ANALISIS ANOMALI GAYABERAT ANTAR WAKTU UNTUK PEMANTAUAN AMBLESAN TANAH STUDI KASUS KOTA SEMARANG
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
Indikator iklim yang digunakan adalah curah hujan tahunan, curah hujan musim hujan, dan curah hujan maksimum musim hujan, sedangkan indikator fisik yang digunakan
Berdasarkan Gambar 5, kedalaman 80 meter diduga sebagai daera peralihan antara akuifer dangkal dan dalam dengan ditandainya anomali negatif yang mendominasi
Data yang digunakan yaitu parameter cuaca seperti curah hujan, penyinaran matahari, kelembaban udara, kecepatan angin dan suhu udara sebagai masukan jaringan sedangkan target
Anomali positif ditandai dengan pola berwarna kuning hingga merah dengan nilai perubahan densitas 0,105 g/cm 3 s.d. Anomali positif terdapat pada bagian barat, utara
IV-3 Gambar 4.4 Grafik curah hujan rata-rata dan curah hujan maksimum rata-rata pada bulan basah periode tahun 1950-1977 untuk daerah Dago kota Bandung IV-4 Gambar 4.5
Gambar 4.11 Peta ZNT berdasarkan harga NJOP Berdasarkan NJOP nilai tanah terendah di Kecamatan Semarang Selatan adalah sebesar Rp 464.000 dengan total bidang sebanyak
Program ini memerlukan data iklim (curah hujan harian), penggunaan lahan dan pengelolaan lahan, tanah, dan data karakteristik DAS Kali Babon seperti Peta DEM dan Peta Pola
Kendal f Analisa Potensi Kerawanan Banjir Dengan melakukan overlay dari data curah hujan, jenis tutupan lahan, tekstur tanah, buffer sungai dan elevasi tanah didapatkan hasil peta