• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh bimbingan teknis terhadap peningkatan keterampilan pegawai pada badan pengawasan daerah kabupaten Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh bimbingan teknis terhadap peningkatan keterampilan pegawai pada badan pengawasan daerah kabupaten Bogor, Jawa Barat"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

JAWA BARAT

Oleh

(2)

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009 ABSTRAK

Ruby Awaluddin. H24066017. Analisis Pengaruh Bimbingan Teknis Terhadap Peningkatan Keterampilan Pegawai Pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di bawah bimbingan Siti Rahmawati.

(3)

dengan kemajuan tersebut, dibutuhkan SDM yang benar-benar memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas demi mencapai tujuan organisasi. Pengembangan SDM memerlukan upaya yang terarah dan terencana yaitu dengan melakukan program pendidikan dan pelatihan (diklat) sesuai dengan program kerja menjadi rencana kerja setiap setahun dua kali melakukan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan auditor.

Program diklat yang dilakukan BAWASDA ada dua macam yaitu program mandiri (Bimbingan Teknis) dan program pemerintah (Diklat Sertifikasi). Program mandiri yaitu semua pelaksanaan dilakukan oleh BAWASDA mulai dari biaya hingga kerjasama dengan instansi atau lembaga pencarian dilakukan sendiri. Sedangkan program pemerintah semua program diklat mulai dari biaya hingga kerjasama dengan instansi atau lembaga di tanggung oleh pemerintah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan BIMTEK, mengetahui persepsi pegawai terhadap pelaksanaan BIMTEK dan menganalisis pengaruhnya terhadap peningkatan keterampilan pegawai. Indikator BIMTEK adalah kesesuaian dengan tugas, metode, pengajar/pelatih, fasilitas dan materi. Sedangkan indikator pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, kerjasama, motivasi serta tanggung jawab. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik dan analisis data dilakukan dengan analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 15.

Penelitian ini mengemukakan bahwa program pelaksanaan BIMTEK membantu auditor menjalankan proses teknis dalam melakukan audit sesuai dengan program kerja yang dilakukan dua kali dalam setahun dan pelaksanaan BIMTEK meningkatkan kompetensi dan mengembangkan profesi sebagai auditor. Persepsi pegawai menilai pelaksanaan BIMTEK berdasarkan masing indikator BIMTEK sangat baik. Persepsi pegawai menyatakan bahwa pembelajarannya sangat baik yang dilihat dari masing-masing indikator pembelajaran. Pengadaan BIMTEK memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan keterampilan pegawai BAWASDA.

(4)

BADAN PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

(5)

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

ANALISIS PENGARUH BIMBINGAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PEGAWAI PADA BADAN PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI

(6)

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh Ruby Awaluddin

H24066017

Menyetujui, Januari 2009

Dra. Siti Rahmawati, M.Pd Dosen Pembimbing

Mengetahui,

(7)

Tanggal Lulus: RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 15 Desember 1984 sebagai anak kandung dari Bapak H. Aep Saepudin dan Ibu Hj. Yetty Setiawati.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Pengaruh Bimbingan Teknis Terhadap Peningkatan Keterampilan Pegawai Pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi ini dibuat untuk melakukan penelitian di Instansi Pemerintah Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

(9)

1. Hj. Lutty Nugraha, SE. Selaku staf pegawai Badan Pengawasan Daerah (BAWASDA) Kabupaten Bogor yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan penulis.

2. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

3. Prof. Dr. Ir. Tb Sjafri Mangkuprawira dan Ir. Anggraini Sukmawati, MM. Selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi membangun kesempurnaan kajian ini.

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang telah membantu selama menjalani perkuliahan.

5. Ayah dan Bunda yang telah membesarkan hingga saat ini dan memberikan pendidikan baik moril maupun spiritual yang berguna. Tidak lupa untuk kakak tercinta atas doa, bimbingan, dorongan dan semangat yang diberikan.

6. Teman-teman di Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor atas kebersamaannya selama ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan kritik dan saran bagi penulis.

Bogor, Januari 2009

(10)
(11)

JAWA BARAT

Oleh

(12)

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009 ABSTRAK

Ruby Awaluddin. H24066017. Analisis Pengaruh Bimbingan Teknis Terhadap Peningkatan Keterampilan Pegawai Pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di bawah bimbingan Siti Rahmawati.

(13)

dengan kemajuan tersebut, dibutuhkan SDM yang benar-benar memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas demi mencapai tujuan organisasi. Pengembangan SDM memerlukan upaya yang terarah dan terencana yaitu dengan melakukan program pendidikan dan pelatihan (diklat) sesuai dengan program kerja menjadi rencana kerja setiap setahun dua kali melakukan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan auditor.

Program diklat yang dilakukan BAWASDA ada dua macam yaitu program mandiri (Bimbingan Teknis) dan program pemerintah (Diklat Sertifikasi). Program mandiri yaitu semua pelaksanaan dilakukan oleh BAWASDA mulai dari biaya hingga kerjasama dengan instansi atau lembaga pencarian dilakukan sendiri. Sedangkan program pemerintah semua program diklat mulai dari biaya hingga kerjasama dengan instansi atau lembaga di tanggung oleh pemerintah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan BIMTEK, mengetahui persepsi pegawai terhadap pelaksanaan BIMTEK dan menganalisis pengaruhnya terhadap peningkatan keterampilan pegawai. Indikator BIMTEK adalah kesesuaian dengan tugas, metode, pengajar/pelatih, fasilitas dan materi. Sedangkan indikator pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, kerjasama, motivasi serta tanggung jawab. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik dan analisis data dilakukan dengan analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 15.

Penelitian ini mengemukakan bahwa program pelaksanaan BIMTEK membantu auditor menjalankan proses teknis dalam melakukan audit sesuai dengan program kerja yang dilakukan dua kali dalam setahun dan pelaksanaan BIMTEK meningkatkan kompetensi dan mengembangkan profesi sebagai auditor. Persepsi pegawai menilai pelaksanaan BIMTEK berdasarkan masing indikator BIMTEK sangat baik. Persepsi pegawai menyatakan bahwa pembelajarannya sangat baik yang dilihat dari masing-masing indikator pembelajaran. Pengadaan BIMTEK memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan keterampilan pegawai BAWASDA.

(14)

BADAN PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

(15)

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

ANALISIS PENGARUH BIMBINGAN TEKNIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PEGAWAI PADA BADAN PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI

(16)

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh Ruby Awaluddin

H24066017

Menyetujui, Januari 2009

Dra. Siti Rahmawati, M.Pd Dosen Pembimbing

Mengetahui,

(17)

Tanggal Lulus: RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 15 Desember 1984 sebagai anak kandung dari Bapak H. Aep Saepudin dan Ibu Hj. Yetty Setiawati.

(18)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Pengaruh Bimbingan Teknis Terhadap Peningkatan Keterampilan Pegawai Pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi ini dibuat untuk melakukan penelitian di Instansi Pemerintah Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

(19)

1. Hj. Lutty Nugraha, SE. Selaku staf pegawai Badan Pengawasan Daerah (BAWASDA) Kabupaten Bogor yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan penulis.

2. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

3. Prof. Dr. Ir. Tb Sjafri Mangkuprawira dan Ir. Anggraini Sukmawati, MM. Selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi membangun kesempurnaan kajian ini.

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang telah membantu selama menjalani perkuliahan.

5. Ayah dan Bunda yang telah membesarkan hingga saat ini dan memberikan pendidikan baik moril maupun spiritual yang berguna. Tidak lupa untuk kakak tercinta atas doa, bimbingan, dorongan dan semangat yang diberikan.

