• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Good Agriculture Practice (GAP) pada produksi tanaman tomat cherry (Lycopersicon esculentum var. cerasiforme) di PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Good Agriculture Practice (GAP) pada produksi tanaman tomat cherry (Lycopersicon esculentum var. cerasiforme) di PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN

GOOD AGRICULTURE PRACTICE

(GAP) PADA

PRODUKSI TANAMAN TOMAT CHERRY

(Lycopersicon

esculentum

var.

cerasiforme

) DI PT. SAUNG MIRWAN,

MEGAMENDUNG, BOGOR,

JAWA BARAT

SRI MEI BUDHIANI

A24070063

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

SRI MEI BUDHIANI. Penerapan Good Agriculture Practice (GAP) pada Produksi Tanaman Tomat Cherry (Lycopersicon esculentum var. cerasiforme) di PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat. (Dibimbing oleh TRIKOESOEMANINGTYAS)

Magang dilaksanakan selama 4 bulan di PT. Saung Mirwan mulai Februari

sampai Juni 2011. Penulis mempelajari aspek teknis dan aspek manajerial

tanaman tomat cherry selama magang. Penulis berstatus sebagai karyawan harian

selama 1 bulan, sebagai pendamping kepala bagian selama 2 bulan dan sebagai

pendamping manajer selama 1 bulan. Magang ini bertujuan untuk memperluas

wawasan pengetahuan, meningkatkan kemampuan dalam segi teknik budidaya,

pengelolaan pasca panen dan marketing, kemampuan manajerial, memperoleh

informasi seberapa jauh seluruh kegiatan budidaya sudah sesuai dengan GAP

(Good Agriculture Practice) untuk komoditas tomat cherry, dan mempersiapkan

kemampuan untuk menghadapi proses kerja secara nyata.

PT.Saung Mirwan berada pada 54-1060 BT dan 4-60 LS dengan ketinggian 670 m diatas permukaan laut (dpl) yang berada di bawah kaki Gunung

Pangarango. Lokasi PT.Saung Mirwan berada di Jalan Cikopo Selatan No. 134

Desa Sukamanah, Kampung Pasir Muncang, Kecamatan Megamendung, Bogor,

Jawa Barat. Suhu tertinggi pada greenhouse adalah 35-36 0C pada siang hari dan suhu terendah 18-24 0C pada malam hari dengan kelembapan udara (RH) 77% pada titik tertinggi dan 66% pada titik terendah. Jenis tanah di PT. Saung Mirwan

adalah tanah latosol. Total karyawan PT. Saung Mirwan sampai tanggal 15 Juni

2011 berjumlah 205 orang.

Budidaya tanaman tomat cherry berada di lokasi Sukamanah mulai dari

pembibitan sampai pasca panen. Benih yang digunakan pada awalnya berasal dari

PT. East Weast, namun beberapa bulan terakhir benih tomat cherry diproduksi

sendiri oleh PT. Saung Mirwan melalui pembenihan sendiri maupun dengan cara

stek pucuk. Benih disemaikan di dalam tray dengan media arang sekam dan

(3)

sampai panen adalah sekitar 12-15 minggu dan biasanya akan dibongkar setelah

19 minggu.

Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan terhadap aspek budidaya

tanaman tomat yang terkait dengan lokasi lahan pertanian, struktur lahan

pertanian, lingkungan lahan pertanian (tanah dan nutrisi), pemeliharaan lahan

pertanian (pembibitan, penanaman, pemupukan, teknik irigasi, pengendalian

gulma, hama dan penyakit tanaman, pemanenan, teknik pengolahan pasca panen),

manajemen pertanian (catatan dan pelatihan staf). Selain itu, juga diamati

beberapa karateristik tanaman tomat yang berkaitan dengan produksi, yaitu bobot

buah per tanaman dan bobot buah total setiap kali panen. PT. Saung Mirwan

mengembangkan 3 kultivar tanaman tomat cherry yaitu, Gang, Guindo dan

Sakura.

Tomat cherry ditanam dengan menggunakan sistem hidroponik dengan

menggunakan arang sekam pada polybag berukuran 35 x 40 cm. Pemupukan dan

penyiraman dilakukan secara bersamaan dengan menggunakan drip irrigation.

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman dan pemupukan,

pengajiran, penyerbukan, pemangkasan dan pewiwilan. Produksi yang paling

tinggi dari 3 kultivar yang dikembangkan adalah kultivar Guindo dan Sakura

(4.83 Kg/pohon) sementara varietas Gang hanya 4.01 Kg/pohon.

Kegiatan budidaya yang ada di PT.Saung Mirwan belum sesuai dengan

program GAP. Kegiatan budidaya mulai dari pembibitan sampai pemasaran yang

sesuai dengan program GAP hanya sekitar 23.43%, kegiatan yang telah dilakukan

namun belum sesuai GAP mencapai 59.37% dan kegiatan yang sama sekali tidak

dilakukan sekitar17.1%. Kekurangan biaya produksi akibat manajemen

perusahaan yang kurang baik dan bersifat individu merupakan kendala terbesar

yang sedang dihadapi saat ini sehingga sangat diperlukan perubahan sistem

manajemen yang akurat untuk dapat melaksanakan penerapan GAP dan

meningkatkan produksi tomat cherry.

(4)

PENERAPAN

GOOD AGRICULTURE PRACTICE

(GAP) PADA

PRODUKSI TANAMAN TOMAT CHERRY

(Lycopersicon

esculentum

var.

cerasiforme

) DI PT. SAUNG MIRWAN,

MEGAMENDUNG, BOGOR,

JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

SRI MEI BUDHIANI

A24070063

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul : PENERAPAN GOOD AGRICULTURE PRACTICE (GAP) PADA

TANAMAN TOMAT CHERRY (Lycopersicon esculentum var. cerasiforme)

DI PT. SAUNG MIRWAN, MEGAMENDUNG, BOGOR, JAWA BARAT

Nama : SRI MEI BUDHIANI

NIM : A24070063

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr.Ir. Trikoesoemaningtyas MSc.

NIP. 19620102 199702

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Agronomi dan Hortikultura

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Agr.

NIP. 19611101 1987031 003

Tanggal :

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada 31

Mei 1989 yang merupakan anak pertama dari Sayang Ginting dan Sarianta Br.

Sembiring. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di ST. Xaverius

No.1 Kabanjahe pada tahun 2001. Tahun 2004 Penulis lulus dari SLTP Negeri 1

Kabanjahe. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Kabanjahe dan

lulus pada tahun 2007. Penulis melanjutkan studi ke IPB melalui jalur undangan

seleksi masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa di Departemen

Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Penulis mengikuti beberapa organisasi selama mengikuti kegiatan

akademik. Tahun 2007 sampai saat ini, penulis aktif di Permata GBKP Bogor.

Penulis berperan sebagai Sekretaris Bidang Partisipasi di Permata GBKP Bogor

pada periode kepengurusan 2009/2011. Penulis juga merupakan anggota dari

organisasi mahasiswa daerah (OMDA) dari Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA).

Penulis juga mengikuti beberapa kepanitiaan di dalam organisasi seperti Panitia

Maper Permata GBKP Bogor (2008), Gema Nusantara (Genus) IPB (2008),

Panitia Natal Permata GBKP Bogor (2008-2009) dan Panitia Leadership Camp

Permata GBKP Klasis Jakarta-Bandung. Penulis juga mengikuti beberapa

kegiatan seminar dan lokakarya.

Penulis melaksanakan magang untuk skripsi selama empat bulan, Februari

sampai Juni 2011 di PT. Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

memberikan berkat serta anugerah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik. Skripsi magang yang berjudul “Penerapan Good Agriculture Practice (GAP)

pada Produksi Tomat Cherry (Lycopersicon esculentum var. cerasiforme) di PT.

Saung Mirwan, Megamendung, Bogor, Jawa Barat” merupakan salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Secara khusus penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. Trikoesoemaningtyas MSc. Sebagai dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan bimbingan, ilmu dan pengarahan selama

pelaksanaan magang hingga penyelesaian skripsi.

2. Ir. Purwono sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membantu

dan membimbing penulis selama melaksanakan perkuliahan.

3. Dr. Ir. Anas D Susila dan Dr. Ir. Winarso D Widodo sebagai dosen

penguji.

4. Bapak dan Mamak, kakak (Dina Ocha Br Ginting), adik (Esi Marsella Br

Ginting dan Bredi Arianto Ginting) dan seluruh keluarga yang telah

memberikan kasih sayang dan dukungan-dukungan kepada penulis.

5. Seluruh dosen dan staf Departemen Agronomi dan Hortikultura yang telah

mendidik penulis selama melaksanakan studi.

6. PT. Saung Mirwan yang telah memberikan kesempatan untuk

melaksanakan magang dan seluruh karyawan yang telah membantu dalam

penyelesaian tugas akhir ini.

7. Rekan-rekan Agronomi dan Hortikultura angkatan 44 atas, dukungan,

(8)

8. Keluarga besar GBKP dan Permata GBKP Runggun Bogor atas semua

kekeluargaan, persahabatan dan pertumbuhan rohani selama berada di

Bogor.

Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi

para pembaca dan dapat menjadi berkat bagi kemuliaanNya.

