i
ANALISIS
HASIL
TANGKAPAN
SUMBERDAYA
IKAN
EKOR
KUNING
(Caesio
cuning)
YANG
DIDARATKAN
DI
PPI
PULAU
PRAMUKA,
KEPULAUAN
SERIBU
DESI HARMIYATI
SKRIPSI
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
ii
PERNYATAAN
MENGENAI
SKRIPSI
DAN
SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Analisis Hasil Tangkapan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) yang
Didaratkan di PPI Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu
adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Desember
Desi (armiyati
C
iii
RINGKASAN
Desi Harmiyati. C24052659. Analisis Hasil Tangkapan Sumberdaya Ikan Ekor
Kuning (Caesio cuning) yang Didaratkan di PPI Pulau Pramuka, Kepulauan
Seribu. Dibimbing oleh Mennofatria Boer dan Zairion.
)kan ekor kuning
merupakan salah satu sumberdaya ikan ekonomis penting yang terdapat di Perairan Kepulauan Seribu
.
Nilai ekonomis yang tinggi disertai permintaan yang terus meningkat, menjadikan ikan ini sebagai salah satu target utama penangkapan. Namun pada kenyataannya sumberdayai
kan ekor kuning mengalami tekanan penangkapan yang akan berdampak negatif terhadap populasi ikan tersebut. Penelitian ini dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu selama periode bulan Maret sampai Mei , dengan tujuan untuk mengkaji sebaran frekuensi panjang, menentu‐ kan parameter pertumbuhan, mengkaji pola pertumbuhan, menentukan nilai hasil tangkapan per satuan upaya, dan menduga musim penangkapan yang baik, guna memberikan suatu usulan model pengelolaan yang sesuai bagi sumberdaya ikan tersebut.
Jenis data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari pengambilan ikan contoh dan wawancara terhadap nelayan berdasarkan kuisioner, sedangkan data sekunder terdiri dari data hasil tangkapan dan upaya tangkap beberapa tahun terakhir, dokumen atau literatur yang mendukung penelitian. Dari jumlah nelayan muroami, ikan contoh yang di‐ ambil berasal hanya dari satu nelayan saja yang mendarat di PP) Pulau Pramuka dengan dasar pertimbangan mengambil % dari total jumlah nelayan muroami yang ada. Nelayan yang terpilih diambil secara acak dengan menggunakan metode penarik‐ an contoh acak sederhana simple random sampling . Pengambilan contoh ikan di‐ lakukan dengan metode penarikan contoh berlapis stratified random sampling adalah penarikan contoh yang dilakukan dengan cara populasi dibagi menjadi beberapa lapis‐ an berdasarkan karakteristiknya. )kan contoh dibedakan berdasarkan ukurannya yaitu kecil, sedang, dan besar. Total ikan contoh yang diambil sebanyak ekor setiap bulan. Pengambilan contoh responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling atau pemilihan responden dengan sengaja berdasarkan kesediaan anggota populasi.
)kan ekor kuning yang diamati berjumlah ekor dengan kisaran panjang antara ‐ mm yang terbagi dalam kelas dengan interval kelas sebesar mm. Kelompok ukuran ikan dipisahkan dengan metode Bhattacarya menggunakan bantuan software F)SAT )). Selanjutnya koefisien pertumbuhan K dan panjang asimtotik L∞ diduga dengan plot Ford Walford, dan umur teoritis pada saat panjang sama dengan nol t menggunakan rumus Pauly. Berdasarkan metode Bhattacharya, didapat kurva normal yang menggambarkan jumlah kohort sebaran frekuensi panjang yang ada. Persamaan pertumbuhan ikan ekor kuning jantan adalah Lt = , ‐e‐ , t+ , , sedangkan persamaan pertumbuhan ikan ekor kuning betina adalah Lt = , ‐e‐
, t+ , dan persamaan pertumbuhan ikan ekor kuning secara total adalah Lt = , ‐e‐ , t+ , . Nilai b didapat dari hubungan panjang berat ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu sebesar , . Pola pertumbuhan ikan ekor kuning isometrik p< , dengan persamaan pertumbuhan W= x ‐ L , , sedangkan nilai b ikan ekor kuning betina sebesar , dengan persamaan pertumbuhan W= x ‐
iv
W= x ‐ L , , pola pertumbuhan ikan ekor kuning jantan allometrik negatif p< , .
Perkembangan hasil tangkapan ikan ekor kuning yang tertangkap dengan meng‐ gunakan alat tangkap muroami di Perairan Kepulauan Seribu pada tahun ‐ terjadi kenaikan. (al ini diduga karena pengaruh musim setiap tahun berubah, selain itu karena bertambahnya jumlah kapal penangkapan dan alat tangkap mengakibatkan menurunnya nilai hasil produksi tangkapan per tahun. Total tangkapan ikan ekor kuning di Kepulauan Seribu periode bulan Mei ‐Maret pada kedua musim tertinggi pada bulan Maret dan bulan November.
Berdasarkan hasil penelitian ini, alternatif strategi pengelolaan sumberdaya ikan ekor kuning diantaranya adalah pencegahan overfishing dapat dilakukan dengan: pengaturan alat tangkap, yakni pengaturan mesh size jaring muroami pada bagian kantong agar lebih besar dari inchi; pengaturan upaya penangkapan; dalam jangka pendek dapat dilakukan schedule of fishing, yaitu kegiatan pengaturan pe‐ nangkapan seperti adanya sistem buka tutup untuk suatu lokasi penangkapan; perlunya menerapkan sistem monitoring serta pendataan secara sistematis dan kontinu terhadap produksi ikan yang bernilai jual, ikan konsumsi, bahkan ikan yang terbuang by catch .
v
ANALISIS
HASIL
TANGKAPAN
SUMBERDAYA
IKAN
EKOR
KUNING
(Caesio
cuning)
YANG
DIDARATKAN
DI
PPI
PULAU
PRAMUKA,
KEPULAUAN
SERIBU
DESI HARMIYATI
C24052659
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
vi
PENGESAHAN
SKRIPSI
Judul Skripsi : Analisis (asil Tangkapan Sumberdaya )kan Ekor Kuning Caesio cuning yang Didaratkan di PP) Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu
Nama : Desi (armiyati
N)M : C
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan
Disetujui Komisi Pembimbing
Pembimbing ) Pembimbing ))
Prof. Dr. )r. Mennofatria Boer, DEA )r. Zairion, M.Sc. N)P: N)P:
Diketahui
Ketua Departeman Manajemen Sumberdaya Perairan
Dr. )r. Yusli Wardiatno, M.Sc.
N)P:
vii
PRAKATA
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia‐ Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul
“Analisis Hasil Tangkapan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) yang
Didaratkan di PPI Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu”, disusun berdasarkan hasil
penelitian di Kepulauan Seribu yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei dan merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana perikanan pada Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, )nstitut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan, masukan, dan araharan sehingga penulis dapat penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan penulis. Penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.