6. Teman-teman di Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor atas kebersamaannya selama ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan kritik dan saran bagi penulis.

Bogor, Januari 2009

(20)
(21)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Kegunaan Penelitian ... 3

1.5 Batasan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia... 5

2.1.1 TujuanManajemen Sumber Daya Manusia... 5

2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 6

(22)

2.2.1 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan ... 9 2.2.2 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan ... 10 2.2.3 Jenis Pendidikan dan Pelatihan ... 11 2.2.4 Metode Pendidikan dan Pelatihan ... 12 2.2.5 Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan... 14 2.3 Pelatihan dan Pembelajaran ... 15 2.4 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN... 17 3.1 Kerangka Pemikiran... 17 3.2 Metode Penelitian ... 19 3.2.1 Pengumpulan Data... 19 3.2.2 Pengolahan dan Analisis Data ... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 26 4.1 Gambaran Umum Instansi... 26

(23)

4.3.4 Pengaruh BIMTEK terhadap Peningkatan Keterampilan Pegawai pada Badan Pengawasan Daerah Kabupaten

Bogor, Jawa Barat ... 46 4.4 Implikasi Manajerial... 48

KESIMPULAN DAN SARAN... 49

(24)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Jabatan ... 26 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan... 27 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan

(25)

Persepsi Indokator Kerjasama... 44 Persepsi Indikator Motivasi ... 45 Persepsi Indikator Tanggung Jawab ... 45 Persepsi Pegawai Indikator Pembelajaran ... 46 Hasil Perhitungan Regresi Berganda Variabel BIMTEK

terhadap Peningkatan Keterampilan ... 46

(26)
(27)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman 1. Bagan Struktur Organisasi Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Bogor .. 51

(28)
(29)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Peran SDM sangat utama dan penting, hal ini menjadikan SDM unsur terpenting dalam suatu organisasi dengan menyesuaikan dengan kemajuan tersebut, dibutuhkan SDM yang benar-benar memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas demi mencapai tujuan organisasi.

Setiap organisasi selalu berupaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut dapat tercapai didukung dengan kualitas SDM yang baik, karena SDM merupakan aset terpenting yang dimiliki setiap perusahaan atau organisasi. SDM memegang peranan utama yaitu sebagai perencana, pelaku, penggerak dan pengambil keputusan dalam setiap kegiatan organisasi. Pengembangan SDM memerlukan upaya yang terarah dan terencana yaitu dengan melakukan program pendidikan dan pelatihan (diklat) sesuai dengan program kerja menjadi rencana kerja setiap setahun dua kali melakukan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan auditor.

(30)

Peranan program pelatihan kerja dalam suatu organisasi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan menambahkan ilmu pengetahuan yang selama ini diperoleh. Adanya program pelatihan kerja diharapkan setiap karyawan meningkatkan kemampuan, mengembangkan kepribadian dan keterampilan SDM.

Badan Pengawasan Daerah (BAWASDA) Kabupaten Bogor merupakan instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok di bidang pengawasan penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Bogor.

Program BIMTEK yang dilakukan oleh BAWASDA bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan para pegawai dalam melaksanakan tugas dan beban tanggung jawab yang diberikan dalam tugas tersebut. Peserta dalam pelaksanaan pelatihan baik program mandiri atau program pemerintah adalah para pegawai tetap auditor atau calon auditor yang telah mendapatkan usul dari BAWASDA.

Adanya program BIMTEK diharapkan adanya peningkatan pengetahuan, keahlian dan keterampilan. Selain itu dengan adanya diklat tersebut akan adanya peningkatan keterampilan yang dapat berguna dalam pekerjaan sebagai auditor dalam melakukan pengawasan. Auditor adalah jabatan fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional pengawasan pada instansi Pemerintah dan Sekretaris Jendral BEPEKA baik di tingkat pusat maupun daerah.

BAWASDA menyadari bahwa dengan diadakannya BIMTEK kepada para auditor sangat penting untuk menunjang pelaksanaan audit. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh BIMTEK terhadap keterampilan pegawai yang telah menjadi program kerja dan kesesuaian dengan pelaksanaan BIMTEK. Selain itu, program BIMTEK yang telah menjadi program kerja selama ini memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai dalam mencapai tujuan dan khususnya terhadap peningkatan keterampilan pegawai.

(31)

Pegawai BAWASDA melaksanakan BIMTEK setelah memperoleh sertifikasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), maksud dan tujuan BIMTEK untuk meningkatkan kompetensi dan profesi sebagai auditor. BAWASDA melaksanakan BIMTEK mencegah agar para auditor tidak stagnan dengan kemampuan yang telah dimiliki dan harus lebih berkembang mengikuti perkembangan situasi. Pelaksanaan BIMTEK meningkatkan kompetensi dan pengembangan profesi yang berkaitan dengan jabatan, serta angka kredit pegawai sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 19 Tahun 1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya untuk meningkatkan jenjang jabatan auditor. Pegawai auditor yang tidak mengikuti BIMTEK kemungkinan akan dimutasi atau pembebasan sementara dan pemberhentian dari jabatan.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan BIMTEK di Badan Pengawasan Daerah?

2. Bagaimana persepsi pegawai mengenai pelaksanaan BIMTEK di Badan Pengawasan Daerah? 3. Bagaimana pengaruh BIMTEK terhadap keterampilan pegawai Badan Pengawasan Daerah? 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah: 9. Mengetahui pelaksanaan BIMTEK di Badan Pengawasan Daerah.

10.Mengetahui persepsi pegawai mengenai pelaksanaan BIMTEK di Badan Pengawasan Daerah. 11.Menganalisis pengaruh BIMTEK terhadap keterampilan pegawai Badan Pengawasan Daerah. 1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini antara lain:

(32)

6 Merupakan sarana pengembangan wawasan bagi penulis dalam penerapan teori yang diperoleh selama perkuliahan dan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini, dibatasi pada aspek-aspek sebagai berikut:

8. Bimbingan Teknis (BIMTEK) adalah pelatihan yang berdasarkan program kerja dari BAWASDA yang setiap tahunnya dilakukan dua kali yang pelaksanaanya bekerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

9. Responden dalam penelitian ini adalah para pegawai auditor Badan Pengawasan Daerah yang telah mengikuti bimbingan teknis pada tanggal 28 Februari 2007 sampai dengan 2 Maret 2007 dengan jumlah peserta 30 orang.

(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia

(34)

(2004) MSDM merupakan penerapan pendekatan SDM di mana secara bersama-sama terdapat dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu tujuan untuk perusahaan dan tujuan untuk karyawan.

Hasibuan (2003) mendefinisikan MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Simamora (2004) menyatakan MSDM adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan.

2.1.1 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Simamora (2004) ada empat tujuan manajemen SDM, yaitu:

1. Tujuan Sosial adalah agar organisasi bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat seraya meminimalkan dampak negatif tuntutan itu terhadap organisasi.

2. Tujuan Organisasional adalah sasaran (target) formal organisasi yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuannya.

3. Tujuan Fungsional mempertahankan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

4. Tujuan Pribadi adalah setiap dari anggota organisasi yang hendak dicapai melalui aktivitasnya di dalam organisasi. Menurut Cahayani (2005) Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki tujuan khusus, yaitu:

1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi.

(35)

4. Mengembangkan praktik manajemen.

5. Menciptakan iklim yang produktif dan harmonis melalui asosiasi antara manajemen dan karyawan. 6. Mengembangkan lingkungan yang membuat kerjasama tim dan fleksibilitas dapat berkembang. 7. Membantu organisasi menyeimbangkan dan mengadaptasikan kebutuhan stakeholder.

