelas maka dalam regresi akan mengurangi derajat kebebasan. Nilai standar error yang diperoleh dari hasil analisis model kuadrat terkecil sebesar 0,0399 adalah merupakan galat baku dari regresi secara keseluruhan. Nilai F hitung yang diperoleh dari hasil analisis fungsi produksi adalah sebesar 296,54 dan F tabel sebesar 3,86. Hal ini menunjukan bahwa apabila nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka tolak Ho,

Artinya bahwa faktor produksi secara serentak berpengaruh nyata terhadap output yang dihasilkan.

(23)

13 Hasil analisis selanjutnya adalah asumsi model regresi homoskedastisitas yang merupakan variasi dari garis regresi yang konstan untuk nilai variabel X. Pada analisis ekonometrik diperoleh pula nilai Durbin-Watson sebsar 1,722. Hal ini membuktikan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Suatu model regresi yang bebas dari autokorelasi dapat terjadi apabila nilai durbin-watson diantara -2 sampai dengan +2.

Fungsi produksi dapat dikatakan layak ataupun tidak diketahui dengan melakukan analisis kriteria ekonomi. Berdasarkan analisis kuadrat terkecil bahwa koefisien yang bertanda positif adalah benih. Artinya apabila dilakukan peningkatan pada variabel tersebut maka akan mempengaruhi peningkatan output sesuai dengan besarnya koefisien yang dimiliki. Untuk yang memiliki tanda negative adalah variabel X2.1 (pelet apung) dan X2.2 (pakan remah) hal ini menunjukkan bahwa jika dilakukan penambahan pada variabel tersebut maka akan mengurangi output yang dihasilkan berdasar koefisien yang dimiliki. Nilai elastisitas produksi menunjukkan persentase perubahan, dalam hal ini perubahan input akan mengakibatkan perubahan output. Nilai elastisitas pada variabel X1 (benih patin) sebesar 1,0092 dapat diartikan bahwa apabila ada penambahan benih patin sebanyak 1 satuan dengan asumsi input lain tetap (cateris paribus) maka output akan meningkat sebanyak 1,0092 satuan.

Analisis Return to Scale (RTS) merupakan analisis yang dilakuakan untuk mengetahui apakah usaha pendederan ikan patin berada dalam kondisi increasing, constant, atau decresing return to scale. Kondisi usaha tersebut dapat diketahui dengan cara menjumlahkan besaran elastisitas pada variabel X1 (benih patin), X2.1 (pelet apung), dan X2.2 (pelet crumble). Hasil penghitungan penjumlahan besaran elastisitas atas varibel benih, pelet apung dan pelet crambel adalah sebesar 1,004. Artinya bahwa usaha pendederan ikan patin 1 inci ini berada dalam kondisi increasing to scale yang artinya penambahan proporsi input produksi akan meningkatkan proporsi penambahan output. Usaha ini berpeluang ditingkatkan untuk mendapatkan keuntungan maksimum.

Analisis Optimalisasi Penggunaan Input

Prinsip optimalisasi penggunaan input adalah upaya yang dilakukan agar menggunakan input seoptimal mungkin agar menghasilkan output yang maksimal. Hasil perhitungan (Lampiran 5) untuk Nilai Produksi Marjinal (NPM), input dan output serta rasio NPM dengan harga input pada usaha pendederan ikan patin di Desa Sukamandijaya

Tabel 4 Nilai NPM, input dan output yang optimal, serta nilai rasio NPM dan Pxi pada usaha pendederan ikan patin di Desa Sukamandijaya

No Keterangan Bi P NPM NPM/Pxi Optimal NPM = Nilai Produk Marjinal

(24)

14

padat tebar pada masing-masing pembudidaya berbeda. Bak yang dimiliki pembudidaya dengan volume 3600 liter padat tebar mencapai 8 ekor/liter sedangkan bak dengan volume 16000 literpadat tebar hanya mencapai 9 ekor/liter. Oleh karena itu padat tebar untuk patin di Desa Sukamandijaya perlu dilakukan optimalisasi. Sehingga output patin yang dihasilkan lebih maksimal. Berdasarkan Tabel 4, padat tebar optimal untuk benih patin yakni sebesar 14 ekor/liter atau peningkatan jumlah benih pada masing-masing pembudidaya yakni sebanyak 64,28%.