Bogor, Desember
Penulis
viii
UCAPAN
TERIMA
KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
. Prof. Dr. )r. Mennofatria Boer, DEA selaku dosen pembimbing ) dan )r. Zairion M.Sc., selaku dosen pembimbing )) atas bimbingan, arahan, dan masukan yang diberikan selama penyusunan skripsi.
. )r. Nurlisa A. Butet, M.Sc., selaku dosen penguji tamu dan Dr. )r. Yunizar Ernawati, M.S. selaku dosen penguji dari komisi pendidikan S atas saran, nasehat, dan perbaikan yang diberikan.
. )r. Sigid (aryadi, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan selama penulis menempuh pendidikan di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan.
. Keluarga tercinta; Papa, mama, dan semua keluarga besar serta Kakanda Abidzar Al Giffari yang baru bertemu setelah dewasa atas doa, kasih sayang, dukungan, dan motivasinya.
. Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu dan Suku Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
. Nelayan Kepulauan Seribu dan masyarakat Kepulauan Seribu yang telah memberikan do’a dan membantu memberikan tumpangan rumahnya selama penulis melakukan penelitian.
. Para staf Tata Usaha MSP terutama Mba Widaryanti, Bagian Manajemen Sumberdaya Perikanan MSPi serta seluruh civitas Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
. Andika Septiawan PSP selaku partner penelitian, Vivin Kusuma Wardani, Bonang )TK , rekan‐rekan seperjuangan MSP Mba Ami, Mba )chel, Bang Ray , rekan‐rekan seperjuangan MSP , rekan‐rekan seperjuangan di Pulau Seribu Avie, Ebit, Nano, Olva, , serta rekan‐rekan Wisma Bata Merah Ary, Reiza, Adit, Nunu, )both, Zulmi, Freddy, Dion atas doa, bantuan, dukungan, kesabaran, kerjasama, dan semangatnya kepada penulis selama masa perkuliahan hingga pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
ix
RIWAYAT
HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal Desember yang merupakan anak ke‐ dari lima orang bersaudara dari pasangan Bapak Abang Munir almarhum dan )bu Subiyanti. Pendidikan formal penulis dimulai di SDN Malaka Jaya Jakarta ‐ . Setelah menyelesaikan pendidikan dasar penulis melanjutkan pendidikan di SLTP N Jakarta ‐ , dan menempuh pendidikan menengah atas di SMU N Jakarta ‐ . Pada tahun penulis diterima di )nstitut Pertanian Bogor )PB melalui jalur USM) Undangan Seleksi Masuk )PB . Setelah melewati tahap Tingkat Persiapan Bersama selama tahun, penulis diterima di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan.
Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif mengikuti kegiatan (impunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan ()MASPER . Penulis diberi kesempatan dan kepercayaan menjadi Asisten Mata Kuliah Metode Penarikan Contoh / dan Asisten Mata Kuliah Dasar‐dasar Pengkajian Stok )kan / .
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, penulis menyusun skripsi dengan judul “Analisis Hasil Tangkapan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) yang Didaratkan di PPI Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu”.
x
DAFTAR
ISI
(alaman
DAFTAR TABEL ... xii DAFTAR GAMBAR ... xiii DAFTAR LAMPIRAN ... xiv 1. PENDAHULUAN ...
. . Latar Belakang ... . . Rumusan Masalah ... . . Tujuan Penelitian ... . . Manfaat Penelitian ...
2. TINJAUAN PUSTAKA ...
. . Sumberdaya )kan Ekor Kuning ... . . . Klasifikasi dan deskripsi ... . . . (abitat dan kebiasaan hidup ...
. . Alat Tangkap )kan Ekor Kuning ... . . Analisis Frekuensi Panjang ...
. . Pertumbuhan ... . . (ubungan Panjang Berat ... . . Kondisi Wilayah Kepulauan Seribu ... . . Perikanan Tangkap di Kepulauan Seribu ... . . Musim Penangkapan )kan di Kepulauan Seribu ... . . Tangkapan Per Satuan Upaya TPSU ... . . Strategi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan ...
3. METODE PENELITIAN ...
. . Lokasi dan Waktu Penelitian ... . . Alat dan Bahan ... . . Pengumpulan Data ... . . Analisis Data ... . . . Sebaran frekuensi panjang ... . . . Parameter pertumbuhan L∞, K dan t ... . . . (ubungan panjang berat ... . . . Tangkapan per satuan upaya ...
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...
i
ANALISIS
HASIL
TANGKAPAN
SUMBERDAYA
IKAN
EKOR
KUNING
(Caesio
cuning)
YANG
DIDARATKAN
DI
PPI
PULAU
PRAMUKA,
KEPULAUAN
SERIBU
DESI HARMIYATI
SKRIPSI
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
ii
PERNYATAAN
MENGENAI
SKRIPSI
DAN
SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Analisis Hasil Tangkapan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) yang
Didaratkan di PPI Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu
adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Desember
Desi (armiyati
C
iii
RINGKASAN
Desi Harmiyati. C24052659. Analisis Hasil Tangkapan Sumberdaya Ikan Ekor
Kuning (Caesio cuning) yang Didaratkan di PPI Pulau Pramuka, Kepulauan
Seribu. Dibimbing oleh Mennofatria Boer dan Zairion.
)kan ekor kuning
merupakan salah satu sumberdaya ikan ekonomis penting yang terdapat di Perairan Kepulauan Seribu
.
Nilai ekonomis yang tinggi disertai permintaan yang terus meningkat, menjadikan ikan ini sebagai salah satu target utama penangkapan. Namun pada kenyataannya sumberdayai
kan ekor kuning mengalami tekanan penangkapan yang akan berdampak negatif terhadap populasi ikan tersebut. Penelitian ini dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu selama periode bulan Maret sampai Mei , dengan tujuan untuk mengkaji sebaran frekuensi panjang, menentu‐ kan parameter pertumbuhan, mengkaji pola pertumbuhan, menentukan nilai hasil tangkapan per satuan upaya, dan menduga musim penangkapan yang baik, guna memberikan suatu usulan model pengelolaan yang sesuai bagi sumberdaya ikan tersebut.
Jenis data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari pengambilan ikan contoh dan wawancara terhadap nelayan berdasarkan kuisioner, sedangkan data sekunder terdiri dari data hasil tangkapan dan upaya tangkap beberapa tahun terakhir, dokumen atau literatur yang mendukung penelitian. Dari jumlah nelayan muroami, ikan contoh yang di‐ ambil berasal hanya dari satu nelayan saja yang mendarat di PP) Pulau Pramuka dengan dasar pertimbangan mengambil % dari total jumlah nelayan muroami yang ada. Nelayan yang terpilih diambil secara acak dengan menggunakan metode penarik‐ an contoh acak sederhana simple random sampling . Pengambilan contoh ikan di‐ lakukan dengan metode penarikan contoh berlapis stratified random sampling adalah penarikan contoh yang dilakukan dengan cara populasi dibagi menjadi beberapa lapis‐ an berdasarkan karakteristiknya. )kan contoh dibedakan berdasarkan ukurannya yaitu kecil, sedang, dan besar. Total ikan contoh yang diambil sebanyak ekor setiap bulan. Pengambilan contoh responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling atau pemilihan responden dengan sengaja berdasarkan kesediaan anggota populasi.