8. Memastikan bahwa orang dinilai dan dihargai berdasarkan prestasi kerja mereka.

9. Mengelola tenaga kerja yang beragam, memperhitungkan perbedaan individu dan kelompok dalam kebutuhan penempatan, gaya kerja dan aspirasi.

10.Memastikan bahwa terdapat kesamaan kesempatan.

11.Mengadopsi pendekatan etis untuk mengelola karyawan yang didasarkan pada perhatian, keadilan dan tranparansi. 12.Mempertahankan dan memperbaiki kesejateraan fisik dan mental karyawan.

2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Mangkunegara (2002) mengemukakan bahwa terdapat enam fungsi operatif manajemen sumber daya manusia, yaitu: 11.Pengadaan tenaga kerja mencakup perencanaan SDM, analisis jabatan, penarikan pegawai, penempatan kerja dan

orientasi kerja.

12.Pengembangan tenaga kerja mencakup pendidikan dan pelatihan, pengembangan dan penilaian prestasi kerja. 13.Pemberian balas jasa mencakup:

14.Balas jasa langsung terdiri dari gaji atau upah dan isentif.

(36)

17.Pemeliharaan tenaga kerja mencakup komunikasi kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, pengendalian konflik kerja dan konseling kerja

18.Pemisahan tenaga kerja mencakup pemberhentian karyawan.

Fungsi manajemen SDM meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian (Hasibuan, 2003).

4. Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.

5. Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi.

6. Pengarahan kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan keberja efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan.

7. Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.

8. Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

9. Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.

(37)

11.Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.

12.Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.

13.Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. 14.Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan.

2.2 Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan adalah suatu usaha pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan (Hasibuan, 2003). Program pengembangan karyawan hendaknya disusun secara cermat dan fokus kepada keterampilan yang dibutuhkan perusahaan saat ini dan masa yang akan datang. Pengembangan karyawan sangatlah penting sebagai tuntutan dari pekerjaan atau jabatan.

Menurut Dessler (1997), pelatihan merupakan suatu proses mengajarkan kepada karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan. Pelatihan berfokus kepada keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan karyawan sekarang, pengembangan karyawan dan manajemen yang bersifat jangka panjang. Arahnya adalah mengembangkan karyawan sekarang dan mendatang untuk tugas-tugas masa depan atau memecahkan masalah organisasi.

(38)

Pelatihan merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan. Pengembangan diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi di dalam organisasi (Simamora, 2004).

2.2.1 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan

Simamora (2004) tujuan-tujuan pelatihan pada intinya adalah:

Memutakhirkan keahlian karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat mengaplikasikan teknologi baru secara efektif.

Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten dalam pekerjaan. Seorang karyawan baru acapkali tidak menguasai keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi job competent, yaitu mampu mencapai

output dan standar mutu yang diharapkan.

Membantu memecahkan masalah operasional. Serangkaian pelatihan dalam berbagai bidang yang diberikan oleh perusahaan maupun konsultan luar membantu para karyawan dalam memecahkan masalah organisasional dan menuntaskan pekerjaan mereka secara efektif.

Mempersiapkan karyawan untuk promosi. Pelatihan memberdayakan karyawan untuk menguasai keahlian yag dibutuhkan untuk pekerjaan berikutnya di jenjang atas organisasi dan memudahkan transisi pekerjaan karyawan saat ini ke posisi/pekerjaan yang melibatkan tanggung jawab yang lebih besar.

Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi. Pelatihan dan pengembangan dapat memainkan peran ganda dengan menyediakan aktivitas-aktivitas yang menghasilkan efektivitas organisasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua karyawan.

(39)

12.Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi. 13.Meningkatkan produktivitas kerja.

14.Meningkatkan kualitas kerja.

15.Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia. 16.Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja.

17.Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal. 18.Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.

19.Menghindarkan keusangan (obsolescence). 20.Meningkatkan perkembangan pegawai. 2.2.2 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan

Manfaat pelatihan menurut Simamora (2004) adalah: 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.

2. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima. 3. Membentuk sikap, loyalitas dan kerja sama yang lebih menguntungkan.

4. Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia. 5. Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.

6. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka. Menurut Arep dan Tanjung (2002), manfaat pelatihan bagi karyawan adalah:

(40)

3. Memperlancar pelaksanaan tugas. 4. Meningkatkan motivasi kerja.

5. Menumbuhkan sikap positif terhadap perusahaan. 6. Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja. 7. Mempertinggi rasa kepedulian terhadap perusahaan. 8. Meningkatkan rasa saling menghargai antar karyawan.

9. Memberikan dorongan bagi karyawan untuk menghasilkan yang terbaik. 2.2.3 Jenis Pendidikan dan Pelatihan

Simamora (2004) menyatakan terdapat banyak pendekatan untuk pelatihan di antaranya, yaitu: 3 Pelatihan keahlian

Program pelatihan yang mengidentifikasi kebutuhan atau kekurangan melalui penilaian yang jeli. Kriteria penilaian efektivitas pelatiahan berdasarkan pada sasaran yang diindentifikasi dalam tahap penilaian.

4 Pelatihan ulang

Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah.

5 Pelatihan lintas fungsional

Pelatihan lintas fungsional melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dari pekerjaan yang ditugaskan.

(41)

Dewasa ini terdapat tekanan yang menguat terhadap kinerja tim. Menyebabkan kinerja dalam suatu tim harus menjadi lebih baik.

7 Pelatihan kreativitas

Pelatihan bagaimana cara membantu orang-orang dalam memecahkan masalah dengan kiat baru.

Hasibuan (2003) mengemukakan, jenis pengembangan dikelompokkan menjadi pengembangan secara informal dan pengembangan secara formal.

III. Pengembangan secara informal yaitu karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya. Pengembangan secara informal menunjukkan bahwa karyawan tersebut berkeinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan kemampuan kerjanya. Hal ini bermanfaat bagi perusahaan karena prestasi kerja karyawan semakin besar, disamping efisiensi dan produktivitasnya juga semakin baik.

IV. Pengembangan secara formal yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau latihan, baik yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan. Pengembangan secara formal dilakukan perusahaan karena tuntutan pekerjaan saat ini ataupun masa datang, yang sifatnya nonkarir atau peningkatan karir seorang karyawan.

2.2.4 Metode Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Simamora (2004), metode yang digunakan dalam pelatihan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

7 Teknik on the job training

(42)

sesungguhnya. Metode ini juga memudahkan belajar karena peserta pelatihan belajar dengan cara sesungguhnya melakukan pekerjaan dan mendapatkan umpan balik yang cepat menyangkut perbaikan kinerja. Berbagai macam teknik yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

7.1Magang

Program magang cenderung lebih mengarah kepada pendidikan daripada pelatihan dalam hal pengetahuan untuk melakukan suatu keahlian atau suatu rangkaian pekerjaan yang saling berhubungan.

7.2Intership

Intership memberikan kepada individu pengalaman pada pekerjaan tertentu, atau pengenalan terhadap pekerjaan, organisasi, atau industri.

7.3Rotasi Pekerjaan

Memperluas latar belakang bisnis, karena melakukan setiap pekerjaan dalam serangkaian pekerjaan yang ada menjadikan setiap individu-individu menyerap keahlian, pengalaman dan pengetahuan yang baru.

8 Teknik off the job training

Program off the job training memberikan kepada individu-individu keahlian dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk menunaikan pekerjaan pada waktu yag terpisah dari waktu kerja reguler mereka. Beberapa teknik yang biasa digunakan dalm teknik off the job training:

(43)

Kuliah menyajikan cakupan materi yang luas dalam jangka waktu pendek. Biayanya cenderung relatif rendah, bila dalam jumlah yang besar sangat cocok untuk menerapkan teknik kuliah.