Analisis Usaha

Untuk melakukan peningkatan hasil budidaya tentunya membutuhkan biaya. Peningkatan biaya variabel pada masing–masing kondisi (Lampiran 6). Biaya investasi dan biaya tetap pada kondisi aktual dan optimal adalah Rp 1.337,45/liter(investasi) dan Rp 236,53/liter (biaya tetap) per tahun. Musim tanam sebanyak 8 kali dan pola tanam sebanyak 8 siklus per tahun pada 3 buah bak maka keuntungan yang diperoleh jika pada kondisi aktual Rp 2.187,41/liter meningkat pada kondisi optimal menjadi Rp 4.272,12/liter.

Tabel 5 Kenaikan biaya investasi, biaya tetap, biaya variabel, penerimaan dan keuntungan usaha pendederan ikan patin di Desa Sukamandijaya per liter kondisi aktual dan optimal.

Uraian Kondisi

Aktual (liter) Optimal (liter) Kenaikan (%)

Investasi (Rp) 1.337,45 1.337,45 100%

Peningkatan biaya tersebut secara keseluruhan terjadi karena adanya peningkatan pada padat tebar. Sehingga hasil analisis yang diperoleh untuk kenaikan biaya yang paling besar dari aktual ke optimal adalah biaya variabel dengan kenaikan 156%.

Tabel 6 Analisis pendapatan usaha (laba rugi)

Uraian Kondisi Kenaikan

Break Even Point (Rp) 6.514.322 5.740.748 88%

Break Even Point (ekor) 46.530 41.005 88%

Pay Back Period (Tahun) 0,61 0,31 51%

(25)

15 Hasil analisis diperoleh pada kondisi aktual nilai R/C adalah 1,31 nilai ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1 yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,31. Sedangkan pada kondisi optimal nilai R/C adalah 1,40 ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1 yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,40. Break Event Point (BEP) menjelaskan tentang nilai suatu penjualan dengan biaya yang menentukan batas impas suatu usaha agar tidak mengalami kerugian. Hasil analisis diperoleh secara aktual nilai impas apabila biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 6.514.322 sedangkan pada kondisi optimal sebesar Rp.5.740.748 dan produksi dalam bentuk ekor secara aktual diperoleh nilai 45.530 ekor dan kondisi optimal sebesar 41.005 ekor . Analisis Payback period pada kondisi aktual sebesar 0,61 tahun atau sekitar 7,33 bulan sedangkan pada kondisi optimal sebesar 0,31 tahun atau setara dengan 3,7 bulan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Ikan patin Pangasius hypophthalmus ukuran 2 inci memiliki pertumbuhan panjang total mutlak 2,37±0,018 cm/ekor dan pertumbuhan bobot spesifik 7,77%. Lama pemeliharaan 15-21 hari berkorelasi dengan pertumbuhan panjang total sebesar 73%, dan pertumbuhan bobot sebesar 70%. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien keragaman rata-rata panjang total 6,66±1,87 yang artinya sangat seragam (homogen), sedangkan nilai koefisien keragaman rata-rata pertumbuhan bobot 22,10±6,78 artinya pertumbuhan bobot mulai mendekati ketidakseragaman (heterogen) sehingga perlu dilakukan penyortiran pada hari ke-14.

Analisis dengan metode Cobb-Douglas, variabel yang tidak berbeda nyata dengan kondisi aktual adalah pelet apung dan pakan remah (crumbel). Aspek teknis yang dapat dioptimalkan adalah padat tebar 14 ekor/liter, pelet apung 0,0076 kg/liter, dan pakan remah (crumble) 0,0017 kg/liter. Penambahan faktor produksi dilakukan secara proporsional dan memperhatikan daya dukung perairan, sehingga pergantian air secara rutin minimal 2 hari sekali sebanyak 50%. Pemberian pakan sekenyangnya (at satiation) dengan frekuensi 3 kali sehari.

Hasil analisis usaha dengan penggunaan volume air 7.327 liter diperoleh kondisi aktual nilai R/C (1,31), HPP (106,39), Break Even Point (Rp 6.514.322 dan 46.530 ekor) dengan masa pengembalian investasi 0,61 tahun. Sedangkan kondisi optimal nilai R/C (1,40), HPP (99,95), Break Even Point (Rp 5.740.748 dan 41.005 ekor) dengan masa pengembalian investasi 0,31 tahun. Nilai RTS (Return to Scale) sebesar 1,004 artinya bahwa usaha pendederan ikan patin 2 inci ini berada dalama kondisi increasing to scale dan layak untuk dikembangkan.

