• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan teknik pertanian dalam penanganan pasca panen hasil hortikultura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan teknik pertanian dalam penanganan pasca panen hasil hortikultura"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

Orasl

llmiah

Guru Besar Tetap I!mu Mekanisasi Pertanian

Fakuitas Teknologi Pertanian

(2)
(3)
(4)

Yang terhoranait

Bapak Rekitor dan Senat

Gum

Besar

IPB,

Y

ang terhormat

Rekan-rekan

Staf

Pengajar, Alu

Mahasiswa dan Mqawam IF&, seda

Para M a d i ~ n

yang m E a ,

Dengan anemanjatkan

puiji

sgrukur

ke hadirat

Allah Yang Maha Pengasih

dan

Penyayang,

saya akan anrizld menyampdkan orasi i l d a h

dengan

judul

P E M N A N

TEKNIK

PERTANIAN

DALAM PENANGANAN

PASCA

PANEN

(5)

DAF'FAR ISI

1.1. Peluang Pasar Dunfa Has3 H~rt&uPtura

2. P E N I ) E U T F 6 TERPADU IDALAM PROTbUKSI

DAN PErnABATAN WAS= IIORTHKULT

2.1. Kansep Dmar Pengembangan Hortikultura Berkebudayaan hdusMal

2.2. Strategi dan hngikah (Pperastonal

Pernbangunan Nort&ultura Berkebudayaan Industrial

2.4. Grjasarina S a h g MenguIltungkan Antar Lernbtaga d m Inter D b i p h

3. TEK NH( PERT

(6)

3.5. Mengendalikan Lhgkungan Untuk Memperpanjang Masa Sirnpan :

ControfledAtmosphete Storage

3.7. Menerapkan Konntrol Otomat& Ddarn Pmses Penmganan Dan Pengoldaa

3.8. Peraneangan Mat dan Mesh : Yang

(7)

ACIM. 1996 a. A Database of the Vegetable of Southeast Asia. ACIAR Working Paper No. 48. Canberra, Australia.

ACIAR. 1996 b. The Cut Flower Industry, R & D Issues. ACIAR Technical Reports 39. Canberra, Australia.

ADP. 1994. The Hongkong Market for Fresh Fruits and Vegetables. ADP Working Paper No. 16. Jakarta, Indonesia.

Avena-Bustiflos, R.J., L.A. Cisneros-Zevdlos, J.M. Krochta and M.E. Saltreit. 1993. Opti ion of edible-coating on nrinimally processed canots using response surface methodology. Trans. ASAlE 36 (3) : 801-805.

Avena-Bustillos, R. J., J.M. Krochta, M.E. Sdtveit, R. J. Rojas-Wlegas, and J. A. Sauceda-Perez. 1994. Opt ion of edible coating fomulations on zucchini to reduce water loss. J. Food Engng 21: 197-214.

BPS. 1995. Produksi T m m m Sayuran d m Buah-Buahm. Jakarta.

BPS. 1995. Statistik Perdagmgm Luar Negeri Indonesia. Jakarta

(8)

Greenham, J., M. Gunawan, H.K. Pumadaria and S. S. Harjadi. 1995. The Comercial Potential of Horticultural Centers in Selected Provinces in Indonesia. ADP Working Paper No. 20., Jakarta, Indonesia.

, Kawamura, N., K. Namikawa, T. Fujiura and M. Ura. 1983. Study on agricultural robot. Res. Report Agric. Mach. No. 13.

Kondo, N. 1992. Consideration on grape harvesting robot. Proceedings of East Asia Forurn on Intelligence and Agriculture, Kyoto, Japan.

Lubulwa, A. S.G. and J.S. Davis. 1993. An economic evaluation of postharvest tropical h i t research: some preliminary results. Postharvest Handling of Tropical Fruits. ACIAR Proceeding No. 50. Canberra, Australia.

Margiwiyatno, A. and H.K. Pumadaria. 1992. Computer simulation to predict citrus quality changes during post harvest handling operations. 4& A S E M Food Coderenee. Jakarta. Indonesia,

17-21 February 1992.

Market Asia. 1995-1996. Issues Vol(2): 4, VoI(3): 2, 3, 4.

Pujantoro, L., Sutrisno dan H. Adinegoro. 1996. Pengembangan teknologi penyimpman produk segar hortikultura dengan sistem atmosfer terkendali (CA 'Storage).- Makalah Seminar Nasional Kontribusi Teknik Pertanian untuk Memacu Pernbmgunan Industi dalarn Era Globalisasi, Padang, 2 1-22 Juli 1996. h -4

A3

--

,
(9)

Purwadaria, H.K. 1993. Development of a passive crop dryer for village level use. Proceedings ASEAN Seminar on Grain Postharvest Technology, Phuket, Thailand, 24-26 August 1993.

Punvadaria, H.K. and A. R.. Elepano. 1993. Finite element application in passive crop drying. ASAE Paper No. 936029. ASAEICSAE International Summer Meeting, Spokane, Washington, USA, 20-23 June 1993.

Purwadaria, H.K. 1995. Alat dan mesin panen dan pasca panen hortikultura. Makalah Konsultansi Tehologi Panen dan Pasca Panen Hortikultura, Cisarua, Jawa Barat, 3-6 Oktober 1995.

Punvadaria, W.K., I W. Budiastra and D. Saputra. 1995. Near Inffared Reflectance testing to predict sucrose and malic acid concentration of mangoes. Proceedings lSt

aC;EMG/PSHS International Workshop on Control Applications in Post-Harvest and Processing Technology. Ostend, Belgium, 1-2 June 1995.

PUT&\-adaria, H.K., S. S. Harijadi dan S. Manuwoto. 1996. Pembangunan Hortikultura Berkebudayaan Industrial. Simposium Ternu Pakar I Pembangunan yang Berbudaya Industrial. Cipayung, Jawa Barat, 2 1, 23 Desernber 1996.

(10)

Pusat Informasi Pemasaran Tanaman Pangan dan Hortikultura. 1996 Vademekum Pemasaran. Jakarta.

Saputera, D., I W. Budia9tra and W.K. Punvadaria. 1995. Classificaton of mango by Near Infrared Reflectance. Food Processing Automation IV. Proceedings of the FPAC IV Conference, Chicago, Illinois, 3 -5 November 1995.

Satriyo, B. 1995. Alatlmesin pencuci dan pensortasi buah apel. Seminar Mekanisasi Hortikultura, Serpong, 4-5 September 1995.

Siriphanich, J. 1993. Minimal processing of tropical h i t s . Postharvest Handling of Tropical Fruits. ACIAR Proceedings No. 50. Canberra, Australia.

Sumardi, H.K. Pumadaria dan Sutrisno. 1996. Pengkajian awal penyimpanan durian segar dengan atrnosfir terkendali. Makalah Seminar Peranan Teknik Pertanian dalam Era Pertanian yang Berkelanjutan serta Bemawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Bogor, 18 Juni 1996.

(11)

Wiriadinata, N. and H.K. Purwadaria. 1992. Model to predict the shelf life of fresh tomatoes based on harvest maturity. International Symposium on Small-Scale Vegetable Production and Horticulhral Economics in Developing Countries. Bogor, Indonesia, 23-26 June 1992.

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)

Produksi hasil hortikultura yaitu buah-buahan, sayllran dan bunga- bungaan di Indonesia meningkat pesat d d m tahun-tahun terakhir seperti ditugukkan oleh data berikut. Judah produksi buah menumt BPS (1995) menunjukkm kenaikm dari 5.8 juta ton dalarn tahun 1990 menjadi 8.1 juta ton dalm takun 1995, sapran dari 5.7 juta ton dalm tahun 1990 menjadi 6.7 ton dalam tahun 1995 dan bunga potong, tidak temasuk rnelati d m tanman hias, mencapai 171 juta tmgkai ddm tahun 1995. Di s w i n g itu, Indonesia juga menggalakkan ekspor buah-buahq sapran dan bunga potong yang bertumt-tumt mencapai d a i 84.3 juta US%), 81.7 juta USD d m 1.67 juta USD dalm tahun

1995.

Meslcipun dernikian, negara-negara tetangga seperti Malaysia, Phlipina, Thailand dan Australia serta negara-negara lain seperti Belanda, Israel, -4merika Serikat, Chili dan Ehador secara serentak pula mengernbangkan progam terpadu untuk rneningkatkan produksi dm mutu has2 hortikultura dengan tehologi canggih, investasi tinggi dm kelenibagaan yang tertata rapih. Dibmdingkan dengm negara tetmgga di ASEABT dalm t&un 1990/1991, hasil produksi rata-rata sayuran per ha di Tndonesia (6 680 kglha) mas& di bawah Malaysia (17 619 kg/ha), Brunei D a m s d m (14 612 kg/ha) d m Thailand (1 1 244 kgha). Sedan&m produksi per orang yang 37.8 kg/org/th rnasih di bawah Thailand 68.7 k g l t h dm Mdaysia 48.6 kglorglthn (AC

(85)

1.1. Peluang Pasar Dunia Hasil Hortikultura

Pasar dunia untuk hasil hortikultura pada umumya menawarkan kesempatan yang menarik, n a m n masih belum banyak dimanfaatkm oleh Indonesia. Impor Jepang dalam tahun 1995 bedudah 1.68 milyar USD untuk buah-buahm terutama pisang 0.87 milyar USD yang sebagian besar dipasok oleh Philipina (Market Asia, 1996), dan 0.63 milyar USD untuk sayuran terutama bawang besar senilai 0.25 milyar USD yang dipasok oleh Amerika Seiikat. Dalam tahun yang sarna, Hongkong melakukan impor buah senilai 752.5 juta USD dengan 46.4 juta USD untuk mangga, manggis, adpokat dan jarnbu biji yang teiutama dipasok oleh Philipina (78%) dan selebihya Thailand, Australia d m Taiwan. Ekspor Indonesia dalam tahun 1993 ke Hcrngkong hanya bejurnlah 2.3 juta USD atau 0.5% (ADP, 1994). Impor IIongkong (1995) untuk sayuran bejumlah 173.7 juta USD dengan kubis dan jenis brassica sebagai komoditas utama senilai 32.3 juta USD, sedangkan pangsa ekspor Indonesia di negara ini hanya 2.2%

atau 3.8 juta USD d a l m t a h n 1993.