)kan ekor kuning yang diamati berjumlah ekor dengan kisaran panjang antara ‐ mm yang terbagi dalam kelas dengan interval kelas sebesar mm. Kelompok ukuran ikan dipisahkan dengan metode Bhattacarya menggunakan bantuan software F)SAT )). Selanjutnya koefisien pertumbuhan K dan panjang asimtotik L∞ diduga dengan plot Ford Walford, dan umur teoritis pada saat panjang sama dengan nol t menggunakan rumus Pauly. Berdasarkan metode Bhattacharya, didapat kurva normal yang menggambarkan jumlah kohort sebaran frekuensi panjang yang ada. Persamaan pertumbuhan ikan ekor kuning jantan adalah Lt = , ‐e‐ , t+ , , sedangkan persamaan pertumbuhan ikan ekor kuning betina adalah Lt = , ‐e‐
, t+ , dan persamaan pertumbuhan ikan ekor kuning secara total adalah Lt = , ‐e‐ , t+ , . Nilai b didapat dari hubungan panjang berat ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu sebesar , . Pola pertumbuhan ikan ekor kuning isometrik p< , dengan persamaan pertumbuhan W= x ‐ L , , sedangkan nilai b ikan ekor kuning betina sebesar , dengan persamaan pertumbuhan W= x ‐
iv
W= x ‐ L , , pola pertumbuhan ikan ekor kuning jantan allometrik negatif p< , .
Perkembangan hasil tangkapan ikan ekor kuning yang tertangkap dengan meng‐ gunakan alat tangkap muroami di Perairan Kepulauan Seribu pada tahun ‐ terjadi kenaikan. (al ini diduga karena pengaruh musim setiap tahun berubah, selain itu karena bertambahnya jumlah kapal penangkapan dan alat tangkap mengakibatkan menurunnya nilai hasil produksi tangkapan per tahun. Total tangkapan ikan ekor kuning di Kepulauan Seribu periode bulan Mei ‐Maret pada kedua musim tertinggi pada bulan Maret dan bulan November.
Berdasarkan hasil penelitian ini, alternatif strategi pengelolaan sumberdaya ikan ekor kuning diantaranya adalah pencegahan overfishing dapat dilakukan dengan: pengaturan alat tangkap, yakni pengaturan mesh size jaring muroami pada bagian kantong agar lebih besar dari inchi; pengaturan upaya penangkapan; dalam jangka pendek dapat dilakukan schedule of fishing, yaitu kegiatan pengaturan pe‐ nangkapan seperti adanya sistem buka tutup untuk suatu lokasi penangkapan; perlunya menerapkan sistem monitoring serta pendataan secara sistematis dan kontinu terhadap produksi ikan yang bernilai jual, ikan konsumsi, bahkan ikan yang terbuang by catch .
v
ANALISIS
HASIL
TANGKAPAN
SUMBERDAYA
IKAN
EKOR
KUNING
(Caesio
cuning)
YANG
DIDARATKAN
DI
PPI
PULAU
PRAMUKA,
KEPULAUAN
SERIBU
DESI HARMIYATI
C24052659
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
vi
PENGESAHAN
SKRIPSI
Judul Skripsi : Analisis (asil Tangkapan Sumberdaya )kan Ekor Kuning Caesio cuning yang Didaratkan di PP) Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu
Nama : Desi (armiyati
N)M : C
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan
Disetujui Komisi Pembimbing
Pembimbing ) Pembimbing ))
Prof. Dr. )r. Mennofatria Boer, DEA )r. Zairion, M.Sc. N)P: N)P:
Diketahui
Ketua Departeman Manajemen Sumberdaya Perairan
Dr. )r. Yusli Wardiatno, M.Sc.
N)P:
vii
PRAKATA
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia‐ Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul
“Analisis Hasil Tangkapan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) yang
Didaratkan di PPI Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu”, disusun berdasarkan hasil
penelitian di Kepulauan Seribu yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei dan merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana perikanan pada Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan, )nstitut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan, masukan, dan araharan sehingga penulis dapat penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan penulis. Penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.
Bogor, Desember
Penulis
viii
UCAPAN
TERIMA
KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
. Prof. Dr. )r. Mennofatria Boer, DEA selaku dosen pembimbing ) dan )r. Zairion M.Sc., selaku dosen pembimbing )) atas bimbingan, arahan, dan masukan yang diberikan selama penyusunan skripsi.
. )r. Nurlisa A. Butet, M.Sc., selaku dosen penguji tamu dan Dr. )r. Yunizar Ernawati, M.S. selaku dosen penguji dari komisi pendidikan S atas saran, nasehat, dan perbaikan yang diberikan.
. )r. Sigid (aryadi, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan selama penulis menempuh pendidikan di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan.
. Keluarga tercinta; Papa, mama, dan semua keluarga besar serta Kakanda Abidzar Al Giffari yang baru bertemu setelah dewasa atas doa, kasih sayang, dukungan, dan motivasinya.
. Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu dan Suku Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
. Nelayan Kepulauan Seribu dan masyarakat Kepulauan Seribu yang telah memberikan do’a dan membantu memberikan tumpangan rumahnya selama penulis melakukan penelitian.
. Para staf Tata Usaha MSP terutama Mba Widaryanti, Bagian Manajemen Sumberdaya Perikanan MSPi serta seluruh civitas Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
. Andika Septiawan PSP selaku partner penelitian, Vivin Kusuma Wardani, Bonang )TK , rekan‐rekan seperjuangan MSP Mba Ami, Mba )chel, Bang Ray , rekan‐rekan seperjuangan MSP , rekan‐rekan seperjuangan di Pulau Seribu Avie, Ebit, Nano, Olva, , serta rekan‐rekan Wisma Bata Merah Ary, Reiza, Adit, Nunu, )both, Zulmi, Freddy, Dion atas doa, bantuan, dukungan, kesabaran, kerjasama, dan semangatnya kepada penulis selama masa perkuliahan hingga pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
ix
RIWAYAT
HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal Desember yang merupakan anak ke‐ dari lima orang bersaudara dari pasangan Bapak Abang Munir almarhum dan )bu Subiyanti. Pendidikan formal penulis dimulai di SDN Malaka Jaya Jakarta ‐ . Setelah menyelesaikan pendidikan dasar penulis melanjutkan pendidikan di SLTP N Jakarta ‐ , dan menempuh pendidikan menengah atas di SMU N Jakarta ‐ . Pada tahun penulis diterima di )nstitut Pertanian Bogor )PB melalui jalur USM) Undangan Seleksi Masuk )PB . Setelah melewati tahap Tingkat Persiapan Bersama selama tahun, penulis diterima di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan )lmu Kelautan.
Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif mengikuti kegiatan (impunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan ()MASPER . Penulis diberi kesempatan dan kepercayaan menjadi Asisten Mata Kuliah Metode Penarikan Contoh / dan Asisten Mata Kuliah Dasar‐dasar Pengkajian Stok )kan / .