Saran

(26)

16

DAFTAR PUSTAKA

Aprollita. 2008. Kemandirian pembudidaya ikan patin di kolam lahan gambut di Desa Tangkit Baru, Kec. Kume Ulu, Kab. Muaro Jambi, Provinsi Jambi [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ashry, N. 2007. Pemanfaatan ekstrak daun ketapang Terminalia cattapa untuk pencegahan dan pengobatan ikan patin Pangasionodon hypophthalmus yang terinfeksi Aeromonas hydrophila [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Badan Standarisasi Nasional. 2000. Produksi benih ikan patin siam Pangasius

hypophthalmus kelas benih sebar.SNI: 01-6483,4-2000.

BPBAT [Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar]. 2009. Dasar, Tugas Pokok, dan Fungsi : Subang

Chong KC, Lizarondo MS. 1979. Penelitian Ekonomi Budidaya Perairan di Asia. Hadikoesworo H, Penerjemah. Jakarta: (ID): Gramedia. Terjemahan dari : Aquaculture Economics Research in Asia.

Data Potensi Desa. 2011. Pendataan Profil Desa/Kelurahan Sukamandijaya Kabupaten Subang. Subang.

Diatin I, Sobari MP, Irianni R. 2007. Analisis kelayakan finansial budidaya ikan Nila Wanayasa pada kelompok pembudidaya Mekarsari. Jurnal Akuakultur Indonesia. 6(1):97-102

Diskanlut [Dinas Perikanan dan Kelautan]. 2009. Statistik perikanan budidaya. [diunduh 2012 Des 20]. http://diskanlut.jabarprov.go.id/index.php?mod= manageMenu&idMenuKiri=435&idMenu=448

Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan, Edisi Revisi. Yogyakarta (ID): Yayasan Pustaka Nusatama, 163hal.

Erlina MD, Kurniasari N. 2003. Adopsi dan Difusi Teknologi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap. Jakarta (ID): BBRSE-KP (Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.

Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. New York: Chapman and Hall. 194 hal.

Hendriyanto. 2010. Optimalisasi penggunaan input dan analisis finansial pada usaha pembesaran udang windu Panaeus monodon di Desa Lamaran Tarung Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Huisman, E. A. 1987. Principles of Fish Production. Departement of Fish Culture and Fisheries.Wageningen Agricultural University. Wageningen. Netherlands. p; 57-122. KKPa [Kementerian Kelautan dan Perikanan]. 2012. Rekapitulasi produksi benih

nasional. [diunduh 2012 Des 20]. http://perbenihan-budidaya.kkp.go.id/komoditi. php?komo =05&jenis=b&th1=2007&th2=2012&jns=1

KKPb [Kementerian Kelautan dan Perikanan]. 2011. Statistik pengolahan dan pemasaran. [diunduh 2012 Maret 17]. http://statistik.kkp.go.id/index.php/statistik /c/4/0/1/0/Statistik-Konsumsi-Ikan/?tahunstart=2010&tahunto=2013&view data=1& filter=Lihat+Data+%C2%BB

Mattjik AA, Sumertajaya M. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. IPB Press, Bogor(ID). Halm 68.

(27)

17 Sa`diyah. 2006. Pemanfaatan buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa untuk

pencegahan infeksi penyakit MAS Motile Aeromonand Septicaemia ditinjau dari gambaran darah ikan patin Pangasionodon hypopthtalmus [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Steel RGD, Torrie JH. 1980. Principles and Procedures of Statistic, Biometrical Approach. McGraw-Hill Kogakusha Ltd., Tokyo.633 p.

Suyanto, SR. 1983. Parasit Ikan dan Cara Pemberantasannya. Jakarta (ID): Penebar Swadaya

Trobos. 2011. Produksi patin masih terganjal pasar. [diunduh 2012 Des 20]. http://www.trobos.com/show_article.php?rid=12&aid=2955.

(28)

18

Lampiran 1 Karakteristik responden pembudidaya ikan patin ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang

No Nama Usia (tahun) Pendidikan jumlah istri/suami Jumlah tanggungan Lama usaha

1 Agus 35 SD - 3 orang 1 tahun

2 Jumat 40 SMP 1 orang 3 orang 2 tahun

3 Nurdin 35 SMP 1 orang 1 orang 5 tahun

4 Tata 40 SD 1 orang 2 orang 5 tahun

5 Endin 30 STM 1 orang 2 orang 1 tahun

6 Jibeng 43 SMP 1 orang 2 orang 1 tahun

7 Bu jibeng 40 SD 1 orang 2 orang 3 tahun

8 Nengsih 41 SD 1 orang 3 orang 1 tahun

9 Acim 55 SD 1 orang 12 orang 3 tahun

10 Jaenudin 35 SD 1 orang 2 orang 1 tahun

11 Rosyid 40 SD 1 orang 5 orang 1 tahun

12 Bu Iyus 55 SD 1 orang 4 orang 1 tahun

13 Edi S 55 S1 1 orang 2 orang 3 tahun

Lampiran 1 Lanjutan (karakteristik responden pembudidaya ikan patin ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang)