(86)

Ekspor Indonesia untuk has2 hortihltura dipmdang dari pangsa pasar dunia belum mencapai 0.5%, seperti ekspor sayuran dalam tahun 1993 hanya sebesar 0.21% dari j u d a h nilai 28 rnilyar USD sayurm ymg digasarkan di dunia (ACIAR, 1966 a). Ekspor kohlrabi dan jenis buassica-1ahya dari Indonesia sejudah 13 65 1 ton dalam tahun 1994 turun menjadi 3 386 ton tahun 1995 digantikm oleh Vietnam yang naik dari 2 998 ton pada t&un 1994 menjadi 8 404 ton tahun 1995.

Dibandingkan dengan negara rekm ekspor sapran, Indonesia masih berada di bawah Cina dan New Zealand. Dalam tahun 1994, ekspor Indonesia b e j u d a h 77.6 juta USD terutma jamur olahan dan segar 46.6 juta USD (Vademehm Pernasman, 1996) sedangkm ekspor Cina b e j u d a h 361 juta USD tenutama jarnur 106 juta USD dm bawang putih 76 juta USD (Market Asia, 1996). New Zealand melakukm ekspor senil& 35 1 juta NZI) ddam tahun 199411995 dengan b a w q besar be j u d a h 92.5 juta NZD dan kacang polong serta jagung beku 56.3 juta NZD.

Mengamati perkenibmgan ekspor bunga potong, ternyata bahwa ekspor bunga anggrek Indonesia rnencapai 1.4 juta USD dalarn tahun 1995 (~Varket Asia, 1996), sedmgkan Singapura mencapai 18.2 juta USD dengm Jepang sebagai penmpung utama (72%). Jurnlah ekspor bunga potong Indonesia sebesar 1.67 juta USD P P S , 1997) mas& jauh di bawah Singapura ymg 37.6 juta USD, padaha1 rencana Singapura adalah meningkatkan ekspor menjadi 74.2 juta USD dalam t&un 2000.

(87)

Xeanekaragarnm pasar dunia buah-buahm ditambah dengan buah kering seperti pisang kering dan keripik pisang yang dibeli Amerika Serikat senilai 3.9 juta USD d a l m tahun 1995 (Market Asia, 1996) dengan judah 46% dari Ekuador, 22% dari Philipina dan 21% dari Costa Rica. Eropah hanya berada sedikit di bawahnya yaitu 3.1 juta USD yang berasal 61% da-i Ekuador, dan 25 % dari Colombia. Mangga kering senilai 2.6 juta USD diperoleh Arnerika Serikat dari Thailand 66% dan Philipina 20%, sedangkan pepaya kering senilai 1.3 juta USD dari Thailand 89% dan Philipina 7%.

(88)
[image:88.599.123.526.72.339.2]
(89)

2. PENDEKATAN TERPADU DALAM PRODUKSI DAN PENANGANAN EfASK HORTIKULTURA

Produksi dan penanganan buah-buahm, sayuran d m bunga- bungaan dapat didekati dengan menerapkan konsep pembangunan hortikultura berkebudayaan industrial (Pumadaria et a]., 1996) yang rnenjadi salah satu gagasan dalam pengkajian Penibangunan Pertanian yang Berbudaya Industrial, kejasama P B dengan BAPPENAS untuk menyusun konsep pembangunan pertanian dalam PJPT 11.

2.1. Konsep Dasar Pengembangan Hortikultura Berkebudayaan Industrial

Usaha hortikultura berkebudayam industrial. (Punvadaria et al., 1997) adalah usaha komersial (commercial business) yang berawal dari produksi benih unggul, produksi hasil hortihltzlra, penmganan segar sampai pengolahan dengan p e m a k ~ a n teknologi yang efisien, layak usaha (viable) dan mensntungkm dalarn suatu lingkwngan iMm usaha yang menunjmg.

Usaha hortikuftura berkebudayam industrial mempunyai karzkteristik sebagai berilcut

1. Skala usaha komersial (commercial business) yang tidak diselipkan program sosial.

2 . Keterkaitm dan kesepadanm antara penangkar benih, sentra produksi, packaging dan industri.

(90)

4. Pemakaian teknologi yang efisien, layak usaha (viable) dan menguntungkan dengan duhngan SDM yang terarnpil.

5. IMim usaha industrial yang menunjang seperti ketersediaan lahan, sarana d m prasarana, kemudahm ijin usaha, penekanan biaya transportasi.

Sasaran pengembangan hortihltura berkebudayaan industrid adalah peningkatan jumfah dan mutu hasil hortihltura prioritas yang dapat memenuhi kebutuhan pasar (market oriented) baik pasar domestik maupun pasar luar negeri sehingga meningkatkan pendapatan petani, pengusaka dan negara. untuk mncapai sasaran tersebut, program pengembangan dapat dinyatakan ddam beberapa tujuan yaitu

I . Peningkatan iMim usaha hdustrial ymg menunjang. 2. Peningkatm rnutu dan skala produksi benih.

3 . Peningkatan volume produksi. 4. Peingkatan mtu hasil hortihltura 5. Peningkatan volum pernasam

6. Penyediaan SDM penduhng usaha dan industri hoicikultura.

2.2. Strategi dan Langkah Operasisnal Pembanguaaan HorQikultura Berkebudayaan Plndustriial

(91)

bulan Nopember 1995 dan dihadiri berbagai pakar peneliti, pengusaha swasta, serta kalangan perbankan (Mantor Menteri Pangan, 1995). Strategi dan langkah operasional tersebut diperluas meliput pula sayuran dan bunga-bungaan, serta dikaitkan dengan sasaran yang akan dicapai dalam luaran yang perlu dihasilkan. Secara rinci, strategi dan langkah operasional tersebut dipaparkan dalam Punvadaria et al. (1966), sedangkan matriks yang global disajikan dalam Tabel 2.

2.3. Pilihan Pola Usaha Hortikultura

Pola usaha untuk pengembangan hortihltura dapat dipilih berdasarkan tingkat kemajuan investasi, luas lahan yang tersedia, peluang pasar dan kemunglcinan perluasan usaha. Beberapa model yang telah nyata berhasil dapat dijadikan teladan dengan penyesuaian yang perlu dan peningkatan penerapan teknologi seperti contoh berikut.

1. Sentra usaha hortihltura tradisional di Jawa dan luar Jawa yang umumya terdiri dari kelornpok tani dengan lahan kurang dari 5 halpetani(6reellhm et al., 1995) Pemberdayaan kelompok tani per luas hamparan tertentu (100-200 ha) perlu dipa~u dengan pembangunm rumah kemasan (packaging house) yang dapat dilakukan meldui program bantuan B

(92)

3. Pengembangan sentra hortihltura baru di luar Jawa dengan luas M a n sesuai kebutuhan bisnis d m berpola kemitraan pengusaha dengan k e l o q o k tani atau berpola pengusaha rnurni, baik di kawasan pengenibangan pertanim maupun di p e t n u b a n transmigrasi (

3).

4. Kejasarna usaha yang menguntungkan dengan negara yang menjadi pasar komoditas, terutama untuk produk bemutu prima dengan harga tinggi (

2.4. Kerjasama Saling Mendukung Antar Lembaga dan Inter Disiplin

Kedasanna yang saling menduhng antar lembaga dari petani, p e d a g q pengumpul, eksportir, pengusaha, perguman tinggi, lembaga penelitian, lernbaga keuangm, swasta d m jajaran pernerintahan dapat dinyatakan apabila ada kebutuhan saling memberi dan saling menerima. Forum koordinasi yang dibentuk tidak atas dasar saling mernbuhhkm yang nyata &an macet d m menirnbulkan kernmitan birokrasi yang canggung.

(93)
[image:93.420.35.369.81.502.2]

Tabel 2. Matrik strategi dan langkah operasiond untuk mencapai sasaran pembangunan hortikultura berkebudayaan industfial

infomsi benih

(94)
(95)
(96)
(97)
(98)

Bank, 1.eosi1ig Co.,

[image:98.599.107.484.63.326.2]

Bw

(99)

Kejasarna perguruan thggi dan lembaga penelitian dengan pemerinth dan perusahaan swasta rnemang dibutuhkan untuk mengokohkan kemampuan swadaya, tetapi penelitian d m pengkajian dengan gagasan orijjinal meningkatkan reputasi profesiond yang akan mengundang j u d h projek ke jasama yang lebih banyak.