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, penulis menyusun skripsi dengan judul “Analisis Hasil Tangkapan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) yang Didaratkan di PPI Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu”.
x
DAFTAR
ISI
(alaman
DAFTAR TABEL ... xii DAFTAR GAMBAR ... xiii DAFTAR LAMPIRAN ... xiv 1. PENDAHULUAN ...
. . Latar Belakang ... . . Rumusan Masalah ... . . Tujuan Penelitian ... . . Manfaat Penelitian ...
2. TINJAUAN PUSTAKA ...
. . Sumberdaya )kan Ekor Kuning ... . . . Klasifikasi dan deskripsi ... . . . (abitat dan kebiasaan hidup ...
. . Alat Tangkap )kan Ekor Kuning ... . . Analisis Frekuensi Panjang ...
. . Pertumbuhan ... . . (ubungan Panjang Berat ... . . Kondisi Wilayah Kepulauan Seribu ... . . Perikanan Tangkap di Kepulauan Seribu ... . . Musim Penangkapan )kan di Kepulauan Seribu ... . . Tangkapan Per Satuan Upaya TPSU ... . . Strategi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan ...
3. METODE PENELITIAN ...
. . Lokasi dan Waktu Penelitian ... . . Alat dan Bahan ... . . Pengumpulan Data ... . . Analisis Data ... . . . Sebaran frekuensi panjang ... . . . Parameter pertumbuhan L∞, K dan t ... . . . (ubungan panjang berat ... . . . Tangkapan per satuan upaya ...
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...
xi
. . Pembahasan ... . . . Sebaran frekuensi panjang ikan ekor kuning ...
. . . Parameter pertumbuhan L∞, K dan t ... . . . Pertumbuhan ... . . . (ubungan panjang berat ... . . . Tangkapan per satuan upaya ... . . . Alternatif strategi pengelolaan sumberdaya ikan ekor kuning
5. KESIMPULAN DAN SARAN ...
. . Kesimpulan... ...
. . Saran... ...
DAFTAR PUSTAKA... ... LAMPIRAN ...
xii
DAFTAR
TABEL
(alaman . Letak geografis Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu ... . (asil analisis masing‐masing kelompok ukuran ikan ekor kuning jantan ... . (asil analisis masing‐masing kelompok ukuran ikan ekor kuning betina ... . (asil analisis masing‐masing kelompok ukuran ikan ekor kuning secara
total ... ... . Parameter pertumbuhan L∞, K dan t ...
. (asil perhitungan panjang dan berat ikan ekor kuning ... . (asil tangkapan dan upaya tangkap ikan ekor kuning di Kepulauan Seribu..
xiii
DAFTAR
GAMBAR
(alaman . )kan ekor kuning Caesio cuning ... . Sebaran frekuensi panjang ikan ekor kuning setiap kelas a bulan Maret,
b bulan April, c bulan Mei, d secara total ... . Kelompok ukuran ikan ekor kuning a jantan, b betina, c secara total .... . Kurva pertumbuhan ikan ekor kuning a jantan, b betina, c secara total
. (ubungan panjang berat ikan ekor kuning a jantan, b betina,
c secara total ...
. Tangkapan per satuan upaya ikan ekor kuning di Kepulauan Seribu ... . Total tangkapan ikan ekor kuning setiap bulan di Kepulauan Seribu
periode Mei ‐Maret ...
xiv
DAFTAR
LAMPIRAN
(alaman
1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wilayah Perairan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu banyak dijumpai berbagai jenis ikan karang, baik ikan hias yang hidup di sekitar daerah terumbu karang maupun jenis‐jenis ikan konsumsi yang hidup disekitar perairan agak dalam. )kan‐ ikan di daerah ini, memiliki keanekaragaman baik jenis, warna, maupun ukuran. Berdasarkan hasil pengamatan Balai Konservasi Taman Laut Nasional Kepulauan Seribu Dep(ut , terdapat jenis‐jenis ikan karang di Perairan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu sebanyak famili dengan spesies.
Salah satu jenis ikan karang yang dominan di Perairan Kepulauan Seribu adalah ikan ekor kuning. Produksi ikan ekor kuning pada tahun sebanyak . ton sebesar , % dari total produksi , dengan total nilai produksi sebanyak Rp. . . . dan produksi ikan ekor kuning pada tahun sebanyak , ton sebesar , % dari total produksi , dengan total nilai produksi Rp. . . . . Dari data tersebut produksi ikan mengalami peningkatan sebesar , % dari tahun
ke tahun . Jenis alat tangkap yang dominan digunakan untuk menangkap ikan ekor kuning antara lain adalah bubu portable traps dan jaring muroami Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Provinsi DK) Jakarta a .
)kan ekor kuning merupakan jenis ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis penting. Dengan semakin meningkatnya permintaan komoditas dan semakin bertambahnya angkatan kerja disektor penangkapan mengakibatkan semakin meningkatnya tekanan penangkapan terhadap sumberdaya ikan karang. Penambahan jumlah upaya penangkapan pada batas waktu tertentu akan menyebabkan peningkatan produksi, tetapi apabila terus terjadi penambahan upaya, maka pada suatu saat akan terjadi penurunan stok. Apabila kondisi pola pemanfaatan sumberdaya ikan ekor kuning yang ada pada saat ini tetap berjalan, diduga dalam jangka panjang dapat mengakibatkan penurunan stok sumberdaya bahkan dapat terancam punah.
Kajian potensi sumberdaya ikan per jenis pada berbagai lokasi sangat diperlukan untuk memahami kondisi sebenarnya sumberdaya ikan di Perairan Kepulauan Seribu.
1.2. Rumusan Masalah
)kan ekor kuning adalah komoditas bernilai ekonomi tinggi di Kepulauan Seribu. Selain alat tangkap bubu, alat tangkap yang dominan untuk menangkap ikan ini adalah jaring muroami. Penggunaan alat tangkap ini menyebabkan tertangkapnya ikan‐ikan yang masih muda karena memiliki ukuran mata jaring pada kantong cod end yang sangat kecil yaitu hanya sekitar , cm. Kondisi tekanan penangkapan yang tinggi, volume produksi yang terus meningkat dan belum adanya kegiatan budidaya dapat mengakibatkan penipisan stok ikan atau menurunnya jumlah populasi ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu serta terjadinya upaya tangkap lebih overfishing . Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya pengelolaan agar pemanfaatan ikan ekor kuning yang berkelanjutan dapat tercapai. Dalam hal ini diperlukan informasi dasar mengenai biologi sumberdaya ikan ekor kuning seperti pertumbuhan agar status populasi ikan ekor kuning saat ini dapat diketahui.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sebaran frekuensi panjang, menentukan parameter pertumbuhan, mengkaji pola pertumbuhan, menentukan hasil tangkapan per satuan upaya, dan menduga musim penangkapan yang baik, guna memberikan suatu usulan model pengelolaan yang sesuai bagi sumberdaya ikan tersebut.
1.4. Manfaat Penelitian
Sebagai langkah awal pengelolaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dari aspek biologi dalam merumuskan upaya pengelolaan ikan ekor kuning.