3 Studi Kasus

Penyajian tertulis dan naratif dari serangkaian fakta masalah yang dianalisis dan dipecahkan oleh peserta pelatihan. 4 Simulasi Komputer

Simulasi ini mengacu kepada materi pelatihan yang berupaya menciptakan suatu lingkungan pengambilan keputusan yang realistik bagi peserta pelatihan.

5 Pelatihan Beranda

Merupakan suatu terminologi yang digunakan untuk menggambarkan pelatihan di dalam sebuah ruang kelas untuk pekerjaan-pekerjaan klerikal atau semiahli.

6 Permainan Peran

Latihan permainan peran, para peserta memainkan peran dan berupaya menjalankan perilaku yang dibutuhkan dalam peran itu. Dalam permainan peran adalah untuk menganalisis masalah antarpribadi dan memupuk keahlian hubungan manusia.

7 Peniruan Perilaku

Metode ini adalah teknik berorientasi kelas yang umumnya digunakan untuk mengajarkan kemahiran pemecahan masalah kepada penyelia lini pertama.

(44)

Pelatihan di alam terbuka merupakan pengembangan manajemen dan eksekutif yang berlangsung di latar alam terbuka atau bebas. Tujuan pelatihan ini pemupukan keahlian-keahlian antarpribadi seperti penghargaan diri, kerja tim, penetapan tujuan dan kepercayaan diri.

9 Pelatihan Sensitivitas

Pelatihan sensitivitas bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas antarpribadi dengan menuntut diskusi yang terbuka dan jujur tentang perasaan, sikap dan perilaku partisipan.

2.2.5 Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Simamora (2004), evaluasi membutuhkan adanya penilaian terhadap dampak program pelatihan pada perilaku dan sikap dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengukuran efektivitas pelatihan meliputi:

1. Reaksi

Mengukur reaksi biasanya terfokus pada perasaan partisipan terhadap subjek pelatihan dan pelatih, menyarankan perbaikan dalam program dan tingkat dimana pelatihan membantu pegawai dalam melaksanakan pekerjaan secara lebih baik. Evaluasi reaksi biasanya melalui pelaksanaan wawancara dan kuesioner.

2. Belajar

Prinsip-prinsip, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama program pelatihan. Evaluasi belajar dengan menggunakan tes tertulis atau observasi. Pretest dapat meningkatkan kesiapan peserta untuk belajar, mendorong mereka pada konteks dan isi program pelatihan, membuat peserta peka pada konsep-konsep penting, memfokuskan pelatihan pada konsep-konsep kunci dan membuat iklim belajar yang giat. Ujian akhir dapat mengukur penguasaan pada keahlian dan keterampilan tertentu.

(45)

Evaluasi perilaku dari program pelatihan apakah partisipan mengindikasikan adanya perubahan perilaku dalam pekerjaan mereka. Penilaian perubahan perilaku pada pekerjaan sebagai hasil pelatihan seringkali terjadi melalui evaluasi penyelia atas kinerja bawahannya.

4. Hasil

Evaluasi yang terakhir yaitu evaluasi hasil, hasil yang paling sulit untuk dihubungkan dengan pelatihan dan pengembangan adalah peningkatan efektivitas organisasional. Evaluasi hasil akhir, apakah dapat tercapai dilihat dari segi tujuan pelatihan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika hasil akhir tidak tercapai, maka pelatihan tidak mencapai tujuannya.

2.3 Pelatihan dan Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu metode atau proses belajar untuk mengajarkan suatu pengetahuan dan keterampilan baru kepada orang lain. Pada hakikatnya, pelatihan itu adalah proses pembelajaran. Oleh karena itu, untuk melatih karyawan, dibutuhkan pengetahuan tentang bagaimana orang belajar. Saran-saran yang didasarkan pada teori belajar adalah:

1. Lebih mudah bagi para peserta pelatihan untuk memahami dan mengingat bahan yang penting. Pada awal pelatihan, peserta diberikan pandangan sepintas tentang materi yang akan disajikan. Mengetahui gambaran seluruh materi pelatihan memudahkan dalam pembelajaran. Bantuan visual akan membantu dalam proses pembelajaran. Selain itu, gunakanlah konsep dan istilah yang sudah akrab ditelinga para peserta pelatihan.

(46)

3. Motivasikanlah para peserta pelatihan. Orang belajar paling baik dengan cara melakukannya. Untuk itu peserta diberikan praktek realistik sebanyak mungkin. Para peserta pelatihan belajar paling baik menurut cara mereka sendiri, dengan diberikannya kebebasan dalam menentukan caranya sendiri (Dessler, 1997).

2.4 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Setiawan (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Program Pelatihan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus PT. Mitra Infoparama) berdasarkan hasil analisis deskriptif bahwa proses program pelatihan yang dilakukan PT. Mitra Infoparama sudah cukup baik. Hubungan yang terjadi antara program pelatihan dengan kinerja karyawan cukup kuat.

(47)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

BAWASDA memiliki visi, misi dan tujuan yang dapat terwujud apabila didasari oleh kualitas SDM yang profesional. Pegawai merupakan sumber daya yang sangat penting bagi Instansi Pemerintah Badan Pengawasan Daerah (BAWASDA) Kabupaten Bogor sebagai perencana, pelaku, penggerak dan pengambil keputusan dalam setiap kegiatan organisasi. Oleh karena itu, pengembangan sumber daya manusia harus selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut untuk melakukan pengembangan.

SDM yang berkualitas, dapat diperoleh melalui program diklat. Program diklat dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai. Program diklat oleh BAWASDA dapat dilakukan dengan dua cara yaitu program mandiri (BIMTEK) dan program pemerintah (Diklat Sertifikasi). Namun, kedua program diklat tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu mengarahkan para pegawai dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya menjadi lebih baik.

(48)

Indikator pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, kerjasama, motivasi serta tanggung jawab. Pengaruh BIMTEK terhadap pembelajaran pegawai dilakukan dengan melihat persepsi pegawai dalam pengisian kuesioner. Setelah pengisian kuesioner akan dilihat bagaimana BIMTEK yang telah dilaksanakan mempengaruhi peningkatan keterampilan pegawai melalui alat analisis regresi berganda. Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. sebagai berikut:

Visi, Misi dan Tujuan BAWASDA

Pengembangan SDM

Program BIMTEK: Indikator:

1. Kesesuaian dengan tugas 2. Materi

3. Metode

4. Pengajar/pelatih 5. Fasilitas

Program Mandiri

Pembelajaran Indikator:

(49)

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian Keterangan:

(50)

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Bogor yang terletak di Jalan Indah No 1 Cibinong 16914. Pengumpulan data dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan Mei sampai dengan Juli 2008.

3.2.1 Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lainnya (Umar, 2005). Data primer diperoleh dengan cara:

21.Wawancara.

Wawancara merupakan teknik komunikasi langsung berupa tanya jawab dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan berhubungan dengan penelitian untuk memperoleh gambaran dan kejelasan mengenai masalah yang diteliti.

22.Kuesioner.

Kuesioner merupakan suatu komunikasi tidak langsung melalui sejumlah pertanyaan tertulis yang berguna untuk memperoleh informasi dari responden mengenai masalah yang diteliti. Kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner pertanyaan tertutup dimana pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan dalam daftar pertanyaan dan responden dapat memilih di antara jawaban yang telah disediakan.