Ddam bidmg teknologi, kejasama inter disiplin penting untuk menghasilkan luaran yang mempakan sasaran program. Asosiasi profesi di Indonesia perlu saling bekeja~ama~serentak perlu pula memantapkan profesesionalitas mereka, apalagi menghadapi kecendemngan halifikasi kompetensi d m sertifikasi sederajat (mtudly reconized) untuk setiap anggota ekonomi yang akan diberlakukan dalam era globalisasi sesudah tahun 2000, baik dalam tingkat AFT& NMTA., N E C dan WTO. Dalam. ha1 pernbangunan hortikultura berkebudayaan industrid ini, asosiasi ahli teknik pertanian per1u bekerjasama Pnisalnya dengan asosiasi

ahli

agronorni, pernuhaan, be& sosial, ekonoPni, komputerisasi, teknik elektro d m teknik mesin.
(100)

satu Jurusan Sistem Biomekanik di Universitas E k e , Matmyma. Di Australia, Stasiun Percobaan Hortikultura Maroochy, Queensland yang terkend, meMiki staf dasi berbagai bidang disiph ilnnu temasuk teknik perthan. Di Thailand, Departernen Pertanian mernpunyai Direktorat Teknik Pertanian d m Direktorat Penyuluhm yang r n e m p e k e j h bany& ddi teknik pertanim sehingga keqasma inter disiplin dapat tedalin erat.

3.1. Menganrangi Sansut Pasca Panen Dan M e n i n g b t b n Efisiensi Proses

Penerapan teknik pertanian dapat menguran@ susut d m meningkatkm efisiensi proses. Lubulwa (1993) me1

atas berbagai projek penelitim buah-buahan yang

(101)

Thailand ikut serta dalam 2 projek, Malaysia dan Philipina 1 projek, sedangkan Indonesia sama sekali tidak ikut serta.

EJisiensi Proses PeEayuan B m m g P u ~ h

Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertmian (TPPm)

-

P B telah rnerancang alat pengehg untuk melayukan bawang putih yang dapat memperpendek proses dari 40 hari dengan cara tradisional yaitu pengasapan dan penganginan menjadi 13 hari (Purvvadaria, 1993). Pelayuan 1243 kg bawang putih dari kadar air 73.0% b.b. menjadi 60.2 % b.b. dengan pengering tipe konveksi bebas yang menggunakan kompor tekan minyak tanah, rnernerlukan w&u 119 jam atau 13 hari (pelayuan 9 jam perhari). Laju konsumsi rninyak tanah yang digunakan adalah 1.26 liter perjam. Eiisiensi pemanasan dan pengeringan addah 25.84 % dan 18.89 %, dengan suhu dan RH udara pengering 39.73 O C d m

28.18 %. Sedangkan suhu dan I3.H udara lingkungan addah 28.0

OC

dan 56.64 %. Rendemen hasil pelayuan addah 68.3 % dan biaya operasi pelayum adalah Rp 199.8 per kg bawang putih kering. Alat ini telah dibmgun di lahan petani bawang putih di Tawangmangu dan Magdang, Jawa Tengah.
(102)

adalah 3.28 liter per jam. Efisiensi pemanasan dan pengeringan bertumt-tumt 58.18 % dan 20.3 5 %, dengan suhu dan RU[ udara

pengering 65.1'6 dan 22.48 %. Sedangkan suhu dan RI3I udara luar adalah 29.1'6 dan 79.5%. Biaya operasi pengeringan cabe merah adalah Rp 370 per kg cabe merah kering.

Perancangan alat pengering memanfaatkan pula metode elemen hingga (finite element) dengan paket FIDAP (Fluid Dynamics Program) untuk memperoleh parameter konstruksi yang dibutuhkan (Purwadaria dan Elepano, 1993). Gambar 5 menunjukkan profil suhu dan vektor kecepatan udara pengering pada pamh penampang alat pengering cabe merah.

3.2. Merngembangkan Model Matematika Untuk Mendplga Perubahan Mutu

I,

(103)
(104)

Penentuan Umur Pe fik Berdasarkan Pendugam iMasa Simpan

Dengan rnencari secara rnaternatik hubungan antara umur petik dengan ukuran, pembahm warna, kekerasan d m susut bobot tornat, Wiiriadinata dan Purwadaria (1992) berhasil rnenetapkan bahwa tomat ape1 sebaiknya dipetik pada umur 22 hari karena tidak membesar lagi dan dapat bertahan selama 58 hari dalam kemasan atmosfir termodifikasi (Modified Atmosphere Packaging, ) dengan stretGh film pada suhu 15' C. Pembahan warna tornat pada berbagai umur petik dari peiriode masak hijau sampai merah tua disajikan dalam bentuk buah dan grafik pada Gambar 6.

Pendugaan Masa Simpan Akiljat Dampak Perubahan Lingkungm Selma Penganghtm

Darnpak pengangkutan dari tempat produgen sarrnpai ke pasar terhadap masa simpan komoditas di mata rantai eceran dapat dirarnalkan dengan terlebih dahulu menentukan parameter mutu kritis. Program simulasi komputer untuk meramakm masa simpan jeruk yang mengalami perubahan linghngan dan pergantian jenis kendaraan selama pengangkutan telah disusun d m dikaji oleh Margiwfiatno dan Pumadaria (1 992).

Fluktuasi suhu lingkungan terhadap jeruk siem selama pengangkutan : 6 hari pada 15' C, 5 hari pada 10' C, 2 hari pada 30' C, 3 hari pada 10' C dan 3 hari pada 15' C meyebabkm masa simpan di mata rantai eceran tinggal 13 hari pada suhu mang

(105)
(106)

3.3. Perancangan Kernasan Selarna Pengangkutan

Peraneangan kernasan selarna pengmgkutan bemanfaat pula untuk meredm goncangan d d m perjdanan yang dapat meng&batkan kemernaran dan penurnan kekerasan hasir hortikultura. Faktor yang perlu diperhatikan meligut kernasan :

jenis, sifat, tekstur dan dimensi b&m kernasan, kornoditas yang dianght : szat fisik, bentuk, ukurm, s t m b r , d m pola susunan, biaya pengangkutm dibmdingkan dengan harga komoditas, pennintaan waktu, jarak dan k e a d m jalan yang dilmtasi.

Program simulasi kornputer unwk rnerwang kernasan dari karton dan pola penumpukan kernasan di atas truk a n g h t m telah dikernbangkan untuk buah-buahm berbemk bola dengan pertolongan rneja getar pneumatik d m perakitan instmrnentasi

yang dirancang oleh

P B

dan BPP- Tehologi (D ati et al.,

1992)

(107)

Sejak tahun 1985, IPB telah niengembangkm metode untuk menentukan jenis kemasan film modified Atmosphere Packaging) bagi masing-masing jenis kornoditas

sayuran dan bunga-bungaan. Sebagian hasil. penelitian sayuran dan buah-buahm disajikan dalam Tabel 3

1995). Hasil penelitian ini telah dipakai secara komersial oleh Tenant Inkubator Agrobisnis dan Agroindustri,

P B .

3.5. Mengendalikan Lingkungan Untuk Memperpanjang Masa Simpan : Con&oEledAtmosghere Storage?

Pen*pman dengan airnosfir terkendali (Controlled Atmosphere Storage, CAS) telah lama diterapkm secara komersial di negara subtropika Illisalnya unhk ape1 dan kubis sehingga dapat diekspor sepmjang tahun. Laborato~um TPPNP-PB sejak tahun 1995 mengkaji kemun&nan penerapan GAS unhk durian (Sumardi et a!., 1996 dan Pujantoro et al., 1996) rnelalui program fPUT IV. CAS dapat dimanfaatkm pula untuk penganghtm dengan kapal laut untuk jarak jauh di smping untuk p e n w a n a n .

Has2 awd menunjukkan bahwa durian yang d i s b a n dalam

.

komposisi 5 % 0 2 d m 5 O/o CO2 pada suhu 5 "C dapat beeahan

selma 45 hari.

(108)

pernbuangan biji dan pemotongan daging buah atau sapran ke dalarn bentuk siap makan atau siap mas&. Secara tradisional, ma1 di Indonesia telah lama ddakukan untuk nangka, pepaya, nenas: mmgga, kedondong dan semangka. Di Thailand, pengolahan m d dilakukan pula untuk durian d m manggis (Siriphanich, 1993). Pengalahafl minimal &an mernpependek masa simpan karena persinggungan p e m k a a n komoditas dengan udara meningkatkan pencemaran jasad renik. Kulit buah dan sapran yang melindungi komoditas dapat diganti dengan lapisan film yang dapat dimakan (edible-coating) dari protein atau karbohidrat seperti pada wortel (Avena- Bustillos et al., 1993 dan 1994).

Sistem bu& berlapisan film dapat dim

pengolahan minimal ddam kernasan MB mempakan stmktur yang rumit. Wkanisme alih 0 2 , C 0 2 dan ethylene selama pernapasan kornoditas melalui film dapat dmakm dm film kernasan, gerlu dikaji untuk mencari model simulasi yang dapat menentukm umur simpan. Pe~lgisian satu kernasm dengan beberapa jernis buah dan s a p r m siap makan dan siap mas& akm menmbah daya tarik pennasalahan. Fakultas Tehologi Pertanian IPB &an mulai penelitim kasus hi untuk mangga dan salak dengan dukungm hibah penelitian progrm URGE dari DKTI-DEPDIKBm d a l m tahun 1997.