Bogor, Juli 2011

                                 

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

PENDAHULUAN ...1

Latar Belakang ...1

Tujuan ...3

METODE ...4

Tempat dan Waktu ...4

Metode ...4

Pengamatan dan Pengumpulan Data ...6

Analisis Data ...6

TINJAUAN PUSTAKA ...7

Botani ...7

Syarat Tumbuh ...8

Penerapan Budidaya Terbaik untuk Sayuran ...10

HASIL DAN PEMBAHASAN ...13

A. KEADAAN UMUM ...13

B. PRESTASI KERJA DALAM KEGIATAN MAGANG ...23

Aspek Teknis ...23

... B udidaya Tomat Cherry ...23

... P ersiapan Tanam ...23

 ... P ersiapan Lahan ...25

... P enanaman ...27

 ... P emeliharaan ...29

 ... P engendalian Hama dan Penyakit ...34

(10)

 ... P

engolahan Hasil ...40

Aspek Manajerial ...42

KEGIATAN BUDIDAYA ...47

1. Lokasi Lahan Pertanian ...47

2. Lingkungan pertanian ...49

3. Pemeliharaan Tanaman Pertanian ...53

4. Budidaya Tanaman ...56

5. Manajemen Pertanian ...70

KESIMPULAN DAN SARAN ...75

Kesimpulan ...75

Saran ...75

DAFTAR PUSTAKA ...77

LAMPIRAN ...89   

(11)

DAFTAR TABEL

 

Nomor Halaman

Tabel 1. Data suhu rumah kaca Februari-Juni, 2011 ...13

Tabel 2. Penanaman tomat cherry selama 4 bulan ...18

Tabel 3. Komoditi Sayuran Buah dan Bunga PT. Saung Mirwan 2011 ...18

Tabel 4. Komoditi Sayuran Daun dan Komoditi Herb PT.Saung Mirwan 2011 ..19

Tabel 5. Jumlah karyawan PT.Saung Mirwan berdasarkan Jabatan ...21

Tabel 6. Jumlah karyawan PT.Saung Mirwan berdasarkan Gender ...22

Tabel 7. Jumlah karyawan PT.Saung Mirwan berdasarkan Pendidikan ...22

Tabel 8. Komposisi Pupuk Dasar Penanaman Tomat per 1000 liter ...28

Tabel 9. Larutan Nutrisi Pekat Tomat per 27 000 liter ...29

Tabel10 Prestasi Kerja Penulis Selama 4 Bulan Magang ...46

Tabel 11. Kesesuaian Lokasi Lahan Pertanian PT. Saung Mirwan dengan GAP .48 Tabel 12. Kesesuaian Lingkungan Pertanian PT. Saung Mirwan dengan GAP ....49

Tabel 13. Perbandingan beberapa media hidroponik ...51

Tabel 14. Kesesuaian Pemeliharaan Tanaman Pertanian PT. Saung Mirwan dengan GAP ...53

Tabel 15. Kesesuaian Bahan Tanam PT. Saung Mirwan dengan GAP ...56

Tabel 16. Kesesuaian Penggunaan Pestisida dan Bahan Kimia PT. Saung Mirwan dengan GAP ...58

Tabel 17. Kesesuaian Manajemen Hama dan Penyakit Tanaman PT. Saung Mirwan dengan GAP ...61

Tabel 18. Kesesuaian Penggunaan Pupuk PT. Saung MIrwan dengan GAP ...62

Tabel 19. Pemupukan selama 23 minggu ...64

Tabel 20. Kesesuaian Pemanenan PT. Saung Mirwan dengan GAP ...65

Tabel 21. Data panen tomat cherry selama 4 bulan ...65

Tabel 22. Kesesuaian Pengemasan PT. Saung Mirwan dengan GAP ...67

Tabel 23. Kesesuaian Penyimpanan dingin PT. Saung Mirwan dengan GAP ...69

Tabel 24. Kesesuaian Manajemen Pertanian PT. Saung Mirwan dengan GAP ....70

(12)

DAFTAR GAMBAR

 

Nomor Halaman

1. Jenis tanaman dan kondisi greenhouse di Lemah Neundet...16

2. (a) Tray pembibitan tomat cherry, (b) Pembibitan tomat cherry ...23

3. (a) Hasil stek dalam plastik, (b) Pengikatan plastik bagian atas tanaman yang distek ...24

4. (a) Tanaman hasil stek berumur 1 minggu dalam plastik, (b) Bibit stek yang telah berakar, (c) Bibit stek siap tanam ...24

5. Pembersihan lantai semen dengan menggunakan power sprayer (steam) ...25

6. Proses pemasangan mulsa pada lantai tanah ...25

7. Proses pembakaran sekam untuk media hidroponik ...26

8. Lahan siap tanam ...27

9. Proses penanaman tomat cherry secara hidroponik ...28

11. Saringan pasir air irigasi ...30

12. Proses Pengajiran pada tomat cherry ...31

13. Tanaman tomat cherry yang telah dipangkas ...32

15. Tunas air yang akan dibuang (diwiwil)...33

16. Hama white fly ...34

17. Hama Leafminer ...35

18. Hama thrips ...36

19. Hama embun tepung. ...36

20. Penyakit layu fusarium ...37

21. Penyakit layu bakteri ...38

22. Penyakit busuk ujung buah ...39

23. Proses perajangan dan pemackingan komoditi tomat dan bawang Bombay ...41

24. Sterilisasi ...47

25. Lokasi luar rumah kaca yang dijadikan tempat pengomposan ...48

26. Perbedaan tanaman yang berasal dari stek pucuk (berpenyakit) dan benih ...50

(13)

28. (a) Emiter, (b) Springkler irrigation, (c) Lahan pertanaman yang becek

akibat sumbatnya saluran irigasi dan atap yang rusak ...53

29. Keadaan rumah kaca PT.Saung Mirwan ...54

30. Pencucian polibag, pembersihan lahan dengan power sprayer (steam) dan pengeringan tali ajir yang telah dicuci ...55

31. Westafel yang digunakan oleh karyawan ...55

32. Peralatan dalam proses budidaya ...56

33. Penyuluhan Global GAP ...60

34. Kondisi lahan akibat pemberian pupuk yang berlebihan ...63

35. Beberapa mesin packaging yang digunakan di PT.Saung Mirwan ...68

36. Proses pengemasan tomat cherry ...69

37. Ruang penyimpanan dingin ...70

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Peraturan Good Agriculture Practice (GAP) ...80

2. Lay out Bangunan PT.Saung Mirwan, Desa Sukamanah, ...87

3. Lay outGreenhouse PT. Saung Mirwan, Desa Sukamanah ...88

4. Volume dan Prestasi Kerja Karyawan dan Penulis di Lokasi Produksi Tomat Cherry di PT. Saung Mirwan ... Error! Bookmark not defined. 5. Skema jaringan irigasi tetes ...89

6. Skema jaringan irigasi nutrisi pusat ...90

7. Struktur Organisasi PT. Saung Mirwan ...91

8.Data Panen selama 4 bulan ...92

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Buah tomat merupakan salah satu jenis sayuran buah yang sangat dikenal

oleh semua kalangan masyarakat. Buah ini termasuk kedalam jenis sayuran

karena dimakan bersama dengan makanan utama (nasi). Tomat memiliki rasa

yang manis dan menyegarkan sehingga dapat memberikan efek yang baik bagi

kesehatan. Cita rasa yang khas ini menyebabkan tomat banyak digemari oleh

banyak orang(Webster and Wilson, 1980).

Data dari Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian menunjukkan

produksi dan produktivitas tomat terus meningkat sampai tahun 2008. Tahun

2008, produksi tomat secara keseluruhan mencapai 725,937 ton dari 635,474 ton

pada tahun 2007. Sementara itu, tingkat produktivitas tomat pada tahun 2007

sebesar 1.2 ton/ha juga mengalami peningkatan pada tahun 2008 yaitu sebesar

1.36 ton/ha. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk,

perkembangan zaman, dan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat suatu

negara maka kesadaran untuk mengkonsumsi sayur akan semakin meningkat

untuk memenuhi konsumsi makanan dengan komposisi zat gizi yang lengkap.

Sayuran merupakan salah satu komponen yang tidak dapat ditinggalkan dalam

susunan zat gizi yang lengkap. Itulah sebabnya saat ini telah terjadi peningkatan

konsumsi masyarakat terhadap sayuran untuk menjaga kesehatan (Berliana,

2005).

Menurut pengelompokan komoditas, tomat termasuk pada kelompok

sayuran seperti halnya kubis, kentang, cabai, dan sebagainya, akan tetapi pada

kenyataannya konsumen rumah tangga sering mengkonsusi tomat sebagai

pengganti buah-buahan seperti melon, semangka, jeruk dan sebagainya. Sebagai

pengganti buah-buahan tomat yang dipilih oleh konsumen adalah jenis tomat yang

berwarna merah, berdaging tebal serta air buahnya cukup banyak, yang umumnya

dikonsumsi dalam bentuk segar misalnya dicampur dengan gula. Tomat cherry

(16)

Usaha pembudidayaan tomat cherry dilakukan didalam green house dan

juga secara konvensiona. Budidaya tomat didalam greenhouse biasanya

dilakukan dengan teknologi hidroponik. Teknologi hidroponik yaitu teknik

budidaya tanaman dalam media inert dengan penambahan larutan hara. Teknologi

hidroponik saat ini banyak digunakan untuk memproduksi sayuran. Keuntungan

penggunaan teknologi hidroponik antara lain dapat meningkatkan kualitas dan

hasil, menurunkan kehilangan hara, efesien dalam penggunaan pupuk dan air,

serta penanganannya yang mudah karena menggunakan sistem komputerisasi

(Resh, 1998).

Kebutuhan penduduk yang semakin tinggi dalam mengkonsumsi tomat

menuntut adanya suatu program yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh

sebab itu dikembangkan suatu program yang dapat menjamin mutu dan kualitas

produk yaitu program GAP (Good Agriculture Practice) yang bertujuan untuk

menjamin mutu produk yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Good Agriculture Practices merupakan akreditasi dokumen normatif

untuk sertifikasi dalam pemasaran produk. Dalam pelaksanaannya, hal ini

mencakup kerangka kerja untuk mencapai standar dan upaya produsen untuk

memproduksi secara optimum melalui norma dalam penggunaan benih, lahan,

pupuk, perlindungan tanaman, energi, air, serta meminimalisasi pengaruh negatif

terhadap lingkungan, dengan menjamin kesehatan lingkungan sosialnya dan

kesejahteraan pekerja. Seluruh hal ini, berhubungan dengan mutu produk yang

ditawarkan. Mutu merupakan gabungan kriteria yang memberikan nilai pada

suatu produk yang dapat memuaskan konsumen. Mutu ini berkaitan erat dengan

kesesuaian dengan tujuan/standar produk. Dalam basis implementasi sertifikasi,

GAP ini juga berkaitan erat dengan GMP (Good Manufacturing Practices) dan

GHP (Good Hygine Practices).