Data sekunder diperoleh melalui: Studi kepustakaan.

(51)

Laporan instansi.

Laporan instansi berupa dokumen, laporan maupun catatan yang berhubungan dengan topik yang diteliti.

Populasi pegawai pada BAWASDA berjumlah 102 orang namun, untuk pengambilan sampel menggunakan teknik

purposive sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah para auditor yang telah mengikuti BIMTEK pada tanggal 28 Februari 2007 sampai dengan 2 Maret 2007 sebanyak 30 orang.

3.2.2 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data wawancara dianalisis secara kualitatif dengan bentuk deskriptif. Sedangkan data berdasarkan hasil kuesioner dianalisis secara kuantitatif. Skala Likert digunakan berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik (Umar, 2005). Oleh karena itu, jawaban responden dalam kuesioner dikuantitatifkan dengan memberikan skor, langkah-langkah membuat skala Likert adalah sebagai berikut:

Kumpulkan sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap yang akan diukur dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak positif)

Berikan pernyataan-pernyataan di atas kepada sekelompok responden untuk diisi dengan benar.

(52)

Selanjutnya, mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam penelitian, patokannya adalah: Pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh responden.

Pernyataan yang secara totalnya responden tidak menunjukkan korelasi yang substansial dengan nilai totalnya.

Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala Likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta menjadi kuesioner baru untuk pengumpulan data berikutnya. Dalam hal ini ada lima klasifikasi jawaban yang diberikan dengan kemungkinan pemberian skor sebagai berikut :

19.Jawaban ( A ) diberi nilai 5 (sangat setuju). 20.Jawaban ( B ) diberi nilai 4 (setuju)

21.Jawaban ( C ) diberi nilai 3 (cukup setuju) 22.Jawaban ( D ) diberi nilai 2 (tidak setuju) 23.Jawaban ( E ) diberi nilai 1 (sangat tidak setuju)

Sebelum melakukan pengolahan data lebih lanjut terlebih dahulu dilakukan pengujian kuesioner yaitu uji validitas dan uji realibilitas.

15.Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir di dalam suatu pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Setelah kuesioner akhir terbentuk, langkah awal yang dilakukan adalah menguji validitas kuesioner. Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana suatu alat pengukur (instrumen) mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2005).

Adapun metode statistika yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik korelasi product momentpearson

(53)

H0: Program BIMTEK tidak berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan pengawasan pegawai. H1: Program BIMTEK berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan pengawasan pegawai.

Uji validitas digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total. Teknik yang dipakai untuk menguji validitas kuesioner adalah teknik korelasi product moment pearson

berikut:

(

)

(

)

∑ ∑

− −

...(1) Keterangan:

rxy = Korelasi antar X dan Y

n = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan

Y = Skor total

Uji validitas dilakukan pada 30 responden dimana nilai yang dihitung dinyatakan sahih, apabila nilai r lebih dari 0,361. Pengujian validitas diolah dengan menggunakan Software Microsoft Excell.

16.Uji Reliabilitas

(54)

⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

...(2)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

= Jumlah ragam butir = Jumlah ragam total

Mencari nilai ragam menggunakan rumus berikut:

(

)

n n X X = σ

− 2 2

2 ...(3)

Keterangan:

n = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih

Uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden dimana nilai korelasi yang dihitung dinyatakan sahih apabila nilai r lebih dari 0.361 dan semakin sahih jika semakin mendekati 1,00. Pengujian reliabilitas diolah dengan menggunakan software SPPS 15.

17.Rata-rata Tertimbang

(55)

setuju, bobot 3 bila jawaban cukup setuju, bobot 2 bila jawaban tidak setuju dan bobot1 bila jawaban sangat tidak setuju.

Kemudian jumlah responden dikelompokkan di dalam setiap kriteria dikalikan dengan bobotnya, lalu hasil perkalian di dalam setiap kriteria dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah respondennya, sehingga didapatkan suatu nilai rata-rata tertimbang yang berada pada skala 1-5. Cara menghitung skor rata-rataan adalah sebagai berikut:

=

i i i i

f w f

x ...(4)

Keterangan:

xi = skor butir ke-i

fi = frekuensi

wi = bobot

Berdasarkan hasil rata-rata tertimbang kemudian ditentukan skala tiap komponen dengan menggunakan rumus rentang skala (1-5):

m m

Rs = ( −1) ...(5)

Dimana: m = jumlah alternatif jawaban tiap item

Hasil perhitungan diatas akan didapatkan kesimpulan nilai terhadap skala 1-5, sehingga rata-rata tertimbang yang dihasilkan menunjukkan tingkat pelaksanaan BIMTEK dan keterampilan pengawasan pegawai.

(56)

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari beberapa variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Analisis regresi berganda dilakukan apabila jumlah variabel independennya minimal dua (Sugiyono, 2005). Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda karena variabel independennya ada lima yaitu variabel pelaksanaan BIMTEK yang terdiri dari kesesuaian dengan tugas, materi, metode, pengajar/pelatih dan fasilitas BIMTEK, sehingga persamaan regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 +...bi Xi ...(6)

Keterangan:

Y = subyek variabel terikat (keterampilan pengawasan)

a = konstanta (harga Y bila X = 0)

b = koefisien regresi

X = subyek variabel bebas ( variabel BIMTEK) 19.Uji F

Uji Fisher (F-test) digunakan untuk menguji secara serentak apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel independen. Rumus yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2005):

) 1 /(

) 1 (

/

2 2

− − −

=

k n R

k R

F ...(7) Keterangan:

R = koefisien korelasi ganda

(57)

n = jumlah anggota contoh

Taraf nyata yang digunakan 5 persen Hipotesis:

H0: Program BIMTEK tidak berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan pegawai. H1: Program BIMTEK berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan pegawai.

Keputusan diambil dengan ketentuan sebagai berikut: Tolak H0 : Jika F hitung > F tabel

Tolak H1 : Jika F hitung < F tabel 20.Uji t

Uji t digunakan untuk menguji konstanta dari setiap variabel independen. Hal ini berarti bahwa uji t dapat mengetahui apakah peubah bebas secara individu mempunyai pengaruh yang berarti terhadap peubah respon (Sugiyono, 2005). Rumus yang digunakan untuk mencari t hitung adalah sebagai berikut:

i i hitung

Sb b

t = ...(8)

Keterangan:

bi = koefisien regresi masing-masing variabel

Sbi = simpangan baku dari bi

Hipotesis:

(58)

Tolak H0 : Jika t hitung > t tabel Tolak H1 : Jika t hitung < t tabel

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Instansi

(59)

Visi BAWASDA adalah terwujudnya Badan Pengawasan Daerah yang profesional sebagai pendorong peningkatan kinerja aparatur dan misinya, yaitu meningkatkan profesionalisme aparat pengawasan, kualitas kinerja aparatur pemerintah daerah, pembinaan pengawasan daerah, kesinergian pengawasan daerah dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah, serta mendorong pemantapan penegakkan hukum. BAWASDA memiliki moto dalam menjalankan visi dan misinya, yaitu profesionalitas dan kualitas berlandaskan kejujuran adalah prioritas.