3.7. Menerapkan Konarol Otomatik Balarn Proses

b

Penanganan Dan Pengolahan
(109)
(110)

1) Ditetapkan oleh nletode y a ~ g dike~nlbrngkan d i labomtorium Teknik Pengolahan Pangan Dan

Hasil Pertani'an, Junrs'an Mekilt~isaai Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.

N

(111)

rasa buah-buahan atau penentuan cacat di dalam buah secara manual tidak dapat dilakukan tanpa memotong buah. Teknik yang canggih dari kontrol otomatik memungkinkan ha1 ini.

Sistern sortasi buah-buahan dengan image processitzg dan NIR (Near Infrared Reflectance) telah dikaji antara lain pada apel, buni bim,cheri ( Brown and Timm,1993), peach (Miller and Delwiche, 1988), jeruk (Maeda,1987) per dan peach (Uamashita et ai., 1990 dan Ikeda et a1.,1992) serta penerapan getaran akustik dan ultrasonik pada apel, melon dan nenas (Chen and Sun, 1991 and Shmulevich et a1.,1993). Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPIIP)-PB telah berhasil merakit prototipe alat sortasi dengan image processing dan h i untuk mangga gedong ( Garnbar 7) dalam tahun 1994-1995 yang bukan saja dapat mernbedakan warna dan ukuran tetapi dapat pula menggolongkan rasa buah menjadi empat kelompok yaitu manis, manis asam, asam, dan hannbar (Pumadaria et ai., 1995, Saputra et al., 1995 dan Pumadaria dan Budiastra, 1997). Kapasitas prototipe alat sortasi adalah 75 kdjam dengan derajat ketelitian dan keandalan untuk image processing sarna-sama 95%, sedangkan untuk sistem h ? bertumt-tumt 70% dm 83%. Hasil penelitian yang didanai oleh program RUT I I ini ( Riset Unggulan Terpadu) masih membutuhkan uluran tangan sektor industri untuk mencapai tahap komersialisasi.

(112)
(113)

Meskipun demikian, sejak awal penelitian di Jepang ini telah didukung FANTEC Institute Co. Ltd. (dahulu MAKI Co.) salah satu industri besar manufakturing mesin pengemas buah-buahan di Shizuoka , Yokohama. Apabila tidak ada dukungan pihak industri nasional, hasil kelompok peneliti Indonesia yang akan dimintakan paten ini akan berada di bawah desakan untuk rnencari kerjasama luar negeri agar semua sumber daya yang telah dipakai selama tiga tahun tersebut luput dari kesia-siaan. Laboratoriurn T P P W - P B juga akan mernulai pengkajian sortasi durian dan manggis dengan ultrasonik tahun 1997 bekerjasarna dengan Jurusan Fisika, Institut Teknologi Bandung dengan dana RUT V.

3.8. Perancangaaa Aliat Dan Mesin: Uang Sederhana Sarnpai Sistern Robotik

(114)

Penelitim di negara maju tdah berkernbang ke arah panen dengm robotik ymg telah mencapai tahap prototipe robot panesl untuk anggur @ondo, 19921, semmgkrg per dan ape1 Kawamura et al., 1983). KeGasma penelitim dengan industri manufaktu~g mendorong perkembangan yang tinggd setahap lagi menuju kornersidisasi. Universitas Pertanian MCalaysia telah mernbuka program studi S-l Robotika dan Kopltrol Otomatik d m sedang melakukan pengkajian robot panen untuk kelapa sawit. Sesuai dengan perkembangan ini, Jurusm Mekanisasi Pe~-eanian @B telah

3 orang staf ke Jepang untuk mempelajari perangkat keras d m permgkat lunak sistern robotik untuk pertanian, serta telah m l a i mernasukkan matakuliah robotik dalm h r i b l u m teknik pertanian. Sdah satu progrm tahun ini add& rencana pengadasrn robot dasar dm penyusunm usulan penelitian melalui program CWATA -PI3 ( Centre for Research on Enginehg Applications in Tropical Agriculture) salah satu pusat yang didmai oleh DIKTI

-

DEPDWUD melalul projek URe;E ( Universitgr Research for Graduate Education).
(115)

G ALAT

DAN

NI3ESPN PENANGANAN

Industri besar manufakturing alat dan mesin pertanim dl Jakarta d m Surabaya merniliki bengkel yang modern dengan mesin bubut d m las yang diprograrn komputer seperti CNC, tungku peleburan dan pengeeoran yang mernadai, pernotongan pelat dengan LASER d m perancmgan tiga dimensi dengan CAD-

C A M .

Mat dan rnesin yang diproduksi dalsun bidang hortikultura rneliput tangki baja tahan karat, alat steI?ilisasi, heat exchanger,

mesin pengering, alat goreng hampa, rnesin penrisah pulp markissa, rnesin pemisah kulit buah asam, sampai ke pabrik pengolahan yang siap pakai (turn key processing plant). Kejasarna yang salhg m e n d u h g antara pakar rekayasa dengan hdustri hortikultura yang mernakai mesh d m industri m m f a k t u k g sebenmya dapat menghasilkan manfaat bagi sernua pihak ddm ha1 penerapan mesin-rnesin untuk sortasi, pengemasan d m pengolahan.

(116)

G ALAT

DAN

NI3ESPN PENANGANAN

Industri besar manufakturing alat dan mesin pertanim dl Jakarta d m Surabaya merniliki bengkel yang modern dengan mesin bubut d m las yang diprograrn komputer seperti CNC, tungku peleburan dan pengeeoran yang mernadai, pernotongan pelat dengan LASER d m perancmgan tiga dimensi dengan CAD-

C A M .

Mat dan rnesin yang diproduksi dalsun bidang hortikultura rneliput tangki baja tahan karat, alat steI?ilisasi, heat exchanger,

mesin pengering, alat goreng hampa, rnesin penrisah pulp markissa, rnesin pemisah kulit buah asam, sampai ke pabrik pengolahan yang siap pakai (turn key processing plant). Kejasarna yang salhg m e n d u h g antara pakar rekayasa dengan hdustri hortikultura yang mernakai mesh d m industri m m f a k t u k g sebenmya dapat menghasilkan manfaat bagi sernua pihak ddm ha1 penerapan mesin-rnesin untuk sortasi, pengemasan d m pengolahan.

(117)

Untuk mencapai sasaran produksi dan mutu hasil horltikultura, pendekatan program terpadu dengan pola pembangunan berkebudayaan industrial perlu dilmcarkan secara serentak. Penerapan teknik pertanian di semua m a rantai kegiatan dari mulai produksi benih samapai pengolahan &an mempercepat realisasi sasaran program.

Pokok-pokok peranan teknik pertanian dalam bidang panen dan pasca panen hasil hortikultura di masa depan adalah mengurangi susut d m meningkatkan efisiensi proses, mengembangkan model matematika untuk menduga perubahan mutu, menduga masa simpan akibat dmpak lingkungan, mermcang kemasm untuk pengan&tan, memilih

t'tlm

kernasan , mengendalikan lingkungan penyimpman, mrancang edible- coated minimal& processed product, menerapkan kontrol otomatik, dan merancang alat d m mesin dari yang sederhana smpai sistem robotik.
(118)

RIWAUAT MIDUP

Prof. Dr. Ir, Hadi K. P u n r a d a ~ a T3Pm

NIP : 130354 174

Golongdangkat : 1% / Pembina Tk. I

I Jabatan : Gum Besar Madya Elmu Mekanisasi

I Pertaim

Unit Ke j a : Jurusan Mekanisasi Pertanim

Fahltas Teknologi Pe~anian, Pnstitut Pertanim Bogor

Tempat dm Tanggal L&r : Bogor, 21 Apstus 1946 Agama : ~ i t o l i k - -

PhD., Agficulhral Engineering, Mchigan State University, 1980 M. S. , A@culturd Engineering, PAi~higan State Universiq, 1977

Ir.,

Mekanisasi Pertanian, Institut Pertaim Bogor, 1973

1. Research Wagernent in Post Harvest Techology. Silsoe College, Cranfidd Institute of Technology, UK, May-June, 1985. 2. Soybean Processing Technology. University of mnois,

Chatnpaign-Urbana, alinois, USA, May, 1981.

(119)

1. lManajer bator Agrobisnis d m Agoindustri P B , 1994- sekarmg.

2. Retua Komisi Pengabdim kepada Masywakat, FATETA-PB, 1993 -sekarmg.

3. Ketua Program Studi S-2 Teknologi Pasca Panen, Protigram Pasca IPB, 1986-sekarmg.

4. Ketua Komisi Pendidkq Jurusan Mekanisasi Perthan, FATETA-PB, 1983-1995, hggota, 1995-sekwaplg.

5. Kepala Laboratorium Teknik Pengolhan Pa~gan dm Hasil Pertaniq Fateta, 1981-sekasang.

6. StafPengajx Fateta

IPE3,

1973-sekwang 7 . Pembmtu D e b 1, Fama, TPB, 198 1-1983.
(120)

Dosen Koordinator Mata Kuliah S- 1

1. T e W Pengolahan Pangan, 1980-sekmg 2. Temodinamika Dan Pindah Panas, 198 1 -sekarang 3. Dasar-dasar Teknik, 198 1

-

1984

4. Andisis Sistem untuk Industri Pangan, 1983

5. Teknik Pasca Panen Tanaman Pangan, 1983-sekarang 6. Teknologi Pengawetan Pangan, 1985-sekarmg 7. Rletode Penyajian Ilmiah, 1996-sekarang

Dosen Koordinator Mata I(uliah S2-S3

1. Teknik Pengolahm Pangan Lmjut, 198 1 -sekarmg 2. Teknik Penmgmm Pasca Panen, 1986-sekarang 3. Andisis NumePik, 198 1-sekang

4. Metode PeneEtLan untuk Tehologi Pasca Panen, 1996-sekarang

1. Tefah membinibing 3 mahasiwa dan sedmg menibmbhg 2 mahasiswa progrm Doktor sebagai Anggota Komisi, serta sedang membimbing 3 mahasiswa fain sebagai Metua Komisi.