Menurut data dari Dirjen Hortikultura (2009), tujuan dari penerapan GAP

diantaranya adalah (1) meningkatkan produksi dan produktivitas, (2)

meningkatkan mutu hasil buah-buahan termasuk keamanan konsumsi, (3)

meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing, (4) memperbaiki efisiensi

(17)

lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan, (6) mendorong petani dan

kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap

kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan, (7) meningkatkan peluang

penerimaan oleh pasar internasional dan (8) memberi jaminan keamanan terhadap

konsumen. Sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya keamanan pangan,

jaminan mutu, usaha agribisnis hortikultura berkelanjutan dan peningkatan daya

saing.

Good Manufacturing Practice (GMP) berkaitan dengan pengolahan pasca

panen produk dalam hal keamanan pangan, ramah lingkungan dan kesejahteraan

pekerja sedangkan GHP merupakan komponen horizontal antara GAP dan GMP

yang memberi jaminan terhadap keamanan pangan tersebut.

Tujuan Kegiatan magang ini memiliki 2 tujuan yaitu :

1. Tujuan Utama

Tujuan utama dari kegiatan magang adalah untuk memperluas wawasan

pengetahuan, meningkatkan kemampuan dalam segi teknik budidaya,

kemampuan manajerial, dan mempersiapkan kemampuan untuk

menghadapi proses kerja secara nyata.

2. Tujuan Khusus

 Untuk memperoleh informasi tentang budidaya, pengelolaan pasca panen dan marketing tomat di PT Saung Mirwan.

 Untuk memperoleh informasi seberapa jauh seluruh kegiatan budidaya sudah sesuai dengan GAP (Good Agriculture Practice) untuk

komoditas tomat.

(18)

METODE

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Saung Mirwan yang berlokasi di

Desa Sukamanah, Pasir Muncang, Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Magang

dilaksanakan selama empat bulan, mulai Februari sampai Juni 2011.

Metode

Kegiatan magang yang dilakukan berupa praktik di lapangan dengan

mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan perusahaan mulai dari

teknik budidaya, penanganan pascapanen, serta pemasarannya. Kegiatan magang

meliputi:

1. Pengumpulan data mengenai pengelolaan usaha dan kondisi umum PT.

Saung Mirwan dilakukan dengan cara mendeskripsikan teknik budidaya

tanaman tomat yang dilaksanakan di PT.Saung Mirwan.

Data diperoleh melalui wawancara dengan pekerja dan

penanggung jawab perusahaan. Selain itu, data ini juga diperoleh melalui

pengamatan mandiri. Informasi kondisi umum meliputi informasi sejarah

dan keadaan wilayah, sarana dan prasarana, struktur organisasi, dan

identifikasi varietas tomat yang dibudidayakan di PT. Saung Mirwan.

Kegiatan identifikasi dilakukan pada minggu pertama kegiatan magang

yang bertujuan untuk mengetahui keragaman tomat serta sumber bibit

yang diperoleh.

2. Perbandingan kegiatan produksi tanaman tomat dengan program GAP.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah semua kegiatan yang ada di

lapangan dengan mengikuti sistem kerja di PT. Saung Mirwan. Kegiatan

yang dilakukan adalah seluruh kegiatan budidaya tomat meliputi persiapan

lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen,

(19)

dilaksanakan serta prestasi kerja dibuat setiap hari. Data ini diperoleh

melalui kegiatan wawancara dengan penanggung jawab kebun yang

dilengkapi dengan pengisisan kuisioner yang telah disusun. Selain itu,

kegiatan ini juga dilakukan dengan cara pengisisan kuisisoner oleh

penanggung jawab kebun serta pengamatan mandiri dengan keikutsertaan

dalam diskusi kelompok. Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu ke-2

hingga minggu ke-12 pelaksanaan magang.

3. Pendamping Manajer Kebun.

Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan aktivitas manajer kebun dan

membantu asisten serta manajer dalam mengamati hasil kegiatan di lapang

dan mengevaluasinya. Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu ke-13

hingga minggu ke-16 pelaksanaan magang .

4. Pengumpulan data mengenai produksi dan teknik pasca panen tanaman

tomat di PT. Saung Mirwan.

Pengumpulan data dilakukan melalui diskusi ataupun wawancara

dengan manajer dan tetap dilakukan pengisisan kuisioner yang telah

disusun. Hal ini bertujuan untuk mengetahui potensi usaha tanaman tomat

di PT. Saung Mirwan yang dilaksanakan pada minggu ke-13 dan ke-14

magang.

5. Evaluasi hasil data primer dan sekunder yang diperoleh dilaksanakan pada

minggu ke-15 dan ke-16 pelaksanaan magang.

(20)

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan metode langsung dan

tidak langsung. Data primer diperoleh melalui pengamatan di lapangan dan

wawancara dengan penanggung jawab kegiatan (key informan). Hal yang diamati

adalah aspek budidaya tanaman tomat yang terkait dengan lokasi lahan pertanian,

struktur lahan pertanian, lingkungan lahan pertanian (tanah dan nutrisi),

pemeliharaan lahan pertanian (pembibitan, penanaman, pemupukan, teknik

irigasi, pengendalian gulma, hama dan penyakit tanaman, pemanenan, teknik

pengolahan pasca panen), manajemen pertanian (catatan dan pelatihan staf).

Selain itu, juga diamati beberapa karateristik tanaman tomat yang berkaitan

dengan produksi, yaitu bobot buah per tanaman dan bobot buah total setiap kali

panen.

Data sekunder diperoleh melalui metode observasi dari data perusahaan

yang sudah ada serta berbagai lembaga yang terkait dengan kegiatan produksi

perusahaan. Data juga diperoleh melalui studi pustaka budidaya tomat. Data

sekunder meliputi data yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan, antara lain

kondisi lingkungan (kondisi greenhouse, suhu, kelembapan, sanitasi, kebersihan

dan pencahayaan) dan kondisi umum perusahaan (sejarah, visi dan misi, struktur

organisasi, ketersediaan faktor produksi, dan pemasaran).

Analisis Data

Hasil kegiatan magang berupa data primer maupun sekunder dengan

berbagai peubah dan rekomendasi teknis yang diterapkan diolah dengan

(21)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani

Tanaman tomat termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umur

tanaman ini hanya untuk satu kali periode panen. Setelah produksi, kemudian

mati. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang bisa mencapai

2m. Oleh karena itu, tanaman tomat perlu diberi ajir dari turus bambu atau turus

kayu agar tidak roboh di tanah tetapi tumbuh secara vertikal (Wilson and Walter,

1967).

Klasifikasi buah tomat menurut Wilson dan Walter (1967), tomat termasuk

dalam divisi spermatophyta (tanaman berbiji), subdivisi angiospermae (biji berada

dalam buah), kelas dicotyledonae, ordo tubiflorae, familia solanaceae, genus

lycopersicon dan spesies Lycopersicon esculentum var. cerasiforme.

Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh vertikal menembus

kedalam tanah dan horizontal berupa akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah

samping. Daerah perakarannya dapat mencapai 1.5 m sedangkan ujung akarnya

dapat mencapai kedalaman 0.5 m pada kondisi lingkungan yang optimum.

Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat akan dapat tumbuh baik jika

ditanam pada lahan yang gembur dan porous (Wilson and Walter, 1967).

Batang tanaman tomat mudah patah sewaktu masih muda sedangkan

setelah tua menjadi keras hampir berkayu, persegi dan seluruh permukaan

batangnya berbulu halus. Tanaman tomat cherry memiliki pertumbuhan batang

indeterminate, dimana pertumbuhan batangnya tidak diakhiri dengan rangkaian

bunga atau buah, arah pertumbuhannya vertikal, periode panen buahnya panjang

atau dapat dipanen sepanjang musim, dan habitus tanaman umumnya tinggi dan

akan lemah bila tidak ditopang (Opena and Van der Vossen, 1994).

Daun tomat merupakan daun majemuk yang tumbuh berselang-seling atau

tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Daun tanaman tomat cherry

umumnya lebar, bersirip dan berbulu, panjangnya antara 20-30 cm atau lebih.

(22)

daun bulat panjang sekitar 7-10 cm dan tebalnya antara 0.3-0.5 cm (Opena and

Van der Vossen, 1994).

Bunga tanaman tomat berukuran kecil, berdiameter sekitar 2 cm dan

berwarna kuning cerah. Bunganya tersusun dalam rangkaian bunga yang jumlah

kuntum bunganya sekitar 30-70 buah tiap clusternya. Jumlah kelopaknya 5

berwarna hijau dan 5 buah mahkota bunganya berwarna kuning yang bagian

dalam dasarnya menyatu, sedangkan bagian atasnya meruncing menyebar,

seolah-olah menyerupai bintang. Bagian bunga terdiri atas benang sari (stamen) dan

kepala sari (anther) yang didalamnya terdapat tepung sari (pollen). Kepala sari

berbentuk kubah (cone) dengan celah menghadap kebawah sedangkan posisi putik

berada di bawah kubah tersebut. Tangkai sarinya pendek dan kantong sarinya

memiliki 12 alur, sehingga berbentuk seperti granat. Bunga tomat menyerbuk

sendiri tetapi juga mudah untuk dilakukan penyerbukan silang (Rubazky dan

Yamaguchi, 1999).

Buah tomat cherry berbentuk bulat dengan diameter 1.5-3 cm. Bobot buah

± 30 gr, memiliki kulit buah tipis. Kulit buah ada yang berwarna merah muda,

merah, oranye atau kuning (Opena and Van der Vossen, 1994). Biji tomat

dikelilingi oleh bahan gel yang memenuhi rongga buah. Biji tomat berbentuk

pipih dan berwarna krem muda. Biji tomat umumnya memiliki panjang 2-3 mm

(Rubazky dan Yamaguchi, 1999).