[image:59.792.235.578.260.412.2]

Pegawai BAWASDA Kabupaten Bogor per April 2008 berjumlah 102 orang, dengan status pegawai tetap berjumlah 90 orang dan pegawai honorer berjumlah 12 orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat jabatan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Jabatan

Tingkat Jabatan Jumlah Pegawai

Kepala Badan Bawasda 1 orang

Bagian Tata Usaha 1 orang

Sub Bagian Umum dan Keuangan 36 orang Sub Bagian Program dan Pelaporan 12 orang Kelompok Jabatan Fungsional 27 orang Bidang Pengawasan SETDA, SET DPRD,

LEMTEKDA dan BUMD 7 orang

Bidang Pengawasan Dinas Daerah 9 orang Bidang Pengawasan Kecamatan dan Kelurahan 9 orang

Jumlah 102 orang

Sumber: BAWASDA Kabupaten Bogor (2008)

(60)

Jenis Kelamin Tingkat

Pendidikan Perempuan Laki-laki Total

S2 2 orang 3 orang 5 orang S1 5 orang 32 orang 37 orang D3 4 orang 2 orang 6 orang SLTA 14 orang 33 orang 47 orang SLTP 2 orang 3 orang 5 orang

SD 2 orang 2 orang

Total 27 orang 75 orang 102 orang

Sumber: BAWASDA Kabupaten Bogor (2008) 4.1.1 Kedudukan, Tugas dan fungsi BAWASDA

23.Kedudukan BAWASDA

BAWASDA merupakan unsur pelaksana tugas tertentu Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

24.Tugas BAWASDA

BAWASDA mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang pengawasan

25.Fungsi BAWASDA

BAWASDA mempunyai fungsi, yaitu :

21.Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Lembaga Teknis Daerah dan BUMD

(61)

23.Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan Kecamatan dan Kelurahan

24.Pelaksana penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pengawasan daerah 25.Pelaksana tugas pembantuan di bidang pengawasan

26.Pembinaan terhadap UPT

27.Pelaksanaan ketatausahaan badan

28.Pembinaan terhadap Kelompok Jabatan Fungsional 4.1.2 Struktur Organisasi BAWASDA

Struktur organisasi adalah salah satu hal yang sangat penting dalam perusahaan, karena didalam struktur organisasi dapat diketahui dengan jelas hubungan, tugas, fungsi serta peranan masing-masing antara pimpinan yaitu Kepala Badan, pembantu pimpinan adalah Bagian Tata Usaha dan untuk Pelaksana terdiri dari Bidang, Sub Bidang, UPT dan Kelompok Jabatan Fungsional berdasarkan Lembar Daerah Kabupaten Bogor Nomor 15 Tahun 2004. Bagan struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 1.

Struktur organisasi BAWASDA Kabupaten Bogor, yaitu: Kepala Badan

Kepala Badan mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan kebijakan teknis BAWASDA dalam melaksanakan kewenangan di bidang pengawasan daerah serta tugas pembantuan. Bagian Tata Usaha

Bagian tata usaha mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan ketatausahaan. Fungsi bagian tata usaha:

(62)

8. Pengelolaan administrasi keuangan 9. Hubungan Masyarakat

10.Penyusunan program

11. Monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan tugas-tugas ketatausahaan BAWASDA Bagian tata usaha dalam melaksanakan tugas dan fungsi dibantu oleh:

8 Sub Bagian Umum dan Keuangan

Sub Bagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas membantu Kepala Bagian Tata Usaha melaksanakan penyusunan dan pengelolaan administrasi umum dan keuangan. Sub Bagian Umum dan Keuangan mempunyai fungsi, yaitu:

10.Pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, pengadaan, pemeliharaan dan inventaris perlengkapan, hubungan masyarakat, penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan

11.Pengelolaan administrasi kepagawaian BAWASDA

12.Penyusunan anggaran dan pengelolaan adminstrasi keuangan badan 9 Sub Bagian Program dan Pelaporan

Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas membantu Kepala Bagian Tata Usaha melaksanakan penyusunan program dan pelaporan. Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai fungsi, yaitu:

9 Penyusunan program kerja pengawasan

(63)

11 Pengelolaan data pengawasan dan evaluasi

12 Penyiapan bahan dan penyusunan pelaporan hasil program pengawasan V. Bidang Pengawasan SETDA, SET DPRD, LEMTEKDA dan BUMD

Bidang Pengawasan Sekretaris Daerah, Sekretaris DPRD, Lembaga Teknis Daerah dan BUMD mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pembinaan dan pengelolaan pelaksanaan pengawasan kinerja aparatur, serta sistem manajemen pada Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Lembaga Teknis Daerah dan BUMD. Pelaksanaan tugas dan fungsi bidang pengawasan SETDA, SET DPRD, LEMTEKDA dan BUMD dipimpin oleh seorang kepala bidang dan dibantu oleh:

VI. Sub Bidang Pengawasan Berkala I, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pembinaan pengawasan berkala dan pengelolaan pelaksanaan pengawasan berkala kinerja aparatur serta sistem manajemen pada Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Lembaga Teknis Daerah dan BUMD.

VII. Sub Bidang Pengawasan Non Berkala I, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pembinaan pengawasan non berkala dan pengelolaan pelaksanaan non berkala pada Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Lembaga Teknis Daerah dan BUMD.

VIII. Bidang Pengawasan Dinas Daerah

(64)

IX. Sub Bidang Pengawasan Berkala II, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pembinaan pengawasan berkala dan pengelolaan pelaksanaan pengawasan berkala kinerja aparatur, serta sistem manajemen pada Dinas Daerah.

X. Sub Bidang Pengawasan Berkala II, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pembinaan pengawasan non berkala dan pengelolaan pelaksanaan pengawasan non berkala pada Dinas Daerah.

XI. Bidang Pengawasan Kecamatan dan Kelurahan

Bidang Pengawasan Kecamatan dan Kelurahan, mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pembinaan pengawasan dan pengelolaan pelaksanaan pengawasan kinerja aparatur, serta sistem manajemen pada Kecamatan dan Kelurahan. Melaksanakan tugas dan fungsinya Bidang Pengawasan Kecamatan dan Kelurahan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan dibantu oleh:

XII. Sub Bidang Pengawasan Berkala III, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pembinaan pengawasan berkala dan pengelolaan pelaksanaan pengawasan berkala kinerja aparatur serta sistem manajemen pada Kecamatan dan Kelurahan.

XIII. Sub Bidang Pengawasan Berkala III, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan pembinaan pengawasan non berkala dan pengelolaan pelaksanaan pengawasan non berkala pada Kecamatan dan Kelurahan.

XIV. Unit Pelayanan Teknis (UPT)

(65)

Kelompok jabatan fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok sesuai bidang keahlian, yaitu pengendali teknis, pengendali mutu, ketua tim, auditor ahli dan auditor terampil. Kelompok jabatan fungsional bertugas membantu Bupati dalam bidang pengawasan daerah.

4.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah para pegawai auditor BAWASDA yang telah mengikuti BIMTEK pada tanggal 28 Februari-2 Maret 2007. Setelah mengikuti BIMTEK para auditor tersebut akan melakukan pengawasan di instansi-instansi pemerintahan sesuai dengan program kerja BAWASDA dan instansi pemerintah. Program BIMTEK merupakan kerja yang dilaksanakan setiap tahun dua kali dan para peserta BIMTEK adalah para auditor yang akan melakukan pengawasan.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner maka karakteristik responden sebagai berikut: 5. Usia dan Jenis kelamin

Responden berusia < 30 tahun sebanyak satu responden berjenis kelamin laki-laki (3%). Responden berusia 31-45 tahun sebanyak 12 responden berjenis kelamin laki-laki (40%) dan perempuan sebanyak dua responden (7%). Responden berusia ≥ 46 tahun sebanyak 12 responden berjenis kelamin laki-laki (40%) dan perempuan sebanyak tiga responden (10%).