3
2.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Sumberdaya Ikan Ekor Kuning
2.1.1.Klasifikasi dan deskripsi
)kan ekor kuning merupakan salah satu sumberdaya ikan konsumsi di perairan karang dan merupakan target penangkapan muroami. Menurut Nelson , klasifikasi ikan ekor kuning adalah sebagai berikut :
Dunia : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii Ordo : Perciformes Famili : Caesionidae Genus : Caesio Spesies : Caesio cuning
Gambar . )kan ekor kuning Caesio cuning dokumentasi pribadi
Menurut Kottelat et al. dan Murniyati , ikan ekor kuning disebut juga redbelly yellowtail fusilier. Ciri‐ciri ikan ekor kuning yaitu bentuk badan memanjang, melebar, pipih, mulut kecil, memiliki gigi‐gigi kecil, dan lancip. Dua gigi taring terdapat pada rahang bawah. Jari‐jari keras sirip punggung sebanyak buah dan jari‐jari yang lemah sebanyak buah. Tiga jari‐jari keras pada sirip dubur dan jari –jari yang lemah sebanyak buah. )kan ini memiliki sisik tipis sebanyak ‐ buah pada garis
rusuknya. Sisik‐sisik kasar di bagian atas dan di bawah garis rusuk tersusun secara horizontal, sisik pada kepala terletak dari mata.
Tubuh ikan ekor kuning bagian atas sampai punggung berwarna ungu kebiruan. Bagian belakang punggung, batang ekor, sebagian dari sirip punggung berjari‐jari lemah, dan sirip dubur berwarna biru keputihan. Ekor berwarna kuning, bagian bawah kepala, badan, sirip perut, dan dada berwarna merah jambu. Pinggiran sirip punggung sedikit hitam dan ketiak sirip dada berwarna hitam Kottelat et al. .
2.1.2.Habitat dan kebiasaan hidup
)kan ekor kuning termasuk plankton feeder, yaitu pemakan plankton. (idup di perairan pantai, karang‐karang, perairan karang, dan membentuk gerombolan besar. Panjang tubuhnya dapat mencapai panjang cm tetapi pada umumnya hanya dapat mencapai cm Kuiter & Tonozuka . Famili Caesionidae memiliki ciri khas yaitu hidup bergerombol schooling dalam ukuran yang besar dan ditemui di dekat tubir Randal et al. , berenang dengan cepat fast swimming , dan memakan zooplankton. )kan ekor kuning merupakan jenis ikan yang tidak melakukan migrasi ke tempat lain karena banyak terdapat pada kawasan perairan yang memiliki substrat pasir dan karang, terutama kawasan terumbu karang. Banyak terdapat di kolom perairan sepanjang tepi lereng terumbu karang. )kan ekor kuning dapat hidup di perairan pada kedalaman ‐ m Allen . Daerah penyebarannya meliputi perairan laut tropis di perairan karang seluruh )ndonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang Pantai Laut Cina Selatan, bagian Selatan Ryukyu Jepang , dan Perairan Tropis Australia Subani & Barus .
Menurut Allen & Steene , berdasarkan periode aktif mencari makan ikan terbagi menjadi dua kategori, yaitu ikan diurnal dan ikan nokturnal. )kan‐ikan diurnal yaitu kelompok ikan yang aktif berinteraksi dan mencari makan pada siang hari. Pada malam hari ikan‐ikan diurnal akan masuk dan berlindung di dalam terumbu dan digantikan oleh ikan‐ikan nokturnal ikan malam . )kan diurnal karena aktif pada siang hari dan istirahat di karang pada malam hari. )kan nokturnal meliputi (olocentridae, Apogonidae, (aemulidae, Muraenidae, Scorpaenidae, Serranidae, dan Labridae. Selain ikan diurnal dan nokturnal, ada pula ikan‐ikan yang sering melintasi ekosisten terumbu karang seperti Scombridae, Sphyraenidae barracuda , Caesionidae
2.2. Alat Tangkap Ikan Ekor Kuning
Alat tangkap yang biasanya digunakan untuk menangkap ikan karang di Kepulauan Seribu adalah jaring muroami Lampiran . Menurut Subani dan Barus , muroami berasal dari kata muro yang merupakan jenis ikan Carangidae dan ami yang berarti alat. Jika dilihat dari pengoperasiannya, muroami dapat digolongkan ke dalam driveinnet atau alat tangkap dengan penggiring. Berdasarkan klasifikasi alat tangkap menurut Brandt , muroami termasuk dalam drivein net, dimana ikan ditangkap dengan cara menggiring ikan ke dalam alat tangkap jenis apa saja. Alat tangkap terdiri dari suatu konstruksi alat yang tetap stasioner , ikan digiring kedalamnya oleh nelayan yang berenang atau menyelam maupun dengan menggunakan tali penggiring.
Menurut Subani dan Barus , satu unit alat tangkap muroami terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
Bagian jaring, terdiri atas kaki panjang, kaki pendek, dan kantong Lampiran . Pelampung, terdiri atas pelampung yang terdapat pada tali ris atas dan tali ris bawah Lampiran . Di bagian tertentu pada tali ris atas, diikatkan pelampung‐ pelampung kecil yang merupakan pelampung tetap. Pelampung tetap juga dipasang pada bagian atas mulut kantong. Selain itu, di atas mulut kantong dipasang pelampung dari bola gelas dan bambu. Kedua pelampung ini hanya dipasang pada waktu operasi penangkapan berlangsung.
Pemberat, pemberat dari batu diletakkan pada bagian tali ris bawah dan pada bagian bawah mulut kantong Lampiran . Selain itu, pada saat operasional alat di bagian depan kaki dilengkapi dengan jangkar.
Penggiring atau scare line terbuat dari tali sepanjang ± m. Pada salah satu ujung diikatkan pelampung bambu, sedangkan pada ujung yang lainnya diikatkan alat yang menghasilkan bunyi‐bunyian dari gelang‐gelang besi. Pada sepanjang tali pengiring dilengkapi dengan daun‐daun nyiur atau terkadang kain putih. Jumlah alat pengusir disesuaikan dengan jumlah orang yang bertugas sebagai penggiring
Lampiran .
2.3. Analisis Frekuensi Panjang
bagian keras seperti sisik dan otolith. Lingkaran‐lingkaran ini dibentuk karena adanya fluktuasi yang kuat dalam berbagai kondisi lingkungan dari musim panas ke musim dingin dan sebaliknya. Pada daerah tropis tidak terjadi perubahan musim yang sangat mencolok, oleh karena itu penggunaan lingkaran‐lingkaran musiman untuk menentukan umur sangat sulit, bahkan hampir tidak mungkin dilakukan. Sejumlah metode penentuan umur telah dikembangkan dengan menggunakan sejumlah struktur yang lebih lembut dengan menggunakan lingkaran‐lingkaran harian untuk menghitung umur ikan dan jumlah hari. Namun, metode ini memerlukan peralatan khusus yang relatif mahal dan tidak mungkin dapat diaplikasikan diberbagai tempat. Beberapa metode numerik telah dikembangkan yang memungkinkan dilakukannya konversi atas data frekuensi panjang ke dalam komposisi umur. Oleh karena itu, kompromi yang paling baik bagi pengkajian stok spesies tropis adalah analisis sejumlah data frekuensi panjang. Data frekuensi panjang yang dijadikan contoh dan dianalisa dengan benar dapat memperkirakan parameter pertumbuhan yang digunakan dalam pendugaan stok spesies tunggal Pauly .