 

Syarat Tumbuh

Tanaman tomat dapat tumbuh didataran rendah sampai dataran tinggi

dengan lahan yang dapat ditanami adalah lahan bekas sawah dan lahan kering.

Idealnya, tanaman tomat tumbuh di tempat yang dingin, cuaca kering dan dataran

tinggi (1000-1250 m dpl), khusus untuk tomat cherry umumnya tumbuh dan

berproduksi dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian diatas 700 m

dpl (Suarni, 2006).

Menurut Cahyono (2008), tomat yang cocok ditanam di dataran tinggi

(23)

adalah Intan, Ratna, LV, CLN, Zamrud, Opal dan Mirah. Selain itu, ada varietas

lain yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, yaitu

varietas GH2, GH4, Berlian dan Mutiara.

Suhu yang optimum untuk pertumbuhan dan pembungaan tomat adalah

25-300C pada siang hari dan antara 160C-200C pada malam hari. Perbedaan harian yang besar untuk siang dan malam cenderung meningkatkan pembungaan,

pertumbuhan dan kualitas buah. Pembentukan buah terbaik antara suhu 180C dan 240C, pada suhu dibawah 150C dan diatas 300C pembentukan buah berlangsung buruk. Untuk pembentukan buah, suhu malam lebih kritis dari suhu siang. Tomat

cherry memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari dan curah hujan pada

kisaran 750-1250 mm per tahun. Meskipun demikian tanaman ini tidak tahan

terhadap sinar matahari yang terik dan hujan lebat (Rubazky dan Yamaguchi,

1999).

Keadaan temperatur dan kelembapan yang tinggi (95%), berpengaruh

kurang baik terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat cherry. Hal

ini terjadi karena kelembapan yang tinggi akan merangsang peningkatan laju

transpirasi melalui stomata yang membuka lebih banyak pada kelembapan tinggi.

Selain itu, kelembapan yang tinggi juga dapat merangsang pertumbuhan

organisme pengganggu tanaman.

Menurut Opena and Van der Vossen (1994), tomat dapat tumbuh pada

berbagai macam jenis tanah, mulai dari tanah berpasir hingga tanah liat yang

mengandung banyak bahan organik. Kisaran pH ideal adalah 6.0-6.5, pH terlalu

tinggi atau terlalu rendah dapat meyebabkan defisiensi mineral dan keracunan.

Menurut Salakpetch (2005), pembagian manajemen mutu dibedakan

menjadi 3 bagian. Pembagian ini didasarkan pada HACCP (Hazard Analysis and

Critical Control Point) dan ISO (International Organization for Standardization).

Quality Policy (Kebijakan Mutu).Kebijakan mutu ini merupakan kebijakan

yang ditujukan untuk para petani, dimana mereka harus memiliki semboyan

“kami berusaha untuk memproduksi buah dan sayuran segar untuk pasar segar

(24)

Quality Objectives (Sasaran Mutu). Sasaran mutu merupakan pelanggan

ataupun konsumen. Sasaran mutu ini bertujuan untuk mengembangkan

syarat-syarat utama yang menjadi permintaan konsumen. Hal ini berkaitan dengan

kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan yang berkaitan dengan

mutu fisik, kimia, biologi dan bebas hama penyakit. Sasaran mutu ini berbeda

menurut jenis komoditas yang ditawarkan, misalnya sasaran mutu durian akan

berbeda dengan sasaran mutu mangga.

Quality Plan (Perencanaan Mutu). HACCP merupakan analisis ataupun

peraturan yang mengatur suatu kegiatan misalnya budidaya tanaman dengan

pemenuhan beberapa komponen yang telah ditetapkan. HACCP membantu dalam

mengidentifikasi kualitas produk yang mungkin dalam pelaksanaannya masih ada

faktor-faktor kerusakan yang perlu diseleksi, dihindari atau diminimalkan.

Penerapan Budidaya Terbaik untuk Sayuran

Pemilihan jenis benih dan bibit yang baik akan sangat mempengaruhi

keberlanjutan dan keberhasilan dari sebuah usahatani ataupun perusahaan

pertanian. Setiap tanaman pasti memiliki kondisi iklim tertentu agar dapat

tumbuh dan berpotensi maksimal sehingga jika kondisi lahan tidak sesuai maka

kita harus menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tersebut.

Berdasarkan cara penanamannya, tanaman sayuran dapat dibagi menjadi 3 jenis

yaitu :

1. Tanaman yang biasanya dipindahtanamkan (kubis, brokoli,

kembang kol, selada, lada, seledri, tomat, terung)

2. Tanaman yang biasanya ditanam langsung (melon, labu pahit,

mentimun, buncis, kangkung, bawang merah, jagung manis)

3. Tanaman harus tanam langsung (lobak, wortel, bit)

Tanaman tomat merupakan tanaman yang biasanya dipindahtanamkan

sehingga membutuhkan proses pembibitan. Proses pembibitan harus dapat

menciptakan kondisi yang baik terhadap tanaman yang akan ditransplantasi. Hal –

(25)

terhadap hama dan hewan tingkat tinggi seperti ayam, hujan, sinar matahari yang

berlebihan dan perlindungan terhadap suhu ekstrim.

Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan adalah media tanam yang baik

untuk pembibitan. Adapun karateristik dari media tanam yang ideal adalah

memiliki kemampuan menahan air dan aerasi dengan baik. mampu menyerap

nutrisi dengan baik serta bebas dari hama dan penyakit.

Berdasarkan hasil penelitian di Filipina yang dilakukan oleh Holmer

(1998) dan Trugglemann (2000), pemupukan pada tanaman sayuran akan

memperoleh hasil yang terbaik jika ada pengkombinasian antara pupuk organik

dan pupuk anorganik. Pupuk organik seperti pupuk kandang dan kompos berguna

untuk memperbaiki sifat fisik, bioligi dan kimia tanah sedangkan pupuk anorganik

seperti urea, NPK, KCl dan sebaginya berguna sebagai sumber bahan organik

yang langsung tersedia dan dapat langsung diserap oleh tanaman. Perbedaan yang

mendasar yang terdapat antara pupuk organik dan pupuk anorganik sebenarnya

adalah konsentrasi dan ketersediaannya pada tanaman karena pupuk organik

lambat tersedia bagi tanaman (melalui proses dekomposisi) sedangkan pupuk

anorganik langsung tersedia bagi tanaman. Kombinasi dari kedua jenis pupuk ini

akan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas dari hasil sayuran.

Aplikasi pupuk ini juga harus dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal

(tahap basal) dilakukan pemberian pupuk organik secara keseluruhan pada masa

sebelum tanam dan pada tahp berikutnya diberikan pada 1 ataupun 2 minggu

setelah tanam (tergantung kondisi dan varietas tanaman).

Pemberian air ataupun irigasi pada tanaman merupakan hal yang penting

bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam budidaya tomat ada

beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu, air dan nitrogen merupakan 2 input

yang mempengaruhi produksi tomat, ketersediaan air yang tidak cukup, harga

pupuk yang meningkat, pengelolan air yang baik diperlukan untuk menjaga

ketersedian nitrogen di zona perakaran

Penanganan pasca panen merupakan faktor yang paling penting dalam

menangani mutu tanaman terlebih tanaman sayuran. Pada dasarnya, penyebab

(26)

respirasi yang tinggi sehingga tanaman cepat busuk. Dalam hal ini, tanaman

sayuran juga merupakan tanaman yang sangat cepat kehilangan air. Hal ini akan

sangat merugikan karena selain merusak penampilan produk juga akan

menyebabkan susut bobot yang besar. Untuk itu, sebenarnya perlu dikembangkan

teknik-teknik pasca panen yang dapat mengurangi kehilangan hasil pada produk.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara perlakuan suhu dingin ataupun modifikasi

kemasan sesuai dengan produk yang dihasilkan dengan memperhatikan laju

respirasi dan jenis tanaman yang dihasilkan (Kader, 2002).

Standar perlindungan pekerja merupakan standar peraturan yang dibuat

untuk mengurangi resiko pekerja. Hal ini berkaitan dengan keracunan pestisida

dan cedera pada saat bekerja dilapangan. Peraturan standar pekerja ini harus

dilaksanakan oleh seluruh orang yang terkait dengan perusahaan tersebut, baik itu

pemilik, kontraktor maupun manajer. Namun, ketentuan untuk tiap tingkatan pasti

berbeda. Misalnya khusus kepada pekerja aplikasi pestisida, diberikan peraturan

tambahan untuk mengikuti pelatihan aplikasi pestisida sebelum mereka turun ke

lapangan. Hal ini juga berkaitan dengan label petunjuk penggunaan pestisida yang

terdapat pada kemasan pestisida karena efek dari penggunaan yang tidak tepat

atau berlebihan dapat mengakibatkan hama resisten dan akan semakin sulit untuk

dikendalikan.