6. Pendidikan Terakhir dan Masa Kerja

Pegawai BAWASDA sebagian besar yang mengikuti BIMTEK berpendidikan S1 dan memiliki masa kerja 3-5 tahun. Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir dan Masa Kerja

Karakteristik Responden Total Persentase

≤ 30 tahun 1 3 %

Usia

(66)

≥ 46 tahun 15 50 %

Laki-laki 25 83 %

Jenis Kelamin

Perempuan 5 17 %

SLTP 0 0

SLTA 6 20 %

DIII 6 20 %

S1 16 53 %

PendidikanTerakhir

S2 2 7 %

≤ 2 tahun 1 3 %

3-5 tahun 11 37 %

6-10 tahun 9 30 %

Masa Kerja

≥ 11 tahun 9 30 %

Sumber: hasil olah data (2008)

4.3 Bimbingan Teknis di BAWASDA

4.3.1 Pelaksanaan BIMTEK di BAWASDA

(67)

menguasai materi dibuktikan sesuai dengan sertifikat yang diperoleh dan rekomendasi BPKP sesuai dengan kebutuhan peserta pada BIMTEK. Indikator pelaksanaan BIMTEK di BAWASDA meliputi:

13.Kesesuaian dengan Tugas

Tugas auditor adalah melaksanakan pengawasan atau pengujian atas kegiatan obyek pemeriksaan dengan cara membandingkan keadaan yang terjadi dengan keadaan seharusnya, mempersiapkan perumusan kebijakan pengawasan, menyiapkan Rencana Induk Pengawasan (RIP), menyiapkan kebijakan pengawasan tahunan dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pengawasan Tahunan (RKPT), menyiapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT), menyusun pedoman dan atau sistem pengawasan, menyusun ukuran kinerja di bidang pengawasan, menelaah peraturan perundang-undangan, melaksanakan asistensi dan konsultasi di bidang pengawasan, membuat laporan akuntabilitas, mengkaji kebijakan keuangan dan pembangunan, serta membuat laporan hasil pengawasan.

14.Materi

[image:67.792.157.485.378.501.2]

Materi yang diberikan dalam pelaksanaan BIMTEK yang akan melakukan pengawasan adalah membahas mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Materi bahasan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Materi Pelaksanaan BIMTEK Materi Pelatihan Pokok Bahasan

Pengantar Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Mengkoordinasikan

penyusunan program APBD 2. Perhitungan APBD

3. Administrasi keuangan

Penyusunan APBD

1. Analisa laporan

2. Asistensi penyusunan RAPBD 3. Pembahasan dan penetapan

(68)

4. Penyusunan perhitungan APBD

5. Pembuatan laporan APBD Pelaksanaan dan

Penatausahaan Keuangan Daerah

1. Membuat laporan periode 2. Membuat atau menganalisa

semua pelaksanaan APBD 3. Penyelenggaraan pembukuan

Perhitungan akuntansi keuangan daerah

1. Tata pembukuan secara sistemis ke dalam buku besar 2. Membuat Laporan Keadaan

Kas Rutin (LKKR) 3. Membuat laporan periode 4. Membuat alur kas

Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

1. Analisa laporan Dinas 2. Penyusunan laporan APBD 3. Penyusunan RAPBD

4. Penyusunan anggaran tunai untuk penerbitan Surat Keputusan Otorisasi (SKO)

5. Penyusunan perhitungan APBD

Materi yang diberikan saat BIMTEK tersebut berdasarkan ketentuan yang diberikan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam mengawas atau memeriksa tentang keuangan daerah.

15.Metode

Metode yang digunakan adalah andragogi (pendidikan kepada orang dewasa) dan experience learning cycle

(69)

interaksi dan partisipasi peserta melalui pemaparan materi, tanya jawab, diskusi dan latihan yang dikerjakan bersama. Maksud dari metode yang dilakukan diharapkan agar peserta lebih aktif baik secara individu atau dalam tim, karena dalam melaksanakan pengawasan, tim tersebut harus aktif hingga meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pengawasan.

16.Pengajar atau Pelatih

Pengajar atau pelatih dalam BIMTEK telah disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan dan pelatihan, serta unit kerja BAWASDA yaitu keuangan sesuai dengan kualifikasi materi yang disampaikan dan menguasai materi dengan membuktikan sertifikat dan rekomendasi dari BPKP. Pengajar atau pelatih BIMTEK diantaranya Drs. Ubaidillah, SE., Ak, Relly Gumbiraely, SE. Ak, Asep Dahlan, SE., Ak dan Asima Banjarnahor, SE

17.Fasilitas

Fasilitas dalam pelaksanaan BIMTEK di gedung BAWASDA Air Conditioner (AC), kapasitas tempat duduk disesuaikan dengan kebutuhan sebanyak 30 peserta, komputer, infocus, handout, modul tentang APBD, alat tulis, kertas, notebook, coffe break, serta lunch box.

Maksud dan tujuan diadakannya BIMTEK oleh BAWASDA, yaitu: 24.Meningkatkan pemahaman tentang visi dan misi BAWASDA.

25.Meningkatkan pemahaman tentang prosedur pelaksanaan dalam melakukan audit atau pengawasan. 26.Meningkatkan keterampilan pegawai secara teknis dalam pengawasan.

27.Menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri pegawai.

(70)

4.3.2 Persepsi Pegawai Mengenai Pelaksanaan BIMTEK di BAWASDA

Skala yang digunakan untuk melihat persepsi responden terhadap pelaksanaan BIMTEK dan keterampilan pengawasan adalah skala Likert. Nilai skor rata-rata (Rs) adalah sebesar 0,8, yang diperoleh dari hasil perhitungan rumus sebagai berikut:

0,8 5

) 1 5 (

= =

Rs

[image:70.792.317.504.327.447.2]

Nilai skor rataan diperoleh dari hasil perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah responden, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat diihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Posisi Keputusan Penilaian Skor Rataan Keterangan

1,0 – 1,8 Sangat Tidak Setuju 1,8 – 2,6 Tidak Setuju 2,6 – 3,4 Cukup Setuju 3,4 – 4,2 Setuju 4,2 – 5,0 Sangat Setuju

(71)

rentang skor rataan yang dihasilkan sebesar 2,6 sampai 3,4 menyatakan pelaksanaan BIMTEK cukup setuju dan pelaksanaan BIMTEK cukup baik, rentang skor rataan yang dihasilkan sebesar 3,4 sampai 4,2 menyatakan pelaksanaan BIMTEK setuju dan pelaksanaan BIMTEK baik dan rentang skor rataan yang dihasilkan sebesar 4,2 sampai 5,0 menyatakan pelaksanaan BIMTEK sangat setuju dan pelaksanaan BIMTEK sangat baik.