Analisa frekuensi panjang digunakan untuk menentukan kelompok ukuran ikan yang didasarkan kepada anggapan bahwa frekuensi panjang individu dalam suatu spesies dengan kelompok umur yang sama akan bervariasi mengikuti sebaran normal Effendie . Sejumlah data komposisi panjang dapat digunakan untuk melihat komposisi tangkapan.
Panjang ikan dapat ditentukan dengan mudah dan cepat dalam investigasi di lapangan, karena panjang ikan dari umur yang sama cenderung membentuk suatu distribusi normal sehingga umur bisa ditentukan dari distribusi frekuensi panjang melalui analisis kelompok umur. Kelompok umur bisa diketahui dengan mengelompokkan ikan dalam kelas‐kelas panjang dan menggunakan modus panjang kelas tersebut untuk mewakili panjang kelompok umur. (asil identifikasi kelompok umur dapat digunakan untuk menghitung pertumbuhan dan laju pertumbuhan Busacker et al. in Schreck and Moyle . Ketika suatu contoh besar yang tidak bias diambil dari suatu stok ikan atau invertebrata, panjang masing‐masing individu bisa diukur dan digambarkan sebagai diagram frekuensi panjang. Jika pemijahan terjadi sebagai suatu peristiwa diskret, hal ini akan menghasilkan kelompok ukuran atau kelas yang berbeda yang dibuktikan dengan puncak atau modus pada distribusi frekuensi panjang King .
2.4. Pertumbuhan
Jabbar menyatakan bahwa hasil penelitiannya pada bulan Maret , mendapatkan ukuran panjang ikan ekor kuning yang terkecil adalah , ‐ , cm dan ukuran yang terbesar , ‐ , cm dengan rata panjang , cm. Pada bulan Juli , didapatkan data hasil pengukuran berat berkisar antara , ‐ gram dengan rata‐rata , gram. Pola hubungan panjang dan berat yang menunjukkan pola pertumbuhan bersifat isometrik b= , dengan nilai koefisien determinasi R²= , yang berarti penambahan panjang ikan sama dengan pertambahan berat tubuh ikan. Pertumbuhan pada tingkat individu dapat dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan pertumbuhan populasi diartikan sebagai pertambahan jumlah.
Faktor‐faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat digolongkan menjadi dua bagian yang besar yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor‐faktor ini ada yang dapat dikontrol dan ada juga yang tidak. Faktor dalam umumnya adalah faktor yang sulit untuk dikontrol, diantaranya adalah keturunan, jenis kelamin, umur, parasit, dan penyakit Effendie .
Faktor luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan seperti suhu air,
kandungan oksigen terlarut, amonia, salinitas, dan fotoperiod panjang hari . Faktor‐ faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dan bersama‐sama dengan faktor‐faktor lainnya seperti kompetisi, jumlah dan kualitas makanan, umur, serta tingkat kematian yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ikan Effendie .
Faktor‐faktor yang paling banyak mempengaruhi pertumbuhan adalah jumlah dan ukuran pakan yang tersedia, jumlah individu yang menggunakan pakan yang tersedia, kualitas air terutama suhu, oksigen terlarut, umur, ukuran ikan serta kematangan gonad Effendie .
Berdasarkan www.fishbase.com ukuran pertama kali matang gonad dari ikan ekor kuning berkisar antara ‐ cm. Umur untuk mencapai panjang maksimal ikan ekor kuning antara ‐ tahun Sale . (al ini juga didukung berdasarkan penelitian Marnane et al. di Kepulauan Karimunjawa ikan ekor kuning pada umumnya mencapai tahap dewasa pada ukuran ‐ cm dan pada selang ukuran ‐
pernah memijah dan diberikan kesempatan untuk berkembang biak sehingga tidak akan mengganggu keseimbangan populasi.
2.5. Hubungan Panjang Berat
Pengukuran panjang tubuh memberikan bukti langsung terhadap pertumbuhan. Peningkatan ukuran panjang umumnya tetap berlangsung walaupun ikan mungkin dalam keadaan kekurangan makanan. Panjang dapat dengan mudah dan murah diukur di lapangan maupun laboratorium pada ikan yang masih hidup ataupun ikan yang sudah diawetkan Anderson and Gutreuter in Dina . Panjang tubuh dapat diukur dalam banyak cara dan yang umum digunakan untuk ikan adalah panjang total, panjang cagak, dan panjang baku. Panjang total adalah panjang ikan yang diukur mulai dari ujung terdepan bagian kepala sampai ujung terakhir bagian ekornya. Panjang cagak adalah panjang ikan yang diukur dari ujung terdepan sampai ujung bagian luar lekukan sirip ekor, sedangkan panjang standar atau panjang baku adalah panjang ikan yang diukur dari ujung terdepan dari kepala sampai ujung terakhir dari tulang punggungnya atau pangkal sirip ekor Effendie .
Analisis hubungan panjang berat bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan dengan menggunakan parameter panjang dan berat. Berat dapat dianggap sebagai salah satu fungsi dari panjang. Nilai yang didapat dari perhitungan panjang berat ini adalah untuk menduga berat dari panjang atau sebaliknya. Selain itu juga dapat diketahui pola perumbuhan, kemontokan, dan pengaruh perubahan lingkungan terhadap pertumbuhan ikan Effendie .
yang kurus dimana pertambahan panjangnya lebih cepat dari pertambahan beratnya. Jika b> menunjukkan pertumbuhan lebih cepat dari pertumbuhan panjangnya
Effendie .
2.6. Kondisi Wilayah Kepulauan Seribu
Topografi Perairan Kepulauan Seribu rata‐rata landai ‐ % dengan ketinggian ‐ meter di bawah permukaan laut . Luas daratan masing‐masing pulau dipengaruhi oleh adanya pasang surut yang mencapai ‐ meter di atas Pelabuhan Tanjung Priok. Pada umumnya keadaan geologi di Kepulauan Seribu terbentuk dari batuan kapur, karang/pasir, dan sedimen yang berasal dari Pulau Jawa dan Laut Jawa, terdiri dari susunan bebatuan malihan/metamorfosa dan batuan beku, di atas batuan dasar diendapkan sedimen epiklastik, batu gamping, batu lempung yang menjadi dasar pertumbuhan gamping terumbu Kepulauan Seribu www.kepulauanseribu.net . Secara umum keadaan laut di wilayah Kepulauan Seribu mempunyai kedalaman yang berbeda‐beda, yaitu berkisar antara ‐ meter. Di Kepulauan Seribu tidak terdapat sumber hidrologi permukaan, seperti sungai, dan mata air. Kondisi air tanah di wilayah Kepulauan Seribu sangat tergantung dengan kepadatan vegetasinya. Pulau‐ pulau yang mempunyai vegetasi padat dan mempunyai lapisan tanah yang cukup tebal, maka kondisi air tanah akan mempunyai kualitas air tawar yang baik. (al tersebut karena vegetasi dan lapisan tanah tersebut dapat menyimpan air tanah yang berasal dari hujan www.kepulauanseribu.net .