Pengendalian hama juga dapat dilakukan dalam pengendalian penyakit,

hanya saja ada beberapa komponen yang berbeda. Dalam pengendalian penyakit

terdapat 3 komponen yng harus diamati yaitu : tanaman inang, lingkungan, dan

patogen yang menyebabkan terjadinya penyakit. Hal ini sering disebut dengan

“segitiga penyakit”. Jika lingkungan mendukung bagi perkembangan patogen

maka penyakit akan menyebar. Pengendalian penyakit ini dapat ditangani dengan

beberapa cara, antara lain : penanaman varietas tahan, sanitasi (pembersihan

(27)

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

A. KEADAAN UMUM

Lokasi

Tabel 1. Data suhu rumah kaca Februari-Juni, 2011

Week Suhu (

0 C)

Cuaca Kelembapan (RH)

Min Max Rata-rata

7 20.8 34.4 27.6 Mendung 75.9

8 20.0 29.0 27.8 Berawan 67.0

9 19.4 30.2 20.6 Hujan 77.2

10 19.6 32.0 25.8 Berawan 71.9

11 24.8 36.0 25.3 Panas 66.3

12 22.0 33.3 27.6 Berawan 74.7

13 24.5 30.0 27.2 Mendung 75.5

14 24.6 31.1 27.9 Mendung 68.8

15 23.0 30.0 26.5 Panas 70.0

16 22.8 31.6 27.2 Berawan 70.0

17 21.6 33.6 27.4 Berawan 76.6

19 20.4 34.2 27.3 Cerah 73.2

20 20.6 34.8 27.7 Mendung 72.5

21 21.5 36.3 28.9 Berawan 75.8

22 19.5 34.2 26.8 Berawan 74.3

23 21.4 34.6 28.0 Panas 67.9

Sumber : Bagian Nutrisi PT.Saung Mirwan, 2011

PT.Saung Mirwan berada pada 106054’ BT dan 6041’ LS dengan ketinggian 670 m diatas permukaan laut (dpl) yang berada di bawah kaki Gunung

Pangarango. Lokasi PT.Saung Mirwan berada di Jalan Cikopo Selatan No. 134

Desa Sukamanah, Kampung Pasir Muncang, Kecamatan Megamendung, Bogor,

Jawa Barat. Sebelah utara desa Sukamanah berbatasan dengan Desa Sukamaja,

sebelah timur berbatasan dengan Desa Suka Karya dan Desa Suka Galih, sebelah

barat dengan Desa Jambu Luwuk dan Desa Bojong Murni di sebelah selatan.

(28)

tanah latosol. Ciri-ciri tanah latosol adalah berwarna kecokelatan, liat remah,

gembur, mudah menginfiltrasi air, daya dukung air baik dan tahan erosi. Tanah

seperti ini cocok untuk penanaman sayuran dengan topografi yang berbukit-buit,

datar dan miring. Tabel 1 merupakan data iklim rata-rata yang diperoleh pada

bulan Februari sampai Juni 2011

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

  PT. Saung Mirwan merupakan perusahaan sayuran yang memiliki 3 lokasi lahan budidaya. Lahan budidaya ini terdiri dari lahan sendiri dan lahan mitra.

Beberapa lahan yang dimiliki oleh perusahaan ini berada di desa Sukamanah,

Garut dan kampung Lemah Neundeut. Lahan budidaya sendiri terdapat di

Sukamanah dan Lemah Neundeut sementara lahan mitra berada di Garut.

1. Desa Sukamanah, Bogor

Desa Sukamanah merupakan pusat produksi PT.Saung Mirwan Lokasi ini

meliputi semua kegiatan produksi, pengemasan, serta penjualan. Oleh

karena itu, lokasi ini merupakan wilayah terluas dibandingkan dengan 4

lokasi lahan PT.Saung Mirwan lainnya. Selain itu, bangunan kantor,

rumah pemilik, gudang pengemasan, sarana olahraga, mess karyawan,

bengkel, sarana ibadah serta berbagai sarana dan prasarana penunjang

lainnya juga berada di tempat ini. Luas daerah ini lebih kurang mencapai

11 ha dan 4 ha diantaranya merupakan bangunan rumah kaca.

Lahan di lokasi ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu lahan luar dan

lahan di dalam rumah kaca. Lahan luar ditanami dengan paria, produksi

benih edamame, rukulla, dan buncis mini. Lahan dalam rumah kaca

ditanami dengan berbagai jenis tanaman sayuran dan tanaman hias.

Tanaman sayuran yang ditanam antara lain tomat cherry (Lycopersicon

esculentum var. cerasiforme), tomat biasa (Lycopersicon esculentum var.

esculentum), salanova (Lactuca sativa L.), paprika (Capsicum annuum L.

cv. group Grossum), timun (Cucumis sativus L.), dan sisitho (Capsicum

annuum) dengan luas lahan sekitar 0.7 ha. Komoditi tanaman hias yang

(29)

Syn.), kastuba (Euphorbia pulcherrima) , kalandiva (Kalanchoe sp.) dan

kalanchoe (Kalanchoe blossfeldiana). Lokasi tanaman induk krisan juga

dibagi menjadi 2 bagian, yaitu induk krisan untuk produksi stek pucuk di

pasar lokal seluas 0.5 ha dan induk krisan untuk produksi stek pucuk di

pasar ekspor. Bunga krisan ini, juga dijual dalam bentuk krisan pot dan

krisan potong.

Sebagian besar tanaman dibudidayakan di dalam rumah kaca

walaupun ada beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan di lahan luar.

Rumah kaca ini memiliki tipe ridge an furrow. Jika dilihat tipe rumah kaca

yang ada di luar negeri, tipe rumah kaca akan dibuat cukup fleksibel

sehingga dapat menanam secara periodik pada 4 musim yang berbeda

untuk memperoleh hasil pertanian yang optimum. Sementara di Indonesia

rumah kaca dibuat agar dapat melindungi tanaman dari hujan agar pupuk

yang diberikan kepada tanaman tidak tercuci oleh air hujan. Selain itu,

posisi rumah kaca juga dibuat menghadap utara agar cahaya matahari yang

diperoleh dapat merata sepanjang hari (Nelson, 1978)

Rumah kaca terbuat dari kontruksi besi stall sehingga lebih tahan

lama dibandingkan dengan kayu yang memilki umur ekonomis 25 tahun.

Plastik untuk atap merupakan plastik ultraviolet (UV) 14% setebal 2

milimikron berwarna putih dan memiliki umur teknis 6-12 bulan. Namun,

hal ini juga berantung pada kondisi cuaca dan iklim. Jika banyak angin

dan curah hujan tinggi plastik ini akan lebih cepat robek dan rusak.

Rumah kaca ini memilki ukuran standar dengan panjang 36 m dan

40 m dan lebar 12.8 m dengan 2 atap dengan lebar masing-masing 6.4 m

yang dibentuk menjadi 4 bedengan. Setiap rumah kaca terdiri dari 8

bedengan dengan ketinggian dinding 3-5 m.

2. Kampung Lemah Neundet, Bogor

Lahan Lemah Neundet merupakan lahan sewa kepada PTPN VII

Gunung-Mas Bogor dengan luas lebih kurang 3.5 ha. Lokasi ini berada

diketinggian yang lebih tinggi daripada desa Sukamanah dan terletak di

(30)

menit. Lahan di daerah ini digunakan untuk bangunan rumah kaca seluas

1.2 ha. Gambar 1. Merupakan gambar keadaan rumah kaca yang ada di

[image:30.612.171.503.142.257.2]

lokasi Lemah Neundeut dan beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan.

Gambar 1. Jenis tanaman dan kondisi greenhouse di Lemah Neundet

3. Garut

Luas lahan di Garut yang disewakan kepada petani sekitar 9 ha

sekitar areal penanaman. Lahan ini berada di Kecammatan Cisurupan,

yaitu di Desa Cisurupan, Desa Tambaklaya, Desa Cilame, Desa Barusuda,

dan Desa Baluwangi. Komoditi yang dikembangkan adalah selada

(Lactuca sativa L.), dengan beberapa varitas yaitu butter head, lettuce

head, lettuce romance demiscus, lolorosa A, lolorosa C, radichio

(Chicorium intybus), endive (Cichorium endivia L.), kol merah (Brassica

oleracea L. cv. group Red Headed Cababage), seledri (Apium graveolens),

dan zucchini (Cucurbita pepo L. cv. group Zucchini).

 

Keadaan Tanaman dan Produksi

PT.Saung Mirwan merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi

bunga dan sayuran. Perusahaan lokal ini banyak memproduksi komoditas ekspor

yang juga bergerak dalam bidang agribisnis sebagai produsen. Pada awalnya,

perusahaan ini merupakan perusahaan yang mengembangkan teknik budidaya

secara hidroponik namun pada tahun 1991 diperluas lagi dengan budidaya stek

tanaman hias.

Budidaya tomat di PT Saung Mirwan mulai dikembangkan pada tahun

(31)

arang sekam. Adapun jenis tomat yang dikembangkan adalah tomat biasa dan

tomat cherry. Khusus untuk tomat cherry, kultivar yang dikembangkan adalah

Sakura, Guindo dan Gang.

Tomat cherry merupakan produk ekspor yang dikembangkan untuk

memenuhi permintaan dari beberapa Negara. Varietas Guindo diekspor ke

Spanyol sedangkan varietas Sakura diekspor ke Jepang. Penjualan di daerah lokal

adalah penjualan kepada konsumen retail seperti Carrefour, Matahari (Foodmart

dan Hypermart). Super Indo, Yogya, Ranch Market dan lain-lain.

Tomat chery membutuhkan waktu 12-15 minggu sampai panen sejak dari

pembibitan. Pembibitan hanya membutuhkan waktu 2 atau 3 minggu kemudian

dipindahkan ke lapang dan biasanya dibongkar setelah 19 minggu. Saat ini,

pengembangan tanaman tomat cherry tidak hanya dari benih tapi juga mulai

dikembangkan melalui stek pucuk/tunas air yang diambil dari tanaman induk yang

berasal dari benih.

Penanaman tomat cherry di PT. Saung Mirwan dilakukan berdasarkan

adanya permintaan dari pasar, namun terkadang apabila terdapat lahan kosong dan

tidak digunakan maka ditanami dengan tanaman lain (tidak bergantung pada

permintaan). Data dibawah menunjukkan bahwa penanaman tomat cherry di

lokasi T (BPT) mencapai 100 % dari target tanam sedangkan pada lokasi

Propagation C, penanaman hanya 97% dari target penanaman. Hal ini disebabkan

karena adanya kekurangan benih tomat cherry yang masih tersedia ataupun yang

dapat digunakan. Oleh karena itu, mandor melakukan stek pucuk untuk

memperoleh bibit agar dapat memenuhi target tanam. Dalam stek pucuk ini, tidak

semua hasil stek bisa digunakan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan

faktor internal lainnya sehingga tidak semua lokasi yang menjadi target

penanaman dapat ditanami.