(121)

ECEGIATAN PE$TELITIAN DAN KONSULTANSI

1. Pengernbangm Modd Kernasan Modified Atmosphere Untuk Buah Tropika Terolah h/ii~mal dan Terlapisi Film Dapat Dimakan WGE-Depdikbud), 1997- 1999.

2. Pengembangan Mesin Pemmen Padi Tipe Sisir (GTZ- Deptan), 1994- 1996.

3. Rancang B m ~ n Mesin Sortasi Mmgga Dengm Metode Non- Destmktip (RUT), 1994- 1995.

4. Pengkajian dan Prospek Kredit Untuk Mesin Pertanian PAIbPENAS), 1995.

5. Potensl Kornersid Pusat Hortikultura di Beberapa Propinsi Indonesia (ADP), 1995. Anggota.

6. Wija3tsanaan dm Strategi Mekanisasi Pertanian di Indonesia PAO-Deptan), 1994. Anggota.

Sistem Penmgman Pasca Panen dan Tataniaga Kerniri

Perontokan Padi di Sumatera Barat

rontok NLultiguna di Jawa Barat ( S E m A ) , 1994- 1996.

10. PengeBnbangan Alat Pengering Masil Hortihltura (DRC), 1990- 1993.

1 1. Pengenabmgan Sistem Penanganm Pasca Panen Kedelai (AGPP- BmOG), 1990- 1993.

12 Pengembangan Teknologi Sistem Pasca Panen Pda.;Vija (FAO- Deptan), 1987-1990.

13. Pengkajian Kernampurn Sistem Pasca Panen di KUD dm Swasta (IDRC-BULBG), 1986- 1987.

(122)

15. Pengkajian Pengembangan Industri Perdatm Pertanian Di Indonesia mepartemen Perindustrian), 1984- 198 5.

16. Pengembangan Industri Rumah Tangga Makanan Tradisional di Uogyakarta N), 1983-1986. hggota.

17. Sorpsi I s o t e ~ Biji-Bdian dan Penerapmya untuk Lumbung Penyirnpanan (TPB), 1982- 1984.

18. Rancmgan Dan Pengembangan Perdatan Pengolahan Pangan Untuk Industri Kecil (Departemen Perindustrim), 198 1

-

1983. 19. Pengering Energi Surya Untuk Hasil Pertanian (PB), 198 1

-

1982. 20. Rmcangan Dan Pengembangan Lumbung Biji-Biljim untuk

Tingkat Pedesaan @Tnited Nations Universities), 1980-1 98 1.

hggota.

BUKU

1. Pumadaria, H.K. 1989. Tehologi Penangman Pasca Panen Jagung. Edisi Medua. Deptm-FAO, 81007.

2. Purwadaria, H.M. 1989. Teknolo Pasca Panen kedelai. Edisi Kedua. Deptan-FAO, L2dDP. INSl0881007.

3. Pumadaria, H.K. 1989. Tehologi Penmganan Pasea Panen Ubi K i p . Deptan-FAO, P. I1\TS10881007.

4. firwadaria,

N.K.

. Teknologi Penangman Pasca Panen Kacmg Tanah. Deptan-FAO, P. INSl0881007.

5. Pumadaria, H.R dan U. ad. 1990. Pedomm Responsi Teknik Pengolahan Pangan. nGA-AT)MTmB, Bogor.

6. Pumadaria,

N.K

dm P. Mahdar. 1990. Pedornan P d h m Teknik Pengolahan Pangan. nCA-DAETflPB, Bogor.
(123)

8. Djojomartono, M. dm W.K. %madaria. Pengantar Pembuatm Program. Komputer Dalm Basic dan Fortran W . 1990. JICA- ADAET/IPB, Bogor.

9. hmadaria, H.K., E. Nugroho dan Suroso. 1991. Temodinamika T e W . JICA-mAET/IPB, Bogor. Suntingm.

1. Pumadaria, H.K. and I W. Budiastra. 1997. Computer Cotrolled On Line System for Mango Grading Using Image Processing and Ndeasument. Accepted for GAZT/IFAG 2ND International Symposium on Mathematied Modelhg and Simulation in Agricultural and Bio-industries. Budapest, Hungary, 7-9 May, 1997.

2. 1Puma&a9

M.K.,

S u ~ s n o , K. Sulis~adjii, E.E.

to,

and

R. 1%. Development of Stripphg

Type

Hmester

in hdonesia. Intemtionai Sernim on

Development on Agrieulmral Machinery Post ProdrteGon Handing of

Riee.

Sumbaya, Indonesia, 9-1 1

3. IPumaMa, H.K. 1%. Dissemination of T~hnology for Small Scale Enterprises: Indonesim Expeiencees. Seminar on Tropical Agrieulturat:

in

the Global Market, 39 th M S World Congress, Bogor, Indonesia, 23-24 Juli 1%.
(124)

Paper for the 4' Food Prmssing Aummation Conference. Chicago, Illinois, USA, 3-5 November 1995.

aputra, O.S., W.K. %wadaria, W. Susilo and S. Ambmati. 1995. The

Effects

of Drying and Shelling on Fusarium SPP. Infection and Fusarium Toxins Production of Maize. International Conference on Grain Drying in Asia. Bangkok, Thailand, 17-20 October 1995.

6. Purwadaria, H.K. 1995. Problems and Priorities of Grain Drying in Indonesia. International Conference on Grain Drying in Asia. Bmgkok, Thailand 17-20 October 1995.

7. Pumadaria, H.R. 1995. Physical Factors Affecting Grain Drying and Storage Systems in Humid Tropics. Training Cours on Pest Management for Stored Food and Feed. Bogor, Indonesia, 22 August-16 September, 1995.

8. Dhannapm, O.S., I. Retnowati, W.K. firwadaria, and

If.

Susilo. 1995. The Effects of Drying and Shelling on Aspergilus law Infection and Aflatoxin Production of Maize. Sjmposiurn

on

Pest Management for Stored Food and Feed. Bogor, Indonesia, 5-7 September, 1%.

9. D h m q u t r a , O.S., I. Retnourati,

W.K.

hrwadaria, and M. Sidik. 1995. Surveys on Po est Handing, Aspergilus F l a w s nfection and* Aflatoxin Conmination of Maize Colleceed fromFarmers and Traders. 1r" ASEAN Technical Seminar on

G& Postharvest Technology. h m t , Per&, Malaysia, 25-27 r

(125)

10. Purwadaria, H.K., I W. Budiastra,

and

I). Saputra. 1995.

Near

Infrared ReRectanee Testing to Predict Sucrose

and

Malic Acid Concentrations of Mangoes. P ings First IFAClCICRIEURAGENGIISWS Workshop on Control Applications in Post Harvest

and

P r m s s h g Technology. Ostend, Belgium, 1-2 June, 1995.

11. Budiastra, I W., and H.K. Purwadaria. 1995. Commercialization of MecMcal S o y b Thresher in West Java, Indonesia. Third and Find Regional Workshop of the Post Production Research Application Project. Laguna, Philippines, 29-3 1 March, 1995.

12. Wlrwadaria, M.M.and E.E. h a n t o . 1994. Development of Stripping and Threshing

Type

Harvester : 1" Regort. Uiorkshop on Postharvest Technoktgies for Weiin

the

Humid Tropis I. Wo Chi Mi& City, Vietnam, Octokr, 1994.

13. Purwadaria H.K. 1993. Promoting the Powered So

b o n g Farnners

and

Farmer Grsup. Special T q l c s Workshop on Extention Exprienes of ACPP Cmntry Projects. I4enp Indonesia, 20-22 April, 1993.

14. Pumadaria, H.K. and S. Hen Commercialization of Mechanical So

r Second PPRA

(126)

15. f h u m a h a ,

W.K.

1993. Dep ent of Agricultural Engineering, Institut Pertanian Bogor (IPB), Indonesia : Resources and Prograins in Postharvest Sector. Project Planning Workshop on Postharvest Technologies for Rice in the Humid Tropics. G T Z - I N , Los Banos, Philippines, 4-6 October, 1993.

16. hmadaria, H.K. 1993. Development of A Passive Crop Dryer for Use at the Village Level. Paper for 16th ASEAN Seminar on Grain Postharvest Technology, Phuket, mailand, 24-26 August,

1993. Received Best Paper Award.

17. firwadaria, H.K and A.R. Elepafio. 1993. Finite Element Application in Passive Crop Drying. CSAE/ASAE Paper No. 93C5029. CSAEIASAE 1993 Intennational Summer Meeting, Spo- kane, Washington, USA, 20-23 June , 1993.