Keadaan angin di Kepulauan Seribu sangat dipengaruhi oleh angin monsoon yang secara garis besar dapat dibagi menjadi angin musim barat Desember‐Maret dan angin musim timur Juni‐September . Musim pancaroba terjadi antara bulan April‐Mei dan Oktober‐November. Kecepatan angin pada musim barat bervariasi antara ‐ knot, biasanya terjadi pada bulan Desember‐Februari. Pada musim timur kecepatan angin berkisar antara ‐ knot yang bertiup dari arah Timur Laut sampai tenggara www.kepulauanseribu.net .
hujan bermusim yang dominan di wilayah Kepulauan Seribu yaitu musim barat musim angin barat disertai hujan lebat dan musim timur musim angin timur serta kering . Musim‐musim tersebut mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan penduduk maupun bagi kegiatan‐kegiatan lainnya serta kondisi wilayah. (al tersebut mempengaruhi kegiatan nelayan yang akan sangat terganggu pada saat musim angin barat www.kepulauanseribu.net .
Tipe iklimnya adalah tropika panas dengan suhu rata‐rata berkisar antara , °‐ , °C, sedangkan suhu permukaan air pada saat musim barat berkisar antara , °‐ °C dan musim timur suhu permukaan berkisar antara , °‐ °C. Salinitas permukaan berkisar antara ‐ ‰ baik pada musim barat dan musim timur, serta arus permukaan berkecepatan maksimum , m/s pada musim barat dan musim timur
Pemprov DK) Jakarta .
2.7. Perikanan Tangkap di Kepulauan Seribu
Penangkapan ikan di Kepulauan Seribu merupakan salah satu mata pencarian utama nelayan setempat. Produksi perikanan laut untuk tahun di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dapat mencapai . , ton per tahun. Jumlah nelayan hingga tahun telah mencapai . orang dengan jumlah tangkapan mencapai . , ton. Umumnya nelayan lokal masih memiliki tingkat keterampilan yang terbatas dan aktifitasnya bersifat satu hari melaut, hal ini disebabkan oleh karena terbatasnya teknologi penangkapan baik dalam pengertian alat penangkapannya maupun armada penangkapan ikan yang tidak memadai Dinas Perternakan, Perikanan, dan Kelautan Propinsi DK) Jakarta b .
Menurut Dinas Perternakan, Perikanan, dan Kelautan Propinsi DK) Jakarta b total armada penangkapan ikan yang ada di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah . buah dengan jumlah kapal motor sebanyak buah dan yang lainnya seperti motor tempel, perahu layar dan sampan/jukung sebanyak buah. Dukungan terhadap usaha penangkapan ikan ini adalah tersedianya kapal penangkap ikan dengan kapasitas – GT dengan perlengkapan penangkapan yang cukup memadai. Jenis ikan yang tertangkap di perairan sekitar Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu disajikan pada Lampiran .
2.8. Musim Penangkapan Ikan di Kepulauan Seribu
Penangkapan ikan ekor kuning dapat dilakukan sepanjang tahun, namun karena fenomena dan kondisi alam tertentu maka kelimpahan hasil tangkapan antara satu musim dengan musim lainnya sangat berbeda. Pada musim barat, angin cenderung bertiup kencang dan banyak uap air, sehingga kondisi perairan di Kepulauan Seribu dan sekitarnya bergelombang besar serta sering disertai hujan. Umumnya pada musim ini para nelayan cenderung untuk mengurangi aktifitas penangkapan ikan dan musim ini dikenal dengan musim paceklik. Sebaliknya pada musim timur, angin bertiup relatif lemah dan udara yang relatif kering sehingga pada musim ini kondisi perairan relatif tenang. Pada musim ini para nelayan kembali meningkatkan aktivitas penangkapan. Perbedaan jumlah upaya effort antar musim penangkapan dengan musim paceklik memiliki pengaruh yang tidak dapat diabaikan sehingga dalam menganalisis hasil tangkapan diperlukan informasi hari aktif nelayan melaut setiap bulannya Dinas Perternakan, Perikanan, dan Kelautan Propinsi DK) Jakarta b .
2.9. Tangkapan Per Satuan Upaya (TPSU)
Tangkapan per satuan upaya merupakan jumlah atau bobot hasil tangkap yang diperoleh dari satuan alat tangkap atau dalam waktu tertentu, yang merupakan indeks kelimpahan suatu stok ikan UU No. tahun . Tangkapan per satuan upaya dipengaruhi oleh satuan waktu, besarnya stok, kegiatan penangkapan, dan kondisi lingkungan di daerah penangkapan ikan. Apabila satuan waktu yang digunakan adalah tahun, perubahan kondisi lingkungan perairan dalam satu tahun tertentu memiliki kecenderungan pola yang sama pada tahun‐tahun berikutnya Damayanti .
Dengan demikian tangkapan per satuan upaya tahunan dipengaruhi oleh besarnya stok dan kegiatan penangkapan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk upaya tangkap. Oleh karena itu, kajian tangkapan per satuan upaya dapat memberikan petunjuk perubahan stok akibat kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan tersebut
Damayanti .
2.10. Strategi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
sumber, dan pencapaian tujuan perikanan lainnya. Pengelolaan sumberdaya perikanan saat ini menuntut perhatian penuh dikarenakan oleh semakin meningkatnya tekanan eksploitasi terhadap berbagai stok ikan Widodo & Suadi . Tujuan utama pengelolaan perikanan adalah untuk menjamin produksi yang berkelanjutan dari waktu ke waktu dari berbagai stok ikan resource conservation, terutama melalui berbagai tindakan pengaturan regulations dan pengkayaan enhancement yang meningkatkan kehidupan sosial nelayan dan sukses ekonomi bagi industri yang didasarkan pada stok ikan Widodo .
Pengelolaan sumberdaya perikanan berdasarkan kriteria sumberdaya dapat dilakukan dengan cara penetapan musim atau penutupan daerah penangkapan secara sementara untuk membatasi ukuran dan umur ketika ditangkap. Penutupan musim harus didasarkan atas bukti‐bukti ilmiah yang dapat membuktikan kondisi umum yang terjadi dan pendekatan penetapan jumlah kapal, kuota untuk membatasi jumlah upaya penangkapan serta jumlah ikan yang ditangkap. Langkah implementasi tersebut dapat ditempuh melalui : pengelolaan sumberdaya dengan penetapan pajak; subsidi;
pembatasan impor; dan promosi ekspor.