Status pekerjaan Pekerjaan

lain jenisnya

Mengikuti penyuluhan

Jumlah bak

Status kepemilikan

utama ada palawija sudah 3 Pribadi

sampingan ada karyawan sudah 3 Pribadi

utama Tidak ada Tidak ada sudah 5 Pribadi

sampingan ada bangunan sudah 3 Pribadi

sampingan ada penyuluh sudah 3 pribadi

utama ada Wiraswasta sudah 2 Pribadi

sampingan ada Ibu rumah tangga belum 2 pribadi sampingan ada Ibu rumah tangga belum 2 Pribadi

sampingan ada palawija sudah 2 pribadi

sampingan ada Petani 1 inci sudah 2 pribadi

utama ada sopir sudah 4 pribadi

sampingan ada wiraswasta belum 6 pribadi

(29)

19 Lampiran 2 Faktor produksi. harga dan nilai beli produksi pada usaha pendederan ikan

patin ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya, Subang

No Volume

Lampiran 3 Hasil pendugaan fungsi produksi dengan metode kuadrat terkecil SUMMARY OUTPUT

(30)

20

Lampiran 5 Contoh perhitungan input produksi optimal Ln Y = a + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + b4 Ln X4

= -0,1271 + 1,0092 Ln X1– 0,0010 Ln X2 – 0,0046 Ln X3

= -0,1271 + 1,0092 Ln X1– (0,0010. – 5,8079) – (0,0046. –8,4836)

= -0,1271 + 1,0092 Ln X1 –0,0058 –0,0390

= -0,1719 + 1,0092 Ln X1

Transformasi dengan ketentuan given. maka bentuk persamaannya menjadi Y = 0,9209. X11,0092

Optimalisasi ; Xi = bi . Py. Y Pxi

X1(benih) = 1,0092 . 140 . 8,1575 = 14,4075

80

NPM Xi (Nilai Produk Marginal) = bi . Py. Y Xi NPM X1(benih) =1,0092 . 140 . 8,1575 = 133,0681

8,6614 Tingkat Output optimal

Y = 0,9209. X11,0092

Y = 0,9209. X11,0092

= 0,9209. 14,40751,0092 = 0,9209. 14,7654 = 13,5975

Skala usaha = b1 + b2+ b4+ b5 +b6

= b1(benih) +b2(pelet apung) + b3(crumbel)

(31)

21

Keterangan Nilai Beli (Rp) Keterangan Nilai Beli (Rp)

INVESTASI

total investasi 9.799.500 9.799.500

BIAYA TETAP

Penyusutan Rp/thn 1.503.067 Rp/thn 1.503.067

Sewa lahan Rp/thn 230.000 Rp/thn 230.000

Total biaya tetap 1.733.067 1.733.067

BIAYA VARIABEL

benih ekor 40.615.811,02 ekor 66.521.157,30

pelet crumbel kg 986.000 kg 986.000

Pelet apung kg 4.093.169,23 kg 4.093.169,23

Listrik KWH 400.000 KWH 400.000

Plastik panen kg 636.314,37 kg 1.042.164,79

Oksigen kantong 477.235,77 kantong 781.623,59

Karet kg 143.22,80 kg 23.458,09

Upah Menghitung Rp/ekor 1.615.259,56 Rp/ekor 2.344.870,79

konsumsi kali 200.000 kali 200.000

Total Biaya Variabel 49.038.112,77 76.392.443,81

MODAL BIAYA 50.771.179 78.125.510

Penerimaan

Benih patin ukuran 1

inci 477.235,77 66.813.009,13

781.623,5

9 109.427.303,76

Total Penerimaan 66.813.009,13 109.427.303,76

Keuntungan (Rp) 16.041.829,69 31.301.793,27

Keuntungan per

Tanam (Rp) 2.005.228,71 3.912.724,16

ANALISIS USAHA

R/C 1,3 1,4

HPP 106,39 99,95

Break Even Point (Rp) 6.514.322,03 5.740.748,19

Break Even Point (ekor) 46.530,87 41.005,34

Pay Back

(32)