18. P u m a m a , H.K. and S. surnaatmadja. 1993. Feasibility Study on Mechanical Thresher in West Java, Indonesia. Paper presented at the 1st PPW/SEARCA Annual Regional Wrkshop, Bm&ok, Thailand, 14-16 April, 1993.

19. Darmawari, E., H.K. P u m a m a and

H.

Adinegoro. 1992. Sirnulation Model for Fruit Packaging lnside Gonugated Board Container During Truck Transpsrtation.. P dings Advances in Agricultural Engineering and Tmhology, Vol II. Bogor, Indonesia, 12-15 &&r, 1992.

f

20. Murase, H., H.K. Purwadaria, ad. 19%.

Systems Mdel Using Nemorks.

(127)

21. mimadaria, N.K. 1992. Post Harvest Technology Curriculum- lnnprovement Toward ASEAN Graduate Program. Paper in Curriculum Development Wrkshop. Cip -Indonesia, 22-23 January, 1992.

22. P u m a m a , H.K. 1991. Indonesian Proposal on Application and Utilization of Post Production Research Results. Pre-planning Workshop on Post Production Research Application. Manila, Philipphes, 2-3 December, 1991.

23. mimadaria, W.K., K. Sulistiadji A. ad and Soedjatmko. 1991. Interrelationship Among So Moisture Ccntent, Drum W M , and Coneave Distance of mresher and Their Impacts on Machine Capacitqr and So (9ualitqr. Paper at the 14th ASEAN Seminar on Grain Posthawest Techology. Manila-Philippines, 5-8 Novemkr, 1991. ReGeived Best Paper Award.

24. Pumadaria, H.K. 1991. Current Re h in H a t and Mass Transfer and Their Appli~tiofi in 1x1 g l?ood Processing

%rations in Indonesia. P dings Paper in Intemtiond

Workshp on Role of Food in the

Development of Indonesian Food esia, 2-6 Septernkr, 1991. Published by CRC.

(128)

26. Brontowaluyo, S., N.K. firwadaria, Y.Sagara, M.S. T i m e k o Q o and A.M. Syarief. 1990. Studies on Mechanical hpact on Packed Citrus During Simulated Truck Transportation. P

Joint Seminar on Agricultural Engineering and Technology. bgor-Indonesia, 8-9 October, 1990.

27. Utma, IM.S., H.K. Puwadaria, M.S. Sinaga and P. Wahid. 1990. The Effects of Smrage Temperature of Green Vanilla Beans on the Field and Quality of Cured gs. 3& Joint Seminar on Agricultural Engineering and Techology. Bogor-Indonesia, October 8-9, 19%.

28. U. Rosidah, H.K. hrwadaria, K. Fujii,

U

Sagm and A.M Sydef. 1990. Studies on Rheologid Properties of Jackfmit Juice Under Heating Temperature. P ngs. 3"" Joint Seminar on AgAcultud Engineering and Twhology. bgor-Indonesia, 5-9 Octokr, 1990.

29. Purwadaria, H.K. 1990. Development of Soybean nreshing System in Indonesia. Paper. ASEAN S e m i n ~ on Grain est Twhnofoboy. Ban& Seri B e g a m , Brunei Danrssalam, 4-7 September, 1990.

30. Pumadaria, H.K.,

U.

S a m , R. Abdullah, and M. D j o j m m n o . 1989. Edimrs. P

Sernim JICA-IPB. hgor-Indonesia, 8-9 August, 1989.

(129)

Second Joint Seminar on Agricultural Engineering and Technology. Bogor, Indonesia, 8-9 August, 1989.

32. Setiawan Y.Y.,

H.R.

Pumadaria and T. Supriyanto. 1989. Behiour of Variables in Modified Amsphere System of Fresh dings. 2& Joint Seminar on Agricultural Engineering

and

Technology. Bogor, Indonesia, 8-9 August, 1989.

33. Pumadaria,

H.K.

1989. Postharvest Handing of Grains and Perishables. Paper in the 20"" Training Program on Development Strategies and Planning for Fanner Communities. Ciawi, Indonesia, 5-6 June, 1989.

34. Purwadaria, H.K., A.M. Syarief and M. Djojomartono. 1988. Acceptability Analysis of Pit Dryer for Secondary Food Crops in Indonesia. I 1th ASEALaT Technical Senrinar on Grain Postharvest Technology, Kualalumpur, Malaysia, 23-26 August, 1988.

35. Purwadaria, K.K. 1988. g of Perishables.

Pager in the on Development

Stra~gies and Ciawi-Indonesia,

30 May- l 1 June, 1988.

36. Punxladaria, N.K. 1988. Special Togics trdorkshop on Pilot Projects in Grain Post Warvest Technology. Kuala Lumpur, Malaysia, 7-10 June, 1988.

(130)

vest Technology, Bangkok, Thailand, 19-21 August, 1987. Received Best Paper Awards.

38. Soemangat, A.M. Syarief, D. Subekti and H.K. Puwadaria. 1987. Studies on Maize Pit Dryer at the Village Level in Uogyakarta, Indonesia, 10th Annual A S E M Technicd Seminar on Postharvest Technology, Bangkok, Thailand, 19-2 1 Aumst, 1987.

39. AbduUah, K., J. Kumendong, H.K. Punvadaria and S. Sadjad. 1987. Sorption Isotherms and Heat of Sorption of Corn and Rough Rice, 10th Annual ASEI1;N Technical Seminar on Postharvest Technology, Bangkok, Thailand. 19-21 August, 1987.

40. PuwaMa, H.K. 1987. So Post Warrest Handing Systern in Indonesia : A Sady in Lampung. Paper in Soybean Postfiarvest Wrkshop. Bangkok-mlmd, 7-9 Apfil, 1987.

41. Pumadaria, H.K. 1986. Agriculhral Extension Services

in

Indonesia : Grain Postharvest Technology Extension Progrm. ASEAV Regional Workshop on Integration of Grains Post Harvest Technology

in

Agricultural Extension, Manila, Philippines, 8- 12 December, 1986.

42. Punvadaria, W.K. 1985. Research Pro

Processing in Indonesia. Paper for Regonal Workshop on Rice Processing Lndustries, Jakarta, Indonesia, 15-20 July, 1985, FAO-BtsLOG.

1

I 43. firwadaria, H.K., T. Purwanegara and M. Djojomartono. 1984.

i

Development of Sorghm Po~sher for the Village Levd.

(131)

Agricultural Products Processing and Technology. Bogor, Indonesia. 3 1 July-2 August, 1984.

44. Winamo, F.G., S. Mujumdar

and

H.K. Purvvadaria. 1984. The Development of Energy Conserving Technology for the Post Harvest System of Food in Indonesia. Wrkshop on Energy Conserving Technology for the Post Harvest System. Warsaw, Poland. 28 May-1 June, 1984.

45. Purwadaria, H.K. and D.R. Heldman. 1982. A Finite Element Model for Prediction of Freezing Rates in Food Products with Anomalous Shapes. Transanctions of the ASAE, vol. 25(3): 8277-832, 1982.

46. Purtvadaria, H.K. 1982. Solar Energy Conversion for Aacultural Products. Workshop on Green Energy for Regional Development, Indonesia

-

Japan. Bogor, Indonesia. 29-30 September, 1982.

47. Purwadana, H.M. 1981. Grain Storage Development for the Vitlage Level in Indonesia. Proceeding. Regional Seminar on Appropriate Mech ion for Rural Development in the ASEPaN Countries, Jakarta, Indonesia, 26-3 1 January, 198 1.

(132)

49. Pumadaria, H.K. 1980. Appropriate Technology to Improve Nutrition Status of the Poor. The Third Asian Congress of

a Indonesia. 6- 10 October, 1980.

1. Purwadaria, W.K. 1997. Pola Kemi il. Mdkalah Pelatihan Strategi Pengernbmgan U 26 Pebmari

-

23 Mar& 1097.

2. PurwaMa, H.R. 1997. Makalah Pelatih Stsategi Pen Pebmari

-

23 M a t 19-97.

4. PuwaMa, N.K.

dan

M. Rubeis. 1997. Pola Sub

5. hrwadaria,

N.R.

1%. Pengembangan I n d u s ~ Pmgm Skala Kecil. Inshyur Indonesia XVIII (43):56-58. 19%.

6. Purwadaria,

H,K.

1%. Pel

Pengusaha Kecil Me1alui Inlcubator Agrobisnis

dan

Agoindustri I B . Insinyur Inhnesia m I I (41):32-34. 1996.
(133)

7. Putrwadaria, H.K., S.S. H@a&

dan

S. Mmwoto. 1996. Pernbangunan Iiortihltum Berlcebudaym Industrial. Makalah Temu Pakar I Pembangum Pertanian Yang Berkebudaym Industrial. Cipayung, Jawa Barat, 21,23 Desember 1996.

8. hmadaria, H.K. 1996. Pengalman Pel Inkubator di an Tinggi: IAA-IPB.

Internalisasi Pro Inkubator Bisnis Dalam Pembinm Usaha Kwil Menengah

dan

Koperasi

di

Indonesia, Cipayung, Oktober 1996.

9. Sum&, H.M. Pumadaria

dan

Sutrisno. 1996. Pen&jian Awal Penyimpanan D u d Segar Dengan Atmosfir Terkendali. Makalah Seminar Peranan Tehik Pertgnian Dalm Era Pertanian Yang IImu Pengetahurn Dan Tehologi, Bogor, 18 Juni 1996.