Menurut Satria , ada dua kategori sistem pengelolaan penangkapan ikan, yaitu:
Pembatasan input yang terdiri atas jumlah pelaku, jumlah dan jenis kapal, serta jenis alat tangkap,
Pembatasan output, dalam hal pembatasan jumlah tangkapan bagi setiap pelaku berdasarkan kuota
Pengelolaan sumberdaya alam dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pengelolaan berbasis pemerintah dan pengelolaan berbasis masyarakat. Kedua pendekatan tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing‐masing. Gabungan dari kedua pendekatan tersebut disebut co management Ditjen Bangda .
pendekatan. Pilihan manajemen perikanan sangat tergantung pada kekhasan, situasi, dan kondisi perikanan yang dikelola serta pengelolaannya Nikijuluw .
14
3.
METODE
PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan )kan PP) Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Pengambilan data primer berupa pengukuran panjang dan berat ikan contoh yang ditangkap di perairan Kepulauan Seribu dan didaratkan di PP) Pulau Pramuka dilakukan mulai tanggal Maret sampai Mei dengan interval waktu pengambilan setiap bulan. Selanjutnya, pengumpulan data sekunder dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juni .
Fokus utama penelitian adalah para nelayan yang menangkap ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu Lampiran dengan menggunakan alat tangkap yang dominan yaitu muroami di daerah sekitarnya dan mendaratkan hasil tangkapannya di PP) Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Dasar pertimbangan pemilihan PP) Pulau Pramuka sebagai lokasi penelitian karena PP) tersebut merupakan satu‐satunya Pangkalan Pendaratan )kan yang berlokasi di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu sehingga diharapkan informasinya dapat mewakili dan mencerminkan upaya pengelolaan sumberdaya ikan ekor kuning di perairan Kepulauan Seribu dan sekitarnya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain penggaris cm dengan ketelitian , cm, timbangan berkapasitas gram dengan ketelitian , gram, kamera digital, alat tulis. Bahan yang digunakan antara lain peta lokasi penelitian, data sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang mendukung penelitian Lampiran .
3.3. Pengumpulan Data
sebesar ¾ inchi , cm , dan bagian kantong sebesar inchi , cm . Dari jumlah nelayan muroami, ikan contoh yang diambil berasal hanya dari satu nelayan saja yang mendarat di PP) Pulau Pramuka dengan dasar pertimbangan mengambil % dari total jumlah nelayan muroami yang ada. Nelayan yang terpilih dilakukan secara acak dengan menggunakan metode penarikan contoh acak sederhana simple random sampling .
)kan contoh diidentifikasi dengan cara mengamati morfologi ikan, yakni bentuk
tubuh, sirip pektoral, sirip dorsal, sirip ventral, sirip anal, sirip ekor, warna, dan ciri khusus lainnya. Pengambilan contoh ikan dilakukan dengan metode penarikan contoh berlapis stratified random sampling adalah penarikan contoh yang dilakukan dengan cara populasi dibagi menjadi beberapa lapisan berdasarkan karakteristiknya. )kan contoh dibedakan berdasarkan ukurannya yaitu kecil ‐ cm , sedang ‐ cm , dan besar > cm . Total ikan contoh yang diambil sebanyak ekor setiap bulan.
)kan contoh kemudian diukur panjang dan berat. Panjang ikan yang diukur adalah panjang total yaitu panjang ikan dari ujung mulut terdepan sampai dengan ujung sirip ekornya. )kan yang telah diukur panjangnya langsung dipisahkan untuk dilakukan pengukuran berat.
Pengambilan contoh responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling atau pemilihan responden dengan sengaja berdasarkan kesediaan anggota populasi. Menurut Sulistyo & Basuki , metode pengambilan contoh secara purposive purposive sampling adalah penarikan contoh yang dilakukan berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Pengambilan contoh dilakukan terhadap nelayan yang dianggap mewakili sifat‐sifat dari keseluruhan nelayan yang menangkap ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu. Pengambilan contoh responden difokuskan pada satu jenis alat tangkap yaitu muroami. Jenis data yang dikumpulkan melalui kuisioner adalah sebagai berikut :
Jenis, ukuran, komposisi dan produksi ikan; seluruh jenis ikan yang tergolong
dalam kategori ikan karang konsumsi akan dikumpulkan pada lokasi studi yang telah ditetapkan. Namun, dari seluruh ikan karang konsumsi tersebut akan difokuskan pada ikan ekor kuning.
Jumlah dan kategori (tipe) kapal ikan; seluruh kapal yang menangkap ikan di
wilayah perairan tersebut akan mendaratkan ikannya di PP).
Alat tangkap; jenis data ini meliputi jenis, kategori dan jumlah alat tangkap yang
Lokasi penangkapan; karena setiap ikan memiliki lokasi penangkapan fishing
ground yang berbeda‐beda, oleh karena itu akan dilakukan inventarisasi lokasi penangkapan setiap ikan yang didaratkan.
Musim penangkapan; data ini meliputi waktu‐waktu penangkapan ikan laut,
yaitu musim panen dan paceklik.
Nelayan; data nelayan yang relevan untuk dikumpulkan meliputi jumlah dan
kategori nelayan.
Data sekunder dapat didapatkan dari instansi terkait, baik yang ada di lokasi penelitian maupun yang ada di Jakarta. Beberapa instansi yang dijadikan sumber bagi data sekunder antara lain : Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan DK) Jakarta; Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu; Pangkalan Pendaratan )kan Pulau Pramuka; dan Balai Konservasi Sumberdaya Alam. Jenis data yang diperlukan adalah:
Produksi penangkapan
Upaya/frekuensi lama/jumlah penangkapan Sarana usaha perikanan kapal, alat tangkap, dll
Pemasaran bentuk komoditas, tujuan, sistem pemasaran
3.4. Analisis Data
3.4.1. Sebaran frekuensi panjang
Sebaran frekuensi panjang adalah distribusi ukuran panjang pada kelompok panjang tertentu. Sebaran frekuensi panjang didapatkan dengan menentukan selang kelas, nilai tengah kelas, dan frekuensi dalam setiap kelompok panjang. Dalam penelitian ini, untuk menganalisis sebaran frekuensi panjang menggunakan tahapan‐ tahapan sebagai berikut :
Menentukan nilai maksimum dan nilai minimum dari seluruh data panjang total ikan ekor kuning.
Dengan melihat hasil pengamatan frekuensi pada setiap selang kelas panjang ikan ditetapkan jumlah kelas sebanyak kelas dengan interval sebesar mm.
Menentukan limit bawah kelas bagi selang kelas yang pertama dan kemudian limit atas kelasnya. Limit atas didapatkan dengan cara menambahkan lebar kelas pada limit bawah kelas.
Menentukan nilai tengah kelas bagi masing‐masing kelas dengan merata‐ratakan limit kelas.
Menetukan frekuensi bagi masing‐masing kelas.
Sebaran frekuensi panjang yang telah ditentukan dalam masing‐masing kelas, diplotkan dalam sebuah grafik untuk melihat jumlah distribusi normalnya. Dari grafik tersebut dapat terlihat jumlah puncak yang menggambarkan jumlah kelompok umur kohort yang ada. Dapat terlihat juga pergeseran distribusi kelas panjang setiap bulannya. Pergeseran sebaran frekuensi panjang mengg