22

Lampiran 7 Perhitungan analisis usaha pada kondisi aktual dan optimal pada usaha pendederan ikan patin ukuran 2 inci di Desa Sukamandijaya

Analisis Usaha pada Kondisi Aktual dalam Setahun Keuntungan = TR – TC

= Rp 66.813.009,13 – Rp 50.771.179 = Rp 16.041.829,65

PP = Total Investasi/Keuntungan x 1 tahun = Rp. 9.799.500/Rp. 16.041.829,69 x 1 tahun = 0,61 tahun

Analisis Usaha pada Kondisi Optimal dalam Setahun Keuntungan = TR – TC

= Rp 109.427.303,76 – Rp 78.392.443,81 = Rp 31.301.793,27

R/C = TR/TC

= Rp. 109.427.303,76 / Rp 78.392.443,81 = 1,4

(33)

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Blambangan Umpu, Lampung Utara tanggal 7 April 1991 dari ayah Haryono dan ibu Sukarti. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SMAN 1 Muaradua dan lulus pada tahun 2009. Penulis diterima menjadi mahasiswa Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) pada tahun 2009.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif menjadi pengurus di Himpunan Mahasiswa Ikatan Mahasiswa Bumi Sriwijaya (IKAMUSI) tahun 2000/2010, UKM Olahraga Bela Diri KARATE sebagai Staf Divisi Internal 2009/2010, Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) sebagai Badan Pengawas 2011/2012 dan Forum Keluarga Muslim (FKM-C) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan sebagai Staf Divisi Cantik Muslimah 2010/2011 dan Sekertaris Divisi 2011/2012, asisten praktikum mata kuliah Nutrisi Ikan 2011/2012 dan 2012/2013, asisten praktikum mata kuliah Teknologi Produksi Plankton, Benthos, dan Alga 2012/2013. Penulis juga aktif di berbagai karya tulis dan artikel ilmiah. Lomba yang pernah dimenangkan penulis antara lain, pendanaan PKM-GT DIKTI 2011, Esay Hari-Hari Sastra FIB UNPAD, Pengarang buku “ sona Sumat ra S latan” dan antalo i buku “Kutulis Kata Untukmu”. nulis pernah mengikuti IPB Goes to Field 2011, Pemateri pelatihan pembenihan ikan lele di Kecamatan Ciampea, Bogor dan melaksanakan Praktik Lapangan Akuakultur pada tahun 2012 di BPBAT subang, Jawa Barat dengan judul “Pembenihan Ikan Patin Pangasius hypopthalmusdi Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar Subang”.

Tugas Akhir dalam pendidikan tinggi sarjana diselesaikan oleh penulis dengan menyusun skripsi yang berjudul “Kinerja Produksi dan Optimalisasi Input pada Usaha Pendederan Ikan Patin Pangasius hypopthalmus Ukuran 2 Inci di Desa

Gambar

Gambar 2 Persiapan wadah pemeliharaan
Gambar 5 Korelasi waktu pemeliharaan dan pertumbuhan panjang total benih ikan
Gambar 7 Koefisien keragaman pertumbuhan panjang total dan bobot benih
Tabel 2 Hasil pendugaan koefisien regresi dengan metode kuadrat terkecil pada usaha
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa TAH-BSO adalah suatu tindakan pembedahan dengan melakukan insisi pada dinding perut untuk mengangkat uterus, serviks,kedua

The reason why the second approach doesn’t work is that the expansion at z = 0 is not actually valid in any region around z = 0, since there are poles in every

 Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri , menyatakan kalimat matematika, memilih kalimat matematika yang tepat dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep

The object of the study is limited to the process of teaching English vocabulary using Scavenger Hunt to the first grade students of class IB at MI Negeri Surakarta

4.4.2 Pengaruh secara Parsial Variabel Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur yang go public di BEI Secara parsial variabel bebas

Sehubungan dengan hasil evaluasi kualifikasi Kelompok Kerja Pekerjaan Konstruksi Lemari Besi Buku Nikah Unit Layanan Pengadaan Kantor Wilayah Kementerian Agama

Skripsi ini fokus terhadap konsep program Bank Kambing Perspektif Dakwah, hasil yang dicapai oleh program Bank Kambing perspektif dakwah pada yayasan Santrendelik

Tapi ya sudah enggak ada waktu lagi untuk melakukan perbaikan ya karena ini kecuali … ya nanti kami berunding dulu apakah akan masih dimungkinkan dilakukan perbaikan