10. Pumadania, H.K. 1996. Inkubator Bisnls sebagai Pilihan Pengernbrngan Pengusaha Kecil. MaEralah Kuliah Tamu Program S t u d MM Agribisnis IPB. Bogor, 27 Mei 1996.

11. Budiastra, I.W., H.K. Purwadaria

dan

D. Sapurn. 1995. Penerapan Teknologi NIR unmk P e m a l a n Kandungafi Gula

dan

Asam ddm Mangga. P dings KIPNAS VI, Serpong, 12-16 Sepkmber, 1995.

12. mimadaria, H.K. 1995. Studi Kasus, Inkubator Agrobisnis dan

(134)

13. Budiasua, I.W., H.K. Pumadaria

dan

D. Squtra. 1995. P e n a j i a n ristik Sifat Fisik Mangga Gedong dengan Image Prmssing. Seminar PERTWA, Bogor, 13-14 M m t 1995.

1

14. Puwa&a, H.K. 1995. Pengembangan Inkubator untuk Agribis

dan

Agroindustri. Temu Usaha Pengusaha M a i l

dan

Mitra Usaha,

Bogor, 13-14 Januari 1995.

15. Puwadaria, H.K.

dan

I W. Budiastra. 1994. Komersialisasi Mesin Perontok Pa&

dan

Kedelai di Jawa Barat. hx, a

Komersialisasi Hail Penelidan : Model Pengembangan Mesin Perontok Padi oleh Pengusaha Kscil, Bogor, 25 Oktober 1994.

16. Puwadaria, H.K. 1994. Mat

dan

Mesin P

Pengolaan Primer Nasil Hodkulmm. Pertemuan Teknis Pmen, Pengolahan,

dan

Mekanisasi Hasil 6 - 7 September 1994.

17. P u m a ~ a , H.M.,

D.

Fardiaz

dan

1B.P. Gunadnya. 1994. Sadi MocZrPed A m s p k r e untuk Sdak. Seminar H a i l - h i l

PAU Pangan

dan

Gizi, Sogor, 5 Peb

18. P u m a M a , H.M. 1993. Mesin

dan

Peralam untuk Penanman Primer

Wail

Hortikultum. Pel
(135)

20. Pumadaria, H.K. 1993. Strategi, Program

dan

Kmrdinasi &set

dan

Tehologi untuk Alat

dan

Mesin Pertanian : Aspek Pengembangan Sumber Daya Manusia. Temu Koordinasi Riset

dan

Teknologi Nasional XI,

,

21-22 Mei 1993.

i

21. Budiastra, I W.

dan

H.R. hrwadaria. 1993. Penangmm Pasca

dan

Sapran dalm Esacgng House. Pelatihan

ahan

dan

Sapran, Bogor, 10-15 Mei 1993. Co-author.

22. hrwadaria, H.K.

dan

1B.P. Gunadnya. 1992. Modified Atmosphere Packaging untuk Buah-bum

dan

Sapran. Seminar Penangmm

dan

Pnegolahm Buah-buahan

dan

Sayurn, Bogor, 21 Nopember 19%.

23. Purwadaria, H.K. 1992. Sistern Penganglcutan Buah-buahan

dan

Sapran. Pelatihm Teknologi Panen Bush-buahm

dm

Sayurn, h g o r , 24 PebruaP.i 19%.

24. h r w a ~ a , H.K. 1991. kngernbmgan Alat Penge~ng Hasil Pertvlian untuk Tin& Pede Pengeiingan dan

Penanganan Biji-bijian, Cibitun r 1991.

25. hrwadaria, H.K. 1991. Prospek Tmplementasi Sistem Penanganan Curah Biji-bijim pa& Sektor

Seminar Sistern Penangmm Curah B September 199 1.

(136)

27. Punvadaria, H.K. 1998. Pengolahm Benih Biji-bijim. Pelatih Pengoldan Benih, Serpong, 19-22 Desember 1990.

28. hrwadaria, H.K., M. Rusmono

dan

Y. Setiawan. 1990. Model Simulasi PermaIan Umur S i q m Tornat Segar &lam Kern Modified Atmosphere. Seminar Wasil-hasil Penelitian IPB, Bogor, 28 April 1990.

29. Pumadaria, H.K. 1989. Konsepsi Pengembangan Peralatan Pasca Pmen Palawija Untuk Pedesaan. Seminar dm Kongres Perhimpunan Ahli Teknik Pertanian Indonesia, MaIang, 19-2 1 Jamari 1989.

30. Pumadaria, H.K. 1987. Pengkajian Pengering Model Surnur Untuk Penanganan Pasca Panen Jagung dan Kedelai. Konsultasi Teknis Peningkatan Pengeringan Dan Penyiqaram Bgi-Bijian. Den Pasar, 5-7 Oktober 1987.

3 1. Pumadaria, H.K. dan D. Subehi. 1987. Pengembangan Peralatan Pasca Panen Palawija Untuk Tingkat Pedisaan. Proceedings. Lokakarya Teknologi Benih dan Pasca Panen di Tingkat Petani. Malang, 27-28 Mei 1987.

32. hnvadaria, H.K. 1986. Sistem Penanganan

Benih Jagung

dan

Kedelai. Pelatihan Penanganan Pasca Panen Benih Jagung

dan

Kedelai, Sukamandi, 16 Pebruari-1 Maret, 1985.
(137)

34. Purwadaria, H.K. '1985. Konsep Teknik Pertanian Dalam Pengembangan Industri Pertanian. Simposium Perhimpunan Ahli Teknologi Pertanian, Jakarta, 7-8 Pebruari, 1985.

35. Purwadaia, H.K. 1983. Peranan Teknologi dalam Pengembangan Agro-Industri Di Indonesia. Seminar ~gro-Industri, Yogyakarta 15- 16 September, 1983.

36. Purwadaria, W.K. dan Soedjatmiko. 1983. Kebutuhan dan Penyebaran Unit Penggiling Padi Di Indonesia : Aspek Keteknikan. Proceedings. Pertemuan Teknis Kebutuhan Dan Penyebaran Unit Penggiling Padi, Bogor, 3 Agustus 1983.

37. Purtvadaria, H.K. 1983. Potensi dan Prospek Industri Dalam Negeri untuk Peralatan Pengolahan Jagung, Kedelai dan Ubi K a y . Proceedings. Pertemuan Teknis Pemanfaatan Sumber Daya Nasional Hasil Pertanian. Bogor, 30-3 1 Mei, 1983.

38. Purtvadaria, R.K. 1983. Pemadaatan Panas Buni Untuk Industri Peftanian. Lokakarya Energi Panas Bumi: Pengembangan, Pemanfaatan dan Dampahya Terhadap Lingkungan. Bogor, 17- 18 Januari, 1983.

39. Purwadaria, H.K. 1982. Aspek Energi Dalam Sistem Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan. Lokakarya Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan, Bogor, 22-23 Nopember 1982.

(138)

4 1. Pumadaria, H.K. 1982. Pengernbangan Pengering Energi Surya untuk Hasil Pertanian, Laporan Penelitian,

IIPB,

Bogor, 1982.

i

1. Purwadaria, H.K., S. Pertiwi, A.M. Syarief

and

P. Mahdar. 1995. Processing and Marketing of Candle Nut ( Kemiri ) in Indonesia.

/ Pro RLK. Padang.

i

2. Pumadaria, H.K., S. Pertiwi, W. Budiastra dm Sutrisno. 1995. Pengkajian dan Prospek Paket Kredit Skala Kecil untuk Alat dm Mesin Pertanim, Studi Rasus : Propinsi Jawa Barat. Bappenas, Jakarta.

3. Beeny, J.M., T.J. Cree, H. Sosroharsono, H.K. Purwadaria and M. Djojomartono, 1994. Agricultural Mechanization Policy and Strategy Fomlation in Indoneia. FA0 TCP / INS / 2356, Jakarta.

4. Puwadaria , W.K. , S. Pertiwi , A.M. Syarif , A. Taryoto and B. b c h a n , 1993. Comparative studies of Traditional Treshing Methods for Paddy versus The Use of an hproved Axial Flow Tresher ( TH Tyre ) at Specific Location in West Sumatera.

(139)

6. Purwadaria , H.K. 1987. Grain Poot Harvest Technofogy System in Indonesia : Maize, Soybean and Groundnut in North :Sadatera, South Sumatera and Lampung, DP 1 FA0 1

MS

1 85 1004, Jakarta.

7. Pumadaria , H.K. , M. Djojomartono , B. Pramudya , Gardjito , I. Hidayat, Sutrisno , dan P. Atmaja. 1985. Studi Industri Peralatan Pengolahan Hasil Perkebunan.

P B

I Depperind, Jakarta.

ANGGOTA PERHTNLPUNAN PROFESI I

1

1. Perhimpunan Ahli Teknik Pertanim Indonesia, 1974-sekarang.

!

2. Alpha Epsilon, 1976- 1980. I

3. Pergizi

-

Pangan. 198 1-1985

4. Persaturn Insinyur Indonesia, 1996-sekarmg.

1. Mernber of Indonesian Delegate for APEC Human &sources Development Group, Sydney, Australia, 2 1 -26 January, 1997.

2. h g g o t a Mqelis Penilai Sertifikasi Insinyur Profesional. Badan Kejumm Mesin, Persatuan Znsinpr Indonesia, 1996-sekarang.