Tabel2. merupakan data penanaman tomat cherry selama 4 bulan. Pada

tabel tersebut kita dapat melihat target dan realisasi tanam tomat cherry selama 4

bulan pada 2 lokasi yaitu lokasi BPT (Greenhouse lokasi T) dan BRC

(32)

Tabel 2. Penanaman tomat cherry selama 4 bulan

Week

BPT BRC Total Target

tanam

Realisasi

tanam %

Target tanam

Realisasi

tanam %

Target tanam

Realisasi

tanam %

4 - - -

5 - - -

6 - - -

7 240 240 100 - - - 240 240 100

8 800 800 100 800 780 98 1,600 1,580 99

9 480 480 100 - - - 480 480 100

10 - - -

11 - - -

12 160 160 100 150 144 96 310 304 98

13 - - -

14 - - -

15 - - -

16 - - -

17 - - -

18 - - -

19 - - -

20 - - -

21 - - -

22 688 688 100 - - - 688 688 100

Total 2,368 2,368 100 950 924 97 3,318 3,292 99

Rata-rata 474 474 100 475 462 97 175 173 99

Sumber : Bagian Produksi PT.Saung Mirwan, 2011

Adapun komoditi yang saat ini diproduksi oleh Saung Mirwan dapat

dilihat pada tabel 3 dan 4. Komoditi tersebut dibagi menjadi 4 bagian yaitu,

komoditi sayuran daun, komoditi sayuran buah, komoditi herb dan komoditi

bunga. Sementara untuk varietas salanova ada beberapa yang dikembangkan yaitu

Baby lettuce, Butter head, Lettuce head, Lettuce romance demiscus, Lolorosa A

[image:32.612.127.504.100.397.2]

dan C, Red Batavia, Selada keriting, Selada merah dan Selada oakleaf

Tabel 3. Komoditi Sayuran Buah dan Bunga PT. Saung Mirwan 2011

No Komoditi Sayuran Buah No Komoditi Bunga

1 Cabai (Capsicum annuum) 1 Kalanchoe (Kalanchoe blossfeldiana)

2 Paprika (Capsicum annuum L. cv. group

Grossum) 2 Kalandiva (Kalanchoe sp.)

3 Timun (Cucumis sativus L. cv. group

Slicing Cucumber) 3 Kastuba (Euphorbia pulcherrima)

4 Tomat (Lycopersicon esculentum var.

esculentum) 4

Krisan tipe spray (Dendrathema grandiflora Tzvelev Syn.)

5 Zucchini (Cucurbita pepo L. cv. group

Zucchini) 5

(33)
[image:33.612.105.506.110.381.2]

Tabel 4. Komoditi Sayuran Daun dan Komoditi Herb PT.Saung Mirwan 2011

No Komoditi Herb No Komoditi Sayuran Daun

1 Basil (Ocimum basilicum) 1 Bawang daun (Allium

fistulosum)

2 Chervil (Anthriscus cerefolium) 2 Endive (Cichorium endivia L.)

3 Chives (Allium tuberosum) 3 Kailan baby (Brassica

oleracea L. cv. Chinese Kale)

4 Coriander (Coriandrum sativum) 4 Kol merah (Brassica oleracea

L. cv. Red Headed Cababage)

5 Dill (Anethum graveolens) 5 Radichio (Chicorium intybus).

6 Kemangi (Ocimum americanum) 6 Rukulla (Eruca vesicaria L.

subsp. Sativa)

7 Oregano (Origanum vulgare subsp. hirtum) 7 Seledri (Apium graveolens)

8 Rosemary (Rosmarinus officinalis) 8 Pakchoi baby (Brassica rapa

L. cv. Pakchoi)

9 Sage (Salivia officinalis) 9 Salanova (Lactuca sativa L.)

10 Seledri (Apium graveolens)

11 Summer savory (Satureja hortenis)

12 Sweet Marjoram (Origanum majorana)

13 Thyme (Thymus serpyllum)

Sumber : Bagian umum PT.Saung Mirwan, 2011

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PT.Saung Mirwan merupakan sebuah Perseroan Terbatas yang bergerak

dalam bidang budidaya dan kemitraan. PT.Saung Mirwan memiliki seorang

Presiden Direktur utama yaitu Tatang Hadinata yang juga merupakan pemilik

perusahaan ini. Presiden Direktur dibantu oleh 2 Wakil Direktur yaitu Wakil

Direktur yang menangani bidang Penjaminan Mutu, Teknik informatika dan Riset

dan Pengembangan dan Wakil Direktur yang menangani Bidang Produksi, Bidang

Komersil dan Bidang Umum. Masing-masing bidang ini, dipimpin oleh seorang

Manajer.

Bidang produksi membawahi seluruh kegiatan produksi yang terdapat di

tiga lokasi yaitu, lokasi Desa Sukamanah, Garut dan Lemah Neundet. Kegiatan

produksi ini dikepalai oleh kepala bagian yaitu, Kepala Bagian untuk Pot, MUM,

BCF, Benih LST, Pengemasan, MP Export, Lokal dan HPT. Kepala bagian ini

(34)

orang dan masing-masing bagian akan ditangani oleh Kepala Sub Divisi. Kepala

Sub Divisi ini terdiri dari 27 orang yang akan bertanggung jawab terhadap

kegiatan budidaya di lapangan.

Bidang komersial memiliki lima Divisi yaitu, Divisi Penjualan Sayur,

Divisi Penjualan Bunga, Divisi Pengadaan. Divisi Pengemasan, dan Divisi

Kemitraan. Divisi Penjualan Sayur dibagi menjadi 4 bagian yaitu bagian ekspor,

penjualan, Pendataandan distribusi. Divisi Penjualan Bunga memiliki dua bagian

yaitu bagian penjualan dan packaging. Divisi Pengadaan dibagi menjadi dua

yaitu, bagian pembelian dan administrasi. Divisi Pengemasan dibagi menjadi

empat yaitu, bagian penerimaan sayur, sayuran segar, sayuran segar potong dan

bagian umum sedangkan divisi Kemitraan memilki tiga bagian yaitu, bagian mitra

tani, mitra beli dan bagian sortasi dan penerimaan.

Bidang Umum memiliki 4 bagian yaitu, Bagian Humas, Bagian

Sumberdaya Manusia, Bagian Keuangan/Akutansi, dan Bagian Teknik. Bagian

Humas dibagi menjadi bidang umum dan RTK sedangkan bagian Sumberdaya

Manusia memilki dua bagian yaitu, bagian personalia dan bagian pengembangan.

Bagian keuangan/akutansi memiliki dua bagian yaitu, bagian keuangan dan

bagian akuntansi sedangkan bagian Teknik hanya memiliki 1 bagian yaitu bagian

mekanik.

Standar baku untuk jam kerja karyawan dimulai pada pukul 07.30-16.00

WIB dengan satu kali istirahat selama satu jam yaitu pukul 12.00-13.00 WIB

untuk hari Senin-Kamis. Hari Jumat, jam istirahat lebih panjang selama dua jam

mulai dari jam 11.00-13.00 WIB kemudian dilanjutkan sampai jam 16.00 WIB.

Hal ini dikarenakan pada hari Jumat staf dan karyawan laki-laki yang muslim

melaksanakan sholat Jumat. Untuk hari Sabtu, jam kerja hanya setengah hari yaitu

sampai pukul 13.00 WIB sedangkan untuk hari Minggu diberlakukan jam kerja

lembur. Terdapat perbedaan jam kerja untuk karyawan pengemasan sayur yang

bekerja setiap hari (Senin sampai Minggu). Namun pembagian kerja ini

dilakukan dengan pemberlakuan sift kerja. Sift kerja dibagi menjadi dua yaitu sift

(35)

istirahat yang sama sedangkan sift siang mulai pukul 13.00-17.00 dan dilanjutkan

pukul 20.00 sampai selesai, biasanya sampai pukul 03.00 WIB.

Saat ini PT.Saung Mirwan memiliki jumlah total karyawan sebanyak 205

orang. Rincian mengenai jumlah karyawan berdasarkan jabatan, gender dan

pendidikan dapat dilihat pada tabel 5, 6, dan 7.

Tabel 5. Jumlah karyawan PT.Saung Mirwan berdasarkan Jabatan

No. Posisi Jumlah

1 Direktur utama 1

2 Direktur 2

3 Manajer 6

4 Kepala bagian 8

5 Kepala seksi 15

6 Kepala sub seksi 27

7 Bulanan 72

8 Harian tetap 48

9 Harian lepas 26

Total 205

Sumber : Bagian Human Resource PT.Saung Mirwan, 2011

Karyawan yang terdapat di PT. Saung Mirwan sebagian besar merupakan

karyawan bulanan, karyawan harian tetap dan karyawan harian lepas. Setiap

karyawan ini mempunyai tugas dan tanggung jawab serta memiliki upah yang

berbeda-beda. Karyawan bulanan merupakan tenaga kerja tetap yang memiliki

upah dan tunjangan setiap bulan. Karyawan bulanan berhak atas tunjangan

kesehatan dan pengobatan, tunjangan jabatan dan hari raya, premi atas lama

pengabdian dan kehadiran serta uang makan. Karyawan bulanan terdiri dari 35.12

% dari total seluruh karyawan. Karyawan bulanan ini pada awalnya merupakan

karyawan harian lepas ataupun karyawan harian tetap kemudian berdasarkan

rekomendasi mandor dan lama pengabdian (≥ 5 tahun) maka karyawan ini dapat

diangkat menjadi karyawan bulanan. Biasanya karyawan bulanan bekerja sebagai

mandor dan karyawan di lahan budidaya namun ada juga beberapa yang bekerja

di bagian pengemasan. Karyawan harian tetap (23.41%) merupakan karyawan

tetap dengan gaji yang disesuaikan dengan standar gaji karyawan per hari dan

karyawan ini memperoleh tunjangan. Karyawan harian lepas yang berjumlah

sekitar 12.68% dari total karyawan merupakan tenaga kerja tidak tetap dan upah

disesuaikan dengan gaji karyawan tetap per hari namun karyawan harian lepas ini

(36)

Tabel 6. Jumlah karyawan PT.Saung Mirwan berdasarkan Gender

No Gender Jumlah

1 Pria 137

2 Wanita 68

Total 205 Sumber : Bagian Human Resource PT.Saung Mirwan, 2011

Karyawan pria yang bekerja di PT. Saung Mirwan berjumlah 2 kali lipat

dari karyawan wanita. Karyawan pria biasanya bekerja sebagai karyawan bulanan,

kepala seksi, kepala sub seksi dan kepala bagian. Sementara karyawan wanita

biasanya bekerja sebagai staf administrasi, karyawan harian tetap dan harias lepas.