[image:71.792.109.501.296.505.2]

BIMTEK merupakan salah satu faktor yang sangat diperlukan dalam suatu instansi terutama di BAWASDA sebagai suatu pedoman teknis dalam melakukan pengawasan. Adanya BIMTEK, para auditor akan bertambah pengetahuan, keterampilan, kerja sama dalam tim, motivasi dan tanggung jawab. Indikator yang digunakan dalam analisis program BIMTEK, yaitu: kesesuaian BIMTEK dengan tugas, materi, metode, pengajar atau pelatih dan fasilitas. Persepsi pegawai mengenai BIMTEK dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Persepsi Pegawai Mengenai BIMTEK

SS S CS TS STS

Pernyataan

n % n % n % n % n %

Pelaksanaan BIMTEK sesuai dengan

tugas/pekerjaan saya sebagai auditor 14 47 16 53 0 0 0 0 0 0 Pelaksanaan BIMTEK membantu dalam

teknis pengawasan 17 57 12 40 1 3 0 0 0 0 Pelaksanaan BIMTEK mengarahkan

bagaimana teknis pengawasan 13 43 16 53 1 4 0 0 0 0

K E S E S U A I A N

Pelaksanaan BIMTEK membantu keahlian auditor dalam melakukan pengawasan

18 60 10 33 2 7 0 0 0 0

Materi pembelajaran yang diajarkan

relevan dengan kebutuhan BIMTEK 10 33 18 60 2 7 0 0 0 0 Materi BIMTEK yang saya ikuti

menambah pengetahuan/wawasan baru 16 53 12 40 2 7 0 0 0 0

M A T E R I

Materi yang diberikan sesuai dengan

(72)

Materi yang diberikan jelas dan mudah

dimengerti 13 43 14 47 3 10 0 0 0 0 Metode BIMTEK yang digunakan

menunjang dengan kebutuhan pekerjaan

saya 8 27 18 60 4 13 0 0 0 0

Metode pembelajaran yang dilakukan memudahkan memahami materi

BIMTEK 6 20 19 63 5 17 0 0 0 0

Metode BIMTEK yang digunakan sesuai

dengan sistem pembelajaran saya 8 27 15 50 7 23 0 0 0 0

M E T O D E

Metode yang dilakukan sesuai dengan

materi yang akan disampaikan 11 37 17 57 2 7 0 0 0 0

Lanjutan Tabel 6. Persepsi Pegawai Mengenai BIMTEK

SS S CS TS STS

Pernyataan

n % n % n % n % n %

Pengajar/instruktur harus memiliki keahlian dalam materi yang akan

diberikan 18 60 11 37 1 3 0 0 0 0 Pengajar/instruktur yang baik

memberikan pengaruh terhadap kualitas

BIMTEK 16 53 11 37 3 10 0 0 0 0

P E N G A J A

R Pengajar/instruktur bersedia memberikan

(73)

Penyampaian penjelasan oleh

pengajar/instruktur mudah dimengerti 12 40 13 43 5 17 0 0 0 0 Fasilitas dalam pembelajaran membantu

saya memahami apa yang akan

disampaikan 8 27 18 60 4 13 0 0 0 0 Semua peralatan dan perlengkapan

BIMTEK yang diperlukan tersedia

dengan baik 5 17 17 57 8 27 0 0 0 0 Semua peralatan dan perlengkapan

BIMTEK mudah digunakan 0 0 24 80 4 13 2 7 0 0

F A S I L I T A S

Kenyamanan dalam pelaksanaan

BIMTEK sangat terasa 1 3 26 87 2 7 1 3 0 0

Sumber: Hasil olah data (2008)

Berdasarkan jawaban responden dan hasil olah data (Tabel 6), maka indikator program BIMTEK dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Kesesuaian BIMTEK dengan Tugas

(74)
[image:74.792.138.476.124.258.2]

Tabel 7. Persepsi Indikator Kesesuaian BIMTEK dengan Tugas Kesesuaian dengan Tugas Skor Keterangan

Pelaksanaan BIMTEK sesuai dengan tugas/pekerjaan saya sebagai auditor

4,47

Sangat Setuju Pelaksanaan BIMTEK membantu dalam teknis

pengawasan

4,53

Sangat Setuju Pelaksanaan BIMTEK mengarahkan teknis

pengawasan

4,37

Sangat Setuju Pelaksanaan BIMTEK membantu keahlian

auditor dalam melakukan pengawasan

4,53

Sangat Setuju

Total 4,48 Sangat Setuju

Sumber: Hasil olah data (2008) 2. Materi

Materi yang disampaikan menurut responden sangat setuju diadakannya BIMTEK dengan materi yang beraneka ragam menambah pengetahuan dengan skor 4,47. Responden sangat setuju materi yang diberikan jelas dan mudah mengerti dengan skor sebesar 4,33. Responden sangat setuju dengan skor sebesar 4,27 bahwa materi tersebut sesuai kebutuhan dan relevan dalam pengawasan berkaitan dengan tugas auditor tentang teknik pengawasan. Persepsi indikator materi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Persepsi Indikator Materi

Materi Skor Keterangan

Relevan dengan kebutuhan BIMTEK 4,27 Sangat Setuju Menambah pengetahuan/wawasan baru 4,47 Sangat Setuju Sesuai dengan kebutuhan sebagai auditor 4,27 Sangat Setuju Jelas dan mudah dimengerti 4,33 Sangat Setuju

[image:74.792.140.485.414.495.2]
(75)

Sumber: Hasil olah data (2008) 3. Metode

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan BIMTEK berdasarkan persepsi responden sangat setuju tentang metode yang digunakan sesuai dengan materi (4,30). Pegawai setuju mengenai metode yang digunakan menunjang pekerjaan sebagai auditor dengan skor sebesar 4,10. Responden setuju metode pembelajaran mudah dimengerti membantu dalam memahami materi dan sesuai dengan cara belajar selama ini dengan skor sebesar 4,03. Persepsi indikator metode dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Persepsi Indikator Metode

Metode Skor Keterangan

Menunjang dengan kebutuhan pekerjaan saya 4,10 Setuju Memudahkan memahami materi BIMTEK 4,03 Setuju Sesuai dengan sistem pembelajaran saya 4,03 Setuju Sesuai dengan materi yang akan disampaikan 4,30 Sangat Setuju

Total 4,12 Setuju

Sumber: Hasil olah data (2008) 4. Pengajar atau Pelatih

Pengajar atau pelatih dalam BIMTEK dapat memberikan penjelasan saat peserta merasa kurang memahami materi yang diberikan dengan skor sebesar 4,60. Responden sangat setuju pengajar harus memiliki keahlian dalam materi yang diberikan dengan skor sebesar 4,57. Responden sangat setuju pengajar atau pelatih memberikan pengaruh terhadap kualitas BIMTEK yang dilaksanakan dengan skor sebesar 4,43. Responden setuju materi yang disampaikan dapat dimengerti dengan skor sebesar 4,20. Persepsi indikator pengajar atau pelatih dapat dilihat pada Tabel 10.

(76)

Pengajar atau Pelatih Skor Keterangan Harus memiliki keahlian dalam materi yang

diberikan

4,57

Sangat Setuju Memberikan pengaruh terhadap kualitas

BIMTEK

4,43

Sangat Setuju Bersedia memberikan penjelasan pada saat

dibutuhkan

4,60

Sangat Setuju Penyampaian penjelasan mudah dimengerti 4,20 Setuju

Total 4,45 Sangat Setuju

Sumber: Hasil olah data (2008) 5. Fasilitas

[image:76.792.140.486.102.234.2]

Fasilitas dalam pelaksanaan BIMTEK dapat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha pelatihan yang dilakukan. Responden setuju bahwa fasilitas dalam pembelajaran membantu memahami materi yang disampaikan dengan skor sebesar 4,13. Responden setuju bahwa fasilitas yang diberikan mulai dari kenyamanan selama pelaksanaan BIMTEK dan persiapan dalam perlengkapan atau peralatan BIMTEK dengan skor sebesar 3,90. Responden setuju bahwa fasilitas peralatan dan perlengkapan BIMTEK yang tersedia mudah digunakan dengan skor sebesar 3,73. Persepsi indikator fasilitas dapat dilihat pada Tabel 11.

Tab

Gambar

Tabel 1. Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Jabatan
Tabel 4. Materi Pelaksanaan BIMTEK
Tabel 5. Posisi Keputusan Penilaian
Tabel 6. Persepsi Pegawai Mengenai BIMTEK
+7

Referensi

Dokumen terkait