3. w o t a Komisi Teknis Intelligent Control in Agricultural 1 Automation, International Federation of Automatic Control,

(140)

4. h g g o t a Komisi Internasional Postharvest Biology and Technoloa, international Society of Horticultural Science, 1995- sekarang.

5. h g g o t a Panel Paksu R m 1995, h g g o t a Pmel Pakar

RUT

1995-1996, Anggota Panel Pakar Penekian Xn-house Sektor I6 1994-1996,

dm

Anggota Panel Pakar PeneGtian d m Pengabdim kepada Masyarakat untuk Pogteauuk, 1996-sekarmg.

7. Secretary of Stee&g CommiW

and

CGmm of &pizing Conunittee, Ifitennational Conference on Engneering Application for kvektpment of Agrialture in the Asia

md

Pasific &@on. Bogor, Indonesia, &toI>er 22- 15,Im.

8. JSPS (Japan Society for

the

hmot-ion of Sciences) Fellowship, University of

Prefecture,

C)GtoIx:r

5-18,

1991.

9 Secretary of S w k g a m m i = ,

arad

Chairman, Organizatiing Comirtee. Third Joht S e m k JICA-IPB. Bogor, B c t o k r 8-9,

1m.

and Development.

,

Indowia,

my

1418,1990.
(141)

12. Member of Enhnesian Delegate, The Eighth Meeting of MEAN Ministers of Agficulbre

and

Forestry. J

,

Indonesia,

rnber 31, 1986.

14. JSPS ( J q m Smiety for the Prmotion of Sciences) Fellowship, hiversity of Tokyo, Mmh 26April4, 1986.

15. hggota Panitia Pengarah. Regional Workshop on Rice Processing hdust~es. FAO-BULOG, Jakarta, July 155-20, 1985.

16. hggota Panitia Pengarah; Wakil Ketua Panitia Pel&sma dm Pengajar unhk ASEAS6-EEC Redonal Training Course on Post-Hmest Techology, Indonesia, Segteher 3-29, 1984.

17. Secretary &nerd, Steering Go ee. Regional S e ~ a r on Appropriate Mech on for Rural Development in the ASEAN Countries, Jakarta, hdonesia January 26-3 1, 198 1.

18. hggota

Tim

Studl Perbaradingm Tentmg PensuMbahan Iodiuium
(142)

D a l m rnenennpuh pedalanan hidup yang panjang sarnpai menjadi Besar Tetap dari hstitut Pertanian Bogor pada usia setengah abad hi, saya telah rnenernui banyak orang yang telafi mernghidupi, rnernberikan teladm, rnenibmtu, dan rnenemani saya dalarn suka d m duka dengan penuh kasih sayang, yang tidak mungkn saya sebutkan satu persatu di ski. Oleh karena itu, kepada rnereka semua, orangtua, keluarga, guru, dosen, ternan, rnahasiwa dan pegawai, saya ucapkm beribu-ribu terirnakasih dari dasar Lubuk hati yang paling dalam.

Dalarn kesempatan ini pula, saya menyarnpaikan ucapm terimakasih kepada Rehor IPB, Senat Guru Besar P B , Dekm Fahltas Tehologi Pertanian dan Senat F A E T A yang telah rnembefikan kepercaym kepada saya sebagai Guru Besar Tetap dari B . Saya pun berdoa agar diberikm kekuatm dan ketekunm untuk memenuhi kepercaym yang dilhpahkan oleh IPB.

Unhk para Guru di TK d m SF) Kesatuan, S W Budi h/lulia d m SMB Regina Pacis Bogor yang sedari dini teldh membekali saya dengm ilm pengetahuan serta mengajh sikap tingkah laku d m budi pekerti, saya hanya dapat memmjatkan doa agar para beliau d h p a h l r m rachmat oleh Uang Maha Kuasa. Jasa Bapak W. Ebjadi Lic. Chern. yang telah rnernbesarkan hati seorang remaja d d m mirrnphya untuk melanjutkan pendi&kan tin& di luar negeri &an selalu tetap terkenang.

(143)

pertama-tama mernberikan kesempatan untuk rnulai rnengajar di perguruan tinggi sebagai asisten praktikum Fisika, kepada Prof. Dr. Soewmo T. Soekarto

-

Dosen Pembhbing Mnat Utama yang telah rnernbekali pengetahurn dan mendirikan bagian yang kemdian menjadi bidang spesialisasi yang saya tekuni, Mesin-mesh Pengolahm Pangan di Jurusm Mekanisasi Pertafiian, kepada lbu Ir. Roostoeti M. Partosoedarso MSc

-

Dosen Pembirnbhg &at Kedua yang telah berusaha memberikan h u beliau sebmyak-banyaknya dalam waktu yang relatip singkat, serta kepada Prof. Dr. Dennis R. Heldman

-

Bembirnbing saya untuk program MSc dan Doktord di Wchigan State University, USA yang telah rnengajari kemandilim seorang peneliti, falsafah pendidikan dan kehidupan bagi seorang Doktor.

Tidak ada kata yang memadai yang dapat d ~ a n g k a i h untuk menghaturkm terimakasih kepada Prof Dr. Zr. Andi

H

(144)

Akan

selalu tern& d d m sanubari kedasma profesi d e e m

rekan-rekm

IPB

: Dr. Moeljmo Djojomartono MSA Prof. Dr. k. Dedi Fardiaz, dm Dr.

Ir.

Atjeng M. Syarief ddam menekuni berbagai bidang penelitian, Prof. Dr.

Ir.

Eriyatno d d m menggagas perkembangan Ikurikulum FATETA., Prof Dr.

Ir.

M.

Wirakarta?kusumah dalam pendifian Inkubator Agrobisnis Apindustri

IPB,

Prof Dr. Ir. Lutfi Nasution yang selalu memberi dorongan semangat, para staf dan karyawan di Laboratorlurn T e M Pengolahm Pangan dan Hasil Perthan yang telah beke jas

belasan tahun, serta para kolega dan karyawan di jurusan, fakultas, inkubator, pusat penelitian dm institut, serta dengm Dr. Soedjat&o,

PRA

-

pada waktu itu Kepala Pusat Pengembangan Agricultural En&eering Technology, Deptan, yang mempakan awal karir dalarn konsultansi projek htemasional di Indonesia. Bertukar pikiran dan pendapat dengm rnahasiswa S 1, S2, dan S3 serta t e r n a n - t e a Alumni selmanya memperkaya pengalman. Kesediam sarjana bimbingm pertama,

Ir.

Priyadi Atmadja MBA, untuk memlai program pengurnpulan dana beasiswa bagi mahasiswa Jumsan IVIekanisasi Pertanim smg$uh tidak ternilai.

Manis pahit pengalaman yang ditempuh selarna mhasiswa dengan rekan seiring s m g k a t a n dm seorganisasi

akan

selalu terkenmg. Persahabatan tulus yang menyegarkm batin telah selalu diulurkan oleh Dr. Petrus Kasmara sejak awal pertemuan di bangku SRIP, Dr.

Ir.

NIichael Zakaria alrnarhurn sejak masa mahasiswa dan Sri Birna Ariotejo S.H. d d m tahun-tahun t

Pengalman komunikasi dan kerjasama dengm t

(145)

organisasi internasiond, lembaga swasta d m organisasi profesi baik selarna pendidikan, program penelitim maupun p r o g m pengabdian kepada rnasyarakat &an tetap menjadi mutiara hati. Tidak pernah &an terlupakan sambutan hangat dari petani, pengrajk d m p e n ~ s a h a kecil di lapangan ddam program-program tersebut. Keberhasilm mereka addah tetes air yang menyejukkan.

Gambar

Tabel 1. Data ckspor dan impor buah-buahan, sayuran dan bunga potong Indonesia 1995 (BPS, 1995)
Tabel 2. Matrik strategi dan langkah operasiond untuk mencapai
Gambar 4 . Pola usaha hortikultura : pengembangan sentra baru bermtra negara konsumen

Referensi

Dokumen terkait

digunakan dengan sangat efisien dalam sebagian kecil penulisan Keterampilan penulisan: Tulisan hasil pengamatan dibuat dengan benar, sistematis dan jelas, yang

Dari hal tersebut ditemukan suatu hal yang menarik dalam observasi yang dilakukan, dimana anak-anak dengan diet yang mengandung madu memiliki postur tubuh dan

Pengujian spot plasma sistem DUET pada kedua permukaan katoda untuk berbagai bahan katoda menggunakan 1 unit IDPS dengan 2 trafo flyback, dimana inti ferit

Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. Perolehan aset donasi diakui sebagai pendapatan rumah

Berdasarkan analisis bivariat dari tiga variabel yaitu pengetahuan ( p-value = 0,049), jarak ( p-value = 0,046) dan dukungan keluarga ( p-value = 0,047) terdapat hubungan

Yoldaşını bırakıp ağaçların arkasına korunmak için sakla­ narak, kavrulmuş hayvana doğru emeklemeye başladı. Yö­ nünü tayin etmek için başını hafifçe

Ibadah Hari Paskah 2015 akan dilaksanakan dalam Kebaktian Minggu Paskah 5 April 2015 yang akan diselenggarakan hanya 1x saja pada pk 05.00 wita.. Ibadah ini sekaligus

Perbedaan antara penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu penelitian ini mengidentifikasi dan mengklasifikasi karakteristik morfologi densitas lesi