Pembagian upah karyawan terdiri dari 2 jenis, yaitu upah bagi karyawan bulanan

dan upah mingguan bagi karyawan harian. Pembagian upah ini didasarkan pada

tingkat pendidikan, lama pengabdian, hari orang kerja, jenis kelamin, dan fungsi

tanggung jawab.

Tabel 7. Jumlah karyawan PT.Saung Mirwan berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah

1 S1 9

2 D3 6

3 SLTA 40

4 SLTP 20

5 SD 130

Total 205

Sumber : Bagian Human Resource PT.Saung Mirwan, 2011

Berdasarkan tingkat pendidikan, karyawan lulusan SD merupakan

kelompok terbesar dari jumlah total karyawan yang ada di PT. Saung Mirwan.

Karyawan lulusan SD biasanya bekerja sebagai karyawan harian lepas dan

karyawan harian tetap. Karyawan bulanan minimal merupakan lulusan SD hingga

SLTA dan untuk karyawan yang telah bekerja minimal 5 tahun dapat diangkat

(37)

B. PRESTASI KERJA DALAM KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Budidaya Tomat Cherry Persiapan Tanam

Teknik budidaya merupakan faktor penting yang mempengaruhi produksi

tanaman. Budidaya tomat cherry pada PT.Saung Mirwan melakukan budidaya

dengan sistem hidroponik sehingga terdapat beberapa perbedaan dengan budidaya

secara konvensional baik dalam pemberian pupuk, hara, pestisida dan perlakuan

lainnya.

(a) (b)

Gambar 2. (a) Tray pembibitan tomat cherry, (b) Pembibitan tomat cherry

Pembibitan tanaman tomat cherry dilakukan dalam tray berwarna putih

dan akan dikecambahkan selama 2 atau 3 minggu (Gambar 2). Selain bibit dari

pembibitan dan perkecambahan benih, dilakukan juga perbanyakan tanaman

dengan stek tunas (stek pucuk). Pucuk yang diambil berasal dari tunas air (tunas

adventif) yang terdapat pada tanaman tomat cherry yang tumbuh dari benih. Hal

ini dilakukan karena pada saat ini PT.Saung Mirwan tidak dapat memenuhi

kebutuhan benih yang dibutuhkan dilapangan. Namun bibit dari hasil stek pucuk

ini juga cukup baik untuk dikembangkan, setidaknya dapat menggunakan tunas

(38)

 

Gambar 3. (a) Hasil stek dalam plastik, (b) Pengikatan plastik bagian atas tanaman yang distek

Setelah diambil dari batangnya, tunas-tunas air ini kemudian dipotong dan

bagian bawah batang diberi suatu bahan aktif untuk menginduksi perakaran

kemudian ditanam dalam pot berwarna putih. Media yang digunakan sama dengan

media pembibitan yaitu arang sekam, dalam satu pot terdapat 8 sampai 9 tunas.

Setelah itu pot ini dibungkus dalam plastik putih yang diikat di bagian atasnya

(Gambar 3). Hal ini dilakukan untuk melindungi tanaman dari serangan berbagai

hama dan menjaga kodisi tanaman tetap basah dan lembab. Plastik yang

digunakan adalah plastik putih agar cahaya tetap dapat ditangkap oleh tanaman

untuk membantu proses pertumbuhannya. Bibit ini akan dipindahkan ke lahan

setelah berumur 2 sampai 3 minggu, setelah akarnya cukup banyak dan kuat

(Gambar 4)

(39)

Persiapan Lahan

Gambar 5. Pembersihan lantai semen dengan menggunakan power sprayer (steam)

Jika lahan bekas tanaman lain belum diberi mulsa maka akan dilakukan

pemasangan mulsa terlebih dahulu. Namun, jika lantai lahan merupakan lantai

semen maka akan dilakukan pembersihan menggunakan power sprayer (Gambar

5)Dalam pemasangan mulsa ini, terlebih dahulu tanah dibuat dalam beberapa

guludan dengan lebar 60 cm dan lebar antar guludan untuk tempat berjalan 100

cm. Di atas guludan diletakkan batu secara berderetan dengan jarak antar batu

20-25 cm. Peletakan batu ini dilakukan sebagai tempat peletakan polybag tanaman

tomat nantinya. Setelah itu, seluruh lahan ditutup dengan plastik mulsa berwarna

hitam atau perak (Gambar 6). Pemberian mulsa ini salah satunya bertujuan untuk

mengurangi kegiatan pembersihan gulma. Selain itu, penggunaan mulsa ini juga

dapat meningkatkan kebersihan kebun khususnya di sekitar tanaman.

(40)

Lahan yang telah diberi mulsa tidak lagi membutuhkan kegiatan

pemasangan mulsa karena mulsa yang digunakan di PT.Saung Mirwan adalah

untuk dua kali musim tanam. Kegiatan yang perlu dilakukan hanya pembersihan

mulsa dari kotoran-kotoran tanaman sebelumnya dan sisa arang sekam yang

mungkin berjatuhan di lantai pada saat membongkar tanaman. Kegiatan ini juga

dapat dilakukan dengan cara menyikat lantai untuk membersihkan lumut-lumut

yang menempel pada lantai. Setelah itu akan dilakukan penyiraman dengan air

bersih menggunakan power sprayer (steam).

Media yang digunakan dalam penanaman tomat cherry ini adalah media

arang sekam. Untuk persiapan media, dilakukan pembakaran sekam pada pukul

17.00 WIB sampai keesokan harinya pada pukul 07.00 WIB. Pembakaran ini

dilakukan di tempat pembakaran sekam dengan menggunakan tungku api berupa

pipa besi panjang, caranya dengan membakar kayu bakar ataupun arang di dalam

pipa besi tersebut, kemudian arang sekam mentah diletakkan secara merata

mengelilingi pipa besi. Api yang berasal dari pipa besi tersebut akan membakar

sekam di sekelilingnya dan pada akhirnya semua sekam akan terbakar pada

keesokan harinya (Gambar 7). Arang sekam yang telah terbakar terlebih dahulu

disiram dengan air bersih agar tidak menjadi abu sekam. Rasio pembakaran dari

sekam mentah menjadi arang sekam yaitu 5 : 2 yang artinya dari 5 karung sekam

mentah dapat diperoleh 2 karung arang sekam.

(41)

Wadah yang digunakan untuk tanaman tomat cherry ini adalah polybag

berwarna hitam berukuran 35 x 40 cm yang dapat diisi dengan 2-2.5 kg arang

sekam. Untuk penanaman dilakukan pengisian polybag menggunakan arang

sekam setinggi 20-25 cm. Setelah itu, polybag-polybag tersebut disusun diatas

batu yang telah diatur sebelumnya. Selain itu, juga dilakukan pemasangan selang

irigasi untuk memberikan air dan nutrisi tanaman berupa irigasi tetes (drip

irrigation).

[image:41.612.256.381.249.432.2]

Penanaman

Gambar 8. Lahan siap tanam

Penanaman tomat cherry dilakukan setelah 2 sampai 3 minggu benih di

persemaian dan langsung ditanam pada lahan siap tanam (Gambar 8). Jika bibit

berasal dari stek maka harus diperiksa keberadaannya apakah masih layak untuk

ditanam atau tidak. Sebelum melakukan penanaman maka ke dalam media sekam

diberikan pupuk dasar. Komposisi pupuk dasar yang diberikan dapat dilihat pada

Tabel 8.

Pemberian pupuk dasar ini dilakukan beberapa jam sebelum penanaman

ataupun maksimal 1 hari sebelum penanaman. Hal ini bertujuan agar pada saat

penanaman media sekam masih basah sehingga tanaman tidak stres dan langsung

dapat memperoleh hara. Sebelum pemberian pupuk dasar, biasanya arang sekam

akan diberi klorin terlebih dahulu 3 hari sebelum tanam untuk membunuh bakteri

(42)

Tabel 8. Komposisi Pupuk Dasar Penanaman Tomat per 1000 liter

Stok Jenis (gr) Larutan pekat (gr)

Bak A HNO3 16

Ca(NO3)2 1.243

Fe 13% 7

Bak B KH2PO4 170

KNO3 339

K2SO4 13 MgSO4 554

Mn 2

Zn 1

Borax 4

Sumber : Bagian Nutrisi PT.Saung Mirwan, 2011

Gambar 9. Proses penanaman tomat cherry secara hidroponik

Kegiatan penanaman tomat cherry ini dilakukan dengan cara

memindahkan bibit yang ada di tray ke polybag yang telah disiram dengan pupuk

dasar. Di dalam 1 polybag akan ditanam 2 bibit cherry dan disesuaikan ukurannya

(Gambar 9). Sebelum pemindahan sebaiknya disiram terlebih dahulu agar arang

sekam dan akar tanaman dapat dengan mudah dipindahkan dari tray. Pembuatan

lubang tanam dilakukan dengan menggunakan kayu ataupun telunjuk tangan

sedalam 5-10 cm. Setelah itu bibit dimasukkan ke dalam lubang tersebut dan

akarnya ditutup dengan menggunakan arang sekam. Berbeda dengan bibit yang

berasal dari stek. Bibit ini membutuhkan lubang tanam yang lebih dalam dan lebar

(43)

lebih banyak. Biasanya 1-2 hari setelah penanaman, bibit dari stek ini mengalami

stres dan layu namun untuk selanjutnya akan beradaptasi dengan lingkungannya.

Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan terhadap tomat cherry ini sebenarnya sama

saja dengan tanaman tomat pada umumnya. Kegiatan yang dilakukan antara lain,

penyiraman, pemberian pupuk, pengajiran, pemangkasan, penyerbukan dan

pewiwilan. Hanya saja untuk tomat cherry pewiwilan dilakukan lebih intensif

(sampai 3 kali seminggu) karena tunas tomat cherry lebih cepat tumbuh dan

berkembang sehingga apabila tidak dikendalikan akan mengganggu pertumbuhan

tanaman . Untuk penyiraman dan pemberian pupuk dilakukan secara bersamaan

dengan menggunakan saluran irigasi berupa drip irrigation.

1. Penyiraman dan Pemupukan

Penyiraman tanaman tomat cherry dilakukan setiap hari dengan

menggunakan irigasi tetes. Penyiraman yang dilakukan disesuaikan dengan

keadaan cuaca. Jika cuaca panas dan kering maka penyiraman dilakukan

sebanyak 8 kali dengan penyiraman setiap jam selama jam kerja, namun apabila

cuaca mendung dan berawan maka penyiraman dapat dikurangi tergantung

kondisi tanaman. Penyiraman dilakukan oleh pihak yang bertugas pada bagian

nutrisi dengan komposisi yang telah ditetapkan (dapat dilihat pada Tabel 9).

Tabel 9. Larutan Nutrisi Pekat Tomat per 27 000 liter

Stok Jenis Jumlah (gr)

Bak A Ca(NO3)2 (kg) 29.2

Fe13% (gr) 175

KH2PO4 (kg) 4.6

Bak B KNO3 (kg) 12.3

K2SO4 (kg) 2.4

MgSO4 (kg) 10

Mn (gr) 46

Zn (gr) 39

Borax (gr) 77

Cu (gr) 5

NaMo (gr) 3

(44)

Pertama air dimasukkan dari pusat setelah itu akan dialirkan ke bak

penampung yang berisi 3000 l. Sebelumnya, terlebih dahulu disiapkan pupuk

pekat yang diaduk dengan air sebanyak 90 l untuk setiap bak (bak A dan bak B).

Semua larutan akan dicampurkan dan dimasukkan kedalam bak A dan bak B

(Gambar 10).

Gambar 10. Bak Irigasi

Setelah itu, larutan pupuk akan masuk ke mesin supply melalui

despriter/saringan pasir. Saringan pasir ini berguna untuk menyaring pupuk agar

dapat dialirkan 100% ke tanaman. Pembersihan saringan ini dilakukan dengan

cara memasukkan air dari bagian bawah kemudian dikuras dan air yang kotor

akan keluar dan dibuang dari atas. Saringan ini dikuras sampai air yang keluar

dari pipa sudah berwarna bening dan bersih. Dari saringan pasir, pupuk akan

masuk ke dalam rumah kaca melalui filter (Gambar 11) yang terdiri dari 2

bagian.. Untuk pembersihan selang dan semua pipa yang digunakan dilakukan

setiap 6 bulan sekali. Pembersihan ini dilakukan dengan cara memasukkan asam

nitrat pada sore hari kemudian pada keesokan harinya dibersihkan dan dibilas

dengan menggunakan air bersih.

(45)

Dosis pupuk per tanaman tidak lebih dari 2 l per hari (8 kali penyiraman).

Untuk tanaman muda dalam sekali penyiraman diberikan 150 cc ataupun selama 3

menit sedangkan untuk tanaman dewasa diberikan pupuk sebanyak 200 cc setiap

kali penyiraman atau lebih kurang selama 5 menit.

2. Pengajiran

Pengajiran merupakan pemberian tali ajir pada tanaman agar dapat tumbuh

tegak dan menopang buah. Pengajiran pada tomat cherry dilakukan setelah

tanaman berumur 2-3 minggu di lapangan. Tali yang digunakan adalah benang

kasur. Pengajiran ini dilakukan dengan cara mengikatkan tali ajir pada batang

tanaman dan melilitkan tali tersebut pada cabang tanaman dari kiri ke kanan

(Gambar 12). Khusus untuk tanaman tomat, bagian atas tali ajir dikaitkan pada

sebuah besi yang berbentuk huruf S dan digantungkan pada kawat melintang. Besi

yang berbentuk huruf S ini dibuat dari kawat dengan menggunakan tang. Tujuan

pemberian besi ini untuk mempermudah penggeseran tanaman ketika ajir

dinaikkan. Ajir tanaman akan dinaikkan mulai pada saat tanaman berumur 5,7,9

dan12 MST dan dilakukan penurunan tanaman pada saat seminggu sebelum

panen. Penurunan tanaman ini dilakukan bersamaan dengan penaikan ajir, ketika

ajir tanaman dinaikkan maka tanaman akan diturunkan kearah kanan. Tujuan

penurunan tanaman ini yaitu untuk mempermudah pewiwilan dan pemangkasan

tanaman . Penurunan ini akan tetap dilakukan sampai tanaman siap dibongkar

(46)

3. Pemangkasan

Gambar 12. Tanaman tomat cherry yang telah dipangkas

Pemangkasan dilakukan setelah ajir dinaikkan dan batang diturunkan.

Tujuan dari pemangkasan ini adalah untuk membuang bagian daun yang sudah

menguning dan yang terserang hama dan penyakit. Selain itu, pemangkasan ini

juga bertujuan untuk menghindari pertumbuhan vegetatif yang terlalu maksimal

sehingga dapat menghambat pertumbuhan generatif tanaman (buah).

Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan gunting dan bagian yang

dipangkas adalah dua daun atau lebih dari daun yang paling bawah dan sudah tua

atau menguning (Gambar 13). Untuk pemangasan pucuk (pemotongan titik

tumbuh) dilakukan 3 minggu sebelum tanaman dibongkar. Hal ini dilakukan

untuk menghentikan pertumbuhan vegetatif sehingga nutrisi yang diberikan

digunakan untuk memaksimalkan pertumbuhan buah agar mencapai ukuran yang

normal. Umur ekonomis tanaman tomat cherry biasanya mencapai 24 minggu.

4. Penyerbukan

Penyerbukan pada tomat cherry pada dasarnya merupakan penyerbukan

sendiri. Penyerbukan ini dilakukan setiap pagi setelah cuaca cukup panas dan

matahari cukup terik, biasanya dilakukan pada pukul 08.00-09.00 WIB.

Penyerbukan dilakukan dengan cara memukul-mukul batang tomat cherry dengan

menggunakan kayu pemukul (Gambar 14) yang dilapisi dengan busa agar tidak

(47)

       

Gambar 14. Alat penyerbuk

5. Pewiwilan

Pewiwilan adalah pembuangan tunas adventif pada tanaman agar tidak

menghambat pertumbuhan batang utama. Tunas adventif (Gambar 15) yang biasa

disebut dengan tunas air merupakan tunas yang tumbuh pada tempat yang tidak

semestinya (biasanya pada ketiak batang atau pada ujung bunga). Tunas adventif

yang dibiarkan tumbuh akan dapat menghambat intersepsi cahaya matahari di

sela-sela daun. Tunas ini tidak berfungsi dan juga tidak akan menghasilkan buah

sehingga harus dibuang untuk mengurangi persaingan memperoleh nutrisi pada

batang utama. Di PT.Saung Mirwan, tunas air ini juga digunakan sebagai bibit

tanaman yang diperoleh melalui stek pucuk

[image:47.612.288.365.72.248.2]

Gambar 13. Tunas air yang akan dibuang (diwiwil)

Pewiwilan ini dilakukan 2 atau 3 minggu setelah tanam. Biasanya

(48)

pertama bagian yang dibuang adalah tunas air dan daun pertama yang berada

pada dasar batang. Setelah itu, pewiwilan dilakukan tergantung pada pertumbuan

tanaman. Untuk tomat cherry biasanya diakukan 2-3 kali dalam seminggu.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit tanaman

Gambar

Gambar  1. Jenis tanaman dan kondisi greenhouse di Lemah Neundet
Tabel 3. Komoditi Sayuran Buah dan Bunga PT. Saung Mirwan 2011
Tabel 4. Komoditi  Sayuran Daun dan Komoditi Herb PT.Saung Mirwan 2011
Gambar 8. Lahan siap tanam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa dalam pertimbangan dan putusannya Majelis Hakim tingkat pertama dalam Rekonvensi menolak gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya, menurut

Dari hasil penelitian dan pengolahan data bahwa uji hipotesis memenuhi syarat t hitung > t tabel (2,89 > 1,67) berarti hipotesis pada penelitian dapat

Campuran mikrob tersebut mampu menunda masa inkubasi penyakit 6.2 hari, menekan insidensi penyakit 12.3%, serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat sebesar 42.80%

Si.. Perbedaan kekerasan pada setiap cetakan berbeda-beda bisa dilihat dari sturktur mikronya. Semakin besar diameter butiran maka kekerasan material semakin rendah

Kesimpulan dalam tesis ini adalah: Latar belakang lehirnya UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yang meliputi faktor Agama, faktor ideologi Negara, faktor perkembangan masyarakat, dan

Berdasarkan lembar observasi kemampuan mencocok gambar pada kelompok B pada siklus I pertemuan 1 hasil dicapai 31% dan siklus I pertemuan 2 hasil yang dicapai 40% ini

Rangkaian downloader untuk IC mikrokontroler seri AT89xx merupakan salah satu device yang memungkinkan para pembuat device lain yang berbasiskan mikrokontroler untuk dapat

Gambaran mengenai proses pengambilan keputusan sosiosaintifik dalam pembelajaran berbasis literasi sains dan teknologi dapat diilustrasikan dengan membuat suatu peta